ririn pinawati
DESCRIPTION
SkripsiTRANSCRIPT
-
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING DAN
GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER BERBANTUAN
QUESTION CARD BERBASIS MACROMEDIA FLASH
DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA
SKRIPSI
Oleh
Ririn Pinawati
NPM 09310036
IKIP PGRI SEMARANG FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEMARANG 2013
-
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING DAN
GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER BERBANTUAN
QUESTION CARD BERBASIS MACROMEDIA FLASH
DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA
Skripsi
Diajukan kepada IKIP PGRI Semarang untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Matematika
Oleh:
Ririn Pinawati
09310036
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
SEMARANG
2013
-
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi Berjudul
Efektivitas Model Pembelajaran Snowball Drilling dan Giving
Question And Getting Answer Berbantuan Question Card
Berbasis Macromedia Flash Ditinjau Dari
Prestasi Belajar Matematika.
Yang disusun oleh
Ririn Pinawati
09310036
dinyatakan telah disetujui dan siap untuk diujikan
Semarang, Mei 2013
Pembimbing II
Drs. Sutrisno, S.E., M.M., M.Pd.
NIP. 196011211987031001
Pembimbing I
Drs. Rasiman, M.Pd.
NIP. 195602181986031001
-
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi berjudul
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING DAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER BERBANTUAN
QUESTION CARD BERBASIS MACROMEDIA FLASH DITINJAU DARI PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA
Yang dipersiapkan dan disusun oleh
Ririn Pinawati NPM 09310036
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada hari Jumat, tanggal 21 Juni 2011
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Panitia ujian skripsi FPMIPA IKIP PGRI Semarang
Ketua Sekretaris
Drs. Nizaruddin, M. Si Dr. Rasiman, M.Pd
NIP. 196803251994031004 NIP. 19560218 198603 1001
Anggota penguji
1. Dr. Rasiman, M.Pd. ( . ) NIP. 195602181986031001
2. Drs. Sutrisno, S.E., M.M., M.Pd. (. ) NIP. 196011211987031001
3. Muhtarom, S.Pd., M.Pd (...) NPP. 088602193
-
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.(Q.S.Ar-
Rad:11)
Rencana Allah selalu indah bagi orang-orang yang selalu berpikir positif
untuk kehidupannya.
Sebuah kesuksesan membutuhkan proses, dan dalam proses itulah kita
belajar untuk menghargai arti sebuah kerja keras.
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Bapak Legiman dan Ibu Suwartiyang selalu memberi dukungan,
semangat, kasih sayang dan doa untukku.
My sister Ani Sulistyaningsih yang selalu memberikan semangat.
My Special person yang tak henti-hentinya memberikan saran dan
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Somplakers Ika, Dwi, Resty, Rosa, Erma, Erna yang selalu memberikan
semangat, dan keributan dalam menyelesaikan skripsi ini
Teman-teman seperjuangan P.Mat 8A 2009
Almamater IKIP PGRI Semarang
-
v
ABSTRAK
Pinawati, Ririn. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Snowball Drilling dan Giving Question And Getting Answer Berbantuan Question Card Berbasis Macromedia Flash Ditinjau Dari Prestasi Belajar Matematika.
Kata Kunci :Snowball Drilling, Giving Question and Getting Answer, Prestasi
Belajar
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan prestasi belajar siswa dengan model Snowball Drilling dengan bantuan Question Card berbasis Macromedia Flash, Giving Question and Getting Answer dengan bantuan Question Card berbasis Macromedia Flash, dan pembelajaran konvensional, serta mana yang lebih baik diantara ketiganya.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Wedarijaksa Pati Tahun Ajaran 2012/ 2013. Sampel diambil dengan menggunakan tekhnik Cluster Random Sampling, sehingga diperoleh tiga kelas yaitu Kelas VIIA sebagai kelas eksperimen I, Kelas VIIB sebagai kelas eksperimen II, dan Kelas VIIC sebagai kelas kontrol. Tekhnik penumpulan data mengunakan metode wawancara, observasi, dan tes. Sedangkan uji statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Normalitas,Uji Homogenitas, Uji Anava, Uji t Satu Pihak, dan Uji t Dua Pihak.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh bahwa ketiga sampel berdistribusi normal, dan homogen, sehingga pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji anava.Dari perhitungan uji anava diperoleh yaitu 12,386 3,104 maka Ho ditolak. Jadi dapat dikatakan bahwa ada perbedaan penggunaan model pembelajaranSnowball Drilling berbantuan media Equation Card berbasis Macromedia Flash, model pembelajaranGiving Question and Getting Answer berbantuan media Equation Card berbasis Macromedia Flash, dan model pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika. Karena belum diketahui mana yang paling baik, maka dilakukan uji t. Dari perhitungan diperoleh pada hipotesis II diperoleh > yaitu 4,87> 1,67 , hipotesis III diperoleh > yaitu2,84> 1,67 , dan hipotesis IV diperoleh > yaitu 2,04 >2,00. Dari pengujian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Snowball Drilling lebih baik dari konvensional, pembelajaran Giving Question and Getting Answer lebih baik dari konvensional, serta pembelajaran Snowball Drillinglebih baik pembelajaran Giving Question and Getting Answer.
Hal ini juga terlihat dari rata-rata prestasi siswa kelas eksperimen I 84,94 kelas eksperimen II 80,06 dan kelas kontrol 72. Dan tingkat ketuntasan belajar klasikal siswa kelas eksperimen 90,32%, kelas eksperimen II 87,50%, dan kelas kontrol 55,88%. Dari rata-rata prestasi belajar dan ketuntasan belajar dapat dikatakan penggunaan model Snowball Drilling lebih efektif dibanding model Giving Question and Getting Answer dan konvensional.
-
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualikum warahmatullahi wabarokatuh
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
segala limpahan rahmat, karunia, dah hidahNya kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi dengan judul Efektivitas Model Pembelajaran Snowball Drilling
dan Giving Question And Getting Answer Berbantuan Question Card Berbasis
Macromedia Flash Ditinjau Dari Prestasi Belajar Matematika disusun guna
memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang.
Selama penyusunan skripsi ini, banyak sekali pihak-pihak yang telah
membantu. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan penuh rasa syukur
penulis menghaturkan penghargaan dan rasa terimakasih kepada:
1. Dr.Muhdi, S. H., M. Hum., selaku Rektor IKIP PGRI Semarang.
2. Drs. Nizaruddin, M. Si., selaku Dekan FPMIPA IKIP PGRI Semarang
3. Dr. Rasiman, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
IKIP PGRISemarang dan selaku dosen pembimbing I yang telah ikhlas
mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, serta memberikan saran dan arahan
kepada penulis selama proses penulisan skripsi.
4. Drs. Sutrisno, S.E., M.M., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah
ikhlas mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, serta memberikan saran dan
arahan kepada penulis selama proses penulisan skripsi.
5. Para dosen pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang yang telah
memberikan bekal ilmu yang bermanfaat kepada penulis dalam penyusunan
skipsi ini.
6. H.Imam Zarkasi, S.Ag, M.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 1 Wedarijaksa
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
-
vii
7. Budiyono , S.Pd., selaku Guru Matematika Kelas VII SMP Negeri 1
Wedarijaksa yang telah membantu dan membimbing penulis demi
terlaksananya penelitian ini.
