representasi isu pendatang asing tanpa izin (pati)...
TRANSCRIPT
REPRESENTASI ISU PENDATANG ASING TANPA IZIN
(PATI) ASAL INDONESIA DI MALAYSIA DALAM
PEMBERITAAN KOSMO! ONLINE
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh :
Siti Maulida Fatmawati
NIM: 11140510000173
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
i
ABSTRAK
Siti Maulida Fatmawati. REPRESENTASI ISU PENDATANG ASING
TANPA IZIN (PATI) ASAL INDONESIA DI MALAYSIA DALAM
PEMBERITAAN KOSMO! ONLINE
Fenomena pendatang asing tanpa izin (PATI) menimbulkan masalah bagi
pemerintah Malaysia. Dalam konteks sejarah Asia Tenggara, Malaysia telah
menerima pekerja asing sejak awal abad ke-20, saat kerajaan kolonial Inggris
memperkenalkan imigrasi liberal. Salah satu pekerja asing terbanyak ialah warga
Indonesia. Letak geografis dan latar kultural dua negara yang berdekatan pun
memungkinkan imigran legal ataupun ilegal untuk keluar dan masuk ke wilayah
Malaysia dan Indonesia. Media Kosmo! Online yang berdiri pada tahun 2008
menjadi salah satu media yang sering mengangkat isu pendatang asing tanpa izin
(PATI) asal Indonesia dalam berita yang dimuatnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini menjawab
pertanyaan mayor dan minor. Adapun pertanyaan mayornya adalah bagaimana
Kosmo! Online merepresentasikan isu pendatang asing tanpa izin (PATI) asal
Indonesia di Malaysia melalui teks berita? Kemudian, pertanyaan minor adalah
seperti apa representasi real dan non real yang dibuat oleh Kosmo! Online
mengenai isu pendatang asing tanpa izin (PATI) asal Indonesia di Malaysia? Apa
yang direpresentasikan oleh Kosmo! Online berkaitan dengan berita negatif dan
positif dalam sebuah teks berita? Dan dengan cara apa Kosmo! Online
merepresentasikan pendatang asing tanpa izin (PATI) berdasarkan proses media
dalam memproduksi teks?
Penelitian ini menggunakan paradigma interpretatif dengan pendekatan
kualitatif. Peneliti menggunakan metode penelitian analisis representasi Gill
Branston dan Roy Stafford. Dalam menganalisis teks, peneliti menggunakan
model komunikasi active reception sebagai pedoman berpikir dan meneliti. Data
yang digunakan ialah berita di Kosmo! Online pada tanggal 31 Maret 2018 dengan
judul “Pendatang Asing Tanpa Izin bermasyarakat di Malaysia,” 27 April 2018
dengan judul “Dua PATI cuba masuk ke negara menggunakan feri penumpang
gagal,” dan pada tanggal 8 September 2018 dengan judul “5 PATI Indonesia
ditahan cuba masuk Malaysia tanpa dokumen sah.”
Hasil penelitian ini menyimpulkan, bahwa Kosmo! Online dalam
merepresentasikan isu pendatang asing tanpa izin (PATI) lebih banyak
menekankan sisi negatif terhadap PATI asal Indonesia dan lebih banyak berfokus
pada bagaimana proses PATI ditangkap oleh pihak berkuasa melalui operasi
ataupun saat hendak memasuki wilayah Malaysia. Kemudian, pemilihan informan
yang dilibatkan tidak berimbang, Kosmo! Online dalam mencantumkan kutipan
terlihat sering menampilkan narasumber dari pihak berwenang di Malaysia saja.
Banyaknya PATI asal Indonesia di Malaysia menjadi nilai jual Kosmo! Online
agar semakin banyak masyarakat yang membaca hingga menaikkan rating.
Kata kunci: PATI Indonesia, representasi, media online
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim
Alhamdulillahhirobbil‟alamin, puja dan puji syukur penulis panjatkan
kepada pemilik alam semesta Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia yang tak terhingga, atas izinNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam tidak lupa peneliti junjungkan kepada baginda nabi besar
Muhammad SAW yang telah memberikan banyak pencerahan kepada umatnya.
Begitu banyak pengalaman dan ilmu baru yang didapat oleh penulis
selama menyelesaikan skripsi. Meskipun jauh dari kata sempurna, penulis
membutuhkan waktu dan usaha yang tidak sedikit untuk menyelesaikan skripsi
ini. Tentu segala usaha yang sudah dilakukan dengan maksimal tidaklah cukup
tanpa doa dan dukungan dari orang-orang terdekat yang sangat berjasa dari awal
hingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis secara khusus ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua
orangtua tercinta yang sangat berjasa, yaitu ayahanda Didin Haryono dan ibunda
Partini yang selalu memberikan dukungan moril, semangat dengan penuh cinta,
doa yang tulus, serta kesabaran yang tak ada batasnya. Terima kasih untuk Ayah
dan Mamah atas semua pengorbanan dan kasih sayang yang tak ternilai harganya.
Semoga senantiasa sehat, panjang umur dan selalu dalam lindungan Allah SWT,
hingga nanti saatnya tiba anakmu ini dapat membuat kalian tersenyum bahagia
atas pencapaian dari hasil jerih payah sendiri.
Selama proses menyelesaikan skripsi ini banyak sekali dukungan dan
keterlibatan orang-orang baik dan berjasa. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Suparto, M.Ed, Ph.D, Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum serta Wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si., serta Sekretaris
Konsentrasi Jurnalistik Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A. yang telah
iii
meluangkan waktunya untuk sekedar berkonsultasi dan meminta bantuan
dalam hal akademis maupun non akademis.
3. Ade Masturi, M.A, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberi masukkan dalam persoalan akademis selama perkuliahan.
4. Dosen Pembimbing Skripsi, Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA, yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan
memberikan banyak pelajaran baru yang tidak penulis dapatkan selama di
kelas, serta memotivasi untuk tidak malas membaca buku-buku referensi.
5. Seluruh dosen pengajar dan staf akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu-ilmu yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
6. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah menyediakan buku serta fasilitas lainnya, sehingga penulis
mendapat banyak referensi dalam penelitian ini.
7. Encik Zuki Pileh selaku Senior News Editor Kosmo! yang sangat baik
membantu penulis dan telah memberikan waktu dalam proses wawancara.
Semoga Allah SWT membalas amal dan kebaikannya.
8. Ahmad Shaherman Shamsuri dan Taufik Salimin selaku jurnalis Kosmo!
yang telah membantu penulis dan menjawab pertanyaan dalam proses
wawancara.
9. Muhammad Farhan R.M dan Muhammad Fadlan Adzima, adik penulis
yang selalu menjadi penyemangat agar penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini secepatnya dan menjadi pengingat penulis untuk terus
berusaha agar bisa menjadi panutan bagi mereka.
10. Sahabat tersayang sejak duduk di bangku Madrasah Aliyah yang selalu
menjadi sumber tawa dan kebahagiaan serta tempat meluapkan keluh
kesah dan air mata, Eka Restu Kamilatul Huda, Hana Kharismawati, Reva
Harseptiani, dan Nadya Faradila.
11. Sahabat sejak perjalanan ke Jawa Timur, dua wanita pecinta Korea yang
selalu membawa keceriaan dan hal-hal lucu, Mayangshita dan Suci Aidia.
Semoga masih ada trip-trip selanjutnya yang bisa kita realisasikan.
iv
12. Sahabat sejak menjabat OSIS/PPK yang meskipun jauh di Jogja namun
selalu siap mendengar kisah kehidupan penulis, Adelia Dwiyani. Semoga
cita-cita kita berdua untuk melanjutkan studi dengan beasiswa di luar
negeri bisa tercapai.
13. Cahaya Syifa F terima kasih selalu baik dan ikhlas dalam membantu
apapun dan mendengarkan cerita penulis yang tak ada habisnya. Terima
kasih juga selalu memberikan energi positif. Semoga skripsinya cepat
selesai.
14. Tanpa mereka perkuliahan akan terasa sangat hambar, Wilda Hayatun
Nufus, Amimatul Iklilah, Nikmatul Fikriyah A, dan Fiqi Agustiansyah
terima kasih atas kenangan dan kebaikan kalian selama lima tahun
terakhir. Jangan sampai putus tali silaturahim kita, semoga Allah
memberkahi setiap langkah kalian.
15. Teman sekaligus sahabat yang turut mewarnai kehidupan kampus, Sofie
Medina, Nadia Karimah, dan Arita Ambarani. Terima kasih atas semua
kebaikan kalian selama ini.
16. Teman-teman Jurnalistik angkatan 2014 yang masing-masing telah
memberikan warna tersendiri kepada peneliti secara pribadi selama
perkuliahan ini. See you on top!
Terima kasih kepada semua pihak yang tak bisa peneliti sebutkan satu persatu
yang telah mendukung, mendoakan, dan membantu serta meluangkan waktu
untuk berbagi informasi selama menyusun skripsi hingga dapat terselesaikan
dengan baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Jakarta, 25 April 2019
Siti Maulida Fatmawati
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah....................................................................................... 6
C. Batasan Masalah ............................................................................................ 6
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7
E. Tujuan, Pernyataan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7
F. Metodologi Penelitian .................................................................................... 8
G. Sistematika Penulisan .................................................................................. 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 13
A. Tinjauan Umum tentang Teori Representasi ............................................... 13
B. Active-reception Theory............................................................................... 17
C. Konseptualisasi Berita ................................................................................. 20
D. Jurnalisme Online ........................................................................................ 22
E. Struktur Organisasi Media Online ............................................................... 23
F. Kajian Terdahulu ......................................................................................... 25
G. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 27
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN ................................. 28
A. Kosmo! Online ............................................................................................. 28
B. Visi dan Misi Kosmo! Online ...................................................................... 30
C. Struktur Editorial Kosmo! dan Kosmo! Online ............................................ 31
D. Gaya Penulisan Kosmo! Online ................................................................... 31
vi
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .............................................. 33
Data Berita 1 ..................................................................................................... 33
Data Berita 2 ..................................................................................................... 34
Data Berita 3 ..................................................................................................... 35
A. “Representation and the Real” .................................................................... 36
B. “Question of Positive and Negative Images” .............................................. 42
C. “Other Ways of Changing Representation” ................................................ 45
D. Interpretasi Penelitian ................................................................................. 45
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................ 52
A. Simpulan ...................................................................................................... 52
B. Implikasi ...................................................................................................... 53
C. Saran ............................................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Communication Theory ...................................................................... 17
Tabel 2.2 Kerangka Berpikir .............................................................................. 27
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 ............................................................................................................ 33
Gambar 4.2 ............................................................................................................ 34
Gambar 4.3 ............................................................................................................ 35
Gambar 4.4 ............................................................................................................ 39
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendatang asing di Malaysia semakin menyeruak. Berdasarkan
Economic Planning Unit, Prime Minister‟s Department, tahun 2016 terdapat
2.135.035 pekerja asing di Malaysia. Pekerja asing asal Indonesia menempati
tempat teratas dengan jumlah 835.965 pada tahun 2016.1 Beberapa dari
mereka bekerja sebagai pekerja legal dan banyak juga yang ilegal. Sebagian
besar dari mereka berdatangan untuk mencari nafkah di negeri jiran ini
dengan tujuan awal mendapatkan upah yang lebih besar dibandingkan bekerja
di Indonesia. Tentunya fenomena ini menimbulkan masalah bagi pemerintah
Malaysia, dikarenakan banyak pekerja asing ilegal yang menjadi pendatang
asing tanpa izin (PATI) leluasa bekerja di Malaysia. Mereka datang dari
negara yang mengalami kelebihan tenaga kerja kasar seperti Indonesia,
Filipina, Bangladesh, Vietnam dan Kamboja.2
Kehadiran PATI besar-besaran bukan tanpa alasan. Hal ini terjadi
akibat tren migrasi yang telah menjadi fenomena tradisi di Malaysia. Dalam
konteks sejarah, “Malaysia telah menerima pekerja asing sejak awal abad ke-
20, saat kerajaan kolonial Inggris memperkenalkan imigrasi liberal. Oleh
sebab itu, banyak pekerja asing terutama dari China, India dan Indonesia yang
dibawa masuk dalam sektor perkebunan, konstruksi, pertambangan, dan
administrasi.”3
Data yang dikeluarkan Bank Dunia pada 2011 menunjukkan, bahwa
Malaysia berada dalam kedudukan 20 negara imigran teratas dengan jumlah
2,4 juta migran yang memulangkan devisa sekitar 6,8 miliar US$ (26,27
1Muhamad Badri Bin Othman, Illegal Immigrant Issue In Malaysia: A Review From An
Islamic Perspective South East Asia Journal of Contemporary Business Economics and Law, Vol.
10, Issue 4, ISSN 2289-1560, (Nilai, Negeri Sembilan Malaysia: Universiti Sains Islam Malaysia,
2016), h. 33. 2Rusniah Ahmad dkk, Permasalahan Pendatang Asing Tanpa Izin di Malaysia dari Aspek
Sosial dan Perundangan, vol. 26, no. 2, (Kedah Darul Aman, Malaysia: Universiti Utara Malaysia,
2014), h. 176. 3Rusniah Ahmad dkk, Permasalahan Pendatang Asing Tanpa Izin di Malaysia dari Aspek
Sosial dan Perundangan, vol. 26, no. 2, h. 174.
2
miliar RM) ke negara masing-masing.4 Hal ini sangat menarik untuk
dicermati karena para imigran yang datang ke Malaysia sebenarnya positif
untuk kedua pihak. Terutama bagi Malaysia yang mendapatkan pekerja kasar
dengan upah yang murah.
“Tidak dinafikan (dibutuhkan) pekerja asing yang datang ke negara ini
menyumbang kepada pembangunan negara kerana (karena) mereka
melakukan kerja-kerja yang tidak mahu (mau) dilakukan orang
Malaysia. Tetapi bagaimana dengan warga asing yang berstatus PATI?
Mereka bukan sekadar bekerja, tetapi membina perniagaan sendiri yang
sepatutnya dilakukan oleh orang tempatan (lokal). Bagaimana mereka
boleh memperoleh lesen (lisensi) perniagaan sedangkan ia milik orang
tempatan (lokal). Jika kita sendiri yang memberikan peluang berniaga
itu kepada orang luar, kenapa perlu salahkan mereka.”5
Penjelasan Naib Canselor Universiti Pendidikan Sultan Idris,
Mohammad Shatar Sabran di atas bisa dimengerti, bahwa pekerja asing yang
berstatus legal juga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan Malaysia.
Banyaknya pendatang asing tanpa izin (PATI) yang memiliki usaha sendiri
pun tidak bisa disalahkan begitu saja, karena mereka memanfaatkan peluang
yang ada.
Jumlah penduduk Malaysia terdapat sekitar 25 juta orang, 10% adalah
warga asing. Sebagian besar dari 10% itu ialah warga Indonesia.6 Banyaknya
warga Indonesia yang berada di Malaysia bukan tanpa alasan, letak geografis
dan latar kultural dua negara yang berdekatan pun memungkinkan imigran
legal ataupun ilegal untuk keluar dan masuk ke Wilayah Malaysia dan
Indonesia. Dari segi kultural dan historis, kedua negara yang bertetangga ini
semakin intens berinteraksi menggunakan bahaya Melayu usai memulai
kegiatan perdagangan yang berpusat di Malaka.7
4Mohd Hafizi Ahmad, Warga asing menceroboh kek ekonomi Rakyat Malaysia,
http://www.kosmo.com.my/jurnal/warga-asing-menceroboh-kek-ekonomi-rakyat-malaysia-
1.638436 diakses pada 07 April 2018 pukul 17. 10 WIB. 5http://www.kosmo.com.my/jurnal/warga-asing-menceroboh-kek-ekonomi-rakyat-
malaysia-1.638436 diakses pada 07 April 2018 pukul 17. 15 WIB. 6 Denny JA, Melewati Perubahan, (Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2006), h.67.
7Andi Faisal Bakti, Nation Building Kontribusi Muslim dalam Komunikasi Lintas Agama
dan Budaya terhadap Kebangkitan Bangsa Indonesia, (Tangerang Selatan: Churia Press, 2010),
h. 59-60.
3
Salah satu berita yang dimuat oleh Kosmo! Online tertulis judul berita
“PATI ditangkap ketika pandu Proton Saga curi”8 per-tanggal 06 Desember
2017. Dalam berita tersebut, seorang pria berumur 31 tahun yang tidak
diketahui identitasnya tertangkap polisi karena menabrak penghalang jalan
dan pasukan patroli menemukan bahwa mobil tersebut ialah mobil curian.
Tersangka yang tidak memiliki kartu identitas apapun itu ditemukan positif
menggunakan obat-obatan terlarang.
Melalui pemberitaan yang dimuat, secara tidak langsung
merepresentasikan kesan negatif terhadap PATI dari negara tertentu. Berita
tentang PATI yang dimuat oleh Kosmo! Online seringkali menyoroti terhadap
warga Indonesia. Salah satunya ialah berita “23 PATI Indonesia tanpa
dokumen perjalanan sah ditahan”9 per-tanggal 26 Maret 2018, dalam berita
tersebut tertangkap 23 orang PATI termasuk dua wanita asal Indonesia yang
akan mencari nafkah di Malaysia, mereka ditahan Pasukan Polisi Marin
(PPM) Malaysia di perairan Sungai Tiang, Rungkup, Malaysia dikarenakan
tidak memiliki dokumen perjalanan yang sah.
Berdasarkan berita di atas, dilaporkan bahwa banyak pendatang asing
yang datang ke Malaysia dengan niat awal untuk mencari nafkah dengan cara
ilegal. Penulis melihat para pendatang asing berdatangan ke Malaysia dengan
niat mencari nafkah. Namun, dengan cara yang salah karena tidak
menggunakan dokumen sah. Akibatnya, permasalahan-permasalahan lain
yang disebabkan masalah keuangan pun muncul. Seperti melakukan
perampokan, penipuan, bahkan pembunuhan. Tidak hanya itu, dikhawatirkan
PATI dapat menyebarkan penyakit kepada masyarakat karena tidak adanya
tes kesehatan sebelum memasuki wilayah Malaysia.
Media Kosmo! Online berdiri pada tahun 2008 dan menjadi salah satu
media yang sering mengangkat isu pendatang asing tanpa izin (PATI) dalam
berita yang dimuatnya pada periode tertentu. Kosmo! Online merupakan anak
8Ahmad Isyafiq Mad Desa, PATI ditangkap ketika pandu Proton Saga curi,
http://www.kosmo.com.my/negara/pati-ditangkap-ketika-pandu-proton-saga-curi-1.567929
diakses pada 08 April 2018 pukul 10.00 WIB. 9Muhammad Ayman Ghafa, 23 PATI Indonesia tanpa dokumen perjalanan sah ditahan,
http://www.kosmo.com.my/negara/23-pati-indonesia-tanpa-dokumen-perjalanan-sah-ditahan-
1.635458 diakses pada 19 April 2018 pukul 10.30 WIB.
4
perusahaan dari Utusan Melayu Group Berhad, salah satu media tertua
Malaysia yang telah didirikan pada tahun 1938. Media Kosmo! Online
(www.kosmo.com.my) sebelumnya sudah sukses dalam bentuk cetak mencatat
peningkatan 4 juta usai diluncurkan pada 1 Januari 2008. Hal ini dipengaruhi
oleh ciri khas berita yang ditampilkan berbeda dengan yang lain. Kosmo!
Online hadir dengan tampilan yang lebih fresh dan tidak kaku hingga dapat
mengikuti minat pembaca dari berbagai kalangan.10
Internet hadir membawa perubahan yang signifikan pada kehidupan
masyarakat urban. Semua kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari internet,
mulai dari berbelanja, belajar, bahkan mencari informasi terkini. Semua ada
dalam genggaman. Kini media online digunakan semua golongan masyarakat
karena fungsinya yang sangat memudahkan dalam menerima informasi.
Menurut sejarah perkembangan komunikasi dan media massa, kelahiran
internet terjadi pada tahun 1972 dengan adanya proyek yang menghubungkan
antara jaringan komunikasi pada jaringan komputer ARPANET. Proyek
tersebut menetapkan metode baru untuk menghubungkan berbagai macam
jaringan berbeda yang dikenal dengan konsep gateway. Kemunculan internet
pada zaman tersebut berkembang cukup pesat, namun baru komputer saja
sarana yang bisa digunakan untuk mengakses internet.11
Berdasarkan comScore pada tahun 2009,
“Fenomena internet yang mendunia dirasakan pula dampaknya di
Malaysia. Hingga bulan Agustus 2009 pengguna internet berjumlah
9,4 juta yaitu 3,6 juta (38%) berumur 15-24 tahun; 2,4 juta (26%)
berumur 25-34 tahun; 2,2 juta (23%) berumur 35-44 tahun; 846.000
(9%) berumur 45-54 tahun dan 470.000 (5%) berumur 55 tahun
keatas.”12
Keberadaan internet yang semakin pesat tidak disia-siakan begitu saja.
