sifatsifatmanusia

13
BAB I SIFAT – SIFAT UMUM AKTIVITAS MANUSIA Sifat-sifat yang umum aktivitas manusia, ditinjau secara psikologis. Para anak didik beraktivitas dalam cara- cara yang seperti dilakukan oleh manusia-manusia lain pada umumnya. Mereka memperhatikan, mengerti, mengamati, mengingat, berkhayal, berpikir, dan sebagainya seperti manusia-manusia lain pada umumnya. Hukum-hukum psikologis yang mendasari aktivitas yang demikian adalah hukum-hukum psikologis yang bersifat umum. Untuk dapat memahami para anak didik itu pendidikan harus mempunyai bekal pengetahuan psikologis yang bersifat umum, yaitu pengetahuan mengenai hukum-hukum psikologis yang mendasari aktivitas manusia pada umumnya. 1. Perhatian Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses, prestasinya lebih tinggi. Alangkah baiknya kalau tiap-tiap pelajaran dapat diterima oleh murid-murid dengan perhatian yang cukup intensif. 2. Pengamatan Manusia mengenal dunia wadag dan dunia riil, baik dirinya sendiri maupun dunia sekitar tempatnya berada dengan melihat, mendengar, membau atau mencecap. Cara mengenal obyek demikian itu disebut mengamati. 3. Tanggapan dan Variasinya

Upload: handika-prayudisti

Post on 18-Feb-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Psikologi pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: SIFATSIFATMANUSIA

BAB I

SIFAT – SIFAT UMUM AKTIVITAS MANUSIA

Sifat-sifat yang umum aktivitas manusia, ditinjau secara psikologis. Para anak

didik beraktivitas dalam cara-cara yang seperti dilakukan oleh manusia-manusia lain

pada umumnya. Mereka memperhatikan, mengerti, mengamati, mengingat, berkhayal,

berpikir, dan sebagainya seperti manusia-manusia lain pada umumnya. Hukum-hukum

psikologis yang mendasari aktivitas yang demikian adalah hukum-hukum psikologis

yang bersifat umum. Untuk dapat memahami para anak didik itu pendidikan harus

mempunyai bekal pengetahuan psikologis yang bersifat umum, yaitu pengetahuan

mengenai hukum-hukum psikologis yang mendasari aktivitas manusia pada umumnya.

1. Perhatian

Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses, prestasinya

lebih tinggi. Alangkah baiknya kalau tiap-tiap pelajaran dapat diterima oleh

murid-murid dengan perhatian yang cukup intensif.

2. Pengamatan

Manusia mengenal dunia wadag dan dunia riil, baik dirinya sendiri maupun

dunia sekitar tempatnya berada dengan melihat, mendengar, membau atau

mencecap. Cara mengenal obyek demikian itu disebut mengamati.

3. Tanggapan dan Variasinya

Tanggapan memainkan peranan penting dalam belajarnya atau

perkembangannya anak didik. Karena seyogyanyalah tanggapan tersebut

dikembangkan. Sebagai fungsi yang bahannyadi asalkan dari fungsi lain maka

macam tanggapan sering pula digolong-golongkan menurut fungsi yang

mendasarinya. Berhubungan dengan itu maka manusia digolongkan kedalam

tipe-tipe :

a. Visual

b. Auditif

c. Taktil

d. Gustatif dan

e. Olfaktoris

Page 2: SIFATSIFATMANUSIA

4. Fantasi

Mengingat kesannya faedah fantasi bagi kehidupan manusia sehari-hari, maka

haruslah fantasi di perkembangkan. Di sekolah, pada tiap pelajaran terkandung

kemungkinan yang cukup luas untuk mengembangkan fantasi itu, terutama mata

pelajaran ekspresi.

