resume kasus
DESCRIPTION
Asuhan Keperawatan JiwaTRANSCRIPT
KUMPULAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DI RUANG RAWAT INAP PANDU DEWANATA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing : Ns. Sri Padma Sari, MNS
Oleh :
Muhammad Faisal Affandi
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXV
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN
ISOLASI SOSIAL:MENARIK DIRI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing : Ns. Sri Padma Sari, MNS
Oleh :
Muhammad Faisal Affandi
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXV
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
Resume Kasus pada Tn. S dengan Isolasi Sosial
1. Hari/tanggal : 30 Juni 2015
2. Nama (inisial) : Tn. S
3. Ruang : RIPD
4. Kondisi klien :
Keluarga berkata 2 minggu yang lalu, pasien sering mengamuk dan
marah-marah tanpa sebab. Setelah mendapat perawatan selama 2 minggu
di RS. Pasien kemudian sering mengurung diri di kamar. Keluarga tidak
tahu apa penyebab pasien mengurung diri di kamar karena pasien tidak
mau bercerita dengan istri / keluarganya. Kontak mata tidak dapat
dipertahankan.
5. Diagnosa keperawatan :
Isolasi sosial berhubungan dengan harga diri rendah.
6. Diagnosa medis :
Skizofrenia paranoid.
7. Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial.
c. Bantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang lain.
d. Bantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
8. Terapi obat:
Olandoz 2x10 mg
Merlopam 2x5 mg
9. Implementasi :
Tanggal 30 Juni 2015, Jam 16.00 WIB.
a. Membina hubungan saling percaya
b. Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial.
Tanggal 1 Juli 2015, jam 12.00 WIB
c. Membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang
lain
d. Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan orang
lain.
10. Evaluasi
Tanggal 1 Juli 2015
Subyektif :
- pasien berkata,”tidak mau keluar kamar. lebih nyaman di dalam kamar”.
Obyektif :
- pasien tidak begitu memperhatikan apa yang dilakukan perawat.
- kontak mata kurang.
Analisa :
- pasien belum mampu mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain
Planning :
- bantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang lain
- bantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.A DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing : Ns. Sri Padma Sari, MNS
Oleh :
Muhammad Faisal Affandi
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXV
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
Resume Kasus Pada Tn. A dengan Halusinasi Pendengaran
1. Hari/tanggal : 3 Juli 2015
2. Nama (inisial) : Tn. A
3. Ruang : RIPD
4. Kondisi klien :
Pasien mengatakan mendengar suara-suara yang tidak berwujud. Suara
tersebut berkata kasar padanya dan mengajak bunuh diri. Pasien sering
mendengar ketika pasien sendiri di kamar. Pasien sebelumnya tidak punya
riwayat di rumah sakit jiwa
5. Diagnosa keperawatan :
Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
6. Diagnosa medis :
Skizofrenia paranoid.
7. Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bantu pasien menegnal halusinasinya.
c. Diskusikan dengan pasien cara mengontrol halusinasi yaitu menghardik
halusinasi, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas
terjadwal.
d. Bantu pasien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik halusinasi.
e. Bantu pasien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
8. Terapi obat:
Chlorpromazine 1 x 25 mg.
Risperidone 2 x 1 mg
9. Implementasi :
Tanggal 3 Juli 2015, Jam 10.00 WIB.
a. Membina hubungan saling percaya
b. Membantu pasien mengenal halusinasinya.
c. Mendiskusikan dengan pasien cara mengontrol halusinasi yaitu
menghardik halusinasi, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan
aktivitas terjadwal.
d. Membantu pasien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
halusinasi.
Tanggal 3 Juli 2015, jam 10.00 WIB
e. Membantu pasien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
10. Evaluasi
Tanggal 3 Juli 2015
Subyektif :
Pasien berkata,”setelah minum obat,jarang sekali mendengar suara.”
Pasien berkata,”jika suara itu datang, saya harus bilang pergi.. kamu suara
palsu.”
Obyektif :
Pasien mampu berinteraksi dengan perawat.
Pasien mampu mengikuti cara yang diajarkan perawat untuk mengontrol
halusinasi.
Analisa :
Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik halusinasi.
Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain.
