refererat hg

Upload: ryaa-nitaa-adyaa

Post on 09-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

referat

TRANSCRIPT

REFERAT

SURVIVING MORNING SICKNESS SUCCESSFULLY: FROM PATIENTS PERCEPTION TO RATIONAL MANAGEMENT

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul

Diajukan Kepada :dr. I Nyoman Tritia Widiantara, Sp.OG

Disusun oleh :Duane Ayu Fitri20100310148

SMF ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTULFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2015HALAMAN PENGESAHAN

REFERATSURVIVING MORNING SICKNESS SUCCESSFULLY: FROM PATIENTS PERCEPTION TO RATIONAL MANAGEMENT

Disusun oleh:Duane Ayu Fitri20100310148

Telah dipresentasikan pada:April 2015

Bantul, April 2015Menyetujui dan mengesahkan,Pembimbing

dr. I Nyoman Tritia Widiantara, Sp.OG

BAB IPENDAHULUAN

Mual dan muntah kehamilan mempengaruhi hingga 85% dari ibu hamil, dengan berbagai tingkat keparahan. Bentuk yang paling parah dari mual dan muntah pada kehamilan dikenal sebagai hiperemesis gravidarum (HG), mempengaruhi hingga 2% dari kehamilan. Wanita yang telah menderita dengan berat mual dan muntah pada kehamilan sebelumnya memiliki tingkat kekambuhan 75-85%. Kedua pasien dan dokter sering takut penggunaan terapi farmakologi selama kehamilan karena kekhawatiran potensi risiko terhadap janin. Gejala dan dampak dari mual dan muntah pada kehamilan dan Hiperemesis Gravidarum dapat sangat bervariasi di antara wanita, oleh karena itu perawatan harus disesuaikan dengan individu.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. PengertianMual dan muntah (Morning Sickness, Emesis Gravidarum) adalah mual dan muntah selama kehamilan yang terjadi antara 4 dan 8 minggu kehamilan dan terus berlanjut hingga 14-16 minggu kehamilan dan gejala biasanya akan membaik. Mual dan muntah selama kehamilan dapat berupa gejala yang ringan hingga berat. Mual dan muntah adalah keluhan utama pada 70 %-80 % kehamilan. Hiperemesis Gravidarum adalah kondisi mual dan muntah yang berat selama kehamilan, yang terjadi pada 1 %-2 % dari semua kehamilan atau 1-20 pasien per 1000 kehamilan.Delapan puluh lima persen dari wanita hamil akan mengalami mual dan muntah kehamilan berkisar dari ringan sampai parah dan biasanya dimulai antara 4 sampai 9 minggu kehamilan dan puncaknya antara 7 dan 12 minggu. Biasanya, gejala mereda antara 12 dan 16 minggu kehamilan. Namun, hingga 15% wanita akan mengalami gejala di atas 16 minggu atau selama kehamilan mereka. Gejala dimulai setelah 10 minggu kehamilan harus diselidiki untuk kemungkinan penyebab lain. Bentuk yang paling parah dari mual dan muntah pada kehamilan adalah hiperemesis gravidarum (HG), yang mempengaruhi hingga 2% dari wanita hamil. Ketika seorang wanita telah mengalami HG, ada tingkat kekambuhan tinggi (75-85%) mengalami mual dan muntah pada kehamilan yang parah atau HG pada kehamilan mendatang. Mual dan muntah pada kehamilan dapat memiliki efek fisik dan psikologis yang negatif pada wanita hamil. Dukungan dan penatalaksanaan yang baik termasuk salah satu modalitis.

B. Dampak mual dan muntah pada kehamilanDampak negatif mual dan muntah pada kehamilan dapat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita. Dalam sebuah studi 1992, 82 % perempuan melaporkan bahwa kegiatan yang biasa mereka lakukan terganggu. Sekitar 72 % perempuan melaporkan bahwa mual dan muntah mempengaruhi kemampuan pengasuhan mereka dan banyak perempuan melaporkan kehilangan waktu pekerjaan mereka. Gangguan rutinitas ini dapat menyebabkan frustrasi , isolasi , kecemasan , dan bahkan depresi. Pada 2007 , piwko dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa perkiraan biaya (langsung dan tidak langsung) dari mual dan muntah pada kehamilan per minggu adalah $ 132 untuk mual dan muntah ringan , $ 355 untuk mual dan muntah moderat dan $ 653 mual dan muntah untuk yang berat. Dalam sebuah studi baru-baru ini diterbitkan oleh penulis yang sama, diperkirakan total beban ekonomi dari mual dan muntah di Amerika Serikat telah ditunjukkan untuk menjadi $ 1,778,473,782 (60 persen di biaya langsung dan 40 persen di biaya tidak langsung). Perkiraan biaya untuk perawatan medis, tergantung pada tingkat keparahan dari gejala mual dan muntah, $ 40 (mual dan muntah ringan), $ 57 (mual dan muntah yang moderate) $ 267 (mual dan muntah yang parah), dan $ 7089 (Hiperemesis Gravidarum).Efek fisik dari mual dan muntah pada kehamilan dan hyperemesis gavidarum dapat membuat seorang wanita tampak menjadi lebih lemah. Perempuan yang menderita hyperemesis gravidum yang parah dan mual dan muntah yang terus menerus, penurunan berat badan yang lebih besar dari 5 persen dari berat sebelum kehamilan mereka , dehidrasi , ketidakseimbangan elektrolit , dan gizi buruk, biasanya memerlukan rawat inap.

C. EtiologiPenyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh factor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomic pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat zat lain akibat inanisi. Beberapa factor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut:1. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa.2. Faktor organik: masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi3. Faktor psikologis: rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan (Wiknjosastro, 2005).Beberapa faktor yang paling umum yang mungkin terlibat:1. Stimulasi hormon2. Gangguan Tiroid3. Defisiensi vitamin4. Faktor psikologis5. Infeksi Helicobacter pylori6. Plasenta yang lebih besar

D. DiagnosisPenegakan diagnosis hiperemesis gravidarum dimulai dengan menegakkan diagnosis kehamilan terlebih dahulu. Pada anamnesis dapat ditemukan keluhan amenorea, serta mual dan muntah berat yang mengganggu aktivitas sehari- hari. Pemeriksaan obstetrik dapat dilakukan untuk mene- mukan tanda-tanda kehamilan, yakni uterus yang besarnya sesuai usia kehamilan dengan konsistensi lunak dan serviks yang livid. Pemeriksaan penunjang kadar -hCG dalam urin pagi hari dapat membantu menegakkan diagnosis kehamilan.Tabel 1. Definisi-Definisi Mual dan Muntah dalam KehamilanEmesis GravidarumHiperemesis Gravidarum

Mual dan muntah dikeluhkan terus melewati 20 minggu pertama kehamilanMual dan muntah mengganggu aktivitas sehari-hari

Tidak mengganggu aktivitassehari-hariMual dan muntah yang menimbulkan komplikasi (ketonuria, dehidrasi, hipokalemia, penurunan berat badan