5. Ingatan

Penyelidikan psikologis tentang ingatan telah cukup banyak dilakukan oleh para

ahli dan hasilnya banyak yang langsung bersangkut paut dengan soal belajar

dalam membimbing perkembangan anak didik seyogyanya hasil-hasil yang telah

dikemukakan dipergunakan sebaik-baiknya. Pada waktu menghafal hendaklah

kondisi-kondisi diatur sedemikian rupa sehingga dapat dicapai hasil yang

maksimal seperti menyuarakan, pembagian waktu yang tepat, pemilian teknik-

teknik yang tepat dan sebagainya.

6. Berfikir

Jauh dari pada sikap ingin mengagung-agungkan akal/fikir, kiranya dapat

diterima bahwa fikiran mempunyai kedudukan yang boleh dikata menentukan.

Karena itulah kewajiban kita para pendidik di samping mengembangkan aspek-

aspek lain dari pada anak didik kita untuk memberikan bimbingan sebaik-

baiknya bagi pengembangan fikir itu.

7. Perasaan

Perasaan melatar belakangi dan mendasari aktivitas-aktivitas manusia. Karena

itu dalam memberikan pendidikan seharusnya diusahakan adanya perasaan yang

dapat membantu pelaksanaan usaha yang dilakukan itu. Umumnya diketahui,

bahwa kegembiraan bersifat menggiatkan, kekecewaan melembekkan. Karena

itu alangkah baiknya kalau pendidik dan pengajaran yang kita berikan dapat

diterima oleh anak-anak didika kita dalam suasana gembira.

8. Motif-motif

Aktivitas yang didorong oleh motif-motif intrinsik ternyata lebih sukses dari

pada yang didorong oleh motif ekstrinsik, karena itu alangkah baiknya kalau

dapat ditimbulkan seluas mungkin motif intrinsik itu pada anak didik kita.

Page 3: SIFATSIFATMANUSIA

BAB II

SIFAT – SIFAT KHAS KEPRIBADIAN MANUSIA

Di samping aktivitas-aktivitas yang bersifat umum, pada para anak didik

didapatkan sifat-sifat individual yang khas. Misalnya ada anak yang sudah cukup

diisyarati saja untuk menghentikan perbuatannya yang kurang layak, ada yang perlu di

tegur, bahkan ada pula yang tidak cukup dengan tegur dan membodohkan tindakan lain

yang lebih keras ( misalnya dipindahkan tempat duduknya di dekat guru ). Ada anak

yang mudah bergaul sebaliknya ada yang sukar sekali mendapatkan teman, ada anak

yang sangat setia kepada teman-temannya, ada anak yang suka membeo, ada yang suka

berpedoman kepada pendapat sendiri, ada anak yang suka kepada soal-soal politik, ada

yang suka kepada soal-soal kesenian, yang lain lagi lebih suka kepada soal-soal

kemasyarakatan dan keagamaan dan sebagainya. Pendek kata kepribadian anak didik itu

berlainan satu sama lain dan demi suksesnya usaha pendidik hal ini harus di kenal oleh

pendidik. Pendidik perlu mengenal bagaimana struktur kepribadian anak didiknya

bagaimana dinamikanya, dan bagaimana kepribadian yang demikian itu terbentuk.

Disamping itu pengetahuan mengenai tipe-tipe kepribadian anak didik adalah sangatlah

berguna dipandang dari segi praktis.

Satu hal lagi yang kiranya sangat penting untuk dikemukakan, terutama dilihat

dari sudut pandangan, operasional, adalah mengenai bagaimana caranya kita

mengungkap kepribadian manusia itu. Cara umum dapat dikatakan bahwa semua

metode psikologis dapat digunakan. Allport, seorang ahli dalam lapangan psikologi

kepribadian yang kenamaan. Macam-macam metode itu dalam 13 kelompok :

a. Studies of Cultural Setting

b. Physical Records

c. Social Records

d. Personal Records

e. Expressive Movement

f. Rattings

g. Standardized Tests

h. Miniatur Life Situations

Page 4: SIFATSIFATMANUSIA

i. Statistical Analysis

j. Laboratory Experiment

k. Depth Analysis

l. Ideal Types

m. Synthetic Methods

Page 5: SIFATSIFATMANUSIA

BAB III

SIFAT – SIFAT INDIVIDU YANG LAIN :

