responsi diare berkepanjangan pada anak
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyrakat dan merupakan salah
satu penyebab kematian tertinggi di negara berkembang termasuk Indonesia pada
anak, terutama usia dibawah 5 tahun.1
Diare akut masih merupakan salah satu diantara penyebab-penyebab
utama dari morbiditas dan mortalitas anak-anak di negara berkembang, dengan
perkiraan sebanyak 3-5 milyar kasus setiap tahun di dunia (WHO 1982) dan
sekitar 5-18 juta kematian setiap tahunnya adalah disebabkan diare akut.
Kematian ini dapat disebabkan karenadehidrasi akut atau karena lingkaran sebab
akibat dari diare – malnutrisi – infeksi. Pada anak di bawah umur 2 tahun
enteropatogen didominas oleh Rotavirus dan E.coli.2
Pada 1970an, infeksi bakteri diperkirakan masih menjadi penyebab diare
pada anak terbanyak di Indonesia. Penelitian selanjutnya memberikan bukti
bahwa penyebab terbanyak adalah virus. Hal ini mengingatkan kita bahwa
antibiotika bukan terapi utama pada diare. Diare menyebabkan hilangnya
sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai dengan acidosis metabolic
karena kehilangan basa.3
Meskipun angka kejadian diare kronik adalah relatif kecil bila
dibandingkan dengan diare akut namun diare kronik sangat berperan dalam
morbiditas, mortalitas, dan malnutrisi terutama pada anak.2
Diare karena infeksi virus umumnya bersifat self limiting, sehingga yang
harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi atau memberikan
rehidrasi bagi pasien yang dehidrasi serta memberikan nutrisi yang tepat.3
Diare juga erat hubungannya dengan kurang gizi, setiap episode diare
dapat menyebabkan kekurangan gizi oleh karena adanya anoreksia dan
berkurangnya kemampuan enyerap sari makanan, sehingga apabila episodenya
berkepanjangan akan berdampak terhadap pertumbungan dan kesehatan anak.1
BAB 2
1
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama : An. S
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 1 tahun 5 bulan
BB : 10 kg
Alamat : Gebang Lor Kanoman No.I
Ayah : Tn. W
Usia : 35 tahun
Pekerjaan : Supir
Ibu : Ny. M
Usia : 26 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal MRS : 26 Agustus 2015 pukul 16.00
Tanggal pemeriksaan : 2 September 2015 pukul 10.00
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama: Mencret
Riwayat Penyakit Sekarang:
- Pasien datang ke IGD dengan keluhan mencret pada 6 jam SMRS.
Sebanyak >10x, konsistensi cair sebanyak ± ½ gelas aqua berwarna
kuning keabuan, sedikit ampas berwarna kuning, lendir (-), darah (-), dan
bau amis (-).
- Pasien muntah bersamaan dengan diarenya. Pasien muntah setiap kali
pasien minum susu, muntah cair, berisi susu ± ¼ gelas aqua, dan sudah
>6x. Pasien terus merasa kehausan sehingga walaupun muntah pasien
terus meminta minum.
- Demam 1 hari SMRS, demam hanya sumer-sumer saja. Demam terus
menerus, dan belum diberi obat. Pasien demam terlebih dahulu baru diare
dan muntah.
2
- Batuk (grok2) 1 hari SMRS, tapi tidak bisa mengeluarkan dahak. Pasien
batuk tidak terus-terusan.
- Pilek 1 hari SMRS, ingus berwarna putih bening, dan cair.
- Selama 6 jam terakhir orangtua pasien tidak tau seberapa banyak BAKnya
karena pampersnya berisi dengan mencret setiap kali mengganti pampers.
Bibir pasien kering, rewel, menangis sedikit mengeluarkan air mata, dan
terlihat mata cowong. Pasien tidak mau makan.
- Sesak nafas (-), kejang (-), keluar cairan/nyeri di telinga (-), kalau pipis
anak menangis (-), gusi berdarah (-), merah-merah dikulit (-).
