resume jurnal
TRANSCRIPT
Nama : Novia Damara
NIM : G0009153
Resume Jurnal
Evaluasi tentang Pengetahuan Nutrisi Olahraga pada Atlet di Universitas Iran
Telah diketahui bahwa nutrisi yang optimal dapat meningkatkan prestasi atlet (American Collage
of Sports Medicine, American Diabetic Association & Dietitians of Canada, 2000). Namun
banyaknya hambatan membuat para atlet kesulitan dalam praktek pencapaian diet yang optimal
seperti,kurangnya waktu dan ruang untuk mempersiapkan makanan, keuangan yang tidak
memadai, terbatasnya perencanaan makanan dan sibuknya jadwal (Maulinauskas, Overton,
Cucchiara, Carpenter & Corbett, 2007; Palumbo, 2000). Di Taheran, sepakbola dan basket
adalah olahraga yang terkenal menuntut intensitas yang tinggi pada jadwal latihan dan
kompetisi.Berbeda dengan negara lain, sekolah di Iran tidak mendapat pendidikan gizi dalam
kurikulum mereka, sehingga ketika mereka sudah memasuki perguruan tinggi dan menjadi atlet
disana, mereka memiliki dasar pengetahuan gizi yang sangat terbatas. Selain itu tidak ada posisi
untuk ahli gizi pada tim olahraga di Iran, baik pada tingkat universitas ataupun nasional,
akibatnya banyak tim olahraga di Iran yang tidak mengetahui pentingnya pengetahuan nutrisi.
Walaupun kebanyakan pelatih ditemukan pernah meresepkan hormon anabolik kepada atlet
mereka, namun pengetahuan nutrisi mereka masih dianggap rendah.
Penelitian ini adalah yang pertama untuk menilai pengetahuan nutrisi atlet di Universitas Iran.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki tingkat pengetahuan nutrisi pada atlet sepakbola dan
basket di Universitas Iran dan untuk menilai faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
nutrisi tersebut.
Sampel terdiri dari 142 atlet sepakbola dan 70 atlet basket baik pria atau wanita yang ada di
Universitas Taheran, Iran ( 4 berasal dari fakultas kedokteran dan 8 berasal dari fakultas non
kedokteran)yang diseleksi untuk mengikuti penelitian survei epidemiologi yang bersifat cross
sectional. Penelitian ini menggunakan kuisioner yang terdiri dari dua bagian, bagian pertama
meliputi faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, informasi pengetahuan nutrisi, asal
fakultas, dan apakah pernah mengikuti pelatihan pendidikan nutrisi sebelumnya. Sedangkan
kuisioner bagian kedua terdiri dari 88 pertanyaan tentang pengetahuan nutrisi. Kuisioner
pengetahuan ini dibagi menjadi 5 subkategori utama yaitu : jenis nutrisi ( 46 pertanyaan),
pemulihan ( 7 pertanyaan), cairan (9 pertanyaan), kontrol berat badan (15 pertanyaan), dan
suplemen (11 pertanyaan). Jawaban atas pertanyaan terdiri dari jawaban benar, salah dan tidak
yakin. Hard-copy kuisioner dibagikan kepada para atlet, kuisioner disebarkan sebelum atau
sesudah sesi pelatihan. Analisis statistika pada penelitian ini menggunakan Windows SPSS 16
dan menggunakan uji t independent ,uji one-way dan uji regresi linear. Taraf signifikansi
menggunakan p < 0,5.
HASIL PENELITIAN
Hasil distribusi sampel menyatakan bahwa usia rata-rata sampel yaitu antara 17-24 tahun,
dengan pria mempunyai proporsi yang lebih besar yaitu 52,7%. Secara keseluruhan, kira-kira
seperempat dari atlet yang berasal dari fakultas kedokteran telah mendapat pengetahuan tentang
nutrisi sebelumnya. Sedangkan untuk sumber pengetahuan tentang nutrisi, para atlet menjawab
pelatih merupakan sumber utama mereka untuk mengetahui tentang nutrisi. Televisi, radio dan
internet menjadi sumber kedua dan ahli gizi menjadi sumber ketiga.
