abstrakpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_tesis/4_yunita_naswira...pembelajaran sosiologi di...

105
2

Upload: nguyennga

Post on 02-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

2

Page 2: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

3

Page 3: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

8

ABSTRAK

Yumita Maswira 2007/84784: Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, Skripsi.

Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang. (2013)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta yang ditemukan di SMAN se-

Kabupaten Padang Pariaman bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran guru

langsung menenangkan kelas, mengisi daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan

alat-alat pelajaran dan mengeluarkan LKS (lembar kerja siswa). Setelah itu guru

langsung masuk pada kegiatan inti pelajaran dengan menjelaskan materi yang ada

di LKS dan langsung menutup pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui sejauhmana keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran

sosiologi berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses

pelaksanaan pembelajaran untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe studi

evaluatif. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling

dengan jumlah informan 18 orang. Teknik pengumpulan data berupa observasi

dan wawancara. Peneliti melakukan observasi tentang keterampilan guru dalam

pelaksanaan pembelajaran sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman.

Menurut prosedur pelaksanaan pembelajaran dan wawancara mendalam dilakukan

untuk memperoleh gagasan dan ide tentang keterampilan pelaksanaan

pembelajaran guru. Untuk mendapatkan data yang valid dilakukan triangulasi data

dan triangulasi sumber. Analisis data yang digunakan adalah model analisis

interaktif dari Milles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data dan

menarik kesimpulan.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa keterampilan guru dalam

pelaksanaan pembelajaran sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang pariaman

belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses

pelaksanaan pembelajaran, diantaranya: (1) Pada Kegiatan Pendahuluan empat

dari sembilan guru belum mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan tiga dari sembilan guru belum

menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. (2) Pada Kegiatan Inti, pada

bagian Eksplorasi semua guru belum menggunakan media pembelajaran dan

sumber belajar, dalam Elaborasi guru tidak memfasilitasi peserta didik dalam

pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. Pada konfirmasi semuanya sudah sesuai

dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksananan

pembelajaran. (3) Pada Kegiatan Penutup semua guru tidak menyampaikan

rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

i

Page 4: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

9

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul

”Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi di SMAN 1 se-

Kabupaten Padang Pariaman”. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk

memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 pada Jurusan Sosiologi, Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Junaidi S.Pd, M.Si

selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Gusraredi M.Pd selaku pembimbing II

yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Padang

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.

3. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Pendidikan Sosiologi-

Antropologi Universitas Negeri Padang.

4. Bapak Dr. H. Buchari Nurdin, M.Si, dan Bapak Erianjoni S.Sos, M.S.i serta

Ibu Ike Sylvia, S.IP, M.S.i yang telah menguji dan memberikan saran

terhadap perbaikan skripsi ini.

ii

Page 5: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

10

5. Pimpinan perpustakaan beserta karyawan dan karyawati Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Padang.

6. Seluruh dosen dan pegawai tata usaha Jurusan Sosiologi yang telah

memberikan bantuan dan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak/Ibu guru Sosiologi SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman yang telah

membantu peneliti selama penelitian.

8. Orang tua tercinta dan adik-adik ku yang telah memberikan dukungan do’a

moril maupun materil buat penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

pendidikan di Perguruan Tinggi ini.

9. Rekan-rekan angkatan 2007 Program Studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi

yang telah memberikan semangat baik secara moril dan spritual kepada

penulis.

Dan kepada seluruh pihak yang tidak tersebutkan satu per satu. Semoga

semua yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dan ridho Allah

SWT, Amiin. Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih

memiliki kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan sumbangan pikiran

para pembaca berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga

skripsi ini menjadi bahan referensi bagi rekan-rekan di masa datang.

Padang, Februari 2013

Penulis

iii

Page 6: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

11

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Batasan Masalah ........................................................................ 4

C. Rumusan Masalah...................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

F. Kerangka Teoritis ...................................................................... 6

1. Pengertian Keterampilan ..................................................... 6

2. Guru ..................................................................................... 7

3. Pelaksanaan Pembelajaran ................................................... 8

a. Kegiatan Pendahuluan ............................................... 10

b. Kegiatan Inti .............................................................. 11

c. Kegiatan Penutup ...................................................... 14

4. Mata Pelajaran Sosiologi ..................................................... 15

5. Kerangka Konseptual ........................................................... 18

G. Metode Penelitian ...................................................................... 19

1. Pendekatan Penelitian .......................................................... 19

2. Lokasi Penelitian ................................................................. 19

3. Informan Penelitian ............................................................. 20

4. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 20

5. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 21

6. Validitas Data ...................................................................... 23

7. Analisis Data ........................................................................ 24

iv

Page 7: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

12

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. SMAN 1 Ulakan Tapakis ......................................................... 26

B. SMAN 1 Enam Lingkung ......................................................... 29

C. SMAN 1 Nan Sabaris ............................................................... 32

D. SMAN 1 2X11 Enam Lingkung ............................................... 38

E. SMAN 1 Batang Anai ............................................................... 41

F. MGMP Guru Sosiologi ............................................................. 45

BAB III KETERAMPILAN GURU DALAM PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN SOSIOLOGI

A. Deskripsi Data .......................................................................... 49

1. Kegiatan Pendahuluan ....................................................... 49

2. Kegiatan Inti ...................................................................... 56

3. Kegiatan Penutup/Akhir .................................................... 74

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 78

C. Implikasi ................................................................................... 81

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 82

B. Saran ......................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

Page 8: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

13

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar SMA di Kabupaten Padang Pariaman

2. Daftar Informan Penelitian

3. Pedoman Observasi

4. Pedoman Wawancara

5. Tabel Indikator Pelaksanaan Pembelajaran Guru Berdasarkan Permendiknas

No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pelaksanaan Pembelajaran

6. Surat Keterangan Izin Penelitian

vi

Page 9: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan

berbagai aspek yang saling berkaitan. Pembelajaran terjadi pada saat

berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Sebagai suatu proses, sudah pasti suatu pembelajaran akan meliputi

kegiatan yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan, membuka

(pendahuluan) sampai melaksanakan rencana pembelajaran (kegiatan inti) dan

akhirnya menutup pelajaran (kegiatan akhir). Oleh karena itu untuk menciptakan

pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, diperlukan berbagai keterampilan,

diantaranya adalah keterampilan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Keterampilan pembelajaran merupakan kompetensi profesional yang

cukup kompleks sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan

menyeluruh agar tercipta pembelajaran yang kreatif, profesional, dan

menyenangkan. Menurut Gagne (1978:5) menyatakan bahwa pembelajaran adalah

menyusun suatu kegiatan atau kondisi yang memberikan pengaruh kepada anak

didik dan memfasilitasi terjadinya proses belajar.

Berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran sangat tergantung pada

guru. Hal ini diungkapkan oleh Zahara Idris (1992:47), bahwa guru memiliki

peranan yang penting dalam proses pembelajaran, yaitu “Memberikan

pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai (affective), dan keterampilan

1

Page 10: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

2

(psychomotor) kepada peserta didik”. Dengan kata lain, tugas dan peranan guru

yang utama adalah terletak di lapangan pembelajaran, yaitu memberikan pelajaran

sekaligus mendidik murid agar dapat memiliki pengetahuan yang dapat

dipergunakan dalam kehidupan bermasyarakat, bahkan juga dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara.

Selain itu sebagai seorang guru dalam proses pembelajaran diharapkan

mampu membelajarkan siswa sehingga terjadi suatu pembelajaran yang

bermakna, mengembangkan kreativitas, ide dan gagasan sehingga siswa tidak

bosan untuk belajar, yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya motivasi

dan hasil belajar siswa.

Agar proses pembelajaran tersebut berhasil dengan baik, maka guru

harus memiliki sejumlah keterampilan yang profesional.

Secara garis besar ada 3 tingkatan profesional guru sebagai tenaga

profesional kependidikan yang mana salah satunya berkaitan dengan

keterampilan seorang guru dalam pelaksanaan pembelajaran diantaranya:

1. Tingkatan capable personal, maksudnya guru diharapkan memiliki

pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan dalam pelaksanaan

pembelajaran serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga

mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif.

2. Guru sebagai inovator,yakni sebagai tenaga kependidikan yang

punya komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi, guru

diharapkan memiliki keterampilan dalam pelaksanaan pembelajaran

untuk pembaharuan ide yang efektif,

3. Developer yaitu guru memiliki visi keguruan yang mantap.

(Sardiman 1996:133-134)

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan seorang guru

dalam pembelajaran termasuk pada capable personal dan inovator karena ia

memuat pengetahuan dan keterampilan dari guru tersebut. Jadi, keterampilan guru

Page 11: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

3

merupakan tiga kegiatan rutin yang dilakukan guru untuk memulai sampai

mengakhiri pembelajaran sehingga memberikan pengaruh positif terhadap

kegiatan pembelajaran.

Keterampilan guru yang dimaksud adalah keterampilan yang sesuai

berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan

pembelajaran untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Standar proses adalah

standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pembelajaran pada satuan

pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan yang berisi kriteria minimal

proses pembelajaran. Standar proses ini meliputi perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil belajar dan

pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang

efektif dan efisien. (Permendiknas No. 41 Tahun 2007).

Berdasarkan pengamatan penulis tanggal 19 September s/d 1 Oktober

2011, sewaktu guru sosiologi melaksanakan pembelajaran di beberapa SMAN di

Kabupaten Padang Pariaman (SMAN 1 Ulakan Tapakis, SMAN 1 Enam

Lingkung, SMAN 1 Nan Sabaris, SMAN 1 2X11 Enam Lingkung dan SMAN 1

Batang Anai), ditemukan bahwa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

sebagian guru langsung menenangkan kelas, mengisi daftar hadir, menyuruh

siswa menyiapkan alat-alat pelajaran dan mengeluarkan LKS (lembar kerja

siswa). Setelah itu guru langsung masuk pada kegiatan inti pelajaran dengan

menjelaskan materi yang ada di LKS tersebut. Selesai menjelaskan pelajaran guru

berkata: anak-anak waktunya sudah habis, pelajaran ini kita lanjutkan minggu

Page 12: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

4

depan. Setelah menutup pelajaran guru langsung pergi meninggalkan kelas

menuju ke ruang majelis guru.

Sewaktu proses pembelajaran berlangsung siswa banyak melakukan

kegiatan lain yang tidak berkaitan dengan pembelajaran seperti: berbicara dengan

teman, bergurau, mengerjakan tugas pelajaran lain, dan bahkan ada yang tertidur.

Prosedur mengajar demikian itu tidak memungkinkan mental siswa siap untuk

menerima pelajaran dan perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang akan

dipelajari. Akibatnya siswa merasa bahwa pelajaran yang diterimanya

membosankan, tidak bermakna, sukar dipahami, dan mereka tidak berusaha keras

untuk memahaminya.

Berdasarkan uraian di atas timbul pertanyaan, apakah pembelajaran yang

seperti itu sudah memenuhi kriteria dan persyaratan dalam pelaksanaan

pembelajaran sosiologi yang seharusnya? dan mengingat pentingnya pengetahuan

tentang keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi, maka

penting dilakukan sebuah kajian tentang keterampilan guru. Berdasarkan uraian

tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Keterampilan

Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten

Padang Pariaman.

B. Batasan Masalah

Sesuai dengan judul penelitian “Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman,” maka ruang

lingkupnya adalah guru-guru sosiologi di beberapa SMAN di Kabupaten Padang

Pariaman yaitu SMAN I Ulakan Tapakis, SMAN I Enam Lingkung, SMAN I

Page 13: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

5

2X11 Enam Lingkung, SMAN I Nan Sabaris dan SMAN I Batang Anai,.

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten ini karena alasan latar belakang pendidikan

guru sosiologi di SMAN Kabupaten Padang Pariaman umumnya berasal dari latar

belakang ilmu pendidikan yang berbeda dan guru yang mengajar pada umumnya

sudah lama mengajar dan sudah disertifikasi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sejauhmana

keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran Sosiologi di SMAN se-

Kabupaten Padang Pariaman menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang

standar proses pelaksanaan pembelajaran?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan keterampilan guru

dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang

Pariaman, berdasarkan prosedur pelaksanaan pembelajaran menurut

Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan

pembelajaran.

E. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah

pengembangan imu pendidikan tentang keterampilan guru mata pelajaran

sosiologi.

Page 14: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

6

b. Secara Akademis

Diharapkan sebagai referensi dan masukan bagi peneliti selanjutnya dalam

merancang penelitian yang berkaitan dengan keterampilan guru dalam

pelaksanaan pembelajaran sosiologi.

c. Secara praktis

Bagi guru bermanfaat sebagai masukan untuk meningkatkan keterampilan

guru dalam proses pembelajaran khususnya keterampilan guru dalam

pelaksanaan pembelajaran sosiologi.

F. Kerangka Teoritis

1). Pengertian Keterampilan

Keterampilan sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang Guru dan

Dosen No. 14 Tahun 2005 merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan,

prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru

dalam melaksanakan tugas profesionalan.

Keterampilan merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, nilai

dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam

melaksanakan tugas atau pekerjaannya. (Syaiful Sagala 2009:23)

Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup

kompleks sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan

menyeluruh. Turney (1973) mengungkapkan 8 keterampilan mengajar yang

sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yakni keterampilan

bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan

menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta

Page 15: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

7

mengajar kelompok kecil dan perorangan. Penguasaan terhadap keterampilan

mengajar tersebut harus utuh dan terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang

sistematis, misalnya melalui pembelajaran mikro (Micro Teaching). (Mulyasa

2005:69)

Keterampilan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan

guru sosiologi dalam membuka, dan menutup pelajaran, tapi dalam Permendiknas

RI No. 41 Tahun 2007 membuka dan menutup pelajaran itu termasuk dalam

kegiatan pelaksanaan pembelajaran, yang di dalam pelaksanaan pembelajaran

tersebut ada kegiatan inti bukan hanya membuka dan menutup pelajaran saja.

2). Guru

Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Guru profesional adalah orang yang punya kemampuan dan keahlian

khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan

fungsinya sebagai guru. Seorang guru profesional dituntut dengan sejumlah

persyaratan minimal antara lain: memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang

memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidangnya, memiliki

kemampuan berkomunikasi dengan siswanya, mempunyai jiwa kreatif dan

produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya dan

selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus melalui organisasi

Page 16: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

8

profesi, buku, seminar dan semacamnya. (Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus,

2009:50-51)

Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

menegaskan bahwa guru profesional wajib memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi/keterampilan, sertifikat pendidik, sehat rohani dan jasmani dan

memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat

bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.

3). Pelaksanaan Pembelajaran

Pengertian belajar secara psikologis adalah suatu proses perubahan, yaitu

perubahan tingkah laku sebagai awal dari interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Slameto (1995:2) mendefinisikan bahwa:

“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan proses belajar mengajar Menurut Hamalik (2001:1) proses

belajar mengajar atau pembelajaran senantiasa berpedoman pada kurikulum

tertentu sesuai dengan tuntutan lembaga pendidikan atau sekolah dan kebutuhan

masyarakat serta faktor-faktor lain.

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam

proses pelaksanaan pembelajaran. Guru harus memahami siswa yang dibinanya

karena karakter siswa tidak sama, selain guru harus mempunyai kemampuan

Page 17: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

9

tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan

pendidikan pada umumnya dan proses belajar pada khususnya.

Menurut Hamalik (2004:54) guru yang baik harus mempunyai kemampuan

dasar yang harus dimiliki dan kuasai yaitu:

a. Kemampuan menguasai bahan

b. Kemampuan mengelola program belajar mengajar

c. Kemampuan mengelola kelas dengan pengalaman belajar

d. Kemampuan menguasai media/sumber dengan pengalaman belajar

e. Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan dengan pengalaman

belajar

f. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar dengan pengalaman belajar

g. Kemampuan menilai prestasi siswa dengan pengalaman belajar

h. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan

penyuluhan pengalaman belajar

i. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah dengan

pengalaman belajar

j. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian

pendidikan guna keperluan pengajaran.

Untuk memiliki kemampuan guru tersebut guru perlu meningkatkan

kemampuan secara profesional. Menurut Wijaya (1991:1) fungsi guru adalah

membina dan mengembangkan kemampuan siswa secara profesional dalam

proses beajar mengajar. Usman (1995:4) mengemukakan bahwa proses belajar

Page 18: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

10

merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai

pemegang titik utama.

Bertitik tolak dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

proses pembelajaran terdapat beberapa unsur diantaranya adalah guru dan siswa di

dalam kelas, guru berperan sebagai “pemeran utama” memberikan informasi,

sebagai fasilitator, mengelola berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa,

memberikan bimbingan, sehingga siswa dapat menerima dan memanfaatkan ilmu

dengan baik dan mencapai tujuan cita-cita pendidikan yang baik, yang mana

proses atau pelaksanaan pembelajaran meliputi Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan

Inti dan Kegiatan Penutup, antara lain:

a. Kegiatan Pendahuluan (Membuka Pelajaran)

Kegiatan pendahuluan/membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian

peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada

pelajaran yang akan disajikan.(Mulyasa 2005:84).

Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran.(Permendiknas No. 41 Tahun 2007:226)

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI No. 41 tahun 2007 tentang

Standar Proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, dalam kegiatan

pendahuluan, guru seharusnya:

Page 19: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

11

(a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran.

(b) Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan

materi yang akan di pelajari.

(c) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

(d) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Upaya yang dilakukan guru dalam membuka pelajaran menurut Mulyasa

(2005:84) adalah sebagai berikut:

1) Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan

disajikan.

2) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang dipelajari

(dalam hal tertentu, tujuan bisa dirumuskan bersama peserta didik).

3) Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang

harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

4) Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang

disajikan.

5) Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik

terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk mempelajari kemampuan

awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.

b. Kegiatan Inti Pembelajaran

Pelaksanaan kegiatan inti menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007

merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

Page 20: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

12

berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik

peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi,

dan konfirmasi.

1. Eksplorasi

Dalam eksplorasi kegiatan guru:

1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tenang

topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam

takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber.

2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,

dan sumber belajar lain.

3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta

didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lain.

4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

2. Elaborasi

1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui

tugas-tugas tertentu yang bermakna.

2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis

3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

Page 21: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

13

4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan

kolaboratif.

5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar.

6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan

baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual

maupun individual.

8) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan

kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

3. Konfirmasi

1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,

tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.

2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta

didik melalui berbagai sumber.

3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan.

4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang

bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:

a. Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab

pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan

menggunakan bahasa yang baku dan benar.

b. Membantu menyelesaikan masalah.

Page 22: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

14

c. Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil

eksplorasi.

d. Memberi informasi untuk eksplorasi lebih jauh.

e. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum

berpartsipasi aktif.

c. Kegiatan Penutup Pelajaran

Kegiatan penutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru

untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk

rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak

lanjut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh

tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa

dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. (Permendiknas No. 41

Tahun 2007:227)

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI No. 41 Tahun 2007 tentang

Standar Proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah dalam kegiatan

penutup, guru seharusnya:

(a) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran.

(b) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

(c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Page 23: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

15

(d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,

program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik

tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.

(e) Menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya.

Menurut Mulyasa (2005:84) kegiatan menutup pelajaran merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan guru untuk mengetahui pencapaian tujuan dan

pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari serta mengakhiri

kegiatan pembelajaran.

Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran sebagaimana

dijelaskan Mulyasa (2005:84) adalah sebagai berikut.

1) Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari (kesimpulan bisa

dilakukan oleh guru, oleh peserta didik atas permintaan guru, atau oleh

peserta didik bersama guru).

2) Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian

tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3) Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-

tugas yang harus dikerjakan (baik tugas individu maupun tugas kelompok)

sesuai dengan pokok bahasan yang telah dipelajari.

4) Memberikan post test baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan.

4. Mata Pelajaran Sosiologi

Menurut Muliyardi, (2002:3) bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya

menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar. Pembelajaran

menggambarkan upaya membangkitkan inisiatif dan peran siswa dalam belajar

Page 24: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

16

serta bagaimana upaya guru mendorong dan memfasilitasi siswa belajar. secara

eksplisit pembelajaran terlihat ada kegiatan memilih, menetapkan dan

mengembangkan metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran,

inisiatif dan peran siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam menciptakan kondisi belajar yang efektif dan efisian yang akhirnya

dapat meningkatkan hasil belajar. pembelajaran yang demikian diterapkan dalam

pembelajaran sosiologi.

Pembelajaran Sosiologi di Sekolah Menegah Atas (SMA) merupakan

suatu proses yang memerlukan perencanaan secara seksama dan sistematis.

Menurut Depdiknas (2008:11) “Materi pelajaran mencakup konsep-konsep dasar,

pendekatan, metode dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan

permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata dalam masyarakat”. Dalam

kurikulum mata pelajaran sosiologi di sekolah menengah umum, materi disusun

atas beberapa konsep dan tiap konsep terdiri atas beberapa sub konsep.

Menurut Depdiknas (2003:7) pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk

mengembangkan fenomena kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran mencakup

konsep-konsep dasar dalam mengkaji berbagai fenomena dan masalah yang

ditemui dalam kehidupan nyata di masyarakat. Dalam pembelajaran sosiologi

seorang guru diharapkan mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam

mengaplikasikan pemahamannya terhadap konsep fenomena kehidupan sosial

sehari-hari, terutama dalam mengaktualisasikan potensi-potensi siswa dalam

mengambil dan mengungkapkan status dan perannya masing-masing. Hal ini

dapat terlaksana dengan baik apabila dalam melaksanakan sosiologi siswa

Page 25: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

17

diberikan kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan pendapat yang di

milikinya, sehingga siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang dimilikinya, serta

siswa diharapkan dapat berfikir lebih kritis dalam menggapai fenomena kehidupan

sehari-hari.

Adapun tujuan mata pelajaran sosiologi agar para peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

(a) Memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial,

struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sosial sampai

pada terciptanya integrasi sosial.

(b) Memahami berbagai peran sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

(c) Menumbuhkan sikap, kesadaran, dan kepedulian sosial, dalam kehidupan

bermasyarakat. (Depdiknas, 2007:545)

Lebih lanjut dikatakan ruang lingkup mata pelajaran sosiologi adalah:

a. Struktur sosial

b. Proses sosial

c. Perubahan sosial

d. Tipe-tipe lembaga sosial (Depdiknas,2007:546)

Jadi tujuan pelajaran sosiologi harus dirumuskan dan dinyatakan dengan

jelas karena akan menentukan kedudukan sosiologi sebagai salah satu mata

pelajaran di sekolah, sehingga penilaian dapat dilakukan pada saat proses

pembelajaran

Page 26: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

18

5. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka yang dikemukakan bahwa:

diperlukan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan kondisi belajar dan interaksi antara guru dan siswa secara aktif,

sehingga sebagai fasilitator dan motivator guru harus bisa melaksanakan proses

pembelajaran dengan baik.

Lebih jelasnya dapat dibuat kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:

Kerangka konseptual penelitian:

Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan

Pembelajaran

1. Pendahuluan

a. Menyiapkan

pembelajaran

b. Mengajukan pertanyaan

c. Menjelaskan tujuan

pembelajaran

d. Menyampaikan materi

sesuai silabus.

2. Kegiatan inti

a. Eksplorasi

b. Elaborasi

c. Konfirmasi

3. Penutup

a. Membuat rangkuman

b. Melakukan penilaian

c. Umpan balik

d. Tindak lanjut

e. Rencana pembelajaran

berikutnya

Permendiknas

No.41 tahun 2007

Page 27: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

19

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan untuk mengkaji keterampilan guru

dalam pelaksanaan pembelajaran Sosiologi pada SMAN di Kabupaten Padang

Pariaman adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk

melihat yang sebenarnya dan menggambarkan secara mendalam sejauhmana

Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan pembelajaran Sosiologi di SMAN di

Kabuptaten Padang Pariaman. Sedangkan Tipe Penelitian adalah evaluatif, yaitu

merupakan penelitian untuk menjawab apakah suatu program terlaksana. Adapun

tujuan penelitian evaluatif adalah mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan,

apakah program dilaksanakan sebagaimana mestinya dan apakah tujuannya

tercapai sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses

pelaksanaan pembelajaran.

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMAN se-Kabupaten Padang

Pariaman. Kabupaten Padang Pariaman mempunyai 15 SMA negeri dan 4 SMA

swasta. Mengingat tempat, waktu dan biaya penelitian ini hanya dilaksanakan di 5

SMA Negeri Kabupaten Padang Pariaman yaitu SMAN 1 Ulakan Tapakis, SMAN

1 Enam Lingkung, SMAN 1 Nan Sabaris, SMAN 2x11 Enam Lingkung dan

SMAN 1 Batang Anai. Alasan pemilihan lokasi ini sebagai tempat penelitian

didasarkan pada pertimbangan di antaranya: karena latar belakang pendidikan

guru sosiologi di SMA Negeri Kabupaten Padang Pariaman umumnya berasal dari

latar belakang ilmu pendidikan yang berbeda. Selain itu Guru di SMA ini sudah

Page 28: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

20

lama mengajar terlihat pada saat wawancara, peneliti mendapatkan informasi

bahwa dari sembilan orang guru yang diteliti semuanya sudah mengajar selama 9-

28 tahun. Dari sini dapat kita lihat bahwa guru sosiologi di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman pada umumnya sudah berpengalaman dalam mengajar

Sosiologi.

3. Informan Penelitian

Informan adalah adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang

situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman

tentang latar penelitian. Teknik pemilihan informan adalah purposive sampling

(sampel bertujuan) yaitu informan ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. Teknik

ini digunakan karena dalam penelitian ini peneliti sudah mengetahui informan.

Setelah dilakukan penelitian jumlah informan penelitian ini adalah 2 orang guru

sosiologi dan 2 orang siswa SMAN 1 Ulakan Tapakis, 2 orang guru sosiologi dan

2 orang siswa SMAN 1 Enam Lingkung, 2 orang guru sosiologi dan 2 orang siswa

SMAN 1 nan sabaris, 1 orang guru sosiologi dan 2 orang siswa SMAN 2x11

Enam Lingkung, 2 orang guru sosiologi dan 1 orang siswa SMAN 1 Batang Anai.

jadi semuanya berjumlah 18 orang yang mana guru yang di teliti semuanya

berjumlah 9 orang dan siswa berjumlah 9 orang. Alasan memilih 18 orang

informan karena, peneliti perlu informasi dan jawaban lebih dalam dari informan.

4. Jenis dan Sumber Data

Sumber dan teknik pengumpulan data dalam penelitian disesuaikan

dengan fokus dan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, data yang digunakan

adalah data primer dan sekunder.

Page 29: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

21

Data primer yaitu data yang diperoleh dari guru mata pelajaran sosiologi,

dan siswa SMA N 1 Ulakan Tapakis, SMAN 1 Enam Lingkung, SMAN 1 Nan

Sabaris, SMAN 2x11 Enam Lingkung dan SMAN 1 Batang Anai, melalui

observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh

melalui studi pustaka berupa dokumen, buku yang relevan sesuai dengan obyek

penelitian dan lain-lainnya yang sangat membantu dalam mengumpulkan data.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti secara langsung melalui

teknik observasi dan wawancara mendalam (indepth interview), pengumpulan

data yang dilaksanakan pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengamatan dan pencatatan secara sistematik

semua kegiatan yang diselidiki secara langsung. Teknik observasi digunakan

untuk mengamati secara langsung tentang keterampilan guru dalam pelaksanaan

pembelajaran. Observasi yang dilakukan adalah observasi terbatas. Observasi

terbatas peneliti lakukan untuk mendapatkan data langsung dari informan dimana

dalam observasi penulis bertindak sebagai partisipan pasif, penulis ikut berada di

dalam kelas mengamati jalannya proses pembelajaran yang dilaksanakan guru

tetapi penulis tidak ikut dalam kegiatan pembelajaran tersebut.

Pengumpulan data melalui observasi ini dilakukan dengan menggunakan

alat berupa lembaran observasi yang berisi hal-hal tentang keterampilan guru

dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi sesuai dengan Permendiknas No. 41

Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.

Page 30: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

22

Penelitian ini terhitung mulai bulan 1 Oktober s/d 31 Desember 2012 di

SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman. Pada saat mencari informasi di lapangan,

peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan

pembelajaran.

b. Wawancara

Wawancara digunakan dalam rangka memperoleh informasi secara

langsung dari guru sosiologi, dan beberapa orang siswa tentang keterampilan guru

dalam pelaksanaan pembelajaran Sosiologi. Wawancara yang digunakan adalah

wawancara mendalam (indepth interview). Penulis terlebih dahulu

mempersiapkan pedoman wawancara yang ditujukan kepada informan.

Wawancara ini dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan pedoman

wawancara yang telah berisikan pokok pertanyaan yang kemudian dikembangkan

ketika wawancara berlangsung. Dalam teknik wawancara ini, peneliti

menggunakan alat berupa catatan lapangan. Dengan demikian, diperoleh

informasi yang detail dan dapat mengungkapkan data yang dibutuhkan.

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan yang

terbuka dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan idenya.

Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan guru dan siswa mata

pelajaran sosiologi di SMAN Kabupaten Padang Pariaman. wawancara dilakukan

dengan bertatap muka langsung dengan informan disekolah masing-masing.

Setelah selesai wawancara penulis langsung menuliskan kembali hasil wawancara

agar tidak hilang dan memudahkan untuk dianalisa. Dengan demikian, dapat

diperoleh informasi yang detail dan dapat mengungkapkan data yang dibutuhkan.

Page 31: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

23

Setelah selesai observasi, Penulis mewawancarai informan dengan cara

langsung bertatap muka di sekolah. Wawancara dilakukan dengan santai dan

bebas. Untuk lebih baik hasilnya penulis memilih waktu wawancara saat

pergantian jam dan sehabis informan mengajar di lokal agar tidak mengganggu

aktifitas informan. Setelah selesai wawancara peneliti lansung menuliskan

kembali hasil wawancara tersebut agar tidak hilang dan memudahkan untuk

dianalisa.

6. Validitas Data

Agar data yang diperoleh valid, maka peneliti menggunakan teknik

triangulasi data. Menurut Sugiyono (2008: 83) Teknik Triangulasi data adalah

teknik pengumpulan data dari sumber data yang telah ada. Triangulasi data

dilakukan dengan menyimpulkan data dari berbagai sumber dan metode yang

berbeda. Teknik ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang sama kepada

informan yang berbeda.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber yaitu

membandingkan hasil wawancara informan satu dengan informan yang lain. Data

dari guru yang satu dibandingkan dengan data hasil wawancara dengan guru yang

lain, kemudian data dari guru dibandingkan lagi dengan data siswa. Data dari hasil

wawancara tersebut peneliti ambil yang tidak sesuai dengan prosedur

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan

pembelajaran. Data sudah dianggap valid apabila sudah terdapat jawaban yang

relatif sama dari berbagai informan.

Page 32: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

24

7. Analisis Data

Analisis data dilakukan terus menerus, setelah data diperoleh dari

lapangan, seterusnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis interaktif dari

Miles dan Huberman (1992:16-20) sebagai berikut:

a. Reduksi data

Reduksi data dilakukan dengan proses memilih data dan

menyederhanakan. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian atau data lapangan

dituangkan dalam uraian lengkap. Laporan lapangan direduksi, dirangkum, dipilih

hal-hal yang pokok dan kemudian difokuskan pada hal-hal penting. Data yang

diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan guru sosiologi, kepala dan

wakil kepala sekolah, kemudian dibaca, dipelajari, ditelaah, dan direduksi dalam

bentuk analisis yang terperinci serta dikelompokkan sesuai dengan bidangnya.

Reduksi data berjalan secara terus-menerus, baik pada saat pengumpulan data

maupun sesudah membaca, mempelajari dan menelaah data yang diperoleh.

b. Penyajian data

Dalam menyajikan data penulis melakukan secara terus-menerus berhati-

hati agar data yang teruji tidak menimbulkan bias yang akhirnya dapat

mengurangi kesahihan data yang terkumpul, penyajian data dilakukan dengan

hati-hati sehingga penulis untuk mengambil kesimmpulan dan tindakan yang

tepat sehingga akhirnya terkumpul benar-benar valid.

c. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah bagian dari suatu kegiatan konfigurasi untuk

mendapatkan kebenaran mengenai keterampilan guru dalam pelaksanaan

Page 33: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

25

pembelajaran sosiologi, penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat dan

bertahap dari kesimpulan sementara sampai pada kesimpulan terakhir, peneliti

bersifat terbuka terhadap kesimpulan yang dapat sebelumnya. Kesimpulan dapat

berupa pemikiran yang timbul dalam pemikiran peneliti ketika menulis dengan

melihat kembali catatan lapangan dan membandingkan pernyataan yang diberikan

kepada informan yang berbeda sehingga kesimpulan dapat sesuai dengan tujuan

penelitian. Dari semua tahap tersebut serta berdasarkan pada informasi yang di

dapat di lapangan dapat memberikan gambaran tentang keterampilan guru dalam

pelaksanaan pembelajaran sosiologi di SMA N se-Kabupaten Padang Pariaman.

Page 34: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

26

BAB II

GAMBARAN UMUM SEKOLAH PENELITIAN

1. SMAN 1 Ulakan Tapakis

a. Letak Geografis Sekolah

SMAN 1 Ulakan Tapakis memiliki luas ± 2 Ha. Sekolah ini terletak di Jl.

