sistem syaraf pusat.docx
TRANSCRIPT
Sistem syaraf pusat (Central Nervous System)
seperti yg udah disebutin di posting sebelumnya kalo sistem syaraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
Nah secara morfologis ternyata sinaps di SSP g jauh beda ama yg ada di sistem saraf perifer. Bahkan neurotransmitternya lebih banyak. wow
Neurotransmitter di SSP
di sini keren nih ada lebih banyak neurotransmitternya. dibagi jadi 2 kelompok besar:
Neurotransmitter inhibitori : apabila produksi neurotransmitter ini tinggi, maka aktifitas saraf akan menurun. Contoh: GABA
Neurotransmitter exitatory / stimulatory : apabila produksi naik maka aktivitas saraf jg naik. Contoh: NE, ACh, Dopamin, Glutamat, Glisin, Histamin, dll
Obat pada SSP
1. Obat sedatif-hipnotik dan Ansiolitik
hah apaan itu?
obat sedatif hipnotik : obat bikin ngantuk dan tidur obat ansiolitik : obat anticemas
Penggolongan:
1. Golongan barbiturat
kerja :
1. meningkatkan respon GABA .
seperti yg udah disinggung sedikit di atas kalo GABA termasuk neurotransmitter inhibitori. sehingga ia akan menghambat pada SSP (berlawanan dengan ACh)
2. membuka kanal ion Cl- meski tanpa GABA
dengan terbukanya kanal klorida di SSP maka Cl- akan masuk ke sel syaraf. akibatnya potensial listrik akan trusun dan terjadi hiperpolarisasi. inilah yg menyebabkan efek sedatif dan anestesi
efeknya :
1. menghasilkan efek sedasi, hipnotik, bahkan koma dan kematian (jika dosisnya ngawur)
2. menekan pernapasan : menghambat respon terhadap hipoksia dan CO2
3. induksi sistem enzim P-45o di hati (kayak di praktikum farkol P2, barbiturat akan menyebabkan metabolisme akan lebih cepat sehingga bioavailabilitas turun)
contoh:
Thiopental, pentobarbital, secobarbital, amobarbital, fenobarbital
2. Golongan Benzodiazepin (benzodiazepam)
kerja:
GABA sendiri akan menyebabkan pembukaan reseptor post sinaptik yaitu pada reseptor GABA-A. Pembukaan tersebut akan menyebabkan ion Cl- masuk ke sel dan terjadi hiperpolarisasi. Tapi saat dikasih obat seperti benzodiazepin maka afinitas GABA ke reseptornya meningkat. Pembukaan kanal ion akan lebih sering dan ion Cl- akan lebih sering masuk ke sel. akibatnya ngantuk -____-
mekanisme lengkapnya bisa diliat di sini
Contoh:
Diazepam dan lorazepam : terapi status epilepticus
Klordiazepoksida : terapi kasus alkohol withdrawal
Alprazolam : ansiolitik
2. Obat Anti depressan
Adakah yg pernah mengalami depresi?
Pada saat bencana, pengungsi dikasih obat ini.
Tahukah anda pada saat depresi kadar serotonin, norepinefrin dan dopamin menurun? (saya jg baru tau waktu kuliah XD)
Obat antidepressan
kalo depresi kadar serotonin, NE dan dopamin turun berarti obatnya? yang menaikkan kadar ketiga neurotransmitter tersebut
dibagi menjadi 4 kelompok:
1. Serotonin Spesific reuptak inhibitor (SSRIs)
gambar di atas adalah proses mekanisme serotonin. Saat kadar serotonin berlebihan maka terdapat suatu sistem reuptake dimana kelebihan serotonin tadi akan kembali masuk ke vesikel.
Obat golongan SSRIs menghambat proses kembalinya serotonin ke vesikel. sehingga kadar serotonin akan meningkat
contohnya : Fluoretin
2. Heterosiklik
mengeblok reuptake serotonin dan norepinefrin, dan sebagai antagonis reseptor muskarinik. sehingga kadar serotonin dan NE tinggi.
Contohnya : desipramin, imipramin
3. MAO inhibitor
pada saat serotonin ada di luar vesikel, ada kemungkinan dia akan dihajar oleh MAO (mono amin oksidase) sehingga akan terdegradasi. Karenanya dipakai obat inhibitor MAO sehingga serotonin, NE dan dopamin tidak terblok
Contohnya: isokarboksamid
4. Lain-lain
Mirtazapiin: antagonis reseptor alfa 2 presinaptik pusat. sehingga menebabkan sekresi serotonin dan NE meningkat
3. Obat antipsikotik (neuroleptik)obat ini digunakan untuk gangguan jiwa schizophrenia. Pada penderia schizophrenia / gangguan kejiwaan, kadar dopamin dan serotonin meningkat.
