source of candi borobudur rocks

9
Source of Candi Borobudur Rocks : Analysis of Candi Borobudur Rocks Component Relationship With Volcanism Characterisation Surrounding Magelang Area, Central Java Benediktus Ivoni 1 , Imam Farchan Bagus Romario 1 , Michi Oktaviana 1 , Anisa Nevi Saerina 1 1 Teknik Geologi, Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah Abstrak Candi Borobudur merupakan cagar budaya nasional yang dibangun pada abad 700 masehi yang dibangun pada zaman Dinasti Syailendra. Secara geografis, Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Minimnya penelitian tentang riset pada candi ini menyebabkan banyaknya paradigma yang bersifat fiktif pada masyarakat mengenai pembangunan candi ini. Jenis dan sumber batuan dari candi ini masih belum diketahui secara pasti. Secara umum, Candi Borobudur dibangun di atas lakustrin purba yang tersedimentasi oleh material vulkanik akibat aktivitas vulkanik yang berada di sekitar candi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk membandingkan dan mengkorelasikan batuan penyusun Candi Borobudur dengan aktivitas gunungapi sekitar yang memiliki karakteristik yang mirip. Sampel yang berasal dari Candi Borobudur diteliti dan dianalisis secara megaskopis, petrografi, X-Ray Diffraction (XRF) dan X-Ray Fluoresence (XRF). Secara megaskopis dan petrografi batuan penyusun Candi Borobudur memiliki jenis andesit, namun berdasarkan analisis geokimia, batuan penyusun Candi Borobudur memiliki jenis andesit basaltik dengan seri magma calc alkaline dan andesit dengan seri magma thoelitic. Batuan Merapi Tua, Merapi Baru dan Sindoro setelah dianalisis memiliki jenis yang sama dengan Candi Borobudur, yaitu dengan jenis andesit basaltik dengan kemiripan pada nilai alkalinya. Batuan pada Gunung Merbabu dan Gunung Sumbing memiliki kesamaan pada jenis litologi andesitnya. Kata Kunci : Candi Borobudur, Aktivitas Vulkanik, Andesit, Andesit Basaltik Abstract Candi Borobudur is a national geotourism of Indonesia. It was built on 7 th a. d. century by Syailendra Dynasty. Geographically, Borobudur Temple located in Borobudur Village, Magelang Sub-District, Central Java Province. The lack of Research in this site made a fictive paradigm among societies about the constructing process. Type and source of the rocks that constructing this temple currently still unknown. Borobudur Temple was built above a Paleo – Lacustrine area that fully sedimented by volcanism materials of surround volcano. This research is aim about comparing and correlating the Candi Borobudur rocks with surrounding volcanism activities that had the similiar character. Sample of the authentic Candi Borobudur’s Rock was examined and analyzed by megascopic, petrography, X-Ray Diffraction (XRD), and X-Ray Fluorescence (XRF). Based on megascopic and petrography, Borobudur rocks are andesite, but based on geochemical analyze, Borobudur rocks are basaltic andesite with calc alkaline magma series and andesite with thoelitic magma series. Merapi Tua, Merapi Baru and Sindoro rocks have similiar characteristic with Borobudur rocks, they have same type of rocks, basaltic andesite with similiar number of alkali. Merbabu and Sumbing rocks have same type of andesite lithology with the Borobudur rocks. Keywords : Borobudur Temple, Volcanism, Andesite, Basaltic Andesite Pendahuluan Candi Borobudur merupakan salah satu situs peninggalan leluhur yang terletak di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Situs ini merupakan salah satu candi Buddha yang terbesar di Indonesia dan menjadi salah satu monumen Buddha terbesar di dunia. Candi yang tersusun atas batuan-batuan yang telah dipahat dan diukir ini memiliki nilai seni