Hubungan antara pengetahuan dan demografi menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
variabel usia dan jenis olahraga dengan total skor pengetahuan nutrisi. Sedangkan terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel jenis kelamin, telah mengikuti pendidikan nutrisi
sebelumnya dan sumber informasi terhadap total skor pengetahuan nutrisi. Sedangkan untuk
pengetahuan nutrisi olahraga, sampel atlet wanita memiliki total skor yang tinggi untuk jawaban
benar dan jawaban tidak yakin, dan memiliki total skor yang rendah untuk jawaban yang salah
dibandingkan dengan pria.
DISKUSI
Ini adalah studi pertama untuk menilai pengetahuan nutrisi atlet sepakbola dan basket di
Universitas Taheran, Iran. Tingkat pengetahuan yang terbatas diamati pada kedua jenis kelamin,
dimana dibuktikan dengan hanya sepertiga dari pertanyaan yang dijawab dengan benar. Total
rata-rata jawaban tidak benar mendominasi dan ini merupakan sebuah keprihatinan. Atlet pada
penelitian ini menjawab dengan benar kurang dari setengah pertanyaan di setiap subkategori gizi,
skor yang diperoleh dalam penelitian ini lebih rendah dari yang dilaporkan dalam studi serupa
yang dilakukan di seluruh dunia.
Hasil skor pengetahuan di setiap subkategori yaitu, subkategori nutrisi mempunyai rata-rata skor
tertinggi di kedua jenis kelamin, dimana skor ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh
pelatih Rugby di New Zealand yang menggunakan kuisioner yang sama ( Zinn, Schofield &
Wall, 2006). Skor rata-rata kedua tertinggi yaitu subkategori pemulihan dengan nilai tertinggi
untuk pria dan skor subkategori kontrol berat badan dengan nilai tertinggi untuk perempuan.
Cairan dan dehidrasi, meskipun wanita secara signifikan lebih luas memiliki pengetahuan
tentang hal ini dibandingkan dengan pria, namun presentase total jawaban benar antara kedua
jenis kelamin masih rendah yaitu sekitar sepertiga dari keseluruhan pertanyaan. Kurang dari
sepertiga atlet menyadari bahwa rasa haus bukanlah indikator yang baik untuk kebutuhan cairan,
hal ini sangat berbeda dibandingkan dengan penelitian Rosenbloom et al (2002), dimana
sebagian besar sampel menyadari bahwa keadaan tersebut merupakan suatu keadaan dehidrasi.
Selain itu sangat sedikit dari atlet mampu menjawab pertanyaan mengenai kebutuhan cairan yang
optimal pada sesi pelatihan 2 jam. Namun jawaban ini sangat bersifat individual, sehingga
direkomendasikan untuk pertanyaan mengenai kebutuhan cairan tidak digunakan pada studi yang
selanjutnya. Kontrol berat badan, hasil yang didapatkan tidak akurat disebabkan oleh banyaknya
kesalahpahaman dan mitos yang terdapat pada para atlet. Kebanyakan para atlet bingung
mengenai peran protein dan lebih dari dua pertiga jumlah sampel percaya bahwa bubuk protein
mampu meningkatkan masa otot. Sementara itu tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa
diet dengan protein yang memadai akan meningkatkan masa otot dibandingkan dengan asupan
energi total (Philips, 2004). Suplemen merupakan skor terendah dalam penelitian ini, hampir
duapertiga atlet menyatakan bahwa suplemen vitamin harus dikonsumsi secara rutin, sedangkan
pedoman gizi olahraga bestpractice tidak mendukung gagasan ini, konsumsi vitamin hanya
diindikasikan pada atlet yang sangat membatasi kalori sehingga mereka kehilangan kelompok
makanan tertentu dan tidak dapat digantikan dengan nutrisi yang setara (Clark, 2008).
