repetition in surah muhammad; mukmin vs kafir

11
E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION) E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7 TH EDITION). (e-ISSN 2289-6759). Copyright and Published by https://worldconferences.net Page 18 REPETITION IN SURAH MUHAMMAD; MUKMIN VS KAFIR Hanik Mahliatussikah, Nurul Murtadho, Ahmad Munjin Nasih, & Himatul Istiqomah Faculty of Letter Universitas Negeri Malang [email protected].; [email protected]; [email protected].; [email protected] ABSTRACT The phenomenon of repetition in the Qur'an is a fact that cannot be doubted. This is part of the beauty and uniqueness of the Qur'an. However, some groups consider it a disability, so that is a reason to doubt the Qur’an. To dismiss this assumption, through qualitative descriptive approach and content analysis, the researcher aims revealing some of the miracles of the Qur'an through the repetition stated in surah Muhammad (47 th ). The results of this research show that the forms of repetition contained in surah Muhammad, namely: 1) Phonological repetition dominated by rhymes. The repetition patterns are Consonant Vocal Consonant (CVC), Vocal Consonant (VC), Consonant Vocal Consonant (CVC), Af'alahum (أفعالهم), Af'alakum (أفعالكم), and Af'alaha (أفعالها). 2) Grammatical repetition dominated by partial reduplication. The repetition patterns are Fi'il madli mabni ma'lum ( فعل ماض مبنيعلومم), Fi'il madli mabni majhul ( فعل ماض مبني مجهول), Fi'il mudlari 'mabni ma'lum ( فعل مضارعمي) اسم مفرد), Isim jama 'salim ( اسم جمع سالم), and Isim jama' appraiser ( اسم جمع تكسير). 3) Thematic repetition in the form of paraphrase, about the term believers and infidels. Generally, the repetitions in surah Muhammad have functioned as a description of the two groups of Muhammad's people, who believe in God (Mukmin) and who deny God (Kafir). Field of Research: Repetition, Muhammad, Mukmin, and Kafir. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ------- 1. Introduction Al-Qur’an merupakan maha karya yang dipenuhi dengan keindahan bahasa. Al-Qur’an bukan karya sastra, tapi kehadirannya mampu mengguncangkan dunia kesusastraan (Malla, 2018, p. 5), bahkan melemahkan para sastrawan Arab kelas veteran (Al-Rāfiʻi, n.d., pp. 17–18). Al-Qur’an merupakan mukjizat Nabi Muhammad Saw yang paling agung. Keagungannya bahkan mampu menundukkan watak yang keras, seperti Umar bin Khatthab (Kermani, 2000, p. 260). Penyair Arab jahiliyah yang terkemuka dari klan Daws, Al-Thufail menyatakan keislamannya setelah mendengar beberapa ayat Al-Qur’an yang dibaca oleh Nabi Muhammad Saw (Hisyām, 1955, p. 383). Jeffrey Lang seorang professor Matematika di Universitas Kansas, USA, yang sebelumnya atheis pun menjadi muallaf dan penulis buku-buku Islami setelah bergumul dengan Al-Qur’an (Effendy, 2013, p. 5). Demikianlah, kebenaran Al-Qur’an sudah terbukti meskipun tanpa melalui pengujian dan pembuktian. Karena, Al-Qur’an memuat kesatuan penanda dan petanda yang utuh (Khaldun, 1377, p. 95). Tak dapat dipungkiri bahwa keindahan bahasa memiliki peran yang sangat penting sebagai bagian dari kemukjizatan Al-Qur’an. Dalam ilmu bahasa dan sastra Arab, hal ini dapat dipelajari dalam stilistika (ilmu uslub). Kajian stilistika Al-Qur’an mencakup penggunaan bahasa dalam Al-Qur’an (Qalyubi, 2013, p. 87), meliputi domain fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik (Wahyu Hanafi, 2017, p. 1). Termasuk parsial kajian di bidang stilistika yaitu gaya bahasa repetisi (Mirshahi & Sabaghi, 2017, p. 144). Repetisi merupakan salah satu nilai kemukjizatan dalam Al-Qur’an (Az-Zarkasyi, 1991, p. 9), sehingga menjadi topik yang sangat popular dan menarik untuk diteliti. Karena itu, pada kesempatan

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REPETITION IN SURAH MUHAMMAD; MUKMIN VS KAFIR

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION)

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION). (e-ISSN 2289-6759).

Copyright and Published by https://worldconferences.net Page 18

REPETITION IN SURAH MUHAMMAD; MUKMIN VS KAFIR Hanik Mahliatussikah, Nurul Murtadho, Ahmad Munjin Nasih, & Himatul Istiqomah

Faculty of Letter

Universitas Negeri Malang

[email protected].; [email protected]; [email protected].; [email protected]

ABSTRACT

The phenomenon of repetition in the Qur'an is a fact that cannot be doubted. This is part of the beauty and uniqueness of the Qur'an. However, some groups consider it a disability, so that is a reason to doubt the Qur’an. To dismiss this assumption, through qualitative descriptive approach and content analysis, the researcher aims revealing some of the miracles of the Qur'an through the repetition stated in surah Muhammad (47th). The results of this research show that the forms of repetition contained in surah Muhammad, namely: 1) Phonological repetition dominated by rhymes. The repetition patterns are Consonant Vocal Consonant (CVC), Vocal Consonant (VC), Consonant Vocal Consonant (CVC), Af'alahum (أفعالهم), Af'alakum (أفعالكم), and Af'alaha (أفعالها). 2) Grammatical repetition dominated by partial reduplication. The repetition patterns are Fi'il madli mabni ma'lum ( مبني ماض فعل) Fi'il madli mabni majhul ,(معلوم مجهول مبني ماض فعل ), Fi'il mudlari 'mabni ma'lum ( مفرد اسم( مضارعمي فعل ), Isim jama 'salim ( سالم جمع اسم ), and Isim jama' appraiser ( تكسير جمع اسم ). 3) Thematic repetition in the form of paraphrase, about the term believers and infidels. Generally, the repetitions in surah Muhammad have functioned as a description of the two groups of Muhammad's people, who believe in God (Mukmin) and who deny God (Kafir).

Field of Research: Repetition, Muhammad, Mukmin, and Kafir. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------

1. Introduction

Al-Qur’an merupakan maha karya yang dipenuhi dengan keindahan bahasa. Al-Qur’an bukan karya sastra, tapi kehadirannya mampu mengguncangkan dunia kesusastraan (Malla, 2018, p. 5), bahkan melemahkan para sastrawan Arab kelas veteran (Al-­Rāfiʻi, n.d., pp. 17–18).

Al-Qur’an merupakan mukjizat Nabi Muhammad Saw yang paling agung. Keagungannya bahkan mampu menundukkan watak yang keras, seperti Umar bin Khatthab (Kermani, 2000, p. 260). Penyair Arab jahiliyah yang terkemuka dari klan Daws, Al-Thufail menyatakan keislamannya setelah mendengar beberapa ayat Al-Qur’an yang dibaca oleh Nabi Muhammad Saw (Hisyām, 1955, p. 383). Jeffrey Lang seorang professor Matematika di Universitas Kansas, USA, yang sebelumnya atheis pun menjadi muallaf dan penulis buku-buku Islami setelah bergumul dengan Al-Qur’an (Effendy, 2013, p. 5). Demikianlah, kebenaran Al-Qur’an sudah terbukti meskipun tanpa melalui pengujian dan pembuktian. Karena, Al-Qur’an memuat kesatuan penanda dan petanda yang utuh (Khaldun, 1377, p. 95).

