shalat tarawih

30
MANFAAT SHALAT TARAWIH UNTUK KESEHATAN JASMANI DAN ROHANI DI SAAT BULAN RAMADHAN Nurul Hidayati XI IPA A SMA NEGERI 10 Samarinda

Upload: nurul-hidayaattii

Post on 27-Dec-2015

211 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Shalat Tarawih

MANFAAT SHALAT TARAWIH UNTUK KESEHATAN

JASMANI DAN ROHANI DI SAAT BULAN RAMADHAN

Nurul Hidayati

XI IPA A

SMA NEGERI 10 Samarinda

Page 2: Shalat Tarawih

ABSTRAK

Shalat Tarawih, merupakan shalat sunnah yang dikerjakan di bulan

Ramadhan sebanyak 11 (dengan witir) atau 23 (dengan witir) rakaat. Shalat

Tarawih merupakan amalan yang disukai Allah, dan banyak orang berbondong-

bondong untuk melaksanakan shalat Tarawih ini baik 11 ataupun 23 rakaat agar

mendapat berkah serta pahala yang berlipatganda dari Allah SWT. Tetapi, banyak

masyarakat yang belum menyadari bahwa dengan shalat Tarawih ini juga

memberikan efek-efek pada tubuh. Karena menurut para ilmuwan bahwa gerakan

shalat itu merupakan gerakan yoga yang membantu memperlancar peredaran

darah. Keberadaan shalat Tarawih yang dilaksanakan dimalam hari sesudah shalat

Isya juga memliki tafsir tersendiri. Peneliti akan meneliti beberapa rahasia Allah

SWT yang dibuat-Nya agar manusia berpikirdan segala yang manusia perbuat

untuh Tuhannya sebenarnya juga memberikan manfaat untuk dirinya sendiri.

Dengan penelitian ini, peneliti berharap agar umat muslim yang melaksanakan

Tarawih agar tetap beribadah hanya dengan kepada Allah SWT tanpa memikirkan

hal lain.

Page 3: Shalat Tarawih

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 5

1.4 Manfaat ......................................................................................................... 5

BAB II ISI

2.1 Kajian Teori ................................................................................................... 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 20

3.2 Latar Penelitian ............................................................................................. 20

3.3 Sampel Penelitian .......................................................................................... 20

3.4 Populasi Penelitian ......................................................................................... 21

3.5 Kekurangan Penelitian ................................................................................... 21

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................... 22

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 30

5.2 Saran............................................................................................................. 30

Page 4: Shalat Tarawih

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bulan Ramadahan adalah bulan kesembilan dalam penanggalan

Hijriyah (sistem penanggalan agama Islam). Sepanjang bulan ini pemeluk

agama Islam melakukan serangkaian aktivitas keagamaan termasuk di

dalamnya berpuasa, salat tarawih, peringatan turunnya Alquran, mencari

malam Laylatul Qadar, memperbanyak membaca Alquran dan kemudian

mengakhirinya dengan membayar zakat fitrah dan rangkaian perayaanIdul

Fitri. Kekhususan bulan Ramadan ini bagi pemeluk agama Islam

tergambar pada Alquran pada surat Al - Baqarah ayat 185 yang artinya:

"bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran

sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai

petunjuk itu dan pembeda. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir

di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu..."

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang teramat penting untuk umat

Islam, karena pada bulan ini semua amal dan ibadah di lipat gandakan.

Tarawih merupakan salah satu upaya yang dilakuka untuk meningkatkan

amala dan ibadah di bulan Ramadhan. Tarawih dilaksanakan setelah shalat

Isya, karena shalat ini dilakukan setelah berbuka puasa sehingga orang-

orang enggan untuk melakukannya dalam keadaan perut yang kenyang.

Tetapi, sebenarnya ada hikmah yang baik serta manfaat yang dapat

disimpulkan secara ilmiah, mengapa shalat ini dilaksanakan oleh

Rasulullah SAW, dan merupakan amalan yang dicintai Allah SWT.

Dengan ini peneliti akan meneliti tentang keadaan ilmiah pada tubuh

manusia saat melaksanakan shalat Tarawih.

Page 5: Shalat Tarawih

5

1.2 Rumusan Masalah

1. Hubungan shalat Tarawih di malam hari dengan keadaan tubuh.

2. Fungsi shalat Tarawih untuk tubuh.

3. Fungsi shalat Tarawih untuk psikologis.

1.3 Tujuan

1. Agar menambah semangat dalam melaksanakan shalat Tarawih.

2. Mengetahui rahasia-rahasia tentang shalat Tarawih.

3. Membuka wawasan semua orang, terutama umat Muslim tentang

hebatnya Islam serta perintah-Nya.

4. Sebagai bahan dasar untuk penelitian selanjutnya .

1.4 Manfaat

1. Umat muslim mengerti tentang pentingnya shalat Tarawih terhadap

tubuh, meskipun dengan alasan ini tidak dapat merubah tujuan awal

umat muslim untuk beribadah kepada Allah SWT karena-Nya dengan

ikhlas.

2. Masyarakat umum juga dapat mempelajari tentang shalat Tarawih ini.

3. Mengenalkan kepada anak tentang pentingnya shalat Tarawih bagi

fisik dan psikis.

Page 6: Shalat Tarawih

6

BAB II

ISI

2.1 Kajian Teori

1. Pengertian shalat Tarawih

Salat Tarawih (kadang-kadang disebut teraweh atau taraweh)

adalah salat sunnat yang dilakukan khusus hanya pada bulan ramadan.

Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jama‟ dari ترويحة yang

diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat". Waktu pelaksanaan

salat sunnat ini adalah selepas isya', biasanya dilakukan secara

berjama'ah di masjid.1

Shalat tarawih adalah shalat yang dilakukan hanya pada bulan

Ramadlan, dan shalat tarawih ini dikerjakan beliau Nabi pada tanggal

23 Ramadlan tahun kedua hijriyyah, namun pada masa itu beliau Nabi

mengerjakan shalat tarawih tidak di masjid terus menerus, kadang di

masjid, kadang mengerjakannya di rumah. Sebagaimana dalam Hadist:

“Dari „Aisyah Ummil Mu‟minin ra: sesungguhnya Rasulullah

SAW pada suatu malam hari sholat di masjid, lalu banyak orang

sholat mengikuti beliau, beliau sholat dan pengikut bertambah ramai

(banyak) pada hari ke-Tiga dan ke-empat orang-orang banyak

berkumpul menunggu beliau Nabi, tetapi Nabi tidak keluar (tidak

datang) ke masjid lagi. Ketika pagi-pagi, Nabi bersabda:

“sesungguhnya aku lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi

aku tidak datang kemasjid karena aku takut sekali kalau sholat ini

diwajibkan pada kalian”. Siti „Aisyah berkata: “hal itu terjadi pada

bulan Ramadlan”. (HR. Bukhari dan Muslim).

