pws-kia kel 1
DESCRIPTION
kesehatanTRANSCRIPT
Iva astridia komarulSiti nuraini
Sri ika rahayuni Awaliyah salafyatul
Eva dwi asmitaRahma aulia
Jeany pramudya pradiptaTri wahyuningrum
Gialih ajengAmelia putri aryani
Amalya ulfa
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dasar yang berfungsi membina peran serta masyarakat sebagi pusat pembangunan kesehatan masyarakat
Salah satu upaya monitoring dan evaluasi adalah dengan menggunakan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS).
Pemantauan wilayah setempat –KIA adalah suatu alat manajemen program KIA untuk
memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (Puskesmas/Kecamatan) secara terus
menerus, sehingga dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa dengan cakupan pelayanan KIA yang masih
rendah (Depkes, 1994).
Prinsip Pengelolaan Program KIAPeningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu sesuai standar serta menjangkau seluruh sasaran.
Peningkatan pertolongan persalinan ditujukan kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga kesehatan kebidanan secara bertahap
Peningkatan deteksi dini resiko tinggi/komplikasi kebidanan baik oleh tenaga kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi, serta penanganan dan pengamatannnya secara terus-menerus
Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan secara adekuat dan pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan.
Peningkatan pelayanan neonatal dan ibu nifas dengan mutu sesuai standar dan menjangkau seluruh sasaran
Indikator PWS-KIA
Akses pelayanan antenatal (cakupan K1)
Cakupan Pelayanan Ibu Hamil ( Cakupan K4 )
Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Penjaringan (Deteksi) Ibu Hamil Beresiko Oleh Masyarakat.
Penjaringan ( Deteksi) Ibu Hamil Beresiko Oleh Tenaga Kesehatan
Cakupan Pelayanan Neonatal (KN) Oleh Tenaga Kesehatan
Pengumpulan, pencatatan, dan pengelolaan data KIA
Langkah-langkah pokok dalam pembuatan grafik PWS-KIA :
Pengelolaan DataSebagai contoh dalam menggambarkan grafik PWS-KIA untuk
bulan juni 2012, maka data yang diperlukan adalah :•Cakupan kumulatif per desa.•Cakupan bulan (Juni 2012) untuk keenam indikator.• Cakupan bulan lalu (Mei 2012).
1. Pengumpulan DataData yang diperlukan untuk menghitung tiap indikator
diperoleh dari catatan ibu hamil per desa, register kegiatan harian, register kohort ibu dan bayi, kegiatan pemantauan ibu hamil per desa, catatan posyandu, laporan dari bidan/dokter praktek swasta, rumah sakit bersalin dan sebagainya.
Di bawah ini contoh perhitungan/pengelolaan data untuk cakupan K1 dan K4 :
a. Perhitungan untuk cakupan K1 (akses) Pencapaian kumulatif per desa adalah :
Pencapaian cakupan kumulatif ibu hamil baru per desa (januari s/d juni 2012) per sasaran ibu hamil per desa selama 1 tahun dikali 100%.
Pencapaian bulan ini per desa :Pencapaian sasaran ibu hamil per desa selama bulan juni 2012 per sasaran ibu hamil per desa selama 1 tahun dikali 100%.
Pencapaian bulan lalu per desa adalah :Pencapaian cakupan ibu hamil baru per desa selama bulan juni 2012 per sasaran ibu hamil per desa selama 1 tahun dikali 100%.
b. Perhitungan untuk cakupan K4 Pencapaian kumulatif per desa adalah :
Pencapaian cakupan kumulatif kunjungan ibu hamil (K4) per desa (januari s/d juni 2012) per sasaran ibu hamil per desa selama 1 tahun dikali 100%.
Pencapaian bulan ini :Pencapaian cakupan kunjungan ibu hamil (K4) per desa selama bulan juni 2012 per sasaran ibu hamil per desa selama 1 tahun dikali 100%.
Pencapaian bulan lalu adalah :Pencapaian cakupan kunjungan ibu hamil (K4) per desa selama bulan mei 2012 per sasaran ibu hamil per desa selama 1 tahun dikali 100%.
• Cara untuk keempat indikator lainnya sama dengan perhitungan di atas.
