sejarah tradisi islam nusantara

15
Sejarah Tradisi Islam Nusantara A. Pengertian Seni Budaya Lokal. Seni budaya lokal artinya adalah bentuk seni atau tradisi yang ada pada daerah tertentu, mengakar dan menjadi pola hidup di masyarakat tersebut. Budaya ini berkembang secara turun temurun dan terus dilestarikan oleh generasi selanjutnya. Semakin banyak suku di Indonesia semakin memperkaya khazanah kebudayaan Nusantara. Karena setiap suku memiliki tradisi dan adat istiadat yang berbeda-beda. Dan memberikan identitas dan corak yang jelas bagi daerahnya. Beberapa kesenian dan budaya lokal kemudian berakulturasi dengan Islam, namun keduanya tidak kehilangan ciri khasnya. Melalui akulturasi tersebut, Islam menggunakan budaya lokal sebagai media dakwah. 1. Kebudayaan Menurut Islam Arti kebudayaan adalah hasil karya cipta manusia. Sedang kebudayaan dalam pandangan Islam adalah sebuah tata nilai dan tradisi yang berkembang dari ajaran Islam. Tata nilai tersebut mernupakan penerjemahan/untuk merealisir pokok-pokok ajaran al Qur’an dan Hadis dalam kehidupan nyata. Dari berbagai kelompok masyarakat di dunia termasuk Indoneisa telah menghasilkan sebuah kebudayaan yang disebut kebudayaan Islam. Tertu saja sudah beradaptasi dengan budaya lokal Nusantara. Hasilnya lahirlah beragam budaya lokal yang bercorak Islam. 2. Pengertian Tradisi Islam

Upload: baitinnajmah

Post on 16-Apr-2017

1.600 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Tradisi Islam Nusantara

Sejarah Tradisi Islam Nusantara

A. Pengertian Seni Budaya Lokal.

Seni budaya lokal artinya adalah bentuk seni atau tradisi yang ada pada daerah

tertentu, mengakar dan menjadi pola hidup di masyarakat tersebut. Budaya ini

berkembang secara turun temurun dan terus dilestarikan oleh generasi selanjutnya.

Semakin banyak suku di Indonesia semakin memperkaya khazanah kebudayaan

Nusantara.

Karena setiap suku memiliki tradisi dan adat istiadat yang berbeda-beda. Dan

memberikan identitas dan corak yang jelas bagi daerahnya. Beberapa kesenian dan budaya

lokal kemudian berakulturasi dengan Islam, namun keduanya tidak kehilangan ciri

khasnya. Melalui akulturasi tersebut, Islam menggunakan budaya lokal sebagai media

dakwah.

1. Kebudayaan Menurut Islam

Arti kebudayaan adalah hasil karya cipta manusia. Sedang kebudayaan dalam

pandangan Islam adalah sebuah tata nilai dan tradisi yang berkembang dari ajaran

Islam. Tata nilai tersebut mernupakan penerjemahan/untuk merealisir pokok-pokok

ajaran al Qur’an dan Hadis dalam kehidupan nyata.

Dari berbagai kelompok masyarakat di dunia termasuk Indoneisa telah

menghasilkan sebuah kebudayaan yang disebut kebudayaan Islam. Tertu saja sudah

beradaptasi dengan budaya lokal Nusantara. Hasilnya lahirlah beragam budaya lokal

yang bercorak Islam.

2. Pengertian Tradisi Islam

Sebelum membahas tradisi Islam, perlu ditegaskan dahulu arti kesenian Islam.

Kesenian Islam yaitu ekspresi estetis dikalangan orang Islam dengan menggunakan

medium. Karya seni Islam dalam segala bentuk manifestasinya, apakah seni suara,

musik, gerak, sastra atau seni pandang, seperti lukis, kaligrafi dan arsitektur adalah

merupakan bagian dari ekspresi keimanan tauhid berdasarkan ajaran Nabi Muhammad

SAW.

Mengingat bidang estetis adalah wawasan yang tidak diberikan batasan terperinci

dan paten dalam Islam yaitu lebih merupakan cobaan terhadap orang Islam untuk

berkreasi dengan alasan keimanan tauhid tentang valid/tidaknya sebuah karya seni

sebagai karya Islam adalah tetap merupakan upaya ijtihadi.

Dalam karya seni Islam terdapat beberapa lahan kesenian yang kurang digunakan.