Semua perusahaan media berlomba-lomba untuk menampilkan “new face”
masing-masing dengan citra yang lebih aktual dan up to date melalui media
10
Kumpulan Utusan, Online Products,
http://www.utusangroup.com.my/business/products/online diakses pada 28 Maret 2018 pukul
12.00 WIB. 11
Suryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi,(Bandung:Pustaka Setia, 2015), cetakan ke-1, h.
91. 12
Juliana Abdul Wahab, Media Komunikasi dan Wacana Globalisasi di Malaysia, (Pulau
Pinang: Penerbit Universiti Sains Malaysia, 2012), h. 114.
5
online. Semua media cetak tak terkecuali terjun satu per satu ke ranah online
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di era digital. Begitu juga dengan
media Kosmo! cetak yang melahirkan media versi online, yaitu Kosmo!
Online.
Setiap media tentunya memiliki perbedaan dalam memberitakan suatu
isu, masing-masing media memiliki satu sisi yang menjadikan fokus
pemberitaan, ada sisi yang ditonjolkan dan ada juga yang dihilangkan dalam
pemberitaan. Ada sisi positif yang diangkat, maupun sisi negatif. Semua hal
itu mengarah kepada konsep representasi. Dalam sebuah pemberitaan, kisah
asli berita tersebut, semenarik apapun gambaran yang tampak di media,
media selalu menafsirkan peristiwa, merepresentasi dan tidak mencerminkan
apa adanya yang terjadi. Hal ini memiliki kapasitas media dalam
menghadirkan kembali suatu gambaran atau isu tertentu dan membuatnya
tampak dikenali di kalangan masyarakat. Bahkan, membuat gambaran
tersebut terasa asing dan mengancam pihak-pihak tertentu.13
“The media give us ways of imagining particular groups, identities and
situations. When these relate to people they are sometimes called
stereotypes or types; when they offer imagess of situations or processes,
the term „script‟ is sometimes used, with the implication that we grow
familiar with these and often know how to „perform‟ them in our own
lives, often to the exclusion of other ways of being. These imaginings can
have material effects on how people expect the world to be, and then
experience it.”14
Berdasarkan latar belakang di atas, cara merepresentasikan isu yang
dibangun Kosmo! Online mengenai pendatang asing tanpa izin (PATI)
khususnya yang berasal dari Indonesia dianggap penting oleh penulis.
Penelitian ini bermaksud memaknai dan memahami bagaimana sebuah media
massa yang cukup besar di Malaysia merepresentasikan ide dan gagasan
sebuah peristiwa yang tersirat dalam pemberitaan di Kosmo! Online.
Disusunlah skripsi dengan judul “Representasi Isu Pendatang Asing Tanpa
Izin (PATI) Asal Indonesia di Malaysia dalam Pemberitaan Kosmo!
Online.”
13
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book edisi ke-5, (Abingdon:
Routledge, 2010), h.106. 14
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book edisi ke-5, h. 108.
6
B. Identifikasi Masalah
a. PATI menjadi fenomena di Malaysia dan menyebabkan permasalahan
bagi Pemerintah Malaysia menjadi isu yang sering diberitakan oleh
Kosmo! Online.
b. Jumlah Penduduk Malaysia terdapat sekitar 25 juta orang, 10% ialah
warga asing dan sebagian besar ialah warga Indonesia.
c. Banyak Warga Indonesia di Malaysia, legal maupun ilegal disebabkan
oleh latar kultural dua negara yang memiliki kemiripan dan letak
geografis yang berdekatan, hingga memungkinkan imigran legal ataupun
ilegal keluar dan masuk dua negara secara tanpa izin.
d. Media Kosmo! Online, salah satu media online besar di Malaysia
seringkali mengangkat kasus PATI dalam pemberitaan, terutama PATI
asal Indonesia.
e. PATI asal Indonesia diberitakan secara negatif terus menerus di Kosmo!
Online pada periode tertentu.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka skripsi ini dibatasi
dengan beberapa aspek di bawah ini:
a. Segi Konsep: Penulis menggunakan teori representasi Gill Branston dan
Roy Stafford yang memfokuskan pada pemberitaan pendatang asing
tanpa izin (PATI) asal Indonesia di Malaysia.
b. Periode: Berita di Kosmo! Online pada tanggal 31 Maret 2018 dengan
judul “Pendatang Asing Tanpa Izin bermasyarakat di Malaysia,” 27 April
2018 dengan judul “Dua PATI cuba masuk ke negara menggunakan feri
penumpang gagal” dan pada tanggal 8 September 2018 dengan judul “5
PATI Indonesia ditahan cuba masuk Malaysia tanpa dokumen sah.”
c. Geografi: Malaysia dan Indonesia.
7
D. Rumusan Masalah
Mengacu pada pembatasan masalah, rumusan masalah mayornya ialah:
Bagaimana Kosmo! Online merepresentasikan isu pendatang asing tanpa izin
(PATI) asal Indonesia di Malaysia melalui teks berita?
Adapun pertanyaan minornya ialah:
a. Seperti apa representasi real dan non real yang dibuat oleh Kosmo!
Online mengenai isu pendatang asing tanpa izin (PATI) asal Indonesia di
Malaysia?
b. Apa yang direpresentasikan oleh Kosmo! Online berkaitan dengan berita
negatif dan positif dalam sebuah teks berita?
c. Dengan cara apa Kosmo! Online merepresentasikan pendatang asing
tanpa izin (PATI) berdasarkan proses media dalam memproduksi teks?
E. Tujuan, Pernyataan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi
Kosmo! Online tentang pendatang asing tanpa izin (PATI) asal Indonesia di
Malaysia berdasarkan teori representasi Gill Branston dan Roy Stafford yang
memfokuskan pada representation and the real, questions of positive and
negative images, dan other ways of changing representations.
Penelitian ini meyakini bahwa wartawan Kosmo! Online dalam
merepresentasikan isu pendatang asing tanpa izin (PATI) lebih banyak
menekankan terhadap PATI asal Indonesia dibandingkan negara lain.
Wartawan juga lebih banyak berfokus pada bagaimana kejadian PATI
ditangkap oleh pihak. Kemudian, pemilihan narasumber yang dilibatkan
dalam mencantumkan kutipan terlihat kurang berkualitas karena hanya
menampilkan narasumber dari pihak berwenang di Malaysia saja. Banyaknya
PATI asal Indonesia di Malaysia juga menjadi salah satu nilai jual Kosmo!
Online agar semakin banyak masyarakat yang membaca hingga menaikkan
rating.
Manfaat akademik penelitian ini diharapkan khalayak umum,
khususnya mahasiswa atau akademisi di bidang jurnalistik dapat menilai
positif ataupun negatif sebuah pemberitaan di media online.
8
Sedangkan manfaat praktis dari hasil penelitian ini ialah dapat
menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang teori representasi bagi
praktisi media seperti wartawan, mahasiswa jurnalistik dan umumnya kepada
pembaca. Juga diharapkan khalayak tidak mudah terpengaruh oleh suatu
berita yang di representasikan oleh media.
F. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini ialah paradigma
interpretatif. Paradigma interpretatif merupakan salah satu paradigma
dalam ilmu sosial. Paradigma utama dalam ilmu sosial terdiri dari empat
kelompok besar, di antaranya positivistik, interpretatif, kritis, dan
postmodern. Penulis menggunakan paradigma interpretatif karena dalam
paradigma ini realitas dipandang bersifat subjektif dan ditafsirkan oleh
manusia sebagai pencipta makna. Selain itu dalam paradigma
interpretatif berupaya dalam memahami perilaku manusia, menekankan
dalam bahasa, interpretasi dan pemahaman.15
Paradigma interpretatif menyempurnakan paradigma positivis yang
dinilai kurang sempurna dalam meneliti fenomena sosial. Dalam
paradigma interpretatif juga mengasumsikan bahwa pengalaman manusia
dan realitas dapat bersifat multitafsir dan subjektif.16
Selain itu,
paradigma ini menentang pendapat yang menyebutkan bahwa realitas
adalah sesuatu yang mutlak. Penulis yang menggunakan paradigma
interpretatif harus meyakini bahwa realitas sosial yang terbentuk di
masyarakat dapat berubah seiring waktu berjalan, berubahnya proses
komunikasi dan sosial, interaksi sosial, dan sejarah yang berkembang.17
Menurut Stuart Hall dalam bukunya yang berjudul Representation:
Cultural Representation and Signifying Practices,
“How does language construct meanings? How does it sustain the
dialogue between participants which enables them to build up a
15
Asfi Manzilati, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma, Metode, dan Aplikasi,
(Malang: UB Press, 2017), h. 3-4. 16
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), (Jakarta: Prenada Media
Grup, 2014), h. 164-165. 17
Christine Daymon dan Immy Holloway, Metode-metode Riset Kualitatif dalam Public
Relations dan Marketing Communications, (Yogyakarta:Penerbit Bentang, 2008), Cet.ke-1, h. 5-6.
9
culture of shared understandings and so interpret the world in roughly
the same ways? Language is able to do this because it operates as a
representational system. In language, we use signs and symbols -
whether they are sounds, written words, electronically produced
imagess, musical notes, even objects -to stand for or represent to
other people our concepts, ideas and feelings.”18
Berdasarkan penjelasan di atas bahasa di sini digunakan sebagai
tanda dan simbol yang sangat memengaruhi khalayak dalam
merepresentasikan suatu objek, terutama dalam pemberitaan. Sebagai
contoh bagaimana pendatang asing tanpa izin (PATI) asal Indonesia
selalu dominan dalam pemberitaan media Malaysia? Sedangkan PATI di
Malaysia terdiri dari berbagai macam negara lainnya. Pada akhirnya
makna akan diterima sesuai dengan cara media tersebut
merepresentasikannya melalui sebuah teks.
Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui bagaimana wartawan
Kosmo! Online memaknai peristiwa yang terjadi dan merepresentasikan
PATI asal Indonesia dalam sebuah pemberitaan.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan
penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang
bermaksud mengemukakan gambaran dan atau pemahaman
(understanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala dan
realitas komunikasi terjadi.19
Pendekatan kualitatif bermaksud memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian, perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.20
Pendekatan kualitatif dapat membantu penulis untuk memahami
dan menelaah sebuah realitas yang terdapat dalam berita, juga dapat
18
Stuart Hall, Representation: Cultural Representation and Signifying Practices, (London:
SAGE Publications, 1997), h.1. 19
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta:LkiS Yogyakarta,2008) Cet.ke-2
h. 35. 20
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 6.
10
mengkaji makna pemberitaan terkait pemberitaan Pendatang Asing
Tanpa Izin (PATI) asal Indonesia dalam media Kosmo! Online.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah
analisis representasi yang berfokus pada bahasa sebagai objek penelitian.
Namun, bahasa di sini bukan didefinisikan semata-mata hanya dalam
kajian linguistik saja. Bahasa dalam analisis ini menghubungkan antara
teks dengan apa yang direpresentasikan. Selain itu, penulis juga
menggunakan pedoman model komunikasi resepsi aktif (active
reception) dalam meneliti. Dalam teori resepsi aktif disebutkan bahwa
penerima (receiver) dapat membangun maknanya sendiri atas peristiwa
(event) yang terjadi. Sumber (source) yaitu berita yang didapat atas
peristiwa yang terjadi juga bisa dihapuskan oleh wartawan sebagai
penerima aktif (active recipient).21
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian dilakukan kepada Kosmo! Online. Objek
penelitiannya adalah pemberitaan pendatang asing tanpa izin (PATI)
khususnya yang berasal dari Indonesia di Malaysia yang diberitakan pada
tanggal 31 Maret 2018, 27 April 2018, dan 8 September 2018.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematika
terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Penulis melakukan
observasi non-partisipasi (non participation) yang bersifat tidak
terlibat dengan kegiatan yang menjadi objek penelitian.22
Penulis
melakukan observasi dengan melihat pemberitaan di Kosmo! Online
(www.kosmo.com.my) dan melakukan analisis pada pemberitaan
tersebut.
21
Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South
Sulawesi Muslim Perceptions of a Global Development Program, (Leiden: INIS, 2004), h. 39. 22
I Wayan Suwendra, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Sosial, Pendidikan,
Kebudayaan, dan Keagamaan, (Bali: Nilacakra, 2018), h. 62.
11
b. Wawancara
Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting
dalam penelitian komunikasi kualitatif yang melibatkan manusia
sebagai subjek (pelaku, aktor) sehubungan dengan realitas atau
gejala yang dipilih untuk diteliti.23
Dalam penelitian ini penulis
melakukan wawancara melalui whatsapp dan e-mail dengan Senior
News Editor Kosmo! Online, Muhd. Zuki Pileh dan dua wartawan
Kosmo! Online, yaitu Taufik Salimin dan Ahmad Shaherman
Shamsuri.
c. Literatur
Selain melakukan analisis teks berita, observasi dan wawancara,
penulis mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian
untuk menggali informasi lebih akurat melalui buku bacaan ataupun
jurnal yang berkaitan dengan penelitian. Penulis mencari beberapa
informasi tambahan melalui jurnal penelitian dan website
Pemerintah Malaysia.
6. Pedoman Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini mengacu pada pedoman penulisan
karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi), Keputusan Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta nomor 507 Tahun 2017.
G. Sistematika Penulisan
Agar lebih memahami secara sistematis dan mudah dalam memahami
penelitian ini, penulis membagi ke dalam lima bab. Bab pertama, yaitu
pendahuluan. Pada bab ini membahas latar belakang, identifikasi, batasan,
dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
Selanjutnya, bab kedua yaitu kajian pustaka, berisikan landasan teori,
kajian pustaka, dan kerangka berpikir. Pada bab ini dijabarkan semua teori-
teori yang dipakai dalam skripsi yang dapat mendukung peneliti untuk
menganalisis data.
23
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, h. 132.
12
Kemudian bab ketiga, merupakan gambaran umum latar penelitian.
Pada bab ini berisi tentang sejarah media, visi dan misi, dan struktur editorial.
Adapun pada bab empat penulis akan memaparkan pembahasan temuan
penelitian dan interpretasi penelitian. Pada bab ini berisikan uraian temuan
data penelitian yang diuraikan dan dijelaskan oleh peneliti secara sistematis.
Bab ini juga berisi uraian interpretasi peneliti yang mengaitkan latar
belakang, teori dan rumusan teori baru dari penelitian.
Pada bab terakhir yaitu bab lima terdapat simpulan, implikasi, dan sasaran.
Bab ini menjabarkan simpulan, implikasi, dan saran. Bagian akhir terdiri atas
daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan kelengkapan lainnya
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Teori Representasi
Dewasa ini representasi bukanlah hal yang asing jika disangkutpautkan
dengan sebuah berita. Representasi juga berhubungan langsung dengan
budaya yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Menurut Stuart Hall
dalam bukunya yang berjudul Representation: Cultural Representations and
Signifying Practices,
“Representation means using language to say something. meaningful
about, or to represent, the world meaningfully, to other people.
Representation is an essential part of the process by which meaning is
produced and exchanged between members of a culture. It does involve
the use of language, of signs and imagess which stand for or represent
things. But this is a far from simple or straightforward process, as you
will soon discover.”1
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa
representasi merupakan alat untuk mengungkapkan atau menyatakan tentang
sesuatu melalui bahasa dan juga menjadi proses dimana makna dapat
dihasilkan. Representasi juga merupakan bagian dari budaya yang melibatkan
tanda dan gambar untuk mewakili sesuatu.
Sedangkan Menurut Gill Branston dan Roy Stafford dalam buku The
Media Student‟s Book,
“One of the key terms of media studies has always been
„representation‟, a rich concept, with several aspects to it. The first are,
it emphasises that, however realistic or compelling some media imagess
seem, they never simply present the world direct. They are always a
construction, a re-presentation, rather than a mirror, or a clear
„window on to the real‟. The second are, the term has the capacity to
suggest that some media re-present, over and over again, certain
imagess, stories, situations. This can make them seem „natural‟ or
familiar – and thereby marginalise or even exclude other imagess,
making those unfamiliar or even threatening.The question of who has
the power to make these familiarities, and their accompanying black
holes of representation, can be evoked by this emphasis. The third are,
this prompts the question: if some groups, situations, etc. are routinely
represented in oppressive or limited ways, how does this relate to
1 Stuart Hall, Representation: Cultural Representation and Signifying Practices, (Bonhill
Street: SAGE Publications, 1997), h. 15.
14
public understandings, and to how some groups are treated by others –
in the street, in the interview situation? Many relate this to the world of
political representatives: people who „stand in‟ for us, take crucial
decisions with real consequences – as union or school or government
representatives.”2
Persoalan utama dalam representasi ialah bagaimana realitas atau objek
tersebut ditampilkan? Apakah seseorang ataupun objek direpresentasikan
sesuai dengan semestinya? Berita direpresentasikan dalam konteks ini bisa
saja sesuai dengan realitas ataupun dirubah menjadi lebih baik ataupun lebih
buruk. Menurut John Fiske, saat menampilkan objek, peristiwa, gagasan,
kelompok, atau seseorang paling tidak ada tiga proses yang dihadapi oleh
wartawan. Pertama ialah proses yang ditandakan atau encode di mana terjadi
proses pemaknaan oleh wartawan. Level kedua ialah dalam memandang
realitas dan bagaimana realitas tersebut digambarkan. Dalam berita, realitas
biasanya digambarkan melalui bahasa, seperti pemakaian kata-kata, kalimat,
ataupun proposisi tertentu. Level terakhir ialah bagaimana realitas tersebut
dimaknai dan diposisikan sebagai hasil dari suatu ideologis tertentu.3
Menurut Gill Branston dan Roy Stafford dalam buku The Media
Student‟s Book ada empat bagian dari representasi, yaitu:
1. “Representation and the Real”
Representasi yang ditampilkan dalam sebuah berita bisa menjadi hal
yang nyata seperti realita yang ada ataupun berbeda usai direpresentasikan
oleh media.
“Calls for realism or positive images of disadvantaged groups can
ignore the ways that media text don‟t have a straight forward
relationship to the rest of the real. To say that a media text is distorted
or unrepresentative may ignore the following points: It is a
representation in the other sense of the word. a construction with its
own formal rules and fascinations. it therefore needs to work
differently with different materials: time based film and television,
with their ability to stage action forms, or radio relying on more
personal spoken words, etc.It is imagess may belong to a genre which
is not experienced by audiences in the same ways as, say, the news.
Audiences and specially fans degree of familiarity with a genre's
2Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book edisi ke-5, (Abingdon:
Routledge, 2010), h. 106. 3Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta:LkiS
Yogyakarta,2001), h. 113-114.
15
conventions is important for its reality effect. In news or children
fictions violence may however be deeply disturbing, because there it is
seen as more closely related to the real world.”4
Ide mengenai refleksi dari realitas kenyataannya tidak sesederhana
melihat cermin yang memantulkan gambar yang sama, angka satu tidak
terlihat seperti angka satu. Dalam pemberitaan bisa saja realitas itu sendiri
dibuat berbeda antar satu media dengan media lainnya. Bagi pembaca
yang awam mungkin hal itu adalah sebuah „realitas‟ yang sebenarnya.
2. “Question of Positive and Negative Images”
Dalam hal ini sejarah menunjukkan bahwa beberapa kelompok
seringkali merasakan penindasan ataupun disudutkan dalam lingkup
masyarakat. Kelompok tersebut seperti „kelompok berkulit hitam‟ ataupun
„kaum feminis‟ berusaha untuk membangun gambaran positif dan
menghilangkan gambaran negatif tentang mereka. Namun hal tersebut
tidaklah mudah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti adanya
perdebatan bagaimana seharusnya mendefinisikan kelompok yang akan
direpresentasi, adanya pertanyaan bagaimana merepresentasikannya
sebagai hal yang positif, pengaruh dari pekerja yang bekerja di media pada
gambaran tersebut, dan pengaruh pada audiens yang akan menyebabkan
perbedaan pendapat atas sebab perbedaan keyakinan agama maupun ras
dan budaya.5
Question of positive and negative images juga mencakup bagaimana
suatu kelompok digambarkan positif ataupun negatif dalam sebuah berita.
Apakah ada dampak yang akan dihasilkan? Suatu kelompok yang
direpresentasikan media pun harus menanggung “beban representasi,”
terutama jika ia direpresentasikan dengan gambaran negatif dan tidak
memiliki kekuatan untuk membalikkan keadaan. Sebagai contoh nyata
selama bertahun-tahun orang hitam di Amerika Serikat ataupun Inggris
digambarkan sebagai sebuah masalah ataupun korban dalam sebuah film
ataupun pemberitaan. Ketika karakter „orang hitam‟ muncul gambaran
4Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book edisi ke-3, (New Fetter Lane:
Routledge, 2003), h. 97. 5 Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book edisi ke-3, h. 99.
