restorasi gigi. bahan marisa
TRANSCRIPT
RESTORASI GIGI
Restorasi gigi di bidang kedokteran gigi ada 2jenis, yaitu :
1. Restorasi plastis
2. Restorasi non plastis
Restorasi plastis ,yaitu: - Amalgam
- Komposit
- Compomer
- GIC
Restorasi non plastis yaitu : - mahkota selubung (full case crown)
- mahkota jaket
- mahkota pasak
- mahkota pigura
AMALGAM
Amalgam yaitu suatu paduan antara merkuri (Hg) dan suatu alloy.
Komposisi alloy amalgam adalah :
1. Ag (perak) : 68,50 %
2. Sn (timah putih) : 25,50 %
3. Au (emas) : 5 %
4. Zn (seng) : 1%
Kebaikan dari dental amalgam : compressive strength baik
mudah memanipulasinya, mudah beradaptasi dengan cairan mulut dan
harganya relatif murah.
Kekurangan amlagam :
- Estetik kurang baik
- Konduktor panas
- Mudah korosi
Indikasi tumpatan amalgam : klas I, klas II posterior
Kontraindikasi tumpatan amalgam :
- dibutuhkan estetik
- karies luas melibatkan cups
- gigi antagonis lain (emas)
Manipulasi amalgam :
1. Perbandingan alloy dengan Hg yang tepat sehingga didapatkan massa
yang plastis, umumnya perbandingannya 6:7 atau 5 :8
2. Tirturasi
Membasahi seluruh permukaan partikel alloy dengan merkuri pada proses
amalgamasi. Secara manual dengan menggunakan mortar pastle dan
mekanik dalamperbandingan tertentu yang sudah ada dalam bentuk
kapsul.
3. Kondensasi
Tujuannya nuntuk mengeluarka sisa Hg sehingga di capaikepadatan yang
maksimal dengan jumlah Hg yang cukup. Lebih baik dalam melakukan
kondensasi menggunakan instrumen yang permukaan rata dan kecil,
sehingga amalgam dapat teradaptasi baik pada dinding kavitas.
4. Carving
Tujuannya untuk mendapatkan kontur dan bentuk anatomi gigi yang tepat
5. Polishing
Dilakukan 24 jam penumpatan karena reaksi pengerasan amalgam terjadi
secara sempurna setelah 24jam atau lebih. Bila kurang dari itu maka akan
mengurangi kekuatan amalgam
KOMPOSIT
Suatu bahan tumptan yang terdiri dari satu atau dua bahan dengan komposisi
kimia yang berbeda sehingga diperolehn hasil akhir yang baik.
Kelebihan dari tumpatan komposit :
- Sesuai dengan warna gigi
- Estetik lebih baik terutama untuk gigi anterior
Resin komposit mempunyai komposisi sebagai berikut :
a. Matriks resin
- Bahan utama dalam tumpatan komposit
- bisphenol A glycidyl methacrylate (BIS-GMA)
b. Filler (bahan pengisi)
- Glass borosilikat
- Lithium alumino silikat
- Kwarsa kristalin
- Silika barium aluminoborate
Bahan pengisi dari resin komposit, berfungsi :
- Untuk memperbaiki sifat mekanik (seperti kekuatan, kekakuan,
kekerasan dan resisten terhadap abrasi)
- Mengurangi kekasaran permukaan
- Meningkatkan estetik
- Mengurangi kontraksi waktu pengerasan
- Mengurangi panaswaktu polimerisasi
- Menyebabkan radiopaq pada resinkomposit
c. Coupling agent ,untuk memperkuat ikatan antara bahan pengisi
terhadap matrik resin ,yang banyak digunakan vinyl silane berikatan
secara khemis. Berfungsi sebagai :
- Memperbaiki sifat fisik dan mekanis dari resin
- Mencegah cairan dari penetrasi kedalam filler-resin
d. Penghambat polimerisasi (inhibitor), untuk mencegah polimerisasi
selama
penyimpanan (misal:hydroquinone,monomethyl ether hydroquinone )
e. Inisiator (bahan pemula polimrisasi)
Tersier aromatic amin, untuk jenis komposit pasta dan pasta atau pasta
dengan cairan bensoin methil eter, untuk polimerisasinya dengan sinar
UV alfa diketon, dengan sinar tampak.
f. Bahan pemercepat polimerisasi (accelerator)
Bahan kimia yaitu amina aromatis tersier yang ditambahkan pada base
untuk mempercepat polimerisasi.
g. Opacifiers
Tujuan bagi penambahan opacifiers adalah komposit terlihat di dalam
sinar-X. Bahan yang sering dipergunakan adalah titanium dioksida dan
aluminium dioksida.