Tak dapat dipungkiri bahwa keindahan bahasa memiliki peran yang sangat penting sebagai bagian dari kemukjizatan Al-Qur’an. Dalam ilmu bahasa dan sastra Arab, hal ini dapat dipelajari dalam stilistika (ilmu uslub). Kajian stilistika Al-Qur’an mencakup penggunaan bahasa dalam Al-Qur’an (Qalyubi, 2013, p. 87), meliputi domain fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik (Wahyu Hanafi, 2017, p. 1). Termasuk parsial kajian di bidang stilistika yaitu gaya bahasa repetisi (Mirshahi & Sabaghi, 2017, p. 144).

Repetisi merupakan salah satu nilai kemukjizatan dalam Al-Qur’an (Az-Zarkasyi, 1991, p. 9), sehingga menjadi topik yang sangat popular dan menarik untuk diteliti. Karena itu, pada kesempatan

Page 2: REPETITION IN SURAH MUHAMMAD; MUKMIN VS KAFIR

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION)

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION). (e-ISSN 2289-6759).

Copyright and Published by https://worldconferences.net Page 19

ini, peneliti akan memaparkan kajian yang berjudul “Repetition in Surah Muhammad; Mukmin Vs Kafir.”

2. Repetition

Dalam bahasa Arab, repetisi diistilahkan dengan takrar atau tikrar, merupakan bentuk masdar dari verba karrara-yukarriru yang artinya megulangi. Jadi, takrar berarti pengulangan (Munirah, 2017, p. 44). Repetisi merupakan hukum alam yang tak dapat terhindarkan. Di bidang linguistik, repetisi merupakan salah satu keindahan gaya bahasa yang mengekspresikan pengukuhan makna, khususnya dalam teks-teks berbahasa Arab, termasuk Al-Qur’an (Nesimi, 2018, p. 1781).

Jenis-jenis repetisi di antaranya: repetisi fonologis, gramatikal, dan tematik. Dalam ranah fonologis, repetisi terjadi pada sajak, aliterasi, dan asonansi. Dalam ranah grmatikal, repetisi terjadi pada reduplikasi, pengulangan kata, frasa, kalimat, dan sintaksis. Dalam ranah tematik, repetisi berupa parafrase (Faizi, Hadi, & Thoyyib, 2014, p. 31). Repetisi ada kalanya terjadi dalam bentuk kalimat berita, perintah, dan kalimat larangan (Atmawati, 2014). Berbagai macam bentuk repetisi juga ditemui dalam penerjemahan bahasa Arab ke bahasa Inggris (Najjar, 2015, p. 24).

Strategi repetisi sangat efektif dalam pembelajaran bahasa baru, seperti bahasa kedua (Weber, Christiansen, Petersson, Indefrey, & Hagoort, 2016, p. 6872) dan dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur’an (Andayani et al., 2019, p. 837), bahkan untuk anak autism (Senan, Wan Ab Aziz, Othman, & Suparjoh, 2017). Menurut hasil penelitian Yanaoka, Nakayama, Jarrold, & Saito (2017, p. 235; 2019, p. 573), efek dari penerapan paradigma repetisi Hebb dapat meningkatkan motivasi anak dalam mengenali kosakata. Artinya, secara umum, metode repetisi berkontribusi besar sebagai teori belajar yang efektif dalam praktiknya (Reverdy & Vogel, 2017, p. 395; Subri, 2014, p. 145).

Repetisi dapat memberi penegasan dan bukti keakuratan pesan yang disampaikan (Ali, 2006, p. 17). Di samping itu, keberadaan repetisi dalam Al-Qur’an menguatkan fakta bahwa terdapat kohesi dan koherensi antar ayat dalam satu surah (Ma’arif, 2016, p. 1), bahkan lintas surah. Repetisi vibrasi alphabet juga turut memperkaya citra artistic Al-Qur’an (Al-hamdani, 2018, p. 454). Jadi, fungsi repetisi dalam Al-Qur’an meliputi fungsi estetika, retorika, ritual, kohesif, koherensi, dan komunikasi (EL-AWA, 2003, p. 577).

Beberapa hasil penelitian repetisi atau takrar dalam Al-Qur’an, yaitu: 1) Dari 114 surah dalam Al-Qur’an, menurut al-Khatib al-Iskafi terdapat sekitar 75% surah yang mengandung ayat-ayat dengan kemiripan redaksi (Mudhiah, 2014, p. 135). 2) Jenis satuan lingual yang diulang dalam terjemahan surah Al-Maidah yaitu: kata, frasa, dan klausa. Jenis repetisi penuh sebanyak 9 kali, repetisi bentuk lain 7 kali, repetisi dengan penggantian 19 kali, dan repetisi dengan hiponim 3 kali (Thenaya, 2018, p. 1). 3) Repetisi pada kata maa’ (ماء) memiliki beberapa arti, yaitu: air hujan, minuman, bencana, keterjadian manusia, tempat, air di surga, air di neraka, dan analogi (Nazri, Majid, & Abdullah, 2017, p. 80). 4) Repetisi pada surah Al-‘Alaq pertama ditujukan kepada Kanjeng Muhammad Saw dan kedua kepada umatya. Perintah yang pertama ditujukan agar membaca ayat-ayat Tuhan yang tersebar di muka bumi. Sedangkan perintah yang kedua ditujukan agar pembacaan dilakukan dengan percaya diri (Beddu, 2018, p. 35). 5) Repetisi leksikal pada surah Al-Kafirun berupa reduplikasi penuh dalam bentuk kata, frasa, klausa, dan kalimat (Azizah, Palupi, Rasyid, & Hizbullah, 2019, p. 656).

3. Surah Muhammad

Muhammad adalah nama untuk surah Al-Qur’an urutan ke-47. Ia termasuk dalam kategori surah Madaniyah dengan jumlah ayat 38 dan terdapat pada juz 26 (Manupraba, 2019). Alih-alih berisi tentang kisah Nabi Muhammad Saw sendiri, surah ini justru memaparkan umatnya.

Beberapa penelitian yang terkait dengan surah Muhammad, di antaranya: 1) Penjelasan tentang konsep tadabbur berdasarkan informasi Qur’ani di dalam surah al-Nisa’, Muhammad (Rusydi, 2017, p. 141), al-Mukminun dan surah Shad (R.M., 2014, p. 1). 2) Penjelasan karakter orang shaleh dalam surah Muhammad (Junaedi, 2019, p. 32). 3) Prinsip makna dalam melakukan tadabbur Al-Qur’an (Saputra & Sari, 2019, p. 37). 4) Pembacaan surah Muhammad pada acara Tujuh Bulanan

Page 3: REPETITION IN SURAH MUHAMMAD; MUKMIN VS KAFIR

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION)

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION). (e-ISSN 2289-6759).

