skenario c blok 23
DESCRIPTION
skenario cTRANSCRIPT
I. Klarifikasi Istilah
- resusitasi : usaha dalam memberikan fentilasi yang adekuat pemberian oksigen
dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen jantung dan alat
vital lainnya.
- HPHT : hari pertama haid terakhir.
- APGAR score : ungkapan tentang keadaan bayi dalam angka, biasanya
ditentukan pada 60 detik pertama setelah lahir berada sarkat ddj, usaha nafas,
tonus otot, reflek iritabilitas dan warna.
- grunting : suara pada akhir respirasi paling sering pada bayi baru lahir atau
bayi mengalami gawat nafas.
- sianosis : diskolorisasi kebiruan dari kulit dan membran mukosa akibat
konsentrasi hb tereduksi yang meningkat pada darah
persalinan spontan : persalinan melalui jalan lahir pervaginam tanpa alat bantu
dengan tenaga ibu itu sendiri.
- ruptur membran : suatu keadaan menjelang kelahiran yang menjelaskan
pecahnya ketuban.
- lanugo : rambut halus pada tubuh fetus.
- Tonus otot : kontraksi otot yang ringan dan terus-menerus.
- chest indrawing : tarikan dinding dada bagian bawah kedalam pada saat
bernafas
II. Identifikasi Masalah
1. Ibu hamil usia 19 tahun kehamilan pertama dibawa ke rumah sakit dengan
kontraksi.
2. Ny. Solehah lupa HPHT, tapi perkiraan pasien hamil 8 bulan tanpa riwayat
hipertensi dan sakit pada kehamilan
3. 6 jam setelah masuk rumah sakit pasien melahirkan bayi perempuan secara
spontan dengan proses persalinan 30 menit dan 1 jam sebelum persalinan
mengalami pecah ketuban
4. Bayi tidak menangis spontan setelah kelahiran dan dilakukan resusitasi
5. APGAR score 1 menit 1, 5 menit 3, dan 10 menit 7 setelah satu jam bayi
masih menangis lemah dan sianosis
6. Pemeriksaan Fisik
III. Analisis Masalah
Ibu hamil usia 19 tahun kehamilan pertama dibawa ke rumah sakit dengan
kontraksi.
a. Bagaimana dampak usia muda terhadap kehamilan? 1
b. Bagaimana fisiologi kontraksi uterus? (kontraksi palsu) 2
c. Bagaimana pengaruh kehamilan pertama pada kasus? 3
Ny. Solehah lupa HPHT, tapi perkiraan pasien hamil 8 bulan tanpa riwayat
hipertensi dan sakit pada kehamilan.
a. Bagaimana cara menentukan usia kehamilan dan waktu kelahiran
menggunakan HPHT? 4
Penentuan usia kehamilan dapat dilakukan berdasarkan perhitungan dari hari
pertama siklus haid (HPHT) dengan menggunakan rumus Naegele dengan syarat
menstruasi haruslah teratur setiap 28 hari dan tidak menggunakan kontrasepsi
hormonal. Rumus Naegele adalah cara standar perhitungan tanggal jatuh tempo
untuk kehamilan. Hal ini dinamai Franz Karl Naegele (1778-1851), dokter
kandungan Jerman yang merancang aturan ini.
Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga
ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan
berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan
menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan
kelahiran dapat ditetapkan. Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama
ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan tahun ditambah 1 (satu).
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta:
EGC
b. Bagaimana cara menentukan usia kehamilan dan waktu kelahiran
menggunakan metode lain? 1
c. Bagaimana dampak bayi lahir preterm? 2
Setelah 6 jam masuk rumah sakit, pasien melahirkan bayi perempuan secara
spontan dengan proses persalinan 30 menit dan 1 jam sebelum persalinan
mengalami pecah ketuban.
a. Bagaimana asuhan persalinan normal? 3
b. Bagaimana interpretasi, fisiologi, dan patofisiologi :
- melahirkan setelah 6 jam masuk rumah sakit 4
- proses persalinan 30 menit 1
- 1 jam sebelum persalinan pecah ketuban 2
Bayi tidak menangis spontan setelah kelahiran dan dilakukan resusitasi.
a. Bagaimana etiologi, interpretasi dan patofisiologi bayi tidak menangis
spontan? 3
b. Apa tindakan yang diberikan bila bayi tidak menangis?