- Belum diberi pengobatan untuk diare dan demam sebelumnya,
- Tidak ada riwayat bepergian ke daerah endemis sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu:
- Sebelumnya tidak pernah sakit diare seperti ini
- Beberapa hari sebelumnya tidak ada yang menderita diare dalam keluarga
yang tinggal serumah
- Beberapa hari sebelumnya tetangga dan teman bermainjuga tidak ada yang
menderita diare
- Riwayat kejang, alergi disangkal
- 3 hari SMRS pasien rawat inap di RS Haji dengan keluahan demam dan
nyeri saat makan
Riwayat Penyakit Keluarga:
- Riwayat alergi makanan dan obat : disangkal
- Riwayat asma, rinitis alergi : disangkal
Riwayat Sosial:
- Pasien merupakan anak pertama
- Pasien tinggal di kos dengan ventilasi yang kurang baik bersama dengan
ayah dan ibunya dan diasuh sendiri oleh ibunya
3
- Sumber air menggunakan air PDAM dan minum menggunakan air galon
isi ulang.
Riwayat Kehamilan:
- Ibu pasien rutin kontrol di bidan selama hamil.
- Tidak pernah menderita sakit selama hamil.
- Tidak pernah minum obat atau jamu selama hamil.
Riwayat Kelahiran:
Pasien lahir di bidan, usia kehamilan 9 bulan, SC, berat lahir 3500 gr, nafas
spontan dan langsung menangis.
Riwayat Neonatal:
Lahir langsung menangis, warna kulit kemerahan, sianosis (-), anemis (-),
ikterik (-).
Riwayat Imunisasi:
Ibu pasien tidak membawa KMS, dan menurut pengakuan ibu pasien
imunisasi lengkap diikuti sesuai KMS di puskesmas, kecuali campak.
Riwayat Tumbuh Kembang:
Pasien sudah bisa berjalan sendiri perlahan-lahan.
Berbicara 2 kata, sudah bisa meminta susu, makan jika lapar dan berkata
kenyang
Riwayat Nutrisi:
- ASI 0 – 1 minggu.
- Formula 1 minggu – sekarang >10 botol/hari @90cc
- MPASI mulai umur 6 bulan
- Riwayat gizi sekarang : Nasi + Lauk pauk tercukupi menurut pengakuan
ibunya, 3x sehari dengan menu bervariasi.
4
- Karbohidrat : nasi, sayur dan buah suka, protein : ikan dan telur, susu
formula ± 10 botol. Anak sangat lahap, setelah diare ini nafsu makan anak
menurun.
Status Gizi
Umur 1 tahun 5 bulan, BB = 10 kg, PB = 80cm
Berdasarkan Standar Antropometri WHO 2005
IMT : BB/PB2 = 10/0,64 = 15,625
IMT/U = -1 SD s/d Median
Jadi, status gizi tergolong normal
2.3 Pemeriksaan Fisik (tanggal 2 September 2015, MRS hari ke 8)
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
GCS : 456
Tanda Vital
- RR : 27x/menit
- Nadi : 123x/menit
- Suhu axila : 37,1°C
Berat badan : 10 kg
Panjang badan : 80 cm
Status Generalis:
Kepala Normosefal, lesi (-), rambut hitam tidak mudah dicabut.
A/I/C/D : -/-/-/-
Ubun-ubun besar menutup
Mata Sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-), lensa keruh (-), mata
cowong (-)
THT Bentuk normal, sekret hidung (-), sekret telinga (-), tonsil dbN,
faring dbN, hiperemis (-), lidah kotor (-).
5
Leher Pembesaran KGB (-), deviasi trakhea (-).
Thorak Normochest, simetris, retraksi (-).
Paru Gerak nafas simetris, retraksi (-), suara nafas vesikular, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-).
Jantung S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-).
Abdomen - Inspeksi: distensi (-), lesi (-).
- Palpasi: supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-), turgor :
cukup
- Perkusi: timpani pada seluruh lapang abdomen.
- Auskultasi: bisung usus (+) normal.
