puisi revormasi vriel

Upload: savetanfirda6346

Post on 13-Jul-2015

182 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Pengarang Sumber Tahun

: Winnie Aisha Yunisha : Horison Edisi IV : 2007

Sajak Mimpi BurukSayap-sayap patah Luka kesendirian Ingatan ingatan mengerikan sepanjang usia Airmata hujan Sumpah serapah angin Ada hal yang tak pantas diingat Jiwa yang tertoreh Hati yang teriris Cupid yang menangis di mimpiku Disusul jerit kekalahan ksatria Di mana iblis menari anggung Di hatiku yang patah beribu kali Badai keperakan dan kuda-kuda yang berlarian Lolongan serigala Tragis, tak terlupakan

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Timur Budi Raja : Majalah Horizon : 2003

Theresia

Pintu yang terbuka, theresia, adalah jalan masuk ke sorga bagi para perjalanan yang membawa sedih Nasibnya, pintu yang terbuka, theresia, adalah palang-palang kayu yang sederhana yang memberi ruang Buat siapapun yang datang Lalu, api pun dinyalakan dari tugku perapian abadi Hanya palang-palang kayu yang sederhana yang memebela dirinya demi lalu-lalang udara Hanya pintu yang terbuka, theresia

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Endah Yuliandri : Horison Edisi IV : 2007

Kemarau PanjangMusim kemarau panjang Hutan semakin gundul Sungai yang mengalir Kini telah kering Sawah dan ladang Hangus dimakan terik matahari Tanah pecah terbelah-belah Rumput kering dan mati Binatang pun kni kelaparan Matanya sayu Badannya kurus kaku

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Ach. Abid Khoiron : Horison Edisi III : 2001

Mata Hujan

Ada setetes air berjatuhan mengaetuki tanah dadamu Di situ kita bermain kabut sambil memejamkan matahujan Diam harapmu kembali merapatkan gerimis malam Bahkan gemerciknya membatinkan dingin Meski detak jantung rerumputan menggigilkan rerontok hujan Tapi kita di sini gagal mencoba menajamkan runcing kesedihan

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Julian Purnawati D. : Horison Edisi IV : 2007 Renungan Bawah Sadar

Tersungkur aku Dalam bawah sadarku Terdiam Tercengang Dalam kebisuan batin Merayapi tiang-tiang ruang gelisahku Merambati dinding-dinding kesunyian hatiku Yang hampir roboh Tersapu banjir indera cahayaku Di bawah sadarku Apakah itu benar ada? Apakah itu nyata? Ataukah hanya maya.

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Damiri Mahmud : Horison Edisi IV : 2007

Dalam Dongengdalam dongeng putra pandu dapat wasiat mewarisi hastina mereka ditipu begitu verbal sehingga terlempar ke hutan lebat tapi di sana mereka mambangun kerajaan baru anggun dicintai rakyat dalam sejarah hanya selembar salinan surat sebuah takhta terbakar sang penyambung lidah rakyat terlempar ke lorong bisu hanya berteman burung-burung mayat penuh digresi dan ambigu pena sejarah tamat dirubung para kelkatu dalam piring nasiku ikut makan para kurawa antara astina dan jakarta tak jauh beda samar dalam penglihatanku kalla pandita durna ku cari-cari ken arok ternyata dikenal seluruh pelosok menjelma dalam tubuh yang superelok berbasis dari surabaya ke rengas dengklok 2 Ramadhan 1427

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Ahmad Al Matin EM : Horison Edisi IV : 2007

Senandung PenantianSungai kataku kering Ketika huruf-huruf kering Membelah tubuh jagungku Yang dipupuk waktu Entah kanapa Tiba-tiba musim dingin berdiri di sampingku Menggigilkan tubuh Saat beribu titik Masuk ke mata Aku masih di sini Menanti datangnya risalah Untuk menyelam dalam tubuh Laut warna tanpak putih Dan kudendangkan gemercik air tanpa angin

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Jimmy Maruli Alfian : Majalah Horison (2003:9) : 2002

Antara Kantor Berita Dan Warna

Ketika matahari jatuh pada lantai galih Ayah mengganti televisi berwarna dengan hitam putih Agar segara ihwal dapat diterima dengan jernih Kalau tidak hitam , ya putih Sambil menjelma hilter ayah berdalih

Tetapi,

Aku tak mau kehilangan rupa warna Ideology bagaimana, toko kosmetik dengan senyum dara Berbuir-buir padi beranjak dewasa Adalah komposisi sejati Tempat aku bisa luput dari aroma ketiak perempuan sendiri

Meski akhirnya warna Cuma memudar Karena darah pada tubuh memar dan beberapa kelopak mawar Dilayar televisi terasa tawarPuisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Nur Isnaini : Horison Edisi III : 2007

Hidayah-Mu Tuhan

Jeritan hati maeraung-raung Menyambut dan memamnggil-manggil namamu Mencari dan meraba-raba dzat-Mu Dalam hati dan jiwaku Anganku ingin berlari menemui-Mu Saat matahari berlari menganti hari Belum juga kutemukan diri-Mu Kucba berlari ,dan terus berlari Kucoba buka lebar-lebar pelukan mentari Bila waktuku datang hasrat kujalani Hingga hari esok kutahu kau hadir Dalam jiwadan hidupku Kupweluk erat diri-Mu, takan kulepas Samoai ajalku datang Kau akan tetap bersamaku, selamanya

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Damiri Mahmud : Horison Edisi IV : 2007

Bau Apakah Inibau apakah ini kuendus pelan dalam kesenjaan waktu ketemaraman ruang galau bayang tak sempat berbenah berpilih-pilih pada nasib dan pasrah bau kantil semerbak di laman kastil ataikah bau derit ban mobil baru meluncur dari sebuah showroom meski pakai cicil-menyicil

bau apakah ini meski kupinjam sejuta hidung tak habis-habis tetap semerbak kutransfer seribu flu burung dalam napasku tak pilis-pilis terus merebak bau yang tak dapat kutebak dari mana arahmya bau yang tak mampu kusibak katika memintas di jalan raya bau memenuhi rongga dada sehingga sel-sel darah bertanya-tanya pada jantung yang selalu setia pada arah dan konstelasi ataukah dalam jaga dan mimpi tergantung-gantung

bau pemimpin seluruh dunia berdansa tak juga bau peluh pekerja pada sejuta dermaga

Puisi Revormasi

bau di rimbun hujan pala tak juga bau di timbun hutang niaga tak juga bau ludah kawanan walet di seribu gua tak juga bau mendudu hiu mengejar mangsa tak juga

tak juga bau selaksa guci kesturi dari persi bizantium tak juga bau amerika itali cina inggris nepal swiss mongolia paris tak juga juga? bau djengis khan barangkali menyeret-nyeret mongolia sampai samarkand bau alexander barangkali bangun metropolis satukan dunia bersugun-sagan bau ratu aramis barangkali ketika dipelur nebukadnezar taman gantung semerbak mawar bau yang racun jadi tawar bau yang mabuk jadi sadar bau yang kuncup jadi mekar bau tak ngalir di buku bau tak hadir dirindu bau tak tau aku jadi apa kau mau datang padaku tak ngucap salam tak ketuk pintu tak tahu malam tak mau nunggu apa tak tahu rindu padamu berjuta jam dan denyut waktu hanya sekali kita bertemu?