16
positif terlihat saat bagaimana mereka ditampilkan sebagai guru yang baik,
orangtua yang tegas, ataupun penjaga toko yang ramah. Tidak ada 100%
kebenaran atas ini, gambaran positif maupun negatif juga harus dikaitkan
dengan sejarah tertentu, bagaimana media melakukan „pembiasan‟, dan
realisme yang hadir di masyarakat.6
3. “Other Ways of Changing Representation”
Representasi, wacana, dan stereotip adalah bagian tak terpisahkan
dari kehidupan sehari-hari, bukan hanya menjadi pemanis saja. Namun
penting juga bahwa perdebatan tentang representasi tidak hanya dibatasi
pada tingkat analisis tekstual saja, juga harus mengingat industri media
dan proses produksinya:
“Representations, discourses, stereotypes are an inextricable part of
the material world, never just an add-on, „airy-fairy‟ extra. But it is
important that debates over representations should not be restricted to
the level of textual analysis but should bear in mind media industries
and their material processes. Such broader social activities are
crucial in shifting taken-for-granted assumptions.”7
4. “Representation and Gender”
Posisi gender telah mengambil langkah yang besar di masyarakat.
Seringkali beberapa kelompok bersikeras bahwa karena wanita melahirkan
anak-anak, mereka harus menjadi orang-orang yang tinggal di rumah dan
membawa mereka dalam posisi yang terpojokkan. "Itu wajar," kata sistem
sosial secara keseluruhan. Melalui berita dan media, gender seringkali
menjadi isu hangat yang diangkat dalam berita tertentu.
“The distinction between sex and gender is a key one, even though the
two terms may be used in different ways. Sex, in this context, is not the
same as sexuality, which refers to people‟s sexual orientation,
activities and imaginings. Sex difference refers here to the
classification of people into male and female, depending on physical
characteristics: sex organs, hormonal make-up and so on. Gender
differences are culturally formed, and performed. Though they exist
on the basis of biological classification, „the body‟, they build a huge
system of differentiation over and above it. So whereas your sex will
determine broadly whether or not you can bear a child (though even
this is not a universal truth), some gendered positions have taken a
huge second step. They insist that because women bear children, they
6 Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book edisi ke-5, h. 119-122.
7 Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book edisi ke-3, h. 103.
17
should be the ones to stay at home and bring them up. „It‟s only
natural,‟ says a whole social system.”8
Berdasarkan penjelasan keseluruhan di atas mengenai representasi, dalam
skripsi ini penulis hanya berfokus pada tiga bagian representasi dari Gill Branston
dan Roy Stafford, yaitu representation and the real, question of positive and
negative images, dan other ways of changing representation. Penulis tidak
menggunakan representation and gender dikarenakan tidak menemukan berita
yang berhubungan dengan hal tersebut.
B. Active-reception Theory
Teori resepsi aktif dalam hal ini melihat bahwa, wartawan sebagai
receiver memiliki posisi sebagai penerima aktif (active receiver) dalam
melihat sebuah peristiwa (event). Maksudnya adalah wartawan bertindak aktif
dalam memaknai tersebut. Sehingga wartawan memiliki pemahaman
tersendiri atas peristiwa yang terjadi. Setelah itu wartawan memaknai sendiri
dan muncul proses pemaknaan yang selanjutnya tertuang dalam berita yang
ditulis.9 Dalam hal ini pemaknaan yang peneliti pakai ialah representasi yang
terbagi menjadi tiga, yaitu real and non-real, negative and positive images,
dan other ways of changing representation.
Tabel 2.1
Communication Theory10
Theory/ Model Strategy Determinant Factor
S-M-C-R One-way Source is all-powerful
S-M-C-R-E One-way Source is all-powerful
Convergence Two-way Interaction but source is
crucial
Active-reception Receiver constructs the
meaning Source can be removed
8 Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book edisi ke-5, h. 115-116.
9Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South
Sulawesi Muslim Perceptions of a Global Development Program, (Leiden: INIS, 2004), h. 39-41. 10
Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South
Sulawesi Muslim Perceptions of a Global Development Program, h. 39.
18
Berdasarkan tabel di atas, teori komunikasi Source-Message-Channel-
Receiver dan Source-Message-Channel-Receiver-Effects memiliki sumber
yang sangat dominan, tidak ada ruang penerima untuk berpikir tentang
peristiwa. Peristiwa seakan mengontrol wartawan dan wartawan mengutip
apa adanya. Maka dalam teori tersebut wartawan sebagai penerima bertindak
tidak aktif. Kemudian teori selanjutnya adalah teori konvergensi yang
mengakui adanya efek dan sudah ada interaksi/feedback tetapi sumber masih
memiliki kekuatan yang dominan.
Sedangkan dalam teori resepsi aktif wartawan bertindak sebagai
penerima aktif. Wartawan memiliki ruang untuk memahami dan berpikir.
Pada teori resepsi aktif penerima lah yang membangun makna, dalam hal ini
wartawan mengonstruksi berita. Berita merupakan konstruksi wartawan dan
tidak semata-mata peristiwa yang sebenarnya. Dalam teori resepsi aktif dapat
dipastikan bahwa wartawan memiliki pemaknaan tersendiri dan bisa saja
sumber dihilangkan atau “source can be removed.”11
Adapun resepsi aktif terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Coerseduction
Koerseduksi ialah proses seseorang dalam mencoba memengaruhi
orang lain karena keaktifannya melalui proyeksi, rangsangan dan
seduksi. Pelaku ini bersifat aktif dan ada unsur manipulasi didalamnya.
Sebagai contoh, wartawan dalam menulis berita menggunakan aspek
emosional supaya khalayak seolah-olah percaya dengan apa yang ia tulis.
Wartawan menciptakan sebuah cerita agar pesan yang ia inginkan sampai
kepada pembaca sesuai dengan keinginannya. Koerseduksi bukan hanya
berlaku terhadap wartawan, namun dalam hal ini peneliti mengaitkan
dengan wartawan karena kaitannya dengan kajian jurnalistik. Selain itu
dalam hal sebuah pemberitaan bisa saja cerita atau peristiwa pada
kenyataannya misalkan tidak seburuk yang digambarkan wartawan. Hal
11
Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South
Sulawesi Muslim Perceptions of a Global Development Program, h. 39.
19
ini berkaitan dengan unsur representasi yaitu real dan non-real dan
positive dan negative.12
2. Panacea
Panacea adalah obat manjur. Maksudnya adalah jika ada sebuah
peristiwa dan ada wartawan, maka dalam peristiwa tersebut terjadi
masalah. Wartawan dalam konteks penerima aktif bisa mengajukan suatu
tindakan penyelesaian dalam masalah tersebut. Sebagai contoh terdapat
kasus tabrak lari yang dibangun dalam berita. Pelaku A diduga bersalah
karena menabrak B, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka
wartawan memberikan solusi dengan memojokkan pelaku tabrak lari
untuk bertanggungjawab kepada korban.13
3. Bullet and Boomerang Effect
Apa yang terjadi dalam sebuah peristiwa, wartawan kemudian
menanggapi berbanding terbalik dengan peristiwa yang sebenarnya.
Seharusnya peristiwa tersebut meyakinkan wartawan bahwa memang
seperti itu yang terjadi. Justru wartawan membangun cerita sendiri dan
menyerang orang ataupun sosok dalam peristiwa hingga pemaknaannya
menjadi sebuah boomerang.14
4. Negotiation
Negosiasi ini terjadi ketika ada peristiwa tertentu dan terjadi proses
tarik menarik antara wartawan dengan sumber peristiwa. Kemudian hasil
tarik menarik tersebut dapat terlihat dari berita yang dibuat.15
12
Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South
Sulawesi Muslim Perceptions of a Global Development Program, h. 109-110. 13
Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South
Sulawesi Muslim Perceptions of a Global Development Program, h. 111-112. 14
Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South
Sulawesi Muslim Perceptions of a Global Development Program, h. 113-115. 15
Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South
Sulawesi Muslim Perceptions of a Global Development Program, h. 117.
20
C. Konseptualisasi Berita
1. Definisi Berita
Berita kini menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Dewasa ini
khalayak tidak ada hari tanpa mengonsumsi berita. Berita bukan sekadar
informasi, juga sebagai “makanan” sehari-hari. Berita (news) berasal dari
bahasa Sansekerta, yaitu Vrit (persamaan dalam bahasa inggris dapat
dimaknai dengan write) yang artinya „ada‟ atau „terjadi‟. Sebagian ada
yang menyebutnya dengan Vritta, artinya “kejadian” atau “peristiwa
yang telah terjadi”. Vritta dalam bahasa Indonesia berarti „berita atau
warta‟.16
Menurut M. Grazia Busa dalam buku Introducing the Language of
the News: A Student‟s Guide,
“News is the key word in journalism. It encompasses the ideas of new
and interesting, because it refers to the relaying of events that are both
recent and relevant. When journalists create stories for their audiences,
the select and prioritize information by reference to what they assume is
the common core of beliefs and experiences their audiences share.”17
2. Jenis-jenis Berita
Secara umum berita dapat dibedakan menjadi dua yaitu hard news
dan soft news. Hard news merujuk pada berita yang biasaya menjadi
pusat perhatian karena berisikan berita yang baru saja terjadi dan terkini.
Ketepatan waktu menjadi hal yang sensitif bagi jenis berita ini. Selain itu,
hard news seperti “watch dog” bagi jurnalisme dikarenakan biasanya
meliput berita yang mencakup politik, ekonomi, ataupun militer.18
Sebagai contoh berita yang sering dimuat dan menyita perhatian
masyarakat luas, seperti berita terkini gempa bumi di Palu, kampanye
pemilihan presiden 2019, dan serangan bom di Gaza. Kebanyakan hard
news berisikan berita yang membahas mengenai pemerintahan, hubungan
luar negeri, hukum, pendidikan, sains, keuangan, agama, hiburan, dan
16
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 67. 17
M. Grazia Busa, Introducing the Language of the News: a Student‟s Guide, (Routledge:
Abingdon, 2014), h. 25. 18
Christopher H. Sterling, Encyclopedia of Journalism, (California: SAGE Publications,
2009), h. 687.
21
sebagainya.19
Sedangkan soft news ialah berita yang lebih menekankan
pada cerita human interest, tidak begitu sensitif dengan aktualisasi berita
dan juga biasanya mencakup topik yang tidak begitu berdampak seperti
liputan berita yang sulit.20
3. Nilai Berita
Sebuah informasi dinilai layak atau tidaknya untuk dijadikan
sebuah berita berdasarkan news value (nilai berita). Nilai berita ini
menjadi patokan bagi reporter dalam memilih sebuah fakta maupun
informasi untuk diliput dan dilaporkan.
Nilai-nilai berita, di antaranya adalah:21
1) Relevance: Memiliki potensi untuk memberikan efek kepada audiens
yang relevan.
2) Timeliness: Kejadian yang baru saja terjadi yang memungkinkan
audien baru tahu mengenai kejadian tersebut.
3) Simplification: Berita di jelaskan secara langsung dan sederhana.
4) Predictability: Peristiwa bisa diprediksi dan disesuaikan dengan
keadaan.
5) Unexpectedness: Peristiwa yang tak terduga dan tidak direncanakan
sebelumnya.
6) Continuity: Peristiwa baru yang berulang ataupun kelanjutan dari
peristiwa sebelumnya.
7) Composition: Sesuai dengan tuntutan dan kebijakan media.
8) Elite Peoples: Subjek berita merupakan sosok ataupun isu yang
terkenal.
9) Elite Nations: Subjek berita memberi efek kepada negara.
10) Negativity: Is bad news always likely to be good news to journalist?
19
Tom E. Rolnicki dkk, Pengantar Dasar Jurnalisme, (Kencana Prenada Media Grup:
Jakarta, 2008), h. 3. 20
Christopher H. Sterling, Encyclopedia of Journalism, h. 687. 21
Paul Brighton dan Dennis Foy, News Values, (California: SAGE Publications, 2007), h.
11.
22
D. Jurnalisme Online
Hadirnya komputer dan internet membawa era baru bagi dunia
jurnalistik. Berita dengan mudah dan cepat dapat disebarkan dan diterima
oleh masyarakat. Tak perlu lagi menunggu hari esok untuk mendapatkan
berita terkini. Melalui media online, jurnalis dapat update berita terkini
dengan cepat. Sehingga berita pun dengan cepat disebarluaskan tanpa
terhalang jarak dan waktu.
Jurnalisme online berawal dari ditemukannya World Wide Web
(WWW). Sekitar pada tahun 1991 di institut riset berbasis di Jenewa World
Wide Web (WWW) dirilis yang pada akhirnya mendatangkan efek yang luar
biasa pada dunia jurnalisme. Pada tahun 1990-an berita sudah bisa dibaca
secara online secara visual dan juga audio-visual. Berita yang ada dicetak
dalam bentuk koran pun bisa dibaca kapanpun dan dimanapun secara online.
Pembaca pun bisa secara langsung memberikan feedback melalui ruang
layanan online, seperti layanan Nando.net yang menjadi generasi pertama
sistem pemberitaan online yang menawarkan informasi terbaru seperti isu-isu
hangat dan juga informasi rinci mengenai hasil suara pemilihan umum. 22
Menurut Kuskridho Amabardhi dalam buku Kualitas Jurnalisme Publik
di Media Online:Kasus Indonesia:
“Kehadiran teknologi digital telah merevolusi jurnalisme secara radikal
di berbagai belahan dunia. Disrupsi yang dibawa teknologi terhadap
jurnalisme berlangsung melalui tiga rute, yaitu (1) Perubahan lanskap
media yang mengubah persaingan bisnis media, (2) Perubahan model
bisnis media pemberitaan yang menyempitkan keleluasaan finansial
para pengelola bisnis media dalam membiayai produksi berita, dan (3)
Perubahan norma-norma serta cara kerja wartawan dalam melakukan
peliputan.”23
Selain itu media online memiliki banyak manfaat dan juga keunggulan,
diantaranya:24
1) Informasi bersifat up to date.
2) Informasi bersifat real time.
22
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer edisi Kedua, (Jakarta:Yayasan Pustaka
Obor Indonesia, 2017), h. 231-232. 23
Kuskridho Ambardhi dkk, Kualitas Jurnalisme Publik di Media Online:Kasus Indonesia,
(Yogyakarta:Gadjah Mada University Press, 2017), h. 1. 24
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, h. 46-47.
23
3) Informasi bersifat praktis.
4) Informasi terkoneksi dengan mudah dan mudah disebarluaskan.
E. Struktur Organisasi Media Online
Media sebagai wadah penyalur informasi kepada khalayak tentunya
memiliki susunan struktural dalam organisasi agar berjalan dengan
semestinya. Dalam hal ini organisasi dapat diartikan sebagai sekumpulan
orang yang memiliki cita-cita dan tujuan bersama yang bersifat structurable.
Dengan adanya organisasi tentu media dapat lebih mudah dan efisien dalam
melakukan proses produksi berita dibandingkan bekerja sendiri-sendiri tanpa
struktur dan alur yang jelas.25
Media Online sebagai bagian pers yang memproduksi berita pun
memiliki beberapa bagian penting yang harus ada dalam struktur organisasi,
yaitu:
1. Eksekutif: Bagian ini menangani urusan administrasi perusahaan secara
menyeluruh. Biasanya terdiri dari jajaran direktur atau dewan direksi,
pemilik media ataupun pemegang saham yang juga bekerja sebagai
pelaksana. Struktur organisasi khususnya media tidak bisa disamaratakan
semua. Setiap media memiliki struktur dan bagian masing-masing.
Beberapa media memiliki dewan direksi, diantaranya Executive
Chairman, Independent non Executive Director, Audit, dan Nomination
And Remuneration Committee.26
2. Editor: Jurnalis yang bekerja di media cetak maupun online biasa disebut
redaktur. Bekerja dalam tim yang lazim disebut redaksi, editor
bertanggungjawab untuk menyunting dan merevisi naskah berita maupun
artikel yang sudah dibuat oleh reporter, koresponden, maupun freelance
journalist. Editor harus paling cakap dalam dunia jurnalisme, karena
ialah tumpu dari semua berita yang akan dipublish media.27
Editor in
25
Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk & Kode Etik,
(Bandung: Nuansa, 2010), h. 43. 26
Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk & Kode Etik, h.
85. 27
Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk & Kode Etik, h.
64.
24
chief dan penulis editorial menentukan semua kebijakan editorial dan
mengelola serta mengawasi para wartawan dan editor. Selain itu, editor
juga menangani berita dalam kota serta berita negara, nasional, dan
global yang disampaikan oleh reporter dan perwakilan koresponden.
Editor yang bernaung di news room memiliki posisi khusus lainnya,
seperti sporting editor, society editor, financial and market editor,
literary editor, editor of the woman's department, dan lain sebagainya.28
3. Jurnalis: Jurnalis memiliki tugas untuk mencari, mengumpulkan , dan
mengolah sebuah informasi menjadi berita. Jurnalis tidak sebatas itu saja,
juga dalam mengolah berita harus didasarkan dengan jiwa
profesionalisme yang memadai, memahami teknik-teknik penulisan dan
pengetahuan yang luas mengenai peristiwa yang akan ditulis. Jurnalis
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu reporter dan editor.29
4. Reporter: Reporter bekerja langsung dibawah pengawasan redaktur/
editor. Selama proses pencarian berita, ia berada di garda terdepan dalam
mengumpulkan berita, mewawancarai saksi mata ataupun narasumber,
dan mengonstruk wacana siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan
bagaimana alur cerita dalam berita yang dibuat.30
Reporter juga biasanya
harus mudah menyesuaikan diri karena disatu sisi harus memantau dunia
politik dibalik layar, memperhatikan jalannya peristiwa dan kehidupan
manusia, dan menempatkan diri di posisi yang netral.31
5. Koresponden Luar Kota dan Luar Negeri: Koresponden bertugas untuk
memasok berita-berita yang berasal dari daerah atau negara yang jauh
dari kantor utama media. Biasanya koresponden secara alamiah saja
melaporkan berita yang terjadi di wilayah mereka dan dilaporkan kepada
media untuk diterbitkan.32
28
Ross F. Collins, Editing Across Media:Content and Process for print and online,
(London:McFarland & Company,Inc Publisher, 2013), h. 4. 29
Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk & Kode Etik, h.
54. 30
Ross F. Collins, Editing Across Media:Content and Process for print and online, h. 3. 31
Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk & Kode Etik, h.
55-56. 32
Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk & Kode Etik, h.
57.
25
F. Kajian Terdahulu
Penelitian ini melihat beberapa tinjauan riset terdahulu yang
memberikan inspirasi kepada penulis. Terdapat beberapa riset yang
menggunakan metodologi yang sama dengan objek ataupun subjek dan teori
yang berbeda, sehingga dapat menjadi acuan bagi peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang pertama dengan judul “Representation of muslims-
American in Barrack Obama‟s Speech at Islamic Society of Baltimor,
Maryland Mosque on February 3, 2016 : a Critical Discourse Analysis” oleh
Anisha Meydi Sawitri. Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2017. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Analisis Wacana Kritis
Norman Fairclough. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
representasi Muslim Amerika di US yang diinterpretasikan melalui teks
pidato Barrack Obama. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Barrack
Obama sebagai pembicara merepresentasikan muslim di Amerika melalui
perspektif yang positif. 33
Penelitian ini menjadi salah satu acuan karena
menggunakan teori yang sama yaitu teori representasi, meskipun pendekatan
dan paradigma yang digunakan berbeda.
Skripsi yang kedua berjudul “Representation of Native American in the
Novel the Absolutely True Diary of a Part-Time Indian” oleh Mala Himatul
Aulia. Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dan metode analisis dengan teori representasi yang
diperkenalkan oleh Stuart Hall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, novel
tersebut telah mewakili kehidupan orang India dengan menggambarkan orang
India sebagai suku miskin, pecandu alkohol, dan berpendidikan buruk.
Penulis juga menemukan sisi positif lain dari India melalui tokoh utama yang
ditunjukkan dalam novel. Stereotip umum orang India tidak tercermin oleh
33
Anisha Meydi Sawitri, Representation of muslims-American in Barrack Obama‟s Speech
at Islamic Society of Baltimor, Maryland Mosque on February 3, 2016 : a Critical Discourse
Analysis, http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/35360 diakses pada 16 Februari
2019 pukul 21.00 WIB.
26
seorang remaja India yang membawa harapan bagi masa depan orang India.34
Penelitian ini menjadi salah satu acuan karena menggunakan teori yang sama
yaitu teori representasi, meskipun teori representasi yang digunakan berbeda
dan pendekatan serta paradigma yang digunakan berbeda.
