slide auditing 2011

106
MATA KULIAH MATA KULIAH AUDIT KEUANGAN AUDIT KEUANGAN Text Book Text Book : Auditing, Arens & Loebbecke : Auditing, Arens & Loebbecke Praktikum Audit, Sukrisno Agoes Praktikum Audit, Sukrisno Agoes Dosen Dosen : Antara Kartawidjaja, Ak. : Antara Kartawidjaja, Ak. Penjelasan mengenai : Penjelasan mengenai : Tata tertib kuliah Tata tertib kuliah Proses Belajar Mengajar Proses Belajar Mengajar Nilai TSK / UTS / UAS Nilai TSK / UTS / UAS Jadwal & Materi Kuliah Jadwal & Materi Kuliah

Upload: nurwidodo

Post on 06-Jul-2016

27 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Slide Auditing 2011

TRANSCRIPT

Page 1: Slide Auditing 2011

MATA KULIAHMATA KULIAHAUDIT KEUANGANAUDIT KEUANGAN

Text BookText Book : Auditing, Arens & Loebbecke: Auditing, Arens & Loebbecke Praktikum Audit, Sukrisno AgoesPraktikum Audit, Sukrisno Agoes

DosenDosen : Antara Kartawidjaja, Ak.: Antara Kartawidjaja, Ak.

Penjelasan mengenai : Penjelasan mengenai :

Tata tertib kuliahTata tertib kuliahProses Belajar MengajarProses Belajar Mengajar

Nilai TSK / UTS / UASNilai TSK / UTS / UAS Jadwal & Materi KuliahJadwal & Materi Kuliah

Page 2: Slide Auditing 2011

JADWAL & MATERI KULIAHJADWAL & MATERI KULIAHKuliah

keWaktu BAB Materi Kuliah

1

23

28/9

5/1012/10

IIIIIIVVI

VIIVIIIIXX

Pengertian DasarProfesi Akuntan & Standar AuditLaporan AuditKode Etik ProfesiTujuan Audit & Asersi ManajemenDiskusi BAB I, II, III, V, VIBukti AuditPerencanaan Audit & Prosedur AnalisisInternal Control (KOSO)Materialitas & Risiko

Page 3: Slide Auditing 2011

Kuliah ke

Waktu BAB Materi Kuliah

45

6-7

8

19/1026/10

2&9/11

16/11

21/11-2/12

XIII

Lab.Audit (Sukrisno Agoes)

Diskusi BAB VII, VIII, IX, XDiskusi BAB XIII Perencanaan Audit Menyeluruh & Audit ProgramAudit siklus penjualan & penerimaan kas

Perolehan & penerimaan kembali investasi

UTS

Page 4: Slide Auditing 2011

Kuliah ke

Waktu BAB Materi Kuliah

9-10

11

12

13141516

7&14/12

21/12

28/12

4/1/201211/118/125/16-17/220/2-2/3

Lab.Audit(Sukrisno Agoes)

Audit siklus pembelian & pembayaran kas

Audit Aktiva tetap & perkiraan income & bebanBeban & pendapatan (diluar pendapatan utama & HPP)Audit Saldo KasPenyelesaian AuditMaterialitas & RisikoOverview SummarizingUASRapat

Page 5: Slide Auditing 2011

BAB 1BAB 1

AUDITINGAUDITINGDANDAN

AKUNTAN PUBLIKAKUNTAN PUBLIK

Page 6: Slide Auditing 2011

DEFINISI AUDITDEFINISI AUDIT

Proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti

tentang informasi yang dapat diukur

mengenai suatu entitas ekonomi

yang dilakukan seorang yang kompeten dan Independen

untuk dapat menentukan dan melaporkan

kesesuaian informasi dimaksud

dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Page 7: Slide Auditing 2011

Bukti AuditBukti Audit

Bukti Audit dapat berupa :Bukti Audit dapat berupa : Kesaksian lisanKesaksian lisan Komunikasi tertulis dengan pihak luarKomunikasi tertulis dengan pihak luar ObservasiObservasi Data elektronik dan data lain tentang transaksiData elektronik dan data lain tentang transaksi

Untuk memenuhi tujuan audit, auditor harus memperoleh Untuk memenuhi tujuan audit, auditor harus memperoleh bukti dengan kualitas dan jumlah yang mencukupi.bukti dengan kualitas dan jumlah yang mencukupi.

Page 8: Slide Auditing 2011

KompetenKompeten

Auditor harus memiliki kualifikasi untuk Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkanbukti yang akan dikumpulkan

Page 9: Slide Auditing 2011

Jasa AssuranceJasa Assurance Jasa Assurance adalah jasa profesional independen Jasa Assurance adalah jasa profesional independen

yang meningkatkan kualitas informasi bagi para yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil keputisanpengambil keputisan

Jasa Assurance dapat dilakukan oleh akuntan Jasa Assurance dapat dilakukan oleh akuntan publik atau oleh berbagai profesional lainnya.publik atau oleh berbagai profesional lainnya.

Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh akuntan publik adalah jasa atestasi oleh akuntan publik adalah jasa atestasi (attestation service).(attestation service).

Page 10: Slide Auditing 2011

Jasa AtestasiJasa Atestasi Jasa Atestasi adalah jenis jaasa assurance dimana KAP Jasa Atestasi adalah jenis jaasa assurance dimana KAP

mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain.disiapkan pihak lain.

Jasa Atestasi dibagi menjadi 5 kategori:Jasa Atestasi dibagi menjadi 5 kategori:1.1. Audit atas laporan keuangan historisAudit atas laporan keuangan historis2.2. Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan

keuangankeuangan3.3. Revies laporan keuangan historisRevies laporan keuangan historis4.4. Jasa atestasi mengenai teknologi informasiJasa atestasi mengenai teknologi informasi5.5. Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai

permasalahanpermasalahan

Page 11: Slide Auditing 2011

Jasa NonassuranceJasa Nonassurance

Jasa Nonassurance yang diberikan akuntan publik Jasa Nonassurance yang diberikan akuntan publik antara lain :antara lain :

Jasa akuntansi dan pembukuanJasa akuntansi dan pembukuan Jasa pajakJasa pajak Jasa konsultasi manajemenJasa konsultasi manajemen

Page 12: Slide Auditing 2011

JENIS AUDITJENIS AUDIT

Audit Laporan Keuangan

Audit Operasional (Audit Internal)

Audit Ketaatan

Page 13: Slide Auditing 2011

JENIS AUDITOR

Page 14: Slide Auditing 2011

Mengapa Laporan Keuangan Harus di Audit?Mengapa Laporan Keuangan Harus di Audit?