9 Ramadhan 1427

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Saeful Badar : Orasi Kue Serabi, Antologi Puisi Cetakan Pertama Juni 2001 : 2000

Aku Cuma PenyairAku tak paham bahasa pengusiran Lari dari diri sendiri Lantas sembunyi dri cinta Dari dunia yang membara

Tak ada warna bagi cinta kita Setelah kau rajut oktober Sambil menutup sebuah pintu dan jendela

Aku tak paham bahasa pengusiran Sedang mulutku terbungkam Untuk cinta yang kau tikam diam-diam

Tak ada masa depan dari sebuah puisi Dari sebuah teruji di dalam diri

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: K.S. Jella WR : Horison Edisi IV : 2007

ItikafMalam-malamu kulukis dengan puisi kugaris jendela kamarmu dengan kalimat-kalimatmu yang berdenyut hentakan gerimispun tersungkur Kita baru saling kenal sore itu di jembatan usiamu yang menjalar menjadi serabut kekekalan Kauteteskan doaku, aminku pun kau bengkakkan dari serpihan-serpihan keringatmu jadi sebait sajak Sudah, sudah, kita masih lupa, berapa kali kita menghitung bintang Kuncup, kuncup, jangan kau lupakan sebatang cerry di kebun puisimu O, senyummu yang menyingsing bersama labirin yang berakasia Kini lebur dan bercadas pada batu yang kau jadikan perumpamaan Mari, mari, kupegang tanganmu agar sesekali kulihat kau menangis di pangkuanku

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Soni Farid Maulana : Majalah Horizon : 2001

KauMemang di musim salju Tak bunga kuncup walau sepucuk Tapi didasar kalbuku kau setangkai angkuli Mekar sudah

Malam hanya angin dingin Mengetuk-ngetuk jendela kamarku Menggigilkan pepeohonan Tapi bara yang kau taruh dalam hatiku berkobar

Menjelma api, menghangatkan pikir dan rasa Mencairkan gairah hidupku yang nyaris beku sepadat batu Di lain waktu kau adalah arus

Mendenyutkan sungai yang dikerontangkan Terik matahari. Kau arah yang kutuju Bebas dari kehancuran

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Adika Wirawan : Horison Edisi III : 2006

IbuTak ada penyesalan terbaca di kedua mata Dialah ibu Dari anak yang tumbuh tanpa kaki Hati ibu adalah padang rumput luas Tanpa pagar pembatas Ketika melihat raut wajah anaknya Ibu senantiasa memeluk Matanya berkaca-kaca Airmatanya bersaksi Turun ke bumi Dan rambutnya yang belang Pertanda adanya kehidupan Cinta ibu adalah padang bunga Mengharumkan wangi sorga Angin dingin mendesah Jamur pucat kedinginan Lumut pada batu gemetaran Wangi cinta ibu Menggahrumkan angin Kemudian jadi kenangan

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Edu Badrus Shaleh : Horison Edisi III : 2005

Tasbih yang Diasah Sepanjang Pematang

Kemarilah, cucuku. Dekap gigil tubuhku dayung anganmu di pahatan kerut kulitku selagi tak ada mimpi buruk dalam tidurmu semalaman kemudian terbanglah, menelusup lanit senyap menangkup matahari di getaran urat nadi Kemarilah cucuku, semasih jaru dapat mengulur senyum pada congkatan pelangi yang terbe;ai di keningmu sehinggga mekar bung-bunga dapat kucumbu di halaman matamu Kemarilah, cucuku. Kita tempuh lampaian ilalang seperti tasbih yang di asah sepanjang pematang bergelombang.

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: M. Fadjroel Rachman : Horison Edisi IV (2007:13) ) : 2006

Surga Terbakar hutan di berlin jinak bagai semak rimbun, rahangnya tak muat mengunyah letih & sepimu kutebar saja mengikuti arah angin 1.135 abu mayat tersisa dalam keranjang musim dingin apakah aku mengenal empat musim yang membakar pori-pori di putih kulit liar eropamu? kafe tua meledakakkan 1.000 gelas bir, busanya menyulut seringai abad luka di bibir mesum semua negeri adalah negeriku, melata bagai musim dingin terakhir, sirna di sungai darah faust terbaring kaku berselimut salju, telanjang dipedestrian, luka menyalib lambungnya angin liar menampar rantin retak kedinginan, salju jalang menjulur langit ke utara! sepi berzirah bunga apel menunggu di gerbang penaklukan romawi di tenggorokan berlin negeri ini juga negeriku, hujan salju turun lebat, berlayar letih keselokan rumah bundaku 3 ekor gagak hitam mengumpat wajah beku bunga ungu,mekar tiba-tiba di selangkangan istana salju putih melenggang dari kutub utara. mengabarkan siksa terakhir musim dingin bibir luka digigit pelacur tersesat negeri jajahan, tuan, tuhan tak berumah di kota berlin. negeri ini juga negeriku, kengerian membiak di kamar tidur, menyeringai di layar televisi paru-paru hangus menghirup udara sangit daging terbakar dari belulang sinagoga yahudi tersisa nafas sangsi dan gelisah, doa terkubur rerumputan dan abu jantung ketam samudera ke panas api neraka ataukah harum surgawi, mephistopheles dan faust menggadai jiwa?

Puisi Revormasi

engkau berteriak di sepi berlin. mengorek luka terpedih, memanggangnya di uap alkohol seperti musa tersesat di gunung tursina, telapaknya menyala airmata tangisan tak bernama daun oak berjinjit meniti gerbang gua batu menepiskan beku serpihan salju berabad-abad tertatih berlin bangkit dari abu surga terbakar, menjelma belati, tikam lambung kristus!

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Aufannuha Ihsani : Horison Edisi III [Kakilangit 123 (2007:18) : 2006

Sekedar Kata

sekedar kata takan cukup membasahi dahaga rinduku sebab kematianm makin akrab aku diocekam ragu damn cemburu yang mengambang antara mata dan ujung lidahmu

mungkin hanya begini nasibku: terus berada dalam kamar bercerita padamu tentang hujan, angin, dan raja-raja yang mati dibunuh rakyat atau kita akn mengenang masa silam di perih yang karam di dasar lautan pedihmu pedihku juga betapa cinta dan kesetiaan terlalu dangkal untuk memakanai kehidupan

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Miftahul Jannah : Horison Edisi IV [Kakilangit 124 (2007:19)] ) : 2006 Pohon Abadi

Sungai waktu mengalir ke muara nasib dan aku berkelana di tajam tebing dan bebatuan di laut ketika gelombang pasang bergulung bersamanya Ketika tubuh terkoyak tertusuk serpihan gunung es pedih luka jiwa yang hampa Di pilau terpencil tumbuh pohon pelipur lara daun-daunnya hijau batangnya kokoh menyentuh lazuardi Dengan segenap lara kurangkai kembali langkah menuju puncak Ingin kugapai buah dipohon abadi kuhirup wanginya dan kukecap nikmatnya

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Hamidin : Majalah Horizon : 2003

