sejarahperkembanagnpsikologi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah perkembangan Psikologi ini sudah dimulai sejak zaman Yunani
Kuno, yaitu ketika gejala-gejala psikologis sudah banyak menarik perhatian ppara
sarjana filasafat. Pertanyaan klasik yang sering menggoda manusia untuk mencari
dan menjawabnya adalah pertanyaan apakah jiwa itu, dari mana asalnya, apa
tujuannya, bagaimana hubungan jiwa dan badan, dan sebagainya.
Masalah jiwa manusia memang penuh keunikan, sehingga mengundang
banyak ahli untuk menyelidikinya. Meskipun demikian, tetap saja penyelidikan-
penyelidikan sistematis yang dilakukan hingga kini masih belum mampu
menjawab pertanyaan tersebut di atas. Karena itu, banyak ahli yang mengatakan
bahwa jiwa itu adalah suatu misteri, bersifat rahasia (abstrak). Namun, hal itu
tidak menutup kemungkinan bagi usaha perenungan dan penelitian untuk sedikit
demi sedikit membuka rahasia jiwa manusia.
Oleh karena itu, banyak filosof Yunani dan Romawi yang merenungkan
dan meneliti masalah tersebut. Meskipun corak berpikir filosof Yunani dan
Romawi seperti Socrates, aristoteles, Plato, dan Ganelus masih spekulatif, tetap
saja mereka telah berjasa dalam meletakkan dasar keingintahuan bagi pemikir
selanjutnya untuk menyelidiki psikologi dengan metode-metode baru seperti
observasi, angket, interview, eksperimen, dan sebagainya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam bab ini, penulis akan membahas dua fase pokok perkembangan
psikologi dilihat dari segi metode dan materinya, yaitu psikologi lama (kuno) di
bawah pengaruh filsafat dan psikologi dibawah pengaruh ilmu pengetahuan alam.
A. ALIRAN PSIKOLOGI LAMA (KUNO)
Psikologi lama ini lahir sebelum tahun 1900, yang adakalanya dipengaruhi
oleh filsafat dan ada juga yang dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan alam.
1. Psikologi di bawah pengaruh filsafat
Para ahli psikologi dahulu adalah juga ahli filsafat. Hal ini dapat diketahui
oleh karena pemikiran tentang kejiwaan dipengaruhi oleh pemikiran filsafati.
Bahkan pada zaman lato dan Aristoteles, atau pada saat filsafat menjadi
sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan 9the mother of knowledge),
psikologi masih menyatu dengan filsafat.
Pengaruh filsafat terhadap psikologi itu berlangsung sejak zaman Yunani
Kuno (400 SM) sampai zaman pertengahan (500-1450) dan zaman baru
(1800). Dua orang filosof yang juga menyelidiki kejiwaan manusia adlah
Plato dan Aristoteles.
a. Psikologi Plato (427-347 SM)
Plato mempunyai pandangan bahwa manusia mempunyai tiga kekuatan
ruhaniah yang disebut trichotomi. Kekauatan, sebagaimana disebutkan
Th. Kohstamm (1984: 4), itu terdiri dari :
1. Akal, bertempat dalam kepala.
2. Kemauan, bertempat dalam dada.
3. Nafsu, bertempat dalam perut.
Akal pikiran berada di dalam ide, sedangkan kemauan dan nafsu terikat
oleh kehidupan jasmaniah yang bersifat tidak abadi. Lebih dalam, Plato
2
berpendapat bahwa suatu kebenaran yang hakiki tidak dapat dicapai
dengan sesuatu yang tampak oleh indra manusia, karena segala sesuatu
yang tampak oleh indera adalah bayangan dari hakikat.
Adapun yang hakiki adalah idee atau cita dari segala yang maujud ini. Ide
tak lain adalah pengertian yang mencakup kenyataan dari segala sesuatu,
da dapat dicapai hanya dengan pikiran.
Ide tertinggi adalah Tuhan, sedang segala sesuatu yang maujud ini berasal
dari alam ide dan segalanya akan kembali ke alam idejuga. Oleh karena
pendapat plato yang demikian itu, maka dia dipandang sebagai ahli pikir
pertama yang beraliran idealisme dan tokoh trichotomi.
b. Psikologi Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles adalah murid Plato. Dalam teorinya Aristoteles menetapkan
suatu pandangan bahwa makhluk berjiwa di alam ini adalah tumbuh-
tumbuhan, hewan dan manusia. Masing-masing makhluk tersebut
memiliki jiwa yang berurutan rendah tingginya. Jadi, baik tumbuh-
tumbuhan, hewan maupun manusia, menurut Aristoteles, adalah berjiwa.
