simposium keris summit 2015 | keris teknologi seni tempa dan pengembangannya (yohanes yantono)

3
TEKNOLOGI SENI TEMPA DAN PENGEMBANGANNYA Oleh: Yohanes Yantono Bengkel Keris Tosan Aji – Surakarta Di era kerajaan di Nusantara dulu, seorang pandai besi biasa berhubungan erat dengan para kesatria dan prajurit. Sebab dari tangan seorang pandai besi tercipta senjata perang mematikan dan membuat gentar musuh-musuhnya. Senjata perang yang dibuat pandai besi berupa keris, tombak, pedang, pisau dan mata anak panah. Sang pembuat senjata yang hebat disebut Mpu. SENI TEMPA Penempaan merupakan proses pengerjaan logam yang paling tua yang dikenal oleh manusia. Prinsip dari proses penempaan adalah logam panas yang akan ditempa diletakkan di atas Paron (landasan besi), lalu dibentuk dengan cara dipukul menggunakan palu besi besar sehingga mencapai bentuk yang diinginkan. Proses penempaan pada umumnya dilakukan pada temperatur tinggi. Tujuannya agar logam menjadi lunak sehingga tenaga yang dibutuhkan untuk membentuk logam sesuai bentuk yang diinginkan tidak terlalu berat. Pada saat pengelasan (wielding) dalam tungku(“pijer”) temperaturnya sekitar 1000-1200 derajat Celsius. Temperatur dimana sebagian permukaan logam meleleh ini yang sering disebut temperatur pemijaran/”pijer” dan digunakan oleh para pandai besi untuk membuat pamor senjata dari paduan besi, nikel /meteor dan baja. Untuk pembuatan pamor keris dibutuhkan 2 macam/jenis logam ,besi dan nikel, atau bisa juga menggunakan meteor, yang menyatu karena proses penempaan pada suhu “pijer”/memijar. Proses tersebut dilakukan ber –ulang2 dengan cara me-lipat2 kedua unsur logam yang sudah mendadi satu tersebut. Karena proses penempaan dalam kondisi “pijer”, sehingga tercipta serat pamor yang diinginkan. Setelah pamor tercipta, dipanjangkan dan dibagi menjadi 2 bagian yang sama panjang, kemudian menyiapkan baja yang sama panjangnya dengan kedua potong pamor yang sudah disiapkan, baja diletakkan diantara pamor, kemudian di bakar sampai “pijer”/mengeluarkan bunga api, kemudian diambil dengan “sapit”/penjepit, diletakkan diatas paron dan ditempa hingga menjadi satu, kemudian dibentuk “kodokan” (bakalan keris) yang kita inginkan. Untuk pembuatan Damascus steel

Upload: hafiz-priyotomo

Post on 15-Feb-2017

222 views

Category:

Presentations & Public Speaking


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Simposium Keris Summit 2015 | Keris Teknologi Seni Tempa dan Pengembangannya (Yohanes Yantono)

TEKNOLOGI SENI TEMPA DAN PENGEMBANGANNYA

Oleh: Yohanes YantonoBengkel Keris Tosan Aji – Surakarta

Di era kerajaan di Nusantara dulu, seorang pandai besi biasa berhubungan

erat dengan para kesatria dan prajurit. Sebab dari tangan seorang pandai besi

tercipta senjata perang mematikan dan membuat gentar musuh-musuhnya. Senjata

perang yang dibuat pandai besi berupa keris, tombak, pedang, pisau dan mata anak

panah. Sang pembuat senjata yang hebat disebut Mpu.

SENI TEMPA

Penempaan merupakan proses pengerjaan logam yang paling tua yang dikenal oleh

manusia. Prinsip dari proses penempaan adalah logam panas yang akan ditempa

diletakkan di atas Paron (landasan besi), lalu dibentuk dengan cara dipukul

menggunakan palu besi besar sehingga mencapai bentuk yang diinginkan. Proses

penempaan pada umumnya dilakukan pada temperatur tinggi. Tujuannya agar

logam menjadi lunak sehingga tenaga yang dibutuhkan untuk membentuk logam

sesuai bentuk yang diinginkan tidak terlalu berat. Pada saat pengelasan (wielding)

dalam tungku(“pijer”) temperaturnya sekitar 1000-1200 derajat Celsius. Temperatur

