skinfold measurement

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antropometri adalah ilmu pengukuran dari tubuh manusia dalam dimensi dari tulang, otot, dan jaringan lemak. Kata “antropometri” berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “anthropo” yang bermakna “manusia” dan “metron” yang bermakna “pengukuran”. Pengukuran ini bervariasi mulai dari berat badan, tinggi badan, panjang badan, lemak di bawah kulit, lingkar dan lain sebagainya. Antropometri adalah komponen kunci dari assessment status nutrisi pada anak anak dan orang dewasa. Antropometri telah digunakan untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan pada banyak populasi selama lebih dari tiga puluh tahun. Data yang diperoleh dari antropometri ini mencerminkan status nutrisi dari suatu individu. Apabila telah terjadi perubahan biokimia di dalam tubuh maka akan termanifestasi pada hasil antropometri ini. Namun, sayangnya tidak semua praktisi kesehatan memiliki pengetahuan yang cukup dan kemampuan yang terlatih untuk melakukan antropometri. Salah satu penyebabnya adalah belum banyak literatur yang menjelaskan secara detail mengenai antropometri ini. Karena di dalamnya banyak detail detail kecil yang benar benar harus diperhatikan untuk ketepatan pengukuran. Sedikit saja kesalahan maka hasil bisa berubah secara drastis. Di samping itu, praktik di lapangan tidak semudah seperti yang dijelaskan pada teori. Biasanya akan muncul kendala kendala yang tidak terduga yang menghalangi seorang praktisi kesehatan untuk melakukan antropometri secara normal. Dan hal hal tersebut biasanya juga tidak tercantum pada literatur manapun. Karena itulah pengalaman dan jam terbang juga dibutuhkan pada antropometri. Untuk mengurangi kendala kendala tersebut, oleh karena itu penulis ingin membahas mengenai antropometri, terutama pada skinfold thickness measurement atau pengukuran lemak di bawah kulit. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian dari skinfold thickness measurement ? 1 | Page

Upload: grady-davinsyah

Post on 25-Dec-2015

180 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

Skinfold Measurement 101

TRANSCRIPT

Page 1: Skinfold Measurement

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangAntropometri adalah ilmu pengukuran dari tubuh manusia dalam dimensi dari

tulang, otot, dan jaringan lemak. Kata “antropometri” berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “anthropo” yang bermakna “manusia” dan “metron” yang bermakna “pengukuran”. Pengukuran ini bervariasi mulai dari berat badan, tinggi badan, panjang badan, lemak di bawah kulit, lingkar dan lain sebagainya.

Antropometri adalah komponen kunci dari assessment status nutrisi pada anak anak dan orang dewasa. Antropometri telah digunakan untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan pada banyak populasi selama lebih dari tiga puluh tahun. Data yang diperoleh dari antropometri ini mencerminkan status nutrisi dari suatu individu. Apabila telah terjadi perubahan biokimia di dalam tubuh maka akan termanifestasi pada hasil antropometri ini.

Namun, sayangnya tidak semua praktisi kesehatan memiliki pengetahuan yang cukup dan kemampuan yang terlatih untuk melakukan antropometri. Salah satu penyebabnya adalah belum banyak literatur yang menjelaskan secara detail mengenai antropometri ini. Karena di dalamnya banyak detail detail kecil yang benar benar harus diperhatikan untuk ketepatan pengukuran. Sedikit saja kesalahan maka hasil bisa berubah secara drastis. Di samping itu, praktik di lapangan tidak semudah seperti yang dijelaskan pada teori. Biasanya akan muncul kendala kendala yang tidak terduga yang menghalangi seorang praktisi kesehatan untuk melakukan antropometri secara normal. Dan hal hal tersebut biasanya juga tidak tercantum pada literatur manapun. Karena itulah pengalaman dan jam terbang juga dibutuhkan pada antropometri.