Page 2: Sejarah Tradisi Islam Nusantara

Yaitu seni tari serta representasi figure manusia dan hewan termasuk sedikit sekali yang

dikembangkan dalam karya seni Islam. Sebenarnya tidak ada dalil qot’i yang

mendiskreditkan kreasi demikian. Tetapi corak aqidah Islam yang tauhid mendorong

timbulnya kecurigaan terhadap representasi figural yang mengarah kepada

kemusyrikan. Dalam hal ini sangat dominan.

Sebagian besar eksprasi seni monumental dikalangan orang Islam adalah

berhubungan dengan bidang keagamaan, masjid, madrasah, khalaqah, Qur’an, dan

seterusnya. Dalam bidang sastra, seni suara, musik, kaligrafi, arsitektur kontribusi

seniman muslim cukup luas dan mengagumkan. Anehnya musik yang telah popular

sejak nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah pada tahun 622 kurang berkembang

dalam Islam. Akibat negative yang sering timbul dari pagelaran musik mempengaruhi

para ulama untuk menjauhi dari musik bahkan menetangnya.

Dari sini kita memahami kenapa musik bercorak keagamaan sangat sederhana

dan kurang berkembang. Tetapi disamping itu timbul musik sekuler yang tidak diakui

pihak ulama. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa tradisi Islam adalah hasil

karya/seni orang Islam yang bersumber dari agama Islam.

B. Seni Budaya Lokal Yang Bernuansa Islam

Seni budaya lokal yang bernuansa Islam lebih diartikan sebagai kesenian daerah

yang diilhami oleh Agama Islam. Dengan kata lain kesenian Nusantara yang telah berbaur

dengan tradisi Islam. Dalam beberapa hal didaerah kita terdapat kesenian daerah yang

dilhami/berbaur denga agama Islam antara lain:

1. Debus

Debus adalah kesenian asli masyarakat Banten, muncul pertama kali pada abad

ke-16 pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasannudin (1532-1570). Pada masa

pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682) debus difokuskan untuk

membangkitkan semangat pejuang dalam melawan Belanda.

Kesenian ini merupakan bentuk kombinasi dari seni tari, seni suara, seni

kebatinan yang bernuansa megis. Pertunjukkan ini dimulai dengan pembukaan

(membaca) salawat kepada Nabi Muhammad SAW. Zikir selama 10 menit yang

diiringi musik.

Bersamaan dengan “beluk” (nyanyian zikir dengan suara keras) atraksi kekebalan

tubuh sesuai permintaan penontonnya. Misalnya menusuk perut, mengisi anggota badan

dengan golok dan sejenisnya.

2. Wayang

Page 3: Sejarah Tradisi Islam Nusantara

Wayang merupakan kesenial tradisional yang sangat dikenal. Juga merupakan

media dakwah di Jawa yang dilakukan oleh Walisongo. Wayang menurut bahasa

berasal dari kata wewayangan artinya bayangan orang atau benda. Dikatakan demikian

karena yang melihat pertunjukkan hanya dapat melihat bayangan wayang yang

dimainkan oleh dalang. Wayang menurut istilah artinya suatu bentuk kesenian

tradisional asli yang berbentuk replika dari tokoh-tokoh yang ada dalam dunia

pewayangan.

Jenis wayang bermacam-macam, yaitu: wayang purwo, wayang gedog, wayang

krucil, wayang menak, wayang beber, wayang golek, wayang kulit. Wayang kulit

dibuat oleh Sunan Kalijaga untuk mengimbangi seni wayang yang ada saat itu. Dibuat

demikian agar tidak menyerupai wujud manusia. Hal itu dibuat karena pada masa itu

menggambar, melukis manusia bisa menimbulkan syirik. Asal mula cerita wayang

berasal dari lakon Mahabarata yang ada pada zaman kerajaan Hidu-Budha.

Selain wayang diartikan sebagai bayangan, juga diartikan sebagai bayangan

angan-angan. Karena itu segala bentuk karakter tokohnya ada kaitannya dengan

manusia. Misalnya tokoh Pandawa Lima yang selalu menunduk sebagai lambang

tawaduk. Dasamuka dan Kumbakarna yang bermulut besar merupakan lambang orang

yang jahat, sombong dan rakus.