8. Siswa kelas VII A,B,C,D SMP Negeri 1 Wedarijaksa yang telah bersedia
membantu penulis dalam proses penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman, serta
dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia pada umumnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Semarang, Juni 2013
Penulis
-
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
DAFTAR ILUSTRASI .................................................................................. xvi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
E. Penegasan Istilah .................................................................................... 6
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Belajar
a. Pengertian Belajar .......................................................................... 10
b. Ciri-ciri Belajar .............................................................................. 10
c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar .............................................. 12
2. Model Pembelajaran ........................................................................... 13
3. Model Pembelajaran Snowball Drilling ............................................... 14
4. Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer ................ 15
5. Question Card Berbasis Macromedia Flash ....................................... 17
6. Teori Belajar yang Mendukung
a. Teori Piaget .................................................................................... 18
b. Teori Vygotsky .............................................................................. 19
-
ix
c. Teori Kontruktivistik ..................................................................... 19
7. Indikator Prestasi Belajar .................................................................... 20
8. Tinjauan Materi .................................................................................... 22
B. Kerangka Berpikir ................................................................................... 27 C. Hipotesis ..................................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 32
B. Subjek Penelitian ................................................................................... 32
C. Teknik Sampling ................................................................................... 33
D. Variabel Penelitian ................................................................................ 33
E. Instrumen Penelitian
1. Validitas ............................................................................................ 34
2. Reliabilitas ....................................................................................... 35
3. Tingkat Kesukaran ............................................................................ 36
4. Daya Beda......................................................................................... 37
F. Desain Penelitian ................................................................................... 38
G. Prosedur/ Cara Kerja ............................................................................. 39
H. Tekhnik Pengumpulan Data .................................................................. 40
I. Analisis dan Interpretasi Data
1. Analisis Data Awal ........................................................................... 41
2. Analisis Data Akhir .......................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian .............................................................................. 53
B. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
1. Validitas ......................................................................................... 55
2. Reliabilitas ...................................................................................... 56
3. Tingkat Kesukaran .......................................................................... 57
4. Daya Pembeda ................................................................................. 57
5. Penentuan Instrumen Penelitian ...................................................... 58
C. Tahap Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 59
D. Analisis Data Hasil Penelitian
-
x
1. Analisis Data Awal ......................................................................... 60
2. Analisis Data Akhir ......................................................................... 62
3. Analisis Ketuntasan Belajar ............................................................ 68
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................. 71
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA
-
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Harga-Harga Yang Perlu Untuk Uji Bartlett
Tabel 3.2 : Daftar Analisis Varians
Tabel 3.3 : Harga-Harga Yang Perlu Untuk Uji Bartlett
Tabel 3.4 : Daftar Analisis Varians
Tabel 4.1 : Penentuan Instrumen Penelitian
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba
Lampiran 2a : Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen I Model Snowball
Drilling (Kelas VIIA)
Lampiran 2b : Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen II Model Giving
Question and Getting Answer (Kelas VIIB)
Lampiran 2c : Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol (Kelas VIIC)
Lampiran 3a : Daftar Nama Kelompok Kelas Eksperimen I Model Snowball
Drilling Kelas VII A
Lampiran 3b : Daftar Nama Kelompok Kelas Eksperimen II Model Giving
Question and Geeting Answer Kelas VII B
Lampiran 4 : Kisi-kisi Soal Uji Coba
Lampiran 5 : Soal Tes Uji Coba dan Kunci Jawaban
Lampiran 6 : RPP Kelas Eksperimen I Model Snowball Drilling
(Kelas VIIA)
Lampiran 7 : RPP Kelas Eksperimen II Model Giving Question and Getting
Answer (Kelas VIIB)
Lampiran 8 : RPP Kelas Kontrol
Lampiran 9a : Analisis Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya
Beda dengan Mennggunakan Perhitungan Excell
Lampiran 9b : Analisis Validitas dengan Mennggunakan Perhitungan Manual
Lampiran 9c : Analisis Reliabilitas dengan Mennggunakan Perhitungan
Manual
Lampiran 9d : Analisis Tingkat Kesukaran dengan Mennggunakan
Perhitungan Manual
Lampiran 9e : Analisis Daya Beda dengan Mennggunakan Perhitungan
Manual
Lampiran 9f : Tabel Bantu Daya Beda
Lampiran 10 : Soal Tes Evaluasi dan Kunci Jawaban
Lampiran 11 : Daftar Nilai Awal Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II,
dan Kelas Kontrol
-
xiii
Lampiran 12a : Uji Normalitas Data Awal Kelompok I (Kelas VIIA) dengan
Perhitungan Ms.Excell
Lampiran 12b : Uji Normalitas Data Awal Kelompok I (Kelas VIIA) dengan
Perhitungan Manual
Lampiran 13a : Uji Normalitas Data Awal Kelompok II (Kelas VIIB) dengan
Perhitungan Ms.Excell
Lampiran 13b : Uji Normalitas Data Awal Kelompok II (Kelas VIIB) dengan
Perhitungan Manual
Lampiran 14a : Uji Normalitas Data Awal Kelompok Kontrol (Kelas VIIC)
dengan Perhitungan Ms.Excell
Lampiran 14b : Uji Normalitas Data Awal Kelompok Kontrol (Kelas VIIC)
dengan Perhitungan Manual
Lampiran 15a : Uji Homogenitas Sampel dengan Perhitungan Ms.Excell
Lampiran 15b : Uji Homogenitas Sampel dengan Perhitungan Manual
Lampiran 16a : Uji Anava Data Awal dengan Perhitungan Ms.Excell
Lampiran 16b : Uji Anava Data Awal dengan Perhitungan Manual
Lampiran 17 : Daftar Nilai Akhir Kelas Eksperimen I,Kelas Eksperimen II,
dan Kelas Kontrol.
Lampiran 18a : Uji Normalitas Kelas Eksperimen I Model Pembelajaran
Snowball Drilling (Kelas VIIA) dengan Perhitungan Ms.Excell
Lampiran 18b : Uji Normalitas Kelas Eksperimen I Model Pembelajaran
Snowball Drilling (Kelas VIIA) dengan Perhitungan Manual
Lampiran 19a : Uji Normalitas Normalitas Kelas Eksperimen II Model
Pembelajaran Giving Question And Getting Answer (Kelas
VIIB) dengan Perhitungan Ms.Excell
Lampiran 19b : Uji Normalitas Normalitas Kelas Eksperimen II Model
Pembelajaran Giving Question And Getting Answer (Kelas
VIIB) dengan Perhitungan Manual
Lampiran 20a : Uji Normalitas Kelas Kontrol Model Pembelajaran
Konvensional (Kelas VIIC) dengan Perhitungan Ms.Excell
-
xiv
Lampiran 20b : Uji Normalitas Kelas Kontrol Model Pembelajaran
Konvensional (Kelas VIIC) dengan Perhitungan Manual
Lampiran 21a : Uji Homogenitas Akhir dengan Perhitungan Ms.Excell
Lampiran 21b : Uji Homogenitas Akhir dengan Perhitungan Manual
Lampiran 22a : Uji Hipotesis 1 (Anava) dengan Perhitungan Ms.Excell
Lampiran 22b : Uji Hipotesis 1 (Anava) dengan Perhitungan Manual
Lampiran 23a : Uji Hipotesis II (Uji t Satu Pihak) Kelas Eksperimen I Dan
Kelas Kontroldengan Perhitungan Ms.Excell
Lampiran 23b : Uji Hipotesis II (Uji t Satu Pihak) Kelas Eksperimen I Dan
Kelas Kontrol dengan Perhitungan Manual
Lampiran 24a : Uji Hipotesis III (Uji t Satu Pihak) Kelas Eksperimen II Dan
Kelas Kontrol dengan Perhitungan Ms.Excell
Lampiran 24b : Uji Hipotesis III (Uji t Satu Pihak) Kelas Eksperimen II Dan
Kelas Kontrol dengan Perhitungan Manual
Lampiran 25a : Uji Hipotesis IV (Uji tDua Pihak) Kelas Eksperimen I Dan
Kelas Eksperimen IIdengan Perhitungan Ms.Excell
Lampiran 25b : Uji Hipotesis IV (Uji tDua Pihak) Kelas Eksperimen I Dan
Kelas Eksperimen II dengan Perhitungan Manual
Lampiran 26a : Ketuntasan Belajar Individu dan Klasikal Kelas Eksperimen I
Model Pembelajaran Snowball Drilling (Kelas VIIA)
Lampiran 26b : Ketuntasan Belajar Individu dan Klasikal Kelas Eksperimen II
Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer
(Kelas VIIB)
Lampiran 26c : Ketuntasan Belajar Individu dan Klasikal Kelas Kontrol Model
Pembelajaran konvensional (Kelas VIIC)
Lampiran 27 : Media Question Card Berbasis Macromedia Flash
Lampiran 28 : Foto Suasana Pembelajaran Kelas Eksperimen I Model
Pembelajaran Snowball Drilling (Kelas VIIA)
Lampiran 29 : Foto Suasana Pembelajaran Kelas Eksperimen II Model
Pembelajaran Giving Question And Getting Answer (Kelas
VIIB)
-
xv
Lampiran 30 : Foto Suasana Tes Uji Coba
Lampiran 31a : Foto Suasana Tes Evaluasi di Kelas Eksperimen I
Lampiran 31b : Foto Suasana Tes Evaluasi di Kelas Eksperimen II
Lampiran 31c : Foto Suasana Tes Evaluasi di Kelas Kontrol
Lampiran 32 : Tabel r Product Momen
Lampiran 33 : Tabel Luas dibawah Lengkungan Normal
Lampiran 34 : Tabel distribusi t
Lampiran 35 : Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors
Lampiran 36 : Tabel distribusi 2 Lampiran 37 : Nilai Persentil Untuk Distribusi F
Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian
Surat Pernyataan Penelitian
Rekapitulasi Bimbingan
-
xvi
DAFTAR ILUSTRASI
Gambar 2.1 : Sudut Berpelurus
Gambar 2.2 : Sudut Berpenyiku
Gambar 2.3 : Sudut Bertolak Belakang
Gambar 2.4 : Sudut Sehadap
Gambar 2.5 : Sudut Berseberangan
Gambar 2.6 : Contoh Sudut Sehadap dan Berseberangan
Gambar 2.7 : Sudut Sepihak
Gambar 2.8 : Kerangka Berpikir
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang UU No.20 Tahun 2003 menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara. Dalam UU yang sama juga di tegaskan
bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Namun untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah mudah,
bahkan menemui masalah besar diantaranya rendahnya kualitas sarana dan
prasaranana, rendahnya kualitas guru, dan rendahnya prestasi belajar siswa
(Edukasi Kompasiana, 24 Mei 2011). Hal tersebut mengisyaratkan bahwa
kualitas pendidikan di Indonesia tergolong masih rendah, bahkan jauh di
bawah negara berkembang yang bertipe sama dengan Indonesia, misalnya
saja Brunei Darussalam dan Malaysia. Ini ditunjukkan dengan adanya data
dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011 yang
menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia
(Kompas, 3 Maret 2011). Standar kelulusan Ujian Nasional di tingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari tahun ke tahun sudah meningkat, tapi
belum menunjukkan hasil yang memuaskan, bahkan masih banyak peserta
didik yang tidak lulus ujian. Hal juga bisa dijadikan fakta bahwa kualitas
pendidikan di Indonesia masih rendah.