Planning :
Bantu pasien melakukan aktivitas terjadwal.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.F DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing : Ns. Sri Padma Sari, MNS
Oleh :
Muhammad Faisal Affandi
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXV
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
Resume Kasus pada Ny.F dengan Halusinasi Pendengaran
1. Hari/tanggal : 7 Juli 2015
2. Nama (inisial) : Ny.F
3. Ruang : RIPD
4. Kondisi klien :
Pasien mengatakan mendengar suara-suara yang tidak berwujud. Suara
tersebut berkata kasar padanya. Pasien sering mendengar ketika pasien sendiri
di kamar. Konsentrasi mudah beralih dan respon pasien melambat. Pasien
punya riwayat pernah di rawat di rumah sakit 6x
5. Diagnosa keperawatan :
Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
6. Diagnosa medis :
Bipolar
7. Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bantu pasien menegnal halusinasinya.
c. Diskusikan dengan pasien cara mengontrol halusinasi yaitu menghardik
halusinasi, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas
terjadwal.
d. Bantu pasien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik halusinasi.
e. Bantu pasien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
8. Terapi obat:
CPZ (klorpromazin) 2 x 100 mg per oral
Hexymer 1 x 2 mg
9. Implementasi :
Tanggal 7 Juli 2015, Jam 10.00 WIB.
a. Membina hubungan saling percaya
b. Membantu pasien mengenal halusinasinya.
c. Mendiskusikan dengan pasien cara mengontrol halusinasi yaitu
menghardik halusinasi, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan
aktivitas terjadwal.
d. Membantu pasien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
halusinasi.
Tanggal 8 Juli 2015, jam 10.00 WIB
e. Membantu pasien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
f. Evaluasi
Tanggal 8 Juli 2015
Subyektif :
Klien mengatakan sering mendengar suara yang tidak ada wujudnya.
Klien mengatakan setelah klien mendengar suara tersebut klien biasanya
tidur untuk menghilangkan suara tersebut.
Klien mengatakan sudah bisa cara menghardik dan bercakap-cakap dengan
orang lain.
Obyektif :
Pasien mampu berinteraksi dengan perawat.
Pasien mampu mengikuti cara yang diajarkan perawat untuk mengontrol
halusinasi.
Afek sesuai.
Analisa :
Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik halusinasi.
Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain.
Planning :
Bantu pasien melakukan aktivitas terjadwal.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.K DENGAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing : Ns. Sri Padma Sari, MNS
Oleh :
Muhammad Faisal Affandi
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXV
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
Resume Kasus pada Ny. K dengan Resiko Perilaku Kekerasan
1. Hari/tanggal : 7 Juli 2015
2. Nama (inisial) : Ny. K
3. Ruang : IGD
4. Kondisi klien :
Keluarga mengatakan pasien bicara terus tanpa jeda. Jika ada yang
membantah pasien tidak segan untuk menampar. Pasien sebelumnya pernah
keluar masuk rimah sakit.
5. Diagnosa keperawatan :
Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.
6. Diagnosa medis :
Skizofrenia paranoid.
7. Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya.
b. Identifikasi penyebab perilaku kekerasan
c. Identifikasi tanda dan gejala munclnya perilaku kekerasan
d. Identifikasi jenis perilaku kekerasan
e. Bantu pasien mengetahui akibat dari perilaku kekerasan.
8. Terapi obat:
Merlopam 10 mg
Chlorpromazine 50 mg
Risperidone 2 mg
THP 2 mg.
9. Implementasi :
Tanggal 7 Juli 2015, Jam 10.30 WIB.
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
c. Mengidentifikasi tanda dan gejala munclnya perilaku kekerasan
d. Mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan
e. Membantu pasien mengetahui akibat dari perilaku kekerasan.
10. Evaluasi
Tanggal 7 Juli 2015
Subyektif :
Klien berkata, “saya ini selalu memberikan pelayanan doa di gereja.”
Klien berkata,”saya baik-baik saja.”
Klien berkata,”semua orang harus di didik dengan cara tentara.”
Obyektif :
Isi pembicaraan kacau.
Afek labil.
Pasien berpenampilan tidak sesuai
Analisa :
Pasien mampu membina hubungan saling percaya.
Pasien belum mampu mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan,
tanda dan gejala munculnya perilaku kekerasan, jenis perilaku kekerasan
dan akibat dari perilaku kekerasan.
