sejarah

48
Oleh: Ani Kusniawati (01) Ilham Russadi (04) Insani Mahardika (05) Nugrahaeni Sulistya N (08) Rizky Priambodo (11)

Upload: insani-mahardhika

Post on 26-Nov-2015

27 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • Oleh:Ani Kusniawati(01)Ilham Russadi(04)Insani Mahardika(05)Nugrahaeni Sulistya N(08)Rizky Priambodo(11)

  • Berdasarkan geologi (ilmu yang mempelajari tentang lapisan kulit bumi) kurun waktu sejak terbentuknya bumi sampai sekarang dapat dibagi menjadi beberapa zaman

  • Archaekum atau Azoikum (Zaman Tertua)Paleozoikum (Zaman Kehidupan Tua)Mesozoikum (Zaman Kehidupan Pertengahan)Neozoikum/Kainozoikum

  • Zaman ini berlangsung kurang lebih 2500 juta tahun yang lalu. Kulit bumi masih sangat panas karena masih dalam proses pembentukan. Oleh karena itu pada zaman ini belum ditemukannya tanda-tanda kehidupan

  • Zaman ini berlangsung sekitar 340 juta tahun yang lalu. Keadaan bumi masih belum stabil masih memiliki curah hujan yang tinggi dan suhu yang tidak menentu. Namun dalam zaman ini ditemukan beberapa tanda kehidupan, diduga adalah mikroorganisme kecil yang hidup di zaman ini dan beberapa hewan tak bertulang belakang. Ada pula kehidupan tumbuhan di zaman ini yaitu ganggang dan rerumputan. Zaman ini juga disebut zaman Primer (zaman pertama).

  • Zaman ini dinamakan zaman sekunder, zaman ini diperkirakan berlandsung sekitar 140 juta tahun yang lalu. Iklim semakin membaik, walaupun demikian suhu masih berubah-ubah. Kadang suhu tinggi sekali namun terkadang menjadi sangat rendah dalam kurun waktu yang singkat. Pohon-pohon yang besar dan hewan-hewan darat pun mulai bermunculan. Beberapa jenis Amphibi tumbuh menjadi besar sekali, bahkan ada yang melebihi seekor buaya. Demikian pula reptile mencapai bentuk yang sangat besar seperti dinosaurus 12 meter, Tyranosaurus 30 meter, dan brontosaurus yang besarnya sepuluh kali besar gajah. Pada akhir zaman mesozoikum hewan sejenis mamalia sudah mulai ada.

  • Zaman ini berlangsung kurang lebih 60 juta tahun yang lalu. Zaman ini dibagi menjadi 2 zaman yaitu: Zaman tersier Zaman kwarter

  • Zaman ini dibagi menjadi beberapa masa, yaitu: Paleosen, Eosen, Oligosen, Miosen, dan Pliosen. Pada zaman ini binatang-binatang menyusui tumbuh pesat. Sedangkan reptile-reptil raksasa lambat laun mulai lenyap dari muka bumi ini.

  • Zaman ini dimulai sejak 600.000 tahun yang lalu, dibagi menjadi 2 kala, yaitu:

    kala pleistosenkala holosen

  • Kala pleistosen menjadi kala yang sangat penting karena pada kala itu bermunculan aneka manusia purba, kala ini dimulai sejak 600.000 tahun yang lalu. Keadaan kala ini masih liar dan labil karena silih bergantinya dua zaman yaitu zaman glacial dan zaman interglasial. Zaman Glasial adalah zaman meluasnya lapisan es di kutub utara sehingga eropa dan amerika bagian utara tertutup es, sedangkan di daerah yang jauh dati kutub mengalami hujan lebat bertahun-tahun lamanya. Zaman Interglasial adalah zaman di antara dua zaman es

  • Pada awal kala Holosen, sebagian besar es di kutub sudah lenyap sehingga permukaan air laut meningkat lagi. Tanah-tanah rendah di paparan Sunda dan paparan Sahul tergenang air dan menjadi laut transgresi. Dengan demikian munculah pulau-pulau di nusantara. Manusia purba lenyap dan munculah manusia yang cerdas (homo sapiens) seperti sekarang ini.