Berdasarkan pada ukuran bahan pengisi ( klasifikasi klasik ) :
1. Macrofilled
2. Microfilled
3. Hybrid
ETSA
Asam fosfor adalah bahan etsa yang digunakan dengan Kosentrasi 35
hingga 50% Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasikan perbaikan
ikatan antara permukaan email-resin, asam meninggalkan permukaan email yang
bersih, yang memungkinkan resin membasahi permukaan dengan lebih baik. Dan
meninggalkan permukaan yang secara mikroskopis tidak teratur. Jadi, bahan etsa
membentuk lembah dan puncak pada email yang memungkinkan resin terkunci
secara mekanis pada permukaan yang tidak teratur tersebut. Resin “tag” kemudian
menghasilkan suatu perbaikan ikatan resin pada gigi. Panjang tag yang efektif
sebagai suatu hasil etsa pada gigi anterior dewasa adalah 7-25 µm.
Keuntungan utama dari bonding adalah dapat menjamin bahwa resin membasahi
gigi dengan baik dan terbentuk resin tag yang maksimal. Sebagai hasil
polimerisasi, aliran komposit berkurang. Dengan berkurangnya aliranini,
kemampuan resin berkurang. Walaupun ada pengurangan daya alir, yang tentu
saja tidak terjadi pada sistem sinar, penggunaan bahan bonding mungkin
merupakan suatu takaran pengaman yang baik bahkan untuk resin ini. Bahan
bonding juga menguntungkan untuk resin pasi mikro yang agak lebih kental.
BONDING AGENTS
Bonding digunakan bersama komposit untuk memberikan perlekatan yang
cukup pada enamel dan dentin sehingga dapat melawan gaya yang disebabkan
oleh polimerisasi dari komposit dan kekuatan oklusi.
Bonding mengandung bahan :
- Etanol (aktivator)
- Bisfanol glisidil metakilat
- Benzoil peroksida
- Fosforik eter
Manipulasi resin komposit
a. Isolasi daerah kavitas gigi, menghindari kontaminasi saliva
b. Aplikasi etsa selama 20menit
c. Bilas dengan air dan keringkan hingga berwarna putih
d. Bagian enamel yang di etsa di ulasi bonding sehingga memperbaiki
retensi dab mengurangi kebocoran marginal, sinar selama 20 detik
e. Aplikasi resin kmposit (sinar 40detik) selapis demi lapis
COMPOMER
Compomer merupakan kombinasi glass ionomer dengan resin komposit dalam
satu kemasan, kekuatan mendekati resin komposit karena filler yang ada adalah
mikrofiller
Compomer dipergunakan untuk tumpatan kelas V, tumpatan posterior gigi dan
tumpatan klas III.
GLASS IONOMER
Keunggulan dari glass ionomer :
1. Semen glass ionomer memberikan estetik yang baik, terutama sebagai
restorasi pada gigi anterior.
2. Semen glass ionomer memiliki compressive strength dan hardness lebih
kecil dari semen silikat.
3. Semen glass ionomer bersifat brittle sehingga tidak digunakan untuk
tambalan di bagian oklusal yang menahan daya kunyah besar.
4. Semen glass ionomer berikatan kimia dengan enamel dan dentin, sehingga
dapat digunakan khusus sebagai bahan restorasi cavitas kelas lll dan kelas
V
5. Untuk restorasi erosi pada daerah gingival.
6. Bersifat antikariogenik, yaitu dapat mencegah terjadinya karies seperti
halnya semen silikat. Hal ini dikarenakan terjadi pembebasan flouride oleh
semen. Demikian halnya dengan enamel yang berkontak dengan restorasi
semen tersebut, akan memperoleh flouride sehingga dapat meningkatkan
daya tahan terhadap asam.
