skripsi hubungan segmentasi demografi dengan … · praktek keperawatan di rsud dr.pirngadi medan...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
HUBUNGAN SEGMENTASI DEMOGRAFI DENGAN
CARING BEHAVIOUR PERAWAT DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN DI RUANGAN
INTERNIS RSUD DR.PIRNGADI MEDAN
TAHUN 2019
Oleh :
APRILIANI FRISKA SEMBIRING
032015003
PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN
2019
SKRIPSI
HUBUNGAN SEGMENTASI DEMOGRAFI DENGAN
CARING BEHAVIOUR PERAWAT DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN DI RUANGAN
INTERNIS RSUD DR.PIRNGADI MEDAN
TAHUN 2019
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
dalam Program Studi Ners
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth
Oleh :
APRILIANI FRISKA SEMBIRING
032015003
PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN
2019
ABSTRAK
Apriliani Friska Sembiring, 032015003
Hubungan Segmentasi Demografi Dengan Caring Behaviour Perawat Dalam
Praktek Keperawatan Di RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019
Program Studi Ners 2019
Kata kunci: Segmentasi demografi, Caring behaviour
(xix + 72 + lampiran)
Segmentasi demografi merupakan biografi. Segmentasi demografi perawat yang
mempengaruhi caring behaviour perawat dalam praktik keperawatan
meliputi:jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja. Caring adalah aspek
terpenting dalam keperawatan. Menjalin hubungan interpersonal dengan pasien
dan anggota keluarga dicapai dengan membangun hubungan emosional antara
pasien dan keluarga mereka. Perawat membina kepedulian interpersonal sambil
memberikan perawatan yang berkualitas. Tujuan penelitian untuk menganalisis
hubungan segmentasi demografi dengan caring behaviour perawat dalam praktik
keperawatan di Ruangan Internis di RSUD Dr.Pirngadi Medan. Jenis rancangan
penelitian adalah pendekatan cross sectional menggunakan pendekatan
kuantitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terhadap reponden
51 orang, tehnik purposive sampling. Penelitian dilakukan di RSUD Dr.Pirngadi
Medan pada bulan Maret 2019. Analisis data meliputi uji Anova (p value) <0,05.
Hasil penelitian terdapat tidak ada hubungan segmentasi demografi dengan caring
behaviour perawat dalam praktek keperawatan di RSUD Dr.Pirngadi Medan. Dan
terdapat hasil sangat baik dari caring behavior perawat dan disarankan untuk
mempertahankan perilaku caring perawat tersebut.
Daftar Pustaka: 2008-2018
ABSTRACT
Apriliani Friska Sembiring 032015003
The Relationship between Demographic Segmentation and Caring Behavior of
Nurses in Conducting Nursing Practices at RSUD Dr.Pirngadi Hospital Medan
2019
Nursing Study Program 2019
Keywords: Demographic segmentation, caring behavior
(xii + 70 + attachments)
Demographic segmentation is a biography. Nurse demographic segmentation that
influences caring behavior of nurses in nursing practice includes: gender,
education and years of service. Caring is the most important aspect of nursing.
Establishing interpersonal relationships with patients and family members is
achieved by building emotional relationships between patients and their families.
The nurse fosters interpersonal care while providing quality care. The purpose of
the study is to analyze the relationship between demographic segmentation and
caring behavior of nurses in nursing practice in the Internist Room at RSUD
Dr.Pirngadi Hospital Medan. The type of research design is a cross sectional
approach using a quantitative approach. Data is collected using a questionnaire
to 51 respondents, purposive sampling technique. The study is conducted at
RSUD Dr. Puliradi Hospital Medan on March 2019. Data analysis include Anova
test (p value) <0.05. The results of the study there is no relationship between
demographic segmentation and caring behavior of nurses in nursing practice at
RSUD Dr.Pirngadi Hospital Medan. And there is very good result from caring
behavior of nurses and it is recommended to maintain the nurse's caring
behavior.
References (2008-2018)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan kasihnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul
skripsi ini adalah “Hubungan Segmentasi Demografi Dengan Caring
Behaviour Perawat Dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis
RSUD Pirngadi Medan Tahun 2019”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk mengajukan skripsi dalam menyelesaikan pendidikan di Program
Studi Ners STIKes Santa Elisabeth Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini telah mendapat bantuan, bimbingan dan
dukungan. Oleh karna itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Mestiana Br. Karo, M.Kep., DNSc selaku Ketua STIKes Santa Elisabeth
Medan dan dosen pembimbing dan penguji I, yang telah membantu,
membimbing, serta mengarahkan peneliti dengan penuh kesabaran dan
memberikan kesempatan untuk mengikuti menyelesaikan penyusunan skripsi
ini dengan baik.
2. Dr Suryadi Panjaitan, M.Kes., Sp. PD., FINASIM selaku Direktur RSUD
Dr.Pirngadi Medan yang telah mengizinkan saya memperoleh data serta
mendukung peneliti dalam penyusunan dan penyelesaian penelitian ini.
3. Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Santa Elisabeth Medan yang telah memberikan bimbingan,
kesempatan, dan fasilitas untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Lilis Novitarum, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing dan penguji
II yang telah membantu, membimbing, serta mengarahkan peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Jagentar P. Pane, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji III dalam
seminar skripsi yang telah meluangkan waktu untuk menguji dan
membimbing dengan sabar, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
6. Seluruh tenaga pengajar dan tenaga kependidikan di STIKes Santa Elisabeth
Medan yang telah membimbing mendidik dan membantu peneliti selama
menjalani pendidikan di STIKes Santa Elisabeth Medan.
7. Teristimewa kepada keluarga besarku yang saya sayangi Ayah saya tercinta
Daniel Sembiring dan Ibu saya tercinta Bunga Ros br. Barus, serta saudaraku
abang Frans Agustinus Sembiring, adik Pascal Dariswansyah Sembiring, dan
Abang Benyamin Sitepu. Terima kasih atas doa, dukungan materi, motivasi
dan kasih sayang yang telah diberikan sampai peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
8. Koordinator asrama Sr. Maria Atanasia FSE dan Ibu Widya Tamba selaku
ibu asrama yang selalu menjaga dan memotivasi peneliti dalam penyelesaian
penelitian ini.
9. Seluruh teman – teman Mahasiswa STIKes Tahap Program Ners Santa
Elisabeth Medan terutama angkatan ke IX Stambuk 2015 yang telah
memberikan dukungan dan motivasi selama proses dalam pelaksanaan
pendidikan dan penyusunan skripsi ini.
Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, saya sungguh
sangat menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Mei 2019
Peneliti
Apriliani Friska Sembiring
DAFTAR ISI
Hal
SAMPUL DEPAN .......................................................................................... i
SAMPUL DALAM ......................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ............................................................. v
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... xi
ABSTRACT ..................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xviii
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xix
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah........................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 9
1.3.1 Tujuan umum .............................................................................. 9
1.3.2 Tujuan khusus ............................................................................. 10
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 10
1.4.1. Manfaat teoritis .......................................................................... 10
1.4.2. Manfaat praktis .......................................................................... 10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 12
2.1 Caring ................................................................................................. 12
2.1.1 Definisi ........................................................................................ 12
2.1.2 Konsep caring ............................................................................. 14
2.1.3 Bentuk pelaksanaan caring ......................................................... 15
2.1.4 Perawat yang memiliki sifat caring ............................................ 17
2.1.5 Caring dalam pelayanan keperawatan ........................................ 18
2.1.6 Komponen caring........................................................................ 18
2.1.7 Theory of human care Jean watson ............................................. 20
2.2 Caring Behaviours ............................................................................ 23
2.2.1 Defenisi ....................................................................................... 23
2.2.2 Faktor yang mempengaruhi caring behaviour ............................ 25
2.2.3 Komponen caring behaviour ...................................................... 26
2.3 Segmentasi Demografi ..................................................................... 29
2.3.1 Defenisi ....................................................................................... 29
2.4 Keperawatan .................................................................................... 32
2.4.1 Defenisi keperawatan .................................................................. 32
2.4.2 Prinsip etika keperawatan ........................................................... 33
2.4.3 Tujuan ilmu keperawatan ............................................................ 36
BAB 3 KERANGKA KONSEP..................................................................... 37
3.1 Kerangka Konseptual ...................................................................... 37
3.2 Hipotesa Penelitian .......................................................................... 38
BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................................. 39
4.1 Rancangan penelitian ...................................................................... 39
4.2 Populasi Dan Sampel ....................................................................... 39
4.2.1 Populasi ...................................................................................... 39
4.2.2 Sampel ........................................................................................ 40
4.3 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional .............................. 41
4.3.1 Variabel penelitian ..................................................................... 41
4.3.2 Defenisi operasional ................................................................... 42
4.4 Instrumen Penelitian ........................................................................ 42
4.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................................... 43
4.5.1. Lokasi penelitian ....................................................................... 43
4.5.2. Waktu penelitan ........................................................................ 43
4.6 Prosedur Pengumpulan Data Dan Pengambilan Data ................. 43
4.6.1 Pengambilan data ....................................................................... 43
4.6.2 Uji validitas dan reliabilitas ....................................................... 44
4.7 Kerangka Operasional ..................................................................... 45
4.8 Analisis Data ..................................................................................... 45
4.9 Etika Penelitian ................................................................................ 47
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 50
5.1 Gambaran Lokasi Penelitian .......................................................... 50
5.2.1 Karakteristik segmentasi demografi responden di ruangan
Internis di RSUD Dr.Pirngadi Medan ........................................ 53
5.2.2 Caring behavior ........................................................................ 54
5.2.3 Analisis segmentasi demografi dengan caring behavior
perawat dalam praktek keperawatan di RSUD Dr.Pirngadi
Medan ....................................................................................... 57
5.3 Pembahasan ..................................................................................... 61
5.3.1 Data segmentasi demografi ........................................................ 61
5.3.2 Data caring behaviour ............................................................... 64
5.3.3 Hubungan karakteristik segmentasi demografi dengan caring
behavior perawat berdasarkan jenis kelamin di RSUD
Dr.Pirngadi Medan tahun 2019 ................................................. 65
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 69
6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 69
6.1.1. Segmentasi demografi dan caring behaviour ......................... 69
6.1.2. Caring behaviour perawat dalam penelitian ini disimpulkan
bahwa perawat memiliki caring sangat baik sebanyak 62
(84,9%) dari 73 responden ..................................................... 69
6.1.3. Hubungan karakteristik segmentasi demografi dengan
caring Behavior perawat dalam praktek keperawatan di
RSUD Dr.Pirngadi Medan tahun 2019 ................................. 69
6.2 Saran ................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Surat Persetujuan Menjadi Responden ............................. 75
2. Informed Consent ................................................................................ 76
3. Lembar Kuesioner Penelitian ............................................................ 77
4. Lembar Pengajuan Judul Proposal ................................................... 78
5. Lembar Usulan Judul Skripsi ............................................................ 79
6. Surat Keterangan Layak Etik ............................................................ 80
7. Surat Ijin Penelitian ............................................................................ 81
8. Permohonan Ijin Penelitian Ke Kabid Pelayanan Keperawatan ... 82
9. Permohonan Ijin Penelitian Ke Kepala Instalasi Rawat Inap ........ 83
10. Lembar Konsultasi ............................................................................ 84
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Segmentasi Demografi
Dengan Caring Behaviour Perawat Dalam Praktek
Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Pirngadi Medan .......... 42
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Data Segmentasi Demografi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin, Pendidikan, Masa Kerja Dalam
Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2019........................................................................ 53
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Caring Behaviour (Thema 1) Responden
Dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2019 ......................................................... 54
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Caring Behaviour (Thema 2) Responden
Dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2019 ......................................................... 54
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Caring Behaviour (Thema 3) Responden
Dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2019 ......................................................... 55
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Caring Behaviour (Thema 4) Responden
Dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2019 ......................................................... 55
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Caring Behaviour (Thema 5) Responden
Dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2019 ......................................................... 56
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Caring behavior
Responden Dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis
RSUD Pirngadi Medan Tahun 2019 ............................................. 56
Tabel 5.9 Hubungan Karakteristik Segmentasi Demografi (Jenis
kelmain) Dengan Caring Behaviour Perawat Di RSUD
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019 .................................................... 57
Tabel 5.10 Hubungan Karakteristik Segmentasi Demografi (Pendidikan)
Dengan Caring Behaviour Perawat Di RSUD Dr.Pirngadi
Medan Tahun 2019........................................................................ 58
Tabel 5.11 Hubungan Karakteristik Segmentasi Demografi (Masa kerja)
Dengan Caring Behaviour Perawat Di RSUD Dr.Pirngadi
Medan Tahun 2019........................................................................ 59
Tabel 5.12 Hubungan Segmentasi Demografi Dengan Caring Behaviour
Perawat Dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis
RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019 ........................................ 60
DAFTAR BAGAN
Hal
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Segmentasi Demografi
Dengan Caring Behaviour Perawat Dalam Praktek
Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Pirngadi Medan ......... 37
Bagan 4.2 Kerangka Operasional Hubungan Segmentasi Demografi
Dengan Caring Behaviour Perawat Dalam Praktek
Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Pringadi Medan .......... 45
DAFTAR DIAGRAM
Hal
Diagram 5.1 Distribusi Karakteristik Segmentasi Demografi (Jenis
Kelamin) dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis
Di RSUD Pirngadi Medan Tahun 2019 .................................... 61
Diagram 5.2 Distribusi Karakteristik Segmentasi Demografi (Pendidikan)
dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis Di RSUD
Pirngadi Medan Tahun 2019 ..................................................... 62
Diagram 5.3 Distribusi Karakteristik Segmentasi Demografi (Masa
Kerja) dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis Di
RSUD Pirngadi Medan Tahun 2019 ......................................... 63
Diagram 5.4 Distribusi Caring Behaviour Responden Di RSUD Pirngadi
Medan Tahun 2019.................................................................... 64
Diagram 5.5 Hubungan Karakteristik Segmentasi Demografi Berdasarkan
Jenis Kelamin dengan Caring Behaviour Perawat Dalam
Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2019 ..................................................... 65
Diagram 5.6 Hubungan Karakteristik Segmentasi Demografi Berdasarkan
Pendidikan dengan Caring Behaviour Perawat Dalam
Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2019 ..................................................... 66
Diagram 5.7 Hubungan Karakteristik Segmentasi Demografi Berdasarkan
Masa kerja dengan Caring Behaviour Perawat Dalam
Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2019 ..................................................... 67
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai
fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) baik fisik
maupun psikososial yang dilakukan secara terpadu (Ilyas, 1999) dalam (Ilkafah,
2017). Caring adalah salah satu aspek terpenting dalam keperawatan. Menjalin
hubungan interpersonal dengan pasien dan anggota keluarga dicapai dengan
membangun hubungan emosional dengan pasien dan keluarga mereka. Perawat
masuk dalam hubungan kepedulian interpersonal ini sambil memberikan
perawatan yang berkualitas (Watson 2008).
