resume jurnal
DESCRIPTION
pancasilaTRANSCRIPT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DALAM HUKUM, SOSIAL DAN
BISNIS
Abstrak
Sebagai kajian teoritis, filsafat Pancasila bisa dipahami dengan lebih mudah dengan
cara melihat nilai-nilai yang terkandung dalam kata filsafat dan ideologi Pancasila itu sendiri.
Lebih jauh, nilai-nilai ketuhanan yang ada dalam Pancasila juga berfungsi sebagai landasan
spiritual dan moral bagi peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia melalui pemahaman
yang mendalam tentang sistem ekonomi Pancasila. Dengan kata lain, nilainilai filsafat,
filsafat Pancasila, ideologi Pancasila sudah banyak ditemukan dalam realitas pola pikir,
kehidupan sosial, dan kehidupan bisnis masyarakat Indonesia. Keadilan yang merupakan cita-
hukum masyarakat indonesia umumnya , dan para pelaku bisnis khususnya , muatan nilainya
terdapatdalam pancasila yang merupakan landasan filsafat baik dari disiplin hukum maupun
dari disiplin etika.
Filsafat Secara Umum
Pakar filsafat UGM Prof. Kaelan
(2007) menulis bahwa sebenarnya filsafat
itu mudah dipahami. Dalam kehidupan
sebenarnya manusia senantiasa berfilsafat.
Misalnya, jika seseorang memandang
bahwa kenikmatan dunia merupakan nilai
terpenting dan tertinggi dalam kehidupan,
maka ia bisa disebut berfilsafat hedonisme.
Begitupun jika seseorang memandang
bahwa kebebasan individu adalah nilai
tertinggi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara maka ia bisa disebut berfilsafat
liberalisme. Tentunya banyak contoh-
contoh yang lain. Secara etimologis sitilah
filsafat berasal dari bahasa yunani ”Philein”
yang artinya cinta dan sophos yang artinya
hikmah atau kebijaksanaan atau wisdom.
Dalam pengertian lain, dijelaskan
bahwa kata filsafat berasal dari bahasa
Yunani, Philosophia. Terdiri dari dua
bentukan kata, philos dan sophos atau
philein dan sophia. Philos dapat bermakna
"sahabat" atau "teman", sedangkan sophos
berarti "kearifan". Sementara itu, philein
tidak lain daripada "mencintai" dan sophia
adalah "kebijaksanaan" (www.belajar-
filsafat.com).
Jadi, berfilsafat berarti ”mencintai
kebijaksanaan” atau ”bersahabat dengan
kearifan. Mari sejenak direnungkan betapa
filsafat adalah sesuatu (benda tak nampak)
yang sangat mulia, sama halnya dengan
cinta, tulus, jujur, bijaksana, dan kebaikan-
kebaikan lain. Berfilsafat artinya
melakukan kegiatan filsafat. Sehingga
dapat dijelaskan bahwa berfilsafat berarti
merenungkan segala sesuatu tentang
kehidupan ini dengan didasarkan atas cinta
pada kebijaksanaan.
Filsafat muncul ketika orang-orang
mulai memikirkan dan berdiskusi akan
keadaan alam, dunia, dan lingkungan di
sekitar mereka dan tidak menggantungkan
diri kepada [agama] lagi untuk mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya
mengapa filsafat muncul di Yunani dan
tidak di daerah yang beradab lain kala itu
seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau
Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani,
tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak
ada kasta pendeta sehingga secara
intelektual orang lebih bebas.
Bagaimana menerapkan Pancasila
dalam kehidupan nyata?
Dalam kehidupan nyata, Pancasila
ditemukan dan diterapkan dalam hal fungsi
Pancasila itu sendiri sebagai:
1. Dasar negara Republik Indonesia
2. Kepribadian bangsa Indonesia
3. Jiwa bangsa Indonesia
4. Sumber dari segala sumber hukum
di Indonesia
5. Perjanjian luhur Indonesia
6. Pandangan hidup yang
mempersatukan bangsa Indonesia
7. Cita-cita dan tujuan bangsa
Indonesia
8. Moral pembangunan
9. Pembangunan nasional sebagai
pengamalan Pancasila
Kalau kita mau melihat dan
menganalisis berbagai persoalan dan kasus
kehidupan, banyak sekali yang sudah dan
bisa dilakukan dalam rangka menerapkan
Pancasila. Sebaliknya, banyak juga
ditemukan kenyataan dimana Pancasila
tidak selaras dengan kehidupan yang
dijalankan. Diantara sekian banyak
penerapan Pancasila dalam kehidupan,
salah satunya terefleksi dalam maraknya
demonstrasi mahasiswa dalam menuntut
tanggungjawab penguasa terhadap
keberpihakan pada rakyat. Apa yang
mendorong hal ini kalau bukan nilai-nilai
kemanusiaan, keadilan, dan persatuan
untuk rakyak Indonesia? Demonstrasi yang
dilakukan mahasiswa adalah implementasi
nyata dari keinginan luhur tanpa pamrih
intelektual muda demi bangsa Indonesia,
sepanjang hal itu dilakukan dengan tetap
memperhatikan ketertiban sosial.