Kajian penelitian yang ketiga yaitu jurnal yang berjudul “Representasi
TKI di Surat Kabar Indonesia: Kajian Wacana dan Kognisi melalui Studi
Korpus” oleh Elvi Citraresmana dkk. Penelitian ini mengkaji bagaimana TKI
direpresentasikan dalam surat kabar Indonesia melalui pendekatan wacana
dan kognisi dengan pengumpulan data menggunakan metode korpus.
Penelitian ini menggunakan pendekatan teori wacana dan kognisi yang
diajukan oleh Graesser and Millis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemerintah direpresentasikan secara negatif, baik melalui tataran inferensi
maupun strategi wacana. Sementara itu, TKI direpresentasikan secara positif
sebagai pihak yang lemah dan menjadi korban.35
Penelitian ini menjadi salah
satu acuan karena menggunakan objek penelitian yang sama yaitu Tenaga
Kerja asal Indonesia yang ingin digali dalam berita, bagaimana media
merepresentasikan TKI tersebut. Namun, paradigma dan metodologi yang
digunakan berbeda dengan skripsi yang akan diteliti.
34
Mala Himatul Auia, Representation of Native American in the Novel the Absolutely True
Diary of a Part-Time Indian, http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/35343
diakses pada 16 Februari 2019 pukul 23.35 WIB. 35
Elvi Citraresmana dkk, Representasi TKI di Surat Kabar Indonesia: Kajian Wacana dan
Kognisi melalui Studi Korpus,
http://metalingua.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/metalingua/article/view/143 diakses pada 16
Februari 2019 pukul 23.50 WIB.
27
Representation and
the real
G. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir sangat penting dalam sebuah penelitian. Salah satu
tujuannya ialah untuk memudahkan penulis agar memiliki acuan dalam
meneliti. Selain itu kerangka berpikir juga berguna untuk mengetahui sejak
awal apa saja teori dan alat analisis yang akan digunakan. Berikut adalah
bagan kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 2.2
Kerangka Berpikir
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, peneliti melihat bahwa wartawan
merupakan subjek yang menciptakan representasi melalui sebuah teks.
Wartawan menjadi penerima aktif dalam memaknai sebuah peristiwa yang
terjadi. Pemaknaan yang dilakukan wartawan menghasilkan sebuah
representasi, dimana menurut Gill Branston dan Roy Stafford terbagi menjadi
tiga, yaitu representation and the real, question of positive and negative
images, dan other ways of changing representation. Peneliti menggunakan
teori resepsi aktif hanya sebagai pedoman berpikir bahwa wartawan dalam
menciptakan representasi dipengaruhi oleh resepsi aktif, dimana wartawan
menjadi penerima aktif.
Wartawan
Peristiwa
Penerima Aktif/Active Reception
(Bakti, 2004)
Question of Positive
and negative images
Other ways of
changing
representation
Pemaknaan /Active Recepient
(Bakti, 2004)
Representation
(Gill Branston & Roy Stafford, 2003)
28
BAB III
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
A. Kosmo! Online
Kosmo! Online merupakan bagian dari perusahaan besar di Malaysia,
yaitu Utusan grup. Utusan grup didirikan pada tahun 1938 dan telah
berkembang serta mengkonsolidasikan diri menjadi konglomerat multi media
pada abad ke 21. Grup utusan terlibat dalam empat bisnis utama, yaitu
penerbitan, percetakan, periklanan, dan media online. Utusan mengoperasikan
kegiatan percetakannya di beberapa tempat yang terletak di Bangi, Prai,
Kuala Terengganu dan Johor Bharu.1
Kumpulan Utusan (The Utusan Group) didirikan pada tahun 1938 di
Singapura sebagai Utusan Melayu Press Limited. Surat kabar pertama,
Utusan Melayu, diluncurkan pada 29 Mei 1939. Menggunakan Jawi, tulisan
Arab, surat kabar dicetak di Singapura dan melayani orang-orang Jawi di
Malaya Inggris. Pada tahun yang sama, edisi Minggu, Utusan Zaman
diterbitkan. Utusan Melayu dan Utusan Zaman berada di garis depan
perkembangan intelektual nasionalis Melayu yang kemudian memberikan
kepemimpinan politik yang tercerahkan dalam persiapan untuk kemerdekaan.
Pada bulan Februari 1958, lima bulan setelah Malaysia diberikan
Kemerdekaan pada tahun 1957, Utusan Melayu memindahkan kantor
pusatnya ke ibukota negara di Kuala Lumpur. Kemudian Kumpulan Utusan
(Grup Utusan) lebih lanjut mengkonsolidasikan diri dan terus memainkan
peran utama dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi, sosial dan
politik di Malaysia. Kemudian pada tahun 1967 melihat Kumpulan Utusan
(Grup Utusan) yang dimasukkan ke dalam perusahaan terbatas publik di
bawah Undang-undang Perusahaan, seperti Utusan Melayu (Malaysia)
Berhad. Sejak itu, Utusan atau yang kemudian dikenal sebagai Kumpulan
Utusan (Utusan Group) berkembang dengan pesat, mencapai puncak
1Kosmo! Online, Mengenai Kami, http://www.kosmo.com.my/special/info/mengenai-kami-
1.468187 diakses pada 7 Oktober 2018.
29
kesuksesannya pada pencatatannya di Dewan Utama Bursa Efek Kuala
Lumpur pada tahun 1994.2
Pada tahun 1997, Grup masuk ke dunia multimedia dengan
meluncurkan Utusan Malaysia Online, surat kabar online pertama di
Malaysia dalam teks lengkap dan visual. Dunia multimedia juga membuka
pintu bisnis baru untuk Grup Utusan. Saat ini, dengan lebih dari sepuluh
perusahaan aktif di bawah sayapnya yang terlibat dalam bisnis yang
memanfaatkan penuh era informasi.
Founding father Kosmo! ialah Khalid Mohd. Ia bukanlah pemilik
Kosmo! melainkan Ketua Pengarang Kumpulan Utusan (editor-in-chief)
Kumpulan Utusan (Utusan Melayu (M) Berhad) yang merupakan penerbit
dua buah akhbar berbahasa Melayu yaitu Kosmo! dan Utusan Malaysia.
Kosmo! Online salah satu bagian dari Grup Utusan yang mencapai titik
kesuksesannya usai diluncurkan pada 1 Januari 2008.Tampilan halamannya
mencatat peningkatan 4 juta setelah satu bulan diluncurkan. 3
Kosmo! Online dimulai dengan peluncuran pers Kosmo! versi cetak
pada 30 Agustus 2004 oleh Perdana Menteri Malaysia saat itu, Tun Abdullah
Ahmad Badawi di Bangi, Selangor. Kosmo! Online diluncurkan empat tahun
kemudian, pada tahun 2008. Kosmo! Online sekarang termasuk situs web,
Facebook, Instagram dan TVKosmo yang dapat ditonton melalui situs web
Facebook dan Kosmo! Online. Kosmo! versi cetak dan online memiliki visi
dan filosofi yang sama. Selain menyiarkan berita real time, Kosmo! Online
juga menyiarkan berita dan artikel terpilih dari media cetak. Tujuannya
adalah untuk mempromosikan materi yang menarik sehingga pembaca
membeli koran Kosmo!4
Kosmo! Online yang dapat diakses melalui http://www.kosmo.com.my/
memiliki beberapa kolom yang berbeda, yakni yang pertama ialah kolom
terkini yang berisikan berita aktual dan paling up to date sehingga dapat
2Kumpulan Utusan, Corporate Info: History,
http://www.utusangroup.com.my/corporate/history diakses pada 8 Oktober 2018. 3Kumpulan Utusan, Products: Online,
http://www.utusangroup.com.my/business/products/online diakses pada 09 Oktober 2018. 4Wawancara pribadi dengan Senior News Editor Kosmo! Online, Muhd. Zuki Pileh
melalui whatsapp, Malaysia, pada 9 Desember 2018.
30
memberikan informasi secara cepat kepada pembaca; kolom kedua ialah
Negara, terdiri dari empat sub bagian yaitu PRU (Pilihan Raya Umum) ke-14
yang berisikan berita Keputusan Parlimen dan Dewan Undangan Negri
(DUN) 14 dan berita Pasca Pilihan Raya Umum ke 14, sub bagian jenayah
yang berisikan berita-berita kejahatan dan kriminal, sub bagian komentar
dengan isi opini para pembaca, dan sub bagian komuniti kita; kolom ketiga
ialah K2 yang berisikan 13 sub bagian yaitu Rencana Utama, Varia, Khabar
Indonesia, Isu, Genk, Stailo, Infiniti, Horizon, Pesona, Eksentrik, Viral,
Pengakuan, dan Aura Juita; keempat ialah jurnal; kelima adalah hiburan;
keenam ialah kolom dunia yang berisikan berita-berita internasional; tiga
kolom terakhir ialah niaga, sukan, dan TVKosmo!
Utusan Grup atas dasar visi 2020 dan terinspirasi oleh Perdana Menteri
Malaysia, YAB Dato Seri Dr Mahathir Mohamed yang memimpikan warga
malaysia menjadi pusat informasi. Atas dasar hal tersebut Utusan grup
membentuk situs web yang bertujuan untuk membentuk masyarakat yang
lebih informatif dan berpengetahuan luas. Kosmo! menjadi media yang
ditargetkan khusus untuk generasi baru, modern yang kontemporer dan aktif
dalam semua aspek kehidupan dengan slogannya “Suara Kontemporari”.5
Pembaca Kosmo! bukan saja terdiri daripada lingkungan pembaca Melayu,
juga terdiri dari berbagai kaum di Malaysia termasuk Cina dan India. Selain
itu Kosmo! menargetkan pasar kepada golongan generasi muda yang
kontemporari, modern dan aktif dalam kehidupan seharian dengan
menampilkan konsep akhbar harian dan majalah yang lebih menarik.
B. Visi dan Misi Kosmo! Online6
Kosmo! versi cetak dan Kosmo! Online berjalan beriringan, bahkan
memiliki visi dan falsafah yang sama. Selain menyiarkan berita terkini secara
real time, Kosmo! Online juga menyiarkan berita dan tajuk rencana terpilih
daripada akhbar versi cetak. Tujuannya adalah untuk mempromosikan
informasi yang menarik supaya pembaca membeli akhbar Kosmo! di pasaran.
5Kumpulan Utusan, Products: Newspaper,
http://www.utusangroup.com.my/business/products/newspaper#news-kosmo diakses pada 09
Oktober 2018. 6Wawancara pribadi melalui e-mail dengan Senior News Editor Kosmo! Online, Muhd.
Zuki Pileh, Malaysia, 20 Desember 2018.
31
Objektif Kosmo! Online adalah : “Mahu menjadi portal berita yang
paling segar dan paling diyakini di Malaysia.” Visi Kosmo! Online sejalan
dengan motto Kosmo! yaitu : “Segar, Progresif, Diyakini.” Untuk itu, Kosmo!
Online harus menyajikan berita lebih cepat berbanding media online lain,
serta berita yang disajikan adalah yang paling lengkap dan tepat faktanya.
Kosmo! Online juga harus berkembang menjadi entitas bisnis, yang
bermaksud dapat mengambil pendapatan dari segi iklan.
C. Struktur Editorial Kosmo! dan Kosmo! Online7
“Editor, Kosmo! : Datuk Baharom Mahusin
Asst. Editor 1 , Kosmo! : Mohd Nor Ab Samad
Asst. Editor 2, Kosmo! : Lokman Othman
Senior News Editor 1 : Mohd Zuki Pileh
Senior News Editor 2 : Samsor Junet
Senior Processing Editor : Badrul Hisham Hassan
News Editor : Teon Eg
News Editor : Zambri Rambli
News Editor : Mir Azri Shaharuddin
Editor, Foreign : Jamdi Nasir
Editor, Feature : Najibah Hassan
News Editor : Mohd Faizal Zakaria
Editor, Sports : Asan Ahmad @ Hassan Ibin
Editor, Economy : Daliza Ariffin
Editor, Supplement : Yusman Awang
and Promotion
Editor, Entertainment : Maliah Surip
Editor, Crime : Rosli Hassan
Assistant Editor, Online : Hisham Idris
Editor, Visualizer Kosmo! : Mohd Yusoff Nawi @ Muhammad
Registered Company Name : Utusan Melayu (M) Bhd
SSM Registration Number : 7170-V
Head Office8 : No. 44, Jalan Utusan, Off Jalan
Chan Sow Lin, 55200, And Editorial Office Kuala Lumpur, Tel
+60392324461.”
D. Gaya Penulisan Kosmo! Online
Kosmo! menggunakan cara penulisan tersendiri dalam menulis dateline,
angka, nama referensi orang, akronim, italic font dan sebagainya. Gaya
penulisan standar ini, juga dikenal sebagai house style, mungkin memiliki ciri
7 Wawancara pribadi melalui e-mail dengan Senior News Editor Kosmo! Online, Muhd.
Zuki Pileh, Malaysia, 20 Desember 2018. 8 Kumpulan Utusan, Editorial, http://www.utusangroup.com.my/corporate/editorial diakses
pada 25 Desember 2018.
32
yang berbeda dari koran-koran di Malaysia. Namun, tujuannya sama yaitu
untuk menghindari pencemaran nama baik dan ketidakseragaman dalam
penulisan berita dan artikel. Semua wartawan bersikap responsif sesuai
dengan gaya penulisan dan format penulisan yang telah dibuat oleh editorial
Kosmo! di antara gaya penulisannya adalah:9
1. Intro berita (paragraf pertama) harus ditulis tidak lebih dari 30 kata.
2. Dalam berita, paragraf hanya memiliki satu kalimat.
3. Angka 1 hingga 9 tidak ditulis menggunakan angka, sebaliknya dieja
sebagai satu atau sembilan.
4. Nama jawatan diutamakan, kemudian cukup ikuti namanya. Contoh:
Presiden Indonesia, Joko Widodo, bukan sebaliknya.
5. Gunakan huruf miring (font miring) untuk kata-kata bahasa asing selain
bahasa Melayu, nama buku, judul film dan lagu, nama kapal dan spesies
hidup dan lainnya
9 Wawancara pribadi melalui e-mail dengan Senior News Editor Kosmo! Online, Muhd.
Zuki Pileh, Malaysia, 20 Desember 2018.
34
35
36
A. “Representation and the Real”
Pada bagian ini penulis akan berfokus pada cara wartawan
merefleksikan berita PATI asal Indonesia di Malaysia dan realitas
sesungguhnya sebagaimana teori representasi dan resepsi aktif yang sudah
dijelaskan secara khusus pada bab dua.
Berdasarkan data berita “PATI Bermasyarakat di Malaysia,” wartawan
mengawali berita dengan mengangkat kisah salah satu PATI asal Indonesia
yang bekerja di sebuah ladang dan tinggal di dalam hutan. Wartawan sebagai
penerima aktif dalam isu PATI di Malaysia ini menampilkan Shafrizal
sebagai salah satu realitas PATI diantara jutaan PATI lainnya yang
bermasyarakat secara bebas di Malaysia.
“SUDAH lebih tiga tahun Shafrizal Najwan, 33, tinggal di dalam hutan di
sebuah daerah di Pahang. Anak kelahiran Jambi, Indonesia itu mengambil
keputusan untuk tinggal di dalam hutan bagi (untuk) mengelak
(menghindari) ditahan pihak berkuasa (berwajib). Walaupun kerja yang
dilakukannya di dalam hutan itu agak meletihkan kerana (karena) perlu
menebang dan mengangkat kayu balak, hatinya berasa (terasa) tenang
kerana tidak perlu takut ditangkap oleh pihak berkuasa.”4
Pada kisah Shafrizal di atas, wartawan mencoba memengaruhi pembaca
dengan membuat cerita yang disisipkan unsur emosional agar pesan yang
disampaikan dapat sampai kepada pembaca. Terdapat aspek coerseduction
(koerseduksi), resepsi aktif dengan menyisipkan nilai human interest yang
dibangun wartawan melalui berita tersebut.
Kisah Shafrizal diperkuat dengan dicantumkannya kutipan langsung
wawancara seperti berikut ini:
“Saya masuk ke Malaysia ini sudah lama pak, sekitar tahun 2009 lalu
menaiki feri di Batam. Masuk pun kosong (tanpa permit kerja) sebagai
pelancong saja sebelum bekerja di ladang kelapa sawit di Johor.”
“Ketika itu gaji enggak lumayan sangat dan kerja pun bagus, tetapi hati
selalu risau (khawatir) setiap kali ternampak (terlihat) pak polisi. Pernah
saya dikejar ketika sedang memotong buah sawit apabila ada serbuan besar,
mujur (beruntung) terlepas.”
4http://www.kosmo.com.my/jurnal/pendatang-asing-tanpa-izin-bermasyarakat-di-malaysia-
1.638431 diakses pada 17 Februari 2019.
37
“Sejak itu saya senantiasa (selalu) berpindah dari ladang ke ladang lain.
Akhir sekali saya bekerja di sebuah kebun durian di Pahang sebelum belajar
cara menggunakan mesin pemotong kayu,” katanya ketika ditemui Jurnal di
Pahang baru-baru ini.”5
Dalam kalimat di atas, wartawan merepresentasikan Shafrizal sebagai
PATI melalui kisahnya yang bekerja di Malaysia tanpa surat izin bekerja
yang sah dan hanya menggunakan paspor biasa. Shafrizal menyebutkan
bahwa dengan gaji yang didapat ia tidak merasa aman setiap kali berpapasan
dengan polisi dan pernah hampir tertangkap saat ada operasi penyerbuan.
Terlepas dari itu, sebagai penulis yang ingin melihat realitas sebenarnya atas
kasus ini tidak bisa hanya berfokus pada kesalahan PATI saja. PATI datang
dengan niatan murni untuk mencari nafkah karena adanya lahan pekerjaan
yang disediakan oleh seorang majikan. Majikan sebenarnya memiliki
beberapa kewajiban yang harus ditaati jika mempekerjakan pekerja asing.
Berdasarkan Undang-Undang Keimigrasian Malaysia 1959/63, aturan 9
menyatakan bahwa:
“Work Pass hanya dikeluarkan oleh Departemen Imigrasi Malaysia untuk
pekerja asing agar mereka dapat bekerja selama minimal dua tahun.
Hukumannya ialah dipidana dan dikenakan denda tidak kurang dari
10.000,00 RM atau hukuman penjara tidak melebihi 5 tahun dan hukuman
cambuk tidak lebih dari 6 pukulan.”6
Sedangkan undang-undang imigrasi 1959/63 juga memberikan
hukuman kepada pengusaha dan perorangan. Diantara tindakan yang dapat
mengenai majikan adalah Bagian 55B yang yang tidak memiliki pass yang
valid. Dalam bagian ini disebutkan bahwa:
“Majikan manapun yang mempekerjakan satu atau lebih orang selain warga
negara atau pemegang izin masuk yang tidak memiliki izin masuk yang
melanggar hukum dan dapat didenda tidak kurang dari 10.000,00 RM dan
tidak lebih dari 50.000,00 RM atau penjara tidak lebih dari 12 bulan atau
dua kali untuk setiap karyawan. Jika pada saat yang sama, majikan
5http://www.kosmo.com.my/jurnal/pendatang-asing-tanpa-izin-bermasyarakat-di-malaysia-
1.638431 diakses pada 17 Februari 2019. 6 Mohamad Fauzi Sukimi dan Muhd Ridhwan Sarifin, “Jurnal: Negara, undang-undang
dan tenaga kerja asing: Antara ideal dan realiti di Malaysia”, ISSN: 2180-2491, Malaysian
Journal of Society and Space, vol.10 no.1, 2014, h. 104.
38
mempekerjakan lebih dari 5 pekerja dan akan dikenakan hukuman penjara
tidak kurang dari 6 bulan dan tidak lebih dari 5 tahun dan dapat dihukum
dengan tidak lebih dari 6 cambuk. Pemalsuan, amandemen pengesahan atau
dokumen yang tidak sah tunduk pada Bagian 55D bahwa siapapun yang
membuat atau memalsukan pengesahan untuk digunakan sebagai visa, izin,
kartu dan sertifikat dapat dikenakan denda tidak kurang dari 30.000,00 RM
dan tidak lebih dari 100.000.00 RM dan hukuman penjara tidak kurang dari
5 tahun tetapi tidak lebih dari 10 tahun dan juga mencambuk tidak lebih dari
6 pukulan.”7
Dalam undang-undang dan aturan di atas, penulis melihat dalam isu ini
bahwa majikan juga memiliki andil dalam keberadaan PATI. Bahkan majikan
yang mempekerjakan PATI seperti Shafrizal yang bertahun-tahun bertahan di
dalam hutan pantas diberikan hukuman sebagaimana undang-undang yang
berlaku dan juga layak untuk diangkat isu beritanya.