Mayeroff (1990) caring adalah komitmen seseorang dalam memberikan
kasih sayang, hati nurani, kepercayaan diri, kompetensi, dan ketaatan yang
berfokus saat membantu orang lain tumbuh. kebanyakan ahli teori perawat,
menganggap caring sebagai kekuatan disiplin dalam praktik keperawatan. Konsep
Ini bukan konsep ilusif yang sederhana dan meremehkan. Caring tetap konsep
yang paling penting untuk menerangi apa yang terjadi dalam hubungan perawat
dan pasien dalam proses keperawatan lingkungan manusia bersama caring adalah
konsep yang kompleks dan caring dilihat dalam pengalaman kesehatan manusia
sebagai fenomena sentral keperawatan yang memfasilitasi kesehatan dan
penyembuhan.
Roger (2014) mengemukakan caring merupakan kemampuan manusia
untuk menjaga relasi agar hubungan lebih bermakna dan komitmen untuk
merespon orang lain dengan sensitivitas dan fleksibilitas. Aktivitas atau tindakan
merupakan suatu pembelajaran yang tidak dapat dilepas dari caring yang harus
diwujudkan dalam praktek nyata karna sikap peduli tidak cukup diucap dengan
kata-kata tanpa aksi nyata. Disini caring merupakan suatu tindakan atau aktivitas
seseorang yang dilakukan untuk mengungkapkan kepeduliannya dengan sungguh-
sungguh bukan hannya dari perkataan karna caring juga dibutuhkan sebuah
tindakan.
Ideal moral dari keperawatan adalah caring yang lebih dari sebuah
exisestensial philosophy yang dipandang sebagai dasar spiritual. Hubungan antara
perawat dan klien merupakan tanggung jawab perawat dalam melakukan caring.
Partisipasi perawat sangat membantu klien untuk penyembuhan dan
meningkatkan kesehatannya karna melalui caring behaviour perawat klien dapat
memperoleh pengetahuan untuk dapat meningkatkan kesehatannya. Caring
merupakan proses bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam
hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain
sama seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan
memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh
kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup (Swanson, 1991).
Karo (2018) mengatakan salah satu aspek terpenting dari keperawatan
adalah caring, karena sebagai perawat kepedulian merupakan melakukan tugas
yang mereka lakukan, dengan kehadiran perawat dengan cara memegang tangan
dengan penuh perhatian. Perawat peduli dengan memenuhi kebutuhan pasien,
anggota keluarga, dan penyedia layanan kesehatan lainnya. Kepedulian
merupakan sebuah tindakan yang lebih dari sekedar melaksanakan tugas karena
melakukan hubungan peduli transpersonal dengan pasien menjadi menganggap
orang lain akan berarti. Keperawatan berkaitan dengan kesehatan promosi,
mencegah penyakit, merawat kesehatan yang sakit dan memulihkan.
Watson (2009) mengatakan tindakan keperawatan yang tampak dengan
sikap yang sabar, jujur, dan percaya diri melalui kehadiran, sentuhan, kasih
sayang dan kerendahan hati merupakan caring behaviour dalam melaksanakan
tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien merasa nyaman dan terbantu dalam
proses penyembuhan yang lebih cepat pada pasien. Selain mencegah keadaan
yang lebih buruk pada pasien, dengan caring behaviour perawat akan memberikan
rasa nyaman terhadap pasien yang kita layani setiap hari. Caring behaviour adalah
suatu tindakan yang didasari oleh kepedulian, kasih sayang, keterampilan, empati,
tanggung jawab, sensitif, dan dukungan.
Karo (2018) berpendapat dengan memperlakukan sesama yang kita layani
dengan penuh kasih dengan memberikan sikap dan perilaku yang baik kepada
pasien melalui perlakuan perawat melalui sikap empati bukan hannya kepada
pasien melainkan juga keluarga merupakan caring behaviour. (Watson, 2009),
Fokus utama dari keperawatan adalah faktor-faktor carative yang bersumber dari
perspektif humanistic yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan ilmiah.
Watson kemudian mengembangkan sepuluh faktor carative tersebut untuk
membantu kebutuhan tertentu dari pasien dengan tujuan terwujudnya integritas
fungsional secara utuh dengan terpenuhinya kebutuhan biofisik, psikososial dan
kebutuhan interpersonal.
Segmentasi demografis terbagi menjadi kelompok berdasarkan variable
seperti jenis kelamin, umur, status perkawinan, jumlah keluarga, pendapatan,
jabatan, lokasi geografis, mobilitas, kepemilikan rumah, pendidikan, agama, ras
atau kebangsaan. Faktor-faktor demografi ini merupakan dasar paling popular
untuk membuat segmen kelompok. Alasan utamanya, yakni kebutuhan dan
keinginan manusia mudah diukur. Bahkan kalau segmen mula-mula ditentukan
menggunakan dasar lain, maka karakteristik demografinya harus diketahui untuk
mengetahui besarnya sasaran dan untuk menjangkau secara efisien. (Prasetyo,
2017 Oentoro 2012 dikutip dari Dr. Sudaryono 2016)
Tujuan tindakan caring bertujuan untuk memperhatikan fisik dan emosi
sambil memberikan yang terbaik untuk meningkatan rasa aman dan keselamatan
klien dalam memberikan asuhan keperawatan. Harga diri individu juga harus
diperhatikan dalam caring, artinya jika perawat dalam melakukan praktik
keperawatan, perawat seanantisa selalu memperhatikan cara merawat agar
perawat dapat menghargai klien dengan tulus tanpa memandang sesuatu dari klien
dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien sehingga bisa memberikan
pelayanan kesehatan yang tepat. Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat
dari caring behaviour perawat. Proses caring yang terdiri dari bagaimana perawat
mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang. Hadir secara emosional,
melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap diri
sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani
tansisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup
(Swanson, 1991).
Watson (2008) menyatakan ada beberapa asumsi caring merupakan
profesi dalam keperawatan karena lebih memberi pengaruh terhadap manusia
yang sifatnya mampu untuk mempertahankan cita-cita, etik dan kepeduliannya
terhadap praktik profesional. Perhatian dan cinta adalah sesuatu yang misterius
dari kekuatan yang bersinar dan luar biasa yang bersumber dari diri sendiri dan
orang lain secara umum. Pertama kita harus belajar bagaimana kita meningkatkan
kepedulian kita melalui cinta dan pengampunan serta kasih sayang dan belas
kasihan kepada diri kita sendiri sebelum dapat memberikan perhatian dan cinta
yang tulus kepada orang lain. Sebelumnya kita harus memperlakukan diri kita
sendiri dengan cinta kasih, kelembutan dan martabat sebelum kita dapat
menerima, menghargai, dan merawat orang lain dalam model penyembuhan dan
meningkatkan kepedulian yang profesional.
Abdullah (2017) penelitian ini menyimpulkan bahwa persepsi perawat
tentang caring behaviour menunjukkan hubungan negatif dengan kepuasan
pasien, tetapi persepsi pasien tentang caring behaviour perawat menunjukkan
hubungan positif dengan kepuasan pasien. Persepsi pasien berkorelasi signifikan
dengan kepuasan pasien. Hasil analisis regresi persepsi pasien menunjukkan
dengan nilai beta 12.7% dengan kepuasan pasien (p=0,00). Secara keseluruhan
hasil penelitian menunjukkan hubungan positif antara persepsi pasien dengan
kepuasan pasien. Perilaku positif dan baik dari penyedia layanan kesehatan adalah
yang paling penting bagi organisasi mana pun, terutama dalam organisasi
perawatan kesehatan. Perawat memainkan peran penting dalam kepuasan
pelanggan/pasien. Perilaku perawat yang baik memiliki efek positif pada
kepuasan pasien dan perawatan mereka di setiap rumah sakit.
Karo (2018) menyatakan caring behaviour perawat Indonesia sebesar 2,96
% (kategori baik), caring behaviour oleh peserta dalam penelitian ini adalah
perawat yang masih muda, sehingga kemampuan untuk memberikan atau
menunjukkan perhatian, komprehensi, empati dan peduli dengan kesejahteraan
pasien, secara umum masih berada di tahap moderat, sehingga pengalaman dan
bimbingan lebih lanjut diperlukan. Penelitian tersebut mengemukakan bahwa
mayoritas perawat memiliki persepsi yang cakup terhadap perawatan, dan
kebanyakan dari mereka memiliki perilaku caring yang diinginkan dalam
merawat pasien dalam tahap akhir kehidupan, perawat percaya bahwa aspek
psikososial adalah yang paling penting.
Gurusinga (2017) mengatakan Hasil penelitian diperoleh di RS. Grandmed
Sumatra Utara bahwa Perilaku caring perawat dinilai baik oleh pasien yaitu
(60%). Suriani (2016) Hasil penelitian yang didapat diketahui distribusi proporsi
caring perawat di ruangan penyakit dalam Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2016, perawat yang memiliki perilaku caring yang baik sebesar 95,2%,
perawat yang perilaku caring tidak baik sebesar 4,7%. Responden mengatakan
perilaku caring yang dilakukan tidak baik karena sebagian besar perawatnya
angkuh saat melakukan tindakan keperawatan, jarang untuk memperkenalkan diri
kepada pasien, dan sebagian perawat bersikap ceroboh dalam melakukan tindakan
keperawatan kepada pasien.
Caring behaviours merupakan suatu sikap seseorang untuk peduli dalam
menghormati dan menghargai orang lain. Theory of human care, mengungkapkan
bahwa melindungi pasien nantinya akan mempengaruhi kemampuan pasien untuk
sembuh karena caring diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan
keperawatan. Ada sepuluh carative factor yang dapat mencerminkan behaviours
dari seorang perawat filosofi humanistic dan system nilai member fondasi yang
kokoh bagi ilmu keperawatan. Dasar dalam praktek keperawatan dibangun dari
sepuluh carative faktor, yaitu membentuk sistem nilai humanistic- altruistic,
menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope), mengembangkan sensitivitas
untuk diri sendiri dan orang lain (helping-trust), meningkatkan hubungan saling
percaya dan membantu, meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif
dan negatif, menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam
pengambilan keputusan, meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal,
menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, memperbaiki mental,
sosiokultural, dan spiritual, membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar
manusia, mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis, dan
dimensi spiritual (Watson, 2008).
Watson (2009) dalam membina hubungan yang harmonis antara perawat –
klien diperlukan behaviour perawat yang menyangkut upaya memperlakukaan
klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia
lainnya. Tenaga perawat merupakan salah satu tindakan yang diharapkan untuk
membangun dan membina hubungan yang baik dengan pasien melalui tehnik dan
sikap komunikasi serta behaviours caring selama memberikan asuhan
keperawatan pada pasien agar kebutuhan pasien dapat terpenuhi, salah satu cara
mengatasi masalah tersebut yaitu dengan sikap caring. Secara garis besar,
terbentuknya caring behaviours dipengaruhi oleh faktor internal yaitu faktor
genetik dan karakter seseorang, juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang
meliputi pendidikan, pengetahuan, pengalaman kerja (Chusnawijaya, 2015).
Muhlisin (2008) mengatakan dari sekian banyak faktor yang
mempengaruhi faktor caring, seperti umur, gender, lingkungan kerja dan
kualifikasi perawat. Melihat banyak faktor yang mempengaruhi perawat dalam
penelitian caring behaviour of Indonesian nurses towards an enhanced nursing
practice mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi caring behaviour
perawat, faktor usia, jenis kelamin, agama, lama kerja, dan tingkat pendidikan.
Berdasarkan masalah diatas, adapun beberapa saran yang diberikan untuk
caring behaviours adalah bagi pelayanan kesehatan dapat melatih caring
behaviours saat memberikan praktek asuhan keperawatan, merekomendasikan
perlunya membudayakan behaviours melalui pendidikan berkelanjutan, supervisi,
dan pengarahan intensif. Meningkatkan caring behaviours perawat dengan
mengadakan pelatihan atau seminar tentang caring behaviours perawat sehingga
perawat dapat menerapkan caring behaviours terhadap pasien. Mengikuti
pelatihan, seminar, work shop dan pendidikan berkelanjutan guna meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam berperilaku caring serta menerapkan dalam
pelayanan keperawatan kepada klien sesuai dengan standart kompetensi yang
harus dilaksanakan oleh perawat. Memotivasi perawat untuk memulai penelitian
dan memvalidasi lebih lanjut caring dan dapat membantu meningkatkan
kemampuan yang membutuhkan studi elaboratif caring behaviour oleh perawat
Indonesia yang harus di uji lanjut dengan responden dari praktik di rumah sakit
pemerintah (Mestiana, 2018).
Penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul hubungan segmentasi
demografi dengan caring behaiour perawat dalam praktek keperawatan di
ruangan internis Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi Medan Tahun 2019, karena
sebelumnya penelitian ini belum pernah di teliti oleh mahasiswa/i dari STIKes
Santa Elisabeth Medan di rumah sakit negeri terutama di RSUD Dr.Pirngadi
Medan dan berdasarkan rekomendasi Karo (2018), yang menyatakan bahwa dapat
memotivasi perawat untuk memulai penelitian, memvalidasi lebih lanjut caring,
dapat membantu meningkatkan kemampuan yang membutuhkan studi elaboratif
caring behaviour oleh perawat Indonesia yang harus di uji lebih lanjut dengan
responden dari praktik keperawatan di rumah sakit pemerintah.
1.2. Perumusan Masalah
Masalah Penelitian adalah “Apakah ada hubungan segmentasi demografi
dengan caring behaviour perawat di ruangan internis Rumah Sakit Umum Daerah
Dr Pirngadi Medan Tahun 2019?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk menganalisis hubungan segmentasi demografi dengan caring
behaviour perawat dalam praktik keperawatan di Ruangan Internis RSUD
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi segmentasi demografi perawat dalam melaksanakan
praktek keperawatan di Ruangan Internis RSUD Dr.Pirngadi Medan
Tahun 2019.