Karena :Karena : Hubungan yang tidak dekat antara penerima dan pemberi Hubungan yang tidak dekat antara penerima dan pemberi

informasiinformasi Sikap yang memihak pemberi informasi atau motif lainSikap yang memihak pemberi informasi atau motif lain Data / informasi yang semakin banyak dan kompleksData / informasi yang semakin banyak dan kompleks Transaksi usaha yang semakin kompleksTransaksi usaha yang semakin kompleks

Terdapat Kemungkinan pemakai laporan keuangan

memperoleh informasi yang tidak dapat dipercaya

Page 15: Slide Auditing 2011

STRUKTUR KAPSTRUKTUR KAP

Page 16: Slide Auditing 2011

Standar Auditing yang ditetapkan

IAI

Standar Umum Standar Pekerjaan Lapangan

Standar Pelaporan

1. Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai

2. Independensi dalam sikap mental

3. Kemahiran profesional yang cermat dan seksama

4. Perencanaan dan pengawasan yg tepat

5. Pemahaman yg mencukupi atas entitas, lingkungannya, dan pengendalian internalnya.

6. Bukti yg mencukupi dan tepat.

7. Pernyataan apakah laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

8. Pernyataan mengenai ketidakkonsistenan penerapan prinsisp akuntansi yang berlaku umum

9. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan

10. Pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan

Page 17: Slide Auditing 2011

BAB 3BAB 3

LAPORAN AUDITLAPORAN AUDIT

Page 18: Slide Auditing 2011

Wajar Wajar TanpaTanpa Pengecualian Pengecualian• Laporan bentuk standar / bakuLaporan bentuk standar / baku• Laporan dengan paragraf penjelasanLaporan dengan paragraf penjelasan• Laporan dengan modifikasi kata/kalimatLaporan dengan modifikasi kata/kalimat

Wajar Wajar dengandengan pengecualian pengecualian Pendapat Pendapat tidak wajartidak wajar Tidak memberikan pendapatTidak memberikan pendapat

Laporan Audit

Page 19: Slide Auditing 2011

1.1. Laporan keuangan lengkapLaporan keuangan lengkap2.2. Standar Umum telah diikuti sepenuhnyaStandar Umum telah diikuti sepenuhnya3.3. Bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan Bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan

ketiga standar pekerjaan lapangan telah ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipenuhidipenuhi

4.4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansiprinsip akuntansi

Syarat-syarat untuk laporanwajar tanpa pengecualianwajar tanpa pengecualian

Page 20: Slide Auditing 2011

BAGIAN-BAGIANBAGIAN-BAGIAN DARI LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU DARI LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU

• Judul Laporan• Alamat yang dituju

• Paragraf Pendahuluan• Paragraf Lingkup Audit• Paragraf pendapat / Opini

• Tanda tangan dan nama Akuntan Publik• Tanggal Laporan Audit

Page 21: Slide Auditing 2011

3 (TIGA) KONDISIyang menyebabkan Auditor tidak memberikan

pendapat wajar tanpa pengecualian

• LINGKUP AUDIT DIBATASI•Oleh klien•Karena kendala diluar kekuasaan klien/auditor

• LAPORAN KEUANGAN TIDAK SESUAI DENGAN

PRINSIP AKUNTANSI (SAK)• AUDITOR TIDAK INDEPENDEN

Page 22: Slide Auditing 2011

Definisi Materialitas dalamDefinisi Materialitas dalamAkuntansi dan pelapor auditAkuntansi dan pelapor audit

Suatu Suatu salah saji salah saji dalam laporan keuangan dalam laporan keuangan

dianggap material bila salah saji tersebut dianggap material bila salah saji tersebut

dapat mempengaruhi keputusan pemakai dapat mempengaruhi keputusan pemakai

laporan keuanganlaporan keuangan

Page 23: Slide Auditing 2011

•Tidak Material

•Material

•Sangat Material

Salah Saji dalam Laporan Keuangan

Page 24: Slide Auditing 2011

Salah saji dalam laporan keuangan dan pengaruhnya Salah saji dalam laporan keuangan dan pengaruhnya terhadap pendapat / opiniterhadap pendapat / opini

Tingkatan Materialitas Pendapat / opiniTidak Material• Karena pembatasan lingkup

atau tidak sesuai SAK

Material• karena pembatasan lingkup

atau tidak sesuai SAK

Sangat Material• pembatasan lingkup audit• tidak sesuai SAK

Unqualified(Wajar tanpa pengecualian)

Qualified

DisclaimerAdverse

* Bila Auditor tidak independen, maka pendapat auditor -> Disclaimer

Page 25: Slide Auditing 2011

Kondisi yang memerlukan laporan wajar tanpa

pengecualian dengan modifikasi kata-kata atau

paragraf penjelasan

Tingkat Materialitas

Tidak Material Material

• Prinsip-prinsip akuntansi tidak diterapkan secara konsisten

• Keraguan yang substansi tentang kelangsungan hidup perusahaan

• Penekanan pada masalah

• Penggunaan auditor lain

Wajar tanpa pengecualian

Wajar tanpa pengecualian

Wajar tanpa pengecualian

Wajar tanpa pengecualian

Laporan wajar tanpa pengecualian,Paragraf penjelasan

Laporan wajar tanpa pengecualian,Paragraf penjelasan

Laporan wajar tanpa pengecualian,Paragraf penjelasan

Laporan wajar tanpa pengecualian,Modifikasi kata-kata

Laporan Audit untuk Setiap Kondisi

Page 26: Slide Auditing 2011

Kondisi yang memerlukan

penyimpangan dari laporan wajar tanpa

pengecualian

Tingkat Materialitas

TidakMaterial

Material, tetapi tidak mempengaruhi

laporan keuangan secara keseluruhan

Sangat material sehingga

kewajaran secara

keseluruhan diragukan

Ruang lingkup dibatasi oleh klien atau kondisi lain

Laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan GAAP

Auditor tidak independen

Wajar tanpa pengecualian

Wajar tanpa pengecualian

Pengecualian ruang lingkup, paragraf tambahan, dan pendapat wajar dengan pengecualian (kecuali untuk)

Paragraf tambahan dan pendapat wajar dengan pengecualian (kecuali untuk)

Menolak memberikan pendapat, tanpa melihat materialitas

Menolak memberikan pendapat

Tidak wajar

Page 27: Slide Auditing 2011

Mengukur Materialitas

Penyimpangan dari prinsip akuntansi diukur dengan membandingkan nilai (uang) kesalahan dalam akun-akun yang bersangkutan dengan tolok ukur tertentu

Salah saji yang terjadi akibat pembatasan lingkup audit diukur dengan jumlah nilai (uang) yang tidak dapat diaudit

Page 28: Slide Auditing 2011

Penyebab dari penambahan paragrafPenyebab dari penambahan paragrafpenjelasan atau modifikasi kata/kalimatpenjelasan atau modifikasi kata/kalimatpada laporan wajar tanpa pengecualianpada laporan wajar tanpa pengecualian

• Penerapan prinsip akuntansi tidak konsisten • Keraguan ttg kelangsungan hidup (going concern)• Auditor setuju dengan penyimpangan terhadap

prinsip akuntansi yang dirumuskan.• Penekanan atas suatu hal atau masalah• Laporan yang melibatkan auditor lain

Page 29: Slide Auditing 2011

JUMLAH PARAGRAF DALAM LAPORAN AUDIT

Laporan Audit Jumlah Paragraf

Bentuk Baku/Standar

Dengan Paragraf Penjelasan

Modifikasi Kata

Wajar Dengan Pengecualian

Tidak Wajar

Tidak Memberikan Opini

3

4

3

4

4

1

Page 30: Slide Auditing 2011

BAB 4BAB 4

ETIKA PROFESIETIKA PROFESI

Page 31: Slide Auditing 2011

APAKAH ETIKA ITU?

