spektek pematangan tanah upi.pdf
TRANSCRIPT
-
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN
Jalan Gunung Sahari Raya No 11 Telp. 6007251, 6286625, Sentral 6007252, 6007244, Fax. 6241617, 6007247
JAKARTA PUSAT Kode Pos 10720
SPESIFIKASI TEKNIS
Organisasi/SKPD : 2.05.001 DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Urusan : 2.05 PERIKANAN, KELAUTAN DAN
PETERNAKAN Program : 2.05.01 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perikanan, Kelautan dan Peternakan Kegiatan : 2.05.01.014 Pematangan Tanah Untuk Lahan Unit Pengolah
Ikan (UPI) Kode Rekening : 5.2.3.26.17 Belanja Modal Pengadaan
Konstruksi/Pembelian Dermaga Laut Lokasi : 00000 Provinsi DKI Jakarta
2014
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................... i
BAB 1 SYARAT SYARAT UMUM PEKERJAAN ......................................... I 1 PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN ...................................................................... I 1 PASAL 2 MEMULAI KERJA ............................................................................... I 1 PASAL 3 PELAKSANAAN PEKERJAAN .......................................................... I 1 PASAL 4 MOBILISASI ........................................................................................ I 1 PASAL 5 PAPAN NAMA PROYEK..................................................................... I 2 PASAL 6 KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN ......................................... I 2 PASAL 7 RENCANA KERJA ............................................................................... I 2 PASAL 8 DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN,
PAGAR PROYEK ................................................................................. I 2 PASAL 9 KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA ................................ I 3 PASAL 10 TENAGA DAN SARANA KERJA ...................................................... I 3 PASAL 11 PERSYARATAN DAN STANDARISASI ........................................... I 4 PASAL 12 LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN ...................... I 5 PASAL 13 PENJELASAN RKS DAN GAMBAR ................................................. I 5 PASAL 14 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR ............................................. I 7 PASAL 15 KETENTUAN & SYARAT BAHAN BAHAN ................................. I 7 PASAL 16 PEMERIKSAAN BAHAN BAHAN ................................................. I 9 PASAL 17 SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR ................................................... I 9 PASAL 18 PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA ..................................................... I 9 PASAL 19 PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN DAN PENENTUAN PEIL I 10 PASAL 20 PEMASANGAN BOUWPLANK .......................................................... I 10 PASAL 21 PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN ............................................... I 11
BAB 2 SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN URUGAN/REKLAMASI ........................................................................... II 1 PASAL 1 UMUM ................................................................................................. II 1 PASAL 2 TEMPAT PEMBUANGAN ................................................................... II 1 PASAL 3 KLASIFIKASI GALIAN ....................................................................... II 1 PASAL 4 PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN .................................... II 2 PASAL 5 PENGURUGAN DI SEKITAR BANGUNAN ...................................... II 3 PASAL 6 PENANAMAN RUMPUT ..................................................................... II 4 PASAL 7 MATRAS/CERUCUK DOLKEN .......................................................... II 4 PASAL 8 GEOTEXTILE ....................................................................................... II 5
BAB 3 SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN TALUD BETON ......................................................................................... III 1 PASAL 1 UMUM ................................................................................................. III 1 PASAL 2 PEKERJAAN PENGUKURAN ............................................................. III 1 PASAL 3 PEKERJAAN BETON CAST IN SITU ................................................. III 2
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-1
BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja meliputi :
(1) Pekerjaan Persiapan (2) Pekerjaan Urugan/Reklamasi (3) Pekerjaan Balok Beton
PASAL 2
MEMULAI KERJA
(1) Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja (SPK), pihak Kontraktor harus sudah memulai melaksanakan pembangunan fisik secara
nyata di lapangan.
(2) Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang
telah dibuat oleh Pengguna Jasa
PASAL 3
PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1) Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik kontraktor diwajibkan bekerja sama dengan Pengguna Jasa/Konsultan Pengawas.
(2) Pada waktu pelaksanaan pekerjaan, kontraktor tidak diperkenankan mengadakan perubahan konstruksi ataupun perubahan gambar tanpa persetujuan Pengguna
Jasa/Konsultan Pengawas.
(3) Semua perubahan gambar ataupun perubahan konstruksi harus diusulkan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan dan dibuat berita acara bersama.
PASAL 4
MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
(1) Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu
akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
(2) Pembuatan kantor Kontraktor, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk keperluan pekerjaan ini.
(3) Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat membuat berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan
instalasinya.
(4) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
PASAL 5
PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas
biaya Kontraktor.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-2
PASAL 6
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
(1) Di lapangan Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut Site Manajer yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor.
(2) Dengan adanya Pelaksana tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
(3) Kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin/Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapat persetujuan.
(4) Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin/Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas bahwa Pelaksana dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk
mengganti Pelaksana. (5) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus
sudah menunjuk Pelaksana yang baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.
PASAL 7
RENCANA KERJA
(1) Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-curve bahan
dan tenaga.
(2) Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (delapan) hari kalender setelah
Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor.
(3) Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pengguja Jasa.
(4) Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pengguja Jasa dan Perencana.
(5) Kontraktor dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan harus selalu sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.
(6) Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
PASAL 8
DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK
(1) Direksi Keet ( Los Pengawas ) Kontraktor harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk keperluan
Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi permanen.
(2) Kantor Kontraktor, Los Kerja Dan Gudang Bahan. Kontraktor atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor Kontraktor dilapangan, los
kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk menyimpan
barang-barang, yang mana tempatnya / lokasinya akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas / Personalia Proyek.
(3) Kontraktor berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan los Kontraktor, los Pengawas beserta inventarisnya.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-3
(4) Pagar Pengaman Proyek Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Pengguna Jasa dapat
memerintahkan kepada Kontraktor untuk memagari sekelilingnya sehingga aman.
Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran Pemborong . Tinggi
Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari seng
gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat / tiang pagar dari kayu Dolken / kayu
Borneo ukuran 5/7, memenuhi persyaratan kekuatan dan atau sesuai dengan peraturan
Pemerintah Daerah setempat.
(5) Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai oleh Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan /pekerjaan tersebut,
harus segera dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor dan bahan-bahan bekasnya
menjadi milik Kontraktor.
(6) Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek yang dibuat oleh Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh
Pengguna Jasa, namun apabila dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan kepada
Kontraktor untuk segera membongkarnya dan membersihkannya, dan bahan-bahan
bekasnya diserahkan kepada Pengguna Jasa.
PASAL 9
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA
(1) Selama masa pekerjaan, Kontraktor harus senantiasa memelihara kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di
suatu tempat yang telah ditentukan.
(2) Kontraktor berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.
(3) Kontraktor berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan. (4) Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan
peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya
kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.
(5) Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor selekas mungkin memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
kecelakaan itu.
PASAL 10
TENAGA DAN SARANA KERJA
Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan bahan, alat alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai
dengan sempurna sampai dengan diserahterimakannya pekerjaan tersebut kepada Owner.
(1) Tenaga Kerja/Tenaga Ahli Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Sesuai yang tercantum dalam LDP.
(2) Peralatan Kerja Menyediakan alat alat bantu, seperti mesin las, alat alat bor, alat alat pengangkat
dan pengangkut serta peralatan peralatan lain yang benar benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-4
(3) Bahan Bahan Bangunan Menyediakan bahan bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang dilaksanakan serta pengiriman material harus tepat waktu sesuai
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
(4) Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja. a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa
di area pekerjaan atau disuplay dari luar.
b. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari
Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang senantiasa terisi penuh dengan kapasitas 3,5 m3
d. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, pembangunan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas
petunjuk pengawas.
PASAL 11
PERSYARATAN DAN STANDARISASI
1. Persyaratan Pelaksanaan Untuk menghindari klaim dari User/Proyek dikemudian hari maka Kontraktor harus
betul betul memperhatikan semua pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan ukuran jadi (finished) sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS. Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan
syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan
sesuai dengan rencana kerja dan Syarat Syarat Teknis dan Petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan dilapangan, kontraktor wajib memperhatikan
dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan
Struktur, utilitas, Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Konsultan
Pengawas.
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan :
a. Site Manager/Pelaksana sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan
guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
b. Buku harian untuk :
Kunjungan tamu tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
Mencatat semua petunjuk petunjuk, keputusan keputusan dan detail dari pekerjaan.
c. Alat alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
1 (satu) Kamera.
1 (satu) alat ukur schuifmat.
1 (satu) alat ukur panjang 50 m, 5 m.
1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm. 2. Standard yang dipergunakan Semua pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standard
Industri Konstruksi, Peraturan Nasional Lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan antara lain :
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-5
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
N1-3 PMI PUBB : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
SII : Standar Industri Indonesia
SNI 03-2874-2002 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air. Serta :
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang keselamatan tenaga kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Peraturan Daerah (Perda) setempat. Jika tidak terdapat didalam Peraturan/Standar/Normalisasi tersebut diatas, maka
berlaku Peraturan/Standard/Normalisasi International ataupun dari Negara asal
produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan.
Selain ketentuan ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
Dokumen lelang yang sudah disyahkan (Gambar Kerja, RKS, BQ, Aanwijzing dan Surat Perjanjian Kontrak).
Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor dan sudah disetujui/disahkan oleh Owner dan Konsultan Pengawas.
PASAL 12
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
(1) Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat laporan harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/Pekerjaan, baik teknis maupun
administrasi.
(2) Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus memberikan data data yang diperlukan menurut data keadaan sebenarnya.
(3) Pengawas Lapangan juga harus membuat laporan mingguan dan laporan bulanan secara rutin.
(4) LaporanLaporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Owner untuk bahan monitoring.
PASAL 13
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Bila gambar yang tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS), maka
yang mengikat/berlaku adalah RKS.
2. Harus juga disadari bahwa revisirevisi pada alignment, lokasi, seksi (bagian) dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan
tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari
ketidak sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang
tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin
diperlukan oleh keadaan dimana konstruksi atau lainlainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
3. Konsultan pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-6
4. Ukuran a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi ukuran dari :
As as Luar luar Dalam dalam Luar dalam b. Ukuran ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam mm
(millimeter)
c. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikankeputusan ukuran
mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
d. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan Pengawas.
Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disyahkan secara tertulis.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran ukuran yang tercantum didalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan konsultan
pengawas/Direksi Teknis, dan apabila terjadi kesalahan akibat kelalaian kontraktor
dalam berkoordinasi dengan konsultan pengawas/Direksi Teknis maka menjadi
tanggung jawab kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
5. Perbedaan Gambar a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.
Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian didalam pelaksanaan satu
bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka
didalam hal terdapat ketidakjelasan, kesimpang-siuran, perbedaan perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian dan keragu raguan diantara setiap Gambar kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis
secara tertulis, dan mengadakan pertemuan dengan konsultan Pengawas/Direksi
Teknis dan Konsultan Perencana, untuk mendapatkan keputusan gambar mana yang
akan dijadikan pegangan.
b. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang/meng-Klaim biaya maupun waktu pelaksanaan.
6. Shop Drawing Shop Drawing merupakan gambar detail pelaksanaan dilapangan yang harus dibuat
oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail Khusus yang belum tercakup
lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas.
Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik
yang belum tercakup secara lengkap didalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun
didalam buku ini.
Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada konsultan Pengawas untuk
diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari proyek dan harus
digambar pada kertas kalkir yang dapat direporduksi.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-7
7. Perubahan, penambahan, pengurangan pekerjaan dan pembuatan as-built drawing. a. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumentasi Kontrak.
b. Setelah Pekerjaan selesai dan diserahterimakan, Kontraktor dikerjakan/dibangun oleh kontraktor (As-Built Drawing). Biaya untuk penggambaran As-Built Drawing, sepenuhnya menjadi danggungan kontraktor.
PASAL 14
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
(1) Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
(2) Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Owner untuk melihat, mengawasi, menegur, atau memberi instruksi tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut
diatas.
(3) Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut
dengan biaya Kontraktor sendiri.
(4) Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran saran perbaikan kepada Owner melalui konsultan Pengawas.
Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang
timbul.
(5) Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
(6) Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab kontraktor.
(7) Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material, barang milik proyek, Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang
ada dilapangan, maupun bangunanyang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
(8) Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggungan kontraktor.
PASAL 15
KETENTUAN & SYARAT BAHAN BAHAN
1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan SyaratSyarat (RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahanbahan yang akan dipergunakan maupun syaratsyarat pelaksanaan harus memenuhi syaratsyarat yang tercantum dalam Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982),
Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan ketentuan dan syarat bahan bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat
lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang
dimaksudkan.
2. Merk pembuatan bahan/material & komponen jadi. a. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk pembuatan atau merk
dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas/setara dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-8
Setiap keteranan mengenai peralatan, material, barang atau proses, dalam bentuk
nama dagang, buatan atau nomor catalog tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya
membatasi persaingan, peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian
itu. Seluruh material paten. Itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik
yang membuatnya.
b. Bahan/material dan komponen jadi dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebu,
mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
c. Apabila dianggap perlu, konsultan pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau dalam hal ini, kontraktor tidak berhak
mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah .
d. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
e. Penggunaan bahan produk lain yang setara dengan apa yang dipersyaratkan harus disertai test dari laboratorium local / dalam negeri baik kualitas, ketahanan
sertakekuatannya dan harus disetujui oleh konsultan pengawas secara tertulis dan
diketahui oleh Konsutan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium (uji beton ), maka biaya tersebut
harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya tambah.
3. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh contoh semua bahan bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada konsultan pengawas/Direksi dan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis semua bahan bahan tersebut didatangkan/dipakai.
Contoh bahan tersebut harus diserhakan kepada konsultan pengawas dan perencana
adalah sebanyak empat (4) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan
standard of Appearance dan disimpan diruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan kepada kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah penyerahan
contoh bahan tersebut.
5. Penyimpanan material Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
a. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaiannya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang
bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi.
b. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (leveling) menurut
pentunjuk Konsultan Pengawas.
c. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainasi/pematusan dari
kandungan air/cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa
sehingga tidka menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar mengatur kadar
air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis demi
lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari satu meter. Tinggi tempat penyimpanan
tidak lebih dari lima meter.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-9
PASAL 16
PEMERIKSAAN BAHAN BAHAN
1. Bahan bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam pasal 14 diatas.
2. Bahan bahan yang tidak memenuhi syarat syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari lapangan
bangunan selambat lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan. 3. Apabila sesudah bahan bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh
Pengawas/Direksi/Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh pelaksana, maka
Konsultan Pengawas/Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada
kontraktor yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembngokaran tersebut
menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap
dikenakan sebesar 1o/oo (satu permil) dari harga borongan.
4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan bahan tersebut, maka kontraktor harus dan memeriksakannya ke Laboratorium balai
Penelitian bahan bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan kepada Pengawas/Direksi/Perencana secara tertulis, segala biaya
pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor.
5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya kualitas dari bahan bahan tersebut. Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan pekerjaan yang menggunakan bhana bahan tersebut diatas.
6. Bila diminta oleh konsultan pengawas, kontraktor harus memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
PASAL 17
SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR
1. Jika kontraktor menunjuk supplier dan atau kontraktor bawahan (sub-kontraktor)
didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas dan Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus
sesuai instruksi pabrik.
PASAL 18
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
(1) Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah
permukaan dan pembuangan serta pembersihan tumbuh tumbuhan dan puing puing didalam daerah kerja, kecuali benda yang telah ditentukan harus tetap ditempatnya atau
yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda benda yang ditentukan harus tetap berada ditempatnya dari kerusakan atau cacat.
(2) Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana, harus dibersihkan dan/atau
dibongkar, dan dibuang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus
dibuang dari daerah sampai kedalaman sekurang kurangnya 50 cm didalam elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja.
Lubang lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-10
PASAL 19
PENGUKURAN KONDISI TAPAK
DAN PENENTUAN PEIL
1. Pekerjaan pengukuran kondisi tapak.
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran kondisi existing tapak terhadap posisi rencana bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
b. Ketidak-cocokan yang terjadi antara gambar kerja dan keadaan yang sebenarnya dilapangan, harus segera dilaporkan ke konsultan pengawas dan perencana untuk
diminta keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudutsudutnya dilakukan dengan alatalat waterpass/theodolit.
d. Pengukuran sudut sikusikunya dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagianbagian yang telah disetujui oleh konsultan pengawas dan perencana.
e. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada : 1) Personil :
1 Orang surveyor ahli
1 orang pekerja surveyor 2) Peralatan pengukuran (survey) yang dapat digunakan anatara lain:
Wild ROS Theodolite (360 derajat);
Wild T0 Theodolite (360 derajat);
Wild Nak Levels;
Pita meteran baja dengan panjang 50 m;
Steel measuring rod (4 m);
Patok patok survey, dan macammacam alat yang diperlukan dalam survey.
Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap (bila diminta) termasuk
tripod, dll. Atas tanggungan biaya sendiri, kontraktor harus mengadakan survey
dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,
seperti patok kemiringan (slopes stakes), temporang grade stakes, dan lain lain.
Setiap tanda yang dibuat oleh konsultan pengawas ataupun oleh kontraktor
harus dijaga baik baik, bila terganggu atau rusak harus segera diperbaiki oleh kontraktor atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari bagian
apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum persiapannya (setting out) disetujui
oleh pengawas.
3) Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang (cross section) kepada konsultan pengawas yang akan mengesahkan salah satu salinan
atau merevisinya, kemudian mengembalikan kepada kontraktor.
Bila kemudian konsultan pengawas perlu mengadakan perubahan/revisi,
kontraktor harus mengajukan lagi salinan cross section untuk persetujuan
diatas.
Cross section dari kontraktor harus digambar diatas kertas kalkir untuk
memungkinkan reporduksi. Bila cross section itu akhirnya disetujui, maka
kontraktor harus menyarankan gambar kalkir asli dan tiga lembar hasil
reproduksinya kepada pejabat pembuat komitmen.
2. Pekerjaan Penentuan Peil Pekerjaan penentuan peil + 0.00 (finishing arsitektur) adalah permukaan lantai finishing
ruangan lantai dasar (hall) bangunan serperti tertera dalam gambar kerja yaitu + 0.00
cm pada lantai dasar bangunan.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-11
Selanjutnya peil + 0.00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di lapangan dan
disetujui oleh Konsultan pengawas.
PASAL 20
PEMASANGAN BOUWPLANK
1. Bowplank Papan Bangunan a. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu borneo dengan ukuran tebal 3 cm
dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah diatasnya.
b. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu sama lain adalah 1.50 m; tertancap ditanah sehingga tidak dapat digerak gerakan atau diubah.
c. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau sesuai dengan keadaan setempat.
d. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh konsultan pengawas.
e. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, kontraktor harus melaporkan kepada konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
f. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
PASAL 21
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
(1) Ijin Memasuki Tempat Kerja Direksi dan konsultan pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap
waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan/barang dibuat.
(2) Pemeriksaan Pekerjaan a. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena
bahan/material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak
oleh konsultan pengawas/Direksi harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh konsultan
pengawas/direksi.
b. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan persetujuan pengawas dan kontraktor harus memberikan kesempatan
sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang
akan ditutup dan tidak terlihat.
c. Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa.
d. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari
raya) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Direksi, maka Kontraktor
dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
e. Bila kontraktor melalaikan perintah, konsultan pengawas/Direksi berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya
pembongkaran tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaannya.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
I-12
(3) Kemajuan Pekerjaannya. a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh konsultan pengawas.
b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian konsultan pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada
waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang maka pengawas
harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu
yang telah ditentukan.
(4) Perintah untuk pelaksanaan (foreman) Bila kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada ditempat kerja dimana konsultan
pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau
perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana atau petugas
yang ditunjuk oleh kontraktor untuk menangani pekerjaan itu.
(5) Toleransi Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan
toleransi yang diberikan dalam spesifikasi, dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada
bagian lainnya.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
II-1
BAB II
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN URUGAN/REKLAMASI
PASAL 1
U M U M
(1) Pekerjaan penimbunan atau pembuangan lumpur, tanah, batu-batu atau material lain dari
atau ke tempat proyek untuk pelaksanaan pengembangan lahan, konstruksi, pembuangan
material yang tidak digunakan, lapisan tanah atas kesemuanya disesuaikan dengan
spesifikasi dan mengikuti gambar rencana menurut kedudukan, kemiringan dan bentuk
penampang.
(2) Sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor bersama-sama dengan Konsultan Pengawas
melakukan survei dan mengadakan pengukuran selisih tinggi pada areal dimana pekerjaan
tanah akan dilaksanakan dan menyepakati terhadap elevasi permukaan tanah asli (belum
terganggu). Prosedur yang sama harus diikuti bila penimbunan selesai.
(3) Setiap pekerjaan tambahan yang disebabkan karena kelebihan pengurugan atau
disebabkan oleh keadaan tanah urugan yang kelihatan kurang baik harus diperbaiki oleh
kontraktor tanpa mengklaim biaya tambahan kepada Pemberi Tugas.
(4) Apabila tercantum dalam gambar-gambar atau telah diatur di dalam spesifikasi atau
disetujui oleh Konsultan Pengawas bahan-bahan bekas galian harus ditimbun pada suatu
tempat di dalam proyek.
PASAL 2
TEMPAT PEMBUANGAN
Bekas galian yang tidak memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam konstruksi harus
dibuang dan ditempatkan di luar areal proyek atau ditempat-tempat yang lain sebagaimana
yang telah tercantum dalam spesifikasi/syarat khusus pada gambar rencana atau yang
diperintahkan Konsultan Pengawas. Areal untuk penimbunan bekas galian harus disediakan
oleh Kontraktor seizin Pemberi Tugas.
PASAL 3
KLASIFIKASI GALIAN
(1) Galian lumpur
Lumpur umumnya dapat dengan mudah dipindahkan dengan metode penggalian tangan
dengan menggunakan alat-alat misal : kapak, sekop, cangkul atau linggis, pahat dan palu.
(2) Galian Tanah
Galian tanah mencakup semua galian batu, galian untuk konstruksi atau galian untuk
material/bahan baku.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
II-2
PASAL 4
PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN
(1) Pelaksanaan Pengurugan
Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis, tebal tiap lapis adalah 20 cm
tanah lepas dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum, demikian
seterusnya hingga mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan.
Pengurugan di sekeliling atau di atas beton hanya boleh dilakukan setelah beton
mencapai kekuatan cukup untuk menerima beban.
