skenario 2
TRANSCRIPT
SKENARIO
An. Andi 3 tahun, demam tinggi selama 3 hari, turun bila diberi obat, mengigil (-),
anak selalu menangis saat BAK. Sakit perut, buang air kemih sedikit – sedikit tetapi
sering, air kemih keruh (+). BAB normal, vital sign: HR: 108 kali/menit, RR: 22
kali/menit, T: 38,50C, pemeriksaan fisik ditemukan: nyeri tekan suprapubik (+),
genitalia: mulut preputium lengket dan sempit, smegma tidak bisa dinilai,
laboraotrium: pemeriksaan urin rutin: warna: kuning muda, kejernihan: keruh, pH: 6,
protein: (+), nitrat (+), sedimen: leukosit: 100/LPB, eritrosit : 2/LPB, sel epitel: 2 – 3,
Kristal : -, silinder: -. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya disangkal, riwayat
saat berkemih kulit penisnya mengembang (+). Pemeriksaan penunjang apa yang
perlu dilakukan? Dokter merencanakan sirkumsisi.
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Demam :
Peningkatan temperature suhu tubuh diatas suhu normal (>370C )
2. Obat:
Semua senyawa kimia yang digunakan diberikan kepada manusia atau hewan
sebagai alat bantu diagnosis atau pengobatan untuk menghilangkan rasa sakit.
3. Menggigil :
Suatu kompensasi tubuh untuk mengembalikan suhu tubuh menjadi normal.
4. BAK :
Proses pengeluaran zat sisa berupa cairan melalui saluran urogenital.
5. Suprapubik :
Bagian di atas pubis
6. Preputium:
Lipatan kulit yang menutupi glans penis.
7. Smegma:
Secret kelenjar sebasea yang berisi sel epitel yang mengelupas dan ditemukan di
bawah preputium
1
8. Penis :
Organ kopulasi dan eksresi kemih pada pria
9. Sirkumsisi :
Pemotongan preputium atau kulit depan sehingga glans penis menjadi terbuka
dengan tujuan menjaga higinitas dan mencegah infeksi pada penis.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. An. Andi 3 tahun, demam tinggi selama 3 hari, turun bila diberi obat, mengigil
(-), anak selalu menangis saat BAK.
2. Sakit perut, buang air kemih sedikit – sedikit tetapi sering, air kemih keruh (+).
BAB normal
3. vital sign: HR: 108 kali/menit, RR: 22 kali/menit, T: 38,50C, pemeriksaan fisik
ditemukan: nyeri tekan suprapubik (+), genitalia: mulut preputium lengket dan
sempit, smegma tidak bisa dinilai,
4. Laboratorium: pemeriksaan urin rutin: warna: kuning muda, kejernihan: keruh,
pH: 6, protein: (+), nitrat (+), sedimen: leukosit: 100/LPB, eritrosit : 2/LPB, sel
epitel: 2 – 3, Kristal:-, silinder: -.
5. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya disangkal, riwayat saat berkemih kulit
penisnya mengembang (+).
6. Pemeriksaan penunjang apa yang perlu dilakukan?
7. Dokter merencanakan sirkumsisi.
ANALISIS MASALAH
1. An. Andi 3 tahun, demam tinggi selama 3 hari, turun bila diberi obat, mengigil
(-), anak selalu menangis saat BAK.
a. Bagaimana anatomi dan fisologi dari traktus urogenitalia pria?
a. Ginjalterletak pada retroperitoneum
- Terbagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medula, pada korteks
banyak terdapat nefron, sedangkan di dalam medula banyak terdapat
duktuli.
2
- Vaskularisasialiran darah dari arteri renalis yang merupakan cabang
langsung dari aorta abdominalis, sedangkan vena dialirkan melalui
vena renalis yang bermuara ke vena cava inferior.
- Fungsi ginjalmembuang sisa-sisa metabolisme tubuh, mengontrol
sekresi hormone-hormon aldosteron dan ADH dalam mengatur jumlah
cairan tubuh, mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D,
menghasilkan beberapa hormone : eritropoetinsel darah merah,
rennin dan prostaglandin
b. Ureterorgan berbentuk tabung kecil
- Berfungsi mengalirkan urin dari pielum ginjal ke dalam buli-buli
- Pada orang dewasa, panjangnya 20 cm. Sepanjang perjalanan ureter
dari pielum menuju buli-buli, terdapat 3 penyempitan
Pada perbatasan pelvis renalis dan ureter
Tempat ureter menyilang arteri iliaka di rongga pelvis
Pada saat ureter masuk ke buli-buli
3
c. Buli-buliorgan berongga terdiri atas 3 lapisan otot detrusor yang saling
beranyam.
- Bagian dalam adalah otot longitudinal, bagian tengah merupakan otot
sirkuler, dan paling luar merupakan otot longitudinal. Pada dasar
buli-buli kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk
ttrigonum buli-buli.
- Permukaannya terdiri dari permukaan superior yang berbatasan
dengan rongga peritoneum, 2 permukaan inferiolateral, dan
permukaan posterior.
- Buli-buli berfungsi menampung urin dari ureter dan dikeluarkan
melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Volume
maksimal pada orang dewasa 300-450 ml.
- Menurut rumus koff, kapasitas buli-buli={umur(tahun)+2}x30 ml
d. Uretramerupakan tabung yang menyalurkan urin ke luar dari buli-buli
melalui proses miksi.
- Uretra dibagi 2 bagian, yaitu uretra posterior dan uretra anterior. Pada
pria juga berfungsi sebagai penyalur cairan mani.
- Terdapat sfingter uretra interna(perbatasan buli-buli dan uretra) dan
esksterna(perbatasan uretra anterior dan posterior), dapat diperintah
sesuai keinginan.
e. Kelenjar prostatorgan genitalia pria yang terletak di sebelah inferior
buli-buli, di depan rectum dan membungkus uretra posterior.