Untuk Apa Kau Datangi Kesini

Kulit bumi mengelupas Larut dalam keheningan air matamu Embun berbondong-bondong mengiris Kesunyian cagak langit Aku menyusup di keremangan Kabut itu mencari troroar Di lading-lading rindu

Api memuntahkan kata-kata Tiap hurufnya adalah cuaca Dan serbuk musim menjelma Putik-putik nasib di kantong-kantong senja

untuk apa kau datang kesini katamu

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Hidayatul Mabrur : Horison Edisi III [Kakilangit 123 (2007:20) : 2005

Untukmu ChairilJangan menangis, Chairil Sajakmu belum punah dari dunia Masih dipelihara hijau dedaunan Yang lalu menghuni tebing kedamaian Kau masih akan hidup seribu tahun lagi Sajak-sajakmu meruncingkan penghujung senja Menggemuruh dalam suara burung

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Wa Ode Nur Syamsi R. : Horison Edisi IV [Kakilangit 124 (2007:15)] : 2007 Kenangan Mati

Tak terngiangkah di benakmu lagi? Ketika lonceng kegembiraan kaubunyikan Kemudian angin kebahagiaan kau tiupkan Di hadapanku yang gersang Adakah kau ingat Ketika kilauan bintang dan cahaya bulan menjadi saksi Kau memintaku tenang Dengan kebohongan yang terungkap Karena kau sendiri tak tenang Sudahlah Kenangan tak akan mengobati Luka hatiku pun takkan terobati Sampai mati.

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Nenden Lilis : Majalah Horizon : 2002

Rumah Kenangan

Seorang tanpa rumah tak bisa pulang kemana-mana Kecuali pada kenangan di pohon jambu klutuk Pada ibu bapak lentak yang terpekur di kamar berdebu

Lemari kusam itu masih dirasa miliknya Meski lubang kuncinya macet, pintunya tak bisa Menutup, cerminya memantulkan bayangan lonjong

Bekas tanah dicangkul dan baju berlumpur yang Menggantung dibalik dapur juga Seperti sisa hatinya Meski selalu ada yang terasa tumbuh Seperti pohon apel dipohon belakang Daunnya rangkas dimakan ulat Atau pohon delima, buahnya belah sebelum masak

Tapi seorang tanpa rumah ingin tinggal Meski tak tahu, masih adakah yang rindu, Masihkah ada yang menunggu?Puisi Revormasi

Ia hanya tahu Hidup sesungguhnya sendiri

Pengarang Sumber Tahun

: Henry Dwi Prasojo : Horison Edisi IV [Kakilangit 124 (2007:15) : 2007

MahadewiKurasakan resapan dalam tubuhnya Merasuk ke dalam aliran darahku Kala cinta berpaling dariku Andai saja aku bisa mengulang waktu Kesalahanku akan kuperbaiki Mahadewi, tolonglah aku Yang sedang merindukan hangatnya belaianmu

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Toto St Radik : Majalah Horizon : 2005

Kupu-kupu

Dulu aku suka sekali menunggu kupu-kupu masuk kedalam rumah dan mengejarnya Jangan kau ganggu, kata ibuku, itu pertanda bakalan tiba tamu Kata-katanya begituh pasti begitu sakti Seekor kupu-kupu lalu ketukan didaun pintu Kini setiap malam rumahku di penuhi kupu-kupu Beterbangan dan bertumpukan Dilantai berserakan sayap-sayap halus yang berpatahan Namun tak seorangpun tamu Ribuan kupu-kupu bersarang dirumahku Dan aku menjelma menjadi tamu Mengetuk pintu yang tak pernah terbuka

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber

: Sofyan Athobari : Horison Edisi III [Kakilangit 123 (2007:22)

Bulan langit-langit malam yang legang tak bosan dihinggapi hiasan bulan yang riang kini tak lagi gemerlang:suram berlindungkan wan malu memandang wajah sunyiku yang senantiasa menunggu bulan, maukah kau datang?

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber

: Ira Aswati : Horison Edisi IV [Kakilangit 124 (2007:14)

Namanya IbuNamanya ibu Datang ke bumi melalui hutan melewati jurang, kali, dan semesta rimba kelak ia akan mengembara Dadanya akan jadi tumpukan dada Lukanya diseski luka Matanya akan menjadi cermin cinta Cintanya akan jadi airmata Namanya ibu

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Taufik Agus Purnomo : Horison Edisi III [Kakilangit 123 (2007:25) : 2006

Filosofi SendiriBulan menagambang dan angin menerbangklan api pada telapak tanganku. Aku galau. Ada serbuk bratawali yang harus aku maniskan, dan ada batas kesadaran yang harus aku pahami. Aku bukan marsuse yang bebas manjaring kunang-kunang di tepi dana, Aku adalah pengantin yang gagal menyuapkan nasi kuning. Selalu lebur pada genggamanku Bulan makin terang dan batas kesadaranku menghilang Jika betul pengantin ini adalah borok yang menyala dan cerkobar dalam jarak napas, maka padamkanlah Salju meninggi dan aku menuruni jurang gelap dan dalam.Salju hitam Berkeputusan membakar lidah adalah acuh yang aku tak acuhkan. Bulan Pun acuh karena tahu borokku.Disini, di setiap ruang sorga Hanya menjadi malam aku visa percaya menutup gurat-gurat senja dengan belepasnnya keheningan. Aku menujun pintu kesadaran Apakah cinta, arti bulan pada lilin yangmembara di balik jerit itu? Pengeran kuda putih tersenyum sinis ketika aku menilin borokku. Bulan menangis

Amarah seorang marsuse bisa membelah bayangan bulan di danau. Dan pangeran kuda putih menyodorkan pedang kepada peri bersayap emas. Aku ragu pada emasPuisi Revormasi

Dan karat yang melekat menentukan silau pedang it, menudingku, dan memutus urat-urat angin Melebur kalnbu pada gapura pintu kesadara.Menanam menanam empedu agar menjadi bunga kemboja di balik rembulan dan lilin membara Bulan berleepasan cahayanya, salju hitam menusuk telapak kakiku, lilin semakin

membara, seorang marsuse bertaraung dengan kekalahan seorang pengantin, bulan terbelah, kemboja berbunga dan pintu kesadaran terbuka. Peri berdayap emas, tertawatersedu-sedu.