Kenyataannya di lapangan PATI dan majikan sama-sama memilih jalan
yang ilegal. Bahkan jumlah tenaga kerja asal Indonesia yang bekerja secara
ilegal lebih besar dibanding legal. Penyebabnya antara lain karena prosedur
yang dianggap rumit, tidak praktis, besarnya biaya dan panjangnya proses
hingga memakan waktu lama melalui jalur resmi. Selain itu, calon tenaga
kerja sering hanya mempunyai sedikit akses terhadap informasi tentang
prosedur migrasi dan kondisi kerja di Malaysia, akibatnya terjebak pada jalur
tidak resmi.8
PATI asal Indonesia banyak yang bekerja di bidang perkebunan dan
konstruksi direkrut melalui agen ilegal yang biasanya menyamar menjadi
penyalur tenaga kerja resmi dengan iming-iming gaji yang besar. Para oknum
yang bekerja sebagai penyalur tenaga kerja ilegal ini melibatkan dua negara
bertetangga, yaitu Indonesia dan Malaysia.9
Dalam isi pemberitaan yang sama, yaitu berita berjudul Pendatang asing
tanpa izin „bermasyarakat‟ di Malaysia wartawan menyebutkan bahwa:
7 Mohamad Fauzi Sukimi dan Muhd Ridhwan Sarifin, “Jurnal: Negara, undang-undang
dan tenaga kerja asing: Antara ideal dan realiti di Malaysia”, h. 104-105. 8 Dwi Wahyu Handayani dkk, “Jurnal: Dinamika Kerjasama Indonesia dan Malaysia
tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja,” Repository Universitas Lampung, Vol. 17,
No. 1, h. 36. 9 Nasri Bachtiar dkk, “Jurnal: Blue Print Peningkatan Kebijakan Ekspor Jasa Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) ke Luar Negri,” Repository Universitas Andalas, 2017, h. 4.
39
“Sehingga September tahun lalu, jumlah pekerja asing yang bekerja di
negara ini secara sah seramai 1.73 juta orang daripada pelbagai negara
seperti Indonesia, Nepal, Bangladesh, Myanmar, Pakistan dan China.”10
Penulis mencari sumber informasi untuk meyakinkan kebenaran berita
tersebut dan ditemukan data yang menyebutkan imigran asing asal Indonesia
di Malaysia sejak tahun 2005 hingga 2015 menempati nomor 1, disusul
Bangladesh, Thailand, Filipina, Pakistan, Myanmar, Nepal, dan lainnya.
Gambar 4.4
Jumlah Pekerja Asing di Malaysia Berdasarkan Negara Asal11
Wartawan merepresentasikan realitas yang ada, yakni berdasarkan data
yang ada pekerja asing asal Indonesia tercatat paling banyak di Malaysia.
Namun, jika melihat data di atas banyak pekerja asing di Malaysia bukan
hanya asal Indonesia saja. Selain itu disayangkan berita yang dituliskan
wartawan Kosmo! Online hanya berfokus pada kisah PATI saja. Padahal
dibalik itu, berdasarkan realita yang ada banyak majikan yang
mempekerjakan pekerja asing ilegal (PATI) di Malaysia.
Dalam sub judul “Kedutaan jadi ejen (agen)” wartawan menampilkan
bagaimana usaha Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur
dalam mengurangi meledaknya jumlah PATI di Malaysia. Namun,
berdasarkan kutipan wawancara terlihat bahwa usaha tersebut masih wacana
belaka.
10
http://www.kosmo.com.my/jurnal/pendatang-asing-tanpa-izin-bermasyarakat-di-
malaysia-1.638431 diakses pada 17 Februari 2019. 11
Siti Hamisah Tapsir dkk, Foreign Labour in Malaysia: Selected Works, (Putrajaya:
Ministry of Higher Education, 2017), h. 13.
40
“Kesihatan (kesehatan) dan latihan percuma (gratis) kepada tenaga kerja
Indonesia mampu mengurangkan kebanjiran PATI dalam kalangan rakyat
republik itu di Malaysia.” Jelas beliau, ketika ini semua tenaga kerja warga
Indonesia perlu membayar sejumlah wang (uang) bagi membolehkan
mereka bekerja di luar negara dan perkara itu merupakan sebahagian punca
(penyebab) mereka memilih untuk bekerja secara haram di Malaysia.”
“Saya akan menyampaikan cadangan (saran) ini kepada Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Indonesia, Hanif Dakiri sebagai sebahagian langkah
mengurangi jumlah tenaga kerja yang bekerja secara tidak sah di Malaysia.”
“Dengan cara itu, biaya paspor, kesihatan (kesehatan) dan latihan tidak ada
lagi. Majikan di Malaysia juga memilih pekerja yang tiada permit (tidak
berizin) kerana kosnya (biaya) lebih rendah berbanding yang sah,”
katanya.12
Wartawan dalam berita ini menampilkan bagaimana tanggapan Duta
Besar RI di Malaysia, yaitu Rusdi Kirana atas kasus PATI asal Indonesia di
Malaysia. Peneliti dapat menafsirkan atas dasar kutipan Duta Besar RI bahwa
saat ini calon tenaga kerja Indonesia diharuskan untuk membayar sejumlah
uang yang cukup besar yang menyebabkan mereka lebih memilih jalur yang
ilegal dan pihak kedutaan baru akan menyampaikan saran kepada Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia untuk mengurangi jumlah tenaga
kerja ilegal.
Realitas di atas yang ditampilkan wartawan Kosmo! Online bahwa
pihak Indonesia turut andil dalam usaha mengurangi PATI di Malaysia,
meskipun masih dalam sebuah wacana saja. Berbanding terbalik dengan
tanggapan Ketua Pengarah Jabatan Imigresen, Datuk Seri Mustafar Ali pada
paragraf selanjutnya. Isi berita tersebut adalah:
“Pihaknya mengambil serius isu lambakan PATI di negara ini melalui
tindakan operasi dan penguatkuasaan (penegakan) berterusan dengan moto
hari-hari operasi iaitu (yaitu) sasaran sebanyak 850 operasi setiap bulan.
Jelas beliau, bermula pada November tahun lalu, sasaran ditambah daripada
850 kepada 1.300 operasi sebulan bagi memastikan kedaulatan negara tidak
digugat oleh warga asing terutama PATI.”13
Berdasarkan isi berita di atas, penulis melihat secara mendalam bahwa
wartawan sedang memperlihatkan perbandingan yang signifikan antara dua
12
http://www.kosmo.com.my/jurnal/pendatang-asing-tanpa-izin-bermasyarakat-di-
malaysia-1.638431diakses pada 17 Februari 2019. 13
http://www.kosmo.com.my/jurnal/pendatang-asing-tanpa-izin-bermasyarakat-di-
malaysia-1.638431 diakses pada 17 Februari 2019.
41
subjek yang berbeda. Pihak Malaysia menanggapi kasus ini dengan serius dan
kenyataannya bahwa Malaysia takut akan kedaulatan negaranya terancam
oleh warga asing terutama PATI. Sedangkan tanggapan KBRI Kuala Lumpur
masih berupa angan-angan dan pihak imigrasi dilampirkan data-data dan
usaha yang sudah dilakukan. Isi berita lainnya yang menguatkan usaha
Jabatan Imigresen Malaysia dalam memberantas PATI disebutkan dengan
menyebutkan data-data dalam kutipan langsung dan tidak langsung lainnya,
yaitu:
“Sepanjang tahun lalu, Jabatan Imigresen (Departemen Imigrasi) telah
melakukan sebanyak 16.737 operasi melibatkan pemeriksaan warga asing
seramai 197.866 orang. Daripada jumlah itu seramai 48.464 PATI telah
berjaya (berhasil) ditahan selain 1.293 majikan.”
“Selain itu, setiap Depot tahanan imigresen telah menjalankan aktiviti
(aktivitas) pengusiran tahanan secara berkesan dan konsisten yang mana
seramai 45.970 orang tahanan warga asing telah diusir keluar dari Malaysia
sehingga November tahun lalu,” katanya.14
Pada berita lainnya yang berjudul Dua PATI cuba masuk ke negara
menggunakan feri penumpang gagal dan 5 PATI Indonesia ditahan cuba
masuk Malaysia tanpa dokumen sah wartawan terlihat jelas ingin membangun
realitas keberhasilan pihak berwenang yang berhasil menangkap PATI asal
Indonesia yang hendak memasuki wilayah Malaysia secara ilegal. Asumsi
penulis berdasarkan isi berita tersebut, yaitu:
“Taktik licik dua pendatang asing tanpa izin (PATI) warga Indonesia cuba
(coba) memasuki negara melalui jalan yang tidak diwartakan (dilaporkan)
menggunakan sebuah feri penumpang gagal selepas kedua-duanya ditahan
Maritim Malaysia (APMM) semalam.”
“Cubaan (usaha) lima pendatang asing tanpa izin (PATI) dari Indonesia
untuk memasuki Malaysia menerusi laluan (jalur) tikus berjaya (berhasil)
dipatahkan oleh pasukan tentera di Kandaie, disini semalam.”15
14
http://www.kosmo.com.my/jurnal/pendatang-asing-tanpa-izin-bermasyarakat-di-
malaysia-1.638431 diakses pada 17 Februari 2019. 15
http://www.kosmo.com.my/negara/5-pati-indonesia-ditahan-cuba-masuk-malaysia-tanpa-
dokumen-sah-1.744080 diakses pada 17 Februari 2019.
42
Lead berita di atas merupakan dua berita yang berbeda dengan rentang
waktu yang terhitung jauh. Berita pertama terbit pada 27 April 2018 dan
berita kedua terbit pada 8 September 2018. Kedua berita tersebut juga dibuat
oleh dua wartawan yang berbeda. Namun, isi berita memiliki cara
menampilkan realitas yang sama. Dari banyaknya angle yang bisa diambil
wartawan untuk menuliskan berita, wartawan Kosmo! Online memilih untuk
menampilkan keberhasilan kinerja Maritim Malaysia (APMM) dan pasukan
militer Malaysia dalam menggagalkan PATI asal Indonesia untuk masuk ke
Malaysia. Wartawan juga membangun realitas dalam berita tersebut bahwa
PATI asal Indonesia secara “licik” mencoba menggunakan feri ataupun jalur
tikus untuk masuk ke Malaysia. Berdasarkan berita tersebut PATI asal
Indonesia memang terlihat berani meski tidak memiliki paspor ataupun surat
izin bekerja yang legal. Analisis ini dapat dikuatkan dengan hasil wawancara
dengan Senior News Editor Kosmo! Online, Muhd. Zuki Pileh yang
menyebutkan:
“Mudahnya mencari rezeki adalah antara punca (penyebab) PATI Indonesia
sering memasuki Malaysia secara ilegal. Mereka mungkin terpengaruh
dengan cerita-cerita rakyat Indonesia mendapat gaji sehingga RM5.000
sebulan atau kisah mereka yang datang dalam keadaan miskin tetapi pulang
ke Indonesia sebagai orang kaya. Dalam sesetengah kes (kasus), mereka
sanggup menggadai nyawa asalkan dapat masuk ke negara ini. Dalam
kejadian pada 3 Juli lalu misalnya, seramai tiga PATI Indonesia mati lemas
(tenggelam) dan 16 hilang di perairan Kota Tinggi, Johor selepas terjun
daripada bot (kapal) dalam usaha memasuki Malaysia.”16
B. “Question of Positive and Negative Images”
Berdasarkan penjelasan yang sudah dijabarkan pada bab sebelumnya,
penulis akan mengungkap temuan data positive dan negative images dalam
beberapa berita yang sudah dipilih. Dalam berita yang berjudul Pendatang
asing tanpa izin „bermasyarakat‟ di Malaysia, wartawan menuliskan
keterangan foto sebagai berikut:
“LAMBAKAN pekerja asing terutama PATI boleh mengundang masalah
sosial dan keselamatan yang serius kepada negara.”17
16
Wawancara pribadi dengan Senior News Editor Kosmo! Online, Muhd. Zuki Pileh melalui
whatsapp, Malaysia, pada 9 Desember 2018. 17
http://www.kosmo.com.my/jurnal/pendatang-asing-tanpa-izin-bermasyarakat-di-
malaysia-1.638431 diakses pada 17 Februari 2019.
43
Jika ditelaah keterangan di atas menyajikan realitas PATI sebagai
sumber masalah sosial dan mengancam keselamatan negara Malaysia. Sejak
awal wartawan telah menampilkan realitas negatif bahwa banyaknya pekerja
asing di Malaysia yang berdampak buruk bagi negara. Wartawan sebagai
active recipient (penerima aktif) dalam memaknai peristiwa PATI ini
mencoba memengaruhi pembaca melalui kata yang menggambarkan PATI
adalah masalah serius bagi negara dan mengundang masalah sosial serta
keselamatan di Malaysia.
Realita tersebut memang terbukti ada beberapa oknum PATI yang tidak
hanya bekerja dan mencari nafkah, juga melakukan tindakan kriminal hingga
mengancam keselamatan warga Malaysia.
Asumsi tersebut dikuatkan dengan wawancara yang penulis lakukan
dengan Senior News Editor Kosmo! Online, yaitu Muhd. Zuki Pileh yang
mengatakan bahwa:
“PATI adalah masalah yang tidak pernah selesai di Malaysia. Dari satu
segi, majikan khususnya dalam sektor perladangan, perkilangan
(manufaktur) dan pembinaan memerlukan tenaga kerja warga asing kerana
kos (biaya) yang murah. Namun dari sisi lain, kebanjiran warga asing
menyebabkan peluang pekerjaan rakyat Malaysia semakin terhad
(terbatas) sekaligus mencetuskan masalah ekonomi dalam kalangan rakyat.
Mantan Ketua Polisi Negara, Tan Sri Musa Hassan pula berpendapat
kehadiran ramai PATI adalah antara puncak kes jenayah (kasus pidana)
seperti rompakan (perampokan) meningkat di negara ini. Perkara ini
berlaku apabila pekerja asing yang memasuki negara ini tidak mendapat
pekerjaan seperti yang diharapkan sedangkan mereka memerlukan wang
(uang) untuk meneruskan kelangsungan hidup. Masalah PATI juga
merugikan Malaysia dari segi pengaliran wang (uang) keluar negara
sekaligus melemahkan nilai ringgit. Menurut laporan, jumlah kiriman
wang (uang) yang dihantar balik oleh pekerja-pekerja asing ke negara asal
masing-masing pada tahun 2015 adalah sebanyak RM34.7 bilion. Pekerja
dari Indonesia mencatatkan jumlah kiriman wang (uang) tertinggi tahun
2015 iaitu (yaitu) sebanyak RM6.2 bilion, diikuti Bangladesh (RM4.6)
bilion, Nepal (RM3.6 bilion), India (RM1.9 bilion) dan Filipina (RM1.1
bilion).”18
Representasi melalui pemberitaan mengenai PATI ataupun pekerja
asing asal Indonesia secara terus menerus akan menyebabkan gambaran
negatif bagi pekerja asing asal Indonesia secara khusus dan bangsa Indonesia
18
Wawancara pribadi dengan Senior News Editor Kosmo! Online, Muhd. Zuki Pileh
melalui whatsapp, Malaysia, pada 9 Desember 2018.
44
secara umum. Kisah negatif PATI nyatanya lebih sering digarap oleh
wartawan Kosmo! Online. Wartawan sebagai penerima aktif disini memaknai
sendiri atas peristiwa yang terjadi, bahkan wartawan memiliki pandangan
khusus yang condong negatif tentang PATI asal Indonesia. Salah satunya
adalah Ahmad Shaherman Shamsuri selaku wartawan Kosmo! Online yang
menulis berita “Dua PATI cuba masuk ke negara menggunakan feri
penumpang gagal” saat ditanyai bagaimana pendapatnya atas perbedaan
PATI asal Indonesia dan negara lainnya, ia menuturkan bahwa:
“Mereka antara PATI yang teramai (paling banyak) berada di negara ini dan
juga paling ramai menggunakan laluan (jalur) air untuk masuk ke Malaysia
ini kerana (karena) mungkin sempadan (perbatasan) kedua-dua negara adalah
dekat. Selain itu, mereka juga banyak terlibat dengan kes-kes jenayah (kasus
pidana) di negara ini. Mereka seperti tidak serik (jera) masuk ke Malaysia
melalui laluan (jalur) yang tidak sah meskipun banyak kali ditahan pihak
berkuasa.”19
Berdasarkan pernyataan di atas ada beberapa poin yang menyatakan
bahwa PATI asal Indonesia memiliki gambaran negatif, diantaranya adalah
PATI asal Indonesia banyak terlibat kasus pidana di Malaysia dan mereka
banyak yang masuk ke Malaysia dengan jalur ilegal meskipun sudah banyak
yang ditahan pihak berkuasa.
Dalam berita yang berjudul “Pendatang asing tanpa izin bermasyarakat
di Malaysia,” Pengerusi Sekretariat Khidmat Imigran (SKI), Amir Pasirin
memberikan tanggapan mengenai kasus PATI yang dewasa ini semakin
leluasa tinggal di Malaysia meski tidak memiliki surat izin:
“Jika dahulu penempatan warga asing pada awal 1990 sangat jelas. Warga
Indonesia kebanyakannya tinggal di kawasan ladang atau tapak pembinaan
(tempat konstruksi), tetapi hari ini seperti ada kawasan tertentu sudah menjadi
„mini negara‟ mereka,” ujarnya.20
Pendapat Pengerusi Sekretariat Khidmat Imigran (SKI), Amir Pasirin di
atas semakin kuat dengan tanggapan yang diberikan oleh Senior News Editor
Kosmo! Online, Muhd. Zuki Pileh ketika ditanyai pendapatnya atas respon
masyarakat Malaysia dengan hadirnya PATI asal Indonesia:
19
Wawancara dengan Jurnalis Kosmo! Online, Ahmad Shaherman Shamsuri melalui
whatsapp, Malaysia, pada 25 Januari 2019. 20
http://www.kosmo.com.my/jurnal/pendatang-asing-tanpa-izin-bermasyarakat-di-
malaysia-1.638431
45
“Ya. Rakyat Malaysia kurang senang dengan kejadian jenayah (kejahatan)
seperti rompakan (perampokan) khususnya melibatkan warga Indonesia.
Sesetengah rakyat Malaysia juga bimbang (khawatir) apabila warga asing
mula (mulai) menguasai kegiatan ekonomi di beberapa lokasi utama sekitar
Kuala Lumpur. Di pusat bandar raya, lokasi didominasi warga asing
termasuklah Jalan Silang, Jalan Imbi, sekitar Pasar Pudu, Jalan Pasar serta
Masjid India, selain sekitar Chow Kit dan Kampung Baru terutama Jalan Raja
Alang dan Jalan Raja Bot. Warga asing majoritinya (mayoritas) dari
Indonesia dan Filipina terbabit (terlibat) dalam pelbagai (berbagai) aktiviti
(aktivitas) di lokasi tersebut khususnya sebagai pembantu atau tukang masak
di kedai makan, selain berniaga di pasar pagi dan pasar malam serta
perniagaan runcit (bisnis ritel).”21
Berdasarkan keterangan di atas dapat dipahami bahwa PATI asal
Indonesia direpresentasikan secara negatif hingga dianggap buruk di kalangan
rakyat Malaysia sehingga mereka kurang senang dengan PATI asal Indonesia
yang kini banyak terlibat dengan tindak kejahatan. Bahkan PATI banyak yang
menguasai perekonomian hingga meresahkan warga Malaysia.
Sisi positif yang terdapat dalam berita yang berjudul “Pendatang asing
tanpa izin bermasyarakat di Malaysia” adalah hadirnya pendapat Duta Besar
Republik Indonesia, yaitu Rusdi Kirana dalam menanggapi isu PATI asal
Indonesia yang membeludak di Malaysia. Wartawan tidak hanya menggali
informasi dari sisi Malaysia saja, juga dari pihak Indonesia. Selebihnya, isu
PATI yang diberitakan oleh Kosmo! Online menitikberatkan pada gambaran
yang negatif terutama PATI yang berasal dari Indonesia.
C. “Other Ways of Changing Representation”
Pada bagian ini, penulis akan melihat konteks representasi PATI asal
Indonesia bukan hanya berdasarkan teks berita, tapi juga berdasarkan institusi
media dan wartawan itu sendiri. Penulis akan menjabarkan bagaimana dan
mengapa wartawan Kosmo! Online selaku penerima aktif merepresentasikan
PATI asal Indonesia lebih dominan dibandingkan PATI asal negara lainnya.
Sebelumnya perlu diketahui bahwa sistem pers dan politik yang dianut
oleh Malaysia sangat berbeda dengan Indonesia. Perbedaan sistem pers dan
politik yang berbeda tersebut sangat memengaruhi berita yang dibuat dan
21
Wawancara pribadi dengan Senior News Editor Kosmo! Online, Muhd. Zuki Pileh
melalui whatsapp, Malaysia, pada 9 Desember 2018.