Upload: imam-farchan-bagus-romario

Post on 15-Jul-2016

243 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Candi Borobudur merupakan cagar budaya nasional yang dibangun pada abad 700 masehi yang dibangun pada zaman Dinasti Syailendra. Secara geografis, Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Minimnya penelitian tentang riset pada candi ini menyebabkan banyaknya paradigma yang bersifat fiktif pada masyarakat mengenai pembangunan candi ini. Jenis dan sumber batuan dari candi ini masih belum diketahui secara pasti. Secara umum, Candi Borobudur dibangun di atas lakustrin purba yang tersedimentasi oleh material vulkanik akibat aktivitas vulkanik yang berada di sekitar candi.Penelitian ini memiliki tujuan untuk membandingkan dan mengkorelasikan batuan penyusun Candi Borobudur dengan aktivitas gunungapi sekitar yang memiliki karakteristik yang mirip. Sampel yang berasal dari Candi Borobudur diteliti dan dianalisis secara megaskopis, petrografi, X-Ray Diffraction (XRF) dan X-Ray Fluoresence (XRF). Secara megaskopis dan petrografi batuan penyusun Candi Borobudur memiliki jenis andesit, namun berdasarkan analisis geokimia, batuan penyusun Candi Borobudur memiliki jenis andesit basaltik dengan seri magma calc alkaline dan andesit dengan seri magma thoelitic. Batuan Merapi Tua, Merapi Baru dan Sindoro setelah dianalisis memiliki jenis yang sama dengan Candi Borobudur, yaitu dengan jenis andesit basaltik dengan kemiripan pada nilai alkalinya. Batuan pada Gunung Merbabu dan Gunung Sumbing memiliki kesamaan pada jenis litologi andesitnya. Kata Kunci : Candi Borobudur, Aktivitas Vulkanik, Andesit, Andesit Basaltik

TRANSCRIPT

Page 1: Source of Candi Borobudur Rocks

Source of Candi Borobudur Rocks : Analysis of Candi Borobudur Rocks Component Relationship With Volcanism Characterisation Surrounding Magelang Area, Central Java

Benediktus Ivoni1, Imam Farchan Bagus Romario1, Michi Oktaviana1, Anisa Nevi Saerina1

1Teknik Geologi, Universitas DiponegoroSemarang, Jawa Tengah

AbstrakCandi Borobudur merupakan cagar budaya nasional yang dibangun pada abad 700 masehi yang dibangun pada zaman Dinasti Syailendra. Secara geografis, Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Minimnya penelitian tentang riset pada candi ini menyebabkan banyaknya paradigma yang bersifat fiktif pada masyarakat mengenai pembangunan candi ini. Jenis dan sumber batuan dari candi ini masih belum diketahui secara pasti. Secara umum, Candi Borobudur dibangun di atas lakustrin purba yang tersedimentasi oleh material vulkanik akibat aktivitas vulkanik yang berada di sekitar candi.Penelitian ini memiliki tujuan untuk membandingkan dan mengkorelasikan batuan penyusun Candi Borobudur dengan aktivitas gunungapi sekitar yang memiliki karakteristik yang mirip. Sampel yang berasal dari Candi Borobudur diteliti dan dianalisis secara megaskopis, petrografi, X-Ray Diffraction (XRF) dan X-Ray Fluoresence (XRF). Secara megaskopis dan petrografi batuan penyusun Candi Borobudur memiliki jenis andesit, namun berdasarkan analisis geokimia, batuan penyusun Candi Borobudur memiliki jenis andesit basaltik dengan seri magma calc alkaline dan andesit dengan seri magma thoelitic. Batuan Merapi Tua, Merapi Baru dan Sindoro setelah dianalisis memiliki jenis yang sama dengan Candi Borobudur, yaitu dengan jenis andesit basaltik dengan kemiripan pada nilai alkalinya. Batuan pada Gunung Merbabu dan Gunung Sumbing memiliki kesamaan pada jenis litologi andesitnya. Kata Kunci : Candi Borobudur, Aktivitas Vulkanik, Andesit, Andesit Basaltik

