skp dokumen

49
KARS DOKUMEN SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

Upload: marwa

Post on 01-Feb-2016

344 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKP DOKUMEN

KARS

DOKUMENSASARAN KESELAMATAN PASIEN

(SKP)

Page 2: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 2

Curiculum vitae: DR.Dr.Sutoto.,M.KesJABATAN SEKARANG: • Ketua KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit ) Th 2011-2014• Ketua umum PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) Th 2009-2012/ 2012-2015• Dewan Pembina MKEK (Majelis Kehormatan Etika Kedokteran) IDI Pusat 2009-2012/2012-2015• Dewan Pembina AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia)• Anggota Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kementerian Kesehatan R.I• Dewan Pengawas RS Mata Cicendo,Pusat Mata NasionalPENDIDIKAN:

1. SI Fakultas Kedokteran Univ Diponegoro 2. SII Magister Manajemen RS Univ. Gajahmada 3. S III Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (Cumlaude)

PENGALAMAN KERJA• Staf Pengajar Pascasarjana MMR UGM, UMY, UHAMKA • Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) sejak 1998• Kepala Puskesmas Purwojati, Banyumas, Jawa Tengah, tahun 1978-1979• Kepala Puskesmas Jatilawang, Banyumas,jawa Tengah., tahun 1979-1992 • Direktur RSUD Banyumas Jawa Tengah 1992-2001• Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta 2001 - 2005• Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta 2005-2010• Sesditjen/Plt Dirjen Bina Pelayanan Medis KEMENKES R.I( Feb-Sept 2010)

Page 3: SKP DOKUMEN

KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN

1. Identifikasi menggunakan gelang pasien, identifikasi terdiri dari tiga identitas: nama pasien (e KTP), nomor rekam medik, dan tanggal lahir.

2. Pasien laki-laki memakai gelang warna biru, pasien perempuan memakai gelang warna pink, sedangkan gelang merah sebagai penanda alergi, dan gelang kuning penanda risiko jatuh, gelang ungu penanda Do not Resucitate

3. Pada gelang identifikasi pasien: Nama pasien harus ditulis lengkap sesuai e-KTP bila tak ada gunakan KTP/kartu identitas lainnya, bila tak ada semuanya minta pasien/keluarganya untuk menulis pada formulir identitas yang disediakan RS dengan huruf kapital pada kotak kota huruf yang disediakan, nama tidak boleh disingkat, tak boleh salah ketik walau satu huruf

4. Identifikasi pasien pada gelang identitas pasien harus di cetak, tulisan tangan hanya boleh bila printer sedang rusak/tak ada fasilitas untuk itu dan harus segera diganti bila printer berfungsi kembali.

Page 4: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 7

1. Petugas melakukan identifikasi pasien minimal dua dari tiga identitas diatas

2. Identifikasi dengan cara verbal (menanyakan/mengkonfirmasi nama pasien) dan visual (melihat gelang pasien)

6. Semua pasien harus di identifikasi secara benar sebelum dilakukan pemberian obat, tranfusi/produk darah, pengobatan, prosedur /tindakan, diambil sample darah, urin atau cairan tubuh lainnya

7. Pasien rawat jalan tak harus memakai gelang identitas pasien kecuali telah ditetapkan lain oleh RS,misalnya ruang haemodialisa, endoskopi

8. Pasien dengan nama sama harus diberi tanda “HATI HATI PASIEN DENGAN NAMA SAMA” pada rekam medik dan semua formulir permintaan penunjang

KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIENlanjutan………….

Page 5: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 8

SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

• Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar para

pemberi layanan.

Page 6: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 9

Perintah Lisan/Lewat Telepon1. Tulis Lengkap2. Baca Ulang- Eja

untuk NORUM/LASA 3. Konfirmasilisan dan

tanda tangan

ISI PERINTAH NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN

PEMBERI PERINTAH NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN

PENERIMA PERINTAH TANGGAL DAN JAM

Page 7: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 10

CONTOH FORMULIR CATATAN LENGKAP PERINTAH LISAN/MELALUI TELEPON/PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

KRITIS

NO TGL/

JAM

ISI PERINTAH PENERIMA PERINTAH (TANDA TANGAN)

PEMBERI PERINTAH (TANDA TANGAN)

PELAKSANA PERINTAH (TANDA TANGAN)

KETERANGAN

Page 8: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 11

Page 9: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 12

LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)

• hidralazine• cerebyx• vinblastine• chlorpropamide• glipizide• daunorubicine

hidroxyzine celebrex vincristine chlorpromazine glyburide doxorubicine

Page 10: SKP DOKUMEN

SPO Persiapan Perawat Sebelum Memberikan Laporan Kepada

Dokter

Visit dan periksa pasien Diskusikan keadaan pasien dengan PN Review hasil pemeriksaan untuk menetapkan

dokter yg tepat yang akan dilapori Ketahui kapan pasien masuk dan diagnosis

waktu masuk Baca catatan perkembangan terakhir dari

dokter dan perawat

Page 11: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 14

KEBIJAKAN PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KRITIS

• Proses pelaporan hasil pemeriksaan/tes dikembangkan rumah sakit untuk pengelolaan hasil kritis dari tes diagnostik untuk menyediakan pedoman bagi para praktisi untuk meminta dan menerima hasil tes pada keadaan gawat darurat.