Apabila kadar dopamin tinggi maka disebut gejala positif. Penderita cenderung ekstrovert
Apabila kadar serotoninnya yang tinggi maka disebut gejala negatif. Pendreita cenderung berdiam diri
Obat
karena dopamin dan serotonin tinggi, maka obatnya yg menurunkan kedua senyawa tersebut. ada 2 golongan:
1. Typical neuroleptik
Untuk mengobati gejala positif dengan menurunkan dopamin
Mekanisme: mengeblok reseptor dopamin, kolinergik muskarinik, alfa adrenergik dan H-1 histaminergik
Contoh: Klorpromasin, Haloperidol (potensi besar namun efek samping paling besar yaitu dapat menyebabkan parkinson), Acetofenasin
Efek samping: Menghasilkan efek ekstrapiramidal (mempengaruhi aktivitas motorik) seperti parkinsonisme, akathisia, tardive dyskinesia
2. Atypical, 5-HT DA Antagonist
Untuk mengobati gejala postifi dan negatif karena menghambat reseptor dopamin dan serotonin
Mekanisme : antagonis serotonin-dopamin, mengeblok reseptor kolinergik muskarinik, alfa-1 adrenergik dan H-1 histaminergik
Contoh: clozapine, quetiapine
Efek samping : Agranulositosis
4. Obat ParkinsonParkinson merupakan kelainan yang ditandai oleh hipokinesia, tremor dan rigiditas muskular
Penyebab: penurunan / kehilangan syaraf yang mengandung dopamin. sel syarafnya adalah sel syaraf dopaminergik (DA) yg terdapat di bangsal ganglia
Akibatnya: Neuron asetilkolin tidak terkontrol
Kondisi penderita : Kadar dopamin rendah sedangkan asetilkolin tinggi
Obat
Terapi bagi penderita parkinson adalah menaikkan level dopamin. dapat dilakukan dengan:
1. Terapi pengganti dopamin (terapi utama)
contoh:
1) levodopa : prekursor metabolik dopamin
2) karbidopa: inhibitor dekarboksilase dopamin -> menurunkanmetabolisme levodopa -> kadar levodopa meningkat
3) tolkapon : inhibitor COMT (Catechol-O-Methyl-transferase) sehingga levodopa bisa hidup lebih lama (waktu paro lebih panjang) dan kadarnya dalam darah meningkat
2. Agonis reseptor dopamin
agonis reseptor dopamin akan menstimulasi reseptor dopamin tanpa tergantung pada asupan levodopa untuk membentuk dopamin
obatnya:
bromokriptin
pergolid
pramipexole
3. Terapi antikolinergik
untuk menurunkan aktivitas kolinergik pada basal ganglia
Contoh: triheksifenidil, benzotropin
Obat pada sistem syaraf parasimpatik
ParasimpatikSeperti di posting sebelumnya sistem syaraf parasimpatik merupakan sistem syaraf otonom. Bisa dibilang ini lawannya sistem syaraf simpatik.
Parasympathetic neurotransmitter substancesKalo yg simpatik norepinefrine kalo parasimpatik neurotransmitternya Asetilkolin (Ach)
Asetilkolin
Asetilkolin merupakan neurotransmitter yang dibentuk dari asetil koenzim A (acetyl-CoA) dan kolin dengan bantuan cholyne acetyltransferase
Ach disimpan di dalam vesikel. saat terdapat rangsang berupa potensial aksi, akan terdapat kenaikan kadar Ca2+ yg akan mengaktifkan protein kinase yg memfosforilasi sinapsin. akibatnya, maka vesikel yg dekat dengan membran akan berdifusi dengan membran presinaptik dan melepaskan Ach. Ach akan berdifusi ke reseptornya.
Reseptor Ach pada syaraf parasimpatik adalah reseptor asetilkolin muskarinik.
kemudian asetilkolin juga dapat diinaktivasi oleh enzim asetilkolinesterase (liat gambar) menjadi asetat dan kolin. kolin akan masuk kembali ke dalam sel syaraf untuk menjadi bahan baku pembuatan Ach berikutnya.
Obat pada sistem syaraf parasimpatikada 2 macam yaitu agonis kolinergik dan antagonis kolinergik.
kalo yg agonis memcau kalo yg antagonis menurunkan.
