stikes mojokerto
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
DAN
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “M” P10001 POST PARTUM PROSES PERSALINAN
PADA HARI KE 2 DENGAN RIWAYAT PEB
DISUSUN OLEH :
1. DIAN DWI SUSANTI 09002212
2. DIAN NOVIDA 09002213
3. EVA LISTUYANINGRUM 09002217
4. RISQY ROSALIA 09002239
5. SITI MIFTAKHUL JANNAH 09002240
6. YOLA MONICHA 09002254
PROGAM STUDI D III KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2010
Lembar Pengesahan
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Kebidanan Pada Ny “M” P10001 Post Partum Proses Persalinan
Pada Hari ke 2 Dengan Riwayat PEB
Telah diteliti dan disahkan pada.
Tanggal :
Hari :
Mahasiswa
_____________________
Mengetahui
Kepala Ruangan Pembimbing Ruangan
___________________ _____________________
-
Pembimbing Akademik
____________________
LAPORAN PENDAHULUAN
” KONSEP DASAR NIFAS ”
Definisi Masa Nifas (peurperium)
Masa nifas yang dimulai setelah pelaksanaan lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum lahir ( 6 minggu )
( Sarwono. P. Buku Asuhan Nasional Pelayanan kesehatan dan Neonatal. 2002. Jakarta. Y PG.
SP )
Periode Nifas
a) Peurperium Dini
Kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan
b) Peurperium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat kandungan yang lamanya 6-8 minggu
c) Remote Peurperium
Waktu yang dilakukan untuk pulih dan sehat terutama bila selama hamil/persalinan mempunyai
komplikasi.
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
Perubahan Sistem Reproduksi
a) Uterus
Involusi usaha pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi
hamil terjadi proses omolisis, dimana zat protein dinding rahim dipecah (proteoclysis)
kemudian dibuang melalui ginjal sehingga setelah partus ibu sering BAK.
- BBL Tfu, Setinggi pusat
- Un Lahir Tfu 3 jari dibawah pusat
- 1 minggu / 10 hari Tfu normal
b) Involusi Tempat Placenta
- Post Partum : Permukaan kasar, tidak rata, sebesar telapak tangan
- Minggu ke-2 : 3-4 cm
- Nifas 1-2 cm
c) Servik dan Vagina
- Bayi lahir, tangan bisa masuk
- Vagina rugae kembali minggu ke-3 post partum, luka jalan lahir smbuh dalam 6-7
hari.
Perubahan Pencernaan
Obstipasi Obat laxang paralel / rektal
Klisma – gliserin
Perubahan Sistem Perkemihan
BAK sendiri secepatnay di liesis 2-6 hari
Sulit Spasma oleh aritasi murkulus spingter Ani selama persalinan
Tindakan Kaderisasi 8 jam / < 100 cc 2 minggu
Perubahan Perut dan Peritonium
Dinding perut longgar Pulih dalam 6 minggu
Lochea
Cairan secret yang berasal dari cairan uteri dan vagina dalam masa nifas yng berasal dari luka
luyplementasi placenta dan memiliki sifat berubah.
Macam-macam Lochea
Rubra : Merah, keluar pada hari 1-3 post partum
Sangueleta : Kuning, keluar pada hari ke 3-7 post partum
Alba : Putih, keluar pada 2 minggu post partum
Serosa : Kekuningan, keluar pada 7-14 hari post partum
LAKTASI
Masalah Dalam Pemberian ASI
a) Penekanan Laktasi
- Penghisapan bayi kurang Pelepasa prolaktin kurang
- Pada hari ke 3-4 Bendungan pembuluh darah akan membesarkan pembuluh laksifier
Asi perlu diperas hati-hati untuk menghasilkan rasa tidak nyaman dan gunakan BH
yang menompong.
b) Payudara Bengkak
Terjadi pada hari 3-4 PP, payudara terasa sering lebih penuh / tegang serta nyeri yang
disebabkan oleh statis diveri dan pembuluh darah bening.
c) Saluran Susu Tersumbat
Hal ini disebabkan karena penekanan jari waktu menyusui / penekana BH terlalu ketat.
d) Puting Susu Nyeri dan Lecet
Hal ini disebabkan cara menyusui yang salah atau puting susu tidak masuk mulut sampai
areola. Iritasi yang disebabkan oleh gangguan loflen, untuk membersihkan puting.
e) Radang Payudara
Infeksi yang menimbulkan reaksi pada ibu, seperti demam, terjadi pada 1-3 pp dengan
gejala tampak merah. Payudara keras dan nyeri serta benjolan-benjolan.
f) Abses Payudara
Komplikasi dari radang payudara yang disebabkan oleh meluasnya peradangan. Gejala yang
timbul ibu tampak lebih parah sakitnya. Pyudara lebih merah meningkat benjolan seperti
radang payudara tetapi tampak lebih penuh.
