referat herpes keratitis

Upload: iedwal-dwi-r

Post on 01-Jun-2018

243 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 Referat Herpes Keratitis

    1/12

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Kelainan mata yang diakibatkan oleh infeksi virus herpes simpleks meliputi

    bleparitis, konjungtivitis, keratitis, uveitis, dan glaukoma sekunder. Keratitis herpes

    simpleks merupakan radang kornea yang disebabkan oleh infeksi virus Herpes simpleks

    tipe 1 maupun tipe 2. Di negara-negara barat 9 ! dari populasi orang de"asa dilaporkan

    memiliki antibodi terhadap herpes simpleks. #ebagian besar bersifat subklinis dan tidak

    terdiagnosis.

    Keratitis herpes simpleks dapat merupakan infeksi primer dan bentuk kambuhan.

    Kelainan akibat infeksi primer biasanya bersifat epitelial dan ringan. $ejala-gejala klinis

    keratitis herpes simpleks kambuhan tergantung berat ringannya daerah yang terkena.

    Dibedakan atas bentuk lesi epitelial, ulserasi trophik, stromal, iridosiklitis, dan trabekulitis.

    %amun demikian se&ara umum gejalanya meliputi' mata merah, penglihatan kabur, adanya

    infiltrat maupun defek kornea dan yang sangat spesifik adanya insensibilitas kornea.

    Diagnosis keratitis herpes simpleks kadang-kadang sulit dibedakan dengan

    kelainan kornea yang lain. Dalam hal ini pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan untuk

    membedakan dengan keratitis lain, misalnya keratitis bakteri, jamur, dan trauma kimia.

    (engobatan keratitis herpes simpleks makin marak semenjak ditemukannya idoksunidina

    pada tahun 19)2, kemudian diikuti dengan penemuan vidarabina* namun ternyata kedua

    obat tersebut bersifat toksik terhadap set kornea normal. (enemuan obat-obat anti viral

    terus berkembang dengan ditemukannya asiklovir, gansiklovir, dan penggunaan interferon

    tetes mata.

    +eberapa permasalahan yang mungkin dijumpai dalam penanganan keratitis herpes

    simplek antara lain' kekambuhan yang berulang, resistensi antiviral, tingkat keparahan

    penyakit pada saat mendapat pelayanan kesehatan yang memadai, dan kemungkinan

    semakin meningkatnya jumlah kasus.

    1

  • 8/9/2019 Referat Herpes Keratitis

    2/12

    BAB II

    PEMBAHASAN

    . . natomi

    Kornea

    Dinding bola mata bagian depan ialah kornea yang merupakan jaringan yang jernih

    dan bening, bentuknya hampir sebagai lingkaran dan sedikit lebih lebar pada arah

    transversal 12 mm/ dibanding arah vertikal. +atas kornea dan s&lera disebut limbus. 0ebal

    kornea berkisar .)-1. mm dan terdiri atas lapisan yaitu epitel, membrana bo"man,

    stroma, membran des&emet, dan endotel.

    $ambar. natomi Kornea1. pitel

    pitel kornea merupakan lapisan paling luar kornea dan berbentuk epitel pipih

    berlapis tanpa tanduk. +agian terbesar ujung saraf kornea berakhir pada epitel ini. #etiap

    gangguan epitel akan memberikan gangguan sensibilitas kornea berupa rasa sakit atau

    mengganjal. Daya regenerasi epitel &ukup besar sehingga apabila terjadi kerusakan, akan

    diperbaiki dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut.

    2. 3embrana +o"man

    0erletak di ba"ah epitel dan merupakan suatu membrane tipis yang homogeny dan

    terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang mempertahankan bentuk kornea. +ila terjadi

    kerusakan pada membrane bo"man maka akan berakhir dengan terbentuknya jaringan

    parut.