2. Mengidentifikasi caring behaviour perawat dalam melaksanakan praktek
keperawatan di Ruangan Internis RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019.
3. Menganalisis hubungan segmentasi demografi dengan caring behaviour
perawat dalam praktik keperawatan di Ruangan Internis RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2019.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan sebagai salah
satu sumber bacaan penelitian dan pengembangan ilmu tentang hubungan
segmentasi demografi dengan caring behaviour perawat dalam praktik
keperawatan. Dan penelitian ini juga dapat digunakan oleh institusi pelayanan
kesehatan.
1.4.2. Manfaat praktis
1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan
Sebagai bahan masukan dan penambah wawasan dalam melakukan
tindakan keperawatan hubungan segmentasi demografi dengan caring
behaviour perawat dalam praktek keperawatan`
2. Bagi institusi pendidikan STIKes Santa Elisabeth Medan
Hasil penelitian diharapkan menjadi bahan pendidikan bagi
institusi Pendidikan mengenai hubungan segmentasi demografi dengan
caring behaviour perawat dalam praktik keperawatan.
3. Bagi responden
Sebagai informasi serta dapat berguna dan menambah pengetahuan
caring behaviour.
4. Bagi mahasiswa/i STIKes Santa Elisabeth
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih lebih
mengembangkan hal-hal yang lebih kreatif terutama tentang segmentasi
demografi dengan caring behaviour maupun karakteristik segmentasi
demografi perawat lainnya dalam praktek keperawatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Caring
2.1.1 Defenisi
Caring adalah salah satu aspek terpenting dalam keperawatan. Menjalin
hubungan interpersonal dengan pasien dan anggota keluarga dicapai dengan
membangun hubungan emosional dengan pasien dan keluarga mereka. Perawat
masuk dalam hubungan kepedulian interpersonal ini sambil memberikan
perawatan yang berkualitas (Watson 2008).
Mayeroff (1990) caring adalah komitmen seseorang dalam memberikan
kasih sayang, hati nurani, kepercayaan diri, kompetensi, dan ketaatan yang
berfokus saat membantu orang lain tumbuh. Kebanyakan ahli teori perawat,
menganggap caring sebagai kekuatan disiplin dalam praktik keperawatan. Konsep
Ini bukan konsep ilusif yang sederhana dan meremehkan. Caring tetap konsep
yang paling penting untuk menerangi apa yang terjadi dalam hubungan perawat
dan pasien dalam proses keperawatan lingkungan manusia bersama caring adalah
konsep yang kompleks dan caring dilihat dalam pengalaman kesehatan manusia
sebagai fenomena sentral keperawatan yang memfasilitasi kesehatan dan
penyembuhan.
Roger (2014) mengemukakan caring merupakan kemampuan manusia
untuk menjaga relasi agar hubungan lebih bermakna dan komitmen untuk
merespon orang lain dengan sensitivitas dan fleksibilitas. Aktivitas atau tindakan
merupakan suatu pembelajaran yang tidak dapat dilepas dari caring yang harus
diwujudkan dalam praktek nyata karna sikap peduli tidak cukup diucap dengan
kata-kata tanpa aksi nyata. Disini caring merupakan suatu tindakan atau aktivitas
seseorang yang dilakukan untuk mengungkapkan kepeduliannya dengan sungguh-
sungguh bukan hannya dari perkataan karna caring juga dibutuhkan sebuah
tindakan.
Ideal moral dari keperawatan adalah caring yang lebih dari sebuah
exisestensial philosophy yang dipandang sebagai dasar spiritual. Hubungan antara
perawat dan klien merupakan tanggung jawab perawat dalam melakukan caring.
Partisipasi perawat sangat membantu klien untuk penyembuhan dan
meningkatkan kesehatannya karna melalui caring behaviour perawat klien dapat
memperoleh pengetahuan untuk dapat meningkatkan kesehatannya. Caring
merupakan proses bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam
hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain
sama seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan
memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh
kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup (Swanson, 1991).
Karo (2018) mengatakan salah satu aspek terpenting dari keperawatan
adalah caring, karena sebagai perawat kepedulian merupakan melakukan tugas
yang mereka lakukan, dengan kehadiran perawat dengan cara memegang tangan
dengan penuh perhatian. Perawat peduli dengan memenuhi kebutuhan pasien,
anggota keluarga, dan penyedia layanan kesehatan lainnya. Kepedulian
merupakan sebuah tindakan yang lebih dari sekedar melaksanakan tugas karena
melakukan hubungan peduli transpersonal dengan pasien menjadi menganggap
orang lain akan berarti. Keperawatan berkaitan dengan kesehatan promosi,
mencegah penyakit, merawat kesehatan yang sakit dan memulihkan.
Caring adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dan pada saat yang sama
mengindikasikan bahwa beberapa aktivitas praktik dilakukan dalam proses caring
di lingkungan keperawatan. Sudut pandang ini diperluas oleh Grifin (1980, 1983)
dalam kutipan Morrison & Burnard (2009) yang membagi konsep caring ke dalam
dua domain utama. Salah satu konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan
emosi perawat, sementara konsep caring yang lain terfokus pada aktivitas yang
dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi keperawatannya (Morrison &
Burnard, 2009).
2.1.2 Konsep caring
Watson (2009) nilai-nilai yang mendasari konsep caring meliputi:
1. Konsep tentang manusia
Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang terintegrasi
(ingin dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami, dan dibantu). Manusia
pada dasarnya ingin merasa dimiliki oleh lingkungan sekitarnya merasa dimiliki
dan merasa menjadi bagian dari kelompok atau masyarakat, dan terasa dicintai.
2. Konsep tentang kesehatan
Kesehatan merupakan keutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi fisik dan
fungsi sosial. Menekankankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk
meningkatkan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
3. Konsep tentang lingkungan
Berdasarkan teori Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam
setiap keadaan di masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dengan pengaruh
budaya sebagai strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan
tertentu.
4. Konsep tentang keperawatan
Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan
caring ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat (Perry &
Potter, 2009).
2.1.3 Bentuk pelaksanaan caring
Menurut Perry dan Potter (2009), caring merupakan hasil dari kultur,
nilai-nilai pengalaman, dan hubungan mereka dengan orang lain. Dalam
memberikan asuhan keperawatan, caring dapat terdiri dari beberapa bentuk antara
lain:
1. Kehadiran
Kehadiran merupakan pertemuan dengan orang yang merupakan sarana
untuk lebih mendekatkan dan menyampaikan manfaat caring. (Fredikson, 1999)
menjelaskan bahwa kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “ada di” tidak
hannya berarti kehadiran secara fisik, tetapi juga termasuk komunikasi dan
pengertian. Hubungan interpersonal dari istilah “ada di” sepertinya bergantung
pada fakta kalau perawat sangat memperhatikan klien. “ada dengan” juga
merupakan hubungan interpersonal. Perawat memberikan dirinya, yang berarti
selalu bersedia dan ada untuk klien. Kehadiran, kontak mata, bahasa tubuh, nada
suara, mendengarkan, serta memiliki sikap yang positif dan bersemangat yang
dilakukan perawat, akan membentuk suatu suasana keterbukaan dan saling
mengerti sentuhan.
2. Sentuhan
Sentuhan caring adalah suatu bentuk komunikasi non verbal, yang dapat
mempengaruhi kenyamanan dan keamanan klien, meningalkan harga diri, dan
memperbaiki orientasi tentang kenyataan. Perlakuan yang ramah dan cekatan
ketika melaksanakan prosedur keperawatan akan memberikan kenyamanan.
Sentuhan dapat memberikan banyak pasien, oleh sebab itu harus digunakan secara
bijaksana. Sentuhan itu sendiri dapat menjadi masalah pada budaya tertentu yang
dianut oleh klien maupun perawat.
3. Mendengarkan
Caring melibatkan interaksi interpersonal dan bukan sekedar percakapan
resiprokal antara dua orang. Dalam suatu hubungan pelayanan perawat
membangun kepercayaan, membuka topik pembicaraan, dan mendengarkan apa
yang dikatakan klien. Mendengarkan merupakan kunci, karena hal itu
menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan termasuk
“mengerti” apa yang dikatakan klien, dengan memahami dan mengerti maksud
klien serta memberikan respon balik terhadap lawan bicaranya.
4. Memahami klien
Caring adalah suatu proses memahami klien. Konsep tersebut terdiri atas
pemahaman perawat terhadap klien tertentu dan pemilihan intervensi berikutnya.
Hubungan caring yang dibaangun perawat, bersama-sama dengan peningkatan
pengetahuan dan pengalaman perawat merupakan sumber-sumber yang berarti
saat terjadi perubahan pada kondisi kritis.
2.1.4 Perawat yang memiliki sifat caring
Morison (2009), terhadap gambaran ideal tentang perawat yang memiliki
sifat caring. Berikut ciri-ciri profil seorang perawat yang memiliki sifat caring:
1. Kualitas pribadi
Perawat yang memiliki sikap caring adalah perawat yang tampaknya
memiliki banyak kualitas. Mereka adalah orang-orang yang baik, tulus,
berpengetahuan, sabar dan tenang, memiliki rasa humor, penolong, jujur, santai,
asertif, penuh kasih sayang, berpengalaman dan fleksible, memiliki watak yang
menyenangkan, toleran dan pengertian.
2. Gaya kerja klinis
Di lingkungan kerja, perawat yang bersikap caring tampaknya
memperlakukan pasien sebagai individu dan mencoba mengidentifikasi,
kebutuhan pasien. Diri mereka teratur, mendahulukan kepentingan pasien dan
dapat dipercaya serta terampil.
3. Pendekatan interpersonal
Dalam hubungan mereka dengan orang lain, perawat yang bersifat caring
tampaknya bersifat empati dan mudah didekati, serta mau mendengarkan orang
lain. Pendekatan bersifat peka, mudah bergaul dan sopan, serta berkomunikasi
dengan baik kepada orang lain.
4. Tingkat motivasi
Perawat yang bersifat caring senantiasa mempunyai waktu untuk orang
lain.
5. Penggunaan Waktu
Perawat yang bersifat caring senantiasa mempunyai waktu untuk orang
lain.
2.1.5 Caring dalam pelayanan keperawatan
Laschiger (2011), mengatakan pengaruh caring dapat ditunjukkan dalam
kualitas asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat, dan diharapkan oleh
pasien dalam praktik pelayanan keperawatan. Penampilan sikap caring merupakan
hal yang penting dalam meningkatkan kepuasan pasien akan pelayanan
keperawatan dan menghindari tanggung gugat pasien.
2.1.6 Komponen caring
Watson (2005), Komponen caring ada 5 yaitu:
1. Mengetahui (Knowing) adalah suatu cara seseorang untuk berusaha
memahami orang lain, merawat orang lain, dan berinteraksi antara perawat
dengan pasien.
2. Kehadiran (Being with) memberikan diri untuk hadir bersama pasien untuk
merawat dan membantu pasien dengan penuh perasaan tanpa merugikan atau
membuat pasien terbebani.
3. Melakukan (Doing for) yaitu suatu keahlian dalam tindakan untuk membantu
pasien agar mandiri dan selalu antisipasi untuk memberikan kenyamanan dan
melindungi pasien.
4. Memampukan (Enabling) yaitu memfasilitasi pasien untuk melewati masa
transisi dengan berfokus pada situasi, memberikan informasi atau penjelasan,
memberikan dukungan, memahami perasaan pasien, menawarkan tindakan,
dan memberikan umpan balik.
5. Mempertahankan kepercayaan (Maintaining belief) yaitu relasi antara perawat
dan pasien agar dapat mempertahankan kepercayaan pasien, menghargai nilai
yang dimiliki pasien, mempertahankan perilaku penuh pengharapan, dan
selalu siap membantu pasien pada situasi apapun.
Watson (2008), beberapa asumsi nilai caring:
Perhatian dan cinta adalah kekuatan kosmik yang paling universal, luar
biasa, dan misterius, terdiri dari sumber energi diri sendiri dan universal.
1. Seringkali asumsi ini diabaikan, atau kita lupakan, meski kita tahu semua
orang saling membutuhkan dalam mencintai dan peduli.
2. Jika kemanusiaan kita bertahan dan jika kita ingin berevolusi menuju
komunitas moral dan peradaban moral yang lebih penuh kasih, perhatian,
manusiawi, kita harus mempertahankan cinta dan perhatian dalam kehidupan
kita, pekerjaan kita, serta dunia kita.
3. Keperawatan adalah profesi yang peduli, kemampuannya untuk
mempertahankan cita-cita, etik, dan kepeduliannya terhadap praktik
professional akan mempengaruhi perkebangan manusia.
4. Sebagai permulaan, kita harus belajar bagaimana menawarkan kepedulian,
cinta, pengampunan, kasih sayang, dan belas kasihan kepada diri kita sendiri
sebelum kita dapat menawarkan perhatian dan cinta yang tulus kepada orang
lain.
5. Kita harus memperlakukan diri kita sendiri dengan cinta kasih, kelembutan
dan martabat sebelum kita dapat menerima, menghargai, dan merawat orang
lain dan model penyembuhan kepedulian yang professional.
6. Keperawatan selalu bersikap peduli terhadap orang lain dan masalah
kesehatan mereka.
7. Pengetahuan, etika, kepedulian adalah esensi dari nilai-nilai keperawatan
profesional, berkomitmen, dengan tindakan yang kompeten, ini adalah
sumber yang paling utama dan menyatukan dalam mendukung perjanjiannya
terhadap masyarakat dan memastikan kelangsungan hidup.
2.1.7 Theory of human caring Jean Watson
(Watson, 2008) Filosofi Humanistic dan sistem nilai memberi fondasi
yang kokoh bagi ilmu keperawatan. Dasar dalam praktek keperawatan menurut
watson dibangun dari sepuluh carative faktor, yaitu:
1. Membentuk sistem nilai humanistic- altruistic
Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistic dapat dibangun dari
pengalaman, belajar, dan upaya upaya mengembangkan sikap humanistic.