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Yusran Arifin : Orasi Kue Serabi, antologi puisi cetakan pertama juni 2001 : 2000 Mimpi Sebuah Taman

Kupungut sisa kabut Yang luput dari nafasmu Entah dendam entah cinta Kemudian melimpah jadi hujan Dan prahara

Kupungut sisa waktu di ruang tunggu Yang luput dari denyut jantungmu Entah muslihat entah ketulusan Kemudian menerjang jadi banjir Dan bencana

Kupungut semua kupu-kupu Yang luput dari sergapan jalanmu Lalu aku benamkan di sebuah taman Bersama bunga-bunga Kemudian menjelma layang-layang tubuhku

Kupungut sebuah kata-kata yang luput dari arus darahmuPuisi Revormasi

Ku jadikan peta dari setiap igauanku

Pengarang Sumber

: Linda Sastina : Horison Edisi III [Kakilangit 123 (2007:23)

Selat Madura dan Kota Berikutnya

1 Selat menguning. Keruh bersampah Biru laut sanmatr mengiring penyebrangan tertekangelap menghampar aku tak betah diatas feri. toilet tanpa air menuang bau tak sedap. Mengaduk-aduk perut awet dicerna lambung Kapal-kapal dagang besar melabuhi seberang Tak terusik suara riuh pedagang asongan mendesak seperti gelombang treri dalm jaring 2 Surabaya terima jangkar. Seaaat, lega menyentuh dermaga oi, lampu-lampu bederet sinis!warna warni keliru diterpa Bulan pias. Pucat di eksekusi sorotnya yang berkilat tajam malam kesankan ngeri dilambah. Gemerlap tak ubahnya pekuburan Menjalankan ketegangan menguntit perjalanan 3 Pandaan menyambut. Erat merekap Pagi-pagi buta aku menggigil. Dingin tak usai bisikkan kabar lama tentang percikan mata aiar yang ulit bersua muara Sebab keburu di tampung. Diolah. Dikemas. Demi kepentingan komersialisasi

5 Ini Kota Malang dingin yang lekat tak gampang dilucutiWalau siang datang menghampiri

Puisi Revormasi

4 Lembaran sejarah Singosari tersaji: Empu gandring dipecundangi. Kebo ijo tumbal ambisi Tunggul Ametung kehilangan tahta Sedang Ken Arok serasa dekat sekali, mengandaikan aku Ken Dedes Dalam deras hujan, mustahil wajahnya yang beku mencair seketika

Pengarang Sumber Tahun

: Yusran Arifin : Orasi Kue Serabi, Antologi Puisi Cetakan Pertama Juni 2001 : 2000 Aku Mencintaimu

Tiba-tiba aku ingin menangis Tersungkur di mulutmu yang sesak oleh bara Lalu memeluk setiap kobarannya Hingga tubuhku mengabu menjadi gumpalan kabut Lantas mengawang meninggalkan semua permainan

Bertahun aku bersujud dengan kepala hancur Memahamimu dengan segelas anggur Kota-kota runtuh di matamu Menjadi sarapan pagi bagi para pembenci Mungkin isyarat kematian cinta Yang harus kuikhlaskan sebagai catatan musim Tiba-tiba aku rindu tetek ibuku Yang dengan tulus hati Telah mengajarkan makna kedaulatan dirumah sendiri Serta memberontak di padang jajahan Makna dengan cinta akan selalu kukenang Digelas kopiku tentang sebuah lagu Indonesia rayaPuisi Revormasi

Pengarang Sumber

: M. Laili Mursyid : Horison Edisi III [Kakilangit 123 (2007:24)

Rumah Sungai

matahari telah memotong separuh rembulan Separuhnya lagi dilempar kelautan jalan disimpang malam semunya petang cahaya di lautan penuh dan amat benderang sementara rumah yang sering kita tinggalkan halamannya betrubah sungai pintu dan jendelanya retak oleh tok-tokkan keras tangan par pengamen dan lukisan pahlawan depan kerajaan semakin hari semakin rabun tertimbun embun sementara dinding dan tembok penuh gambar telanjang guratan anak gelandangan berbagi cerita dan tertukar pisah denghan para pendatang dan para malaikat pembawa ladang tak ada ruang engkau hanya senantiasa mengucurkan air mata dan bersumpah pada sejarah tanpa membersih kan sampah seperti halaman sebelah rumah yang sering kita tinggalkan dan menanam kemarau kini menjadi sungai

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber

: Yeni Suryani : Horison Edisi IV [Kakilangit 124 (2007:13)

RinduKarya : Dalam raguku tersimpan senyummu Di setiap mimpiku terlukis wajahmu Resah gelisah menyembunyikan laraku Terselubung oleh kabut hitam Rindu pun berlabuh di sanubari Mengarungi samudera cintaku

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Yunus Abidin : Orasi Kue Serabi, Antologi Puisi Cetakan Pertama Juni 2001 : 1999

Kidung MalamDi pesisir malam aku terjaga Bungkam. Anganku mengembara Menembus halusiasi Bersenggama pada pesta Mimpi-mimpi. Hamparan pasir kegelapan Yang kelap dicium kata-kata Asing, telah mengendap pada Hatiku Bertandur pernik-pernik Kerinduan dimana cinta adalah Gelombang pasang Jauh dibatas kaki langit Matahari masih terlelap Dengan kengerian yang panjang Ketika sangkakala telah Mengambut bersama embut yang Menetes dari hatiku

Dan malampun mengembang Dalam dengkur antara bijak dan Keberpihakan pada mimpi yang Tecemar asap-asap kepalsuan Hingga bosan menjadi keraguanPuisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Kiki Syukri Musthafa : Horison Edisi III [Kakilangit 123 (2007:19) : 2006

Narasi di Bawah HujanLayar komputer masih menyala. tanpa satu kata yang biasanya bercerita banyak tentang hari tak selesai mengukir senyum. Kubuka halaman berikutnya Dari sebuah buku, penyimnpan kalimat tentangku Mekukis tawamu juga betapa ibany aku mengemosi mimpi yang terrenggut oleh kepergiaanmu: lupakan aku untuk kau kenang Masih seperti adanya. ini diriku bertelanjang harapan saat bajuku kau tanggalkan. berseteru dengan pagi yang selalu saja membuatku terbangun. tapi subuh kemarin aku mendoakanmu Kutekan not pada keyboard : huja baru saja turun Di bawahnya kutambahkan kata-kata: kini hujan deras Kulengkapi: angin mengamuk Lebih detail lagi: petir bergema Aku tersenyum sendiri memalingkan ketakmungkinan agar aku tak tersakiti. menatap musim yang menyajikan hujan dibalik jendela. sementar aku masih bertanya:Puisi Revormasi

kenapa harus barang obralalan sepertimu yang membaut hatiku ter beli?

Pengarang Sumber

: Muhamad Khalabi : Horison Edisi IV [Kakilangit 124 (2007:13)

Waktulah HarapanUntuk yang berjiwa randa menunggu nafas Di hari kala doa tak mau lagi melindungi Semua angin ini terlalu mulia untuk mencintai Ketiada berartian karena luka sang pencinta Adalah cinta Dimana rindu adalah perhiasan terindah Yang jarang diminta Karena bumi semakin lapar Waktulah harapan perbaikan sebelum musnah bersama cinta

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Sarabunis Mubarok : Orasi Kue Serabi, Antologi Puisi Cetakan Pertama Juni 2001 : 1999-2000

Buat Seorang Perempuan BerkerudungHembusan nafas yang menggilai telinga, seperti wangi parfum Casablanca-mu, dengan rakus kulumat segudang puisi cinta Yang kau tulis di hatiku berabad-abad

Buanglah jauh angan-anganmu akan hadirnya lelaki tanpa Busana kata, atau kau tertembak igauan basah yang mengucurkan Retorika. Berhentilah berkisah tentang simalakama, tentang ujung Belatimu yang melukai tangan tentang tinjumu yang memecahkan Kacamata para pengintai, atau kisah mabuk yang Memanggil-manggil musuh dengan sangkar yang kesepian