Copyright and Published by https://worldconferences.net Page 20

(Tingkepan; Jawa) bertujuan agar bayi dalam kandungan dikaruniai sifat-sifat terpuji sebagaimana Nabi Muhammad Saw (Rifai, 2017, p. 36). 5) Gaya bahasa perumpamaan ditemukan di dalam surah-surah madaniyah, seperti surah Muhammad, Al-Baqarah, Al-Fath, dan Al-Hadid (Wicaksono, 2015, p. 5). 6) Ditemukan 10 jenis gaya bahasa berdasarkan perspektif collective stylistic pada teks terjemahan surah Al-Dukhan, Al-Jatsiyah, Al-Ahqaf, Muhammad, Al-Fath, dan Al-Hujurat (Hawamdeh, 2019, p. 208).

4. Theoretical Framework

Figure 1: Theoretical framework

Berdasarkan kerangka di atas, penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bentuk-bentuk repetisi

yang ada pada surah Muhammad dan memaparkan tentang gambaran seseorang yang disebut mukmin

dan seseorang yang disebut kafir.

5. Methodology

Ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, dengan strategi analisis

deskriptif yang mengadopsi prinsip induktif (Bungin, 2007, p. 146). Sumber data primer dalam

penelitian ini berupa naskah Al-Qur’an surah Muhammad ayat 1-38. Instrumen penelitiannya langsung

diambil alih oleh peneliti.

Adapun langkah—langkah peelitian ini sebagaimana tertera pada figure 1, yaitu: 1) Peneliti akan

menggunakan teori repetisi untuk mengkaji surah Muhammad. 2) Peneliti mengklasifikasikan unsur-

unsur bahasa dalam surah Muhammad berdasarkan kategori repetisi yang ditemui, yang meliputi:

repetisi fonologi, gramatikal, dan tematik. 3) Peneliti menganalisis bentuk-bentuk repetisi yang

mendominasi setiap jenis repetisi yang ditemukan. 4) Peneliti memaparkan deskripsi Mukmin dan Kafir

berdasarkan data yang ditemukan.

Secara tidak langsung, penelitian ini juga melibatkan grounded research (Strauss & Corbin, 1990,

p. 23, 1999, p. 24) dalam mengelola data, termasuk ketika menganalisis dan menerjemahkan kode-kode

dalam data yang terkumpul.

6. Finding & Discussion

6.1 Types of Repetition in Surah Muhammad Berdasarkan teori di atas, jenis repetisi yang ditemukan dalam surah Muhammad, urutan ke-47

di Al-Qur’an meliputi repetisi sistem fonologi, gramatikal, dan tematik. Pertama, pada sistem fonologi, repetisi terjadi dalam bentuk rima, aliterasi, dan asonansi (Faizi et al., 2014, pp. 33–34). Repetisi

Page 4: REPETITION IN SURAH MUHAMMAD; MUKMIN VS KAFIR

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION)

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION). (e-ISSN 2289-6759).

Copyright and Published by https://worldconferences.net Page 21

fonologi dalam surah Muhammad banyak dijumpai, terutama di akhir ayat, yang lebih dikenal dengan

rima akhir (qafiyah).

No Pola Repetisi Rima Akhir (Qafiyah) Ayat ke-

1 Consonant Vocal Consonant (CVC)

Hum (هم)

1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 33, dan 34

2 Vocal Consonant (VC)

Ha (ها) 10 dan 24

3 Consonant Vocal Consonant (CVC)

Kum (كم) 7, 19, 22, 30, 31, 33, 35, 36, 37, dan 38

4 Af’alahum

(أفعالهم)

لهم، أمثالهم، أعمالهم، أعمالهم، أعما

أعمالهم، أهواءهم، أمعاءهم، أهواءهم،

أبصارهم، أدبارهم، أعمالهم، أضغانهم،

أعمالهم

1, 3, 4, 8, 9, 14, 15, 16, 23, 27, 28, 29, dan 32

5 Af’alakum

(أفعالكم)

أقدامكم، أرحامكم، أعمالكم، أخباركم،

، أعمالكم، أعمالكم، أموالكم، أضغانكم

أمثالكم

7, 22, 30, 31, 33, 35, 36, 37, 38

6 Af’alaha (أفعالها) 10 أمثالها، أقفالها dan 24

Tabel 1: Rima akhir (Qafiyah) yaitu kesamaan bunyi atau huruf yang mengakhiri setiap ayat Al-Qur’an (Khan, 2016, p. 6).

Berdasarkan tabel di atas, dari 38 ayat dalam surah Muhammad, ada 6 pola repetisi rima akhir

(qafiyah), yaitu: 1) CVC, Hum (هم) terdapat pada 26 ayat. 2) VC, Ha (ها) terdapat pada 2 ayat. 3) CVC,

Kum (كم) terdapat pada 10 ayat. 4) Wazan Af’alahum (أفعالهم) terdapat pada 13 ayat. 5) Wazan

Af’alakum (أفعالكم) terdapat pada 9 ayat. 6) Wazan Af’alaha (أفعالها) terdapat pada 2 ayat. Adapun 14

ayat sisanya mengikuti wazan yang berbeda-beda. Kedua, pada sistem gramatikal, repetisi terjadi dalam bentuk reduplikasi, repetisi kata, frasa,

klausa, dan paralelisme (Faizi et al., 2014, pp. 34–37). Repetisi gramatikal dalam surah Muhammad

banyak dijumpai, terutama dalam bentuk reduplikasi semu.

No Pola Repetisi Reduplikasi Ayat ke-

1

Fi’il madli mabni ma’lum

( فعل ماض مبني

(معلوم

ر، عزم، جا

ظبع، ن

)يت(، حسب، ط

ال، زاد)هم(، را

ء، ق

ـ)تهم عنـ)هم(، عرف

، (،ل

ط

سخ

، ا

حبط

زل، ا

نح، ا

صل

، ا ضل

ا

ع، طر، ق ر، دم ف

ـ)ناهم(، آتا)هم(، ك

كهلك(، ا

رجـ)ت

خا

ل، عر زل، ن تصر سو

ن، ان بي

ـ)تهم(، ت

وف

ـ)ها(، ت

ف

29, 16, 20, 21, 18, 17, 20, 23, 30, 1, 8, 2, 9, 28, 13, 10, 15, 25, 26, 6, 27, 32, 4

وا، وا، عمل وا، صد

وا، مات

الوا، ق

رجوا، صدق

فروا، خ

ك

ارهوا، آمنوا، ش

وا،ك

وا ق د

بعوا، اهتدوا، ارت

،، أثخنـ)تمو(ات

قيـ)تم(تم ل

ـ)يـول (، ت

1, 3, 4, 8, 12, 32, 34, 16, 21, 26, 2, 9, 28, 7, 11, 20, 33, 14, 17, 25, 22

Fi’il madli mabni majhul

ـ)ت(زلنن، ا

ل، زي ز كر، وعد، ن

14 ,2 ,15 ,20 ذ

واوتوا، سقوا، ا د

وا، ش

تل 16 ,15 ,4 ق

Page 5: REPETITION IN SURAH MUHAMMAD; MUKMIN VS KAFIR

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION)

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION). (e-ISSN 2289-6759).