Etika secara umum didefinisikan sebagai

perangkat prinsip moral atau nilai

Page 32: Slide Auditing 2011

ARTI PROFESIONAL

• Profesional berarti tanggungjawab untuk berperilaku yang

lebih dari sekedar memenuhi tanggungjawab yang dibebankan

kepadanya dan lebih dari sekedar memenuhi undang-undang

dan peraturan masyarakat.

• Sebagai profesional, akuntan publik mengakui

tanggungjawabnya terhadap masyarakat, terhadap klien,

dan terhadap rekan seprofesi.

Page 33: Slide Auditing 2011

PRINSIP-PRINSIP ETIKA

Page 34: Slide Auditing 2011

INDEPENDENCE

Page 35: Slide Auditing 2011

INTEGRITAS & OBJEKTIVITAS

Page 36: Slide Auditing 2011

BAB 6BAB 6

TANGGUNG JAWABTANGGUNG JAWABDANDAN

TUJUAN AUDITTUJUAN AUDIT

Page 37: Slide Auditing 2011

TUJUAN AUDITATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran

penyajian laporan keuangan dalam semua hal yang

material, yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum.

Page 38: Slide Auditing 2011

TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

Menetapkan kebijakan akuntansi yang baik

Menjalankan sistem pengendalian intern yang memadai

Menyajikan laporan keuangan yang wajar

Page 39: Slide Auditing 2011

TANGGUNG JAWAB AUDITOR

Merencanakan dan melaksanakan audit, untuk

memperoleh kepastian yang layak tentang

apakah laporan keuangan telah bebas dari

salah saji yang material

Page 40: Slide Auditing 2011

ARTI KEPASTIAN YANG LAYAK

Adalah tingkat kepastian yang tinggi tetapi tidak absolut,

bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji

yang material.

Artinya bahwa Auditor bukanlah pemberi jaminan atas

kebenaran laporan keuangan. Jadi, audit yang

dilaksanakan sesuai dengan standar audit, dapat saja

gagal mendeteksi salah saji yang material.

Page 41: Slide Auditing 2011

ALASAN AUDITOR HANYA MEMBERIKAN KEPASTIAN YANG LAYAK (BUKAN ABSOLUT) :

1. Sebagian besar bukti audit diperoleh dari pengujian sampel yang

mengandung risiko tidak terungkapnya salah saji yang material

2. Penyajian akuntansi mengandung estimasi yang komplek yang

melibatkan sejumlah ketidakpastian

3. Laporan keuangan bisa saja disusun dengan banyak salah saji dan

kecurangan yang sering kali sangat sulit dideteksi oleh auditor

terutama bila ada kolusi dikalangan manajemen

Page 42: Slide Auditing 2011

Salah saji (Misstatements)Salah saji (Misstatements)

Page 43: Slide Auditing 2011

SKEPTISME PROFESIONAL

Suatu sikap yang penuh dengan keingintahuan dan penilaian kritis atas

bukti audit.

Auditor tidak boleh mengasumsikan bahwa manajemen bersikap tidak

jujur tetapi kemungkinan mereka bersikap tidak jujur harus tetap

dipertimbangkan oleh auditor.

Page 44: Slide Auditing 2011

Tiga tingkat tanggung jawab auditor dalam menemukan dan melaporkan tindakan melanggar hukum

Page 45: Slide Auditing 2011

Pelanggaran Hukum oleh Klien(Illegal Acts)

Dua Jenis Pelanggaran Hukum :Dua Jenis Pelanggaran Hukum :

Prlanggaran hukum yang berdampak langsung terhadap saldo akun Prlanggaran hukum yang berdampak langsung terhadap saldo akun tertentu dalam laporan keuangantertentu dalam laporan keuangan• Pelanggaran atas UU PajakPelanggaran atas UU Pajak• Pelanggaran atas UU KetenagakerjaanPelanggaran atas UU Ketenagakerjaan

Pelanggaran hukum yang berdampak tidak langsungPelanggaran hukum yang berdampak tidak langsung• Pelanggaran atas UU lingkungan hidupPelanggaran atas UU lingkungan hidup• Pelanggaran atas UU keselamatan kerjaPelanggaran atas UU keselamatan kerja

Page 46: Slide Auditing 2011

PENDEKATAN AUDIT

Audit dilaksanakan dengan membagi laporan keuangan

menjadi segmen-segmen atau komponen-komponen

yang lebih kecil, dengan tujuan membuat audit lebih

mudah dikelola dan membantu pembebanan tugas

kepada anggota Tim Audit.

Page 47: Slide Auditing 2011

SIKLUS AKUNTANSISIKLUS AKUNTANSI

Transaksi

Dokumen

B. Pembantu

Jurnal

B. Besar

N. Saldo Neraca R/L

Page 48: Slide Auditing 2011

2 CARA DALAM MENSEGMENTASI AUDIT

1. Memperlakukan setiap saldo akun dalam laporan keuangan

sebagai segmen yang terpisah.

