relevansi kurikulum jurusan ilmu perpustakaan...
TRANSCRIPT
RELEVANSI KURIKULUM JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
TERHADAP DUNIA KERJA ALUMNI JURUSAN ILMU
PERPUSTAKAAN UIN JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh
IMAMUDIN
NIM: 107025101377
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/ 2014 M
RELEVANSI KURIKULUM JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
TERHADAP DUNIA KERJA ALUMNI JURUSAN ILMU
PERPUSTAKAAN UIN JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh
Imamudin
NIM: 107025101377
Di Bawah Bimbingan
IDA FARIDA, MLIS
NIP. 19700407 200003 2 003
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H./ 2014 M.
LEMBAR
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Nama : Imamudin
NIM : 107025101377
Judul Skripsi : Relevansi Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan terhadap Dunia
Kerja Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta
Ujian Skripsi : 21 Agustus 2014
Skripsi tersebut telah diperbaiki sesuai saran dan komentar Tim Penguji sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Agustus 2014
Tanda Tangan Tanggal
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya nyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Agustus 2014
Imamudin
i
ABSTRAK
IMAMUDIN
Relevansi Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan Terhadap Dunia Kerja
Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana relevansi mata kuliah
jurusan ilmu perpustakaan dalam dunia kerja serta kendala-kendala apa saja yang
dihadapi para alumni dalam dunia kerja. Lokasi penelitian ini dilakukan di
Fakultas Adab dan Humaniora. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang pengambilan sumber datanya melalui
interview atau wawancara dengan para informan. Untuk jumlah informan
ditetapkan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Informan yang
diwawancara berjumlah 11 orang yang berasal dari angkatan 2006 dan 2007.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan mengatakan ada sembilan
kompetensi yang relevan dengan dunia kerja yang mereka geluti, yaitu
kompetensi manajemen informasi, kompetensi teknologi informasi, kompetensi
layanan informasi, kompetensi manajemen organisasi, kompetensi komunikasi
dan kompetensi kebahasaan. Hal ini dibuktikan dengan penguasaan ilmu dari
semua mata kuliah yang dapat diterapkan dalam dunia kerja yang sesuai dengan
karakteristik pekerjaan masing-masing alumni. Kendala-kendala yang dihadapi
dalam dunia kerja diantaranya yaitu keahlian atau kemampuan teknologi
informasi yang terbatas, penguasaan komunikasi yang kurang, penguasaan bahasa
yang terbatas dan lemahnya kesadaran akan keberadaan perpustakaan.
Kata kunci: Kurikulum, Ilmu Perpustakaan
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil„alamin, segala puji syukur penulis panjatkan
kehadirat-MU Ya Allah, atas segala nikmat rahmat dan karunia yang telah Engkau
berikan kepada semua hamba-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga serta para sahabat-
sahabatnya. Penulisan skripsi ini merupakan pengalaman yang berharga bagi
penulis karena proses penulisannya yang cukup lama dan panjang disertai dengan
berbagai hambatan yang penulis anggap sebagai proses pembelajaran.
Penulisan skripsi ini sebenarnya tidak lepas dari bantuan berbagai semua
pihak yang ikut memberikan dukungan baik moril maupun materil. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS., selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Ida Farida, MLIS., selaku dosen pembimbing skripsi yang sudah berbaik
hati mencurahkan ilmunya dan bersedia meluangkan waktunya untuk
membimbing penulisan hingga skripsi ini selesai.
iii
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang sudah memberikan banyak ilmu pengetahuannya kepada penulis.
6. Kepala Perpustakaan Utama beserta para staf-nya yang sudah memberikan
kesempatan untuk magang buat penulis.
7. Kepala Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora beserta staf-nya yang
telah menyediakan bahan koleksi untuk menunjang penulisan skripsi.
8. Keluarga tercinta yaitu kedua orang tuaku Emak Sulastri dan Bapak Mutahar.
Terimakasih atas segala do‟a, kasih sayang, kesabaran serta nasihat-nasihat
berharga-nya selama ini. Semoga Allah SWT selalu melindungi mereka
berdua sepanjang masa.
9. Kakanda Tercinta H. Abdul Hakim beserta istri Hj. Yanik Sumartini dan ke-
tiga ponakanku Ardha, Fadhil dan Disha. Terimakasih atas segala do‟a,
dukungan, kesabaran, nasihat serta topangan hidup yang selama ini telah
banyak penulis nikmati. Entah dengan apa penulis harus membalas semua
kebaikan mereka.
10. Kedua Adinda-ku tersayang, Agus dan Anisah, serta sang suami Mas Sirin
dan si kecil Zacky. Terimakasih atas semua dukungan dan semangatnya yang
sudah kalian berikan. Semoga kita selalu diberikan rahmat oleh-Nya agar kita
bisa lebih saling menyayangi lagi.
11. Keluarga Besar sanak famili dan handai taulan seperti Emak Tua, Paman,
Bibi, Pak Lik, Bu Lik, Pak Dhe’, Bu Dhe’, serta ponakan maupun sepupu yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu nama mereka, tanpa mengurangi rasa
hormat penulis. Terimakasih atas segala doa dan nasihat-nasihatnya.
iv
12. Keluarga Besar karyawan “Ardha Collection” yang tidak bisa penulis
sebutkan namanya satu persatu. Terimakasih, kalian sudah mengajarkan
pentingnya kerjasama dan tetap semangat dalam berwirausaha.
13. Teman-teman seperjuangan sekaligus teman terbaik, khususnya Afi, orang
pertama yang menawarkan diri untuk membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi, disusul Yuyu, Aeni dan Nisa. Terimakasih atas segala tenaga, waktu,
pikiran serta semangat dan kesabaran kalian dalam menghadapi teman seperti
aku ini. Hehehe… Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua.
Karena bagaimanapun juga sebaik-baik orang adalah yang dapat bermanfaat
untuk orang lain.
14. Keluarga Besar Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2007 khususnya IPI B
seperti Sirojul, Bagus, Irni, Niken, Astuti, Erma, Ridwan, Erry, Novan,
Fadhlan, Mahdiah, Eva, Ghufron, Ridwan, Tari, Bassam dan Brina.
Terimakasih atas segala bantuan dan kerjasamanya selama ini kawan.
15. Keluarga Besar KKN HASTA seperti Ibad, Irwan, Iqbal, Ibnu, Bitcar, Dimas,
Asep, Nikmah, Afifah, Rena, Lita, Marfu, Eva, Yuyu, Tuti, Nisa, Aeni dan
Afi. Bersama kalian penulis menemukan kebahagiaan dan kehangatan kasih.
Tetap saling menjaga silaturahim ya? I miss you all…
16. Teman-teman lintas fakultas yang tidak dapat penulis sebutkan nama mereka
satu persatu.
17. PMI Cabang Jakarta Selatan. Terimakasih atas segala keilmuannya yang telah
kalian berikan ke penulis. Semoga ini menjadi ladang amal kalian. Amin.
v
18. KSR PMI Unit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih atas segala
keilmuannya selama penulis mengabdi. Karena KSR-lah yang telah
menumbuhkan jiwa kerelawanan dalam diri penulis.
19. KPBA (Kelompok Pencinta Bacaan Anak). Terimakasih atas segala ilmunya.
Bersama kalian, penulis belajar bagaimana cara mendongeng yang baik dan
belajar ber-empati kepada sesama.
20. Keluarga Besar JOC (Jakarta Osoji Club) keluarga baru dari Jepang.
Terimakasih atas kehadiran kalian di Jakarta. Dari kalian penulis belajar
pentingnya “berteman” dengan sampah.
21. Keluarga Besar IMT (Ikatan Mahasiswa Tegal) dan para sanak sedulur
seperantauan .
22. Dan terakhir penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pasukan terakhir
angkatan 2007 seperti Hadi, Brian, Umam, Samsul, Syarif, Mahmud, Bassam,
Mona, Irni, Bayu dan Ihsan. Terimakasih kawan atas segala bantuan dan
kerjasamanya selama ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna baik dalam
penulisan maupun sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan ini. Namun
besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin ya Robbal
A‟lamin.
Ciputat, Agustus 2014
Imamudin
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 6
E. Metode Penelitian ............................................................... 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Relevansi ........................................................................... 12
1. Pengertian Relevansi ..................................................... 12
B. Kurikulum .......................................................................... 14
1. Pengertian Kurikulum ................................................... 14
2. Kurikulum Pendidikan Tinggi ...................................... 15
3. Komponen ..................................................................... 16
4. Prinsip-prinsip ............................................................... 18
5. Fungsi Kurikulum ......................................................... 20
C. Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta ......... 22
1. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ...................... 22
2. Kurikulum Inti (Core Curriculum) ............................... 28
vii
BAB III GAMBARAN UMUM KURIKULUM JIP UIN JAKARTA
A. Sejarah Fakultas Adab dan Humaniora ............................... 32
B. Jurusan Ilmu Perpustakaan.................................................. 33
C. Visi, Misi dan Tujuan Jurusan Ilmu Perpustakaan ............. 34
1. Visi ................................................................................ 34
2. Misi ............................................................................... 34
3. Tujuan ........................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Informan ............................................................... 36
B. Relevansi Kurikulum dalam Dunia Kerja ........................... 42
C. Kendala – kendala ............................................................... 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 67
B. Saran ................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 69
LAMPIRAN ..................................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................
viii
DAFTAR TABEL
Tabel. 1 Matrik Kompetensi Utama Lulusan dan Mata Kuliah ..................... 24
Tabel. 2 Kompetensi Pendukung Lulusan dan Mata Kuliah ......................... 26
Tabel. 3 Kompetensi Lain dari Lulusan dan Mata Kuliah ............................. 27
Tabel. 4 Kurikulum Inti dan Kurikulum Penunjang UIN Jakarta 2006-2007
........................................................................................................................ 30
Tabel. 5 Profil Informan ................................................................................ 37
Tabel. 6 Kelompok Kompetensi Kurikulum 2007 ......................................... 47
Tabel. 7 Ruang lingkup tugas dan tanggung jawab informan dalam konteks jenis
profesi, posisi atau jabatan ............................................................................. 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu hal yang mendukung keberhasilan dalam dunia pendidikan
adalah terselenggaranya kurikulum pendidikan. Kurikulum dapat diibaratkan
seperti urat nadi-nya pendidikan. Tanpa adanya kurikulum, maka pendidikan itu
tidak dapat berfungsi sesuai dengan perannya. Karena peran pentingnya itulah
yang akan menentukan mutu atau kualitas pendidikan itu sendiri. Menurut
Association for Supervision Curriculum Development A Departement of the
national Education Association dalam bukunya: Balance in the curriculum tahun
1961 mengemukakan pengertian kurikulum: “all learning opportunities by the
school as potential contributions to the balanced development of learners”.
(Semua kesempatan belajar yang diberikan oleh sekolah sebagai bantuan demi
pengembangan pelajar yang seimbang).1
Menurut Hilda Taba yang dimaksud dengan kurikulum adalah sesuatu
yang berkenaan dengan cakupan tujuan isi dan metode yang lebih luas atau yang
lebih umum, sedangkan yang lebih sempit lebih khusus menjadi tugas
pengajaran.2
1 Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum:
sebagai substansi problem administrasi pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h.13-15 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: teori dan praktek (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007) h. 6
2
“Sedangkan menurut Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 1
Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengemukakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.”3 Dengan demikian kurikulum pendidikan meliputi seluruh fenomena
edukatif yang dapat dimengerti sebagai pendefinisian dan penjelasan ketentuan
mengenai pelaksanaan suatu program pengajaran, yang harus diikuti oleh para
mahasiswa agar dapat menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu.
Kurikulum pada suatu program studi akan sangat menentukan kualitas
lulusannya dalam masing-masing bidang atau spesifikasinya dan lebih lanjut akan
mempengaruhi kualitas program studi fakultas dan universitas yang bersangkutan.