Copyright and Published by https://worldconferences.net Page 22

No Pola Repetisi Reduplikasi Ayat ke-

فعل ماض مبني )

(مجهول

2

Fi’il mudlari’ mabni ma’lum

فعل مضارع مبني )

(معلوم

ام(، )سـ(يهديـ)هم(، يش

تر)ك فر، ي

غ م، يضرب، ي

ء، يعل

م(، )لـم(، يقول، ينصر)ك

ـ)كلل، يسأ

بخ ستمع،ي وا، ي

(يبل

بدل، ، يتغير، يست ضل رج، ي

خ يصلح، يدخل، ي

ضع، ت، ت

ب م(، يث

م(، يحفـ)ك

تـ)ك

، يؤ

)سـ(يحبط

جري،هم( تأتيـ)هم(،ت ـ)ن

عرف

ـ(تل، )ل

كأ ت

3, 34, 35, 5, 4, 19, 26, 30, 38, 36, 20, 7, 16, 38, 15, 6, 12, 29, 37, 32, 18

روا، عون، ينظ رون، يتمت رون، يضربون، يتدب

ون، ينظ

لكيأ

وونوا، يك ضر يسيروا، ي

دعو

وا، ت

لبخ

نصروا، ت

هنوا، ا، ت ا، ت

وبطل

فسدوا، ت

منوا،ت

ؤوا، ا، ت

تول

قوا، ت ت

نفقوا، ت

)لـ(ت

عو

طق ات

12, 18, 20, 27, 24, 10, 32, 38, 7, 37, 35, 22, 33, 36

3

Isim mufrad (اسم مفرد)

Fa’ilun (فاعل) اصر، آسنـ(باطل، ن

الد )ال

15 ,13 ,3 ، خ

Fa’lun (فعل) ،يرا تعسا، ضرب، خ

ا، )ال عمـ)ه من

رض، ط

ـ(ا(، ـ(حرب، )ال

ن، )لـ(ذ مر

، خ

يـأحن، ش

مر، ل

(ا، )الـ ول

ـ(موت، ق

بـ)ك(، )ال

فسـ)ه( ، ن هو م، ل

ل )الـ(س

4, 21, 8, 10, 22, 15, 19, 20, 36, 30, 32, 35, 38

Fi’alun (فعال) اب، فدا

ق )ال(ر

ـء، ال

19 ,4 (قتال ه، )ال

Fa’alun (فعل) رض عملـ)ه ، م ، عسل بن ل، ل

29 ,15 ,14 (، مث

4

Isim jama’ salim

(اسم جمع سالم)اربين

ـ(كافرين، )للـ(ش

، الص )ال

منين، برين

ـ(مؤ

، )لل

جا هدين ال

10, 11, 15, 19, 31

5

Isim jama’

taksir ( اسم جمع

(تكسير

ـ)هم عمال

ـ)هم /كما

المثم(، /ها/كم(، ا

دامـ)ك

ق(، ا

عام، ننهار، )الـ(ا

ـ)ها(، )الـ(ا

فال

قـ)ها(، ا

راط

شوزار)ها(، ا

ا

هوا

ا

معا

بصار)هم(، ء)هم(، ا

م(، ا

رحامـ)ك

ء)هم(، ا

انضغ

دبار)هم(، ا

م(،/كمـ)هم ا

ـ)كموال

م(، ا

بار)ك

خ (، ا

1, 4, 8, 9, 28, 30,32, 33, 35, 3, 10, 38, 7, 18, 24, 15, 12, 14, 16, 22, 23, 25, 26, 29, 37, 31, 36

/ب ـ وب لم(،ق

جور)ك

36 ,37 ,16 ,34 )هم(، وجوهـ)هم(، ا

Tabel 2: Reduplikasi yaitu pengulangan kata baik semu ataupun penuh (ARABEN, 2019, p. 11). Adapun yang tertera pada tabel di atas yaitu reduplikasi semu.

Berdasarkan tabel di atas, repetisi reduplikasi diklasifikasikan berdasarkan kategori kata, verba (fi’il) dan nomina (isim). Pada kategori fi’il, terdapat pola repetisi fi’il madli mabni ma’lum, fi’il madly mabni majhul, fi’il mudlari’ mabni ma’lum, dan fi’il mudlari’ mabni majhul yang tersebar di seluruh ayat. Pada kategori isim, terdapat pola repetisi isim mufrad, isim jama’ salim, dan isim jama’ taksir yang juga tersebar di seluruh ayat.

Ketiga, pada sistem tematik, repetisi terjadi dalam bentuk parafrase (Hutami, Bijaksana, & Suryani, 2019).

Page 6: REPETITION IN SURAH MUHAMMAD; MUKMIN VS KAFIR

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION)

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION). (e-ISSN 2289-6759).

Copyright and Published by https://worldconferences.net Page 23

Repetisi Parafrase

No Mukmin Kafir

1

ى ل عل

ز وا الص لح ت وآمنوا بما ن

ذين آمنوا وعمل

وال

هم ب حق من ر

هو ال د و محم

ك

ا ر عنهم سي ف

ح تهم وأ

صل

هم (2) بال

هم )1( عم ال

ضل أ

أ

وا عن سبيل الل فروا و صدذين ك

ل ا

هم )3( 2 ب حق من ر

بعوا ال منوا ات

ذين ا

ن ال

باطل )3( وأ

بعوا ال فرو ا ات

ذين ك

ن ال

لك بأ

ذ

3 ت

ب م ويث

ينصرك

نصروا الل

ا إ ن ت

منو

ذين ا

ها ال ي

اي

م أ

دامك

(7) ق

ا ى إذ

اب حت قضرب الر

فروا ف

ذين ك

قيتم ال

ا لإ ذف

أ

وثوا ال د

شنتموهم ف

خ ث

اق

ا ا من إم

ا ف بعد وإ ف م

ى ء حت دا

حرب أ

ضع ال

(4) وزارهات

منوا )11( 4 ذين ا

ى ال

موى

ن الل

لك بأ

ذين وا ذ

ل

ضل أ

هم وأ

تعسا ل

فروا ف

هم ك

(8) عمال

5 إ

ذين ن الل

وا الص آمنوا يدخل ال

ت ت جن لح وعمل

حتها ال

جري من ت

(12) ر نه ت

بلهم ذين من ق

الان عاقبة

كيف

روا ك

ينظ

دم ف

ر الل

يهم عل

ك ولل

هافرين أ

ال(10) مث

6 ه نم أ

اعل

ف

ل

ه إ إل

الل

ل

نفر لذ

منين واستغ

مؤ

بك ولل

من ؤ (19) ت وال

وأ

ك ن ال

موى

هم فرين ل

(11) ى ل

7 ذين

و آمنوا ويقول ال

ل

ت سورة

لز ن ...ل

أ ف

وى

هم

ى ل

اعة

ط

عروف ول م

ق (21-20) و

ل ال

كأما ت

ون ك

لكعون ويأ فروا يتمت

ذين ك

عام وال

ن

هم وى ل

ار مث (12) والن

8 ي ذين أ

ها ال ي

آمنو

طيعوا الل

و ا أ

طيعوا أ

سول ول الر

وبطل

ت

م ا أ

ك(33) عمال

إ

وا عن سبيل الل فروا وصدذين ك

ن ال

اوا وش

ق

سول من هد الر

هم ال

ن ل بي

وا بعد ما ت ضر ن ي

ى ل

الل

يـ ش

ا

أهم وسيحبط

(32) عمال

9 منواوإ

ؤ ن ت

م أ

كل يسأ

م ول

جورك

م أ

تكقوا يؤ ت

م وت

ك موال

(36)

إ

وا عن سبيل الل فروا وصدذين ك

وا وهم ن ال

م مات

ث

فر اللغ ن ي

لار ف ف

هم ك

(34) ل

Tabel 3: Parafrase (I’adah siyaghah) yaitu teknik untuk menyatakan kembali makna atau pesan secara lebih rinci atau lebih jelas (Metwally, 2019, p. 2).