  • ZamanAnak ZamanMasa/KalaSkala Waktu (tahun)Neozoikum (Kanozoikum)KwarterHolosen25.000Pleistosen1 jutaTersierPliosen12 jutaMiozen26 jutaOligosen38 jutaEosen58 jutaPalaeosen65 juta

  • Fosil Meghanthropus Palaeojavanicus ditemukan oleh Von Koenigswald di Sangiran, lembah bengawan solo pada tahun 1936-1941. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah. Meghanthropus memiliki badan tegap dan rahang yang besar dan kuat.Mereka hidup dengan cara mengumpulkan makanan (food gathering)

  • Fosil Pithecanthropus merupakan fosil yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Fosil Pithecanthropus ditemukan dalam lapisan pleistosen bawah dan pleistosen tengah. Mereka hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka sudah pemakan segalanya, tetapi makanan belum dimasak. Pithecanthropus terdiri dari berbagai jenis, yaitu sebagai berikut:

  • Fosil Pithrcanthropus Mojokertensis ditemukan oleh Von Koenigswaldpada tahun 1939di desa Perning Lembah Bengawan Solo Mojokerto, Jawa timur di lapisan Pleistosen bawah. Temuan tersebut berupa fosil anak-anak berusia sekitar 5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5-2,25 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis berbadan tegap, mukana menonjol kedepan dengan kening yang tebal dan pipi yang kuat

  • Fosil jenis ini ditemukan oleh Weidenrich dan Von Koenigswald pada tahun 1939 di Desa Trini, lembah bengawan Solo, fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah. Von Koenigswald berpendapat bahwa fosil ini sejenis dengan Pithecanthropus Mojokertensis.

  • Fosil jenis ini ditemukan oleh Eugne Dubois di Desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur, pada tahun 1980. Fosil ini ditemukan di lapisan pleistosen tengah. Mereka hidup sekitar satu juta hingga satu setengah juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Erectus berjalan dengan badan tegap dan alat pengunyah yang kuat. Volume otak pithecanthropus mencapai 900cc, sedangkan manusia modern 1000cc, sedangkan otak kera hanya 600cc.

  • Fosil homo soloensis ditemukan di Ngandong, Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald pada tahun 1991-1993dari lapisan pleistosen atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000-300.000 tahun yang lalu. Volume otaknya mencapai 1300cc. Menurut Von Koenigswald tingkatannya lebih tinggi di bandingkan dengan Pithecanthropus. Diperkirakan makhluk ini evolusi dari Pithecanthropus Mojokertensis.

  • Fosil Homo Wajakensis ditemukan oleh Van Rieschoten pada tahun 1889 di desa Wajak, Tulungagung. Fosil ini kemudian diteliti oleh Eugne Dubois. Temuan fosil ini merupakan fosil pertama yang ditemukan di Indonesia. Fosil homo wajakensis mempunyai tinggi kira-kira 130-210 cmdengan berat badan antara 30-150 kg dan mempunyai volume otak 1300cc. Manusia purba ini hidup antara 40.000-25.000 tahun yang lalu pada pleistosen atas.

  • Zaman batu tua ini berlangsung selama kala Pleistosen. Zaman ini berlangsung kurang lebih 600.00 tahun. Perkembangan kebudayaan pada zaman ini sangat lambat akibat keadaan alam yang masih sangat liar dan labil. Pada masa itu zaman Glasial dan Interglasial silih berganti.

  • Berdasarkan nama tempat penemuannya, hasil-hasil kebudayaan Zaman Batu Tua di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu:

    Kebudayaan PacitanKebudayaan Ngandong

  • Kebudayaan PacitanAlat-alat batu dari Pacitan ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun 1935 di Kali Baksoko, desa Punung, Pacitan, Jawa Timur. Alat-alat batu dari Pacitan ini berupa kapak genggam, kapak Perimbas, kapak penetak, pahat genggam, dan yang paling banyak berupa alat-alat kecil yang disebut alat serpih (flake). Alat-alat batu tersebut berasal dari berasal dari lapisan Pleistosen Tengah.Kebudayaan NgandongAlat-alat Zaman Batu Tua dari Ngandong dekat Ngawi, Jawa Timur berupa kapak-kapak genggam dari batu dan alat-alat kecil yang disebut alat serpih (flake). Di samping itu ditemukan pula alat-alat dari tulang dan tanduk. Tradisi alat tulang dan tanduk ini dilanjutkan pada zaman Mesolithikum dalam kehidupan di gua-gua, khususnya di gua Lawa, Sampung, Ponorogo.

