sitogenetik pada hematologi

28
SITOGENETIK PADA HEMATOLOGI

Upload: yuanita-mayasari

Post on 26-Jul-2015

294 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sitogenetik Pada Hematologi

SITOGENETIK PADA HEMATOLOGI

Page 2: Sitogenetik Pada Hematologi

Dalam mendiagnosis keganasan hematologik,analisis sitogenetik telah di ketahui merupakan salah satu pemeriksaan yang paling penting untuk menegakan diagnosis dan pengobatan, dan penting untuk memperkirakan respon terhadap pengobatan dan potensial untuk remisi atau penyembuhan dan untuk mengetahui terjadinya relaps.

Cytogenetic merupakan cabang dari ilmu genetika yang berkaitan dengan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi sel, khusunya kromosom. Termasuk analisa kromosom G-banded, tekhnik cytogenetik lainnya, serta molekular cytogenetic sperti fluorescent in situ hyridization (FISH), dan comparative genomic hybridization.

PENDAHULUAN

Page 3: Sitogenetik Pada Hematologi

Karl Wilhelm von Nageli (1842) pertama kali mengamati kromosam pada sel tumbuhan.

Walther Flemming (1882) penemu mitosis pada sel hewan.

Pada tahapan berikutnay setelah perkembangan genetik diawal abad ke-20, ketika kromosom (karyotype) adalah pembawa gen. Levitsky pertama kali menetukan karyotype adalah sebagai pehontypic yang menunjukkan kromatin somatik, bebeda dengan gen.

Hans von Winiwarter (1912) melaporkan adanya 47 kromosom pada spermarmatogonia dan 48 kromosom pada oogonia.

Painter (1922) tidak yakin dengan jumlah kromosom 46 atau 48. kemudian ia merevisi pendapatnya bahwa manusi mempunyai system XX/XY

SEJARAH

Page 4: Sitogenetik Pada Hematologi

Digunakan PadaDeteksi keganasan hematologi

Folow Up terapi dari keganasan

Deteksi minimal residual desease pada keganasan hematologi

Page 5: Sitogenetik Pada Hematologi

Keganasan HematopoetikPeny.klonal →sum-sum tulang dan jaringan

limpfoid→perubahan genetikTransformasi ganas→tjd akibat akumulasi

mutasi genetik pd gen selularGen yg terlibat dalam pertumbuhan sel

kanker:onkogen dan gen penekan tumor

Page 6: Sitogenetik Pada Hematologi

OnkogenTimbul karena mutasi penambahan fungsi

pada gen selular normal→proto onkogenDapat terjadi secara:

translokasi,mutasi,duplikasiYang paling byk terjadi→translokasi

kromosom

Page 7: Sitogenetik Pada Hematologi

TranslokasiMenyebabkan ekspresi>> suatu onkogen jika

dikendalikan oleh promotor gen lainFusi segmen-segmen dari dua gen

menghasilkan gen fusi yang baru→protein fusi.mis pd Leukemia mieloid kronik atau leukemia mieloid akut

Page 8: Sitogenetik Pada Hematologi

Gen penekan tumorMungkin mendapat mutasi kehilangan

fungsi,biasanya akibat mutasi titik atau delesi →transformasi ganas

Page 9: Sitogenetik Pada Hematologi

Progresi klonalSel-sel ganas muncul pada multitahap dg

mendapatkan mutasi pd berbagai jalur intra sel yang berbeda

Ciri ganas lainnya adalah progresi klonalPd byk kasus penyakit ini membentuk

karakteristik baru selama perjalanan klinisnya→perubahan kromosom lain

Page 10: Sitogenetik Pada Hematologi

Kelainan genetik yang disertai oleh keganasan hematologiCML→ditandai adanya kromosom

philadelphia yang khas→akibat dari translokasi t(9;22)(q23;q11) antara kromosom 9 dan 22,akibatnya bagian dari protoonkogen Abelson ABL dipindahkan pd gen BCR di kromosom 22dan bag.kromosom 22 pindah ke kromosom 9.

Page 11: Sitogenetik Pada Hematologi
Page 12: Sitogenetik Pada Hematologi
Page 13: Sitogenetik Pada Hematologi

Sindrom mielodisplastik(Mielodisplasia)Kel.sitogenetik lebih sering terdapat pd MDS

sekunder drpd primerHilangnya kromosom 5,7 atau Y parsial atau

total atau trisomi 8Hilangnya pita q13 sapai q33 kromosom 5 pd

wanita yg sudah tua dg anemia makrositikMutasi onkogen terjadi pada 20% kasus

Page 14: Sitogenetik Pada Hematologi

CLLKell. Kromosom yang paling sering dijumpai

adalah delesi 13q14,trisomi 12,delesi pd 11q23 dan kelainan struktural 17p yang melibatkan gen p53

Page 15: Sitogenetik Pada Hematologi

Limfoma MalignaLimfoma Hodgkin→ditandai dg adanya sel-sel

mononuklear abnormal yang terkait bersifat neoplastik sedangkan sel-sel inflamasi yang menyertai bersifat reaktif

Sel-sel ini→Reed Sternberg sel→histopatologi(RS) sel→dari jalur limfoid B dan sel tersebut

tersebut seringkali berasal dari sel B

Page 16: Sitogenetik Pada Hematologi

Dengan gen imunoglobulin yang berkurang fungsinya ok mutasi yg didapat yang mencegah terjadinya sintesis imunoglobulin lengkap.