Berdasarkan tabel di atas, repetisi parafrase (I’adah siyaghah) dalam surah Muhammad secara

umum dijumpai pada deskripsi mukmin yang diulang sebanyak 11 kali dalam 9 ayat dan deskripsi kafir

diulang sebanyak 10 kali dalam 9 ayat juga.

6.2 Description of Mukmin and Kafir in Surah Muhammad Secara umum, penyebutan kata mukmin dalam surah Muhammad diwakili dengan bentuk verba,

amanu (آمنوا). Itu diulang sebanyak 8 kali, dalam ayat 2, 3, 7, 11, 12, 20, dan 33. Adapun derivasinya,

diulang dalam bentuk nomina, mu’minin (مؤمنين) dan mu’minat (مؤمنات) pada ayat 19, dan bentuk

verba, tu’minu (تؤمنوا) pada ayat 36.

Dari kesebelas repetisi itu dapat diperoleh beberapa deskripsi tentang siapakah mukmin sejati itu.

Di antaranya, yaitu:

a. Seorang mukmin yang telah bertindak shaleh dan meyakini Al-Qur’an sebagai kebenaran dari Tuhan, keburukan-keburukannya akan ditutupi dan urusannya akan diperbaiki (QS. Muhammad: 2) (Katsir, 2004, p. 391). Melalui petunjuk-petunjuk Tuhan yang tertera dalam Al-Kitab-Nya, seorang mukmin akan mampu melakukan perubahan dengan keshalehan

Page 7: REPETITION IN SURAH MUHAMMAD; MUKMIN VS KAFIR

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION)

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION). (e-ISSN 2289-6759).

Copyright and Published by https://worldconferences.net Page 24

tindakannya. Ibarat parfum, keshalehan tindakan orang mukmin akan menetralkan bahkan mengharumkan yang semula berbau.

b. Seorang mukmin adalah yang mengikuti kebenaran dari Tuhannya (QS. Muhammad: 3) (Katsir, 2004, p. 392). Bagaimanapun, kebenaran yang diterima dan dijalankan oleh seorang hamba masihlah kebenaran semu. Karenanya, dia selalu dituntun agar meminta ditunjuki jalan yang lurus. Yaitu, jalan yang akan mengantarkannya menuju pada kebenaran sejati yang hanya milik Tuhan. Dengan mengikuti jalan itu, pada puncaknya, dia akan dapat bertemu Tuhan dan kembali kepada-Nya.

c. Seorang mukmin yang menolong (orang-orang yang ada di jalan) Tuhan, dia akan ditolong dan diteguhkan kedudukannya (QS. Muhammad: 7) (Katsir, 2004, p. 393). Saat menolong sesama, sesungguhnya, dia sedang menginvestasikan pertolongan untuk dirinya. Dan itu akan dia panen sewaktu dia membutuhkannya, sesuai dengan ketentuan dan ketetapan Yang Maha Bijaksana.

d. Seorang mukmin adalah yang memiliki Tuhan sebagai pelindungnya (QS. Muhammad: 11) (Katsir, 2004, p. 400). Ketika membaca histori, banyak peristiwa yang telah terjadi pada para pendahulu. Dalam menghadapi seleksi alam, hanya mereka yang meyakini kemurahan Tuhanlah yang mampu bertahan. Tuhan itu sebagaimana perasangka hamba-Nya kepada-Nya. Di tengah ujian, cobaan, peringatan, ataupun hukuman yang melanda, Tuhan pun menyertakan perlindungan-Nya bagi siapapun meyakininya. Artinya, selagi keimanan seorang hamba terjaga, dia akan terlindung dari bahaya.

e. Seorang mukmin yang telah bertindak shaleh, Tuhan akan memasukkannya ke taman surga yang di bawahnya terdapat sungai mengalir (QS. Muhammad: 12) (Katsir, 2004, p. 400). Dengan menebarkan tindakan yang shaleh, seorang mukmin telah membangun atmosfer keshalehan di sekelilingnya. Hal itu akan membuat dirinya dialiri kesegaran rahmat Tuhan dari segala penjuru. Sehingga hidupnya selalu dalam kesejukan. Demikianlah sedikit yang mewakili gambaran aliran sungai dari taman surga.

f. Seorang mukmin adalah yang mengetahui keesaan Tuhan dan bersegera meminta ampunan kepada-Nya atas dosanya dan dosa sesamanya (QS. Muhammad: 19) (Katsir, 2004, p. 406). Seorang mukmin yang menyadari bahwa Tuhan senantiasa membersamainya, dia tidak akan menyiakan waktunya. Dia tidak hanya berusaha membersihkan dosa-dosa yang melumurinya, tapi juga dosa-dosa saudaranya. Sehingga, dia akan mendapati dirinya dan lingkungannya selalu dalam naungan ampunan dan rahmat Tuhan.

g. Seorang mukmin, yang terbaik baginya adalah menaati perintah Tuhan dan bertutur yang ma’ruf (QS. Muhammad: 20-21) (Katsir, 2004, pp. 408–409). Telah disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 286, bahwa Tuhan tidak pernah melimpahkan beban di luar kesanggupan hamba-Nya. Artinya, pemberian perintah dari Tuhan adalah tanda bahwa hamba-Nya mampu menunaikannya. Jikapun merasa tidak mampu, sudah seharusnya dia mengadukan kelemahannya dengan tuturan yang ma’ruf, kemudian memohon petunjuk-Nya. Sesungguhnya Tuhan dengan kuasa-Nya yang akan memampukan hamba-Nya. Karena itu, tidak ada alasan bagi seorang mukmin untuk tidak menaati Tuhannya.

h. Seorang mukmin adalah yang menaati Tuhan dan utusan-Nya, serta tidak merusakkan pahala dari tindakannya (QS. Muhammad: 33) (Katsir, 2004, p. 417). Jika dihubungkan dengan ayat sebelumnya, konsekuensi seorang mukmin bersifat kontinu. Suatu keharusan baginya untuk tidak berpaling dari Tuhan dan petunjuk-petunjuk-Nya. Dengan demikian, fluktuasi keimanannya akan tetap stabil, meskipun tidak dapat dipungkiri akan ditemui sedikit penurunan dan pelemahan. Hal ini sebagaimana hukum fluktuatif iman (Al-Syamri, 2015).

i. Seorang mukmin yang bertaqwa kepada Tuhan, dia akan memperoleh pahala dan tidak diminta hartanya (QS. Muhammad: 36) (Katsir, 2004, p. 419). Jika dihubungkan dengan ayat sesudahnya, secara lebih gamblang dapat dipahami, bahwa ketika seorang mukmin membelanjakan hartanya di jalan Tuhan sebagai bentuk ketaqwaan, sama sekali itu bukan diminta untuk kepentingan Tuhan, melainkan untuk dikembalikan pada dirinya sendiri. Bahkan,

Page 8: REPETITION IN SURAH MUHAMMAD; MUKMIN VS KAFIR

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION)

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION). (e-ISSN 2289-6759).

