riset dan potensi pengembangan tumbuhan obat dari hutan ......2020/07/29 · riset dan potensi...
TRANSCRIPT
Riset dan Potensi Pengembangan Tumbuhan Obat dari Hutan Alam di Kalimantan
Prof. Dr. Ir. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc., IPU Ketua PUI PT Pusat Inovasi, Teknologi, Komersialisasi, Manajemen: Hutan dan Lahan Basah (PUI PHLB ULM)
LATAR BELAKANG
Jumlah TO dari Hutan
1. Di hutan Indonesia : 30.000 jenis 940 jenis sudah dinyatakan berkhasiat obat 78% masih diambil langsung dari
hutan (Nugroho , 2010)
800-1.200 spesies yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk obat tradisional atau jamu (Litbang Depkes, 2009).
Indonesia dikenal sebagai gudang tumbuhan obat (herbal) sehingga mendapat julukan live laboratory (Litbang Depkes, 2009).
2. Di Wilayah Kalimantan Selatan: Hasil RISTOJA 2012 & RISTOJA 2015 - Etnis Dayak Bukit: 60 TO (Hamidah dkk,
2012) - Etnis Harakit : 111 TO , 82% TO dari hutan (Arifin dkk, 2015)
Fungsi Tumbuhan Obat
FUNGSI :
1. Sumber matapencaharian (Olsen dan Larson, 2003) & pemberdayaan ekonomi (Pujiasmanto, 2003) 2. Untuk pengobatan - karena budaya turun-temurun - karena obat modern sulit ditemukan (Lacuna, 2002; Olsen and Larson, 2003; Kandari et al.,
2011; Shrestha et al., 2009, Krismawati dkk. (2004)) RISTOJA 2012 & RISTOJA 2015 : Masyarakat Etnis Dayak Bukit di HSS & Etnis Harakit di
Tapin, sampai saat ini masih menggantungkan TO untuk pengobatan & menjaga stamina, meski tenaga medis sudah disediakan (Hamidah dkk, 2012; Arifin dkk, 2015)
“ 80% penduduk dunia menggantungkan TO” (Begossi et al., 2002)
Distribusi Jlh TO dan Jenis Penyakit
43 46
66 69
62 64
72
22
31
70
53 47
27 30
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Jlh TO
Jenis Penyakit
Peluang Pengembangan
TO (Herbal)
• Menurut WHO 65% dari penduduk negara-
negara maju menggunakan obat-obatan herbal (Aspan, 2004; Depkes, 2006; Pujiasmanto, 2009).
* penjualan global obat herbal dapat mencapai US $ 60 milyar (>54 triliun rupiah/tahun). Obat-obatan herbal telah diterima secara luas di negara-negara yang tergolong berpendapatan rendah sampai maju (Sekretariat Convention on Biological Diversity (CBD)
. Sebanyak 2000 tumbuhan obat dan
tanaman aromatik digunakan di Eropa untuk kebutuhan komersial. Beberapa species botani secara konsisten diperlukan oleh banyak industri di USA dan Eropa, diantaranya gingseng, valerian dan bawang putih (Maximillian, 2008).
Prospek & Peluang Budidaya TO
• aspek potensi flora, iklim, tanah maupun aspek industri obat dan komestika tradisional (sangat mendukung).
• TO mempunyai keunggulan - kimiawi (sebagai bahan obat) - fisik (sebagai tanaman hias), - biologis (sebagai tanaman yang
dibudidayakan).
* Pemanfaatan obat tradisional meningkat karena pergeseran pola penyakit dari infeksi ke penyakit degeneratif serta gangguan metabolisme. Penyakit degeneratif memerlukan pengobatan jangka panjang yang menyebabkan efek samping serius bagi kesehatan. (Depkes, 2005).
FAKTA :
USAHA BUDIDAYA TO
RENDAHNYA KEGIATAN BUDIDAYA TO:
hanya 20% yang dibudidayakan
rendahnya penelitian dan pengembangan tumbuhan obat endemik (Dhar et al., 2000)
Fungsi Budidaya:
1. Mencegah kepunahan
2. Tujuan komersial
3. Chhetri et al., 2005
I. LATAR BELAKANG
Eks¬ploitasi tumbuhan obat yang berlebihan tanpa memperhatikan upaya konservasi, tentu sangat mengkuatirkan. Peran para ahli budidaya (agronomis) dan para ahli bioteknologi khususnya tekno¬logi kultur jaringan sangat penting untuk menghindari kelangkaan bahan baku obat herbal, yang masih banyak diambil dari tanaman aslinya secara konvensional (Radji, 2005).
perlu dikembangkan sistem budidaya tumbuhan obat :
In-Situ & Eksitu (Sukardiman et al.,2009).