2. Pendekatan siklus yaitu membagi laporan keuangan menjadi 5

siklus:

• Siklus penjualan dan penagihan

• Siklus akuisisi dan pembayaran

• Siklus penggajian dan personalia

• Siklus persediaan dan pergudangan

• Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali

Page 49: Slide Auditing 2011

Siklus Jurnal Akun Neraca Laporan LR

Penjualan

dan

penagihan

Jurnal penjualan

Jurnal penerimaan kas

Jurnal umum

Kas di BankPiutang dagangPiutang lainPenyisihan untuk piutang yang diragukan

PenjualanRetur dan pengurangan harga penjualanBeban piutang tak tertagih

Akuisisi dan

pembayaran

Jurnal akuisisi

Jurnal pengeluaran kas

Jurnal umum

Kas di BankPersediaanBeban dibayar dimukaTanahBangunanKomputer dan peralatan lainPerabotanAkumulasi penyusutanUtang usahaUtang akrual lainnyaUtang pajak penghasilanPajak yang ditangguhkan

IklanBeban penjualan rupa-rupaAlat tulis kantorTeleponPemeliharaan dan perlengkapanPenyusutanSewaBiaya hukumAsuransiBeban perbaikan dan pemeliharaan kantorBeban kantor rupa-rupaKeuntungan penjualan aktiva

Page 50: Slide Auditing 2011

Siklus Jurnal Akun Neraca Laporan LR

Penggajian dan Personalia

Jurnal Penggajian

Jurnal Umum

Kas di Bank

Gaji akrual

Pajak gaji yang terutang

Gaji dan komisiPajak gaji bagian penjualanGaji eksekutif dan kantorPajak gaji bagian administrasi

Persediaan dan Pergudangan

Jurnal akuisisi

Jurnal penjualan

Jurnal umum

Persediaan Harga pokok penjualan

Akuisis modal dan pembayaran kembali

Jurnal akuisisi

Jurnal pengeluaran kas

Jurnal umum

Kas di BankWesel bayarWesel bayar jangka panjangBunga akrualModal sahamAgio sahamLaba ditahanDividenUtang dividen

Beban bunga

Page 51: Slide Auditing 2011

ASERSI MANAJEMEN

Asersi manajemen adalah pernyataan manajemen yang

tersirat , mengenai transaksi dan akun serta

pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan.

Ada 3 kategori Asersi :

1. Asersi mengenai transaksi

2. Asersi mengenai saldo akun

3. Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan

Page 52: Slide Auditing 2011

ASERSI MENGENAI TRANSAKSI

KeterjadianAsersi keterjadian bersangkutan dengan apakah transaksi yang dicatat dalam laporan keuangan benar-benar terjadi selama periode akuntansi itu. Sebagai contoh, manajemen menegaskan bahwa transaksi penjualan yang dicatat merupakan pertukaran barang atau jasa yang benar-benar terjadi.

KelengkapanAsersi ini menyatakan apakah semua transaksi yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan sudah dimasukkan seluruhnya. Sebagai contoh, manajemen menegaskan bahwa semua penjualan barang dan jasa telah dicatat dan dimasukkan dalam laporan keuangan.

Asersi keakuratan menyatakan apakah transaksi telah dicatat pada jumlah yang benar. Penggunaan harga yang salah untuk mencatat transaksi penjualan dan kekeliruan atau kesalahan dalam menghitung perkalian harga dengan kuantitas merupakan contoh pelanggaran atas asersi klasifikasi.

Keakuratan

KlasifikasiAsersi klasifikasi menyatakan apakah transaksi telah dicatat pada akun yang tepat. Pencatatan gaji bagian administrasi pada harga pokok penjualan merupakan satu contoh pelanggaran atas asersi klasifikasi.

CutoffAsersi cutoff menyatakan apakah transaksi telah dicatat pada periode akuntansi yang benar. Mencatat transaksi penjualan pada bulan Desember sementara barang belum dikirimkan sampai bulan Januari melanggar asersi cutoff.

Page 53: Slide Auditing 2011

Transaksi dan Saldo Akun Piutang UsahaTransaksi dan Saldo Akun Piutang Usaha

Debet Kredit

Saldo Awal 17.521

Penjualan 144.328 137.087 Penerimaan kas

1.242 Retur penjualandan penguranganharga

3.323 Penyisihanpiutang tak tertagih

Saldo akhir 20.197

Page 54: Slide Auditing 2011

Asersi Manajemen untuk Setiap Kategori Asersi

Asersi Mengenai Kelas Transaksi dan Peristiwa Asersi Mengenai Saldo Akun

Keterjadian – Transaksi dan peristiwa yang dicatat telah terjadi dan bersangkutan dengan entitas tersebut

Eksistensi – aktiva , kewajiban dan ekuitas yang ada.

Kelengkapan – Semua transaksi dan peristiwa yang harus dicatat telah dicatat

Kelengkapan – semua aktiva, kewajiban dan kepentingan ekuitas yang harus dicatat sudah dicatat.

Keakuratan – jumlah dan data lain yang bersangkutan dengan transaksi dan peristiwa yang dicatat telah dicatat dengan benar.

Penilaian dan alokasi – aktiva, kewajiban dan kepentingan ekuitas dimasukkan dalam laporan keungan pada jumlah yang tepat dan setiap hasil penyesuaian penilaian dicatat dengan tepat.

Klasifikasi – Transaksi dan peristiwa telah dicatat dalam akun yang tepatCutoff – Transaksi dan peristiwa telah dicatat dalam periode akuntansi yang benar.

Hak dan kewajiban – Entitas itu memegang hak atau kendali atas aktiva, dan kewajiban merupakan kewajiban entitas itu.

Page 55: Slide Auditing 2011

ASERSI MENGENAI SALDO AKUN

EksistensiAsersi eksistensi bersangkutan dengan apakah aktiva, kewajiban dan kepentingan ekuitas yang dicatumkan dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca. Sebagai contoh, menajemen menegaskan bahwa persediaan barang dagang yang dimasukkan dalam neraca ada dan tersedia untuk dijual pada tanggal neraca.

KelengkapanAsersi ini menyatakan apakah semua akun yang harus disajikan dalam laporan keuangan pada kenyataannya sudah dicatumkan. Sebagai contoh, manajemen menegaskan bahwa wesel bayar dineraca mencakup semua kewajiban entitas seperti itu.

Penilaianatau Alokasi

Asersi penilaian dan alokasi berkaitan dengan apakah akun aktiva, kewajiban dan kepentingan ekuitas telah dimasukkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat, termasuk setiap penyesuaian penilaian untuk mencerminkan jumlah aktiva pada nilai realisasi bersih. Sebagai contoh, manajemen mengaskan bagwa properti dicatat pada biaya historis dan biaya seperti itu secara sistemastis dialokasikan keperiode akuntansi yang tepat melalui penyusutan.

Hak dankewajiban

Asersi ini membahas tentang apakah kativa merupakan hak entitas dan apakah kewajiban merupakan kewajiban entitas pada tanggal tertentu. Sebagai contoh, manajemen menegaskan bahwa aktiva yang dimiliki oleh perusahaan atau jumlah yang dikapitalisasi untuk lease dalam neraca merupakan biaya atas hak entitas untuk meleasekan properti dan kewajiban lease yang terkait dengan aktiva tersebut merupakan kewajiban entitas.

Page 56: Slide Auditing 2011

ASERSI MENGENAI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

Keterjadian sertaHak dan Kewajiban

Kelengkapan

Asersi ini menyatakan apakah peristiwa-peristiwa yang diungkapkan telah terjadi dan merupakan hak serta kewajiban entitas. Sebagai contoh, jika klien mengungkapkan bahwa ia telah mengakuisisi perusahaan lain, hal ini menegaskan bahwa transaksi bersangkutan telah selesai.

