sosiologi politik
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas berkat
dan limpahan rahmatNyalah maka penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat
waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah Sosial dan Politik dengan judul
“Kelompok Sosial”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk
mempelajari materi ini.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang
tepat.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Bekasi, 13 Juni 2014
“Penulis”
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….. 2
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………… 3
TUJUAN…………………………………………………………………...... 4
RUMUSAN MASALAH……………………………………………………. 4
BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………………….. 5
A. Pengertian kelompok social…………………………………………….. 5
B. Macam-macam kelompok social……………………………………….. l5
C. Kelompok social yang tidak teratur…………………………………….. 8
D. Masyarakat desa dan masyarakat kota…………………………………. 10
BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………...
KESIMPULAN……………………………………………………………... 14
BAB IV : DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kita semua tahu bahwa manusia adalah makhluk yang sangat lemah dari segi fisik,
sehinggaga manusia akan senantiasa bergantung kepada manusia yang lain. Ketergantungan ini
terjadi sampai dewasa bahkan meninggal dunia. Seorang bayi senantias bergantung kepada
ibunya, dan pertama kali hanya mengenal ibunya. Semakin dewasa seseorang lingkungannya
juga semakin meluas. Semakin dewasa pula semakin kelihatan ketergantungan manusia akan
manusia yang lain.
Menyikapi hal di atas maka manusia senantiasa ingin hidup dengan manusia yang lain.
Kecenderungan manusia untuk selalu bergaul dengan orang lain disebut dengan istilah
gregariousness.
Karena ketergantungannya, manusia senantiasa akan menantikan kehadiran orang lain
dalam kehdupannya. Dengan hidup secara bersama sama keperluan keperluan manusia dapat
dilengkapi dan disempurnakan. Sejak dilahirkan manusia mempunyai dua hasrat atau keinginan
pokok yaitu :
a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya ( yaitu masyarakat )
b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
3
TUJUAN
Memahami bahwa Manusia adalah sebagai makhluk berkelompok dan sejauh mana
perbedaan masyarakat kota dan desa serta hubungan antara masyarakat kota dan masyarakat
desa.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian manusia sebagai makhluk hidup yang berkelompok ?
2. Apa saja macam-macam kelompok sosial ?
3. Apa saja kelompok social yang tidak teratur ?
4. Apa perbedaan masyarakat kota dan masyarakat desa?
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kelompok sosial
Kelompok sosial (social group) merupakan suatu himpunan atau suatu kesatuan-
kesatuan manusia manusia yang hidup bersama, yang disebabkan oleh adanya hubungan
antara mereka yang menyangkut hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi dan
adanya kesadaran untuk saling tolong menolong.
Manusia sebagai manusi memiliki 2 harkat, yaitu :
1. Keinginan untuk bersatu dengan manusia lainnya (masyarakat) Dalam keinginan
untuk bersatu dengan manusia lainnya (bermasyarakat), manusia cenderung untuk
memenuhi tujuan hidupnya dalam menyejahterakan kehidupannya, misalnya saja
dalam hal untuk mewujudkan suatu keamanan dalam suatu tempat tinggal dan dalam
berbagai hal lainnya yang tak luput dengan membutuhkan bantuan orang lain.
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi dalam hal pangan dan lain sebagainya, manusia sebagai makhluk sosial
cenderung pula berkeinginan untuk menjadi satu dengan alam sekitarnya. Manusia
mencoba untuk memahami bagaimana suatu sumber daya alam dapat menghasilkan
suatu produk untuk memenuhi kelangsungan hidup manusia tersebut, sehingga dalam
proses inilah diperlukannya suatu bentuk interaksi dengan alam sekitar.
B. Macam-macam kelompok sosial
a. In Group dan Out Group
Summer membedakan antara in group dan out group :
In Group merupakan kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu-
individunya untuk mengidentifikasikan dirinya.
5
Contoh : Seorang pelajar dari SMA Islam akan bergaya atau berperilaku sebagaimana
orang mengenal ciri dari SMA Islam tersebut.
Out Group merupakan kelompok sosial yang oleh individunya diartikan sebagai
lawan in Group.