Pengembangan nya dapat ditingkatkan dalam masa pendidikan. Melalui sistem
nilai ini perawat dapat merasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada
klien dan juga penilaian terhadap pandangan diri seseorang. Perawat harus
memberikaan kebaikan dan kasih sayang, bersikap membuka diri untuk
mempromosikan persetujuan terapi dengan klien.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope)
Menggambarkan peran perawat dalam mengembangkan hubungan perawat
dan klien dalam mempromosikan kesehatan dengan membantu meningkatkan
perilaku klien dalam mencari pertolongan kesehatan. Perawat memfasilitasi klien
dalam membangkitkan perasaan optimis, harapan, dan rasa percaya dan
mengembangkan hubungan perawat dengan klien secara efektif. Faktor ini
merupakan gabungan dari nilai humanistic-altruistic, dan juga memfasilitasi
asuhan keperawatan yang holistik kepada klien.
3. Mengembangkan sensitiviats untuk diri sendiri dan orang lain
Perawat belajar memahami perasaan klien sehingga lebih peka, murni dan
tampil apa adanya. Pengembangan kepekaan terhadap diri sendiri dan dalam
berinteraksi dengan orang lain. Perawat juga harus mampu memberikan
kesempatan kepada orang lain untuk mengekspresikan perasaan mereka. Membina
hubungan saling percaya dan saling bantu (helping- trust)
4. Meningkatkan hubungan saling percaya dan membantu
Untuk membina hubungan saling percaya dengan klien dan perawat
menunjukkan sikap empati, harmonis, jujur dan tebuka, hangat serta perawat
harus dapat berkomunikasi terapeutik yang baik.
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative
Perawat harus menerima perasaan orang lain serat memahami perilaku
mereka dan juga perawat mendengarkan segala keluhan. Dan juga mengemukakan
bahwa perawat harus siap untuk perasaan negative, berbagi persaan duka cita,
cinta dan kesedihan yang merupakan pengalaman yang penuh resiko.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam
pengambilan keputusan.
Perawat menerapkan proses keperawatn secara sistematis memecahkan
masalah secara ilmiah, dalam menyelenggarakan pelayanan berfokus klien. Proses
keperawatan seperti halnya proses penelitian yaitu sistematis dan terstruktur.
7. Meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal
Faktor ini merupakan konsep yang penting dalam keperawatan untuk
membedakan caring dan curing. Bagaiamana perawat menciptakan situasi yang
nyaman dalam memberikan pendidikan kesehatan. Perawat memberi informasi
kepada klien, perawat memfasilitasi proses ini dengan memberikan pendidikan
kesehatan yang di desain supaya dapat memampukan klien memenuhi kebutuhan
pribadinya, memberikan asuhan yang mandiri, menetapkan kebutuhan personal.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, memperbaiki mental,
sosiokultural, dan spiritual
Perawat harus menyadari bahwa lingkungan internal dan eksternal
berpengaruh terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien. Konsep yang relevan
dengan lingkungan internal meliputi kepercayaan, sosial budaya, mental dan
spritual klien. Sementara lingkunagn yang estetik. Oleh karena itu Potter&Perry
menekankan bahwa perawat harus dapat menciptakan kebersamaan, keindahan,
kenyamanan, kepercayaan, dan kedamaian (Watson, 2008).
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
Perawat membantu memenuhi kebutuhan dasar klien meliputi kebutuhan
biofisik, psikofisik, psikososial, dan kebutuhan interpersonal. Dan perawat
melakukannya dengan sepenuh hati.
10. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial- fenomenologis, dan dimensi
spiritual.
Fenomenologis menggambarkan situasi langsung yang membuat orang
memahami fenomena tersebut. Watson menyadari bahwa hal ini memang sulit di
mengerti. Namun hal ini akan membawa perawat dapat membantu seseorang
dalam memahami kehidupan dan kematian dengan melibatkan kekuatan spritual.
Dari sepuluh caratative factor tersebut caring dalam keperawatan menyangkut
upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang
berbeda dari manusia lainnya (Watson, 2008).
2.2. Caring Behaviour
2.2.1 Defenisi
Watson (2008), caring behaviour merupakan bentuk dari praktik dasar
keperawatan yang tampak dengan sikap sabar, jujur, percaya diri, kehadiran,
sentuhan, kasih sayang dan kerendahan hati dalam melaksanakan tindakan yang
akan dilakukan sehingga pasien merasa nyaman dan terbantu dalam proses
penyembuhan yang lebih cepat pada pasien. Selain itu juga akan mencegah
keadaan yang lebih buruk pada pasien, sebaliknya akan memberikan rasa nyaman
terhadap pasien yang kita layani setiap hari. Caring behaviour adalah suatu
tindakan yang didasari oleh kedulian, kasih sayang, keterampilan, empati,
tanggung jawab, sensitive, dan dukungan.
Karo (2018), caring behaviour adalah sikap dan perilaku kita
memperlakukan sesama yang kita layani dengan kasih. Caring behaviour adalah
sikap peduli kita kepada pasien melalui sikap empati kepada pasien dan keluarga.
Fokus utama dari keperawatan adalah faktor-faktor carative yang bersumber dari
perspektif humanistic yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan ilmiah.
Watson kemudian mengembangkan sepuluh faktor carative tersebut untuk
membantu kebutuhan tertentu dari pasien dengan tujuan terwujudnya integritas
fungsional secara utuh dengan terpenuhinya kebutuhan biofisik, psikososial dan
kebutuhan interpersonal (Watson, 2009).
Wahyudi (2016), caring behaviour adalah suatu tindakan yang didasari
oleh kepedulian, kasih sayang, keterampilan, empati, tanggung jawab, sensitif dan
dukungan. Namun penelitian terdahulu menyatakan bahwa masih banyak perawat
yang tidak berperilaku caring, perilaku caring perawat merupakan salah satu
perilaku yangdipengaruhi oleh beberapa faktor.
Caring behaviour merupakan suatu sikap, rasa peduli, hormat dan
menghargai orang lain, artinya memberikan perhatian yang lebih kepada sesorang
dan bagaimana seseorang bertindak. Perilaku caring merupakan perpaduan
perilaku manusia yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dalam
membantu klien yang sakit. Perilaku caring sangat penting dalam pelayanan
keperawatan karena akan memberikan kepuasan pada klien dalam perawatan akan
lebih memahami konsep caring, khususnya perilaku caring dan mengaplikasikan
dalam pelayanan keperawatan (Kozier, 2010).
Caring behaviour merupakan fenomena universal yang mempengaruhi
cara manusia berpikir, merasa dan mempunyai hubungan dengan sesama (Patricia
A. Potter & Anne G. Perry, 2009). Caring behaviour dalam keperawatan
dipelajari dari berbagai macam filosofi artinya bukan hanya perawat saja yang
Berperilaku caring tetapi sebagai manusiakita juga bisa memperhatikan sesama.
Perilaku caring dari perawat dan pelayanan secara komprehensif serta holistik,
membantu memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi pasien (Kotler, 2008).
Caring behaviour merupakan manisfestasi perhatian kepada orang lain,
berpusat pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan. Caring
mempunyai komitmen untuk mencegah terjadinya sesuatu yang buruk, memberi
perhatian, menghormati kehidupan orang lain dan kehidupan manusia. Caring
juga merupakan ungkapan cinta dan ikatan, otoritas dan keberadaan, selalu
bersama, empati, pengetahuan, penghargaan dan menyenangkan (Dwidiyanti,
2007). Caring behaviour dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu pengetahuan, persepsi, emosi, motivasi
dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar sedangkan
faktor eksternal meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun nonfisik seperti:
iklim, manusia, sosial, ekonomi, kebudayaan dan sebagainya (Retno, 2010).
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi caring behaviour
Gibson, James & John (2000), mengemukakan tiga faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku caring sebagai berikut:
1. Faktor individu
Faktor indivdu yang dapat mempengaruhi perilaku caring yaitu,
kemampuan diantaranya kemampuan kecerdasan emosional, latar belakang,
keterampilan dan karakteristik demografis diantaranya, umur, jenis kelamin,
bidang praktik, agama, pendidikan, suku, lama kerja, pulau.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku caring perawat
yaitu, sikap, kepribadian dan motivasi, faktor ini dipengaruhi oleh keluarga,
tingkat sosial dan karakteristik demografis.
3. Faktor organisasi
Faktor organisasi yang dapat mempengaruhi perilaku caring yaitu, sumber
daya manusia, kepemimpinan, imbalan, struktur dan pekerjaan.
2.2.3 Komponen caring behaviour
Karo (2018), ada 5 komponen caring behaviour yang terdiri dari:
1. Caring merupakan sebuah sikap, hubungan pribadi dengan pasien.
a. Saya menunjukkan rasa empati, cinta dan rasa hormat kepada pasien
b. Saya peka terhadap kebutuhan pasien saya dan kondisinya
c. Saya menunjukkan kasih sayang dan berempati dengan pasien saya
d. Saya membangun kepercayaan hubungan dengan pasien saya
e. Saya menunjukkan rasa penuh perhatian ketika pasien menceritakan
tentang masalahnya
f. Saya menyapa dan memperkenalkan diri kepada pasien saya
g. Saya menjadi peka dan penuh perhatian terhadap kebutuhan pasien
2. Caring merupakan membuat sifat yang sensitif dan responsif terhadap
kebutuhan pasien.
1. Saya meberikan penguatan kepada pasien dan keluarganya
2. Saya tanggap dengan kebutuhan pasien saya dengan cepat
3. Saya memberikan informasi tentang keperawatan dan saya harus
memberikannya
4. Saya mendampingi pasien saya ketika menjalani pengobatan
5. Saya memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien saya dan
anggota keluarganya.
6. Saya mengijinkan pasien saya dan anggota keluaganya untuk
melakukan ritual ibadah terhadap pasien
7. Saya menanggapi pertanyaan tentang kondisi pasien
8. Saya bertanya tentang kemampuan pasien dan keluarganya
9. Saya memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan
meminta pertolongan.
10. Saya memuji dan mendukung pasien
3. Caring merupakan pengasuhan dan ada selalu bersama pasien.
a. Saya hadir buat pasien jika pasien membutuhkan kehadiran saya
b. Saya memandikan pasien kapanpun yang dia butuhkan
c. Saya memberi makan pasien
d. Saya melatih kesabaran saya ketika mengambil keputusan bersama
pasien dan keluarganya
e. Saya sangat khawatir ketika ketika kondisi pasien saya memburuk
f. Saya kecewa ketika pasien saya tidak mengikuti pengobatan dan
perawatan
g. Saya memberikan caring yang suportif kepada pasien saya
h. Saya mendukung dan memotivasi kemampuan pasien saya
4. Caring menunjukkan perhatian, belas kasih dan empati terhadap pasien.
a. Saya menunjukkan rasa kasih sayang, empati dan pelayanan yang tulus
ketika merawat pasien saya
b. Saya peka terhadap kebutuhan pasien saya
c. Saya membantu pasien saya dengan tulus dan pertolongan yang
sunguh-sungguh
d. Saya memberikan kontak mata, senyum dan intonasi suara yang baik
ketik saya berbicara
e. Saya menghormati pilihan pasien saya dan keluarganya
f. Saya berbicara dengan informasi-informasi yang positif kepada pasien
saya
g. Saya mengerti dan empati dengan pasien saya dan keluarganya
h. Saya mendengar keluhan pasien dan keluarganya
5. Caring adalah tindakan yang berkaitan dengan kesejahteraan pasien,
menunjukkan penerimaan dan mengakui pasien.
a. Saya memberikan kenyamanan dan sentuhan terapi kepada pasien
b. Saya berkomunikasi dengan terbuka kepada pasien saya dan
keluarganya
c. Saya menunjukkan sebuah sikap yang tidak bersifat menghakimi
terhadap pasien
d. Saya menerima pasien saya apa adanya
e. Saya mendengarkan dengan serius kebutuhan dan keinginan pasien
saya
f. Saya bersikap jujur dalam menjawab pertanyaan yang ditanya oleh
pasien saya tentang perkembangan kesehatannya
g. Saya memberikan umpan balik ketika pasien dan keluarganya bertanya
tentang kondisi pasien
2.3. Segmentasi Demografi
Segmentasi demografis membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan
variabel seperti jenis kelamin, umur, status perkawinan, jumlah keluarga,
pendapatan, jabatan, lokasi geografis, mobilitas, kepemilikan rumah, pendikan,
agama, rasa tau kebangsaan. Faktor-faktor demografi ini merupakan dasar paling
popular untuk membuat segmen kelompok konsumen. Alasan utamanya, yakni
kebutuhan dan keinginan konsumen mudah diukur. Bahkan kalau segmen pasar
mula-mula ditentukan menggunakan dasar lain, maka karakteristik demografinya
harus diketahui untuk mengetahui besarnya pasar sasaran dan untuk menjangkau
pasar secara efisien. (Prasetyo, 2017 Oentoro, 2012 dikutip dari Dr. Sudaryono,
2016)
Konsep segmentasi demografi dalam keperawatan
Karo (2018), membagi segmentasi demografi perawat yaitu:
1. Jenis kelamin
Data tertinggi yang mayoritas dari peserta perawat adalah perawat
wanita.Hasil lebih lanjut memvalidasi fakta bahwa ada lebih banyak perawat
perempuan di pulau daripada perawat laki-laki. profesi yang didominasi dalam
keperawatan adalah perempuan.
2. Pendidikan
Sebagian besar rumah sakit lebih memilih untuk mempekerjakan lulusan
program BSN karena mereka tahu bahwa mereka akan sangat menguntungkan
jika mereka mempekerjakan perawat dengan gelar BSN. Meskipun demikian,
perawat dengan gelar Associate dalam Keperawatan Diploma akan ingin
mengambil cuti dari pekerjaan mereka untuk terus mengejar gelar BSN mereka
dalam waktu dua tahun. Implikasi lain bahwa orang Indonesia merasa bahwa
mendapatkan ijazah pertama dalam keperawatan masuk akal, karena mereka dapat
dengan mudah mendapatkan pekerjaan setelah dua tahun dan mulai bekerja, yang
lain menganggap itu adalah batu loncatan untuk mendapatkan gelar BSN.
3. Masa kerja
Peserta perawat yang tertinggi memiliki layanan 0-5 tahun di rumah sakit,
diikuti oleh 6-10 tahun masa kerja dan 16-20 tahun masa kerja. Ini membuktikan
bahwa anggota staf keperawatan yang lebih muda mendominasi layanan
keperawatan.
4. Bidang praktik
Data mengungkapkan bahwa dalam ruang bidang praktik, jumlah peserta
perawat tertinggi berasal dari unit area medis diikuti oleh ruang bedah dan ruang
anak kemudian ginekologi dan ruang kebidanan.