1 Wikipedia.com, 11:50

Page 7: Shalat Tarawih

7

2. Sejarah Shalat Tarawih

Nabi Muhammad SAW memang pernah melaksanakan sholat

tarawih, pada malam hari yang ke-dua beliau datang lagi mengerjakan

sholat dan pengikutnya tambah banyak. Pada malam yang ketiga dan

ke-empat Nabi tidak datang ke masjid, dengan alasan bahwa beliau

takut sholat tarawih itu akan diwajibkan Allah, karena pengikutnya

sangat antusias dan bertambah banyak, sehingga hal ini ada

kemungkinan beliau berfikir, Allah sewaktu-waktu akan menurunkan

wahyu mewajibkan sholat tarawih kepada ummatnya, karena orang-

orang Muslimin sangat suka mengerjakannya. Jika hal ini terjadi

tentulah akan menjadi berat bagi ummatnya. Atau akan memberikan

dugaan kepada ummatnya, bahwa sholat tarawih telah diwajibkan,

karena sholat tarawih adalah perbuatan baik yang selalu dikerjakan

beliau Nabi, sehingga ummatnya akan menduga sholat tarawih adalah

wajib. Hal ini sebagaimana keterangan dibawah ini:

اظة إرا أ ء ػه ش ال ي اقرذ انثش أػ اناط ت ف ى فشض أ ػه ر ا

Artinya: “Sesungguhnya Nabi ketika menekuni sesuatu dari amal

kebaikan dan diikuti ummatnya, maka perkara tersebut telah

diwajibkan atas ummatnya”.

Langkah bijaksana dan sangat sayangnya beliau Nabi saw kepada

ummatnya. Pada hadist di atas dapat ditarik kesimpulan:

1) Nabi melaksanakan shalat tarawih berjama‟ah di Masjid hanya dua

malam. Dan beliau tidak hadir melaksanakan shalat tarawih bersama-

sama di masjid karena takut atau khawatir shalat tarawih akan

diwajibkan kepada ummatnya.

Page 8: Shalat Tarawih

8

2) Shalat tarawih hukumnya adalah sunnah, karena sangat digemari

oleh rasulullah dan beliau mengajak orang-orang untuk

mengerjakannya

.3) Dalam hadist di atas tidak ada penyebutan bilangan rakaat dan

ketentuan rakaat shalat Tarawih secara rinci.

Jumlah Rakaat Shalat Tarawih Pada Masa Sahabat Abu Bakar

Dan Umar Ra.

Shalat tarawih adalah bagian dari shalat sunnah Al-Mu‟akkadadah

(sholat sunnah yang sangat disunnahkan). sedangkan rakaat shalat

tarawih adalah 20 rakaat tanpa witir, sebagaimana yang telah

dikerjakan sahabat Umar dan mayoritas sahabat lainnya yang sudah

disepakati oleh umatnya, baik ulama‟ salaf atau ulama‟ kholaf mulai

masa sahabat Umar sampai sekarang ini, bahkan ini sudah menjadi

ijma‟ sahabat dan semua ulama‟ madzhab, Syafi‟I, Hanafi, Hanbali

dan mayoritas Madzhab Maliki, karena dalam Madzhab Malikyi ini

masih ada khilaf, seperti hadist yang diriwayatkan dari Imam Malik

bin Anas ra, Imam darul Hijroh Madinah yang berpendapat bahwa

shalat tararawih itu lebih dari 20 rakaat sampai 36 rakaat. Adapun

hadist Malik bin Anas adalah sebagaimana berikut: Beliau berkata;

“Saya dapati orang-orang melakukan ibadah malam di bulan Ramadlan

“yakni shalat tarawih” dengan tiga puluh sembilan rakaat yang tiga

adalah sholat Witir”.

Dan Imam Malik sendiri memilih 8 rokaat namun secara mayorits

Malikiyyah yaitu sesuai dengan pendapat mayoritas Syafi‟iyyah,

Hanabilah dan Hanafiyyah yang telah sepakat bahwa shalat tarawih

adalah 20 rakaat, hal ini merupakan pendapat yang lebih kuat dan

sempurna ijma‟nya.

Page 9: Shalat Tarawih

9

a) Shalat Tarawih Pada Masa Khalifah Abu Bakar Ra.

Shalat tarawih Pada masa Khalifah Abu Bakar ra. Umat Islam

melaksanakan shalat sendiri-sendirian atau berkelompok ada 3

ada 4 dan ada yang 6 orang.

Pada masa khalifah Abu Bakar shalat tarawih dengan satu

imam di masjid belum ada, sehingga pada masa tersebut rakaat

shalat tarawihpun belum ada ketetapan yang secara jelas,

karena para shahabat ada yang melaksanakan shalat 8 rakaat

kemudian menyempurnakan di rumahnya seperti pada

keterangan di awal.

b) Shalat Tarawih Pada Masa Khalifah Umar Ra.

Setelah sayyidina umar mengetahui umat Islam shalat tarawih

dengan sendiri-sendirian, barulah muncul dalam pikirannya

untuk mengumpulkan para sahabat untuk melaksanakan shalat

tarawih di dalam masjid dengan satu imam, sebagaimana

keterangan dibawah ini:

شج أت ػ ش سعل خشج :قال للا صه للا ط ػه ف اناط فئرا نى سيعا

صه غجذ احح ف ؤلء يا فقال ان ؤلء :فقم ؟ ظ اط ى ن يؼ قشآ

أت ى صه كؼة ت صه فقال تصلذ للا صه انث عم ػه أصاتا و

ؼى سا) صؼا يا (داد أت

Artinya: “Dari Abi Hurairah ra, beliau berkata: “Rasulullah saw

keluar di bulan Ramadlan, beliau melihat banyak manusia yang

melakukan shalat tarawih di sudut masjid, beliau bertanya,

“Siapa mereka?” kemudian di jawab: “Mereka adalah orang-

orang yang tidak mempunyai al-Qur‟an (tidak bisa menghafal

atau tidak hafal al-Qur‟an), dan sahabat Ubay bin Ka‟ab sholat

mengimami mereka, lalu Nabi berkata: “benar mereka itu, dan

sebaik-baiknya perbuatan adalah yang mereka lakukan”. (HR:

Abu Dawud).