Ekstremitas Akral hangat/kering/merah (+), edema (-), sianosis (-), CRT < 2”
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Lab 26 Agustus 2015 (MRS hari ke 1)
Darah Lengkap:
Hb 13,1 g/dl
Leukosit 10.040 /mm3
Hematokrit 37,6 %
Trombosit 308.000 /mm3
Lab 28 Agustus 2015 (MRS hari ke 3)
Urine lengkap:
- Bj : 1,015
- pH : 5,0
- Nitrit, Protein, Keton, Bilirubin : negatif
- Glukosa, Urobilin : normal
6
- Sedimen Ery, Leko, Epithel : 0-1; Cylind, Bact, Cryst, Lain-lain : negatif
Feses lengkap:
- Makroskopis :
Bentuk : lembek
Warna : kuning
Lendir : negatif
Darah : negatif
Lain-lain : negatif
- Mikroskopis :
Eritrosit : 0-1
Leukosit : 1-2
Telur cacing, larva, trophozoit, amoeba, cysta : negatif
2.5 Resume
- Anak S, perempuan usia 1 tahun 5 bulan, BB 10 kg.
- Mencret>10x, konsistensi cair sebanyak ± ½ gelas aqua berwarna kuning
keabuan, sedikit ampas berwarna kuning, lendir (-), darah (-), dan bau amis (-).
- Muntah >6x setiap minum susu, cair, berisi susu ± ¼ gelas aqua
- Mata cowong (+), mukosa mulut kering. Anak tidak mau makan, anak merasa
sering haus (keinginan minum lebih sering), rewel, saat menangis sedikit
mengeluarkan air mata. Bak sulit dievaluasi karena pampers berisi mencret.
- Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. RR 28x/menit;
nadi 123x/menit; suhu axila 37,1°C.
- Laboratorium : Hb : 13,1 g/dl; Leukosit : 10.040 /mm3; Hematokrit : 37,6 %;
Trombosit : 308.000 /mm3; Pemeriksaan mikroskopis feses leukosit 1-2.
2.6 Problem List
- Diare
- Muntah
- Dehidrasi
7
- Demam
- Batuk, Pilek
2.7 Assesment
Diare Berkepanjangan dengan Dehidrasi sedang (status terehidrasi)
2.8 Planning
A. Diagnosis
- Kimia klinik
- Kultur feses
B. Terapi
- KAEN 3B 1000cc/24 jam
- Zinc syrup 1 x I cth
- L-Bio 2 x 1 sachet
C. Monitoring
- Keluhan pasien
- Tanda vital (TD, RR, nadi, suhu)
- Input dan output cairan
- Makan dan minum pasien, masuknya obat
D. Edukasi
- Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit pasien.
- Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai pemeriksaan dan
pengobatan pasien.
- Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai komplikasi yang dapat
terjadi.
- Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa pasien membutuhkan asupan
cairan dan makanan yang cukup, perlunya menjaga hygiene anak dan
snitasi lingkungan, menjaga kebersihan peralatan minum seperti dot dan
minimal memiliki 3 – 4 botol susu dan setelah dipakai langsung dicuci,
memasak air yang akan digunakan.
8
- Menjelaskan kepada keluarga pasien agar memberikan makanan yang
sehat dan seimbang.
- Orang tua diminta untuk membawa kembali anaknya ke Pusat Pelayanan
Kesehatan jika ditemukan hal sebagai berikut : Demam, Tinja berdarah,
Makan/minum sedikit, Sangat haus, Diare makin sering dan tidak
membaik dalam 3 hari.
2.9 Prognosis
- Ad vitam : dubia ad bonam
- Ad fungtionam : dubia ad bonam
- Ad sanationam : dubia ad bonam
9
BAB 3
PEMBAHASAN
Anak perempuan usia 1 tahun 5 bulan, datang dengan keluhan utama
mencret. Pasien datang ke IGD dengan keluhan mencret pada pagi hari pukul
10.00 WIB. Pasien diare >10x, konsistensi cair sebanyak ± ½ gelas aqua berwarna
kuning keabuan, sedikit ampas berwarna kuning, lendir (-), darah (-), dan bau
amis (-).
