singapore dollar ekonomi mingguan date country release ... filenilai impor cina sekitar $200 miliar....
TRANSCRIPT
EKONOMI MINGGUAN Edisi
16 / 5 / 2019 Kementrian Koordinator
Bidang Perekonomian
Date Country Release Current Previous
6-May Indonesia GDP Growth Rate YoY Q1 5.07% 5.18%6-May Indonesia Business Confidence Q1 102.1 104.717-May Indonesia Retail Sales YoY MAR 10.1% 9.1%
10-May Indonesia Current Account Q1 $-7.0B $-9.1B10-May UK Balance of Trade MAR £-5.408B £-6.219B10-May UK GDP YoY MAR 1.9% 2%
PASAR VALAS
Kurs 10-May-19 Percentage Change (%wtw) Movement
Indonesia 14,327.00
Eropa 1.12
Inggris 1.30
Jepang 109.95
Tiongkok 6.84
Dollar Index 97.33
-0.43
-1.33
-1.60
0.31
1.05
0.20
IDR
EUR
GBP
JPY
CNY
DXY
PERINGKAT NILAI TUKAR
1.05%
-0.05%
-0.15%
-0.16%
-0.34%
-0.43%
-0.51%
-0.64%
-0.97%
-1.28%
Japanese Yen
Hong Kong Dollar
Singapore Dollar
Taiwanese Dollar
Malaysian Ringgit
Indonesian Rupiah
Philippine Peso
South Korean Won
Indian Rupee
Chinese Renminbi
PASAR SAHAM
Kurs 10-May-19 Movement
Indonesia 6,209.12
AS 25,942.37
Eropa 3,078.99
Jepang 21,344.92
Tiongkok 2,939.21
-1.75
-2.12
-3.59
-4.11
-4.52
JCI
DJI
SX5P
NKY
SHCOMP
Percentage Change (wtw)
PERINGKAT INDEKS SAHAM
17.86%
10.46%
10.13%
6.67%
6.65%
5.42%
3.87%
3.70%
3.28%
0.24%
-4.75%
Tiongkok
Hong Kong
Taiwan
Singapura
Jepang
Thailand
India
Filipina
Korea Selatan
Indonesia
Malaysia
Date Country Release Current Previous
6-May China Caixin Services PMI APR 54.5 54.48-May China Balance of Trade APR $13.84B $32.67B8-May China Exports YoY APR -2.7% 14.2%7-May Japan Nikkei Manufacturing PMI FinalAPR 50.2 49.29-May US Balance of Trade MAR $-50B $-49.3B9-May US Exports MAR $211.97B $209.91B
PASAR UANG
Kurs 10-May-19 Movement (wtw) Movement (ytd) Movement
Yield 8.00
PUAB 6.90
Overnight 5.88 -0.95
0.00
0.00 -7.07
-0.37
0.83
FOREIGN INVESTMENT
(62.52)
(150.00)
(100.00)
(50.00)
-
50.00
6-M
ay
7-M
ay
8-M
ay
9-M
ay
10
-Ma
y
Foreign Investment on Stocks
(Million USD)
(20.90) (50.00) -
50.00 100.00 150.00 200.00
6-M
ay
7-M
ay
8-M
ay
9-M
ay
10
-Ma
y
Foreign Investment on Government Bonds (Million USD)
ALIRAN DANA ASING
Saham Obligasi Periode (Saham/Obligasi)
Indonesia 4,291.2 4,422.0 Per 10 Mei 2019 / 8 Mei 2019
AS -41,873.0 64,708.0 Per 28 Feb 2019
Filipina 769.2 720.4 Per 10 Mei 2019 / 31 Jan 2019
India 9,915.2 -889.4 Per 10 Mei 2019
Malaysia -801.3 249.2 Per 10 Mei 2019 / 30 Apr 2019
Thailand -562.8 -1,168.6 Per 10 Mei 2019
Tiongkok 83,534.0 22,306.8 Per 1 April 2019
Vietnam 167.5 Per 10 Mei 2019
PASAR KOMODITAS MINERAL
Kurs Movement Percentage Change (%wtw)
Batu Bara 86.15 USD/MT
Brent 70.62 USD/bbl
Emas 1,286.05 USD/XAU
Nikel 11,885.00 USD/MT
Tembaga 278.50 USD/lb
WTI 61.66 USD/bbl
10-May-19
-1.66
-0.32
0.54
-2.10
-1.42
-0.45
Brent WTI
PASAR KOMODITAS PERTANIAN
Kurs Movement Percentage Change (%wtw)
Beras 10.99 USD/cwt
CPO 1,983.00 MYR/MT
Gandum 424.75 USD/bu
Gula 11.72 USD/lb
Kedelai 809.25 USD/bu
10-May-19
2.202.82
0.51 0.59 0.06
Rilis Mingguan (6 Mei – 10 Mei 2019)
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN ASISTEN DEPUTI MONETER DAN
NERACA PEMBAYARAN
LAPORAN EKONOMI MINGGUAN :
“Perang Dagang: Siapa yang Menang?”