Kekurangan dari glassionomer :
- Estetik < komposit
- Resistensi terhadap abrasi kurang
Klasifikasi (Menurut Combe 1992) :
Terdapat 3 jenis semen:
- Tipe I : luting cement
- Tipe II : restoratif
II.1 Restoratif aesthetics
II.2 restoratif reinforced , untuk gigi posterior
- Tipe III : bahan lining dan fissure sealant
Menutup fissure oklusal
Sebagai lining dibawah tumpatan komposit
Glass ionomer dapat digunakan sebagai :
- Basis ( high strength )
- Tumpatan kelas V
- Pit and fissure sealant
- Penyemenan orthodontic bands
- Tumpatan permanen
Manipulasi glass ionomer ;
1. Dual cure
2. Auto cure
Untuk mengembalikan fungsi estetik dari suatu gigi, terkadang tidak cukup hanya
dengan pemutihan/bleaching gigi saja tetapi diperlukan suatu perawatan lanjutan yaitu
berupa restorasi untuk memperbaiki bentuk atau susunan dari suatu gigi. Berikut ini
adalah beberapa pilihan restorasi yang dapat dipilih untuk memperbaiki fungsi estetik
gigi sebagai kelanjutan dari perawatan bleaching.
1. Restorasi Komposit
Jika diperlukan suatu restorasi komposit untuk mengganti restorasi komposit yang
telah berubah warna atau untuk mengembalikan bentuk gigi akibat karies maka
lebih baik menunggu setelah proses perawatan bleaching selesai dilakukan yaitu
sedikitnya diperlukan waktu selama 2 minggu. Hal ini disebabkan karena masih
banyaknya oksigen yang terdapat dalam gigi sehingga kekuatan ikatan enamel gigi
masih lemah. Warna komposit yang lebih cerah/ringan dari gigi asli dapat dipilih.
2. Veneers Porcelain
Veneer porcelain, secara klinis terbukti selain dapat mengkoreksi gigi yang
mengalami kelainan bentuk, atau ukuran juga dapat mengkoreksi gigi yang
mengalami perubahan warna yang berat. Biasanya dilakukan perawatan bleaching
terlebih dahulu untuk mengatasi masalah perubahan warna yang terjadi. Bila
dengan perawatan bleaching dapat berhasil maka veneer porcelain tidak diperlukan.
Tetapi terkadang perubahan warna yang dihasilkan dari proses bleaching hanya
dapat memberikan perubahan warna yang tidak signifikan sehingga diperlukan
restorasi tambahan yaitu veneer porcelain. Dilakukannya proses bleaching sebelum
veneer porcelain akan menghilangkan kebutuhan warna opaque porcelain atau
semen opaque pada akhir restorasi sehingga akan memperbaiki penampilan veneer
dengan menghasilkan warna translucent yang lebih natural pada gigi pasien. Seiring
berjalannya waktu bila veneer gigi mengalami perubahan warna akibat regresi
warna, hal ini dapat ditanggualangi dengan melakukan bleaching dari aspek palatal.
Prosedur ini sangat efektif karena perokside dapat berdifusi secara bebas pada
daerah yang tidak direstorasi.
Hanya saja prosedur ini memerlukan waktu yang agak panjang untuk mendapatkan
hasil warna yang lebih cerah. Aplikasi veneers dapat dilakukan 6-8 minggu setelah
proses bleaching selesai dilakukan.
3. All Ceramic Crown
Seiring bertambahnya usia, gigi biasanya akan menjadi lebih gelap warnanya
karena banyak menyerap noda makanan dan minuman. Hal ini dapat diatasi
dengan mengganti mahkota porcelain yang lama dengan mahkota porcelain yang
baru dengan warna yang lebih gelap. Hal ini dapat diterima bila mahkota porcelain
yang lama mengalami retak dan terdapat karies sekunder di daerah margin.
Namun jika diperlukan suatu restorasi mahkota gigi anterior dengan warna yang
lebih cerah dan dilain pihak sulit untuk memperoleh warna gigi yang sama dengan
gigi sebelahnya maka tepat bila dilakukan proses bleaching terlebih dahulu untuk
mendapatkan shade warna yang lebih mudah direplikasi di mahkora porcelain.
Aplikasi dari mahkota porcelain ini sedikitnya 6 minggu setelah dilakukan proses
bleaching
Mahkota Pasak
Mahkota pasak adalah restorasi pada gigi yang telah dilakukan perawatan
saluran akar, sebagian besar mahkota gigi rusak karena karies atau trauma, retensi
utama mahkota diletakkan di dalam saluran gigi berupa pasak.
Bagian dari pasak masuk di dalam saluran akar, mahkota memiliki inti atau
core mahkota pasak, berfungsi mendukung mahkota selubung (cukup kuat
menahan daya kunyah, mudah fraktur atau berubah posisi).
Gigi yang telah selesai dilakukan pengisian saluran akar, dapat dilakukan
restorasi pasak dengan kriteria memenuhi persyaratan utama, yaitu (1) Perluasan
preparasi pada saluran akar, (2) Dilakukan retensi berupa pasak, (3) Dapat
dilakukan pemilihan bentuk, (4) Macam pasak yang akan digunakan.