(1) langkah awal dalam stabilisasi
(a) memberikan kehangatan
Bayi diletakkan di bawah alat pemancar panas (radiant warmer) dalam
keadaan telanjang agar panas dapat mencapai tubuh bayi dan memudahkan
eksplorasi seluruh tubuh.
Bayi dengan BBLR memiliki kecenderungan tinggi menjadi hipotermi
dan harus mendapat perlakuan khusus. Beberapa kepustakaan
merekomendasikan pemberian teknik penghangatan tambahan seperti
penggunaan plastik pembungkus dan meletakkan bayi dibawah pemancar
panas pada bayi kurang bulan dan BBLR. Alat lain yang bisa digunakan
adalah alas penghangat.
(b) memposisikan bayi dengan sedikit menengadahkan kepalanya
Bayi diletakkan telentang dengan leher sedikit tengadah dalam posisi
menghidu agar posisi farings, larings dan trakea dalam satu garis lurus
yang akan mempermudah masuknya udara. Posisi ini adalah posisi terbaik
untuk melakukan ventilasi dengan balon dan sungkup dan/atau untuk
pemasangan pipa endotrakeal.
(c) membersihkan jalan napas sesuai keperluan
Aspirasi mekoneum saat proses persalinan dapat menyebabkan
pneumonia aspirasi. Salah satu pendekatan obstetrik yang digunakan untuk
mencegah aspirasi adalah dengan melakukan penghisapan mekoneum
sebelum lahirnya bahu (intrapartum suctioning), namun bukti penelitian
dari beberapa senter menunjukkan bahwa cara ini tidak menunjukkan efek
yang bermakna dalam mencegah aspirasi mekonium.
Cara yang tepat untuk membersihkan jalan napas adalah bergantung
pada keaktifan bayi dan ada/tidaknya mekonium.
Bila terdapat mekoneum dalam cairan amnion dan bayi tidak bugar
(bayi mengalami depresi pernapasan, tonus otot kurang dan frekuensi
jantung kurang dari 100x/menit) segera dilakukan penghisapan trakea
sebelum timbul pernapasan untuk mencegah sindrom aspirasi mekonium.
Penghisapan trakea meliputi langkah-langkah pemasangan laringoskop
dan selang endotrakeal ke dalam trakea, kemudian dengan kateter
penghisap dilakukan pembersihan daerah mulut, faring dan trakea sampai
glotis.
(d) mengeringkan bayi, merangsang pernapasan dan meletakkan pada posisi
yang benar
Meletakkan pada posisi yang benar, menghisap sekret, dan
mengeringkan akan memberi rangsang yang cukup pada bayi untuk
memulai pernapasan. Bila setelah posisi yang benar, penghisapan sekret
dan pengeringan, bayi belum bernapas adekuat, maka perangsangan taktil
dapat dilakukan dengan menepuk atau menyentil telapak kaki, atau dengan
menggosok punggung, tubuh atau ekstremitas bayi.
Bayi yang berada dalam apnu primer akan bereaksi pada hampir semua
rangsangan, sementara bayi yang berada dalam apnu sekunder, rangsangan
apapun tidak akan menimbulkan reaksi pernapasan. Karenanya cukup satu
atau dua tepukan pada telapak kaki atau gosokan pada punggung. Jangan
membuang waktu yang berharga dengan terus menerus memberikan
rangsangan taktil.
(2) ventilasi tekanan positif
(3) kompresi dada
(4) pemberian epinefrin dan atau pengembang volume (volume expander)
Keputusan untuk melanjutkan dari satu kategori ke kategori berikutnya
ditentukan dengan penilaian 3 tanda vital secara simultan (pernapasan, frekuensi
jantung dan warna kulit). Waktu untuk setiap langkah adalah sekitar 30 detik, lalu
nilai kembali, dan putuskan untuk melanjutkan ke langkah berikutnya (lihat
bagan).
Sumber:
American Academy of Pediatrics dan American Heart Association. Buku panduan
resusitasi neonatus. Edisi ke-5. Jakarta: Perinasia; 2006.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Pencegahan Dan
Penatalaksanaan Asfiksia Neonatorum
Goodwin TM, Belai 1, Hernandez P, Durand M, Paul RH. Asphyxial complications in
the term newborn with severe umbilical acidernia. Am J Obstet Gynecol 1992; 167:1506-
Martin-Ancel A, Garcia - Alix A, Gaya F, dkk. Multiple organ involvement in perinatal
asphyxia. J Pediatr 1995; 127:786-93.