    4. #troma2

  • 8/9/2019 Referat Herpes Keratitis

    3/12

    3erupakan lapisan paling tebal dari kornea dan terdiri dari atas jaringan kolagen yang

    tersusun dalam lamel-lamel dan berjalan sejajar dengan permukaan kornea. Diantara serat-

    serat kolagen ini terdapat matriks. #troma bersifat higroskopis yang menarik air dari bilik

    mata depan. Kadar air di dalam stroma kurang lebih 5 !. Kadar air di dalam stroma

    relative yang diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan penguapan oleh epitel. pabila

    fungsi sel endotel kurang baik maka akan terjadi kelebihan kadar air sehingga timbul edem

    kornea. #erat di dalam stroma demikian teratur sehingga memberikan gambaran kornea

    yang transparent atau jernih. +ila terjadi gangguan susunan serat di dalam stroma seperti

    edema kornea dan sikatriks kornea akan mengakibatkan sinar yang melalui kornea

    terpe&ah dan kornea terlihat keruh.

    6. 3embran Des&ement

    3erupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat, tidak berstuktur dan bening.

    0erletak di ba"ah stroma, lapisan ini merupakan pelindung atau barier infeksi dan

    masuknya pembuluh darah.

    . ndotel

    0erdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting untuk mempertahankan

    kejernihan kornea. #el endotel adalah sel yang mengatur &airan di dalam stroma kornea.

    ndotel tidak mempunyai daya regenerasi sehingga bila terjadi kerusakan, endotel tidak

    akan normal lagi. ndotel dapat rusak atau terganggu fungsinya akibat trauma bedah, dan

    penyakit intrao&ular. 7sia lanjut dapat menyebabkan jumlah endotel berkurang.

    Kornea tidak mengandung pembuluh darah, jernih dan bening sebagai dinding, juga

    berfungsi sebagai media pengelihatan, dan dipersyarafi oleh %.8.

    $ambar' apisan Kornea.2. Keratitis

    3

  • 8/9/2019 Referat Herpes Keratitis

    4/12

    . DefinisiKeratitis adalah suatu keadaan dimana kornea mata yang merupakan bagian

    terdepan bola mata mengalami suatu inflamasi. Kondisi ini seringkali ditandai dengan

    rasa yang sangat nyeri dan kemudian dapat berkembang menjadi photofobia atau rasa

    silau bila terkena &ahaya.

    +. $ejala dan 0andaKeratitis dapat memberikan gejala mata merah, rasa sangat nyeri, rasa silau,

    penurunan visus mendadak, dis&harge kornea dan mata merasa kelilipan.

    :. Klasifikasi1. Keratitis #uperfisial

    a. Keratitis herpes simpleks superfi&ial b. Keratitis herpes ;oster &. Keratitis vaksininad. Keratitis fliktene. Keratitis #ikaf. Keratitis epra

    2. Keratitis (rofundaa. Keratitis nterstitial

    b. Keratitis #klerotikans

    .4. Keratitis Herpes #impleks

    . Definisi

    Keratitis yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. 8irus ini menempati

    manusia sebagai host, dan merupakan parasit intrasellular obligat yang dapat

    ditemukan pada mukosa, rongga hidung, rongga mulut, vagina dan mata.(enularan herpes simpleks dapat terjadi melalui kontak dengan &airan dan

    jaringan mata, rongga hidung, mulut, dan alat kelamin yang mengandung virus.

    $ambar' keratitis herpes simpleks

    4

  • 8/9/2019 Referat Herpes Keratitis

    5/12

    +. +entuk nfeksi

    Keratitis herpes simpleks dibagi dalam 2 bentuk yaitu epithelial dan stromal, pada

    yang epithelial terjadi akibat pembelahan virus di dalam sel epitel yang

    mengakibatkan kerusakan pada sel epitel dan membentuk tukak kornea yang

    suferfi&ial. (ada stromal terjadi suatu reaksi imunologik tubuh terhadap virus yang

    menyerang yaitu reaksi antigen antibody yang menarik sel radang ke dalam stroma.