- Konstruksi Mahkota Pasak :
1. Post Core Crown atau Dowel Core Crown atau Mahkota Pasak Inti
- Bagian dari pasak dan inti terpisah dari mahkotanya
- Pasak dan intinya merupakan satu kesatuan dibuat secara dituang
- Mahkotanya dapat berupa mahkota tuang, mahkota pigura, mahkota
selubung akrilik atau porselen
2. Post Crown atau Mahkota Richmond
- Pasak dan intinya menjadi satu dengan bagian mahkotanya
- Satu kesatuan, dengan alasan :
a. Jarak labio palatinal tidak cukup tebal
b. Jarak serviko insisal atau oklusal terlampau pendek
- Indikasi Mahkota Pasak
- Gigi mengalami kerusakan melebihi 1/3 bagian → tidak mungkin dilakukan
pembuatan mahkota selubung, karena tidak tercapai retensi yang optimal.
- Telah dilakukan perawatan dengan pengisian 1/3 bagian apikal dengan
keadaan baik
- Pada fraktur mahkota gigi dengan garis fraktur tidak jauh kearah bagian
mahkota gigi
- Kontra indikasi Mahkota Pasak
- Fraktur mahkota melebihi 1/3 panjang akar gigi
- Kelainan jaringan periapikal
- Dinding bagian saluran akar tipis dan akar gigi terlalu pendek
VENEER
Veneer adalah restorasi yang dibuat pada permukaan fasial gigi anterior
untuk mengatasi problema estetik, seperti misalnya perubahan warna dan morfologi
gigi, gigi rotasi, diastema, fraktur (terbatas), bahkan gigi post endo. Diperkenalkan
sejak permulaan 1980. Semakin berkembang hingga sekarang baik segi tehnik
maupun bahan yang digunakan. Telah banyak dilakukan penelitian klinis dan
membuktikan bahwa veneer terutama dari bahan porcelain maupun composite resin
dapat bertahan cukup lama dengan hasil yang memuaskan.
Berdasarkan luas bidang fasial gigi anterior yang mengalami kerusakan,
veneer dibagi menjadi (Baum, 2000 ; Sturdevant, 2006)
a. Direct Partial Veneer
Direct partial veneer adalah solusi untuk :
1. Kerusakan karena faktor intrinsik/ekstrinsik yang terlokalisir
2. Kerusakan hanya terjadi di permukaan fasial
3. White/brown spot
4. Karies yang terlokalisir
b. Direct dan Indirect Full Veneer
Direct / Indirect full veneer adalah solusi untuk :
1. Hypoplation of enamel
2. Central dan multiple diatema
3. Minimal crowding
4. Minimal malposition
5. Discoloration
6. Minimal tooth deformation
Indikasi Veneer :
1. Diskolorasi / perubahan warna karena tetrasiklin
Perbuahan warna ini masih sangat umum dan dapat mengganggu estetis.
Pewarnaan tetrasiklin yang ringan dapat dihilangkan dengan bleaching.
Namun demikian pewarnaan yang sedang sampai parah, paling baik dirawat
dengan veneer.
2. Diskolorasi fluorosis
3. Gigi yang gelap akibat penuaan
4. Posisi gigi yang tidak teratur pada lengkung rahang
Gigi yang sedikit rotasi baik ke lingual atau ke labialakan diperoleh posisi
yang lurus bila dilakukan veneering.
5. Diastema anterior
6. Gigi malformasi
7. Peg laterals teeth
8. Diskolorasi gigi setelah perawatan endodontic
9. Gigi yang struktur superfisialnya terkelupas oleh demineralisasi asam
Kontra Indikasi Veneer :
1. Penderita dengan bruxism
2. Mahkota klinis gigi yang tersisa telalu kecil
3. Gigi dengan karies ataupun restorasi composite resin yang luas
4. Gigi paska perawatan endo dan resistensi tidak memungkinkan
5. Gigi berdesakan perlu terapi orto
6. Central diastema yang lebar sekali
7. Gigitan edge to edge
8. Oklusi klas III
Macam Veneer :
Single veneer
Keuntungannya lebih mudah bagi operator untuk menambah atau mengurangi
value warna restorasinya
Multiple veneer
Lebih mudah untuk mengatur bentuk anatomi dan warna yang diinginkan,
perlu diperhatikan garis senyum penderita bila veneer sampai meliputi 6 geligi
anterior.
