referat selulitis gilut
TRANSCRIPT
SELULITIS
Oleh :1. AA Made Berastia Anis Savitri 087001582. Diah Eka Wiyani 08700200
REFERAT
Pembimbing :Drg. Enny Willianti, M.KesDrg. Theodora, Sp.OrtDrg. Dyan Paramita, Sp.KGDrg. Wahyuni Dyah Parmasari, Sp.Ort
PENDAHULUAN• Infeksi odontogenik dapat menyebar ke bagian bukal, fasial, dan
subkutaneus servikal kemudian berkembang menjadi selulitis, terutama selulitis fasial, yang akan mengakibatkan kematian kematian jika tidak segera diberikan perawatan yang adekuat (Berini, et al, 1999).
• Karakter klinis dari selulitis adalah suatu proses inflamasi yang disertai demam dan kondisi umum pasien yang buruk, kelainan hematologik seperti peningkatan jumlah leukosit dan laju endap darah.
• Penanggannya dengan pemberian antibiotik dan tindakan drainase jika diperlukan.
DEFINISI• Selulitis adalah penyebaran oedematus dari inflamasi akut pada
permukaan jaringan lunak dan bersifat difus (Neville, 2004). • Selulitis dapat terjadi pada semua tempat dimana terdapat jaringan
lunak dan jaringan ikat longgar, terutama pada muka dan leher, karena biasanya pertahanan terhadap infeksi pada daerah tersebut kurang sempurna.
SIFATSelulitis yang mengenai jaringan subkutan bersifat :
- difus- konsistensinya bisa sangat lunak maupun keras seperti papan, - ukurannya besar- spongius- tanpa disertai adanya pus- didahului adanya infeksi bakteri- tidak terdapat fluktuasi yang nyata seperti pada abses- infeksinya membentuk suatu lokalisasi cairan
- penyebarannya progressif mengenai daerah sekitar
PERBEDAAN ABSES & SELULITIS
KARAKTERISTIK SELULITIS ABSESDurasi Akut Kronis
Sakit Berat & merata Terlokalisir
Ukuran Besar Kecil
Palpasi Indurasi jelas Fluktuasi
Lokasi Difus Berbatas jelas
Kehadiran pus Tidak ada Ada
Derajat keparahan Lebih berbahaya Tidak darurat
Bakteri Aerob (Streptococcus) Anaerob (Stafilococcus)
Enzim yang dihasilkan Streptokinase / fibronilisin,
Hyaluronidase, Streptodomase
Coagulase
sifat Difus Terlokalisir
ETIOLOGI• Infeksi odontogenik pada umumnya merupakan infeksi campuran
dari berbagai macam bakteri, baik bakteri aerob maupun anaerob yang mempunyai fungsi sinergis (Peterson,2002).
• Selulitis banyak disebabkan oleh Streptococcus sp.• Mikroorganisme lainnya, negatif anaerob seperti Prevotella,
Porphyromona dan Fusobacterium juga bisa menyebabkan selulitis(Berini, et al, 1999).
INFEKSI PRIMER
• Infeksi Primer selulitis dapat berupa: - perluasan infeksi/abses periapikal- osteomyielitis dan perikoronitis yang dihubungkan dengan erupsi gigi molar tiga rahang bawah- ekstraksi gigi yang mengalami infeksi periapikal/perikoronal- penyuntikan dengan menggunakan jarum yang tidak steril,- infeksi kelenjar ludah (Sialodenitis)- fraktur compound maksila / mandibula- laserasi mukosa lunak mulut serta infeksi sekunder dari oral
malignancy.
ANATOMI• Spasia fasialis adalah suatu area yang tersusun atas lapisan-
lapisan fasia di daerah kepala dan leher berupa jaringan ikat yang membungkus otot-otot dan berpotensi untuk terserang infeksi serta dapat ditembus oleh eksudat purulent (Peterson, 2002).
• Pengetahuan tentang lokasi anatomis ruang atau spasia sebagai tempat penyebaran infeksi odontogenik sangat penting dalam menegakkan diagnosa.
Gambar 1. Spasia Masseter, Pterigomandibular dan Temporal
(Topazian, 1995)
Tabel 1. Spasium Fasialis
PATOFISIOLOGI
• Selulitis fasialis banyak disebabkan infeksi odontogenik yang berasal dari pulpa dan periodontal.
• Periodontitis apikalis akut atau kelanjutan dari infeksi/abses periapikal, menyebar ke segala arah waktu mencari jalan keluar.
• Ketika itu biasanya periosteum ruptur dan infeksi menyebar ke sekitar jaringan lunak intra dan/atau extra oral, menyebabkan selulitis.
• Penyebab utama selulitis adalah proses penyebaran infeksi melalui ruangan subkutaneus sellular/jaringan ikat longgar yang biasanya disebabkan dari infeksi odontogenik.
• Penyebaran ini dipengaruhi oleh struktur anatomi lokal yang bertindak sebagai barrier pencegah penyebaran, hal tersebut dapat dijadikan acuan penyebaran infeksi pada proses septik.