- Bentuknya seperti buah kemiri dengan ukuran 4x3x2,5 cm dan
beratnya kurang lebih 20 gram. Terdiri atas zona perifer, sentral,
transisional, preprostatik sfingter dan anterior. Berfungsi
menghasilkan cairan dari komponen ejakulat.
4
f. Testisorgan genitalia pria yang terletak di skrotum.
- Ukuran pada orang dewasa adalah 4x3x2,5 cm, dengan volume15-25
ml berbentuk ovoid. Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan
tunika albuginea. Diluar tunika albuginea terdspst tunika vaginalis
yang terdiri dari lapisan viseralis dan parietalis, serta tunika dartos.
- Testis berfungsi sebagai tempat sperma dan transportasi sperma dari
testis, epididimis, dan vas deferen.
- Vaskularisasiarteri spermatika interna (cabang dari aorta), arteri
deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior, dan arteri
kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika. Pembuluh
vena yang meninggalkan testis membentuk pleksus Pampiniformis.
g. Epididimisorgan yang berbentuk seperti sosis terdiri atas kaput, korpus,
dan kauda.
- Vaskularisasiarteri testikularis dan arteri diferensialis.
- Fungsisebagai tempat maturasi spermatozoa dan tempat
penyimpanan di bagian kauda epididimis.
h. Vas Deferensorgan berbentuk tabung kecil, panjangnya 30-35 cm.
- Terbagi atas pars tunika vaginalis, pars skrotalis, pars inguinalis, pars
pelvikum, dan pars ampularis.
- Duktus ini terdiri atas otot polos yang mendapatkan persarafan dari
system simpatik sehingga dapat berkonstraksi untuk menyalurkan
sperma dari epididimis ke uretra posterior.
i. Vesikula Seminalisterletak di dasar buli-buli di sebelah cranial dari
kelenjar prostat.
- Vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan bagian dari
semen. Cairan ini adalah fruktosa, berfungsi dalam memberikan
nutrisi pada sperma.
5
Agen infeksi ( virus )
Dimakan oleh makrofag leukosit
Pengeluaran pirogen endogen ( IL-1 )
Merangsang sel-sel endotel hipotalamus
Pengeluaran asam arakidonat ↑
Pengeluaran prostaglandin ( PGE2 ) ↑
Sel point hipotalamus ↑
DEMAM hipotalamus ↑
- Bermuara di dalam duktus ejakulatorius.
j. Penisterdiri dari 3 buah corpora berbentuk silindris, yaitu 2 buah
corpora kavernosa dan 1 spongiosum.
- Berfungsi sebagai tempat untuk ekskresi sperma dan urin.
Vaskularisasiarteri profunda
b. Factor apa saja yang menyebabkan demam dan bagaimana
mekanismenya?
Pirogen
Inflamasi
Demam infeksi : kanker, tumor
Demam fisiologis : dehidrasi
6
c. Apa saja obat yang bisa diberikan kepada Andi untuk menurunkan
demam nya?
Parasetamol1
- Parasetamol umumnya digunakan untuk mengobati demam , sakit
kepala, dan rasa nyeri ringan. Senyawa ini bila dikombinasikan dengan
obat anti inflamasi non steroid (NSAID) atau obat pereda nyeri opioid,
dapat digunakan untuk mengobati nyeri yang lebih parah.
- Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat
antipiretik/analgesic. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus
aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral.
Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan
sampai sedang. Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga sehingga
tindak digunakan sebagai antirematik.
- Parasetamol relatif aman digunakan, namun pada dosis tinggi
dapat menyebabkan kerusakan hati. Risiko kerusakan hati ini
diperparah apabila pasien juga meminum alkohol.
- Parasetamol tersedia dalam bentuk tunggal, berbentuk tablet 500 mg
atau sirup yang mengandung 120 mg/5mL. selain itu parasetamol
terdapat sebagai sediaan kombinasi tetap, dalam bentuk tablet maupun
cairan. Dosis parastemaol untuk dewasa 300 mg – 1 g per kali, dengan
maksimum 4 g per hari; untuk anak 6-12 tahun : 150-300 mg/kali,
dengan maksimum 1,2 g/hari. Untuk anak 1-6 tahun: 60 mg/kali;
pada keduanya diberikan maksimum 6 kali.1
d. Penyakit apa saja yang disertai demam selama 3 hari dan nyeri BAK
pada anak?
1. PNA (Pielonefritis Akut) Inflamasi akibat infeksi yang terjadi pada
pielum dan parenkim ginjal
MK : Demam tinggi, menggigil, nyeri perut dan pinggang, gejala iritasi
pada vesika urinaria (disuria, frekuensi, urgensi)
7
2. Prostatitis reaksi inflamasi pada glandula prostat yang penyebabnya
bakteri maupun non bakteri
MK : demam, menggigil, nyeri perineal dan gangguan miksi
3. Epididimitis reaksi inflamasi yang terjadi pada epididimis
MK : Demam, malese dan nyeri hingga pinggang
4. TBc Urogenitalia ISK, hematuri, demam, penurunan BB, dan fistula
uretra
e. Mengapa demam yang dialami Andi tidak disertai menggigil?
Dari skenario yang dibahas diketahui bahwa An. Andi tidak menggigil. Disini
menunjukkan bahwa yang terjadi pada Andi bukanlah malaria
(menyingkirkan DD malaria )dan menyingkirkan kemungkinan komplikasi
menjadi pielonefritis.
f. Mengapa Andi selalu menangis saat BAK?
Andi selalu menangis saat BAK karena adanya infeksi pada vesika urinaria.
Mikroorganisme yang masuk ke dalam vesica urinaria menyebabkan iritasi
dan spasme pada dinding otot polos vesika urinaria, selain itu keberadaan MO
dalam vesica urinaria akan mengaktivasi sistem inflamasi sehingga terlepaslah
beberapa mediator inflamasi seperti IL, TNF, PG. Faktor-faktor ini lah yang
akan menyebabkan rasa nyeri saat Andi buang air kecil.