Oleh karenanya proses perencanan kurikulum harus dilakukan secara cermat dan
hati-hati. Rancangannya disusun secara sistematis dan memiliki struktur serta
konten yang jelas dan tentu saja dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Program studi Ilmu Perpustakaan merupakan salah satu jurusan yang ada
di lembaga pendidikan Indonesia. Program studi tersebut dapat kita temui di
beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Semakin banyaknya lembaga pendidikan
tinggi yang membuka program studi Ilmu Perpustakaan menunjukkan bahwa
bidang ilmu perpustakaan telah mengalami perkembangannya yang
menggembirakan. Hal ini terlihat dari terselenggaranya beberapa perguruan tinggi
3 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional diakses pada 20 Agustus 2013 jam 06.57
dari http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf
3
baik negeri maupun swasta dalam berbagai jenjang mulai dari tingkat Diploma
(D-3), Sarjana (S-1) hingga Magister (S-2). Sampai dengan akhir pada tahun 2009
jumlah lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan Ilmu
Perpustakaan sebanyak 6 perguruan tinggi (PT) yang menyelenggaraan program
S2, 11 perguruan tinggi (PT) yang menyelenggarakan program S1 serta sebanyak
11 perguruan tinggi (PT) yang menyelengggarakan program diploma.4
Sebagai contoh program pendidikan S1 diselenggarakan oleh UI, UNPAD,
USU, UNAIR, YARSI, UNINUS,UIN dan lain-lain. Adapun program pendidikan
S2 diselenggarakan oleh UI, UNPAD, UGM, dan IPB. Merupakan suatu
kelebihan bahwa program pendidikan Ilmu Perpustakaan ini diselenggarakan
dibawah fakultas yang berbeda. Sebagai contoh, program pendidikan S1 & S2
Ilmu Informasi dan Perpustakaan UNPAD ada dibawah Fakultas Ilmu
Komunikasi, sedangkan program pendidikan S1 & S2 Ilmu Perpustakaan UI ada
dibawah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Adapun program pendidikan S2
Sosiologi konsentrasi Manajemen Informasi dan Perpustakaan UGM ada dibawah
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan program pendidikan S2 Teknologi
Informasi untuk Perpustakaan IPB ada dibawah Fakultas MIPA. Kemudian
program pendidikan S1 Ilmu Perpustakaan USU ada dibawah Fakultas Sastra,
sedangkan program pendidikan S1 Ilmu Informasi dan Perpustakaan UNAIR ada
dibawah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.5
4 Yunus Winoto, “Kurikulum Program Studi Ilmu Perpustakaan: meninjau kurikulum inti
(core curriculum) program studi S1 Ilmu Perpustakaan di Indonesia”, Visi Pustaka Vol.13 No.1-
April 2011. h.1 5 Ninis Agustini Damayani, Pengembangan Program Pendidikan S1 Dan S2 Ilmu
Informasi & Perpustakaan di Indonesia :Masalah Dan Tantangan, diakses pada 4 Juni 2013 jam
12.15 dari http://eprints.rclis.org/9242/1/indonesia-information-lisbenchmark-speaker-ninis.pdf
4
Perkembangan program studi ilmu perpustakaan di UIN Jakarta itu sendiri
dapat dilihat di Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan yang
jumlah mahasiswanya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ini terlihat
pada perbandingan angkatan 2006 dan 2007. Pada angkatan 2006 hanya mencapai
satu kelas namun pada angkatan 2007 ada peningkatan hingga mencapai dua
kelas. Walaupun pada kenyataannya, setiap tahun mahasiswa jurusan Ilmu
Perpustakaan yang telah diwisuda hanya bisa dihitung dengan jari saja. Tetapi hal
tersebut tidak lantas membuat mereka merasa rendah diri. Tentunya mereka telah
memiliki tekad dan niat yang kuat untuk menghadapi tantangan dalam dunia
kerja. Pengembangan kurikulum pada jurusan ilmu perpustakaan hadir sebagai
bekal untuk menyelaraskan keilmuan dan ketrampilan kompetensi para
mahasiswanya. Dengan adanya penyelarasan antara kurikulum dengan
ketrampilan diharapkan kedepannya mampu memberikan bekal tambahan bagi
para calon pustakawan dalam menghadapi dunia kerja yang majemuk.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mencoba menganalisis dan
memaparkan bagaimana kurikulum itu sendiri dapat disesuaikan atau dikaitkan
dengan dunia kerja. Mengingat begitu luasnya dunia kerja, tentunya penerapan
kurikulum yang sesuai dengan dunia kerja akan menjadi sebuah kepuasan
tersendiri bagi para alumni. Dengan demikian apa yang selama ini mereka pelajari
di bangku kuliah ternyata mempunyai manfaat dalam menerapkan keilmuan
mereka. Maka dari itu, penulis memutuskan untuk mengangkat masalah tersebut
ke dalam penelitian yang berjudul “Relevansi Kurikulum Jurusan Ilmu
5
Perpustakaan Terhadap Dunia Kerja Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Jakarta”.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan mudah, terarah dan
mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu
adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini
hanya membahas mengenai “Alumni angkatan 2006 dan 2007 yang
bekerja di perpustakaan"
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah
yang akan dibahas yaitu:
a. Bagaimana relevansi mata kuliah Jurusan Ilmu Perpustakaan FAH
UIN Jakarta dalam dunia kerja alumni?
b. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi para alumni JIP UIN Jakarta
dalam dunia kerja?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
1. Mengetahui relevansi mata kuliah jurusan ilmu perpustakaan dalam
dunia kerja alumni.
2. Mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi para alumni
dalam dunia kerja.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menambah wawasan pengetahuan dan keilmuan penulis tentang
perkembangan kurikulum.
2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan
kepada jurusan ilmu perpustakaan agar dapat mengkaji lebih dalam
tentang perkembangan kurikulum.
E. Metode Penelitian
Metode adalah alat untuk melakukan penelitian.6 Maka dalam memperoleh
data yang diperlukan, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
1. Jenis
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan
6 Imam Robandi, Becoming The Winner: riset menulis ilmiah, publikasi ilmiah, dan
presentasi (Yogyakarta: Andi, 2008), h. 95
7
sesuatu hal seperti apa adanya.7 Tujuan penelitian ini adalah membuat
deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta serta fenomena yang digali mengenai “relevansi kurikulum
jurusan ilmu perpustakaan terhadap dunia kerja alumni jurusan ilmu
perpustakaan”.
2. Pendekatan
Penelitian ini akan lebih menekankan pada metode penelitian
dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah
penelitian yang berangkat dari inkuiri naturalistik yang temuan-temuannya
tidak diperoleh dari prosedur penghitungan secara statistik.8
3. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh penulis yaitu:
a. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari kepustakaan yang terdiri
dari literatur- literatur dan artikel yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
b. Data primer yaitu data yang bersumber dari informan langsung tanpa
perantara. Data primer dari penelitian ini diperoleh dengan cara
wawancara (interview).
7 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 60
8 Basrowi, Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 22
8
4. Informan
Informan yaitu orang yang memberi informasi tentang data yang
diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang
dilaksanakannya.9 Dalam penelitian ini informan yang bersangkutan
adalah alumni jurusan ilmu perpustakaan UIN Jakarta angkatan 2006 dan
2007. Dalam hal ini penulis hanya mengambil angkatan 2006 dan 2007
dengan alasan secara personal angkatan 2006 dan 2007 lebih dekat jarak
waktu kelulusannya, jadi penulis lebih mudah untuk menjalin komunikasi.
Jumlah informan ditetapkan dengan menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti
jika memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan
sampelnya.10
Dalam penelitian ini penulis mengambil 11 informan dari 44
alumni yang telah bekerja. Jumlah alumni angkatan 2006 ada 20 orang.
Dari 20 orang itu hanya 4 orang yang bekerja di perpustakaan dan yang
tersisa bekerja di bidang lain namun ada pula yang tidak bekerja.
Sedangkan jumlah alumni angkatan 2007 ada 24 alumni. Dari 24 alumni
tersebut, hanya 12 yang bekerja di perpustakaan. Jadi jumlah alumni
keseluruhan angkatan 2006 dan 2007 yang bekerja di perpustakaan ada 16
alumni. Tetapi karena alasan tertentu, 5 alumni tidak bersedia untuk
diwawancara. Akhirnya penulis hanya mendapatkan 11 alumni. Sebelas
9 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: pendekatan kualitatif dan kuantitatif
(Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 91 10
Ibid., h. 96
9
(11) alumni tersebut memiliki kriteria sebagai informan. Kriteria alumni
yang dapat menjadi informan yaitu:
a. Bersedia menjadi informan
b. Bekerja di wilayah Jabodetabek
c. Mempunyai pengalaman kerja minimal 1 tahun
Jumlah 11 informan tersebut menurut asumsi penulis mampu
memberikan informasi yang cukup untuk menjawab masalah dalam
penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Untuk mendapatkan teori-teori, tinjauan literatur yang sesuai dengan
penelitian ini, maka peneliti melakukan riset perpustakaan (library
research) yaitu dengan mempelajari literatur, dokumen, artikel dan
lain-lain.
b. Untuk mendapatkan data-data dan fakta-fakta yang ada di lapangan
maka diperlukan penelitian dengan cara riset lapangan secara langsung
dengan metode interview. Metode interview (wawancara) yaitu tanya
jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara
10
disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut
interviewee.11
6. Teknik Analisis Data
Data diolah berdasarkan pada wawancara yang telah disebarkan dan
dijawab oleh pustakawan sebagai informan. Langkah dalam menganalisis
data yang dilakukan sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh penulis melalui wawancara dan kajian
pustaka dicatat dengan rinci, mengelompokkan dan memfokuskan pada
hal penting. Dengan demikian data yang didapat bisa memberikan
gambaran yang jelas.
b. Penyajian Data
Setelah data direduksi, penulis melakukan penyajian dalam
bentuk teks bersifat naratif.
c. Penarikan Kesimpulan
Dari data-data yang terangkum dan dijabarkan dalam bentuk
naratif, penulis kemudian membuat kesimpulan. Kesimpulan
digunakan untuk menjawab tujuan penelitian.
11
Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), h. 55
11
7. Sistematika Penulisan
Guna memperoleh gambaran yang jelas mengenai isi dan materi
yang tertera dalam proposal penelitian ini, maka dikemukakan dengan
adanya sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang,
batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Pada bab ini membahas tentang pengertian relevansi,
pengertian kurikulum perguruan tinggi, komponen, prinsip-
prinsip dan fungsi kurikulum.
BAB III GAMBARAN UMUM KURIKULUM JIP UIN JAKARTA
Pada bab ini membahas mengenai Sejarah Fakultas Adab
dan Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan, Visi, Misi dan
Tujuan Jurusan Ilmu Perpustakaan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini merupakan hasil penelitian yang berisi tentang
penjelasan dari hasil wawancara.
12
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yaitu kesimpulan dari
pembahasan penelitian dan penulis mencoba memberikan
saran- saran yang merupakan masukan dan sumbangan
pemikiran penulis.
13
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Relevansi
1. Pengertian Relevansi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) relevansi artinya
hubungan; kaitan.1 Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, relevansi terdiri
dari relevansi internal dan relevansi eksternal. Relevansi internal adalah
adanya kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen
kurikulum seperti tujuan, isi, proses penyampaian dan evaluasi, atau
dengan kata lain relevansi internal menyangkut keterpaduan komponen-
komponen dalam kurikulum. Sedangkan relevansi eksternal adalah
kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, dan
perkembangan dalam masyarakat.2
Dalam dunia pendidikan, relevansi menurut Burhan Nurgiyantoro
diartikan sebagai
“Adanya kesatuan antara hasil pendidikan (lingkungan sekolah)
dengan tuntutan kehidupan yang ada di masyarakat. Dengan kata lain
sistem pendidikan dapat dikatakan relevan jika para lulusan yang
dihasilkan suatu lembaga pendidikan (kompetensi para lulusan) berguna
bagi kehidupan, serta sebaliknya, jika kompetensi para lulusan suatu
1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 943 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: teori dan praktek, (Bandung:
Remaja RosdaKarya, 2007), h. 150-151
14
lembaga pendidikan kurang fungsional bagi keperluan kehidupan, berarti
sistem pendidikan yang dijalankan kurang relevan dengan tuntutan
kehidupan.”3
Lebih jauh tentang pengertian relevansi pendidikan dengan
kebutuhan di masyarakat, menurut Nurgiyantoro:
“Relevansi pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi. Pertama,
relevansi pendidikan dengan lingkungan peserta didik atau masyarakat
setempat. Diharapkan sistem pendidikan yang dijalankan suatu lembaga
pendidikan dapat memberikan bekal kemampuan kepada peserta didik
untuk dapat bergaul dengan lingkungannya. Kedua, relevansi pendidikan
kaitannya dengan tuntutan pekerjaan. Lembaga pendidikan bertugas
menyiapkan lulusan yang mampu bekerja sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, pihak lembaga pendidikan hendaknya melakukan kerjasama
dengan masyarakat atau pemakai lulusan tersebut. Ketiga, relevansi
pendidikan kaitannya dengan perkembangan kehidupan masa kini dan
masa yang akan datang. Sistem pendidikan disamping menyiapkan peserta
didik untuk menghadapi tuntutan kehidupan masa kini, juga harus dibekali
dengan berbagai pengetahuan atau hal-hal lain untuk menghadapi
kemungkinan - kemungkinan perubahan tuntutan kehidupan akibat
perkembangan jaman pada masa yang akan datang.”4
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa relevansi adalah keterkaitan atau kesesuaian antara kurikulum
dalam dunia pendidikan dengan dunia luar yang telah dirancang dengan
teratur guna menghadapi perkembangan atau tuntutan hidup yang ada di
masyarakat.
B. Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin
“curir” yang artinya pelari, dan “curere” yang artinya “tempat berlari”.
