sap tb

14
SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Penyakit Tuberculosis dan penanganan di rumah Sasaran : Keluarga Tn. E Tempat : Rumah Tn. B (Jl. Joyo Asri 22 Merjosari Malang) Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Maret 2015 Waktu : 1 x 30 menit A. TUJUAN 1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Pada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga dapat memahami penyakit Penyakit Tuberculosis dan perawatan di rumah. 2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang Penyakit Tuberculosis selama 20 menit, diharapkan keluarga Tn. E mampu memahami tentang: 1. Pengertian Tuberculosis 2. Klasifikasi Tuberculosis 3. Faktor penyebab Tuberculosis 4. Gejala Penyakit Tuberculosis 5. Perawatan di rumah 6. Pencegahan Penyakit Tuberculosis 7. Diet Penyakit Tuberculosis 8. Mengurangi konsumsi rokok sebagai pemicu kembalinya penyakit Tuberculosis B. MATERI Terlampir

Upload: ariez-van-louphez

Post on 16-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

sap

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik

: Penyakit Tuberculosis dan penanganan di rumahSasaran

: Keluarga Tn. ETempat: Rumah Tn. B (Jl. Joyo Asri 22 Merjosari Malang)Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Maret 2015Waktu

: 1 x 30 menit

A. TUJUAN

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUMPada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga dapat memahami penyakit Penyakit Tuberculosis dan perawatan di rumah.2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSSetelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang Penyakit Tuberculosis selama 20 menit, diharapkan keluarga Tn. E mampu memahami tentang:1. Pengertian Tuberculosis2. Klasifikasi Tuberculosis3. Faktor penyebab Tuberculosis4. Gejala Penyakit Tuberculosis5. Perawatan di rumah6. Pencegahan Penyakit Tuberculosis7. Diet Penyakit Tuberculosis8. Mengurangi konsumsi rokok sebagai pemicu kembalinya penyakit TuberculosisB. MATERI

Terlampir

C. METODE

1. Ceramah

2. DiskusiD. MEDIA

1. Leafle

2. Buku tentang Gaya hidup sehat dan Larangan merokok

3. SAPE. KEGIATAN PENYULUHAN

No.WAKTUKEGIATAN PENYULUHKEGIATAN PESERTA

1.5 menitPembukaan :

Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

Menyebutkan materi yang akan diberikan Menjawab salam

Mendengarkan

Memperhatikan

Memperhatikan

2.10 MenitPelaksanaan :

Menjelaskan materi penyuluhan dengan berurutan dan teratur tentang: 1. Pengertian Penyakit Tuberculosis2. Klasifikasi Tuberculosis3. Faktor penyebab Penyakit Tuberculosis4. Gejala Penyakit Tuberculosis5. Perawatan di rumah6. Pencegahan Penyakit Tuberculosis7. Diet Penyakit Tuberculosis8. Mengurangi konsumsi rokok sebagai pemicu kembalinya penyakit Tuberculosis Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya Memperhatikan

Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan

3.10 menitEvaluasi :

Menyimpulkan inti penyuluhan Menyampaikan secara singkat materi penyuluhan Memberi kesepatan kepada keluarga untuk bertanya Memberikan kesempatan keluarga untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan. Menyimak Bertanya tentang hal yang tidak difahami

4.2 menitTerminasi :

Menyimpulkan materi penyuluhan yang telah disampaikan Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta.

Mengucapkan salam penutup Mendengarkan

Menjawab salam

F. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

Anggota keluarga hadir dalam penyuluhan Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Tn. E Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan

Keluarga tidak meninggalkan tempat penyuluhan

Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar Keluarga mengikuti kegiatan sampai selesai.