Fimosis juga menyebabkan anak sukar berkemih. Kadang-kadang begitu
sukar sehingga kulit prepusium menggelembung seperti balon. Anak sering
menangis keras sebelum urine keluar.
8
2. Sakit perut, buang air kemih sedikit – sedikit tetapi sering, air kemih keruh (+).
BAB normal
a. Apa yang menyebabkan sakit perut pada Andi dan bagaimana
mekanismenya?
Penyebabnya infeksi dan selanjutnya terjadi proses inflamasi (rubor, kalor,
dolor, fungsiolesa)
Mekanisme
Karena adanya adanya infeksi oleh mikroorganisme atau proses inflamasi
terjadi obstruksi yang mengakibatkan iritasi aktivitas peristaltic otot polos
terjadi peningkatan intraluminal peregangan dari terminal saraf nyeri
sakit perut.
b. Mengapa air kemih sedikit – sedikit tetapi sering dan bagaimana
mekanismenya?
Fimosis yang dialami Andi meneybabkan gangguan aliran urine berupa sulit
kencing, pancaran urine mengecil, menggelembungnya ujung prepusium penis
pada saat miksi, dan menimbulkan retensi urine.2
Hygiene local yang kurang bersih menyebabkan terjadinya infeksi pada
prepusium (postitis), infeksi pada glans penis (balanitis) atau infeksi pada
glans dan preputium penis (balanopostitis),2 selain itu sekresi normal di bawah
kulit prepusium menjadi terinfeksi dengan bacteria anaerob, menyebabkan
peradangan.3 Infeksi tersebut bisa naik secara asendens ke saluran kemih
sehingga menimbulkan ISK. Pada ISK menyebabkan mukosa vesika urinaria
menjadi hipersensitifity sehingga dengan sedikit terisi urin memberikan
rangsangan pada saraf aferen dan aktivasi pusat miksi di medula spinalis
segmen sakral S2, S3 impuls motorik ke otot destrusor terbukanya leher
vesika urinaria spingter eksterna relaksasi Miksi (pengosongan Vesica
urinaria) (mukosa) urinary tidak dapat menampung urine≥ 500 ml
berkemih sering namun hanya sedikit (polikisuria).
9
c. Mengapa air kemih keruh?
Menunjukkan adanya leukosituria dan bakteriuria.4
- Bakteri – bakteri: kekeruhan yang terjadi bukan saja disebabkan oleh
berkembangbiaknya kuman, tetapi juga oleh bertambahnya unsur
sediment seperti sel epitel, leukosit, dsb. Pemeriksaan sediment, termasuk
yang dipulas Gram dan biakan dapat membenarkan pendapat tadi.
Kekeruhan yang disebabkan oleh kuman tidak dapat dihilangkan dengan
filtrasi atau dengan pemusingan biasa.
- Unsur – unsur sediment dalam jumlah besar:
o Eritrosit – eritrosit yang menyebabkan urin menjadi keruh dan
berwarna serupa air daging. Adanya dibenarkan dengan pemeriksaan
mikroskopik sediment.
o Leukosit – leukosit: adanya dibenarkan dengan pemeriksaan
mikroskopik sediment. Jika sediment urin yang mengandung banyak
leukosit dibubuhi larutan NaOH pekat, terjadilah suatu massa yang
amat kental (percobaan Donne)
o Sel – sel epitel. Akan terlihat juga dalam sediment pada pemeriksaan
lebih lanjut.5
d. Apa makna klinis dari ditemukannya BAB normal?
Bukan penyakit yang berasal dari Tractus Gastointestinal.
e. Adakah hubungan sakit perut dengan BAK sedikit – sedikit tapi sering?
Ada, sakit perut terjadi karena adanya komplikasi ISK sehingga menyebabkan
MO berkembang di vesika urinaria menyebabkan iritasi dan inflamasi
peningkatan retensi urin vesika urinaria berdilatasi nyeri
10
3. Vital sign: HR: 108 kali/menit, RR: 22 kali/menit, T: 38,50C, pemeriksaan fisik
ditemukan: nyeri tekan suprapubik (+), genitalia: mulut preputium lengket dan
sempit, smegma tidak bisa dinilai,
a. Bagaimana interpretasi dan makna klinis dari vital sign ?
b. Bagaimana interpretasi dan makna klinis dari pemeriksaan fisik?
Hasil pemeriksaan Interpretasi – Nilai
normal
Makna Klinis
Nyeri Tekan Supra
pubik (+)
Abnormal Nyeri ditimbulkan akibat
meningkatnya volume residu urin
yang menimbulkan distensi yang
berlebihan.
Mulut preputium
lengket dan sempit
Abnormal Merupakan manifestasi dari fimosis
Smegma tidak bisa Abnormal Sekret kelenjar sebasea ( yang
11
PEMERIKSAAN HASIL INTERPRETASI MAKNA KLINIS
HR 108 x/menit Meningkat Adanya Infeksi yang
menyebabkan
peningkatan HR,
Suhu, dan RR
RR 22 x/menit Meningkat Adanya Infeksi yang
menyebabkan
peningkatan HR,
Suhu, dan RR
Suhu 38,5o C Meningkat Adanya Infeksi yang
menyebabkan
peningkatan HR,
Suhu, dan RR
dinilai meruoakan hasil sel epitel yang
mengelupas) tidak bisa dinilai
c. Mengapa terjadi peningkatan HR, RR dan suhu?
Peningkatan HR, RR dan suhu terjadi atas kompensasi tubuh terhadap
demam.