FISIOLAGI LAKTASI
Laktasi atau menyusui mempunyai 2 pengertian, yaitu produksi ASI (prolaktin) dan pengeluaran
ASI (oksitosin). Produksi ASI (prolaktin) pemebntukna payudara dimulai sejak embrio 10-19
minggu dan berakhir ketika mulai menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon estrogen dan
progesteron yam membantu Maturasi Alveoli. Sedang hormon prolaktin berfungsi untuk produksi
ASI. Pada proses ASI terdapat dua reflek yang berperan yaitu reflek prolaktin dan reflek aliran
yang timbul akibat perangsangan puting susu diarenakan isapan bayi.
Reflek yang penting dalam mekanisme hisapan bayi yaitu :
1. Refleks Mencari (Rooting Refleks)
2. Refleks Menghisap (Suckling Refleks)
3. refleks Menelan (Swallowing Refleks)m
SKEMA TERJADINYA LAKTASI
Fisologi Laktasi
Implus Saraf Efferent
Stimulasi Pada Hipotalamus
Stimulasi Hipofise Anterior Stimulasi Hipofise posterior
Pengeluaran Prolaktin Pengeluaran Oksnosin
Pengeluaran ASI pada sel Alveolus Pengeluaran ASI di sekitar Alveoli
Let Down Refleks
Keluarnya Air susu arena kontraksi
Mopited di sekeliling ductus lactiferus
Dengan pengaruh oksitosin
KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS
A. Nutrisi dan Cairan
- Makan : bergizi, cukup kalori (500 kalori/hari), protein, mineral, vitamin, menu seimbang,
dan banyak buah hemokosisentrasi
- Minum : 3 liter/hari setiap menyusui
- Tablet Fe s/d 40 hari pp
- Kapsul Vit A (200.000 unit)
B. Ambulasi
- 8 jam pp harus istirahat untuk mencegah perdarahan post partum.
- Sesudah itu miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah themboris
- Sebaiknya dilakukan ”rooming-in”
- Hari ke 2 dilakukan latihan/senam.
Early Ambulation : Kebijakan untuk secepat mungkin membimbing ibu keluar dari
tempat tidur dan berjalan.
Kontra Indikasi : Anemia, Jantung, Demam, Paru, 5c
C. Eliminasi
- Dianjurkan BAK dalam 6 jam pp
- Defekasi / BAB dalam 3 hari pp
D. Kebersihan
- Jaga kebersihan daerah kelamin / vulva, cara cebok dari depan kebelakang setelah BAB /
BAK.
- Ganti pembalut minimal 2x sehari
- Mobilisasi dini
- Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin.
- Jika punya luka epis / laserasi, hindari menyentuh daerha luka.
E. Istirahat
- Istirahat cukup Mencegah kelelahan
- Sarankan untuk kembali bekerja secara bertahap
- Cuti hamil dan bersalin 3 bulan.
F. Seksualitas
Secara fisik Aman untuk coitus baegitu darah merah (lokhla) berhenti dan ibu memasukkan
satu/dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
G. Latihan Senam Nifas
Berguna untuk mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal sehingga
mengurangi rasa sakit pada punggung
H. Defeksi Dini Komplikasi Pada Nifas
- Perdarahan per vagina
- Infeksi masa nifas
- Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur
- Pembengkakan di wajah / ekstremitas
- Demam, muntah, rasa sakit,waktu berkemih.
ADAPTASI PSIKOLOGI MASA
A. Periode Taking In B. Periode Taking Hold C. Periode Letting Go
1. Terjadi 1-2 hari setelah
melahirkan
2. Ibumasih pasif dan
tergantung
3. Perhatiannya terlalu pada
perubahan tubuhnya
4. Ibu akan mngulang-ulang
cerita persalinannya
5. Istirahat cukup dapat
mengurangi masalah
6. Peningkatan nutrisi dapat
mempercepat pemulihan dan
penyembuhan luka
1. Berlangsung pada hari ke 2-
4 pp
2. Menunjukan dan
meningkatkan tanggung
jawab terhadap bayinya
3. Ibu berkonsentrasi pada
pengontrolan fungsi tubuh
4. Ibu biasanya agak sensitif
dan merasa tidak mahir
dalam merawat bayinya
1. Terajdi setelah ibu pulang
ke rumah
2. Ibu mengambil tanggung
jawab terhadap perawatan
bayi dan beradaptasi dengan
segala kebutuhan bayi yang
sangat tergantung
kepadanya.