Untuk mengurangi kendala kendala tersebut, oleh karena itu penulis ingin membahas mengenai antropometri, terutama pada skinfold thickness measurement atau pengukuran lemak di bawah kulit.

B. Rumusan Masalah1. Bagaimana pengertian dari skinfold thickness measurement ?2. Bagaimana prosedur dari skinfold thickness measurement ?3. Bagaimana kendala yang biasa dihadapi pada skinfold thickness measurement ?4. Bagaimana melakukan skinfold thickness measurement pada individu berkebutuhan

khusus?5. Bagaimana penghitungan densitas tubuh dan % lemak tubuh dari hasil skinfold thickness

measurement ?

C. Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian dari skinfold thickness measurement ?2. Untuk mengetahui prosedur dari skinfold thickness measurement ?3. Untuk mengetahui kendala yang biasa dihadapi pada skinfold thickness measurement ?4. Untuk mengetahui bagaimana melakukan skinfold thickness measurement pada individu

berkebutuhan khusus?5. Bagaimana penghitungan densitas tubuh dan % lemak tubuh dari hasil skinfold thickness

measurement ?

1 | P a g e

Page 2: Skinfold Measurement

BAB IIPEMBAHASAN

D. Skinfold Thickness MeasurementD.1. Pengertian Skinfold Thickness Measurement

Skinfold Thickness Measurement adalah pengukuran ketebalan lipatan kulit yang bertujuan untuk mengestimasi jumlah lemak pada tubuh. Pengukuran ini biasanya dilakukan pada empat hingga Sembilan titik yang berbeda pada tubuh manusia. Pengukuran diharapkan dilakukan pada satu area tubuh saja (kanan atau kiri) untuk menjaga konsistensi dari pengukuran.

Untuk Skinfold Thickness Measurement sendiri, ada 7 titik pada tubuh manusia yang dapat diukur ketebalannya. Kesembilan titik itu adalah:

1. Trisep2. Bisep3. Subscapular4. Supraspinal5. Abdominal6. Paha depan7. Betis

D.2. Perlengkapan Skinfold Thickness MeasurementAda beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan Skinfold Thickness

Measurement. Peralatan tersebut adalah:1. Lange Caliper

Biasa digunakan leh profesional dan peneliti. Lange dilengkapi dengan penjepit berputar. Lange banyak digunakan di sekolah sekolah, universitas, klinik, gym dan lain lain. Lange memiliki range hingga 60 mm

dengan akurasi 0.5 mm2. Harpenden Caliper

Biasa digunankan oleh peniliti dan profesional di Inggris. Caliper ini dianggap sebagai caliper yang paling akurat di dunia dengan range hingga 90 mm dan akurasi 0.2 mm

3. Slimguide CaliperCaliper yang ideal untuk pelajar dan penggunaan pribadi. Caliper ini memiliki range hingga 85 mm dan akurasi 1 mm

4. Skyndex® CaliperCaliper digital dengan kalkulator yang memungkinkan perhitungan yang cepat. Caliper ini memiliki range hingga 60

mm dan akurasi 0.5 mm.5. Cescorf Caliper

Caliper dengan range 88 mm dan presisi 0.5 mm6. ACCU-Measure Body Fat Calipers

Caliper yang tidak mahal, simpel, mudah digunakan tapi tidak direkomendasikan untuk penggunaan klinis.

2 | P a g e

Page 3: Skinfold Measurement

Caliper ini hanya bisa sekali dipakai, namun dianggap sebagai caliper yang paling murah yang tersebar di pasaran.