Teknik Pembuatan :
a. Direct Veneer :
- Menggunakan bonded composit resin
- Preparasi minimal pada permukaan fasial gigi
- Bahkan tanpa preparasi yang merupakan reversible treatment, dengan
tehnik etsa dan dapat diselesaikan dalam 1 visit.
Keuntungan Direct Composite Veneer :
1. Prosedur dapat diselesaikan dalam 1 visit
2. Menghasilkan estetik secara instant
3. Waktu lebih singkat dibandingkan secara indirect
4. Estetik baik
5. Tanpa biaya lab
6. Relatif lebih ekonomis
Kerugian Direct Composite Veneer :
1. Kekuatan perlekatan lebih kurang dibandingkan porcelaim
2. Membutuhkan keterampilan yang baik
3. Membutuhkan pengetahuan anatomi gigi
4. Kehalusan permukaan makin lama makin berkurang
5. Dapat berubah warna dan bentuk ok pemakaian
b. Indirect Veneer :
- Mengunakan bahan ceramic (porcelain) maupun composite resin
- Preparasi harus cukup untuk tempat bahan veneer
- Bukan prosedur reversible treatment, membutuhkan impression, lab, perlu
2 visit
- Pemasangan veneer menggunakan tehnik etsa/ resin komposit
Keuntungan Indirect Porselen Veneer :
1. Estetik baik
2. Glossy
3. Tehnik bonding dapat digunakan
4. Prognosis baik
5. Warna stabil
Kerugian Indirect Porselen Veneer :
1. Prosedur 2 visit, membutuhkan biaya yang lebih mahal
2. Tergantung skill lab operator tech
3. Perlu prosedur bonding ttt
4. Perlu veneer sementara
Teknik Modifikasi Warna :
Distribusi modifikasi warna sepanjang mahkota klinis dibagi menjadi 3 bagian
yaitu :
Cervical zone
Body
incisal
Tiap zone mungkin membutuhkan kombinasi warna dasar yang berbeda
disesuaikan dengan gigi yang akan direstorasi.
Tahapan Kerja Klinis
1. Cleaning
a. Permukaan gigi dibersihkan dengan rotary brush + bahan poles bebas oil
dan F, sehingga warna gigi asli tampak, tanpa terpengaruh faktor
ekstrinsik lain
b. Perkirakan jumlah pengasahan permukaan fasial gigi untuk tempat lapisan
resin komposit sehingga dihasilkan warna sesuai harapan (ada berbagai
macam cara)
c. Perlu persamaan persepsi antara operator dan penderita dengan bantuan
shade guide.
2. Shade selection
3. Outline form and preparation
Desain outline pada pemukaan gigi sampai seberapa banyak pengasahan
bidang fasial dan sebatas mana preparasi akan dilakukan di daerah proksimal
dan insisal.
4. Isolation
5. Etching
- Total etch
- Etsa asam phosphat selama15 – 30 detik
- Dicuci dan dikeringkan seperti tahapan etsa biasanya
- Kecuali menggunakan tehnik total self-etch (etsa dan bonding menjadi 1)
6. Bonding
- Penggunaan bahan bonding mengikuti petunjuk pabrik
- Pilih bonding yang sesuai
7. Restoration w/ layering technique
8. Finishing and polishing
Preparasi gigi untuk direct/indirect laminate veneer restoration
Outline preparasi tgt dari beratnya perubahan warna, hal ini juga
mempengaruhi lokasi interproksimal dan gingival finish lines
Maksud preparasi pada restorasi veneer adalah :
a. Membuat ruangan untuk tempat komposit resin
b. Warna gigi menjadi homogen dan sesuai harapan
c. Pembuangan enamel prism yang sulit dietsa
d. Enameloplasty gigi dengan letak salah
Preparasi tergantung tujuan pembuatan restorasi veneer :
a. Untuk menutup diastema dan memperpanjang permukaan facial gigi maka
preparasi permukaan enamel seminimal mungkin atau bahkan tanpa
preparasi
b. Pada area proksimal dibuat garis finish berupa feather-edged
c. Garis finish ini memanjang dari insisal edge ke area kontak setingi
gingival papila
d. Untuk mengatasi perubahan warna, diperlukan pengasahan permukaan
fasial lebih banyak
Minimal atau No Color Change
Reduksi labial, bila ketebalan enamel cukup
- Geligi RA 0.5 – 0.7 mm, 1 – 1,5 mm
- Geligi RB 0.3 – 0.5 mm
Preparasi sampai ke permukaan dentin kadang diperlukan
Seluruh permukaan finishing line sebaiknya di permukaan enamel
Kedalaman Preparasi Enamel
Perlu diperhatikan diperhatikan kelengkungan permukaan fasial/labial gigi
mulai dari servikal-medial/ body insisal
Pada tetracycline stain pengasahan lebih banyak untuk mengatasi perubahan
warna, sampai subgingival margin
Pada umumnya preparasi daerah servikal terletak supragingiva
Alat Preparasi
Diamond bur (depth cutting), sehingga banyaknya pengasahan terkontrol,
yaitu pada gigi dengan enamel yg tebal
Cylindrical diamond fissure bur berujung bulat dengan kekasaran “medium
grade” sehingga tidak terjadi pengambilan yang berlebihan ok kekuatan
perlekatan resin komposit melalui tehnik etsa.
