refleksi kasus 7

12
BAB I PENDAHULUAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di negara berkembang. Terdapat banyak penyebab diare akut pada anak. Pada sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit, akan tetapi berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut termasuk sindroma malabsorbsi. Diare karena virus umumnya bersifat self limiting, sehingga aspek terpenting yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian dan menjamin asupan nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare. Diare menyebabkan kehilangan sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang tinggi disektor kesehatan oleh karena rata-rata sekitar 30% dari jumlah tempat tidur yang ada di rumah sakit ditempati oleh bayi dan anak dengan penyakit diare. Selain itu juga di pelayanan kesehatan primer, 1

Upload: veronicha-anggarai

Post on 07-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

refka

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di negara berkembang. Terdapat banyak penyebab diare akut pada anak. Pada sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit, akan tetapi berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut termasuk sindroma malabsorbsi. Diare karena virus umumnya bersifat self limiting, sehingga aspek terpenting yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian dan menjamin asupan nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare. Diare menyebabkan kehilangan sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa.Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang tinggi disektor kesehatan oleh karena rata-rata sekitar 30% dari jumlah tempat tidur yang ada di rumah sakit ditempati oleh bayi dan anak dengan penyakit diare. Selain itu juga di pelayanan kesehatan primer, diare masih menempati urutan kedua dalam urutan 10 penyakit terbanyak dipopulasi.Diare juga erat hubungannya dengan kejadian kurang gizi. Setiap episode diare dapat menyebabkan kekurangan gizi oleh karena adanya anoreksia dan berkurangnya kemampuan menyerap sari makanan, sehingga apabila episodenya berkepanjangan akan berdampak terhadap pertumbuhan dan kesehatan anak.

BAB IISTATUS PASIEN

A. Identitas PasienNama: By. N I Usia: 11 bulan Jenis kelamin: Perempuan Tanggal Masuk: 23/6/2014

B. Anamnesis: a. Keluhan utama: Buang air besar encer b. Riwayat penyakit sekarang Buang air besar encer dialami sejak 3 hari yang lalu. Frekuensi buang air besar 10 kali per hari, volume kotoran yang keluar banyak, konsistensi cair berwarna kuning kehijauan, tidak bercampur darah, dan tidak berbau. Keluhan disertai dengan muntah dan demam. Muntah dialami sejak 1 hari yang lalu dengan frekuensi muntah 4 kali per hari. Muntah berwarna jernih berlendir dan tidak bercampur darah. Demam dialami sejak 4 hari yang lalu, demam naik saat malam hari dan turun saat siang hari. Sebelumnya pasien telah berobat ke dokter dan mengkonsumsi obat paracetamol, pectin kaolin dan kloramfenikol namun tidak ada perbaikan kondisi.c. Riwayat penyakit sebelumnya Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Undata 1 bulan yang lalu dengan penyakit demam berdarah dengue dan gizi buruk. d. Riwayat penyakit keluarga Tidak ada di keluarga yang mengalami gejala atau keluhan yang sama dengan pasien. e. Riwayat sosial ekonomi Keluarga pasien memiliki status sosial ekonomi menengah kebawahf. Riwayat kebiasaan dan lingkungan Banyak tetangga di sekitar lingkungan rumah pasien yang mengalami keluhan muntah dan buang air besar encer. g. Riwayat kehamilan dan persalinan Pasien lahir di rumah sakit dibantu oleh dokter lewat persalinan sectio sesaria. Lahir cukup bulan. Warna air ketuban tidak diketahui. Berat bayi lahir 2800 gram. h. Anamnesis makanan Pasien minum ASI sejak lahir sampai umur 4 bulan. Dari umur 4 bulan sampai sekarang pasien minum ASI, bubur dan susu formula. i. Imunisasi: lengkap

C. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum: sakit sedang b. Kesadaran: compos mentis c. Berat badan: 7 kgd. Panjang badan: 69 cme. Status gizi: Z-Score 0-(-1) (gizi baik)f. Tanda-tanda vital DJ: 110 x/menitT: 37 CR: 45 x/m CRT: < 2 detik g. Kulit: sianosis (-), ikterik (-), anemis (+), turgor kulit normalh. Kepala: Bentuk kepala normocephal Mata: mata cekung, sklera tidak ikterik , konjungtiva anemis, air mata berkurang, Hidung: bentuk normal, sekret (-) Telinga: bentuk normal, tidak ada sekret Mulut: bibir kering, lidah normal, tonsil T1/T1 tidak hiperemisi. Leher Pembesaran kelenjar getah bening (-) Pembesaran kelenjar tiroid (-)j. Dada Paru-paru Inspeksi: bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan, retraksi otot bantu pernapasan (-) Palpasi: vokal fremitus normal kiri dan kanan Perkusi: bunyi sonor Auskultasi: bunyi paru bronkovesikuler, bunyi tambahan Ronkhi (-), Wheezing (-) Jantung Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat Palpasi: ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicula sinistra Perkusi: batas jantung normal Auskultasi: Bunyi jantung S1/S2 murni reguler, bunyi tambahan (-)k. Abdomen Inspeksi: permukaan cembung Auskultasi: bunyi peristaltik usus (+) kesan meningkat Perkusi: bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen Palpasi: nyeri tekan (-), organomegali (-) l. Genitalia: bentuk normal m. Ekstremitas: Atas: edema (-), akral hangat, edema (-) Bawah: edema (-), akral hangat, edema (-)n. Punggung: bentuk normal o. Refleks: normal