Page 10: Shalat Tarawih

10

Kemudian Sahabat Umar berinisiatif mengumpulkan para

sahabat shalat Tarawih dalam satu Masjid dengan satu imam.

Sebagaimana keterangan:

ػثذ ػ ح انش ػثذ ت انقاس ش يغ خشجد :قال أ ػ انخطاب ت للا سظ

هح ػ ف ن غجذ إن سيعا صاع اناط فئرا ان أ ق صه يرفش جم انش نفغ

صه جم ػ تصلذ فصه انش ش فقال انش أس إ ػ ؼد ن ؤ ج ػه لء

احذ قاسا ى ػضو ثى أيثم نكا ؼ ػه فج أت هح يؼ خشجد ثى كؼة ت أخش ن

اناط صه ى تصلج ش قال قاسئ انثذػح ؼى ػ ز ثخاس سا) (ان

Artinya: “Dari „Abdirrohman bin „Abdil Qori‟ beliau berkata;

“Saya keluar bersama Sayyidina Umar bin Khatthab ra ke

Masjid pada bulan Ramadlan. (Didapati dalam masjid tersebut)

orang yang shalat tarawih berbeda-beda. Ada yang shalat

sendiri-sendiri dan ada juga yang shalat berjama‟ah”. Lalu

Sayyidina Umar berkata: “Saya punya pendapat andai kata

mereka aku kumpulkan dalam jama‟ah satu imam, niscaya itu

lebih bagus”. Lalu beliau mengumpulkan kepada mereka

dengan seorang imam, yakni shohabat Ubay bin Ka‟ab.

Kemudian satu malam berikutnya, kami datang lagi ke masjid.

Orang-orang sudah melaksanakan sholat tarawih dengan

berjama‟ah di belakang satu imam. Umar berkata: “sebaik-

baiknya bid‟ah adalah ini (shalat tarawih dengan berjama‟ah)”.

(HR: Bukhari).

Dari sini sudah sangat jelas bahwa pertama kali orang yang

mengumpulkan para sahabat untuk melaksanakan tarawih

dengan cara berjama‟ah adalah sahabat Umar ra, sedangkan

jama‟ah shalat tarawih pada waktu itu dilakukan dengan 20

rakaat.

Page 11: Shalat Tarawih

11

Sebagaimana keterangan:

ضذ ػ ت :قال , سيا اناط كا قي ف شسظ صي للا ػ ف ػ

تثلز سيعا ػشش ك سا) سكؼح (يان

“Dari Yazid bin Ruman telah berkata: “Manusia senantiasa

melaksanakan shalat (tarawih) pada masa Umar ra di bulan

Ramadlan sebanyak 23 rokaat“. (HR. Malik)

Yang dimaksud 23 rakaat adalah, melaksanakan shalat Tarawih

20 rakaat dan witir. Dengan bukti hadist yang diriwayatkan

Sa‟ib bin Yazid:

ائة ػ انغ كاا :قال ضذ ت ذ ػه قي ش ػ ػ خطابال ت للا سظ ػ

ش ف ش سيعا ق سا) سكؼح تؼشش ث ح ان صح إعاد ش ان غ )

Artinya: “Dari Saaib bin Yazid berkata: “para sahabat

melaksanakan shalat (tarawih) pada masa Umar ra di bulan

Ramadlan sebanyak 20 rakaat”. (HR. Al-Baihaqi).

Dua dalil di atas sangat jelas sekali menjelaskan jumlah

bilangan shalat tarawih 20 rakaat, dalil tersebut juga dikuatkan

dengan perilaku para shahabat yang telah mengikutinya bahkan

Sayyidah „Aisyahpun juga mengikuti, hal ini telah

menunjukkan menjadi ijma‟ sahabat karena tiada satu orangpun

yang mengingkari atau menentang, begitu juga para ulama‟

empat madzhab atau madzhab lainnya. Jadi shalat tarawih 20

rakaat ini sangat jelas dan harus kita ikuti karena ini adalah

sunnah Khulafa‟ur Rosyidin yang harus kita ikuti, dan

Sayyidina Umar adalah juga salah satu sahabat yang telah

diakui kebenarannya oleh Nabi. Sebagaimana sabda Nabi:

Page 12: Shalat Tarawih

12

ػ ش ات :ػ قال للا سعل أ إ ػه انحق جؼم للا ش نغا ػ قهث سا)

رشيز (ان

Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menjadikan kebenaran

melalui lisan dan hati umar”. (HR. Turmudzi).

Dan Hadist Nabi SAW:

قذ سعل قال للا صه للا عهى ػه كى : عح تغر ػه انخهفاء اشذ انش

ذ ان ا تؼذ ي ا ػع اجز ػه ذ أخشج) تان أت أح د دا ات ياج

انرشيز ح صح قال انحاكى ششغ ػه خ (انش

Artinya: “Dan sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda:

“maka ikutilah sunnahku dan sunnah Khulafaur Rosyidin yang

mendapatkan pentunjuk setelah aku meninggal, maka

berpegang teguhlah padanya dengan erat”.

Dan Hadist Nabi SAW:

فح ػ حز انز ش للا صم للا سعل ػ عهى ػه اقرذا : تانهز ي

ش تكش أت تؼذ ػ أخشج ) قال انرشيز (حغ

Artinya: “Dari Hudzaifah ra ia berkata, Rasulullah SAW telah

bersabda; “ikutilah dua orang setelahku, yakni abu bakar dan

„Umar”. (HR. Turmudzi).

c) Shalat Tarawih Menurut Pandangan Ulama’