ARAH KEBIJAKAN RISET TO:
(Saparinto, C & Susiana, R ., 2016)
Dalam rangka:
- Pelestarian TO
- Sediaan Obat Tradisional yang aman
Budidaya Organik - Tidak menggunakan pestisida kimia - Tidak menggunakan pupuk kimia - Membiarkan spesies gulma & polong2an - Tidak ada membajak tanah
Habitus Tumbuhan yang digunakan sebagai obat
Pohon (Tree)
Perdu/Semak (Shrub)
Liana/Pemanjat (Climber)
Herba/Terna (Herb)
Paku (Fern)
Jamur (Mushroom)
Bambo (Bamboo)
Epifit (Epiphyte)
Rotan (Rattan)
Bagian TO yg dimanfaatkan
Akar***(terbanyak digunakan) Batang Daun*** (terbanyak digunakan) Buah* Biji* Bunga* Rimpang, umbi** Kulit akar* Kulit Batang***(terbanyak digunakan) Kulit buah* Daun muda* Semua bagian* Air dalam batang* Getah*
Penentuan TO yang akan dibudidayakan : “banyak dipergunakan batra & atau mulai sulit dicari”
No Nama TO Gambar TO
Tanaman
1
Manggarsih
(Parameria
polyneura
Hook.f)
2
Pikajar
(Schizaea
digitata (L) Sw.)
3 Kayu sisil laki
No Nama TO Gambar TO
Tanaman
1 Bayuan
2 Tambar Bisa
3
Pasak Bumi
(Eurycoma
longifolia)
Faktor-Faktor
Yang Perlu Diperhatikan dalam Budidaya Tumbuhan Obat
Aspek Teknis berkaitan dengan abiotis:
1) iklim mikro (suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya, dan curah hujan)
2) tanah (jenis tanah, pH, tekstur tanah, struktur tanah, dan kesuburan tanah)
Aspek biotis: jenis-jenis pohon dan tumbuhan herba yang berasosiasi dengan tumbuhan obat
KHARAKTERISTIK HABITAT TO
No Nama Tanaman obat
Ketinggian
tempat
(m dpl)
Suhu
(°C) Kelembaban
(%)
Intentitas
Cahaya
(%)
Keterangan
1 Manggarsih
(Parameria polyneura Hook.f)
223
41 54-60
100
Malinau
- di areal kebun kelapa sawit
- Areal terbuka
Harakit tidak ditemukan jenis manggarsih
2 Pikajar
(Schizaea digitata (L) Sw.)
214 37 60
14,25 Malinau
- Kelembaban tinggi & tertutup
164-170 28 - 36 56-89 2,1-27 Harakit
3
Kayu sisil laki
Di Malinau tidak ditemukan kayu sisil
132-136 29- 31 77-85
1,05-4,51 Hanya ditemukan di tebing dan pinggir
sungai
4 Bayuan 4,15 Di tepi sungai
132-165 29-30 73-86 1,28-4,57 Ditemukan di tepi sungai
5 Tambar Bisa
200 30 78-83 2,56-4,10 Dekat sungai
160-161 29 83-89 1,81 Di tepi sungi
6 Pasak Bumi
Eurycoma longifolia jack
200-223 30 - 41 53-83 3,91 Di hutan sekunder
164-170 28 - 36 56-89 2,10-27,6 Di hutan sekunder
Habitat Alami VS Ex-Situ
Parameter Habitat Alami (Hamidah et al., 2016)
Ex-situ (Hamidah et al., 2016)
Altitude 223 m asl
Temperatur 28-36°C 28 - 35 °C
Kelembaban 56 – 89% 50 - 88%
Intensitas Cahaya
27% 24 - 63%
pH 4-6,5 Tanah (Habitat TO)
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
S. Niih
S. Tarib
an
S.
Aib
S. Bukua nin
S. Mariuh
S.
Mal
inau
S.
Pila
let
S. Mentai
Hamak
Ulang
Tariban
Majimat
Muarauroi
Tumingki
Hulubanyu
Tanuhi
Hutab
Datarlanggang
Mentai
Pancurbatuayam
Hamak Selatan
Hamak Utara/Umpaya
Riamtalo
Tahibesi
Muaraatib
AhanLumpangi
Panggungan
Rantan
Halunuk
Kandihin
MariuhMalinau
Paihungan
LOKSADO
G. Tindihan
G. Antai
G. Manggar ingsayan
HarataiPanggungan
Gulayan
S. Niih
S. Tarib
an
S.