(2) Bahan Urugan
a. Bahan untuk urugan, untuk pekerjaan urugan kembali bekas galian, urugan untuk
perbaikan kualitas tanah maupun reklamasi laut menggunakan material yang
didatangkan dari lokasi lain, lokasi sumber material ini harus diberitahukan kepada
Konsultan Pengawas.
b. Karakteristik fisik dan mekanik tanah urugan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
Kekuatan geser yang tinggi
Kompresibilitas dan elastisitas yang rendah
Indek elastisitas < 12
Sensitifitas rendah
Batas cair < 35 %
Koefisien keseragaman > 6
Ukuran butir tanah dasar tidak boleh lebih besar dari 7,5 mm maksimum 40%
dari butiran harus lewat saringan standar No. 4 dan sekurang-kurangnya 2%
harus lewat saringan standar No. 300.
c. Bahan urugan harus bebas dari akar tumbuhan, kotoran sampah, bahan-bahan
organik dan kotoran-kotoran lain.
d. Terlebih dahulu dilakukan tes di laboratorium independen yang ditentukan atau
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Hasil tes secara tertulis diserahkan
kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum
pelaksanaan pengurugan.
e. Bila dalam pelaksanaannya, Kontraktor menggunakan bahan urugan yang tidak
memenuhi persyaratan, Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk menghentikan
pekerjaan pengurugan dan mewajibkan Kontraktor untuk menggali kembali urugan
dengan bahan yang tidak memenuhi syarat tersebut diatas dan Kontraktor harus
menggantinya dengan bahan urugan yang memenuhi syarat atas biaya sendiri.
(3) Test di Laboratorium
Test terhadap material urugan tersebut antara lain meliputi :
a. Berat jenis
b. Kadar air
c. Analisis pembagian butir
d. Hidrometer
e. Batas plastis
f. Batas cair
g. Pemadatan (Standard Proctor)
h. Tes-tes lain yang dianggap perlu.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
II-3
Biaya tes ditanggung oleh Rekanan. Direksi/Konsultan Pengawas berhak menolak
material yang tidak memenuhi persyaratan.
(4) Persyaratan Bagi Lokasi yang akan diurug
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran-kotoran dan air. Bila ada
genangan air, maka Rekanan harus mengeringkannya terlebih dahulu, misalnya dengan
bantuan pompa air agar pengurugan bisa dilakukan dalam keadaan kering.
(5) Pemadatan
Pekerjaan pemadatan tiap lapis urugan dilakukan dengan kadar air yang diusahakan
selalu mendekati kadar air optimum. Kadar air optimum ditetapkan melalui percobaan
laboratorium.
(6) Test Kepadatan
Setelah urugan tanah selesai dipadatkan, dilakukan tes kepadatan di lapangan (yang
disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas) maupun di laboratorium.
Untuk tes di lapangan, dapat digunakan sand cone method atau cara lain yang
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Alat yang digunakan telah ditera dan
disediakan oleh Rekanan.
Lokasi dan jumlah titik yang dites ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Hasil tes harus tertulis dan diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk
memperoleh persetujuan.
Bila hasil tes menunjukkan tingkat kepadatan yang belum memuaskan, maka
dengan atau tanpa perintah Direksi, Rekanan harus melakukan langkah-langkah
perbaikan atas biaya Rekanan sendiri.
(7) Tingkat Kepadatan
Tingkat kepadatan lapangan yang disyaratkan adalah :
a. 95 % dari kepadatan kering maksimum menurut ketentuan ASTM D-698
atau Peraturan Bina Marga BPB-0111-76 yang berlaku untuk semua
urugan umum, urugan di bawah pondasi, di belakang pangkal
jembatan, pembuatan badan jalan dan lain-lain.
b. 100 % kepadatan kering maksimum untuk lapisan tanah setebal 15 cm dari
subgrade/dasar balas pada pembuatan jalan/dasar bangunan.
(8) Urugan Khusus untuk Perbaikan Tanah
Apabila terjadi perbaikan keadaan tanah dengan maksud memperbaiki daya dukung
tanah maka sebagian dari tanah semula akan digali sedemikian hingga tebalnya tanah
pengganti memenuhi syarat dalam gambar rencana dan mengusahakan seminimum
mungkin terjadinya gangguan terhadap tanah asli yang diakibatkan oleh penggalian
tersebut. Tanah ini dipadatkan dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan tentang
pemadatan tanah urugan seperti yang disebutkan dalam (sub) pasal-pasal terdahulu.
PASAL 5
PENGURUGAN DI SEKITAR BANGUNAN
Pengurugan bahan disekitar bangunan harus dilaksanakan dan pemadatannya sedemikian rupa
sehingga tak menimbulkan kerusakan terhadap bangunan. Pengurugan kembali di belakang
struktur beton atau dari pasangan batu tidak diijinkan, apabila pengecoran struktur yang
bersangkutan kurang dari 14 hari.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
II-4
Pemadatan urugan dekat struktur yang tertanam tidak dapat dilakukan dengan alat mesin gilas
bergetar di dalam jarak 3 m vertikal 2 m horisontal dari tiap struktur atau dalam hal mesin
gilas roda ganda yang digerakkan sendiri harus sejauh 1 m dari tiap struktur.
Perbedaan ketinggian permukaan urugan antara sisi yang satu (dalam) dengan sisi yang lain
(Luar) daripada struktur tidak boleh melebihi 1 m.
PASAL 6
PENANAMAN RUMPUT
Pada permukaan tanah lunak yang miring harus ditanami rumput sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas. Jenis rumput akan dipilih oleh Konsultan Pengawas dari jenis rumput
setempat yang tersedia di lokasi dan harus terdiri dari bibit rumput yang di tanam dengan
jarak masing-masing 250 mm arah permukaan tanah.
