rinitis medicamentosa
DESCRIPTION
rhinitis medicamentosa meruoakan salah satu dari sinddroma alergi pada hidungTRANSCRIPT
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
1/17
RINITIS HIPEREMIKA
I. PENDAHULUAN
Rinitis adalah keadaan dimana inflamasi pada membran mukosa hidung sehingga
timbul gejala menyerupai flu seperti bersin-bersin, hidung gatal, tersumbat dan berair.
Berdasarkan penyebabnya rinitis dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu rinitis alergi dan
rinitis non-alergi. Rinitis non-alergi merupakan rinitis yang disebabkan oleh faktor pemicu
tertentu yang bukan merupakan allergen. Rinitis non-alergi dapat dibagi menjadi rinitis
vasomotor, rinitis medikamentosa dan rinitis struktural.[ 1,2
Rinitis medikamentosa dikenal juga dengan rebound rhinitisatau rinitis kimia karena
menggambarkan kongesti mukosa hidung yang diakibatkan penggunaan vasokontriksi topikal
yang berlebihan. !bat-obatan lain yang bisa mempengaruhi keseimbangan vasomotor adalah
antagonis "-adrenoreseptor oral, inhibitor fosfodiester, kontrasepsi pil, dan antihipertensi.
#etapi mekanisme terjadinya kongesti antara vasokontriktor hidung dengan obat-obat di atas
berbeda sehingga istilah rinitis medikamentosa hanya digunakan untuk rinitis yang
disebabkan oleh penggunaan vasokontiktor topikal sedangkan yang disebabkan oleh obat-obat oral dinamakan rhinitis yang dicetuskan oleh obat $drug-induced rhinitis%. [ 1,2,&
'ukosa hidung merupakan organ yang sangat peka terhadap rangsangan sehingga
dalam penggunaan vasokontriktor topikal harus berhati-hati. (asokontriktor hidung diisolasi
pertama kali pada tahun 1))* dari ma-huangyaitu tanaman yang mengandung ephedrin dan
digunakan sebagai vasokontriktor topikal pada mukosa hidung dalam bentuk inhalasi,
minyak, semprot dan tetes. (asokontriktor topikal yang digunakan sebaiknya yang isotonik
dengan sekret yang normal, p+ antara ,& sampai , serta pemakaiannya tidak lebih dari
satu minggu sehingga rinitis medikamentosa dapat dicegah.[ 1,2,&
Rinitis medikamentosa merupakan salah satu kelainan hidung non alergi yang dapat
mengganggu dan membuat penderita datang berobat ke dokter. !leh karena itu pada makalah
ini akan dibahas tentang patofisiologi, gejala, pemeriksaan dan penatalaksanaan dari rinitis
medikamentosa.[1,2,&
II. DEFINISI
1
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
2/17
Rinitis medikamentosa adalah suatu kelainan hidung yang berupa gangguan respons
normal vasomotor. elainan ini merupakan akibat dari pemakaian vasokontriktor topikal
seperti obat tetes hidung atau obat semprot hidung dalam /aktu lama dan berlebihan,
sehingga menyebabkan sumbatan hidung yang menetap. 0stilah rinitis mendikamentosa ini
pertama kali dikenalkan oleh ake pada tahun 13. [1,2,&,3,
III. ANATOMI HIDUNG
+idung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke ba/ah4
1% pangkal hidung $bridge%, 2% batang hidung $dorsumnasi%, &% puncak hidung $hip%, 3% ala
nasi, % hidung luar5 dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang ra/an yang dilapisi oleh kulit,
jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan
lubang hidung. erangka tulang terdiri 1% tulang hidung $os nasal%, 2% prosesus frontalis os
maksila, dan &% prosesus nasalis os frontal5 sedangkan kerangka tulang ra/an terdiri dari
beberapa pasang tulang ra/an yang terletak di bagian ba/ah hidung, yaitu 1% sepasang
kartilago nasalis lateralis superior, 2% sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut
juga sebagai kartilago alar mayor, dan 3% tepi anterior kartilago septum.[ 3,,*
Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk tero/ongan dari depan ke belakang
dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi kavum nasi kanan dan kiri. 6intu
atau lubang masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang
disebut nares posterior $koana% yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring.
Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat di belakang nares
anterior, disebut vetibulum. (estibulum ini dilapisis oleh kulit yang mempunyai banyak
kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut vibrise.[ 3,,*
#iap kavum nasi mempunyai 3 buah dinding, yaitu dinding medial, lateral, inferior
dan superior. 7inding medial hidung ialah septum nasi. 8eptum dibentuk oleh tulang dan
tulang ra/an. Bagian tulang adalah 1% lamina perpendikularis os etmoid, 2% vomer, &% krista
nasalis os maksila, dan 3% krista nasalis os palatina. Bagian tulang ra/an adalah 1% kartilago
septum $lamina kuadrangularis% dan 2% kolumela. 8eptum dilapisi oleh mukosa hidung. [ 3,,*
6ada dinding lateral terdapat 3 buah konka. 9ang terbesar dan letaknya paling ba/ah
ialah konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media, lebih kecil lagi ialahkonka superior, sedangkan yang terkecil disebut konka suprema. onka suprema ini biasanya
2
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
3/17
rudimenter. onka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan
labirin etmoid, sedangkan konka media, superior, dan suprema merupakan bagian dari labirin
etmoid. [ 3,,*
7i antara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang
disebut meatus. #ergantung dari letak meatus, ada tiga meatus yaitu meatus inferior, medius
dan superior. 'eatus inferior terletak diantara konka inferior dengan dasar hidung dan
dinding lateral rongga hidung. 6ada meatus inferior terdapat muara $ostium% duktus
nasolakrimalis. 'eatus medius terletak di antara konka media dan dinding lateral rongga
hidung. 6ada meatus medius terdapat muara sinus frontal, sinus maksila dan sinus etmoid
anterior. 6ada meatus superior yang merupakan ruang di antara konka superior dan konka
media terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid. [ 3,,*
7inding inferior merupakan dasar rongga hidung dan dibentuk oleh os maksila dan os
palatum. 7inding superior atau atap hidung sangat sempit dan dibentuk oleh lamina
kribriformis, yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga hidung. amina kribriformis
merupakan lempeng tulang berasal dari os etmoid, tulang ini berlubang-lubang $kribrosa :
saringan% tempat masuknya serabut-serabut saraf olfaktorius. 7i bagian posterior, atap rongga
hidung dibentuk oleh os sfenoid. [ 3,,*
;ambar 1.
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
4/17
Kompleks ostiomeatal (KOM )
ompleks ostiomeatal $!'% merupakan celah pada dinding lateral hidung yang
dibatasi oleh konka media dan lamina papirasea. 8truktur anatomi penting yang membentuk
!' adalah prosesus unsinatus, infundibulum etmoid, hiatus semilunaris, bula etmoid, agger
nasi dan resesus frontal. !' merupakan unit fungsional yang merupakan tempat ventilasi
dan drenase dari sinus-sinus yang letaknya di anterior yaitu sinus maksila, etmoid anterior
dan frontal. =ika terjadi obstruksi pada celah yang sempit ini, maka akan terjadi perubahan
patologis yang signifikan pada sinus-sinus yang terkait. [ 3
ask!la"isasi #i$!%&
Bagian atas rongga hidung mendapat pendarahan dari a. etmoid anterior dan posterior
yang merupakan cabang dari a. oftalmika dari a. karotis interna. Bagian ba/ah rongga hidung
mendapat pendarahan dari cabang a. maksilaris interna, di antaranya ialah ujung a. palatina
mayor dan a. sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama n. sfenopalatina
dan memasuki rongga hidung dibelakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung
mendapat pendarahan dari cabang-cabang a. fasialis. 6ada bagian depan septum terdapat
anastomosis dari cabang-cabang a. sfenopalatina, a. etmid anterior, a. labialis superior dan a.
palatine mayor, yang disebut pleksus kiesselbach $little>s area%. 6leksus kiesesselbach
letaknya superficial dan mudah cedera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber
epistaksis $perdarahan hidung%, terutama pada anak. (ena-vena hidung mempunyai nama
yang sama dan brjalan berdampingan denga arterinya. (ena di vestibulum dan struktur luar
hidung bermuara ke v. oftalmika yang berhubungan dengan sinus kavernosus. (ena-vena
dihidung tidak memiliki katup, sehingga merupakan faktor predisposisi untuk mudahnya
penyeabaran infeksi sampai ke intrakranial. [ 3,,)
4
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
5/17
;ambar 2. (askularisasi hidung
$ 7ikutip dari kepustakaan %
;ambar &. (askularisasi hidung
$ 7ikutip dari kepustakaan ) %
Pe"sa"a'a% #i$!%&
5
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
6/17
Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n. ?tmoidalis
anterior, yang merupakan cabang dari n. @asosiliaris, yang berasal dari n. !ftalmikus $@. (-
1%. Rongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris, juga memberikan
persarafan vasomotor atau otonom untuk mukosa hidung. ;anglion ini menerima serabut
saraf simpatis dari m. 6etrosus superfisialis mayor profundus. ;anglion sfenopalatina terletak
di belakang dan sedikit di atas ujung posterior konka media. Aungsi penghidupan berasal dari
n. !lfaktorius. 8araf ini turun melalui lamina kribrosa dari permukaan ba/ah bulbus
olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidup pada mukosa olfaktorius
di daerah sepertiga atas hidung. [ 3,
;ambar 3. 6ersarafan hidung
$ 7ikutip dari kepustakaan ) %
M!kosa #i$!%&
Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas
mukosa pernapasan $mukosa olfaktorius%. 'ukosa pernapasan terdapat pada sebagian besar
rongga hidung dan permukaaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang mempunyai
silis $ ciliatedpeudostratified collumner epithelium% dan di antaranya terdapat sel-sel goblet.
'ukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertia berlapis
semu tidak bersilia $pseudostratified collumner non ciliated epithelium% epitelnya dibentuk
oleh tiga macam sel, yaitu sel, penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu. 7aerah
6
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
7/17
mukosa penghidu ber/arna coklat kekuningan. 6ada bagian yang lebih terkena aliran udara
mukosanya lebih tebal dan kadang-kadang terjadi metaplasia, menadi sel epitel skuamosa.
7alam keadaan normal mukosa respratori ber/arna merah muda dan selalu basah karena
diliputi oleh palut lender $mucous blanket% pada permukaannya. 7i ba/ah epitel terdapat
tunika propria yang banyak mengandung pembuluh darah, kelenjar mukosa dan jaringan
limfoid. 6embuluh darah pada mukosa hidung mempunyai susunan yangkhas.
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
8/17
mengubah transport, dan sekret akan mele/ati mukosa yang rusak terebut. #etapi jika sekret
lebih kental, sekret akan terhenti pada mukosa yang mengalami defek. [ 3
;erakan sistem transpor mukosilier pada sinus frontal mengikuti gerakan spiral.
8ekret akan berjalan menuju septum interfrontal, kemudian keatap, dinding lateral dan bagian
inferior dari dinding anterior dan posteror menuju area frontal. ;erakan spiral menuju ke
ostiumnya terjadi pada sinus sphenoid, sedangkan pada sinus etmoid terjadi gerakan
rectilinear jika ostiumnya terletak di dasar sinus atau gerakan spiral jika ostium terdapat pada
salah dindingnya. [ 3
6ada dinding lateral terdapat 2 rute besar transprort mukosilier. Rute pertama
merupakan gabungan sekresi sinus frontal, maksila dan etmoid anterior. 8ecret ini biasanya
bergabung di dekat infundibulum etmoid selanjutnya berjalalan menuju tepi bebas prosesus
unsinatus, dan sepanjang dinding medial konka inferior menuju nasofaring mele/ati bagian
antero inferior orifisium tuba eustachius. #ranspor aktif berlanjut ke batas epitel bersilia dan
epitel skuamosa pada nasofaring, selanjutnya jatuh ke ba/ah dibantu dengan gaya gravitasi
dan proses menelan. [ 3
Rute kedua merupakan gabungan sekresi sinus etmoid posterior dan sphenoid yang
bertemu di resesus sfenoetmoid dan menuju naso faring pada bagian posterosuperior
orifisium tuba eustachius. 8ekret yang berasal dari meatus superior dan septum akan
bergabung dengan sekret rute pertama, yaitu di inferior dari tuba eustachius. 8ekret pada
septum akan berjalan vertical kea rah ba/ah terlebih dahulu kemudian ke belakang dan
menyatu di bagian inferior tuba eustachius. [ 3
I. FISIOLOGI HIDUNG
Berdasarkan teori struktural, teori evolusioner dan teori fungsional, fungsi fisiologis
hidung dan sinus paranasal adalah4 1% fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara $air
conditioning%, penyaring udara, humikifikasi, penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan
mekanise inunologik lokal5 2% fungsi pengidu karena terdapatnya mukosa olfaktorius dan
reservoir udara untuk menampung stimulus penghidu5 &% fungsi fonetik yang berguna untuk
resonansi suara, membantu proses bicara dan mencegah hantaran tuara sendiri melalui
kondukdi tulang5 3% fungsi static dan mekanik untuk meringankan beban kepala, proteksi
terhadap trauma dan pelindung panas, proteksi terhadap trauma dan pelindung panas5 %
refleks nasal. [ 3,,*
F!%&si "espi"asi
8
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
9/17
Cdara inspirasi masuk ke hidung menuju sistem repirasi melalui nares anterior, lalu
naik ke atas stinggi konka media dan kemudian turun ke ba/ah kearah nasorafing.