Syech Burhanudin No.17 Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, dan agak

menjorok ke dalam, sehingga pelaksanaan proses pembelajaran tidak terganggu

oleh kebisingan lalu lintas.

b. Visi dan Misi Sekolah

Visi sekolah SMAN I Ulakan Tapakis adalah “Mewujudkan sumber daya

manusia yang berkualitas berlandaskan iman dan taqwa.”

Misi sekolah adalah:

1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Membentuk siswa yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur

3) Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi

4) Mengembangkan minat dan bakat siswa sesuai dengan kondisi

daerah

5) Berorientasi pendidikan masa depan yang sesuai dengan

perkembangan zaman

6) Mewujudkan manusia yang berjiwa kebangsaan dan nasionalisme

7) Mempersiapkan siswa berkompetitif baik secara nasional maupun

internasioanal

26

Page 35: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

27

c. Profil Guru Sosiologi SMAN 1 Ulakan Tapakis

Guru yang mengajar di SMAN 1 Ulakan Tapakis berjumlah 51 orang dan

guru bidang studi sosiologi berjumlah 3 orang. Guru yang mengajar sosiologi

yaitu Novalina, Maini haryati dan Jamilah.

Ibu Novalina SPd mempunyai latar belakang pendidikan Sosiologi UNP

beliau sudah 27 tahun memegang bidang studi sosiologi tapi beliau merupakan

guru baru di SMAN Ulakan Tapakis, yaitu mulai dari semester Juli-Desember

2012 (lebih kurang 3 bulan). Beliau merupakan tenaga guru dari SMAN 4 Padang

hal ini dilakukan untuk memenuhi jam dalam rangka sertifikasi guru dan juga

kurangnya tenaga pengajar sosiologi di SMAN 1 Ulakan Tapakis.

Ibu Maini Haryati memegang bidang studi sosiologi selama 27 tahun

yaitu dari tahun 1985 sampai sekarang. Tetapi beliau mengajar di SMAN Ulakan

Tapakis terhitung dari semester Juli-Desember tahun ajaran 2012/2013 (lebih

kurang 3 bulan) Latar belakang pendidikan beliau adalah sosiologi UNP. Ibu

Maini ini juga berasal dari SMAN 4 Padang Hal ini dilakukan untuk memenuhi

jam dalam rangka sertifikasi guru dan juga kurangnya tenaga pengajar sosiologi.

Ibu Jamilah telah memegang bidang studi sosiologi selama 5 tahun yaitu

dari tahun 2008 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah D3

sosiologi Unand. Ibu Jamilah hanya memegang satu bidang studi sosiologi saja.

Hal ini dilakukan karena dia belum sertifikasi.

d. Kurikulum dan Sarana Penunjang

Sarana yang dimiliki belum cukup lengkap, mulai dari jumlah dan

kwalifikasi tenaga kependidikan yang belum sesuai dengan kebutuhan. Selain

Page 36: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

28

kondisi tersebut kondisi yang mendukungnya antara lain seluruh tenaga pengajar

di SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis telah memenuhi kualifikasi pendidikan dimana

hampir 99% adalah lulusan strata satu dan 1% lulusan diploma, semuanya

mengajar berdasarkan kualifikasi lulusannya terkecuali sosiologi. Bahan ajar

berupa Buku Penunjang baru 75%, peralatan Pusat Sumber Belajar (TIK) belum

mencukupi.

Sedangkan prasarana yang dimiliki SMAN 1 Ulakan Tapakis adalah ruang

belajar yang cukup, sudah memiliki tempat ibadah, tetapi tempat ibadah tersebut

sedang direnovasi karena tempat ibadah yang lama diperbaharuhi menjadi

ruangan majelis guru dan kepala sekolah, jumlah WC siswa belum mencukupi.

Memiliki 1 ruang labor IPA yang digunakan untuk praktek IPA (Kimia, Fisika

dan Biologi). Tetapi peneliti melihat fasilitas labor belum lengkap karena labor

tersebut baru selesai direnovasi.

Kurikulum yang digunakan di SMAN 1 Ulakan Tapakis adalah kurikulum

KTSP yang merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan

oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan

pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta

kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) dimana semua guru telah membuat administrasi pembelajaran tetapi

masih belum mengacu pada administrasi yang ideal terutama ketika

diberlakukannya KTSP.

Pemanfaatan media pembelajaran yang berbasis teknologi dalam proses

pembelajaran belum cukup optimal. Hal ini terjadi karena guru masih banyak

Page 37: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

29

yang belum mengetahui dan memahami strategi dan model-model pembelajaran.

Selain itu, buku-buku referensi sebagai bahan rujukan belum mencukupi

kebutuhan, peneliti juga melihat guru lebih berpedoman pada LKS.

e. Siswa SMAN 1 Ulakan Tapakis

Jumlah siswa di SMAN 1 Ulakan Tapakis adalah 630 orang siswa. Siswa ini

terdiri dari: Kelas X: 228, Kelas XI: 211, Kelas XII: 201.

2. SMAN 1 Enam Lingkung

a. Letak Geografis Sekolah

SMAN 1 Enam Lingkung merupakan salah satu sekolah yang terdapat di

Kabupaten Padang Pariaman. Sekolah ini berlokasi di Jl. Padang-Bukittinggi

kurang lebih 200 m dari jalan raya. Lingkungan sekolah relatif belum kondusif,

karena masih satu lingkup dengan SMK. SMAN 1 Enam Lingkung memiliki luas

tanah kurang lebih 3.000 m2. Sekolah ini didirikan pada tahun 1988 yang awalnya

bernama SPG Lubuk Alung, kemudian mengalami beberapa tahap perubahan

seperti SMAN 2 Lubuk Alung pada tahun 1989, SMAN 3 2X11 Enam Lingkung

pada tahun 1993 dan SMU 2 2X11 Enam Lingkung pada tahun 2000. Barulah

pada tahun 2005 sekolah ini berubah menjadi SMAN 1 Enam Lingkung.

b. Visi dan Misi Sekolah

Visi SMAN 1 Enam Lingkung yaitu ” Terwujudnya siswa berprestasi dan

terampil dengan kinerja yang cermat dan teliti, beriman dan bertaqwa.”

Misi SMA Negeri 1 Enam Lingkung adalah:

1. Melaksanakan pembelajaran dengan bimbingan secara efektif.

2. Menumbuhkan semangat belajar berprestasi

Page 38: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

30

3. Membentuk generasi yang cerdas, terampil, kreatif dan cinta terhadap tanah

air.

4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama, menjadi generasi yang

beriman dan bertaqwa.

5. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga

sekolah dan komite sekolah.

c. Profil Guru SMAN 1 Enam Lingkung

Guru yang mengajar di SMAN 1 Enam Lingkung berjumlah 56 orang.

Guru bidang studi sosiologi berjumlah 3 orang. Guru yang mengajar sosiologi

berasal dari berbagai bidang studi seperti Geografi, Antropologi, dan Teknik yaitu

Agusni, Aida, Rissalmi.

Ibu Agusni memegang bidang studi sosiologi selama 6 tahun yaitu dari

tahun 2006 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah Geografi.

Ibu Agusni ini memegang dua bidang studi di sekolah yaitu geografi dan

sosiologi. Hal ini dilakukan untuk memenuhi jam dalam rangka sertifikasi guru

dan juga kurangnya tenaga pengajar sosiologi.

Ibu Aida Rifni S.sos telah memegang bidang studi sosiologi selama 9

tahun yaitu dari tahun 2003 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau

adalah Antropologi Unand. Ibu Aida hanya memegang satu bidang studi sosiologi

di SMAN 1 Enam Lingkung yaitu kelas XI.

Ibu Dra. Rissalmi memegang bidang studi sosiologi di SMAN 1 Enam

Lingkung selama 17 tahun di kelas XII dan sudah mengajar selama 26 tahun yaitu

dari tahun 87 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah Teknik .

Page 39: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

31

Ibu Rissalmi ini memegang satu bidang studi di sekolah enam lingkung dan satu

bidang studi lagi di sekolah lain. Hal ini dilakukan untuk memenuhi jam dalam

rangka sertifikasi guru.

d. Kurikulum dan Sarana Penunjang

Sarana yang dimiliki belum cukup lengkap, mulai dari jumlah dan

kwalifikasi tenaga kependidikan yang belum sesuai dengan kebutuhan, peralatan

pusat sumber belajar (TIK) belum mencukupi, bahan ajar berupa buku penunjang

baru 35%, belum memiliki Pusat Sumber Belajar (PSB).

Prasarana di SMAN 1 Enam Lingkung sudah memiliki sarana ibadah,

jumlah WC siswa belum mencukupi, labor yang belum memadai. Dengan kurang

lengkapnnya fasilitas sekolah tersebut, maka SMAN 1 Enam Lingkung

mempunyai hambatan-hambatan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar

tetapi tidak mengurangi semangat guru-gurunya untuk mengajar.

Kurikulum yang digunakan di SMAN 1 Enam Lingkung adalah kurikulum

KTSP kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan

memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang

dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dimana semua

guru telah membuat administrasi pembelajaran tetapi masih belum mengacu pada

administrasi yang ideal terutama ketika diberlakukannya KTSP. Selain itu buku-

buku referensi sebagai bahan rujukan masih belum mencukupi kebutuhan

sehingga guru cenderung menggunakan LKS sebagai sumber pembelajaran.

Page 40: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

32

Pemanfaatan media pembelajaran yang berbasis teknologi dalam proses

pembelajaran belum optimal. Pada pembelajaran sosiologi tidak ada

menggunakan media pembelajaran karena menurut guru sosiologi SMAN I Enam

Lingkung menggunakan media akan lebih banyak membuang waktu dan mereka

pun belum bisa menggunakan laptop sehingga sulit untuk menggunakan media

dalam pembelajaran.

e. Siswa SMAN 1 Enam Lingkung

Jumlah siswa SMAN 1 Enam Lingkung adalah 758 orang siswa. Siswa ini

terdiri dari: Kelas X:321, Kelas XI:256, Kelas XII:181.

3. SMAN 1 Nan Sabaris

a. Letak dan luas Geografis Sekolah

SMA N 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman terletak kurang

lebih 10 km dari pusat Kota Pariaman tepatnya di Jalan Tuanko Mudo

Kecamatan Nan Sabaris, Kabupaten Padang Pariaman dan berjarak sekitar 100

meter dari jalan raya. Transportasi yang lancar dan letaknya yang tidak terlalu

dekat dengan jalan raya membuat sekolah ini cukup nyaman dan ideal untuk

belajar. Letak lokasi SMA N 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman

berbatasan dengan :

- Sebelah Utara berbatasan dengan rumah masyarakat

- Sebelah Selatan berbatasan dengan lahan kosong

- Sebelah Barat berbatasan dengan lahan kosong

- Sebelah Timur berbatasan dengan rumah masyarakat

Page 41: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

33

b. Visi dan Misi Akademik SMA Negeri 1 Nan Sabaris

Adapun Visi dari SMA Negeri 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang

Pariaman ialah :

1. Unggul dalam prestasi

2. Terampil dalam berkarya

3. Sopan dalam bersikap

Adapun Misi dari SMA Negeri 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang

Pariaman ialah :

1. Membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa.

2. Membekali siswa dengan ilmu pengetahuandan keterampilan / life skill

3. Mempersiapkan siswa melanjutkan pendidkan ke perguruan tinggi

c. Profil Guru Sosiologi SMAN 1 Nan Sabaris

Guru yang mengajar di SMAN 1 Nan Sabaris berjumlah 75 orang. Guru

bidang studi sosiologi berjumlah 3 orang. Guru yang mengajar sosiologi berasal

dari berbagai bidang studi seperti Kurikulum, Sejarah, dan Kewarganegaraan

yaitu Dra.Rike Komariah, Sumarni SPd, Miswarti SPd.

Ibu Rike Komariah memegang bidang studi sosiologi selama 17 tahun di

kelas XII dan mulai mengajar yaitu dari tahun 2008 sampai sekarang. Latar

belakang pendidikan beliau adalah Kurikulum. Ibu Rike hanya memegang satu

bidang studi saja di SMAN 1 Nan Sabaris yaitu sosiologi di kelas XII.

Ibu Sumarni SPd telah memegang bidang studi sosiologi selama 20 tahun

yaitu dari tahun 1992 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah

sejarah. Ibu Sumarni hanya memegang satu bidang studi sosiologi di SMAN 1

Nan Sabaris yaitu kelas XI.

Ibu Miswarti Spd telah memegang bidang studi sosiologi selama 10 tahun

yaitu dari tahun 2002 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah

Page 42: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

34

Kewarganegaraan. Ibu Miswarti hanya memegang satu bidang studi sosiologi di

SMAN 1 Nan Sabaris yaitu kelas X.

d. Luas SMA N 1 Nan Sabaris

Lahan tempat berdirinya SMA N 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang

Pariaman ini cukup luas yaitu kurang lebih 14.750 m2 dengan luas bangunan

2.368 m2, luas halaman dan taman 750 m

2, lapangan olahraga 825 m

2 dan lain-lain

10.807 m2.

e. Sejarah SMA N 1 Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman

SMA N 1 Nan Sabaris berlokasi di jalan Tuanku Mudo Kecamatan Nan

Sabaris Kabupaten padang Pariaman. SMAN 1 Nan Sabaris berdiri pada tahun

1985 dengan Kepala Sekolah pertamanya Drs. Syibli Syarif yang pada awal

berdiri hanya memiliki 9 lokal.

SMA 1 Nan Sabaris sekarang dipimpin oleh Drs. Zulkaham M.Pd dan

sejak berdirinya pada tahun 1985 SMA 1 Nan Sabaris telah mengalami pergantian

pemimpin atau kepala sekolah sebanyak sembilan kali.

Page 43: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

35

Tabel 1

Daftar Nama Kepala Sekolah SMA 1 Nan Sabaris Dalam

Beberapa Periode

No Nama Kepala Sekolah Masa Jabatan

1 Drs. Syibli Syarif 1985-1986

2 Drs. Syafrial Rizal 1986-1990

3 Drs. H. Nursyamin 1990-1995

4 Anas Aliruddin 1995-1998

5 Drs. H. Bustamar 1998

6 Drs. Zulkarnaini 1998-2001

7 Drs. Lahmuddin 2001-2009

8 Akmal, S.Pd 2009-2010

9 Drs. Zulkaham, M. Pd 2010-sekarang

Sumber: SMAN 1 Nan Sabaris

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepala

sekolah yang paling lama masa jabatannya adalah Bapak Drs. Lahmuddin yang

menjabat dari tahun 2001-2009 yaitu selama 8 tahun, dan masa jabatan kepala

sekolah sekarang Drs. Zulkaham, M.Pd baru menjabat selama 2 tahun mulai dari

tahun 2010-sekarang.

f. Sarana dan Prasana

Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang dari kelancaran

proses kegiatan belajar mengajar. Saat ini SMA N 1 Nan Sabaris sudah

memiliki bangunan sekolah yang permanen dan sarana prasarana yang cukup.

Ini bisa terlihat dari :

Page 44: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

36

Tabel 2

Sarana dan Prasarana yang Tersedia Di SMAN 1 Nan Sabaris

No Ruangan Jumlah

1 Ruang Kepala Sekolah 1

2 Ruang Wakil Kepala Sekolah 1

3 Ruang Majelis Guru 1

4 Ruang Tata Usaha 1

5 Ruangan Perpustakaan 1

6 Ruangan Komputer 1

7 Ruangan Multimedia 1

8 Ruangan Labor IPA 2

9 Ruang Belajar/Kelas 24

10 Ruang Bimbingan dan Konseling 1

11 Musholla 1

12 Ruang Osis 1

13 Ruang SKM 1

14 Ruang Serba Guna 1

15 Ruang Auvi

16 Gudang 1

17 WC Guru 2

18 WC Siswa 6

19 Lapangan Upacara 1

20 Lapangan Basket 1

Sumber: SMAN 1 Nan Sabaris

Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ruangan yang

banyak disediakan adalah ruangan belajar siswa sebanyak 24 lokal.

Page 45: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

37

g. Penjelasan Ruangan

1. Ruang Belajar / Kelas

Ruang belajar atau kelas yang ada di SMA N 1 Nan Sabaris ini

berjumlah 24 lokal dengan :9 lokal untuk kelas X, 8 lokal untuk kelas XI, 6

lokal untuk kelas XII.

2. Ruang Multimedia

Ruang multimedia digunakan oleh siswa untuk mempelajari pelajaran

komputer. Ruangan ini menyediakan laptop dan In Focus, dimana siswa dan guru

dapat menggunakannya untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar.

3. Perpustakaan

Perpustakaan di SMA N 1 Nan Sabaris dikelola oleh seorang petugas

pustaka dan dibuka setiap harinya dari senin sampai Sabtu. Dari pukul 08.00 WIB

hingga pukul 14.00 WIB untuk hari Jum’at perpustakaan tutup pukul 11.00 WIB.