• RS mempunyai Prosedur yang meliputi – penetapan tes kritis dan ambang nilai kritis bagi setiap tipe

tes, – oleh siapa dan kepada siapa hasil tes kritis harus dilaporkan– menetapkan metode monitoring yang memenuhi

ketentuan

Page 12: SKP DOKUMEN
Page 13: SKP DOKUMEN

CONTOH HASIL PEMERIKSAAN KRITIS YANG WAJIB DILAPORKAN SEGERA

Page 14: SKP DOKUMEN
Page 15: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 18

CONTOH KEBIJAKAN MENERIMA PERINTAH LISAN/LISAN LEWAT TELEPON

• Penerima perintah menulis lengkap perintahnya, membaca ulang dan melakukan konfirmasi

• Tulisan disebut lengkap bila terdiri dari jam/tanggal, isi perintah, nama penerima perintah dan tanda tangan, nama pemberi perintah dan tanda tangan (pada kesempatan berikutnya)

• Baca ulang dengan jelas, bila perintah mengandung nama obat LASA, maka nama obat lasa harus dieja satu persatu hurufnya

• Di unit pelayanan harus tersedia daftar obat Look alike sound alike, look alike, dan sound alike

• Konfirmasi lisan dan tertulis, konfirmasi lisan sesaat setelah pemberi perintah mendengar pembacaan dan memberikan pernyataan kebenaran pembacaan secara lisan misal “ya sudah benar” . Konfirmasi tertulis dengan tanda tangan pemberi perintah yang harus diminta pada kesempatan kunjungan berikutnya .

• Ada kolom keterangan yang dapat dipakai mencatat hal-hal yang perlu dicatat, misal pemberi perintah tak mau tanda tangan

Page 16: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 19

SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT)

• Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan

untuk memperbaiki keamanan obat-obat

yang perlu diwaspadai (high-

alert)

Page 17: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 20

LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)

• hidraALAzine• ceREBYx• vinBLASTine• chlorproPAMIDE• glipiZIde• DAUNOrubicine

hidrOXYzine ceLEBRex vinCRIStine chlorproMAZINE glYBURIde dOXOrubicine

Page 18: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 21

Look Alike Sound Alike

LASALASA

Page 19: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 23

OBAT HIGH ALERT

• Obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error dan/atau kejadian sentinel (sentinel event)

• Obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome)

• Obat-obat yang (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike / LASA)

Page 20: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 25

OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT (ISMPs)1 ADRENERGIC AGONIS IV (Contoh: adrenalin)2 ADRENERGIC ANTAGONIS IV (Contoh: Propanolol)3 ANESTETIC AGENT GENERAL, INHALED dan IV (Misal: Propofol)4 CARDIOPLEGIC SOLUTION5 CHEMOTERAPIC AGENTS PARENTERAL DAN ORAL6 DEXTROSE HIPERTONIC 20% ATAU LEBIH7 DIALISIS SOLUTION (PERITONEAL, HEMODIALISIS)8 OBAT EPIDURAL DAN INTRATHECAL9 GLICOPROTEIN INHIBITOR II B/III A (Misal: Ephbatide)10 HIPOGLIKEMIK ORAL11 OBAT OBAT INOTROPIK IV (Misal: Digoxin, milrinone)12 LIPOSOMAL FORM OF DRUGS (Liposomal Ampheterisine B)13 MODERATE SEDATION AGENTS IV (Contoh : Midazolame)14 MODERATE SEDATION AGENTS ORAL FOR CHILDREN (Contoh Chloralhydrate)15 ANESTETIC/OPIATE IV DAN ORAL ( Termasuk cairan konsentrat, immediate and

sustained released Formulation) 16 NEUROMUSCULAR BLOCKING AGENT (Contoh: Succynil Choline) 17 RADIO CONTRAS AGENT IV18 THROMBOLITIC/ FIBRINOLITIC IV (Contoh: Tenecteplace)19 TOTAL PARENTERAL SOLUTION