3. Depresi post partum
umumnya terjadi pada
periode ini
D. Bounding Attachment
Yaitu proses dimana sebagian hamil dan suatu Interaksi terus menerus mencintai membersihkan
keduanya pemantauan emosional dan saling membutuhkan proses ikatan batin antara ibu dan
bayinya, di amati dengan kasih sayang terhadap bayinya yang di kandung dan dapat di mulai sejak
kehamilan.
a. Keterikatan / ikatan batin ini tidak di mulai sejak kehamilan tetapi ibu telah memelihara selama
kehamilan. Hal ini bisa menjadi perasaaan positif negatif bayi apabila ibu dan ayah mempunyai
pilihan yang beragam tentang bayinya.
b. Kelahiran merupakan moment dalam kontinue berikatan ibu dengan bayinya ketika bayi
bergerak keluar ke dalam tubuh.
c. Hubungan antara bayi dan ibu dalam suatu simbiosis yang saling membutuhkan.
E. Post Partum Blues
Post Partum Blues merupakan depresi yang terjadi setelah melahirkan (post partum). Ibu-
ibu yang baru melahirkan biasanya diharapkan untuk merasa sangat gembira setelah
melahirkan. Tetapi karena perubahan hormonal yang besar waktu melahirkan dan tantangan
untuk merawat bayi sekitar dua pertiga wanita merasa sedih kira-kira 10-15 % menderita
depresi klinis.
Tanda dan Gejala
Klien yang menderita post partum blues akan menunjukkan kesedihan mendalam, sering
menangis, insomnia, (susah tidur) atau tidur tidak nyenyak, mudah tersinggung, kehilangan
minat terhadap bayi, kurang berminat terhadap kegiatan rutin sehari-hari. Bisa juga berupa
perasaan takut, hilangnya nafsu makan, lesu atau bahkan tidur yang berlebihan kondisi ini bisa
berlangsung hingga 3-6 bulan, bahkan terkadang sampai 8 bulan.
Depresi masa nifas terjadi terutama di minggu pertama setelah melahirkan, dimana kadar
hormon masih tinggi. Gejalanya adalah gelisah, sedih, dan ingin menangis tanpa sebab yang
jelas.
Tingkatannya pun bermacam-macam, mulai dari neorosis atau gelisah saja yang disertai
kelainan tingkah laku, sampai spikosis seperti penderita sakit jiwa dan kadang-kadang sampai
tak sadar seperti mengamuk
Faktor Penyebab
- Marital Problems (masalah dalam pernikahan).
- Depresi/perasaan cemas selama masa kehamilan.
- Kemiskinan/tidak adanya dukungan sesuai dari keluarga.
- Adanya stress/kejadian buruk selama masa kehamilan seperti kematian orang tua atau
orang terdekat atau perpindahan ketempat baru.
- Pengalaman melahirkan yang bersifat traumatis.
- Premenstrual syndrome.
Faktor penyebab lainnya terjadi pada kaum wanita yang sangat menderita di rumah
tangganya, hubungan dengan suami yang sangat buruk atau suami yang memang mempunyai
masalah yang serius, anak-anak yang juga tidak menghormati dia dan masalah yang besar
sekali.
Faktor biologis yang paling banyak terlibat dalam faktor hormonial. Perubahan kadar
hormon pada wanita memegang peranan penting. Perubahan suasana hati bisa terjadi sesaat
sebelum menstruasi (ketegangan pre menstruasi) dan setelah persalinan (depresi Post Partum).
Perubahan hormon serupa bisa terjadi pada wanita pemakai pil KB yang mengalami depresi.
Menurut C. Nell Epperson, Asisten Profesor Psikiatri serta kebidanan dan kandungan dan
Yale University School of Medicine New Haven. Perubahan suasana hati tersebut bisa di
akibatkan oleh fluktuasi Hormon, yang terjadi selama dan sesaat pasca persalinan.