Liahtlah! Bunga yang tumbuh dibola matamu adalah candu Senyum tipis yang membias dilipatan kerudungmu Mengundang kumbang untuk menggoreskan keperawananmu Seperti cincin yang setia mengikat jari manismu, Seperti lilin yang meleleh kehatimu, seperti air yang memercik Disumur kegelisahanmu, seperti itu lah aku memejamkan mata Sambil berkali-kali memenjarakan wajahmu dikepalaPuisi Revormasi

Sampai kau membantu bersama meruncingnya pucuk pinus Ditepian kolam cintamu yang tak hentinya beriak

Pengarang Sumber

: Aisyah Luluul Husna : Horison Edisi III [ Kakilangit 123 (2007:14)

KeraguankuKalbukumerangkai namamu Indah, terpatri dalam relung jiwaku Tentangmu Tentangnya Tentang dia Bergejolak dalam alunan nafasku Tersusun dalam kata, Terucap dalam kalimat: raguku akan cintaku Kemana kan kulabuhkan ujung pencarian ini? Bintang, bulan, sambut dan jawab tanyaku Kenapa kalian diam? Tidakkah kalian mendengar ragu yang Tak berujung kepastian Dan pilihanku adalah keraguanku

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Thomas Budi Santoso : Horison Edisi IV (2007:5) : 2005

Acehku Aceh, Acehku di Mana-manaacehku aceh acehku aceh acehku di mana-mana saat cahaya matahari menepis kebutaan tiang air jatuh menghantam kota perang telah hilang di medan pertembpuran karena hari-hari telah runtuh dan tiap rumah tersentuh tragedi acehku aceh acehku aceh acehku di mana-mana laut mengalir menyatakan kisah jaman dimana perisai manusia jatuh dalam kota yang kehilangan udara bintangnya pucat, gemetar seperti daun di titik nadir perburuan manusia acehku aceh acehku aceh acehku di mana-mana koran berbinar-binar tayangan prcakapan warasandi pun berbinar tentang bendera lusuh setengah tiang meratapi saudaraku terserak disana tentang cinta yang tertanam seperti batu abadi dan ketakutan yang hidup mengalaminya tenteng tugas kehidupan pos bantuan kemanusiaan yang bobotnya bisa di manuskripkan juga siratan filosofis tentang kodrat bahwa hal terbaik dunia adalah kesalahan bergerak bagai pendulum, pulang pergi antara tuhan murka meretas bumi atau laut berkhianat saat tuhan bermimpi acehku aceh acehku aceh acehku di mana-mana bantuan datang, bantuan datang bantuan datang dari mana-mana bantuan datang, bantuan datang

Puisi Revormasi

bantuan sudah datang di sana bantuan datang, bantuan datang bantuan datang dari penjuru dunia bantuan datang, bantuan datang bantuan tak tahu dimana bantuan datang, bantuan datang bantuan datang dari persimpangan jalan bantuan datang, bantuan datang bantuan akan dibawa kemana bantuan datang, bantuan datang bantuan tak jua-jua datang bantuan datang, bantuan datang senyap, tak perlu ditanya acehku aceh acehku aceh acehku di mana-mana aku tertawa agar tidak menangis dan menyamarkan mataku melihat keburukan kudekap mulutku, menulis: di aceh ada semut makan telur semutnya tak segede semut jawa konon memang semut dari jawa yang menyeberang lewat kabel telpon dan beranak-pinak di sana sedikit mengkeret terkena radiasi mudah lapar dan keras kepalanya kulit telurpun lumer di rahangnya acehku aceh acehku aceh acehku di mana-mana koran berpendar-pendar tayangan percakapan warasandi hebat berpendar tentang mahluk manusia suka rela tentang pencarian anak balita dalam kontroversi asas praduga dan tuntutan yang lebih banyak dari waktunya menghembuskan bau jengkol yang menyengat syaraf manusia dewasa mengungguli gemuruh laut acehku aceh acehku aceh acehku di mana-mana

Puisi Revormasi

seperti buah aksioma bintang kejora tak mau tenggelam bagi siapa yang bekerja untuk persamaan dan perdamaian acehku aceh acehku aceh acehku di mana-mana hidup adalah kehilanggan jika tidak itu adalah penipuan karena tak dapat lagi bermain dan tangis tertindih kediaman sebab matahari menghisap airmatanya hidup telah selesai kalaupun tidak menapak ke belakang karena ke depan hanya hamparan nisbi dan mati menjadi sebuah seni acehku aceh acehku aceh acehku di mana-mana orang tersesat tak pernah bisa memimpin hanya membuat kemiskinan membumi tetapi kekuasaan dan kekayaan mengambang antara langit dan bumi terbebas akarnya, tak pernah menyentuh langit tetapi kemiskinan adalah nyata dalam dingin dan air mata yang menyimpan rahasia semesta yang menyimpan kekuatan tuhan karena tuhan berpihak kepadanya dan baginya kematian bukan apa-apa hanya sebuah kepergian yang tak kembali kematian tak menakutkan lagi hanya hari esok yang ditakuti acehku aceh acehku aceh acehku di mana-mana tak lagi banyak gunanya menyelamatkan diri dari kematian karena semua orang menuju ke sana acehku aceh acehku aceh acehku di mana-mana Puisi Revormasi

perang tak untuk dimenangkan hanya untuk dilanjutkan dan setiap pembunuhan telah membunuh bagian diriku acehku aceh acehku aceh acehku di mana-mana hanya dengan sajak dunia bersinar dalam kertas tentang sebuah kekalahan dan berlari adalah cara hidup yang berat karena tek semua dapat berhenti mengawalinya dengan sebuah harapan lewat sajak tak semua mata menangkap cahayanya karena kegalapan memasang jeratnya acehku aceh acehku aceh acehku di mana-mana tak ada yang bisa menganti derita dan kehilanganmu tetapi bintang sejati tak akan tampil kemilau sebelum banyak mata melihatnya acehku aceh acehku aceh acehku di mana-mana tak lagi penting bagiku: namamu selama aku bisa memanggilmu: milikku.

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Neti Sunarti : Horison Edisi III [Kakilangit 123 (2007:18) : 2006

Menelusuri Waktu

Kutinggalkan dirimu dengan setabur bunga terkapar di kasur Tanpa menoleh padamu Kututup Pintu Aku adalah waktu dalam banyangmu Dengan sayap malam mengusir rindu Aku kian lelah dengan pwelayaran tak berlabuh Tiad henti ditejarng nestapa Digulung ombak ketakberdayaan Meski hari mernempatkanku sebagai sosok yang gagah Namun seluluruh indraku tahu keraguanku dalam perjalananku Aku melata Menelusuri waktu

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: M. Fadjroel Rachman : Horison Edisi IV (2007:14) : Amsterdam, 2006