Perpustakaan ini memiliki koleksi buku dari tiap mata pelajaran, buku umum,

cerpen, kamus, Al-Qur’an, bahkan majalah. Buku-buku ini diperoleh dari dana

sekolah; sumbangan pemerintah, siswa yang lulus maupun penerbit; dan juga

denda pengganti kehilangan buku oleh siswa.

Untuk peminjaman buku di perpustakaan siswa harus memiliki kartu

anggota pustaka. Batas waktu peminjaman untuk masing-masing buku berbeda.

Batas waktu untuk buku pelajaran yaitu 1 semester hingga 1 tahun. Untuk buku

bacaan seperti novel, komik dan buku kumpulan cerpen lainnya batas

Page 46: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

38

peminjamannya adalah 1 minggu. Jika dalam batas waktu yang telah ditentukan

siswa tidak mengembalikan buku tersebut maka akan dikenakan denda.

4. Lapangan Parkir

Lapangan parkir SMA 1 Nan Sabaris terbagi 3 yaitu untuk kepala

sekolah lapangan parkirnya didepan kantor kepala sekolah. Sedangkan parkir

untuk majelis guru terletak di samping ruangan kelas dan parkir untuk siswa

terletak di depan ruang serba guna.

h. Personalia SMA Negeri 1 Nan Sabaris

SMA Negeri 1 Nan Sabaris memiliki perangkat mulai dari Kepala

Sekolah, dewan guru, personalia tata usaha, bagian kebersihan dan siswa dengan

struktur organisasi dan personalia tahun ajaran 2012/2013 sebagai berikut :Kepala

Sekolah: Drs. Zulkaham, M.Pd, Wakasek Kesiswaan: Drs. Algusmatin, Wakasek

Kurikulum: Dra. Asnailis, Wakasek Sarana dan Prasarana: Dra. Desmiati,

Wakasek Kerjasama Masyarakat: Drs. Syaiful Anwar, Kepala Tata Usaha:

Zakirman S.Sos, Tata Usaha: 7 orang, Jumlah Dewan Guru : 75 orang, Jumlah

Bagian Kebersihan: 3 orang, Jumlah Siswa: 812 orang yang mana kelas X:288,

kelas XI:268, kelas XII:256.

4. SMAN 1 2X11 Enam Lingkung

a. Letak Geografis Sekolah

SMAN 1 2X11 Enam Lingkung terletak di Desa Bari kanagarian Sicincin

Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, lebih kurang 500 M dari pasar Sicincin sebelah

kiri ruas jalan Padang-Bukittinggi (persimpangan jalan menuju Sungai Sariak

Page 47: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

39

kecamatan VII Koto Sei. Sariak). Sekolah terletak di daerah pedesaan yang jauh

dari kebisingan suara kendaraan.

SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung sudah di kelilingi pagar. Pagar yang

ada disekeliling bertujuan untuk menghindari tindakan siswa untuk bolos dari

sekolah dan menghindari warga sekolah dari gangguan luar lainnya.

b. Visi dan Misi Sekolah

Visi sekolah: terwujudnya lulusan yang berilmu pengetahuan, terampil, mandiri

serta beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.

Misi sekolah :

1) Membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur serta mempertinggi Imtaq

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Meningkatkan prestasi belajar peserta didik dibidang akademik dan non

akademik

3) Meningkatkan prestasi peserta didik yang berkeinginan untuk melanjutkan

pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

4) Membentuk manusia yang terampil dan mandiri dalam menghadapi

tantangan masa depan.

c. Profil Guru Sosiologi SMAN 1 2X11 Enam Lingkung

Guru yang mengajar di SMAN 1 2X11 Enam Lingkung berjumlah 64

orang. Guru yang mengajar bidang studi sosiologi berjumlah 2 orang dari 64

orang guru keseluruhan. Guru yang mengajar sosiologi berasal dari bidang

Sosiologi dan Kewarganegaraan yaitu Yose Rizal, Muntikhana.

Bapak Yoserizal memegang bidang studi sosiologi selama 9 tahun yaitu

dari tahun 2003 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah

sosiologi. Bapak Yoserizal ini hanya memegang bidang studi sosiologi di sekolah.

Bapak Yoserizal ini merupakan guru tetap di sekolah tersebut.

Page 48: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

40

Ibu Muntikhana memegang bidang studi sosiologi selama 20 tahun yaitu

dari tahun 1992 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah KWN

UNP. Ibu Muntikhana ini memegang satu bidang studi di sekolah yaitu sosiologi.

Beliau telah mendapat sertifikasi.

d. Kurikulum dan Sarana Penunjang

Sarana yang dimiliki sudah cukup lengkap, mulai dari Jumlah dan

Kwalifikasi Tenaga Kependidikan yang sudah sesuai dengan kebutuhan, Peralatan

Pusat Sumber Belajar (TIK) sudah mencukupi, bahan ajar berupa buku penunjang

sudah 85%, sudah memiliki Pusat Sumber Belajar (PSB).

Sedangkan prasarana di SMAN 1 2X11 Enam Lingkung adalah sudah

memiliki sarana ibadah, jumlah WC siswa sudah mencukupi, memiliki 2 ruang

labor IPA yang digunakan untuk praktek IPA (Kimia, Fisika dan Biologi).

Dengan lengkapnya fasilitas di sekolah tersebut, maka SMAN 1 2x11 Enam

Lingkung menjadi sekolah yang disukai oleh siswa dan orang tua murid.

Di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung ini sudah cukup optimal pemanfaatan

media pembelajaran yang berbasis teknologi dalam proses pembelajaran serta

kebiasaan mengajar dengan cara yang menggunakan strategi dan model-model

pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Hal ini terjadi karena para guru sudah

cukup banyak yang mengetahui dan memahami strategi dan model-model

pembelajaran yang seharusnya diterapkan pada saat ini. Meskipun sekolah ini

telah memiliki labor multimedia sebagai ruang penunjang namun, pada

pembelajaran sosiologi tidak ada menggunakan media pembelajaran karena

Page 49: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

41

menurut guru sosiologi SMAN I 2X11 Enam Lingkung menggunakan

media akan lebih banyak membuang waktu dan mereka pun belum bisa

menggunakan laptop sehingga sulit untuk menggunakan media dalam

pembelajaran. Selain itu buku-buku referensi sebagai bahan rujukan sudah ada

tetapi masih belum mencukupi kebutuhan sehingga guru cenderung menggunakan

LKS sebagai sumber pembelajaran.

Kurikulum yang digunakan di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung adalah

kurikulum KTSP kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh

masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan

pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta

kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP).

e. Siswa SMAN 1 2X11 Enam Lingkung

Jumlah siswa di SMAN 1 2 x11 Enam Lingkung adalah 643. Dengan

rincian 241 laki-laki dan 402 perempuan.

5. SMAN 1 Batang Anai

a. Letak Geografis Sekolah

SMA Negeri 1 Batang Anai memiliki lokasi yang cukup luas. Sekolah

yang terletak antara jalur Padang-Bukittinggi ini bangunannya sudah di tata

dengan baik. Pekarangan sekolah juga terlihat bersih dan rapi. Pekarangan yang

luas dimanfaatkan warga sekolah dengan menanam berbagai bunga, pinang,

pisang, ubi kayu dan lain-lain.

Page 50: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

42

SMA Negeri 1 Batang Anai sudah di kelilingi pagar. Pagar yang ada

disekeliling bertujuan untuk menghindari tindakan siswa untuk bolos dari sekolah

dan menghindari warga sekolah dari gangguan luar lainnya.

b. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Batang Anai

Visi : Menjadi Sekolah yang berbudaya, terampil dan berprestasi

Misi :

1. Menyusun dan merumuskan kurikulum SMAN 1 Batang Anai yang

mampu dijadikan rujukan dan acuan segala bentuk tindakan dan kegiatan

di SMA Negeri 1 Batang Anai.

2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan.

3. Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

4. Melengkapi sarana dan prasarana yang akan menunjang pelaksanaan

proses pembelajaran, pembinaan kepribadian dan pengembangan life skill.

5. Melaksanakan pengelolaan SMAN 1 Batang Anai dengan menganut

konsep Managemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Managemen

Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).

6. Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan melalui

pendidikan dan pelatihan serta memberikan kesempatan untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3 bagi guru-guru yang

berminat dan berkemampuan.

7. Memenuhi tingkat pembiayaan ideal persiswa sesuai dengan ketentuan

Undang-Undang dengan mengoptimalkan partisipasi orang tua,

masyarakat dan sumber-sumber lain yang tidak mengikat.

8. Melaksanakan evaluasi kebermaknaan yang menyenangkan secara terus-

menerus dan berkelanjutan.

9. Menumbuhkembangkan budaya islami dan kultur keminangkabauan

dalam lingkungan sekolah dan masyarakat sekolah.

c. Profil Guru Sosiologi SMAN 1 Batang Anai

Guru yang mengajar di SMAN 1 Batang Anai berjumlah 63 orang, guru

bidang studi sosiologi berjumlah 3 orang yaitu Rahmawati, Firdaus, Spema Irrat

Destao. Guru yang mengajar sosiologi berasal dari sosiologi murni dan geografi.

Masing-masing guru sosiologi telah lama memegang bidang studi tersebut.

Page 51: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

43

Bapak Spema Irrat Destao, S.Pd mempunyai latar belakang pendidikan

geografi. Beliau memegang bidang studi sosiologi ini selama 8 tahun yaitu mulai

pada tahun 2004 sampai dengan sekarang. Bapak Spema Irrat Destao, memegang

dua bidang studi di sekolah yaitu Antropologi dan Sosiologi.

Bapak Firdaus memegang bidang studi sosiologi selama 9 tahun yaitu dari

tahun 2003 sampai sekarang. Latar belakang pendidikan beliau adalah KTP,

bapak Firdaus hanya memegang satu bidang studi di sekolah yakni Sosiologi.

Ibu Rahmawati, M.Pd memegang bidang studi sosiologi selama 8 tahun

yaitu dari tahun 2004 sampai sekarang. Latar belakang beliau S1 dan S2 Sosiologi

di UNP.

d. Kurikulum dan Sarana Penunjang

Sarana yang dimiliki sudah lengkap, mulai dari jumlah dan kwalifikasi

tenaga kependidikan yang sudah sesuai dengan kebutuhan. Selain kondisi tersebut

kondisi yang mendukungnya antara lain seluruh tenaga pengajar di SMA Negeri 1

Batang Anai telah memenuhi kualifikasi pendidikan dimana sudah 100% adalah

lulusan strata satu, semuanya mengajar berdasarkan kualifikasi lulusannya

terkecuali sosiologi. Bahan ajar berupa Buku Penunjang sudah 90%, peralatan

Pusat Sumber Belajar (TIK) sudah mencukupi.

Sedangkan prasarana yang dimiliki SMAN 1 Batang Anai adalah ruang

belajar yang cukup, sudah memiliki tempat ibadah, jumlah WC siswa sudah

mencukupi. Memiliki 2 ruang labor IPA yang digunakan untuk praktek IPA

(Kimia, Fisika dan Biologi).

Page 52: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

44

Kurikulum yang digunakan di SMAN 1 Batang Anai adalah kurikulum

KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh

masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan

pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta

kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) dimana guru telah membuat administrasi pembelajaran tetapi masih

belum mengacu pada administrasi yang ideal terutama ketika diberlakukannya

KTSP namun pelaksanaannya tergantung kepada masing-masing guru.

Pemanfaatan media pembelajaran yang berbasis teknologi dalam proses

pembelajaran dimana sekolah ini telah memiliki labor multimedia sebagai ruang

penunjang. Namun, pada pembelajaran sosiologi tidak ada menggunakan media

pembelajaran karena menurut guru sosiologi SMAN I Batang Anai menggunakan

media akan lebih banyak membuang waktu dan mereka pun belum bisa

menggunakan laptop sehingga sulit untuk menggunakan media dalam

pembelajaran.

Pada pustaka SMAN I Batang Anai sudah tersedia buku pembelajaran

tentang sosiologi tetapi jumlahnya tidak mencukupi dengan jumlah siswa namun,

buku tersebut tidak dipergunakan karena guru cenderung menggunakan LKS yang

merupakan hasil dari MGMP guru sosiologi se-Kabupaten Padang Pariaman. Hal

ini dilakukan untuk memudahkan proses pembelajaran baik bagi guru maupun

siswa karena semua siswa bisa memiliki sumber belajar dengan harga yang murah

dan isinya pun berupa rangkuman dari materi pembelajaran sosiologi.

Page 53: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

45

e. Siswa SMAN 1 Batang Anai

Jumlah siswa di SMAN 1 Batang Anai adalah:Kelas X:318 orang, Kelas

XI:254 orang, Kelas XII:248 orang.

F. MGMP Guru Sosiologi

MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) merupakan organisasi non

struktural, kegiatan ini dilaksanakan 12 kali dalam satu tahun, namun pelaksanaan

kegiatan ini sering kurang memadai sebagai forum untuk meningkatkan mutu

pembelajaran di sekolah. Hal ini terlihat dari masih banyak guru yang belum

memahami cara menyelesaikan perencanaan. Kegiatan tersebut banyak digunakan

untuk ajang pertemuan dan arisan bagi guru-guru, bukan untuk membahas

permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Menurut pedoman yang

diterbitkan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, MGMP memiliki 5

tujuan sebagai berikut :

a) Mendorong guru untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka

dalam merencanakan, melaksanakan serta mengevaluasi kegiatan belajar

mengajar

b) Wadah untuk merundingkan masalah yang dihadapi guru dalam

melaksanakan kewajibannya sehari-hari dan untuk mencari pemecahan yang

sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan, guru, kondisi

sekolah dan masyarakat

c) Memberi kesempatan kepada para guru untuk berbagi informasi dan

pengalaman mengenai pelaksanaan kurikulum serta mengembangkan sains

dan teknologi

Page 54: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

46

d) Menyediakan kesempatan bagi para guru untuk menyampaikan pendapat

mereka pada pertemuan MGMP sehingga meningkatkan kemampuan

mereka

e) Membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga lain untuk menciptakan

proses belajar menahjar yang kondusif, efektif dan menyenangkan;

Keberadaan MGMP itu diharapkan dapat mengembangkan profesi

guru, akan tetapi kenyataan di lapangan masih banyak hambatan dan masalah

untuk mewujudkan tujuan MGMP karena beberapa alasan berikut :

a. Kegiatan MGMP biasanya dirancang berbasis proyek, kalau ada biaya

baru diadakan kegiatan dan bukan atas inisiatif guru

b. Tidak seluruh guru dapat mengikuti kegiatan MGMP,biasanya sekolah

hanya mengirimkan wakil-wakilnya saja karena keterbatasan biaya yang

disediakan di sekolah

c. Guru-guru di daerah terpencil sulit menghadiri kegiatan MGMP yang

biasanya diselenggarakan di pusat kabupaten/kota karena hambatan waktu,

transportasi dan biaya

d. Sejumlah sekolah mengabaikan “hari MGMP” malah memberi tugas

mengajar yang penuh kepada guru pada hari pertemuan MGMP

e. Sebagian guru tidak merasa tertarik dengan kegiatan MGMP karena

mungkin guru merasa kurang merasakan manfaat bagi dirinya

Guru merupakan suatu elemen penting dalam dunia pendidikan, karena

guru adalah pelaksana dari kegiatan belajar. Kabupaten Padang Pariaman

Page 55: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

47

memiliki 15 SMA Negeri dan 4 SMA Swasta. MGMP diadakan di sekolah

masing-masing. MGMP ini di laksanakan dua sampai tiga kali dalam sebulan.

Pelatihan bagi guru sosiologi mengkaji/membahas masalah-masalah yang

di hadapi pada persiapan dan pelaksanaan mengajar berdasarkan topik atau pokok

bahasan yang ada sesuai dengan kurikulum.

Beberapa pola kegiatan telah dilaksanakan di tempat yang berbeda sesuai

dengan kondisi setempat. Pertemuan tersebut diorganisasikan dan dipimpin oleh

pemandu yang telah mengikuti pelatihan. Pertemuan harus lebih menekankan

pada unsur praktik dan harus interaktif.