Page 17: Sitogenetik Pada Hematologi

Limfoma Non HodgkinPada limfoma sel B,gen imunoglobulin secara

klonal mengalami penataan ulang,biasanya hal ini melibatkan gen rantai ringan dan rantai berat,sedangkan pd limfoma sel T, gen imunoglobulin berada dalam konfigurasi asal (germ line) tetapi terjadi penataan ulang pd gen reseptor sel T

Page 18: Sitogenetik Pada Hematologi

Limfoma sel selubungAdanya translokasi t(11;14),(q13;q32) yang

spesifik ditemukan pada sebagian besar kasus dan menyebabkan terjadinya deregulasi gen siklin D1 (BCL-1)

Limfoma Folikular→Bentuk limfoma yang paling banyak ditemukan terkait dengan translokasi t(14;18) serta ekspresif konstitutif BCL-2 pada sebagian besar kasus.

Page 19: Sitogenetik Pada Hematologi

Metode Genetika Sel GanasAnalisa Karyotipe→membutuhkan sel tumor

dlm keadaan metafase sehingga sel dibiakkan untuk mendukung pembelahan sel.

Analisis hibridisasi fluoresensi in situ→menggunakan gen probe berlabel fluoresen yang berhibridisasi dg bagian tertentu dari genom

Page 20: Sitogenetik Pada Hematologi

Merupakan tehnik yang sensitif yang dapat mengambil salinan materi genetik yang berlebih pada sel dalam metafase dan interfase (sel tidak membelah) mis:pada trisomi 12 pada CLL,atau memperlihatkan translokasi kromosom menggunakan dua probe yang berbeda.

Page 21: Sitogenetik Pada Hematologi

Karyotipe menggunakan tehnik FISH yang memperlihatkan adanya translokasi dari kromosom 22 dan 9

Page 22: Sitogenetik Pada Hematologi

Dengan tehnik FISH diperlihatkan fase interphase dan metaphase dari variant chromosom philadelphia dengan gen rearranged.BCR pd Chromosom 22 warna hijau dan ABL pd chromosom 9,orange

Page 23: Sitogenetik Pada Hematologi

Analisis Southern BlotMelibatkan ekstraksi DNA sel diikuti dengan

digesti oleh enzim restriksi,elektroforesis gel,dan pemindahan dengan cara Blotting pada membran yang sesuai→DNA kemudian dihibridisasi ke suatu pelacak yang komplementer dengan gen yang dicari

Page 24: Sitogenetik Pada Hematologi

Reaksi Berantai polymerasePolymerase Chain Reaktion→dapat dilakukan

pada darah atau sum-sum tulang untuk mencari sejumlah translokasi spesifik seperti t(9;22) dan t(15;17)→digunakan juga untuk mendeteksi sel klonal jalur sel B atau sel T melalui analisis penataan ulang gen imunoglobulin atau reseptor sel T (TCR)

Page 25: Sitogenetik Pada Hematologi

DNA Microarray PlatformsPapan susunan mikro DNA memungkinkan

suatu analisis transkripsi selular cepat dan menyeluruh dengan cara menghibridisasi Mrna

Imunofluoresensi→utk beberapa kelainan kromosom.misalnya ekspresi protein leukemia promielositik akut dg translokasi t(15;17),juga dapat mendeteksi protein fusi abnormal dg adanya antibodi monoklonal spesifik.

Page 26: Sitogenetik Pada Hematologi

Mieloid Kel.genetik Onkogen yg Terlibat

AML M2 T(8;2)(q22;q22),t(6;9)

ETO dan CBFά(AML1)

AML M3 T(15;17) RARά,PML

AML M4 Inv(16)(p13q22), CBF,MYH11

AML M5 Del(11q);t(9;11);t(11;9

MLL

CML T(9;22) ABL.BCR

Limfoma Folikular T(14;18) BCL ke lokus IgH

B-ALL T(2;8),t(8;22) Myc ke lokus IgK

Limfoma Burkit T(8;14) Myc ke lokus IgH

Leukemia mieloid sekunder

Translokasi 11q23 Gen MLL

Page 27: Sitogenetik Pada Hematologi
Page 28: Sitogenetik Pada Hematologi

TERIMA KASIH