Analisis , penelusuran, data kohort dan rencana tindak lanjut
Analisis dari grafik cakupan ibu hamil baru (akses) pada pemantauan bulan Juni 2012 dapat digambarkan dalam matriks
seperti dibawah ini.
Dari matriks di atas dapat disimpulkan adanya 4 macam status cakupan desa, yaitu :
1) Status baik mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat atau tetap jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu
2) Status kurang mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu
3) Status cukup mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu
4) Status jelek mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun dibandingkan dengan bulan lalu
Rencana Tindak Lanjut1) Bagi desa yang berstatus baik atau cukup, pola penyelenggaraan
pelayanan KIA perlu dilanjutkan, dengan beberapa penyesuaian tertentu sesuai kebutuhan.
2) Desa berstatus kurang, terutama berstatus jelek perlu diprioritaskan untuk pembinaan selanjutnya. Perlu dilakukan analisis lebih mendalam serta dicari penyebab rendahnya atau menurunnya cakupan bulanan, sehingga dapat diupayakan cara penanganan masalah secara lebih spesifik.
3) Intervensi dan kegiatan yang bersifat teknis (termasuk segi penyediaan logistik), harus dibicarakan dalam mini loka karya puskesmas dan rapat Dinas Kesehatan Dati II (untuk bantuan dari Dati II).
4) Intervensi dan kegiatan yang bersifat non teknis (untuk motivasi, penggerakan sasaran, dan mobilisasi sumber daya di masyarakat) harus dibicarakan pada rapat koordinasi kecamatan.
Pelembagaan PWS-KIA
PP No. 22 Tahun 2000 tentang otonomi daerah untuk melembagakan pemakaian PWS-KIA.Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 440/1300/PUOD tanggal 10 April 1990.
Dasar :
Langkah-Langkah Pelembagaan PWS KIAa) Penunjukan petugas pengolahan data di tiap tingkatan untuk menjaga
kelancaran pengumpulan data.1) Data hasil kegiatan dikumpulkan oleh puskesmas ditabulasikan
kemudian dikirimkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota.2) Di puskesmas disusun PWS KIA tingkat puskesmas (per desa) dan di
kabupaten (dinas) disusun PWS per puskesmas.b) Pemanfaatan Pertemuan Lintas Program
Penyajian pada pertemuan teknis bulanan/minilokakarya puskesmas dan di tingkat kabupaten untuk menginformasikan hasil yang telah dicapai, identifikasi masalah, merencanakan perbaikan serta menyusun rencana operasional periode berikutnya.
c) Pemantauan PWS KIA untuk meyakinkan lintas sektoral.PWS disajikan serta didiskusikan pada pertemuan lintas sektoral di tingkat kecamatan dan kabupaten/kota untuk mendapatkan pemecahan masalah dengan motivasi dan penggerakan masyarakat.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan 1.Jenis Data
2.Sumber Data
3.Pelaporan
4.Proses Penerapan PWS KIA • a.Persiapan• b.Pelaksanaan• c.Pemantauan
Proses enerapan PWS - KIA
1. Persiapana. Pertemuan ditingkat provinsi (pertemuan
sosialisasi/reorientasi)b. Pertemuan di tingkat kabupaten/kotac. Pertemuan di puskesmasd. Fasilitasi petugas kabupaten/kotae. Pelatihan petugas puskesmasf. Pertemuan dengan unit kesehatan swasta dan
RSU
2. PelaksanaanPelaksanaan PWS-KIA dimulai di kabupaten, yaitu melalui:a) Pertemuan di kabupaten/kotab) Pertemuan di puskesmasc) Pertemuan di tingkat kecamatan
3. Pemantauan Pemantauan kegiatan PWS-KIA dapat dilakukan melalui bagan terlampir :
a) Tingkat kabupaten/kota1) Laporan puskesmas.2) Laporan rumah sakit.3) Laporan pelayanan kesehatan swasta.
b) Tingkat puskesmas1) Sarana pencatatan PWS-KIA (kohort ibu, kohort bayi
dll).2) Laporan yankes swasta.3) Kunjungan ke desa/kelurahan yang statusnya jelek.
Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan Pelayanan Kebidanan
1) Register Kohort IbuRegister kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin serta keadaan atau resiko yang dipunyai ibu.
2) Register Kohort BayiRegister kohort bayi merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi termasuk neonatal.