EDISI 16/5/2019 KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran
LAPORAN EKONOMI MINGGUAN EDISI 16/5/2019
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN ASISTEN DEPUTI MONETER DAN
NERACA PEMBAYARAN
Perang Dagang: Siapa yang Menang?
epatah Afrika kuno mengatakan,
“Ketika gajah bertarung, rumputlah
yang menderita”. Hal serupa terjadi
pada konteks perang dagang, ketika negara
dengan ekonomi besar berperang, maka
negara-negara berkembanglah yang
menjadi paling terpukul.
Ketegangan perang dagang mulai
kembali memanas. Dilansir dari laman
resmi Perwakilan Perdagangan AS atau
USTR pada Jumat (10/5) lalu, Presiden
Trump meminta AS meningkatkan tarif dari
10 persen menjadi 25 persen atau setara
nilai impor Cina sekitar $200 miliar.
Ketegangan perang dagang sudah
berlangsung sejak tahun lalu. Dimulai ketika
Trump mengungumkan penerapan tarif
impor untuk panel surya dan mesin cuci
pada Januari 2018. Lalu pada Maret 2018,
pemerintah AS memberlakukan tarif impor
25 persen untuk baja dan 10 persen untuk
aluminium dari sebagian besar negara.
Secara mengejutkan Cina melakukan
pembalasan yang akhirnya diikuti Kanada,
Meksiko, dan UE. Konfrontasi cepat
meningkat dan pada September 2018 AS
mengenakan tarif 10 persen yang mencakup
sekitar $200 miliar impor Cina, dan Cina
membalas dengan mengenakan tarif impor
AS senilai $60 miliar.
Perang dagang inilah yang menjadi
salah satu pemicu lembaga internasional
IMF dan World Bank memangkas
pertumbuhan ekonomi global tahun 2019
untuk kedua kalinya di tahun ini. WTO juga
menurunkan perkiraan pertumbuhan
perdagangan menjadi 2,6 persen dari
sebelumnya 3,7 persen. Padahal adanya
perdagangan akan mendorong
pertumbuhan ekonomi dan menciptakan
lapangan kerja. Di tahun 1960, kontribusi
perdagangan terhadap PDB global sekitar
24 persen, yang kini meningkat mencapai 60
persen.
Organisasi Perdagangan Dunia
(WTO) mungkin diklaim menjadi korban
pertama perang dagang. Para anggota
secara terang-terangan melanggar aturan
sehingga kredibilitas lembaga sebagai
pelindung sistem perdagangan
dipertanyakan. Meskipun tak menampik,
sejak adanya Perjanjian Umum Tarif dan
Perdagangan / GATT (sebelumnya WTO)
pada tahun 1947, rata-rata nilai tarif yang
berlaku di seluruh dunia telah menurun 85
persen. Tentunya angka ini bukan kebetulan,
namun hasil kerjasama multilateral dan
negosiasi perdagangan global.
Keuntungan dan Kerugian
P
LAPORAN EKONOMI MINGGUAN EDISI 16/5/2019
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN ASISTEN DEPUTI MONETER DAN
NERACA PEMBAYARAN
Tarif bilateral yang dikenakan antar
negara yang berperang, nyatanya tidak
terlalu efektif melindungi perusahaan
domestik di negara masing-masing,
meskipun ampuh membatasi perdagangan
dari negara yang ditargetkan. Kajian
UNCTAD pada Februari 2019 menjelaskan
perdagangan bilateral AS – Cina akan
menurun dan digantikan perdagangan dari
negara lain. Dari $250 miliar ekspor Cina
yang dikenakan tarif AS, sekitar 82 persen
akan diambil oleh perusahaan di negara
lain, sekitar 12 persen dipertahankan
perusahaan Cina, dan hanya sekitar 6
persen yang diambil perusahaan AS.