ة س فز اء ج – انفق افؼح انحفح ي انش انحاتهح تؼط انكح إن ان أ

ح انرشا ا سكؼح ػشش ا ن يانك س ذض ػ ت سيا ق انث ائة ػ انغ

ضذ ت ف اناط قاو ي ش صيا ظ ػ للا س ؼان ذ ػ سكؼح تؼشش

غ ج ش زا ػه اناط ػ انؼذد كؼاخ ي ؼا انش ا ج ش قال يغر عجى :انكاعا

ش ه للا سعل أصحاب ػ ص للا ه هى ػ ع ش ف ش ػه سيعا أت ت

ظ كؼة للا س ؼان ذ ى فصه ػ ت نى سكؼح ػشش كش أحذ ػه

Page 13: Shalat Tarawih

13

اػا فك ى إج قال .رنك ػه ي عق ؽ انذ ش : كا م ػه حاتح ػ انص

انراتؼ قال . ات :ػاتذ م ػه غشتا ششقا اناط ػ قال . ػه

س :انغ انز م ػه ش اناط ػ اعر اليصاس عائش ف صياا إن قال

زا :انحاتهح شج يظح ف حاتح تحعشج انش انص اػا فكا انصص إج ف

عػح) .كثشج رنك ح ان ق ف (142 ص 27 ج . ان

Artinya: “Maka menurut pendapat jumhur (mayoritas ulama‟

Hanafiyyah, Syafi‟iyyah, Hanabillah, Dan sebagian

malikiyyah, bahwa shalat tarawih adalah 20 rakaat, karena pada

hadist yang telah diriwayatkan Malik bin Yazid bin Ruman dan

Imam al-Baihaqyi dari Saib bin Yazid tentang shalatnya umat

Islam di masa Sayyidina Umar bin Khatthab ra dengan 20

rakaat, dan Umar mengumpulkan manusia untuk melakukan

tarawih 20 rakaat dengan jama‟ah (golongan) yang terus

menerus sampai sekarang. Imam As-Sakakyi berkata: Umar

telah mengumpulkan para sahabat Rasulullah saw pada Ubay

bin Ka‟ab ra, kemudian Ka‟ab sholat mengimami mereka 20

rakaat, dan tidak ada satu orang pun yang mengingkarinya,

maka hal itu sudah menjadi ijma‟ (kesepakatan) mereka. Dan

Imam Ad-Dasukyi berkata: dan itu yang dilakukan shohabat

dan tabi‟in, dan Imam Ibnu „Abidin berkata: itu adalah yang

dilakukan manusia mulai dari bumi timur sampai bumi barat,

dan „Ali As-Sanhuryi berkata: itu adalah yang dilakukan

manusia sejak dulu sampai masaku dan masa yang akan datang

selamanya, dan berkata ulama‟ Hanabilah: “ini telah yaqin

terkenal (mashur) di masa para sahabat, maka ini merupakan

ijma‟ dan banyak dalil-dali Nash yang menjelaskanya.

Imam Ibnu Taimiyyah dan Syekh „Abdullah bin Muhammad

bin „Abdil Wahab juga menegaskan sebagaimana

berikut:Keterangan yang terdapat dalam sebuah kitab “Tashhih

Hadistis Sholah At-Tarawih Isriina Roka‟ah “ . Imam ibnu

Page 14: Shalat Tarawih

14

Taimiyyah juga sepakat dan berpendapat, bahwa rok‟at shalat

tarawih 20 rika‟at, dan beliau menfatwakan sebagaimana

berikut, Artinya: Imam Ibnu Taimiyyah berkata dalam

fatwanya, “Telah terbukti bahwa sahabat bin Ubay bin Ka‟ab

mengerjakan sholat Ramadlan bersama-sama orang pada waktu

itu sebanyak 20 rakaat, lalu mengerjakan Witir 3 rakaat,

kemudian mayoritas Ulama‟ mengatakan bahwa itu adalah

sunnah. Karena pekerjaan itu dilaksanakan di tengah-tengah

kaum Muhajiriin dan Anshor, dan tidak ada satupun diantara

mereka yang menentang atau melanggar perbuatan itu”. Dan di

dalam kitab “Majmu‟ Fatawyi Al-Najdiyyah” diterangakan

tentang jawaban Syekh „Abdullah bin Muhammad bin „Abdil

Wahab tentang bilangan rakaat shalat tarawih. Ia mengatakan

bahwa setelah sahabat Umar mengumpulkan manusia untuk

melaksanakan shalat berjama‟ah kepada sahabat Ubay bin

Ka‟ab, maka sholat yang mereka lakukan adalah 20 rakaat”.2

3. Jam-Jam Penting Manusia

a) 05:00–07:00: Pembersihan usus besar.

b) 07:00–09:00: Penyerapan gizi di usus kecil

c) 12:00–20:00: Tubuh siap mencerna makanan berat.

d) 21:00–23:00: Waktunya tubuh detoks/membuang zat beracun

e) 23:00–01:00: Organ hati sedang membuang racun dan zat tak

berguna.

f) 03:00–05:00: Proses detoks di bagian paru-paru & pernapasan.3

4. Keadaan Tubuh saat Shalat

a. Keadaan Fisik

1) Saat Takbiratul Ihram

2 nu.or.id, 23:55, 5 Juli 2014 3New Breakthrouh in Science, hal.39

Page 15: Shalat Tarawih

15

Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya ke atas hingga

sejajar dengan bahu-bahunya (HR Bukhari dari Abdullah bin

Umar). Takbir ini dilakukan ketika hendak rukuk, dan ketika

bangkit dari rukuk.

Gerakan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, getah

bening (limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di

bawah otak memungkinkan darah mengalir lancer ke seluruh

tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang

sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian

kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian

bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan

persendian, khususnya pada sendi bagian atas.

Beliau pun mengangkat kedua tangannya ketika sujud. Apa

maknanya? Pada saat kita mengangkat tangan sejajar bahu,

maka otomatis kita membuka dada, memberikan aliran darah

dari pembuluh balik yang terdapat di lengan untuk dialirkan ke

bagian otak pengatur keseimbangan tubuh, membuka mata dan

telinga kita, sehingga keseimbangan tubuh terjaga .

2) Saat Ruku’

“Ruku'lah dengan tenang (tumaninah).” Ketika ruku',

Rasulullah SAW meletakkan kedua telapak tangan di atas lutut

(HR Bukhari dari Sa‟ad bin Abi Waqqash). Apa maknanya?

Ruku' yang dilakukan dengan tenang dan maksimal, dapat

merawat kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang

belakang (sebagai syaraf sentral manusia) beserta aliran

darahnya. Ruku' pun dapat memelihara kelenturan tuas sistem

keringat yang terdapat di pungggung, pinggang, paha dan betis

belakang. Demikian pula tulang leher, tengkuk dan saluran

syaraf memori dapat terjaga kelenturannya dengan rukuk.

Kelenturan syaraf memori dapat dijaga dengan mengangkat

kepala secara maksimal dengan mata mengharap ke tempat

Page 16: Shalat Tarawih

16

sujud.

Ruku‟ yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus

sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut

tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.

Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi

serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai

penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar dengan

otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah.

Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan

otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana

latihan bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.

3)Saat I’tidal

“Lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak.” Apa maknanya?

Saat berdiri dari dengan mengangkat tangan, darah dari kepala

akan turun ke bawah, sehingga bagian pangkal otak yang

mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya. Hal ini

dapat menjaga syaraf keseimbangan tubuh dan berguna

mencegah pingsan secara tiba-tiba .