3 Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Jogjakarta:
BPFE, 1988), h. 50 4 Ibid., h. 51
15
Pengertian awal kurikulum adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh
pelari mulai dari garis start sampai dengan finish. Istilah kurikulum pada
awalnya berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi kuno di Yunani,
dan kemudian diadopsi ke dalam dunia pendidikan, dengan pengertian
sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang
harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga
pendidikan.5
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kurikulum yaitu
perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan;
perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus.6
Menurut Kamus Webster, Curriculum is a specific course of study
or, collectively, all the course of study in a university, college or school.7
(Kurikulum yaitu program studi tertentu atau, secara kolektif, semua
program studi di universitas, akademi atau sekolah).
Berdasarkan beberapa pengertian kurikulum diatas, dapat
disimpulkan bahwa kurikulum adalah sejumlah perangkat mata pelajaran
atau mata kuliah yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh
pendidikan di suatu lembaga pendidikan seperti sekolah, akademi maupun
universitas.
5 Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2011) h. 34 6 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 617
7 Webster’s New Twentieth Century Dictionary, second Edition, (United States of
America: William Collins Publisher, 1979) h. 447
16
2. Kurikulum Pendidikan Tinggi
Menurut Pasal 35 ayat 1 UU RI No.12 tahun 2012 tentang Undang-
Undang Pendidikan Tinggi menyebutkan bahwa kurikulum pendidikan
tinggi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tinggi.8
3. Komponen
Kurikulum adalah suatu sistem. Menurut Winarno S. yang dikutip
Slameto, kurikulum sebagai sistem mempunyai komponen-komponen
pokok tujuan, isi, organisasi dan strategi.
a. Tujuan
Kurikulum adalah suatu program yang dimaksudkan untuk
mencapai sejumlah pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau
acuan segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Dalam setiap
kurikulum lembaga pendidikan, pasti dicantumkan tujuan-tujuan
pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh lembaga pendidikan
yang bersangkutan.
8 Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Pasal 35 ayat 1 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi diakses pada 8 Desember 2013 dari http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/17624/UU0122012_Full.pdf
17
b. Isi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan
kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang
diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Jenis-
jenis bidang studi ditentukan atas dasar tujuan institusional lembaga
pendidikan yang bersangkutan.
c. Organisasi
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang
berupa kerangka program-program pengajaran yang akan disampaikan
kepada peserta didik.
d. Strategi
Dengan komponen strategi dimaksudkan strategi pelaksanaan
kurikulum di lembaga pendidikan. Masalah strategi pelaksanaan itu
dapat dilihat dalam cara yang ditempuh dalam melaksanakan
pengajaran, penilaian, bimbingan dan konseling, pengaturan kegiatan
secara keseluruhan, pemilihan metode pengajaran, alat atau media
pengajaran.9
9 Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester SKS, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1991), h. 7-10
18
4. Prinsip-prinsip
Pengembangan kurikulum berdasarkan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Prinsip Berorientasi pada Tujuan
Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan nasional. Tujuan
kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan
satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum
mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai;
yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik
yang mencakup ketiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-
aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.
b. Prinsip Relevansi
Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan sistem
penyampaiannya harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan
keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa,
serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi
efisien dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber-
sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optimal.
19
d. Prinsip Fleksibilitas (keluwesan)
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi
atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan
kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku.
e. Prinsip Berkesinambungan (kontinuitas)
Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-
bagian, aspek-aspek, materi dan bahan kajian disusun secara
berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memiliki
hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang
pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan
siswa.
f. Prinsip Keseimbangan
Penyusunan kurikulum supaya memperhatikan keseimbangan
secara proporsional dan fungsional antara berbagai program dan sub-
program, antara semua mata ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku
yang ingin dikembangkan.
Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik,
antara unsur-unsur keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan
perilaku. Dengan keseimbangan tersebut diharapkan terjalin
perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, yang satu sama lainnya
saling memberikan sumbangannya terhadap pengembangan pribadi.
20
g. Prinsip Keterpaduan
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip
keterpaduan. Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau
topik dan konsistensi antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan terpadu
dengan melibatkan semua pihak, baik dilingkungan sekolah maupun
pada tingkat intersektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan
terbentuknya pribadi yang bulat dan utuh.
h. Prinsip Mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu
dan mutu pendidikan. Pendidikan mutu berarti pelaksanaan
pembelajaran yang bermutu, sedang mutu pendidikan berorientasi
pada hasil pendidikan yang berkualitas. Hasil pendidikan yang
bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional, yang
diharapkan.10
5. Fungsi Kurikulum
Dalam proses belajar jelas kedudukan kurikulum sangat penting,
karena dengan kurikulum maka mahasiswa sebagai individu yang
berkembang akan mendapatkan manfaat. Namun di samping bagi
mahasiswa maka kurikulum juga berfungsi bagi kepentingan-kepentingan
yang lain. Diantaranya yaitu:
10
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 2009), h. 24-
29
21
a. Fungsi Kurikulum bagi Mahasiswa
Kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun, adalah
disiapkan untuk mahasiswa sebagai salah satu konsumsi pendidikan
mereka. Dengan ini maka diharapkan mereka akan mendapat
sejumlah pengalaman baru yang kelak kemudian hari dapat
dikembangkan seirama dengan perkembangannya, guna melengkapi
bekal hidupnya.
b. Fungsi Kurikulum bagi Dosen
Bagi dosen kurikulum berfungsi sebagai:
1) Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman
belajar para mahasiswa dan
2) Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan
mahasiswa dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang
diberikan.
c. Fungsi Kurikulum bagi Rektor dan Pembantu Rektor I atau
Dekan dan Pd I
1) Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi yaitu
memperbaiki situasi belajar.
2) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam
menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar mahasiswa ke
arah yang lebih baik.
22
3) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam
memberikan bantuan kepada dosen untuk memperbaiki situasi
mengajar.
4) Sebagai pedoman untuk memperkembangkan kurikulum lebih
lanjut.
5) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar
mengajar.
d. Fungsi Kurikulum bagi Orang Tua Mahasiswa
Bagi orang tua kurikulum juga mempunyai fungsi, yaitu agar
orang tua dapat turut serta membantu usaha perguruan tinggi dalam
memajukan putra/putrinya. Bantuan orang tua dalam memajukan
pendidikan ini dapat melalui konsultasi langsung tentang masalah-
masalah yang menyangkut anak-anaknya. Di samping itu bantuan
orang tua ini juga dapat melalui lembaga.11
C. Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta
1. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Berdasarkan Kepmendiknas 232/U/2000 dan Kepmendiknas 045/
U/2002, dengan tegas menyebutkan bahwa kurikulum yang diterapkan
pada pendidikan tinggi menggunakan model kurikulum berbasis
kompetensi. Pengertian kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan
11
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester SKS, h. 4-6
23
hasil belajar yang harus dicapai peserta didik (mahasiswa), prosedur
penilaian, kegiatan belajar-mengajar dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) berorientasi pada
pencapaian hasil (output-oriented) yang dirumuskan dalam bentuk
kompetensi.12
Menurut Kepmendiknas No. 045/U/2002 kompetensi diartikan
sebagai seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.13
Menurut Slamet Margono yang dikutip Yunus Winoto dan Neneng
Komariah mengartikan kompetensi sebagai ciri-ciri pengetahuan,
keterampilan dan kepribadian yang diperlukan untuk mencapai
performansi (kinerja) yang tinggi.14
Menurut McAshan yang dikutip Mulyasa mengemukakan bahwa
kompetensi: “… is knowledge, skills, and abilities or capabilities that a
person achieves, which become part of his or her being to the exent he or
she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and
psychomotor behaviors”. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang
12
Yunus Winoto, Neneng Komariah, “Meninjau Relevansi Kurikulum Pendidikan Ilmu
Perpustakaan dengan Kompetensi dan Sertifikasi Pustakawan,” Media Pustakawan, Vol.19 No.1
(Maret 2012): h. 2-4 13
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi di akses pada 14 Februari 2014 dari
http://www.dikti.go.id/files/atur/Kepmen045-U-2002KurikulumInti.pdf 14
Winoto dan Komariah, “Meninjau Relevansi Kurikulum Pendidikan Ilmu,” h. 4
24
yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan
perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-
baiknya.15
Lulusan diharapkan memiliki kompetensi dalam hal pengetahuan
dan pemahaman (knowledge and understanding), keterampilan intelektual
(intellectual skill), keterampilan praktis (practical skill), dan keterampilan
managerial dan sikap (managerial skill and attitude). Standar kompetensi
umum tersebut dirumuskan untuk tiap-tiap bidang kajian yang ada di prodi
dan disebar menjadi sejumlah mata kuliah di delapan semester.16
Berikut adalah tabel tentang Kompetensi Utama dan Kompetensi
Pendukung:
Tabel. 1
Matrik Kompetensi Utama Lulusan dan Mata Kuliah
No. Kompetensi Utama Mata Kuliah SKS
1.
Kompetensi Manajerial yaitu
kemampuan yang dibutuhkan
untuk mengelola lembaga
informasi.
1. Pengantar Ilmu Perpustakaan 4
2. Manajemen Lembaga Informasi 4
3. Manajemen Perpustakaan Umum 2
4. Manajemen Perpustakaan PT 2
5. Manajemen Perpustakaan Sekolah 2
6. Manajemen Perpustakaan Khusus 2
15 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, Implementasi,
dan Inovasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 38-39
16 Struktur Kurikulum: Kesesuaian dengan Visi, Misi, Sasaran, dan Tujuan. Diakses pada
27 Agustus 2013 dari http://pspi.upi.edu/kurikulum/struktur-kurikulum/
25
Jumlah SKS 16
2.
Kompetensi yang dibutuhkan
untuk melakukan
pengorganisasian/ pengolahan
informasi.
1. Dasar-Dasar Organisasi Informasi 3
2. Deskripsi Bibliografi Buku & Serial 4
3. Deskripsi Bibliografi Non Buku 4
4. Klasifikasi Umum 4
5. Klasifikasi Islam 2
6. Sarana Bibliografi 2
7. Tajuk Subyek 2
8. Indeks & Abstrak 2
9. Filologi 2
10. Transliterasi 2
11. Dasar-Dasar Kearsipan 2
Jumlah SKS 29
3. Kompetensi yang dibutuhkan
untuk melakukan pelayanan
prima kepada para
pemustaka.
1. Layanan Referensi Umum 4
2. Layanan Referensi Keislaman 2
3. Pengantar Psikologi untuk Perpustakaan 2
4. Pengantar Komunikasi untuk
Perpustakaan
2
5. Layanan Informasi untuk Anak dan
Remaja
4
6. Literatur Anak dan Remaja 2
7. Pembinaan dan Pengembangan Remaja 4
8. Story Telling 2
9. Manajemen Terbitan Berkala 2
Jumlah SKS 24
Total SKS 69
26
Selain kompetensi utama lulusan seperti diatas, juga terdapat
kompetensi pendukung lulusan beserta mata kuliahnya seperti pada tabel
berikut ini:
Tabel. 2
Kompetensi Pendukung Lulusan dan Mata Kuliah
No. Kompetensi Pendukung Mata Kuliah SKS
1. Kompetensi Penguasaan
Teknologi Informasi.
Kompetensi ini dibutuhkan
agar para lulusan mampu
secara mandiri memanfaatkan
sarana teknologi dalam
melakukan upaya aktualisasi
diri terhadap berbagai
perkembangan teknologi
informasi yang dapat
mendukung pengorganisasian
informasi dan pelayanan
kepada para pemustaka pada
lembaga-lembaga informasi
seperti perpustakaan, pusat
dokumentasi dan pusat arsip.
1. Otomasi Perpustakaan 3
2. Aplikasi Teknologi Informasi I & II 4
3. Sistem Jaringan Informasi 2
4. Sistem Simpan dan Temu Informasi 3
2. Kompetensi Penelitian dan
Publikasi.
Kompetensi ini dibutuhkan
untuk membekali lulusan agar
memiliki kemampuan dalam
melakukan penelitian dan
pengembangan ilmu
perpustakaan serta melakukan
publikasi terhadap karya
ilmiah dan karya popular
mereka
1. Metodologi Penelitian Perpustakaan 4
2. Pengukuran dan Evaluasi Perpustakaan 2
3. Seminar Skripsi 2
4. Skripsi 6
3. Kompetensi Komunikasi dan 1. Pengantar Komunikasi untuk 2
27
Promosi.
Kompetensi ini dibutuhkan
untuk membekali lulusan agar
memiliki kemampuan
berkomunikasi, melakukan
kerjasama dan promosi dan
untuk merespon kebutuhan
informasi pemustaka.
Perpustakaan
2. Promosi dan Pemasaran Informasi 2
4.
Kompetensi Moral dan
Ibadah.
Kompetensi ini dibutuhkan
untuk membekali lulusan agar
menjadi sarjana yang bukan
saja professional tapi juga
berjiwa islami sehingga
dalam hubungannya dengan
sesama manusia dan makhluk
lainnya mampu menerapkan
moral dan akhlak islami
adapun dalam hubungannya
dengan sang pencipta (Allah)
dapat melakukan ibadah
secara benar sesuai dengan
tuntunan ajaran agama.
