referat

16
OLEH: YULIZA RIZKA ANDINI PEMBI MBING: D R. WISNU WAHJUNI, S P.KJ KARAKTERISTIK PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK DAN REMAJA MEMPENGARUHI PERILAKU SEKSUAL BERESIKO PADA DEWASA THERESA E. SENN MICHAEL P.CAREY PETER A. VANABLE PATRICIA COURY-DONIGER MARGUERITE URBAN

Upload: nofalyakamalin

Post on 04-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

referat psikiatri

TRANSCRIPT

Karakteristik Pelecehan Seksual pada Anak dan Remaja Mempengaruhi Perilaku Seksual Beresiko pada Dewasa

Oleh: Yuliza rizka andini

Pembimbing: dr. wisnu wahjuni, sp.kjKarakteristik Pelecehan Seksual pada Anak dan Remaja Mempengaruhi Perilaku Seksual Beresiko pada Dewasa

Theresa E. Senn Michael P.Carey Peter A. Vanable Patricia Coury-Doniger Marguerite UrbanPendahuluan Pelecehan seksual pada anak dan remaja berhubungan dengan berbagai gangguan kesehatan fisik dan mental

Semakin tinggi tingkat keparahan dari pelecehan seksual berakibat semakin buruk gangguan kesehatan yang dialami, sehingga terjadi lebih banyak pelecehan seksual berhubungan dengan:Adaptasi sosial yang burukKepuasan hidup yang kurangGejala-gejala psikologis yang semakin parahTingkat keparahan pelecehan seksual telah dihubungkan dengan perilaku seksual yang beresiko, meliputi:Mempunyai pasangan seksual lebih banyakKemungkinan melakukan hubungan seksual dengan orang yang baru ditemui menjadi lebih besarMelakukan hubungan seksual pada usia yang lebih mudaMeningkatnya kejadian Infeksi Menular Seksual (IMS)

Dua penelitian telah mempelajari hubungan antara pelecehan seksual secara paksa dan perilaku seksual yang beresiko menemukan bahwa Remaja perempuan yang mengalami pelecehan seksual secara paksa baik saat anak-anak maupun saat remaja kemungkinan besar akan melakukan hubungan seksual secara sukarela kedepannyaSedangkan perempuan yang mengalami pelecehan seksual tanpa paksaan kemungkinan besar akan memiliki lebih dari satu pasangan seksual per tahun serta lebih besar kemungkinannya untuk hamil Sebaliknya, pada suatu penelitian meta analisis, menemukan bahwa besarnya efek relasi antara pelecehan seksual dan perilaku seksual di kemudian hari yaitu tipe dari aktivitas seksual selama pelecehan seksual tidak berkaitan dengan perilaku seksual masa mendatang

Bila disimpulkan, dari penelitian yang jumlahnya sedikit tersebut menyebutkan bahwa hubungan seksual secara paksa dan hubungan seksual dengan penetrasi mungkin berhubungan dengan perilaku seksual beresiko ketika dewasaTujuan PenelitianUntuk menentukan apakah berhubungan seksual secara paksa dan jenis tindakan seksual dikaitkan dengan perilaku seksual berisiko pada kelompok pasien rawat jalan dari klinik Infeksi Menular Seksual

Untuk menentukan apakah efek karakteristik pelecehan terhadap perilaku seksual dewasa berbeda berdasarkan jenis kelaminMetode PenelitianPeserta yang melaporkan kontak pengalaman seksual (termasuk berciuman, belaian, memberikan seks oral, menerima oral seks, seks vaginal, atau seks anal) (1) sebelum usia 13 dengan seseorang 5 tahun atau lebih tua atau (2) antara usia 13 dan 16 dengan seseorang 10 tahun atau lebih tua, dan mereka yang terlapor (3) kontak pengalaman seksual sebelum usia 17 melibatkan kekerasan atau paksaan, diklasifikasikan sebagai pelecehan seksual; Semua peserta lain diklasifikasikan sebagai tidak dilecehkan secara seksual. Mereka yang mengalami pelecehan seksual yang lebih dikategorikan berdasarkan apakah pelecehan seksual secara paksa dan / atau pelecehan seksual dengan penetrasi. Peserta yang melaporkan pengalaman seksual sebelum usia 17 tahun yang melibatkan kekerasan atau paksaan dianggap telah mengalami pelecehan seksual secara paksa. Peserta yang mengalami pelecehan melaporkan adanya oral, vagina, atau anal seks dianggap telah mengalami pelecehan seksual dengan penetrasi. 7Hasil PenelitianPria (n = 643)Wanita (n = 534)Total (n = 1177)n% dari prian% dari wanitan% dari totalTidak mengalami pelecehan seksual227351823440935Pelecehan seksual tanpa paksaan dan tanpa penetrasi10016591115914Pelecehan seksual hanya dengan penetrasi208321052031327Pelecehan seksual secara paksa dan dengan penetrasi108171883529625Pelecehan seksual secara bermakna dikaitkan dengan jenis kelamin, ras, pendidikan, dan usia saat ini. Jadi, misalnya, peserta melaporkan riwayat pelecehan seksual lebih cenderung terjadi pada pendidikan yang kurang dan lebih mungkin berasal dari ras minoritas dibandingkan peserta yang tidak mengalami pelecehan. Yang penting, pelecehan seksual secara paksa dan dengan penetrasi lebih banyak dilaporkan oleh perempuan dibandingkan laki-laki.

Tindak lanjut tes Tukey menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan mereka yang mengalami pelecehan seksual dengan penetrasi, mereka yang tidak mengalami pelecehan seksual telah secara signifikan lebih sedikit mengalami perilaku seksual beresiko (pasangan seksual selama hidup, pasangan selama 3 bulan terakhir, episode hubungan seks tanpa kondom dalam 3 bulan terakhir, episode perdagangan seks, dan diagnosis IMS sebelumnya.Demikian pula, dibandingkan dengan mereka yang mengalami pelecehan seksual secara paksa dan dengan penetrasi, mereka yang tidak mengalami pelecehan seksual memiliki lebih sedikit mengalami perilaku seksual beresiko.

9

Tidak MengalamiPelecehan Seksual a (n = 409)Pelecehan Seksual (tanpa paksaan atau penetrasi) b(n = 159)Pelecehan Seksual (penetrasi) c (n = 313)Pelecehan Seksual (paksaan dan penetrasi) d (n = 296)Jenis Kelamin (pria)227 c,d56100 d63208 a,d66108 a,b,c36Ras (minoritas)269 b,c,d66120 a,c75279 a,b,d89228 a,c77Pendidikan (SMA atau lebih tinggi)212 b.c.d52100 a,c63244 a,b,d78191 a,c65Umur (dalam tahun)MSDMSDMSDMSD28,4 d9,628,79,529,29,830,5 a9,7Perbedaan Demografika p