4)Saat Sujud

“Selepas itu, sujudlah dengan tenang.” Apa maknanya? Bila

dilakukan dengan benar dan lama, sujud dapat memaksimalkan

aliran darah dan oksigen ke otak atau kepala, termasuk pula ke

mata, telinga, leher, dan pundak, serta hati. Cara seperti ini

efektif untuk membongkar sumbatan pembuluh darah di

jantung, sehingga resiko terkena jantung koroner dapat

diminimalisasi.

Posisi sujud berguna untuk memompa getah bening ke bagian

leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan

daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini

berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh karena itu,

Page 17: Shalat Tarawih

17

sebaiknya lakukan sujud dengan tuma‟ninah, tidak tergesa-gesa

agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi seperti ini

menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus bagi

wanita, baik ruku‟ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa

bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

5) Duduk Di Antara Dua Sujud (awal & akhir )

“Kemudian bangunlah hingga engkau duduk dengan tenang.”

Apa maknanya? Cara duduk di antara dua sujud dapat

menyeimbangkan sistem elektrik serta syaraf keseimbangan

tubuh kita. Selain dapat menjaga kelenturan syaraf di bagian

paha dalam, cekungan lutut, cekungan betis, sampai jari-jari

kaki .

iftirosy (tahiyat awal) dan tawarru‟ (tahiyat akhir). Perbedaan

terletak pada posisi telapak kaki. pada saat iftirosy, tubuh

bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf

nervus Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada

pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak

mampu berjalan. Duduk tawarru‟ sangat baik bagi pria sebab

tumit menekan aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin

pria (prostate) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan

benar, posisi seperti ini mampu mencegah impotensi. Variasi

posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarru‟ menyebabkan

seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks

kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga

kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

6) SaatSalam

Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.

Salam bermanfaat untuk bermanfaat untuk merelaksasikan otot

sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di

Page 18: Shalat Tarawih

18

kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga

kekencangan kulit wajah.4

b. Keadaan Psikis

Shalat adalah tangga orang yang beriman untuk menuju Tuhannya.

Saat mengerjakannya, seluruh pikiran tentang dunia dan

pengaruhnya terhadap jiwa pun ditinggalkan. Saat seorang hamba

yang beriman menghadap Tuhannya, jiwanya pun menjadi tenang,

dengan hati yang penuh keikhlasan dan kerendahan diri, serta ruh

yang khusyu‟.

Keadaan luar biasa ini paling sedikit terulang sebanyak lima kali

dalam sehari semalam. Maka hilanglah seluruh penyebab

ketegangan, kekhawatiran, dan stress. Dan jadilah shalat sebagai

pembawa ketenangan jiwa yang berpengaruh pada seluruh anggota

tubuh. Manakala konsentrasi dan keasyikan dalam shalat

meningkat, pengaruhnya akan sampai pada titik-titik otak bagian

atas hingga ke Hipotalamus yang menimbulkan rasa tenang dalam

jiwa diiringi dengan menurunnya aktivitas saraf simpatetik, kadar

Adrenalin dalam darah, begitu pula dengan hormon-hormon

penyebab stress dan tegang seperti hormon Kortizol.

Ketika seseorang dalam keadaan cemas, maka kadar Kortizol di

dalam darah akan meningkat tiga kali lipat. Begitu juga ketika

sedang dalam kondisi sedang kesal, dan pada beberapa penyakit

mental yang lainnya.

Dengan mental yang dalam keadaan rileks, tenang dan tentram,

kadar Kortizol akan selalu berada pada levelnya yang normal.

Kondisi semacam ini akan melindungi manusia dari efek-efek

4 Dr.Jamal Muhammad az-Zaki

Page 19: Shalat Tarawih

19

negatif yang dihasilkan oleh hormon tersebut. Misalnya seperti

naiknya tekanan darah, meningkatnya kadar gula dalam darah,

kerapuhan tulang, dan lain sebagainya. Apalagi jika kadar Kortizol

tersebut naik secara berulang-ulang dan dalam jangka waktu yang

lama.

Selain itu, pemanfaatan waktu shalat yang dimulai dari

persiapannya, kemudian setelah selesai shalat membaca zikir-zikir,

akan menjauhkan pikiran manusia dari aktivitas keduniaan sehari-

hari, begitu juga dari kelelahan akibat bekerja terus-menerus. Maka

manakala kondisi yang demikian terus terulang-ulang melalui

shalat, akan hilanglah waktu-waktu tegang dan kelelahan, dan

ketenangan jiwa pun akan selalu datang.

Dalam sebuah penelitian khusus ditangkap suatu perubahan

psikologis yang muncul dari pengaruh perasaan rileks yang terus

berulang-ulang beberapa kali dalam sehari. Dalam hal ini

digambarkan sebagai meningkatnya produksi Insulin dan

Testos­terne (hormon laki-laki) dan berkurangnya

kadar Cathecolamine (Adrenalin dan Non Adrenalin), hormon

Kortizol, gula dan lemak, serta berkurangnya kecepatan detak

jantung dan tekanan darah. Semua kondisi yang menyenangkan ini

kembali pada rasa tenang dan pengaruhnya pada sistim saraf dan

kelenjar.

Jadi, shalat beserta manfaatnya yang memberikan ketenangan jiwa

secara berulang-ulang, terkadang juga akan berpengaruh pada

perubahan psikologis yang semuanya adalah perubahan bagi

ke­sehatan.5

5Dr. Alexis Carrel

Page 20: Shalat Tarawih

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Di dalam sebuah penelitian tentunya diperlukan sebuah rencana

yang akan di lakukan. Kali ini peneliti akan mencari tahu apa saja manfaat

dari Shalat Tarawih dengan menggunakan beberapa cara yang akan

dilaksanakan,

1. Mencari Referensi-Referensi yang Tepat dari Para Ahli

Melalui sumber-sumber tertulis yang ada , baik melalui buku, blog, serta

referensi yan lain dan penulis atau peneliti sebelumnya yang sudah diakui

ke benarannya. Peneliti akan mencari data-data tersebut serta mencoba

menghubungkan data yang ada serta kuesioner yang akan dibuat.

2. Melalui Kuesioner Online (Survey)

Di dalam sebuah penelitian dibutuhkan yang namanya percobaan dengan

sampel yang ada, jadi dengan adanya kuesioner online dengan tujuan

responden para remaja dapat mempermudah pengumpulan data dari sampel

yang ada berdasarkan pengalaman pribadi dari hal yang hendak di teliti

yaitu tentang manfaat Shalat Tarawih. Kemudian, dijadikan sebuah

dokumen dan diperhitungkan serta dicocokkan dengan referensi-referensi

yang telah dicari.