7. Pooya CaliperCaliper baru yang dapat dibandingkan dengan slim guide caliper. Caliper ini dibuat di asia dan sedikit sekali

terdistribusikan di eropa.8. Lafayette Caliper

Merupakan caliper yang terbuat dari plastik yang paling maju dari caliper plastik yang lain. Rangenya mencapai 100 mm

D.3. Prinsip Skinfold Thickness Measurement Gambaran dari cara untuk melakukan Skinfold Thickness Measurement adalah dengan mencubit kulit subjek ukur pada titik tertentu. Namun mencubit yang dimaksudkan di sini bukan sembarang mencubit. Pengukur mencubit kulit subjek ukur bertujuan untuk mengangkat dua lapisan teratas dari tubuh yaitu kulit dan jaringan adipose (lemak) yang terletak di bawahnya. Jangan sampai otot ikut terangkat pada proses mencubit ini. Pencubitan yang benar dan salah dapat dilihat dari gambar berikut:

Untuk mendapatkan skinfold yang benar, biasanya subjek ukur tidak akan merasakan sakit.

Setalah mendapatkan skinfold yang benar, lakukan pengukuran dengan alat alat yang memang biasa digunakan pada Skinfold Thickness Measurement.

E. Prosedur Skinfold Thickness MeasurementE.1. Trisep

Skinfold pada Trisep diukur pada titik tengah permuakaan belakang lengan atas antara acromiale (ujung V tulang scapula/bahu) sampai dengan radiale (pada titik yang sama tinggi siku). Sebelumnya subjek ukur dapat melepaskan baju bagian atas atau menyingkap lengan bajunya agar lengannya terbuka. Prosedurnya adalah melakukan langkah langkah berikut:a.Posisi Subjek ukur: Minta subjek ukur untuk berdiri berpaling dari pengukur, pengukur

berada pada bagian belakang kanan/kiri subjek ukur (tergantung bagian tubuh mana yang akan diukur). Subjek ukur harus berdiri tegak dengan titik berat yang terbagi

3 | P a g e

Skinfold yang benar Skinfold yang salah

Page 4: Skinfold Measurement

sama rata pada dua kaki, bahu rileks, dan lengan menggantung secara bebas pada kedua sisi. Mengkontraksikan atau merelaksasikan otot akan menghasilkan pengukuran yang tidak akurat.

b.Lipatan Kulit: Cari titik tengah dari trisep seperti yang telah dijelaskan di atas menggunakan pita ukur. Tandai dengan spidol. Kemudian cubit kulit subjek ukur sekitar 1 cm di atas atau di bawah tanda untuk membuat skinfold. Jika mengalami kesulitan, dapat dimulai dari siku di mana jaringannya cenderung lebih mudah untuk dibuat lipatan kulit. Pastikan lipatan pararel dengan axis yang panjang dari lengan.

c. Tempatkan Caliper: Sambil memegang lipatan kulit dengan tangan kiri, tempatkan rahang caliper pada bagian titik tengah lengan yang telah ditandai. Pastikan tanda yang telah dibuat tepat berada pada posisi tengah dari rahang caliper dan caliper tegak lurus dengan lipatan kulit.

d.Ukur: Tetap tahan lipatan kulit dan mulai lepaskan handle caliper untuk melepaskan tegangan dari pegas pada caliper. Tunggu sekitar 2 detik agar jarum pada hasil pengukuran lebih akurat.

e.Catat; Catat hasilnya. Pengukuran sebaiknya dilakukan 2 kali untuk memastikan keakuratan. Apabila terjadi perbedaan yang signifikan, maka dapat dilakukan pengukuran yang ketiga dan hasil akhirnya adalah dengan mengambil rata rata dari hasil pengukuran.

E.2. BisepSkinfold pada Bisep diukur pada titik tengah permuakaan depan lengan atas antara

acromiale (ujung V tulang scapula/bahu) sampai dengan radiale (pada titik yang sama tinggi siku). Sebelumnya subjek ukur dapat melepaskan baju bagian atas atau menyingkap lengan bajunya agar lengannya terbuka. Prosedurnya adalah melakukan langkah langkah berikut:a.Posisi Subjek ukur: Minta subjek ukur untuk berdiri berpaling dari pengukur, pengukur

berada pada bagian belakang kanan/kiri subjek ukur (tergantung bagian tubuh mana yang akan diukur). Subjek ukur harus berdiri tegak dengan titik berat yang terbagi sama rata pada dua kaki, bahu rileks, dan lengan menggantung secara bebas pada kedua sisi. Mengkontraksikan atau merelaksasikan otot akan menghasilkan pengukuran yang tidak akurat.