-
2
Pada pembelajaran matematika juga banyak ditemui masalah. Bila
dikaji lebih jauh kondisi pembelajaran matematika saat ini baik dari proses
maupun prestasi belajar matematika belum memenuhi harapan yang
diinginkan. Pembelajaran matematika dikelas pada umumnya menempatkan
guru sebagai pusat pembelajaran sehingga jarang terjadi interaksi yang positif
antara siswa dan guru selama proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang
demikian membuat sebagian besar siswa kurang bersemangat dalam
menerima pembelajaran. Hal ini mengakibatkan sebagian besar siswa
menunjukkan prestasi belajar yang kurang memuaskan pada pembelajaran
matematika. Bahkan prestasi belajar matematika yang terindikasi pada nilai
UAN yang diperoleh siswa juga menunjukkan hasil yang kurang memuaskan
bahkan mengalami penurunan.
Hal tersebut juga terjadi di sekolah penelitian saya, yakni SMP Negeri
1 Wedarijaksa. Di sekolah ini, pokok bahasan Garis dan Sudut masih
disampaikan dengan cara yang masih konvensional, dalam arti guru masih
mendominasi jalannya proses pembelajaran, dan terbatas pada ceramah dan
latihan soal. Siswa seolah tidak dilibatkan dalam proses pembelajarannya
serta cenderung terbatas dan pasif, karena hanya sekedar diam mendengarkan
ceramah dari guru kemudian mengerjakan latihan soal yang diberikan. Proses
pembelajaran yang seharusnya menyenangkan menjadi sangat membosankan,
yang pada akhirnya akan membuat siswa tidak lagi memperhatikan materi
yang disampaikan oleh guru. Bahkan situasi yang demikian membuat
sebagian besar siswa merasa tegang dan takut untuk mengikuti pembelajaran
berikutnya. Hal ini berdampak buruk terhadap prestasi belajar siswa. Di SMP
Negeri 1 Wedarijaksa ini rata-rata nilai siswa dibawah KKM yakni sebesar
70, padahal KKM untuk mata pelajaran matematika khususnya adalah
sebesar 75. Oleh karena itu, agar situasi ini tidak berkelanjutan, maka
diperlukan sebuah perubahan atau inovasi cara mengajar. Sehingga
diharapkan melalui hal tersebut prestasi belajar matematika dapat
ditingkatkan.
-
3
Inovasi yang dimaksud adalah dengan menerapkan model
pembelajaran Snowball Drilling dan Giving Question and Getting Answer.
Model pembelajaran Snowball Drilling adalah modifikasi dari drill soal tetapi
dikemas lebih menarik dan menyenangkan seperti permainan. Model ini
menuntut siswa untuk mamahami dan menguasai sebuah konsep tertentu,
sebab hal ini akan menjadi modal siswa untuk menjawab soal-soal yang akan
digulirkan oleh guru. Disamping itu melalui model pembelajaran Snowball
Drilling ini siswa dilatih untuk memiliki keterampilan dalam menjawab soal,
sebab soal yang akan digulirkan dalam model ini akan cukup bervariasi.
Sedangkan model pembelajaran Giving Question and Getting Answer
merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif bertanya
serta menjawab pertanyaan yang dilemparkan oleh siswa yang lain. Selain itu
pembelajaran menggunakan model pembelajaran ini, akan membuat siswa
mampu mengkonstruksikan pengetahuannya untuk memberikan jawaban atau
membuat pertanyaan yang akan berlangsung selama proses pembelajaran. Hal
demikian akan membuat siswa lebih aktif di dalam pembelajaran, dan mampu
menemukan pengetahuan yang baru. Kedua model pembelajaran tersebut
sangat menekankan adanya diskusi, sehingga lewat diskusi inilah akan
terjalin komunikasi yang positif, baik antara guru dengan siswa, atau siswa
dengan siswa. Sehingga pada akhirnya akan berdampak pada proses
pembelajaran yang diharapkan yaitu proses pembelajaran yang
menyenangkan dan tidak terkesan membosankan. Apabila hal tersebut bisa
dilakukan dengan baik, maka secara tidak langsung akan dapat memotivasi
siswa untuk mempelajari matematika sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa.
Selain menerapkan sebuah model pembelajaran, penggunaan media
pembelajaran juga sangat diperlukan di dalam pembelajaran. Sebab media
pembelajaran dapat menumbuh kembangkan minat peserta didik untuk lebih
semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam hal ini penulis
menggunakan media Question Card berbasis Macromedia Flash.
Penggunaan Question Card berbasis Macromedia Flash dimaksudkan agar
-
4
proses pembelajaran tidak terasa monoton, sebab didalamnya terdapat
berbagai animasi, sehingga pembelajaran terasa menyenangkan layaknya
permainan, namun tidak meninggalkan tujuan utama pembelajaran yaitu
pemahaman siswa terhadap materi dan juga peningkatan prestasi belajar
siswa.
Berbekal penelitian yang telah dilakukan sebelumnya model Snowball
Drilling dipilih sebagai model pembelajaran inovatif yang mampu menjawab
permasalahan di atas karena dikatakan mampu meningkatkan hasil belajar
matematika. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Juwati (2011: IV)
menggunakan model pembelajaran Snowball Drilling , rata- rata-rata nilai
yang diperoleh siswa mencapai 75 yaitu 80,64. Sedangkan menurut Mahdy (2012: VII) dalam penelitiannya penggunaan model Giving Question and
Getting Answer dalam pembelajaran juga dikatakan mampu meningkatkan
hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai yang diperoleh siswa mencapai
75 yaitu 76,69. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas maka penulis
bermaksud mengadakan penelitian dengan judul Efektivitas Model
Pembelajaran Snowball Drilling dan Giving Question And Getting Answer
Berbantuan Question Card Berbasis Macromedia Flash Ditinjau Dari Prestasi
Belajar Matematika.
B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan sebelumnya,
maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan penggunaan model pembelajaran Snowball
Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash,
model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan
media Question Card berbasis Macromedia Flash, dan model
pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika?
-
5
2. Apakah penggunaan model pembelajaran Snowball Drilling berbantuan
media Question Card berbasis Macromedia Flash lebih baik dari model
pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika?
3. Apakah penggunaan model pembelajaran Giving Question and Getting
Answer berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash
lebih baik dari model pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi
belajar matematika?
4. Apakah ada perbedaan penggunaan model pembelajaran Snowball
Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash,
dan model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan
media Question Card berbasis Macromedia Flash ditinjau dari prestasi
belajar matematika?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perbedaan penggunaan model pembelajaran Snowball
Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash,
model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan
media Question Card berbasis Macromedia Flash, dan model
pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika.
2. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran Snowball Drilling
berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash lebih baik
dari model pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar
matematika.
3. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran Giving Question and
Getting Answer berbantuan media Question Card berbasis Macromedia
Flash lebih baik dari model pembelajaran konvensional ditinjau dari
prestasi belajar matematika.
4. Untuk mengetahui perbedaan penggunaan model pembelajaran Snowball
Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash,
dan model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan
-
6
media Question Card berbasis Macromedia Flash ditinjau dari prestasi
belajar matematika.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini, yaitu:
1. Bagi Siswa a. Siswa lebih termotivasi dalam belajar matematika dengan adanya cara
penyampaian materi yang lebih menyenangkan dan bermakna.
b. Siswa lebih termotivasi dalam mempelajarai materi yang di anggap
sulit
2. Bagi Guru a. Dapat dijadikan acuan sebagai model pembelajaraan saat mengajar.
b. Sebagai tambahan pengetahuan tentang model-model pembelajaran,
sehingga tidak terpaku pada model pembelajaran yang konvensional
semata.
c. Sebagai motivasi dan inspirasi dalam mengajar sehingga guru lebih
kreatif dalam menyampaikan materi-materi berbekal pengetahuan dari
model-model pembelajaran yang ada.
3. Bagi Sekolah Dapat menjadi sumbangan pemikiran yang baik untuk sekolah,
dalam rangka perbaikan sistem pembelajaran, khususnya penggunaan
model dan juga media pembelajaran yang lebih variatif.
4. Bagi Peneliti a. Dapat dijadikan pengalaman untuk menggunakan model-model
pembelajaran yang lebih inovatif secara langsung
b. Dapat dijadikan sebagai pembelajaran untuk bisa menjadi guru yang
lebih professional.