3.2 Latar Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan melalui dua tempat yaitu:

1. Di Gunung Pasir, Kec. Muara Jawa, Kel. Muara Jawa Ulu

2. Melalui jajak pendapat di jejaring sosial (survey)

3.3 Sample Penelitian

Melalui kuesioner online/survey yang elah dibuat. Peneliti

bermaksud untuk menujukan survey tersebut ke siswa-siswi SMAN 10

Samarinda.

Page 21: Shalat Tarawih

21

3.4 Populasi Penelitian

Sepuluh siswa-siswi SMAN 10 Samarinda yang berumur 16 tahun

- 18 tahun

3.5 Kekurangan Penelitian

Sulitnya menemukan kriteria umur yang tepat di daerah peneliti

yang dapatmenghambat penelitian. Keberadaan remaja pada umur yang

telah ditentukan sangat berpengaruh karena, ketika manusi berumur 16-18

tahun, perkembangan tubuuh yang normal dan belum rentan akan

penyakit. Berbeda dengan anak-anak atau orang tua yang mulai mudah

terserang penyakit terutama penyakit tulan untuk orang tua. Karena hal

tersebut lah merupakan kesulitan yang dihadapi peneliti.

Page 22: Shalat Tarawih

22

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari Aisyah bahwa Rasulullah s.a.w. pada suatu malam (di bulan Ramadhan)

mendirikan sholat, lalu datang orang-orang pada berikutnya (ingin sholat bersama

beliau). Kemudian datanglah malah ketiga atau keempat dan orang-orang pun

sudah berdatangan, namun beliau tidak keluar. Saat pagi datang beliau

bersabda:"Aku telah melihat yang kalian lakukan, dan aku tidak keluar karena aku

takut sholat itu nantinya diwajibkan kepada kalian". (H.R. Muslim).

Dari Abdurrahman bin al-Qari berkata" suatu malam di bulan Ramadhan aku

berjalan bersama Umar bin Khattab melihat-lihat masjid, lalu beliau melihat

orang-orang berbeda-beda dalam mendirikan sholat (sunnah), sebagian sholat

sendiri, sebagian sholat bersama kelompok kecil. Lalu Umar berkata: "Aku

melihat seandainya mereka dikumpulkan di belakang satu qari (pembaca Qur'an)

tentu lebih baik. Lalu beliau menganjurkan agar semua sholat di belakang Ubay

bin Ka'ab. Kemudian aku keluar bersama Umar pada malam lain dan orang-orang

sudah sholat berjamaah di belakang imam satu, lalu Umar berkata:"Inilah sebaik-

baik bid'ah, dan sholat yang mereka tinggalkan untuk tidur tetap lebih baik

dibandingkan dengan sholat yang mereka dirikan" (maksudnya sholat malam di

akhir malam lebih utama dibandingkan dengan sholat di awal waktunya). R.

Bukhari dan Muslim.

Hadist di atas merupakan salah satu dalil sholat tarawih. Tarawih merupakan kata

plural dari raahahyang artinya istirahat. Konon disebut sholat tarawih karena pada

saat umat Islam melaksanakan sholat tersebut secara berjamaah, mereka

malakukan istirahat setiap dua kali salam. Sholat tarawih hukumnyasunnah

muakkadah pada malam bulan suci Ramadhan.6

1. Shalat Tarawih yang dilaksanakan pada malam hari

Ramadhan merupakan bulan panen pahala. Ibadah wajib dilipatgandakan 70 kali

lipat dan sunah disejajarkan dengan ibadah wajib. Pada bulan suci ini, Allah SWT

memberikan sarana menghapus dosa pada masa lampau.

6www.masukislam.org , 17 juli 2014

Page 23: Shalat Tarawih

23

Di antara sarana itu, yakni shalat Tarawih. Rasulullah SAW bersabda, “Barang

siapa yang menunaikan qiyam Ramadhan (sebulan penuh) dengan keimanan

(meyakini pahala yang dijanjikan Allah) dan mencari pahala dari Allah maka

dosanya yang terdahulu akan diampuni.” ( HR al-Bukhari dan Muslim).

Dosa yang diampuni, menurut Ibnu Al Mundzir, mencakup dosa besar dan kecil.

Berbeda dangan An-Nawawi yang mengatakan, dosa yang kecil saja yang dihapus

melalui shalat malam tersebut. Kendati demikian, shalat Tarawih memperingan

dosa besar.

Shalat Tarawih, termasuk qiyamullail yang menjadi kebiasaan atau amalan rutin

orang saleh. Shalat Tarawih hukumnya sunah muakkadah (yang dikukuhkan).7

1. Apabila hal ini dihubungkan dengan jam kerja tubuh akan ada titik temu

secara fisik ?(fisik manusia) tentang Tarawih yang dilaksanakan pada malam

hari.

Menurut Traditional China Medicine (TCM) serta laporan para dokter pada

saat kita melakukan shalat Tarawih ada dua organ yang bekerja pada waktu

tersebut yaitu :

LAMBUNG : 19.00 – 21.00

Organ lambung bekerja lemah pada jam–jam ini. Maka dianjurkan untuk

tidak mengkonsumsi makanan yang sulit untuk dicerna atau lama dicerna

atau lebih baik untuk berhenti makan pada jam–jam ini.8

Dengan referensi tersebut membuktikan bahwa pada saat umat muslim

melakukan Tarawih organ tubuh juga sedang bekerja. Pada saat kita berbuka

puasa banyak sekali makanan yang terkadang kita makan, sehngga hal

tersebut menyulitkan organ lambung untuk mencerna pada jam kerjanya.

7REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Prof Ahmad Satori Ismail, 05 Juli 2014

8http://www.blogdokter.net/2007/03/22/jam-piket-organ-tubuh/ , 18 juli 2014

Page 24: Shalat Tarawih

24

Tetapi, pada saat yang bersamaan itupula dibantu oleh gerakan-gerakan shalat

dari takbir, rukuk, i‟tidal, sujud, hingga duduk iftirasy‟.

2. Hubungan Shalat Tarawih dimalam hari dengan kesehatan tubuh.

Shalat merupakan kumpulan gereakan yang saling terkait dan membentuk

gerakan-gerakan yang menyehatkan badan seperti berikut:

A. Takbiratul Ihram

Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan

melatih otot lengan. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu mengalami

peregangan sehingga aliran darah kaya oksigen akan menjadi lancar.