b.Lipatan Kulit: Cari titik tengah dari bisep seperti yang telah dijelaskan di atas menggunakan pita ukur. Tandai dengan spidol. Kemudian cubit kulit subjek ukur sekitar 1 cm di atas atau di bawah tanda untuk membuat skinfold.

c. Tempatkan Caliper: Sambil memegang lipatan kulit dengan tangan kiri, tempatkan rahang caliper pada bagian titik tengah lengan yang telah ditandai. Pastikan tanda yang telah dibuat tepat berada pada posisi tengah dari rahang caliper dan caliper tegak lurus dengan lipatan kulit.

d.Ukur: Tetap tahan lipatan kulit dan mulai lepaskan handle caliper untuk melepaskan tegangan dari pegas pada caliper. Tunggu sekitar 2 detik agar jarum pada hasil pengukuran lebih akurat.

e.Catat; Catat hasilnya. Pengukuran sebaiknya dilakukan 2 kali untuk memastikan keakuratan. Apabila terjadi perbedaan yang signifikan, maka dapat dilakukan pengukuran yang ketiga dan hasil akhirnya adalah dengan mengambil rata rata dari hasil pengukuran.

4 | P a g e

Page 5: Skinfold Measurement

E.3. SubscapularSkinfold pada subskapular diukur pada bagian dalam (bawah) dari scapula.

Sebelumnya subjek ukur dapat diminta untuk melepas bajunya atau menggunakan baju khusus agar bagian punggung termasuk scapula terbuka dan menghindari salah ukur. Prosedurnya adalah melakukan langkah langkah berikut:a.Posisi Subjek ukur: Hampir sama dengan posisi pada pengukuran lipatan kulit pada

trisep maupun bisep, subjek ukur berpaling dari pengukur sehingga pengukur berada pada bagian belakang subjek ukur. Subjek ukur harus berdiri tegak dengan titik berat yang terbagi sama rata pada dua kaki, bahu rileks, dan lengan menggantung secara bebas pada kedua sisi.

b.Lipatan Kulit: Subjek ukur diminta untuk mencapai bagian belakang punggung (seperti posisi istirahat di tempat). Maka bagian ujung scapula di punggung akan terbuka. Titik lipatan kulit pada pengukuran ini adalah di sini. Tandai dan pengukur dapat meminta kepada subjek ukur untuk merilekskan tangannya kembali. Cubit titik yang telah ditandai ini ke arah bawah dengan kemiringan 45 derajat.

c. Tempatkan Caliper: Sambil memegang lipatan kulit dengan tangan kiri, tempatkan rahang caliper pada bagian yang telah ditandai. Pastikan tanda yang telah dibuat tepat berada pada posisi tengah dari rahang caliper dan caliper tegak lurus dengan lipatan kulit.

d.Ukur: Tetap tahan lipatan kulit dan mulai lepaskan handle caliper untuk melepaskan tegangan dari pegas pada caliper. Tunggu sekitar 2 detik agar jarum pada hasil pengukuran lebih akurat.

e.Catat; Catat hasilnya. Pengukuran sebaiknya dilakukan 2 kali untuk memastikan keakuratan. Apabila terjadi perbedaan yang signifikan, maka dapat dilakukan pengukuran yang ketiga dan hasil akhirnya adalah dengan mengambil rata rata dari hasil pengukuran.

E.4. SuprailiacSkinfold pada suprailiac diukur pada perpotongan sebuah garis khayal antara spinale

(bagian depan krista iliaka) dan bagian depan dari axilla (ketiak). Sebelumnya subjek ukur dapat diminta untuk melepas bajunya agar badan bagian atas terbuka dan menghindari salah ukur. Prosedurnya adalah melakukan langkah langkah berikut:a.Posisi Subjek ukur: Pengukur berada di bagian depan samping dari subjek ukur.