E. Definisi Istilah Definisi istilah disini bertujuan untuk memberikan gambaran secara
jelas kepada para pembaca, serta menghindari adanya penafsiran yang salah
-
7
dalam menginterpretasikan judul diatas, sehingga perlu ditegaskan istilah-
istilah yang termuat dalam judul tersebut. Adapun istilah yang perlu
dijelaskan adalah sebagai berikut:
1. Efektivitas Istilah efektivas dalam judul penelitian ini bermakna bahwa
pembelajaran dikatakan efektif jika mampu memenuhi indikator
ketercapaian ketuntasan belajar, Ketercapaian aktivitas siswa( pencapaian
waktu ideal yang digunakan siswa untuk melakukan setiap kegiatan
termuat dalam rencana pembelajaran), dan respon siswa terhadap
pembelajaran yang positif (Sinambela, 2008: 78 ).
2. Model Pembelajaran Snowball Drilling Model pembelajaran Snowball Drilling merupakan model
pembelajaran yang dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang
diperoleh peserta didik dari membaca bahan-bahan bacaan
(Suprijono, 2011: 106). Di dalam model Snowball Drilling siswa di tuntut
untuk bisa menyelesaikan soal yang telah disiapkan guru. Dalam hal ini
soal akan dituangkan dalam media Question card berbasis Macromedia
Flash. Soal akan digulirkan dari satu siswa ke siswa yang lain.
3. Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer Model pembelajaran Giving Question and Getting Answer
dikembangkan untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan (Suprijono, 2011: 107). Di dalam
model Giving Question and Getting Answer guru menyiapkan 2 macam
kartu yaitu kartu bertanya dan kartu menjawab kepada setiap kelompok
yang beranggotakan 2 orang siswa. Dua kartu tersebut harus dipergunakan
oleh siswa ketika mereka ingin menjawab pertanyaan, ataupun
mengajukan pertanyaan. Kartu juga dituangkan di dalam macromedia
flash.
4. Question Card Berbasis Macromedia Flash Question Card ( kartu soal) berbasis Macromedia Flash dalam
penelitian ini adalah kartu soal yang dituangkan dalam media IT berbentuk
-
8
Macromedia Flash. Jadi nantinya Question Card akan disajikan di dalam
Macromedia Flash dengan menggunakan animasi-animasi yang menarik.
Sehingga siswa dapat memilih kartu soal mana yang hendak mereka buka
sesuai dengan gambar atau animasi yang mereka sukai. Selain itu untuk
memotivasi siswa dalam mempelajari materi, maka di dalam Macromedia
Flash juga akan di tampilkan secara ringkas materi Garis dan Sudut.
5. Prestasi Belajar Harahap dalam Hamdani (2010: 138) berpendapat bahwa prestasi
adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa
yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada
mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Sedangkan
pendapat lain dikemukakan oleh Tuu Tulus (2004: 75) yang berpendapat
bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan
yang yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru. Sedangkan
prestasi akademik bermakna hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan
pemblajaran disekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan
biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aspek
kognitif yaitu skor hasil tes pada materi Garis dan Sudut.
6. Materi Ajar Materi ajar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pokok
bahasan Garis dan Sudut, khususnya hubungan antar sudut, yang mana
materi tersebut merupakan pokok bahasan yang ada di kelas VII semester
genap.
7. SMP Negeri 1 Wedarijaksa SMP Negeri 1 Wedarijaksa merupakan SMP yang terletak di
Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati.
Berdasarkan penegasan istilah yang dipaparkan diatas skripsi dengan
judul Efektivitas Model Pembelajaran Snowball Drilling dan Giving Question
And Getting Answer berbantuan Question Card berbasis Macromedia Flash
-
9
Ditinjau Dari Prestasi Belajar Matematika, mempunyai arti secara
keseluruhan, yaitu prestasi belajar yang ditimbulkan karena adanya
pemberian model pembelajaran Snowball Drilling dan Giving Question And
Getting Answer berbantuan Question Card berbasis Macromedia Flash pada
pembelajaran matematika khususnya pokok bahasan Garis dan Sudut.
-
10
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Belajar
a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2).
Reber dalam Supijono (2010: 3) berpendapat bahwa belajar
merupakan proses mendapat kan pengetahuan.
Sedangkan Djamarah (2010: 10) berpendapat bahwa belajar
adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan artinya
tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan,kemampuan maupun sikap, bahkan meliputi segenap
aspek organisme atau pribadi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses
usaha untuk mendapatkan suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan dari lingkungannya, dimana perubahan perilaku tersebut
didapatkan dari adanya pengalaman dan latihan sehingga dari belajar
maka seseorang akan mendapatkan pengetahuan, kemampuan, dan
sikap. Perubahan perilaku tersebut meliputi segenap aspek organisme
atau pribadi.
b. Ciri-ciri Belajar Baharudin (2007: 15) berpendapat bahwa ciri-ciri belajar adalah
sebagai berikut:
1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku (change
behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati
dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak
-
11
tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa
mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat
mengetahui ada tidaknya hasil belajar.
2) Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan
tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi perubahan tingkah laku
tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera diamati pada saat proses
belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat
potensial.
4) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang
memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk
mengubah tingkah laku.
Sedangkan Hamdani (2011: 22) berpendapat bahwa ciri belajar
adalah sebagai berikut:
1) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini
digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus sebagai tolok ukur
keberhasilan belajar.
2) Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan
kepada orang lain. Jadi belajar bersifat individual.
3) Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan
lingkungan. Hal ini berarti individu harus aktif apabila dihadapkan
pada lingkungan tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena
individu memiliki berbagai potensi untuk belajar.
4) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang
belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan
dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu
dengan yang lainnya.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri seseorang
telah melampaui proses belajar adalah dari adanya perubahan tingkah
laku dalam diri orang tersebut. Perubahan tersebut bersifat integral,
-
12
artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang
terpisahkan satu dengan yang lainnya. Perubahan tingkah laku tersebut
juga menjadi dasar untuk mengamati adanya sebuah proses belajar.
Perubahan tingkah laku bisa bersifat relative permanent, potensial, atau
bisa juga didapat melalui pengalaman atau latihan secara terus menerus.
c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar Slameto (2010: 54) berpendapat bahwa ada dua faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern.
1) Faktor intern terdiri dari :
a) Faktor jasmaniah antara lain, faktor kesehatan, dan cacat tubuh.
b) Faktor psikologi yaitu, intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan sangat mempengaruhi hasil belajar, agar siswa
dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai
terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan
kondisi yang ebbas dari kelelahan.
2) Faktor ekstern terdiri dari:
a) Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
b) Faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat, seperti kegiatan siswa dalam masyarakat,
seperti mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
masyarakat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keberhasilan belajar
seseorang ditentukan oleh banyak faktor. Jadi kesemua faktor yang
dipaparkan diatas harus berjalan seimbang, agar hasil belajar yang di
-
13
peroleh juga maksimal. Penggunaan model di dalam pembelajaran juga
akan mempengaruhi hasil dari belajar seseorang. Di dalam penelitian ini
model Snowball Drilling dan Giving Question and Getting Answer
merupakan model kooperatif yang akan membawa siswa pada
pembelajaran yang bermakna dan juga menyenangkan. Sesuai dengan
paparan di atas, maka prestasi belajar siswa akan lebih baik.
2. Model Pembelajaran Agus Suprijono (2011: 46) berpendapat bahwa model
pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.
Trianto (2011: 52) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Fungsinya adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para
guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Sedangkan Arends dalam Supijono (2010: 46) berpendapat bahwa
model pembelajaran mengacu pada pendekatan apa yang digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konsepual yang
melukis prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah sebuah kerangka konseptual berupa rencana atau pola
yang didalamnya memuat tujuan pembelajaran maupun tahap-tahap
kegiatan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran.
Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah Snowball
Drilling dan Giving Question and Getting Answer.
-
14
3. Model pembelajaran Snowball Drilling Model pembelajaran Snowball Driiling adalah model pembelajaran
yang menggunakan paket soal, sehingga suatu kelompok akan diuji
kecepatan dan ketepatannya dalam menyelesaikan paket soal yang
diberikan oleh guru. Pada model pembelajaran Snowball Drilling sisi guru
sebagai fasilitator dan siswa sebagai subjek, sehingga pola interaksi yang
terjadi adalah antara guru dan siswa, serta siswa dengan siswa
(Iriani, 2012: 19).
Model pembelajaran Snowball Driling dikembangkan untuk
menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari membaca
bahan-bahan bacaan.