Peningkatan suhu (demam) terjadi karena infeksi (biasanya disebabkan
oleh mikroorganisme E.coli) yang naik secara asendens ke vesika urinaria
akibat fimosis yang menyebabkan urine tertahan. Pada saat terjadi infeksi,
dimana zat pirogen itu masuk dan terjadilah pelepasan makrofag (IL-1,
tnf-a dll) yang akan meningkatkan zat pirogen sehingga terjadilah demam
(peningkatan suhu tubuh)
Peningkatan HR terjadi karena adanya demam, maka frekuensi nadi akan
meningkat 4
Peningkatan RR terjadi akibat kompensasi dari peningkatan suhu tubuh
dan dehidrasi
d. Apa yang menyebabkan mulut preputium lengket dan sempit?
Mulut preputium lengket dan sempit ruang di antara kutup dan
penis tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini
menyebabkan kulup menjadi melekat pada kepala penis,
sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. Selain itu juga bisa di
sebabkan oleh kurang bersih/tidak bersih pada waktu BAK
akan mengakibatkan terjadinya penumpukan kotoran-kotoran
pada gland penis yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi
pada daerah glans penis dan preputium (balanitis) yang
meninggalkan jaringan parut sehingga prepusium tidak dapat
ditarik kebelakang .
12
e. Mengapa smegma tidak bisa dinilai?
Pada lapisan dalam preputium terdapat kelenjar sebacea yang memproduksi
smegma. Cairan ini berguna untuk melumasi permukaan preputium. Letak
kelenjar ini di dekat pertemuan preputium dan glans penis yang membentuk
semacam “lembah” di bawah korona glans penis (bagian kepala penis yang
berdiameter paling lebar). Kedalam lembah ini terkumpul keringat,
debris/kotoran, sel mati dan bakteri. Bila tidak terjadi phimosis, kotoran ini
mudah dibersihkan. Pada kondisi phimosis, pembersihan tersebut sulit
dilakukan karena prepusium tidak bisa ditarik penuh ke belakang. Bila yang
terjadi adalah perlekatan prepusium dengan gland penis, debris dan sel mati
terkumpul di lembah dan tidak bisa dibersihkan.7 sehingga smegma sulit untuk
dinilai.
f. Bagaimana cara pemeriksaan nyeri tekan suprapubik?
Untuk pemeriksaan nyeri tekan suprapubik termasuk dalam pemeriksaan fisik
abdomen, dimana pada pemeriksaan fisik abdomen dilakukan dengan cara
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Saat pemeriksaan, abdomen di bagi
dalam beberapa region seperti pada gambar berikut:
13
Untuk nyeri pada suprapubik, dilakukan palpasi pada Regio Hipogastric di
kuadran ke 8, lalu tanyakan pada pasien apakah terasa nyeri atau tidak pada
saat dilakukan palpasi (penekanan).
4. laboratorium: pemeriksaan urin rutin: warna: kuning muda, kejernihan: keruh,
pH: 6, protein: (+), nitrat (+), sedimen: leukosit: 100/LPB, eritrosit : 2/LPB, sel
epitel: 2 – 3, Kristal : -, silinder: -.
a. Bagaimana interpretasi dan makna klinis hasil laboratorium?
Hasil pemeriksaan Interpretasi Nilai normal Makna klinis
Warna : kuning
muda
Abnormal Kuning muda sampai
tua
Menunjukkan bahwa
diuresis meningkat
Kejernihan : keruh Abnormal Jernih Urin keruh dapat disebabkan
oleh leukosituria dan bakteri
pH : 6 Normal 4,6 - 8,0 (dewasa)
5 – 7 (anak)
-
Protein : (+) Abnormal Tidak lebih dari 150
mg/hari
Menunjukkan adanya
gangguan pada ginjal
Nitrat : (+) Abnormal Tidak terdapat nitrat Menunjukkan bahwa di
dalam urin terdapat bakteri
Leukosit : 100/LPB Abnormal 2-3/LPB Menunjukkan adanya infeksi
atau inflamasi
Eritrosit : 2/LPB Normal 1-2/LPB -
Sel epitel : 2-3 Normal 0-5/LPB Jumlah sel epitel yang
berlebihan menandakan
adanya penyakit ginjal. Pada
kasus ini infeksi belum
mencapai ginjal
Kristal : (-) Normal - -
Silinder : (-) Normal - -
14
b. Mengapa terdapat protein dan nitrat dalam urin?
Protein bisa terdapat di urin (proteinuria) itu ada empat mekanisme:3
1. Proteinuria fungsional dapat terjadi pada pasien dengan ginjal yang
normal; keadaan ini mengacu pada peningkatan sementara ekskresi
protein akibat latihan yang berat, demam, atau peningkatan eksresi protein
yang diperkirakan karena proses berdiri (proteinuria ortostastik).
2. Proteinuria aliran keluar terjadi bersamaan dengan eksresi protein berberat
molekul rendah jika terdapat produksi protein tertentu yang berlebihan.
3. Proteinuria glomerular berkaitan dengan sejumlah penyakit ginjal yang
melibatkan glomerulus. Beberapa mekanisme menyebabkan kenaikan
permeabilitas glomerulus, termasuk hilangnya ukuran atau beban sawar
atau perubahan hemodinamik glomerulus.
4. Proteinuria berat mengacu pada pengeluaran 3,5 g protein atau lebih per
hari dan merupakan definisi laboratories dari sindrom nefrotik.
Nitrat di dalam urin. Adanya bakteriura dapat ditentukan dengan tes
nitrit. Dalam keadaan normal tidak terdapat nitrit dalam urin.
5. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya disangkal, riwayat saat berkemih kulit
penisnya mengembang (+).
a. Apa makna klinis riwaya penyakit yang sama disangkal?
Bukan merupakan penyakit Infeksi Saluran Kemih berulang.
b. Mengapa saat berkemih kulit pada penis mengembang?