Kegiatan MGMP di awali dengan kegiatan sosialisasi tentang kebijakan

dalam pembinaan tenaga pendidik guna meningkatkan mutu pendidikan yang di

pandu langsung oleh kepala sekolah. Kegiatan pada pertemuan berikutnya

merevisi program tahunan, merevisi program, silabus, dan RPP Sosiologi,

merevisi program semester, program mingguan dan harian sosiologi, merevisi

bahan ajar X s/d XII Sosiologi merancang media sederhana pembelajaran,

membahas permasalahan sehari-hari yang ditemui dalam PBM. Kegiatan ini

dipandu oleh pemandu kegiatan yang telah ditunjuk, biasanya guru-guru bidang

studi yang telah mengikuti pelatihan atau worshop dan wakil kurikulum sebagai

pemandu kegiatan ini.Namun pada tahap desiminasi kegiatan (merevisi ulang

semua kegiatan), kegiatan ini dipandu langsung oleh pengurus MGMP.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam MGMP oleh guru sosiologi, guru

diajak memahami bagaimana mengelola dan mengaktifkan MGMP/MGMPS pada

setiap sekolah, menyiapkan program yang terfokus pada peningkatan mutu KBM,

Page 56: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

48

dan membahas pelaksanaan MGMP/MGMPS. Pelaksanaan MGMP biasanya

diselenggarakan di ruang kelas pada salah satu sekolah. Pertemuan MGMP

biasanya berlangsung sekali pada siang hari setelah selesai jam sekolah.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

segala bidang kehidupan masyarakat, maka turut membawa perubahan paradigma

dalam bidang pendidikan. Perubahan paradigma pendidikan diera sekarang

mengharuskan adanya perubahan fungsi dan peran kepala sekolah. Kepala sekolah

tidak lagi hanya melakukan kebijakan-kebijakan yang bersifat sentralistik, tetapi

telah juga bergerak kearah desentralistik dan manajemen partisipatif. Kepala

sekolah tidak lagi bekerja secara individual yang cerdas tetapi juga harus bekerja

secara team work.

Pergeseran fungsi dan peran kepala sekolah dalam mengelola sekolah

mengharuskan adanya tuntutan kepala sekolah yang aktif, kreatif, dan inovatif.

Dengan kata lain, kepala sekolah dituntut harus proaktif dan mampu melakukan

perubahan-perubahan di sekolah yang mampu meningkatkan mutu pendidikan di

sekolah.

Page 57: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

49

BAB III

Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi

Dalam bab ini dikemukakan hasil penelitian yang telah dilaksanakan,

pembahasan sesuai dengan Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Sosiologi di SMAN Kabupaten Padang Pariaman yang mengacu pada

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan

pembelajaran yang meliputi: Kegiatan Pendahuluan (membuka pelajaran),

Kegiatan Inti dan Kegiatan Penutup.

A. Deskripsi Data

1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

(Permendiknas No. 41 Tahun 2007). Dalam Kegiatan Pendahuluan hal-hal yang

harus dilakukan guru adalah: Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik,

mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan

pelajaran yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi

dasar yang akan dicapai, menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan sesuai silabus.

a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa pada awal pembelajaran semua guru sudah

49

Page 58: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

50

menyiapkan peserta didik baik secara psikis maupun fisik. Secara fisik guru

sudah melihat suasana kelas apakah sudah rapi dan bersih, jika masih ada sampah

yang berserakan di kelas guru meminta siswa untuk memungutnya, membersihkan

papan tulis, melihat pakaian siswa apakah sudah rapi atau belum, bagi yang

terlambat masuk kelas melapor keguru piket baru bisa masuk kelas. Secara psikis

seperti menyuruh siswa untuk mengeluarkan buku Sosiologi dan buku yang tidak

berhubungan dengan Sosiologi disimpan, berdo’a, membaca al-qur’an dan absensi

agar guru mengetahui siswa yang tidak hadir dan mengetahui alasan siswa yang

tidak hadir tersebut.

Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibu Maini, Guru

SMAN 1 di kelas XI terungkap bahwa :

Pada awal masuk Ibu selalu mencek ruangan belajar dan

siswa, apakah sudah siap untuk belajar atau belum, jika masih

ada sampah yang berserakan atau siswa masih banyak yang

diluar ibu belum memulai pembelajaran, setelah semuanya

rapi dan bersih baru mulai dengan membaca do’a, baca

alqur’an dan absensi.

Hal ini diperkuat oleh Ibu Novalina, guru kelas XII IPS 1 Ulakan Tapakis,

wawancara tanggal 3 Oktober 2012 menyatakan bahwa:

Agar siswa siap untuk memerima pembelajaran maka

sebelum memulai pembelajaran semua harus rapi dan bersih,

mulai dari pakaian dan tempat duduk, baru bisa memulai

pembelajaran dengan membaca do’a, baca alqur’an dan

absensi.

Hal yang sama juga dituturkan oleh guru SMAN 1 Enam Lingkung ibu

Rissalmi di kelas X2, wawancara tanggal 5 Oktober 2012, berikut penuturannya:

Sebelum membaca do’a, seluruh pakaian dan tempat duduk

siswa harus rapi agar siswa bisa mengikuti pembelajaran

baik secara fisik maupun psikis, baru membaca do’a, baca

Page 59: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

51

alqur’an dan absensi siswa, apakah siswa banyak yang tidak

masuk dan sebagainya.

Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa semua guru

Sosiologi SMAN di Kabupaten Padang Pariaman sudah menyiapkan peserta

didik secara psikis dan fisik dengan baik. Dengan demikian menyiapkan peserta

didik secara psikis dan fisik yang dilakukan guru Kabupaten Padang Pariaman

sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses

pelaksanaan pembelajaran.

b. Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan dengan materi yang akan

dipelajari

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman, menunjukkan bahwa empat dari sembian guru di SMAN

Kabupaten Padang Pariaman tidak mengajukan pertanyaan dan mengaitkan

pelajaran minggu lalu dengan materi yang akan dipelajari sekarang , yaitu SMAN

1 Ulakan Tapakis dan SMAN 1 Enam Lingkung. Guru langsung saja masuk

kemateri hari itu dengan membacakan LKS (Lembar Kerja Siswa). Guru tidak

mengetahui apakah siswa paham atau masih ingat dengan materi yang lalu atau

tidak, sementara siswa pun tidak ada yang menanya pelajaran minggu lalu.

Berdasarkan wawancara 3 Oktober 2012 dengan Ibu Novalina, guru kelas XII

IPS 1 terungkap bahwa:

Setelah selesai mengabsen siswa, Ibu menyuruh siswa

membuka LKS (Lembar Kerja Siswa) dan mendengarkan Ibu

menjelaskan LKS tersebut, setelah itu siswa membuat tugas

yang ada di LKS sampai bel berbunyi, setelah bel berbunyi

tugas dikumpul. jika tugas selesai sebelum bel, tugas akan

dibahas secara bersama.

Page 60: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

52

Hal ini diperkuat oleh Ibu Aida, guru kelas XI IPS2 Enam Lingkung,

wawancara tanggal 22 Oktober 2012, terungkap bahwa: “Setelah selesai

mengabsensi siswa ibu menanya apakah ada PR yang akan dikumpul hari ini? Jika

tidak maka masuk ke materi baru”.

Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa empat dari

sembilan guru SMAN di Kabupaten Padang Pariaman belum mengajukan

pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang

dipelajari yaitu SMAN 1 Ulakan Tapakis dan SMAN 1 Enam Lingkung. Dengan

demikian mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya

dengan materi yang dipelajari ada dua guru di Padang Pariaman yang belum

sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses

pelaksanaan pembelajaran.

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa,

lima dari sembilan guru di SMAN Kabupaten Padang Pariaman sudah

menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai tapi

pada kegiatan penutup, saat guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yaitu

SMAN 1 Batang Anai, SMAN 1 Enam Lingkung, dan SMAN 1 Nan Sabaris.

Tapi empat dari sembilan guru di SMAN Kabupaten Padang Pariaman sama

sekali tidak dijelaskan oleh guru mengenai penjelasan tujuan dan kompetensi

dasar yang akan dicapai yaitu di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung dan SMAN 1

Ulakan Tapakis.

Page 61: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

53

Berdasarkan wawancara tanggal 23 Oktober 2012 dengan Bapak Firdaus,

Guru SMAN 1 Batang Anai di kelas XI IPS 2, Waktu pelajaran sosiologi jam 7-8,

setelah Bapak masuk ke dalam kelas dengan menyiapkan peserta didik secara

psikis dan fisik, mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran minggu, menyuruh

siswa membuka LKS dan menjelaskan materi yang ada di dalam LKS. setelah

semuanya dijelaskan, peneliti melihat pada saat kegiatan penutup pelajaran bapak

menjelaskan tujuan dari pembelajaran hari itu. Seperti tampak bahwa:

Bapak tidak ada menyampaikan tujuan pembelajaran pada

awal kegiatan pembelajaran, karena nanti pada akhir kegiatan

pembelajaran sudah mencakup semuanya termasuk tujuan

pembelajarn.

Hal ini diperkuat oleh Ibuk Rissalmi guru SMAN 1 Enam Lingkung pada

tanggal 5 Oktober 2012 terungkap bahwa: “Dalam menyampaikan tujuan

pembelajaran Ibuk tidak diawal tapi setelah selesai menyampaikan materi atau

pada saat kesimpulan (kegiatan inti)”.

Sama halnya yang terjadi di SMAN 1 Nan Sabaris di kelas XII IPS 1 pada

jam 1-2 (observasi tanggal 15 0ktober 2012) dengan materi lembaga sosial,

setelah guru menyiapkan siswa seperti berdo’a, baca al-qur’an, dan mengabsen,

menanyakan pembelajaran minggu lalu, tugas minggu lalu dikumpulkan kemeja

guru kemudian menyuruh siswa mengeluarkan LKS dan guru menjelaskan materi

yang ada didalam LKS tersebut. Berdasarkan wawancara dengan guru SMAN 1

Nan Sabaris kelas XII yaitu Ibuk Rike Komariah yang menyatakan:

Penyampaian tujuan pelajaran tidak ada ibuk sampaikan pada

kegiatan awal, tapi pada bagian kesimpulan ibuk

menyampaikan kepada siswa tentang pentingnya belajar

berdasarkan materi.

Page 62: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

54

Hal senada juga diungkapkan oleh B siswa kelas X.4 2x11 Enam

Lingkung (observasi Tanggal 22 Oktober 2012) yang mengatakan bahwa: “Dalam

pembelajaran Ibu tidak ada menyampaikan tujuan pembelajaran, setelah

menyiapkan pembelajaran ibu langsung ke materi”.

Berbeda dengan SMAN 1 Ulakan Tapakis, peneliti melihat bahwa guru

tidak ada menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai,

seperti saat wawancara tanggal 3 Oktober 2012, dengan Ibu Maiti terungkap

bahwa: “, Ibu tidak ada menyampaikan tujuan belajar ke siswa karena tujuan itu

sudah ada di RPP setelah selesai berdo’a dan absensi Ibu menanya pelajaran

minggu lalu dan langsung ke materi, kalau ada tugas dibahas dulu”.

Hal ini diperkuat oleh Ibu Munthikana, guru X.4 2X11 Enam Lingkung.

wawancara tanggal 23 Oktober 2012, terungkap bahwa: “setelah selesai

mengabsensi siswa Ibu lanjut ke materi yang akan dipelajari hari ini”.

Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa lima dari

sembilan guru SMAN di Kabupaten Padang Pariaman gurunya sudah

menyampaikan tujuan pembelajaran, tapi pada kegiatan penutup saat guru

menyimpulkan kegiatan pembelajaran yaitu di SMAN 1 Batang Anai, SMAN 1

Enam Lingkung, dan SMAN 1 Nan Sabaris. Empat dari sembilan guru di SMAN

Kabupaten Padang Pariaman sama sekali tidak menjelaskan mengenai penjelasan

tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu di SMAN 1 2x11 Enam

Lingkung dan SMAN 1 Ulakan Tapakis. Dengan demikian menyampaikan tujuan

pembelajaran belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang

standar proses pelaksanaan pembelajaran.

Page 63: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

55

d. Menyampaikan materi sesuai silabus.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa,

Dalam menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai

silabus sudah diterapkan.

Berdasarkan wawancara tanggal 5 Oktober 2012 dengan ibu Aida, guru

SMAN 1 Enam Lingkung, terungkap bahwa:

Ibu sudah menyampaikan materi sesuai silabus dan sampai

mana batas pelajaran yang akan dicapai pada hari itu maupun

dalam satu semester. Hanya saja penjelasannya sewaktu akan

menyampaikan materi hari itu, berarti setiap Ibu masuk kelas,

Ibu menyampaikan materi berdasarkan silabus.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menyampaikan

cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus sudah diterapkan

tetapi hanya berdasarkan materi yang akan dipelajari pada waktu itu. Dengan

demikian menyampaikan materi sesuai silabus sudah sesuai dengan Permendiknas

No. 41 tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.

Secara keseluruhan berdasarkan observasi dan wawancara peneliti di

SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, Dari ke empat Kegiatan Pendahuluan

yang seharusnya dilakukan oleh guru, yaitu sudah menyiapkan peserta didik

secara psikis dan fisik dengan baik, dua dari lima SMAN di Kabupaten Padang

Pariaman tersebut belum mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang dipelajari yaitu SMAN 1 Ulakan Tapakis dan

SMAN 1 Enam Lingkung. ada dua klasifikasi guru dalam menjelaskan tujuan

pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu SMAN yang

menyampaikan tujuan pembelajaran tapi pada kegiatan penutup saat guru

Page 64: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

56

menyimpulkan kegiatan pembelajaran yaitu SMAN 1 Batang Anai, SMAN 1

Enam Lingkung, dan SMAN 1 Nan Sabaris dan ada yang sama sekali tidak

dijelaskan oleh guru mengenai penjelasan tujuan dan kompetensi dasar yang akan

di capai yaitu di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung dan SMAN 1 Ulakan Tapakis.

Dalam menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai

silabus sudah diterapkan tetapi hanya berdasarkan materi yang akan dipelajari

pada waktu itu. Dengan demikian dari ke empat Kegiatan Pendahuluan dua

diantaranya belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 yaitu: dua

dari lima SMAN di Kabupaten Padang Pariaman belum mengajukan pertanyaan

yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari dan ada

dua klasifikasi guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi

dasar yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

Pelaksanaan Kegiatan Inti merupakan proses pembelajaran untuk

mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan Inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik

peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi,

dan konfirmasi.

Page 65: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

57

a. Eksplorasi

Dalam eksplorasi kegiatan guru adalah: Melibatkan peserta didik

mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari, menggunakan beragam

pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain,

memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antar peserta didik

dengan guru , lingkungan dan sumber belajar lainnya dan melibatkan peserta didik

secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

1) Melibatkan peserta didik mencari informasi tentang materi yang akan

dipelajari.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa semua

guru Sosiologi di SMAN Padang Pariaman sudah melibatkan peserta didik

mencari informasi dalam materi yang akan dipelajari, Dengan demikian

melibatkan peserta didik mencari informasi dalam materi yang akan dipelajari

sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses

pelaksanaan pembelajaran.

2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,

dan sumber belajar lainnya.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa semua Guru tidak menggunakan media

pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan guru terbatas hanya satu buku

sumber saja dan untuk siswa hanya bersumber dari LKS (lembar kerja siswa).

Berdasarkan observasi peneliti di SMAN 1 Ulakan Tapakis kelas XI IS2,

tanggal 3 Oktober 2012. Guru tidak menggunakan media pembelajaran,

Page 66: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

58

pendekatan pembelajaran dan sumber pembelajaran, tapi hanya mencatat dan

mendegarkan guru berceramah sehingga tidak seluruh siswa yang memperhatikan

guru dengan baik, bagi siswa yang duduk dibagian belakang sibuk dengan

kegiatannya masing-masing, ada yang bercerita dengan temannya, ada yang

mengerjakan tugas pekerjaan lain selain Sosiologi, karena peneliti duduk

dibangku paling belakang maka semua kegiatan di dalam kelas jelas terutama

kegiatan siswa yang duduk dibelakang.

Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibuk Maini

Haryati S.Pd, Guru SMAN 1 Ulakan Tapakis di lokal XI IPS 2, tampak bahwa:

Ibu tidak memakai media pembelajaran seperti laptop dan

infokus karena selain infokus terbatas di sekolah ini juga

memakan waktu yang lama untuk prosesnya medianya hanya

chart untuk memudahkan siswa mengerti, selain itu mengenai

siswa yang tidak fokus dalam belajar atau ribut, memang

agak susah mengaturnya karena anak-anak di lokal ini

memang raja ribut dibandingkan lokal lain. kemudian dengan

sumber untuk siswa adalah LKS sedangkan ibuk memegang

dari berbagai sumber untuk memperkaya bahan ajar.

hal senada juga diungkapkan oleh HS siswa kelas XI IPS 2 SMAN 1

Ulakan Tapakis, wawancara tanggal 4 Oktober 2012. Terungkap bahwa:“Belajar

di lokal ini tidak menggunakan media pembelajaran, seperti infokus tidak bisa

dioperasikan, media yang digunakan guru hanya berupa chart”.