Pagelaran wayang dipimpin oleh seorang dalang. Secara bahasa dalang berasal

dari kata ”dalla” artinya menunjukkan. Fungsi dalang adalah menunjukkan jalan

kebaikan sebagaimana yang dilakukan oleh Sunan Kudus, Sunan Kalijaga. Dalam

setiap lakon pementasan selalu berpinsip abadi, bahwa yang benar pasti menang dan

yang salah pasti kalah. Itulah arti dakwah para walisongo yang dipetik dari QS al Isra

(17): 81. Salah satu sarana wayang adalah ”kelir” menurut bahasa berasal dari kata

hadir. Yang kemudian dianalogikan tempat kehadiran wayang. Menurut istilah kelir

adalah tempat bermain para wayang untuk melakonkan unsur kebaikan dan kejahatan.

Belencong (alat penerang) adalah lampu penerang yang dipasang diatas kepala

sang dalang. Belencong diartikan sebagai matahari yang menyinari jagad pewayangan,

penjelas hakikat hidup makhluk wayang yang meliputi manusia, hewan dan tumbuh-

tumbuhan. Dengan matahari manusia dapat meniti jalan kebenaran dengan

membersihkan jiwa.

Bunyi-bunyian gamelan, neng, ning, nung diartikan: neng kana, ning kene, nung

kono (di sana, di sini, di situ). Kemudian kempul yang beruasa pul ... pul ... pul ... dan

Page 4: Sejarah Tradisi Islam Nusantara

kedang berbunyi ndang ... ndang ... tak ndang. Lalu diakhiri dengan genjur yang

berbunyi ghur ...

Bila dibunyikan bersama maka mempunyai arti: yang nang kana, ya neng kene,

yang nung kono, ayo podo kumpul, ndang, ndang kabeh wae pada njegur. (ya di sana,

ya disini, ya di situ, ayo semuanya cepat datang lalu terjun masuk Islam). Disinilah

fungsi gamelan yang mempunyai arti penting dalam mengajak masyarakat untuk

memasuki ajaran agama Islam.

3. Tari Saman

Berasal dari Aceh, dari dataran tinggi Gayo. Dahulunya tari saman disampaikan

untuk merayakan peristiwa penting dalam adat Aceh, juga pada perayaan hari kelahiran

Nabi Muhammad SAW. Kata saman berasal dari salah satu nama ulama besar Aceh

yaitu Syekh Saman. Tari saman tidak diiringi musik, menggunakan suara dari para

penari dan tepuk tangan. Tarian ini dipandu yang lazim disebut Syekh. Biasanya terdiri

dari delapan penari dan dua pemberi aba-aba sambil bernyanyi.

4. Hadrah

Musih ini berkembang di kalangan pesantren. Hadrah adalah suatu bentuk seni

suara yang bernafaskan Islam dengan diiringi instrumen musik rebana dan disertai

tarian dari para penabuh rebana. Ciri khasnya penggunaan rebana (perkusi dari kulit

binatang) sebagai alat musik. Lagu yang dinyanyikan brupa puji-pujian kepada Allah

dan Rasul, juga nasihat agama.

Rebana adalah sejenis alat kesenian tradisional yang terbuat dari kayu, dibuat

dalam bentuk lingkaran dan di tengah-tenganya dilobangi, kemudian di tempat yang

dilobangi itu ditempati kulit binatang (biasanya kulit kambing) yang telah dibersihkan

bulu-bulunya.

5. Kasidah

Yaitu suatu jenis seni suara yang bernafaskan Islam. Syair lagunya mengandung

dakwah Islamiyah dan nasihat yang baik. Fungsi rebana pertama kali sebagai instrumen

dalam nyanyian lagu-lagu keagamaan berupa pujian kepada Allah SWT dan rasulNya.

Rebana berasal dari kata rabbana yang artinya wahai Tuhan kami. (suatu do’a dan

pujian terhadap Tuhan). Ketika rasul hijrah ke Madinah belai disambut dengan rebana

di pinggir jalan oleh masyarakat Madinah.

Fungsi utama kasidah adalah sebagai media dakwah Islam dan sebagai hiburan

dalam acara peringatan hari besar Islam. Karena pesatnya perkembangan kasidah antara

Page 5: Sejarah Tradisi Islam Nusantara

lain karena ditopang oleh adanya kesepakatan pandangan ulama (termasuk pakar

hukum Islam) bahwa menurut hukum Islam seni rebana dan kasidah itu boleh (mubah).