Dongeng untuk Poppysungguh aku melihatmu tertawa-tawa dengan aborigin tua mabuk di pelabuhan sydney berlompatan dilengkung gedung opera, meniti pucuk gelombang dan hilang ditelan ombak sungguh aku melihatmu menepuk-nepuk bahu indian tua dan menuntunnya di zero ground saat itu tengah malam musim panas, aku terjaga, bulan seperempat menyetubuhi new york : tengah malam kanguru dan bison berlarian ke ranjang apak lelaki aborigin + indian tua surat-surat beterbangan diamuk angin yang memaki-maki tamansepi di new york + sydney ada sajak muram meluruhkan huruf-huruf kerumput tanam, melepas beban airmata malam sepasang kursi kosong kedinginan, meratapi hangat tertinggal di kamar pengap tanah air tak ada lagi hujan daun coklat angsana & jerit kesepian burung kowak di ransel punggung : tengah malam kanguru dan bison berlarian ke ranjang apak wanita aborigin + indian tua sungguh aku melihatmu di sebuah taman tertatih-tatih menenteng lambung luka new york bibirmu bernanah menjilati kristal garam di pori-pori udara new york yang lembab & amis sungguh aku melihatmu duduk di sebuah taman menerka rindu ombak pelabuhan sydney kapal-kapal berlarian ketakutan dipatuki camar, layarnya melambai-lambai memanggilimu : tengah malam kanguru dan bison berlarian ke ranjang apak anak-anak aborigin + indian

Puisi Revormasi

kaleng bir kosong menggunung di kakimu, lampu taman menyanyikan spain kesukaanmu taman-taman mencium alis hitam, melukis derap kaki-kaki embun sunyi menara katedral udara sangsi bertukar keluh, asin garam pelabuhan sydney menetes embun di riuh new york hujan berzirah cahaya mengetuki pintu samudra kristal kaca menyeret bangkai airmatamu : sungguh aku melihatmu di taman-taman new york + sydney menerka kabar musim gugur

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Moh. Wan Orlet : Orasi Kue Serabi, antologi puisi cetakan pertama juni 2001 : 2000

KinantiAndai ini jadi sebuah dosa Namun tak apalah Sebab entah mengapa Mataku akan selalu lekat mengikuti Ketika kau melenggang memebelah hari Lalu indah larut dan tubuhmu Acapkali kau iri Lalu kuterjemahkan kau dalam khayalan Ketika merah bulan Tumpah dikepala kita

Kinanti Andai aku semut Namun tak apalah Bila aku mati Dalam kedalaman merah madu birumu

IllahiPuisi Revormasi

Mencintai keindahanmu Ternyata hari Jadi lembaran dosa

Pengarang Sumber

: Nimatul Magfiroh : Horison Edisi III [Kakilangit 123 (2007:14)

KonyolKarya : Nimatul Magfiroh Oh pacarku yang konyol Mengapa kaubuat aku jadi dongkol Ku suruh kau makan itu cendol Mengapa kau makan itu tongkol Oh pacarku yang konyol Mengpa dan mengapa kau buat aku jadi tolol Kusuruh kau buat beli cendol Mengapa kau panggil aku tukang kol Kusuruh kau makan dodol Mengpa kau makan itu jengkol Oh pacarku yang konyol mengapa kau buat aku jadi yolol Tapi Mengapa masih saja aku kecantol Dan ikut jadi konyol

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Damiri Mahmud : Horison Edisi IV (2007:9) : 1427 H, 7 Ramadhan

Suasanaku, Beritahu Akusuasanaku di manakah engkau kini telah kurambah seluruh jarak seluruh negri seluruh tapak kaki kuintip-intip semua bunyi musik rock klasik dangdut hindustani alunan air disungai deburan ombak di pantai gelombang topan dan badai www.putingtsunami.co.id dan [email protected] telah kusasai kuresek segala kocek senar biola kugesek segala situs kukorek menapak pada jalan becek ke rumah sakit aku besuk dari pasien yang mengerang hingga ke bau busuk engkau datang tak tepat waktu tak tahu ruang tak kenal pantang tak butuh disiplin sedang muak ataukah ingin baik panas pun musim dingin saat aku lupa dan menguap tidur tiba-tiba engkau menyergap mengulur sepuntung lilin pulang ke mana tak kenal aku rupamu pendek ataukah panjang kuruskah atau gedang mewah atau gelandang baumu auramu identitasmu warganegaramu aromamu apamu siapamu bagaimanamu mengapamu mengapa aku? suasanaku bisakah kita lagi bertemu beritahu aku di ranjang mana

Puisi Revormasi

kita bersetubuh pada siang hari ataukah menjelang subuh bagaimana cara mati hanggar mana aku berlabuh

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Moh. Wan Orlet : Orasi Kue Serabi, antologi puisi cetakan pertama juni 2001 : 2000

INDONESIA RAYA

Indonesia telah merdeka Putuskan rantai penjajah Dan kini berkibar merah putih

Indonesia merdeka Kita telah manusia Aku telah manusia Indonesia kaya merdeka Kapan kita manusia Kapan aku manusia

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Tami Justicia : Horison Edisi III [Kakilangit 123 (2007:17) : 2006 Menuju Kuta

Bintang bertabur di atsa langit Beriring langkah kutapak Kami berlima Kian mencekam pukul sati pagi Namun tidak untuk kali ini Piala daunia dua jam lagi Tapaki popies II Kweranuman yang sepi dan membusung nyali Orang mabuk berlalu lalang Kami berlima Menuju kuta Angin sepoi meniup helai kalbu Pintu-pintu kedai yang telah tutup dilewati Lolongan anjing jalanan dan taksi-taksi menawar penumpang Kami berlima Menuju kuta Hati sempat mengingatkan Bom-bom mungkin masih berkeliaran Dan ombak-ombak mungkin sedang pasang Kami berlima Menuju kutaPuisi Revormasi

Entah apa Entah mengapa Kami berlima Menuju kuta Pagi itu

Pengarang Sumber Tahun

: Damiri Mahmud : Horison Edisi IV (2007:8) : 1427 H, 7 Ramadhan Ingin Kuhirup Suasana Ini

ingin kutangkap suasana ini kukurung kuikat kubawa ke mana pergi sebelum ia lenyap dan tenggelam entah ke mana ke sawang ke laut tak bertepi ingin kusantap suasana ini sekali datang ke atas meja makan menyababkan aku lupa butir-butir nasi tanpa sekucil ikan lupa pada lapar dan ngilu hati ingin kuhirup suasana ini sekali ngalir dalam kerongkong basahi dahaga ini ketika gelas kosong hengkang ia tak pernah mau sodorkan pun helia kuitansi ingin kusiramkan ia kumandikan kutuang ke seluruh membasuh peluh penuh koreng dan kumuh kulumat kupuji kumaki-maki kutimang dengan kasih sayang sebelum menghilang saat aku mulai cinta kehidupan ini

Puisi Revormasi

Pengaran Sumber Tahun

: Moh. Wan Anwar : Sebelum senja selesai, Kumpulan puisi pilihan 2001-1991 : 2001

Kita menantiNyamuk-nyamuk menggigit pipi-pipi dan kelamin Tak ada selimut dan kasur di rumah mu Tap bocor, toilet gelap, dan lantai Kotor oleh sepatu. Di tenagh gemuruh hujan Kau dengarkan srigala mengaung Di lantai basah kutangkapkan gelisah

Di tenah gemuruh hujan,nyamuk,dan kantut Aku intip arah timur,ku kenang-kenang hari Ketika kita gamabang cuaca, pada batas Ketika mestinya memutus segala perkara

Tapi sudahlah,kita memang mesti berjaga Bersama atap bocor,toilet gelap,lantai coklat Menanti nanti kita memang mesti menanti