    #el radang ini mengeluarkan bahan proteolitik untuk merusak virus, tetapi juga akan

    merusak jaringan stroma di sekitarnya.

    :. $ejala dan 0anda

    Kelainan mata akibat infeksi herpes simpleks dapat bersifat primer dan rekuren.

    lnfeksi primer ditandai oleh adanya demam, malaise, limfadenopati preaurikuler,

    konjungtivitis folikutans, bleparitis, dan 2

  • 8/9/2019 Referat Herpes Keratitis

    6/12

    kerato uveitis. Keratitis superfisial dapat berupa pungtata, dendritik, dan geografik.

    Keratitis dendritika merupakan proses kelanjutan dari keratitis pungtata yang

    diakibatkan oleh perbanyakan virus dan menyebar sambil menimbulka= kematian set

    serta membentuk defek dengan gambaran ber&abang. Keratitis dendritika dapat

    berkembang menjadi keratitis geografika, hal ini terjadi akibat bentukan ulkus

    ber&abang yang melebar dan bentuknya menjadi ovoid. Dengan demikian gambaran

    ulkus menjadi seperti peta geografi dengan kaki &abang mengelilingi ulkus.

    $ambar' Keratitis geografika dan keratitis herpes simplek relaps

    Keratitis herpes simpleks bentuk dendrit harus dibedakan dengan keratitis herpes

    ;oster, pada herpes ;oster bukan suatu ulserasi tetapi suatu hipertropi epitel yang

    dikelilingi mu&us pla>ues* selain itu, bentuk dendriform lebih ke&il. 0irosinemia jugasering menimbulkan lesi dendriform, tetapi biasanya bilateral dan terjadi pada anak-

    anak. esi sema&am ini pernah pula dilaporkan sebagai akibat infeksi &anthamoeba,

    trauma kimia, dan akibat toksisitas thiornerosal. Keratitis epitelial dapat berkembang

    menjadi ulkus metaherpetik, dalam hat ini terjadi perobekan membrana basalis. ulkus

    metaherpetik bersifat steril, deepitelisasi meluas sampai stroma. ulkus ini berbentuk

    bulat atau lonjong dengan ukuran beberapa mm dan bersifat tunggal. (ada kasus ini

    dapat dijumpai adanya edema stroma yang berat disertai lipatan membrana des&emet.?eaksi iritasi konjungtiva bersifat ringan akibat adanya hipestesia. ?eflek lakrimasi

    berkurang, sehingga produksi tear film menjadi relatif tidak &ukup. 7lkus

    metaherpetik dapat menetap dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan. 7ntuk

    penyembuhannya memerlukan "aktu sekurang-kurangnya ) minggu

    6

  • 8/9/2019 Referat Herpes Keratitis

    7/12

    $ambar' 7lkus dendritik

    0erdapat dua bentuk keratitis stroma, yaitu keratitis dis&iform dan keratitis

    interstitial. Keratitis dis&iform dihipotesiskan sebagai reaksi hipersensitivitas tipe

    lambat, sedang keratitis interstitialis terjadi akibat reaksi hipersensitivitas imun

    komp1ek. Karakteristik keratitis dis&iform berupa edema stroma berbentuk lonjong

    atau gambaran melingkar seperti &akram dengan ukuran diameter @5 mm, biasanya

    disertai infiltrat ringan. dema dapat terbatas pada bagian depan stroma, tetapi dapat

    juga meluas ke seluruh tebal stroma. Kerati& pre&ipitates biasanya dijumpai menempel

    di endotel kornea belakang daerah edema.