1.Agonis kolinergik (Kolinomimetik)
merupakan obat atau senyawa yg memperkuat atau meningkatkan aktivitas syaraf kolinergik, dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan target aksinya:
1.) Agonis kolinergik langsung
dibagi menjadi 3:
1. Golongan ester
memiliki bentuk yg hampir mirip dengan struktur asetil kolin. namun obat golongan ini lebih tahan terhadap enzim pendegradasi Asetilkolin esterase. karenanya efek obatnya dapat bertahan lama.
contoh:
1. Carbachol: hanya berbeda dengan substitusi gugus carbamoyl pada metil terminal
2. methacholine: hanya berbeda dengan penambahan gugus metil
struktur metakolin
3. betanechol : kombinasi dari substitusi gugus carbamoyl dan adisi gugus metil. sehingga menjadi agonis selektif hanya untuk reseptor muskarinik dan resisten terhadap asetilkolinesterase
2. Golongan alkaloid
berasal dari tanaman. sehingga tidak dapat dimetabolisme oleh enzimasetil-kolinesterase
contoh: arekolin, muskarin dan pilokarpin
3. Golongan niktoin
untuk terapi membantu pasien menghentikan kebiasaan merokok
2. Kolinesterase inhibitor
obat atau senyawa yg menghambat kerja enzim asetilkolinesterase (yg mendegradasi asetilkolin). dibagi menjadi 2 golongan, namun cara kerja keduanya sama yaitu sebagai substrat palsu sehingga Asetilkolin menggandeng obat tersebut, bukan asetil-kolinesterase
ada 2 macam:
1. Inhibitor reversible
menghambat interaksi asetilkolin dengan enzim asetil-kolinesterase. namun setelah waktu tertentu kompleks tersebut bisa copot
Sehingga kadar asetilkolin akan meningkat dan biasanya digunakan untuk penyakit yang kadar asetilkolinnya turun (alzheimer, myasthenia gravis, demensia).
obatnya:
1.) Edroponium : digunakan untuk diagnosis apakah pasien menderita myasthenia gravis (penyakit autoimun dimana ototnya lemah).
kalo diberikan edroponium langsung sembuh berarti pasien positif M.G
kalo g, Alhamdulillah bukan
2.) Neostigmin dan piridostigmin: untuk terapi secara per oral.
2. Inhibitor IRreversible (BUKAN OBAT!!!)
memfosforilasi enzimnya sehingga enzim terinaktivasi. namun sayangnya mereka kurang selektif dibanding golongan di atas sehingga bisa menghambat berbagai enzim yg ada serine-nya. kalo ikatan inhibitor reversible lepas dalam hitungan menit sampe jam, kalo yg ini lebih! bisa berhari2
kalo asetil-kolinesterase dihambat kuat, maka kadar asetilkolin akan meningkat karena g ada yg menginaktivasi. akibatnya? seolah2 oto terasa kuat dan juga keringat berlebihan.
biasanya golongan senyawa ini digunakan pada insektisida.
yang lebih bahaya adalah senyawa organofosfat bisa menembus semua membran: kulit bahkan barier darah otak!
Keracunan organofosfat
Terjadi akibat kelebihan asetilkolin pada celah sinaptik. pengobatan ada 2 macam:
1. Antagonis asetilkolin pada reseptornya : misalnya diberi atropin sehingga efek asetilkolin mengalami penurunan
2. Hidrolisis kompleks AchE-organofosfat : bisa dilakukan dan akhirnya AchE bisa bekerja normal kembali! misalnya dengan pralidoksim. namun sayangnya obat tersebut tidak bisa menembus sawar darah otak. Lah jika terlalu lama kan organofosfat bisa menembus sawar darah otak. karenanya pengobatan harus sedini mungkin
2. Antagonis kolinergik (kolinolitik)
obat atau senyawa yang mengantagonis atau mengurangi efek asetilkolin atau aktivitas syaraf kolinergik. dibagi menjadi:
1. Antagonis muskarinik
dimana obat bersifat kompetitif terhadap asetilkolin pada reseptor asetil kolin muskarinik
contoh:
1.) atropin
2.) skopolamin (mencegah motion sickness) = pusat mual diatur oleh Ach myskarinik dimana termasuk mual ringan dan dapat digunakan antihistamin seperti dimenhidrinat. Namun mual tinggi yg ngatur adalah Chemoreseptor Trigger Zone yang merupaak nreseptor serotonin dan dopamin
3.) ipatropium (bronkodilator) = mencegah kontraksi otot bronkus dengan inhibisi sisten syaraf parasimpatik. dikombinasi dengan salbutamol untuk memacu sistem syaraf simpatik
ipratropium (bronkodilator)
2. Ganglionik blocker
ngeblok aksi asetilkolin pada reseptor nikotinik pada semua ganglion otonom.
jarang digunakan
3. Neuromuscular blocker
mengeblok interaksi asetil kolin pada reseptor asetilkolin nikotinik di sel otot (spesifik) sehingga menghasilkan relaksasi otot
contoh:
1. tubokurare: racun yg biasanya ada di ujung anak panah orang indian (kurare) sehingga musuh yg terkena akan lumpuh
2. dantrolen : mengobati malignant hipertemia
Obat sistem syaraf simpatik
Nah sebelum kita bahas tentang obat di syaraf otonom kita masuk preface dulu!