Dari anamnesis keluhan utama terpenuhi sebagai kriteria diare. Diare akut
adalah meningkatnya frekuensi, bertambah cairnya, atau bertambah banyaknya
tinja yang dikeluarkan relatif terhadap kebiasaan yang ada pada penderita (dan
berlangsung tidak lebih dari seminggu. Apabila diare berlangsung antara 1
minggu – 2 minggu maka dikatakan sebagai diare yang berkepanjangan
(Prolonged Diarrhea). Berdasarkan WHO tahun 2009 pembagian diare adalah
Diare akut, diare kronik, dan diare berdarah. Diare akut adalah diare lebih dari 3
kali sehari berlangsung kurang dari 14 hari dan tidak mengandung darah
sedangkan diare persisten adalah diare yang berlangsung selama 14 hari atau
lebih.2,7
Pada anamnesa, tidak didapatkan darah dan lendir. Penyebab diare tanpa
darah dan lendir bisa karena virus. Virus seperti rotavirus menginvasi dan
berkembang biak di dalam epitel vili usus halus, sehingga menyebabkan
kerusakan sel epitel dan pemendekan vili. Hilangnya sel vili yang secara normal
mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian sementara oleh sel kripta yang belum
matang, menyebabkan malabsorbsi, sekresi air dan elektrolit oleh sel kripta imatur
dan defek transpor akibat efek toksin protein virus. Keadaan ini tampak pada tinja
penderita yang berbentuk cair dan tidak terdapat darah pada tinja penyembuhan
terjadi bila vili mengalami regenerasi dan epitel vili menjadi matang.5
10
Pada pasien terjadi diare berkepanjangan yaitu diare berlangsung selama 8
hari. Prolonged diare dapat terjadi karena kerusakan mukosa usus berkepanjangan
dengan akibat malabsorbsi, peningkatan absorbsi protein asing, hormon enterik
berkurang serta pertumbuhan kuman berlebihan. Terjadi suatu sindrom “post
enteritis” yang merupakan sebab dan akibat sejumlah faktor yang multikompeks.8
Ibu pasien juga mengeluhkan bahwa anaknya muntah setiap kali minum
susu, muntah cair, berisi susu ± ¼ gelas aqua, dan sudah >6x bersamaan dengan
mencretnya. Muntah dapat menyebabkan hilangnya elektrolit sehingga terjadi
ketidak seimbangan elektrolit Na dan K. Pasien tidak mengalami kembung
sehingga bisa menyingkirkan hipokalemia. Pasien juga tidak mengalami kejang
sehingga bisa menyingkirkan adanya hipo atau hipernatremia. Tanda sesak nafas
dan pola nafas cepat juga tidak didapatkan yang biasanya terjadi pada gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit.4
Pasien terus merasa kehausan sehingga walaupun muntah pasien terus
meminta minum. Selama 6 jam terakhir pasien belum BAK karena pampersnya
masih kering. Bibir pasien kering, rewel, menangis sedikit mengeluarkan air mata,
dan terlihat mata cowong.