dimana sebagian permukaan logam meleleh ini yang sering disebut temperatur

pemijaran/”pijer” dan digunakan oleh para pandai besi untuk membuat pamor

senjata dari paduan besi, nikel /meteor dan baja. Untuk pembuatan pamor keris

dibutuhkan 2 macam/jenis logam ,besi dan nikel, atau bisa juga menggunakan

meteor, yang menyatu karena proses penempaan pada suhu “pijer”/memijar. Proses

tersebut dilakukan ber –ulang2 dengan cara me-lipat2 kedua unsur logam yang

sudah mendadi satu tersebut. Karena proses penempaan dalam kondisi “pijer”,

sehingga tercipta serat pamor yang diinginkan. Setelah pamor tercipta,

dipanjangkan dan dibagi menjadi 2 bagian yang sama panjang, kemudian

menyiapkan baja yang sama panjangnya dengan kedua potong pamor yang sudah

disiapkan, baja diletakkan diantara pamor, kemudian di bakar sampai

“pijer”/mengeluarkan bunga api, kemudian diambil dengan “sapit”/penjepit,

diletakkan diatas paron dan ditempa hingga menjadi satu, kemudian dibentuk

“kodokan” (bakalan keris) yang kita inginkan. Untuk pembuatan Damascus steel

Page 2: Simposium Keris Summit 2015 | Keris Teknologi Seni Tempa dan Pengembangannya (Yohanes Yantono)

dibutuhkan bahan baja dan besi dengan proses yang sama dengan pembuatan

pamor diatas, sedangkan untuk membuat Damascus nikel dibutuhkan 3

macam/jenis logam: besi, baja dan nikel yang proses pembuatannya sama dengan

cara membuat pamor keris.

PENGEMBANGAN PRODUK

Pengalaman selama 35 tahun membuat keris , banyak sekali menghasilkan

pesanan2 produk pamor/damascus selain keris itu sendiri, dalam berbagai bentuk

seperti: macam-macam pisau, pedang trisula, pancasula dari berbagai daerah di

Nusantara dan beberapa negara di dunia, diantaranya tombak, badik, pedang,

rencong, clurit, Jambiya (Turki), Katar dan kukri (India), Tanto (Jepang), pisau

bowie,dagger dll. Bahkan juga mengerjakan diluar pembuatan senjata tajam,

misalnya gamelan pamor, tasbih pamor, akik pamor.

Selain menghasilkan produk keris dan berbagai senjata tajam tersebut di atas,

sering pula mengadakan acara-acara semacam workshop atau kursus pembuatan

Keris, dan kursus pembuatan bahan damascus steel/nikel. Kursus tersebut bisa

berlangsung untuk lama waktu yang berbeda-beda, misalnya 1 bulan untuk

pembuatan bilah keris sampai jadi, kursus pembuatan damascus steel/nikel bisa

berlangsung 1 minggu - 2 minggu, ada juga Summer Institute yang diikuti beberapa

mahasiswa asing ,yang di selenggarakan dalam beberapa hari saja. Selain itu ada

juga permintaan secara pribadi pencinta keris dari luar negeri untuk melihat cara

pembuatan keris, selain mengikuti/melihat proses pembuatan keris tsb. biasanya

tamu/pengunjung tertarik untuk membeli koleksi Keris/ pisau yang ada.

Pengalaman lain dalam pengembangan Seni Tempa Keris, adalah aktif

mengikuti pameran bersama di berbagai daerah maupun pameran tunggal, baik

yang diselenggarakan di lembaga2 pemerintah maupun swasta, bahkan yang

diselenggarakan di Mall. Menjadi nara sumber dalam “Seminar Keris dan Pamor

meteor” pada th. 2000 di Dinas Purbakala Depdiknas Jakarta. Menjadi nara sumber

dalam kuliah umum tentang “Keris Sebagai Artefak” pada th. 2005 di Fakultas

Psikologi Universitas Indonesia, dan di beberapa kota di Jawa tengah yang

membicarakan tetang pembuatan Keris,. Pada tahun 2012 penulis pernah diundang

sebagai nara sumber/pembicara dalam “Seminar Keris Tamingsari Warisan

Kesultanan Melayu Melaka Sempena Melaka 750 tahun” di Dewan Seri Negeri Ayer

Keroh ,Melaka- Malaysia.

Page 3: Simposium Keris Summit 2015 | Keris Teknologi Seni Tempa dan Pengembangannya (Yohanes Yantono)

Dan baru-baru ini, yaitu pada tgl 10 April 2015 diundang sebagai tamu/nara

sumber di acara “Kick Andy” di Metro TV dengan tajuk acara “Profesi Langka Yang

Berhubungan Dengan Tradisi”

Selanjutnya penulis masih terus berharap untuk bisa mengembangkan

apresiasi terhadap Keris di dunia internasional umumnya dan di wilayah nasional

khususnya. Karena kalau warisan budaya yang adi luhung ini tidak dijaga dan

dilestarikan maka ada kemungkinan lama kelamaan akan punah dan tidak dikenal

lagi oleh generasi yang akan datang.