HIGH ALERT

Page 21: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 26

DAFTAR OBAT HIGH ALERTOBAT SPESIFIK

1 Amiodarone IV2 Colcichine Injection3 Heparin, Low moluculer weigt injection4 Heparin Unfractionated IV5 Insulin SC dan IV6 Lidocaine IV7 Magnesium SUlfat Injecion 8 Methotrxate oral non oncologic use9 Netiride10 Nitroprusside sodium for injection11 Potasium Cloride for injection concentrate12 Potasium Phospate injection13 Sodium Chloride injection hypertonic >0.9%14 Warfarin

HIGH ALERT

Page 22: SKP DOKUMEN

Look-Alike High Alert Drugs

HIGH ALERT

Page 23: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 28

ELEKTROLIT KONSENTRAT1. kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml 2. kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml3. natrium/sodium klorida > 0.9%4. magnesium sulfat => 50% atau lebih pekat

!HIGH ALERT

Page 24: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 32

Look alike

LASA

Page 25: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 33

LASA

LASA

Page 26: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 34

CONTOHKEBIJAKAN PENANGANAN OBAT HIGH ALERT

• DEFINISI: – Obat berisiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang

bermakna bila digunakan secara salah• KETENTUAN :

1. Setiap unit yan obat harus tersedia daftar obat high alert, Obat LASA, Elektrolit Konsentrat, serta panduan penata laksanaan obat high alert

2. Setiap staf klinis terkait harus tahu penata laksanaan obat high alert

3. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas

4. Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan emergensi, atau nama obat harus di eja perhuruf

HIGH ALERT

Page 27: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 35

KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI INSTALASI FARMASI

1. Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat 2. Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan

diserahkan kepada perawat 3. Pisahkan obat high alert dengan obat lain dalam kontainer khusus4. Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya5. Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam lemari terkunci double,

setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggung jawabnya dan dicatat, setiap ganti sif harus tercatat dalam buku serah terima lengkap dengan jumlahnya dan di tanda tangani

6. Sebelum perawat memberikan obat high alert cek kepada perawat lain untuk memastikan tak ada salah pasien dan salah dosis (double check)

7. Obat high alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan pompa infus, tempel stiker label, nama obat pada botol infus. Dan di isi dengan catatan sesuai ketentuan HIGH

ALERT

Page 28: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 36

CONTOH STIKER OBAT HIGH ALERT PADA BOTOL INFUS

Page 29: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 37

1. Komunikasi Yang Tidak Efektif/Tidak Adekuat Antara Anggota Tim Bedah

2. Kurang/Tidak Melibatkan Pasien Di Dalam Penandaan Lokasi (Site Marking)

3. Tidak Ada Prosedur Untuk Verifikasi Lokasi Operasi 4. Asesmen Pasien Yang Tidak Adekuat5. Penelaahan Ulang Catatan Medis Tidak Adekuat 6. Budaya Yang Tidak Mendukung Komunikasi Terbuka Antar

Anggota Tim Bedah 7. Tulisan perintah/Resep Yang Tidak Terbaca (Illegible

Handwriting)tah 8. Pemakaian Singkatan

Penyebab Salah-lokasi, Salah-prosedur, Salah Pasien Pada Operasi

Maksud dan Tujuan SKP IV

Page 30: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 39

1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang)

2. Perlu melibatkan pasien3. Tak mudah luntur terkena air/alkohol / betadine4. Mudah dikenali 5. Digunakan secara konsisten di RS 6. dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan,7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan,

dan harus terlihat sampai saat akan disayat

KEBIJAKAN PENANDAAN LOKASI OPERASI

Page 31: SKP DOKUMEN

40

CONTOH PENANDAAN

Sutoto.KARS

Page 32: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 41

KEBIJAKAN VERIFIKASI PRAOPERATIF :

1. Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar 2. Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil pemeriksaan

yang relevan tersedia, diberi label dan dipampang dg baik3. Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant

2 implant yg dibutuhkan 4. Tahap Time out :

1. memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan diselesaikan 2. dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai, 3. melibatkan seluruh tim operasi

5. Pakai surgical safety check-list (WHO . 2009)

Page 33: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 42

TIME OUT

Page 34: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 43

PANDUAN Sebelum Induksi Anestesi:

1. Identifikasi pasien, prosedur, informed concent sudah dicek ?

2. Sisi operasi sudah ditandai ?3. Mesin anestesi dan obat-obatan lengkap ?4. pulse oxymeter terpasang dan berfungsi ?5. Allergi ?6. Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau

aspirasi7. Risiko kehilangandarah >= 500ml

Page 35: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 44

PANDUANSebelum Insisi Kulit (Time-out):Apakah …….

1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran)2. Konfirmasi nama pasien , prosedur dan lokasi

incisi3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60

menit sebelumnya4. Antisipasi kejadian kritis:

1. Dr Bedah: apa langkah, berapa lama, kmk blood lost ?2. Dr anestesi: apa ada patients spesific corcern ?3. Perawat : Sterilitas , instrumen ?