  • Zaman Batu Tua berlangsung pada kala pleistosen . Berdasarkan penemuan yang ada dapat disimpulkan bahwa pendukung kebudayaan Pacitan adalah Pithecanthropus erectus , dengan alasan sebagai berikut.

    Alat-alat dari Pacitan ditemukan pada lapisan yang sama dengan Pithecanthropus Erectus , yaitu pada Pleistosen Tengah (Lapisan dan Fauna Trinil )Di Chou Kou-Tien,Cina ,ditemukan sejumlah fosil sejenis Pithecanthropus Erectus ,yaitu Sinanthropus Pekinensis .Bersama fosil-fosil ini ditemukan alat-alat batu serupa dengan alat-alat batu yang serupa dengan alat-alat batu dari Pacitan .

  • Pendukung kebudayaan Ngandong ,yaitu Homo Soloensis dan Homo Wajaksensis dengan alasan sebagai berikut Di Ngadirejo, Sambung Macan (Sragen) ditemukan kapak genggam bersama tulang-tulang binatang dan atap tengkorak Homo Soloensis. Alat-alat dari Ngandong berasal dari lapisan yang sam a dengan Homo Wajakensis , yaitu Pleistosen atas.

  • Berdasarkan penemuan alat-alat Paleolithik , dapat disimpulkan bahwa manusia purba pendukung Zaman Batu Tua hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan (hunting and food gathering ). Manusia purna pada zaman Batu Tua hidup berpindah-pindah (nomaden). Mereka juga hidup dengan menangkap ikan .

  • Di Afrika ,Eropa dan Asia kecil pada zaman Batu Tua yang menghasilkan alat-alat serpih ,alat tulang dan tanduk sudah ditemukan bukti-bukti kepercayaan manusia kepada kekuatan-kekuatan alam. Di Asia Timur termasuk Indonesia , pada zaman batu Tua belum ditemukan bukti-bukti adanya kepercayaan . Demikian juga penguburan mayat belum dilakukan oleh Pithecanthropus.

  • Zaman Batu Madya berlangsung pada kala Holosen . Perkembangan kebudayaan pada zaman ini berlangsung lebih cepat daripada Zaman Batu Tua. Hal ini disebabkan sebagai berikut:Pendukung zaman ini adalah manusia cerdas (Homo Sapiens )Keadaan alam sudah tidak seliar dan selabil zaman Batu Tua sehingga dalam waktu kurang lebih 20.000 tahun (sejak permulaan zaman holosen )hingga zaman sekarang , manusia telah mencapai tingkat kebudayaan yang jauh lebih tinggi dari apa yang telah dicapai manusia purba pada zaman Paleolithikum selama 600.000 tahun .

  • Alat-alat batu yang digunakan dari Zaman Batu Tua pada Zaman Batu Madya masih terus digunakan dan dikembangkan serta mendapat pengaruh dari Asia Daratan sehingga muncul corak tersendiri . Bahkan alat-alat tulang dan flake dari Zaman Batu tua , memegang peranan penting pada Zaman Batu madya . Manusia pada Zaman ini juga telah mampu membuat gerabah ,yaitu benda pecah belah yang dibuat dari tanah liat yang dibakar .

  • Manusia pendukung Kebudayaan Mesolithikum antara lain adalah sebagai berikut :Papua Melanesoid , nenek moyang dari suku papua Sakai (siak)Semang (Malaysia )Atca (Filipina)Aborigin

  • Perkembangan kebudayaan pada zaman batu muda sudah sangat maju daripada zaman-zaman sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya migrasi secara bergelombang penduduk proto-melayu dari Yunnan, Cina Selatan ke asia Tenggara, termasuk ke Indonesia. Pendatang baru tersebut membawa kebudayaan kapak persegi. Peninggalan zaman Neolithikum hamper di seluruh Nusantara sehingga menurut R. Soekmono, kebudayaan Neolithikum inilah yang menjadi dasar kebudayaan Indonesia sekarang.