3. Evaluasi Hasil

Keluarga mengerti tentang penjelasan yang diberikan Keluarga mampu menjawab pertanyaan dengan benarMATERI PENYULUHANPENYAKIT TUBERCULOSISA. PENGERTIANTuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 m, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah (Sylvia A. Price & Wilson,2006)B. PENYEBAB PENYAKIT TUBERCULOSISPenyebabnya adalah kuman microorganisme yaitu basil mycobacterium tuberculosis tipe humanus dengan ukuran panjang 1 4 um dan tebal 1,3 0,6 um, termasuk golongan bakteri aerob gram positif serta tahan asam atau basil tahan asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik karena sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis. Tuberculosis ini ditularkan dari orang ke orang oleh trasmisi melalui udara. Individu yang terinfeksi, melalui bicara, batuk, bersin, tertawa atau bernyanyi, melepaskan droplet besar (lebih besar dari 100 u) dan kecil (1 sampai 5u). droplet yang besar menetap, sementara droplet kecil tertahan di udara dan terhirup oleh individu yang rentan. C. TANDA DAN GEJALA Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan (Depkes, 2006). Gejala tambahan yang sering dijumpai (Asril Bahar. 2001):1. DemamBiasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang dapat mencapai 40-41C. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya sehingga pasien merasa tidak pernah terbebas dari demam influenza ini.2. Batuk/Batuk DarahTerjadi karena iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar. Keterlibatan bronkus pada tiap penyakit tidaklah sama, maka mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula. Keadaan yang adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.3. Sesak NapasPada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru.4. Nyeri DadaGejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik/melepaskan napasnya.5. MalaisePenyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan), badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, dan keringat pada malam hari tanpa aktivitas. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.D. KOMPLIKASI PENYAKIT TUBERCULOSIS

Komplikasi pada penderita tuberkulosis stadium lanjut (Depkes RI, 2005) :1. Hemoptosis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.3. Bronkiektasis ( pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.4. Pneumotorak (adanya udara di dalam rongga pleura) spontan : kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru.5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, ginjal dan sebagainya.6. insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency)E. PENATALAKSANAAN

Panduan OAT dan peruntukannya:1. Kategori -1(2 HRZE / 4H3R3)Diberikan untuk pasien barua. Pasien barui TB paru BTA positifb. Pasien TB paru BTA negatif thorak positifc. Pasien TB ekstra paru2. Kategori 2 (2HRZES / HRZE / 5H3R3E3)Diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnyaqa. Pasien kambuhb. Pasien gagalc. Pasien dengan pengobatan 3 tahun terputus ( Default)3. OAT sisipan (HRZE)Paket sisipan KDT adalah sama seperti panduan paket untuk taha kategori-1 yang diberikan selama sebulan ( 28 hari). Jenis dan dosis obat OAT sebagai berikut.1. Isoniasid (H)Obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolic aktif. Dosis harian yang dianjurkan 5 mg / kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 X semingggu diberikan dengan dosis 10 mg / kg BB.2. Rifamisin (R)Dapat membununuh kuman semi dorman yang tidak dapat dibunuh isoniasid. Dosis 10 mg / kg BB diberikan sama untuk pengobatan harian maupun intermiten 3 X seminggu.3. Pirasinamid (Z)Dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian dianjurkan 25 mg / kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 X seminggu4. Streptomisin (S)Dosis harian dianjurkan 15 mg / kg BB, sedeangkan untuk pengobatan intermiten 3 X seminggu diberikan dengan dosis yang sama. Penderita berumur sampai 60 tahun dosisnya 0,75 gr/ hari. Sedangkan untuk berumur 60 th atau lebih diberikan 0,50 gr/ hari (Departemen KesehatanRepublik Indonesia, 2006)F. DIIT UNTUK PENYAKIT TUBERCULOSISDiet untuk penderita TB sangat penting karena kebanyakan penderita mengalami kekurangan gizi. Kekurangan (defisiensi) protein menghambat kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Selain pengobatan antibiotik, diet TB yang tepat juga diperlukan untuk memasok tubuh dengan berbagai nutrisi penting. Konsumsi alkohol harus benar-benar dihindari selama mengidap TB karena bisa menyebabkan memburuknya kondisi dan komplikasi lebih lanjut. Makanan berminyak dan pedas juga harus dihindari. Dengan pengobatan yang tepat dan diet sehat, suat kemungkinan untuk mendapatkan berat badan yang sehat. Diet TB harus terdiri dari banyak buah dan sayuran segar. Hal ini penting untuk mempertahankan asupan kalori yang tepat. Mengkonsumsi berbagai buah-buahan dan sayuran. Diet untuk pasien tb juga harus memasukkan kacang-kacangan. Hal ini membantu untuk menjaga berat badan dan juga membangun kekebalan terhadap penyakit lebih lanjut. Susu dan produk susu juga harus menjadi bagian dari diet. Ada juga produk susu rendah lemak dan lemak bebas tersedia saat ini.

Selain diet yang tepat, individu juga harus mendapatkan istirahat yang cukup sehingga sistem kekebalan tubuh dapat pulih dan berfungsi dengan baik. Ketika terpengaruh dengan TBC, disarankan untuk tinggal di rumah.