Tanda dehidrasi yang dialami anak tergolong dehidrasi ringan/sedang
menurut kriteria WHO. Tanda-tandanya anak memiliki dua atau lebih kriteria
sebagai berikut, rewel/gelisah, mata cekung, minum dengan lahap/haus, dan
cubitan kulit kembali lambat. Berdasarkan IDAI dan UNAIR klasifikasi dehidrasi
dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat dan anak tersebut tergolong
sebagai dehidrasi sedang. Dehidrasi ringan ditandai degan rasa haus dan oligouria
ringan. Dehidrasi sedang ditambah dengan tanda jaringan seperti turgor kulit
menurun, ubun-ubun besar cekung, dan mata cekung.2,5,7
Penyebab dehidrasi pada pasien karena hilangnya dalam jumlah besar air
dan elektrolit, terutama natrium dan kalium. Terjadi perubahan absorbsi dan
sekresi.2 Penyebab dari diare Enteral seperti infeksi virus : Rotavirus, adenovirus,
Bakteri : Salmonella, shigella, E-Coli, Yersinia, Campylobacter. Parasit, protozoa,
jamur, dan intosikasi makanan. Infeksi parenteral seperti ISPA (pasien mengeluh
batuk pilek serta sumer dan 2 hari SMRS pasien rawat inap karena demam dan
nyeri telan), ISK (pasien menyangkal jika menangis saat BAK), OMA (nyeri
11
telinga dan pengeluaran sekret disangkal). Komplikasi seperti intoleransi laktosa
dengan gejala pantat merah disangkal. Feses bau asam disangkal. 5
Diare mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh. Sehingga kebutuhan
nutrisi sangat dibutuhkan dalam penanganan diare. Dalam kasus ini anak berusia 1
tahun 5 bulan dengan BB 10kg. Dengan rumus 2n+8 maka nilainya adalah 10.
10/10 x 100% = 100. Status gizi anak tergolong baik.
Penatalaksanaan anak pada kasus ini berupa :
1. Rehidrasi / cairan
2. Zinc
3. Nutrisi
4. Ab selektif (pada kasus ini tidak diberikan karena tidak ada indikasi)
5. Edukasi kepada ibu
1. Cairan KAEN 3B 1000cc / 24 jam
Pemilihan KAEN 3B sebagai larutan rumatan untuk memenuhi kebutuhan
harian air dan elektrolit dengan kandungan cukup untuk mengganti ekskresi
harian, pada keadaan asupan oral terbatas. Untuk memantau respons terhadap
cairan tersebut menggunakan pengamatan klinik seperti tangisan anak, aktivitas,
turgor kulit, nadi, dan tekanan darah.5
2. Zinc syr 1 x I cth
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut terbukti mengurangi lama
dan beratnya diare, mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan. Dosis zinc
untuk anak-anak : anak dibawah umur 6 bulan : 10 mg(1/2 tablet) per hari; anak
diatas umur 6 bulan : 20mg (1 tablet) per hari; diberikan selama 10-14 hari
berturut-turut. Cara pemberian tablet zinc : unutk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan
dengan air matang, ASI, atau oralit. Untuk anak-anak yang lebih besar, zinc dapat
di kunyah atau dilarutkan dalam air matang atau oralit.
3. Nutrisi
Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada
waktu anak sehat untuk pengganti nutrisi yang hilang serta mencegah agar tidak
menjadi gizi buruk. Adanya perbaikan nafsu makan akan menandakan fase
kesembuhan, jika masih minum ASI, ASI tetap diberikan dengan frekuensi lebih
12
sering dari biasanya. Anak umur 6 bulan ke atas sebaiknya mendapat makan
seperti biasanya.
4. Antibiotik
Antibiotik tidak diberikan pada pasien ini kecuali dengan indikasi yaitu
diare berdarah dan kolera. Pemantauan dilakukan setelah 2 hari pengobatan,
dilihat apakah ada perbaikan tanda-tanda seperti tidak adanya demam, diare
berkurang, dan peningkatan nafsu makan. Jika tidak ada perbaikan maka amati
adanya penyulit, hentikan pembeian antibiotik yang sensitif berdasarkan area.
5. Edukasi
Orangtua diminta untuk membawa kembali anaknya ke Pusat Pelayanan
Kesehatan bila ditemukan demam, tinja berdarah, makan/minum sedikit, sangat
haus, diare makin sering atau tidak membaik dalam 3 hari. Indikasi rawat inap
pada penderita diare akut berdarah adalah malnutrisi, usia kurang dari satu tahun,
menderita campak pada 6 bulan terakhir, adanya dehidrasi dan disentri yang
datang sudah dengan komplikasi.5
Pemeriksaan penunjang yang dilakkan pada pasien ini adalah kimia klinik
dan kultur feses. Kimia klinik dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit darah.