• Barrier tersebut dibentuk oleh tulang rahang dan otot-otot yang berinsersi pada tulang tersebut (Berini, et al,1999
Perlekatan otot-otot pada tulang fasial (Topazian, 2004)
Perjalanan Infeksi Odontogenik (Dimitroulis, 1997)
Jalur penyebaran infeksi odontogenik (Dimitroulis,1997):
• Gigi-gigi Rahang BawahM. Buccinator (bagian luar body mandibula)
Di bawah perlekatan otot : ke daerah fasialDi atas pe rlekatan otot : ke intraoral
M. Mylohyoid (sebelah dalam body mandibula)Di bawah perlekatan otot : ke daerah sublingual dalamDi atas perlekatan otot : ke daerah sublingual luarAnterior : ke daerah submental
M. Masseter (sebelah luar ramus mandibula)Di antara m. Masseter : ke daerah submasseterikLateral : ke daerah temporal
M. Pterigoideus Medialis (sebelah dalam ramus mandibula)Lateral : ke daerah pterigomandibulaMedial : ke daerah pharyngealPosterior : ke retropharyngeal
• Gigi-gigi Rahang AtasM. Buccinator (di lateral)
Di atas perlekatan otot : ke daerah fasialDibawah perlekatan otot : ke daerah intraoral
Palatum durum (di medial)Sinus maksilaris ( di superior)
Jalur Penyebaran Infeksi Odontogenik
Menurut Dimitroulis (1997) faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dari infeksi antara lain:
• Mikroorganisme Virulensi mikroorganisme & jumlah mikroorganisme
• Asal infeksi Pulpa, periodontal, luka jaringan
• Toksisitas yang dihasilkan dan dikeluarkan dari mikroorganisme• Host • Keadaan Umum
Status kesehatan, sistem imun, umur • Faktor lokal
Suplai darah, efektivitas sistem pertahanan
Peterson (2002) menguraikan mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi sebagai berikut:
1. Mekanisme pertahanan lokal Barrier anatomi tubuh yang intak dan populasi bakteri normal dalam tubuh.
2. Mekanisme pertahanan hurmoral Imunoglobulin dan komplemen.
3. Mekanisme selular Fagosit, granulosit, monosit dan limfosit.
KLASIFIKASIMenurut Berini, et al (1999) Selulitis dapat digolongkan
menjadi:
1. Selulitis Sirkumskripta Serous Akut- Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau
dua spasia fasial, yang tidak jelas batasnya. - Infeksi bakteri mengandung serous, konsistensinya sangat
lunak dan spongius. - Penamaanya sebagai berikut :
Penamaan selulitis berdasarkan spasia yang terlibat (Peterson, 2002)
2. Selulitis Sirkumskripta Supurartif Akut
- Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta serous akut, hanya infeksi bakteri tersebut juga mengandung suppurasi yang purulen.
- Penamaan berdasarkan spasia yang dikenainya. - Jika terbentuk eksudat yang purulen, mengindikasikan
bahwa tubuh membatasi penyebaran infeksi dan terdapat mekanisme resistensi lokal tubuh dalam mengontrol infeksi.
- Pembagianya antara lain :
a. Selulitis Difus AkutDibagi lagi menjadi beberapa kelas, yaitu:1) Ludwig’s Angina2) Selulitis yang berasal dari inframylohyoid3) Selulitis Senator’s Difus Peripharingeal4) Selulitis Fasialis Difus5) Fascitis Necrotizing dan gambaran atypical lainnya
b. Selulitis KronisSelulitis kronis adalah suatu proses infeksi yang
berjalan lambat karena terbatasnya virulensi bakteri yang berasal dari fokus gigi. Biasanya terjadi pada pasien dengan selulitis sirkumskripta yang tidak mendapatkan perawatan yang adekuat atau tanpa drainase.
3. Selulitis Difus yang Sering Dijumpai
Selulitis difus yang paling sering dijumpai adalah Phlegmone / Angina Ludwig’s. Angina Ludwig’s merupakan suatu selulitis difus yang mengenai spasia sublingual, submental dan submandibular bilateral, kadang-kadang sampai mengenai spasia pharingeal (Berini, Bresco & Gray, 1999 ; Topazian, 2002).
Selulitis dimulai dari dasar mulut. Seringkali bilateral, tetapi bila hanya mengenai satu sisi/ unilateral disebut Pseudophlegmon.
• Gejala klinis dari Angina Ludwig’s (Pedlar, 2001):
- Oedema pada kedua sisi dasar mulut- Berjalan cepat menyebar ke leher hanya dalam beberapa jam- Lidah terangkat- Trismus progressif- Konsistensi kenyal – kaku seperti papan- Pembengkakan warna kemerahan- Leher kehilangan anatomi normalnya- Seringkali disertai demam/kenaikkan temperatur tubuh- Sakit dan sulit menelan- Kadang sampai sulit bicara dan bernafas serta stridor
• Angina Ludwig’s memerlukan penangganan sesegera mungkin, berupa: - Rujukan untuk mendapatkan perawatan rumah sakit.