ASUHAN KEBIDANAN
Pada Ny ”M” P10001 Post Partum Proses
Persalinan Pada Hari ke 2 Dengan Riwayat PEB
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 8 November 2010
Jam : 07.00
Ruang : Melati
Oleh
A. DATA OBJEKTIF
1) Biodata Pasien
Nama Klien
Umur
Suku/Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
:
:
:
Ny ”M”
28 th
Jawa/Indonesia
Islam
SD
Swasta
Jogoroto, Jombang
Nama Suami
Umur
Suku/Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
:
:
:
Th “K”
32 th
Jawa/Indonesia
Islam
SMA
Swasta
Jogoroto, Jombang
2) Status Perkawinan
Kawin ke berapa : 1x
Lama kawin : 1 tahun
Umur Kawin : 27 tahun
3) Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan apa-apa.
4) Riwayat Kebidanan
a. Riwayat Natal
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : Teratur
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : Hari 1-4 ganti softek 3x/hari
Hari 5-7 ganti softek 2x/hari
Warnanya : Merah
Bau : Amis (khas)
Flour : Ya, 3 hari sebelum menstruasi
Disminore : Ya, hari pertama haid
HDHT : 27 Februari 2010
Tp : 6 November 2010
5) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Dahulu
Kehamilan Persalinan Nifas KB
NOSuami
keUK Penyulit
Jenis
PersalinanPenolong L/P BBL H/M Penyulit Penyulit Meneleki Metode Penyulit
1 1
6) Riwayat Kehamilan ini
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama dengan usia kehamilan 9
bulan.
Ibu memeriksa kehamilannya rutin di budan sebayak 6x
TM I : 1x di bidan
TM II : 2x di bidan
TM II : 3x di bidan
Keluhan saat hamil
TM I : mual-mual, pusing TX : Fe. Vit B1
TM II : tidak ada keluhan TX : Vit
TM III : nyeri punggung
Ibu mengatakan TT pada waktu sebelum nikah ax, saat hamil umur 9
bulan 1x
Obat yang pernah di dapat
Fe, Kalk, Vit.C, Vit B complek
Penyuluhan yang pernah di dapat :
- Sering mengkonsumsi gizi seimbang
- Istirahat cukup
- Memeriksa kehamilan dengan rutin
7) Riwayat Persalinan Sekarang
Ibu mengatakan umur kehamilannya 9 bulan, merasa keluar lendir dan darah. Di bawa
ke bidan pada hari minggu tanggal 7 November 2010 jam 05.30 WIB karena tensi tinggi
190/110 mmHg oleh badan di rujuk ke RSUD Jombang. Pada jam 06.00 WIB masuk ruang
ponek, kemudian melahirkan secara spontan belakang kepala, bayi laki-laki pada jam
09.15 WIB, dengan BB 2700 gr, PB 49 cm, kemudian jam 13.15 WIB masuk pavilium
melati.
8) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan bahwa ibu tidak pernah mempunyai penyakit menahun, menular, dan
menurun seperti jantung , TBC dan kencing manis.
9) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa didalam keluarga tidak pernah mempunyai penyakit menahun,
menular dan menurun seperti jantung, TBC dan kencing manis.
10) Riwayat Psikologis
Pasien tidak ada gangguan kejiwaan. Pasien mengatakan sangat bahagia atas kehadiran anak
pertamanya ini.
11) Pola Kebiasaan Sehari-hari
NO ADL Saat Hamil Saat Nifas
1.
2.
3.
4.
5.
Pola Nutrisi
Pola Eliminasi
Pola Istirahat
Pola Aktivitas
Pola Personal
Hygiene
- Makan 3x/hr
dengan menu nasi,
sayur, lauk.
- Minum susu 2x/hr
dan air putih 5-6
gelas/hari.
- BAK : 5-6 x/hr
warna kuning, bau khas.
- BAB : 1x//hari,
konsistensi lunak, bau
khas.
- Tidur siang 2-3 jam
Jam 13.00 – 15.00 WIB
- Tidur malam 7-8
jam
Jam 21.00 – 04.00 WIB
- Ibu mengatakan
mengerjakan rumah
seperti menyapu,
memasak,
membersihkan rumah.
- Ibu mandi 3x/hari,
gosok gigi 3x/hari, ganti
baju 2x/hari, keramas
2x/minggu.
- Makan 3x/hr menu
dari RS.
- Minum 3 gelas/hari.
- Bak : 2-3 x/hari
- BAB : Ibu
mengatakan belum
BAB.
- Tidur siang 1-2 jam
Jam 13.00 – 15.00 WIB
- Tidur malam 7-
8jam
Jam 21.00 – 04.00 WIB
- Ibu mengatakan
sudah bisa duduk dan
mulai berjalan-jalan &
belajar meneteki.