Sesudah penanaman Kontraktor harus memelihara rumput tersebut selama masa pemeliharaan
dan harus mengganti rumput-rumput yang tidak tumbuh.
Sebagian dasar pembayaran penanaman rumput dihitung pada luas meter persegi, termasuk
penyediaan bibit rumpur, buruh, perawatan dan beberapa pekerjaan sementara diperlukan.
PASAL 7
MATRAS/CERUCUK DOLKEN
Pekerjaan matras/cerucuk ini meliputi penyediaan semau peralatan, tenaga kerja,
perlengkapan dan bahan, serta pelaksanaan seluruh pengoperasian yang berhubungan dengan
pemancangan cerucuk dolken.
(1) Peraturan
Standar yang dipakai sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia
(2) Material / Bahan
Cerucuk berfungsi untuk memperbaiki daya dukung tanah harus dari dolken yang
sudah tua dan lurus, dengan mempunyai diameter 8 - 10 cm. Kontraktor wajib
menyerahkan contoh bahan yang akan dipakai kepada Konsultan Pengawas, dan
apabila bahan yang didatangkan tidak sesuai mutu maka Kontraktor wajib untuk
mengeluarkan dari lokasi proyek. Segala akibat dari pekerjaan tersebut tidak ada
penggantian.
(3) Pemancangan
a. Persetujuan
Sebelum masuk pekerjaan, Kontraktor harus minta persetujuan Konsultan Pengawas
mengenai deskripsi, spesifikasi, gambar-gambar dan program pekerjaan secara
detail atas metoda yang diusulkan dalam hal pemancangan termasuk peralatan yang
akan digunakan.
b. Alat Pancang
Martil untuk pemancangan harus bisa digunakan dalam pemancangan tiang dolken.
Martil harus cukup berat untuk memancang cerucuk dolken dalam satu operasi yang
berkesinambungan dan harus beroperasi dalam kecepatan penuh dan pukulan yang
penuh. Kontraktor harus menyerahkan rencana dan tipe martil yang akan digunakan
untuk pemancangan alat lain untuk merancang harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
II-5
c. Kedalaman Pemancangan
Cerucuk dolken yang harus dipancang sampai dengan ujung cerucuk yang
ditentukan pada gambar rencana yaitu sampai kedalaman 2 m, apabila tanah keras
telah dicapai sebelum tercapainya ujung cerucuk yang ditentukan, pemancangan
boleh dihentikan atas persetujuan Konsultan Pengawas.
PASAL 8
GEOTEXTILE
Geotextile harus dari serat monofilamen buatan yang terbuat dari polimer lembam yang tidak
ditenun atau seperti yang disetujui Direksi. Geotextile harus mempunyai sifat isotropis dan
benar-benar lembam untuk penggunaan dibawah air secara terus menerus. Geotextile harus
dilengkapi dengan bahan tambahan sehingga tidak terpengaruh oleh sinar Ultra Ungu.
Kontraktor harus menyerahkan usulan rinci yang dilengkapi dengan sertifikat pengujian dan 8
lembar contoh geotextile yang diusulkan berukuran 400 x 400 mm2 kepada Direksi.
Penyerahan ini tidak boleh kurang dari 1 (satu) bulan sebelum pemasangan dilakukan. Tidak
ada geotextile yang dipasang sebelum ada persetujuan dari Direksi.
Geotextile harus mempunyai sifat dan spesifikasi sebagai berikut :
Karakteristik Struktural :
* Diameter Serat (mikron) 35
* Ketebalan dibanding diameter 20
* Porositas pada 250 kg/m2 (%) 79
* Porositas pada 2 x 10000 kg/m2 (%) 74
Sifat-sifat Mekanis untuk Uji Plane Strain 200 mm (kekuatan regang)
* Beban maksimum (N/200 mm) 1700
* Pemanjangan pada beban maksimum (%) 45
* Beban pada 5 % pemanjangan (N) 500
* Energi putus (Joule) 100
Sifat-sifat Mekanis untuk Uji Tarik 25 mm
* Beban maksimum (N) 850
* Pemanjangan pada beban maksimum (%) 80
* Pemanjangan pada saat sobek (%) 90
* Kekuatan sobek (N) 250
* Beban mendadak (N/cm2) 110
Sifat-sifat Hidraulis
* Permeabilitas (Liter/m2/det 100 mm head) 40
* Diameter pori 90 mikron 100
* Diameter pori 50 mikron 70
* Koefisien Darcy 0,5 x 0,001 m/det
Geotextile harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak terkena sinar matahari langsung.
Kontraktor harus menyerahkan usulan rinci cara pemasangan geotextile kepada Direksi untuk
mendapat persetujuannya. Sambungan harus dijahit atau disambung dengan cara lain yang
disetujui Direksi.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
II-6
Kontraktor harus memperbaiki geotextile yang rusak. Metoda perbaikan harus mendapat
persetujuan Direksi. Apabila Direksi merasa bahwa perbaikan itu tidak memuaskan, maka
Kontraktor harus menggantinya dengan yang baru.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
III-1
BAB III
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN BALOK BETON (TALUD)
PASAL 1
UMUM
(1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan
dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, yang meliputi :
a. Pekerjaan Balok Beton (Talud)
Semua penjelasan mengenai pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam point
point penjelasan termasuk segala jenis peralatan, bahan dan teknis pekerjaan. Semua
pekerjaan yang termasuk dalam ruang lingkup pekerjaan yang tidak dijelaskan
kemudian dalam risalah aanwijzing dan pihak kontraktor harus melaksanakannya sesuai
gambar kerja.
(2) Persiapan Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mempelajari dengan seksama gambar
kerja. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi dilapangan. Kontraktor
harus menyediakan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lainlain untuk membuat dan
memasang semua struktur dermaga sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar
rencana dan spesifikasi teknis.