Saat berkemih kulit pada penis mengembang.8
Fimosis seringkali menimbulkan fenomena ballooning, yakni kulit
preputium mengembang saat berkemih karena desakan pancaran air seni
tidak diimbangi besarnya lubang di ujung preputium.
Hal tersebut disebabkan oleh karena urin yang keluar terlebih dahulu
tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit pada ujung penis sebelum
keluar melalui muaranya yang sempit.
15
6. Pemeriksaan penunjang apa yang perlu dilakukan?
a. Apa saja pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan?
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah darah lengkap (untuk melihat
apakah adanya bakterimia yaitu bakteri yang terdapat di darah yang terjadi
pada jalur hematogen ) dan biakan urin.2
7. Dokter merencanakan sirkumsisi.
a. Apa yang terjadi pada Andi sehingga dokter merencanakan sirkumsisi?
Andi mengalami ISK yang disebabkan faktor predisposisi yaitu. Adanya
infeksi sekunder inilah yang menjadi indikasi dokter untuk melakukan
sirkumsisi dengan tujuan mencegah perburukan kondisi pada Andi.
b. Apa indikasi dan kontraindikasi dilakukannya sirkumsisi?
INDIKASI KONTRAINDIKASI
Fimosis
Parafimosis
Balanitis recurent
Kandiloma akuminata
Karsinoma Skuamosa pada
preputium
Hipospadia
Epispadia
Chordae
Megalourethrae
Webbed Penis
c. Apa tujuan dilakukannya sirkumsisi?
Sirkumsisi ini bertujuan sebagai pelaksanaan ibadah agama/ritual atau
bertujuan medis dan secara medis sirkumsisi ini di maksudkan untuk :
1. Menjaga hygiene penis dari smegma dan sisa-sisa urine
2. Mencegah terjadinya infeksi pada glans atau preputium penis
3. Mencegah timbulnya karsinoma penis.
4. Mengurangi resiko terkena HIV
16
d. Apa prinsip dasar dalam melakukan sirkumsisi?
Dalam melakukan sirkumsisi harus diingat beberapa prinsip dasar, yaitu 1)
asepsis, 2) pengangkatan kulit prepusium secara adekuat, 3) hemostasis yang
baik, dan 4) kosmetik.
Sirkumsisi yang dikerjakan pada umur neonatus (<1 bulan) dapat dikerjakan
tanpa memakai anastesi, sedangakan anak yang lebih besar harus dengan
memakai anestesi umum guna menghindari terjadinya trauma psikologis
e. Bagaimana teknik melalukan sirkumsisi?
Teknik sirkumsisi :2
1. Disinfeksi lapangan operasi dengan povidon yodium
2. Daerah operasi ditutp dengan kain steril
3. Pada anak yang lebih besar atau dewasa, pembiusan dilakukan memakai
anestesi local dengan menyuntikkan obat anestesi pada basis penis (pada
garis tengah dorsum penis). Obat anestesi disuntikkan secara infiltrasi di
bawah kulit dan melingkari basis penis. Kemudian ditunggu beberapa saat
dan diyakinkan bahwa batang penis sudah terbius.
4. Jika terdapat fimosis, dilakukan dilatasi dulu dengan klem sehingga
prepusium dapat ditarik ke proksimal. Selanjutnya prepusium dibebaskan
dari perlekatannya dengan glans penis dan dibersihkan dari smegma atau
kotoran lain.
5. Memotong prepusium penis dengan berbagai macam tekhnik, antara lain:
(1) teknik diseksi prepusium atau sleeve, (2) teknik Gulotin, (3) teknik
Dorsal slit, dan (4) dengan mempergunakan alat Plastibel atau Gomco
6. Setelah kulit prepusium terlepas, dilakukan hemostasis untuk merawat
perdarahan. Perhatian utama ditujukan pada arteri yang terdapat di
frenulum penis. Kulit proksimal dan distal didekatkan dengan penjahitan
dengan memakai benang yang cepat diserap (plain cagut).
17
f. Adakah tindakan selain sikumsisi?
Fimosis yang disertai balanitis xerotika obliterans dapat dicoba diberikan
salep deksametasone 0,1% yang dioleskan 3 atau 4 kali dengan pemberian
selama 6 minggu dengan tujuan untuk melihat apakah bisa diretraksi secara
spontan.2
g. Apa komplikasi darin sirkumsisi?
- Perdarahan
- Hematom
- Infeksi tersebut akan menyebabkan nekrosis pada penis yang disebabkan
oleh iskemia
- Alergi terhadap obat anestesi
Pertanyaan tambahan :
a. Apa etiologi penyakit Andi?
Fimosis didapat timbul kemudian setelah lahir. Hal ini berkaitan dengan
kebersihan (higiene) alat kelamin yang buruk, peradangan kronik glans penis
dan kulit preputium (balanoposthitis kronik), atau penarikan berlebihan kulit
preputium (forceful retraction) pada fimosis kongenital yang akan
menyebabkan pembentukkan jaringan ikat (fibrosis) dekat bagian kulit
preputium yang membuka.
Fimosis juga terjadi lubang di ujung preputium sempit sehingga tidak bisa
ditarik mundur dan glans penis sama sekali tidak bisa dilihat. Kadang hanya
tersisa lubang kecil di ujung preputium. Pada kondisi ini, akan terjadi
fenomena “balloning” yaitu preputium mengembang saat berkemih karena
desakan pancaran urine tidak diimbangi besarnya lubang di ujung preputium.
Bila phimosis menghambat kelancaran berkemih - seperti pada balloning -
maka sisa-sisa urin mudah terjebak pada bagian dalam preputium dan lembah
tersebut. Kandungan glukosa pada urine menjadi ladang subur bagi
18
pertumbuhan bakteri. Karena itu, komplikasi yang paling sering dialami
akibat phimosis adalah infeksi saluran kemih (UTI). UTI paling sering
menjadi indikasi sirkumsisi pada kasus phimosis.7
b. Bagaimana mekanisme penyakit Andi?