Menurut Agus Suprijono (2011: 106) langkah-langkah
pembelajaran Snowball Drilling adalah sebagai berikut:
a. Guru mempersiapkan paket berupa soal-soal pilihan ganda. Dalam hal
ini paket berupa kartu soal yang dituangkan di dalam Macromedia
Flash dalam bentuk soal essay.
b. Guru menggelindingkan bola salju berupa soal latihan dengan cara
menunjuk atau mengundi untuk mendapatkan seorang peserta didik
yang akan menjawab soal nomor 1.
c. Jika peserta didik yang mendapat giliran pertama menjawab soal
nomor tersebut dengan benar, maka peserta didik itu diberi kesempatan
menunjuk salah satu temannya untuk menjawab soal berikutnya yaitu
soal nomor 2.
d. Seandainya peserta didik yang pertama gagal menjawab soal nomor 1,
maka peserta didik diharuskan menjawab soal berikutnya, dan
seterusnya hingga peserta didik tersebut berhasil menjawab benar item
soal pada suatu nomor soal tertentu.
e. Jika pada putaran pertama bola salju masih terdapat item-item soal
yang belum terjawab, maka soal-soal itu dijawab oleh peserta didik
yang mendapat giliran.
-
15
f. Pada akhir pelajaran guru memberikan ulasan terhadap hal yang telah
dipelajari peserta didik.
Kelebihan model Snowball Drilling adalah sebagai berikut:
a. Komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa akan
terjalin dengan baik
b. Siswa dapat mengetahui berbagai macam variasi soal, dari soal-soal
yang digulirkan oleh guru
c. Siswa dapat mengkonstruksikan pengetahuannya secara mandiri
maupun berkelompok
d. Menumbuhkan sifat kooperatif
Kelemahan penggunaan model Snowball Drilling adalah sebagai
berikut:
a. Waktu yang digunakan di dalam pembelajaran kurang efisien akibat
adanya drill soal yang banyak.
b. Guru perlu mempersiapkan latihan soal yang begitu banyak
c. Kurang efisien jika soal yang diberikan mempunyai tingkat kesukaran
yang tinggi
4. Model pembelajaran Giving Question and Getting Answer Model pembelajaran Giving Question and Getting Answer adalah
implementasi dari pembelajaran kontruktivistik yang menempatkan siswa
sebagai subjek pelajaran. Artinya siswa mampu merekontruksi
pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya fasilitator saja
(Fitriantoro, 2010)
Model pembelajaran Giving Question and Getting Answer
dikembangkan untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan (Supijono, 2010: 107). Pada dasarnya
model tersebut merupakan modifikasi dari metode tanya jawab dan metode
ceramah yang merupakan kolaborasi dengan menggunakan potongan-
potongan kertas sebagai medianya. Model pembelajaran Giving Question
and Getting Answer sangat baik digunakan untuk melibatkan siswa dalam
mengulang materi pelajaran yang telah disampaikan (Zaini, 2007: 71)
-
16
Menurut Agus Suprijono (2011: 107-108) langkah pembelajaran
model Giving Question and Getting Answer adalah sebagai berikut:
a. Membagikan dua potongan kertas kepada peserta didik.
b. Selanjutnya mintalah kepadalah peserta didik menuliskan di kartu itu
kartu menjawab dan kartu bertanya.
c. Mulai pembelajaran dengan pertanyaan. Pertanyaan bisa berasal dari
peserta didik maupun guru. Jika petanyaan berasal dari peserta didik,
maka peserta didik ini diminta menyerahkan kartu yang bertuliskan
kartu bertanya. Jika pertanyan berasal dari guru, maka guru akan
menampilkan kartu soal yang disajikan dalam bentuk Macromedia
Flash. Setelah pertanyaan diajukan, mintalah kepada peserta didik
memberi jawaban.
d. Setiap peserta didik yang hendak menjawab diwajibkan menyerahkan
kartu menjawab. Perlu diingat setiap peserta didik yang hendak
bertanya maupun bertanya harus menyerahkan kartu-kartu itu pada
guru.
e. Jika sampai akhir sesi masih ada peserta didik yang masih memiliki
kartu bertanya dan kertas menjawab atau salah satu dari kartu tersebut,
maka mereka diminta untuk membuat resume atas proses tanya jawab
yang sudah berlangsung.
Kelebihan dari penerapan model Giving Question and Getting
Answer adalah:
a. Suasana menjadi lebih aktif
b. Anak mempunyai kesempatan baik secara individu maupun kelompok
untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
c. Guru dapat mengetahui penguasaan anak terhadap materi yang
disampaikan.
d. Mendorong anak untuk berani mengajukan pendapatnya.
Sedangkan kelemahan dari penerapan model Giving Question and
Getting Answer adalah:
a. Pertanyaan pada hakekatnya hanya bersifat hafalan.
-
17
b. Proses Tanya jawab secara terus menerus pada hakikatnya akan
menyimpang dari pokok bahasan yang sedang dipelajari.
c. Guru tidak mengetahui secara pasti apakah anak yang tidak
mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan telah memahami
materi yang telah diberikan.
5. Question Card berbasis Macromedia Flash Question Card atau kartu soal terdiri dari dua kata yaitu kartu dan
soal. Kartu adalah kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai
keperluan, hampir sama dengan karcis) (KBBI, 2008: 628).
Sedangkan soal adalah apa yang menuntut jawaban,dan sebagainya
(pertanyaan dalam hitungan dan sebagainya); hal yang harus dipecahkan;
hal, perkara, urusan (KBBI, 2008: 1325).
Jadi yang dimaksud Question Card (kartu soal) adalah suatu kertas
berbentuk persegi panjang yang berisi soal yang menuntut jawaban yang
harus dipecahkan oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Sedangkan Macromedia Flash merupakan sebuah aplikasi yang
sangat terkenal dalam hal komputer grafis. Dengan menggunakan
perangkat lunak ini kita dapat membangun dan membuat berbagai macam
hal yang berhubungan dengan komputer grafis, seperti presentasi,
multimedia, CD interaktif, animasi (animasi pada halaman web, film
kartun, iklan, dan sebagainya), slide show foto, dan masih banyak lainnya
(Nesyatabita, 2012)
Question Card ( kartu soal) berbasis Macromedia Flash adalah
kartu soal yang dituangkan dalam media IT berbentuk Macromedia Flash.
Jadi nantinya Question Card akan dibuat sedemikian sehingga menyerupai
Question Card dalam bentuk kartu soal yang umum digunakan. Question
Card akan disajikan di dalam Macromedia Flash dengan menggunakan
animasi-animasi yang menarik. Sehingga siswa dapat memilih kartu soal
mana yang hendak mereka buka sesuai dengan gambar atau animasi yang
mereka sukai. Selain itu untuk memotivasi siswa dalam mempelajari
-
18
materi, maka di dalam Macromedia Flash juga akan di tampilkan secara
ringkas materi Garis dan Sudut
6. Teori Belajar yang Mendukung a. Teori Piaget
Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif sebagai skemata
(Schemas), yaitu kumpulan dari skema-skema. Seseorang dapat
mengikat, memahami, dan memberikan respon terhadap stimulus
disebabkan karena bekerjanya skemata ini. Perkembangan skemata ini
berlangsung terus menerus melalui adaptasi dengan lingkungannya.
Skemata tersebut membentuk suatu pola penalaran tertentu dalam
pikiran anak. Makin baik kualitas skemata ini, makin baik pulalah pola
penalaran anak tersebut. Proses terjadinya adapatasi dari skemata yang
telah terbentuk dengan stimulus baru dilakukan dengan dua cara yaitu
asimilasi dan akomodasi (Suherman, 2003: 36).
Asimilasi adalah proses perubahan apa yang dipahami sesuai
dengan struktur kognitif yang ada sekarang, sementara akomodasi
adalah proses perubahan struktur kognitif sehingga dapat dipahami.
Dengan kata lain, apabila individu menerima informasi atau
pengalaman baru maka informasi tersebut akan dimodifikasi sehingga
cocok dengan struktur kognitif yang telah dipunyainya. Proses ini
disebut asimilasi. Sebaliknya apabila struktur kognitif yang sudah
dimilikinya yang harus disesuaikan dengan informasi yang diterima,
maka hal ini disebut akomodasi (Budiningsih, 2005: 35).
Selanjutnya agar seseorang dapat terus mengembangkan dan
menambah pengetahuannya sekaligus menjaga stabilitas mental dalam
dirinya, maka diperlukan proses peneyimbang. Proses penyeimbang
yaitu menyeimbangkan antara lingkungan luar dengan struktur kognitif
yang ada dalam dirinya. Proses inilah yang disebut ekuilibrasi. Tanpa
proses ekuilibrasi, perkembangan kognitif seseorang akan mengalami
gangguan dan tidak teratur (disorganized) (Budiningsih, 2005: 35).
-
19
b. Teori Vygotsky Pandangan yang mampu mengakomodasi socio cultural-
revolusition dalam teori belajar dan pembelajaran dikemukakan oleh
Lev Vygotsky. Ia mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus
dimengerti dari latar sosial-budaya dan sejarahnya. Artinya untuk
memehami pikiran seseorang bukan dengan cara menelusuri apa yang
ada di balik otaknya dan kedalamn jiwanya, melainkan dari asal usul
tindakan sadarnya, interaksi sosial yang dilatari sejarah hidupnya
(Budiningsih, 2005: 99).