Bukankah tidak pernah kita
temukan sebuah demonstrasi oleh
mahasiswa untuk mendukung terwujudnya
sistem ekonomi Barat di Indonesia? Fakta
menarik lainnya adalah dengan
bermumculannya komunitas-komunitas
yang peduli pada masyarakat-masyarakat
kurang mampu. Misalnya ada beberapa
komunitas dengan hobi yang sama, seperti
komunitas mobil klasik, komunitas sepeda,
komunitas fotografi yang kemudian
melakukan kegiatan-kegiatan sosial
kemasyarakatan. Intinya, banyak sekali
kelompok masyarakat di Indonesia yang
sangat peduli sesama dan terus kritis
tehadap penguasa yang dianggap tidak pro
rakyat. Sepanjang hal itu dilakukan tanpa
ada kepentingan politik sesaat, semuanya
sesuai dengan nilai-nilai filosofis dan
semangat yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila.
Bagaimana Spirit Entrepreneurship
dalam Ideologi Pancasila?
Sistem ekonomi Indonesia adalah
sistem ekonomi Pancasila. Sistem ekonomi
Pancasila adalah ekonomi yang dijiwai oleh
ideologi Pancasila, yaitu sistem ekonomi
yang merupakan usaha bersama yang
berasaskan kekeluargaan dan
kegotongroyongan nasional (Pujiono,
2009). Ekonomi Pancasila adalah ekonomi
yang berorientasi kepada; Ketuhanan Yang
Maha Esa (mengenal etik dan moral agama
bukan materialisme); Kemanusiaan Yang
Adil dan Beradab (tidak mengenal
pemerasan/eksploitasi manusia); Persatuan
(kekeluargaan, kebersamaan, nasionalisme
dan patriotisme ekonomi); Kerakyatan serta
keadilan sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia (persamaan, kemakmuran
masyarakat yang utama, bukan
kemakmuran orang perorangan).
Ekonomi Pancasila pada gilirannya
merupakan proses dan visi pembangunan
ekonomi Indonesia ke depan. Secara
konsep ia lebih matang dibandingkan yang
terjadi di lapangan kehidupan, terutama
kehidupan bisnis. Sebagai sistem ekonomi,
ia menghendaki implementasi yang lebih
kongkrit supaya lebih terlihat bedanya
dengan ekonomi lain seperti yang
dilakukan kapitalisme, liberalisme, dan
sosialisme-somunisme.
Dari uraian di atas kiranya semakin
jelas bahwa spirit ekonomi Pancasila sudah
selaras dengan apa yang dilakukan oleh
banyak pengusaha di negeri ini. Berikutnya
yang perlu dilakukan adalah, pertama
melanjutkan model pemikiran (mindset)
sedekah untuk pengembangan usaha.
Kedua, bagi akademisi perlu dikaji secara
ilmiah dan komprehensif tentang tautan
ekonomi Pancasila dengan spirit sedekah,
lalu model pengukurannya dalam
peningkatan keberhasilan usaha. Tidak bisa
dipungkiri bahwa hal ini pada gilirannya
melibatkan metafisika sebagai metodologi.
Benturan Nilai dan Ide Akibat
Perubahan Sosial
Benturan nilai luhur pancasila
dimaksudkan sebagai masuknya nilai-nilai
baru ke dalam nilai luhur pancasila,
beberapa benturan nilai tersebut, yaitu:
1. Benturan nilai religiusitas dengan
nilai materialisme
Nilai religius bersumber
pada pengakuan adanya kekuatan
Tuhan yang mengendalikan segenap
perilaku manusia. Manusia
Indonesia menyadari bahwa segala
bentuk perbuatan adalah atas
perkenannya, dan untuk itu maka
dorongan untuk selalu
menempatkanNya dalam ruang
hidup manusia Indonesia adalah hal
yang logis dan rasional. Nilai-nilai
religiusitas ini kemudian dicoba
untuk dituangkan dalam bentuk
hukum sebagai sarana wujud
pencapaian keadilan dan ketertiban
manusia Indonesia. Nilai-nilai
religius yang tertuang dalam setiap
bentuk hukum kemudian bertemu
dengan nilai-nilai individualisme
sebagai bentuk konsekuensi logis
manusia Indonesia menyatakan
dirinya bagian dari masyarakat
Internasional. Nilai-nilai tradisional
yang magis religius sebagai bahan
bakar utama pembentuk hukum
Indonesia mewarnai hukum-hukum
internasional, demikian pula nilai-
nilai yang terkandung dalam hukum
internasionalpun mewarnai nilai dan
norma hukum Indonesia. Nilai
materialisme memasuki ruang-
ruang ide dan cita hukum yang
bersifat magis religius. Nilai-nilai
magis religius yang mengakui
kebenaran immateriil bertemu,
sekaligus berdialog dengan nilai-
nilai materialisme.