AbstractCandi Borobudur is a national geotourism of Indonesia. It was built on 7th a. d. century by Syailendra Dynasty. Geographically, Borobudur Temple located in Borobudur Village, Magelang Sub-District, Central Java Province. The lack of Research in this site made a fictive paradigm among societies about the constructing process. Type and source of the rocks that constructing this temple currently still unknown. Borobudur Temple was built above a Paleo – Lacustrine area that fully sedimented by volcanism materials of surround volcano. This research is aim about comparing and correlating the Candi Borobudur rocks with surrounding volcanism activities that had the similiar character. Sample of the authentic Candi Borobudur’s Rock was examined and analyzed by megascopic, petrography, X-Ray Diffraction (XRD), and X-Ray Fluorescence (XRF). Based on megascopic and petrography, Borobudur rocks are andesite, but based on geochemical analyze, Borobudur rocks are basaltic andesite with calc alkaline magma series and andesite with thoelitic magma series. Merapi Tua, Merapi Baru and Sindoro rocks have similiar characteristic with Borobudur rocks, they have same type of rocks, basaltic andesite with similiar number of alkali. Merbabu and Sumbing rocks have same type of andesite lithology with the Borobudur rocks.Keywords : Borobudur Temple, Volcanism, Andesite, Basaltic Andesite

Pendahuluan

Candi Borobudur merupakan salah satu situs peninggalan leluhur yang terletak di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Situs ini merupakan salah satu candi Buddha yang terbesar di Indonesia dan menjadi salah satu monumen Buddha terbesar di dunia. Candi yang tersusun atas batuan-batuan yang telah dipahat dan diukir ini memiliki nilai seni estetika yang indah, sehingga menjadi salah satu objek pariwisata yang terkenal hingga mancanegara. Keindahan ukiran dan pahatan batuan yang tersusun menjadi sebuah candi, menyisakan suatu pertanyaan mengenai sejarah pembangunan Candi Borobudur. Minimnya penelitian ilmiah tentang sejarah pembangunan candi ini menjadi misteri yang belum terpecahkan hingga sekarang, akhirnya semakin banyak spekulasi yang menyebutkan asal muasal pembentukan Candi Borobudur yang bersifat fiktif dan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Mengetahui asal batuan penyusun Candi Borobudur merupakan salah satu bagian terpenting untuk mengetahui sejarah pembangunan sejarah Candi Borobudur, karena dengan mengetahui asal batuan

penyusun Candi Borobudur, maka dapat diketahui juga sejarah pembangunan Candi Borobudur dengan bantuan ilmu interpretatif berdasarkan data yang dimiliki.

Metode dan Data

Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk mengetahui petrogenesis batuan adalah analisisis petrografi, XRD dan XRF. Batuan dengan kode batuan BDR-1 adalah batuan yang dianalisis menggunakan analisis petrografi, XRD dan XRF unsur jejak, dan juga terdapat tiga buah sampel batuan penyusun Candi Borobudur yang hanya menggunakan analisis XRF oksida utama, batuan tersebut adalah batuan dengan kode batuan BDR-2A, BDR-2B dan BDR-2C.Analisis petrografi digunakan untuk mengetahui komposisi mineral batuan secara deskriptif, dari analisis ini juga dapat diketahui petrogenesis batuan. Berdasarkan analisis petrogenesis ini, batuan Borobudur (kode BDR-1) memiliki komposisi batuan berupa diopsid, augit, hipersten, sanidin, labradorit, albit dan mineral opak. Analisis petrografi dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 2: Source of Candi Borobudur Rocks

Analisis XRD digunakan untuk mengetahui komposisi mineral batuan secara kuantitatif, analisis ini digunakan sebagai data pendukung dalam penentuan petrogenesis batuan. Berdasarkan analisis ini, mineral-mineral yang

dibaca dari grafik XRD antara lain adalah Enstantite, Labradorit, Albit, Rubidium Copper Iron dan Diopsid. Hasil dari analisis XRD dapat dilihat pada gambar 2.