1. Fiqh 2
2. Akhlak Tasawuf 2
3. Ilmu Kalam 2
4. Ulum Al-Qur’an 2
5. Ulum Al-Hadis 2
6. Sejarah Peradaban Islam 4
7. Pemikiran Islam 2
Sedangkan kompetensi lainnya/ pilihan lulusan ditentukan oleh
institusi penyelenggara program studi yang bersangkutan, seperti pada
tabel berikut ini:
Tabel. 3
Kompetensi Lain dari Lulusan dan Mata Kuliah
No. Kompetensi Lainnya Mata Kuliah
1.
Kompetensi Berbahasa Asing (Arab dan Inggris).
Kompetensi bahasa asing tersebut sangat
dibutuhkan untuk membekali para lulusan dalam
melakukan pengembangan diri seperti mengkaji
1. Bahasa Arab I & II
2. Bahasa Inggris I & II
3. Filologi
28
berbagai literatur berbahasa asing (Arab &
Inggris), studi lanjut dan mengikuti aktifitas
ilmiah (seminar) terutama dalam event-event.
Selain itu kompetensi bahasa juga dapat
membekali para lulusan dalam melakukan
pengolahan dan pelayanan informasi bahan
pustaka berbahasa asing (Arab & Inggris) kepada
para pemustaka.
4. Transliterasi
5. Layanan Informasi Islam
2. Kompetensi dalam mengangkat citra profesi
pustakawan di mata masyarakat.
Kompetensi ini akan membekali lulusan agar
menjadi sarjana yang bukan hanya sebagai pekerja
informasi tapi juga pencipta peluang pekerjaan
dalam bidang ilmu perpustakaan dan informasi
seperti sebagai konsultan perpustakaan, web
master, pembuat software aplikasi perpustakaan
dan memasarkannya.
1. Pengantar Ilmu
Perpustakaan
2. Promosi dan Pemasaran
Informasi
3. Praktek Kerja Lapangan
Jumlah SKS PS (minimum untuk kelulusan) : 150 SKS yang
tersusun sebagai berikut:
Jenis Mata Kuliah SKS Keterangan
(1) (2) (3)
Mata Kuliah Wajib 132 Mata Kuliah Wajib terdiri atas Mata Kulaih Inti PS dan
Mata Kuliah Institusional yang ditawarkan secara paket
tiap semester.
Mata Kuliah Pilihan 18 Mata kuliah ini juga ditawarkan secara paket tiap
semester. Jumlah Total 150
2. Kurikulum Inti (Core Curriculum)
Menurut Kepmendiknas No. 232/U/2000 kurikulum inti
merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang harus dicakup
29
dalam suatu program studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang
berlaku secara nasional.17
Sedangkan Kepmendiknas RI No.045/U/2002
tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi pada Pasal 3 disebutkan bahwa
(1) Kurikulum inti merupakan penciri dari kompetensi utama.
(2) Kurikulum inti suatu program studi bersifat:
a. dasar untuk mencapai kompetensi lulusan;
b. acuan baku minimal mutu penyelenggaraan program studi;
c. berlaku secara nasional dan internasional;
d. lentur dan akomodatif terhadap perubahan yang sangat
cepat di masa datang;
e. kesepakatan bersama antara kalangan perguruan tinggi,
masyarakat profesi, dan pengguna lulusan.18
Sedangkan menurut Abdullah Idi, seperti yang dikutip Nasution
dari Casswell, mendefinisikan kurikulum inti sebagai berikut:
“A continous, careful planted series of experiences which are based on
significant personal and social problems and which involve learnings of
common concern to all youth”.
17 Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa diakses pada 4 Maret 2014 dari http://www.dikti.go.id/?page_id=509&lang=id
18
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi
30
(Sebuah rentetan pengalaman yang ditanam dengan hati-hati, terus
menerus yang didasarkan pada masalah-masalah pribadi dan sosial yang
signifikan dan melibatkan pembelajaran yang menjadi perhatian bersama
bagi semua pemuda)19
Berikut adalah mata kuliah kurikulum inti dan penunjang Jurusan
Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta tahun 2006-2007:
Tabel. 4
Kurikulum Inti dan Kurikulum Penunjang UIN Jakarta 2006-2007
No. Kurikulum Inti SKS No. Kurikulum Penunjang SKS
1. Dasar-Dasar Organisasi
Informasi
3 1. Akhlak Tasawuf 2
2. Deskripsi Bibliografi Buku
dan Serial
4 2. Aplikasi Teknologi
Informasi I & II
4
3. Deskripsi Bibliografi Non-
Buku
4 3. Bahasa Arab I & II -
4. Filologi 2 4. Bahasa Inggris I & II -
5. Indeks dan Abstrak 2 5. Filologi -
6. Kearsipan dan Dokumentasi 2 6. Fiqh 2
7. Klasifikasi Keislaman 2 7. Ilmu Kalam 2
8. Klasifikasi Umum 4 8. Layanan Informasi Islam -
9. Layanan Informasi untuk
Anak dan Remaja
4 9. Metodologi Penelitian
Perpustakaan
4
10. Layanan Referensi Keislaman 2 10. Otomasi Perpustakaan 3
11. Layanan Referensi Umum 4 11. Pemikiran Islam 2
12. Literatur untuk Anak dan 2 12. Pengantar Ilmu -
19
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010), h. 251
31
Remaja Perpustakaan
13. Manajemen Lembaga
Informasi
4 13. Pengantar Komunikasi
untuk Perpustakaan
2
14. Manajemen Perpustakaan
Khusus
2 14. Pengukuran dan Evaluasi
Perpustakaan
2
15. Manajemen Perpustakaan
Perguruan Tinggi
2 15. Praktek Kerja Lapangan -
16. Manajemen Perpustakaan
Sekolah
2 16. Promosi dan Pemasaran
Informasi
2
17. Manajemen Perpustakaan
Umum
2 17. Sejarah Peradaban Islam 4
18. Manajemen Terbitan Berkala 2 18. Seminar Skripsi 2
19. Pembinaan dan
Pengembangan Koleksi
4 19. Sistem Jaringan Informasi 2
20. Pendekatan Subyek/ Tajuk
Subjek
2 20. Sistem Simpan dan Temu
Informasi
3
21. Pengantar Ilmu Perpustakaan 2 21. Skripsi 6
22. Pengantar Komunikasi untuk
Perpustakaan
2 22. Transliterasi -
23. Pengantar Psikologi untuk
Perpustakaan
2 23. Ulum Al-Hadis 2
24. Sarana Bibliografi 2 24.
Ulum Al-Qur’an 2
25. Story Telling 2
26. Transliterasi dan Transkripsi 2
Jumlah SKS 67 Jumlah SKS 46
32
BAB III
GAMBARAN UMUM KURIKULUM JIP
UIN JAKARTA
A. Sejarah Fakultas Adab dan Humaniora
Fakultas Adab dan Humaniora terletak di dalam kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tepatnya di Jl. Ir. Juanda No.95 Ciputat, Tangerang
Selatan 15412. Fakultas Adab merupakan satu dari dua fakultas tertua di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Fakultas Adab resmi berdiri bersamaan dengan
berdirinya IAIN Al-Jamiah al-Islamiyah al-Hukumiyah pada tahun 1960.
Fakultas Adab dan Humaniora pada mulanya memiliki kekhususan kajian di
bidang Sastra Arab dan Sejarah Kebudayaan Islam. Namun, seiring dengan
perubahan bentuk IAIN Jakarta menjadi UIN, Fakultas Adab dan Humaniora
mengembangkan diri dengan membuka jurusan/program studi baru yang
berkaitan dengan dunia sastra dan kebudayaan, yaitu Jurusan Bahasa dan
Sastra Inggris, Jurusan Tarjamah, dan Jurusan Ilmu Perpustakaan. Fakultas
Adab dan Humaniora bertujuan menyiapkan lulusan yang ahli dan profesional
di bidang kebahasaan, kesusastraan dan peradaban.1
1 Sejarah Fakultas Adab dan Humaniora, di akses pada 19 Juni 2013 jam 13.45 dari
http://www.uinjkt.ac.id/index.php/fakultas/fah/info-fakultas.html
33
B. Jurusan Ilmu Perpustakaan
Jurusan ini bertujuan untuk menyiapkan tenaga pustakawan yang
memiliki pengetahuan dan kualifikasi akademik, serta terampil dalam
pekerjaan teknis kepustakaan. Lulusan program studi ini dapat bekerja sebagai
pustakawan di instansi pemerintah atau swasta, di perpustakaan perguruan
tinggi, perpustakaan sekolah, perpustakaan masjid, perpustakaan pesantren,
perpustakaan dan kearsipan TV, radio, museum, dan lain sebagainya.
Program Studi Ilmu Perpustakaan (IP) bertujuan menghasilkan sarjana
muslim dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang mampu
menerapkannya secara profesional dalam pengembangan masyarakat. Untuk
mencapai tujuan tersebut, seluruh aktivitas Program Studi Ilmu Perpustakaan
(IP) selalu didasari oleh visinya untuk menjadi salah satu lembaga pendidikan
tinggi berbasis riset dan agama yang terkemuka dalam bidang ilmu
perpustakaan dan informasi. Adapun misi utama yang diemban untuk
mewujudkan visi tersebut, antara lain: menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran ilmu perpustakaan yang berkualitas; menumbuhkan budaya riset
ilmu perpustakaan; dan melakukan pengabdian pada masyarakat terutama
dalam bidang perpustakaan informasi secara profesional.
Pada tahun 2011, Program Studi ini mendapatkan status akreditasi B
dengan nilai 324 berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional
34
Perguruan Tinggi No. 027/BAN-PT/Ak-XIV/S1/IX/2011 tanggal 29
September 2011 yang berlaku sampai dengan 29 September 2016.2
C. Visi, Misi dan Tujuan Jurusan Ilmu Perpustakaan
1. Visi
Menjadi Program Studi Ilmu Perpustakaan yang terkemuka dan kompetitif
di Indonesia dan regional dalam mengembangkan dan mengintegrasikan
aspek keislaman, keilmuan dan keindonesiaan.
2. Misi
a. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan ilmu perpustakaan dan
informasi secara profesional dalam membekali lulusan dengan
kemandirian dan paradigma pembelajaran sepanjang hayat (long-life
learning).
b. Melakukan berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu
kepustakawanan untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan dunia
perpustakaan, khususnya di Indonesia.
c. Menerapkan berbagai program pengabdian kepada masyarakat dalam
bentuk pelatihan dan pembinaan perpustakaan pada beberapa sekolah
Islam (madrasah), perguruan tinggi dan jenis-jenis perpustakaan
lainnya.
d. Menjalin hubungan kerjasama dengan beberapa pihak, di dalam
maupun di luar institusi UIN Jakarta agar dapat mengatasi berbagai
2 Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No. 027/BAN-PT/Ak-
XIV/S1/IX/2011 tentang Status, Nilai, Peringkat dan Masa Berlaku Hasil Akreditasi Program
Sarjana di Perguruan Tinggi.
35
keterbatasan untuk mencapai tujuan dari proses pendidikan, penelitian
dan pengembangan serta pengabdian pada masyarakat.
3. Tujuan
Tujuan pendidikan Prodi Ilmu Perpustakaan adalah menghasilkan
sarjana ilmu perpustakaan dan informasi yang profesional dan berjiwa
muslim serta kompeten dalam mengelola (managing) perpustakaan,
mengorganisasi (organizing) sumber-sumber informasi dan melakukan
pelayanan prima kepada para pemustakanya (user quality services) sejalan
dengan berbagai perubahan dan perkembangan teknologi.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan mengenai relevansi
kurikulum dengan dunia kerja yang dilakukan di Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN
Jakarta. Data-data yang ada di bawah ini merupakan jawaban yang dihasilkan dari
wawancara.
Hasil wawancara yang penulis lakukan pada alumni Jurusan Ilmu
Perpustakaan UIN Jakarta angkatan 2006 dan 2007 selanjutnya dianalisis dan
dibahas dalam Bab IV ini setelah melalui pemisahan dan pengelompokan yang
dilakukan terhadap data-data yang diperlukan dalam karya tulis ini.
A. Identitas Informan
1. Proses Menghubungi Alumni
Proses awal penulis menghubungi para alumni yaitu dengan
mengumpulkan data diri para alumni melalui dokumen yang penulis dapatkan
di bagian jurusan. Penulis mengambil data alumni tersebut yang hanya
angkatan 2006 dan 2007. Jumlah alumni angkatan 2006 ada 20 orang. Dari 20
orang itu hanya 4 orang yang bekerja di perpustakaan dan yang tersisa bekerja
di bidang lain. Sedangkan jumlah alumni angkatan 2007 ada 24 alumni. Dari
24 alumni tersebut, hanya 12 yang bekerja di perpustakaan. Jadi jumlah
alumni keseluruhan angkatan 2006 dan 2007 yang bekerja di perpustakaan ada
37
16 alumni. Tetapi karena alasan tertentu, 5 alumni tidak bersedia untuk
diwawancara.