Dermaga dibangun menggunakan konstruksi beton bertulang. Untuk plat lantai, balok
lantai, dan pile cap menggunakan beton cast in situ. Sedangkan untuk tiang pancang
menggunakan beton pra cetak.
PASAL 2
PEKERJAAN PENGUKURAN
(1) Agar pekerjaan dilapangan sesuai dengan gambar rencana, perlu dilakukan stake out
dan pemasangan patok-patok.
(2) Untuk pemasangan stake out diperlukan titik tetap
(3) Titik tetap yang dimaksud harus memenuhi syarat :
Posisi dan tinggi titik tetap diketahui, hal ini dapat dilakukan melalui pengikatan
dengan bench mark atau detail lain yang sudah diketahui koordinat dan tingginya.
Bentuk titik tetap bisa berupa BM atau kontruksi lain yang stabil
Letak titik tetap diusahakan berada disekitar detail yang akan di stake out.
(4) Pengikatan titik tetap dilakukan melalui pengukuran waterpass dengan alat ukur wild
nak 2.
(5) Pengukuran harus dibuat dengan jarak 15 m dalam arah horizontal, sedangkan pada
arah vertical dapat dibuat dengan jarak 10 m dan 15 m.
(6) Setelah dilaksanakan pengukuran/sounding, dan kontraktor sudah merasa yakin atas
hasil pengukuran, dipasang profil sesuai dengan kebutuhan, baik posisi maupun
ukurannya.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
III-2
PASAL 3
PEKERJAAN BETON CAST IN SITU
(1) Persyaratan Mutu
a. Dalam pekerjaan dermaga ini, beton yang digunakan adalah beton siap pakai atau
ready mix concrete.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pengecoran, kontraktor harus terlebih dahulu
menyampaikan contoh bahan yang akan dipakai dan harus membuat job mix
formula (Mix Design) untuk mendapat persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai
mutu karakteristik minimal, sebagai berikut :
Mutu Balok Beton untuk K-350
d. Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur ini harus memakai beton
ready mix, dan harus dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator, dalam
pemadatan concrete vibrator tidak boleh terkena baja tulangan.
(2) Persyaratan Bahan
a. S e m e n
Persyaratan Umum
Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1 atau
standard Inggris BS 12.
Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah setara TIGA
RODA, GRESIK, serta memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu merk
semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.
Pemeriksaan
Direksi / Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan.
Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Direksi
/ Konsultan Pengawas untuk pemeriksaan tersebut.
Semen yang tidak memenuhi syarat setelah diperiksa oleh Direksi / Konsultan
Pengawas tidak boleh dipergunakan. Jika semen yang dinyatakan tidak dapat
diterima tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Direksi / Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti
dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor. Kontraktor
harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan atas biaya kontraktor.
Tempat Penyimpanan
Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen,
dan setiap saat harus terlindung dari kelembaban udara dan cuaca. Tempat
penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar memudahkan waktu
pengambilan.
Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm
dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam jumlah banyak,
sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus
mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truck semen
secara terpisah-pisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil
contoh, menghitung zak-zak dan memindahkannya.
Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
III-3
Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan,
kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut urutan kronologis yang
diterima ditempat pekerjaan.
Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dibedakan
dari kiriman lainnya. Semua zak kosong harus disimpan dengan rapih dan diberi
tanda yang telah disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas / Konsultan
Manajemen Konstruksi.
b. Agregat Halus (Pasir)
Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu
pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
Persetujuan untuk sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai persetujuan
dasar (pokok) untuk semua bahan yang diambil dari sumber tersebut. Kontraktor
harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis bahan yang dipakai dalam
pekerjaan.
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas untuk bahan pemeriksaan serta persetujuan sebelum bahan tersebut
digunakan pada pelaksanaan pekerjaan.
Pasir harus bersih dan bebas dari kotoran serta substansi yang merugikan, jumlah
prosentase dari segala macam substansi yang merugikan beratnya tidak boleh
lebih dari 5% berat pasir.
Pasir harus mempunyai modulus kehalusan butiran 2 sampai 32, atau jika
diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan standard Indonesia
untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 20 persen atau
kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam saringan no. 8
dapat naik sampai 20 persen.
Saringan No Persentase satuan timbangan tertinggal di
saringin
4 0 15
8 6 15
16 10 25
30 10 30
50 15 35
100 12 20
PAN 3 7
b. Agregrat Kasar (Kerikil)
Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui oleh Direksi /
Konsultan Pengawas. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami
dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan organis
atau dari substansi yang merugikan. Besarnya persentase dari substansi yang
merugikan tidak boleh mencapai 3% dari agregat kasar. Agregat kasar harus
berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar lumpur
melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
III-4
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm -
25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6% berat
- Sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah
maksimum 60% dan minimum 10% berat
- Harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di NI-
2 PBI-l971
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi tersebut diatas, jika diperiksa oleh
Direksi / Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi,
maka Kontraktor harus menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya
atas biaya sendiri, untuk menghasilkan agregat yang dapat disetujui Direksi /
Konsultan Pengawas.
d. A i r
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan yang merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan
organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Direksi /
Konsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-
ketentuan yang ada di dalam PBI-l971 untuk bahan campuran beton.
e. Baja Tulangan
Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standard
Indonesia untuk beton NI-2, PBI-l971 atau ASTM Designation A-15, dan harus
disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
Direksi / Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor, surat
keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang
disediakan, untuk persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas sesuai dengan
persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum di dalam
gambar rencana.
Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya
lekat antara baja tulangan dengan beton.
e. Cetakan (Bekisting)
Bekisting memakai multiplex tebal minimum 9 mm atau papan kayu meranti.