Analisis XRF digunakan untuk mengetahui komposisi oksida utama dan unsur jejak batuan yang digunakan sebagai data pendukung dalam menentukan petrogenesis batuan dan penamaan batuan secara komposisi kimiawi.

Hasil analisis XRF unsur jejak yang terdapat pada batuan dengan kode batuan BDR-1 dapat dilihat pada tabel 2, sedangkan hasil analisis XRF oksida utama yang terdapat pada batuan dengan kode batuan BDR-2A, BDR-2B dan BDR-2C dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 2 Unsur jejak kode batuan BDR-1 (dalam ppm)

Kode Fe Ca Ti Mn Sr Sn Zr Zn

BDR-1 28696,33 26559 2506,667 784 355,3333 24,66667 75 30,66667

Cu Nb Mo Sb

9 9,666667 5,333333 33

Gambar di atas merupakan pengamatan petrografi dari batuan dengan kode sampel BDR-1. Terdapat mineral berupa diopsid (5%), augit (5%), hipersten (10%), sanidin (5%), labradorit (50%), albit (1%) dan mineral opak (19%)Gambar 1 Pengamatan mikroskopis BDR-1

Tabel 1 Perbandingan mineral dan komposisinya

Gambar di atas merupakan hasil dari XRD batuan dengan kode sampel BDR-1. Terdapat mineral berupa enstantite (49,2%), labradorit (19,7%), Albit (22,3%), Rubidium Copper Iron (6,2%) dan diopsid (2,6%)Gambar 2 Grafik XRD batuan dengan kode BDR-1

Page 3: Source of Candi Borobudur Rocks

Tabel 3 Oksida utama batuan BDR-2A, BDR-2B dan BDR-2C (dalam persen) (Wijayanti, 2014)

Oksida Utama Kode BatuanBDR-2A BDR-2B BDR-2C

SiO2 54,61 61,74 53,81Al2O3 18,31 18,12 19,12Fe2O3 8,47 5,09 8,51MnO 0,18 0,17 0,19MgO 2,8 1,53 2,81CaO 8,38 6,51 8,74Na2O 3,49 3,82 3,44K2O 1,67 1,84 1,72TiO2 0,879 0,542 0,834P2O5 0,33 0,25 0,3LOI 0,71 1,26 0,95Total 99,83 100,9 100,4

Hasil dan PembahasanPetrogenesis Batuan Candi BorobudurBerdasarkan pengamatan mikroskopis, batuan dengan kode batuan BDR-1 memiliki tekstur euhedral, tingkat keseragaman mineral afanitik dan tingkat kristalisasi holokristalin. Mineral-mineral yang menyusun batuan ini berupa diopsid (5%), augit (5%), hipersten (10%), sanidine (5%), labradorit (50%), albit (1%) dan mineral opak (19%).Mineral afanitik merupakan keadaan pembentukan mineral dimana magma membeku secara cepat. Keadaan ini akan menyebabkan ion-ion kehilangan pergerakannya dan membuatnya langsung bergabung membentuk kristal-kristal, namun mineral-mineral akan terbentuk dengan ukuran yang relatif kecil (Lutgens, 2012). Lokasi pembekuan magma yang terjadi secara cepat dapat terjadi pada daerah dekat permukaan. Suhu permukaan bumi memiliki suhu yang relatif rendah daripada bagian bawah permukaan bumi, hal ini menyebabkan magma yang berada di dekat permukaan akan mengalami pembekuan yang relatif cepat. Batuan ini diperkirakan terbentuk pada daerah vulkanik.Tingkat kristalisasi batuan berupa holokristalin, keadaan ini merupakan keadaan dimana batuan tersusun seluruhnya atas mineral. Hal ini mengindikasikan bahwa selama pembekuan batuan, tidak ada ion-ion yang berubah menjadi gelas saat terjadinya pembentukan mineral.Mineral yang menyusun batuan ini terdiri dari tiga kelompok mineral umum, yaitu kelompok mineral piroksen (diopsid, augit dan hipersten), plagioklas (sanidin, labradorit dan albit) dan mineral opak yang tidak dapat diidentifikasi saat analisis petrografi. Kelompok mineral piroksen dalam Bowen Reaction Series merupakan kelompok mineral yang terbentuk karena adanya ion of iron (ion besi) dan magnesium tergabung dalam struktur silika saat pembekuan magma. Jenis plagioklas yang dominan ada pada kelompok mineral plagioklas adalah labradorit, dalam Bowen Reaction Series yang dimodifikasi oleh Woods (2009), labradorit merupakan salah satu jenis calc alkaline plagioclase.Calc alcaline plagioclase merupakan pembentukan mineral plagioklas yang dipengaruhi oleh seri magma calc alkaline. Seri magma calc alkaline merupakan magma yang memiliki komposisi berupa magnesium,