Aib
S. Bukua nin
S. Mariuh
S.
Mal
inau
S.
Pila
let
S. Mentai
Hamak
Ulang
Tariban
Majimat
Muarauroi
Tumingki
Hulubanyu
Tanuhi
Hutab
Datarlanggang
Mentai
Pancurbatuayam
Hamak Selatan
Hamak Utara/Umpaya
Riamtalo
Tahibesi
Muaraatib
AhanLumpangi
Panggungan
Rantan
Halunuk
Kandihin
MariuhMalinau
Paihungan
LOKSADO
G. Tindihan
G. Antai
G. Manggar ingsayan
HarataiPanggungan
GulayanS. Malingin
S. Alakat
G.Ranuan
G.Karongkongan
G.Tala
G.Pagarangan
G.Orangan
G.Baingutan
G.Batutala
G.Rarokoan
G.Mayoyo
G.Batutipang
G.Bakarangan
G.Gantar
G.Balak angan
G.Tamianglala
G.Pakutudung
G.Mujung
Lok Lahung
$
Hulu Sungai Tengah
Kotab
aru
BanjarTapin
Komp. Pods. M r-Kng Lato - Lito
Orga nos ol Glei Humus
Pods ol ik M erah Kuning
Pods ol ik M erah k uning
1:150000Skala
Batas Kabupaten
Gunung/Bukit
Jalan
Pemukiman
Sungai
Batas Kecamatan
$
LEGENDALEGENDA
N
EW
S
PET A T ANAH
KECAM AT AN LO KSAD O
Sumber : P eta Rupa B umi Indoneisa 1995, Skala 1:50.000 Peta Sumber Daya Lahan Kab HSS 1991 Skala 1:50.000 Peta RTRWP Kal-Sel 1998, Skala 1:250.000
Petu nju k Le tak Ka b. HS S
K ec. Lo ksado
320 00 0
320 00 0
325 00 0
325 00 0
330 00 0
330 00 0
335 00 0
335 00 0
340 00 0
340 00 0
968
00
00
968
00
00
968
50
00
968
50
00
969
00
00
969
00
00
969
50
00
969
50
00
970
00
00
970
00
00
Gambar 2.
Peta tanah Kab. Hulu Sungai selatan
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
S. Ni ih
S. T
ariban
S.
Aib
S. Bukua n i n
S. M
a riuh
S. M
alin
au
S. P
ilale
t
S. Men ta i
Ham ak
Ulang
Tariban
Majimat
Muar aur oi
Tumingki
Hulubanyu
Tanuhi
Hutab
Datarlanggang
Menta i
Panc urbatuayam
Ham ak Selatan
Ham ak Utara/Um paya
Riamtalo
Tahibes i
Muar aatib
AhanLum pangi
Panggungan
Rantan
Halunuk
Kandih in
MariuhMalinau
Paihungan
LOKSADO
G. Tind ihan
G. Anta i
G. Manggarings ayan
Har ataiPanggungan
Gulayan
S. Ni ih
S. T
ariban
S.
Aib
S. Bukua n i n
S. M
a riuh
S. M
alin
au
S. P
ilale
t
S. Men ta i
Ham ak
Ulang
Tariban
Majimat
Muar aur oi
Tumingki
Hulubanyu
Tanuhi
Hutab
Datarlanggang
Menta i
Panc urbatuayam
Ham ak Selatan
Ham ak Utara/Um paya
Riamtalo
Tahibes i
Muar aatib
AhanLum pangi
Panggungan
Rantan
Halunuk
Kandih in
MariuhMalinau
Paihungan
LOKSADO
G. Tind ihan
G. Anta i
G. Manggarings ayan
Har ataiPanggungan
GulayanS. Mal ing in
S. Alakat
G.Ranuan
G.Karongkongan
G.Tala
G.Pagarangan
G.Orangan
G.Baingutan
G.Batutala
G.Rarokoan
G.Mayoyo
G.Batutipang
G.Bakarangan
G.Gantar
G.Balak angan
G.Tamianglala
G.Pakutudung
G.Mujung
Lok Lahung
$
Hulu Sungai Tengah
Kotab
aru
BanjarTapin
HL
HP
KBTT
KPem
1:150000Skala
Batas Kabupaten
Gunung/Bukit
Jalan
Pemukiman
Sungai
Batas Kecamatan
$
LEGENDALEGENDA
N
EW
S
PETA PEN U TU PAN LAHAN
KECA MAT AN LOKSAD O
Sumber : P eta Rupa B umi Indoneisa 1995,
Skala 1:50.000 Peta Sumber Daya Lahan Kab HSS 1991 Skala 1:50.000
Peta RTRWP Kal-Se l 1998, Skala 1:250.000
Petu nju k Le tak Ka b. HS S
K ec. Lo ksado
318 00 0
318 00 0
320 00 0
320 00 0
322 00 0
322 00 0
324 00 0
324 00 0
326 00 0
326 00 0
328 00 0
328 00 0
330 00 0
330 00 0
332 00 0
332 00 0
334 00 0
334 00 0
336 00 0
336 00 0
338 00 0
338 00 0
340 00 0
340 00 0
342 00 0
342 00 0
344 00 0
344 00 0
968
2000
96820
00
968
4000
96840
00
968
6000
96860
00
968
8000
96880
00
969
0000
96900
00
969
2000
96920
00
969
4000
96940
00
969
6000
96960
00
969
8000
96980
00
970
0000
97000
00
Gambar 3.