Planning :
Bantu pasien mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala
munculnya perilaku kekerasan, jenis perilaku kekerasan dan akibat dari
perilaku kekerasan.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.W DENGAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing : Ns. Sri Padma Sari, MNS
Oleh :
Muhammad Faisal Affandi
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXV
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
Resume Kasus pada Tn. W dengan Resiko Perilaku Kekerasan
1. Hari/tanggal : 4 Juli 2015
2. Nama (inisial) : Tn. W
3. Ruang : IGD
4. Kondisi klien :
Pasien sering mondar-mandir. Keluarga mengatakan sudah 2 hari pasien
sering membakar dan memecahkan perabotan rumah. Pasien hendak
memukul ibunya. Pasien mengatakan sudah bekerja dan mempunyai uang
untuk menikah tapi tidak kesampaian. Keluarga mengatakan pasien
sebelumnya belum pernah masuk rumah sakit
5. Diagnosa keperawatan :
Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.
6. Diagnosa medis :
Skizofrenia tipe depresif.
7. Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya.
b. Identifikasi penyebab perilaku kekerasan
c. Identifikasi tanda dan gejala munclnya perilaku kekerasan
d. Identifikasi jenis perilaku kekerasan
e. Bantu pasien mengetahui akibat dari perilaku kekerasan.
8. Terapi obat:
Diazepam 5 mg.
Iodomet 5 mg.
Risperidone 2 mg.
9. Implementasi :
Tanggal 4 Juli 2015, Jam 09.40 WIB.
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
c. Mengidentifikasi tanda dan gejala munclnya perilaku kekerasan
d. Mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan
e. Membantu pasien mengetahui akibat dari perilaku kekerasan.
10. Evaluasi
Tanggal 4 Juli 2015
Subyektif :
Klien berkata, “saya bekerja itu tidak ada gunanya, lebih baik semua
hancur saja.”
Klien berkata,”calon istri sudah pergi.”
Klien berkata, buat apa saya bekerja, tidak ada gunaya.”
Obyektif :
Isi pembicaraan koheren.
Proses pikir sirkumtansial.
Pasien nampak tidak berpakaian.
Afek labil.
Analisa :
Pasien mampu membina hubungan saling percaya.
Pasien belum mampu mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan,
tanda dan gejala munclnya perilaku kekerasan, jenis perilaku
kekerasan dan akibat dari perilaku kekerasan.
Planning :
Bantu pasien mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala
munculnya perilaku kekerasan, jenis perilaku kekerasan dan akibat dari
perilaku kekerasan.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.AA DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing : Ns. Sri Padma Sari, MNS
Oleh :
Muhammad Faisal Affandi
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXV
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
Resume Kasus pada Tn.AA dengan Halusinasi Pendengaran
1. Hari/tanggal : 9 Juli 2015
2. Nama (inisial) : Tn.AA
3. Ruang : Poliklinik Jiwa Dewasa
4. Kondisi klien :
Pasien datang dengan keluhan sering berbicara dengan dirinya sendiri.
Klien berkata kadang tidak bisa tidur, dan kadang masih mendengar suara-
suara yang tidak berwujud. Klien telah rutin minum obat dan control tiap 1
bulan sekali. Klien berkata mampu mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain dan melakukan aktivitas
sesuai jadwal.
5. Diagnosa keperawatan :
Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
6. Diagnosa medis :
Skizofrenia paranoid.
7. Intervensi :
Latih pasien menggunakan obat secara teratur.
8. Terapi obat:
Chlorpromazine 1 x 2.5 mg.
Risperidone 2 x 1 mg
Amitripisin 1 x 2 mg
9. Implementasi :
Tanggal 9 Juli 2015, Jam 09.00 WIB.
Melatih pasien menggunakan obat secara teratur.
10. Evaluasi
Tanggal 9 Juli 2015
Subyektif :
Klien berkata, “saya masih mendengar suara-suara, namun saya akan
menghardik suara itu mas.”
Klien berkata,”ini obat berguna supaya saya tidak kambuh, saya minum
obat menurut petunjuk yang ada di dalamnya, saya minum setelah makan
dan sebelum makan sebanyak 1 butir pil.”
Obyektif :
Isi pembicaraan koheren.
Pasien nampak berpakaian rapi.
Kontak mata dapat dipertahankan.
Analisa :
Pasien mampu membina hubungan saling percaya.
Pasien mampu menyebutkan prinsip 5 benar saat menggunakan obat.
Planning :
Beri pendidikan kesehatan pada keluarga mengenai pengertian halusinasi,
jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, cara
merawat pasien dengan halusinasi.