besi, kalsium dan sodium dalam jumlah banyak. Magma calc alkaline juga kaya akan mineral-mineral alkali dan alkali metal. Menurut Hefferan (2010), magma calc alkaline banyak terbentuk pada zona konvergen.Data XRD menunjukkan bahwa batuan ini memiliki keterdapatan mineral berupa enstantit (49,2%), labradorit (19,7%), albit (22,3%), rubidiumcopper iron (6,2%) dan diopsid (2,6%). Secara umum mineral yang bersifat mafik (enstantit dan diopsid) memiliki persentase sebesar 51,8% dan mineral yang tergabung dalam mineral yang bersifat intermediet (labradorit dan albit) sebesar 42%, hal ini mengindikasikan bahwa batuan ini memiliki petrogenesis terbentuk oleh kerak samudera yang lebih dominan daripada kerak benua saat proses subduksi (Frost, 2014).Analisis lainnya yang dapat digunakan berdasarkan unsur-unsur jejak pada kode batuan BDR-1 adalah analisis Zr/Ti menurut Pearce and Cann (dalam Hefferan, 2010) untuk mengetahui kondisi pembentukan batuan.

Analisis ini ditunjukkan pada diagram diskriminasi Zr/Ti seperti ditunjukkan pada gambar 3.Analisis unsur jejak Zr/Ti menunjukkan bahwa batuan BDR-1 masuk ke dalam jenis calc alkaline basalt. Hal ini

Berdasarkan analisis Zr/Ti, batuan BDR-1 memiliki jenis basaltik dengan seri magma calc alkaline.Gambar 3 Diagram diskriminasi basalt Zr/Ti modifikiasi dari Pearce Cann, 1973

Page 4: Source of Candi Borobudur Rocks

memberikan pengertian bahwa batuan ini memiliki komposisi dengan sifat basaltik namun secara mikroskopis dan megaskopis memiliki sifat andesit.Berdasarkan analisis di atas, maka dapat diperkirakan bahwa batuan dengan kode batuan BDR-1 terbentuk pada daerah vulkanik, terbentuk dari seri magma calc alkaline, terbentuk akibat adanya subduksi antara lempeng samudera dan lempeng benua namun memiliki dominasi partial melting lempeng samudera dan batuan ini bernama andesit basaltik.Analisis oksida utama digunakan untuk menentukan nama batuan dengan kode batuan BDR-2A, BDR-2B dan BDR-2C menggunakan diagram TAS. Hasil dari penentuan nama batuan tersebut merupakan perbandingan antara persentase silika (SiO2) terhadap persentase alkali batuan (Na2O + K2O). Analisis pada diagram TAS ditunjukkan pada gambar 4.Gambar di samping menunjukkan bahwa batuan dengan kode batuan BDR-2A dan BDR-2C memiliki nama andesit basaltik dengan seri magma calc alkaline, sedangkan batuan dengan kode batuan BDR-2B memiliki nama andesit dengan seri magma thoelitic.Gunungapi SekitarBerdasarkan data analisis dari batuan-batuan Candi Borobudur di atas, maka dapat diperkirakan bahwa batuan tersebut berasal dari material-material vulkanik. Material vulkanik sangat berasosiasi dengan kehadiran