46
disiarkan. Malaysia masih dianggap sebagai negara demokrasi semi
otoritarian, dimana pers tidak memiliki kebebasan penuh dalam bersuara.
Semua harus mendukung pemerintah dan tidak boleh memancing massa
untuk mengkritik pemerintahan. Oleh karena itu ketidakbebasan media di
Malaysia terpantau oleh organisasi sipil dunia. Malaysia berada di urutan ke-
145 dari 180 negara dalam Indeks Kebebasan Pers Dunia 2018, turun satu
peringkat dari tahun lalu. Hal tersebut membuktikan bahwa kebebasan pers di
Malaysia masih sangat lemah.22
Bahkan media di Malaysia sering “diganggu” oleh pihak berkuasa
setiap kali mengeluarkan pendapat atau komentar yang tidak disenangi pihak-
pihak tertentu. Misalnya, portal media Sarawak Report dan The Edge tidak
bisa diakses publik atau diblokir setelah portal tersebut menyiarkan ulasannya
mengenai syarikat 1MDB.23
Berdasarkan sejumlah informasi di atas dapat dipahami bahwa mengapa
pers di Malaysia berbeda dengan Indonesia. Berita yang disiarkan tidak
terlihat „pedas‟ mengkritik terutama pada isu-isu tertentu yang berhubungan
dengan negara. Diketahui bahwa isu PATI bukanlah masalah kecil bagi
Malaysia, PATI sudah mencakup masalah Malaysia dengan berbagai negara
lainnya terutama Indonesia sebagai pengirim PATI terbanyak.
Selain pengaruh dari sistem pers dan politik negara, tindakan yang
menguatkan bagaimana berita diproduksi dapat berasal dari ruang redaksi
ataupun pribadi wartawan itu sendiri. Sebagai contoh jika orang-orang
feminisme bekerja di ruang redaksi, semakin sulit untuk menggunakan
stereotip bahwa „wanita selalu menjadi korban yang tidak berdaya dan lebih
lemah dibandingkan pria‟. Begitu pula dengan wartawan Kosmo! yang
merupakan warga Malaysia, maka akan sulit untuk menggunakan stereotip
bahwa PATI asal Indonesia menguntungkan bagi Malaysia dan memberitakan
hal yang positif mengenai PATI.
22
Malaysia kini, Press Freedom Index: M'sia drops a rank, affected by China media control
model, https://www.malaysiakini.com/news/421513 diakses pada 17 Februari 2019 pukul 22.15
WIB. 23
Salleh Buang, Kebebasan Media: Dimana Malaysia?,
http://www.utusan.com.my/rencana/utama/kebebasan-media-di-mana-malaysia-
1.786089#ixzz5jyIfsqNt diakses pada 17 Februari 2019 pukul 23.00 WIB.
47
Dalam proses redaksi Kosmo! versi cetak ataupun Kosmo! Online,
Pengarang Kosmo! memiliki hierarki yang tertinggi dalam pemilihan isu
berita. Proses editorial meeting diadakan pada pukul 16.00 petang waktu
Malaysia setiap hari dan dihadiri oleh pengarang Kosmo!, penolong-penolong
pengarang Kosmo!, pengarang berita, pengarang tugasan, pengarang
ekonomi, pengarang luar negara dan pengarang sukan. Salah satu tujuan
utama rapat tersebut adalah untuk memilih berita frontpage Kosmo! keesokan
harinya.24
“Sama seperti proses pemerolehan berita (news gathering) oleh media
massa lainnya, berita di Kosmo! Online dihasilkan oleh jurnalis Kosmo!
versi cetak. Kosmo! mempunyai wakil jurnalis di kesemua (semua) 13 buah
negeri di Malaysia selain di ibu pejabat (kantor pusat) Kosmo! di Kuala
Lumpur.”25
Berdasarkan pernyataan di atas oleh Senior News Editor Kosmo!
Online, berita Kosmo! Online diperoleh melalui jurnalis yang sama dengan
jurnalis Kosmo! cetak. Berita dihasilkan oleh jurnalis yang tersebar di 13
negeri di Malaysia. Selain itu, setiap media memiliki struktur dan fungsi yang
berbeda. Kosmo! sendiri dalam memilih isu berita, termasuk seluruh proses
redaksi ditentukan oleh Pengarang Kosmo! (Pimpinan Redaksi) selaku
pemegang kekuasaan tertinggi.26
Proses pemaknaan oleh wartawan tidak luput dari proses pencarian
berita di lapangan, terutama bagaimana sumber-sumber didapatkan.
“Cara untuk dapatkan berita adalah melalui tugasan dan pelbagai (berbagai)
sumber. Rajin bertanya sumber jika ada isu menarik. Bagi kes (kasus) PATI,
wartawan dimaklumkan (diinformasikan) oleh Jabatan Imigresen Malaysia
mengenai operasi yang dijalankan jabatan itu.”27
24
Wawancara pribadi dengan Senior News Editor Kosmo! Online, Muhd. Zuki Pileh melalui
whatsapp, Malaysia, pada 9 Desember 2018. 25
Wawancara pribadi dengan Senior News Editor Kosmo! Online, Muhd. Zuki Pileh melalui
whatsapp, Malaysia, pada 9 Desember 2018. 26
Wawancara pribadi dengan Senior News Editor Kosmo! Online, Muhd. Zuki Pileh melalui
whatsapp, Malaysia, pada 9 Desember 2018. 27
Wawancara dengan Jurnalis Kosmo! Online, Taufik Salimin melalui whatsapp, Malaysia,
pada 25 Januari 2019.
48
“Kami akan membuat rujukan (referensi) bersama pihak berkuasa terlebih
dahulu iaitu (yaitu) sumber sahih (asli) kami sama ada Polis Diraja (Polisi
Kerajaan) Malaysia, Pasukan Polis Marin (Polisi Laut), Maritim Malaysia
(APMM) atau Jabatan Imigresen (Imigrasi).”28
Berdasarkan pernyataan dua jurnalis Kosmo! di atas dapat dipahami
bahwa jurnalis dalam proses pembuatan berita memfokuskan rujukan pada
pihak berkuasa terlebih dahulu. Pernyataan pertama yaitu Taufik Salimin
selaku jurnalis yang menulis berita “5 PATI Indonesia ditahan Cuba Masuk
Malaysia tanpa Dokumen Sah” menyatakan bahwa jurnalis diberi informasi
oleh pihak Jabatan Imigresen saat operasi dijalankan.
Kemudian Ahmad Shaherman Shamsuri selaku jurnalis berita “Dua
PATI Cuba Masuk ke Negara Menggunakan Feri Penumpang Gagal”
mengungkapkan bahwa ia memilih untuk membuat rujukan informasi dari
pihak berkuasa terlebih dahulu yaitu Polis Diraja Malaysia, Pasukan Polis
Marin, Maritim Malaysia (APMM) atau Jabatan Imigresen.
Kosmo! Online tidak hanya sesekali dalam menampilkan isu PATI
sebagai beritanya. Isu PATI khususnya asal Indonesia sering disiarkan oleh
Kosmo! Online ialah karena jumlah pendatang asal Indonesia yang sangat
banyak di Malaysia. Hal tersebut dikatakan langsung oleh Senior News Editor
Kosmo! Online:
“Jumlah warga Indonesia yang ramai di Malaysia menyebabkan berita
PATI khususnya asal Indonesia menjadi penting untuk disiarkan. Rakyat
Indonesia di Malaysia mungkin berminat membaca berita berkaitan PATI
tersebut, dengan itu mampu meningkatkan rating pembaca Kosmo!
Online.”29
Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui Kosmo! Online
memiliki tujuan tertentu dalam memberitakan PATI asal Indonesia
dibandingkan PATI asal negara lainnya, yaitu untuk mendorong rating yang
tinggi. Selain itu diketahui bahwa ada pesan tersirat dibalik pemberitaan
PATI yang terus-menerus diberitakan oleh Kosmo! yaitu mengingatkan
28
Wawancara dengan Jurnalis Kosmo! Online, Ahmad Shaherman Shamsuri melalui
whatsapp, Malaysia, pada 25 Januari 2019. 29
Wawancara pribadi dengan Senior News Editor Kosmo! Online, Muhd. Zuki Pileh melalui
whatsapp, Malaysia, pada 9 Desember 2018.
49
Kerajaan Malaysia dan pemerintah negara yang bersangkutan untuk tidak
menyepelekan masalah PATI dan juga memberikan peringatan kepada PATI
khususnya asal Indonesia untuk mematuhi peraturan yang ada.
Berikut merupakan jawaban editor dan jurnalis yang menguatkan
pendapat peneliti atas pertanyaan “Apa yang ingin disampaikan Kosmo!
Online kepada masyarakat Malaysia mengenai pemberitaan kasus PATI?”:
“Kosmo! mahu (mau) memaparkan apakah tindakan yang telah diambil
kerajaan terhadap PATI yang menimbulkan kegusaran (gangguan) Rakyat
Malaysia selama ini sekaligus memberi amaran (peringatan) kepada PATI
yang mungkin membaca akhbar (koran) ini. Penyiaran berita berkaitan
jenayah (kejahatan) dan masalah sosial akibat kebanjiran PATI pula mampu
mengingatkan pihak kerajaan Malaysia dan negara-negara terlibat supaya
tidak mengambil mudah masalah PATI.”30
“Jika ingin datang sama ada melawat (mengunjungi) atau bekerja haruslah
mengikuti laluan (rute) yang sah kerana (karena) pasukan kesalamatan
malaysia senantiasa bersiap sedia untuk berdepan dengan PATI. Tiada
(tidak) jalan mudah untuk meloloskan diri.”31
D. Interpretasi Penelitian
Setelah berita dianalisis sebelumnya, pada bagian ini penulis akan
memberikan pandangan teoritis mengenai hasil permasalahan ini. Pada bab I
sudah dijelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
representasi Kosmo! Online melalui teks berita yang dibuat mengenai isu
pendatang asing tanpa izin (PATI) asal Indonesia di Malaysia. Penelitian ini
menggunakan tiga teks berita sebagai data utama, yaitu pada tanggal 31
Maret 2018 dengan judul “Pendatang Asing Tanpa Izin bermasyarakat di
Malaysia,” 27 April 2018 dengan judul “Dua PATI cuba masuk ke negara
menggunakan feri penumpang gagal” dan pada tanggal 8 September 2018
dengan judul “5 PATI Indonesia ditahan cuba masuk Malaysia tanpa
dokumen sah.”
Penulis melakukan penelitian ini untuk mencari kebenaran berdasarkan
fakta. Penulis telah menggunakan paradigma interpretatif penulis karena
30
Wawancara pribadi dengan Senior News Editor Kosmo! Online, Muhd. Zuki Pileh melalui
whatsapp, Malaysia, pada 9 Desember 2018. 31
Wawancara dengan Jurnalis Kosmo! Online, Ahmad Shaherman Shamsuri melalui
whatsapp, Malaysia, pada 25 Januari 2019.
50
hanya ingin memaknai representasi sebuah isu dalam konteks berita. Makna
dalam hal ini terdapat kaitannya dengan model resepsi aktif dimana penulis
melihat wartawan secara langsung melihat sebuah peristiwa dan aktif sebagai
penerima dan juga aktif memaknai peristiwa tersebut sehingga memiliki
pemaknaan tersendiri.
Penulis telah menganalisis isu ini dengan teori representasi yang
dikenalkan oleh Gill Branston dan Roy Stafford yang terdiri dari tiga sub
bagian, yaitu representation and the real, question of positive and negative
images, dan other ways of changing representation.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, penulis melihat adanya unsur
representasi yang negative pada PATI asal Indonesia dibandingkan asal
negara lainnya. Kosmo! Online merepresentasikan PATI asal Indonesia
melalui teks berita yang ditunjukan melalui pemilihan dan kutipan
narasumber yang kurang berimbang, isi berita yang hanya berfokus pada
proses penangkapan ataupun kejahatan PATI khususnya asal Indonesia, dan
beberapa kalimat yang terlihat secara negatif akan PATI secara massif
meskipun tidak secara terang-terangan.
Melalui kutipan narasumber yang digunakan seringkali hanya
memfokuskan pada pihak berwenang saja, seperti Polis Diraja Malaysia,
Pasukan Polis Marin, Maritim Malaysia (APMM) atau Jabatan Imigresen.
Hanya sekali saja wartawan mencantumkan Duta Besar Indonesia di Kuala
Lumpur sebagai narasumber. Terlihat sekali bahwa isu PATI asal Indonesia
hanya fokus terhadap bagaimana PATI tanpa izin bekerja maupun paspor
gagal memasuki wilayah Malaysia karena tertangkap oleh pihak berwenang.
Adapun berita yang dibuat oleh wartawan Kosmo! Online yang
dianalisis penulis terdapat unsur koerseduksi, resepsi aktif dalam beberapa
berita. Dalam teori resepsi aktif, koerseduksi melihat bahwa wartawan dalam
menulis berita menggunakan aspek emosional supaya khalayak seolah-olah
percaya dengan apa yang ia tulis. Wartawan menciptakan sebuah cerita agar
pesan yang ia inginkan sampai kepada pembaca sesuai dengan keinginannya.
Hal ini penulis dapati khususnya pada berita berjudul “Pendatang asing tanpa
izin bermasyarakat di Malaysia,” wartawan sebagai penerima aktif mencoba
51
memengaruhi pembaca dengan membuat cerita dengan unsur human interest
didalamnya agar pesan yang disampaikan dapat sampai kepada pembaca.
Sedangkan penulis tidak menemukan temuan pada teori resepsi aktif
lainnya, yaitu panacea, bullet and boomerang effect, dan negotiation.
52
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah proses penelitian dan melakukan wawancara dengan Senior News
Editor Kosmo! Online, Muhd. Zuki Pileh, jurnalis Kosmo! Online, Taufik
Salimin dan Ahmad Shaherman Shamsuri. Hasil analisis yang sudah
dilakukan oleh penulis pada Bab IV, maka penulis dapat menarik hasil
penelitian terhadap bagaimana Kosmo! Online merepresentasikan isu
pendatang asing tanpa izin (PATI) asal Indonesia yaitu dengan memaknai isi
teks dalam beberapa berita terpilih.
1. Kosmo! Online kerap kali merepresentasikan PATI asal Indonesia di
Malaysia yang digambarkan tidak memedulikan peraturan bahkan nyawa
dengan memasuki Malaysia secara ilegal, bahkan terlibat dengan
kegiatan ilegal.
2. Wartawan memaknai PATI asal Indonesia secara khusus dan istimewa
dibandingkan PATI asal negara lainnya. Terdapat aspek coerseduction
(koerseduksi), resepsi aktif dengan menyisipkan nilai human interest
yang dibangun wartawan melalui Kisah Shafrizal dan diperkuat dengan
dicantumkannya kutipan langsung dan keterangan pada foto.
3. Kosmo! Online merepresentasikan realitas yang ada, yakni berdasarkan
data yang ada pekerja asing asal Indonesia tercatat paling banyak di
Malaysia. Namun, jika melihat data banyak pekerja asing di Malaysia
bukan berasal dari Indonesia saja. Selain itu disayangkan berita yang
dituliskan wartawan Kosmo! Online hanya berfokus pada kisah PATI
saja. Padahal dibalik itu, berdasarkan realita yang ada banyak peran
majikan yang mempekerjakan pekerja asing ilegal di Malaysia.
Kenyataan yang ada PATI dan majikan lebih memilih jalur ilegal karena
proses panjang dan biaya yang cukup tinggi.
4. Realitas lain yang ditampilkan wartawan Kosmo! Online melalui kutipan
wawancara dengan Duta Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur
bahwa pihak Indonesia turut andil dalam usaha mengurangi PATI di
53
Malaysia, meskipun masih dalam sebuah wacana saja. Berbanding
terbalik dengan tanggapan Ketua Pengarah Jabatan Imigresen, Datuk Seri
Mustafar Ali yang menyebutkan data dan usaha yang sudah dilakukan
selama ini. Wartawan menggambarkan bahwa pihak Malaysia lebih
serius menanggapi kasus PATI ini.
5. Pers di Malaysia tidak memiliki kebebasan, sehingga wartawan melalui
beritanya terlihat lebih berhati-hati dalam memberitakan isu PATI yang
cukup menjadi pemasalahan bagi Kerajaan Malaysia. Wartawan Kosmo!
dalam memberitakan PATI asal Indonesia tidak ada satupun kata yang
mengkritik ataupun memberikan saran atas upaya pihak berwenang
dalam memberantas PATI di Malaysia. Oleh karena itu pemberitaan
seringkali hanya fokus pada operasi penangkapan saja.
6. PATI asal Indonesia digambarkan dengan gambaran yang dominan
negatif, diantaranya adalah PATI asal Indonesia banyak terlibat kasus
pidana di Malaysia dan mereka banyak yang masuk ke Malaysia dengan
jalur ilegal meskipun sudah banyak yang ditahan pihak berkuasa.
7. Kosmo! Online memiliki tujuan tertentu dalam memberitakan PATI asal
Indonesia dibandingkan PATI asal negara lainnya, yaitu untuk
mendorong rating yang tinggi. Selain itu diketahui bahwa ada pesan
tersirat dibalik pemberitaan PATI yang terus menerus diberitakan oleh
Kosmo! yaitu mengingatkan kerajaan Malaysia dan pemerintah negara
yang bersangkutan untuk tidak menyepelekan masalah PATI dan juga
memberikan peringatan kepada PATI khususnya asal Indonesia untuk
mematuhi peraturan yang ada.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan implikasi dari
penelitian ini bahwa Kosmo! Online merepresentasikan isu pendatang asing
tanpa izin (PATI) karena hal tersebut sebuah masalah di Malaysia dan
wartawan ingin menyuarakan kepada PATI bahwa jika ingin memasuki
Malaysia ikuti sesuai prosedur yang ada, pihak negara bersangkutan yang
menjadi pemasok PATI diharapkan lebih menanggapi masalah ini dan
mengingatkan Kerajaan Malaysia untuk tidak lalai mengatasi permasalahan
54
ini. Pekerja asing telah menjadi isu besar bagi pemerintahan khususnya
Jabatan Imigresen Malaysia. Pejabat imigrasi ataupun polisi berkoordinasi
dengan wartawan dalam menyebarkan informasi penangkapan PATI.
Bagi media dalam memberitakan isu yang menyangkut negara lain
sebaiknya mencantumkan narasumber dari kedua belah pihak agar beritanya
berimbang.
C. Saran
Saran yang ingin penulis berikan setelah menganalisis berita isu PATI
asal Indonesia di Malaysia pada Kosmo! Online, ialah:
1. Kosmo! Online sebagai salah satu media online yang banyak diminati
Warga Malaysia karena tampilannya yang fresh dan beritanya yang
padat, sangat disayangkan jika berita PATI asal Indonesia tidak disertai
dengan narasumber dari pihak kedutaan maupun pemerintah Indonesia.
2. Berita mengenai PATI bisa diambil dari beberapa angle. Diharapkan
Kosmo! Online tidak hanya berfokus pada operasi proses penangkapan
saja dan menyudutkan PATI.
3. Kosmo! Online sebaiknya juga berfokus mengambil berita dari sisi agen
pekerja yang menyediakan pekerjaan di Malaysia, sehingga PATI asal
Indonesia berbondong-bondong datang ke Malaysia untuk mencari
nafkah. Hal tersebut dapat menjadikan media berimbang dan pastinya
mengundang publik untuk mencari tahu berita. Sehingga media tidak
hanya melihat dari sisi negatif PATI saja yang datang secara illegal ke
Malaysia.
4. Masyarakat selaku pembaca diharapkan lebih selektif dalam memaknai
berita dengan mendalami kalimat dan makna berita, juga mencari sumber
informasi lainnya yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA 1. Buku
Ambardhi, Kuskridho. dkk. Kualitas Jurnalisme Publik di Media Online:Kasus
Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2017. h. 1.
Bakti, Andi Faisal. Communication and Family Planning in Islam in Indonesia:
South Sulawesi Muslim Perceptions of a Global Development Program.
Leiden: INIS. 2004. h. 39-117.
-- . Nation Building Kontribusi Muslim dalam Komunikasi Lintas Agama dan
Budaya terhadap Kebangkitan Bangsa Indonesia. Tangerang Selatan: Churia
Press. 2010. h. 59-60.
Branston, Gill, dan Stafford, Roy. The Media Student's Book. Abingdon:
Routledge. Cet. V, 2010. h. 106-122.
-- . The Media Student's Book. London: Routledge. Cet. III, 2003, h. 97-103.
Brighton, Paul, dan Dennis, Foy. News Values. California: SAGE Publications.
2007. h. 11.
Busa, M. Grazia. Introducing the Language of the News: A Student's Guide.
Abingdon: Routledge. 2014. h. 25.
Collins, Ross F. Editing Across Media:Content and Process for print and online.