CONTOH BERBAGAI MACAM BENTUK BUR UNTUK PREPARASI VENEER
Preparasi Permukaan Facial / Labial
Sebelum preparasi lakukan retraksi gusi (gingival management)
Pengasahan berkisar 0,5 – 1mm pada posisi gigi yg normal
Batas tepi servikal pada gingival crest/supra/sub-gingival, tgt tujuan veneer
Pengasahan lebih banyak pada perubahan warna yang gelap
Batas tepi preparasi pada enamel yang sehat dan tersembunyi
Preparasi Proksimal
Pengasahan sebaiknya berhenti di depan atau di belakang bodang kontak
untuk mendapatkan self cleansing yg baik, menyembunyikan warna yg kurang
baik dan untuk estetik (garis demarkasi struktur jaringan gigi dan komposit resin
tidak tampak).
MAJOR COLOR CHANGE
Proksimal kontak area dimasukkan lebih ke dalam (1/2 diensi labio lingual)
Gingival finishing line terletak 1 mm subgingival
Bila ketebalan enamel cukup, kedalaman preparasi dapat ditambah
Pada kasus perubahan warna yang berat diperlukan tambahan preparasi untuk
penempatan opaquer dan ketebalan porselain (pd indirect veneer)
Gingival Finishing Lines
Berupa chamfer
Terletak supra gingival
- Lebih mudah pada prosedur pencetakan
- Margin restorasi berakhir di enamel
Terletak sub gingival, pada kasus :
- High lip line
- Gingival recession
Bila mahkota klinis tampak pd display labial, letak gingival margin 0,1 mm
dibawah free gingival margin
Preparasi Incisal
Perlu batas jelas pada labio incisal line angle shg seluruh veneer didukung
jaringan gigi yang sehat
Kontak antagonis pada permukaan palatal gigi asli
Bila diperlukan pemanjangan dimensi serviko insisal, maka dilakukan
perluasan preparasi ke palatal 1,5 – 2 mm
Batas tepi berupa chamfer dan bevel
Pengasaran permukaan insisal
Pemanjangan resin komposit di insisal tidak melebihi 2 mm
Perhatikan jarak dengan insisal gigi antagonis, tidak mengganggu
oklusi/artikulasi saat berfungsi.
Preparasi Incisal (pada porcelain indirect veneer)
Reduksi insisal 1 mm, untuk ketebalan bahan porselain
Butt joint finishing line, untuk ketebalan porselain dan mencegah restorasi
fraktur
Membentuk slope slightly gingivally (75 derajat dari labial), untk mencegah
displacement
Pembulatan incisal angle, untuk mengurangi internal stress restoration
Incisal outline gigi tampak dari aspek labial, kecuali bila preparasi memotong
bidang incisal
Pada gigi anterior RB, preparasi incisal miring ke arah labial dan sejajar palatal
RA ok alasan oklusi/artikulasi.
Aplikasi Restorasi Veneer (Direct)
Digunakan light curing composite resin
Perlu opaquer dibawah warna dentin, bila perubahan warna cukup gelap
Pemilihan warna sesuai shade guide atas persetujuan penderita, modifikasi
warna2 yang jadi harapan
Bila ada kavitas perlu ditumpat dulu sebelum veneering
Penumpatan/aplikasi dengan tehnik layering
Bila digunakan microhybrid, sebaiknya lapisan terluar di tambahkan resin
komposit microfiller
Permukaan terluar/facial dilakukan veneering dengan composite resin
microfiller, nanofiller
Operator perlu mengetahui permainan warna dan penggunaan bahan untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan
Lindungi gigi tetangga dengan matrix strip di daerah proksimal, kemudian
ratakan dan bentuk bahan komposit resin pada permukaan facial gigi tersebut
sehingga ketebalan bahan sesuai harapan dan warna homogen.