Peta Penutupan Lahan Kab. Hulu Sungai Selatan
Asosiasi Pikajar dengan Tumbuhan Lain
Tingkat No Nama Jenis
a b c IO Keterangan A B
1 Pikajar Mahang 8 2 0 0,89 ST
2 Pikajar Jirak 7 3 0 0,84 ST
Semai 3 Pikajar Bindrang 5 5 0 0,71 T
4 Pikajar Kapur 5 5 0 0,71 T
5 Pikajar Luwa 4 6 0 0,63 T
1 Pikajar Mahang 7 3 0 0,84 ST
2 Pikajar Kapur 5 5 0 0,71 T
Pancang 3 Pikajar Jirak 5 5 0 0,71 T
4 Pikajar Bilaran 3 7 0 0,55 T
5 Pikajar Karet 3 7 0 0,55 T
1 Pikajar Karet 10 0 0 1,00 ST
2 Pikajar Mahang 7 3 0 0,84 ST
Tiang 3 Pikajar Jirak 5 5 0 0,71 T
4 Pikajar Ruhut 3 7 0 0,55 T
5 Pikajar Kapur 3 7 0 0,55 T
1 Pikajar Karet 8 2 0 0,89 ST
2 Pikajar Mahang 4 6 0 0,63 T
Pohon 3 Pikajar Tarap 2 8 0 0,45 R
4 Pikajar Jirak 2 8 0 0,45 R
5 Pikajar Jengkol 1 9 0 0,32 R
Keterangan : IO= Indeks Ochiai a = Jenis A hadir, B hadir b = Jenis A hadir, B tidak hadir c = Jenis A tidak hadir, jenis B hadir ST = Sangat Tinggi T = Tinggi R = Rendah
Apakah terjadi perubahan kandungan metabolit sekunder pada TO yang dibudidayakan secara Eksitu ???
Flavonoid Steroid
Akar Daun Bunga Akar Daun Bunga
Hutan Alam
Ek-situ
In-situ Mg/ml QE
Melibatkan masyarakat dalam budidaya TO sebagai cara yang tepat dan berorientasi komersial, alasan:
1) Masyarakat sekitar hutan lebih dekat dengan habitat alam TO
2) Dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan
Bagaimana pengembangan TO yg baik
SARAN
Pembudidayaan tumbuhan obat punya prospek yang cerah dan mudah dilakukan, dikarenakan tumbuhan obat dapat tumbuh di tempat yang kurang subur, sehingga tidak menuntut media tanam yang baik, tidak menuntut adanya pemupukan, hanya saja yang harus mendapat perhatian lebih adalah tempat pembudidayaannya harus disesuaikan dan diatur iklim mikro, khususnya intensitas cahayanya sesuai dengan karakter tumbuhan obat masing-masing.
Pemberian hormon pemacu pertumbuhan dan pupuk kimia sebaiknya dihindari, selain tidak termasuk budidaya organik, juga tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan stek.
Berkolaborasi dengan masyarakat sekitar hutan sangat dianjurkan karena masyarakat dapat melakukan pemeliharaan secara intensif dan penanaman di sekitar habitat alaminya memiliki pertumbuhan yang sangat baik.
Dengan pola agroforestry sangat baik karena lingkungan yang umum habitat TO adalah di hutan sekunder yang relatif cahaya matahari masih bisa menebus lantai hutan dan kelembaban 50-80%, suhu 28-35oC.
Pada areal pasca tambang yang novel ekosistemnya sudah terbentuk juga berpeluang untuk dikembangkan jenis-jenis TO tertentu yang yang mamu beradaptasi pada lahan-lahan marginal.
Terima Kasih