London: McFarland & Company Inc Publisher. 2013. h. 3-4.
Daymon, Christine, dan Holloway, Immy. Metode-metode Riset Kualitatif dalam
Public Relations dan Marketing Communications. Yogyakarta: Penerbit
Bentang. Cet. I. 2008. h. 5-6.
Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS
Yogyakarta. 2001. h. 113-114.
Hall, Stuart. Representation: Cultural Representation and Signifying Practices.
London: Sage Publications. 1997. h. 1-15.
Suwendra, I Wayan. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Sosial,
Pendidikan, Kebudayaan, dan Keagamaan. Bali: Nilacakra. 2018. h. 62.
JA, Denny. Melewati Perubahan. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta. 2006. h. 67.
K., Septiawan Santana. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia. 2017. h. 231-232.
Manzilati, Asfi. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma, Metode, dan
Aplikasi. Malang: UB Press. 2017. h. 3-4.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. 2010. h. 6.
Nasrullah, Rulli. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jakarta: Prenada
Media Grup. 2014. h. 164-165.
Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta. Cet. II.
2008. h. 35-132.
Rolnicki, Tom E. dkk. Pengantar Dasar Jurnalisme. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup. 2008. h. 3.
Sterling, Christopher H. Encyclopedia of Journalism. California: SAGE
Publications. 2009. h. 687.
Suhandang, Kustadi. Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk & Kode
Etik. Bandung: Nuansa. 2010. h. 43- 64.
Suryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Pustaka Setia. Cet. I. 2015. h.
91.
Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia. 2011. h.
46-67.
Tapsir, Siti Hamisah. dkk. Foreign Labour in Malaysia: Selected Works.
Putrajaya: Ministry of Higher Education. 2017. h. 13.
Wahab, Juliana Abdul. Media Komunikasi dan Wacana Globalisasi di Malaysia.
Pulau Pinang: Penerbit Universiti Sains Malaysia. 2012. h. 114.
2. Jurnal
Ahmad, Rusniah, dan Ajis, Mohamed Naiem, dan Awang, S. “Permasalahan
Pendatang Asing Tanpa Izin di Malaysia dari Aspek Sosial dan
Perundangan.” Jurnal undang-undang Malaysia. Vol. 26, no. 2 (2014): h.
176.
Handayani, Dwi Wahyu. “Dinamika Kerjasama Indonesia dan Malaysia tentang
Penempatan dan Perlindungan Kerja.” Jurnal Sosiologi. Vol. 17, no.1
(2018): h. 31-41.
Sukimi, Mohamad Fauzi, dan Sarifin, Muhd Ridhwan. “Negara, undang-undang
dan tenaga kerja asing: antara ideal dan reality di Malaysia.” Malaysian
Journal of Society and Space. Vol. 10, no. 1 (2014): h. 101-109.
Othman, M.B. “Illegal Immigrant Issue In Malaysia : A Review From an Islamic
Perspective.” South East Asia Journal of Contemporary Business Economics
and Law. Vol. 10, no. 4 (2016): h. 33.
3. Skripsi
Aulia, Mala Himatul. “Representation of Native American in the Novel the
Absolutely True Diary of a Part-Time Indian.” Skripsi Fakultas Adab dan
Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017.
Sawitri, Anisha Meydi. “Representation of muslims-American in Barrack
Obama‟s Speech at Islamic Society of Baltimor, Maryland Mosque on 3,
2016: a Critical Discourse Analysis.” Skripsi Fakultas Adab dan Humaniora,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017.
4. Website
Ahmad Mohd Hafizi. “Pendatang asing tanpa izin bermasyarakat di Malaysia.”
http://www.kosmo.com.my/jurnal/pendatang-asing-tanpa-izin-
bermasyarakat-di-malaysia-1.638431 diakses pada 17 Februari 2019 pukul
19.00 WIB.
-- . “Warga asing menceroboh kek ekonomi rakyat Malaysia.”
http://www.kosmo.com.my/jurnal/warga-asing-menceroboh-kek-ekonomi-
rakyat-malaysia-1.638436 diakses pada 07 April 2018 pukul 17. 10 WIB.
Desa Ahmad Isyafiq Mad. “PATI ditangkap ketika pandu Proton Saga curi.”
http://www.kosmo.com.my/negara/pati-ditangkap-ketika-pandu-proton-saga-
curi-1.567929 diakses pada 08 April 2018 pukul 10.00 WIB.
Ghafa Muhammad Ayman. “23 PATI Indonesia tanpa dokumen perjalanan sah
ditahan.” http://www.kosmo.com.my/negara/23-pati-indonesia-tanpa-
dokumen-perjalanan-sah-ditahan-1.635458 diakses pada 19 April 2018 pukul
10.30 WIB.
Kosmo! Online. “Informasi umum mengenai Kosmo! Online.”
http://www.kosmo.com.my/special/info/mengenai-kami-1.468187 diakses
pada 7 Oktober 2018 pukul 09.47 WIB.
Kumpulan Utusan. “Sejarah Utusan Group dan Kosmo! Online.”
http://www.utusangroup.com.my/business/products/online diakses pada 28
Maret 2018 pukul 12.00 WIB.
-- .“Struktur Editorial.” http://www.utusangroup.com.my/corporate/editorial
diakses pada 25 Desember 2018 pukul 23.30 WIB.
Salimin Taufik. “5 PATI Indonesia ditahan cuba masuk Malaysia tanpa dokumen
sah.” http://www.kosmo.com.my/negara/5-pati-indonesia-ditahan-cuba-
masuk-malaysia-tanpa-dokumen-sah-1.744080 diakses pada 17 Februari
2019 pukul 22.40 WIB.
Shamsuri Ahmad Shaherman. “Dua PATI cuba masuk ke negara menggunakan
feri penumpang gagal.” http://www.kosmo.com.my/negara/dua-pati-cuba-
masuk-ke-negara-menggunakan-feri-penumpang-gagal-1.659559 diakses
pada 17 Februari 2019 pukul 20.30 WIB.
LAMPIRAN
Transkrip Wawancara
Wawancara dengan Senior News Kosmo! Online [6:52 AM, 12/9/2018]
Nama: Muhd Zuki Pileh
Posisi: Senior News Editor (Pengarang Berita Kanan Kosmo)
E-mail: [email protected]
1. Bagaimana awal mula berdirinya Kosmo! Online?
2. Apa kelebihan media Kosmo! Online dengan yang lainnya?
3. Apa ideologi Kosmo! Online?
4. Apa visi misi Kosmo! Online?
Jawaban 1-4:
Sejarah Kosmo! Online bermula dengan pelancaran akhbar Kosmo! versi cetak pada 30
Ogos 2004 oleh Perdana Menteri Malaysia ketika itu, Tun Abdullah Ahmad Badawi di
Bangi, Selangor.
Kosmo! Online pula dilancarkan empat tahun kemudian iaitu pada tahun 2008. Kosmo!
Online kini meliputi laman web, Facebook, Instagram dan TVKosmo yang boleh ditonton
menerusi Facebook dan laman web Kosmo!.
Kosmo! versi cetak dan Kosmo! Online berjalan seiring, malah berkongsi visi dan falsafah
yang sama. Selain menyiarkan berita terkini secara masa nyata (real time), Kosmo! Online
juga menyiarkan berita dan rencana terpilih daripada akhbar versi cetak. Tujuannya adalah
untuk mempromosikan bahan-bahan menarik supaya pembaca membeli akhbar Kosmo! di
pasaran.
Menjadi akhbar harian bahasa Melayu No. 1 di Malaysia sejak tahun 2015, Kosmo! telah
mengalami pelbagai transformasi sehingga berjaya mendapat tempat dalam kalangan
pembaca.
Diterbitkan di bawah syarikat Utusan Melayu (M) Berhad, Kosmo! menyasarkan golongan
generasi muda yang kontemporari, moden dan aktif dalam kehidupan seharian dengan
menampilkan konsep akhbar harian dan majalah.
Bergerak seiring dengan slogan Suara Kontemporari, pembaca Kosmo! bukan sahaja terdiri
daripada lingkungan pembaca Melayu malah merangkumi pelbagai kaum di Malaysia
termasuk Cina dan India.
Dalam usaha mencapai kejayaan seperti hari ini, banyak cabaran telah dilalui termasuk
untuk membangunkan karakter dan identiti akhbar bagi menjadikan Kosmo! berbeza serta
lebih hebat daripada akhbar-akhbar lain.
Antara anugerah dan kejayaan yang pernah dicapai Kosmo! termasuklah Hadiah Kajai
Anugerah Kewartawanan Malaysia MPI-Petronas tahun 2004 dan 2006, Anugerah Akhbar
Pengguna Terbaik 2006 dan Hadiah Wartawan Muda A. Samad Ismail.
Kedua-dua akhbar Kosmo! dan Kosmo! Online juga mempunyai pendapatan iklan masing-
masing.
5. Apa saja penghargaan yang sudah didapatkan Kosmo! Online?
Setakat ini Kosmo! Online menerusi segmen TVKosmo! buat julung-julung kalinya
mengungguli kategori Dokumentari Video Terbaik menerusi dua pencalonan pada Malam
Wartawan Malaysia 2018 bersempena Hadiah Kewartawanan Malaysia (HKM) Malaysian
Press Institut (MPI)-Petronas 2017 yang diadakan pada 12 Julai 2018.
Kemenangan tempat pertama dimenangi oleh TVKosmo! menerusi video laporan khas
bertajuk Merindu Merapoh, sekali gus membawa pulang wang tunai berjumlah RM10,000,
trofi dan sijil penghargaan.
Merindu Merapoh dihasilkan oleh tiga wartawan Kosmo! dan dua jurugambar iaitu Mohd.
Hafizi Ahmad, Ameen Azizul Aziz, Muhammad Haikal Abdul Rahman, Djohan Shahrin
Shah Sabli dan Mohd. Riduan Rizal Ahmad.
6. Adakah arti khusus rating bagi Kosmo! Online?
Menurut ComScore Inc pada Julai 2018, laman web Kosmo! (www.kosmo.com.my) berada
pada kedudukan ke-19 dalam senarai Top 20 portal berita di Malaysia yang diakses
menggunakan mobile devices. Ia mencatat bilangan pembaca unik seramai 682.000.
7. Siapa sasaran pembaca dari Kosmo! Online?
Sasaran utama Kosmo! Online adalah golongan muda berumur 18 hingga 40 tahun kerana
kumpulan ini lebih terdedah kepada teknologi telefon pintar dan internet. Majoriti pembaca
adalah daripada kaum Melayu tetapi bahan-bahan Kosmo! Online turut disasarkan kepada
kaum-kaum lain di Malaysia seperti Cina dan India, selain rakyat Malaysia yang belajar
atau tinggal di luar negara.
[6:54 AM, 12/9/2018] Zuki Pileh Senior News Kosmo! Online:
8. Bagaimana alur pembuatan berita di Kosmo! Online hingga diterima oleh
masyarakat? Siapa saja yang terlibat dari awal hingga berita di publish?
Sama seperti proses pemerolehan berita (news gathering) oleh media massa lain, berita di
Kosmo! Online dihasilkan oleh jurnalis Kosmo! versi cetak. Kosmo! mempunyai wakil
jurnalis di kesemua 13 buah negeri di Malaysia selain di ibu pejabat Kosmo! di Kuala
Lumpur.
Selepas berita ditulis oleh jurnalis, ia akan disunting oleh News Editor sebelum disiarkan
Kosmo! Online. Bagi Kosmo! versi cetak, layout sesuatu bahan berita dihasilkan oleh pereka
grafik. Selepas itu barulah ia diluluskan untuk dicetak dan diedarkan di Semenanjung
Malaysia. Kosmo! tidak diedarkan di Sabah dan Sarawak.
9. Adakah kriteria khusus terkait berita yang layak dan tidak layak diberitakan?
Hanya berita yang menarik dan mempunyai news value yang tinggi akan disiarkan. Berita
yang tidak menarik, tersalah fakta atau terdedah kepada tindakan saman di mahkamah tidak
layak disiarkan.
10. Siapa yang berpengaruh dalam pemilihan isu berita tertentu di Kosmo! Online?
Individu yang berpengaruh dalam pemilihan isu berita tertentu ialah Pengarang Kosmo,
Pengarang Berita Kosmo dan Pengarang Kosmo! Online sendiri.
11. Apakah pemilik media berpengaruh dalam pemilihan isu berita?
Tidak ada campur tangan pemilik media dalam hal ini setakat ini. Pengarang Kosmo
menduduki hierarki tertinggi dalam pemilihan isu berita.
12. Bagaimana proses editorial meeting? Berapa kali dilakukan dalam seminggu?
Siapa saja yang hadir dalam meeting tersebut?
Editorial meeting diadakan pada pukul 4 petang setiap hari. Ia dihadiri Pengarang Kosmo,
Penolong-Penolong Pengarang Kosmo, Pengarang Berita, Pengarang Tugasan, Pengarang
Ekonomi, Pengarang Luar Negara dan Pengarang Sukan.
[6:58 AM, 12/9/2018] Zuki Pileh Senior News Kosmo! Online:
13. Apa saja yang dibahas dalam editorial meeting tersebut?
Salah satu tujuan utama meeting tersebut adalah untuk memilih berita frontpage Kosmo
keesokan harinya.
14. Setiap media memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Bagaimana struktur
redaksi (editorial) di Kosmo! Online? Siapa yang memegang kuasa tertinggi?
Pengarang Kosmo memegang kuasa tertinggi diikuti Pengarang Berita dan Pengarang
Kosmo Online. Kosmo Online dan Kosmo versi cetak ditadbir oleh individu yang sama.
15. Bagaimana Kosmo! Online melihat kes Pendatang Asing Tanpa Izin (PATI) di
Malaysia?
PATI adalah masalah yang tidak pernah selesai di Malaysia. Dari satu segi, majikan
khususnya dalam sektor perladangan, perkilangan dan pembinaan memerlukan tenaga kerja
warga asing kerana kos yang murah.
Namun dari sisi lain, kebanjiran warga asing menyebabkan peluang pekerjaan rakyat
Malaysia semakin terhad sekali gus mencetuskan masalah ekonomi dalam kalangan rakyat.
Mantan Ketua Polis Negara, Tan Sri Musa Hassan pula berpendapat kehadiran ramai PATI
adalah antara punca kes jenayah seperti rompakan meningkat di negara ini. Perkara ini
berlaku apabila pekerja asing yang memasuki negara ini tidak mendapat pekerjaan seperti
yang diharapkan sedangkan mereka memerlukan wang untuk meneruskan kelangsungan
hidup.
Masalah PATI juga merugikan Malaysia dari segi pengaliran wang ke luar negara sekali gus
melemahkan nilai ringgit.
Menurut laporan, jumlah kiriman wang yang dihantar balik oleh pekerja-pekerja asing ke
negara asal masing-masing pada tahun 2015 adalah sebanyak RM34.7 bilion.
Pekerja dari Indonesia mencatatkan jumlah kiriman wang tertinggi tahun 2015 iaitu
sebanyak RM6.2 bilion, diikuti Bangladesh (RM4.6) bilion, Nepal (RM3.6 bilion), India
(RM1.9 bilion) dan Filipina (RM1.1 bilion).
16. Menurut Anda, adakah perbedaan PATI asal Indonesia dengan PATI asal
negara lain?
PATI Indonesia lebih ramai berbanding PATI dari negara-negara lain. Mereka juga lebih
mudah berkomunikasi dengan penduduk tempatan kerana menggunakan bahasa yang sama
iaitu bahasa Melayu.
17. Adakah hal yang menarik dari isu PATI khususnya asal Indonesia? Sehingga
Kosmo! Online memberitakannya?
Jumlah warga Indonesia yang ramai di Malaysia menyebabkan berita PATI khususnya asal
Indonesia menjadi penting untuk disiarkan. Rakyat Indonesia di Malaysia mungkin
berminat membaca berita berkaitan PATI tersebut, dengan itu mampu meningkatkan rating
pembaca Kosmo Online.
[7:00 AM, 12/9/2018] Zuki Pileh Senior News Kosmo! Online:
18. Bagaimana pendapat Anda mengenai PATI asal Indonesia yang seringkali
masuk ke wilayah Malaysia secara ilegal?
Mudahnya mencari rezeki adalah antara punca PATI Indonesia sering memasuki Malaysia
secara ilegal. Mereka mungkin terpengaruh dengan cerita-cerita rakyat Indonesia mendapat
gaji sehingga RM5,000 sebulan atau kisah mereka yang datang dalam keadaan miskin tetapi
pulang ke Indonesia sebagai orang kaya.
Dalam sesetengah kes, mereka sanggup menggadai nyawa asalkan dapat masuk ke negara
ini. Dalam kejadian pada 3 Julai lalu misalnya, seramai tiga PATI Indonesia mati lemas dan
16 hilang di perairan Kota Tinggi, Johor selepas terjun daripada bot dalam usaha memasuki
Malaysia.
Sehingga September tahun lalu, jumlah pekerja asing yang bekerja di Malaysia secara sah
seramai 1.73 juta orang dari pelbagai negara seperti Indonesia, Nepal, Bangladesh,
Myanmar, Pakistan dan China. Jumlah PATI pula adalah dua kali ganda lebih tinggi,
sebahagian besarnya adalah dari Indonesia.
19. Menurut Anda, apakah letak geografis Malaysia dan Indonesia yang berdekatan
menjadi salah satu faktor banyaknya PATI asal Indonesia yang menceroboh masuk
ke wilayah Malaysia?
Sudah tentu faktor jarak dan budaya serumpun mempengaruhi kebanjiran PATI Indonesia
di Malaysia. Sebahagian mereka datang menggunakan laluan tikus yang didalangi sindiket
sama ada melalui laut atau hutan.
Namun, sekarang kebanyakan mereka hanya naik feri atau pesawat menggunakan pas
pelancong atau pelajar.
Penggunaan sindiket juga semakin berkurangan kerana mereka sudah tahu cara yang lebih
mudah iaitu gunakan sahaja alasan melancong sehingga tempoh luput pasport, selepas itu
mereka akan bergerak secara haram.
20. Bagaimana pendapat Anda mengenai representasi kasus PATI asal Indonesia
akhir-akhir ini di Malaysia?
Kes jenayah melibatkan warga asing dilaporkan berlaku hampir setiap hari mutakhir ini.
Antara kes yang melibatkan warga Indonesia berlaku pada 11 November 2018 di George
Town, Pulau Pinang. Dalam kejadian itu, tiga penjenayah warga Indonesia tidak sempat
menikmati hasil samun apabila kesemuanya mati ditembak selepas cuba menyerang polis
yang ingin memberkas mereka dalam kejadian di hutan Puncak Bukit Mutiara, Tanjong
Bunga di George Town.
Kejadian pada pukul 4.20 pagi itu berlaku ketika polis menjalankan operasi memburu
suspek berusia dalam lingkungan 30-an yang telah memecah masuk sebuah rumah di
kawasan berhampiran.
21. Apa yang ingin disampaikan Kosmo! Online kepada masyarakat Malaysia
mengenai pemberitaan kasus PATI?
Kosmo! mahu memaparkan apakah tindakan yang telah diambil kerajaan terhadap PATI
yang menimbulkan kegusaran rakyat Malaysia selama ini sekali gus memberi amaran
kepada PATI yang mungkin membaca akhbar ini. Penyiaran berita berkaitan jenayah dan
masalah sosial akibat kebanjiran PATI pula mampu mengingatkan pihak kerajaan Malaysia
dan negara-negara terlibat supaya tidak mengambil mudah masalah PATI.
22. Apakah menurut Anda PATI asal Indonesia meresahkan bagi masyarakat
Malaysia?
Ya. Rakyat Malaysia kurang senang dengan kejadian jenayah seperti rompakan khususnya
melibatkan warga Indonesia.
Sesetengah rakyat Malaysia juga bimbang apabila warga asing mula menguasai kegiatan
ekonomi di beberapa lokasi utama sekitar Kuala Lumpur.
Di pusat bandar raya, lokasi didominasi warga asing termasuklah Jalan Silang, Jalan Imbi,
sekitar Pasar Pudu, Jalan Pasar serta Masjid India, selain sekitar Chow Kit dan Kampung
Baru terutama Jalan Raja Alang dan Jalan Raja Bot.
Warga asing majoritinya dari Indonesia dan Filipina terbabit dalam pelbagai aktiviti di
lokasi tersebut khususnya sebagai pembantu atau tukang masak di kedai makan, selain
berniaga di pasar pagi dan pasar malam serta perniagaan runcit.
23. Adakah opini publik tertentu yang ingin dibangun oleh Kosmo! Online dengan
pemberitaan PATI?
Tiada agenda khusus untuk mempengaruhi publik. Kosmo! sekadar melaporkan berita,
kemudian terpulanglah kepada publik untuk menilai isu berkaitan PATI dan membentuk
opini masing-masing.