Anak-anak akan memperoleh memperoleh berbagai
pengetahuan dan ketrampilan melalui interaksi social sehari-hari.
Mereka terlibat secara aktif dalam interaksi sosial dalam keluarga untuk
memperoleh dan juga menyebarkan pengetahuan-pengetahuan yang
telah dimilikinya. Lebih lanjut menurut Vygotsky, perolehan
pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang seturut dengan teori
sociogenesis.dimensi kesadaran sosial bersifat primer, sedangkan
dimensi individualnya bersifat derivative atau merupakan turunan dan
bersifat sekunder. Artinya pengetahuan dan perkembangan kognitif
individu berasal dari sumber-sumber sosial di luar dirinya
(Budiningsih, 2005: 100).
c. Teori Kontruktivistik Menurut pandangan kontruktivistik, belajar merupakan suatu
proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan
oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir,
menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang
dipelajari (Budiningsih, 2005: 58).
Paradiga kontruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang
sudah memiliki kemampuan awal sebelum memepelajari sesuatu.
Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi
pengetahuan yang baru. Oleh sebab itu, meskipun kemampuan awal
tersebut masih sangat sederhana atau tidak sesuai dengan pendapat
-
20
guru, sebaiknya diterima dan dijadikan dasar pembelajaran dan
pembibingan (Budiningsih, 2005: 59).
7. Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang dikerjakan,
diciptakan baik secara individu maupun kelompok. Prestasi tidak akan
pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan
(Hamdani, 2011: 137).
Winkel dalam Hamdani (2011: 138) berpendapat bahwa prestasi
belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seseorang.
Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang
dicapai seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Sedangkan Gunarso dalam Hamdani(2011: 138) berpendapat
bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang
setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Tulus (2004: 75) berpendapat bahwa prestasi merupakan hasil yang
dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi
akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran
disekolah atau diperguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya
ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sementara prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai
yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar siswa dibuktikan aau
ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang
dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian
yang ditempuhnya.
Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan
sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam
bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses
belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan
evaluasi. Hasil evaluasi dapat memperlihatkan tinggi rendahnya belajar
-
21
siswa (Hamdani, 2011: 139). Prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau
angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran disekolah. Nilai
tersebut terutama dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering
dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran
pencapaian hasil belajar siswa.
Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi
Bloom yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),
penerapan atau aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis
(synthesis), evaluasi (evaluation). (Daryanto, 2008: 101).
Pengetahuan atau dalam buku Suharsimi Arikunto di sebut dengan
mengenal adalah siswa diminta untuk memilih satu atau lebih jawaban.
Sedangkan pemahaman adalah tahap dimana siswa diminta untuk
membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara
fakta-fakta atau konsep. Penerapan atau aplikasi adalah tahap dimana
siswa di tuntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu
abstrasi tertentu (konsep, hokum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat
untuk diterapkan dalam situasi baru dan diterapkan secara benar. Dalam
tahap analisis siswa di minta untuk menganalisis suatu hubungan atau
situasi yang komplek atas konsep-konsep dasar. Dalam tahap sistesis
apabila penyusun soal tes bermaksud meminta siswa melakukan sintesis
maka pertanyaan-pertanyaan di susun sedemikian rupa sehingga meminta
siswa untuk menggabungkan atau menyusun kembali (reorganize) hal hal
yang spesifik agar dapat mengembang suatu struktur baru. dengan singkat
dapat dikatakan bahwa dengan soal sintesis inisiswa diminta untuk
melakukan generalisasi. Tahap terakhir yaitu evaluasi, apabila penyusun
soal bermaksud untuk mengetahu sejauh mana siswa mampu menerapkan
pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilii untuk menilai sesuatu
kasus yang di ajukan oleh penyusun soal (Arikunto, 2009: 117-120).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil
maksimum dari kegiatan yang dikerjakan baik individu maupun kelompok
setelah melakukan usaha-usaha belajar, baik dilakukan ditingkat sekolah
-
22
maupun perguruan tinggi. Prestasi belajar tidak akan pernah dihasilkan
ketika seseorang tidak melakukan kegiatan apapun. Prestasi belajar juga
dikatakan sebagai bukti keberhasilan seseorang setelah melakukan usaha-
usaha belajar. Yang akan menghasilkan pengetahuan atau ketrampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru setelah melakukan
evaluasi terhadap tugas atau ulangan yang telah ditempuh siswa. Jadi
dapat dikatakan bahwa prestasi belajar dinilai dari aspek kognitif.
8. Tinjauan Materi GARIS DAN SUDUT
a. Hubungan Antar Sudut 1) Pasangan Sudut yang Saling Berpelurus
Perhatikan gambar diatas. Pada gambar diatas garis QS membagi
sudut lurus PQR menjadi dua bagian, yaitu PQS dan RQS.
PQS merupakan pelurus dari RQS , dan sebaliknya.
PQS = sedangkan RQS =
PQS + RQS = 180 maka + = 180
Jumlah dua sudut yang saling berpelurus (bersuplemen)
adalah 180. Sudut yang satu merupakan pelurus dari sudut yang lain.
Gambar 2.1 Sudut Berpelurus
P Q R
S
-
23
2) Pasangan Sudut yang Saling Berpenyiku
PQR merupakan sudut siku-siku.
Dimana garis QS membagi PQR menjadi dua bagian
sama besar, yaitu SQR = sedangkan PQS = . SQR
merupakan penyiku dari PQS Sehingga + = 180. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah dua sudut yang saling
berpenyiku (berkomplemen) adalah 90. Sudut yang satu merupakan penyiku dari sudut yang lain.
3) Pasangan Sudut yang Saling Bertolak Belakang
Pada gambar di atas garis KM dan LN saling berpotongan
di titik O,sehingga membentuk empat sudut yaitu KON, LOM,
NOM, dan KOL. Dua pasangan dari keempat sudut itu saling
membelakangi, atau disebut bertolak belakang. KON bertolak
belakang dengan LOM; dan NOM bertolak belakang dengan
KOL.
Untuk mengetahui besar sudut yang saling bertolak
belakang, perhatikan uraian berikut ini:
KOL + LOM = 180 (berpelurus) KOL = 180 LOM ............................. (i) NOM + MOL = 180 (berpelurus)
Gambar 2.3 Sudut Bertolak Belakang
R
Q P
S
Gambar 2.2 Sudut Berpenyiku
-
24
1 2
1 2
3 4 m
n
l P
Q 4 3
NOM = 180 MOL .............................. (ii) Dari persamaan (i) dan (ii) diperoleh
KOL = NOM = 180 LOM Jadi, besar KOL = besar NOM.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jika dua garis
berpotongan maka dua sudut yang letaknya saling membelakangi
titik potongnya disebut dua sudut yang bertolak belakang. Dua
sudut yang saling bertolak belakang adalah sama besar.
b. Hubungan Antar Sudut Jika Dua Garis Sejajar Dipotong Oleh Garis Lain
1) Sudut-Sudut Sehadap dan Berseberangan
Pada gambar diatas, garis m // n dan dipotong oleh garis l.
Titik potong garis l terhadap garis m dan n berturut-turut di titik P
dan titik Q.
Pada gambar di atas, tampak bahwa 1 dan 1 menghadap arah yang sama. Demikian juga, 2 dan 2 , 3 dan 3, serta 4 dan 4. Pasangan sudut itu dinamakan sudut sehadap. Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain maka
akan terbentuk empat pasang sudut sehadap yang besarnya sama
Sudut sehadap besarnya sama. Jadi, dapat dituliskan
1 sehadap dengan 1 dan 1 = 1 2 sehadap dengan 2 dan 2 = 2
Gambar 2.4 Sudut Sehadap
-
25
4 3
3
2 1
4
3 sehadap dengan 3 dan 3 = 3 4 sehadap dengan 4 dan 4 = 4
.
Perhatikan gambar diatas. garis m // n dan dipotong oleh
garis l. Titik potong garis l terhadap garis m dan n berturut-turut di
titik P dan titik Q.
Pada gambar tersebut besar 3 = 1 dan 4 = 2. Pasangan 3 dan 1, serta 4 dan 2 disebut sudut-sudut dalam berseberangan. Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh
garis lain, besar sudut-sudut dalam berseberangan yang terbentuk
adalah sama besar.
Perhatikan pasangan 1 dan 3, serta 2 dan 4. Pasangan sudut tersebut adalah sudut-sudut luar berseberangan, di
mana 1 = 3 dan 2 = 4. Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain maka besar sudut-sudut luar berseberangan
yang terbentuk adalah sama besar.
