refleksi dari buku pelajaran sekolah dasar di bali zaman
TRANSCRIPT
ETNO-NASIONALISME DAN PENDIDIKAN:Refleksi dari Buku Teks Sekolah Dasar di
Bali Zaman Kolonial Belanda
I Nyoman Darma Putra
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana
Jangkauan
1. Pengantar
2. Perkembangan etno-nasionaisme dan nasionalisme di Bali
3. Pendidikan dasar zaman Belanda
4. Materi buku pelajaran sekolah dasar zaman colonial, 1874-1947
5. Etno-nasionalisme, Refleksi dalam pendidikan dan media massa
6. Simpulan
SekolahRakyat Bali Zaman Belanda
Guru menjaga aktivitasseni para Murid
Etno-nasionalisme di Bali Zaman Kolonial
• Bali terlambat berkenalan dengan Nasionalisme
• Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, berdirinya Budi Utomo
• Bali ditaklukkan Belanda tahun 1906, 1908
• Politik Etis Belanda: Balisering (ajeg Bali) dan Sekolah
• Belanda memblokir Nasionalisme dan Komunisme ke Bali
• Tidak ada info bahwa Jong Bali hadir dalam Sumpah Pemuda
• Organisasi yang ada seperti Shanti, Surya Kanta, Bali Dharma Laksana, dan Poeteri Bali Sadar bersifat a-politik.
• Wacana etno-nasionalisme, nasionalisme etnik
Nasionalisme di Bali
• Nasionalisme berkembang di Bali Zaman Jepang
• Jepang lebih terbuka dan mengizinkan organisasi di Jawa membukacabang di Bali (Robinson 1995:85-86).
• I Gusti Ketut Pudja sebagai wakil Bali dalam Panitia PersiapanKemerdekaan Indonesia (PPKI)
• I Gusti Nurah Rai: "Bali bukan tempat untuk perundingan dan perundingan merupakan hak dari pemimpin kami di pusat”
• Surat Kabar di Bali bernama Suara Indonesia (kini Bali Post)
• Nasionalisme yang telat, berkembang pesat.
Pendidikan dasar zaman Belanda
• Politik etis Belanda membangun sekolah, promosi pariwisata Bali
• Sekolah pertama tahun 1874 di Singaraja
• Belanda mendirikan sekolah di berbagai kota, Denpasar, Jembrana, Gianyar, Klungkung, Mengwi, dll.
• Belanda mendorong guru menyediakan buku pelajaran
• Buku Pelajaran pertama 1874, karya I Ranta seorang guru dariSingaraja, bersekolah di Bandung
• Para penulis I Made Pasek, Ktut Nasa, Mas Nitisastro, IGK Ranuh, sampai IGB Sugeriwa
Buku bahasa Bali Pertama, Terbit 1874Balineesch spelboekje
Buku Pelajaran antara 1874-1947
• Jumlah buku yang berhasil diidentifikasi 30 judul
• Isinya: pelajaran bahasa, aksara Bali, cerita bahasa Bali
• Bentuk teks: narasi (cerita), deskripsi
• Isi: pengetahuan umum, modernisasi, nasehat moral, keterampilanhidup (life skill)
• Materi sebagian besar tentang Bali, murid diajak mengenal Bali, dan sedikit tentang tanah Belanda/Eropa
• Tidak ada tentang daerah lain di Indonesia
• Mencetak generasi yang berjati diri Bali, bibit etno-nasionalisme
Aneka Warnaolih I Made Pasek(1913)
Buku Giri Koeta (1947)
Refleksi nasionalisme dalam pendidikan dan media massa
• Selain mengajar dan menulis buku, guru-guru juga aktif dalammenulis dan menebritkan media massa
• Media massa: Shanti Adnjana, Bali Adnjana, Surya Kanta, Bhawanegara, Djatajoe.
• Media massa ini menggunakan bahasa Indonesia.
• Bahasa dan Media adalah arena penumbuhan nasionalisme
• Organisasi yang ada mulai mengadopsi karakteristik organisasi‘nasional’, seperti Poeteri Bali Sadar.
• Etno-nasionalisme dalam pendidikan berkembangmenjadinasionalisme pasca-kekalahan Belanda, dan kehadiran Jepang.
Majalah Bhawanagara
Tiga Jurnal atau Majalah
Penutup
• Pendidikan dan isi buku yang digunakan memainkan peran pentingdalam membangun karakter siswa.
• Buku pelajaran sekolah di Bali zaman colonial sangat Bali sentris, penumbuh benih etno-nasionalisme.
• Etno-nasionalisme adalah benih nasionalisme. Para guru Bali zaman kolonial juga aktif dalam publikasi dan organisasi dan menjadikanbahasa Indonesia sebagai media.
• Ketika situasi sosial politik kondusif, nasionalisme yang tumbuh agaktelat di Bali akhirnya menjadi sangat kuat.