  • Alat-alat batu yang digunakan pada zaman batu muda sudah sangat halus pembuatannya karena mereka telah mengenal teknik mengasah dan mengupam. Berdasarkan alat batu yang menjadi cirri khas, kebudayaan Zaman Batu Muda di Indonesia dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu kebudayaan kapak persegi dan kebudayaan kapak lonjong.

  • Manusia pendukung kebudayaan kapak persegi pada zaman Neolithikum bertempat tinggal di Indonesia Bagian Timur. Mereka berasal dari ras proto-melayu (Melayu-tua) yang dating ke Indonesia pada tahun 2000 SM. Mereka dating ke Indonesia dengan menggunakan perahu bercadik. Penduduk Indonesia sekarang yang termasuk ke dalam ras proto-melayu adalah suku sasak, Batak, Dayak, dan Toraja, sedangkan manusia pendukung kebudayaan kapak lonjongdi Indonesia bagian Timur adalah Papua Melanosoide.

  • Pada zaman ini terdapat revolusi Neolithik yaitu perubahan dari mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi menghasilkan makanan (food producing), dan dari kehidupan yang berpindah-pindah (nomaden) menjadi kehidupan menetap.Mereka menghasilkan makanan dengan cara bercocok tanam dan berternak. Jenis tanaman yang mereka tanam saa itu adalah umbi-umbian, sukun,pisang, durian, rambutan, duku, kelapa, sagu, dan sebagainya. Selanjutnya mereka mengenal tanaman ubi-ubian (jewawut). Hewan yang mulai mereka jinakkan adalah anjing, ayam, kerbau, dan babi. Sementara itu kegiatan berburu dan menangkap ikan masih mereka lakukan di waktu senggang.

  • Masyarakat pada zaman Neolithikum ini telah percaya bahwa adanya kekuatan di luar kekuatan manusia, dikenal sebagai kepercayaan animisme. Maka dari itu masyarakat percaya kepada roh-roh halus sehingga imereka menyiapkan sesaji dan ritual khusus. Terutama bagi Kepala Suku yang meninggal

  • Hasil KebudayaanCara HidupManusia PendukungKapak persegiKapak lonjongKapak bahuGerabahPerhiasan (gelang dan manik-manik)Alat pemukul kulit kayuRevolusi NeolitikHidup menetap bertempat tinggal di rumah sederhana / mulai membentuk perkampunganHidup dengan bercocok tanam dan berternakMenggunakan Bahasa Melayu Polinesia (Austronesia)Indonesia Barat-Proto Melayu 2000 SM nenek moyang dari suku bangsa: Nias, Toraja,Sasak, BatakIndonesia Timur-Papua Melanosoide

  • Kebudayaan Megalithikum adalah kebudayaan yang utmnya menghasilkan bangunan-bangunan monumental yang terbuat dari batu-batu besar dan massif. Bangunan Megalithik ini dipergunakan sebagai sarana pemujaan terhadap roh nenek moyang. Penemuan bangunan Megalithik tersebar hamper di seluruh nusantara. Bahkan sampai sekarang pun masih ada. Adapun hasil kebudayaan terpenting pada zaman ini adalah:

  • MenhirPunden berundak DolmenKubur peti batu Sarkofagus atau kerandaWarugaArca

  • Megalithik Tua, yang menghasilkan Menhir, punden berundak, dan arca-arca statis, menyebar ke Indonesia pada zaman neolithikum (2500 - 1500 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto-Melayu).Megalithik Muda, yang menghasilkan kubur peti batu, Dolmen, waruga, sarkofagus, dan arca-arca menyebar ke Nusantara pada Zaman Perunggu (1000 - 100 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro - Melayu).

  • Pada zaman logam ini penduduk di Nusantara telah mengenal dan mampumengolah logam. Kepandaian ini diperoleh ketika masyarakat menerima pengaruh dari kebudayaan Dongson (Vietnam). Kebudayaan perunggu di Indonesia telah menyebar sekitar tahun 500SM. Walaupun saat ini alat-alat dari logam telah dibuat dan dipakai manusia namun Gerabah masih sering digunakan oleh manusia.