gunungapi. Gunungapi yang berada di sekitar Candi Borobudur diperkirakan menjadi sumber dari batuan penyusun Candi Borobudur. Hal ini diperkuat dengan morfologi regional, dimana terdapat beberapa gunungapi yang berada di sebelah utara dari Candi Borobudur. Gunungapi tersebut adalah Gunung Merapi, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro dan Gunung Merbabu. Secara umum gunungapi tersebut masuk ke dalam Busur Sunda yang terbentuk akibat adanya proses subduksi antara lempeng benua dan lempeng samudera.A. Gunung Merapi

Gunung Merapi menurut Berthommier (1990), memiliki beberapa periode gunung, diantaranya adalah Pra Merapi (< 400.000 tahun lalu), Gunung Merapi Tua (60.000-8.000 tahun lalu), Merapi Pertengahan (8.000-2.000 tahun lalu) dan Merapi Baru (2.000 tahun lalu-sekarang). Secara umum batuan Merapi memiliki karakteristik tersusun atas plagioklas, olivin, piroksen, magnetit dan amphibol. Batuan yang ada di Gunung Merapi merupakan batuan dengan sifat andesitik maupun andesit basaltik. Data unsur oksida Merapi Tua dan Merapi Baru dapat dilihat pada tabel 4. Diagram TAS dan Diagram AFM dari Gunung Merapi dapat dilihat pada gambar 5.

Tabel 4 Data oksida utama Merapi Tua dan Merapi Baru (dalam persen) (Berthommier, 1990)

Berdasarkan analisis oksida utama, Batuan Borobudur memiliki dua jenis batuan, andesit basaltik dengan seri magma calc alkaline dan andesit dengan seri magma thoelitic.Gambar 4 (atas) Diagram total alkali / silika (TAS) batuan Candi Borobudur modifikasi dari Le Bas, 1991 (bawah) Diagram AFM batuan Candi Borobudur modifikasi dari Winter, 2001

Page 5: Source of Candi Borobudur Rocks

Oksida Utama Merapi Tua Merapi BaruSiO2 53,1 55,2Al2O3 18,5 18,87Fe2O3 4,8 5,18FeO 4,6 1,98MnO 0,12 0,14MgO 3,2 2,34CaO 8,43 9,02Na2O 3,01 3,52K2O 1,08 1,42TiO2 0,8 0,72P2O5 0,17 0,35Total 97,81 98,69

B. Gunung MerbabuMenurut Neuman van Padang (1951), secara umum batuan yang dihasilkan oleh Gunungapi Merbabu adalah basalt olivin augit, andesit augit dan andesit hornblende hipersten augit. Melihat karakteristik batuan yang sifatnya basaltik dan andesitik, diperkirakan terjadi perubahan komposisi magma dalam beberpa periode seperti yang terjadi pada Gunung Merapi. Adanya kelompok mineral olivin menandakan bahwa batuan tersebut memiliki nilai silika yang rendah dan bersifat basaltik. Hal ini diperkuat dengan sifat letusan Gunung Merbabu efusif yang berasal dari kegiatan erupsi pusat maupun samping, meskipun erupsi Gunung Merbabu juga bersifat eksplosif. Sifat eksplosif ini dapat dibuktikan dengan adanya endapan piroklastik yang tebal.

C. Gunung SumbingGunung Sumbing merupakan gunungapi yang menghasilkan batuan dengan kandungan K2O yang relatif rendah dan memiliki tipe thoelitik. Jenis batuan yang terdapat pada gunung api ini memiliki sifat andesitik hingga dasitik. Menurut Thanden dkk. (1996), batuan yang menyusun Gunung Sumbing antara lain andesit augit olivin, pada beberapa tempat ditemukan sebagai aliran lava, sedangkan pada stratigrafi yang lebih tua (Pleistosen), ditemukan andesit augit. Perbedaan komposisi mineral ini menandakan bahwa Gunung Sumbing mengalami perubahan komposisi magma yang mengarah ke sifat basaltik.