B. Berdiri bersedekap

Manfaat: Gerakan ini menghindarkan gangguan persendian pada tulang-

tulang anggota gerak atas

C. Rukuk

Manfaat: Apabila dilakukan dengan sempurna, yaitu tubuh ditekuk

membentuk sudut 90 derajat, postur ini akan menjaga kesempurnaan posisi

dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh

dan pusat saraf. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk relaksasi

otot-otot bahu hingga ke lengan bawah. Selain itu, rukuk juga dapat

melatih sistem kemih sehingga dapat mencegah gangguan prostat.

D. I'tidal

Manfaat: Variasi gerakan berdiri dan bungkuk pada rangkaian gerakan

rukuk-i'tidal-sujud merupakan latihan bagi organ pencernaan yang baik.

Organ pencernaan dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran

secara bergantian. Hal ini dapat melancarkan dan memelihara fungsi

sistem pencernaan.

E. Sujud

Manfaat: Posisi jantung yang lebih tinggi dari otak menyebabkan darah

kaya oksigen mengalir lancar menuju otak. Sebuah riset yang dilakukan di

AS menyimpulkan bahwa sujud dapat menyebabkan pasokan darah kaya

oksigen mengalir lancar menuju otak, hal ini dapat memelihara dan

memacu kerja sel-sel otak yang akan meningkatkan kecerdasan. Karena itu,

bersujudlah dengan tuma'ninah (tidak tergesa-gesa) agar pasokan darah

kaya oksigen mencukupi kebutuhan sel-sel otak. Menurut kabar, seorang

dokter berkebangsaan AS dari Harvard University yang telah

Page 25: Shalat Tarawih

25

membuktikan kebenaran hasil riset tersebut melalui penelitian yang

dikembangkannya sendiri secara diam-diam mengenai gerakan sujud

menyatakan dirinya menjadi muallaf. Bersujud juga dapat mencegah wasir.

Khusus bagi wanita, rukuk dan sujud dapat memelihara organ kewanitaan

sehingga dapat menjaga keharmonisan rumah tangga. Bersujud juga dapat

melatih otot dada. Hal ini disebabkan karena saat sujud, beban tubuh

bagian atas bertumpu pada lengan sampai tangan. Hal ini merangsang otot

dada untuk ikut berkontraksi. Bagi pria, hal ini berguna untuk membentuk

tubuh lebih indah. Bagi wanita, hal ini dapat membantu mengencangkan

dan memperindah payudara dan meningkatkan kualitas ASI. Sujud juga

dapat melatih otot perut dan rahim untuk berkontraksi sekuat mungkin saat

persalinan sehingga mempermudah proses persalinan, hal ini karena saat

sujud, otot perut dan rahim berkontraksi penuh.

F. Duduk Iftirasy (Duduk di Antara 2 Sujud/Duduk Tahiyat Awal)

Manfaat: Saat duduk iftirasy, kita bertumpu pada pangkal paha yang

dilewati saraf skiatik (nervus ischiadicus), hal ini dapat memelihara fungsi

saraf skiatik. Hal ini dapat mencegah penyakit skiatika (ischialgia), yaitu

gangguan di sepanjang daerah yang dipersarafi saraf skiatik yang

menyebabkan nyeri dari punggung bagian bawah sampai kaki yang luar

biasa sehingga menyebabkan penderitanya tidak mampu berjalan.

G. Duduk Tawarruk (Duduk Tahiyat Akhir)

Manfaat: Duduk tawarruk yang sempurna sangat baik bagi pria karena

dapat membantu mencegah impotensi dan mencegah gangguan pada ureter,

kandung kemih (vesica urinaria), vas deferens, dan uretra. Variasi posisi

telapak kaki pada duduk iftirasy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot

tungkai berkontraksi dan berelaksasi secara bergantian gerakan. Gerakan

yang harmonis dan teratur inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan

organ kaki kita.

H. Salam

Manfaat: Gerakan menoleh kiri dan kanan secara maksimal dapat

merelaksasikan otot leher dan sekitar kepala, hal ini dapat melancarkan

peredaran darah di kepala. Gerakan ini mencegah mudah sakit kepala dan

migrain. Selain itu, hal ini dapat menjaga kekencangan kulit wajah

sehingga dapat menunda timbulnya keriput dan membuat kesan awet muda.

Page 26: Shalat Tarawih

26

Isya dan Tarwih: Terapi Perikardium dan Triple Burner (San Jiao)

Shalat Isya dilaksanakan setelah habis waktu maghrib hingga menjelang

shubuh.

San Jiao adalah konsep dalam ilmu kesehatan China, yaitu sebuah organ

fungsional yang tidak dikenal oleh ilmu kedokteran Barat modern. Menilik

makna kata asalnya, yaitu lapisan yang terletak di bawah kulit dan di antara

otot-otot, sebagian ahli mengajukan teori bahwa organ ini sama dengan

sistem limfatik. San Jiao dianggap terutama bersifat energetik dan tidak

memiliki komponen fisik.

Fungsi perikardium adalah membuang kelebihan energi jantung dan

mengarahkannya pada titik Laogong yang terletak pada pusat telapak

tangan. Dari Laogong, kelebihan energi akan dilepaskan secara alamiah

sehingga terciptalah stabilitas tingkat energi jantung. Titik Laogong

digunakan dalam ilmu kesehatan China untuk mengurangi suhu tubuh

selama terkena sakit demam.

Waktu yang tepat untuk melakukan terapi organ perikardium adalah pada

pukul 19:00 – 21:00. Pada waktu tersebut hawa di sekitar sudah mulai

rendah daripada hawa tubuh. Maka, diperlukan penyesuaian sistem energi

di dalam tubuh manusia untuk bisa menyesuaikan diri dengan hawa di

sekitarnya.

Pada waktu pelaksanaan shalat Isya, dimulailah penurunan kerja organ

internal yang telah digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Tubuh memasuki

masa istirahat, terutama kerja jaringan otot yang digunakan untuk gerak

dan berpikir. Waktu isya bisa disebut sebagai masa pendinginan

keseluruhan sistem organ dan saraf. Proses pengistirahatan tubuh kemudian

disempurnakan dengan tidur pada malam hari.9

3. Hubungan Shalat Tarawih dengan keadaan psikis

9Dukutip oleh http://lppdmutiaraummah.blogspot.com/2012/02/fakta-dan-hikmah-dibalik-gerakan-shalat.html ,

Page 27: Shalat Tarawih

27

Sebelum masuk ke pembahasan yang inti yaitu shalat Tarwih dengan

keadaan psikis, mari kita lihat apa fungsi shalat itu sendiri untuk keadaan

psikis.

Menurut Dr.ThomasHeslop, “Salah satu bagian kehidupan sehari-hari yang

paling penting aku ketahui selama bergelut di dunia penelitian adalah shalat.