Dari dokumen tersebut penulis hanya sebagian memperoleh nomor
telepon pribadi, nomor telepon rumah dan juga e-mail para alumni. Setelah itu
penulis menghubungi para alumni melalui nomor telepon pribadi dan grup
sosial media masing-masing alumni. Untuk alumni angkatan 2006, kendala
yang dihadapi ketika menghubungi para alumni yaitu contact person mereka
yang sudah tidak aktif lagi. Salah satu cara penulis untuk menghubungi nomor
telepon mereka yang sudah tidak aktif yaitu dengan meminta nomor telepon
dan e-mail dari teman alumni tersebut yang masih aktif. Sedangkan untuk
alumni 2007 terdapat kemudahan karena penulis mempunyai nomor telepon
mereka. Di samping itu juga, mereka setiap bulannya selalu mengadakan
pertemuan.
2. Profil Informan
Tabel. 5
Profil Informan
No. Informan Tahun
Angkatan
(masuk)
Tempat
Bekerja
Lama
Kerja
Tahun
Lulus
Jabatan Jenis
Lembaga
1. Fn 2007 Perpumda
Tangerang
2,5 tahun 2011 Pustakawan Perpustakaan
Umum Daerah
2. Mf 2007 Yayasan Dai
Fiah Qalilah
1 tahun
10 bulan
2011 Pustakawan Yayasan
3. Va 2006 STIKES Bani
Saleh
1 tahun 2010 Pustakawan Perpustakaan
PT
4. Di 2007 KB-TK Islam
Al-Azhar 1
2 tahun 2011 Pustakawan Perpustakaan
PT
38
5. Ni 2007 STIE
Muhammadiyah
2 tahun 2011 Pustakawan Perpustakaan
PT
6. Fi 2007 STIE Ahmad
Dahlan
1,5 tahun 2012 Pustakawan Perpustakaan
PT
7. Yu 2007 STIKES
Pertamedika
1 tahun 2011 Pustakawan Perpustakaan
PT
8. Wi 2007 Ponpes Daar El
Qolam 3
2,5 tahun 2011 Pustakawan Perpustakaan
Pondok
Pesantren
9. Na 2007 SMAN 66 1 tahun 2012 Pustakawan Perpustakaan
Sekolah
10. Ma 2007 Universitas
Muhammadiyah
Tangerang
2 tahun 2011 Pustakawan Perpustakaan
PT
11. En 2007 STIE
Muhammadiyah
2 tahun 2011 Pustakawan Perpustakaan
PT
a. Informan Fn
Saudari Fn sekarang bekerja sebagai staf pustakawan di Perpustakaan
Umum Daerah Kota Tangerang. Di perpustakaan ini, Fn selain bekerja
mengurus perpustakaan, dia juga ikut memberikan pengarahan tentang
perpustakaan bersama kepala perpustakaan kepada para guru.
b. Informan Mf
Saat ini Mf bekerja sebagai pustakawan sekaligus koordinator Media
Information Center (MIC) di Yayasan Dai Fiah Qalilah (DFQ) Jakarta.
Sebagai pustakawan, tugas yang selalu diembannya tidak jauh-jauh dari
proses pengklasifikasian.
c. Informan Va
Va bekerja sebagai pustakawan di perpustakaan STIKES Bani Saleh.
Ruang lingkup pekerjaan yaitu semua pekerjaan yang berhungan dengan
perpustakaan dia kerjaan sendiri. Karena di perpustakaan hanya sendiri.
39
Akan tetapi Va juga bekerjasama dengan IT untuk penerapan Teknologi
Informasi.
d. Informan Di
Di saat ini bekerja sebagai pustakawan anak-anak di KB-TK Islam Al-
Azhar 1. Karena lembaga bekerjanya di sekolah, Ma lebih berperan seperti
guru. Akan tetapi tugas pustakawan tetap berjalan seperti pengolahan,
peminjaman. Namun dengan pelayanan anak-anak. Dan hanya Di yang
bekerja di perpustakaan sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak.
e. Informan Ni
Ni bekerja di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Muhammadiyah. Ni bertanggung jawab atas segala hal di perpustakaan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah. Akan tetapi Ni tidak
hanya bekerja di perpustakaan, dia juga merangkap di bagian keuangan.
f. Informan Fi
Fi saat ini menjadi pustakawan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad
Dahlan Jakarta. Fi merupakan satu-satunya staf pustakawan di
perpustakaan. Ruang lingkup kerjanya semua yang berhubungan dengan
perpustakaan, pengadaan, pelayanan informasi, pengolahan (buku, jurnal,
skripsi). Fi juga membantu kepala perpustakaan dalam manajemen
perpustakaan.
40
g. Informan Yu
Yu adalah alumni angkatan 2007. Yu bekerja di Perpustakaan STIKES
Pertamedika. Pekerjaan rutin yang biasa ia lakukan adalah mengolah
koleksi. Sedangkan pekerjaan tidak rutinnya yaitu membuat laporan
bulanan, laporan tahunan dan kerjasama perpustakaan serta pelayanan
skripsi.
h. Informan Wi
Saat ini Wi bekerja sebagai pustakawan di perpustakaan Sekolah Pondok
Pesantren Daar El Qolam 3. Wi merupakan satu-satunya informan yang
bekerja di lingkungan pesantren. Di perpustakaan ini, selain mengolah
koleksi yang berbahasa Indonesia, Wi juga mengolah koleksi yang
berbahasa Arab dan Latin.
i. Informan Na
Na adalah pustakawan di Perpustakaan SMAN 66. Pekerjaan rutinnya
yaitu pengadaan, mengklasifikasi, pengatalogan, pelabelan,
penginventarisasian, membuat laporan dan meng-update mading.
j. Informan Ma
Ma adalah pustakawan perpustakaan Universitas Muhammadiyah
Tangerang. Ma bertanggung jawab pada hakikat tugas pustakawan,
pengadaan, pengolahan, pelayanan dan pengembangan perpustakaan.
k. Informan En
En bekerja di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Muhammadiyah. En dan Ni bekerja dalam satu lembaga, namun En
41
bekerja di gedung dua. Selain bekerja di perpustakaan En juga bekerja di
bagian keuangan. Di perpustakaan En bertanggung jawab atas segala hal
di perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah yaitu
pengadaan, pengolahan, layanan, dan pengembangan perpustakaan.
Dari tabel 1 diatas sebagian besar informan angkatan 2007 lulus
tahun 2011, artinya mereka memerlukan masa studi selama empat tahun,
yang merupakan tepat pada masa studi Sarjana (S1) selama 4 tahun 8
semester. Namun dua informan yang lulus tahun 2012 mempunyai alasan
yaitu karena pengurusan birokrasi kampus yang agak rumit. Terutama
pada saat akan mengadakan sidang skripsi untuk mengurus persyaratannya
ia merasa dipersulit sehingga memperlambat jadwal ujian skripsinya. Dan
satu informan yang beralasan karena pekerjaan. Ia bekerja setelah masa
PKL (Praktek Kerja Lapangan). Biasanya mahasiswa Program Sarjana
(S1) bekerja sebelum lulus. Pekerjaannya berupa paruh waktu atau
pekerjaan penuh waktu. Dan satu responden angkatan 2006 lulus tahun
2010. Ia lulus tepat waktu selama 4 tahun penuh.
Profesi yang digeluti oleh informan adalah yang berhubungan
dengan perpustakaan. Dan unit lembaga tempat informan bekerja juga
bermacam-macam. Tujuh orang di perpustakaan perguruan tinggi, satu
orang di perpustakaan daerah, dua orang di perpustakaan sekolah dan satu
orang di perpustakaan yayasan. Setelah lulus dari UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta mereka langsung mendapatkan pekerjaan tersebut. Untuk
mendapatkan pekerjaan tersebut, informan tidak menunggu lama dari
42
setelah lulus.
Jika dilihat dari tugas semua informan diatas, menurut penulis
selama interview dengan informan berlangsung, tugas keseharian yang
dilakukan oleh mereka tidak jauh dari tugas utama seorang pustakawan
pada umumnya.
B. Relevansi Kurikulum dalam Dunia Kerja
Dalam penelitian ini, telah dilakukan wawancara dengan beberapa
informan (Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan). Mengenai wacana ini,
hasilnya hampir semua mata kuliah yang ada di kurikulum jurusan ilmu
perpustakaan UIN Jakarta memiliki peran yang sangat penting dalam
berbagai profesi, namun semua itu tergantung juga dengan ruang lingkup
tugas dan tanggung jawab informan pada jenis profesi di lembaga tempat
kerja para informan dan posisi atau jabatan informan. Ini mengakibatkan
kompetensi dalam setiap tugas dan tanggung jawab informan berbeda.
Menurut beberapa informan yang telah diwawancarai, beberapa kompetensi
yang sering digunakan yakni:
a. Kompetensi Komunikasi
Kompetensi yang dibutuhkan oleh informan adalah kemampuan
berkomunikasi baik komunikasi interpersonal maupun komunikasi
organisasi. Padahal menjaga hubungan antar manusia yang paling sulit.
Hal ini seperti pendapat Vi:
“Menjaga hubungan antar manusia itu paling sulit. Untuk menjaga
agar tidak membuat tersinggung baik rekan kerja ataupun dengan
atasan.”
43
Hubungan antar manusia tidak hanya dalam kerangka hubungan
kerja, hubungan dengan sesama rekan kerja, staf bawahan dan atasan, tapi
juga hubungan dengan pemakai perpustakaan.
b. Kompetensi Teknologi Informasi
Kompetensi Teknologi informasi merupakan kompetensi yang
paling sering disebutkan oleh informan. Informan En, Mf, Fn, Va, Yu
bekerja dilembaga yang berbeda-beda, hal ini menegaskan bahwa
kebutuhan teknologi informasi tidak memandang jenis tempat bekerja para
informan. Seperti pendapat informan Yu kompetensi yang dibutuhkan di
dunia kerja:
“Mata kuliah yang memiliki kompetensi dibidang Teknologi
Informasi mencakup sistem jaringan informasi dan otomasi
perpustakaan…”
Hal senada juga diungkapkan oleh informan Va kompetensi yang
harus dikuasai dan dibutuhkan didunia kerja adalah di bidang Tekonologi
Informasi. Berikut pendapat Va:
“Pustakawan itu harus menguasai IT. Karena teknologi sekarang
ini sangat berkembang”
Sedangkan informan Mf berpendapat:
“Mata kuliah yang berkompetensi yaitu Aplikasi Teknologi
Informasi (ATI) secara tidak langsung terpakai. Karena basic-nya yang
kita pelajari tentang perpustakaan. Jadi apa yang dipelajari dari ATI
tidak jauh dari software perpustakaan”
Perpustakaan pada dasarnya merupakan wadah fisik dari
pengolahan informasi. Di perpustakaan, terutama sumber-sumber
44
informasi tercetak dikelola sehingga mempermudah untuk digunakan.
Untuk pengelolaan dan mempermudah penemuan kembali tersebut
dibutuhkan sarana teknologi baik jaringan maupun otomasi perpustakaan.
c. Kompetensi Kebahasaan
Kompetensi kebahahasaan termasuk kemampuan menggunakan
bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan ini dibutuhkan
informan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya seperti
berkomunikasi dengan orang lain, membuat laporan tertulis, mengolah
buku. Kemampuan kebahasaan ini sangat berhubungan dengan kompetensi
komunikasi.
Salah satu informan yaitu Wi menyatakan ia membutuhkan
kemampuan Bahasa Arab dalam menjalankan pekerjaannya. Kemampuan
Bahasa Arab ini untuk mengusai isi koleksi yang kebanyakan
menggunakan bahasa arab serta berkomunikasi dengan pemakai. Berikut
pendapat Wi:
“…..Bahasa Arab merupakan mata mata kuliah yang menjadi
dasar saya dalam menguasai atau mengolah koleksi di perpustakaan..”
Kemampuan menggunakan Bahasa Inggris dibutuhkan mayoritas
informan. Kemampuan bahasa Inggris ini kebanyakan digunakan dalam
pengolahan koleksi yang berbahasa Inggris, baik koleksi jurnal maupun
buku. Seperti pendapat En sebagai berikut:
“Kompetensi yang mencakup semua hal yang berhubungan
dengan pekerjaan pengolahan yaitu salah satunya mengolah buku yang
45
berbahasa Inggris, nah disini Pustakawan harus bisa dan mengusai
bahasa Inggris…”
Hal ini dapat disimpulkan kebutuhan akan kemampuan berbahasa
akan lebih baik jika pustakawan menguasai bahasa asing lebih dari satu.