5. Agama
Data menunjukkan bahwa sebagian besar peserta adalah perawat katolik,
Kelompok agama berikutnya diwakili oleh orang Kristen kemudian diikuti agama
islam dan Buddha.
6. Suku
Menunjukkan bahwa jumlah tertinggi responden perawat berasal dari 3
kelompok suku seperti Timor, Jawa, dan Batak kemudian diikuti Borneo dan
Sulawesi. Timor memiliki kelompok suku terbesar di antara para responden,
kebanyakan berasal dari Timor Timur dengan 3 juta penduduk. Orang Jawa
adalah kelompok suku asli di pulau Jawa di Indonesia. Batak adalah orang-orang
proto-Melayu yang membentuk 3,6% (9 juta orang) dari penduduk Indonesia yang
tinggal di tanah air tradisional mereka di Sumatera.
7. Masa kerja
Peserta perawat yang tertinggi memiliki layanan 0-5 tahun di rumah sakit,
diikuti oleh 6-10 tahun masa kerja dan 16-20 tahun masa kerja. Ini membuktikan
bahwa anggota staf keperawatan yang lebih muda mendominasi layanan
keperawatan.
2.4. Keperawatan
2.4.1 Defenisi keperawatan
Asmadi (2015), keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan
profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. layanan ini berbentuk layanan bio-
psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditunjukkan bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia (Lokakarya keperawatan Nasional, 1983). Berdasarkan
konsep keperawatan di atas, dapat ditarik beberapa hal yang merupakan
hakikat/prinsip dari keperawatan, antara lain:
1. Keperawatan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari profesi kesehatan lain
di dalam memberikan layanan kesehatan kepada klien. Sebagai bagian integral
dari layanan kesehatan kedudukan perawat dengan profesi kesehatan lainnya
misalnya dokter adalah sama, yakni sebagai mitra. Ini juga harusnya diiringi
dengan pengakuan dan penghormatan terhadap profesi perawat. Kita tahu
bahwa profesi kesehatan yang terbanyak jumlahnya dan terdepan dalam
memberikan layanan kesehatan adalah perawat. Karenanya, profesi
keperawatan tidak bisa dipisahkan dari sistem kesehatan.
2. Keperawatan mempunyai beberapa tujuan, antara lain memberi bantuan yang
paripurna dan efektif kepada klien serta memenuhi kebutuhan dasar manusia
(KDM) klien.
3. Fungsi utama perawat adalah membantu klien (dari level individu hingga
masyarakat), baik dalam kondisi sakit maupun sehat, guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui layanan keperawatan. layanan keperawatan
diberikan karena adanya kelemahan fisik, mental, dan keterbatasan
pengetahuan serta kurangnya kemauan untuk dapat melaksanakan kegiatan
kehidupan sehari-hari secara mandiri.
4. Interval keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, menyembuhkan, serta memelihara kesehatan melalui
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative sesuai wewenang,
tanggung jawab, etika profesi keperawatan yang memungkinkan setiap orang
mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif.
Keperawatan mempunyai pengetahuan tersendiri yaitu teoritis dan praktis.
elemen, dan fase dari sebuah konsep keperawatan. Tujuan pengetahuan teoritis
merangsang pemikiran, kreasi dan praktik disiplin keperawatan, sedangkan
pengetahuan praktis merupakan dasar pengalaman perawat dalam memberikan
pelayanan kepada klien (Potter & Perry, 2009).
2.4.2 Prinsip etika keperawatan
Asmadi (2015), prinsip etika keperawatan yang harus selalu diperhatkan
dan dijadikan pedoman oleh perawat di dalam memberikan asuhan keperawatan
antara lain:
1. Keadilan (justice). Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat tidak
boleh membeda-bedakan klien berdasarkan suku, agama, ras, status social-
ekonomi, politik, ataupun atribut lainnya. Setiap klien berhak mendapat
layanan keperawatan yang terbaik. Dengan kata lain, tidak ada pembedaan
kualitas layanan keperawatan untuk klien. Semua klien berhak dilayani
dengan adil dan baik oleh perawat.
2. Otonomi (autonomy). Perawat harus berpegang pada prinsip bahwa setiap
manusia berhak menentukan segala sesuatu atas dirinya. Kaitannya di sini,
setiap klien berhak menyetujui atau menolak segala bentuk tindakan yang
akan dilakukan padanya. Perawat harus menghormati otonomi klien. Salah
satunya dengan melibatkan klien dengan keluarga dalam pengambilan
keputusan terkait perawatan klien. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus
dilakukan oleh perawat terkait hak otonomi klien.
3. Sebelum melakukan intervensi keperawatan, perawat terlebih dahulu
menjelaskan kepada klien dan keluarga mengenai tindakan yang akan
dilakukan. Informasi ini mencakup definisi, tujuan, prosedur tindakan,
maupun akibat yang mungkin timbul pada klien.
4. Perawat tidak boleh memaksa atau menekan klien agar menerima tindakan
yang akan dilakukan padanya. Karenanya, perlu ada persetujuan (informed
concent) dari pihak klien atau keluarga sebelum melakukan tindakan
tertentu.
5. Perawat harus menghormati nilai-nilai yang dianut klien. Karenanya,
perawat perlu menyamakan persepsinya dengan persepsi klien.
6. Manfaat (beneficence). Setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat harus
memberikan manfaat pada klien. Jangan sampai tindakan yang dilakukan
perawat mendatangkan kerugian bagi klien. Kemanfaatan tindakan
perawat dapat dirasakan jika tindakan tersebut dapat mengatasi masalah
klien dan tidak menimbulkan bahaya pada mereka. Perawat harus selalu
berpegang pada pedoman bahwa tindakan yang akan dilakukan pada klien
adalah tindakan yang terbaik untuk mereka.
7. Kejujuran (veracity). Dalam memberikan informasi kepada klien atau
keluarga, perawat harus berkata benar dan jujur. Tidak boleh ada hal yang
ditutup-tutupi. Informasi yang tidak jelas dan terkesan disembunyikan
dapat membangkitkan kecurigaan klien terhadap perawat. Ini merupakan
preseden buruk terhadap hubungan teraupetik perawat-klien. Kejujuran
perawat bukan berarti harus jujur terhadap orang lain terkait dengan
keadaan klien. Artinya, perawat harus selalu menjaga rahasia klien,
kecuali pada kondisi-kondisi tertentu.
8. Loyalitas (fidelity). Tindakan yang dilakukan perawat terhadap klien harus
didasarkan atas tanggung jawab moral dan tanggung jawab profesi. Selain
poin-poin di atas, ada karakteristik lain yang harus dipenuhi oleh profesi
keperawatan terkait dengan keilmuan, yakni body of knowledge. Body of
knowledge keperawatan merupakan kerangka pengetahuan yang
membangun ilmu keperawatan. Body of knowledge ini terdiri atas tiga
aspek. Pertama adalah paradigma keperawatan yang memandang manusia
dalam interaksinya dengan lingkungan untuk mencapai keadaan sehat.
kedua, boundaries, berupa model konseptual dan teori keperawatan.
ketiga, metode untuk mengembangkan pengetahuan dalam bentuk
penelitian dan uji coba teori keperawatan.
2.4.3 Tujuan ilmu keperawatan
Chitty (1997), tujuan ilmu keperawatan dapat dibedakan menjadi empat:
1. Sebagai dasar dalam praktik keperawatan
2. Komitmen dalam praktik keperawatan terhadap pengembangan ilmu
keperawatan
3. Sebagai dasar penyelesaian masalah keperawatan yang kompleks agar
kebutuhan dasar klien terpenuhi
4. Dapat diterimanya intervensi keperawatan secara ilmiah dan rasional oleh
profesi kesehatan lain dan masyarakat. Tujuan yang terakhir disebutkan akan
dapat diterima oleh masyarakat jika perawat mampu menjelaskan objek ilmu
keperawatan.
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Konseptual
Model konseptual secara luas menyajikan pemahaman tentang fenomena
minat dan mencerminkan asumsi dan pandangan filosofis perancangan model.
Model konseptual dapat berfungsi sebagai kerangka untuk menghasilkan hipotesis
penelitian (polit, 2012) kerangka konsep pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan segmentasi demografi dengan caring behaviour perawat
dalam praktek keperawatan di ruangan intensif RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun
2019.
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian “Hubungan Segmentasi Demografi
Dengan Caring Behaviour Perawat Dalam Praktek Keperawatan
Di Ruangan Intensif RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019”
S
E
G
M
E
N
T
A
S
I
D
E
M
O
G
R
A
F
I
Data demografi
1. Jenis kelamin
2. Pendidikan
3. Masa kerja
C
A
R
I
N
G
B
E
H
A
V
I
O
U
R
5 Komponen caring
1. Caring merupakan sebuah
sikap
2. Caring merupakan
membuat sifat
3. Caring merupakan
pengasuhan
4. Caring menunjukkan
perhatian
5. Caring adalah tindakan
(Karo, 2018)
Komponen caring Watson
1. Mengetahui (knowing)
2. Kehadiran (being with)
3. Melakukan (doing for)
4. Memampukan (Enabling)
5. Mempertahankan
kepercayaan
(Maintaining belief)
Perawat yang memiliki
sifat caring
1. Kualitas pribadi
2. Gaya kerja klinis
3. Pendekatan
interpersonal
4. Tingkat motivasi
5. Perhatian terhadap
orang lain
6. Penggunaan waktu
7. Sikap
4. Usia
5. Bidang praktek
6. Agama
7. Suku
8. Pulau
(Karo,2018)
Keterangan:
: Variabel yang di teliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan antar variabel
3.2. Hipotesa Penelitian
Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian. Hipotesis disusun sebelum penelitian dilaksanakan karena
hipotesis akan memberikan petunjuk pada tahap pengumpulan data, analisa dan
interpretasi data (Nursalam, 2013). Ada beberapa hipotesis dalam penelitian ini
yaitu adalah Ha: ada hubungan segmentasi demografi dengan caring behaviour
perawat dalam praktek keperawatan di ruangan internis RSUD Dr.Pirngadi Medan
Tahun 2019.
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan metode yang kompleks dalam pendekatan
kuantitatif dan metode campuran yang memberikan arahan spesifik dalam desain
penelitian (Creswell, 2009).
Jenis rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
cross sectional. Pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang
menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan
dependen hannya satu kali saja (Nursalam, 2014). Rancangan penelitian ini untuk
mengidentifikasi adanya hubungan segmentasi demografi dengan caring
behaviours dalam praktik keperawatan di Ruangan Internis RSUD Dr.Pirngadi
Medan.
4.2. Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan kasus dimana peneliti tertarik. Populasi terdiri
dari populasi yang dapat diakses dan populasi sasaran. Populasi yang dapat
diakses adalah populasi yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan dapat
diakses untuk peneliti. Sedangkan populasi sasaran adalah populasi yang ingin
disamaratakan oleh peneliti. Peneliti biasanya membentuk sampel dari populasi
yang dapat diakses (Polit dan Beck, 2012). Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 699 perawat yang bertugas Di RSUD Dr.Pirngadi Medan.
4.2.2 Sampel
Jika kita meneliti sebagian dari populasi maka penelitian tersebut disebut
penelitian sampel. Sampel adalah sebagian besar dari populasi terjangkau yang
dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2013).
Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tehnik Non
Random Sampling (Non probability) dengan sampel purposive sampling.
Purposive sampling adalah suatu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih
sampel diantara populasi sesuai dengan dikehendaki peneliti (tujuan/masalah
dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi
yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2013). Jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 51 orang dengan kriteria sebagai berikut.
Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi adalah:
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Pertimbangan ilmiah
harus menjadi pedoman saat menentukan kriteria inklusi (Nursalam,
2013).
Kriteria inklusi dalam rencana penelitian ini yaitu:
- Perawat di ruangan internis RSUD Dr.Pirngadi Medan
- Perawat yang bertugas pada dinas pagi dan sore pada bulan Maret
2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel.
Kriteria eksklusi dalam rencana penelitian ini yaitu:
- Perawat di ruangan intensif
- Perawat yang sedang cuti
- Perawat yang tidak bertugas merawat pasien di ruangan
4.3 Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional
4.3.1 Variabel penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis variabel, yaitu :
1. Variabel independen (variabel bebas)
Variabel independen merupakan faktor yang (mungkin) menyebabkan,
mempengaruhi, atau berefek ada outcome. Variabel ini juga dikenal
dengan istilah variabel treatment, manipulated, antecedent atau predictor
(Creswell, 2009). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
segmentasi demografi.
2. Variabel dependen
Variabel terikat merupakan variabel yang bergantung pada variable
bebas. Variabel terikat ini merupakan outcome atau hasil dari pengaruh
variabel bebas. Istilah lain untuk variabel terikat adalah criterium, outcome,
effec dan response (Creswell, 2009). Variabel dependen penelitian ini
adalah caring behaviour.
4.3.2. Defenisi operasional
Defenisi operasional adalah defenisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang didefenisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati
(diukur) itulah yang merupakan kunci defenisi operasional (Nursalam, 2014).
Tabel 4.1 Defenisi Operasional Hubungan Segmentasi Demografi Dengan
Caring Behaviour Perawat Dalam Praktek Keperawatan Di
Ruangan internis RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019.
No Variabel Defenisi Indikator Alat Ukur Skala Skor 1. Variabel
independen
segmentasi
demografi
Segmentasi
demografi
merupakan
Data
demografi
yang terbagi
menjadi
kelompok
berdasarkan
variabel
1. Jenis kelamin
2. Pendidikan
3. Masa kerja
Kuesioner Nominal
Nominal
Ordinal
J. kelamin
-Laki-Laki
-perempuan
Pendidikan
SPK, D3, SI
Masa kerja
-0-5 thn
-6 -10 thn
-11-15 thn
-16-20 thn
2. Variabel
dependen
caring
behaviours
Caring
behaviours
adalah
perlakuan atau
tindakan kita
kepada
sesorang yang
kita layani
dengan baik
dengan penuh
kehadiran dan
kasih sayang
1. Konsep caring
2. Pelaksanaan
caring
3. Caring dalam
keperawatan
4. Sifat caring
5.