D. Gunung SindoroMenurut Neumann van Padang (1951), Gunung Sindoro tersusun oleh litologi berupa andesin hipersten augit untuk aliran lava di lereng selatan, andesit hornblenda hipersten augit unutk aliran lava muda di lereng barat-barat daya, lava basalt olivin augit dan andesit hipersten augit dari bukit di kaki timur laut. Kadar SiO2 dari batuan disini memiliki kisaran antara 50,7% -56,79% dan tergolong dalam tipe magma basalt hingga basalt trachy andesit dengan seri magma calc alkalilne. Kadar SiO2 dan oksida utama lainnya dapat dilihat pada tabel di 5. Diagram TAS dan diagram AFM Gunung Sindoro dapat dilihat pada gambar 6.

Berdasarkan analisis oksida utama, Batuan Merapi Tua dan Merapi Baru memiliki jenis batuan yang sama, yaitu andesit basaltik dengan seri magma calc alkaline.Gambar 5 (atas) Diagram total alkali / silika (TAS) Gunung Merapi modifikasi dari Le Bas, 1991 (bawah) Diagram AFM Gunung Merapi modifikasi dari Winter, 2001

Page 6: Source of Candi Borobudur Rocks

Tabel 5 Data oksida utama Gunung Sindoro dengan Kode 71-1026, 1024, 1022 dan 1028 (dalam persen)(Nichols, 1972)

Oksida Utama Kode Batuan71-1026 1024 1022 1028

SiO2 50,7 54,65 54,9 56,79Al2O3 19,4 18,49 18,5 17,71FeO 6,46 5,18 5,21 4,3MnO 0,19 0,21 0,2 0,16MgO 4,68 3,05 2,9 3,56CaO 9,01 7,5 7,56 6,84Na2O 3,25 3,57 3,58 3,46K2O 1,08 1,91 2,00 1,82TiO2 1,08 0,72 0,75 0,83P2O5 0,26 0,35 0,36 0,25LOI 0,42 0,56 0,43 1,00Total 99,85 99,12 99,37 99,85

Keterkaitan Gunungapi dan Candi BorobudurPerbandingan antara beberapa sampel batuan penyusun Candi Borobudur yang berupa andesit dan andesit basaltik memiliki beberapa kemiripan dengan batuan yang berasal dari gunung-gunung sekitarnya. Gunung Merapi dan Gunung Sumbing memiliki kemiripan pada unsur alkalinya (K2O) terutama pada batuan yang bersifat basaltik, sedangkan Gunung Sumbing dan Gunung Merbabu memiliki kemiripan pada litologi dengan batuan penyusun Candi Borobudur terutama pada batuan yang bersifat andesitik.Gunung Merapi dan Gunung Sumbing yang terdapat data geokimia oksida utamanya menyebutkan bahwa nilai K2O Gunung Merapi dan Gunung Sindoro memiliki nilai K2O yang tidak terlalu jauh dengan beberapa sampel batuan Candi Borobudur. Seri magma pada andesit basaltik batuan Candi Borobudur juga memiliki kesamaan dengan seri magma pada andesit basaltik Gunung Merapi dan Gunung Sindoro, keduanya memiliki seri magma calc alkaline. Batuan tersebut diperkirakan merupakan menjadi sumber batuan yang bersifat basaltik (berwarna lebih gelap).Pada Gunung Merbabu dan Gunung Sumbing, umumnya memiliki batuan dengan jenis batuan yang bersifat andesitik, batuan ini diperkirakan merupakan menjadi