Contoh :
Gambar 2.6 Contoh Sudut Sehadap dan Berseberangan
Gambar 2.5 Sudut Berseberangan
2 n
l P
1
m
Q
-
26
m
n
l P
Q
4 3
4 3 1 2
1 2
Perhatikan gambar di atas.
a. Sebutkan pasangan sudut- sudut dalam berseberangan
b. Jika 1 = 75 tentukan besar 2, 3 , 4 Jawab:
a. Pada gambar diatas diperoleh
1 dalam berseberangan dengan 3 2 dalam berseberangan dengan 4
b. jika besar , maka 1 = 75 maka 2 = 180 1 = 180 75 = 105 1 = 3 bertolak belakang = 75 4 = 2 dalam berseberangan = 105
2) Sudut Dalam Sepihak dan Luar Sepihak
Perhatikan gambar diatas . Pada gambar tersebut garis
m // n dipotong oleh garis l di titik P dan Q. Perhatikan 3 dan 2. Kedua sudut tersebut terletak di dalam garis m dan n serta terhadap garis l keduanya terletak disebelah kanan (sepihak).
Pasangan sudut tersebut dinamakan sudut-sudut dalam sepihak.
Dengan demikian diperoleh:
3 dalam sepihak dengan 2; 4 dalam sepihak dengan 1.
Gambar 2.7 Sudut Sepihak
-
27
Untuk membuktikan besar sudut dalam sepihak perhatikan uraian
berikut ini:
3 = 3 (sehadap) dan besar 2 = 2 (sehadap). 2= 180 3 (berpelurus), sehingga 2 = 2 = 180 3 Maka 3+ 2 = 180 Tampak bahwa jumlah 3 dan 2 adalah 180
Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain maka
jumlah sudut-sudut dalam sepihak adalah 180 Perhatikan kembali 1 dengan 4 dan 2 dengan
3 pada Gambar di atas . Pasangan sudut tersebut disebut sudut-sudut luar sepihak.
Sekarang akan dibuktikan bahwa 1 + 4 = 180 1 + 4= 180 (berpelurus), Padahal 4 = 4 (sehadap). Terbukti bahwa 1 + 4= 180.
Jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain maka
jumlah sudut-sudut luar sepihak adalah 180. B. Kerangka Berfikir
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan
latihan artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang
menyangkut pengetahuan,kemampuan maupun sikap, bahkan meliputi
segenap aspek organisme atau pribadi ( Djamarah, 2010: 10). Oleh karena itu,
maka setiap orang yang belajar harus disertai dengan usaha. Dalam kaitannya
dengan sistem belajar, belajar akan dilakukan dengan sengaja dan dirancang
dengan cermat sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar proses dan prestasi
belajar yang dicapai dapat di kontrol secara cermat dan tepat. Dalam
kaitannya dengan penelitian ini, pemilihan model pembelajaran dan media
pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi prestasi belajar yang akan
dicapai oleh siswa.
-
28
Pada Snowball Drilling siswa dianggap sudah memiliki kemampuan
awal yang di dapat siswa melalui bahan bacaan. Kemampuan awal ini akan
dikuatkan melalui drill soal yang akan diberikan oleh guru melalui
pemanfaatan media Question Card berbasis Macromedia Flash. Sesuai
dengan teori kontruktivisme (Budiningsih, 2005: 58) maka siswa akan aktif
berfikir menjawab soal-soal yang digulirkan oleh guru dengan berbekal
pengetahuan yang telah didapatkan sebelumnya melalui bahan bacaan. Sesuai
dengan teori belajar dari Piaget (Budiningsih, 2005: 36), siswa akan
mengalami tahap akomodasi dimana struktur kognitif yang sudah dimiliki
siswa harus disesuaikan dengan informasi yang diterima, melalui berbagai
jawaban dari berbagai soal yang variasi yang telah digulirkan oleh guru.
Pada Giving Question and Getting Answer setting pembelajaran yang
mirip permainan ini, menjadikan pembelajaran semakin menyenangkan.
Dikatakan mirip permainan karena didalam pembelajarannya siswa akan
diberikan dua macam kartu yaitu kartu bertanya dan kartu menjawab oleh
guru. Apabila dua kartu tersebut masih tersisa di akhir pembelajaran maka
siswa yang masih memiliki sisa kartu akan mendapat hukuman meresume. Di
dalam Giving Question and Getting Answer siswa dianggap sebagai subjek di
dalam pembelajaran, artinya siswa harus bisa merekontruksikan
pengetahuannya untuk menjawab atau melemparkan pertanyaan-pertanyaan
kepada siswa lain. Karena pada dasarnya Giving Question and Getting
Answer adalah implementasi teori kontruktivisme, maka siswa harus bisa
mengknstruksikan pengetahuan yang telah didapatnya, baik dari ceramah
guru atau bahan-bahan bacaan. Pada pembelajarannya siswa bisa berinteraksi
dengan siswa yang lain melalui pertanyaan dan jawaban berbantuan kartu
menjawab dan kartu bertanya ,sehingga mereka bisa memperoleh
pengetahuan yang baru, ini sesuai dengan teori Vygotsky
(Budiningsih, 2005: 100). Berbekal hal tersebut maka siswa akan mengalami
pebelajaran yang bermakna, sehingga akan dapat meningkatkan prestasi
belajar.
-
29
Peran Question Card berbasis Macromedia Flash disini adalah
sebagai media yang digunakan untuk membantu penerapan model Snowball
Drilling dan Giving Question and Getting Answer. Media Question Card
berbasis Macromedia Flash akan dibuat semenarik mungkin, dan juga akan
dibuat mirip seperti permainan, dan akan nada skor atau penilaian langsung
didalamnya. Diharapkan melalui pembuatan media yang demikian siswa akan
tertarik dan termotivasi, sehingga prestasi belajar dapat ditingkatkan.
Gambar. Skema Kerangka Berfikir
Prestasi Belajar
Model Pembelajaran Snowball Drilling
berbantuan Question Card berbasis
Macromedia Flash
Model Pembelajaran Giving Question and
Getting Answer berbantuan
Question Card berbasis Macromedia Flash
Sub Pokok Bahasan Garis dan Sudut
Model Konvensional
Teori KontruktivismeTeori Piaget
Teori Vygotsky
Vygotsky
-
30
C. Hipotesis Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1 : Ada perbedaan penggunaan model pembelajaran Snowball Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash, model
pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan media
Question Card berbasis Macromedia Flash, dan model pembelajaran
konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika.
2 : Penggunaan model pembelajaran Snowball Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash lebih baik dari model
pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika.
3 : Penggunaan model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash lebih
baik dari model pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar
matematika.
4 : Ada perbedaan penggunaan model pembelajaran Snowball Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash, dan
model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan
media Question Card berbasis Macromedia Flash ditinjau dari prestasi
belajar matematika
Sedangkan untuk Hipotesis Nol adalah sebagai berikut:
01 : Tidak ada perbedaan penggunaan model pembelajaran Snowball Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash, model
pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan media
Question Card berbasis Macromedia Flash, dan model pembelajaran
konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika
02 : Penggunaan model pembelajaran Snowball Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash tidak lebih baik dari model
pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika.
-
31
03 : Penggunaan model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash tidak
lebih baik dari model pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi
belajar matematika
04 : Tidak ada perbedaan penggunaan model pembelajaran Snowball Drilling berbantuan media Question Card berbasis Macromedia Flash, dan
model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan
media Question Card berbasis Macromedia Flash ditinjau dari prestasi
belajar matematika
-
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Wedarijaksa, Kecamatan
Wedarijaksa, Kabupaten Pati. Dilaksanakan pada semester genap tahun
Ajaran 2012/2013, sekitar bulan Februari, tepatnya pada tanggal 18 Februari
sampai dengan tanggal 11 Maret 2013.
B. Subjek Penelitian 1. Populasi
Sudjana (2005 : 6) berpendapat bahwa populasi adalah totalitas
dari semua nilai yang mungkin , hasil menghitung atau pengukuran
kuantitatif dan kualitatif mengenai karateristik tertentu dari semua anggota
kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Sedangkan Sugiyono (2010: 117) berpendapat bahwa populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam
lainnya. Populasi yang bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau
subjek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Wedarijaksa.
2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 118)
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII A,
VII B, VII C, dan VII D. Kelas VII A dan VII B menjadi kelas
-
33
eksperimen, sedangkan kelas VIIC sebagai kelas kontrol. Kelas VII D
digunakan sebagai kelas uji coba instrument tes. Pengambilan sampel
dilakukan secara acak dari jumlah semua populasi kelas VII yang ada di
SMP Negeri 1 Wedarijaksa.
C. Teknik Sampling Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Untuk menggunakan sampel yang digunakan dalam penelitian, terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan (Sugiyono, 2010 : 118).
Tekhnik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Cluster Random Sampling. Tekhnik sampling ini digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang diteliti atau sumber data sangat luas.
Tekhnik sampling ini sering digunakan melalui dua tahap (Sugiyono, 2010 :
121- 122).
D. Variabel Penelitian Dalam penelitian eksperimen dikenal beberapa variabel. Variabel
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor,
perlakuan, atau tindakan yang diperkirakan dapat memengaruhi hasil
eksperimen. Variabel yang berkaitan secara langsung dan diberlakukan untuk
mengetahui suatu keadaan tertentu dan diharapkan mendapatkan
dampak/akibat dari eksperimen sering disebut variabel eksperimental
(treatment variable). Variabel treatmen adalah kondisi yang hendak diteliti
bagaimana pengaruhnya terhadap suatu gejala. Untuk mengetahui pengaruh
varibel itu, kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimental dan kontrol
dikenakan variabel eksperimen yang berbeda atau yang bervariasi.