Pengertian kategorikal dari jiwa makhluk tersebut, menurut Aristoteles,
sebagai berikut :
1. Anima Vegetativa, yaitu anima atau jiwa yang terdapat pada tumbuh-
tumbuhan, yang mempunyai kemampuan untuk makan minum dan
berkembang biak.
2. Anima Sensitiva, yaitu anima atau jiwa yang terdapat pada kalangan
hewan yang disamping mempunyai kemampuan-kemampuan seperti
pada anima vegetativa juga mempunyai kemampuan-kemampuan
untuk berpindah tempat, mempunyai nafsu, dapat mengamati, dan
menyimpan pengalaman-pengalamannya.
3. Anima Intelektiva, yaitu yang terdapat pada manusia, selain
mempunyai kemampuan-kemampuan seperti yang terdapat pada
3
lapangan hewan masih mempunyai kemampuan lain, yaitu berpikir
dan berkemampuan (Bimo Walgito, 1983: 11).
Pada manusia dorongan untuk tumbuh dan berkembang itu berbentuk
dorongan untuk merealisasi diri (self realization) yang disebut entelechi. Menurut
Aristoteles, fungsi jiwa manusia dapat dibagi menjadi dua, yaitu kemampuan
untuk mengenal dan kemampuan untuk berkehendak. Pandangannya ini disebut
dichotomy, berbeda dengan Plato yang trichomi.
Psikologi yang dipengaruhi oleh filsafat, sebagaimana yang dikemukakan
oleh Plato dan Aristoteles di atas, disebut Psikologi Filsafat.
2. Psikologi Di Bawah Pengaruh Ilmu Pengetahuan Alam.
Dalam perkembangan selanjutnya, psikologi secara berangsur-angsur
melepaskan diri dari corak pemikiran filsafat. Kemudian psikologi mengalami
perkembangan yang pesat, terutama dalam metode yang digunakan dalam
penyelidikan-penyelidikannya.
Pesatnya perkembangan psikologi itu ditandai dengan menonjolnya
pengaruh ilmu pengetahuan alam terhadap psikologi sebelum abad XX. Interaksi
kedua ilmu itu terjadi secara langsung dan tidak langsung, baik di dalam metode
penyelidikannya maupun di dalam materi pembahasannya.
Aliran-aliran psikologi yang muncul pada saat psikologi di bawah
pengaruh ilmu pengetahuan alam tersebut adalah seperti psikologi asosiasi,
psikologi unsur (element), dan psikologi fisiologi.
a. Psikologi asosiasi
Psikologi asosiasi dimunculkan oleh John Locke pada abad XVII. Pada
abad itu psikologi asosiasi menjadi salah satu aliran psikologi yang dipengaruhi
secara tak langsung oleh ilmu pengetahuan alam, khususnya fisika.
Metode yang digunakan oleh aliran ini dalam studinya tentang jiwa adalah
metode analitis-sintesis. Metode ini merupakan car berpikir dalam ilmu
4
pengetahuan alam yang memandang alam ini terdiri dari unsur-unsur, lalu terjadi
proses persenyawaan berdasarkan hukum-hukum tertentu.
Menurut aliran ini, jiwa itu terdiri atas unsur-unsur atau kumpulan unsur-
unsur atau tanggapan-tanggapan yang berproses menurut hukum-hukum yang
pasti. Hukum-hukum tersebut adalah hukum sebab akibat dan hukum asosiasi.
Karena jiwa dipandang oleh aliran ini seperti mesin yang bergerak secara
mekanis menurut hukum-hukum tertentu, maka jiwa itu pasif. Hanya hukum-
hukum yang menggerakkan jiwa yang dianggap aktif. Unsur-unsur jiwa seperti
tanggapan-tanggapan, ingatan, dan pengindraan merupakan unsur-unsur jiwa yang
sangat diutamakan oleh aliran itu.
Dengan demikian, metode yang digunakan oleh psikologi asosiasi dalam
menganalisis jiwa adlaah metode analitis-sintesis. Dalam hal ini, aliran ini
berusaha menganalisis gejala-gejala psikologis pada elemen-elemen yang pokok
yang berupa tanggapan-tanggapan tersebut secara asosiatif menjadi suatu gejala-
gejala psikologis yang bersenyawa (H.M. Arifin, 1977 : 42).