Terutama bahasa Inggris dan bahasa Arab.
d. Manajemen Perpustakaan
Kompetensi manajemen perpustakaan merupakan kemampuan jiwa
kemimpinan (leadership). Dari sebelas informan, satu orang harus
mempunyai jiwa kepemimpinan untuk menjalankan tugasnya karena
mempunyai staf bawahan. Dengan demikian lulusan Program Sarjana (S1)
kemungkinan besar membawahi staf untuk mengerjakan pekerjaannya.
Seperti pendapat Na yang bekerja di Perpustakaan Sekolah:
“Kompetensi yang saya butuhkan dalam pekerjaan saya itu
Manajemen Perpustakaan sekolah, karena saya satu-satunya pustakawan
di perpus ini dan harus mengatur semua tugas disini dan memberi
pengarahan kepada petugas yang lain”
Hal ini dapat simpulkan bahwa di perpustakaan sekolah jiwa
kepemimpinan sangat dibutuhkan untuk me-manage perpustakaan tersebut.
Baik untuk pengolahan koleksi maupun memberi pengarahan-pengarahan
kepada staf lain untuk menjalankan tugas sesuai dengan tugas yang harus
diselesaikan.
e. Story Telling
Story Telling merupakan kompetensi yang dibutuhkan di
perpustakaan sekolah atau perpustakaan taman kanak-kanak. Karena
46
kemampuan ini berhubungan langsung dengan anak-anak. Hanya satu
informan yang bekerja di Perpustakaan Taman Kanak-Kanak. Berikut
pendapat Di:
“ …Kompetensi yang sesuai di tempat kerja saya yaitu story telling dan
literatur anak dan remaja”
Dari hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kurikulum ilmu perpustakaan tidak semata-mata mempelajari buku. Dari
hasil penelitian, desain kurikulum yang ada di jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mampu memberikan wawasan tersendiri
sehingga mampu mengelola informasi, baik informasi cetak maupun
noncetak dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Kurikulum yang ada bertujuan untuk mempersiapkan tenaga ahli
perpustakaan dan informasi yang siap memenuhi tuntutan dunia kerja serta
mampu bertindak sebagai manajer untuk mengelola perpustakan, pusat
informasi, pusat dokumentasi dan depo arsip dengan konsep manajemen
modern. Untuk itu banyak yang dipelajari di ilmu perpustakaan baik yang
bersifat teknis maupun yang pengembangan dari ilmu perpustakaan.
Berikut merupakan data mengenai kompetensi yang direncanakan JIP UIN
melalui kurikulum JIP UIN dan kompetensi yang dibutuhkan di dunia
kerja, penulis mengelompokkan kompetensi menjadi 9 kelompok. Enam
kelompok berdasarkan pembagian Mata Kuliah Keahlian (MKK) di
kurikulum JIP UIN Program Sarjana (JIP UIN) ditambah dengan tiga
kelompok yaitu kompetensi komunikasi, administrasi dan sosial.
47
Berikut kelompok kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini
yakni:
1. Kompetensi Keilmuan
2. Kompetensi Manajemen Informasi
3. Kompetensi Teknologi Informasi
4. Kompetensi Layanan Informasi
5. Kompetensi Manajemen Organisasi
6. Kompetensi Komunikasi
7. Kompetensi Kebahasaan
8. Kompetensi Administrasi
9. Kompetensi Sosial dan Lainnya
Dari hasil penelitian diatas, bahwasannya semua mata kuliah atau
kompetensi-kompetensi yang disebutkan informan sudah tercakup di
dalam kurikulum 2007 Jurusan Ilmu Perpustakaan. Berikut kompetensi-
kompetensi yang sudah diajarkan:
Tabel. 6
Kelompok Kompetensi Kurikulum 2007
No. Kelompok Kompetensi Mata Kuliah
1. Kompetensi Keilmuan -
2. Kompetensi Manajemen Informasi 1. Pengantar Ilmu Perpustakaan
2. Manajemen Lembaga Informasi
3. Manajemen Perpustakaan Umum
4. Manajemen Perpustakaan
Perguruan Tinggi.
5. Manajemen Perpustakaan
Sekolah
48
6. Manajemen Perpustakaan
Sekolah
3. Kompetensi Teknologi Informasi 1. Aplikasi Teknologi Informasi I
& II,
2. Otomasi Perpustakaan,
3. Sistem Jaringan Informasi,
4. Sisten Simpan dan Temu
Kembali Informasi
4. Kompetensi Layanan Informasi 1. Layanan Referensi Umum
2. Layanan Referensi Keislaman
3. Pengantar Psikologi untuk
Perpustakaan
4. Pengantar Komunikasi untuk
Perpustakaan
5. Layanan Informasi untuk Anak
dan Remaja
6. Literatur Anak dan Remaja
7. Pembinaan dan Pengembangan
Koleksi
8. Story Telling
9. Manajemen Terbitan Berkala
5. Kompetensi Manajemen Organisasi 1. Dasar-Dasar Organisasi
Informasi
2. Deskripsi Bibliografi Buku &
Serial
3. Deskripsi Bibliografi Non Buku
4. Klasifikasi Umum
5. Klasifikasi Islam
6. Sarana Bibliografi
7. Tajuk Subyek
8. Indeks & Abstrak
9. Filologi
10. Transliterasi
11. Dasar-Dasar Kearsipan
6. Kompetensi Komunikasi 1. Pengantar Komunikasi untuk
Perpustakaan
2. Promosi dan Pemasaran
Informasi
7. Kompetensi Kebahasaan 1. Bahasa Arab I dan II,
2. Bahasa Inggris I dan II,
3. Filologi, Transliterasi,
49
4. Layanan Informasi Islam
8. Kompetensi Administrasi -
9. Kompetensi Sosial -
Berdasarkan Kurikulum 2007 yang disebutkan diatas bahwa
kompetensi yang ada sudah sesuai dengan apa yang diharapkan alumni.
Kompetensi tersebut di siapkan untuk para calon pustakawan yang akan
memasuki dunia kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Lasa sebagai
berikut1 :
a. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi
atau ICT membuka peluang lapangan kerja baru bagi lulusan Program
Studi perpustakaan dan informasi. Perkembangan teknologi internet
telah mendorong tumbuhnya sejumlah besar perpustakaan digital (e-
library) melalui internet. Berbagai informasi berbasis kertas yang
selama ini merupakan primadona perpustakaan tradisional, sekarang
telah banyak yang tersedia dalam bentuk elektronik. Sumberdaya
informasi baru ini menjadi alternatif yang semakin penting dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi. Peluang bagi
lulusan Program Studi perpustakaan antara lain adalah bekerja secara
mandiri dengan profesi sebagai perantara informasi (information
broker). Kenyataan ini adalah realistis, mengingat bahwa informasi
1L asa, Manajemen Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007, hal.
33
50
telah menjadi sumberdaya yang strategis yang senantiasa dibutuhkan
oleh lingkungan bisnis, pendidikan, penelitian, pemerintah, maupun
para individu agar sukses dalam bidangnya. Semakin banyaknya
informasi yang dihasilkan oleh manusia setiap hari dan semakin
singkatnya waktu yang diperlukan untuk mentransfer informasi
tersebut, menyebabkan para profesional melirik broker informasi
seperti yang sudah berkembang di negara-negara yang lebih maju.
b. Di negara-negara maju terjadi kecenderungan baru dimana lulusan
sarjana ilmu perpustakaan yang memiliki jiwa kewirausahaan
(enterpreneurship) membuka usaha di bidang layanan jasa informasi.
Mereka menjadi pelaku bisnis baru dengan mengemas ulang informasi
(information repackage) yang ada ke dalam berbagai bentuk penyajian
dan media sehingga memiliki nilai jual yang tinggi, ataupun
menawarkan jasa penelusuran informasi ke berbagai sumber atau
situs. Upaya itu telah menjadikan informasi menjadi suatu produk
yang dapat dijual kepada individu, maupun kepada sejumlah
organisasi termasuk pelaku dan organisasi bisnis.
c. Bidang pekerjaan lain yang dapat dimasuki oleh lulusan Program
Studi perpustakaan adalah yang berkaitan dengan penanganan
informasi (information handling), penelitian informasi, manajemen
badan yang bergerak dalam bidang informasi seperti pada berbagai
jenis perpustakaan, unit dokumentasi, unit informasi, depo arsip, pusat
rekaman (arsip dinamis), dan bidang lain yang berhubungan dengan
51
informasi baik yang bersifat nirlaba (non-profit) maupun yang
berorientasi pada laba (profit oriented), perantara dan penelusur
informasi, perancang-bangunan perangkat lunak khusus untuk
keperluan badan pengelolaan informasi; serta bidang penerbitan dan
konservasi.
Di masa mendatang, lulusan Program Studi perpustakaan akan
dapat bekerja secara mandiri tidak harus pada organisasi perpustakaan
atau unit informasi tradisional. Fenomena ini diperkirakan dapat
terjadi di Indonesia khususnya di wilayah pulau Sumatera, mengingat
kerjasama ekonomi yang selalu terkait dengan kawasan ini, seperti
IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle), SIJORI
(Singapura-Johor-Riau), dan AFTA.
Mahasiswa yang mengambil studi pada program studi ilmu
perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syahid Jakarta akan
mempelajari dan memilki kompetensi dalam bidang pengelolaan
berbagai sumber daya informasi seperti bahan pustaka, data, arsip,
dokumen, pengetahuan dan berbagai jenis, format maupun kemasan
informasi lainnya. Tidak hanya itu, mereka juga dituntut untuk dapat
mengelola berbagai jenis lembaga informasi seperti perpustakaan,
pusat informasi, pusat dokumentasi, lembaga atau unit arsip bahkan
museum. Berbagai kemampuan dalam hal manajemen, pemasaran,
komunikasi, teknologi dan sistem informasi (aplikasi database dan
jaringan informasi), public relations, serta kajian masyarakat
52
informasi wajib dikuasai oleh lulusan dari program studi ini sehingga
diharapkan mampu mengelola berbagai lembaga informasi secara
profesional.
Untuk memudahkan pengolahan data hasil wawancara
informan, penulis membuat sendiri daftar kompetensi yang
dibutuhkan di dunia kerja berdasarkan pertama, literatur, kedua hasil
wawancara dengan informan. Peneliti memasukan kompetensi yang
dibutuhkan di dunia kerja dari sumber literatur untuk memudahkan
peneliti menyusun daftar kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja.
Ruang lingkup tugas dan tanggung jawab informan sangat
tergantung pada jenis profesi, lembaga tempat bekerja, dan posisi atau
jabatan informan.
Tabel. 7
Ruang lingkup tugas dan tanggung jawab informan dalam konteks jenis
profesi, posisi atau jabatan
No Informan Profesi Posisi atau Jabatan
1. Fn Pustakawan Staf
2. Mf Pustakawan Kepala Perpustakaan
3. Va Pustakawan Kepala Perpustakaan
4. Di Pustakawan Kepala Perpustakaan
5. Ni Pustakawan Kepala Perpustakaan
6. Fi Pustakawan Staf
7. Yu Pustakawan Kepala Perpustakaan
8. Wi Pustakawan Kepala Perpustakaan
9. Na Pustakawan Staf
10. Ma Pustakawan Staf
11. En Pustakawan Staf
53
Enam orang informan yaitu Mf, Va, Di, Ni, Yu, Wi, mempunyai
posisi sebagai kepala perpustakaan. Sebagai kepala perpustakaan maka
tanggung jawab yang diemban bukan hanya manajemen tapi juga
manajemen secara keseluruhan. Bertanggung jawab secara penuh atas
perencanaan perpustakaan, budgeting, termasuk manajemen sumber daya
manusia. Dan dari sembilan kompetensi yang digunakan penulis dalam
penelitian itu sangat relevan dalam dunia kerja.
Lima orang informan lagi mempunyai posisi jabatan sebagai staf
perpustakaan. Tiga orang informan yaitu Fi, En, dan Ma adalah staf
perpustakaan. Tugas dan tanggung jawabnya sama yaitu pengadaan
perpustakaan, pelayanan dan pengolahan koleksi perpustakaan. Dan
menurut ketiga informan mata kuliah atau kompetensi yang relevan
dengan tugas mereka adalah kompetensi manajemen informasi, layanan
informasi komunikasi dan kebahasaan. Kompetensi itu digunakan untuk
pengatalogan, sistem temu kembali informasi dan internet. Sedangkan
informan Fn mengatakan kompetensi yang sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya adalah kompetensi komunikasi dan sosial dan lainya.
Dan informan Na mengatakan kompetensi yang sesuai dengan tanggung
jawab dan tugasnya hanya kompetensi manajemen informasi.
Pada dasarnya kompetensi yang dipakai sangat penting untuk
semua informan terutama kompetensi teknologi informasi. Baik informan
yang jabatannya sebagai kepala perpustakaan maupun staf perpustakaan.
Kompetensi ini mencangkup semua lingkup pekerjaan dan untuk
54
mengikuti perkembangan zaman teknologi informasi yang semakin pesat.