Tidak menimbulkan komplikasi patologis

E. Differential DiagnosisDiferensial Diagnosis harus mencakup pertimbangan sejumlah kondisi yang hampir sama dengan gejala mual dan muntah pada kehamilan, tetapi ada yang mungkin tidak berhubungan dengan mual dan muntah pada kehamilan. Beberapa di antaranya adalah gangguan gastrointestinal, hipo / hipertiroid, migrain / sakit kepala, gangguan psikologis, diabetes gestasional, infeksi virus atau bakteri, molar dan kehamilan multipel, kondisi medis yang tidak diobati atau kurang berhasil, kurang tidur dan insomnia. Selain itu, riwayat medis dan gejala menyeluruh harus dilihat karena pasien mungkin tidak mengungkapkan semua informasi yang relevan. Adanya tanda-tanda atau gejala, seperti nyeri perut atau sakit, demam, sakit kepala, diare, sembelit, atau gondok, dapat menunjukkan gangguan lain. Yang penting, kelainan laboratorium (seperti peningkatan enzim hati, bilirubin, amilase dan lipase) dapat muncul dengan mual dan muntah yang berat dan bisa mempengaruhi diferensial diagnosis. Keluhan muntah yang berat dan persisten tidak selalu menandakan hiperemesis gravidarum. Penyebab-penyebab lain seperti penyakit gastrointestinal, pielonefritis dan penyakit metabolik perlu dieksklusi. Satu indikator sederhana yang berguna adalah awitan mual dan muntah pada hiperemesis gravidarum biasanya dimulai dalam delapan minggu setelah hari pertama haid terakhir. Karena itu, awitan pada trimester kedua atau ketiga menurunkan kemungkinan hiperemesis gravidarum. Demam, nyeri perut atau sakit kepala juga bukan merupakan gejala khas hiperemesis gravidarum. Pemeriksaan ultrasonografi perlu dilakukan untuk mendeteksi kehamilan ganda atau mola hidatidosa.Diagnosis banding hiperemesis gravidarum antara lain ulkus peptikum, kolestasis obstetrik, perlemakan hati akut, apendisitis akut, diare akut, hipertiroidisme dan infeksi Helicobacter pylori. Ulkus peptikum pada ibu hamil biasanya adalah penyakit ulkus peptikum kronik yang mengalami eksaserbasi sehingga dalam anamnesis dapat ditemukan riwayat sebelumnya. Gejala khas ulkus peptikum adalah nyeri epigastrium yang berkurang dengan makanan atau antasid dan memberat dengan alkohol, kopi atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Nyeri tekan epigastrium, hematemesis dan melena dapat ditemukan pada ulkus peptikum. Pada kolestasis dapat ditemukan pruritus pada seluruh tubuh tanpa adanya ruam. ikterus, warna urin gelap dan tinja berwarna pucat disertai peningkatan kadar enzim hati dan bilirubin. Pada perlemakan hati akut ditemukan gejala kegagalan fungsi hati seperti hipoglikemia, gangguan pembe- kuan darah, dan perubahan kesadaran sekunder akibat ensefalopati hepatik. Keracunan parasetamol dan hepatitis virus akut juga dapat menyebabkan gambaran klinis gagal hati. Pasien dengan apendisitis akut biasanya mengalami demam dan nyeri perut kanan bawah. Nyeri dapat berupa nyeri tekan maupun nyeri lepas dan lokasi nyeri dapat berpindah ke atas sesuai usia kehamilan karena uterus yang semakin membesar. Apendisitis akut pada kehamilan memiliki tanda-tanda yang khas, yaitu tanda Bryan (timbul nyeri bila uterus digeser ke kanan) dan tanda Alder (apabila pasien berbaring miring ke kiri, letak nyeri tidak berubah).Meskipun jarang, penyakit Graves juga dapat menyebabkan hiperemesis. Oleh karena itu, perlu dicari apakah terdapat peningkatan FT4 atau penurunan TSH. Kadar FT4 dan TSH pada pasien hiperemesis gravidarum dapat sama dengan pasien penyakit Graves, tetapi pasien hiperemesis tidak memiliki antibodi tiroid atau temuan klinis penyakit Graves, seperti proptosis dan pembesaran kelenjar tiroid. Jika kadar FT4 meningkat tanpa didapatkan bukti penyakit Graves, pemeriksaan tersebut perlu diulang pada usia gestasi yang lebih lanjut, yaitu sekitar 20 minggu usia gestasi, saat kadar FT4 dapat menjadi normal pada pasien tanpa hipertiroidisme. Pemberian propiltiourasil pada pasien hipertiroidisme dapat meredakan gejala-gejala hipertiroidisme, tetapi tidak meredakan mual dan muntah.Sebuah studi lain yang menarik menemukan adanya hubungan antara infeksi kronik Helicobacter pylori dengan terjadinya hiperemesis gravidarum. Pada studi tersebut, sebanyak 61,8% perempuan hamil dengan hiperemesis gravidarum menunjukkan hasil tes deteksi genom H. pylori yang positif, namun studi tersebut masih kontroversial. Sebuah studi lain di Amerika Serikat mendapatkan tidak terdapat hubungan antara hiperemesis gravidarum dengan infeksi H. pylori.

F. Komplikasi Muntah yang terus-menerus disertai dengan kurang minum yang berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi. Jika terus berlanjut, pasien dapat mengalami syok. Dehidrasi yang berkepanjangan juga menghambat tumbuh kembang janin. Oleh karena itu, pada pemeriksaan fisik harus dicari apakah terdapat abnormalitas tanda-tanda vital, seperti peningkatan frekuensi nadi (>100 kali per menit), penurunan tekanan darah, kondisi subfebris, dan penurunan kesadaran. Selanjutnya dalam pemeriksaan fisis lengkap dapat dicari tanda-tanda dehidrasi, kulit tampak pucat dan sianosis, serta penurunan berat badan. Selain dehidrasi, akibat lain muntah yang persisten adalah gangguan keseimbangan elektrolit seperti penurunan kadar natrium, klor dan kalium, sehingga terjadi keadaan alkalosis metabolik hipokloremik disertai hiponatremia dan hipokalemia. Hiperemesis gravidarum yang berat juga dapat membuat pasien tidak dapat makan atau minum sama sekali, sehingga cadangan karbohidrat dalam tubuh ibu akan habis terpakai untuk pemenuhan kebutuhan energi jaringan. Akibatnya, lemak akan dioksidasi. Namun, lemak tidak dapat dioksidasi dengan sempurna dan terjadi penumpukan asam aseton-asetik, asam hidroksibutirik, dan aseton, sehingga menyebabkan ketosis. Salah satu gejalanya adalah bau aseton (buah-buahan) pada napas. Pada pemeriksaan laboratorium pasien dengan hiperemesis gravidarum dapat diperoleh peningkatan relatif hemoglobin dan hematokrit, hiponatremia dan hipokalemia, badan keton dalam darah dan proteinuria.Robekan pada selaput jaringan esofagus dan lambung dapat terjadi bila muntah terlalu sering. Pada umumnya robekan yang terjadi kecil dan ringan, dan perdarahan yang muncul dapat berhenti sendiri. Tindakan operatif atau transfusi darah biasanya tidak diperlukan. Perempuan hamil dengan hiperemesis gravidarum dan kenaikan berat badan dalam kehamilan yang kurang (