Kuesioner Interval SB= 130 –
160
B = 100 –
129
C = 70 – 99
K = 40 – 69
5.4 . Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data atau alat ukur penelitian adalah alat guna
mengumpulkan data penelitian, sebelum digunakan harus diperiksa terlebih
dahulu, apakah instrumen tersebut valid dan realiabelitas (Sutomo, 2013).
Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang diadopsi dari Karo (2017), yang
sudah baku dan tidak dilakukan uji valid kembali. Kuesioner yang digunakan pada
penelitian terdiri dari 40 pertanyaan yang membahas tentang caring behaviour
perawat dengan pilihan jawaban menggunakan skala likert dengan kategori: selalu
= 4, sering =3, jarang = 2, Sama sekali tidak =1, menjadi 4 kategori yaitu caring
kategori: sangat baik = 130-160, baik = 100-129, cukup = 70-99, kurang = 40-69
Rumus :
Jadi interval pada kuesioner caring behaviours adalah 30.
4.5. Lokasi Dan Waktu Penelitian
4.5.1 Lokasi penelitian
Peneliti melakukan penelitian di RSUD Dr.Pirngadi Medan. Adapun alasan
peneliti memilih di RSUD Dr.Pirngadi Medan karena RSUD Dr.Pirngadi Medan
adalah salah satu rumah sakit negeri dan sebelumnya belum pernah diteliti tentang
caring behaviour perawat oleh mahasiswa STIKes Santa Elisabeth Medan.
4.5.2 Waktu penelitian
Penelitian hubungan segmentasi demografi dengan caring behaviour dalam
praktek keperawatan di ruangan internis RSUD Dr.Pirngadi Medan dilakukan
pada bulan Maret 2019.
4.6. Prosedur Pengambilan Dan Pengumpulan Data
4.6.1 Pengambilan data
Jenis pengambilan data yang dilakukan adalah:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian
melalui kuesioner.
2. Data sekunder, yaitu data yang diambil dari RSUD Dr.Pirngadi Medan
4.6.2 Uji validitas dan realiabelitas
Validitas adalah penentuan seberapa baik instrumen tersebut mencerminkan
konsep abstrak yang sedang diteliti dengan mengunakan crombach’s alpha p=
0,80 (Polit & Beck, 2012). Sedangkan realiabelitas adalah kesamaan atau diamati
berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2014). Penelitian terdiri dari
2 jenis kuesioner, kuesioner pertama terdiri dari segmentasi demografi yaitu jenis
kelamin, pendidikan, masa kerja. Kuesioner kedua yaitu tentang caring behaviour
perawat. Kuesioner ini tidak dilakukan uji validitas kembali karena sudah
menggunakan kuesioner baku dengan crombach’s alpha p=0,855 (karo, 2018).
4.7. Kerangka Operasional
Bagan 4.2. Kerangka Operasional Hubungan Segmentasi Demografi Dengan
Caring Behaviour Perawat Dalam Praktek Keperawatan Di
Ruangan Internis RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019.
4.8. Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai
tujuan pokok penelitian, yaitu menjawab pernyataan-pernyataan penelitian yang
mengungkap fenomena (Nursalam, 2014). Setelah seluruh data yang dibutuhkan
terkumpul oleh peneliti, maka dilakukan pengolahan data dengan cara perhitungan
statistik untuk menentukan hubungan Segmentasi demografi dengan caring
Prosedur Ijin Penelitian
Memberikan Informed
Concent
Pengumpulan Data
Analisa Data : Pengolahan Data
komputer : editing, coding,
Processing.
Seminar Hasil
Pengajuan judul
Ujian Proposal
Etika Penelitian
behaviours perawat. Cara yang dilakukan untuk menganalisa data yaitu dengan
tiga tahap yaitu:
1. Editing yaitu peneliti melakukan pemeriksaaan kelengkapan jawaban
responden dalam kuesioner yang telah diperoleh dengan tujuan agar data
yang dimaksud dapat diolah secara benar.
2. Coding yaitu merubah jawaban responden yang telah diperoleh menjadi
bentuk angka yang berhubungan dengan variabel peneliti sebagai kode
pada peneliti, ketiga yaitu scoring yang berfungsi untuk menghitung skor
yang telah diperoleh setiap responden berdasarkan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan peneliti.
3. Ketiga adalah tabulating. Tabulating yaitu memasukkan hasil perhitungan
ke dalam bentuk tabel dan melihat persentasi dari jawaban pengolahan
data dengan menggunakan komputerisasi.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Analisis univariat merupakan analisa yang dilakukan untuk
mengidentifikasi segmentasi demografi dengan caring behaviour prarawat
dalam praktek keperawatan di ruangan internis RSUD Pirngadi Medan
(Grove, 2015). Pada penelitian ini metode statistik univariat digunakan
untuk mengidentifikasi variabel independen segmentasi demografi dan
variabel dependen caring behaviours.
b. Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2012). Uji ini membantu
dalam mengetahui hubungan segmentasi demografi dengan caring
behaviour perawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2019 yang
dilakukan dengan sistem komputerisasi.
Penulis akan menggunakan 2 uji yaitu:
- Uji T-test untuk jenis kelamin dengan caring behaviour dikatakan
berhubungan jika nilai sig < 0,05, dan dikatakan tidak berhubungan jika
nilai sig > 0,05.
- Uji T-test untuk pendidikan dengan caring behaviour dikatakan
berhubungan jika nilai sig (2-tailed) hasil perhitungan lebih kecil dari
nilai 0,05.
- Uji Anova untuk masa kerja dengan caring behaviour dikatakan
berhubungan jika nilai sig (2-tailed) hasil perhitungan lebih kecil dari
nilai 0,05 atau 0,01.
4.9. Etika Penelitian
Etika penelitian yang dilakukan peneliti dalam penelitian yaitu pertama
peneliti memohon ijin kepada ketua STIKes Santa Elisabeth Medan untuk
melakukan penelitian di RSUD Dr.Pirngadi Medan yang dilakukan pada perawat
yang bertugas di ruangan internis RSUD Dr.Pirngadi Medan. Setelah
mendapatkan ijin penelitian, maka peneliti mencari sampel dengan tehnik non
random sampling (Non probability) dengan sampel purposive sampling dan
menentukan waktu yang tepat untuk dapat melakukan penelitian. Peneliti
memperkenalkan diri secara lengkap. Peneliti juga menjelaskan tujuan dari
penelitian yaitu untuk melihat hubungan antara segmentasi demografi dengan
caring behaviour perawat dalam melakukan praktek keperawatan di ruangan
internis RSUD Medan tahun 2019. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan
membagikannya kepada semua responden guna mendapatkan data. Peneliti juga
melindungi responden dengan memperhatikan aspek-aspek etik yaitu: self
determination, privacy, anomnymity, inform concent dan protection from
disconfort (Polit & Back, 2014).
Sebelum penelitian ini dilakukan peneliti akan menjelaskan terlebih dahulu
tujuan, manfaat dan prosedur penelitian. Penelitian ini dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan dari responden apakah bersedia atau tidak. Seluruh
responden yang bersedia akan diminta untuk menandatangani lembar persetujuan
setelah inform consent dijelaskan dan jika responden tidak bersedia maka tidak
akan dipaksakan.
Peneliti juga melindungi responden dengan memperhatikan aspek-aspek etik
yaitu:
1. Self determination, responden diberi kebebasan untuk menentukan apakah
bersedia atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela dan
mengundurkan diri selama proses penelitian tanpa dikenakan sanksi apapun.
2. Privacy, merahasiakan informasi-informasi yang didapat dari responden,
segala umur yang mengindikasikan identitas subjek dijaga dan informasi
tersebut hanya untuk kepentingan penelitian.
3. Inform concent, seluruh responden bersedia menandatangani lembar
perestujuan menjadi responden penelitian, setelah peneliti menjelaskan
tujuan, manfaat dan harapan peneliti terhadap responden, juga setelah
responden memahami semua penjelasan peneliti.
4. Protection from discomfort, responden bebas dari rasa tidak nyaman.
Peneliti menekankan bahwa apabila responden merasa tidak aman dan
nyaman dalam menyampaikan segala informasi, maka responden berhak
untuk tidak melanjutkannya.
Setelah penelitian selesai hasil penelitian dapat diakses oleh setiap subjek
(responden) dan dipublikasikan secara umum tanpa ada persetujuan dari pemilik
data (responden) guna menjaga privacy dari masing-masing responden penelitian.
Penelitian ini juga telah lulus uji etik dari komisi etik Penelitian Kesehatan
STIKes Santa Elisabeth Medan dengan nomor surat No.0080/KEPK/PE-
DT/III/2019.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan merupakan salah satu
rumah sakit negeri yang bertipe B yang terletak di Jl. Prof. HM. Yamin Sh No.47,
Perintis, Medan Tim, Kota Medan, Sumatera Utara 20234. Rumah Sakit Pirngadi
didirikan tanggal 11 Agustus 1928 oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan
nama “GEMENTA ZIEKEN HUIS” yang peletakan batu pertamanya dilakukan
oleh seorang bocah berumur 10 tahun bernama Maria Constantia Macky anak dari
Walikota Medan saat itu dan diangkat sebagai Direktur Dr. W. Bays. Selanjutnya
dengan masuknya Jepang ke Indonesia Rumah Sakit ini diambil dan berganti
nama dengan “SYURITSU BYUSONO INCE” dan sebagai direktur
dipercayakan kepada putra Indonesia “Dr. RADEN PIRNGADI GONGGO
PUTRO” yang akhirnya ditabalkan menjadi nama Rumah Sakit sekarang ini.
Setelah Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi milik Kota Medan, Pemerintah
Kota Medan mempunyai perhatian dan tekad yang besar untuk kemajuan Rumah
Sakit Pirngadi melalui pembenahan dan perbaikan di segala bidang, hal ini
diwujudkan dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 30 Tahun 2002 tanggal 6
September 2002 tentang Perubahan Kelembagaan RSU Dr. Pirngadi menjadi
Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, sehingga terjadi
restrukturisasi Organisasi, Personil dan Manajemen dimana sebagai Direktur
diangkat Dr. H. Sjahrial R. Anas, MHA dan diikuti pembenahan Sarana,
Prasarana dan Pengadaan Peralatan-peralatan canggih sebagai pendukung
palayanan. Pada era ini pula sejarah mencatat suatu gebrakan besar dan berani
Bapak Walikota Medan dengan melakukan pembangunan Rumah Sakit Umum
Dr. Pirngadi 8 (delapan) tingkat dilengkapi dengan peralatan canggih, yang
peletakan batu pertamanya telah dilaksanakan 4 Maret 2004 dan mulai
dioperasikan tanggal 16 April 2005.
Berdasarkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana di Rumah Sakit
Umum Dr. Pirngadi Medan dalam pelaksanaan pendidikan, maka Rumah Sakit
Umum Dr. Pirngadi Medan mengajukan peningkatan status dari Rumah Sakit
Tempat Pendidikan menjadi Rumah Sakit Pendidikan. Berdasarkan Rekomendasi
dari Ikatan Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (IRSPI), maka selanjutnya
dilaksanakan penilaian kelayakan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan
menjadi Rumah Sakit Pendidikan oleh Tim Visitasi yang terdiri dari Direktur
Bina Pelayanan Medikm Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik, Kepala Biro
Hukum dan Organisasi, Sekjen Depkes, Ketua Ikatan RSU Pendidikan serta
Kepala Bagian Hukum dan Organisasi, Sek. Dutjen. Bina Pelayanan Medik.
Akhirnya pada tanggal 10 April 2007 Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr.
Pirngadi Kota Medan resmi menjadi Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 433/Menkes/SK/IV/2007.Rumah sakit
Umum Daerah Pirngadi Medan terdiri dari beberapa pelayanan yaitu ruang
penyakit dalam dan ruang rawat bedah. Adapun ruangan yang menjadi tempat
penelitian saya adalah ruang penyakit dalam yaitu ruangan melati 1 dan 2, asoka 1
dan 2, dan ruang kenanga.
Adapun motto dan visi misi RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah“Aegroti
Salus Lex Suprema (Kepuasan Pasien Adalah Yang Utama)”
Visi RSUD Dr. Pirngadi Medan
Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan Dan Unggulan Di Sumatera Bagian Utara
Tahun 2020
Misi RSUD Dr. Pirngadi Medan
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional, dan terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu kdokteran serta
tenaga kesehatan lain.
3. Mengembangkan manajemen RS yang profesional.
Dari hasil penelitian distribusi dan presentase yang dijelaskan adalah data
demografi responden seperti pendidikan, jenis kelamin, dan masa kerja.
Berdasarkan hasil penelitian yang berjumlah 51 orang dengan karakteristik
responden dijelaskan pada tabel.
5.2. Hasil Penelitian
5.2.1. Karakteristik segmentasi demografi responden di ruangan internis
RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Data Segmentasi Demografi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin, Pendidikan Dan Masa Kerja
Dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019
No Karakteristik f % 1 Jenis kelamin:
Laki-laki 18 35,3
Perempuan 33 64,7
Total 51 100.0
2 Pendidikan:
S1 22 43,1
D3 29 56,9
Total 51 100.0
3 Masa kerja (tahun):
0-5 2 3,9
6-10 11 21,6
11-15 30 58,8
16-20 8 15,7
Total 51 100.0
Berdasarkan tabel 5.1. diatas diperoleh data bahwa responden berjenis
kelamin perempuan sebanyak 33 orang (64,7%) dan responden berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 18 orang (35,3%). Dari data yang di dapat responden paling
banyak pendidikan D3 adalah sebanyak 29 orang (56,9%) dan responden yang
berpendidikan S1 sebanyak 22 orang (43,1%). Berdasarkan masa kerja responden
0-5 tahun sebanyak 2 (3,9%), 6-10 tahun sebanyak 11 (21,6%), 11-15 tahun
sebanyak 30 orang (58,8%), dan 16-20 tahun sebanyak 8(15,7%).
5.2.2 Caring behaviour
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Caring Behaviour (Thema 1) Responden
Dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019
No Tema 1 (Caring merupakan sebuah sikap,
hubungan pribadi dengan pasien) f %
1 Sama sekali tidak 1 2
2 Jarang 2 3,9
3 Sering 11 21,6
4 Selalu 37 72,5
Total 51 100,0
Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat diketahui hasil caring behaviour untuk
tema 1 responden di RSUD Dr.Pirngadi Medan yang memilih kategori selalu
sebanyak 37 (72,5%), yang memilih kategori sering sebanyak 11 (21,6%)
sedangkan yang memilih kategori jarang sebanyak 2 (3,9)dan sama sekali tidak
sebanyak 1 (2,0%).