Diusahakan agar pengukur memposisikan dirinya sebaik mungkin untuk menghindari parallax. Subjek ukur harus berdiri tegak dengan titik berat yang terbagi sama rata pada dua kaki, bahu rileks, dan lengan menggantung secara bebas pada kedua sisi.

b.Lipatan Kulit: Cari titik dari supprailiaka ini. Tandai dan cubit titik yang telah ditandai ini ke arah medial dan juga ke bawah dengan sudut kemiringan 45 derajat.

c. Tempatkan Caliper: Sambil memegang lipatan kulit dengan tangan kiri, tempatkan rahang caliper pada bagian yang telah ditandai. Pastikan tanda yang telah dibuat tepat berada pada posisi tengah dari rahang caliper dan caliper tegak lurus dengan lipatan kulit.

d.Ukur: Tetap tahan lipatan kulit dan mulai lepaskan handle caliper untuk melepaskan tegangan dari pegas pada caliper. Tunggu sekitar 2 detik agar jarum pada hasil pengukuran lebih akurat.

5 | P a g e

Page 6: Skinfold Measurement

e.Catat; Catat hasilnya. Pengukuran sebaiknya dilakukan 2 kali untuk memastikan keakuratan. Apabila terjadi perbedaan yang signifikan, maka dapat dilakukan pengukuran yang ketiga dan hasil akhirnya adalah dengan mengambil rata rata dari hasil pengukuran.

E.5. AbdominalSkinfold pada Abdominal diukur pada titik perut yang berjarak 5 cm dengan pusar

secara horisontal. Sebelumnya subjek ukur dapat diminta untuk melepas bajunya agar bagian abdomen terbuka dan menghindari salah ukur. Prosedurnya adalah melakukan langkah langkah berikut:a.Posisi Subjek ukur: Pengukur berada di bagian depan samping dari subjek ukur.

Diusahakan agar penguji memposisikan dirinya sebaik mungkin untuk menghindari parallax. Subjek ukur harus berdiri tegak dengan titik berat yang terbagi sama rata pada dua kaki, bahu rileks, dan lengan menggantung secara bebas pada kedua sisi.

b.Lipatan Kulit: Ukur menggunakan pita ukur sejauh 5 cm dari pusar ke samping perut secara horizontal. Tandai, dan cubit secara vertical.

c. Tempatkan Caliper: Sambil memegang lipatan kulit dengan tangan kiri, tempatkan rahang caliper pada bagian yang telah ditandai. Pastikan tanda yang telah dibuat tepat berada pada posisi tengah dari rahang caliper dan caliper tegak lurus dengan lipatan kulit.

d.Ukur: Tetap tahan lipatan kulit dan mulai lepaskan handle caliper untuk melepaskan tegangan dari pegas pada caliper. Tunggu sekitar 2 detik agar jarum pada hasil pengukuran lebih akurat.

e.Catat; Catat hasilnya. Pengukuran sebaiknya dilakukan 2 kali untuk memastikan keakuratan. Apabila terjadi perbedaan yang signifikan, maka dapat dilakukan pengukuran yang ketiga dan hasil akhirnya adalah dengan mengambil rata rata dari hasil pengukuran.