Aku mengatakan pendapat ini sebagai seorang dokter. Bagiku shalat adalah

cara terpenting yang dikenal oleh manusia untuk menebarkan perasaan

tenang di dalam jiwanya dan kenyamanan sarafnya.”

Membaca ayat-ayat Al-Qur‟an sesuai aturan tajwidnya di dalam shalat

dengan tarikan dan hembusan nafas yang teratur, juga sangat bermanfaat

dalam mengurangi ketegangan. Sebagaimana juga gerakan otot mulut yang

mengeluarkan bacaan dapat mengurangi rasa lelah dan menstimulasi kerja

dan vitalitas otak seperti yang sudah dibuktikan dalam beberapa penelitian

ilmiah.

Rajin mengerjakan shalat dan pelaksanaannya yang benar, merupakan

cerminan dari iman yang terpatri di dalam jiwa. Shalat adalah tangga orang

yang beriman untuk menuju Tuhannya. Saat mengerjakannya, seluruh

pikiran tentang dunia dan pengaruhnya terhadap jiwa pun ditinggalkan.

Saat seorang hamba yang beriman menghadap Tuhannya, jiwanya pun

menjadi tenang, dengan hati yang penuh keikhlasan dan kerendahan diri,

serta ruh yang khusyu‟.

Keadaan luar biasa ini paling sedikit terulang sebanyak lima kali dalam

sehari semalam. Maka hilanglah seluruh penyebab ketegangan,

kekhawatiran, dan stress. Dan jadilah shalat sebagai pembawa ketenangan

jiwa yang berpengaruh pada seluruh anggota tubuh. Manakala konsentrasi

dan keasyikan dalam shalat meningkat, pengaruhnya akan sampai pada

titik-titik otak bagian atas hingga ke Hipotalamus yang menimbulkan rasa

tenang dalam jiwa diiringi dengan menurunnya aktivitas saraf simpatetik,

Page 28: Shalat Tarawih

28

kadar Adrenalin dalam darah, begitu pula dengan hormon-hormon

penyebab stress dan tegang seperti hormon Kortizol.

Ketika seseorang dalam keadaan cemas, maka kadar Kortizol di dalam

darah akan meningkat tiga kali lipat. Begitu juga ketika sedang dalam

kondisi sedang kesal, dan pada beberapa penyakit mental yang lainnya.

Dengan mental yang dalam keadaan rileks, tenang dan tentram, kadar

Kortizol akan selalu berada pada levelnya yang normal. Kondisi semacam

ini akan melindungi manusia dari efek-efek negatif yang dihasilkan oleh

hormon tersebut. Misalnya seperti naiknya tekanan darah, meningkatnya

kadar gula dalam darah, kerapuhan tulang, dan lain sebagainya. Apalagi

jika kadar Kortizol tersebut naik secara berulang-ulang dan dalam jangka

waktu yang lama.

Selain itu, pemanfaatan waktu shalat yang dimulai dari persiapannya,

kemudian setelah selesai shalat membaca zikir-zikir, akan menjauhkan

pikiran manusia dari aktivitas keduniaan sehari-hari, begitu juga dari

kelelahan akibat bekerja terus-menerus. Maka manakala kondisi yang

demikian terus terulang-ulang melalui shalat, akan hilanglah waktu-waktu

tegang dan kelelahan, dan ketenangan jiwa pun akan selalu datang.

Dalam sebuah penelitian khusus ditangkap suatu perubahan psikologis

yang muncul dari pengaruh perasaan rileks yang terus berulang-ulang

beberapa kali dalam sehari. Dalam hal ini digambarkan sebagai

meningkatnya produksi Insulin dan Testosterne (hormon laki-laki) dan

berkurangnya kadar Cathecolamine (Adrenalin dan Non Adrenalin),

hormon Kortizol, gula dan lemak, serta berkurangnya kecepatan detak

jantung dan tekanan darah. Semua kondisi yang menyenangkan ini kembali

pada rasa tenang dan pengaruhnya pada sistim saraf dan kelenjar.

Oleh karena itu, pada saat satu hari penuh umat muslim berpuasa dan

keadaan tubuh tidak normal, serta terkadang hilang konsentrasi. Dengan

Page 29: Shalat Tarawih

29

adanya shalat Tarawih ini keadaan psikis tubuh dapat kembali normal dan

lebih rileks.

Beradasar kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti, 20 % responden

memberi jawaban bahwa setelah berbuka keadaan fisik mereka

kekenyangan (lambung dipenuhi oleh makanan) berarti tugas berat yang

amat berat untuk lambung.

Serta sebanyak 30% merasa tentram setelah meelaksanakan shalat Tarawh

ini.

Page 30: Shalat Tarawih

30

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Didalam bulan Ramadhan banyak sekali cara untuk mendapatkan

pahala, diantaranya yaitu dengan shalat Tarawih baik itu 11 rakaat dengan

witir atau 23 rakaat dengan witir. Karena sesungguhnya Allah SWT

menyukai sesuatu yang sunnah. Tidak hanya itu tahukah anda sangat

banyak ekali keuntungan shalat Tarawih ini untuk tubuh (fisik) dan rohani

(psikis). Seperti berikut:

1. Saat tubuh mulai kelelahan makan makanan berbuka, dan pada pukul 8

hingga 9 malam tubuh harus bekerja keras untuk menghancurkan

makanan (memproses) dengan benar. Disaat itu pula tubuh menjadi

terbantu akan adanya shalat Tarawih terutama lambung.

2. Ketika shalat Tarawih semua bagian tubuh ikut bergerak dan

berpengaruh positif terhadap kesehatan. Karena saat rukuk‟ gerakan

ini membantu dalam pekerjaan malam lambung yang berat setelah

berbuka.

3. Selama puasa, umat muslim merasa lelah dan kurang konsentrasi

sehingga terkadang untuk melaksanakan shalat pun berat. Pada saat

Tarawih tubuh akan dapat keluar dari stres, ditambah lagi ketika tubuh

sudah melakukan shalat Tarawih yang jumlahnya banyak tubuh akan

tenang dan rileks untuk beristirahat.

5.2 Saran

Penelitian ini tidak bermaksud untuk merubah niat shalat seorang muslim

untuk Tarawih. Tetapi, hanya sebagai benteng pemerkuat shalat Tarawih

dengan niat kepada Allah SWT, bahwa semua yang dilakukan manusia

untuk Tuhannya itu memiliki manfaat juga untuk diri manusia itu sendiri.

Dan didalam penelitian ini dibutuhkan banyak responden untuk kuesioner

dengan umur yang telah ditentukan.