Penolakan dan penerimaan
akan nilai-nilai baru turut mewarnai
nilai filsafat hukum Pancasila.
Pemaknaan Pancasila sebagai satu-
satunya yang benar dalam sistem
hukum Indonesia mulai berubah,
hukum Indonesia pun akhirnya
mencoba beradaptasi dengan
pergaulan hukum Internasional.
Hukum-hukum yang melindungi
hak-hak individu secara kuat
mencoba mendominasi dan
mempengaruhi nilai-nilai hukum
yang bersifat immateriil. Menjadi
logis ketika terdapat nilai kebenaran
yang baru kemudian mengganti
nilai-nilai kebenaran lama. Nilai
dasar materialisme mulai
menggusur ide-ide hukum religius.
2. Benturan nilai gotong royong
dengan nilai individualism
Gotong-royong adalah ide
kebersamaan, persatuan. Hukum
Pancasila membangun manusia
sebagai satu kesatuan, kebersamaan
dan tentunya dalam perjalanan
membangun sebuah sistem hukum
yang mendukung ide dan cita
hukum tersebut akan bertemu
dengan nilai hukum individualisme.
Kebersamaan membentuk perilaku
dan rasa kebersamaan diantara
anggota-anggotanya, hukum
bertindak untuk menyelamatkan
kebersamaan tersebut. Ide Hak
Azasi Manusia merupakan ide
individualisme secara historis.
Ketika ia bertemu dengan nilai
gotong-royong, maka iapun
mewarnai hukum tersebut.
Hak azasi manusia dalam
bentuk masyarakat komunal diakui
sepanjang ia mampu mendorong
stabilitas sosial komunal. Pada
kaitan ini terjadi pewarnaan atas
nilai-nilai komunal yang
mengutamakan ide dan cita hukum
komunal gotong royong dengan ide
dan cita hukum individu melalui
perlindungan individuindividu.
Manusia dalam masyarakat
komunal menyadari bahwa
hidupnya bersama dengan orang
lain, ia hidup untuk bersama dengan
sesamanya. Ia bukanlah makhluk
tunggal yang hanya mementingkan
kesadaran diri sebagai titik awal
berbuat dan bertindak. Ketika ia
sadar bahwa dirinya bagian dari
yang lebih luas, ia bagian dari alam
semesta. Bahkan ia menyadari
bahwa setiap tindakan yang ia
lakukan selalu dikaitkan dengan
manusia yang lain maupun alam
lain. Ia adalah gabungan dari
makhluk sosial dan makhluk religi.
Nilai-nilai individual
melihat bahwa manusia dilahirkan
bebas dan sederajat free and equal.
Dalam konsep bebas dan sederajat
ini, maka manusia sebagai sumber
dari kehidupan alam. Alam
diciptakan untuk manusia, dan
sekaligus ditundukkan kepadanya.
Manusia menjadi pusat dari alam
semesta (antroposentris). Nilai-nilai
ide memuliakan manusia dalam
kemanusiaannya mendorong
semangat manusia sebagai individu.
Masyarakat harus menghormati
hak-hak individu, karena ia ada
untuk mencipta masyarakat.
Individu adalah bahan utama
penciptaan masyarakat, sehingga
secara logis nilai-nilai individu
menempati posisi tertinggi. Konsep
persamaan hak, persamaan
kedudukan laki-laki dan perempuan,
persamaan atas segala aspek
kehidupan menuntut penciptaan
kesetaraan berbagai bidang.
Landasan Cita-Hukum Bisnis Yang
Berkeadilan
Cita-hukum masyarakat indonesia berakar
atau berlandaskan pada pancasila yang di
tetapkan sebagai landasan kefilsafatan
dalam menata kerangka dan struktur dasar
organisasi negara sebagaimana yang di
rumuskan dalam UUD 1945.
Cita-hukum manusia sebagai landasan
dalam beraktifitas bisnis berintikan:
a. Ketuhanan yang Maha Esa
b. Penghormaatan atas martabat
manusia
c. Wawasan kebangsaan dan wawasan
nusantara
d. Persamaan dan kelayakan
e. Keadilan sosial
f. Moral dan budi pekerti yang luhur
Nilai atau asas dasar yang melandasi dan
menjiwai cita-hukum adalah martabat
manusia. Oleh kareana itu asas hukum
pada hakikatnya dapat dan harus di
kembalikan pada satu asas tunggal yaitu
penghormatan martabat manusia.