D. Resume Bayi perempuan usia 11 bulan masuk dengan keluhan diare sejak 3 hari yang lalu, frekuensi buang air besar 10 kali per hari, volume kotoran banyak, konsistensi cair berwarna kuning kehijauan, darah (-), dan tidak berbau. Keluhan disertai dengan muntah dan febris. Status gizi: Z-Score 0-(-1) (Gizi baik)Tanda-tanda vital DJ: 110 x/menitT: 37 CR: 45 x/m CRT: < 2 detik Pemeriksaan fisik: Mata: mata cekung, konjungtiva anemis, air mata berkurang Mulut: bibir keringAbdomen inspeksi permukaan cembung dan auskultasi hiperperistaltik usus

E. DiagnosisDiare akut ec. Susp. Rotavirus dengan Dehidrasi ringan-sedang + Anemia mikrositik hipokromik ec. Susp. Anemia defisiensi besi.

F. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan darah lengkapWBC9,2 x 103/uL5 - 10/uL

NEU3,6 x 103/mm32,0 7,5 x 103/mm3

LYM4,37 x 103/mm31 4 x 103/mm3

MON1,03 x 103/mm30,2 1,0 x 103/mm3

EOS0,06 x 103/mm30 0,5 x 103/mm3

BAS0,18 x 103/mm30 0,2 x 103/mm3

RBC4,30 x 106/uL3,6 6,5 x 106/uL

HB9,6 g/dL11,5 16 g/dL

MCV75 um380-100 um3

MCH22,5 pg27 32 pg

MCHC29,9 g/dL32 36 g/dL

HCT32,3 %37 47 %

PLT368 x 103/mm3150 500 x 103/ mm3

G. Terapi IVFD KAEN 3B 20 tetes/menitKotrimoksazole 2 x tab Zinc 1x1 tabOralit

Follow UpTanggal 27 januari 2015Subject Buang air besar encer (+), frekuensi 15 x/hari, ampas (+), warna kotoran kuning

Object DJ: 134 x/menitT: 36,5 CR: 40 x/mStatus gastrointestinal: permukaan cembung (+), peristaltik usus (+) meningkat

AssesmentDiare akut ec. Susp. Rotavirus dengan dehidrasi ringan sedang

PlanIVFD KAEN 3B 16 tetes/menitKotrimoksazole 2 x tabZinc 1x1 tabOralit

Tanggal 28 januari 2015Subject Buang air besar encer (+), frekuensi 4 x/hari, ampas (+), warna kotoran kuning

Object DJ: 140 x/menitT: 37,5 CR: 40 x/mStatus gastrointestinal: permukaan cembung (+), peristaltik usus (+) normal

AssesmentDiare akut ec. Susp. Rotavirus tanpa dehidrasi

PlanIVFD KAEN 3B 8 tetes/menitKotrimoksazole 2 x tabZinc 1x1 tabOralit

Tanggal 29 januari 2015Subject Buang air besar encer (+), frekuensi 7 x/hari, ampas (+), warna kotoran kuning

Object DJ: 106 x/menitT: 36,5 CR: 30 x/mStatus gastrointestinal: permukaan cembung (+), peristaltik usus (+) normal

AssesmentDiare akut ec. Susp. Rotavirus tanpa dehidrasi

PlanIVFD KAEN 3B 8 tetes/menit Kotrimoksazole 2 x tabZinc 1x1 tabOralit

Tanggal 30 januari 2015Subject Buang air besar encer (-), frekuensi 2 x/hari, ampas (+), warna kotoran kuning

Object DJ: 110 x/menitT: 36,5 CR: 32 x/m

AssesmentDiare akut ec. Susp. Rotavirus tanpa dehidrasi

PlanAnjuran Pulang

BAB IIIPEMBAHASAN

Diagnosis klinis pada kasus ini adalah diare akut dengan dehidrasi ringan sedang berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali per hari disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. Adapun faktor resiko dari diare akut antara lain:1. Faktor umur2. Infeksi asimtomatik3. Faktor musim 4. Epidemi dan pandemi

DAFTAR PUSTAKA

1. World Gastroenterology Organisation Practic Guidline. Acute diarhe: 2008. 2. FKUI. Ilmu Kesehatan Anak jilid 1. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1985.3. Wahab AS dkk. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume II Edisi 15. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC: 2000.4. Depkes. RI Buku saku petugas kesehatan Lintas Diare. Jakarta; Depkes RI: 2011.5. Kementrian kesehatan republik Indonesia. Tatalaksana diare pada balita. Jakarta; KEMENKES RI: 2011.

10