rmk bab 8_ika nur azisah a31115724
DESCRIPTION
RMK bab 8 TATRANSCRIPT
LIABILITIES AND OWNERS’ EQUITY
A Proprietary and Equity Theory1. Proprietary Theory
Kepemilikan menggambarkan kekayaan bersih atas bisnis (kegiatan usaha) dan
dapat direpresentasikan dalam persamaan akuntansi:
P = A — LDimana kepemilikan (atau owner’s equity) adalah sama dengan aset dikurangi
dengan kewajiban. P menggambarkan kekayaan bersih pemilik usaha. Tujuan
akuntansi adalah untuk mencerminkan kekayaan bersih pemilik. Teori ekonomi
pada perusahaan mengambil pandangan proprietary, dengan menitikberatkan
pada peranan entrepreneur-owner (pemilik usaha). Konsep pendapatan, yang
meningkatkan kekayaan bersih, ditunjukkan sebagai pengembalian untuk
‘entrepreneurship’ (bentuk perikatan usaha). Pendapatan dihasilkan dan beban
muncul dikarenakan keputusan dan tindakan dari pemilik dan pemilik
representatif. Akun pendapatan dan beban adalah akun pembantu bagi P, di
mana secara temporer dipisahkan untuk tujuan menentukan keuntungan pemilik.
Pendapatan adalah kenaikan dalam proprietorship; beban adalah penurunan
dalam proprietorship. perubahan kekayaan bersih berasal dari kegiatan yang
menghasilkan pendapatan sebagaimana dia melakukan perubahan atas nilai
aset. Sudut pandang proprietary dalam akuntansi telah disusun pada suatu
waktu ketika bentuk usaha/bisnis masih relatif kecil dan terutama untuk
kepemilikan dan kemitraan. Namun seiring dengan munculnya perusahaan
besar, teori ini telah terbukti tidak memadai untuk dijadikan sebagai dasar untuk
menjelaskan akuntansi perusahaan. Akuntabilitas pemilik adalah fungsi penting
bagi sebuah perusahaan besar karena adanya kesenjangan (gap) antara
manajemen dan pemegang saham. Untuk perusahaan kecil, pemilik senantiasa
memperhatikan status keuangan usaha sehingga gagasan akuntabilitas atau
kepengurusan tidak terlalu berarti. Sebaliknya, hubungan antara pemegang
saham dengan urusan perusahaan besar sangatlah sedikit. Oleh karena itu
pemegang saham bergantung pada informasi yang dilaporkan kepada mereka
oleh manajemen.
2. Entity Theory
Teori entitas disusun sebagai tanggapan atas kekurangan dari pandangan
proprietary tentang status hukum yang terpisah atas perusahaan. Teori ini
1Ika Nur Azisah / A31115724
dimulai dengan fakta bahwa perusahaan merupakan entitas yang terpisah
dengan identitasnya sendiri. Teori ini melampaui ‘accounting antity assumption’
tentang pemisahan urusan bisnis dan pribadi. entitas sebagai unit independen,
pandangan tradisional melihat pemilik modal sebagai ‘rekan’ (associates) dalam
bisnis, sedangkan pandangan yang lebih baru melihat mereka sebagai ‘orang
luar’ (outsiders). Dalam teori entitas, fokus dari persamaan akuntansi adalah
aktiva dan ekuitas. Kekayaan bersih pemilik bukanlah konsep yang berarti,
karena entitas adalah pusat perhatian. Pemilik dan kreditur dipandang hanya
sebagai pemilik modal, yaitu penyedia dana. Persamaan akuntansinya adalah
seperti ini:
Assets = equitiesNeraca menunjukkan aset entitas, yang mana menurut Paton seperti mewakili
pernyataan ‘langsung’ dari nilai entitas dan ekuitas yang disebutnya sebuah
ekspresi ‘tidak langsung’ dari total yang sama. Aset adalah milik perusahaan dan
kewajiban adalah tanggung jawab dari perusahaan, bukan pemilik. teori
kepemilikan maupun teori entitas sama-sama berpengaruh dalam prakteknya.
Teori akuntansi konvensional didasarkan pada konsep entitas dan laporan
keuangan mencerminkan sudut pandang entitas, dengan fokus mereka pada
dividen dan laba bersih per saham. Perusahaan memperdagangkan saham
mereka sendiri, yang menunjukkan bahwasannya pasar menerima perusahaan
sebagai entitas terpisah. Namun demikian konsep kepemilikan juga tetap
berpengaruh. Sebagai contoh dalam konsep kepemilikan, biaya bunga dianggap
sebagai beban dan dividen adalah pembagian laba.