    $ambar' Keratitis dis&iform

    Keluhan penderita antara lain' penglihatan kabur, nro&os, rasa tidak enak, dan

    fotofobia terjadi bila disertai adanya iritis. (ada kasus yang ringan, tanpa disertai

    nekrosis dan neovaskularisasi penyembuhan dapat terjadi dalam beberapa bulan tanpa

    meninggalkan sikatriks. (ada kasus yang berat, penyembuhan memerlukan "aktu

    sampai 1 tahun atau lebih, bahkan sering terjadi penyullt berupa penipisan kornea

    maupun perforasi. Keratitis dis&iform dapat pula terjadi akibat infeksi herpes ;oster,

    varisela, &ampak, keratitis karena bahan kimia, dan trauma tumpul yang mengenai

    kornea. (ada keratitis dis&form dapat diisolir virus herpes simpleks dan &airan akuos.Keratitis instertitialis memiliki bentuk bervariasi, lesi dapat tunggal maupun

    beberapa tempat. $ambaran klinisnya bahkan dapat mirip keratitis bakteri maupun

    jamur. filtrat tampak mengelilingi daerah stroma yang edema, dan dijumpai adanya

    neovaskularisasi. Kadang-kadang dijumpai adanya infiltrat marginal atau lebih dikenal

    7

  • 8/9/2019 Referat Herpes Keratitis

    8/12

    sebagai Aessely ring, diduga sebagai infiltrat polimorfonuklear disertai reaksi antigen

    antibodi virus herpes simpleks.

    $ambar' Keratitis stromal+eberapa penyulit keratitis stroma antara lain' kornea luluh, des&emeto&ele,

    penipisan kornea, superinfeksi, dan perforasi. 0erjadinya kornea luluh disebabkan oleh

    mekanisme aktif en;im kolagenase, nekrosis, replikasi virus, dan efek steroid. n;im

    kolagenase dilepaskan oleh sel epitel rusak, sel polimorfonuklear, dan fibroblas

    selama reaksi radang.

    D. Diagnosis Keratitis Herpes #impleks

    $ambaran spesifik dendrit tidak memerlukan konfirmasi pemeriksaan yang lain.

    palagi gambaran lesi tidak spesifik maka diagnosis ditegakkan atas dasar gambaran

    klinik infeksi kornea yang relative tenang, dengan tanda-tanda peradangan yang tidak

    berat serta ri"ayat penggunaan obat-obatan yang menurunkan resistensi kornea

    seperti' anastesi lokal, kortikosteroid dan obat-obatan imunosupresif. pabila fasilitas

    memungkinkan dilakukan kultur virus dari jaringan epitel, dan lesi stroma.

    . Diagnosis +anding Keratitis Herpes #impleks

    Diagnosis banding keratitis herpes simpleks dapat meliputi keratitis herpes ;oster,

    keratitis vaksinia, dan keratitis stafilokokus

    B. Klasifikasi Keratitis Herpes #impleks

    Hogan dkk. 19)6/ membuat kiasifikasi diagnosis keratitis herpes simpleks

    sebagai berikut'

    8

  • 8/9/2019 Referat Herpes Keratitis

    9/12

  • 8/9/2019 Referat Herpes Keratitis

    10/12

    memper&epat penyembuhan. pabila tidak ada perbaikan dalam 21 hari, perlu diganti

    dengan antiviral yang lain.(ada keratitis meta herpetik terjadi kerusakan membrana basalis, untuk itu perlu

    di&egah kerusakan lebih lanjut dengan verban dan lensa kontak lunak. (engobatan

    yang diberikan meliputi pemberian antiviral, air mata buatan, sikioplegik, dan asetil

    sistein 1 -@2 ! tetes mata tiap 2 jam bila ada tanda-tanda penipisan dan uluhnya

    stroma. #elain itu, perlu ditambahkan lem &yanoa&rylate untuk menghentikan luluhnya

    stroma. +ila tindakan tersebut gagal, harus dilakukan flap konjungtiva, bahkan bila

    perlu dilakukan keratoplasti. Blap konjungtiva hanya dianjurkan bila asih ada sisa

    stroma kornea, bila sudah terjadi des&emeto&ele flap konjungtiva tidak perlu* tetapi

    dianjurkan dengan keratoplastik lamellar.