Nervous system
seperti kita tau sistem syaraf dibagi menjadi 2 kelompok besar:
1. Sistem syaraf pusat (Central Nervous System / CNS) , terdiri dari otak (brain) dan sumsum tulang belakang (spinal cord)
2. Sistem syaraf Perifer (Peripheral Nervous System / PNS), terdiri dari 2 macam:
1.) sistem syaraf somatik, terdapat di sel otot skeletal
2.) sistem syaraf otonom, sel efektornya: otot polos, otot jantung, kelenjar2 tubuh
sistem syaraf otonom dibagi lagi menjadi 2: Sistem syaraf simpatik dan parasimpatik
Sistem syaraf otonom (Autonomic Nervous system / ANS)Nah yg kita bahas cm yg ini ama sistem syaraf otonom. kenapa? karena itu yg masuk bahan uas ^^v. Untuk di bagian yg otonom dulu. cekidot
Function?
1. Pemeliharaan kondisi internal tubuh2. Sistem homeostatis
Jadi seperti yg udah disebutin di atas kalo efektor dari sistem syaraf otonom meliputi otot polos, otot jantung dan kelenjar2 tubuh. Jadi regulasinya sistem syaraf otonom pada otot polos misalnya otot polos yg ada di gastrointestinal, di trakea dll.
Classification
Sistem syaraf otonom sendiri dibagi menjadi 2:
1. sistem syaraf simpatik2. sistem syaraf parasimpatik
untuk post ini dibahas yg simpatik dulu ya :B
Sistem Syaraf Simpatik
Efeknya?
Fight or Flight Response?
Gampangnya ilustrasi ekstrimnya seperti ini:
saat tengah jalan2 dengan damai di jakal, tiba2 ada banci berdandanan menor and the gang (5 orang) datang dari arah berlawanan. mereka cekikikan melihat ke arahmu dan bisik2 g enak. dan saat itulah mereka mengejarmu!
saat itulah saraf simpatik menunjukkan kegunaannya. What happens saat 5 banci mengejarmu? Aliran darah meningkat, denyut jantung meningkat dag dig dug g karuan, tekanan darah juga.
Nah saat itu apa yg anda lakukan?
Would u?
1. Fight: melawan banci2 itu. entah dengan ninju, atau teriak2 ngatain mereka
or
2. Flee: yg tidak punya nyali ya kabuuuurrr
*diambil dari pengalaman pribadi dan tolong jangan ketawa ==”
Additional information
Syaraf post ganglion lebih panjang dari preganglion sehingga aksinya lebih luas. Terletak di bagian thoraks dan lumbar pada kolom vertebral sistem syaraf pusat
karenanya disebut toracolumbar
Sympathetic Transmitter SubstancesNah sekarang kalo yg ini kita bahas neurotransmitternya.
Neurotransmitter?Senyawa yg dihasilkan oleh ujung syaraf untuk memberikan sinal menuju sel lainnya
Neurotransmitter syaraf simpatik
Norepinephrine atau Noradrenaline merupakan neurotransmitter sistem syaraf simpatik.
taken from Color Atlas of Pharmacology
Biosintesis norepinefrin
1. Tyrosine
Asam amino Tyrsine memasuk sel syaraf secara transport aktif. Tyrosine mengalami hidroksilasi dengan bantuan Tyrosine hydroxylase menjadi L-DOPA di sitosol sel syaraf
2. DOPA
DOPA mengalami dekarboksilasi menjadi DOPAMINE dengan bantuan L-amino acid decarboxylase
3. DOPAMINE
Dopamine dioksidasi oleh dopamine-β-hydroxylase (hanya terdapat di vesikel) menjadi Norepinephrine dengan kofaktor askorbat
4. Norepinephrine
Reseptor Norepinephrine
Reseptor norepinephrine adalah reseptor adrenergik / adrenoreseptor.
Reseptor adrenergik dibagi menjadi:
1. Reseptor alfa adrenergik, dibagi menjadi 2 :
1) alfa-1 adrenergik
menyebabkan vasokonstriksi pada pembuluh darah, saluran gastrointestinal, vasodilatasi otot bronkus (efeknya lebih kecil dibanding beta-2)
2) alfa-2 adrenergik
inhibisi pelepasan insulin, induksi pelepasan glukagon, kontraksi spincher pada gastro intestinal
2. Reseptor beta adrenergik, dibagi menjadi 3:
1.) beta 1 : terdapat di jantung
menaikkan heart rate (jumlah denyut jantung per unit waktu), menaikkan kontraksi jantung
2.) beta 2: terdapat di pembuluh darah, otot polos skeletal, otot polos bronkus
relaksasi otot polos di gastro intestinal dan bronkus, dilatasi arteri, glukoneogenesis
3.) beta 3: terdapat di jaringan adiposa
menyebabkan lipolisis – untuk diet tp sayang efek sampingnya :O
supaya sedikit sistematis ini ada gambarnya:
Obat2 yg bekerja pada sistem syaraf simpatik
1. Agonis adrenergik (Adrenomimetik / simpatomimetik)Namanya juga agonis, berarti efeknya memperkuat aktifvitas syaraf adrengergik. efeknya ada dua macem:
1. Agonis adrenergik langsung
Obat yg termasuk tipe ini langsung berikatan pada reseptor adrenergik. sehingga mengaktivasi reseptor tersebut
obat2 yg bertindak sebagai agonis adrenergik langsung memiliki afinitas terhadap reseptor2 tertentu. misalnya:
1. Norepinefrin : memiliki afinitas terhadap reseptor α, β1
2. Epinefrin : memiliki afinitas terhadap reseptor α, β1, β2
3. Isoproterenol: memiliki afinitas terhadap reseptor β1, β2
loh kok bisa beda? ada akibat struktur kimianya. tp karena saya sendiri belum paham jd maaf ^^b
Efek thd tubuh?