Fimosis
Fimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir karena terdapat adesi
alamiah antara preputium dengan glans penis. Hingga usia 3-4 tahun penis
tumbuh dan berkembang dan debris yang dihasilkan oleh epitel preputium
(smegma) mengumpul didalam preputium dan perlahan-lahan memisahkan
preputium dari glans penis. Ereksi penis yang terjadi secara berkala membuat
preputium terdilatasi perlahan-lahan sehingga preputium tidak dapat diretraksi
ke proksimal sampai ke korona glandis akibatnya gland penis tidak dapat
terlihat.
ISKISK disebabkan oleh mikroorganisme penyebab infeksi pada saluran
kemih, yang tersering adalah Escherichia coli, Proteus, Klebsiella,
Enterobacter, dan Pseudomonas. Organisme tersebut dapat mencapai vesika
urinaria melalui uretra. Infeksi dimulai dari sistitis, dapat terbatas di vesika
urinaria saja atau dapat pula merambat ke atas melalui ureter sampai ke ginjal.
Organisme juga dapat sampai di ginjal melalui aliran darah atau aliran getah
bening 3.
Patogenesis 4
1. Peranan patogenesitas bakteri. Sejumlah flora saluran cerna termasuk
E.Coli diduga terkait dengan etiologi ISK.
Peranan bakterial attachment of mukosa. Bahwa fimbriae merupakan
salah satu pelengkap patogenesitas yang mempunyai kemampuan untuk
melekat pada permukaan mukosa saluran kemih, umumnya P fimbriae
19
akan terikat pada P blood group antigen yang terdapat pada sel epitel
saluran kemih atas dan bawah.
Peranan faktor virulensi lainnya. Sifat patogenesis lain dari E.coli
berhubungan dengan toksin.
Faktor virulensi variasi fase. Ditandai dengan kemampuan untuk
mengalami perubahan bergantung pada dari respon faktor luar.
2. Peranan faktor tuan rumah (host)
Faktor predisposisi pencetus ISK. Faktor bakteri dan status saluran
kemih pasien mempunyai peranan penting untuk kolonisasi bakteri pada
saluran kemih, kolonisasi bakteri ini sering mengalami kekambuhan bila
sudah terdapat kelainan struktur anatomi saluran kemih.
Status imunologi pasien (host). Bahwa golongan darah dan status
sekretor mempunyai kontribusi untuk pekaan terhadap ISK.
c. Bagaimana cara menegakan diagnose dari kasus Andi?
1. Anamnesis
2. Pemeriskaan Fisik
o Inspeksi : melihat derajat dari fismosis
- Derajat I sebagian peripusium tertarik sehingga sebagian gland
penis terbuka.
- Derajat II periputium tertarik penuh dengan stenosis.
- Derajat III sebagian prepusium tertarik dengan terbukanya meatus.
- Derajat IV Peripusium tidak tertarik sama sekali.
o Palpasi : melihat dapat atau tidaknya preputium di retraksi atau
tidak.
o Keluhan Miksi
Keluhan yang dirasakan oleh pasien pada saat miksi meliputi keluhan
iritasi, obstruksi, inkontinensia, dan enuresis. Keluhan iritasi meliputi
urgensi, polikisuria, atau frekuensi., nokturia dan disuria. Sedangkan
keluhan obstruksi meliputi hesitansi, harus mengejan saat miksi,
20
pancaran urin melemah, intermitensi dan menetes serta masih terasa
ada sisa urin sehabis miksi. Keluhan iritasi dan obstruksi dikenal
dengan lower urinary tract symptoms.9
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah kultur urin dan darah
lengkap.2
d. Bagaimana tata laksana pada kasus ini?
Tata laksana Fimosis
Tidak dianjurkan melakukan dilatasi atau retraksi yang dipaksakan pada
penderita fimosis, karena akan menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks pada
ujung prepusium sebagai fimosis sekunder. Fimosis yang disertai balanitis
xerotika obliterans dapat dicoba diberikan salep deksametasone 0,1% yang
dioleskan 3 atau 4 kali. Diharapkan setelah pemberian selama 6 minggu,
prepusium dapat retraksi spontan. 2
Bila fimosis tidak menimbulkan ketidaknyamanan dapat diberikan
penatalaksanaan non-operatif, misalnya seperti pemberian krim steroid topikal
yaitu deksamethasone selama 4-6 minggu pada daerah glans penis. 7
Pada fimosis yang menimbulkan keluhan miksi, menggelembungnya ujung
prepusium pada saat miksi, atau fimosis yang disertai dengan infeksi postitis
merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi. Tentunya pada balanitis atau
postitis harus diberi antibiotika dahulu sebelum dilakukan sirkumsisi. 2
Fimosis yang harus ditangani dengan melakukan sirkumsisi bila terdapat
obstruksi dan balanopostitis. Bila ada balanopostitis, sebaiknya dilakukan
sayatan dorsal terlebih dahulu yang disusul dengan sirkumsisi sempurna
setelah radang mereda.10
21
Secara singkat teknik operasi sirkumsisi dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Setelah penderita diberi narkose (narkose/anestesi adalah pelumpuhan SSp
yang reversible terkait dengan peniadaaan atau pengurangan atau
pengurangan rasa sakit (analgesia), kesadaran (amnesia), kepekaan reflex
(arefleksi) dan tonus otot (relaksasi otot);namun pusat – pusat vegetative,
pusat pernapasan dan vasomotorik tidak boleh terpengaruh). penderita di
letakkan dalam posisi supine. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan
antiseptik kemudian dipersempit dengan linen steril. Preputium di bersihkan
dengan cairan antiseptik pada sekitar glans penis. Preputium di klem pada 3
tempat (kulit preputium sebelah kanan dan kiri garis median bagian dorsal dan
Klem ketiga dipasang pada garis tengah ventral. Ketiga klem ini dipergunakan
sebagai patokan). Prepusium di gunting pada sisi dorsal penis sampai batas
corona glandis. Dibuat teugel pada ujung insisi. Teugel yang sama dikerjakan
pada frenulum penis. Preputium kemudian di potong melingkar sejajar dengan
korona glandis. Kemudian kulit dan mukosa dijahit dengan plain cut gut 4.0
atraumatik interupted. 10
Hati- hati komplikasi operasi pada sirkumsisi yaitu perdarahan. Pasca bedah
penderita dapat langsung rawat jalan, diobservasi kemungkinan komplikasi
yang membahayakan jiwa penderita seperti perdarahan.Pemberian antibiotik
dan analgetik.10
Tata laksana ISK pada Anak
Ada 3 prinsip penatalaksanaan infeksi saluran air kemih :
- Memberantas infeksi
- Menghilangkan faktor predisposisi
- Memberantas penyulit
22
Medikamentosa
Penyebab tersering ISK ialah Escherichia coli. Sebelum ada hasil biakan urin
dan uji kepekaan, untuk eradikasi infeksi akut diberikan antibiotik secara
empirik selama 7-10 hari. Jenis antibiotik dan dosis dapat dilihat pada
lampiran.