MASALAH INTELIGENSI

Selain ditemukan perbedaan antara individu yang satu dan individu yang lain

dalam hal kepribadian mereka masih ditemukan adanya sifat-sifat individual yang lain

yang khas. Salah satu sifat yang besar peranannya dalam proses pendidikan adalah sifat

yang khas yang berasal dari inteligensi. Misalnya ada anak yang cepat menangkap inti

persoalan yang di hadapi, ada yang tidak, ada yang dapat mengingat banyak sekali hal,

ada yang tidak. Perbedaan dalam inteligensi mengakibatkan adalanya perbedaan antara

individu yang satu dengan individu yang lainnya. Perlu sekali para pendidik memiliki

pengetahuan yang memadai mengenai hal ini, dan mengamalkannya sejauh mungkin.

Apa lagi telah terbukti terutama ketika anak-anak masih sangat muda, intelegensi yang

dapat dipakai salah satu petunjuk yang penting untuk meramalkan bagaimanakah

kiranya hasil study mereka kemudian.

Page 6: SIFATSIFATMANUSIA

BAB IV

PERBEDAAN-PERBEDAAN DALAM BAKAT

Masih ada satu sifat khas lagi pada individu yang besar peranannya terutama

pendidikan di atas tingkat pendidikan dasar dan juga pada pendidikan kejuruan dan

pendidikan orang dewasa. Telah diakui bahwa antara individu yang satu dengan

individu yang lain terdapat perbedaan dalam bakat. Suatu hal yang dianggap self-evident

adalah bahwa anak didik akan lebih berhasil belajar kalau mereka belajar dalam

lapangan yang sesuai dengan bakat mereka. Dan selanjutnya juga orang akan lebih

berhasil dalam bekerja kalau orang tersebut bekerjanya pada lapangan yang sesuai

dengan bakatnya. Adalah satu hal yang sangat ideal kalau kita dapat memberikan

pendidikan yang sesuai dengan bakat para anak didik. Dari penalaran ini nyata bahwa

adalah suatu keharusan kalau pendidik mengenal bakat para anak didiknya.

Page 7: SIFATSIFATMANUSIA

BAB V

PERKEMBANGAN INDIVIDU

Dalam menghadapi anak yang sedang mengalami masa Trotz ini sikap yang

paling bijaksana adalah jalan setengah, artinya bukan sikap yang ekstrim, baik ekstrim

menekan maupun ekstrim memanjakan.

Jika sekiranya pendidik memaksakan pendiriannya sendiri dengan memakai

kekerasan dan kekuasaan oleh sebab dia lebih kuat, maka anak itu akan mengalah dan

tunduk kepada pendapat orang dewasa, sedang kemauannya sendiri lenyap tak

berkembang. Anak yang demikian itu nantinya tak akan punya inisiatif, tanpa

kemampuan.

Sebaliknya jika anak itu diturut saja apa kehendaknya, atau dibiarkan saja

berbuat sekehendaknya, dengan maksud untuk menghindarkan persengketaan antara dia

dan orang dewasa, maka ini hanya merupakan pengunduran saja dari pada sengketa itu,

yang kelak akan timbul lagi dengan lebih hebat. Sebab bagaimanapun juga anak harus

belajar menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku, dia harus belajar

memberi, tidak hanya menerima saja, sebab dalam kehidupan bersama itulah yang

terjadi yaitu take and give.

Dipandang dari segi pendidikan masa negatif adalah masa yang sukar karena :

a. Dengan meninggalkan dunia serta pedoman-pedoman yang lama, sedangkan belum

mendapatkan pedoman-pedoman baru akan menyebabkan anak mudah terkena

pengaruh yang tidak baik.

b. Dengan sikap sosialnya yang negatif maka si remaja itu sukar didekati.