6. Suluk

Menurut bahasa suluk artinya jalan atau cara. Menurut istilah suluk artinya jalan

yang mengacu pada hidup dengan cara sufi atau mengikuti aturan sufi. Suluk disebut

juga sebagai ajaran spiritual Islam Jawa yang ditulis dalam bentuk puisi. Suluk berupa

puisi pertama kali diciptakan oleh kaum priyayi terpelajar. Berisi filfasat atau ajaran

mengenai kebijaksanaan hidup.

Awal mulanya sulu merupakan aliran pemikiran dan prinsip hidup yang

berkembang di istana (khusus disukai priyayi saja) Hindu Budha. Setelah Islam datang

menyebar di Jawa dan sudah diberi nilai keislaman. Suluk tidak hanya dikenal di Jawa

saja, di Sumatera suluk yang ditulis oleh Hamzah Fansuri (berjudul Syair si burung

Pingai) dan Syamsuddin. Kalau di Jawa suluk ditulis oleh Sunan Bonang.

7. Kesustraan Islami

Kesusastraan Islami (budaya melayu kalsik) terdapat di sebagian wilayah pesisir

Sumatra dan Semenanjung Melayu (daerah Aceh). Hal ini karena didukung sepenuhnya

oleh keberadaan kerajaan di Aceh. Bentuk sastra yang berkembang adalah hikayat,

pantun, syair yang menekankan pesoalan keagamaan.

Tokoh terkenal (abad 17) adalah Hamzah Fansuri, Syamsyddin, Abdurrauf.

Mereka menulis ilmu tasawuf Islam dalam bentuk sastro prosa. Ditulis dalam bahasa

Arab Melayu. Karya beliau terpengaruh karya sastra Persia, yang menjadi bahan

saduran mengenai cerita Amir Hamzah, Bayan Budiman, 1001 malam. Karya

sadurannya adalah Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Ghulam,

Hikayat Bakhtiar.

Kalau di Jawa terpengaruh oleh Hidu-Budha dengan cerita yang bernafaskan

Islam. Seperti Hikayat Pendawa Lima yang merupakan gubahan dari Serat Mahabarata

dan Hikayat Sri Rama yang merupakan gabungan dari serta Ramayana. Sehingga cerita

tersebut mengandung nilai Islam.

C. Apresiasi Terhadap Tradisi Dan Upacara Adat Kesukuan Nusantara

1. Mempelajari Tradisi Dan Upacara Adat Kesukuan Yang Bernuasna Islami.

Tradisi merupakan kebudayaan masa lampau yang diwariskan dalam bentuk

sikap, perilaku sosial, kepercayaan, prinsip-prinsi, dan sekepakatan perilaku. Hal ini

berasal dari pengalaman di masa lampau yang membentuk perilaku masa kini.

Di Indonesia terdapat berbagai macam tradisi yang masih dijaga dengan baik oleh

Page 6: Sejarah Tradisi Islam Nusantara

pengikutnya. Bisa dalam bentuk adat istiadat, ritual, upacara keagamaan. Dalam

pelaksanaannya tergantung/terpengaruh oleh lingkungan setempat.

a. Selamatan

Setiap ada peristiwa yang menakutkan, atau yang menyenangkan atau adanya

harapan, seperti perkawinan, sakit, panen padi, menanam padi selalu mengadakan

upacara selamatan. Selamatan dilakukan sebagai rasa syukur, dengan permohonan

agar selalu mendapatkan keselamatan.

Setelah Islam datang selamatan dikemas Islami, seperti dengan tahlilan,

penajian. Sebelum Islam datang diisi dengan bacaan mantra-mantra.

Ada upacara lain yang sering dilakukan masyarakat sekitar kita, yaitu upacara

kematian, yaitu saur tanah, satu hari, tiga hari, tujuh hari, empat puluh hari, seratus

hari, seribu hari, nguwis-uwisi kematian seseorang. Acara selamatan selalu diisi

dengan kenduri (membagi-bagi makanan) sesuai tema selamatan yang sedang

dilakukan.

2. Upacara Turun Tanah di Aceh

Nama aslinya adalah Peutron Aneuk U Tanoh atau turun tanah. Artinya orang tua

menurunkan bayi ke tanah setelah bayi berusia 44 hari. Sebelumnya seorang ibu

melakukan pantangan dengan tujuan agar bayi sehat dan baik. Upacara dipimpin oleh

ketua adat dengan menggendong bayi menuju tangga rumah sambil membaca do’a-do’a

dari ayat Al Qur’an. Kemudian menuruni tangga rumah dengan bayi tetap

digendongnya.