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Caring Behaviour (Thema 2) Responden
Dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019
No
Tema 2 (Caring merupakan membuat sifat yang
sensitive dan responsif terhadap kebutuhan
pasien)
f %
1 Sama sekali tidak 1 2,0
2 Jarang 1 2,0
3 Sering 14 27,5
4 Selalu 35 68,6
Total 51 100,0
Berdasarkan tabel 5.4 untuk caring behaviour tema 2 diatas responden di
RSUD Dr. Pirngadi Medan yang memilih kategori selalu sebanyak 35 (68,6%),
sedangkan yang memilih kategori sering sebanyak 14 (27,5%) sedangkan yang
memilih kategori jarang dan sama sekali tidak sebanyak 1 (2,0%).
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Caring Behaviour (Thema 3) Responden
Dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019
No Tema 3 (Caring merupakan pengasuhan
dan ada selalu bersama pasien) f %
1 Sama sekali tidak 2 3,9
2 Jarang 4 7,8
3 Sering 19 37,3
4 Selalu 26 51,0
Total 51 100,0
Pada tabel 5.5 diketahui hasil dari caring behaviour untuk tema 2
mayoritas responden di RSUD Dr. Pirngadi Medan yang paling banyak memilih
kategori selalu yaitu sebanyak 26 (51,0%), sedangkan yang memilih kategori
sering 19 (37,3%), yang memilih kategori jarang sebanyak 4 (7,8%) dan tidak
pernah sama sekali sebanyak 2 (3,9%).
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Caring Behaviour (Thema 4) Responden
Dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2019
No Tema 4 (Caring menunjukkan perhatian,
belas kasih dan empati terhadap pasien) f %
1 Sama sekali tidak 2 3,9
2 Jarang 5 9,8
3 Sering 16 31,4
4 Selalu 28 54,9
Total 51 100,0
Pada tabel 5.6 untuk caring behaviour pada tema 4 responden yang
memilih kategori selalu sebanyak 28 (54,9%), yang memilih kategori sering
sebanyak 16 (31,4), dan yang memilih kategori jarang 5 (9,8%) sedangkan
responden yang memilih kategori sama sekali tidak sebanyak 2 (3,9%).
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Caring Behaviour (Thema 5) Responden
Dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2019
No
Tema 5 (Caring adalah tindakan yang berkaitan
dengan kesejahteraan pasien, menunjukkan
penerimaan dan mengakui pasien)
f %
1 Sama sekali tidak 2 3,9
2 Jarang 2 3,9
3 Sering 16 31,4
4 Selalu 31 60,8
Total 51 100,0
Pada tabel 5.7 diketahui hasil dari caring behaviour untuk tema 5
responden yang memilih kategori selalu sebanyak 31 (60,8%), dan yang memilih
kategori sering sebanyak 16 (31,4%), dan kategori jarang sebanyak 2 (3,9%)
sedangkan sama sekali tidak sebanyak 2 (3,9%).
Tabel 5.8. Distribusi Caring Behaviour Responden dalam Praktek
Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr.Pirngadi Medan
Tahun 2019 No Caring behaviour f %
1 Kurang 0 0
2 Cukup 7 13,7
3 Baik 14 27,5
4 Sangat baik 30 58,8
Total 51 100,0
Berdasarkan pada tabel 5.8 untuk caring behaviour kategori sangat baik
sebanyak 30 (58,8%) sedangkan pada kategori baik sebanyak 14 (27,5%)
sedangkan pada kategori cukup sebanyak 7 (13,7%).
5.2.3. Analisis segmentasi demografi dengan caring behaviour perawat
dalam praktek keperawatan di RSUD Dr.Pirngadi Medan tahun 2019
Tabel 5.9 Hubungan Karakteritik Segmentasi Demografi (Jenis
Kelamin) Dengan Caring Behaviour Perawat Dalam Praktek
Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr.Pirngadi Medan
Tahun 2019
Caring
behaviour
Jenis
Kelamin Mean
Std.
deviation Nilai Sig P value Remarks
Tema 1 Caring
merupakan sebuah
sikap, hubungan
pribadi dengan
pasien
Laki-laki
Perempuan
3,83
3,55
0,383
0,754
0,137
0,035
Ha Ditolak
Tema 2 Caring
merupakan
membuat
sifat yang sensitive
dan responsif
terhadap
kebutuhan pasien
Laki-laki
Perempuan
3,56
3,67
0,784
0,540
0,597
Ha Ditolak
Tema 3
Caring merupakan
pengasuhan
dan ada selalu
bersama pasien
Laki-laki
Perempuan
3,33
3,36
0,970
0,699
0,908
Ha Ditolak
Tema 4
Caring
menunjukkan
perhatian,
belas kasih
dan empati
terhadap pasien
Laki-laki
Perempuan
3,44
3,33
0,705
0,890
0,627
Ha Ditolak
Tema 5
Caring adalah
tindakan yang
berkaitan dengan
kesejahteraan
pasien,
menunjukkan
penerimaan dan
mengakui pasien
Laki-laki
Perempuan
3,50
3,48
0,786
0,755
0,947
Ha Ditolak
Disimpulkan berdasarkan tabel 5.9 diatas dapat diperoleh antara hubungan
segmentasi demografi (jenis kelamin) dengan caring behaviour perawat di RSUD
Dr.Pirngadi Medan secara umum menunjukkan hasil berdasarkan statistik dengan
menggunakan uji Independent t-test diperoleh nilai P-value 0,035 yang artinya
ada hubungan signifikan antara segmentasi demografi (jenis kelamin) dengan
caring behaviour perawat di RSUD Dr.Pirngadi Medan.
Tabel 5.10 Hubungan Karakteritik Segmentasi Demografi (Pendidikan)
Dengan Caring Behaviour Perawat Dalam Praktek
Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr.Pirngadi Medan
Tahun 2019. Caring
Behaviour Pendidikan Mean
Std.
deviation Nilai Sig P value Remarks
Tema 1 Caring
merupakan
sebuah sikap,
hubungan pribadi
dengan pasien
S1 3,64 0,658
0,921
0,138
Ha Ditolak
D3 3,66 0,670
Tema 2 Caring
merupakan
membuat
sifat yang
sensitive dan
responsif terhadap
kebutuhan pasien
S1 3,55 0,739
0,445
Ha Ditolak
D3 3,69 0,541
Tema 3 Caring
merupakan
pengasuhan
dan ada selalu
bersama pasien
S1 3,23 0,869
0,343
Ha Ditolak
D3 3,45 0,736
Tema 4 Caring
menunjukkan
perhatian,
belas kasih
dan empati
terhadap pasien
S1 3,36 0,902
0,948
Ha Ditolak
D3 3,38 0,775
Tema 5 Caring
adalah tindakan
yang berkaitan
dengan
kesejahteraan
pasien,
menunjukkan
penerimaan dan
mengakui pasien
S1 3,36 0,953
0,304
Ha Ditolak
D3 3,59 0,568
Disimpulkan berdasarkan tabel 5.10 diatas dapat diperoleh antara
hubungan segmentasi demografi (pendidikan) dengan caring behaviour perawat
di RSUD Dr.Pirngadi Medan secara umum maupun berdasarkan tema
menunjukkan hasil berdasarkan statistikdengan menggunakan uji Independent t-
test diperoleh nilai P-value 0,138 yang artinya tidak ada hubungan signifikan
antara segmentasi demografi (pendidikan) dengan caring behaviour perawat di
RSUD Dr.Pirngadi Medan.
Tabel 5.11 Hubungan Karakteritik Segmentasi Demografi (Masa kerja)
Dengan Caring Behaviour Perawat Dalam Praktek
Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr.Pirngadi Medan
Tahun 2019
Caring behaviour Lama
Kerja Mean
Std.
deviation
Nilai
Sig
p
value Remarks
Tema 1 Caring merupakan
sebuah sikap, hubungan
pribadi dengan pasien
0-5 3,50 0,707
0,733
0,368
Ha Ditolak
6-10 3,55 0,688
11-15
16-20
3,63
3,88
0,718
0,354
Tema 2 Caring merupakan
membuat sifat yang
sensitive dan responsif
terhadap kebutuhan pasien
0-5 3,00 0,000
0,534
Ha Ditolak
6-10 3,73 0,467
11-15
16-20
3,63
3,63
0,718
0,518
Tema 3 Caring merupakan
pengasuhan dan ada selalu
bersama pasien
0-5 4,00 0,000
0,400
Ha Ditolak
6-10 3,36 0,505
11-15
16-20
3,40
3,00
0,724
1.309
Tema 4 Caring
menunjukkan perhatian,
belas kasih dan empati
terhadap pasien
0-5 2,50 2.121
0,508
Ha Ditolak
6-10 3,45 0,688
11-15
16-20
3,40
3,38
0,814
0,744
Tema 5 Caring adalah
tindakan yang berkaitan
dengan kesejahteraan
pasien, menunjukkan
penerimaan dan mengakui
pasien
0-5 3,00 1,414
0,467
Ha Ditolak
6-10 3,64 0,505
11-15
16-20
3,40
3,75
0,855
0,463
Disimpulkan berdasarkan tabel 5.9 diatas dapat diperoleh antara hubungan
segmentasi demografi (masa kerja) dengan caring behaviour perawat di RSUD
Dr.Pirngadi Medan secara umum maupun berdasarkan tema menunjukkan hasil
berdasarkan statistik dengan menggunakan uji One way Anova diperoleh nilai P-
value 0,368 yang artinya tidak ada hubungan signifikan antara segmentasi
demografi (masa kerja) dengan caring behaviour perawat di RSUD Dr.Pirngadi
Medan.
Tabel 5.12 Hubungan Segmentasi Demografi Dengan Caring Behaviour
Perawat Dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis
RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019
No. Segmentasi demografi P-value
1. Jenis kelamin 0,035
2. Pendidikan 0,138
3. Masa kerja 0,368
Berdasarkan tabel 5.12 diperoleh data caring behaviour dengan segmentasi
demografi adalah sebagai berikut:
1. Segmentasi demografi berdasarkan jenis kelamin dengan caring
behaviour perawat tidak ada hubungan signifikan dengan nilai P-value
0,035.
2. Segmentasi demografi berdasarkan pendidikan dengan caring behaviour
tidak ada hubungan signifikan dengan P-value 0,138.
3. Segmentasi demografi berdasarkan masa kerja dengan caring behaviour
tidak ada hubungan signifikan dengan P-value 0,368
5.3. Pembahasan
5.3.1 Segmentasi Demografi Perawat Dalam Praktek Keperawatan di
RSUD Dr.Pirngadi Medan
Diagram 5.1 Distribusi Karakteristik Segmentasi Demografi (Jenis
Kelamin) Di Ruangan Internis Di RSUD Dr.Pirngadi Medan
Tahun 2019
Berdasarkan diagram 5.1 diatas diperoleh data karakteristik segmentasi
demografi (jenis kelamin) dalam praktek keperawatan di ruangan internis di
RSUD Pirngadi Medan tahun 2019 bahwa mayoritas responden perempuan
sebanyak 33 orang (64,7) sedangkan mayoritas laki-laki sebanyak 18 (35,3).
Peneliti berpendapat bahwa pekerjaan perawat adalah pekerjaan yang
dominan perempuan dan tingkat kepekaan perempuan lebih tinggi dibandingkan
laki-laki. Dan dari segi komunikasi perempuan juga lebih bersikap lembut
dibanding laki-laki, karena pada dasarnya perempuan sudah terbentuk jiwa
keibuan dari dalam dirinya.
Penelitian ini didukung oleh Karo (2018) yang menyatakan wanita lebih
empati dan mampu memahami perasaan orang lain dengan lebih baik, Oleh
karenanya perawat wanita cenderung lebih caring terhadap pasiennya.
Diagram 5.2 Distribusi Karakteristik Segmentasi Demografi (Pendidikan)
dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis Di RSUD
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019
Berdasarkan diagram 5.2 diatas didapatkan hasil distribusi karakteristik
segmentasi demografi (pendidikan) dalam praktek keperawatan di ruangan
internis di RSUD Pirngadi medan tahun 2019 mayoritas responden kategori S1
sebanyak 22 (43,1%) sedangkan mayoritas responden dalam kategori D3
sebanyak 29 orang (56,9%).
Peneliti mengungkapkan bahwa setiap pengalaman dan ilmu yang di
dapatkan dari pendidikan akan diterapkan di dunia kerja terutama dalam praktek
keperawatan, maka dari itu pengetahuan yang didapatkan seseorang dalam
pendidikan merupakan pengalaman yang berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan kualitas kepribadian seseorang. Karena tingkat pendidikan yang
lebih tinggi, pada umumnya menyebabkan orang lebih mampu dan bersedia
menerima posisi yang lebih bertanggung jawab, maka dari itu posisi itu banyak
perawat yang belum mampu dan bersedia untuk menghadapinya.
Penelitian ini didukung oleh Anggoro (2018), yang menyatakan semakin
tinggi pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula keinginan untuk
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan.
Diagram 5.3 Distribusi Karakteristik Segmentasi Demografi (Masa Kerja)
dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis Di RSUD
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019
Berdasarkan diagram 5.3 diatas didapatkan hasil distribusi karakteristik
Segmentasi demografi (masa kerja) dalam praktek keperawatan di ruangan
internis di RSUD Pirngadi Medan tahun 2019 mayoritas responden dengan masa
kerja 0-5 tahun 2 orang (3,9%), masa kerja 6-10 tahun sebanyak 11 orang
(21,6%), masa kerja 11-15 tahun sebanyak 30 orang (58,8), dan masa kerja 16-20
tahun sebanyak 8 orang (15,7%).
Peneliti beramsumsi bahwa pada masa kerja perawat yang lebih lama
bekerja akan menjadi pedoman untuk perawat muda dalam menunjukkan caring
behaviour dalam dirinya semakin lama perawat bekerja akan semakin
berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya.
Penelitian ini didukung oleh Supriatin (2015) yang menyatakan bahwa
adanya perawat senior berdasarkan lama kerja yang dijadikan role model dan
dijadikan acuan bagi perawat muda dalam berperilaku caring.