Kultur feses dilakukan karena pada pemeriksaan mikroskopis feses
ditemukan leukosit 1-2, dan secara klinis diare pada anak ini menjadi diare
berkepanjangan.
Selama diare terjadi beberapa perubahan yang berhubungan dengan nutrisi
yaitu maldigesti, penurunan aktivitas absorbsi, kehilangan nutrien langsung ke
dalam usus, kompetisi terhadap nutrien meningkat, masukan makan peroral
menurun sehinga penambahan berat badan setelah perawatan mungkin tidak dapat
mencapai berat badan sebelum diare. Pemberian probiotik juga menguntungkan
pada pasien diare. Probiotik berisi flora normal usus yang diharapkan dapat
kompetitif terhadap kuman patogen yang ada diusus, meningkatkan sekresi IgA,
dan memiliki sifat proteolitik kuman patogen. Dan pada penelitian diare dengan
menggunakan probiotik dapat menurunkan lama perawatan ± 1 hari.
Selama pengobatan yang diberikan selama MRS 9 hari hingga pasien
KRS, gejala klinis pasien menalami perbaikan. Keluhan menret, muntah, demam,
batuk dan pilek serta komplikasi tidak didapatkan dari diare berkepanjangan yang
13
diderita oleh pasien. Nafsu makan dan minum pasien membaik dan sudah tidak
rewel. Prognosis (ad Vitam, Sanationam, dan Functionam) tergolong dubia ad
bonam.
FOLLOW UP
2 September 2015
S - An S / P / 1 tahun 5 bulan / 10 kg
- Mencret 3x, berwarna kuning, konsistensi lembek, lendir (-), darah (-),
volume ¼ gelas aqua
- Muntah (-), demam (-), Batuk (-), Pilek (-)
- Mata cowong (-), anak sudah tidak rewel, makan dan minum dbN, BAK
dbN sehari mengganti pampers 5-7x dengan volume penuh.
O KU: cukup
Kesadaran: compos mentis
GCS: 456
RR: 24x/menit
Nadi: 123x/menit
Suhu axila: 37,1°C
Kepala/Leher : a/i/c/d : -/-/-/-
UUB menutup, mata cowong : -/-
Faring hiperemia (-), lidah kotor (-)
Thorax :
Pulmo : bentuk simetris, gerak nafas
simetris, retraksi (-), Rh -/-, Wh-/-,
Ves/ves
Cor : S1S2 tunggal, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen :
I : distended (-)
P : supel, nyeri tekan (-)
P : meteorismus (-)
A : bising usus (+) normal
Ext : akral hangat, edema (-),
CRT < 2”, sianosis (-)
14
A Diare berkepanjangan dengan dehidrasi sedang (status terehidrasi)
P - Infus KAEN 3B 1000cc/24 jam
- Zinc syr 1 x I cth
- L-Bio 1 x 1 sachet
3 September 2015
S - An S / P / 1 tahun 5 bulan / 10 kg
- Mencret (-), Muntah (-), demam (-), Batuk (-), Pilek (-), Mata cowong
(-), anak sudah tidak rewel, makan dan minum dbN, BAK dbN sehari
mengganti pampers 5-7x dengan volume penuh.
O KU: cukup
Kesadaran: compos mentis
GCS: 456
RR: 24x/menit, Nadi: 120x/menit, Suhu axila: 36,8°C
Kepala/Leher : a/i/c/d : -/-/-/-, UUB menutup, mata cowong : -/-
Faring hiperemia (-), lidah kotor (-)
Thorax :
Pulmo : bentuk simetris, gerak nafas simetris, retraksi (-), Rh -/-, Wh-/-,
Ves/ves
Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
I : distended (-)
P : supel, nyeri tekan (-)
P : meteorismus (-)
A : bising usus (+) normal
15
Ext : akral hangat, edema (-), CRT < 2”, sianosis (-)
A Diare berkepanjangan dengan dehidrasi sedang (status terehidrasi)
P Pasien KRS
16