Contoh : Orang-orang kulit hitam di lingkungan orang-orang kulit putih.
b. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
Charles Horton Cooley mengemukakan :
Kelompok primer yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara anggota-
anggotanya, kerja sama yang erat dan bersifat pribadi,interaksi sosial dilakukan secara
tatap muka (face to face).
Contoh : Keluarga. Dalam keluarga setiap anggota keluarga mengenal siapa bapak,
ibu, dan anak.
Kelompok sekunder adalah kelompok sosial yang terdiri dari banyak orang, antara
siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga
sifatnya tidak begitu langgeng.
Contoh : Hubungan kontrak jual beli. Hubungan ini hanya berlangsung pada saat
kedua belah pihak sedang berada pada satu kontrak saja dan pada saat
kontrak mereka habis maka hubungan keduanya biasa saja berakhir.
c. Gemainschaft dan Gesellschaft
Ferdinand Tonnies mengemukakan tentang hubungan antara individu-individu dalam
kelompok sosial sebagai Gemainschaft (paguyuban) dan Gesellschaft (patembayan).
Gemainschaft merupakan bentuk-bentuk kehidupan yang di mana para anggota-
anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat ilmiah, dan kekal.
Contoh: Keluarga merupakan sebuah paguyuban yang sangat nyata karena dalam
keluarga selalu terjalin yang namanya ikatan batin yang kuat dan didasarkan
6
pada rasa cinta. Oleh karena itu, jika ada salah satu anggota keluarga yang
sakit maka orang- orang yang menjadi bagian dari keluarga tersebut akan
menjenguknya walaupun tempat tinggal mereka saling berjauhan.
Gesellschaft (patembayan) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka
waktu tertentu (yang pendek), bersifat pamrih ekonomi atau bersifat kontraktual.
Contoh: Ikatan buruh yang ada di sebuah pabrik. Para buruh yang bekerja di pabrik
tersebut akan menjadi bagian dari organisasi tersebut, namun jika buruh
tersebut keluar dari pekerjaannya sebagai buruh di pabrik tersebut maka ia
tidak lagi menjadi bagian dari ikatan buruh yang ada di pabrik tersebut.
d. Kelompok Formal dan Informal
J.A.A. Van Doorn membedakan kelomok Formal dan Informal.
Kelompok Formal mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh para
anggotanya untuk mengatur hubungan mereka, misalnya pemerintah memilih ketua,
iuran anggota, dll.
Contoh : Organisasi kepemudaan di suatu daerah. Organisasi tersebut memiliki
paraturan yang sangat jelas dan sengaja diciptakan untuk menumbuhkan
rasa kesatuan setiap pemuda yang ada di daerah tersebut. Apabila
seseorang melanggar peraturan yang ada, maka bukan sesuatu yang tidak
mungkin apabila orang tersebut akan mendapatkan sanksi yang telah
disepakati bersama.
Kelompok Informal tidak mempunyai struktur atau organisasi tertentu. Kelompok ini
terbentuk karena pertemuan berulang-ulang, misal kelompok dalam belajar.
Contoh : Kelompok arisan ibu- ibu yang tinggal di RT yang sama. Hal ini dapat
terjadi karena seringnya mereka bertemu dalam sebuah kesempatan dengan
kepentingan yang sama sehingga muncul ide untuk membuat kelompok
arisan untuk RT tersebut.
e. Membership group dan reference group
7
Robert K. Merton membedakan kelompok membership dengan kelompok reference.
Kelompok membership merupakan kelompok yang para anggotanya tercatat secara
fisik sebagai anggota.
Contoh : Membership Fitness Club. Seseorang yang terdaftar menjadi member dari
klub tersebut akan secara otomatis akan ikut mengambil bagian dalam setiap
acara yang diadakan oleh klub tersebut yang membuat mereka mau atau tidak
mau terlibat secara fisik dalam acara yang diadakan tersebut.
Kelompok reference merupakan kelompok sosial yang dijadikan acuan atau rujukan
oleh individu-individu yang tidak tercatat dalam anggota kelompok tersebut untuk
membentuk atau mengembangkan kepribadiannya atau dalam berperilaku.
Contoh : Seseorang yang tidak ikut dalam anggota klub fitness, pada saat mereka
melihat orang- orang yang mengikuti klub fitness memiliki tubuh yang
bagus akan merasa terpancing untuk memiliki tubuh seperti orang yang ikut
dalam klub tersebut walaupun bukan dengan cara ikut dalam klub fitness
juga.