Sampai di tanang upacara dilanjutkan mencincang batang pisang atau pohon

keladi yang telah disediakan. Hal ini mengibaratkan keperkasaan dan dimaksudkan agar

bayi kelak dikaruniai sifat perkasa dan kesatria. Ketua ada melanjutkan acara membawa

masuk bayi ke dalam nimah yang disambut oleh seluruh hadirin dan keluarga.

Dimeriahkan dengan rebana, tari-tarian, pencak silat, permainan kesenian lainnya.

Disajikan pula berbagai makanan.

a. Sekaten

Pada tahun 1939 tahun saka atau 1477 M, Raden Patah dengan dukungan para

wali mendirikan masjid Demak. Berdasarkan kesepakatan digelar siar Islam selama

7 hari menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dibunyikan dua perangkat

gamelan karya Sunan Giri yang membawakan gending karya Sunan Kalijaga.

Setelah mengikuti acara tersebut, masyarakat yang ingin memeluk Islam mengucap

dua kalimat syahadat (sahadatain). Dari kalimat tersebut muncul istilah sekaten.

Page 7: Sejarah Tradisi Islam Nusantara

Saat kerajaan Islam dari Demak pindah ke Mataram perayaan sekaten tetap digelar.

Begitu juga setelah Mataram terbagi menjadi dua Kasultanan Yogyakarta dan

Kasunanan Surakarta.

Di Kasultanan Yogyakarta perayaan sekaten berdasarkan tiga dasar pokok

yaitu:

1) Dibunyikan dua perangkat gamelan (Kajeng Kyai Nagawilaga dan Kajeng Kyai

Guntur Madu) di Kagungan Dalem Pagongan Masjid Agung Yogyakarta selama

7 hari berturut-turut, kecuali Kamis malam sampai Jumat sian.

2) Peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW tanggal 11 Mulud malam di serambi

kagungan Dalem Masjid Agung. Dengan bacaan riwayat nabi oleh Abdi Dalem

Kasultanan, para kerabat, pejabat, rakyat.

3) Pemberian sekedah Ngarsa Dalem Sampean Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng

Sultan, berupa hajad dalem gunungan dalam upacara grebeg sebagai upacara

puncak Sekaten.

Mulai tahun 1960 sekaten sebagai pasar rakyat. Pasar malam perayaan sekaten

berlangsung selama 39 hari. Menurut penanggalan Jawa selain Grebeg Mulud ada

juga grebeg syawal yang diadakan hari pertama syawal (bulan jawa). Grebeg besar

diadakan pada hari ke 10 bulan Jawa yang dihubungkan dengan hari raya umat

Muslim (qurban, idul adha).

3. Adat Perkawinan Aceh

Tradisi penikahan Aceh banyak diwarnai oleh tradisi Islam, hal bisa dilihat dari

beberapa tahapan-tahapan pernikahan:

a. Melamar

Keluarga pria yang akan melamar seorang gadis mengutus seorang

penghubung yang disebut seulangke. Apabila pihak perempuan setuju pihak pria

mengantarkan tanda ikatan yang disebut ranub kong baba. Biasanya berupa emas

dan pakaian untuk si gadis. Kedua keluarga kemudian menetapkan hari perkawinan

dan mas kawis yang harus di berikan pihak pria. Mas kawin disebut jeunameu.

b. Persiapan perkawinan

Menjelang pernikahan sang gadis dipingit selama satu bulan untuk dibimbing

cara berumah tangga, dianjurkan tekun mengaji.

Dua hari sebelum pernikahan, keluarga wanita mengadakan upacara mandi air bunga

bagi gadis. Dengan tujuan membersihkan dosa, disamping sebagai pengharum

badan. Diteruskan mengadakan upacara koh andam yaitu upacara membersihkan

Page 8: Sejarah Tradisi Islam Nusantara

anak rambut di tengkuk, dahi, merapikan alis mata, juga menginai kuku-kuku

menjadi mereh, memerahkan bibir dengan memakai sirih.

c. Upacara pernikahan

Sebelum upacara pernikahan dilangsungkan , calon pengantin perempuan

memperlihatkan  kemampuannya menamatkan pembacaan al Qur’an. Kemudian

ayah kandung pengantin perempuan memimpin upacara pernikahan/ijab kabul.