- Ibu diseka 2x/hari
ganti softek 3-5x/hari
kalu sudah penuh, dan
ganti baju 2x/hari.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Composmentis
b. Kesadaran Umum : Cukup
c. TTV : TD : 140/80 mmHg RR : 20 x/menit
S : 37 C N : 84 x/menit
d. BB/TB : 62 kg / 150 cm
2. Pemeriksaan Khusus
a) Inspeksi
Kepala : Rambut hitam lurus, tidak rontok, tidak ada ketombe.
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
Hidung : Simetris, tidak ada secret, tidak ada polip.
Mulut : Simetris, bibir lembab, tidak ada stomatitis, lidah merah muda.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran
Dada : Simetris, terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae dan papila
mamae, cocolostrum sudah keluar +/+ payudara membesar,
terdapat pembesaran kelenjar montgomori, payudara bersih.
Abelomen : Tidak ada luka bekas operasi.
Genetalia : Tidak ada varises, tidak ada hemoroid, tidak ada condiloma, tidak
ada pembesaran kelenjar bartolini, lokhea rubra, kotek.
Anus : Bersih, tidak ada oedem. Tidak ada pendarahan, tidak ada
hemoroid.
Ekstremitas Atas : Simetris, tidak ada oedem, tidak sindactil, tidak polydactil, tidak
ada gangguan pergerakan.
Ekstremitas Bawah : Simetris, tidak ada varises, tidak ada oedem, tidak ada ganffuan
pergerakan.
b) Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan yang abnormal.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, uc baik, terasa keras.
c) Auskultasi
Dada : Tidak ada ronchi dan tidak ada wheezing.
Abdomen : Bising usus 12 x/menit
d) Perkusi
Reflek Patella : +/+
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Dx : P10001 POST Partum hari ke 2 dengan riwayat PEB.
Ds : Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertama secara normal pada tanggal 7-11-
2010 pukul 09.15 WIB, bayi laki-laki dengan BB 2700 kg, PB 49 cm dikamar
bersalin (ponek), kemudian dibawa ke ruang melati pukul 13.15 WIB
Do : Keadaan umum : Cukup
: Kesadaran : Composmentis
: TTV : TD : 140/80 mmHg S : 370c
: N : 84 x/menit RR : 20 x/menit
: TFU : 2 jari dibawah pusat
: UC : Keras
: Lochea : Rubra
: Pendarahan : Kotek
Masalah :
Kebutuhan : - Pendekatan pada pasien
- Observasi TTVm kontraksim lochea dan pendarahan
- Mobilisasi bertahap
- Nutrisi
- Personal hygiene
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Diagnosa : P10001 POST Partum hari ke 2 dengan riwayat PEB.
IV. TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter spesialis sehubungan dengan pemberian terapi.
V. INTERVENSI
Tanggal : 8 Nopember 2010
Jam : 07.10
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebudanan ini diharapkan ibu menjadi lebih
baik.
Kriteria : Keadaan umum : Cukup
: Kesadaran : Composmentis
: TTV : TD : 120/80 mmHg S : 36,5 – 37,50c
: N : 80 - 88 x/menit RR : 20 – 24 x/menit
: TFU : 2 jari dibawah pusat
: UC : Keras
: Lochea : Rubra
Rencana Asuhan
1. Bina hubungan saling percaya
R/ agar membina hubungan saling percaya antara px, keluarga dan nakes.
2. Observasi TTV, TFU, UC, Lochea.
R/ deterksi dini adanya komplikasi.
3. Anjurkan ibu mobilisasi dini
R/ melancarkan pengeluaran lochea dan involusi akan berjalan baik
4. Anjurkan ibu menetek’i sesering mungkin
R/ Menetek’i dapat menumbuhkan kasih sayang serta mempercepat proses involusi uterus &
asupan gizi bayi.
5. Konseling tentang personal hygiene
R/ Terhindar dari mikroorganisme penyebab penyakit.
6. Konseling tentang gizi seimbang
R/ Untuk mempercepat penyembuhan dan memperlancar ASI
7. Kolaborasi dengan tim medis & dokter obgyn
R/ Fungsi dependen dalam pemberian terapi untuk mempercepat proses penyembuhan.
VI. IMPLEMENTASI
No Tanggal Jam IMPLEMENTASI
1 8-11-2010 07.15
07.30
07.50
08.20
08.30
1) Melakukan Pendekatan pada pasien, menyapa dan
menanyakan keadaannya.