Copyright and Published by https://worldconferences.net Page 25

disebutkan dalam surah Al-An’am ayat 160 bahwa dia akan dianugerahi kebaikan yang berlipat-lipat dari yang pernah dibelanjakannya.

Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bahwa sosok mukmin sejati adalah manusia yang

memiliki hubungan seimbang, antara dirinya dengan Tuhannya (hablun minallah) dan antara dirinya

dengan sesamanya (hablun minannas). Memelihara hubungan dengan Tuhan merupakan konsekuensi

dari penciptaannya sebagai seorang hamba. Hal ini sebagaimana yang tertulis dalam Al-Qur’an,

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembahku” (QS. Al-Dzariyat: 56).

Sedangkan memelihara hubungan dengan sesama merupakan manifestasi dari penghambaan terhadap

Tuhan. Saat bersosialisasi dengan sesama, manusia dapat memahami realisasi sifat-sifat Tuhan secara

empiris. Sehingga, hubungannya dengan Tuhan senantiasa harmonis.

Adapun untuk penyebutan kata kafir dalam surah Muhammad diwakili dengan bentuk verba,

kafaru ( واكفر ). Itu diulang sebanyak 7 kali, dalam ayat 1, 3, 4, 8, 12, 32, dan 34. Adapun derivasinya,

diulang dalam bentuk nomina, kafirin ( ينكافر ) pada ayat 10 dan 11, dan kuffar (ار .pada ayat 34 (كف

Dari kesepuluh repetisi itu dapat diperoleh beberapa deskripsi tentang siapakah kafir sejati itu.

Di antaranya, yaitu:

a. Seorang kafir yang menghalangi manusia dari jalan Tuhan, pahala dari tindakannya akan dihapuskan (QS. Muhammad: 1) (Katsir, 2004, p. 391). Senada dengan keshalehan seorang hamba yang mampu menghapus keburukannya, kejahatannya pun mampu menghapus kebaikannya. Karena itu, seorang hamba harus berhati-hati agar tidak sampai melakukan kejahatan. Dengan menahan diri dari perilaku jahat, sesungguhnya itu sudah merupakan suatu upaya keshalehan.

b. Seorang kafir adalah yang mengikuti kebatilan (QS. Muhammad: 3) (Katsir, 2004, p. 392). Ketika seorang hamba membiarkan dirinya lupa dengan Tuhannya, saat itulah dia mulai berjalan di jalur kebatilan. Karena itu, dengan cara apapun, baik memuji saat suka maupun memaki saat duka adalah cara terbaik untuk menyapa Tuhan dan tidak menjauhkan diri dari rahmat-Nya.

c. Seorang kafir yang dikalahkan dalam peperangan akan dijadikan sebagai tawanan yang kelak dapat dibebaskan dengan atau tanpa syarat (QS. Muhammad: 4) (Katsir, 2004, p. 394). Dalam kehidupan dunia, seorang hamba yang memilih untuk menjadi kafir (menghalangi dirinya dari petunjuk Tuhan), dia adalah tawanan yang tidak akan pernah bebas, sampai dia memutuskan untuk bartaubat (kembali kepada Tuhan).

d. Seorang kafir akan celaka dan pahala dari tindakannya akan dihapuskan (QS. Muhammad: 8) (Katsir, 2004, p. 398). Seorang hamba yang berpaling dari rahmat Tuhan, apalagi yang bisa dia temui jika bukan kecelakaan. Karena, saat dia memutuskan untuk tidak meyakini Tuhan, sejak saat itulah dia mencelakakan dirinya sendiri. Kebaikannya pun akan hangus bersamanya.

e. Seorang kafir akan dibinasakan dari muka bumi sebagaimana pendahulunya (QS. Muhammad: 10) (Katsir, 2004, p. 400). Jika seorang hamba tidak lagi mengindahkan peringatan dari Tuhannya, maka dia tentu akan terperosok ke dalam jurang kebinasaan yang semakin dalam.

f. Seorang kafir tidaklah memiliki pelindung (QS. Muhammad: 11) (Katsir, 2004, p. 400). Seorang hamba yang mengingkari kemurahan Tuhan, dia sesungguhnya sedang mengundang bahaya untuk dirinya sendiri. Alih-alih menerima perlindungan Tuhan, dia justru mendustakannya dan berlari menjauhinya.

g. Seorang kafir yang bersenang-senang dan makan layaknya binatang, baginya tempat tinggal berupa neraka (QS. Muhammad: 12) (Katsir, 2004, p. 400). Seorang hamba yang bertindak hanya dengn mengikuti nafsunya tanpa berusaha mengendalikan dengan akal dan nuraninya, tentu dia tidak akan pernah merasakan kedamaian dalam setiap langkahya. Hidupnya menjadi sesak, menyengat, dan sangat menyakitkan. Demikianlah gambaran sederhana neraka dunia.

h. Seorang kafir yang menghalangi manusia dari jalan Tuhan dan memusuhi utusan-Nya padahal mengetahui kebenarannya, pahala dari tindakannya akan dihapuskan (QS. Muhammad: 32) (Katsir, 2004, p. 416). Ibarat seseorang yang disinari cahaya tetapi malah memilih menjauh dan mengurung diri dalam kegelapan. Bahkan, dia menghalang-halangi pancaran sinar itu agar tidak

Page 9: REPETITION IN SURAH MUHAMMAD; MUKMIN VS KAFIR

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION)

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION). (e-ISSN 2289-6759).

Copyright and Published by https://worldconferences.net Page 26

bisa diterima oleh orang lain juga, kemudian menyeret orang lain untuk mengikuti langkahnya. Seorang hamba yang demikian inilah yang kebaikannya tidak bernilai guna.

i. Seorang kafir yang menghalangi manusia dari jalan Tuhan kemudian mati sebelum bertobat, dia akan menjadi sangat kafir karena tidak terampuni dosa-dosanya (QS. Muhammad: 34) (Katsir, 2004, p. 418). Seorang hamba yang menjadi penghalang orang lain untuk memperoleh rahmat Tuhan, sesungguhnya dia sedang membangun penghalang untuk dirinya sendiri. Sehingga, dia tidak bisa menerima pancaran rahmat yang dianugerahkan Tuhan kepada seluruh semesta.

Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bahwa sosok kafir sejati adalah manusia yang

memiliki hubungan yang tidak seimbang, antara dirinya dengan Tuhannya (hablun minallah) dan antara

dirinya dengan sesamanya (hablun minannas). Rusaknya hubungan dengan Tuhan menjadikan

hubungannya dengan sesama turut rusak pula. Sebaliknya, rusaknya hubungan antar sesama

mencerminkan ketidakharmonisan hubungan dengan Tuhannya. Meski demikian, Tuhan tidak pernah

membalas keburukannya kecuali secara setara (QS. Al-An’am: 160).

Demikian uraian tentang deskripsi dua kategori umat Nabi Muhammad Saw yang tersurat dalam

Al-Qur’an. Memang, dalam surat Muhammad ini tidak secara langsug membahas tentang kepribadian

Nabi Muhammad Saw. Tapi, secara tidak langsung, kategori mukmin mewakili petunjuk tentang

kebenaran yang harus diupayakan perealisasiannya. Sedangkan kategori kafir mewakili petunjuk

tentang kebatilan yang harus diupayakan penghindarannya. Dengan memenuhi keduanya, umat Nabi

Muhammad Saw akan lebih mudah memuhammadkan diri, menjadi pribadi yang layak untuk dipuji

dan dirahmati Tuhan.

7. Conclusion and Future Recommendation

Setelah menguraikan hasil penelitian di atas, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini

menyatakan bahwa bentuk-bentuk repetisi yang terdapat dalam surah Muhammad, yaitu: 1) Repetisi

fonologi yang didominasi oleh rima akhir. Pola repetisinya adalah: CVC, VC, CVC, Af’alahum

Repetisi gramatikal yang didominasi oleh (2 .(أفعالها) dan Af’alaha ,(أفعالكم) Af’alakum ,(أفعالهم)

reduplikasi semu. Pola repetisinya adalah Fi’il madli mabni ma’lum (فعل ماض مبني معلوم), Fi’il madli

mabni majhul ( فعل ماض مبني مجهول), Fi’il mudlari’ mabni ma’lum (فعل مضارع مبني معلوم), Isim mufrad

Repetisi tematik (3 .(اسم جمع تكسير) dan Isim jama’ taksir ,(اسم جمع سالم) Isim jama’ salim ,(اسم مفرد)

dalam bentuk parafrase, tentang istilah mukmin dan kafir.

Berdasarkan induksi dari repetisi parafrase dalam surah Muhammad, diperoleh deskripsi umum

bahwa seorang mukmin sejati adalah manusia yang memiliki keseimbangan hubungan antara dirinya

dengan Tuhannya dan antara dirinya dengan sesamanya. Adapun seseorang termasuk kafir sejati jika

tidak memiliki keseimbangan hubungan, baik atara dia dengan Tuhannya maupun antara dirinya dengan

sesamanya.

Rekomendasi untuk selanjutya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data penelitian yang

berhubungan dengan repetisi dalam surah-surah madaniyah, penelitian terdahulu tentang repetisi dalam

Al-Qur’an, surah Muhammad, ataupun stilistika Qur’ani.

Acknowledgement

This research was supported by PNBP Universitas Negeri Malang, Indonesia.

References

Al-hamdani, M. R. R. S. (2018). Stylistic Phenomena of Vibratory Words in the Holy Quran-

Phenomena Vibratory. Journal of Historical and Cultural Studies, 10(34), 454–485.

Al-­Rāfiʻi, M. Ṣādiq. (n.d.). I’jāz al-Qur’ān wa al-Balāgat al-Nabawiyah. Beirut: Dar al-Kitab al-

Nabawi.

Al-Syamri, F. bin A. al-M. (2015). في الإجماع كثير ابن فيها نقل التي الإيمان وأركان بالتوحيد المتعلقة المسائل ودراسة جمعا: تفسيره . Journal of Islamic Sciences, 8(2), 533–585. https://doi.org/10.12816/0009539

Ali, A. A. M. (2006). word repetition in the Qur ’ an – translating form or meaning ? Journal of King

Saud University - Languages and Translation, 19, 17–34.

Page 10: REPETITION IN SURAH MUHAMMAD; MUKMIN VS KAFIR

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION)

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION). (e-ISSN 2289-6759).

Copyright and Published by https://worldconferences.net Page 27

Andayani, S., Yusuf, M., Aderi, M., Noh, C., Razak, K. A., Andayani, S., … Noh, C. (2019). Tahfiz

Teachers Ability in Teaching of the Subject Hifz Quran in Implementing Integrated Curriculum

Tahfiz (KBT) Secondary Schools. International Journal Academic Research in Business and

Social Science, 9(5), 836–850. https://doi.org/10.6007/IJARBSS/v9-i5/6010 Received:

ARABEN, R. (2019). A Corpus-assisted Examination of McCarthy’s Theory: Template Morphology

on Selected Verbs from the Holy Quran. University of Abdelhamid Ibn Badis- Mostaganem.

Atmawati, D. (2014). Majas Dalam Al-Qur’an (Kajian Terhadap Al-Qur’an Terjemahan Juz 30).

LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa Dan Sastra, 9(1), 1–8. https://doi.org/10.18860/ling.v9i1.2552

Az-Zarkasyi, B. (1991). Al-Burhān Fī Ulūmil Qur`ān. Kairo: Wahbah.

Azizah, N., Palupi, P., Rasyid, I. R., & Hizbullah, N. (2019). Repetisi Leksikal pada Al-Quran Surat

Al-Kafirun. Prosiding Seminar Nasional Linguistiks Dan Sastra (SEMANTIK), 656–662.

Beddu, M. A. (2018). Strategi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada SMA Negeri 4 Soppeng. UIN

Alauddin Makasar.

Bungin, M. B. (2007). Penelitian Kualitatif-Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial

Lainnya. Jakarta: Kencana.

Effendy, A. F. (2013). Sudahkah Kita Mengenal Al-Quran? Malang: Misykat Indonesia.

EL-AWA, S. (2003). Repetition in the Qur’an: A relevance based explanation of the phenomenon.

Islamic Studies, 42(4), 577–593.

Faizi, N., Hadi, S., & Thoyyib, T. (2014). Bentuk Repetisi Linguistik Dalam Al-Quran. LiNGUA:

Jurnal Ilmu Bahasa Dan Sastra, 9(1). https://doi.org/10.18860/ling.v9i1.2555

Hawamdeh, M. A. (2019). Toward a Sublime-to-Translate Literary Genre: The Quran Self-explained

by Micro- and Macro-stylistic Conventions. AWEJ: Arab World English Journal, 3(4), 208–222.

https://doi.org/10.24093/awejtls/vol3no4.17

Hisyām, A. al­Mālik I. (1955). Al-Sīrah al-Nabawiyah li Ibn Hisyām (II). Mesir: Mustafa al­Bābi

al­Halabī wa awlādu.

Hutami, A. A., Bijaksana, M. A., & Suryani, A. A. (2019). Paraphrase construction of al quran in

Indonesian language translation. International Conference on Information and Communication

Technology, ICoICT, 7. https://doi.org/10.1109/ICoICT.2019.8835303

Junaedi, D. (2019). Karakteristik Orang Shaleh dalam Surat Muhammad. Jurnal Andi Djemma │Jurnal

Pendidikan, 2(1), 32–45.