24. Bagaimana pendapat publik mengenai isu PATI di Malaysia?
Isu PATI dianggap bermusim khususnya apabila ada kejadian atau jenayah menggemparkan
yang dilakukan mereka. Pendapat publik juga dipengaruhi oleh sejauh mana isu itu
dimainkan oleh akhbar-akhbar versi cetak dan siaran televisyen. Jika media arus perdana
kerap menyiarkannya, masalah PATI akan menjadi isu nasional yang menjadi percakapan
publik untuk tempoh tertentu.
25. Bagaimana strategi Kosmo! Online agar berita populer dan mudah diterima oleh
orang ramai?
Kosmo! Online akan menggunakan tajuk-tajuk dan gambar-gambar menarik supaya ia
mudah diterima ramai. Berita-berita daripada Kosmo! Online juga dipaparkan dalam
Facebook dan Instagram bagi menarik lebih ramai pembaca.
26. Dalam proses pembuatan berita hingga diterbitkan, apakah tulisan murni
dibuat oleh jurnalis? Atau ada campur tangan dari editor?
Editor-editor terlibat dalam penyuntingan berita supaya ia sesuai dan layak disiarkan.
Antara perkara yang diambil kira dalam penyuntingan ialah ketepatan fakta, tatabahasa,
tajuk, gambar dan tidak menyalahi undang-undang. Jika artikel jurnalis mematuhi SOP
yang ditetapkan, biasanya tidak banyak campur tangan daripada editor dan begitulah
sebaliknya.
27. Dalam menulis sebuah berita bagaimana posisi jurnalis Kosmo! Online? Apakah
jurnalis bersikap subjektif atau objektif?
Jurnalis hanya melapor berdasarkan fakta kejadian termasuk berita politik. Jurnalis tidak
bersikap subjektif. Mereka jarang sekali memasukkan pendapat, interpretasi atau penilaian
peribadi dalam sesuatu berita.
28. Apakah dalam menentukan isu dan narasumber sepenuhnya adalah hak
jurnalis? Atau sudah ditentukan sebelumnya?
Kedua-dua editor dan jurnalis ada peranan dalam mencari dan memilih isu serta
narasumber. Editor biasanya menentukan sesuatu isu jika ia sensitif seperti isu agama dan
perkauman. Selebihnya terpulang kepada kreativiti jurnalis untuk menghasilkan berita yang
menarik pembaca.
29. Bagaimana jurnalis Kosmo! Online mendapatkan sebuah berita? Apakah perlu
wawancara. atau cukup dengan press release?
Bahan berita Kosmo! Online diperoleh dengan pelbagai cara termasuk wawancara dan press
release. Jurnalis membuat wawancara menerusi panggilan telefon atau menemu ramah
sumber secara langsung di lokasi kejadian. Kosmo! Online juga mendapat bahan berita
daripada agensi berita nasional Malaysia iaitu Bernama selain menterjemah berita bahasa
Inggeris daripada AFP, Reuters dan portal berita antarabangsa.
Wawancara lanjutan dengan Muhd. Zuki Pileh melalui e-mail pada tanggal 20 Desember
2018, pukul 21:24
1. Apa Visi dan Misi Kosmo! Online?
Objektif Kosmo! Online adalah mahu menjadi portal berita yang paling segar dan paling
diyakini di Malaysia. Visi ini selari dengan motto Kosmo! iaitu Segar, Progresif, Diyakini.
Untuk itu, Kosmo! Online mesti menyajikan berita lebih cepat berbanding media online
lain, selain berita berkenaan adalah yang paling lengkap dan tepat faktanya. Kosmo Online
juga harus berkembang menjadi entiti bisnes, yang bermaksud dapat menjana pendapatan
dari segi iklan.
2. Siapakah founding father Kosmo! Online? Apakah ia juga pemilik Kosmo!?
Boleh dikatakan founding father Kosmo! ialah Khalid Mohd. Beliau bukan pemilik
Kosmo! tetapi Ketua Pengarang Kumpulan Utusan (editor-in-chief). Kumpulan Utusan
(Utusan Melayu (M) Berhad) merupakan penerbit dua buah akhbar berbahasa Melayu iaitu
Kosmo! dan Utusan Malaysia.
3. Bagaimana struktur organisasi di Kosmo! Online? Bisa sebutkan dari urutan
tertinggi hingga paling bawah beserta jabatan dan sebutkan nama?
Barisan editor Kosmo! / Kosmo! Online
Pengarang Kosmo : Lokman Othman
Penolong Pengarang 1 : Wan Hasnan Wan Hasan
Penolong Pengarang 2 : Jamdi Nasir
Pengarang Berita Kanan 1 : Mohd Zuki Pileh
Pengarang Berita : Turmadzi Madun
Pengarang Berita : Mustapa Lakawa
Pengarang Berita : Megat Ramli Megat Raof
Pengarang Rencana : Adham Shadan
Pengarang Ekonomi : Daliza Ariffin
Pengarang Luar Negara : Wan Azhar Wan Abdullah
Pengarang Sukan : Sopi Samaile
Pengarang Online : Kamilah Mustapha
Pengarang Hiburan : Tengku Suzana Raja Hamat
4. Apakah semua berita yang dicetak oleh Kosmo! sama dengan yang ditampilkan
Kosmo! Online? atau ada beberapa berita yang berbeda dan lebih terkini dimuat di
Kosmo! Online?
Kira-kira 40 peratus sahaja berita dan rencana yang dicetak disiarkan dalam Kosmo!
Online. Selebihnya adalah berita terkini. Berita terkini dalam Kosmo! Online pula tidak
semestinya dicetak keesokan harinya. Secara purata, sebanyak 40 berita terkini dimuat
naik ke Kosmo! Online pada setiap hari.
5. Berbicara mengenai kasus PATI khususnya asal Indonesia, pernahkah Kosmo!
Online melakukan wawancara dalam pencarian data dengan pihak pemerintah
Indonesia di Malaysia (kedutaan)? Jika pernah, hal apa yang dibahas? Jika tidak
pernah, apakah tidak perlu konfirmasi dengan pihak Indonesia dalam membahas
kasus PATI?
Kali terakhir wawancara Kosmo! dengan pihak kedutaan Indonesia berhubung PATI di
Malaysia adalah pada bulan Maret 2018. Ketika itu, Duta Besar Indonesia ke Malaysia,
Rusdi Kirana diminta pandangannya mengenai cara untuk mengurangkan kebanjiran PATI
Indonesia di Malaysia. Inti wawancara itu boleh dirujuk dalam artikel Pendatang Asing
Tanpa Izin bermasyarakat di Malaysia yang disiarkan pada 31 Maret 2018.
6. Bagaimana gaya penulisan berita Kosmo! Online? Siapa yang bertanggungjawab
dalam hal ini?
Kosmo! menggunakan cara tersendiri apabila menulis dateline, nombor, nama rujukan
orang, akronim, fon italik dan sebagainya. Gaya penulisan standard ini, dikenali juga
sebagai house style, mungkin berbeza antara akhbar-akhbar di Malaysia. Bagaimanapun,
tujuannya sama iaitu untuk mengelakkan cacamarba dan ketidakseragaman dalam
penulisan berita dan rencana akhbar masing-masing.
Semua jurnalis bertanggujawab mengikut gaya penulisan dan format penulisan yang
telah ditetapkan pihak editorial Kosmo!. Antara gaya penulisan tersebut ialah:
1. Intro berita (perenggan pertama) seharusnya ditulis tidak lebih daripada 30 perkataan.
2. Dalam berita, satu perenggan hanya mempunyai satu ayat.
3. Nombor 1 hingga 9 tidak ditulis menggunakan angka sebaliknya dieja sebagai satu
atau sembilan.
4. Nama jawatan didahulukan, kemudian baru diikuti nama. Contoh; Presiden Indonesia,
Joko Widodo, bukan sebaliknya.
5. Gunakan fon italik (huruf condong) untuk perkataan bahasa asing selain bahasa
Melayu, nama buku, filem dan tajuk lagu, nama kapal dan spesies hidupan dan lain -
lain.
7. Menurut Anda, berita seperti apa yang memiliki news value di Kosmo! Online?
Berita human interest biasanya mendapat jumlah pembaca yang tinggi dalam Kosmo!
Online. Human interest dalam konteks Kosmo! Online adalah pelbagai, daripada kisah artis
ditangkap kerana mengamuk di balai polis sehinggalah cerita anggota bomba meninggal
dunia selepas 21 hari dipukul dalam rusuhan kuil di Subang Jaya, Selangor baru-baru ini.
Berita kontroversi melibatkan pemimpin negara dan ahli politik serta kes jenayah berprofil
tinggi atau kemalangan tragis juga mendapat rating yang tinggi.
8. Dalam pertanyaan sebelumnya, Anda menjawab bahwa pendapat publik
dipengaruhi oleh sejauh mana isu dimainkan oleh akhbar-akhbar bersi cetak dan
telivisyen, Apakah ada hal menarik melalui isu PATI yang ingin dicapai oleh media
Malaysia khususnya Kosmo! agar masyarakat terpengaruh oleh berita tersebut?
Isu PATI merupakan masalah yang melibatkan kepentingan dan kedaulatan negara
Malaysia. Ia juga melibatkan isu ekonomi dan keselamatan. Sememangnya menjadi tugas
dan tanggungjawab media di Malaysia untuk memberi kefahaman kepada masyarakat
berhubung isu ini tanpa membangkitkan kebencian masyarakat kepada mana-mana PATI
dari negara mana pun.
9. Dalam menulis sebuah berita apakah jurnalis Kosmo! Online berhak memasukkan
opini pribadi?
Tiada pendapat pribadi dimasukkan dalam berita. Namun, opini pribadi dibenarkan dalam
penulisan rencana.
10. Apakah jurnalis Kosmo! dan Kosmo! Online memiliki tugas yang berbeda? Atau
sama?
Jurnalis Kosmo! Online adalah orang yang sama. Jurnalis yang ditugaskan ke lokasi perlu
menghantar berita ringkas lima perenggan untuk disiarkan dalam slot berita terkini Kosmo!
Online. Selain itu, Kosmo! Online juga mempunyai petugas sendiri untuk melakukan
editing dan upload berita berkenaan ke laman web, Facebook dan Instagram.
11. Sebagai Senior News Editor (Pengarang berita kanan Kosmo!) apa saja tugas
dan tanggungjawab anda?
Senior News Editor (SNE) bertanggungjawab menggerakkan operasi pemerolehan berita
(news gathering) untuk kedua-dua Kosmo! Online dan Kosmo! versi cetak. Ini termasuk
merancang dan menentukan tugasan untuk jurnalis serta membuat penyuntingan ke atas
berita yang telah siap ditulis oleh jurnalis. SNE juga bertanggungjawab menyediakan
bahan-bahan (story dan gambar) untuk muka hadapan (frontpage) Kosmo! cetak.
Wawancara dengan wartawan Kosmo! Online melalui whatsapp pada 25 Januari
2019.
Nama : Taufik salimin
Posisi : Wartawan
E-mail : [email protected]
1. Apa saja tugas anda sebagai Jurnalis Kosmo! Online? Bagaimana pembagian
tugas jurnalis di Kosmo!?
Sebagai wartawan, saya perlu menghantar berita sama ada untuk dicetak atau online.
Untuk online, kebiasaannya berita ringkas yang mana apabila habis sesuatu program atau
tugasan, setiap wartawan perlu menghantar berita yang menceritakan secara ringkas inti
pati tugasan itu. Kadangkala perlu buat live untuk Facebook Kosmo! Online. Pembahagian
tugas pula adalah daripada ketua meja yang bertugas. Wartawan tidak boleh pilih
assignment.
2. Apa strategi anda dalam menuliskan berita agar layak dibaca pembaca?
Kemudian, bagaimana cara anda menentukkan angel berita?
Pada saya ia bergantung kepada kreativiti wartawan itu. Paling senang jika ia
membabitkan tugasan jenayah kerana banyak angle menarik yang diperoleh hasil
interview bersama pihak polis atau keluarga dan rakan-rakan mangsa. Pastikan angle itu
boleh dikembangkan kepada beberapa perenggan supaya cerita itu tidak mati.
3. Selama proses pembuatan berita hingga di publish, apakah semua tulisan murni
dibuat oleh jurnalis? Atau ada campur tangan editor?
Adalah lebih baik untuk berbincang atau brief editor supaya dapat angle yang menarik.
Minta idea daripada editor supaya berita itu boleh dikembangkan. Kadangkala campur
tangan editor dalam pemberian idea membantu wartawan menulis dengan baik.
4. Bagaimana cara anda mendapatkan sebuah berita dari awal hingga akhirnya di
publish? Khususnya dalam kasus PATI, siapa yang anda jadikan narasumber dan
mengapa?
Cara untuk dapatkan berita adalah melalui tugasan dan pelbagai sumber. Rajin bertanya
sumber jika ada isu menarik. Bagi kes PATI, wartawan dimaklumkan oleh Jabatan
Imigresen Malaysia mengenai operasi yang dijalankan jabatan itu.
5. Apakah dalam membuat sebuah berita ada ideologi media/ perusahaan yang
memengaruhi isi berita?
Kadangkala sahaja. Selalunya ia dipengaruhi sama ada isu itu menarik untuk
dikembangkan atau tidak.
6. Bagaimana social culture pembaca Kosmo! Online?
Saya suka baca komen netizen setiap kali berita dimuat naik ke media sosial terutama kes
jenayah, berita artis atau kenyataan menteri. Bagi saya, netizen ada yang suka baca tajuk
tanpa membaca isi cerita sehingga membuat andaian sendiri. Tetapi ada juga pembaca
yang akan mengajak orang lain untuk berdebat dan ternyata ia menarik.
7. Apa makna pembaca bagi anda?
Makna pembaca bagi saya adalah apabila orang itu baca keseluruhan berita dan
mengemukakan pelbagai soalan berbangkit. Idea pembaca juga menarik untuk
dibincangkan dan boleh diusulkan kepada editor untuk tugasan follow up.
8. Apakah anda selalu dituntut membuat berita untuk memenuhi ratting yang
tinggi?
Tidak, sebab tugas wartawan adalah menulis dan tuntutannya adalah menulis seberapa
banyak berita berdasarkan kepada tugasan yang diberikan.
9. Dalam menulis sebuah berita bagaimana posisi jurnalis Kosmo!? Apakah anda
sebagai jurnalis bersikap subjektif atau objektif?
Bersikap objektif iaitu menyampaikan sesuatu itu dengan jelas dengan tujuan pembaca
dapat manfaat.
10. Bagaimana pendapat anda mengenai kasus PATI di Malaysia khususnya PATI
asal Indonesia?
Sebenarnya ini masalah yang meruncingkan. PATI semakin ramai sehingga mengundang
rasa tidak selesa terutama wanita yang menggunakan pengangkutan awam. PATI
Indonesia sudah lama di sini kerana ada banyak pintu masuk di setiap sempadan namun
sikap dan disiplin mereka mengecewakan kerana ada yang kurang ajar.
11. Apa yang ingin anda sampaikan dalam menampilkan kasus PATI khususnya
asal Indonesia?
Apa yang cuba disampaikam adalah kesedaran iaitu tidak salah masuk ke negara orang
tetapi patuhilah undang-undang kerana bila terjadinya masalah, akan ada ejen yang
membawa masuk pekerja asing bersikap lepas tangan.
12. Adakah pesan khusus yang ingin anda sampaikan kepada pembaca dalam berita
PATI khususnya asal Indonesia?
Patuhilah undang-undang bagi mengelak sebarang masalah kerana jika anda buat masalah,
tidak ramai yang mahu menolong anda. Jangan percaya janji individu tertentu seperti ejen
sebaliknya fikir sebelum bertindak masuk ke negara ini.
13. Menurut anda, apakah ada perbedaan antara PATI asal Indonesia dengan PATI
asal negara lainnya?
Tiada. PATI tetap PATI, yang membezakan mereka adalah attitude, disiplin dan
pembawakan diri.
14. Adakah nilai-nilai tertentu yang anda jadikan pedoman dalam menuliskan
sebuah berita?
Pengajaran dan kesedihan supaya mereka nampak bahawa undang-undang itu lebih
berkuasa.
Wawancara dengan Wartawan Kosmo! Online melalui whatsapp pada 25 Januari 2019.
Nama : Ahmad Shaherman Shamsuri
Posisi : Wartawan Biro Selangor Kosmo!
E-mail : [email protected]
1. Apa saja tugas anda sebagai Jurnalis Kosmo! Online? Bagaimana pembahagian
tugas jurnalis di Kosmo!?
Sebagai wartawan tugas kami adalah untuk menghasil berita untuk Kosmo! Online dan
juga dalam Kosmo! cetak. Saya wartawan di Biro Selangor Kosmo! semua berita
melibatkan negeri ini perlu dibuat liputan.
2. Apa strategi anda dalam menuliskan berita agar layak dibaca pembaca?
Kemudian, bagaimana cara anda menentukan angel berita?
Berita mestilah mempunyai sumber yang sahih dan bukan dirujuk di laman sosial sahaja.
Angle yang pilih berdasarkan sama ada berita serupa pernah disiarkan sebelum ini atau
tidak. Jika kes jenayah, biasanya angle berita lebih bertumpu pada modus operandi atau
nilai rampasan oleh pihak berkuasa.
3. Selama proses pembuatan berita hingga di publish, apakah semua tulisan murni
dibuat oleh jurnalis? Atau ada campur tangan editor?
Di peringkat wartawan kami menulis semua berita berdasarkan bahan sedia ada dan
maklumat tambahan akan diberikan sekiranya diminta oleh editor.
4. Bagaimana cara anda mendapatkan sebuah berita dari awal hingga akhirnya di
publish? Khususnya dalam kasus PATI, siapa yang anda jadikan narasumber dan
mengapa?
Kami akan membuat rujukan bersama pihak berkuasa terlebih dahulu iaitu sumber sahih
kami sama ada Polis Diraja Malaysia, Pasukan Polis Marin, Maritim Malaysia (APMM)
atau Jabatan Imigresen.
5. Apakah dalam membuat sebuah berita ada ideologi media/ perusahaan yang
memengaruhi isi berita?
Bergantung kepada permintaan editor. Kadangkala ada maklumat tambahan yang
diperlukan dalam setiap berita yang mungkin tidak terdapat di akhbar pesaing lain.
6. Bagaimana social culture pembaca Kosmo! Online?
Mahukan berita yang cepat serta berita itu adalah daripada sumber yang sah.
7. Apa makna pembaca bagi anda?
Mereka yang selalu membaca artikel dalam semua akhbar cetak dan juga online.
8. Apakah anda selalu dituntut membuat berita untuk memenuhi ratting yang
tinggi?
Tidak semua, bergantung kepada berita tersebut, tetapi bagi kami wartawan akan cuba
menyampaikan berita dengan baik berdasarkan sumber yang sahih dan angle berlainan
dengan media lain.
9. Dalam menulis sebuah berita bagaimana posisi jurnalis Kosmo!? Apakah anda
sebagai jurnalis bersikap subjektif atau objektif?
Bergantung kepada sumber berita dan isi berita yang hendak disampaikan.
10. Bagaimana pendapat anda mengenai kasus PATI di Malaysia khususnya
PATI asal Indonesia?
Mereka seperti tidak serik masuk ke Malaysia melalui laluan yang tidak sah meskipun
banyak kali ditahan pihak berkuasa.
11. Apa yang ingin anda sampaikan dalam menampilkan kasus PATI khususnya
asal Indonesia?
Supaya ia dapat memberi pengajaran kepada mereka yang cuba menjadi PATI di negara
ini tentang ketegasan pihak berkuasa Malaysia dalam menangani isu PATI. Meskipun
pelbagai helah dan taktik digunakan ia tidak mematahkan semangat pasukan keselamatan
dalam membendung kemasukan PATI ke negara ini.
12. Adakah pesan khusus yang ingin anda sampaikan kepada pembaca
dalam berita PATI khususnya asal Indonesia?
Jika ingin datang sama ada melawat atau bekerja haruslah mengikuti laluan yang sah
kerana pasukan kesalamatan malaysia sentiasa bersiap sedia untuk berdepan dengan
PATI. Tiada jalan mudah untuk meloloskan diri.
13. Menurut anda, apakah ada perbedaan antara PATI asal Indonesia dengan
PATI asal negara lainnya?
Mereka antara PATI yang teramai berada di negara ini dan juga paling ramai
menggunakan laluan air untuk masuk ke Malaysia ini kerana mungkin sempadan kedua-
dua negara adalah dekat. Selain itu, mereka juga banyak terlibat dengan kes-kes jenayah
di negara ini.
14. Adakah nilai-nilai tertentu yang anda jadikan pedoman dalam menuliskan
sebuah berita?
Sumber yang sah, tidak memanipulasi berita, bebas dan tidak berat sebelah.