Psikologi asosiasi ini kemudian dilanjutkan oleh Daviv Hume dan Hartly
pada abad XVIII, yang dilanjutkan kemudian oleh John Stuart Mill dan Herbert
Spencer pada abad XIX.
b. Psikologi unsur (element)
Psikologi unsur dianggap oleh sebagian ahli sebagai psikologi asosiasi,
karena dalam penjelasannya masih bercorak asosiatif juga. Tapi, karena titik
perhatian psikologi unsur ini pada anggapan bahwa jiwa merupakan kumpulan
dari unsur-unsur kejiwaan yang berdiri sendiri, maka beberapa ahli
menggolongkannya sebagai psikologi unsur yang berdiri sendiri.
Pelopor unsur psikologi ini ialah John fridrische Herbart. Herbart sebagai
ahli psikologi dan pendidikan berkebangsaan jerman, berpendapat bahwa
kegiatan-kegiatan kejiwaan manusia dapat dikembalikan kepada unsur-unsur yang
paling akhir, yaitu tanggapan (Zuhairini, 1980: 55).
5
Menurut aliran ini, pikiran itu hanya terdiri dari unsur-unsur tanggapan
dalam otak. Makin banyak tanggapan di dalam otak makin baik dan makin baik
kita berpikir. Ternyata pandangan ini mempunyai dampak yang luas dalam dunia
dunia pendidikan. Atas dasar ini, maka anak menjadi sempurna berpikirnya jika
diberi tanggapan sebanyak-banyaknya.
Menurut Herbart, jiwa itu terbentuk karena adanya tanggapan-tanggapan.
Dengan demikian, teori Herbart ini disebut teori tanggapan (voorstelings theorie).
Dengan menggunakan metode analitis-sintesis, ia merumuskan pandangan bahwa
jiwa terdiri dari dua lapisan, yaitu jiwa yang disadari dan jiwa yang tidak disadari
dan di antara keduanya terdapat ambang kesadaran. Tidak semua anggapan itu
disadari, karena di antara tanggapan-tanggapan yang masuk terdapat pertentangan
yang saling tolak-menolak.
Maka dari itu, ada beberapa tanggapan yang tenggelam ke lapisan tak
sadar, dan tanggapan-tanggapan bawah sadar dapat timbul kembali ke alam sadar
menurut hukum-hukum asosiasi yang prosesnya secara mekanis. Hukum-hukum
tersebut ialah sama waktu, berturut-turut, serupa, berlawanan, dan sebab akibat.
c. Psikologi fisiologi
Psikologi fisiologi ini merupakan aliran psikologi yang dipengaruhi oleh
ilmu pengetahuan alam. Dikatakan demikian, karena pandangan-pandangan aliran
ini kebanyakan didasarkan pada kekuatan khusus dari indra, sebuah bidang yang
banyak dipelajari oleh fisiologi.
Aliran ini secara garis besar berpandangan bahwa manusia dapat melihat
sesuatu karena adanya cahaya yang masuk ke dalam mata. Cahaya tersebut
kemudian diteruskan ke dalam otak melalui saraf-saraf mata, yang pada akhirnya
dapat menimbulkan kesadaran penglihatan.
Berdasarkan pengaruh pandangan fisiologi tersebut, Johannes Muller
(Jerman), dengan menggunakan metode penyelidikan ilmu pengetahuan alam,
berhasil menemukan kekauatan khusus pada indra. Dalam rumusannya antara lain
6
dikatakan bahwa masing-masing tanggapan itu menyebabkan timbulnya kekuatan
atau reaksi yang khusus terhadap jenis/macam tanggapan yang diterima melalui
pancaindra (H.M. Arifin, 1977 : 44).
B. ALIRAN PSIKOLOGI MODERN
Psikologi modern ini lahir sesudah tahun 1900. Yang tergolong dalam
psikologi modern ini adalah sebagai berikut :
1. Psikologi sebagai ilmu pengetahuan berdiri sendiri (otonom)
Dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya psikologi,
Wilhelm Wundt (1832-1920), seorang berkebangsaan Jerman, merupakan seorang
ilmuwan yang banyak disebut sebagai pelopor usaha melepaskan psikologi dari
filsafat dan ilmu pengetahuan agama.
Upaya Wilhelm Wundt tersebut ditandai degan usahanya mendirikan
Laboratorium Psikologi pada tahun 1875, dan disahkan oleh Universitas Leipzig
pada tahun 1886. Sejak itu psikologi terpisah dari filsafat dan ilmu pengetahuan
alam, dan untuk kemudian menjadi pengetahuan yang mandiri (otonom).
Di dalam laboratorium tersebut, Wundt mengadakan eksperimen-
eksperimen untuk memperoleh data-data tentang gejala-gejala jiwa yang sedang
diteliti. Dengan metode eksperimen yang digunakannya itu, ia akhirnya dikenal
sebagai tokoh Psikologi Eksperimental.