Hal yang sama juga terjadi di SMAN 1 Enam Lingkung (observasi

tanggal 5 Oktober 2012) di kelas X.2 pada saat guru masuk lokal ada beberapa

siswa yang terlambat, setelah kegiatan pendahuluan selesai dilaksanakan, guru

menuliskan materi yang akan disampaikan yaitu tentang Nilai dan Norma dan

guru memberikan contoh yang update dan contekstual sehingga siswa tertarik

Page 67: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

59

mendengarkan materi yang dipelajari, tapi tidak menggunakan media dan sumber

belajar yang digunakan untuk membantu pemahaman siswa, semuanya bersumber

dari guru dan tergantung guru, walaupun demikian tapi siswa tetap tertarik untuk

mendengarkan materi dari guru. Berdasarkan wawancara dengan DT siswa kelas

X.2 Enam Lingkung menagatakan bahwa:“Dengan ibu kami senang belajar

karena contoh-contoh yang diberikan mudah kami cerna dan belajar dengan ibuk

sering tertawa”.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibuk Rissalmi Wawancara tanggal 5

Oktober 2012 yang mengajar di lokal X.2 di SMAN 1 Enam Lingkung tampak

bahwa:

Dalam pembelajaran kita harus melibatkan siswa untuk

meminta pendapatnya mengenai contoh-contoh materi

sehingga siswa lebih paham, pembelajaran yang kita lakukan

harus dekat dengan siswa dan jadi guru sosiologi itu harus gaul

agar menarik bagi siswa, untuk sumber siswa memegang LKS

dan ibu memegang dari berbagai sumber, media seperti laptop

ada tapi untuk di lokal ini tidak bisa dioperasikan.

Selanjutnya di SMAN 1 Nan Sabaris Observasi Tanggal 15 Oktober

2012 di kelas XII IPS 1 pada jam pelajaran 1-2. Guru juga tidak menggunakan

media seperti chart dan infokus. Berdasarkan wawancara dengan Ibuk Rike

Komariah yang menegaskan bahwa: “Ibu tidak menggunakan media hari ini

karena pada pertemuan materi hari ini ibuk hanya berceramah dan siswa akan

mengerjakan tugas di LKS”.

Hal senada juga diungkapkan oleh AR siswa SMAN 1 Nan Sabaris kelas

XII IPS 1. Observasi tanggal 15 Oktober 2012 yang menyatakan bahwa: “ibuk

tidak menggunakan media hanya berceramah saja”

Page 68: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

60

Selanjutnya di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung, Observasi Tanggal 22

Oktober 2012 di lokal X.4 dengan Ibuk Munthikana S.Pd. pada jam pelajaran 3-4

terungkap bahwa:

Semua siswa harus terlibat dalam proses pembelajaran,

semua itu harus kita lakukan dengan pendekatan terhadap

siswa agar kita dekat dengan siswa, sehingga siswa mudah

mencerna materi karena siswa merasa dekat dengan guru dan

tidak merasa takut untuk bertanya. Untuk sumber Ibuk

memakai dari berbagai sumber seperti Erlangga, Esis,

Yudhistira dan lain-lain yang dirasa perlu agar

memperbanyak bahan untuk pembelajarn. Kalau media Ibuk

tidak menggunakannya ibuk hanya menyampaikan materi

dengan ceramah.

Terakhir di SMAN 1 Batang Anai, Observasi Tanggal 23 Oktober 2012

di lokal XI IPS 2 pada jam 3-4 tentang Differensiasi Sosial, Guru menggunakan

pendekatan pembelajaran tapi tidak menggunakan media pembelajaran.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Spema Irrat Destao yang menyatakan

bahwa:

Bapak tidak menggunakan media pembelajaran seperti laptop

karena tidak bisa mengoperasikannya tapi bapak

menggunakan chart seperti: waktu pembelajaran Differensiasi

Sosial bapak menggunakan gambar. Mengenai pendekatan

pembelajaran itu harus kita lakukan karena dengan adanya

pendekatan pembelajaran siswa akan mudah menangkap

materi pembelajaran dan senang dalam belajar sekali-kali

selingi dengan tertawa.

Hal senada juga diungkapkan oleh D siswa kelas XI IS 2 yang

menyatakan bahwa: “Dengan bapak kami senang belajarnya karena bapak dekat

dengan kami dan memberikan contoh yang bisa kami mengerti sehingga kadang-

kadang membuat kami tertawa”.

Page 69: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

61

P siswa kelas XI IPS 2 juga menambahkan bahwa: “Bapak tidak

menggunakan media dalam belajar tapi menggunakan gambar mengenai

perbedaan ras dan suku bangsa”.

Berdasarkan data diatas maka dapat di simpulkan bahwa semua guru

sosiologi di SMAN Padang Pariaman, tidak menggunakan beragam pendekatan

pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar pun sedikit. Dengan

demikian menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,

dan sumber belajar pun sedikit belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun

2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.

3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik dan peserta didik

dengan guru.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa semua Guru sudah melibatkan siswa

didalam proses belajar mengajar sehingga terjadi interaksi antara guru dan peserta

didik terlihat saat guru minta contoh kepada siswa dan siswa dapat menjawab

contoh yang diminta guru sehingga pembelajaran berjalan dengan baik.

Berdasarkan wawancara tanggal 23 Oktober 2012 dengan Bapak Spema

Irrat Destao guru SMAN Batang Anai di kelas XI IPS 2 mengungkapkan bahwa:

Pada saat Bapak menjelaskan pembelajaran semua siswa harus

fokus sehingga pada saat adanya tanya jawab antara siswa

dengan guru, siswa bisa menjawab pertanyaan dan mengerti

dengan apa yang Bapak tanyakan.

Hal senada juga diungkapkan Ibu Munthikana wawancara tanggal 22

Oktober 2012 guru SMAN 2X11 Enam Lingkung di kelas X.4 mengungkapkan

bahwa: “Interaksi antara guru dan siswa harus dilakukan agar siswa bisa

Page 70: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

62

memberikan umpan balik saat ditanya seperti memberikan contoh dari materi

yang sedang dipelajari”.

Hal yang sama juga di ungkapkan Ibu Rike Komariah, wawancara

tanggal 15 Oktober 2012 guru SMAN Nan Sabaris di kelas XII IPS 1

mengungkapkan bahwa:

Salah satu cara guru memfaslitasi siswa berinteraksi dalam

belajar yaitu setelah menjelaskan pembelajaran Ibu menanya

ke siswa apakah mengerti apa tidak setelah itu Ibu menanya

masing-masing siswa dan menjawab pertanyaan yang Ibu

berikan.

Sama halnya dengan Ibu Risalmi guru SMAN 1 Enam Lingkung

wawancara tanggal 5 Oktober 2012 di kelas X2 Mengungkapkan bahwa:

Setelah Ibu menjelaskan pelajaran kepada siswa Ibu menanya

apakah siswa sudah paham dengan materi yang Ibu ajarkan

atau belum kalau sudah Ibu berikan pertanyaan untuk dijawab

siswa, hal ini bertujuan agar siswa terfokus dalam

pembelajaran dan terjalin interaksi yang baik dengan siswa.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Novalina guru SMAN Ulakan

Tapakis. Wawancara tanggal 3 Oktober 2012 di kelas XII IPS 1 yang

mengungkapkan bahwa: “siswa harus fokus dalam belajar dan bisa menjawab

pertanyaan dari guru agar terjalin interaksi yang baik antara guru dan siswa”.

Berdasarkan data diatas maka dapat di simpulkan bahwa guru sosiologi

di SMAN Padang Pariaman sudah melibatkan siswa didalam proses belajar

mengajar sehingga terjadi interaksi antara guru dan peserta didik. Dengan

demikian sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar

proses pelaksanaan pembelajaran.

Page 71: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

63

4) Melibatkan peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah melibatkan peserta didik

dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan wawancara tanggal 24 Oktober 2012 dengan Bapak Spema

Irrat Destao guru SMAN Batang Anai di lokal XI IPS 1 menuturkan bahwa

“Semua siswa harus terlibat dalam kegiatan pembelajaran, baik ketika guru

sedang menjelaskan materi maupun dalam mengerjakan tugas”.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Ibu Muntikana guru Sosiologi SMAN

2X11 Enam Lingkung, wawancara tanggal 22 Oktober 2012. Menjelaskan bahwa

“ melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran merupakan suatu yang

penting dalam pembelajaran karena itu adalah tugas guru supaya siswa semuanya

mendapatkan pembelajaran yang maksimal di sekolah”.

Hal ini diperkuat oleh Ibu Rike Komariah guru Sosiologi SMAN Nan

Sabaris, wawancara tanggal 15 Oktober 2012, mengungkapkan bahwa: “semua

peserta didik harus terlibat dalam pembelajaran tanpa terkecuali, karena itu

merupakan tugas guru agar semua siswa terlibat didalam proses pembelajaran”.

Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru sosiologi

di SMAN Padang Pariaman sudah melibatkan peserta didik dalam setiap kegiatan

pembelajaran.

Secara keseluruhan Berdasarkan data diatas maka dapat di simpulkan

bahwa dari ke empat Kegiatan Eksplorasi yang seharusnya dilakukan oleh guru

sosiologi di SMAN Padang Pariaman, tiga diantaranya sudah berjalan dengan

Page 72: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

64

baik dan satu yang belum terlaksana, diantaranya: Guru tidak menggunakan

beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar pun

sedikit. Dengan demikian dua kegiatan Eksplorasi sudah sesuai dengan

Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan

pembelajaran dan satu yang belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 tahun

2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.

b. Elaborasi

Dalam elaborasi guru seharusnya membiasakan peserta didik membaca

dan menulis tugas yang bermakna, memfasilitasi peserta didik melalui

pemberian tugas dan diskusi, Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta

didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar,

Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.

Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik

lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. Memfasilitasi

peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun individual.

1. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis tugas yang bermakna.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru sudah membiasakan siswa membaca

dan menulis melalui tugas-tugas yang bermakna terlihat saat guru selesai

menjelaskan pelajaran siswa nampak menulis dan mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru.

Page 73: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

65

Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibu Maini Haryati

guru SMAN Ullakan Tapakis mengungkapkan bahwa:

Dalam proses pembelajaran Ibu selalu memberikan tugas

kepada siswa baik pada awal pembelajaran maupun setelah

selesai belajar. Pada awal sebelum pembelajaran dimulai Ibu

menugaskan siswa untuk menjawab pertanyaan berbentuk kuis

tentang pelajaran sebelumnya dan pada akhir adalah tugas

untuk di rumah.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Ibu Risalmi guru SMAN Enam

Lingkung, wawancara tanggal 5 Oktober 2012, menuturkan bahwa:

Ibu selalu memberikan tugas kesiswa agar mereka lebih paham

tentang materi, misalnya disaat sebelum Ibu menjelaskan

materi Ibu menugaskan siswa untuk membaca LKS dan setelah

Ibu menjelaskan pembelajaran Ibu menugaskan siswa untuk

membuat contoh mengenai materi.

Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru sosiologi

di SMAN Padang Pariaman sudah melibatkan peserta didik membaca dan

menulis tugas yang bermakna.

2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, dan diskusi.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah memfasilitasi peserta didik

melalui pemberian tugas dan diskusi sehingga dapat menambah wawasan siswa.

3. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru sudah memberikan siswa untuk

Page 74: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

66

berfikir dan bertindak tanpa rasa takut terlihat saat mereka mengerjakan tugas

diselesaikan dengan baik walau ada yang tidak hasil sendiri.

4. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa peneliti sudah melihat guru memfasilitasi

peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar

terlihat disaat guru menegur siswa yang malas-malas dalam kelas guru menegur

dan menceramahi anak tersebut.

5. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan

kolaboratif.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru tidak memfasilitasi pembelajaran

kooperatif dan kolaboratif tapi ini jarang dilakukan karena tak jarang hanya

membuat siswa ribut dalam kelas.

Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibu Maini, guru

Sosiologi SMAN 1 Ulakan Tapakis, menuturkan bahwa: “Dalam pembelajaran

kooperatif jarang dilakukan karena hanya menimbulkan keributan bagi siswa”.

Sama halnya yang terjadi di SMAN 1 Enam Lingkung, wawancara tanggal

5 Oktober 2012 dengan Ibu Aida menuturkan bahwa: “pembelajaran kooperatif

dan kolaboratif hanya sesekali dilakukan karena siswa banyak ribut dalam

belajar”.

Page 75: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

67

6. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan

baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah melakukan Pelaksanaan proses

elaborasi pada jam pelajaran 3-4 tentang Differensiasi Sosial, setelah menjelaskan

materi guru memberikan tugas kepada siswa yaitu yang ada di LKS menjawab

soal objektif, tugasnya bersifat individual, tapi masih ada siswa yang peneliti lihat

tidak berusaha mencari sendiri tugas tersebut tapi hanya diconteknya. Berjalan-

jalan dari satu kursi ke kursi lain, setelah selesai tugas tersebut dibahas secara

bersama dan guru menunjuk satu persatu siswa untuk menjawab tugas tersebut.

Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan ibuk Maini Haryati,

terungkap bahwa:

Ibu memberikan tugas kepada siswa baik itu secara

individual dan kelompok. siap itu kita bahas secara bersama

agar mereka lebih megerti dan setelah selesai di jam akhir

baru tugas di kumpul untuk ibu periksa, dan bagi siswa yang

ketahuan menyontek ibu akan menyuruh mereka

membacakan hasil tugasnya ke depan.

Hal senada juga terjadi di SMAN 1 Enam Lingkung observasi tanggal 5

oktober 2012, dimana peneliti melihat guru sudah memberikan siswa tugas kepada

siswa tapi di saat guru memberi tugas individual lokal sering ribut.

Berdasarkan wawancara tanggal 5 Oktober 2012 dengan ibuk Aida Rifni,

tampak bahwa: “Siswa kalau membuat tugas memang seperti itu tapi mereka pasti

membuat tugas dan setelah selesai tugas di bahas secara bersama agar mereka

lebih mengerti”

Page 76: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

68

Berbeda yang terjadi di lokal X.4 dengan Ibuk Rissalmi guru SMAN 1

Enam Lingkung pada saat ibuk memberikan tugas semua siswa tidak ada yang

ribut mereka mencari tugas masing-masing dan meinterpretasikan masing-masing

didepan kelas. Berdasarkan wawancara dengan ibuk Rissalmi, observasi tanggal 5

Oktober 2012, terungkap bahwa:

Siswa di lokal ini kadang suka ribut tapi kalau mereka paham

dengan materi belajar, mereka mudah untuk mengerjakan

tugas sehingga mereka tidak mencontek punya teman.

Selanjutnya di SMAN 1 Nan Sabaris Observasi Tanggal 16 Oktober

2012, setelah kegiatan eksplorasi guru menyuruh siswa untuk memikirkan

perkelompok tentang peraturan dalam lembaga keluarga masing-masing tapi

tampilnya Cuma 1 orang perkelompok, berdasarkan wawancara dengan Ibuk Rike

Komariah yang menyatakan bahwa:

Ibu selalu memberikan tugas setelah menerangkan materi yang

dipelajari baik tugas individual maupun tugas kelompok

setelah itu ibu menyuruh siswa untuk menyampaikan hasil

tugas tersebut kedepan.

Hal senada juga di ungkapkan oleh ES siswa kelas XII IPS 1 pada jam 1-

2 yang menuturkan bahwa: “Setelah menjelaskan pembelajaran ibu selalu

memberi kami tugas baik individu maupun kelompok setelah itu dibacakan

didepan kelas”.

Selanjutnya observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di SMAN 1

2x11 Enam Lingkung di lokal X.5 (Observasi tanggal 22 Oktober 2012) peneliti

melihat bahwa pada saat guru memberikan tugas yang ada di LKS siswa banyak

yang meribut atau berbicara dengan teman sebangku bahkan ada LKS nya tidak di

Page 77: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

69

bawa dari rumah. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan ibuk

Munthikana, terungkap bahwa:

Siswa disini tidak bisa dipaksa dalam belajar apalagi

membuat tugas, karena kalau dipaksa tidak akan mereka buat.

Setelah membuat tugas hasilnya dibahas secara bersama-

sama agar mereka paham dengan materi.

Terakhir peneliti melakukan penelitian di SMAN 1 Batang Anai,

wawancara pada tanggal 23 Oktober 2012 saat guru melakukan elaborasi guru

sudah memberikan tugas kepada siswa yaitu berupa tugas kelompok mengenai

Differensiasi Sosial. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Spema Irrat Destao,

terungkap bahwa: “Bapak selalu memberikan tugas setelah selesai menjelaskan

materi agar siswa mengerti baik itu tugas invidu maupun kelompok”.

Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Firdaus guru kelas X SMAN 1

Batang Anai observasi tanggal 24 Oktober 2012, tampak bahwa: “Setelah materi

pelajaran dijelaskan bapak selalu memberi siwa tugas agar mereka mengerti

dengan materi yang di pelajari hari ini”.

Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru sosiologi

di SMAN Padang Pariaman, sudah memfasilitasi peserta didik membuat laporan

eksplorasi yang dilakukan baik secara lisan maupun tertulis secara individual.

hanya saja siswanya yang tidak mau berusaha sendiri dalam membuat tugas atau

hanya mencontek saja. Dengan demikian sesuai dengan Permendiknas No. 41

Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.

Page 78: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

70

7. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual

maupun individual.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru sudah memfasilitasi siswa

menyajikan secara induvidual siswa membacakan hasil kerjanya didepan kelas.