Finishing dan Polishing
Untuk Finishing
- Scalpel lengkung atau 12 Bard Parker Blade
- Extra fine dan thin finishing diamond bur (bentuk runcing)
- Tungsten carbide bur (> 20 fluted)
- Sand rubber abrasive (3 macam bentuk)
- Metal/plastic finishing strips
Untuk Polishing
- Soflex discs dengan berbagai kekasaran
- Polishing strips, silicone rubber
- Polishing rubber/brushes, PoGo, jiffy brush/polishers, Astro brush
Porcelain Indirect Veneer Restoration
Mencetak :
Retraction cord
Bahan cetak elastomer (tehnik double impression)
- One step tech
- Two step tech
Mencetak rahang antagonis (bila perlu)
Restorasi Veneer Sementara
Restorasi sementara jangan sampai menekan gingiva, halus dan licin
Dapat dibuat dari bahan komposit resin atau bahan rstorasi sementara yg lain
Tehnik pembuatan secara direct atau indirect
Insersi sementara menggunakan bahan tumpatan sementara (light cured), non
eugenol
Retensi veneer sementara secara mekanis
Sebaiknya warna disesuaikan pula
Komunikasi Laboratoris
Shade :
Perlu disertakan shade setelah preparasi dan shade yg akan diharapkan shg
teknisi dapat mengantisipasi discoloration tsb.
Shape :
Maskulin, feminin atau karakteristik lain yang diharapkan perlu
diinformasikan pada teknisi
Texture :
- Natural appearance, tampak bersinar
- Disesuaikan dengan texture gigi tetangga sesuai harapan
Karakteristik porselain laminate veneer :
- Karakteristik dan polikromatik (surface staining, opaquer)
- Body, gingival dan incisal shading dan degree of opacity (ketipisan
veneer membatasi polikromatik warna)
Pasang Coba
a. Teliti apakah ada keretakan
b. Lepaskan veneer sementaranya
c. Pulas seluruh permukaan gigi preparasi (oil free pumice), cuci tanpa
pengeringan
d. Basahi gigi preparasi dan permukaan dalam porcelain veneer dengan air
(vaselin bila perlu)
e. Pasang veneer dan cek fitting dan warna
f. Cek oklusi dan artikulasi
Pemasangan Tetap (Luting Resin Cement)
a. Letakkan veneer pada tempatnya dan beri tanda masing-masing untuk
menghindari salah letak
b. Ulas silane pada permukaan dalam veneer
c. Pasang celluloid strip antar sela gigi preparasi
d. Etsa permukaan enamel atau dentin
e. Cuci dan keringkan (dentin moist)
f. Ulas bonding agent pada permukaan gigi dan permukaan dalam veneer
g. Ulas luting resin cement pada permukaan dalam veneer
h. Veneer diletakkan pada gigi yang bersangkutan dengan hati-hati (pasang
celliloid strip)
i. Bersihkan kelebihan bahan sebelum setting
Finishing dan Polishing
Instrument yang digunakan :
Composite resin carving instrument
Diamond finishing bur (micron finishing system diamond bur)
30 fluted carbide bur
Interproksimal abrasive strip
Regular dental floss
Porcelain polishing paste
Webbed rubber prophylaxis cup
Tehnik Finishing dan Polishing :
a. Facial margin di finishing dengan diamond finishing bur dan semprotan air
(perlahan)
b. Permukaan palatal/lingual gunakan football shape diamond finishing bur
c. Cek oklusi dan artikulasi dengan articulating paper, adjust dengan extra fine
football shape diamond bur
d. Keringkan gigi untuk melihat kehalusan permukaan porcelain
e. Interproximal abrasive strip untuk finishing proximal area, cek dengan dental
floss
f. Poles dengan diamond polishing paste dan prophylaxis cup dengan tekanan
intermitten untuk menghindari panas
Re-evaluasi 1-2 minggu sebagai kontrol restorasi
4.7.2Restorasi Permanen
Pada gigi dengan indikasi perawatan bleaching, apabila ingin melakukan
perawatan pada gigi yang berlubang sebaiknya dilakukan pada kunjungan terakhir yaitu
setelah dilakukannya perawatan bleaching. Hal ini dikarenakan sisa peroksida bahan
pemutih, dapat mempengaruhi kekuatan ikatan antara resin komposit dengan gigi. Oleh
karena itu, sebaiknya tidak menumpat gigi dengan resin komposit segera setelah
pemutihan melainkan beberapa hari kemudian.