5.3.2 Caring Behaviour Perawat Di Ruangan Internis di RSUD Dr. Pirngadi
Medan
Diagram 5.4 Distribusi Caring Behaviour Responden dalam Praktek
Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr.Pirngadi Medan
Tahun 2019
Berdasarkan tabel 5.4 diatas diperoleh data bahwa caring behaviour
perawat di RSUD Dr.Pirngadi Medan diperoleh hasil caring behaviour perawat
mayoritas dalam kategori sangat baik yaitu sebanyak 58,8% dan mayoritas dalam
kategori baik yaitu sebanyak 27,5%, sedangkan kategori cukup sebanyak 13,7%.
Peneliti berpendapat bahwa perawat merupakan pekerja yang sangat
dibutuhkan dan sumber daya terbanyak dirumah sakit, dalam membentuk
interaksi yang baik antara perawat dan pasien diperlukan komunikasi dan perilaku
yang baik yang dibutuhkan dari caring seorang perawat jadi untuk membangun
caring tersebut dibutuhkan perawat yang harus mengetahui seorang perawat yang
caring, dan juga didukung oleh motivasi kerja yang baik sehingga berpengaruh
untuk interaksi yang baik antara perawat dan pasien yang diwujudkan dengan
cinta kasih.
Data diatas didukung oleh Gabriel (2018) yang menyatakan caring
behaviour diwujudkan dengan cinta kasih dari dalam diri seseorang yang
dituangkan dalam setiap melakukan suatu tindakan kepada orang lain.
5.3.3 Hubungan Karakteristik Segmentasi Demografi dengan Caring
Behaviour Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin Di RSUD Dr.Pirngadi
Medan Tahun 2019
Diagram 5.5 Hubungan Karakteristik Segmentasi Demografi Berdasarkan
Jenis Kelamin dengan Caring Behaviour Perawat Dalam
Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2019
Berdasarkan diagram 5.5 diatas diperoleh hasil bahwa variabel segmentasi
demografi (jenis kelamin) dengan nilai signifikan bahwa ada hubungan dengan
caring behaviour dengan menggunakan uji Independent t-test dengan nilai P-
value 0,035.
Peneliti berpendapat ada hubungan berdasarkan jenis kelamin karena pada
umumnya perempuan dan laki-laki sama-sama berhak memberi yang terbaik
kepada pasien begitu juga dengan nilai caring yang diberikan ke pasien dan sama-
sama mempunyai peluang untuk bertanggung jawab dan berperilaku caring
terhadap pasien. Berdasarkan kodrat perempuan yang diabawa sejak lahir, secara
logika seharusnya ada perbedaan mereka dalam memberikan pelayanan.
Data diatas didukung oleh Asmuji (2018) yang menyatakan karena pada
umumnya perempuan mempunyai mother instinct yang seharusnya lebih baik
dalam berperilaku caring dan mempunyai kapasitas kerja yang lebih baik.
Diagram 5.6 Hubungan Karakteristik Segmentasi Demografi Berdasarkan
Pendidikan dengan Caring Behaviour Perawat Dalam Praktek
Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2019
Berdasarkan diagram 5.6 diatas dapat diperoleh antara hubungan
segmentasi demografi (pendidikan) dengan caring behaviour perawat di RSUD
Dr.Pirngadi Medan secara umum menggunakan uji T-test dengan nilai P-value
0,138 tidak ada hubungan yang signifikan.
Berdasarkan hasil peneliti berpendapat bahwa setiap manusia nilai caring
yang dipelajari semasa pendidikan berbeda-beda dari yang didapatkan dengan
yang di aplikasikan terhadap pasien. Semakin tinggi pendidikan seseorang
semakin tinggi pula caring dan tanggung jawab yang diberikan terhadap pasien,
tingkat pendidikan yang lebih tinggi berpengaruh terhadap wawasan dan
pengetahuan yang luas dari segi pendidikan.
Data diatas didukung oleh penelitian Anggoro (2018) yang menyatakan
bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan caring behaviour perawat.
Diagram 5.7 Hubungan Karakteristik Segmentasi Demografi Berdasarkan
Masa Kerja dengan Caring Behaviour Perawat Dalam Praktek
Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2019
Berdasarkan diagram 5.7 diatas diperoleh data bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara karakteristik segmentasi demografi (masa kerja) dengan
caring behaviour dengan menggunakan uji One Way Anova dengan nilai P-value
0,368.
Peneliti beramsumsi bahwa pada masa kerja perawat yang lebih muda
akan lebih mencerminkan caring nya terhadap pasien karena masi beradaptasi dan
masih mengingat ilmu yang didapatkan dari pendidikan, semakin lama perawat
bekerja semakin besar pengalaman yang dia kuasai, hal ini dibuktikan dalam
praktek keperawatan di RS perawat akan berlomba untuk meningkatkan caring
agar menambah nilai baiknya. Dalam hal mendidik, perawat yang lebih senior lah
yang lebih dipercayakan dalam berperilaku caring untuk pedoman perawat yang
junior.
Penelitian ini didukung oleh Yanti (2017) yang menyatakan bahwa tidak
hubungan antara pendidikan dengan caring behaviour perawat.
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
6.1.1 Segmentasi demografi
1. Berdasarkan data dengan dukungan dari pada responden disimpulkan
bahwa dari hasil penelitian segmentasi demografi berdasarkan (jenis
kelamin) responden disimpulkan yang paling tinggi adalah perempuan
sebanyak 33 (64,7%).
2. Berdasarkan pendidikan responden disimpulkan yang paling tinggi
adalah D3 sebanyak 29 (56,9%).
3. Dan berdasarkan masa kerja responden yang paling tinggi adalah 11-
15 tahun sebanyak 30 (58,8%).
6.1.2 Caring behaviour perawat dalam penelitian ini disimpulkan bahwa
perawat memiliki caring sangat baik sebanyak 30 (58,8%) dari 51
responden.
6.1.3 Hubungan karakteristik segmentasi demografi dengan caring behaviour
perawat berdasarkan jenis kelamin dalam praktek keperawatan di ruangan
internis RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Terdapat ada hubungan secara signifikan antara karakteristik
segmentasi demografi berdasarkan jenis kelamin dengan caring
behaviour, dengan P-value 0,035 ( <0,05)
2. Tidak ada hubungan secara signifikan antara karakteristik segmentasi
demografi berdasarkan pendidikan dengan caring behaviour, dengan
P-value 0,138 (>0,05).
3. Tidak ada hubungan secara signifikan antara karakteristik segmentasi
demografi berdasarkan masa kerja dengan caring behaviour, dengan
P-value 0,368( >0,05)
6.2. Saran
1. Teoritis
Saya berharap penelitian ini dapat dijadikan bekal sebagai tambahan
wawasan ilmu pengetahuan tentang caring secara luas terutama bagi calon
perawat yang akan terjun di dunia pelayanan kesehatan dan menjadi
pedoman bagi perawat dalam melayani pasien.
2. Praktis
Adapun beberapa saran yang perlu diperhatikan bagi peneliti
selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang caring behaviour
adalah:
a. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih belajar ataupun
menerapkan caring behaviour perawat dalam praktek keperawatan.
b. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih lebih
mengembangkan hal-hal yang lebih kreatif terutama tentang
segmentasi demografi (jenis kelamin) dengan caring behaviour
perawat maupun karakteristik segmentasi demografi perawat
lainnya dalam praktek keperawatan. Peneliti selanjutnya juga
diharapkan melakukan penelitian dengan menghubungkan faktor
psikologis atau organisasi dengan caring behaviour perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, S., Kousar, R., Azhar, M., Waqas, A., & Gilani, S. A. Nurses' and
Patients' Perception Regarding Nurse Caring Behaviors and Patients
Satisfaction in Sir Ganga Ram Hospital, Lahore, Pakistan.
Anggoro, W. T., Aeni, Q., & Istioningsih, I. (2019). Hubungan Karakteristik
Perawat Dengan Perilaku Caring. Jurnal Keperawatan Jiwa, 6(2), 98-105.
Asmadi. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.
Asmuji, A. (2019, January). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasistas
Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat Di Rsd Balung. In Prosiding
Seminar Nasional 2018 “Peran Dan Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan
Dalam Mendukung Program Kesehatan Nasional” (pp. 257-264).
Chusnawijaya, (2005). Hubungan beban kerja dengan perilaku caring perawat.
Pada pasien di ruang rawat inap kelas 3 RSUD Balung, Jurnal
keperawatan, (online). (digilib.unmudjember, ac.id) diakses pada tanggal
25 November 2018.
Creswell, john. (2009). Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed
Methods Approaches. Third Edition. American: Sage
Dwidayanti, M. 2007. Caring Kunci Sukses perawat/ners Mengamalkan Ilmu.
Semarang: Hasani
Gibson, james, & john (2000). “Relationship Between Caring Behaviour of Nurse
with Patient Satisfaction in VCT Clinic Gambiran Hospital with Watson
Theory Approach.” Jurnal Nurse Dan Kebidanan (Journal of Nersand
Midwifery) 1,3 (2014): 177-183.
Gurusinga, R., &Kadafi, S. W. Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan
Kepuasan Pasien Post Operasi Sectio Caeseria (SC) Di Rumah Sakit
GRANDMED LUBUK PAKAM 2017.
ILKAFAH, I. (2017). Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Di
Ruang Rawat Inap Private Care Cantre RSUP DR WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR. Patria Artha Journal of Nursing
Science, 1 (1), 1.
Karo, Mestiana. (2018). Caring Behaviour Of Indonesian Nurses Towards An
Enhanced Nursing Practice. Disertasi unpublish. Cagayan: St. Paul
University Philippine
Kotler, P. (20080. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation
And Control. New Jersey: Prentice Hall.
Laschinger, H., Gilbert, S., & Smith, L. 2011. Patient Satisfiction as a nurse
sensitive outcome. Nursing Outcome. The State Of the science. Toronto,
ON, Canada, 359-408
Mailani, F., &Fitri, N. (2017). Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan
Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Di Ruang Rawat Inap RSUD DR.
RASIDIN PADANG. Jurnal Endurance, 2(2), 203-208.
Mayeroff, Milton. (1990). On Caring New York: Harper Perennial
Morrison Paul &Burnard Philip. (2009). Caring And Communicating. Jakarta:
EGC.
Muhlisin, A. (2008). Aplikasi Model Konseptual Caring Dari Jean Watson Dalam
Asuhan Keperawatan.
Naibaho, G. (2015). Hubungan Motivasi Kerja Dengan Perilaku Caring Perawat
Di Ruangan Internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.
Nursalam. (2013). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Perry & Potter. (2009). Fundamental Of Nursing Fundamental Keperawatan.
Buku 1 edisi 7. Jakarta: SalembaMedika
Polit, D.F., & Beck, C.T. (2012). Nursing Research: Generating and Assesing
Evidence For Nursing Practice. Lippincott Williams & Wilkins
Prabowo, B. S., Ardiana, A., &Wijaya, D. (2014). Hubungan Tingkat Kognitif
Perawat tentang Caring dengan Aplikasi Praktek Caring di Ruang Rawat
Inap RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso (The Correlation between Nurses
Cognitive Level on Caring with Caring Practice Application in the
Inpatient Unit RSU dr. H. K. Pustaka Kesehatan, 2(1), 148-153.
Roger. (2014) Implementing, embedding and integrating self- management
support tools for people with long- term conditions in primary care
nursing: a qualitative study. International journal of nursing studies, 2014,
51.8: 1103-1113.
Supriatin, E. (2015). Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Faktor Individu dan
Organisasi. Jurnal Keperawatan Indonesia, 18(3), 192-198.
Wahyudi, W. (2016). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Caring
Perawat di Ruang Perawatan Interna RSUD Sinjai (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
Watson, Jean. (2008). The Philosophy And Science Of Caring Rev. ed. University
Press Of Colorado.
Yanti, S. A., Hadi, M., & Arofiati, F. (2018). Hubungan Karakteristik Perawat dan
Karakteristik Organisasi dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Kartika Husada Pontianak 2017. Jurnal
Keperawatan Soedirman, 12(3), 163-172.
FLOWCHART HUBUNGAN DUKUNGAN SPIRITUAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA
DI DESA SIMARMATA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2019
No
Kegiatan
Waktu penelitian
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 Penyusunan proposal penelitian
3 Pengumpulan Proposal
4 Seminar proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengumpulan Proposal
7 Prosedur izin penelitian
8 Pelaksanaan Penelitian
9 Analisa data
10 Hasil
11 Seminar hasil
12 Revisi skripsi
13 Pengumpulan skripsi
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertandatang di bawah ini:
Nama : Apriliani Friska Sembiring
Nim : 032015003
Alamat : Jln. Bunga Terompet No. 118 pasar VIII Kec. Medan Selayang
Adalah Mahasiswa Program Studi Ners Tahap Akademik yang sedang
menjalankan judul “Hubungan Segmentasi Demografi Dengan Caring
Behaviour Perawat Dalam Praktek Keperawatan Di Ruangan Internis RSUD
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019”. Penelitian ini untuk mengetahui Hubungan
Segmentasi Demografi Dengan Caring Behaviour Perawat Di Ruangan Internis
RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019. Penelitian ini tidak akan menimbulkan
akibat yang merugikan bagi responden, kerahasiaan semua informasiakan dijaga
dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan kesediaan saudara/i
menjadi responden. Apabila anda bersedia menjadi responden, saya mohon
kesediaanya untuk menandatangani persetujuan dan jawaban semua pertanyaan
serta melakukan sesuai dengan petunjuk yang ada. Atas perhatian dan
kesediaannya menjadi responden saya ucapkan Terimakasih.
Medan, Maret 2019
Hormat Saya Responden
(Apriliani Friska Sembiring) ( )
INFORMED CONSENT
(Persetujuan Keikutsertaan Dalam Penelitian)
Saya yang bertanda-tangan di bawah ini:
Nama Initial :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Masa kerja :
Setelah saya mendapatkan keterangan secukupnya serta mengetahui tentang
tujuan yang jelas dari penelitian yang berjudul “Hubungan Segmentasi
Demografi Dengan Caring Behaviour Perawat Dalam Praktek Keperawatan
Di RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2019”. Menyatakan bersedia/tidak
bersedia menjadi responden dalam pengambilan data untuk penelitian ini dengan
catatan bila suatu waktu saya merasa dirugikan dalam bentuk apapun, saya berhak
membatalkan persetujuan ini. Saya percaya apa yang akan saya informasikan
dijamin kerahasiaannya.
Medan, Maret 2019
Hormat Saya Responden
(Apriliani Friska Sembiring) ( )