Asersi ini bersangkutan dengan apakah semua pengungkapan yang diperlukan telah dicantumkan dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, manajemen menegaskan bahwa semua transaksi yang material dengan pihak terkait telah diungkapkan dalam laporan keuangan.

KeakuratanDan Penilaian

Asersi keakuratan dan penilaian serta alokasi berkaitan dengan apakah informasi keuangan diungkapkan secara wajar dan pada jumlah yang tepat. Pengungkapan manajemen atas jumlah kewajiban pensiun yang belum didanai dan asumsi-asumsi yang mendasari jumlah tersebut merupakan contoh asersi ini.

Klasifikasi danDapat Dipahami

Asersi ini berkaitan dengan apakah jumlah-jumlah telah diklasifikasikan secara tepat dalam laporan keuangan dan catatan kaki, serta apakah uraian saldo dan pengungkapan yang bertalian dapat dipahami. Sebagai contoh, manajemen menegaskan bahwa klasifikasi persediaan sebagai barang jadi, barang dalam proses, dan bahan baku sudah tepat, dan pengungkapan metode yang digunakan untuk menilai persediaan dapat dipahami.

Page 57: Slide Auditing 2011

TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN TRANSAKSI

Tujuan Audit yang berkaitan dengan transaksi mengikuti

dan berhubungan erat dengan asersi manajemen.

Page 58: Slide Auditing 2011

KETERJADIAN

Transaksi yang dicatat memang ada.

Tujuan ini berkenaan dengan apakah transaksi yang tercatat memang benar-benar terjadi. Pencatatan transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan padahal transaksi itu tidak terjadi merupakan pelanggaran atas tujuan keterjadian. Tujuan ini merupakan padanan auditor atas asersi manajemen tentang keterjadian untuk kelas transaksi.

Page 59: Slide Auditing 2011

KELENGKAPAN

Transaksi yang terjadi telah dicatat.

Tujuan ini bersangkutan dengan apakah semua transaksi yang harus dimasukkan dalam jurnal benar-benar telah dicatatkan. Kelalaian untuk memasukkan transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan dan buku besar ketika transaksi penjualan itu terjadi melanggar tujuan kelengkapan. Tujuan ini merupakan padanan bagi asersi manajemen tentang kelengkapan untuk kelas transaksi.

Page 60: Slide Auditing 2011

Transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar.

Tujuan ini membahas keakuratan informasi tentang transaksi akuntansi dan merupakan salah satu bagian dari asersi keakuratan untuk kelas transaksi. Untuk transaksi penjualan, tujuan ini dilanggar jika jumlah barang yang dikirimkan ternyata berbeda dengan jumlah yang tercantum dalam faktur penagihan, harga jual yang salah digunakan dalam faktur penagihan, atau jumlah yang salah dimasukkan dalam jurnal penjualan.

KEAKURATAN

Page 61: Slide Auditing 2011

POSTING DAN PENGIKHTISARAN

Transaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam file induk dan diikhtisarkan dengan benar.

Tujuan ini berkaitan dengan keakuratan transfer informasi dari transaksi yang dicatat dalam jurnal ke buku besar pembantu dan ke buku besar. Ini merupakan bagian dari asersi keakuratan untuk kelas transaksi.

Sebagai contoh, jika transaksi penjualan dicatat dalam catatan pelanggan yang salah atau jumlah yang salah dicatat dalam file induk, jumlah semua transaksi penjualan yang diposting dari jurnal penjualan ke buku besar tidak akurat, maka tujuan ini telah dilanggar.

Page 62: Slide Auditing 2011

Transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan secara tepat.

Tujuan ini menyatakan apakah transaksi telah dimasukkan dalam akun yang tepat, dan merupakan padanan auditor atas asersi klasifikasi manajemen untuk kelas transaksi.

Contoh misklasifiaksi penjualan adalah mencatat penjualan tunai sebagai penjualan kredit, mencatat penjualan aktiva tetap operasi sebagai pendapatan, dan salah mengklasifiaksikan penjualan komersial sebagai penjualan residensial.

KLASIFIKASI

Page 63: Slide Auditing 2011

PENETAPAN WAKTU

Transaksi dicatat pada tanggal yang benar.

Tujuan penetapan waktu transaksi merupakan padanan auditor atas asersi cutoff manajemen. Kesalahan penetapan waktu terjadi jika suatu transaksi tidak dicatat pada hari terjadinya.

Sebagai contoh, transaksi penjualan harus dicatat pada tanggal pengiriman barang.

Page 64: Slide Auditing 2011

Asersi Manajemen dan Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Asersi Manajemen dan Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi yang diterapkan pada Transaksi PenjualanTransaksi yang diterapkan pada Transaksi Penjualan

Asersi Manajemen Tentang Kelas Transaksi

dan PeristiwaTujuan Audit Khusus yang Berkaitan

dengan Trnsaksi Penjualan

Keterjadian Penjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman yang dilakukan kepada pelanggan nonfiktif.

Kelengkapan Transaksi penjualan yang ada sudah dicatat.Keakuratan Penjualan yang dicatat adalah untuk jumlah

barang yang dikirimkan dan sudah ditagih dan dicatat dengan benar.Transaksi penjualan telah dimasukkan secara layak dalam file induk dan diikhtisarkan dengan benar.

Klasifikasi Transaksi penjualan telah diklasifikasikan dengan benar.

Cutoff Transaksi penjualan telah dicatat pada tanggal yang benar.

Page 65: Slide Auditing 2011

TUJUAN AUDIT UMUM YANG BERKAITAN DENGAN SALDO

Page 66: Slide Auditing 2011

EKSISTENSI

Jumlah yang tercantum memang ada.

Tujuan ini bersangkutan dengan apakah jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan memang harus dicantumkan.

Sebagai contoh, pencantuman piutang usaha pelanggan dalam neraca saldo piutang usaha padahal sebenarnya piutang tidak ada melanggar tujuan eksistensi.

Page 67: Slide Auditing 2011

Jumlah yang ada telah dicantumkan.

Tujuan ini bersangkutan dengan apakah semua jumlah yang harus tercatat pada suatu akun benar-benar telah dicatat. Kelalaian untuk mencantumkan piutang usaha pelanggan dalam neraca saldo piutang usaha apabila piutang usaha itu memang ada merupakan pelanggaran terhadap tujuan kelangkapan.

KELENGKAPAN

Page 68: Slide Auditing 2011

KEAKURATAN

Jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar.

Tujuan keakuratan mengacu pada jumlah yang tercantum secara aritmetika sudah benar. Pos-pos persediaan dalam daftar persediaan klien dapat saja salah karena jumlah unit persediaan fisik salah saji, harga per unit salah, atau totalnya dihitung secara tidak benar. Setiap hal tersebut melanggar keakuratan. Keakuratan merupakan salah satu bagian dari asersi penilaian dan alokasi untuk saldo akun.