- Antibiotik intravenous dosis tinggi, biasanya untuk terapi awal digunakan Ampisillin dikombinasikan dengan metronidazole.- Penggantian cairan melalui infus, drainase through and through.- Penangganan saluran nafas, seperti endotracheal intubasi atau tracheostomy jika diperlukan.
GEJALA KLINISGejala lokal antara lain :• pembengkakkan mengenai jaringan lunak/ikat longgar• nyeri• panas dan kemerahan pada daerah pembengkakkan• pembengkakan disebabkan oedem, infiltrasi selular dan kadang karena
adanya pus• pembengkakkan difus, konsistensi kenyal – keras seperti papan• kadang-kadang disertai trismus dan dasar mulut serta lidah terangkat
Gejala sistemik antara lain :• temperatur tinggi• nadi cepat dan tidak teratur• malaise• lymphadenitis • peningkatan jumlah leukosit• pernafasan cepat• muka kemerah-merahan• lidah kering• delirium terutama malam hari• disfagia dan dispnoe serta stridor
DIAGNOSADiagnosis ditegakkan dari :
1. Riwayat penyakit atau anamnesa 2. Pemeriksaan klinis
- Inpeksi, palpasi & auskultasi intraoral dan ekstraoral.Pemeriksaan penunjang - Berupa pemeriksaan radiologis, umumnya periapikal foto dan panoramik foto- Banyak kasus selulitis dapat didiagnosa dengan MRI (Berini, Bresco & Gay, 1999) .
Apabila terdapat gejala sistemik seperti malaise dan demam tinggi, adanya disfagia atau dispnoe, dehidrasi atau pasien kurang minum, diduga adanya penurunan resistensi terhadap infeksi, toksis septikemia dan infiltrasi ke daerah anatomi yang berbahaya serta memerlukan anestesi umum untuk drainase, diperlukan penanganan serius dan perawatan di rumah sakit sesegera mungkin.
• Pemberian aplikasi panas eksternal (kompres panas) maupun peroral (melalui obat kumur saline) dapat memicu timbulnya pernanahan.
TERAPI
Prinsip dasar perawatan infeksi (Falace, 1995), yaitu:
1. Menghilangkan causa Jika keadaan umum pasien mungkinkan segera dilakukan prosedur ini (pencabutan gigi penyebab).
2. Drainase Insisi drainase bisa dilakukan intra maupun extra oral, ataupun bisa dilakukan bersamaan seperti kasus-kasus yang parah.
3. Pemberian antibiotiKRiwayat alergi terhadap antibiotik tertentu perlu ditanyakan. Bila diberikan secara intravena perlu dilakukan skin test terlebih dahulu. Antibiotik diberikan selama 5-10 hari (Milloro, 2004)
4. Suppotive CareIstirahat dan nutrisi yang cukup
Garis Insisi Drainase (Peterson, 2002)
Antibiotik yang biasa digunakan
5. Pemberian analgesik & antiinflamasi - Diklofenak (50mg/8 jam) atau Ibuprofen (400-600 mg/8 jam) - Jika Kortikosteroid diberikan, perlu ditambahkan analgesik murni, seperti Paracetamol - Antiinflamasi diberikan dalam (650 mg/4-6 jam) dan/atau Opioid rendah seperti Kodein (30 mg/6 jam))
KOMPLIKASIKomplikasi yang seringkali menyertai selulitis fasial
antara lain:• obstruksi pernafasan• septik syok• septikemia.
PROGNOSAPrognosa untuk kasus selulitis fasialis tergantung pada :• umur penderita• kondisi pasien datang pertama ke poliklinik • kondisi sistemik pasien.
Pada umumnya ad bonam jika segera ditangani dengan cepat dan benar.
KESIMPULAN
Selulitis merupakan suatu proses inflamasi yang mengenai jaringan lunak terutama jaringan ikat longgar, sifatnya akut, oedematus difus, meliputi ruang yang luas, indurasi tegas, biasanya disertai kondisi sistemik yang buruk. Selulitis dapat mengakibatkan kematian jika tidak segera diberikan perawatan yang adekuat dan sesegera mungkin.
KESIMPULANInfeksi odontogen menyebabkan terjadinya
selulitis, terutama pada daerah wajah (fasialis). Selulitis fasialis yang paling sering dijumpai adalah Angina Ludwig’s, selulitis bilateral yang mengenai 3 spasium yaitu spasium submandibula, sublingual dan submental. Penanganan selulitis hampir sama seperti penanganan infeksi odontogenik lainnya yaitu menghilangkan causa, insisi drainase, pemberian antibiotik dan perawatan suportif, tetapi yang perlu diperhatikan adalah penangganan kedaruratan untuk keadaan umum pasien yang buruk, seperti sulit bernafas, demam tinggi, dan sebagainya.
Terima kasih atas perhatiannya..