Beberapa hak yang merupakan
eksplisitasi dari cita-hukum:
1. Hak untuk memiliki sarana yang
paling mutlak diperlukan untuk hidup
secara wajar dengan harkat dan martabat
manusia.
2. Hak untuk berpartisipasi dalam
pengambilan putusan politik
3. Hak atas keamanan milik
4. Hak atas perlindungan terhadap
kejahatan dan tindakan kekerasan yang
lain.
Berdasarkan hak-hak fundamental
tersebut , maka tuntutan moral terhadap
hukum sebagai landasan yang mengatur
aktivitas bisnis mencakup :
1. Mempertahankan standar hidup
manusiawi
2. Menyelenggarakan ketertiban dan
keamanan
3. Hukum harus melindungi yang
lemah
4. Hukum harus menciptakan kondisi
yang adil bagi manusia
Filsafat Sebagai Pendidikan
Pendidikan, selain sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan, sosial budaya, juga merupakan sarana untuk mewariskan ideologi bangsa kepada generasi selanjutnya yang sekali lagi hanya dapat dilakukan melalui pendidikan. Suatu bangsa akan menajdi kuat dengan sistem pendidikannya yang kuat dan baik kualitasnya. Pendidikan suatu bangsa akan secara otomatis mengikuti ideologi bangsanya. Oleh karenanya sistem pendidikan nasional Indonesia dijiwai, didasari, dan mencerminkan identitas Pancasila. Sementara cita dna karsa bangsa Indonesia, tujuan nasional dan hasarat luhur rakyat Indonesia, tersimpul dalam Pembukaan UUD 1945 sebagi perwujudan jiwa dan nilai Pancasila. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa filsafat pendidikan Pancasila merupakan tuntutan nasional, sedangkan filsafat pendidikan pancasila adalah sub sistem dari sistem negara Pancasila. Filsafat pendidikan Pancasila sebagai fondasi yang akan membantu mewujudkan manusia yang diidealkan oleh
Pancasila yang dapat berkembang sempurna semua aspek kediriannya.
Dalam kaitan Pancasila sebagai filsafat pendidikan maka harus dipahami bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup yang diyakini dan menjiwai kehidupan masyrakatnya. Untuk mengidealisasikan dalam proses berbangsa maka harus ada upaya yang sungguh-sungguh mengenai bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat dilaksanakan melalui proses pendidikan. Pancasila meenjadi sumber nilai untuk mengarahkan proses pendidikan yang menyangkut secara jelas out put pendidikannya agar mampu menghasilkan manusia Indonesia yang diidealkan sebagaimana yang dikehendaki, yakni manusiayang mampu mengenali seluruh potensi kediriannya sehingga mampu menjalankan kehidupanya dengan penuh tanggung jawab dalam semua aspek atau dimensi kehidupannya.
Kesimpulan
Pancasila digali dari endapan-
endapan filosofis bangsa, untuk itu ia
dibutuhkan sebagai kendali bertindak bagi
segenap warga bangsa. Indonesia sebagai
Negara telah mampu membuktikan
Pancasila sebagai sebuah Filsafat Hukum
terus berupaya mencari pemaknaan-
pemaknaan baru, ia berada dalam ruang
relatif sehingga Pancasila selalu mampu
mewarnai dan juga diwarnai oleh nilai-nilai
baru yang masuk ke dalam jiwa Bangsa
Indonesia. Perubahan-perubahan sosial
yang terjadi di Indonesia membuktikan
sebuah perubahan terhadap pemaknaan
Pancasila sebagai sebuah filsafat.
Implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai
falsafah hidup bangsa mendorong
peningkatan kualitas SDM dalam
pembangunan lingkungan hidup. Pada
tingkat penyelenggara, SDM yang
berkualitas mampu merumuskan peraturan
perundangan atau kebijakan dalam
penguatan fungsi lembaga-lembaga negara,
otonomi daerah dan pengelolaan
sumberdaya alam. Pada tingkat pelaku
ekonomi atau masyarakat, SDM berkualitas
inilah yang menjalankan penyelenggaraan
negara maupun sebagai pelaku
pembangunan, yang lebih berorientasi
kepada kesejahteraan dalam rangka
peningkatan harkat bangsa sebagai
manusia. Dalam kaitan Pancasila sebagai
filsafat pendidikan maka harus dipahami
bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup
yang diyakini dan menjiwai kehidupan
masyrakatnya. Untuk mengidealisasikan
dalam proses berbangsa maka harus ada
upaya yang sungguh-sungguh mengenai
bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat
dilaksanakan melalui proses pendidikan.