Page 69: Slide Auditing 2011

Jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat.

Klasifiaksi melibatkan penentuan apakah pos-pos yang ada dalam daftar klien telah dicantumkan dalam akun-akun buku besar yang tepat.

Sebagai contoh, dalam daftar piutang usaha, piutang tersebut harus dipisahkan antara piutang jangka pendek dan jangka panjang, serta jumlah piutang yang berasal dari afiliasi, para pejabat, dan direksi harus diklasifikasikan secara terpisah dengan jumlah piutang dari pelanggan lainnya. Klasifikasi juga merupakan bagian dari asersi penilaian dan alokasi.

KLASIFIKASI

Page 70: Slide Auditing 2011

CUTOFF

Transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat.

Dalam menguji cutoff atas saldo akun, tujuan auditor adalah menentukan apakah transaksi-transaksi telah dicatat dalam saldo akun pada periode yang tepat.

Saldo akun itu mungkin saja salah saji karena transaksi dicatat menjelang akhir periode akuntansi. Untuk audit tahunan, akhir periode akuntansi adalah sama dengan tanggal neraca. Pengujian cutoff dapat dipandang sebagai bagian dari pemeriksaan akun neraca atau transaksi yang berkaitan, tetapi demi kemudahan, biasanya auditor melaksanakannya sebagai bagian dari audit atas akun neraca.

Page 71: Slide Auditing 2011

Rincian saldo akun sesuai dengan jumlah pada file induk yang berkaitan, sesuai dengan total saldo akun, dan sesuai dengan

total buku besarSaldo akun dalam laporan keuangan didukung oleh rincian

pada file induk dan skedul yang dibuat oleh klien. Tujuan hubungan yang rinci ini memastikan rincian dalam daftar telah disiapkan secara akurat, ditambahkan dengan benar, dan sesuai dengan buku besar.

Sebagai contoh, setiap piutang usaha yang tertera dalam daftar piutang usaha harus sama dengan yang ada dalam file induk piutang usaha, dan totalnya harus sama dengan akun pengendalian buku besar.

HUBUNGAN YANG RINCI/DETAIL TIE-IN

Page 72: Slide Auditing 2011

NILAI YANG DAPAT DIREALISASI

Aktiva yang telah dicantumkan dalam jumlah yang diestimasi akan direalisasi.

Tujuan ini terkait dengan apakah saldo akun telah dikurangi untuk memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai realisasi bersih.

Contoh-contoh penerapan tujuan ini antara lain mempertimbangkan kecukupan penyisihan piutang tak tertagih dan penghapusan persediaan yang usang.

Page 73: Slide Auditing 2011

Selain eksistensi, sebagian besar aktiva juga harus dimiliki sebelum dapat dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula, utang harus merupakan kewajiban entitas. Hak selalu berkaitan dengan aktiva dan kewajiban dengan utang.

HAK DAN KEWAJIBAN

Page 74: Slide Auditing 2011

Asersi Manajemen dan Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo yang Asersi Manajemen dan Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo yang Diterapkan pada PersediaanDiterapkan pada Persediaan

Asersi Manajemen tentang Saldo Akun

Tujuan Audit Khusus yang Berkaitan dengan Saldo yang Diterapkan pada Persediaan

Eksistensi Semua persediaan yang dicatat ada pada tanggal neraca.

Kelengkapan Semua persediaan yang ada telah dihitung dan dicatat dalam ikhtisar persediaan.

Penilaian dan Alokasi

Kuantitas persediaan pada catatan perpetual klien sesuai dengan item-item yang ada di tangan.Harga yang digunakan untuk menilai persediaan secara material benar.Perkalian harga dengan kuantitas telah benar dan rinciannya telah ditambahkan dengan benar.Item-item persediaan dikasifikasikan secara tepat sebagai bahan baku, bahan dalam proses, dan barang jadi.Cutoff pembelian pada akhir tahun sudah tepat.Total item-item persediaan sesuai dengan buku besar.Persediaan telah dikurangi apabila nilai realisasi bersih menurun.

Hak dan KewajibanPerusahaan mempunyai hak atas semua item persediaan yang tercantum.Persediaan tidak dijaminkan sebagai agunan.

Page 75: Slide Auditing 2011

BAGAIMANA TUJUAN AUDIT DIPENUHI?

Auditor harus memperoleh bukti audit yang mencukupi guna mendukung semua asersi manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan bukti untuk mendukung beberapa kombinasi yang tepat dari tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.

Page 76: Slide Auditing 2011

Asersi Manajemen dan Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Penyajian Asersi Manajemen dan Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Penyajian dan Pengungkapan yang Diterapkan pada Wesel Bayardan Pengungkapan yang Diterapkan pada Wesel Bayar

Asersi Manajemen Tentang Penyajian dan Pengungkapan

Tujuan Audit Khusus yang Berkaitan dengan Penyajian dan Pengungkapan

yang Diterapkan pada Wesel Bayar

Keterjadian serta hak dan kewajibanWesel bayar sebagaimana diuraikan dalam catatan kaki ada dan merupakan kewajiban perusahaan.

KelengkapanSemua pengungkapan yang diperlukan yang terkait dengan wesel bayar telah dicatat dalam catatan atas laporan keuangan.

Penilaian dan AlokasiPengungkapan catatan kaki yang berkaitan dengan wesel bayar sudah akurat.

Klasifikasi dan dapat dipahami

Wesel bayar secara tepat diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dan pengungkapan laporan keuangan yang berkaitan dapat dipahami.

Page 77: Slide Auditing 2011

4 Fase Audit Laporan Keuangan4 Fase Audit Laporan Keuangan

Page 78: Slide Auditing 2011

MERENCANAKAN DAN MERANCANG PENDEKATAN AUDIT (FASE 1)

Ada 2 pertimbangan utama yang mempengaruhi pendekatan yang akan digunakan auditor:

1.Bukti audit yang mencukupi harus dikumpulkan agar dapat memenuhi tanggung jawab profesional auditor.2.Biaya pengumpulan bukti audit ini harus ditekan serendah mungkin.

Page 79: Slide Auditing 2011

Memperoleh Pemahaman tentang Entitas dan Lingkungannya

Agar dapat menilai dengan layak risiko salah saji dalam laporan keuangan dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh selama audit, auditor harus mempunyai pemahaman yang mnyeluruh atas bisnis klien dan lingkungan yang terkait, meliputi pengetahuan tentang strategi dan proses. Auditor harus mempelajari model bisnis klien, melakukan prosedur analitis, dan membuat perbandingan dengan pesaing. Auditor juga harus memahami setiap persyaratan akuntansi yang unik dari industri klien.

Sebagai contoh, ketika mengaudit sebuah perusahaan asuransi jiwa, auditor harus memahami bagaimana polis kerugian dihitung.