Selanjutnya dari hasil wawancara para informan, kurikulum yang kini
diterapkan di JIP dan telah mereka aplikasikan, dianggap relevan dan
cukup bagus, namun perlu adanya penyesuaian kurikulum dengan
perkembangan dunia kerja sekarang, para informan berpendapat beberapa
hal berikut dapat menjadi salah satu cara mengembangkan kurikulum JIP:
a. Penambahan mata kuliah baru, yang dapat bersaing di dunia kerja
sekarang, para informan menabahkan bahwa penambahan mata kuliah
yang mendukung pengembangan kurikulum haruslah yang banyak
dibutuhkan didunia usaha, perusahaan maupun masyarakat, seperti
mata kuliah yang berkaitan dengan Aplikasi Teknologi Informasi.
b. Kemudian mengurangi matakuliah yang kurang digunakan dalam
dunia pekerjaan, dari beberapa informan beberapa mata kuliah yang
kurang digunakan dalam dunia pekerjaan tersebut seperti Filologi.
c. Menambah referensi di perpustakaan jurusan dengan buku-buku yang
lebih mendukung para mahasiswa mengembangkan keilmuanya dalam
menunjang kemampuan mereka di dunia pekerjaan nanti.
d. Sistem pengajaran dalam kelas harus lebih fresh dan aplikatif.
C. Kendala – kendala
Dari wawancara yang penulis lakukan, terdapat kendala-kendala yang
dihadapi oleh informan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi informan
dalam dunia kerja yaitu:
55
1. Penguasaan atau kemampuan teknologi informasi yang terbatas
Berikut wawancara dengan informan Mf :
“Teknologi informasi sangat dibutuhkan untuk kemajuan perpustakaan,
agar perpustakaan tidak dipandang sebagai gudang atau tumpukan buku
semata. Selain itu sekarang zamannya era globalisasi dan digitalisasi.
Diharuskan dan mau tidak mau harus mengikuti perkembangan tersebut.
Apa lagi kita sebagai pustakawan, harus memikirkan hal tersebut.
Pustakawan harus bisa membuat inovasi perpustakaan yang tidak
membosankan dengan adanya Teknologi.”
Seringnya masalah yang dihadapi oleh informan adalah dalam
bidang teknologi informasi. Karena teknologi informasi sudah menjadi
wajib untuk menunjang kebutuhan dan kemajuan suatu perpustakaan, baik
itu perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan sekolah, maupun
perpustakaan daerah. Selain itu juga, pada masa perkuliahan mata kuliah
teknologi informasi masih kurang memenuhi dalam dunia kerja.
Perkembangan teknologi juga semakin pesat. Hal ini terlihat dari teknologi
informasi (otomasi) dipakai dalam semua pekerjaan, untuk pangkalan data,
jaringan komputer, sistem komputer, dan untuk pembuatan katalog on-
line.
Tuntutan akan pengetahuan teknologi infomasi ini tidak terlepas
dari beberapa faktor berikut :
a. Ledakan informasi yang makin membanjiri dunia saat ini yang
membutuhkan pengelolahan lebih sistematis;
b. Akses terhadap informasi semakin tinggi;
c. Kebutuhan pengguna untuk mencari atau menemukan kembali
informasi lebih mudah jika menggunakan komputer dan
56
d. Efisiensi pekerjaan, dengan adanya komputer diperpustakaan
membantu pekerjaan menjadi lebih cepat. Pencatatan buku – buku baru
serta pengolahan akan lebih mudah jika disimpan dalam berkas
komputer. Memudahkan tukar - menukar informasi dalam bentuk data.
Ditambah lagi penggunaan teknologi informasi di perpustakaan
dewasa ini sudah semakin meluas dengan dibangunnya perpustakaan
digital atau perpustakaan elektronik. Ada beberapa alasan mengapa
perpustakaan menggunakan teknologi komputer, yaitu :
a) Mengatur informasi ’ing-griya’ (in-house information) serta
mengusahakan agar informasi tersebut dapat ditemubalikkan.
b) Mengakses pangkalan data ekstern berisi informasi diterbitkan atau
semi diterbitkan.”
Dalam The Dictionary of Computers, Information Processing and
Telecommunication yang dikutip oleh Ardoni, teknologi informasi diberi
batasan sebagai teknologi pengadaan, pengolahan, penyimpanan dan
penyebaran berbagai jenis informasi dengan memanfaatkan komputer dan
telekomunikasi yang lahir kehadiran teknologi komputer bagi informan
yang bekerja di perpustakaan tidak bisa lagi dihindari.2 Menurut Saleh
dalam buku Dinamika Informasi di Era Global, alasan harus diterimanya
teknologi informasi di perpustakaan adalah :
2Ferdnand Hezt, The Dictionary of Computers, Information Processing and
Telecommunication, (2004), h. 89
57
1) Tuntutan terhadap jumlah dan mutu layanan perpustakaan Pemakai
perpustakaan menuntut jenis-jenis layanan lain seperti layanan
informasi terbaru, layanan informasi terseleksi, layanan
penelusuran dengan CD-ROM, dan lain-lain. Pustakawan harus
bisa memberikan jawaban yang lebih memuaskan dengan
memberikan alternatif artikel atau menunjukkan dimana artikel
tersebut diperoleh
2) Tuntutan terhadap penggunaan koleksi bersama. Tidak ada satu
perpustakaan pun yang bisa memnuhi koleksinya sendiri. Setiap
perpustakaan akan saling membutuhkan koleksi perpustakaan lain
demi memberikan layanan yang memuaskan kepada pemakainya
3) Kebutuhan untuk mengefektifkan sumber daya manusia
4) Tuntutan terhadap efesiensi waktu Pemakai menuntut layanan
perpustakaan yang hampir instant
5) Keragaman informasi yang dikelola, Informasi di perpustakaan
tidak hanya terbatas kepada buku dan jurnal ilmiah saja. Banyak
koleksi perpustakaan yang dibaca dengan menggunakan komputer
6) Kebutuhan akan ketepatan layanan informasi Pertanyaan-
pertanyaan pengguna tentang informasi harus bisa dijawab secara
spesifik, cepat dan tepat (Koswara, 1998 :158).
58
2. Komunikasi
Berikut wawancara dengan informan fi :
“Permasalahannya kadang ada di komunikasi yang kurang baik dan
kemampuan berbahasa. Kemudian tentang kerjasama perpustakaan,
disini memang harus punya skill di bidang ini, karena untuk
penerapannya tidak semudah teorinya. Sama halnya dalam promosi
dan pemasaran perpustakaan. Tidak semua orang bahkan rekan kerja
yang background-nya bukan perpustakaan, menganggap
perpustakaan hanya sebagai tempat peminjaman buku, jadi pertugas
hanya melayani peminjaman dan pengembalian saja. Nah disini disni
skill pemasaran dan promosi dan perbaikan image perpustakaan
harus di rubah.”
Kemampuan berkomunikasi sangatlah penting dalam dunia
perpustakaan terutama dalam peningkatan pelayanannya. Oleh karena itu
sangat diperlukan peningkatan kemampuan komunikasi bagi seluruh staf
perpustakaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan
komunikasi yang efektif. Berbagai bentuk komunikasi akan tercipta dalam
perpustakaan, misalnya komunikasi formal berdasarkan struktur jabatan
(struktural). Sebagai contoh komunikasi antara bawahan dan atasan atau
antara pejabat dalam hal kedinasan. Dalam konsep ini umumnya sering
terjadi masalah atau hambatan komunikasi.
Komunikasi menjadi sangat penting disini, karena baik dan
benarnya menentukan kualitas pelayanan sebuah perpustakaan. Baik
komunikasi dengan pemustaka, maupun komunikasi terhadap sesama
pustakawan lain. Pada kenyataannya, teori yang didapat pada waktu kuliah
berbeda dengan dilapangan (pekerjaan). Sebagai contoh komunikasi untuk
promosi perpustakaan. Disini harus mempunyai keahlian untuk promosi
59
perpustakaan. Dengan menggunakan bahasa yang baik maka pesan yang
terkandung akan tersampaikan kepada pemustaka.
Menanggapi permasalahan ini, penulis ini mencoba menyuguhkan
informasi yang diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan ini
yakni kemampuan berkomunikasi dalam pengembangan perpustakaan
terutama dalam peningkatan pelayanannya. Oleh karena itu sangat
diperlukan peningkatan kemampuan komunikasi bagi seluruh alumni. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan komunikasi yang
efektif. Untuk meningkatkan komunikasi yang efektif ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi, yakni peningkatan kemampuan
mendengarkan, peningkatan kemampuan berkomunikasi dengan pengguna
perpustakaan, peningkatan komunikasi nonverbal,dan melakukan simulasi
kemampuan berkomunikasi di perpustakaan.
a. Peningkatan Kemampuan Mendengarkan, Mendengar dengan
mendengarkan memiliki perbedaan arti. Mendengar merupakan
aktivitas yang bersifat pasif, sedangkan mendengarkan merupakan
aktivitas yang bersifat aktif. Kemampuan mendengarkan merupakan
kemampuan untuk memahami perasaan, keinginan, dan aspirasi orang
lain, baik untuk hubungan ke dalam (komunikasi antar pegawai)
maupun ke luar (komunikasi antara pegawai dengan pengguna
perpustakaan). Untuk keberhasilannya, setiap petugas perpustakaan
harus belajar atau menyiapkan diri mampu mendengarkan ide dan
60
masalah orang lain dengan baik dan tulus. Jadi, akan sangat baik jika
semua pegawai perpustakaan memiliki kemampuan mendengarkan,
sehingga diharapkan dapat menekan ketidakmampuan mendengarkan
secara bijaksana. Syarat seorang pustakawan mempunyai kemampuan
mendengarkan, yakni: Pertama, Mampu mengungkapkan keinginan
pengguna, terutama dalam pelayanan referensi dan penelusuran
informasi. Kedua, Mampu memahami pandangan seseorang, tingkah
laku, perasaan dan rasa kekhawatiran. Ketiga, Mampu menyerap
informasi sebagai bahan membuat keputusan. Keempat, Mampu
menangkap umpan balik tentang penampilan diri seseorang.
b. Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi dengan Pengguna
Perpustakaan, Kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien
bagi petugas perpustakaan sangatlah penting. Berkomunikasi dengan
pengguna perpustakaan melibatkan interaksi sosial yang kompleks, baik
verbal maupun nonverbal. Misalnya kemampuan mengkomunikasikan
bagaimana menelusur informasi dengan menggunakan salah satu
program komputer, bisa menemukan lokasi buku yang ada di
perpustakaan dengan cepat; dan dapat menggunakan teknologi
informasi yang baru. Oleh karena itu, dalam hal ini, seorang
pustakawan harus mampu berkomunikasi secara verbal dan nonverbal
untuk berkomunikasi seperti ini.
c. Peningkatan Komunikasi Nonverbal, Komunikasi nonverbal sangat
penting dalam konteks secara keseluruhan. Diantara komunikasi
61
nonverbal atau bahasa isyarat adalah pandangan mata, anggukan
kepala, ekspresi wajah, gerakan tangan, dan cara berpakaian. Perlu
dipahami bahwa pandangan mata, senyum, dan anggukan kepala
misalnya, dapat membuat komunikasi terasa lebih baik. Demikian pula
pembicaraan kita akan terasa lebih akrab dan bermakna apabila dalam
berkomunikasi saling tatap muka atau berpandangan. Hubungan antara
orang berbicara dan yang mendengarkan akan terasa lebih hangat. Hal
ini akan memungkinkan komunikasi kita berlangsung lebih lama.
Tetapi sebaliknya, jika kita mencoba berkomunikasi tampa ekspresi
wajah, tanpa senyum maka dalam waktu singkat komunikasi kita akan
terhenti. Dalam pengembangan komunikasi nonverbal juga terdapat
masalah. Seperti bagaimana pandangan mata dan senyum yang baik itu.
Pandangan mata dan senyum yang berlebihan akan mengundang
anggapan yang mungkin kurang baik dalam komunikasi. Jadi, perlu
adanya keseimbangan atau ketepatan dalam komunikasi nonverbal. Hal
ini karena bahasa nonverbal yang berlebihan sama jeleknya dengan
bahasa nonverbal yang kurang baik (misalnya kita melayani pengguna
dengan cemberut).
d. Melakukan Simulasi Kemampuan Berkomunikasi di Perpustakaan,
Seorang pimpinan ataupun staf perpustakaan yang memiliki
kemampuan komunikasi yang baik akan cenderung lebih berhasil
dibanding mereka yang lemah dalam berkomunikasinya. Oleh karena
itu, untuk pengembangan karier di perpustakaan baik sebagai pimpinan
62
ataupun staf, maka harus dimulai dari pengembangan kemampuan
berkomunikasi. Salah satu kegiatan dalam meningkatkan kemampuan
komunikasi antar pribadi adalah dengan melakukan simulasi.
3. Bahasa
Berikut wawancara dengan informan Mf dan Wi :
“Ada beberapa buku yang dalam proses pengklasifikasiannya sulit
dibedakan termasuk ke dalam disiplin ilmu yang mana, karena buku
tersebut yang berbahasa asing (belanda) dan berbahasa arab gundul.”