G. MAKANAN DAN ZAT YANG PERLU DIHINDARI UNTUK DIGUNAKAN

Seperti yang selalu terjadi untuk kesehatan yang baik, ada makanan tertentu yang tidak boleh makan dan zat Anda tidak harus menggunakan.

Hindari tembakau dalam segala bentuk.

Jangan minum alkohol - dapat menambah risiko kerusakan hati dari beberapa obat yang dipakai untuk mengobati TB Anda.

Batasi kopi dan minuman berkafein lainnya.

Batasi produk olahan, seperti gula, roti putih, dan nasi putih.

Hindari tinggi lemak, tinggi kolesterol daging merah dan bukannya beban di sumber protein lebih ramping seperti unggas, kacang, tahu, dan ikan.

Terapi diit bertujuan memberikan makanan secukupnya guna memperbaiki dan mencegah kerusakan jaringan tubuh lebih lanjut serta memperbaiki status gizi agar penderita dapat melakukan aktifitas normal. Terapi untuk penderita kasus Tuberkulosis Paru menurut (Almatsier Sunita, 2006) adalah:

a. Energi diberikan sesuai dengan keadaan penderita untuk mencapai berat badan normal.

b. Protein tinggi untuk mengganti sel-sel yang rusak (75-100 gr).

c. Lemak cukup 15-25 % dari kebutuhan energi total.

d. Karbohidrat cukup sisa dari kebutuhan energi total.

e. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan total.

Dapat dilihat dibawah ini bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada penderita tuberculosis.

Bahan MakananDianjurkanTidak Dianjurkan

Sumber karbohidratNasi, roti, dan hasil olahan tepung seperti kueDimasak dengan banyak minyak kelapa atau santan kental

Sumber proteinDaging sapi, ayam, ikan, telur, susu, dan hasil olahan seperti keju dan yoghurtDimasak dengan banyak minyak kelapa

Sumber protein nabatiSemua jenis kacang-kacang dan hasil olahannya seperti tempe dan keju

SayuranSemua jenis sayuran seperti; bayam, buncis, daun singkong, kacang panjang, labu siam dan wortel direbus, ditumis dan kukus

Buah-buahanSemua jenis segar seperti; pepaya, semangka, melon, pisang, buah kaleng, buah kering dan jus buah

MinumanMadu, sirup, teh dan kopi encerMinuman rendah kalori

Lemak dan minyakMinyak goreng, mentega, margarin, santan encer, saladSantan yang kental

Diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) bertujuan memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein yang bertambah guna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh atau guna menambah berat badan hingga mencapai normal. Syarat diet ini adalah tinggi kalori, tinggi protein, cukup vitamin dan mineral, serta mudah dicerna.

Macam Diet Tinggi Energi Tinggi Protein untuk penyakit TB:

a) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein I (TETP 1)

a. Energi: 2600 kalori

b. Protein 100 gr (2/kg BB).

b) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein II (TETP II)

a. Energi 3000 kalori

b. Protein 125 gr (2,5 gr/kg BB)

Penderita dapat diberikan salah satu dari dua macam diit Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) sesuai tingkat penyakit penderita.

Untuk memudahkan diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP), penambahan konsumsi kalori dan protein dilakukan dengan memberikan penambahan lauk dan susu. Sumber protein hewani yang baik diberikan adalah ayam, daging, hati, telur, susu, dan keju, sedangkan sumber protein nabati adalah kacang-kacangan dan hasilnya, seperti tahu, tempe, dan oncom. Makanan yang terlalu manis dan gurih yang dapat mengurangi nafsu makan, seperti gula-gula, dodol, kue, tarcis dan sebagainya, adalah bahan makanan yang harus dihindari.DAFTAR PUSTAKAEscott-Stump, Sylvia. 2008. Nutrition and Diagnosis-Related Care 6th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Fong, Bethany, R.D. 2011. A Diet for Tuberculosis Patients. http://www.livestrong.com diakses pada tanggal 8 April 2012

Hughes, Martin. 2011. Nutritional Diet for TB. http://www.livestrong.com diakses pada tanggal 8 April 2012.

Nutrition Information Centre University of Stellenbosch (NICUS). Tuberculosis and Nutrition. Afrika Selatan: Department of Human Nutrition

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). 2009. Kamus Gizi Pelengkap Keluarga Sehat. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Rodriguez, Diana. 2009. The Right Diet to Beat Tuberculosis. http://www.everydayhealth.com diakses pada tanggal 8 April 2012