Bedah
Koreksi bedah sesuai dengan kelainan saluran kemih yang ditemukan untuk
menghilangkan faktor predisposisi..
Suportif
Selain pemberian antibiotik, penderita ISK perlu mendapat asupan cairan
cukup, perawatan higiene daerah perineum dan periuretra, pencegahan
konstipasi.
Lain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya dll)
Rujukan ke Bedah Urologi sesuai dengan kelainan yang ditemukan. Rujukan
ke Unit Rehabilitasi Medik untuk buli-buli neurogenik. Rujukan kepada
SpA(K) bila ada faktor risiko.
Jenis dan dosis antibiotik untuk terapi ISK
Tabel : Dosis antibiotika pareneteral (A), Oral (B), Profilaksis (C) Obat Dosis
mg/kgBB/hariFrekuensi/ (umur bayi)
(A) Parenteral
Ampisilin
100
tiap 12 jam (bayi < 1 minggu)
tiap 6-8 jam (bayi > 1 minggu)
Sefotaksim 150 dibagi setiap 6jam.
23
Gentamisin 5 tiap 12 jam (bayi < 1 minggu)
tiap 8 jam (bayi > 1 minggu)Seftriakson 75 sekali sehari
Seftazidin 150
dibagi setiap 6 jam
Sefazolin
50
dibagi setiap 8 jam
Tobramisin
5
dibagi setiap 8 jam
Ticarsilin
100
dibagi setiap 6 jam
(B) Oral
Rawat jalan antibiotik oral (pengobatan standar)Amoksisilin
20-40 mg/Kg/hari
q8h
Ampisilin
50-100 mg/Kg/hari
q6h
Amoksisilin-asam klafulanat
50 mg/Kg/hari
q8h
Sefaleksin 50 mg/Kg/hari q6-8h
Sefiksim
4 mg/kg
q12h
Nitrofurantoin*
6-7 mg/kg
q6h
Sulfisoksazole*
120-150
q6-8h
Trimetoprim*
6-12 mg/kg
q6h
Sulfametoksazole 30-60 mg/kg q6-8h
* Tidak direkomendasikan untuk neonatus dan penderita dengan insufisiensi ginja(C) Terapi profilaksis
Nitrofurantoin* 1 -2 mg/kg (1x malam hari)
24
Sulfisoksazole*
50 mg/Kg
Trimetoprim*
2mg/Kg
Sulfametoksazole 30-60 mg/kg
e. Bagaimana prognosis pada Andi?
Penyakit pada An. Andi akan memiliki prognosis yang baik jika An. Andi
segera melakukan sirkumsisi dan diberi pengobatan yang adekuat. Namun
prognosis An. Andi akan menjadi buruk jika An. Andi tak segera melakukan
sirkumsis dan jika tidak di berikan tata laksana yang adekuat.
Quo ad vitam ad bonam
Quo ad functionam ad bonam
f. Bagaimana pencegahan pada Andi?
- Sebaiknya setelah BAK penis dibersihkan dengan air hangat,
menggunakan kasa. Membersihkannya sampai selangkang. Jangan
digosok-gosok. Cukup diusap dari atas ke bawah, dengan cara satu arah
sehingga bisa bersih dan yang kotor bisa hilang.
- Setiap selesai BAK, popok selalu diganti agar kondisi penis tidak iritasi.
(kalau masih balita)
- Setelah BAK penis jangan dibersihkan dengan sabun yang banyak karena
bisa menyebabkan iritasi.
g. Bagaimana manifestasi klinisnya?
Manifestasi Klinis Fimosis
Fimosis menyebabkan gangguan aliran urine berupa sulit kencing,
pancaran urine mengecil, menggelumbungnya ujung prepusium penis pada
saat miksi, dan menimbulkan retensi urine. Higiene lokal yang kurang bersih
25
menyebabkan terjadinya infeksi pada prepusium (postitis), infeksi pada glans
penis (balanitis) atau infeksi pada glans dan prepusium penis (balanopositis)2
Kadangkala pasien dibawa berobat oleh orang tuanya karena ada
benjolan lunak di ujung penis yang tak lain adalah korpus smegma yaitu
timbunan smegma di dalam sakus prepusium penis. Smegma terjadi dari sel-
sel mukosa prepusium dan glans penis yang mengalami deskuamasi oleh
bakteri yang ada di dalamnya.2
ISK :
Gejala klinis infeksi saluran air kemih bagian bawah secara klasik yaitu nyeri
bila buang air kecil (dysuria), sering buang air kecil (frequency), dan
ngompol. Gejala infeksi saluran kemih bagian bawah biasanya panas tinggi,
gejala gejala sistemik, nyeri di daerah pinggang belakang. Namun demikian
sulit membedakan infeksi saluran kemih bagian atas dan bagian bawah
berdasarkan gejala klinis saja.
