slide pneumonia geriatri
DESCRIPTION
pulmonologiTRANSCRIPT
Oleh :Lia Anggraini
Pembimbing: dr. Dewi Behtri Yanifitri, Sp.P
Laporan KasusRabu, 10 September 2014
Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah maju.
Dari data SEAMIC Health Statistic 2001, influenza dan pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia, nomor 9 di Brunei, nomor 7 di Malaysia, nomor 3 di Singapura, nomor 6 di Thailand dan nomor 3 di Vietnam.
Laporan WHO 1999 menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia dan influenza
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes tahun 2001, penyakit infeksi saluran napas bawah menempati urutan ke-2 sebagai penyebab kematian di Indonesia.
Nama : Ny. ATanggal Lahir/ Umur: 1 Juli 1948/ 65 tahunJenis Kelamin : PerempuanAlamat : Sibreh, Aceh BesarAgama : IslamSuku : AcehNomor CM : 99-64-19Jaminan : JKRATanggal Masuk : 20 Agustus 2014
Nama : Ny. ATanggal Lahir/ Umur: 1 Juli 1948/ 65 tahunJenis Kelamin : PerempuanAlamat : Sibreh, Aceh BesarAgama : IslamSuku : AcehNomor CM : 99-64-19Jaminan : JKRATanggal Masuk : 20 Agustus 2014
Identitas Pasien
Anamnesis
KU: sesak nafasKU: sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang ke IGD RSUDZA dengan keluhan sesak nafas yang dialami pasien sejak ±6 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas dirasakan pasien hilang timbul dan semakin memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas timbul secara tiba-tiba, tidak dipicu hal seperti udara dingin ataupun debu. Sesak yang dirasakan disertai dengan batuk. Batuk dialami sejak ±1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Batuk berupa batuk kering. Batuk berdarah tidak ada. Riwayat demam ada ±1 minggu yang lalu, menggigil (+), nyeri dada (-), keringat malam tidak ada, mual muntah juga tidak dialami pasien. Nafsu makan pasien menurun dan pasien mengaku mengalami penurunan berat badan sejak satu bulan terakhir.
Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang ke IGD RSUDZA dengan keluhan sesak nafas yang dialami pasien sejak ±6 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas dirasakan pasien hilang timbul dan semakin memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas timbul secara tiba-tiba, tidak dipicu hal seperti udara dingin ataupun debu. Sesak yang dirasakan disertai dengan batuk. Batuk dialami sejak ±1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Batuk berupa batuk kering. Batuk berdarah tidak ada. Riwayat demam ada ±1 minggu yang lalu, menggigil (+), nyeri dada (-), keringat malam tidak ada, mual muntah juga tidak dialami pasien. Nafsu makan pasien menurun dan pasien mengaku mengalami penurunan berat badan sejak satu bulan terakhir.
Riwayat Penyakit Dahulu: Sebelumnya pasien pernah dirawat di RSUDZA dengan keluhan yang sama ±3 bulan yang lalu. Pasien juga menderita hipertensi sejak ±2 tahun lalu dan tidak teratur minum obat anti-hipertensi. Riwayat asma, diabetes disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu: Sebelumnya pasien pernah dirawat di RSUDZA dengan keluhan yang sama ±3 bulan yang lalu. Pasien juga menderita hipertensi sejak ±2 tahun lalu dan tidak teratur minum obat anti-hipertensi. Riwayat asma, diabetes disangkal.
Riwayat Pemakaian Obat: Pasien belum pernah meminum obat 6 bulan.Riwayat Pemakaian Obat: Pasien belum pernah meminum obat 6 bulan.
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal yang sama seperti yang dialami pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal yang sama seperti yang dialami pasien.
Vital SignKesadaran : Compos MentisTD : 120/60 mmHgN : 98 x/menitRR : 26 x/menitT : 36,6 0C
Vital SignKesadaran : Compos MentisTD : 120/60 mmHgN : 98 x/menitRR : 26 x/menitT : 36,6 0C
Pem. Fisik Keadaan umum : LemahKesadaran : E4M6V5 (Compos Mentis)Mata : Konjungtiva palpebra inferior anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-), pupil bulat isokor, RCL (+/+), RCTL (+/+) Telinga : Normotia, serumen (-)Hidung : NCH (-), sekret (-)Mulut : Mukosa bibir keringLeher : Pembesaran KGB (-)
AbdomenI: simetris, distensi (-)P: soepel, nyeri tekan (-)P: timpani (+)A: peristaltik (+) kesan normal
Thoraks : ParuI: Simetris, retraksi (-)P: fremitus taktil kanan=kiri, nyeri tekan (-)P: sonor (+/+)A: ves (+/+), rh (+/+) pada kedua lapangan paru bawah, wh (-/-)
CorI: Iktus kordis tidak terlihatP: Iktus kordis terabaP: batas jantung sulit diperiksaP: BJ I > BJ II, Reguler, Bising (-)
Ekstremitas : Superior : Edema (-/-), pucat (-/-), sianosis (-/-), akral hangatInferior : Edema (-/-), pucat (-/-), sianosis (-/-), akral hangat
Ekstremitas : Superior : Edema (-/-), pucat (-/-), sianosis (-/-), akral hangatInferior : Edema (-/-), pucat (-/-), sianosis (-/-), akral hangat
Pemeriksaan Penunjang
Hb : 13,1 gr/dlHt : 38%Eritrosit : 4,9 x 106/mm3
Leukosit : 17,7 x 103/mm3
Trombosit : 481.000 U/LHitung jenis : 2/0/0/77/12/8 %Na/K/Cl : 139/4,6/98 mmol/LGDS : 113 mg/dlUr/Cr : 20/0,40 mg/dlBilirubin Total : 0,53 mg/dlBilirubin Direct: 0,27 mg/dlSGOT : 27 U/lSGPT : 17 U/lAlk. Posfatase : 97 U/lProtein total : 6,6 U/lAlbumin : 3,6 gr/dlGlobulin : 3,0 gr/dl
LabDarah Rutin
Foto Rontgen ThoraksPada pemeriksaan foto thoraks : tampak adanya infiltrat pada daerah parahiler dan basal paru kanan dan kiri.
Kesan: Pneumonia
Diagnosis Banding
Dyspneu ec dd/1. Pneumonia geriatri2. TB Paru
Diagnosis Sementara
Dyspneu ec Pneumonia Geriatri
Non Medikamentosa:
•Bedrest•Diet MII•Pantau tanda vital pasien
Penatalaksanaan
Medikamentosa:
•Oksigen nasal kanul 3-4L/i•IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/i•Drip Levofloxacin 500mg/12 jam •Vitamin B6 tab 1x1•Curcuma tab 2x1
Planning•Foto thoraks ()•Pemeriksaan darah rutin ()•Sputum mikroorganisme•Sputum BTA SPS•Kultur sputum•Kultur darah
PrognosisQuo ad vitam : Dubia ad BonamQuo ad functionam : Dubia ad BonamQuo ad Sanactionam : Dubia ad Bonam
Foto Rontgen ThoraksPada pemeriksaan foto thoraks tampak adanya infiltrat pada daerah parahiler dan basal paru kanan dan kiri.
Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan air bronchogram.
Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia, sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus.
Jika penderita dirawat di rumah sakit, menunggu hasil kultur dianjurkan pemberian levofloksasin secara parenteral sebagai terapi empirik. Alternatif lain ceftriaxon atau piperasilintazobaktam dengan atau tanpa makrolid. Lama pengobatan minimal 7 hari, sedangkan yang disebabkan st aureus atau enterobakteriaceae harus diobati 10-14 hari dengan terapi parenteral.