Secara keseluruhan Berdasarkan data diatas maka dapat di simpulkan

bahwa, dari ke tujuh Kegiatan Elaborasi yang seharusnya dilakukan oleh guru

sosiologi di SMAN Padang Pariaman, hanya satu yang belum berjalan dengan

baik yaitu memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, baik kooperatif

dan kolaboratif maupun individu, tetapi dalam pembelajaran kooperatif sering kali

membuat siswa belajar jadi ribut dan pada saat tugas individual banyak siswa

yang mencontek tugas keteman yang lain dan sudah memfasilitasi siswa dalam

menyajikan hasil kerja individual. Dengan demikian dari ke tujuh Kegiatan

Elaborasi hanya satu yang belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007

tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran yaitu memfasilitasi peserta didik

melalui pemberian tugas, baik kooperatif dan kolaboratif maupun individu.

c. Konfirmasi

Dalam konfirmasi guru seharusnya Memberikan umpan balik positif dan

penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap

keberhasilan peserta didik, Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan

elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, Memfasilitasi peserta didik

melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

Page 79: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

71

Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam

mencapai kompetensi dasar.

1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk

lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan

peserta didik.

Proses konfirmasi berkaitan erat dengan eksplorasi dan elaborasi. Jadi

keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pun sangat terlihat jelas pada

konfirmasi ini. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN

Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah memberikan

umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun

hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. Berdasarkan wawancara tanggal 3

Oktober 2012, dengan Ibuk Maini Haryati S.Pd guru SMAN 1 Ulakan Tapakis,

tampak bahwa:

Jika siswa menyebutkan contoh sesuai dengan materi yang

dipelajari, saya suka mengatakan “bagus” dan mencatat apa

yang mereka katakan di papan tulis sebagai motivasi karena

mengerti tentang materi hari ini, sehingga mereka bersemangat

untuk belajar, tapi walaupun salah siswa tidak boleh

dipatahkan.

Hal senada juga diungkapkan oleh ibuk Novalina guru sosiologi kelas XII

IPS 1 SMAN 1 Ulakan Tapakis yang sering memberikan nilai plus kepada siswa

yang bisa berpendapat dalam belajar, wawancara tanggal 3 Oktober 2012, tampak

bahwa:

Saya sering memberikan nilai plus bagi siswa yang sering

memberikan pendapat dalam belajar itu merupakan hadiah

bagi siswa untuk memberi semangat dan mengatakan bahwa

yang dicontohkannya itu adalah benar.

Page 80: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

72

Hal yang sama juga terjadi di SMAN 1 Enam Lingkung, wawancara

tanggal 5 Oktober 2012, Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan

dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta

didik. Berdasarkan wawancara dengan Ibuk Rissalmi guru SMAN 1 Enam

Lingkung menuturkan bahwa:

Setelah materi dijelaskan ibu menunjuk siswa agak 4-5 orang

untuk menyebutkan contoh tentang materi yang telah dipelajari

dan ibu sering mengacungkan jempol untuk anak yang bisa

menyebutkan contoh tentang materi yang dibahas.

Selanjutnya observasi dan wawancara di SMAN 1 Nan Sabaris tanggal 15

Oktober 2012 Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam

bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

dan guru menfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang

bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.

Berdasarkan wawancara tanggal 5 Oktober 2012, dengan Ibuk Rike

Komariah guru SMAN 1 Nan Sabaris, menyatakan bahwa: “Umpan balik harus

dikakukan agar bisa menambah semangat siswa seperti pada siswa memberikan

pendapat dalam belajar kita harus mensupportnya”.

Hal senada juga terjadi di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung (Observasi

Tanggal 22 Oktober 2012), wawancara dengan Ibuk Munhtikana nenyampaikan

bahwa: “Umpan balik itu harus dilakukan kepada siswa agar siswa tidak patah

semangat sewaktu memberikan pendapat tentang materi yang dipelajari”.

Hal ini juga sama dengan SMAN 1 Batang Anai (observasi dan

wawancara tanggal 23 Oktober 2012) wawancara dengan bapak Spema Irrat

Destao guru kelas XI IPS yang, menyatakan bahwa: “Bapak sering mengatakan

Page 81: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

73

kepada siswa bahwa kalau siswa dapat menyebutkan contoh tentang materi maka

akan dikasih nilai plus jadi mereka semangat untuk berfikir”.

Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru sudah

memberikan umpan balik yang positif terhadap siswa agar siswa semangat dalam

belajar seperti memberi hadiah kepada siswa agar siswa termotivasi. Dengan

demikian memberikan umpan balik yang positif terhadap siswa agar siswa

semangat dalam belajar sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun2007

tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.

2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi

peserta didik melalui berbagai sumber.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru sudah memberikan konfirmasi

terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.

3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa guru sudah Memfasilitasi peserta didik

melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.

4. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang

bermakna dalam mencapai kompetensi dasar

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah memfasilitasi peserta didik

Page 82: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

74

untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi

dasar.

Secara keseluruhan Berdasarkan data diatas maka dapat di simpulkan bahwa

dari ke empat Kegiatan konfirmasi yang harus dilakukan guru sosiologi di SMAN

Padang Pariaman, yaitu memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam

bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik

melalui berbagai sumber, memfasilitasi peserta didik melalui refleksi untuk

memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, dan memfasilitasi peserta

didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi

dasar, semuanya sudah dilakukan oleh guru dengan baik. Dengan demikian sudah

sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses

pelaksanaan pembelajaran.

3. Kegiatan akhir/Penutup

Kegiatan akhir merupakan kegiatan untuk mengakhiri aktivitas pelajaran

yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan

refleksi, umpan balik dan tindak lanjut. Didalam Penutup ini seharusnya guru:

bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman pelajaran, melakukan

penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan

terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,

merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi atau

memberikan tugas baik individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar

Page 83: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

75

peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

a. Bersama dengan peserta didik membuat rangkuman pelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru bersama dengan siswa sudah

membuat rangkuman pembelajaran.

Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012, dengan Ibuk Maini

Haryati guru kelas XI IPS 1 Ulakan Tapakis, yang mengatakan bahwa:

“Rangkuman atau simpulan disampaikan pada saat akhir pembelajaran agar siswa

lebih paham dengan materi”.

Hal yang sama juga terjadi pada SMAN 1 Enam Lingkung. Berdasarkan

wawancara dengan ibuk Rissalmi observasi tanggal 5 Oktober 2012, yang

menuturkan bahwa: “Ibuk selalu membuat rangkuman dan menyuruh siswa untuk

mengulangnya kembali agar mereka lebih paham dengan materi yang dipelajari”

Begitu juga yang terjadi di SMAN 1 2x11 Enam Lingkung observasi dan

wawancara tanggal 22 Oktober 2012 Peneliti melihat guru sudah menyampaikan

rangkuman pembelajaran dan siswa hanya mengangguk saat ditanya guru apakah

sudah mengerti apa belum. Berdasarkan wawancara dengan Ibuk Munthikana

guru kelas X.4 menyatakan bahwa:

Guru dan siswa sudah menyimpulkan apa yang dipelajari

hari ini tapi kebanyakan siswa hanya diam saat ditanya

apakah mengerti atau tidak, karena jam pelajaran sudah

habis ibuk anggap mereka mengerti.

Selanjutnya di SMAN 1 Batang Anai observasi dan wawancara tanggal 22

Oktober 2012, peneliti melihat saat guru dan siswa menyimpulkan materi

Page 84: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

76

pembelajaran siswa menjawab ya pak semuanya, dan kalau ditanya mengerti atau

tidak semua siswa menjawab mengerti pak.

Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti di SMAN se-Kabupaten

Padang Pariaman peneliti melihat guru sudah bersama-sama dengan siswa

menyimpulkan pembelajaran tapi siswanya tidak mau menanya mana yang belum

mengerti, saat ditanya mengerti atau tidak semuanya mengangaguk pertanda

paham terhadap materi.

b. Melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah melakukan penilaian terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan, terlihat pada saat guru memberikan tugas dan

tugas dibacakan oleh siswa setelah itu tugas dikumpul untuk dinilai guru.

c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru belum memberikan umpan balik

terhadap hasil pembelajaran.

d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk remedi, memberikan

tugas, sesuai dengan hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa Guru sudah melaksanakan kegiatan

tindak lanjut seperti remedi, tapi remedi dilaksanakan diluar jam sekolah agar

tidak mengganggu pelajaran. Seperti: sewaktu pulang sekolah.

Page 85: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

77

Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibu Maini Haryati

guru SMAN 1 Ulakan Tapakis, menuturkan bahwa:

Bagi siswa yang nilainya dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) Ibu memberikan remedi diluar jam pelajaran agar

tidak mengganggu pelajaran siswa, bagi siswa yang sudah

remedi tapi masih belum mencapai KKM maka Ibu

memberikan tugas siswa di rumah yang soalnya sama dengan

yang diremedikan.

Hal yang sama juga dilakukan Ibu Aida guru SMAN 1 Enam Lingkung.

Wawancara tanggal 5 Oktober 2012. Mengungkapkan bahwa: “ pelaksaanaan

remedi Ibu lakukan di luar jam pelajaran agar tidak mengganggu proses belajar

siswa”.

Hal senada juga dilakukan Ibu Muntikana guru Sosiologi SMAN 2X11

Enam Lingkung, wawancara tanggal 23 Oktober 2012 yang menjelaskan bahwa:

“Ibu selalu melakukan remedi bagi siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteri

Ketuntasan Minimal) diluar jam pelajaran agar tidak mengganggu proses belajar

mengajar siswa”.

Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa guru sudah

Merencanakan dan melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk remedi,

memberikan tugas, sesuai dengan hasil belajar peserta didik di SMAN 2X11

Enam Lingkung.

e. Menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMAN Kabupaten

Padang Pariaman menunjukkan bahwa Peneliti tidak melihat guru menyampaikan

rencana pembelajaran berikutnya, hal ini peneliti lihat disaat bel berbunyi guru

langsung mengatakan kepada siswa kalau jam pelajaran hari ini sudah habis.

Page 86: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

78

Berdasarkan wawancara tanggal 3 Oktober 2012 dengan Ibu Novalina, guru

SMAN 1 Ulakan Tapakis, tampak bahwa: “rencana pembelajaran untuk

selanjutnya kadang-kadang Ibuk sampaikan kadang tidak, karena disampaikan

disaat belajar akan berlangsung”.

Hal ini diperkuat oleh Ibu Aida wawancara tanggal 5 Oktober 2012, guru

SMAN 1 Enam Lingkung, terungkap bawa:

untuk rencana pembelajaran selanjutnya ibuk tidak

menyampaikan kepada siswa tapi disampaikan sewaktu

akan belajar hari itu karena sumber belajar siswa terbatas

yaitu LKS.

Secara keseluruhan berdasarkan observasi dan wawancara yang peneliti

lakukan di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman dapat diambil kesimpulan

bahwa dari ke empat Kegiatan penutup, tiga diantaranya sudah berjalan dengan

baik dan yang belum dilaksanankan adalah tidak menyampaikan rencana

pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. hanya saja disaat guru dan siswa

membuat simpulan yang dipelajari hari itu, dalam berpendapat siswa masih malu-

malu dan kalau ditanya mengerti atau tidak, semuanya menjawab mengerti. Guru

sudah memberikan umpan balik dengan baik, sudah melakukan remedi. Dengan

demikian dari ke empat Kegiatan Penutup satu yang belum sesuai dengan

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan

pembelajaran

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Guru adalah orang yang profesional dibidangnya, artinya tugas guru tidak

bisa digantikan oleh orang lain, oleh sebab itu guru tidaklah semudah yang

dibayangkan. Guru bukan hanya berdiri di depan kelas untuk memberikan

Page 87: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

79

sejumlah materi atau bahan pelajaran, akan tetapi lebih dari itu peranan guru

sangat menentukan keberhasilan siswa dalam proses pendidikan terutama dalam

pembentukan sikap dan perilaku yang baik serta mampu menyesuaikan diri

dengan masyarakat nantinya. Agar proses pembelajaran itu berhasil dengan baik

maka guru harus memiliki sejumlah keterampilan yang harus dimilkinya salah

satunya dalah keterampilan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan data diatas, dari dua puluh tiga poin yang harus dilakukan

guru Sosiologi dalam pelaksanaan pembelajaran di SMAN Kabupaten Padang

Pariaman, lima diantaranya tidak sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007

tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.

Pada bagian Kegiatan Pendahuluan, Dari ke empat Kegiatan Pendahuluan

yang harus dilakukan guru, dua diantaranya belum dilaksanakan oleh guru. Empat

dari sembilan guru SMAN di Kabupaten Padang Pariaman belum mengajukan

pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang

dipelajari, yaitu SMAN 1 Ulakan Tapakis dan SMAN 1 Enam Lingkung. Ada

dua klasifikasi guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi

dasar yang akan dicapai, yaitu ada beberapa SMAN yang menyampaikan tujuan

pembelajaran pada siswa, tapi pada kegiatan penutup saat guru menyimpulkan

kegiatan pembelajaran yaitu SMAN 1 Batang Anai, SMAN 1 Enam Lingkung,

dan SMAN 1 Nan Sabaris. Ada yang sama sekali tidak dijelaskan oleh guru

mengenai penjelasan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu di

SMAN 1 2x11 Enam Lingkung dan SMAN 1 Ulakan Tapakis. Dalam

menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus

Page 88: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

80

sudah diterapkan. Jadi, Dengan demikian keterampilan guru dalam pelaksanaan

pembelajaran yang dilakukan guru dalam Kegiatan Pendahuluan dua diantaranya

sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses

pelaksanaan pembelajaran dan dua belum terlaksana.

Pada Kegiatan Inti terdiri dari tiga bagian yaitu eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi. Dari ketiga bagian kegiatan inti tersebut hanya konfirmasi yang sudah

dilaksanakan dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses

pelaksanaan pembelajaran. Dari ke empat Kegiatan Eksplorasi yang seharusnya

dilakukan oleh guru tiga diantaranya sudah berjalan dengan baik dan satu yang

belum terlaksana, seperti semua guru di SMAN Kabupaten Padang Pariaman

tidak menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan

sumber belajar pun sedikit. Dengan demikian dari ke empat Kegiatan Eksplorasi

yang seharusnya dilakukan oleh guru tiga diantaranya sudah sesuai dengan

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses pelaksanaan

pembelajaran dan satu belum sesuai.

Dari ke tujuh Kegiatan Elaborasi yang seharusnya dilakukan oleh guru,

hanya satu yang belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang

standar proses pelaksanaan pembelajaran, yaitu memfasilitasi peserta didik

melalui pemberian tugas, baik kooperatif dan kolaboratif maupun individu, tetapi

dalam pembelajaran kooperatif sering kali membuat siswa belajar jadi ribut dan

pada saat tugas individual banyak siswa yang mencontek tugas keteman yang lain

dan sudah memfasilitasi siswa dalam menyajikan hasil kerja individual.

Page 89: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

81

Terakhir Kegiatan Penutup, dari ke Empat Kegiatan Penutup hanya

satu yang belum dilakukan guru. yaitu tidak menyampaikan rencana pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya. Dengan demikian Kegiatan Penutup hanya satu yang

belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses

pelaksanaan pembelajaran yaitu pada saat guru tidak menyampaikan rencana

pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

C. Implikasi

Dari hasil temuan diketahui bahwa guru Sosiologi di SMAN se-Kabupaten

Padang Pariaman, Dapat diambil kesimpulan bahwa Keterampilan guru dalam

pelaksanaan pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman

belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses

pelaksanaan pembelajaran.

Pada Kegiatan Pendahuluan guru tidak mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan tidak menyampaikan tujuan

pelajaran kepada siswa, hal ini akan berdampak kesiswa seperti siswa tidak

mengetahui apa manfaat dari pembelajaran tersebut sehingga siswa malas untuk

belajar. Pada Kegiatan Inti sewaktu Eksplorasi guru tidak mempunyai media dan

sumber pembelajaran, dampaknya akan menyulitkan siswa dalam memahami

pembelajaran. Pada saat Elaborasi guru tidak menyuruh siswa kerja kelompok

sehingga suasana belajar bisa membosankan bagi siswa. Dalam penyampaian

Kegiatan Penutup guru tidak melakukan simpulan atau rangkuman pembelajaran,

guru tidak menyampaikan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya sehingga siswa tidak mengetahui yang akan dipelajari.

Page 90: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

82

BAB 1V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keterampilan merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, nilai

dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam

melaksanakan tugas atau pekerjaannya.

Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti di SMAN se-Kabupaten

Padang Pariaman, dari dua puluh tiga poin yang harus dilakukan guru, lima

diantaranya tidak sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 yaitu: Pada

Kegiatan Pendahuluan ada dua dari empat yang belum sesuai dengan standar

proses pelaksanaan pembelajaran seperti tidak menjelaskan tujuan pembelajaran,

dan tidak mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari.