C. Kelompok-kelompok social yang tidak teratur
a. Kerumunan (crowd)
Kerumunan dapat saja memiliki pemimpin, namun tidak mempunyai sistem
pembagian kerja maupun sistem pelapisan sosial. Interaksinya bersifat spontan dan tidak
terduga. Individu-individu yang merupakan kerumunan, berkumpul secara kebetulan di
suatu tempat, dan juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-bentuk kerumunan, yaitu
sebagai berikut :
Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur social :
1. Formal audiences (pendengar yang formal)
Kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan,
tetapi sifatnya pasif.
Contoh : Penonton film, orang-orang yang menghadiri khotbah keagamaan.
8
2. Planned expenssive group (kelompok ekspensif yang telah direncanakan)
Kerumunan yang pusat perhatiannya tak begitu penting, tetapi mempunyai
persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut serta
kepuasan yang dihasilkannya.
Contoh : Orang yang berpesta, berdansa, dan sebagainya.
Kerumunan bersifat sementara :
1. Inconvenient aggregations (kumpulan yang kurang menyenangkan)
Contoh : Orang-orang yang antri karcis, orang-orang yang menunggu bis, dsb.
Dalam kerumunan itu kehadiran orang-orang lain merupakan halangan
terhadap tercapainya maksud seseorang.
2. Panic crowds (kumpulan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik)
Contoh : Orang-orang yang bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dari
suatu bahaya.
3. Spectator crowds (kerumunan penonton)
Terjadi karena ingin melihat suatu kejadian tertentu. Kerumunan semacam ini
hampir sama dengan khalayak penonton, tetapi bedanya adalah bahwa
kerumunan penonton tidak direncanakan, sedangkan kegiatan-kegiatan juga pada
umumnya tak terkendalikan.
Contoh : Ingin melihat korban lalu lintas.
Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hokum (lawless crowds) :
1. Acting mobs (kerumunan yang bertindak emosional)
Bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan
fisik yang brlawanan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Contoh : Aksi demonstrasi dengan kekerasan.
2. Immoral crowds (kerumunan yang bersifat immoral)
9
Hampir sama dengan kelompok ekspresif. Bedanya adalah kerumunan yang
bersifat immoral bertentangan dengan norma-norma masyarakat.
Contoh : Orang-orang mabuk.
b. Publik
Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang tidak
merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi
seperti misalnya pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, radio,
televisi, film, dsb. Setiap aksi publik diprakarsai oleh keinginan individual (contoh :
pemungutan suara dalam pemilihan umum), dan ternyata individu-individu dalam suatu
publik masih mempunyai kesadaran akan kedudukan sosial yang sesungguhnya dan juga
masih lebih mementingkan kepentingan-kepentingan pribadi daripada mereka yang
tergabung dalam kerumunan. Dengan demikian, tingkah laku pribadi kelakuakn publik
didasarkan pada tingkah laku atau perilaku individu.
D. Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota
1. Masyarakat Desa
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat
pemerintahan tersendiri.
Ciri-ciri masyarakat desa :
Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang
lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya
di luar batas wilayahnya.
10
Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat
istiadat, dan sebagainya.
Menurut Landis, terdapat beberapa karateristik masyarakat desa :
Umumnya mereka curiga terhadap orang luar yang masuk
Para orang tua umumya otoriter terhadap anak-anaknya
Cara berfkir dn sikapnya konservatif dan statis
Mereka amat toleran terhadap ninlai-nlai budayanya sendiri, sehingga kurang
toleran terhadap budaya lain
Adanya sikap pasrah menerima nasib dan kurang kompetitif
Memiliki sikap udik dan isolatif serta kurang komunikatif dengan kelompok
sosial diatasnya.
2. Masyarakat Kota
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-
orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
Cirri-ciri masyarakat kota :
Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di
desa.
Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau
individu.
Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai
batas-batas yang nyata.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota dari pada warga desa.
Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada
faktor pribadi.
11
Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar
kebutuhan individu.
Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh.
Karateristik masyarakat kota:
Anonimitas
Kebanyakan warga kota menghabiskan waktunya di tengah-tengah kumpulan
manusia yang anonim.Heterogenitas kehidupan kota dengan keaneka ragaman
manusianya yang berlatar belakang kelompok ras, etnik, kepercayaan, pekerjaan,
kelas sosial yang berbeda-beda mempertajam suasana anonim.