2) Memeriksa TTV, TFU, UC dan lochea
- :
:
TD
N
:
:
140/80 mmHg
84 x/menit
S
RR
=
=
370C
20 x/menit
-
-
-
:
:
:
2 jari dibawah pusat
Keras
Rubra
3) Menganjurkan dan mengajari ibu untuk mobilisasi bertahap
miring kiri dan kanan.
4) Menganjurkan dan mengajari ibu meneteki dengan benar,
yaitu semua areola ibu masuk semua ke mulut bayu, pipi bayi
menempel ke payudara ibu.
5) Menganjurkan dan memberi penjelasan pada ibu tentang
personal hygiene, dengan mandi 2 x/hari, segera ganti pembalut jika
penuh dan jika cebok harus dari depan belakang
6) Menyarankan pada ibu untuk makan makanan yang bergizi,
terutama tinggi kalori dan protein, tidak boleh tarak, supaya
produksi ASI lancar & cepat sembuh.
7) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian teraphy
- Nifedipine 3x1
2 9-11-2010 07.00
08.00
08.15
08.30
09.00
2) Memeriksa TTV, TFU, UC dan lochea
- :
:
TD
N
:
:
130/90 mmHg
84 x/menit
S
RR
=
=
360C
20 x/menit
-
-
-
:
:
:
2 jari dibawah pusat
Keras
Rubra
3) Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dengan mulai berjalan.
4) Menganjurkan ibu untuk selalu meneteki bayinya dengan
benar.
5) Menganjurkan ibu untuk mandi 2 x/hari dan segera ganti
pembalut jika penuh, cebok harus dari depan belakang
6) Menyarankan ibu untuk makan makanan yang bergizi dan
tidak boleh tarak, supaya produksi ASI lancar.
7) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian teraphy dan
diagnosa KRS.
VII. EVALUASI
Tanggal : 8-11-2010
Jam :14.00 WIB
S : Ibu ,mengatakan tidak mengeluh apa-apa
O : Keadaan umum : Cukup
: Kesadaran : Composmentis
: TTV : TD : 130/90 mmHg N : 88 x/menit
: S : 360c RR : 21 x/menit
: TFU : 2 jari dibawah pusat
: UC : Keras
: Pendarahan : ½ kotek
: Lochea : Rubra
A : Ny ”M” P10001 post parfum spontan belakang kepala dengan PEB hari ke-2
P : Intervensi dilanjutkan (2,3,4,5,6,7)
- Observasi TTV, TFU, UC, dan Lochea
- Anjurkan mobikisasi
- Anjurkan menetek’i
- Anjurkan px umtuk personal hygiene
- Anjyrkan px makan makanan bergizi
- Kolabirasi dengan tim medis.
Nifedipine 3x1
Evaluasi II
Tanggal : 9-11-2010
Jam :10.00 WIB
S : Ibu ,mengatakan keadaannya membaik
O : Keadaan umum : Baik
: Kesadaran : Composmentis
: TTV : TD : 130/90 mmHg N : 80 x/menit
: S : 360c RR : 20 x/menit
: TFU : 2 jari dibawah pusat
: UC : Keras
: Pendarahan : ½ kotek
: Ma/Mi : +/+
: Mobilisasi : +
: BAK/ BAB : +/+
A : Ny ”M” P10001 post parfum spontan belakang kepala dengan PEB hari ke-3
P : Intervensi dilanjutkan dirumah (4,5,6) pasien boleh pulang
4. Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan
5. Konseling personal Hygiene
6. Makan-makanan bergizi & tidak boleh tarak
: HE Menginformasikan pada ibu tentang :
- Perawatan bayi dirumah, perawatan tali pusat.
- Imnunisasi rutin pada bayi.
- Kontrol 3 hari kemudian di Poh kandungan.
LAPORAN PENDAHULUAN
“PRE EKLAMSI”
I. PENGERTIAN
Pre eklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuri dan odema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau setelah segera setelah persalinan.
(Kapita selekta jilid 1 hal. 270)
Pre eklamsi adalah penyakit dengan hipertensi, odema dan proteinurin
karena kehamilan.
(Ilmu kebidanan hal. 282)
II. ETIOLOGI
Teori yang dewasa ini banyak dtemukan sebab pre eklamsi ialah iskemia akan tetapi dengan
teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang bertautan dengan penyakit itu rupanya tidak hanya
satu factor melainkan banyak factor yang menyebabkan pre eklamsia dan eklampsia diantara factor-
faktor yang ditemukan mana yang sebab, mana yang masalah.