Page 8: SIFATSIFATMANUSIA

BAB VI

PERUBAHAN INDIVIDU KARENA BELAJAR

Pada permulaan tulisan ini telah dikemukakan, bahwa masalah mendidik

adalah masalah setiap orang, karena setiap orang sejak dahulu hingga sekarang,

berusaha mendidik anak-anaknya dan atau anak-anak lain yang diserahkan kepadanya

untuk dididik. Demikian pula masalah belajar dan mengajar yang dapat dikatakan

sebagai tindak pelaksanaan usaha pendidikan, adalah masalah setiap orang. Tiap orang

boleh dikatakan selalu belajar dan juga dalam arti tertentu mengajar, misalnya guru

mengajar murid-muridnya, pelatih mengajar para olahragawan, ibu rumah tangga

mengajar pembantu rumah tangga dan sebagainya.

Proses belajar dipengaruhi oleh banyak sekali faktor-faktor. Pendidik harus

mengatur faktor-faktor tersebut supaya berpengaruh menguntungkan bagi belajarnya

anak didik, motif boleh dikata merupakan faktor yang menentukan dalam belajar,

menentukan berhasil atau tidaknya usaha belajar. Karena itu pendidik harus berusaha

mempergunakan faktor ini sebaik-baiknya. Karena taraf aspirasi para anak didik itu

bermacam-macam, maka seberapa mungkin pendidik harus mengenal taraf aspirasi

mereka ini, dan bertindak sesuai dengan pengetahuan tersebut. Dimana perlu anak didik

perlu dibuatkan tujuan sementara yang dekat untuk memberi arah kepada usaha mereka

dalam belajar. Berdasar atas pendirian eklektik hendaklah digunakan hukum-hukum

belajar setepat mungkin supaya usaha belajar lebih efektif.

Page 9: SIFATSIFATMANUSIA

BAB VII

PENILAIAN HASIL-HASIL PENDIDIKAN

Sejak manusia melakukan usaha mendidik anak-anaknya pastilah mereka telah

pula melakukan usaha menilai hasil-hasil usaha mereka dalam mendidik anak-anak

mereka itu, kendati pun dalam bentuk dan cara yang sangat sederhana sekali. Memang

tindakan tersebut adalah wajar dan tidak dapat, tidak pasti dijalankan, karena

sebenarnya penilaian hasil-hasil pendidikan itu tak dapat dipisahkan dari usaha

pendidikan itu sendiri, penilaian merupakan salah satu aspek yang hakiki dari pada

usaha itu sendiri.

Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh tanggung

jawab membimbing anak-anak didik ke kedewasaan. Sebagai sesuatu usaha yang

mempunyai tujuan atau cita-cita tertentu sudah sewarjarnya bila secara implisit telah

mengandung masalah penilaian terhadap hasil usaha tersebut. Sebab tiap-tiap kali orang

butuh mengetahui sampai sejauh manakah tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai itu

terwujud atau terlaksana dalam usaha-usaha yang telah dijalankan.

Adapun caranya orang melakukan penilaian tersebut bermacam-macam sekali,

ada yang dengan jalan testing, ada yang dengan jalan menyuruh melakukan suatu tugas

tertentu, ada yang dengan jalan menanyakan berbagai hal, ada yang dengan jalan

menyuruh membuat karangan, ada yang dengan jalan menyuruh memproduksikan hal-

hal yang telah diterima sebagai pelajaran. Akan tetapi cara yang paling umum ialah

dengan jalan menguji anak didik atau calan tersebut. Berbagai cara yang telah

disebutkan di atas itu pada hakekatnya adalah bentuk-bentuk khusus ujian itu.

Selanjutnya berdasarkan atas hasil-hasil ujian tersebut si penilai berusaha

menentukan sampai sejauh manakah kiranya anak didik itu maju ke arah tujuan yang

harus dicapainya dan berdasarkan hal ini selanjutnya penilai menentukan apakah anak

didik tersebut cukup memenuhi syarat-syarat tertentu untuk dimasukkan ke dalam

kategori tertentu.

Page 10: SIFATSIFATMANUSIA