5. Imaging yg diperlukan sdh dipasang ?

Page 36: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 45

PANDUANSEBELUM PASIEN MENINGGALKAN KAMAR

OPERASI

1. Perawat melakukan konfirmasi secara verbal, bersama dr dan anestesid

1. Nama prosedur, 2. Instrumen, gas verband, jarum dihitung harus

lengkap3. Speciment telah di beri label dengan PID tepat4. Apa ada masalah peralatan yang harus ditangani

2. Dokter kpd perawat dan anesesi, apa yang harus diperhatikan dalam recovery dan manajemen pasien

3.

Page 37: SKP DOKUMEN
Page 38: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 47

Page 39: SKP DOKUMEN

Contoh: PENGGGUNAAN JEMBATAN KELEDAI, ENAM AREA DALAM HAND-WASH/RUB• TELAPAK TANGAN • PUNGGUNG TANGAN • SELA- SELA JARI• PUNGGUNG JARI-JARI (GERAKAN KUNCI)• SEKELILING IBU JARI (PUTAR- PUTAR)• KUKU DAN UJUNG JARI (PUTAR-PUTAR)

LAMA CUCI TANGAN:HAND RUB : 20-30 DETIKHAND WASH 40-60 DETIK

Page 40: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARSAcknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety 49

Page 41: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 50

CONTOH: ASESMEN RISIKO

JATUHMORSE FALL SCALE

Page 42: SKP DOKUMEN

52

PARAMETER KRITERIA NILAI SKOR

Usia < 3 tahun 3 – 7 tahun 7 – 13 tahun ≥ 13 tahun

4321

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

21

Diagnosis Diagnosis neurologi Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia,

sinkop, pusing, dsb.) Gangguan perilaku / psikiatri Diagnosis lainnya

43

21

Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatasan dirinya Lupa akan adanya keterbatasan Orientasi baik terhadap diri sendiri

321

Faktor lingkungan Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi

/ perabot rumah Pasien diletakkan di tempat tidur Area di luar rumah sakit

43

21

Respons terhadap:1. Pembedahan/ sedasi /

anestesi2. Penggunaan

medikamentosa

Dalam 24 jam Dalam 48 jam > 48 jam atau tidak menjalani pembedahan / sedasi/ anestesi Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin,

antidepresan, pencahar, diuretik, narkose Penggunaan salah satu obat di atas Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada medikasi

3213

21

SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY

Page 43: SKP DOKUMEN

SKALA RISIKO JATUH ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING Parameter Skrining Jawaban Keterangan Nilai Skor

Riwayat jatuh

apakah pasien datang ke rumah sakit karena jatuh? Ya / tidak Salah satu jawaban ya = 6

jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan

terakhir ini? Ya/ tidak

Status mental

apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat)

Ya/ tidak

Salah satu jawaban ya = 14

apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat, atau orang)

Ya/ tidak

apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan cemas)

Ya/ tidak

Penglihatan

apakah pasien memakai kacamata? Ya/ tidakSalah satu jawaban ya = 1

apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram? Ya/ tidak

apakah pasien mempunyai glaukoma, katarak, atau degenerasi makula?

Ya/ tidak

Kebiasaan berkemihapakah terdapat perubahan perilaku berkemih? (frekuensi, urgensi, inkontinensia, nokturia)

Ya/ tidakya = 2

Transfer (dari tempat tidur ke kursi dan kembali ke tempat tidur)

mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) 0jumlahkan nilai transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0-3, maka skor = 0. jika nilai total 4-6, maka skor = 7

memerlukan sedikit bantuan (1 orang) / dalam pengawasan 1

memerlukan bantuan yang nyata (2 orang) 2tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total 3

Mobilitas

mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) 0

berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal / fisik) 1menggunakan kursi roda 2imobilisasi 3

Page 44: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 54• Edmonson Psychiatric Fall Risk Assessment

Page 45: SKP DOKUMEN

56

Page 46: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 57

Page 47: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 58

Contoh Langkah Pencegahan Pasien Risiko Jatuh

1. Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan 2. Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip3. Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur

pasien 4. Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan

dan terang 5. Pastikan lorong bebas hambatan 6. Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam

jangkauan pasien 7. Pasang Bedside rel 8. Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur

Page 48: SKP DOKUMEN

Sutoto.KARS 59

9. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait

10. Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera laporkan untuk perbaikan

11. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi

12. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat tidur, posisi bedside rel dalam keadaan terpasang

13. Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh

14. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan dengan

Contoh Langkah Pencegahan Pasien Risiko Jatuh

Contoh tata laksana risiko jatuh

Page 49: SKP DOKUMEN

SEKIANTERIMA KASIH

KARS