B. Definisi KewajibanKewajiban adalah elemen kunci dalam akuntansi. Sekarang kita bandingkan
bagaimana untuk mendefinisikan kewajiban, ketika mereka harus di akui dalam akun
dan bagaimana mengukur meraka. IASB mendefinisikan kewajiban mengandung dua
komponen: Keberadaan kewajiban sekarang, membutuhkan penyerahan di masa
mendatang dan Hasil dari transaksi masa lampau atau kegiatan lain yang lewat
1. Pengakuan Kewajiban
Sekali definisi kewajiban terpenuhi, akuntan harus menentukan aturan apakah
itu harus diakui. Jenis peraturan yang telah diterapkan di masa lalu mirip
dengan yang diterapkan untuk pengakuan aset. Mereka termasuk
ketergantungan pada hukum, penentuan substansi ekonomi acara,
kemampuan untuk mengukur nilai kewajiban dan penggunaan prinsip
2Ika Nur Azisah / A31115724
konservatisme. Kewajiban diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan
bahwa suatu arus keluar sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi hasil
dari penyelesaian kewajiban kini dan jumlah di mana penyelesaian akan
berlangsung dapat diukur dengan andal.
2. Kerangka IASB
Kerangka IASB memberikan panduan dalam kaitannya dengan pengakuan
neraca dan laporan laba rugi. Ayat 82 menyatakan bahwa item yang memenuhi
definisi elemen harus diakui jika kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa
depan berkenaan dengan item yang akan mengalir ke atau dari entitas dan
item ini biaya atau nilai yang dapat diukur dengan keandalan. Kerangka
menyatakan pengukuran yang dapat diandalkan adalah ‘bebas dari kesalahan
material dan bias’; lebih lanjut, bahwa item diukur sehingga ‘setia merupakan’
apa yang dimaksudkan untuk mewakili (paragraf 31) menyatakan kerangka
kerja ini secara khusus bahwa kewajiban yang tidak dapat termasuk jika
mereka tidak dapat diukur dengan andal.
C. Pengukuran Kewajiban1. Rencana Imbalan Kerja Pensiun
Pengusaha melakukan pembayaran dana pensiun dengan mempertahankan
aktiva, kepercayaan, untuk mendanai pembayaran ketika karyawan pensiun.
Dana pensiun adalah suatu badan hukum, terpisah dari perusahaan pemberi
kerja. Dana pensiun dapat seluruhnya didanai, sebagian didanai atau tidak
didanai. Rencana dana pensiun yang sepenuhnya didanai memiliki kas atau
investasi yang cukup untuk memenuhi kewajiban dana pensiun anggota.
Sebaliknya, rencana yang tidak didanai tidak memiliki kas atau investasi untuk
menutupi potensi pembayaran yang belum direncanakan. Sejauh jumlah yang
dibayarkan untuk dana pensiun tidak cukup untuk memenuhi kewajiban mereka
saat program jatuh tempo, maka dana pensiun tersebut dikatakan tidak didanai.
2. Provisions and contigencies
Provisi dan kewajiban kontinjensi muncul dimana terapat ketidakjelasan antara
kewajiban saat ini dan kewajiban waktu mendatang. IAS 37/AASB 137 paragraf
14 menyatakan bahw kriteria provisi konsisten dengan kriteria Framework
dalam pengakuan kewajiban. Sedangkan kewajiban kontinjensi tidak sesuai
dengan kriteria pengakuan kewajiban
3. Ekuitas Pemilik
3Ika Nur Azisah / A31115724
Ekuitas Pemilik adalah konsep ketiga dari dasar akuntansi yang ada dalam
persamaan akuntansi. Ekuitas merupakan aktiva bersih (aktiva dikurangi
kewajiban) dari entitas (P = A-L). Dengan demikian, pemilik ekuitas (atau
usaha) akan mengklaim aktiva bersih entitas, yang tidak memiliki kewajiban
untuk membayar. Ekuitas Pemilik (bunga sisa) adalah sebuah klaim aktiva
bersih entitas. ekuitas pemilik tidak berkewajiban untuk melakukan pengalihan
aset, namun klaim sisa
4. Hak Para Pihak
Kreditor memiliki hak-hak yaitu Penyelesaian klaim mereka dengan tanggal
tertentu melalui pengalihan aset (barang atau jasa) dan Prioritas dari pemilik
dalam penyelesaian klaim mereka dalam likuidasi.
5. Substansi Ekonomi
Perbedaan utama antara hak kreditur dan pemilik adalah bahwa kreditor
memiliki hak untuk penyelesaian, sedangkan pemilik memiliki hak untuk
berpartisipasi dalam keuntungan (residual). Perbedaan ini mencerminkan risiko
ekonomi dan fitur pengembalian dua jenis klaim: kreditor menanggung risiko
lebih kecil dan mendapatkan imbalan yang relatif tetap (bunga dan pelunasan
pokok), sedangkan pemilik menanggung risiko yang lebih besar dan karenanya
mendapatkan imbalan variatif (dan sering lebih tinggi). Pemilik atau
representasi mereka memiliki kontrol atas akuisisi, komposisi, penggunaan, dan
pelepasan aset perusahaan. Mereka memiliki kontrol operasi dan tanggung
jawab untuk menjalankan bisnis dan untuk kelangsungan hidup dan
profitabilitas. Secara umum, pemilik perusahaan (pemegang saham)
mendelegasikan sebagian besar tanggung jawab dan kontrol kepada direksi
dan manajer.