E.6. Paha DepanSkinfold pada paha depan diukur pada titik tengah permukaan paha depan yang

diukur dari lutut hingga lipatan atas paha. Sebelumnya subjek ukur dapat diminta untuk mengangkat celananya agar bagian paha terbuka dan menghindari salah ukur. Prosedurnya adalah melakukan langkah langkah berikut:a.Posisi Subjek ukur: Pengukur berada di bagian depan subjek ukur. Diusahakan agar

pengukur memposisikan dirinya sebaik mungkin untuk menghindari parallax. Subjek ukur harus berdiri tegak dengan titik berat yang terbagi sama rata pada dua kaki, bahu rileks, dan lengan menggantung secara bebas pada kedua sisi.

b.Lipatan Kulit: Ukur menggunakan pita ukur dari lutut hingga lipatan paha bagian atas dan cari titik tengahnya. Setelah ditemukan, tandai titik tengah tersebut. Cubit titik tengah paha depan seperti metode yang telah dijelaskan sebelumnya secara vertical.

c. Tempatkan Caliper: Sambil memegang lipatan kulit dengan tangan kiri, tempatkan rahang caliper pada bagian yang telah ditandai. Pastikan tanda yang telah dibuat tepat berada pada posisi tengah dari rahang caliper dan caliper tegak lurus dengan lipatan kulit.

6 | P a g e

Page 7: Skinfold Measurement

d.Ukur: Tetap tahan lipatan kulit dan mulai lepaskan handle caliper untuk melepaskan tegangan dari pegas pada caliper. Tunggu sekitar 2 detik agar jarum pada hasil pengukuran lebih akurat.

e.Catat; Catat hasilnya. Pengukuran sebaiknya dilakukan 2 kali untuk memastikan keakuratan. Apabila terjadi perbedaan yang signifikan, maka dapat dilakukan pengukuran yang ketiga dan hasil akhirnya adalah dengan mengambil rata rata dari hasil pengukuran.

E.7. BetisSkinfold pada betis didapat pada titik medial permukaan betis dengan ukuran lingkar

betis yang terbesar. Sebelumnya subjek ukur dapat diminta untuk mengangkat celananya agar bagian betis terbuka dan menghindari salah ukur. Prosedurnya adalah melakukan langkah langkah berikut:a.Posisi Subjek ukur: Pengukur berada di bagian depan samping subjek ukur. Diusahakan

agar pengukur memposisikan dirinya sebaik mungkin untuk menghindari parallax. Subjek ukur harus berdiri tegak dengan titik berat yang terbagi sama rata pada dua kaki, bahu rileks, dan lengan menggantung secara bebas pada kedua sisi.

b.Lipatan Kulit: Ukur menggunakan pita ukur untuk mencari bagian betis dengan lingkar betis terbesar. Tandai titik medialnya dan cubit titik tersebut seperti metode yang telah dijelaskan sebelumnya secara vertical parallel dengan axis panjang dari kaki.

c. Tempatkan Caliper: Sambil memegang lipatan kulit dengan tangan kiri, tempatkan rahang caliper pada bagian yang telah ditandai. Pastikan tanda yang telah dibuat tepat berada pada posisi tengah dari rahang caliper dan caliper tegak lurus dengan lipatan kulit.

d.Ukur: Tetap tahan lipatan kulit dan mulai lepaskan handle caliper untuk melepaskan tegangan dari pegas pada caliper. Tunggu sekitar 2 detik agar jarum pada hasil pengukuran lebih akurat.

e.Catat; Catat hasilnya. Pengukuran sebaiknya dilakukan 2 kali untuk memastikan keakuratan. Apabila terjadi perbedaan yang signifikan, maka dapat dilakukan pengukuran yang ketiga dan hasil akhirnya adalah dengan mengambil rata rata dari hasil pengukuran.

Berikut merupakan gambar dari Skinfold Thickness Measurement:

7 | P a g e

Trisep Bisep Subscapular

Betis Suprailiaca Abdomen Paha Depan

Page 8: Skinfold Measurement

F. Kesalahan Pada PengukuranKesalahan yang mungkin terjadi adalah yang pertama dari faktor manusia. Ada

kemungkinan kesalahan kesalahan seperti:

a. Kesalahan MencubitMencubit untuk membuat lipatan kulit tidaklah mudah. Karena jaringan otot