Demikian pula dari sekitar $110 miliar
ekspor AS yang dikenakan tarif Cina, sekitar
85 persen diambil perusahaan negara lain,
kurang dari 10 persen dipertahankan
perusahaan AS, dan hanya sekitar 5 persen
yang diambil perusahaan Cina
Negara-negara yang paling
diuntungkan oleh ketegangan AS – Cina
adalah negara-negara yang lebih kompetitif
dan memiliki kapasitas ekonomi untuk
menggantikan perusahaan-perusahaan AS
dan Cina. Ekspor Uni Eropa paling
diuntungkan dari perdagangan bilateral AS -
Cina yaitu sekitar $70 miliar terdiri dari $50
miliar dari ekspor Cina ke AS dan $20 miliar
dari ekspor AS ke Cina. Sementara Jepang,
Meksiko, dan Kanada masing-masing
mendapat benefit lebih dari $20 miliar.
Bahkan Indonesia juga dimasukkan ke
dalam salah satu negara yang mendapat
manfaat dari ketegangan AS – Cina ini
(Gambar 1).
Gambar 1. Keuntungan Ekspor dari Perang AS-China
Namun demikian, meskipun
beberapa negara ekspornya meningkat
akibat ketegangan perang dagang AS-Cina
ini, tidak semua hasilnya positif. Contohnya,
pasar kedelai. Tarif Cina atas ekspor kedelai
AS mengakibatkan efek distorsi
perdagangan beberapa negara pengekspor,
khususnya Brazil, yang tiba-tiba menjadi
negara pemasok utama kedelai ke Cina.
Namun karena besar dan lamanya tarif tidak
jelas, produsen Brazil enggan berinvestasi
yang akhirnya mungkin tidak
menguntungkan jika tarif dicabut. Selain itu,
perusahaan-perusahaan Brazil yang
beroperasi di sektor yang menggunakan
LAPORAN EKONOMI MINGGUAN EDISI 16/5/2019
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN ASISTEN DEPUTI MONETER DAN
NERACA PEMBAYARAN
kedelai sebagai input seperti pakan ternak,
akan kehilangkan daya saing karena
kenaikan harga yang dipicu permintaan Cina
atas kedelai Brazil.
Kekhawatiran lain yaitu risiko
ketegangan perdagangan berubah menjadi
perang mata uang serta semakin banyak
negara yang ikut serta kebijakan
proteksionisme dimana kebijakan ini
umumnya paling merugikan negara-negara
yang lebih lemah. Alhasil, perang dagang
dapat membahayakan sistem perdagangan
multilateral.
Perang dagang: Tidak ada yang Menang
Menurut Game Thoery, sebuah
cabang ilmu matematika, yaitu pengambilan
keputusan saat dua pihak sedang berada
dalam kondisi persaingan, setiap pemain
punya keinginan menang dengan solusi
yang optimal. Dalam konteks perang
dagang, menyelidiki kelemahan dan melihat
reaksi lawan bisa menjadi cara rasional dan
efektif untuk mendapat kesepakatan yang
lebih baik. Namun akan berbahaya jika salah
perhitungan. Jika setiap negara makin
berekspektasi tinggi pihak lain akan
mundur, hasilnya hambatan tarif semakin
tinggi dan penurunan perdagangan antara
dua pihak semakin besar. Itulah risiko yang
dihadapi AS dan Cina.
Jadi, jika diibaratkan dua “gajah”
bertarung, sekalipun memiliki bobot
ekonomi yang cukup untuk menahan perang
dagang, mereka tidak akan mendapat
manfaat dari itu. Maka cara termudah
memenangkan perang dagang adalah
menghindarinya atau tidak ikut berperang.
REFERENSI
Mukhisa Kituyi (2018), “The Cost of
TradeWar"https://unctad.org/en/pages/ne
wsdetails.aspx?OriginalVersionID=1784
Press Release UNCTAD (2019), “Trade
Wars: The Pain and the Gain”,
https://unctad.org/en/pages/PressRelease.
aspx?OriginalVersionID=500
Ratih Nokowati
Plt. Kepala Subbidangt Posisi
Investasi Internasional
PENULIS