    (engobatan pada keratitis dis&iform meliputi pemberian steroid topikal, antiviralsalep, bila terjadi iritis perlu diberikan steroid oral 2 -4 mg selama 5-1 hari.

    ntibiotik topikal perlu diberikan, jika steroid topikal diberikan se&ara masif. +ila

    terjadi ulserasi, steroid topikal agar dikurangi pembeniannya dan bila perlu distop.

    pabila terjadi penyulit misalnya luluh kornea, des&emeto&ele, atau perforasi,

    kemudian dikelola seperti pengelolaan ulkus metaherpetik yang mengalami penyulit.

    Pemilihan Antiviral

    ntiviral yang efektif dan aman adalah jika mampu menghentikan replikasi virus,

    tanpa merusak sel-sel sehat. Ebat-obat lama sepenti idoksuridina dan vidarabina

    memiliki toksisitas sema&am dan khasiat sepadan guna menghentikan replikasi virus.

    fek samping pemberian idoksuridina antara lain' keratitis pungtata, dermatitis

    kontakta, konjungtivitis folikularis, dan oklusi pungtum lakrimalis. fektivitas kedua

    obat tersebut untuk pengobatan keratitis dendritik sebesar C !, sedang trifluridina

    mempunyal efektivitas 95! dengan "aktu penyembuhan 2 minggu. 0ingkat

    kepatuhan pasien pengguna trifluridma lebih baik dibanding kedua obat antiviral

    tendahulu, karena lebih mudah larut dalam air. (ada 4- ! kasus ternyata dalam 1

    minggu tidak ada perbaikan dengan tnifluridin, dalam hal ini diperlukan debridement.

    ?esistensi terhadap triflunid sangat jarang, dan bila dijumpai ternyata tidak dijumpai

    resistensi silang terhadap idoksunidina maupun vidarahina.Hasil penelitian tentang daya guna asiklovir dengan idoksuridina pertama kali

    dilaponkan oleh :ollum dkk. 19C / didapatkan hasil benupa lama penyembuhan

    keratitis dendritik rata-rata 6,6 hari dan se&ara bermakna lebih pendek dibandingkan

    10

  • 8/9/2019 Referat Herpes Keratitis

    11/12

    kelompok idoksuridina. 7ntuk kasus-kasus keratitis geognafik memerlukan "aktu

    penyembuhan rata-rata ,) hari.Keratitis stroma memiliki hasil kurang baik bila diobati dengan idoksuridina.

    (enggunaan kombinasi antara asikiovin dengan steroid topikal dapat meningkatkan

    "aktu penyembuhan. #teroid topikal dapat membantu menekan reaksi radang, dan

    meaghambat vasku arisasi. (ornier dkk 19C2/ membuktikan bah"a asikiovir topikal

    menghasilkan daya penetrasi terbaik dibandingkan vidarabina maupun trifluridina.

    (ada pasien-pasien keratitis stroma yang mendapat pengobatan kombinasi asiklovir

    salep mata dan betametason , 1! ternyata sembuh komplit memerlukan "aktu rata-

    rata 19,6 hari.

    11

  • 8/9/2019 Referat Herpes Keratitis

    12/12

    DAFTAR PUSTAKA

    1. 8aughan D$, sbury 0, ?iordan- va (. Eftalmologi umum. Fakarta' Aidya

    3edika, 2 1 . 141-146

    2. lyas #. lmu (enyakit 3ata. Fakarta' +alai (enerbit BK7 , 2 5.1 -1 1.

    4. """.meds&ape.&om< Keratitis arti&le. Diakses pada tanggal 29 pril 2 12.

    6. meri&an &ademy of Ephthalmology. Gterna disease and &ornea, #an Bransis&o

    2 )-2 5 ' C-12, 1 5-) .

    . 0hygeson, (hillips. 19 . #uperfi&ial (un&tate Keratitis . Fournal of the meri&an

    3edi&al sso&iation* 166'1 66-1 69. vailable at ' http'