“Karena saya bekerja di dunia pesantren, maka mau tidak mau saya
harus memiliki kompetensi dalam hal keagamaan. Dalam hal ini salah
satunya yaitu Bahasa Arab.”
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang
dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi dan mengidentifikasikan diri, percakapan (perkataan) yang
baik, tingkah laku yang baik atau sopan santun, dan bahasa merupakan
salah satu kunci untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Begitulah
pengertian bahasa menurut Indrawan WS dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia.3
Kemampuan dalam dunia perpustakaan merupakan hal yang tidak
dapat diremehkan kegunaanya, mengingat perpustakaan merupakan
gudangnya ilmu pengetahuan, sarana untuk penyimpanan koleksi. Koleksi
perpustakaan terdiri dari berbagai bahasa. Diantaranya Bahasa Inggris,
Bahasa Arab, dan Bahasa Indonesia. Tiga bahasa tersebut minimal harus
3 Indrawan WS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Jombang: Lintas Media, T.Th.), h.50
63
dikuasai oleh seorang pustakawan. Alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah termasuk mempunyai salah satu ciri tentang
keislamannya. Yaitu mampu menguasai Bahasa Arab. Akan tetapi disini
menjadi kendala informan untuk mengolah koleksi-koleksi perpustakaan
yang berbahasa Arab. Karena pada waktu kuliah mata kuliah bahasa Arab
hanya terdiri dari Bahasa Arab I dan Bahasa Arab II yang tidak
memungkinkan informan mengaplikasikan dalam dunia kerja secara
maksimal.
Bahasa dan komunikasi merupakan satu kesatuan yang saling
berhubungan. Kemampuan menguasai bahasa baik secara lisan maupun
tulisan mendukung kemampuan berkomunikasi. Kemampuan berbahasa
digunakan dalam komunikasi sebagai sarana menyampaikan pesan. Dalam
permasalahan ini sudah barang pasti perlu adanya sebuah formula yang
efektif untuk mendongkrak kemampuan untuk berbahasa, diantaranya
adalah :
a. Membaca
Cara pertama untuk mengasah kemampuan dalam berbahasa adalah
dengan banyak membaca literatur bahasa tersebut. Jika suka
mengikuti berita atau gosip seputar dunia selebriti di koran dan
majalah, maka usahakan rutin membaca berita dari situs-situs luar
negeri. Jika penggemar novel atau komik, maka harus memilki
kesadaran untuk membiasakan mengenal novel fiksi dan komik
dengan bahasa yang diinginkan. Kemudian, menemukan berbagai e-
64
book yang bisa dibaca kapan saja dari internet, dengan harga murah
maupun gratis dan tidak menghabiskan biaya.
Tidak masalah jika awalnya merasa kesulitan dalam memahami apa
yang dibaca. Tidak perlu sedikit-sedikit membuka kamus. Teruskan
membaca hingga sedikit-banyak mengerti garis besar berita. Lama-
kelamaan akan terbiasa dengan struktur kalimat dan pemilihan
katanya. Hanya butuh beberapa bulan saja untuk terbiasa dengan pola
membaca seperti ini.
b. Mengamati
Yang dimaksud mengamati di sini tentu saja mengamati segala hal
yang berhubungan dengan bahasa yang ditekuni. Dapat juga dengan
menonton film-film dengan gaya bahasa yang dimaksud, dan mencoba
untuk lebih menghayati dialognya tanpa terlalu sering melirik subtitle.
Perhatikan cara pengucapan, kosakata, atau penggunaan frase-frase
tertentu dalam berbagai konteks yang diucapkan para aktor dan aktris
dalam film. Observasi secara visual seperti ini akan memberikan
persepsi yang lebih baik, sehingga akan lebih cepat mahir. Mencari
tahu arti lirik lagu-lagu favorit juga akan membantu untuk menambah
perbendaharaan kata dengan cara yang menyenangkan.
c. Menulis
Setelah banyak membaca dan mengamati, pemahaman akan bahasa
tersebut akan lebih meningkat. Tetapi ini masih berada dalam kategori
pengguna bahasa Inggris pasif. Untuk lebih meningkatkan
65
kemampuan, perlu untuk mencoba praktek menulis menulis dalam
bahasa yang diminati atau ditekuni. Tidak masalah jika tata bahasa
masih kacau. Yang penting bisa berlatih untuk membiasakan diri
menggunakan bahasa asing. Menuliskan kosakata yang baru Anda
kenal adalah salah satu cara terbaik dan termudah untuk
menghapalnya. Dan dengan menuliskan rangkaian kalimat dalam
bahasa tersebut jadi lebih mudah mengevaluasi kesalahan tata bahasa
yang digunakan.
d. Praktek berbicara
Tata bahasa yang bagus tidak akan ada artinya jika tidak pernah
mempraktekkannya dalam percakapan. Karena tujuan dari bahasa
adalah untuk berkomunikasi, maka harus belajar pula untuk
mengkomunikasikan maksud secara lisan dalam bahasa yang ditekuni.
Kuncinya adalah berusaha agar orang lain mengerti apa yang Anda
sampaikan dalam bahasa Inggris terlebih dahulu. Setelah terbiasa
bercakap-cakap dalam bahasa tersebut, secara otomatis akan ada
pembelajaran untuk memperbaiki tata bahasa yang digunakan dalam
berbicara.
4. Lemahnya kesadaran akan keberadaan perpustakaan
Berikut wawancara dengan informan Wi:
“Masih kurangnya kesadaran pihak lembaga dalam meningkatkan
perpus dan meremehkan.”
66
Dalam lembaga pendidikan maupun lembaga pemerintah,
perpustakaan menjadi sangat penting untuk kemajuan suatu bangsa. Akan
tetapi para pihak lembaga terutama lembaga pendidikan sekolah masih
kurang memperhatikan keberadaan perpustakaan. Mereka masih
meremehkan keberadaan perpustakaan. Begitu juga informan yang bekerja
di perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan di pandang penting ketika
ada kegiatan akreditasi intitusi maupun akreditasi jurusan. Para pihak
pimpinan berusaha untuk meningkatkan kualitas yang sesuai dengan
standar perpustakaan perguruan tinggi. Oleh karena itu informan kesulitan
untuk meningkatkan dan mengembangkan perpustakaan tanpa ada
dukungan dari pihak lembaga tempat bekerja.
Dari kendala-kendala yang dihadapi informan tersebut, rata-rata
semua informan pernah mengalaminya. Baik informan yang bekerja di
perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan sekolah, perpustakaan
daerah, dan perpustakaan yayasan. Karena informan menjadi satu-satunya
pustakawan yang bekerja di lembaga mereka. Apa lagi informan yang
bekerja di perpustakaan sekolah, mereka bekerja dan membangun
perpustakaan mulai dari awal. Membangun pangkalan data (software
perpustakaan) yang membutuhkan kemampuan teknologi informasi serta
harus ada dukungan dari pihak lembaga terkait.
67
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tentang Relevansi Kurikulum Jurusan
Ilmu Perpustakaan terhadap Dunia Kerja Alumni Jurusan Ilmu
Perpustakaan UIN Jakarta dapat dikemukakan beberapa hal pokok yakni
kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan hasil penelitian:
A. Kesimpulan
1. Pada hakikatnya semua mata kuliah yang telah diperoleh itu
bersifat relevan, hanya saja karakteristik pekerjaan-lah yang akan
menentukan apakah mata kuliah tersebut relevan atau tidak
relevan. Mata kuliah akan dianggap relevan apabila mata kuliah
yang bersangkutan dapat memenuhi kebutuhan di lapangan atau
dunia kerja. Dengan kompetensi-kompetensinya yaitu kompetensi
manajemen informasi, kompetensi teknologi informasi, kompetensi
layanan informasi, kompetensi manajemen organisasi, kompetensi
komunikasi dan kompetensi kebahasaan.
2. Masalah yang dihadapi para alumni di dunia kerja yaitu, kurang
menguasai teknologi informasi, kemampuan komunikasi,
penggunaan bahasa asing yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Arab,
serta masih minim kesadaran dari lembaga untuk meningkatkan
kemajuan perpustakaan. Pada dasarnya kompetensi yang dipakai
68
dan penting untuk semua alumni yaitu kompetensi teknologi
informasi. Karena kompetensi ini mencangkup semua lingkup
pekerjaan dan untuk mengikuti perkembangan zaman teknologi
informasi yang semakin pesat.
B. Saran
1. Jurusan Ilmu Perpustakaan (JIP) UIN Jakarta seharusnya
melakukan pemgembangan kurikulum atau merevisi kurikulum
dengan melibatkan para alumni JIP.
2. Perlu adanya upaya dari JIP UIN Jakarta mendata semua alumni
yang telah bekerja dan mencari tahu dari mereka tentang
perkembangan dunia perpustakaan di dunia kerja.
69
DAFTAR PUSTAKA
Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,
2008
Damayani, Ninis Agustini. Pengembangan Program Pendidikan S1 Dan S2 Ilmu
Informasi & Perpustakaan di Indonesia: Masalah Dan Tantangan,
diakses pada 4 Juni 2013 jam 12.15 dari http://eprints.rclis.org/9242/1/
indonesia-information- lisbenchmark-speaker-ninis.pdf
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta, Bumi Aksara, 2009
Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan
Laporan Penelitian. Malang: UMM Press, 2004
Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial: pendekatan kualitatif dan
kuantitatif, Yogyakarta: Erlangga, 2009
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999
Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No. 027/BAN-PT/Ak-
XIV/S1/IX/2011 tentang Status, Nilai, Peringkat dan Masa Berlaku Hasil
Akreditasi Program Sarjana di Perguruan Tinggi.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002
Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi di akses pada 14
Februari 2014 dari http://www.dikti.go.id/files/atur/Kepmen045-U-
2002KurikulumInti.pdf
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa diakses pada 4 Maret 2014 dari
http://www.dikti.go.id/?page_id=509&lang=id
Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik,
Implementasi, dan Inovasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008
Nurgiyantoro, Burhan. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah.
Jogjakarta: BPFE, 1988
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 2007
Robandi, Imam. Becoming The Winner: riset menulis ilmiah, publikasi ilmiah,
dan presentasi. Yogyakarta: Andi, 2008
70
Slameto. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester SKS. Jakarta:
Bumi Aksara, 1991
Soetopo, Hendyat dan Soemanto, Wasty. Pembinaan dan Pengembangan
Kurikulum: sebagai substansi problem administrasi pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara, 1993
Struktur Kurikulum: Kesesuaian dengan Visi, Misi, Sasaran, dan Tujuan diakses
pada 27 Agustus 2013 dari http://pspi.upi.edu/kurikulum/struktur-
kurikulum/
Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengembangan Kurikulum: teori dan praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007
Suparlan. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara, 2011
Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Pasal 35 ayat 1 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi diakses pada 8 Desember 2013 dari
http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/17624/UU0122012_Full.pdf
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional diakses pada 20 Agustus 2013 jam
06.57 dari http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf
Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Webster’s New Twentieth Century Dictionary, second Edition. United States of
America: William Collins Publisher, 1979
Winoto, Yunus dan Komariah, Neneng. “Meninjau Relevansi Kurikulum
Pendidikan Ilmu Perpustakaan dengan Kompetensi dan Sertifikasi
Pustakawan,” Media Pustakawan, Vol.19 No.1 (Maret 2012): h.2-4
_____________. “Kurikulum Program Studi Ilmu Perpustakaan: meninjau
kurikulum inti (core curriculum) program studi S1 Ilmu Perpustakaan di
Indonesia”, Visi Pustaka Vol.13 No.1 (April 2011): h.1
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Panduan Wawancara
1. Kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja?
2. Kompetensi/ mata kuliah yang dipakai di dunia kerja?
3. Bagaimana pendapat alumni terhadap kurikulum JIP?
4. Bagaimana relevansi kurikulum dalam dunia kerja sekarang ini?
5. Apakah kurikulum yang telah diperoleh selama ini bermanfaat/ terpakai di dunia kerja?
6. Staf pengajar
a) Metode pengajaran
b) Bahan kuliah
c) Praktek kuliah
7. Masalah-masalah yang harus dihadapi ketika menerapkan kurikulum yang sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab?
8. Cara mengatasi masalah tersebut?
9. Apa saran anda agar JIP terus dapat mengikuti perkembangan informasi di dunia kerja?
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tegal, Jawa Tengah pada tanggal 10 Juni
1985 dari bapak bernama Mutahar dan ibu bernama Sulastri.
Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Penulis
menyelesaikan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah tahun
2000, Madrasah Tsanawiyah Al-Fatah tahun 2003 dan
Madrasah Aliyah Negeri Pemalang tahun 2006. Setelah tamat Aliyah, penulis
hijrah ke Jakarta tahun 2007 dan diterima di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di
Fakultas Adab dan Humaniora. Sekarang penulis tinggal di Slipi, Jakarta Barat.