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
10/17
;ambar . 8istem olfaktoris
$ 7ikutip dari kepustakaan *%
. ETIOLOGI
6enyakit rinitis medikamentosa disebabkan oleh pemakaian obat sistemis yang
bersifat sebagai antagonis adreno-reseptor alfa seperti anti hipertensi dan psikosedatif .
8elain itu aspirin, derivat ergot, pil kontrasepsi , dan anti cholinesterasi yang digunakan
secara berlebihan juga dapat menyebabkan gangguan hidung. !bat vasokonstriktor topikal
sebaiknya isotonik dengan sekret hidung yang normal, dengan p+ antara ,& dan ,, serta
pemakaiannya tidak lebih dari satu minggu. =ika tidak, akan terjadi kerusakan pada mukosa
hidung berupa4[3,1D
1. 8ilia rusak
2. 8el goblet berubah ukurannya
&. 'embran basal menebal
3. 6embuluh darah melebar
. 8troma tampak edema
. +ipersekresi kelenjar mukus
*. apisan submukosa menebal
). apisan periostium menebal
10
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
11/17
A%ti#ipe"te%si Phosphodiesterase type 5
inhibitors
Ho"mo%
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
12/17
Deko%&esta% Imi$a*oli%es
G 8impatomimetik 4
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
13/17
8elain itu, terdapat juga hipotesis bah/a rhinitis medikamentosa terjadi sebagai akibat
berkurangnya produksi nor-epinefrin simpatetik endogen menerusi jalur umpan balik negatif.
7engan penggunaan dekongestan dalam jangka /aktu yang lama, saraf simpatetik tidak bisa
berfungsi untuk mempertahankan vasokonstriksi karena pelepasan nor-epinefrin yang
ditekan. [ 3
II. MANIFESTASI KLINIS
eluhan utama pasien adalah hidung tersumbat secara terus menerus tanpa
mengeluarkan sekret. 6enampakan pada pemeriksaan fisis bagi rhinitis medikamentosa tidak
jauh bedanya dengan infeksi atau rhinitis alergi. 'ukosa hidung kelihatan kemerahan
$ beefy-red% dengan area bercak pendarahan dan sekret yang minimal atau udem. 8elain itu
juga, mukosanya bisa tampak pucat dan udem, juga bisa menjadi atrofi dan berkrusta
disebabkan penggunaan dekongestan hidung dalan jangka /aktu yang lama. [ 1,2,&,3,
III. DIAGNOSIS
riteria bagi diagnosis Rhinitis 'edikamentosa adalah 4- [ 1,2 &,3,,11
i. Ri/ayatpemakaian vasokontriktor topikal seperti obat tetes hidung atau obat semprot
hidung dalam /aktu lama dan berlebihan.
ii. !bstruksi hidung yang berterusan $ kronik % tanpa pengeluaran sekret atau bersin.
iii. 7itemukan mukosa hidung yang menebal pada pemeriksaan fisis.
Rhinitis medikamentosa sering terjadi disebabkan oleh kondisi medis lainnya yang
menyebabkan penggunaan dekongestan. =adi, penting untuk menjalankan beberapa
pemeriksaan lainnya untuk mengidentifikasi kondisi medis lainnya yang berpotensi untuk
diobati. 7i antara pemeriksaannya adalah uji tusuk bagi pasien yang mempunyai ri/ayat
rhinitis alergi, uji aspirin bagi pasien yang mempunyai trias
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
14/17
I+. DIAGNOSIS ,ANDING
7iagnosis banding untuk Rinitis 'edikamentosa adalah 4- [ 1,&, 12
i. Rinitis
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
15/17
+II. PROGNOSIS
6enelitian menunjukkan bah/a hampir semua pasien bisa menghentikan penggunaan
obat tetes hidung dan akhirnya menunjukkan penyembuhan yang sempurna. Bagi yang tetap
menggunakan obat tersebut, fenomena kongesti rebound ini akan tetap berlangsung selagi
pasien tidak menghentikan pengobatan tersebut. [ 1
15
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
16/17
DAFTAR PUSTAKA
1. Ramer =.#, Bailen ?, ockey R.A. Rhinitis 'edikamentosa,
-
5/27/2018 Rinitis Medicamentosa
17/17
1. ?fiaty