Gejala infeksi saluran kemih berdasarkan umur penderita adalah sebagai
berikut :
0-1 Bulan : Gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah dan diare, kejang,
koma, panas/hipotermia tanpa diketahui sebabnya, ikterus (sepsis).
1 bln-2 thn : Panas/hipotermia tanpa diketahui sebabnya, gangguan
pertumbuhan, anoreksia, muntah, diare, kejang, koma, kolik (anak menjerit
keras), air kemih berbau/berubah warna, kadang-kadang disertai nyeri
perut/pinggang.
2-6 thn : Panas/hipotermia tanpa diketahui sebabnya, tidak dapat
menahan kencing, polakisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau dan berubah
warna, diare, muntah, gangguan pertumbuhan serta anoreksia.
26
6-18 thn : Nyeri perut/pinggang, panas tanpa diketahui sebabnya, tak
dapat menahan kencing, polakisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau dan
berubah warna
KERANGKA KONSEP
27
An.Andi (3 tahun)
Keluhan
Vital sign Pem.Fisik Labor
HIPOTESIS
An. Andi 3 Tahun ISK et causa Fimosis
SINTESIS
28
Vital sign Pem.Fisik Labor
An. Andi 3 tahun dari anamnesis didapatkan
- Demam tinggi selama 3 hari turun bila diberi obat
- Mengigil (-)
- Anak selalu menangis saat BAK.
- Sakit perut
- Buang air kemih sedikit – sedikit tetapi sering
- Air kemih keruh (+)
- BAB normal,
Kemudian dilakukan Pemeriksaan Fisik, maka ditemukan:
- HR: 108 kali/menit
- RR: 22 kali/menit
- T: 38,50C
- Pemeriksaan fisik ditemukan: nyeri tekan suprapubik (+)
- Genitalia: mulut preputium lengket dan sempit
Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan urin rutin: warna: kuning muda, kejernihan: keruh, pH: 6,
protein: (+), nitrat (+), sedimen: leukosit: 100/LPB, eritrosit : 2/LPB, sel
epitel: 2 – 3, Kristal : -, silinder: -.
- Riwayat saat berkemih kulit penisnya mengembang (+).
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium maka bisa
didiagnosis an.Andi mengalami ISK et causa fimosis
Maka pentalaksanaan yang akan dilakukan pada an.Andi yaitu
- Pada fimosis yang menimbulkan keluhan miksi, menggelembungnya ujung
prepusium pada saat miksi, atau fimosis yang disertai dengan infeksi postitis
29
merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi. Tentunya pada balanitis atau
postitis harus diberi antibiotika dahulu sebelum dilakukan sirkumsisi.
- Mengatasi terlebih dahulu ISK dengan pemberian antibiotic. Biasanya 80% akan
memberi respon setelah 48 jam dengan antibiotik tunggal.
Diberikan antibiotic tunggal seperti ampisilin. Untuk anak dengan berat badan
kurang dari 20 kg diberikan per oral; 50 – 100 mg/kgBB sehari yang dibagi
dalam 4 dosis.
Atau dengan pemberian:
Sefiksim ( sefalosporin golongan ke III yang bisa diberikan secara oral )
- Nama dagang: Maxpro
- Sediaan : 100 mg/tablet
- Indikasi : Infeksi Saluran Kemih tanpa komplikasi, otitis media,
faringitis dan tonsillitis, bronchitis kronis eksaserbasi akut.
- KI : hipersensitivitas
- Dosis : anak <30 kg 1,5 – 3 mg/kgBB/hari dalam 2x sehari, infeksi
yang lebih berat dapat ditingkatkan sampai 6 mg/kgBB/hari
Bila infeksi menetap diteruskan sampai 5 – 10 hari.
- Setelah pemberian antobiotik maka dilakukan sirkumsisi.
Komplikasi dari sirkumsisi:
1. Perdarahan (0,1 – 35%)
2. Infeksi (0,4%)
3. Pengangkatan kulit penis tidak adekuat
4. Terjadinya amputasi glans penis
5. Timul fistula uretrokutan
6. Nekrosis penis disebabkan iskemia yang karena infeksi, pemakaian
campuran anestesi local dengan konsentrasi adrenalin yang terlalu tinggi, dan
kain pembungkus (verban) yang terlalu ketat.
30
- Pasca bedah penderita dapat langsung rawat jalan, diobservasi kemungkinan
komplikasi yang membahayakan jiwa penderita seperti perdarahan.Pemberian
antibiotik dan analgetik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gunawan, Sulistia Gan. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FKUI.2008
31
2. Purnomo, Basuki B. Dasar-Dasar Urologi. Edisi 2. Malang : Fakultas
kedokteran Universitas Brawijaya. 2003
3. Price Sylvia, Wilson Lorraine. Patofisiologi Edisi 6. Jakarta : EGC. 2006
4. Sudoyo Aru , Setyohadi Bambang,Dkk. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi II.
Jakarta: depaetemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia. 2007
5. Gandasubrata, Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta:Dian Rakyat. 2007
6. Guyton, A.C & Hall, J.E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta :
EGC. 2006
7. Santucci, Richard A. Phimoss, Adult Circumcision, and Buried Penis, di
http://emedicine.medscape.com/article/442617-treatment. Diunduh 21 Mei
2010.
8. http://riyadi777.blogspot.com/2010/11/contoh-makalah-fimosis.html
9. Ghory, Hina. Phimosis and Paraphimosis, di akses dari
http://emedicine.medscape.com/article/777539-overview/. Diunduh7 Juni
2011.
10. Sjamsuhidajat R,dan Jong W.D. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC.
2004
32