Page 80: Slide Auditing 2011

Risiko salah saji dalam laporan keuangan akan berkurang bila klien memiliki pengendalian yang efektif atas pengoperasian

komputer dan pemrosesan transaksi.

Memahami Pengendalian Internal dan Menilai Risiko Pengendalian

Page 81: Slide Auditing 2011

Menilai Risiko Salah Saji yang Material

Auditor menggunakan pemahamannya atas industri klien dan strategi bisnisnya, serta keefektifan pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji dalam laporan keuangan. Penilaian ini kemudian akan mempengaruhi rencana dan sifat audit, penetapan waktu, dan rentang prosedur audit.

Sebagai contoh, jika klien memperluas penjualan dengan merangkul pelanggan baru yang memiliki peringkat kredit yang buruk, auditor akan menilai risiko salah saji yang lebih tinggi atas nilai realisasi bersih piutang usaha dan merencanakan untuk memperluas pengujian di bidang ini.

Page 82: Slide Auditing 2011

Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi (Fase 2)

Sebelum dapat memutuskan untuk mengurangi penilaiannya atas risiko pengendalian yang direncanakan apabila pengendalian internal dianggap efektif, pertama-tama auditor harus menguji keefektifan pengendalian tersebut. Prosedur untuk jenis pengujian ini umumnya disebut sebagai pengujian pengendalian (tests of controls).

Sebagai contoh, anggaplah bahwa pengendalian internal klien membutuhkan verifikasi oleh klerk independen atas semua harga jual per unit sebelum faktur penjualan dikirimkan kepada para pelanggan.

Auditor juga mengevaluasi pencatatan transaksi oleh klien dengan memverifikasi jumlah moneter transaksi itu. Proses ini disebut sebagai pengujian substantif atas transaksi (substantive tests of transactions).

Sebagai contoh, auditor dapat membandingkan harga jual per unit pada salinan faktur penjualan dengan daftar harga resmi sebagai pengujian atas tujuan keakuratan transaksi penjualan.

Page 83: Slide Auditing 2011

Melaksanakan Prosedur Analitisdan Pengujian Rincian Saldo (Fase 3)

Ada 2 kategori umum prosedur pada fase 3 :

•Prosedur analitis (analytical procedurs)

•Pengujian atas rincian saldo (tests of details of balances)

Page 84: Slide Auditing 2011

Prosedur analitis (analytical procedurs)Prosedur analitis (analytical procedurs)

Prosedur ini menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau data lainnya telah masuk akal.

Sebagai contoh, untuk memberikan beberapa kepastian bagi tujuan keakuratan atas transaksi penjualan (tujuan audit yg berkaitan dengan transaksi) maupun piutang usaha (tujuan audit yg berkaitan dengan saldo), auditor dapat memeriksa transaksi penjualan dalam jurnal penjualan menyangkut jumlah yang secara tidak biasa besar dan juga membandingkan total penjualan bulanan dengan penjualan tahun-tahun sebelumnya.

Page 85: Slide Auditing 2011

Pengujian atas rincian saldo (tests of details of balances)Pengujian atas rincian saldo (tests of details of balances)

Merupakan prosedur spesifik yang ditujukan untuk menguji salah saji moneter pada saldo-saldo dalam laporan keuangan.

Suatu contoh yang berkaitan dengan tujuan ketepatan untuk piutang usaha (tujuan audit yang berkaitan dengan saldo) adalah komunikasi tertulis secara langsung dengan para pelanggan klien guna mengidentifikasi jumlah yang salah.

Page 86: Slide Auditing 2011

HUBUNGANTUJUAN AUDIT DENGAN ASERSI MANAJEMEN

Audit bertujuan untuk membuktikan apakah asersi

manajemen benar-benar ada dan terjadi, baik yang

berkait dengan transaksi maupun saldo akun serta

penyajian dan pengungkapannya.

Page 87: Slide Auditing 2011

BAB 7BAB 7

BUKTI AUDITBUKTI AUDIT

Page 88: Slide Auditing 2011

BUKTI AUDIT

Setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk

menentukan apakah informasi yang diaudit telah

dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Page 89: Slide Auditing 2011

• Prosedur audit yang akan digunakan

• Berapa ukuran sampel yang akan dipilih untuk prosedur

tersebut

• Item–item mana yang akan dipilih

• Kapan melaksanakan prosedur tersebut

KEPUTUSAN BUKTI AUDIT

Page 90: Slide Auditing 2011

PROSEDUR AUDIT

Prosedur audit adalah rincian instruksi yang

menjelaskan bukti audit yang harus diperoleh selama

audit.

Sebagai contoh, mengambil jurnal pengeluaran

kas dan membandingkan nama payee, jumlah, dan

tanggal pada cek yang dibatalkan dengan jumlah

pengeluaran kas.

Page 91: Slide Auditing 2011

UKURAN SAMPELUKURAN SAMPEL

Untuk memverifiaksi pengeluaran kas, anggaplah 6600 cek telah tercatat dalam jurnal pengeluaran kas. Auditor dapat memilih ukuran sampel sebesar 50 cek untuk dibandingkan dengan jurnal pengeluaran kas. Keputusan tentang berapa banyak item yang akan diuji harus dibuat oleh auditor pada setiap prosedur audit.

Page 92: Slide Auditing 2011

ITEM YANG DIPILIH

Setelah menentukan ukuran sampel untuk suatu prosedur audit, auditor harus memutuskan item-item mana dalam populasi yang akan diuji.

Sebagai contoh, jika auditor memutuskan memilih 50 cek yang dibatalkan dari populasi sebesar 6600 untuk dibandingkan dengan jurnal pengeluaran kas, beberapa metode yang berbeda dapat digunakan untuk memilih cek-cek tertentu yang akan diperiksa.Auditor dapat :1.Memilih suatu minggu dan memeriksa 50 cek pertama2.Memilih 50 cek yang bernilai terbesar3.Memilih cek-cek tersebut secara acak, atau4.Memilih cek-cek yang menurut auditor paling mungkin mengandung kekeliruan.Atau dapat menggunakan kombinasi dari berbagai metode tersebut.

Page 93: Slide Auditing 2011

PENETAPAN WAKTU

Audit atas laporan keuangan umumnya mencakup suatu periode seperti satu tahun.Suatu audit baru dianggap selesai setelah beberapa minggu atau beberapa bulan setelah berakhirnya suatu periode.Dalam audit atas laporan keuangan, umunya klien menginginkan agar audit diselesaikan antara 1 hingga 3 bulan setelah akhir tahun.Contoh, mengambil jurnal pengeluaran kas bulan Oktober dan membandingkan nama payee, jumlah uang, dan tanggal cek yang dibatalkan dengan jurnal pengeluaran kas untuk suatu sampel yang dipilih secara acak dari 40 nomor cek.