Nelson KB, Leviton A . How much of neonatal encephalopathy is due to birth
asphyxia? Am J Dis Child 1991; 145:1325-31.
Wiswell TE, Gannon CM, Jacob J, et al. Delivery room management of the apparently
vigorous meconium-stained neonate: results of the multicenter, international
collaborative trial. Pediatrics 2000;105 :1 –7.
Falciglia HS, Henderschott C, Potter P, Helmchen R. Does DeLee suction at the
perineum prevent meconium aspiration syndrome? Am J Obstet Gynecol 1992;
167:1243 –1249.
c. Bagaimana cara tindakan resusitasi? 1
APGAR score 1 menit 1, 5 menit 3, dan 10 menit 7 setelah satu jam bayi masih
menangis lemah dan sianosis.
a. Bagaimana interpretasi, patofisiologi dan cara menilai APGAR score? 2
b. Bagaimana dampak keadaan bayi masih merintih dan sianosis setelah lahir 1
jam? 3
Pemeriksaan Fisik
a. Bagaimana interpretasi dan patofisiologi pemeriksaan fisik?
Kalimat 1 (4)
Bila dihitung dengan menggunakan grafik Lubchenko, bayi Ny. Soleha termasuk dalam
kategori Apropriate for Gestational Age (AGA) atau Sesuai Masa Kehamilan (SMK).
Namun, bila dilihat dari beratnya saat lahir, yaitu 1400 gram, bayi Ny. Soleha dikategorikan
ke dalam berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR).
Klasifikasi berat bayi lahir rendah:
a. BBLR: 1500 – 2500 gram
b. BBLSR: < 1500 gram
c. BBLER: < 1000 gram
Kalimat 2 (1)
Kalimat 3 (2)
Kalimat 4,5 (3)
Diagnosis
a. Bagaimana cara penegakkan diagnosis dan pemeriksaan penunjang pada
kasus? 4
Anamnesis
Anamnesis diarahkan untuk mencari faktor risiko terhadap terjadinya asfiksia
neonatorum.
Pemeriksaan fisis
o Bayi tidak bernafas atau menangis
o Denyut jantung kurang dari 100x/menit
o Tonus otot menurun
o Bisa didapatkan cairan ketuban ibu bercampur mekonium, atau sisa mekonium
pada tubuh bayi
o BBLR
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : hasil analisis gas darah tali pusat menunjukkan hasil asidosis pada
darah tali pusat:
o PaO2 < 50 mm H2O
o PaCO2 > 55 mm H2
o pH < 7,30
Bila bayi sudah tidak membutuhkan bantuan resusitasi aktif, pemeriksaan
penunjang diarahkan pada kecurigaan atas komplikasi, berupa :
- Darah perifer lengkap
- Analisis gas darah sesudah lahir
- Gula darah sewaktu
- Elektrolit darah (Kalsium, Natrium, Kalium)
- Ureum kreatinin
- Laktat
- Pemeriksaan radiologi/foto dada
- Pemeriksaan radiologi/foto abdomen tiga posisi
- Pemeriksaan USG Kepala
- Pemeriksaan EEG
- CT scan kepala
Sumber:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Pencegahan dan
Penatalaksanaan Asfiksia Neonatorum
b. Bagaimana diagnosis banding dan working diagnosis dari kasus ini? 1
c. Bagaimana epidemilogi dari kasus ini? 2
d. Bagaimana etiologi dari kasus ini ? 3
e. Bagaimana patofisiologi dari kasus ini? 4
f. Bagaimana manifestasi klinis dari kasus ini? 1
g. Bagaimana tatalaksana dari kasus ini? 2
h. Bagaimana pencegahan dari kasus ini? 3
i. Bagaimana komplikasi dari kasus ini? 4
Kelainan yang terjadi akibat hipoksia dapat timbul pada stadium akut dan
dapat pula terlihat beberapa waktu setelah hipoksia berlangsung. Pada keadaan
hipoksia akut akan terjadi redistribusi aliran darah sehingga organ vital seperti
otak, jantung, dan kelenjar adrenal akan mendapatkan aliran yang lebih banyak
dibandingkan organ lain seperti kulit, jaringan muskuloskeletal serta organ-organ
rongga abdomen dan rongga toraks lainnya seperti paru, hati, ginjal, dan traktus
gastrointestinal.