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Husein AR : Horison Edisi III [Kakilangit 123 (2007:21) : 2006

Reranting Patah Rebah ke TanahDi pucuk nafasmu, kudengar reranting rebah ke tanah langit menangis darah, sepotong kenangan mengapung pada lautan bertabuh gelombang Kupetik embun perdamaian untuk kekalutan negeri di tengah bencana sebab manusia tak mesti disakiti juga dibenci, karena kudamba sempurnaNya Matahari berapi, menyulut nyalang, berang namun zikir redupkan nafsu dan denyar azan surau mengamini parau suara hatiku walau desir amarah menganga tak surut hajatku untuk diam pandangi hening malam seperti rembulan datang tersenyum terang Aku tak pernah tau pintu rumahmu yang membuka celah kebisingan molotov tunjukkan padaku pohonan menjulang dengan daunan mekar nan hijau hingga kumengerti tiadamu di medan perang

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Hasan Al Banna : Sumber : Horison Edisi III (2007:7) : 2006

Mandi RakaatDengan apa kubasuh pekat dosa, selain Mandi dengan cipak-cipak rakaat Juga gelimang puji-puja Penyumpal liang dosa Aku terkenang Kau, wahai Cinta Yang berkali-kali kucerca Yang kupuja pura-pura Ini aku ramu rempah doa, adalah lembut tangan Yang meraup airmata Dari degup dada Delak mencipta telaga memampang muka, masih Legam gulita ia? Tapi, ohoi, selalu ada empedu kealpaan yang lekat Di ngarai iga Yang menyesak meremas Di kecut dada Kenapa tak mati-mati api mungkar, terus meliuk Melesapkan rinai kebajikan Tak terang jalanan kelam, seperti ribuan lengan gurita Yang melambai-lambai, menggapai-gapai Memanggil-manggil dengan kerjap mengoda: tuan, mari kita pesta, merayakan buta Tuhan! Maka betapa, aku gulir-gulir zikir Sampai sunyi segenap desir Aku angguk-angguk kepala Sampai purna segala cinta Ketahuilah, tarianku adalah rentak rakaat Nyanyiku nikmat ayat Netahui pula, tak terkatup takjub

Puisi Revormasi

Ketika pekik takdir adalah isyarat segala rindu Lalu rukuk, lalu sujud, lalu rubuh tubuh Selandai lantai, serebah sajadah Berdarah-darah Untuk siapa, kecuali untuk Kau semata O, Yang Maha Penggenggam, o, yang Tak padam-padam Peluklah tubuhku yang biru legam.

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Syam Al-Wahed : Horison Edisi III [Kakilangit 123 (2007:22) : 2006

Hujan Pagi di MatamuAir di gelas perjamuan seperti mimpi gemetar Di matamu seriobu jawwaban tetaplah malam hanya hujan remang-remang menyapa waktu Tanganku sudah karatan oleh musim Untu menuangkan dawi-dawi lokananta agar aku bisa memandikan kemarau Ibu mengelepar dalam sajakku Hujanpagi semakin kabur di matamu mengusiri hari-harku tanpa maksud Dari model-model pakaian yang basah buat mandi Es, aku ingin mandi tanpa kelami di matamu

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Damiri Mahmud : Horison Edisi IV (2007:6) : 1427 H, 1 Ramadhan Tentang Sebuah Keberuntungan

tentang sebuah negeri dibangun di atas tanah subur unfurtenatly sibuk memanggil-manggil raksasa memamah rerumputan seluruh permukaan menyelam ke dalam kolam danau dan lautan mengunyah perut bumi dan menyemburkan aroma dan haruman yang kita hirup dalam setiap mimpi kenangan yang melambai di atas dermaga dan pelabuhan tentang seutas rerumputan yang berdoa penuh harap sebelum digarap dan dilalap dikemas dalam sinetron kembali ke angan-angan tentang seongok ironi kita bangun di atas universitas dan akademi menyusunnya ke dalam mitologi tak habis-habis kita kagumi setiap menghirup segelas the san semangkok nasi tentang apa lagi supaya aku lengkap mengenangmu sebelum mati?

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Hasan Al Banna : Horison Edisi III (2007:8) : 2006

Menuju Muasal Rindu melintasi riak yang lasak sambil menghafal derak angin yang tersedak maka berkayuhlah aku ke dermaga-Mu entah bila tiba sebab di laut-Mu, siapa yang berani menerka-nerka rahasia cuaca? pun gurat-gurat di tapak tangan tak lah abjad-abjad penggugur bala tak pula peta penakluk perjalanan lalu bakal puntung dayung, nak karam sampan jika tidak dengan ketangguhan iman layar dibentang dan di pucuk dermaga-Mu simpul sampanku tak kunjung tertambat pula iya, sebab pada waktu yang terus bergasing berkali-kali lampu suar mengerling, tak ubah alarm yang berdering menggambarkan sampan yang gelincir

o, dalam geletar kurapal-rapal doa kuracik-racik taubat di sisa ajal kurakit-rakit pecah sampan kuikat-ikat patah dayung

Puisi Revormasi

tapi khianatku berjelaga, tak punah ku jala-jala dosa tak penat kutangguk-tangguk angkara sehingga ombak-Mu menyedot kendaraku ke palung karma

hingga aku paham, ini sampan tidak hanya diketam dari doa-doa malam musti ada pekik luka, ada gelegak peluh dan kuak mata yang merubuhkan tangis ialah menghanyutkanku ke muasal rindu, o, Kau yang tak layu-layu.

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Syafrana G. Khalili : Horison Edisi III [Kakilangit 123 (2007:26) : 2006

Interior AnginTelah kutaruh deru angin di sudut reruang semua musim Dan gugur daun. Tapi masih topan itu yang menderu di matamu. Aku terjebak seruang puncakmu Semua dalam ribuan tahubn perjalanan memeluk angin Dan jejak pecah dalam gelisah nafas panjang dan lepas Seperti tak sebentang rindumu, saat detak jam waktu Mendebarkan gandrung menjadi sebentuk sungai Agar hanya jiwa yang terbelah desiran darah menetes melukai tubuhmu Kaupun akan mewiridkan dendamdi bawah bendera yang terluka dari lubukku Lambil mengunyah sisa tangis di tepi jalanan Lalu dengan selam darahku yang tergolek menatap awan Kau tak bisa mengena jangkauku separuh seluas laut Dan menarik cairan kata sebening hampa dari bibirmu Lalu memerasnya ke lubang maut Dan dari semua pengembaraanku ini Aku hanya ingin temukan semenanjung cinta di samuderamu Tempatku mengaduk gunung-gunung dan membakarnya Atas belahan doa dan hidupku Maka biarkanlah kini hanya tinggal sampah mengarat Dalam semak abjad dari retak ratusan tahun sejarah dan riuh suara jalanan

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Hasan Al Banna : Sumber : Horison Edisi III (2007:9) : 2006

TasbihKarya : Hasan Al Banna Allah yang putih, Allah yang putih! kupetik-petik ranum tasbih gelas hati melimpah, bersirap-sirap buih bersimbah puji-puja yang gurih Kekasih yang jernih, Kekasih yang jernih! ini menggelepar tubuh tasbih o, imanku yang dangkal ayo mendidih serupa Ismail tak getar disembelih ai, Allah yang permai, ai, aku yang lunglai! maka tasbih terus terjuntai-juntai mengayun gemulai hai, segala cinta-Nya nak digapai-gapai Engkaulah maha lihai, dan aku mataair lalai! lagi, biji tasbih kusemai-semai