Katsir, I. ibnu. (2004). كثير ابن من التفسير لباب (Tafsir Ibnu Katsir) (Vol. 26; M. A. Ghoffar, A. Mu’thi,

A. I. Al-Ansari, & M. Y. Harun, Eds.). Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’i.

Kermani, N. (2000). The Aesthetic Reception of the Qur’an as Reflected in Early Muslim History. In I.

J. Boullata (Ed.), Literary Structures of Religion Meaning in the Qur’an (I). Surrey: Curzon Press.

Khaldun, I. (1377). خلدون ابن مقدمة . Spanyol.

Khan, M. (2016). Stylistic Dimensions in Translations of the Holy Quran into English with Special

Reference of Sūrah Al-Fatiha. British Journal of Education, Society & Behavioural Science,

12(4), 1–9.

Ma’arif, S. (2016). Surat Al-Baqarah: Repetisi Sebagai Piranti Kohesi Dalam Al-Qur’an. Al-Itqan:

Jurnal Studi Al-Quran, 2(1), 1–19.

Malla, A. B. (2018). Nilai Estetika Al - qur ’ an dan pengaruhnya terhadap Jiwa. Tamaddun: Jurnal

Bahasa, Sastra, Dan Budaya, 17(1), 4–6.

Manupraba, W. (2019). TafsirQ.com. Retrieved from https://tafsirq.com

Metwally, A. A. (2019). A Comparative Investigation of the Interpretation of Colour Terms in the

Quran. International Journal of Islamic Thought, 16, 1–12.

https://doi.org/10.24035/ijit.16.2019.001

Mirshahi, T., & Sabaghi, A. (2017). Repetition; the Stylistic Feature of Fakhr al-Dīn Ibrahīm ‘Irāqī’s

Lyrics. Iran Journals, 13(54), 143–162.

Mudhiah, K. (2014). Menelusuri Makna Pengulangan Redaksi dalam Surah Ar-Rahman. Hermeneutika,

8(1), 133–150.

Munirah, M. (2017). Repetisi Dalam Al-Qur’an Perspektif Al-Karmani. MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-

Qur’an Dan Tafsir, 2(2), 43–56. https://doi.org/10.24090/maghza.v2i2.1568

Najjar, I. (2015). ‘Repetition’ in Arabic-English Translation: The case of Adrift on the Nile.

International Journal of Foreign Language Teaching and Research, 3(10), 24–34.

Page 11: REPETITION IN SURAH MUHAMMAD; MUKMIN VS KAFIR

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION)

E-JOURNAL ON ARABIC STUDIES & ISLAMIC CIVILIZATION 2020 (7TH EDITION). (e-ISSN 2289-6759).

Copyright and Published by https://worldconferences.net Page 28

Nakayama, M., & Saito, S. (2017). Position-element frequency learning is dissociable from Hebb

repetition learning. Journal of Memory and Language, 94, 235–253.

https://doi.org/10.1016/j.jml.2016.11.007

Nazri, N. M. Z., Majid, L. A., & Abdullah, W. N. W. (2017). Repetition of al-Ma’ and Ma’ in Quranic

Context: Meanings and Intents. Al-Turath Journal of Al-Quran and Al-Sunnah, 2(2), 80–87.

Retrieved from http://spaj.ukm.my/jalturath/index.php/jalturath/article/view/54

Nesimi, A. (2018). SUBJECT OF REPETITION IN THE HOLY QUR’AN (FENOMENI I

PËRSËRITJES NË KUR’ANIN E SHENJTË). KNOWLEDGE – International Journal, 22(6),

1781–1786. Retrieved from https://ikm.mk/ojs/index.php/KIJ/article/view/2045

Qalyubi, S. (2013). Stilistika Bahasa dan Sastra Arab. Yogyakarta: Karya Media.

R.M., A. A. (2014). Perspektif Al-Qur‘an Tentang Konsep Al-Tadabbur. Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-

Qur’an Dan Tasfir, 1(1), 1–9. https://doi.org/10.30868/at.v1i01.166

Reverdy, J., & Vogel, C. (2017). Linguistic Repetitions , Task-based Experience and A Proxy Measure

of Mutual Understanding. IEEE International Conference on Cognitive Infocommunications

(CogInfoCom), 8, 395–400. https://doi.org/10.1109/CogInfoCom.2017.8268278

Rifai, M. (2017). Etnografi Komunikasi Ritual Tingkeban Neloni dan Mitoni. Ettisal:Journal of

Communication, 2(1), 27–39. https://doi.org/10.21111/ettisal.v2i1.1113

Rusydi, R. (2017). Peran Muhammadiyah ( Konsep Pendidikan, Usaha-Usaha Di Bidang Pendidikan,

Dan Tokoh). TARBAWI : Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(2), 139–148.

https://doi.org/10.26618/jtw.v1i2.367

Saputra, R. C., & Sari, D. E. (2019). Metode Pembelajaran Perspektif Al – Qur ’ an yang Efektif untuk

Pembelajaran Generasi Milenial. Seminar Nasional Pendidikan IV, 36–39. Retrieved from

http://hdl.handle.net/11617/10758

Senan, N., Wan Ab Aziz, W. A., Othman, M. F., & Suparjoh, S. (2017). Embedding Repetition (Takrir)

Technique in Developing Al-Quran Memorizing Mobile Application for Autism Children. 8th

International Conference on Mechanical and Manufacturing Engineering, 135(11), 1–11.

https://doi.org/10.1051/matecconf/201713500076

Strauss, A., & Corbin, J. (1990). Basic of Qualitative Research; Grounded Theory, Prosedures, and

Techniques. California: Sage Publications.

Strauss, A., & Corbin, J. (1999). المجذرة النظرية وإجراءات أساليب الكيفي؛ البحث أساسيات (A. bin H. Al-

Khalifah, Ed.). Riyadh: Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud.

Subri. (2014). Teori Belajar Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal Qathruna, 1(1), 145–178.

Thenaya, N. A. I. S. (2018). Kohesi Leksikal Repetisi pada Teks Terjemahan Al-Qur’an Surat Al-

Maidah. UMS.

Wahyu Hanafi. (2017). STILISTIKA AL-QUR’AN; (Ragam Gaya Bahasa Ayat-ayat Ṭalab dalam

Diskursus Stilistika) Wahyu. Al Mabsut:Jurnal Studi Islam Dan Sosial, 11(1), 1–19.

Weber, K., Christiansen, M. H., Petersson, K. M., Indefrey, P., & Hagoort, P. (2016). fMRI syntactic

and lexical repetition effects reveal the initial stages of learning a new language. Journal of

Neuroscience, 36(26), 6872–6880. https://doi.org/10.1523/JNEUROSCI.3180-15.2016

Wicaksono, W. R. (2015). Gaya Bahasa Perumpamaan pada Teks Terjemahan Al-Quran Surat

Madaniyyah: Lajnah Pentashih Mushaf Al Quran Depag RI. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Yanaoka, K., Nakayama, M., Jarrold, C., & Saito, S. (2019). Determining the developmental

requirements for hebb repetition learning in young children: Grouping, short-term memory, and

their interaction. Journal of Experimental Psychology: Learning Memory and Cognition, 45(4),

573–590. https://doi.org/10.1037/xlm0000606