Biar gampang ini ada efek yg terjadi akibat rangsangan terhadap reseptor tsb:
1. Stimulasi jantung
reseptor apa yg ada di jantung? β1 kan? jadinya untuk menstimulasi jantung harus pake obat yg bekerja pada reseptor β1. Dari ketiga contoh di atas kan smuanya bisa.
2. Efek thd otot polos
Kalo disini tdp 2 reseptor: α dan β
stimulasi thd reseptor α akan menyebabkan vasokonstriksi, sedangkan
stimulasi thdp reseptor β akan menyebabkan vasodilatasi
kenapa? karena keduanya melalui transduksi signal yg berbeda (nah biomol keluar ==”)
3.Bronkodilatasi
Reseptor apa yg ada di bronkus? β2. karenanya pake yg memacu reseptor ini
4. Efek metabolisme
seperti yg udah ditulis di atas juga bahwa pemacuan reseptor β akan menginduksi proses glukoneogenesi (glikogen jadi glukosa)
Obat lain
1. Fenileprin, metaraminol, dan methoxamine
ketiga obat di atas efeknya terhadap reseptor α jadi g ngefek ke jantung secara langsung
mereka menyebabkan vasokonstriksi dan peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. tp di jantungnya ada reflexi bradikardia jadi tekanan darah di jantung g terlalu berubah.
Karena efeknya sebagai vasokonstriktor maka ketiga obat tersebut digunakan untuk mengembalikan tekanan darah selama anestesi spinal maupun keadaan hipotensif lainnya.
fenileprin juga secara luas dipakai sebagai nasal dekongestan namun jangan diberikan kepada penderita glaukoma karena dikhawatirkan terjadi peningkatan tekanan intraokular
2. Dobutamin
efek terhadap reseptor β1. efeknya lebih besar dari dopamin (inget lebih besar efek lebih besar jg efek sampingnya ^^b). fungsinya untuk meningkatkan denyut jantung
3. Terbutaline and Albuterol
Untuk obat penyakit asma karena merupakan agonis selektif untuk reseptor β2.
2. Agonis Adrenergik tidak langsung
Kalo agonis yg ini dia bereaksi secara tidak langsung. cara kerjanya:
1. menghambat re-uptake : kan kalo NEnya kebanyakan atau g kepake dia akan mengalami reuptake masuk kembali ke sel syaraf semula dan disimpan dalam granul
2. menghambat MAO (mono amin oksidase): karena MAO-lah yg menginaktivasi neuro transmitter.
3. Menyebabkan pelepasan NE
Obatnya
1. Efedrin
Dapat menembus sawar darah otak dan mempengaruhi sistem saraf pusat. Obat ini dipake per oral dan durasinya lebih lama dari norepinefrin. Cara kerjanya adalah melepaskan norepinefrin. namun ada juga efek lainnya yaitu sebagai bronkodilator.
2. Amphetamine dan turunannya
kalo yg ini pasti udah pada denger. yep obat yg sering dipake buat doping. efeknya sama kaya efedrin yaitu bisa menembus sawar darah otak namun efeknya jauh lebih kuat! para atlit yg minum ini akan merasa beternaga dan g merasa capek. Sekarang sudah tidak direkomendasikan sebagai obat lagi karena disalahgunakan.
2. Antagonis adrenergik (Adrenolitik / simpatolitik)
obat yang mengeblok sistem saraf simpatik dengan mekanisme:
1. menurunkan rangsang simpatetik dari otak2. mengeblok reseptor adrenergik3. menurunkan pengeluaran NE
Dibagi menjadi :
1. α Blocker
obat atau senyawa yang mengeblok reseptor alfa adrenergik, dibagi menjadi:
1.) Pengeblok α
mengeblok reseptor α secara tidak spesifik (α 1 dan α 2 sama2 diblok). karenanya jarang digunakan.
contoh obat: fentolamin, tolazolin
fungsinya? ya untuk vasodilator
2.) Pengeblok α-1
kalo yg ini udah spesifik hanya untuk α-1.
contoh obat: prazosin, trimazolin, terazolin
fungsinya? sebagai obat antihipertensi. kan seperti yg dijelaskan di awal kalo α-1 itu bikin vasokonstriksi.