III. MANIFESTASI KLINIS
Diagnosa pre eklamsi ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala : Penambahan berat
badan yang berlebihan, odema, hipertensi dan proteinuria. Penambahan berat badan yang
berlebihan bila terjadi kenaikan 1 Kg seminggu beberapa kali, odema terlihat peningkatan berat
badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg atau tekanan sistolik meningkat lebih dari 30 mmHg atau
tekanan diastolic lebih dari 15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit.
Tekanan diastolic pada trimester kedua yang lebih dari 35 mmHg patut dicurigai sebagai bakat pre
eklampsia. Proteinuria bila terdapat protein sebanyak 0,3 g/dl dalam air kencing 24 jam atau
pemariksaan kualitatif menunjukkan + 1 atau 2 disebut pre eklampsia berat, bila ditemukan gejala
berikut :
Tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau diastolic lebih dari 110 mmHg
Proteinuria lebih dari 5-9 per 24 jam / lebih dari 3 pada tes cukup.
Oligurio (kurang dari 400 ml dalam 24 jam)
Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
Nyeri spingostrium dan icterus
Odema paru atau non esis
Trombositupenia
Pertumbuhan janin terhambat
IV. PATOFISIOLOGI
Pada penyilidikan akhir-akhir ini dengan biopsy hati dan ginjal ternyata perubahan anatomi
patologik pada alat-alat itu pada pre eklampsia tidak banyak berbeda daripada yang ditemukan di
eklampsia. Perlu dikemukakan disini bahwa tidak ada perubahan histopatologik yang khas pendarahan
infarik, nekrosis dan thrombosis pembuluh darah kecil. Pada penyakit ini dapat ditemukan dalam
berbagai alat tubuh. Perubahan tersebut mungkin sekali disebabkan oleh Vasospasmisi arteriola
penimbunan fibrin dalam. Pembuluh darah merupakan factor penting juga dalam pathogenesis
kelainan-kelainan tersebut.
Spasme Pembuluh Darah
Bocornya Protein
Odima
Tekanan Onkotik Darah
Hipoalbuminenia
Proteinuria
Pembekuan Darah halus disekitarnya
Keluarnya Bagian 2 Pembekuan Darah
Ekstraksi Cairan ke Ekstarasi Varkuler
Permeabilitas Pembuluh Darah
Kerusakan Indotel
Tekanan Darah
Plasenta
Gangguan Pertumbuhan Janin
Kurang dan Suplai O2 + nutrisi Kejaninan
Iskemia Utero Plasenta
Fungsi Plasenta
Sesak
Ginjal
Odema
Hambatan Pelepasan Garam + air
Gangguan Fungsi Ginjal
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urine Protein, reduksi, bilirubin, sedimen urine
Darah Trombosit, ureum, keratin, SGOT LDH dan bilirubin
USG
VI. KOMPLIKASI
Tergantung derajat pre eklampsia atau eklampsianya yang termasuk komplikasi antara lain
atonia uteri, sindrom help (hemalysis elevated liver enzymes low plat evetcount), ablosi retina KID
(kovgulasi intravaskuler Desiminata) gagal ginjal, pendarahan otak, odema paru, gagal jantung,
hingga syok dan kematian komplikasi pada janin berhubungan dengan akut atau kronisnya
insufisiensi uteroplasental misalnya pertumbuhan janin terhabat prematuritas.
VII. DIAGNOSA BANDING.
Kejang bias disebabkan esefolapati, hipertensi, tromnoemboli,
intoksikasiobat, trauma, hipoglikemi, hipoklamisia atau olkalosis
Koma bias disebabkan epilepsy, sinkop, introksibasi alcohol atau obat,
asidosis, hipoglikemi atau ozotemia.
VIII. PENCEGAHAN PRE EKLAMPSIA
Belum ada kesempatan dalam strategi pencegahan pre eklampsia beberapa penelitian
menunjukkan pendekatan nutrisi (diit rendah garam, diit tinggi protein suplemen kalsium,
magnesium dll) atau medikarmontosa (tegulin, uritihipertensi, diuretic, aspirin) dapat mengulangi
kemungkinan timbulnya pre eklampsia.