Jarak Sosial
Secara fisik orang-orang dalam keramaian, akan tetapi mereka hidup berjauhan.
Keteraturan
Keteraturan kehidupan kota lebih banyak diatur oleh aturan-aturan legal rasional.
(contoh: rambu-rambu lalu lintas, jadwal kereta api, acara televisi, jam kerja, dll)
Keramaian (Crowding)
Keramaian berkaitan dengan kepadatan dan tingginya tingkat aktivitas penduduk
kota. Sehingga mereka suatu saat berkerumun pada pusat keramaian tertentu yang
bersifat sementara (tidak permanen).
Kepribadian Kota
Sorokh, Zimmerman, dan Louis Wirth menyimpulkan bahwa kehidupan kota
menciptakan kepribadian kota, materealistis, berorientasi, kepentingan, berdikari
(self sufficient), impersonal, tergesa-gesa, interaksi social dangkal, manipualtif,
insekuritas (perasaan tidak aman) dan disorganisasi pribadi.
12
3. Hubungan Desa dan Kota
Masyarakat kota dan desa memiliki hubungan yang saling menuntungkan.
Contonnya, yaitu: seorang petani/peternak dengan seorang pengusaha fast food. Fast food
memebutuhkan bahan makanan yang fresh. Petani/peternak memberikan bahan makanan
ke pengusaha fast food, dan pengusaha fast food mendapat untung dari olahan bahan
makanan dari petani/petrnak. Dan petani/peternak juga mendapat untung dari hasil
penjualan bahan makanan tersebut.
Jadi, masyarakat kota dan desa itu saling berketergantungan. Masyarakat Kota
bergantung pada masyarakat desa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, yaitu: Pangan
(beras, sayur-mayur, buah-buahan, daging, susu, dll) dan membutuhkan pekerja rumah
tangga (pembantu, tukang kebun, supir) dan begitu pun masyarakat desa membutukan
masyarakat kota. Masyarakat desa memerlukan sandang (pakaian), alat modern untuk
mempermudah pekerjaan petani/peternak, obat-obatan dan alat medis yang lengkap, dll.
Tetapi banyak masyarakat kota sekarang yang menganggap remeh masyarakat
desa, karena masyarakat desa tidak begitu mengerti dan kurang update mengenai
tekhnologi. Padahal kalau tidak ada ada petani/peternak, masyarakat kota mau makan
apa? Dan begitu pun sebaliknya, masyakat desa selalu memandang negatif kepada
masyarakat kota karena kehidupannya yang sudah modern. Padahal, kehidupan modern
juga membantu petani/petrnak mempermudah perkerjaan dengan alat-alat modern.
BAB III
PENUTUP
13
KESIMPULAN
1. Manusia sangat memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri, pengakuan dan
tanggapan-tanggapan emosional yang sangat penting artinya bagi pergaulan dan
kelangsungan hidup yang sehat. Inilah kodrat manusia, sebagai makhluk individu dan juga
sebagai makhluk sosial. Tak ada seorangpun yang dapat mengingkari hal ini, karena
ternyata bahwa manusia baru dapat disebut manusia dalam hubungannya dengan orang
lain, bukan dalam kesendiriannya.
2. Masyarakat pedeasaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama
yang berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hamper sama (homogen)
disuatu daerah atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor pertanian
(agraris).Sedangkan masyarakat kota ialah masyarakat yang tinggal di tengah-tengah
kota,gaya hidup individual,jalan pikiran yang rasional dan tidak terikat oleh adapt atau
norma tertentu
3. Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa dan kota,namun diantara kedua
komponen tersebut memiliki hubungan yang signifikan,artinya kehidupan perekonomian
dikota tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari
desa,begitu juga sebaliknya.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
14
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120804055710AACRwWM
http://merryyuch.blogspot.com/2010/03/manusia-sebagai-mahluk-yang-hidup.html
http://estuputri.wordpress.com/2010/05/19/kelompok-kelompok-sosial-yang-tidak-teratur/
http://bagaspramadit.blogspot.com/
http://ekofoundation.wordpress.com/2012/05/25/kelompok-sosial-3/
15