Page 94: Slide Auditing 2011

PERSUASIVITAS BUKTI AUDIT

2 penentunya adalah :• Ketepatan bukti• Kecukupan buktiKetepatan bukti adalah ukuran mutu bukti, berarti bukti harus relevan dan reliabilitasnya memenuhi tujuan audit.Ketepatan bukti hanya berkaitan dengan prosedur audit yang dipilih. Ketepatan itu tidak dapat diperbaiki dengan memilih ukuran sampel yang lebih besar.Relevansi bukti, bukti audit harus berkaitan atau relevan dengan tujuan bukti audit. Sebagai contoh, auditor menganggap bahwa klien belum menagih pelanggan atas barang yang dikirim (tujuan kelengkapan). Jika auditor memilih sampel dari salinan faktur penjualan dan menelusurinya ke dokumen pengiriman terkait, bukti tersebut tidak relevan dengan tujuan kelengkapan.

Page 95: Slide Auditing 2011

RELIABILITAS BUKTI

Artinya tingkat dapat dipercayanya suatu bukti.Ada 6 karakteristik bukti yang dapat diandalkan :1.Independensi penyedia bukti2.Efektifitas pengendalian internal klien3.Pengetahuan langsung auditor4.Kualifikasi sumber informasi5.Tingkat objektifitas bukti6.Ketepatan waktu

Page 96: Slide Auditing 2011

KECUKUPAN BUKTI

Kecukupan bukti diukur oleh ukuran sampel yang dipilih auditor.Selain ukuran sampel, item-item yang diuji akan mempengaruhi kecukupan bukti audit.Contoh: sampel dari populasi nilai uang yang besar, iten-item yang kemungkinan besar salah saji.

Page 97: Slide Auditing 2011

JENIS-JENIS BUKTI AUDIT

Ada 8 jenis bukti audit:1. Pemeriksaan fisik (physical examination)2. Konfirmasi (confirmation)3. Dokumentasi (documentation)4. Prosedur analitis (analytical procedures)5. Wawancara dengan klien (inquiries of the client)6. Rekalkulasi (recalculation)7. Pelaksanaan-ulang (reperformance)8. Observasi (observation)

Page 98: Slide Auditing 2011

PEMERIKSAAN FISIK

Adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan auditor atas aktiva berwujud (persediaan, kas, wesel tagih)

Jika objek yang diperiksa adalah dokumen, misalnya faktur penjualan, maka bukti itu disebut sebagai dokumentasi.

Pemeriksaan fisik merupakan cara langsung untuk memverifikasi apakah suatu aktiva benar-benar ada (tujuan eksistensi) dan apakah aktiva yang ada telah dicatat (tujuan kelengkapan)

Pemeriksaan fisik dianggap sebagai salah satu jenis bukti audit yang paling dapat diandalkan.

Page 99: Slide Auditing 2011

PEMERIKSAAN FISIK

Konfirmasi adalah penerimaan jawaban tertulis atau lisan dari pihak ketiga yang independen untuk memverifikasi keakuratan informasi yang ditanyakan oleh auditor.Ada 2 jenis konfirmasi:•Konfirmasi positif•Konfirmasi negatifKonfirmasi adalah jenis bukti audit yang sangat andal.

Page 100: Slide Auditing 2011

DOKUMENTASI

Adalah inspeksi oleh auditor atas dokumen dan catatan (misalnya pesanan pelanggan, dokumen pengiriman, salinan faktur penjualan)Dokumen terdiri dari:1.Dokumen internal adalah dokumen yang disiapkan dan digunakan dalam perusahaan dan disimpan tanpa pernah disampaikan kepada pihak luar (salinan faktur penjualan, daftar jam kerja karyawan, laporan penerimaan barang)2.Dokumen eksternal adalah dokumen yang disiapkan oleh seseorang diluar perusahaan, tetapi dokumen tersebut saat ini berada ditangan klien (faktur pembelian, polis asuransi, perjanjian utang, kontrak). Dokumen eksternal dianggap sebagai bukti yang lebih dapat diandalkan daripada dokumen internal.

Page 101: Slide Auditing 2011

CATATAN

Apabila auditor menggunakan dokumentasi untuk mendukung pencatatan transaksi atau jumlah, misalnya auditor memverifikasi ayat jurnal pembelian dengan memeriksa faktur pendukung dari pemasok serta laporan penerimaan untuk tujuan keterjadian maka proses ini disebut Vouching (pemeriksaan dokumen).Akan tetapi, jika auditor menelusuri dari laporan penerimaan ke jurnal pembelian untuk tujuan memeriksa kelengkapan, maka proses itu disebut Tracing (penelusuran).

Page 102: Slide Auditing 2011

Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau suatu data tampak wajar.Contoh: membandingkan presentasi laba kotor setahun berjalan dengan tahun yang lalu.Prosedur analitis mempunyai tujuan-tujuan yang berbeda pada suatu audit:• Memahami industri dan bisnis klien • Menilai kemampuan going concern• Menunjukan adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan• Mengurangi pengujian audit yang terinci

PROSEDUR ANALITIS

Page 103: Slide Auditing 2011

TANYA JAWAB (INQUIRY)

Tanya jawab adalah upaya untuk memperoleh informasi secara lisan maupun tertulis dari klien sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan auditor.Biasanya bukti yang diperoleh dari klien melalui tanya jawab, merupakan bukti yang kurang meyakinkan.Oleh karena itu, auditor perlu memperoleh bukti pendukung melalui prosedur lainnya (misalnya dokumentasi, observasi)

Page 104: Slide Auditing 2011

REKALKULASI

Adalah pengecekan ulang atas perhitungan yang dilakukan oleh klien untuk menguji keakuratan perhitungan (perkalian dalam faktur, penjumlahan-penjumlahan dalam jurnal dan buku besar/buku tambahan, pengecekan perhitungan beban penyusutan, dan beban dibayar dimuka)

Page 105: Slide Auditing 2011

PELAKSANAAN ULANG (REPERFORMANCE)

Adalah pengujian yang dilakukan auditor atas prosedur atau pengendalian akuntansi klien. Contoh: Membandingkan harga yang tertera dalam faktur dengan daftar harga yang resmi. Contoh yang lain misalnya, auditor melakukan pengujian untuk memastikan bahwa informasi dalam jurnal penjualan telah dicatat bagi pelanggan yang tepat dan dengan jumlah yang benar dalam buku tambahan piutang usaha dan secara akurat di posting ke dalam buku besar.

Page 106: Slide Auditing 2011

OBSERVASI

Adalah penggunaan indra (mata, telinga, lidah, hidung) untuk menilai berbagai item/aktivitas klien.Contoh:- Mengunjungi lokasi pabrik/fasilitas klien- Mengamati para pegawai melaksanakan tugas