Bekisting tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7, 5/10
dan sebagainya, dan untuk bekisting plat lantai 2 menggunakan bondek, yang
pelaksanaannya di periksa dan disetujui oleh pengawas dan direksi.
Steiger cetakan/bekisting harus dari pipa-pipa besi standar pabrik atau kayu dan
tidak diperkenankan memakai bambu.
(3) Beton Ready Mix
Mutu beton yang disyaratkan untuk pekerjaan Balok Beton adalah beton K-350.
Kontraktor harus membuat/mengadakan campuran percobaan (trial mix desain)
untuk menentukan komposisi bahan adukan sesuai mutu karakteristik beton yang
disyaratkan dan disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus mengadakan slump test dan tes kuat tekan beton untuk mengetahui
kualitas karakteristik beton satu sampel untuk setiap tes, umur 3 hari, 14 hari, dan
28 hari, tiap 5 m3 beton atau tiap 1 mobil mixer.
Persyaratan campuran beton rencana tetap mengikuti ketentuan SNI 2002.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
III-5
Semua beton ready mix harus disuplay dari perusahaan yang disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
Perbandingan berat dari semen, agregat kasar dan agregat halus harus terus menerus
dicatat pada batching plant dengan alat timbangan yang sudah dikalibrasi oleh
badan yang berwenang.
Pencatatan dari semen, agregat dan jumlah air setiap truck mixer harus dapat
diberikan kepada Direksi/Konsultan Pengawas jika diperlukan.
Secara periodik harus dilakukan testing untuk menentukan kadar air (moisture
content ) dari agregat untuk menentukan pengaturan tambahan jumlah air yang akan
dicampurkan.
Nama dan alamat dari perusahaan beton ready mix harus disampaikan untuk
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
Jika diperlukan Kontraktor harus mengatur peninjauan ke perusahaan tersebut.
(4) Persyaratan Pelaksanaan
a. S u h u
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32oC dan tidak kurang dari 4,5
oC.
Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27oC dan 32
oC, beton harus diaduk
ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu
cuaca tidak stabil sehingga suhu dari beton melebihi 32oC, maka kontraktor harus
mengambil langkah-langkah yang efektif, seperti mengecor pada waktu malam hari
bila diperlukan.
b. Cetakan Beton
Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan dalam gambar
rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi / Konsultan Pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi
persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor
terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-
kerusakan, yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian. Sewaktu-waktu
Direksi / Konsultan Pengawas dapat mengafkir cetakan jika bentuknya yang
tidak dapat diterima dan Kontraktor harus dengan segera mengambil bentuk yang
diafkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.
Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada kedudukannya
sehingga dapat dicegah pengembangan selama dan sesudah pengecoran beton.
Semua cetakan beton harus kokoh. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan
cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton
yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-
cetakan harus diberi pelumas. Minyak tersebut dipakai hanya setelah disetujui
Direksi / Konsultan Pengawas. Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati untuk
mencegah kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.
Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat
sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
c. Pengecoran
Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak
baja tulangan beton sesuai dengan gambar rencana, pemasangan sparing-
sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-lainya selesai dikerjakan.
Sebelum pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang berhubungan dengan
pengecoran harus sudah disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
III-6
Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton
(cetakan) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan bekisting harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban/air
dari beton yang baru di cor tidak akan diserap.
Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan dicor
beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada
sambungan pengecoran harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh Direksi
/ Konsultan Pengawas. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran,
pembuangan beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing
yang menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton
lama tersebut sebelum beton baru dicor. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut
untuk setiap penghentian pengecoran yang masih berlanjut, terhadap sistem
struktur/penulangan yang ada.
Beton boleh dicor hanya waktu Direksi / Konsultan Pengawas ada di tempat
kerja, dan persiapan betul-betul telah memadai.
Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua
penulangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih
dari 50 cm. Direksi / Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi
tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.
Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian rupa sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar.Selama
hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint
dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang sebelum
pekerjaan dilanjutkan.
Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas
dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari
cetakan dan material yang diletakkan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari
beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan
menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di
bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan
beton dengan airnya. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type
immerson beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3,000 putaran per menit
ketika dibenamkan dalam beton.
g. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
Waktu dan cara pembukaan cetakan harus mengikuti petunjuk Direksi / Konsultan
Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan
kerusakan pada beton. Beton yang masih muda/lunak tidak diijinkan untuk
dibebani. Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa
dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera
diperbaiki sampai disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.
h. Perawatan (Curing)
Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di bawah ini.
Direksi / Konsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan yang harus
digunakan.
Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari
langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan dilakukan
-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
III-7
dengan menutupi permukaan beton dengan deklit atau karung bekas yang
dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.
Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan penggenangan
dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus menerus.
Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau
dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengan cara lain yang disetujui Direksi
/ Konsultan Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan beton selalu
dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus
memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran beton.
i. Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
J. Perbaikan Permukaan Beton
Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar, atau ternyata
ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan
spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya
sendiri. Kecuali bila Direksi / Konsultan Pengawas memberikan izinnya untuk
menambal tempat yang rusak.
Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri
dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena
keropos, ketidak rataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau
dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang-
lobang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian
sehingga pengisian akan terikat (terkunci) ditempatnya. Semua lubang harus
terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya
disempurnakan.
k. Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan / dicor secara
terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan
perhitungannya. Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik dan atas
persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas.
l. Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan
beton. Bahan admixture yang dipakai adalah setara dengan merek Feb, Cormix,
atau Sika. Penggunaan bahan admixture tersebut harus mendapat persetujuan dari
Direksi / Konsultan Pengawas
MENGETAHUI
KEPALA DINAS PERTANIAN DAN KELAUTAN
DARJAMUNI
NIP.19600929 198703 1 005