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Eza Thabry Husano : Sumber : Horison Edisi III (2007:11) : 2005

Tafsir Jejak Kitasaat kutoreh sungaimu, kau tangkap kayuhku sambil menolehkan luka nenek-moyangmu dalam bahana perjalanan yang kesekian rintihan hingga aku mabuk dalam mencari tambatan lalu kujarah kasih-sayang di sekujur cahaya langit di antara lekukan bukit yang kubangkit dari segenggam tanah dan kesunyian kita pun tenggelam : di pelabuhan penghabisan Kau dirus kuang lukaku, jeritmu berulang kali menyeberangkan nasib di bantingan matahari sepertiperahu mencari tambatan muara seperti percik embun membasuh kelopak bunga begitulah tafsir jejak kita! seru nasib manusia : berbagi airmata

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Eza Thabry Husano : Horison Edisi III (2007:10) : 2003

Jejak Liang Penghabisanmu(In Memoriam: Noor Aini Cahya Khairani) ketukan misterus dinihari yang kaukirim di balik pintu itu, itukah tatangar yang kau kirim di ujung tidurku? ketika sungai masih berkabut, kau kayuh perahu beratus puisi di antara ricik riak, pohonan rambai dan jemari yang lungai inilah puisi yang sampai ke jejak liang penghabisanku, bisikmu lirih orang-orang tersisih keharuan bertabur dzikir airmata o sahabatku, berlayarlah jauh, lupakan keluh-kesah semesta dan debu-debu lelatu yang terbakar semua dilayarkan takdir dari sarang seperti burung-burung panggilan nasib yang hilan pohonan yang merapuh, daun-daun yang menyerpih, terlepas dari tangkai ranting-ranting tidurlah sepanjang sunyi, semoga helaian puisi-puisimu menjelma butiran tasbih dan kupu-kupu dalam liangmu raung sirine itu mengantar tubuhmu ke depan pintu! catatan biografi terlipat rapi dalam cahaya yang ngilu orang-orang menundukan kepala di bawah rimbun matahari sambil menulis sejarah burung-burung berkasidah pilu mengaransemen lagu kematian di liang dingin itu kau tinggalkan ajalmu, memandang keindahan nafas-nafas yang menggema, kemudian senyap dalam lelap

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Damiri Mahmud : Horison Edisi IV (2007:5) : 1427 H, 1 Ramadhan

Tentang Sebuah Katatentang sebuah durga dipahatkan di halaman istana gerimis tak lagi mampu mengurusinya buldoser telah dikerahkan beribu-ribu kata hanya tinggal kepingan besi tua tentang sebuah alur mengalir sepanjang sungai rumah kita terus mengulur memanjang kisah terasa tak habis-habis mengulum ludah berbusa-busa tentang sebuah ular menggelepar sepanjang mimpi dan cita-cita tiap hari menggigit mengeluarkan bisa bertambah menjelma menjadi khuldi buah yang dulu menyilaukan nafsu ibu dan ayah kita sehingga ia terlempar ke dalam surga membangun rumah setiap keping darah kita tentang sebuah kata yang timbul-tenggelam dalam kamus kehidupan manusia terlalu ingin menemukan sebuah rumus sampai ubanan bagai lalu lintas simpang siur di kepala tentang sebuah apa?

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Damiri Mahmd : Horison Edisi IV (2007:7) : 1427 H, 2 Ramadhan

Dalam Dongengdalam dongeng putra pandu dapat wasiat mewarisi hastina mereka ditipu begitu verbal sehingga terlempar ke hutan lebat tapi di sana mereka mambangun kerajaan baru anggun dicintai rakyat dalam sejarah hanya selembar salinan surat sebuah takhta terbakar sang penyambung lidah rakyat terlempar ke lorong bisu hanya berteman burung-burung mayat penuh digresi dan ambigu pena sejarah tamat dirubung para kelkatu dalam piring nasiku ikut makan para kurawa antara astina dan jakarta tak jauh beda samar dalam penglihatanku kalla pandita durna ku cari-cari ken arok ternyata dikenal seluruh pelosok menjelma dalam tubuh yang superelok berbasis dari surabaya ke rengas dengklok

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: M. Fadjroel Rachman : Horison Edisi IV (2007:12) : 2006

Senja Jatuh di Tepi Baritopayudara coklat barito bergantung lesu. bertasbih doa, gelombang mengisap susu terakhir langit merah padam, kaku beku berjuta abad. pusar air berontak berputar ke kaki meratus siapa ingin pulang? ke rumah hutan perawan. hujan sepi kenangan menginjaki potret tua nanah luka wajah gelondongan kayu tumbang, demam menghampar sajadah ke urat nadi barito menangis kehilangan air mata. pelupuk mata air sirna jejak ditawan gelap samudera anak hilang ingin pulang ke rumah? memungut kenangan berserak di rimbun ganggang awan bunting hujan tropis, menghela mimpi dari benua ke benua, menebar keringat topan ganggang kering terbakar di alir sungai, menerangi doa lumpuh berserak dilupakan langit armada ganggang penakluk dan segala khianat raja melelehi tepi lumpur coklat duka barito wajahku beku diisap masa lalu, diterangi nyala obor dan rumah tua yang terbakar embun aku menapaki akar rawa ke rawa, menghirup asam karet, telapak kaki risau lumpur barito tak ada jejak, lagu pembuai ayunan bayi tak lagi kukenali,masa lampau hangus sudah. mata siapa mengintip di balik jendela? hentakan kaki anak melepuh lantai rumah panjang debu hitam batubara berarak ke utara. membakar langit barito, masa depan pun padam! hutan tua terbakar, cerobong asap menyihir istana awan, menghisap lumpur menista airmata muka lelah berkaca sepucat wajah barito tua, tirai hujan memenjara hasrat yang kini diam senja jatuh di tepi barito, perahu dan kapal setengah karam mencekik pelabuhan kesepian lumpur kematian membayang gelap, berkibaran tak terjamah pada cermin retak lemari jati sajuta kertap kaki kepiting terkubur lumpur senja. menuai cemas telapak laut dilukai hujan siapa ingin pulang, tak akan pernah kembali. walau jalan kerumah di punggung matahari

Puisi Revormasi

Pengarang Sumber Tahun

: Miftahul Jannah : Horison Edisi IV [Kakilangit 124 (2007:19)] : 2006

Pohon AbadiSungai waktu mengalir ke muara nasib dan aku berkelana di tajam tebing dan bebatuan di laut ketika gelombang pasang bergulung bersamanya Ketika tubuh terkoyak tertusuk serpihan gunung es pedih luka jiwa yang hampa Di pilau terpencil tumbuh pohon pelipur lara daun-daunnya hijau batangnya kokoh menyentuh lazuardi Dengan segenap lara kurangkai kembali langkah menuju puncak Ingin kugapai buah dipohon abadi kuhirup wanginya dan kukecap nikmatnya

Puisi Revormasi