Hubungan antara pengetahuan dan demografi menyatakan bahwa kombinasi dari tiga variabel
yaitu jenis kelamin, asal jurusan dan sumber pengetahuan nutrisi mempengaruhi total skor
pengetahuan dalam penelitian ini. Skor yang lebih tinggi diperoleh jika atlet adalah wanita,
bersekolah di universitas dengan jurusan kedokteran dan memperoleh pengetahuan nutrisi dari
seorang ahli gizi di kelas universitas mereka. Terdapat penelitian sebelumnya yang menyatakan
bahwa atlet yang telah memiliki pengetahuan nutrisi sebelumnya memiliki skor yang lebih tinggi
dalam pengetahuan nutrisi dibandingkan yang belum pernah. Studi saat ini juga mendukung
pernyataan ini dengan menyatakan bahwa atlet dari jurusan kedokteran yang biasanya
mendapatkan pengetahuan tentang nutrisi memiliki skor yang secara signifikan lebih tinggi
dibandingkan dengan atlet dari jurusan non kedokteran.
Pada penelitian ini juga ditunjukkan bahwa banyak informasi gizi yang diberikan kepada atlet
yang berasal dari sumber yang tidak valid atau berkualitas, seperti informasi yang berasal dari
pelatih, televise, internet dan radio . Atlet di universitas Iran kurang untuk mendapat informasi
tentang nutrisi dari sumber yang terpercaya. Penting untuk diketahui bahwa pelatih pada tim
olahraga tidak mampu memberikan pelayanan yang sama dengan ahli diet olahraga atau ahli gizi,
sehingga atlet di unoversitas Iran menghadapi banyak kesulitan selama karir atletik mereka
akibat kurangnya fasilitas dan akses untuk mendapatkan informasi nutrisi yang relevan. Ini
merupakan bentuk kekhawatiran mengingat pelatih merupakan sumber utama dalam informasi
nutrisi bagi para atlet di universitas Iran.
KESIMPULAN
Tim Olahraga di Universitas Iran kurang dalam menyediakan informasi nutrisi kepada atlet
mereka, sementara itu pelatih tim olahraga kebanyakan salah dalam memberikan informasi
mengenai nutrisi sedangkan mereka memiliki peran sentral dalam mendidik atlet. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa atlet di Universitas Iran disrankan untuk dapat mengambil
kelas mengenai program gizi untuk meningkatkan pengetahuan mereka, hasil ini juga
menunjukkan bahwa sebaiknya personil tim olahraga dapat menyewa seorang ahli gizi untuk tim
olahraga mereka yang dapat memberikan informasi nutrisi dengan baik dan relevan.
PENDAPAT:
Saya rasa memang benar, bahwa pendidikan nutrisi sangat penting untuk meningkatkan kinerja
atau prestasi para atlet dan sumber informasi yang salah perlu dihindari untuk mencegah
terjadinya kesalahpahaman. Menurut saya saran pada jurnal ini sudah benar dengan
menyarankan para atlet yang merupakan mahasiswa di Universitas Iran untuk mengambil kelas
program gizi untuk meningkatkan pengetahuan mereka di bidang nutrisi olahraga, mungkin
pelatih atau personil di tim olahraga juga bisa turut serta mengambil kelas program gizi juga
untuk meningkatkan pengetahuan mereka. Sementara itu menyewa seorang atau beberapa ahli
diet olahraga atau ahli gizi memang sangat penting dalam suatu tim olahraga, sehingga nantinya
atlet atau para pelatih mengetahui informasi nutrisi dari sumber ahlinya. Dan pada akhirnya
diharapkan dengan mengikuti kelas program gizi dan menyewa ahli gizi, dapat meningkatkan
karir prestasi atlet di Universitas Iran atau bahkan hal ini bisa diaplikasikan juga untuk tim
olahraga nasional di Iran.
Sumber :
Jessri Mahsa, Jessri Maryam, RashidKhani Bahram, Zinn Caryn (2010). Evaluation of Iranian
College Athletes’ Sport Nutrition Knowledge. International Journal of Sport Nutrition and
Exercise Metabolism, 20: 257-263.