tidak boleh terangkat, hanya kulit dan jaringan adipose yang boleh terangkat. Namun kadang kadang pengukur mencubit terlalu keras atau kurang keras. Ataupun pengukur mencubit terlalu lama sehingga tidak membiarkan jaringan adipose untuk rileks. Memang membutuhkan keterampilan yang didapat dari latihan atau melakukan pengukuran berulang ulang. Dan dalam pengukuran disarankan agar terjadi rotasi titik pengukuran lemak di bawah kulit. Hal ini bertujuan untuk mengistirahatkan lipatan kulit agar pengukuran menjadi lebih akurat dan efisien. Sebagai contoh dilakukan pengukuran dengan urutan sebagai berikut:Bisep Trisep Subscapula Suprailiaca Bisep Trisep Subscapula dst.

b. Kesalahan penentuan titik lipatan kulitc. Kulit subjek ukur yang kaku

Pada beberapa kasus, kulit subjek ukur ada yang kaku sehingga sulit untuk ditarik lipatan kulitnya. Hal ini dimungkinkan terjadi karena aktfitas yang terlalu berat pada subjek ukur sehingga tubuhnya menjadi kaku.

d. ParallaxKesalahan posisi pengukur terhadap alat ukur dapat menyebabkan terjadinya

parallax. Parallax merupakan perpindahan atau perbedaan dalam posisi yang jelas dari mata pengukur yang seharusnya sejajar ataupun tegak lurus terhadap jendela ukur ke posisi yang lain. Perpindahan ini akan menyebabkan hasil pembacaan jendela ukur yang berbeda dari ukuran yang sebenarnya.

Untuk menghindari kesalahan ini, pengukur harus memastikan bahwa posisi pandangannya sejajar ataupun tegak lurus dengan jendela ukur tergantung dari alat ukurnya. Namun hal ini seringkali dispelekan sehingga tidak terlalu dihiraukan.

e. Kesalahan Kalibrasi Peralatan / rusaknya caliperPeralatan pengukuran tidak tepat pada angka 0 ketika tidak digunakan. Hal ini

tentunya akan mengganggu konsentrasi yang menggunakan alat tersebut. Cara mengatasinya adalah dengan memperbaiki alat tersebut (kalibrasi ulang)

G. Skin Fold Measurement pada Subjek Ukur Berkebutuhan KhususUntuk subjek ukur seperti yang mengalami obesitas, tidak bisa menggunakan caliper

caliper tertentu. Untuk mengukur ketebalan lipatan kulit pada subjek ukur yang mengalami obesitas diperlukan caliper dengan range yang cukup besar seperti:a) Lafayette Caliper dengan range yang mencapai 100 mmb) Harpenden Caliper dengan range yang mencapai 90 mmc) Cescorf Caliper dengan range yang mencapai 88 mmd) Slim Guide Caliper dengan range yang mencapai 85 mm

8 | P a g e

Page 9: Skinfold Measurement

H.Penghitungan Densitas Tubuh dan % Lemak Tubuh

A) Body Density Equation: Durnin and WomersleyRumus ini dikembangkan oleh Durnin dan Womersley yang digunakan untuk mengestimasi % lemak tubuh dari hasil skinfold test. Rumus ini adalah rumus umum dengan populasi yang dispesifikkan berdasarkan usia dan kelamin.

Rumus ini melibatkan hasil pengukuran dari 4 titik yaitu trisep, bisep, subscapular dan suprailliac di mana L adalah log dari jumlah 4 titik tersebut dalam mm.