sumber batuan Candi Borobudur yang bersifat andesitik (berwarna lebih cerah).Hal ini diperkuat jika dilihat dari sudut pandang morfologi regional. Meninjau sisi morfologi, Candi Borobudur terletak di bagian rendahan dan dialiri oleh sungai yang memiliki muara dari gunungapi yang ada disekitar Candi Borobudur, sungai tersebut adalah Sungai Elo dan Sungai Progo. Material vulkanik yang keluar dari proses vulkanisme diperkirakan terbawa oleh media sungai yang berada di sektiar Borobudur. Batuan yang mengalami proses transportasi kemudian akan terdeposisi ketika energi transportasi sudah tidak mampu membawa material vulkanik tersebut. Material yang terdeposisi tersebut kemudian digunakan oleh masyarakat setempat untuk membangun sebuah candi, bernama Candi Borobudur.

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari paper ini antara lain adalaha) Batuan yang menyusun Candi Borobudur adalah

andesit basaltik dengan seri magma calc alkaline dan andesit dengan seri magma thoelitic.

Berdasarkan analisis oksida utama, Batuan Gunung Sindoro memiliki tiga jenis batuan, yaitu andesit basaltik, basalt dan basaltik trachyandesit dengan seri magma calc alkaline.Gambar 6 (kiri) Diagram total alkali / silika (TAS) batuan Gunung Sindoro modifikasi dari Le Bas, 1991 (kanan) Diagram AFM batuan Gunung Sindoro modifikasi dari Winter, 2001

Page 7: Source of Candi Borobudur Rocks

b) Keterkaitan antara batuan penyusun Candi Borobudur dan gunungapi sekitarnya adalah gunungapi sektiar Candi Borobudur menjadi sumber utama bagi batuan-batuan yang disusun pada candi. Batuan yang bersifat basaltik atau berwarna gelap diperkirakan berasal dari Gunung Merapi dan Gunung Sindoro, batuan ini juga memiliki nilai alkali (K2O) dan seri magma yang mirip dengan Candi Borobudur. Batuan yang bersifat andesitik atau berwarna cerah diperkirakan berasal dari Gunung Sumbing dan Gunung Merbabu, hal ini ditinjau dari kemiripan jenis litologi yang sifatnya andesitik.

Daftar Pustaka

Berthommier, P.C. 1990. Etude volcanologique du Merapi (Centre Java) Te’phrostratigraphie et chronologie-mecanismeseruptifs. Unpublished thesis, University of Blaise Pascal, Clermont-Ferrand.

Bronto, Sutikno. 2013. Geologi Gunungapi Purba. Bandung : Badan Geologi

Frost, B. Ronald dan Frost, Carol D. 2014. Essentials of Igneous and Metamorphic Petrology. United States of America : Cambridge University Press

Hefferan, Kevin dan O’Brien, John. 2010. Earth Materials. UK : Willey-Blackwell

Le Bas, M.J. dan Streckeisen, A.L.. 1991. The IUGS Systematics of Igneous Rocks. London : Journal of the Geological Society

Lutgens, Frederick K. 2012. Essential of Geology 11th edition. New Jersey : Pearson Prentice Hall

Nicholls I. A dan Whitford MS., D.J. & . 1973. Report on Geochemical investigations of the volcanic rocks of java. Department of Geophysics and Geochemistry Australian National University, Australia.

Padang, N.V. 1951. Catalogue of the Active Volcanoes of the World Including solfatara fields. Napoli, Italia.

Thanden, R.E., Sumadirdja, H., Richards, P.W., Sutisna, K. 1996. Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang, Jawa. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi

Wijayanti, Etty. 2012 . Tugas Akhir : Petrogenesis dan Proses Pelapukan Batuan Penyusun Candi Borobudur Serta Batuan Di Sekitar Candi Borobudur Berdasarkan Analisis Petrografi dan Geokimia. Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada

Winter, John D. 2001. An Introduction to Igneous and Metamorphic Petrology. New Jersey : Prentice Hall Inc.

Verbeek, R. D. M. 1986. The Merbaboe, Java en Madoera (Terjemahan). Bandung : Arsip Direktorat Vulkanologi.