Pada Tahap Kegiatan Inti oleh guru sosiologi di SMAN se-Kabupaten

Padang Pariaman, Sewaktu Eksplorasi guru tidak mempunyai media

pembelajaran, dan tidak melibatkan siswa dalam mencari informasi yang luas

mengenai materi yang akan dipelajari. Dengan demikian dari ke empat Kegiatan

Eksplorasi hanya satu yang belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun

2007 tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran.

Pada saat Elaborasi guru jarang menugaskankan siswa untuk kerja

kelompok agar suasana belajar bisa berubah-ubah dan tidak membosankan. Pada

saat Konfirmasi sudah sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang

82

Page 91: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

83

standar proses pelaksanaan pembelajaran dan guru berusaha untuk menciptakan

proses pembelajaran yang menyenangkan.

Dalam penyampaian Kegiatan Penutup, dari ke empat kegiatan yang harus

dilakukan guru satu belum sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007

tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan

pembelajaran tidak disampaikan untuk pertemuan berikutnya.

B. Saran

Dalam Kegiatan Pendahuluan guru seharusnya menyampaikan tujuan

pembelajaran dengan jelas, sehingga memudahkan siswa untuk memahami

manfaat dari pembelajaran yang akan dipelajari dan mengajukan pertanyaan yang

mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari agar

siswa mengingat pembelajaran minggu sebelumnya. Dalam Kegiatan Inti seperti

waktu Eksplorasi guru sebaiknya menggunakan media untuk membantu proses

pembelajaran, guru dan siswa menggunakan sumber lebih dari satu atau dari

berbagai sumber, dan melibatkan siswa mencari informasi yang luas dalam materi

yang akan dipelajari. Kegiatan Penutup, sebaiknya guru mempertegas lagi

simpulan dari pembelajaran agar siswa lebih mengerti. Sebaiknya guru

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya agar siswa bisa

membaca di rumah mengenai materi selanjutnya yang akan dipelajari dan

mempermudah untuk memberikan contoh saat belajar. Untuk peneliti selanjutnya

diharapkan dapat sebagai referensi dan masukan dalam merancang penelitian yang

berhubungan dengan keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

Page 92: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

84

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas.2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sosiologi SMA Dan MA.

Jakarta :Pusat Badan Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan.

Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Sumatera Barat: Kepala

Dinas Pendidikan Sumatera Barat

Hamalik Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Kasara

Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.2004

Idris, Zahara, dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan. PT. Gramedia

Widiasarana, Jakarta;

Mulyasa.2005. Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Muliyardi. (2002). Strategi Pembelajaran Matematika. Padang: Jurusan

Matematika FMIPA Universitas Negeri Padang.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun

2007 Tentang Standar Proses Pelaksanaan Pembelajaran Untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar Nasional

Pendidikan. Jakarta:2007

Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo

Persada. Jakarta

Sagala syaiful.2009.Kemampuan Professional Guru Dan Tenaga Kependidikan.

Alfabeta CV. Bandung.

Suharsimi, Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, 2009. Evaluasi Program

Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Saudagar Fachruddin dan Ali Idrus. 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru.

Jakarta: Gaung Persada Press.

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.

Usman M.Uzer.2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Undang-undang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara.2009.

Wijaya C, Rusyan AT. 1991. Kemampuan Guru dalam Proses Belajar. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Mathtew, Milles, A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:

UI- Press

Gagne, Robert M. 1978. Principle of Intruction Design. Thirt Editionolt. Rinehart

and Winstn: Newyork.

Page 93: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

85

Daftar SMA di Kabupaten Padang Pariaman

No Nama Sekolah Nama Guru Lulusan

Bidang

Studi

Status Sertifikasi

1. SMAN 1

Ulakan Tapakis

Maini haryati S.Pd Sosiologi Sertifikasi

Novalina S.Pd Sosiologi Sertifikasi

Jamilah S.Pd Sosiologi Belum

disertifikasi

2. SMAN 1 Enam

Lingkung

Aida Rifni S.Sos Antropologi Sertifikasi

Dra. Rissalmi PKK Sertifikasi

Agusni S.Pd Bk Sertifikasi

3. SMAN 1 Nan

Sabaris

Miswarti S.Pd KWN Disertifikasi

Sumarni S.Pd Sejarah Disertifikasi

Dra. Rike Komariah Kurikulum Disertifikasi

4. SMAN 1 2X11

Enam Lingkung

Yose rizal S.Pd Sosiologi Setifikasi

Munthikana S.Pd Sejarah Sertifikasi

5. SMAN 1

Batang Anai

Drs.Firdaus KTP Disertifikasi

Spema Irrat Destao

S.Pd

Geografi Disertifikasi

Rahmawati M.Pd Sosiologi Disertifikasi

6. SMAN 1 2X11

Kayu Tanam

Ismaniarti S.Pd Sejarah Disertifikasi

Dewi Hartati S.Pd PKN Belum

Disertifikasi

Darwin S.Pd PKN Belum

Disertifikasi

7. SMAN 1

Sungai Limau

Arlis S.Pd Geografi Disertifikasi

Nazif S.Pd Sejarah Disertifikasi

Indra Jati S.Pd Sejarah Belum

Disertifikasi

Salmawati S.Pd Sejarah Disertifikasi

Siti Aisyah S.Pd PLS Belum

Disertifikasi

8. SMAN 2

Sungai Limau

Gusnetty S.pd KWN Disertifikasi

Depi Mutia S.pd Sejarah Belum

Disertifikasi

9. SMAN 1

Sungai

Ridwan S.Sos Sosiologi Disertifikasi

Syaiful Candra S.Pd Geografi Belum

Page 94: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

86

Geringging disertifikasi

10

.

SMAN 1 Lubuk

Alung

Mulyeni S.Pd Sosiologi Disertifikasi

Selfina S.Pd Sosiologi Disertifikasi

11

.

SMAN 1 V11

Koto Sungai

Sarik

Tirana Sosiologi Disertifikasi

Drs. Sherli Geografi Belum

Disertifikasi

Drs.Kaharullah Sosiologi Disertifikasi

12

.

SMAN 1, V

Koto Timur

Syaiful S.Pd PKN Belum

Disertifikasi

Irnawati Sosiologi Disertifikasi

13

.

SMAN 1, V

Koto Kampung

Dalam

Misnar Megawati

S.Pd

Geografi Disertifikasi

Desvianti S.Sos Sosiologi Disertifikasi

14

.

SMAN 1,IV

Aur Malintang

Rosmadewi S.Pd Geografi Belum

Disertifikasi

Syamsu Erman S.Pd Sejarah Disertifikasi

15

.

SMAN 1

Padang Sago

Ramli S. Sosiologi Disertifikasi

Ardisman Geografi Belum

Disertifikasi

Sumber: Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Pariaman

Page 95: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

87

Daftar Informan Penelitian

N

o Nama Sekolah Dan

Nama Guru

Latar Belakang

Pendidikan

Sertifikasi Tanggal

Wawancar

a

Lama

Guru

Mengajar

Sosiologi

1 SMA Negeri I Ulakan

Tapak

3-6 Oktober

2012

Maini Haryati S.Pd

Novalina S.Pd

IP

HS

Sosiologi UNP

Sosiologi UNP

Siswa

Siswa

28 Tahun

27 Tahun

2 SMA Negeri I Enam

Lingkung

4-5 Oktober

2012

Aida Rifni S.Sos

Dra. Rissalmi

AM

DT

Antropologi Unand

PKK UNP

Siswa

Siswa

9 Tahun

26 Tahun

3 SMA Negeri 1 Nan

Sabaris

15-20

Oktober

2012

Rike Komariah S.P.D

Sumarni S.Pd

AR

ES

Kurikulum UNP

Sejarah UNP

Siswa

Siswa

26 Tahun

20 Tahun

4 SMA Negeri I 2x11

Enam Lingkung

22-23

Oktober

2012

Muntikhana, S.Pd

B

P

Sejarah, IKIP

Siswa

Siswa

20 Tahun

5 SMA Negeri I Batang

Anai

24-31

Oktober

2012

Drs.Firdaus

Spema Irrat Destao, S.Pd

D

KTP, IKIP

Geografi, IKIP

Siswa

9 Tahun

8 Tahun

Sumber: SMAN Kabupaten Padang Pariaman

Page 96: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

88

Pedoman Observasi

Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi Di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman Berdasarkan

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Identitas Informan

a. Nama :

b. Jenis kelamin :

c. Umur :

d. Tamatan :

e. Golongan :

f. Tanggal observasi :

Page 97: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

89

Komponenn No Indikator Sub Indikator Deskriptor Ada Tidak

Keterampilan dalam

Pelaksanaan

pembelajaran

1

Kegiatan

pendahuluan

1) Menyiapkan peserta didik

secara psikis dan fisik

2) Mengajukan pertanyaan

yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya

dengan materi yang

dipelajari

3) Menjelaskan tujuan

pembelajaran atau

kompetensi dasar yang

akan dicapai.

a. Secara psikis guru memandu

siswa dalam berdo’a, membaca

alqur’an, dan absensi.

b. Secara fisik guru melihat apakah

keadaan kelas sudah rapi atau

belum, seperti:sampah

berserakan, papan tulis yang

belum rapi, pakaian dan siswa

yang terlambat melapor ke guru

piket.

a. Setelah menanya PR guru

menunjuk tiga siswa untuk

menjelaskan pelajaran minggu

lalu

b. Setelah semua mengerti baru

masuk kemateri hari itu.

a. Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran sehingga siswa

mengetahui tujuan pelajaran

yang dipelajarinya

b. Dalam menjelaskan tujuan

pelajaran kebanyakan guru pada

kegiatan penutup.

-

-

Page 98: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

90

4) Menyampaikan cakupan

materi dan penjelasan

uraian kegiatan sesuai

silabus.

a. Guru menjelaskan

sillabus disaat akan

masuk kemateri yang

akan dipelajari.

2

Kegiatan inti a. Eksplorasi

b. Elaborasi

a. Melibatkan peserta didik

mencari informasi yang luas

tentang materi.

b. Menggunakan beragam

pendekatan pembelajaran, media

dan sumber belajar lain

c. Terjadinya interaksi antara siswa

dengan guru dan sebaliknya

d. Melibatkan siswa secara aktif

dalam pembelajaran.

a. Membiasakan peserta didik

membaca dan menulis yang

beragam melalui tugas yang

bermakna

b. Memfasilitasi peserta didik

melalui pemberian tugas.

c. Memfasilitasi peserta didik

dalam pembelajaran kooperatif

dan kolaboratif

-

-

Page 99: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

91

c. Konfirmasi

d. Memfasilitasi peserta didik

berkompetisi secara sehat

e. Memfasilitasi peserta didik

dalam membuat laporan

eksplorasi baik individual

maupun kelompok

f. Memfasilitasi peserta didik

untuk menyajikan hasil kerja

individu dan kelompok

a. Memberikan umpan balik

positif yang berbentuk lisan,

tulisan, isyarat, maupun hadiah

b. Memberikan konfirmasi

terhadap hasil eksplorasi dan

elaborasi peserta didik melalui

berbagai sumber.

c. Memfasilitasi peserta didik

melakukan refleksi untuk

pengalaman belajar.

d. Memfasilitasi peserta didik

memperoleh pengalaman yang

bermakna.

Page 100: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

92

3.

Kegiatan

penutup

a) Bersama-sama dengan

peserta didik membuat

rangkuman/simpulan

pembelajaran

b) Melakukan penialaian

terhadap kegiatan yang

sudah di laksanakan.

c) Memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil

pembelajaran

a. Guru mengulang kembali inti

pelajaran yang menjadi pokok

bahasan

b. Guru memberikan pertanyaan

yang relevan dengan materi

c. Guru menunjuk dua atau tiga

siswa untuk menjelaskan

simpulan pembelajaran

d. Guru mengulang seluruh

simpulan yang dijelaskan siswa

untuk mempertegas atau

memberi penguatan kepada

materi yang dibahas

a. Guru menyuruh siswa

memahami lagi apa yang sudah

dipelajari.

b. Guru memberikan tugas yang

sesuai dengan materi yang telah

disajikan

c. Guru memberikan tugas sesuai

dengan materi dibahas.

d. Tugas yang diberikan dijadikan

tambahan nilai bagi siswa

a. Setelah guru menugaskan

siswa untuk membuat tugas,

guru memberikan umpan

Page 101: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

93

d) Merencanakan kegiatan

tindak lanjut seperti

remedi

e) Menyampaikan rencana

pembelajaran pada

pertemuan berikutnya.

balik yang positif kesiswa

sehingga siswa bersemangat

dalam membuat tugas.

a. Guru melaksanakan remedi

siswa diluar jam pelajaran agar

tidak mengganggu belajar siswa

a. Guru menjelaskan materi

yang akan dipelajari siswa

untuk minggu depan.

-

Page 102: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

94

PEDOMAN WAWANCARA

Keterampilan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-

Kabupaten Padang Pariaman

1. Identitas Informan

a. Nama :

b. Jenis kelamin :

c. Umur :

d. Golongan :

e. Tanggal wawancara :

2. Pertanyaan untuk guru dan siswa

a. Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya

dengan materi yang akan di pelajari.

b. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang aka

di capai.

c. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media

pembelajaran, dan sumber belajar lain.

d. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan

kolaboratif.

e. Menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya.

Page 103: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

95

Tabel

Indikator Pelaksanaan Pembelajaran Guru Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Pelaksanaan

Pembelajaran (Terdiri dari 23 Poin)

No

Pelaksanaan

Pembelajaran

Kegiatan Guru

SMAN 1

Ulakan

Tapakis

SMAN 1

Enam

Lingkung

SMAN 1

Nan

Sabaris

SMAN 1

2X11

Enam

Lingkung

SMAN 1

Batang

Anai

Keterangan

1.

2.

Kegiatan

Pendahuluan

Kegiatan inti

a) Menyiapkan peserta didik

secara psikis dan fisik

b) Mengajukan pertanyaan yang

mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi

yang dipelajari

c) Menjelaskan tujuan

pembelajaran atau

kompetensi dasar yang akan

dicapai.

d) Menyampaikan cakupan

materi dan penjelasan uraian

kegiatan sesuai silabus.

1. Eksplorasi

a) Melibatkan peserta didik

mencari informasi yang luas

tentang materi.

b) Menggunakan beragam

pendekatan pembelajaran,

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Empat dari

Sembilan guru

SMAN tidak

mengaitkan materi

sebelumnya dengan

materi yang akan

dipelajari, dan tiga

dari Sembilan guru

SMAN tidak

menjelaskan tujuan

pembelajaran

Pada umumnya

guru SMAN tidak

memiliki media

dan sumber belajar

yang beragam

Page 104: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

96

media dan sumber belajar

lain

c) Terjadinya interaksi antara

siswa dengan guru dan

sebaliknya

d) Melibatkan siswa secara aktif

dalam pembelajaran.

2. Elaborasi

a) Membiasakan peserta didik

membaca dan menulis yang

beragam melalui tugas yang

bermakna

b) Memfasilitasi peserta didik

melalui pemberian tugas,

diskusi dll

c) Memfasilitasi peserta didik

dalam pembelajaran

kooperatif dan kolaboratif

d) Memfasilitasi peserta didik

berkompetisi secara sehat

e) Memfasilitasi peserta didik

dalam membuat laporan

eksplorasi baik individual

maupun kelompok

f) Memfasilitasi peserta didik

untuk menyajikan hasil kerja

individu dan kelompok

-

-

-

-

-

Guru tidak

memfasilitasi siswa

dalam

pembelajaran

kooperatif dan

kolaboratif

Page 105: ABSTRAKpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/4_YUNITA_NASWIRA...Pembelajaran Sosiologi di SMAN se-Kabupaten Padang Pariaman, ... KATA PENGANTAR ... yang telah memberikan

97

3.

Kegiatan

Penutup

3. Konfirmasi

a) Memberikan umpan balik

positif berbentuk lisan,

tulisan, isyarat, maupun

hadiah

b) Memberikan konfirmasi

terhadap hasil eksplorasi

elaborasi siswa melalui

berbagai sumber.

c) Memfasilitasi peserta didik

melakukan refleksi untuk

pengalaman belajar.

d) Memfasilitasi siswa

memperoleh pengalaman

yang bermakna.

a) Guru dengan peserta didik

membuat simpulan

pembelajaran

b) Penilaian terhadap kegiatan

yang sudah di laksanakan.

c) Memberikan umpan balik

terhadap proses, hasil

pembelajaran

d) Merencanakan kegiatan

remedy

e) Menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

-

-

-

-

-

Semua kegiatan

konfirmasi sudah

dilaksnanakan guru

Sosiologi SMAN di

Kabupaten Padang

Pariaman

Semua

Guru tidak

menyampaikan

rencana

pembelajaran untuk

pertemuan

berikutnya kepada

siswa