B) Equation: Jackson & Pollock Persen Lemak Tubuh

o Pria : (0.29288 x ∑) – (0.0005 x ∑2) + (0.1845 x usia) – 5.76377o Wanita : (0.29669 x ∑) – (0.00043 x ∑2) + (0.2963 x usia) + 1.4072

Di mana ∑ = jumlah abdominal, trisep, paha dan suprailliac Densitas Tubuh

o Pria : 1.10938 - (0.0008267 x ∑) + (0.0000016 x ∑2) - (0.0002574 x usia)

o Wanita : 1.0994921 - (0.0009929 x ∑) + (0.0000023 x ∑2) - (0.0001392 x usia)Di mana ∑ = jumlah dari dada, abdomen dan paha dalam

C) Body Density Equation: SloanMerupakan rumus yang dikembangkan oleh Sloan untuk mengukur Densitas Tubuh berdasarkan hasil dua pengukuran skinfold. Pria : 1.1043 - (0.001327 x paha dalam mm) - (0.00131 x subscapular

dalam mm), berdasarkan sampel berusia 18-26. Wanita : 1.0764 - (0.0008 x suprailliac dalam mm) - (0.00088 x trisep dalam

mm), berdasarkan sampel berusia 17-25.D) Body Fat Equation: Parillo

Metode Parillo digunakan untuk menghitung lemak tubuh dengan menggunakan hasil pengukuran 9 titik ukur. Metode inilah yang paling sederhana dan umum

9 | P a g e

Page 10: Skinfold Measurement

namun ketepatannya masih dipertanyakan. Perhitungan untuk Pria dan Wanita nya tidak memiliki perbedaan % Lemak Tubuh = (jumlah pengukuran 9 titik x 27) / berat badan dalam pound

(lbs)

E) Body Fat Equation: Yuhasz Pria : (0.1051 x jumlah dari triceps, subscapular, suprailliac, abdominal,

paha, betis) + 2.585, berdasarkan sampel mahasiswa. Wanita : (0.1548 x jumlah dari triceps, subscapular, suprailliac, abdominal,

paha, betis) + 3.580, berdasarkan sampel mahasiswi.

10 | P a g e

Page 11: Skinfold Measurement

BAB IIIPENUTUP

I. Kesimpulan1. Pengukuran ketebalan lemak di bawah kulit penting dilakukan untuk mencerminkan

status nutrisi seorang individu. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan caliper baik yang tradisional maupun digital. Hasilnya kemudian diolah kembali untuk menetukan status gizi seseorang

2. Dalam pengukuran lemak di bawah kulit, banyak faktor yang akan mempengaruhi hasil pengukuran. Oleh karena itu pengukuran lemak di bawah kulit harus dilakukan dengan teliti dan seksama

3. Ada beberapa orang memiliki kebutuhan khusus sehingga memerlukan peralatan khusus untuk mengukur tebal lemak di bawah kulit

J. Saran1. Pengukuran ketebalan lemak di bawah kulit dapat dilakukan dengan baik dan benar.2. Dapat memilih metode dan peralatan yang tepat untuk melakukan pengukuran tebal

lemak di bawah kulit

11 | P a g e

Page 12: Skinfold Measurement

DAFTAR PUSTAKA

CDC. National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES). Anthropometry Procedures Manual. (2007):p47-50

Donini, Maria, et al. How to Estimate Fat Mass in Overweight and Obese Subjects. University of Rome, Italy. 2013

Durnin, J.V.G.A. and Womersley, J. (1974). Body fat assessed from the total body density and its estimation from skinfold thickness: measurements on 481 men and women aged from 16 to 72 years. British Journal of Nutrition, 32, 77-97.

Frisancho, A.R. New standards of weight and body composition by frame size and height for assessment of nutritional status of adults and the elderly. Center for Human Growth and Development, University of Michigan, Ann Arbor, MI 48109, United States. (2004)

Jackson A S, Pollock, M (1985) Practical assessment of body composition. Physician Sport Med. 13: 76-90

J. Parrillo, Greenwood-Robinson. "High-performance bodybuilding" Berkeley Publishing group, New York,169-172, 1993.

PhenX Toolkit Supplemental Information. Athropometrics. Skinfold Thickness. (2009)

Sloan, A.W., Burt A.J., Blyth C.S.: Estimating body fat in young women., J. Appl. Physiol. (1962);17:p967-970

Yuhasz, M.S.: Physical Fitness Manual, London Ontario,University of Western Ontario, (1974)

12 | P a g e