Perubahan dan redistribusi aliran terjadi karena penurunan resistensi vaskular
pembuluh darah otak dan jantung serta meningkatnya resistensi vaskular di
perifer. Hal ini dapat terlihat dalam penelitian lain oleh Akinbi dkk.(1994) yang
melaporkan bahwa pada pemeriksaan ultrasonografi Doppler ditemukan kaitan
yang erat antara beratnya hipoksia dengan menurunnya velositas aliran darah serta
meningkatnya resistensi jaringan di ginjal dan arteri mesenterika superior.
Perubahan ini dapat menetap sampai hari ke-3 neonatus. Perubahan resistensi
vaskular inilah yang dianggap menjadi penyebab utama redistribusi curah jantung
pada penderita, hipoksia dan iskemia neonatus. Faktor lain yang dianggap turut
pula mengatur redistribusi vaskular antara lain timbulnya rangsangan vasodilatasi
serebral akibat hipoksia yang disertai akumulasi karbon dioksida, meningkatnya
aktivitas saraf simpatis dan adanya aktivitas kemoreseptor yang diikuti pelepasan
vasopresin. Redistribusi aliran darah pada penderita hipoksia tidak hanya terlihat
pada aliran sistemik tetapi juga terjadi saat darah mencapai suatu organ tertentu.
Hal ini dapat terlihat pada aliran darah otak yang ditemukan lebih banyak
mengalir ke batang otak dan berkurang ke serebrum, pleksus khoroid, dan masa
putih. Pada hipoksia yang berkelanjutan, kekurangan oksigen untuk menghasilkan
energi bagi metabolisme tubuh menyebabkan terjadinya proses glikolisis
anerobik. Produk sampingan proses tersebut (asam laktat dan piruvat)
menimbulkan peningkatan asam organik tubuh yang berakibat menurunnya pH
darah sehingga terjadilah asidosis metabolik. Perubahan sirkulasi dan
metabolisme ini secara bersama-sama akan menyebabkan kerusakan sel baik
sementara ataupun menetap.
Pada bayi kurang bulan, proses hipoksia yang terjadi akan lebih berat
dibandingkan dengan bayi cukup bulan akibat kurang optimalnya faktor
redistribusi aliran darah terutama aliran darah otak, sehingga risiko terjadinya
gangguan hipoksik iskemik dan perdarahan periventrikular lebih tinggi. Demikian
pula disfungsi jantung akibat proses hipoksik iskemik ini sering berakhir dengan
payah jantung. Karena itu tidaklah mengherankan apabila pada hipoksia berat,
angka kernatian bayi kurang bulan, terutama bayi berat lahir sangat rendah yang
mengalami hipoksia berat dapat mencapai 43-58%.
Disfungsi multi organ pada hipoksia/iskemia
Gambaran klinik yang terlihat pada berbagai organ tubuh tersebut sangat
bervariasi tergantung pada beratnya hipoksia, selang waktu antara pemeriksaan
keadaan hipoksia akut terjadi, masa gestasi bayi, riwayat perawatan perinatal,
serta faktor lingkungan penderita termasuk faktor sosial ekonomi. Beberapa
penelitian melaporkan, organ yang paling sering mengalami gangguan adalah
susunan saraf pusat. Pada asfiksia neonatus, gangguan fungsi susunan saraf pusat
hampir selalu disertai dengan gangguan fungsi beberapa organ lain (multiorgan
failure). Kelainan susunan saraf pusat yang tidak disertai gangguan fungsi organ
lain, hampir pasti penyebabnya bukan asfiksia perinatal.
Sumber:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Pencegahan dan
Penatalaksanaan Asfiksia Neonatorum
j. Bagaimana prognosis kasus ini? 1
k. Bagaimana standar kompetensi dokter indonesia dari kasus ini? 2
learning issue:
- anatomi dan fisiologi ibu
- fisiologi janin
- Asfiksia
1 agin, , kona, dipika
2 billy, tiara, obby,
3 taufan, nuraidah, yuni,
4 kevin, gita, indri, try febriani
BESOK BAWA LAPTOP UNTUK BAHAS
JAWABAN + KALAU ADA LEARNING
ISSUE YANG KURANG TOLONG DI
TAMBAH!
UNTUK SIAPA YANG MAU
NGERAPIKAN JAWABAN, TERSERAH
KELOMPOK MASING-MASING.
TERIMA KASIH