3.) Pengeblok α-2
sama kalo yg ini spesifiknya tp hanya untuk α-2
contoh obat: yohimbin
efek samping: aprodisiaka (meningkatkan libido, bisa untuk obat disfungsi jg )
2. β Blocker
obat atau senyawa yg mengeblok resptor beta adrenergik, dibagi menjadi:
1.) Pengeblok β
mengeblok reseptor β secara tidak spesifik. karenanya jarang digunakan.
contoh obat: propanolol, karteolol, pindolol, timolol
fungsinya? menurunkan denyut jantung, kardiak output, tekanan darah
2.) Pengeblok β-1
kalo yg ini udah spesifik hanya untuk β-1.
contoh obat: asebutolol, atenolol, betaxolol
fungsinya? menurunkan frekuensi denyut jantung dan untuk pengobatan hipertensi
3.) Pengeblok β-2
sama kalo yg ini spesifiknya tp hanya untuk β-2
contoh: butaxamine (g dipake, cm buat peneliatin)
jarang digunakan. kenapa? karena bikin bronkokonstriksi. (siapa yg mau sesek?)
3. Central Blocker
Mekanismenya dengan menurunkan aktivitas sel syaraf simpatik. dengan menghambat rangsan simpatetik dari otak dmaupun menghambat pengeluaran NE dari ujung syaraf simpatik
PIV-antidiabetes
sekarang bahas praktikum ya. ini beberapa penjelasan bapaknya + soal pretest waktu aku pratikum.
Tujuan praktikumMahasiswa memahami kondisi hiperglikemia secara eksperimental dan melihat efek obat antidiabetika oral dengan parameter kadar glukosa darah
Dasar Teori
Uji kadar glukosa darahMetode yang dipakai : Uji toleransi gula
contoh diabetogen : glukosa, aloksan, streptozotosin, diasoksida, adrenalin dan EDTA -> memacu hiperglikemia
Penentuan kadar glukosa : dapat dilakukan secara kolorimetri atau spektrofotometri dengan vitalab
Pereaksi pembentuk warna : GOD-PAP (Glukosa oksidase + Peroksidase)
What to do?
1. Timbang tikus. Tikus yang digunakan adalah tikus putih jantan (Rattus norvegicus) -> tp ada yg dapet betina. lebih kalem yg betina =___=”
2. Bagi tikus jadi 3 kelompok:
1) Kontrol normal
2) Kontrol diabetes
3) Perlakuan
3. Diapain tikusnya?
Ambil darah tikus sebelum perlakuan sebagai waktu 0′. darah yg diambil + 0.5 ml
1.) Kontrol normal : diberi CMC-Na 1% (berapapun beratnya, volume pemberiannya sama)
2.) Kontrol diabetes : diberi CMC-Na 1% sama kayak kontrol normal, 5 menit selanjutnya diberi glukosa sebagai diabetogen (dosis 2,2 g/kgBB)
3.) Perlakuan : diberi Tolbutamid (dosis 1,89 mg/kgBB), 5 menit selanjutnya diberi glukosa sebagai diabetogen
Jadi tikus 2 dan 3 akan menderita diabates mellitus tipe II.
Setelah itu diambil darah pada 30′, 60′ dan 90′
4. Cara ngambil darahnya?
1) Untuk ngambil dari ekor tikus, ngambilnya dari vena lateralisnya.
Pertama ekor tikus dibersihkan bulunya (dicukur)
Lalu, sayat dibagian vena lateralisnya. Nah darah yg mengucur ditampung di eppendorf
2) Kalo dari ekor darahnya cuma sedikit. Darah diambil dari mata (saya masih g berani kalo yg ini, g tega)
Jadi elus2 tikus supaya dia g stress. trus pegang nah baru masukin pipa kapiler di matanya. Kata ahli pengambil darah dari mata (rizka & dedel). ditusuk sampe ada bunyi krek.
Kenapa pake pipa kapiler g pake jarum? kan biar ngalir lewat kapilernya. dijamin ini darahnya banyak dan tikusnya tersiksa
3) Cara terakhir.
Adakalanya dari mata udah g keluar lagi. Jadi pake cara ini, si tikus dikorbankan. Caranya simpel tikus ditaruh guilltoine khusus hewan uji:
Saat kepala dan badannya udah kepisah, kepala masih melekat di guillotinenya. Ambil darah dari leher tikus dan darahnya melimpah.
5. Tampung darahnya!
Darahnya ditampung di eppendorf. Nah dalam hal ini TIDAK USAH DITAMBAH Heparin!