  • Kapak Corong (kapak sepatu)NekaraBejana PerungguArca-arca perungguBenda-benda perungguBenda-benda besiGerabah

  • Benda-benda perunggu yang ditemukan di zaman logam dibuat dengan cara 2 teknik yaitu:Teknik Bivalve (setangkap)Teknik A Cire Perdue (cetakan lilin)

  • Pendukung utama kebudayaan perunggu di Indonesia adalah para pendatang baru dari kawasan asia tenggara daratan. Mereka adalah penduduk Deutro Melayu (melayu muda). Dengan membawa kebudayaan Dongsong (Vietnam) kebudayaan perunggu asia tenggara. Pada masa ini terjadi pembauran kebudayaan antara ras Melayu Mongoloid dan Papua Melanesoide.

  • Pada zaman logam manusia Indonesia hidup di desa-desa di daerah pegunungan, dataran rendah, dan tepian pantai. Mereka hidup dalam perkampungan yang makin teratur dan terpimpin. Bukti peninggalannya banyak ditemukan di daerah Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Bali. Mereka dapat membuat rumah dengan tiang yang besar.

  • Pengetahuan manusia pada zaman logam meningkat pesat pada berbagai bidang. Ilmu tentang perbintangan dan iklim telah dikuasai untuk mengatur kegiatan pertanian dan pelayaran. Aornell menyatakan bahwa perahu bercadik adalah perahu asli dari Indonesia disebut juga perahu bersayap. Perahu tersebut terbuat dari sebatang pohon yang dikeruk bagian dalamnya sehingga berbentuk lesung. Lalu di kanan-kirinya diberi cadik atau sayap untuk menjaga keseimbangan perahu ini. Dengan perahu bercadik inilah para nenek moyang bangsa Indonesia dapat mengarungi samudra sampai Afrika dan Amerika.

  • Menciptakan berbagai alat dari batu dan tulang untuk menutupi kekurangan fisiknya, alat-alat tersebut seperti: kapak genggam, kapak perimbas, alat-alat serpih (flake) dan alat-alat tulang.Hidup berkelompok antara 10 sampai 15 orang.Hidup berpindah-pindah di daerh dekat sumber air seperti sungai dan danau.Suatu hal yang sangat membantu manusia purba yaitu penemuan api. Mereka menggunakan api untuk menghangatkan badan pada musim dingin dan untuk memasak makanan sehingga daging binatang buruan menjadi lebih lunak untuk dikunyah.

  • Ciri-ciri Kehidupan Pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat lanjut adalah sebagai berikut:Hidup dengan berburu binatang dalam hutan, menangkap ikan, dan mengumpulkan makanan seperti umbi-umbian, buah-buahan, biji-bijian, dan daun-daunan.Alat-alat kehidupan, seperti:kapak genggam, flake, dan alat-alat tulang pada masa ini masih digunakan dan dikembangkan. Gerabah ini besar peranannya sebagai wadah.Sebagian sudah ada yang menetap di pesisir pantai dengan makanan pokok mereka kerang dan ikan laut dan sebagian lagi masih hidup berpindah-pindah (nomaden).Tempat tinggal mereka di gua-gua yang sering disebut abris sous roche.

  • Mulai memelihara tumbuh-tumbuhan.Pada mulanya kegiatan bercocok tanam menghasilkan keladi, ubi, pisang, manggis, rambutan, salak, kelapa dan sebagainya. Namun dengan suatu perkembangan akhirnya sudah mampu menanam tanaman rumput-rumputan ( jejawut dan padi gogo) yang ditanam di tanah kering dengan menaburkan biji-bijinya.Mulai menjinakkan binatangMulai mengenal irigasi

  • Kemampuan peleburan bijih-bijih logam dan pembuatan alat-alat dari logam .Masyarakat pada masa ini sudah mengenal teknik bersawah dengan bukti penemuan pisau,sabit , dan bajak .Pertanian dalam bentuk perladangan dan persawahan menjadi mata pencaharian tetap .Irigasi hampir sudah dilakukan di seluruh areal persawahan .