KOMPOSIT
Kegunaan utama resin komposit adalah sebagai bahan restorasi baik pada gigi
anterior maupun posterior. Selain itu juga digunakan sebagai pit dan fisur sealant,
serta sebagai luting composite (misalnya untuk luting keramik dan restorasi komposit
indirect). Dan dapat juga digunakan sebagai mahkota dan jembatan sementara.
Resin komposit pertama kali diperkenalkan oleh Bowen pada tahun 1962.
Resin komposit mempunyai warna yang hampir menyerupai warna gigi asli, memiliki
nilai estetis dan biokompatibilitas yang tinggi. Akan tetapi, resin komposit
mempunyai kelemahan yaitu adanya penyusutan pada saat polimerisasi yang
menyebabkan terbentuknya celah (gap) antara dinding kavitas dan resin komposit
yang dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran mikro. Selain itu, perbedaan
koefisien ekspansi thermal antara struktur gigi dan resin komposit juga dapat
mempengaruhi kerapatan tepi restorasi antara resin komposit dan dinding kavitas.
Davidson et al. cit Rosin et al. menyatakan bahwa tekanan kontraksi resin
komposit selama polimerisasi akan menghasilkan kekuatan yang bersaing dengan
kekuatan perlekatan, sehingga dapat mengganggu perlekatan terhadap dinding kavitas,
hal ini merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan tepi. Petrovic et al.
juga menyatakan bahwa kontraksi polimerisasi menyebabkan perubahan volume resin
komposit, yang berperan penting dalam menentukan celah (gap) antara kavitas dan
restorasi serta microleakage yang terbentuk.
Celah yang terbentuk menjadi jalan masuk bagi bakteri dan saliva beserta
komponennya dari dalam rongga mulut. Menurut Brannstrom cit Petrovic et al., hal
ini dapat menyebabkan timbulnya perubahan warna, kerusakan tepi restorasi, karies
sekunder, penyakit pulpa, dan adanya rasa sakit setelah penumpatan.
Ada dua sistem adhesif yang diperkenalkan pada saat ini yaitu total etch
adhesive system dan self etch adhesive system. Penelitian ini menggunakan sistem
adhesif berupa one step self etching system generasi ke-7 yang menggabungkan etsa,
primer, dan bonding sekaligus dalam satu liquid. Sehingga sistem ini lebih sederhana.
Selain itu, self etching adhesive system juga dapat menghindari terjadinya
overetching. Overetching dapat terjadi bila menggunakan total etching adhesive
system yang dapat menyebabkan bahan primer tidak dapat memasuki seluruh
kedalaman zona demineralisasi dan meninggalkan matriks kolagen yang tidak
terhibridisasi yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya kegagalan perlekatan
yang prematur.
Self etching adhesive system tidak menghilangkan seluruh smear layer dan
juga tidak membuka tubulus dentin secara keseluruhan. Menurut Pashley cit Oliveira,
smear layer dapat mengurangi permeabilitas dentin. Dengan menghilangkan seluruh
smear layer dapat meningkatkan permeabilitas dentin yang akan menyebabkan
pergerakan cairan tubulus dentin dari arah pulpa yang dapat menimbulkan sensitivitas
dan mengganggu perlekatan restorasi serta melarutkan bahan adhesif. Karena self
etching tidak menghilangkan smear layer secara keseluruhan maka sistem ini
berpotensial dalam mengurangi sensitivitas pasca perawatan dan tidak begitu
terganggu oleh cairan tubulus dentin.
Mahkota jaket
Mahkota jaket adalah mahkota yang menyelubungi seluruh permukaan gigi dan dapat dibuat pada gigi posterior maupun anterior, baik pada gigi yang vital maupun nonvital (post endodontic treatment)mahkota jaket dibuat dari bahan akrilik atau porselen sesuai dengan warna gigi. Indikasinya pada gigi anterior yang fraktur Pada kasus perubahan warna gigi, hipoplasi enamel, atau dekalsifikasi Kasus perubahan bentuk gigi, atrisi, atau rotasi gigi yang terbatas Menutup diastema yang terbatas Sebagai retainer suatu jembatan. Sedangkan kontraindikasinya pada mahkota klinis yang terlalu pendek dan tidak mempunyai cingulum Pada gigitan anterior yang dalam (deep bite) Kerusakan gigi sedemikian rupa Gigi non-vital dengan perubahan warna yang sangat gelap (Sturdevant, 2002).