Why? Heparin merupakan antikoagulan yang mencegah koagulasi (penggumpalan) darah. Dan yang kita akan uji adalah serum bukan plasma
6. Tunggu hingga terjadi koagulasi
Baru kemudian disentrifuge kurang lebih 15 menit. Setelah itu ambil supernatannya karena inilah serum yang akan kita uji
7. Tambah GOD-PAP
GOD-PAP merupakan reagen yang mengandung glukosa oksidase dan peroksidase. Pada prinsipnya, enzim glukosa oksidase (GOD) yang ada dalam pereaksi akan mengkatalisis reaksi oksidasi glukosa. Hasilnya adalah asam glukoronat dan hidrogen peroksida.
Dengan adanya peroksida, peroksida yang dihasilkan akan bereaksi dengan 4-aminoantipirin dan fenol dan dihasilkan senyawa berwarna merah kuinonimin -> inilah senyawa yg dibaca oleh spektro. jadi hasil absorbansi bukan nilai glukosa langsung tapi kuinoimin. Tapi intensitas glukosa berbanding lurus kok ama kuinoimin.
8. Baca serapan pada panjang gelombang 540nm
9. Bandingkan hasilnya
Secara teoritis, tikus kontrol diabetes (yg mendapat CMC-Na + glukosa) akan memiliki kadar glukosa tertinggi. Baru kemudian tikus yang diabetes namun mendapat obat antidiabetikoral yaitu tolbutamid. Dan terakhir tikus kontrol negatif yang hanya mendapat perlakuan CMC-Na
Bisa juga dibandingkan pada grafik AUC (Are Under Curve)
AUC kontrol diabetes > AUC perlakuan > AUC kontrol normal
10. Hitung daya hipoglemik tolbutamid
Daya hipoglikemik dapat diartikan sebagai kemampuan suatu obat untuk dapat menurunkan kadar gula dalam darah. Persen daya hipoglikemik dihitung dengan rumus:
%DH = AUC0-90 kontrol normal – AUC0-90 kontrol perlakuan x 100
AUC0-90 kontrol normal
Kencing(nya) manis
GlucoseSeperti kita tau glukosa memegang peran vital dalam homeostasis tubuh kita. Why? Glukosa merupakan sumber energi bagi tubuh kita (inget kan siklus kreb?).
Tapi segala sesuatu kan harus sesuai proporsinya, ada batas tertentu bilamana lebih/kurang dari jumlah tersebut akan ada efek sampingnya. Termasuk juga glukosa dalam tubuh kita.
Jika kadar glukosa dalam tubuh kita kurang dari normal, penyakitnya disebut hipoglikemia
Kalo lebih? ada juga penyakitnya, yg kita kenal sebagai hiperglikemia, ini yang kita bahas ya karena ini yg ada di praktikum hhe
Diabetes Mellitusmeminjam (lebih tepatnya copy paste) dari buku praktikum:
diabetes mellitus merupakan sekumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi normal.
Batas normalnya emang berapa? kalo menurut ISO Farmakoterapi, penderita didiagnosis menderita diabetes melitus apabila kadar glukosa puasa > 126 mg/dL atau pada 2 jam setelah makan > 200 mg/dL.
Ini merupakan salah satu penyakit paling berhaya karena berkaitan dengan gangguan metabolisme energi. Kalo metabolisme energi terganggu metabolisme sel juga kan?
Gejala
bisa liat di gambar di atas secara umum emang gejala umumnya:
1. haus2. banyak kencing3. badan lemas4. berat badan turun5. pandangan kabur
Penyebabnya?
Bisa terjadi karena:
1. penurunan sekresi insulin2. penurunan sensitivitas insulin / resistensi reseptor insulin3. atau keduanya
Dengan adanya penurunan sekresi insulin / resistensi maka g ada yg ngrubah glukosa jadi glikogen dong. Sehingga glukosa yg kita dapet dari makanan akan tetap tinggal di darah. Bahkan bisa keluar lewat urin jg, urinnya jadinya manis karena mengandung glukosa itu. (As I said before dont try to taste yours )
Insulinmerupakan protein kecil yang disintesis dan disekresi oleh sel β pankreas yang terdapat pada Langerhans islets.
Sekresi insulin terutama dipengaruhi oleh kadar glukosa darah. Bila kadarnya naik, sel β akan mensekresi insulin. Efek-efek fisiologis dari sekresi insulin adalah menaikkan penguraian glukosa, menaikkan pembentukan glikogen dalam hati dan otot, mencegah penguraian glikogen, menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa
seperti gambar di atas, insulin membawa glukosa dari darah ke dalam sel. glucose is UNABLE to enter the cell WITHOUT insulin.
Wah berarti kerja insulin itu vital sekali kan? kalo glukosa g bisa masuk ke dalam sel, berarti sel tidak bisa menghasilkan energi.