6. Konsep Modal
Akuntansi modal dipengaruhi oleh ketentuan hukum yang berlaku. Kerangka
konseptual mengakui bahwa baik perusahaan mempertahankan atau tidak
modal awal mereka tidak hanya merupakan fungsi dari definisi ekuitas sebagai
suatu kepentingan sisa dalam suatu entitas, tetapi juga konsep modal. Modal
dapat dikonseptualisasikan sebagai uang yang diinvestasikan atau investasi
daya beli (modal keuangan) atau sebagai kapasitas produktif dari entitas
(modal fisik). Selanjutnya, modal dapat diukur dengan satuan dollar atau skala
daya beli. Berbagai kombinasi dari konsep modal dan skala pengukuran
4Ika Nur Azisah / A31115724
digunakan dalam berbagai model yang berbeda yang menghasilkan ukuran
yang berbeda dari modal dalam keadaan yang identik.
7. Klasifikasi Modal
Pada tahun 1950, sebuah komite khusus dari American Accounting Association
menjelaskan bahwa alokasi modal semestinya berasal dari tiga jenis: dirancang
untuk menjelaskan kebijakan manajerial tentang reinvestasi laba, dimaksudkan
untuk membatasi dividen sebagaimana disyaratkan oleh hukum atau kontrak,
dan mereka yang menyediakan antisipasi kerugian.
D. Tantangan Pembuat Standar
1. Perbedaan Hutang dengan Ekuitas
Berdasarkan kriteria definisi dan pengakuan yang dibahas dalam bab ini, kita
setuju bahwa saham yang dikeluarkan untuk membentuk bagian investor dari
ekuitas dan pinjaman dari kreditur merupakan kewajiban. Namun, pertanyaan
diajukan tentang hybrid instrument yang memiliki karakteristik dari konsep
hutang dan ekuitas. Tujuan membedakan antara pemilik modal dan kewajiban
adalah untuk meningkatkan manfaat informasi bagi pengambilan keputusan.
Pertanyaan menarik yang diajukan tentang bagaimana investor melihat efek
hibrida yang disebut, menggabungkan kedua fitur hutang dan ekuitas seperti
catatan konversi, penebusan saham preferensi dan hutang subordinasi. IASB
menginginkan perbedaan yang lebih baik antara instrumen ekuitas dan non-
ekuitas. Titik awalnya adalah gagasan bahwa semua instrumen abadi adalah
modal. Selain itu, instrumen yang dipertukarkan sesuai dengan pilihan penerbit
akan ekuitas. Sebaliknya, kewajiban adalah wajib diuangkan pada tanggal
tertentu atau tanggal saat terjadinya
2. Penyelesaian Hutang
Utang mungkin diselesaikan dengan cara lain selain dengan pembayaran
langsung atau jasa kepada kreditur. Situasi itu berhubungan dengan yang disebut
sebagai ‘set-off dan pelunasan utang’ atau ‘substansi peniadaan’. Hal ini
memungkinkan debitur untuk menghapus hutang dari neraca dan melaporkan
aset finansial bersih atau kewajiban hanya jika entitas memiliki hak kekuatan
hukum tetap saat terdapat jumlah yang diakui, dan bermaksud baik untuk (a)
menyelesaikan secara bersih atau (b) merealisasikan aktiva dan menyelesaikan
kewajiban secara bersamaan.
5Ika Nur Azisah / A31115724
3. Saham Karyawan (Berdasarkan Pembayaran Saham)
IASB telah memutuskan untuk memperlakukan saham berdasarkan pembayaran
sebagai beban. Berdasarkan IFRS 2/AASB 2 Pembayaran Saham membedakan
antara pembayaran saham yang diselesaikan berbasis kas dan mereka yang
diselesaikan berbasis ekuitas. Ketika barang dan jasa yang diterima atau
diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis saham, entitas mencatat kejadian
ketika barang atau jasa tersebut diterima. Jika barang atau jasa yang diterima
dalam transaksi pembayaran diselesaikan dengan berbasis saham, sisi kredit
adalah ekuitas pemilik. Sebaliknya, jika barang atau jasa yang diterima dalam
transaksi yang akan diselesaikan secara tunai, sisi kredit yang sesuai adalah
kewajiban
4. Masalah Auditor
Kelengkapan kewajiban yang diakui pada neraca dan pengungkapan catatan
tentang kontinjensi dan kewajiban lainnya merupakan isu utama bagi para
auditor. Mereka diwajibkan untuk mengumpulkan bukti hutang, akrual, dan
kewajiban lainnya mencakup semua jumlah yang terhutang oleh entitas kepada
pihak lain. Auditor perlu mempertimbangkan kemungkinan penyimpangan
waktu, di mana kewajiban yang timbul sebelum akhir periode keuangan tidak
dicatat oleh entitas sampai dimulainya periode akuntansi baru. Tes cut-off
dirancang untuk mengumpulkan bukti bahwa transaksi dicatat dalam periode
yang tepat. Di samping itu, auditor perlu menguji apakah kewajiban dicatat
sebesar nilai yang tepat
6Ika Nur Azisah / A31115724