Setelah itu pihak pengantin pria menyerahkan jeunameu atau mas kawin berupa

sekapur sirih, seperangkat kain adat, emas puan. Emas yang digunakan adalah uang

mas kuno seberat 100 gram. Sebelum kedua mempelai dipersandingkan di

pelaminan keluarga mengadakan upacara menginjak telur yang dilakukan oleh

pengatin pria.

d. Pakaian Pengantin

Pengatin pria celana panjang yang (cekak musang), kain sarung (pendua),

serta kemeja belanga pakai bis benang emas, memakai kopiah (makutup), sebilah

rencong terselip di depan perut. Pengantin perempuan memakai celana panjang

(cekak musang) baju kurung sampai pinggul, kain sarung. Perhiasan berupa kalung

yang disebut kula, pending, gelang tangan, gelang kaki.

4. Ziarah Kubur

Yaitu kebiasaan mengunjungi makam dan meletakkan bunga di atas kuburan

seseorang. Sampai saat ini masih dipertahankan. Tujuan awalnya adalah untuk

memohon restu dan mendapat berkah dari orang yang sudah meninggal. Tradisi ini

dipengaruhi budaha Hindu-Budha yakni pemujaan terhadap arwah nenenk moyang.

Setelah Islam datang tujuan ziarah diarahkan untuk mendo’akan yang telah

meninggal agar diampuni dosa-dosanya juga sebagai media kontemplasi bagi seseorang

agar selalu mengingat kematian. Biasanya yang dikunjungi makam para wali. Setelah

berkembang juga makan sanak keluarga. Waktu ziarah menjelang bulan Ramadhan dan

hari raya idul fitri. Saat ziarah diisi dengan bacaan tahlil, tahmid, surah pendek dalam al

Qur’an.

D. Memberikan Apresiasi Terhadap Tradisi Dan Upacara Kesukuan Nusantara Yang

Bernuansa Islami.

Selanjutnya kita akan membahas apa itu kenduri. Kenduri adalah selamatan, upacara

tradisi yang disesuaikan dengan ajaran-ajaran agama di Jawa. Gejala kenduri merupakan

bagian dari proses Islamisasi yang belum selesai sejak Islam masuk ke Nusantara yang

dibawa oleh para wali.

Page 9: Sejarah Tradisi Islam Nusantara

Hal ini diperkuat oleh analils Dr. Zamakhsyari Dhofier, bahwa penyebaran Islam di

Jawa tidak mudah penuh tantangan, dan setahap demi tahap. Pada dasarnya ada dua tahap

yaitu; gelombang pertama ialah pengislaman orang Jawa menjadi orang Islam sekedarnya,

yang selesai pada pada abad ke-16. Gelombang kedua ialah pemantapan mereka betul-

betul menjadi orang Islam yang taat, yang secara pelan-pelan menggantikan kehidupan

keagamaan yang lama, hampir secara menyeluruh tetapi tidak pernah disempurnakan

misalnya syariah Islam belum secara menyeluruh pernah diterapkan di Jawa.

Proses Islamisasi yang begitu panjang bukan disebabkan oleh latar belakang nilai-

nilai budaya sebelumnya yang begitu kuat dianut, tetapi karena proses Islamisasi yang

dilakukan oleh para wali cenderung mengadakan kompromi lokal. Cara ini dipahami

sebagai sikap metodik dan strategi dakwah dikalangan masyarakat tradisional. Dengan

kata lain pada dasarnya proses Islamisasi yang dilakukan para wali bukan untuk

mengadakan kompromi budaya, melainkan bagaimana Islam bisa tersebar secara damai

dan cepat.

Dalam upacara kenduri atau selamatan ada dua tata nilai, yang pertama nilai tradisi

dengan doktrin. Secara formal ia menampilkan bentuk tradisi, sedang secara esensial

sudah diislamkan. Yang kedua bahwa kenduri ruwahan, suran, saur tanah, sehari, tiga hari

dan seterusnya terhadap orang yang mati. Tata cara yang dilembagakan dalam upacara

kenduri tidak ada dalam ajaran Islam. Sedangkan mendo’akan orang meninggal dunia –

terutama anak terhadap orang tua- diajarkan didalam Agama Islam

Dari uraian diatas sikap kita menghadapi berbagai macam tradisi dan upacara

kesukuan nusantara adalah menghormati dan memandangnya sebagai kekayaan khazanah

budaya yang ada di Indonesia.