Sedangkan yang berubah sebagai hasil atau akibat dari perubahan
variable bebas atau pemanipulasian disebut variabel respon. Perubahan pada
faktor ini karena dipengaruhi oleh variabel treatmen. Karena perubahan itu
sebagai tanggapan dari faktor lain (variabel treatmen) maka disebut variabel
respon.
-
34
Dalam penelitian ini variabel treatmen adalah model pembelajaran
yang akan digunakan pada ketiga kelas yang akan diberi perlakuan.
X1 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball
Drilling berbantuan Question Card berbasis Macromedia Flash.
X2 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Giving
Question and Getting Answer berbantuan Question Card berbasis
Macromedia Flash.
X3 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Sedangkan variabel responnya adalah prestasi belajar. Yang
selanjutnya variabel respon ini dinyatakan dengan Y
Y : Prestasi belajar pada kelas yang menggunakan Model Snowball Drilling
dan Giving Question and Getting Answer, dan Konvensional.
E. Instrumen Penelitian Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian.
Jadi Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena. Jumlah instrument penelitian tergantung pada jumlah variabel
penelitian yang telah ditetapkan untuk di teliti ( Sugiyono, 2010 :149).
Instrumen penelitian dalam hal ini berbentuk tes. Untuk tes, sebelum
digunakan untuk mengambil data, soal-soal tes harus diuji cobakan terlebih
dahulu. Ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran, dan daya pembeda sehingga diketahui soal mana yang baik untuk
diteskan.Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi
(achievement test).
1. Validitas Validitas ialah mengukur apa yang hendak di ukur (Usman, 2009:
287). Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang hendak di ukur ( Sugiyono, 2010: 173 ). Scarvia B. Anderson,
dkk juga menyebutkan bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes
tersebut mengukur apa yang hendak di ukur (Arikunto, 2009 : 65)
-
35
Jadi sebuah tes akan mempunyai validitas jika hasilnya sesuai
dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan
kriterium. Tekhnik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah
tekhnik Korelasi Product Momen dengan rumus :
= ( )( ) 2 ( )2 2 ( )2
Dimana:
= koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua
variabel yang dikorelasikan.
N = Jumlah subjek yang diteliti
= skor tiap butir soal
= skor total
2 = jumlah kuadrat skor butir soal 2 = jumlah kuadrat skor total Kriteria validitas menurut Arifin (2012:257) adalah sebagai berikut:
Nilai r Interpretasi 0,81 1,00 Sangat tinggi 0,61 0,80 Tinggi 0,41 0,60 Cukup 0,21 0,40 Rendah 0,00 0,20 Sangat rendah
Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan pada
product momen dengan = 5%. Jika > maka instrument tes dikatakan valid.
2. Reliabilitas Reliabilitas ialah mengukur instrument terhadap ketepatan atau
konsisten. Reliabilitas disebut juga keterandalan, keajegan ,konsistensi,
dan stability (Usman, 2009: 287).
Cara-cara mencari besarnya Reliabilitas:
a. Metode tes ulang (test-retest method)
-
36
b. Metode bentuk parallel (equivalent)
c. Metode belah dua atau split-half method
Untuk mencari reliabilitas soal secara keseluruhan perlu juga
dilakukan analisis butir soal.Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha
sebagai berikut:
11 = 1 1 2 2 Dimana:
11 = reliabilitas yang dicari = banyaknya item
2= jumlah varians skor tiap-tiap item
2 = varians total
Berdasarkan Arifin (2012:257) kriteria reliabilitas :
Nilai r Interpretasi 0,81 1,00 Sangat tinggi 0,61 0,80 Tinggi 0,41 0,60 Cukup 0,21 0,40 Rendah 0,00 0,20 Sangat rendah
Hasil 11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan pada product momen dengan = 5%. Jika 11 > maka instrument tes dikatakan reliabel.
3. Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkanya. Sebaiknya soal yang terlalu sukar
akan menyebabkannya siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Bilangan yang
menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran
(difficulty index) (Arikunto, 2009: 207). Menurut Arifin (2012:273)
untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal uraian adalah dengan
-
37
menghitung berapa persen peserta didik yang gagal menjawab benar atau
ada dibawah batas lulus (passing grade) untuk tiap-tiap soal.
=
100% Keterangan :
P = Tingkat kesukaran
F = Jumlah peserta didik yang gagal
N = Jumlah keseluruhan peserta didik
Untuk menafsirkan nilai tingkat kesukaran soalnya dapat
digunakan kriteria sebagai berikut:
1) Jika jumlah peserta didik yang gagal mencapai 27% maka soal
termasuk mudah
2) Jika jumlah peserta didik yang gagal antara 28% sampai dengan 72%,
maka soal termasuk sedang.
3) Jika jumlah peserta didik yang gagal 72% ke atas, maka soal tersebut
termasuk sukar.
Berdasarkan Arifin (2012: 273) batas lulus ideal = 6 (skala 0-10).
4. Signifikansi Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009: 211 ).
Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat signifikansi
daya pembeda soal yang berbentuk uraian menurut Arifin (2012: 278)
adalah sebagai berikut:
= (1 2)
12+ 22(1)
Dimana :
= signifikansi daya pembeda
1 = rata-rata kelompok atas 2 = rata-rata kelompok bawah
-
38
12 = jumlah kuadrat deviasi individu kelompok atas 22 = jumlah kuadrat deviasi individu kelompok bawah = 27% x N, dimana N adalah jumlah peserta tes
Nilai t yang diperoleh dikonsultasikan dengan dengan
= (1 1) + (2 1) dan = 5%. Soal memiliki daya pembeda yang signifikan jika >
F. Desain Penelitian Desain Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy
Experimental design. Desain eksperimen ini mempunyai kelompok kontrol
tetapi tidak dapat berfungsi seluruhnya untuk mengontrol variabel- variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasy Eksperimental
design, digunakan karena pada kenyataannya, sulit mendapatkan kelompok
kontrol yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2010:114).
Desain Eksperimen dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kelompok Perlakuan Post Tes
Eksperimen 1 1 1 Eksperimen 2 2 2
Kontrol 3 3
Keterangan:
1 = kelas dengan perlakuan model X2 = kelas dengan perlakuan model X3 = kelas dengan perlakuan model konvensional Y1 = prestasi belajar dengan perlakuan model Y2 = prestasi belajardengan perlakuan model
Y3 = prestasi belajar dengan perlakuan model konvensional
-
39
G. Prosedur Kerja 1. Menentukan subjek penelitian yaitu menentukan populasi dan sampel.
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VII SMP Negeri 1 Wedarijaksa. Sedangkan untuk sampelnya adalah kelas
VII A, VII B, VII C, VII D SMP Negeri 1 Wedarijaksa.
2. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Yang menjadi kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas VII A,
dan kelas VII B, sedangkan kelas VII C sebagai kelas kontrol.
3. Menganalisis data awal
Analisis data awal digunakan untuk mengetahui apakah ketiga sampel
yang diambil berada pada kondisi awal yang sama sebelum dikenai
perlakuan. Data diambil dari nilai ulangan harian pada pokok bahasan
sebelumnya.
4. Menganalisis hasil uji coba instrument
Sebelum dilakukan analisis hasil uji coba instrument, diadakan tes uji
coba instrument pada kelas uji coba yaitu kelas VII D. Analisis hasil uji
coba instrument digunakan untuk mendapatkan soal yang mempunyai
validitas, reliabilitas, daya beda, serta tingkat kesukaran yang baik, yang
nantinya soal tersebut akan diunakan pada tes evaluai yang akan diberikan
pada kelas eksperimen dan kontrol.
5. Menerapkan model pembelajaran
Pada kelas eksperimen I diterapkan model pembelajaran Snowball
Drilling berbantuan Question Card berbasis Macromedia Flash, dan
model pembelajaran Giving Question and Getting Answer berbantuan
Question Card berbasis Macromedia Flash diterapkan pada kelas
eksperimen II. Sedangkan untuk kelas kontrol diterapkan model
pembelajaran konvensional.
6. Memberikan tes pada kedua kelompok
Tes diberikan pada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kontrol pada akhir pembelajaran, dimana soal yang digunakan adalah soal
yang telah dianalisis pada uji coba instrument sebelumnya.
-
40
7. Data yang diperoleh setelah memberikan tes kemudian dianalisis.
8. Setelah proses perhitungan selesai peneliti menyusun dan melaporkan
hasil penelitian.
H. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan/ data untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan panduan wawancara (Siregar, 2010: 130).
Sugiyono dalam bukunya (2010: 194) menyatakan wawancara
digunakan sebagai metode pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
2. Metode Observasi Observasi atau pengamatan langsung adalah kegaiatan
pengumpulan data dengan melakukan peneletian langsung terhadap
kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian,
sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian
tersebut (Siregar, 2010: 134).
3.