Menurut Wundt, gejala jiwa tidak dapat diterangkan hanya dengan
berdasarkan proses alam sebagaimana yang diterangkan dalam psikologi fisiologi
(H.M. Arifin, 1977 : 45). Fisiologi hanya berfungsi sebagai ilmu bantu bagi
psikologi, karena itu psikologi harus berdiri sendiri.
Metode yang digunakan Wundt dalam studinya tentang jiwa tidaklah
bersifat subyektif dan spekulatif semata, melainkan juga metode yang bersifat
empiris, obyektif. Selain itu, ia juga masih menggunakan metode analitis-sintetis,
dan menolak penggunaan metode introspeksi dalam penelitiannya.
7
Kendati metode intospeksi ditolak oleh Wundt, namun Oswald Kulpe,
salah satu muridnya, masih juga menggunakan metode introspeksi yang
disertakan dengan eksperimen-eksperimen. Metode gabungan murid Wundt ini
akhirnya dikenal dengan metode Instrospeksi Eksperimen.
2. Psikologi pada abad XX
Psikologi menjadi ilmu pengetahuan yang otonom pada akhir abad XIX
(1886), sedangkan periode medern dimulai sesudah tahun 1900 hingga sekarang.
Pada periode modern ini bermunculan berbagai macam aliran psikologi dengan
karakteristiknya masing-masing.
Sejak awal abad XX hingga sekarang ini, proses pembelahan psikologi
dalam aliran-aliran yang semakin mengkhusus demikian pesat. Dengan
spesialisasi bidang studi tersebut, diharapkan terjadi penyesuaian aplikasinya
secara lebih intensif bagi kehidupan umat manusia.
Aliran-aliran psikologi yang muncul sesudah tahun 1900 sampai sekarang
(abad XX) ini, antara lain adalah Psikologi Analisa, Psikologi Individual, Neo-
Freudianisme, Psikologi Gestalt, Psikologi Behaviorisme, Psiko-refleksologi
(Psycho-Reflexology) dan sebagainya.
Sementara karakteristik dari perkembangan pada Psikologi Lama dan
Psikologi Modern, dapat digolongkan menjadi dua bagian pokok, masing-masing
dapat penulis jelaskan secara ringkas dalam tabel berikut.
Ciri-Ciri Khusus Psikologi Lama Ciri-Ciri Khusus Psikologi Modern
Bersifat elementer, berdasarkan hukum-
hukum sebab akibat
Bersifat totalitas
Bersifat mekanis (jiwa dipandang
bergerak tanpa tujuan)
Bersifat teleologis (bertujuan)
Bersifat sensualistis-intelektualistis
(mementingkan pengamatan dan pikir)
Vitalitas-biologis (jiwa dipandang aktif
da bergerak dalam hidup manusia)
Bersifat mementingkan kuantitatif Mementing kualitatif (mutu)
8
(jumlah dan bilangan)
Hanya mencari hukum-hukum Mencari nilai dan berdasarkan nilai-
nilai
Gejala-gejala jiwa dipisahkan dari
subyeknya
Gejala-gejala jiwa dihubungkan dengan
subyeknya
Jiwa dipandang pasif Jiwa dipandang aktif-dinamis
Jiwa dipandang terlepas dari materi-
materi
Jiwa dipandang berhubungan dengan
materi-materi
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dua fase pokok perkembangan psikologi dilihat dari segi metode dan
materinya, yaitu psikologi lama (kuno) di bawah pengaruh filsafat dan psikologi
dibawah pengaruh ilmu pengetahuan alam.
Masalah jiwa manusia memang penuh keunikan, sehingga mengundang
banyak ahli untuk menyelidikinya. Meskipun demikian, tetap saja penyelidikan-
penyelidikan sistematis yang dilakukan hingga kini masih belum mampu
menjawab pertanyaan tersebut di atas. Karena itu, banyak ahli yang mengatakan
bahwa jiwa itu adalah suatu misteri, bersifat rahasia (abstrak). Namun, hal itu
tidak menutup kemungkinan bagi usaha perenungan dan penelitian untuk sedikit
demi sedikit membuka rahasia jiwa manusia.
B. SARAN
Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena
kami dalam tahap belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua
bisa memberi saran dan usul serta kritikan yang baik dan membangun sehingga
makalah ini menjadi sederhana dan bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan
kejanggalan kami mohon maaf karena kami hanyalah hamba yang memiliki ilmu
dan kemampuan yang terbatas.
10
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin. Psikologi Pendidikan. 2007. Ar-Ruzz Media: Jogjakarta.
11