IX. PENATALAKSANAAN
Pre Eklampsia Ringan
Pada pasien rawat jalan dianjurkan istirahat baring 2 jam siang hari dan tidur lebih 8 jam
malam hari. Bila sukar tidur dapat diberikan fenobarbital 1-2 x 30 mg. dapat juga diberikan
asetosal 1x 80 mg. Kunjungan ulang dilakukan 1 minggu kemudian untuk menilai
perkembangan kehamilan dan kesejahteraan janin, apakah ada perburukan keluhan subjektif,
peningkatan BB berlebihan, kenaikan tekanan darah dan melakukan pemeriksaan penunjang
lain sesuai kebutuhan, terutama protein urine. Riwayat pasien bila tidak ada perbaikan dalam 2
minggu pengobatan rawat jalan, berat badan meningkat berlebihan (lebih ari 1Kg/minggu
selama 2x berturut-turut) atau tampak tanda-tanda pre eklampsia berat, berikan obat anti
hipertensi mehidopa 3x 125 mg (dapat ditingkatkan sampai dosis maksimal 30 mg) tidak perlu
diberikan bila keadaan ibu membaik dan tekanan darah dapat dipertahankan 140-150/90-100
mmHg, tunggu persalinan sampai aterm sehingga ibu dapat berobat jalan dan
anjurkanmemeriksakan diri tiap minggu, kurangi dosis obat, tunggu tercapai dosis optimal. Bila
tekanan darah sukar dikendalikan berikan kombinsi obat, tekanan darah tidak boleh lebih
rendah dari 120/80 mmHg, tunggu pengakhiran kehamilan sampai 40 minggu kecuali terdapat
pertumbuhan janin terhambat. Kehamilan hepar/ginjal dan peningkatan usia (±3) pada
kehamilan lebih dari 37 minggu dengan resiks matanya lakukan konduksi persalinan. Persalinan
dapat dilakukan sppontan atau dipercepat dengan bantuan ekstraksi.
Pre Eklampsia Berat
Segera rawat pasien dirumah sakit, berikan MgSO4 dalam infu dektrosa 5% dengan
kecepatan 15-20 gr/menit. Dosis awal MgSO4 29 IV dalam 10 menit, selanjutnya 29/jam dalam
drip infuse sampai tekanan darah stabil (140-150/80-100 mmHg), ini diberikan sampai 24 jam
pasca persalinan atau hentikan bila 6 jam pasca persalinan ada perbaikan nyata ataupun tampak
tanda-tanda intoksikasi. Syarat pemberian MgSO4 adalah reflex patella kuat frekuensi
prnafasan lebih dari 16x/menit dan dieresis lebih dari 100cc dalam 4 jam sebelumnya 10,5
ml/Kg BB/jam. Harus tersedia antidote MgSO4 yaitu kalsium glukorias 10 % yang dapat segera
diberikan secara intraven selama 3 menit, berikan nifedipin 3x4 10 mg oral. Bila pada jam ke 4
tekanan diastolic belumturun sampai 20%, berikan tambahan 10 mg oral (dosis maksimum 80
mg/hari) bila tekanan diastolic meningkat lebih dari 10 mmHg, berikan tambahan sub lingual,
bila sulit dikendalikan dapat dikombinasikan dengan pindahol. Induksi dapat dilakukan dengan
kateter foiley, amniotomi prostaglandin E2 atau infuse oksitosin 4 tetes dinaikkan 4 tetes tiap 30
menit sampai HIS 2-3x/10menit maksimum 20 tetes /menit. Pada kala pasien dapat partus
spontan bila tidak pelu menurunkan terlalu kuat dan tekanan darah terkendali, periksa tekanan
darah setiap 10 menit, lakukan tindakkan fossep / vakum bila persalinan tidak lancar, janin tidak
dapat lahir dalam 15 menit, pasien terpaksa menekan kuat atau terdapat indikasi gawat janin.
Lakukan terminasi secara seksio memakai anastesi umum N20. Mengingat keuntungan
relaksasi sedari pada ibu dan dampaknya relative kecil bagi janin bila dari pemeriksaan lab
tidak ada tanda lain dapat ilakukan anastesi epidural / spinal anastesi local diperlukan pada
indikasi terminasi segera dengan keadaan ibu kurang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Carperito Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keprawatan. Jakarta : EGC
Dongoes Marylyne. 1989. Rencana Asuhan Keprawatan. Jakarta : EGC
Manjoer Arif. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1. Jakarta : Media Aesculafius
YB-SP. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Trisada
Printer
Prawirohardjo Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan Jakarta : Yayasan Bina Pusakti Sarwono Prawirohardjo