Klasifikasi diabetes mellitus
Diabetes mellitus tipe I
terjadi pada 10% kasus diabetes. Nah diabetes yang satu ini diderita oleh anak2 atau pada awal masa dewasa. disebut Juvenil onset diabetes.
DM tipe I terjadi akibat kerusakan sel β pankreas akibat autoimun. Autoimun itu menyebabkan infiltrasi dari limfosit yang menyebabkan rusaknya sel β pankreas. Bisa juga sel β pankreas dirusak oleh toksin, virus, kanker pada pankreas maupun faktor genetik. Akibatnya pankreas menjadi gagal merespon masuknya gula.
Karena kerusakan pada sel β pankreas maka insulin dihasilkan sedikit atau bahkan tidak dihasilkan.
Penderita sangat tergantung pada insulin eksogen yang diberikan melalui injeksi.
Diabetes mellitus tipe II
terjadi pada 90% kasus diabetes. Wow! Biasanya diderita oleh orang dewasa yang sudah mengalami degenerasi sel. karenanya sel β pankreas pun kemampuan untuk menghasilkan insulinnya akan menurun seiring usia. disebut juga Adult onset diabetes
Nah sel β pankreas penderita masih berfungsi, namun tidak efektif. karena usianya yg mulai sepuh maka produksi insulin akan menurun.
Atau bisa juga seperti gambar di bawah ini:
Nah ada (banyak) juga penderita yang diakibatkan karena obesitas+males olahraga+gen dari orang tua. karenanya tubuh akan butuh insulin ekstra tapi karena jaringan lemaknya yang terlalu fantastis maka pankreas juga bisa rusak. Terjadi resistensi insulin. Hasilnya? Penderita butuh insulin ekstra namun pankreas tidak dapat menyediakannya -> terjadilah diabetes tipe 2
Diabetes disebabkan oleh faktor lain
misalnya gangguan endokrin pada sindrom Cushing, pankreatitis atau karena obat
Komplikasi
Komplikasi mikrovaskuler berupe retinopati, neuropati dan nefropati
Komplikasi makrovaskuler berupa penyakit jantung kroner, stroke dan penyakit vaskuler periferal
Obat diabetes mellitus
Derivat sulfonilurea
Mekanisme kerja: Obat jenis ini menyebabkan hiperpolarisasi dengan menutup kanal ion K+. Menutupnya kanal ion K+ memacu terbukanya kanal ion Ca2+. sehingga Ca2+ dari luar sel masuk ke dalam sel, terjadi peningkatan kadar Ca2+ dan pelepasan insulin.
Obat jenis ini hanya efektif bila sel beta pankreas masih berfungsi (untuk DM tipe 2)
Pembagian
1. Obat Masa kerja singkat (6-12 jam)
Tolbutamid
Glukodion
2. Obat Masa kerja menengah (+ 15 jam)
Glibenklamid
Gluklomida
Glipizida
3. Obat Masa kerja panjang (+ 70 jam)
Klorpropamid
Peringatan: penggunaan hati2 pada pasien usia lanjut, gangguan fungsi hati dan ginjal
Efek samping: Hipoglikemia (penurunan gula darah di bawah normal)
Biguanid
Mekanisme kerja: Obat golongan Biguanida bekerja dengan cara menghambat penyerapan gula di dalam usus. Resiko terjadinya hipoglikemia lebih kecil daripada obat sulfonilurea.
Menghambat glukoneogenesis
meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan
meningkatkan sintesis glikogen (glikogenesis)
Obat:
Metformin
Fenformin
Glucovance (kombinasi dari metformin + glyburide)
α-Glucosidase InhibitorsMekanisme kerja: menghambat enzim α glukosidase yang terdapat di dinding usus sehingga mencegah penguraian sukrosa dan karbohidrat kompleks dalam usus halus. sehingga menghambat penyerapan karbohidrat.
Obat:
Acarbose
Myglitol
Hormon Insulin
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya kalo penderita DM terutama DM 1 membutuhkan insulin eksogen (dari luar tubuh).
Cara pakenya?
kalo peroral maka insulin akan dirusak oleh enzim pepsinogen di lambung.
kalo per intra vena maka akan cepat dieliminasi
karenanya diberikan secara subkutan. karena pembuluh darah di bawah kulit sangat sedikit sehingga proses absorpsi jadi lambat dan efek obat lebih lama.
Nah, insulin yang beredar sekarang ada beberapa macem berdasarkan lama durasinya. Pada dasarnya dikontrol oleh ukuran dan komposisi kristal.
Berdasarkan daya kerjanya, hormon insulin dibedakan menjadi:
1. Insulin dengan masa kerja pendek (2-4 jam) : reguler insulin dan actrapid
2. Insulin dengan masa kerja menengah (6-12 jam) : Monotard dan NPH
3. Insulin dengan masa kerja panjang (18-24 jam): PZI (Protamin Zink Insulin) dan Monotard Ultralente