strategi komunikasi politik para incumbent dalam

83
i STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM MENGHADAPI PEMILIHAN LEGISLATIF PERIODE 2014-2019 DI DAERAH PEMILIHAN 1 KECAMATAN SOMBAOPU KABUPATEN GOWA Disusun Oleh : SULKIPLI Nomor Stambuk : 10564 311 08 JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

i

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

MENGHADAPI PEMILIHAN LEGISLATIF PERIODE 2014-2019 DI

DAERAH PEMILIHAN 1 KECAMATAN SOMBAOPU

KABUPATEN GOWA

Disusun Oleh :

SULKIPLI

Nomor Stambuk : 10564 311 08

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

Page 2: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

ii

STRATEGI KOMUNIK POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

MENGHADAPI PEMILIHAN LEGISLATIF PERIODE 2014-2019 DI

DAERAH PEMILIHAN 1 KECAMATAN SOMBAOPU

KABUPATEN GOWA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh

SULKIPLI

Nomor Stambuk : 10564 311 08

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

Page 3: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

iii

Page 4: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

iv

Page 5: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

v

Page 6: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

vi

ABSTRAK

SULKIPLI 2014 “Strategi Komunikasi Politik Para Incumbent Dalam

Menghadapi Pemilihan Legislatif Periode 2014-2019 Di Daerah Pemilihan 1

Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa” dibimbing oleh H. Ansyari Mone dan

Adnan Ma’ruf.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bentuk komunikasi politik anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gowa terhadap konstituen di daerah

pemilihannya. Dan juga untuk mengetahui faktor-faktor penghambat komunikasi

politik yang dihadapi anggota DPRD Kabupaten Gowa dengan konstituen di

daerah pemilihannya. Penelitian ini dilakukan di kabupaten gowa kecamatan

somba opu, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian

yang dimana proses penelitiannya berawal dari suatu observasi dengan membuat

generalisasi-generalisasi yang abstrak melalui proses induksi. Penelitian kualitatif

terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui

wawancara dan observasi yang mendalam. Data sekunder melalui studi pustaka.

Data yang dikumpulkan kemudian dibuatkan rangkuman inti dari proses

wawancara tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi ini tentunya

tidak berlaku secara perorangan melainkan secara tim, sehingga untuk

menentukan strategi apa yang tepat digunakan tentunya hasil keputusan tim

sukses dalam pemilihan. Selain itu upaya tatap muka langsung ke masyarakat

sangat efektif dalam mengkampanyekan kandidat baik forum-forum

silaturahmi,diskusi maupun tatap muka secara massal.

Page 7: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

vii

KATA PENGANTAR

“Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan

berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya, sehingga skripsi yang berjudul

“Strategi Komunikasi Politik Caleg Incumbent Menghadapi Pilcaleg Periode

2014 – 2019 Dapil 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”.

Penulis sangat menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, baik dari segi teknik penulisan maupun dari segi isinya.

Untuk itu, penulis menerima segala bentuk usul, saran ataupun kritikan yang

sifatnya membangun demi penyempurnaan berikutnya.

Pada kesempatan yang baik ini pula, penulis tak lupa menyampaikan rasa

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr.H.Irwan Akib. M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi

Strata Satu (S1) di sala satu kampus ternama di Indonesia Timur ini,

Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Drs. H. Ansyari Mone, M. Pd selaku Pembimbing I, dan Bapak Adnan

Ma’ruf, S. Sos., M. Si selaku Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu,

tenaga dan pikiran serta memberi dorongan, arahan, motivasi, membantu, dan

mengarahkan penulis hingga penyelesaian skripsi ini.

Page 8: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

viii

3. Bapak Dr. H. Muchlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas muhammadiyah makassar beserta seluruh stafnya.

4. Bapak Andi Luhur Prianto S.IP selaku Ketua Jurusan Ilmu Politik

Pemerintahan FISIP UNISMUH beserta seluruh stafnya.

5. Para dosen jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

yang dengan ikhlas telah memberikan ilmunya kepada penulis.

6. Teruntuk kepada Penasehat Akademik Bapak Drs. H. Ansyari Mone, M. Pd

terima kasih atas nasehat dan dorongannya selama ini saya menempuh

pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Kedua orang tuaku tercinta, ibunda Hj. Nursida yang telah mencurahkan

seluruh cinta, kasih sayang, cucuran keringat dan air mata, untaian doa serta

pengorbanan tiada henti, yang hingga kapanpun penulis takkan bisa

membalasnya. Maafkan jika ananda sering menyusahkan, merepotkan, serta

melukai perasaan ibunda. Keselamatan Dunia Akhirat semoga selalu untukmu.

Semoga Allah selalu menyapamu dengan Cinta-Nya.

8. Bapak Ketua dan Staf Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian

kepada masyarakat Universitas Muhammadiyah Makassar atas pelayanannya

selama proses penelitian, serta Ketua DPRD, khususnya anggota DPRD Kab.

Gowa Dapil 1 Kec. Somba Opu Kabupaten Gowa beserta staf dan jajarannya

yang telah memberikan bantuannya selama penulis melakukan penelitian

9. Seluruh staf pengajar, baik dosen maupun asistennya, staf pegawai di lingkup

FISIP UNISMUH Universitas Muhammadiyah.

Page 9: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

ix

10. My bestfriend your are the best for me yang selalu ada ditiap kisah hidup

penulis selama berada di bumi biru,”Amind”… persaudraan dan persahabatan

selama ini adalah kenangan yang sangat berharga, untuk selamanya.

11. Teman seperjuangan penulis dalam menyelesaikan studi ini “ Muhammad

Arasy, dan Muhammad Akil Malik serta teman-teman Satuan Pelajar

Mahasiswa Pemuda Pancasila Komisariat Unismuh dan Kabupaten Gowa

(SAPMA PP) dan teman-teman dari Hipma Gowa yang telah banyak

memberikan sumbansi pemikiran dan arti dari sebuah kebersamaan.

12. Seluruh keluarga, rekan, sahabat dan handai taulan yang kesemuanya tak bisa

penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam

penyelesaian studi penulis.

13. Buat semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini yang tidak sempat disebutkan satu persatu terima kasih atas bantuannya.

Selain itu, penulis juga mengucapkan permohonan maaf yang sedalam-

dalamnya jika penulis telah banyak melakukan kesalahan dan kekhilafan, baik

dalam bentuk ucapan maupun tingkah laku, semenjak penulis menginjakkan

kaki pertama kali di Universitas Muhammadiyah Makassar hingga selesainya

studi penulis. Semua itu adalah murni dari penulis sebagai manusia biasa yang

tak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan. Adapun mengenai kebaikan-

kebaikan penulis, itu semata-mata datangnya dari Allah SWT, karena segala

kesempurnaan hanyalah milik-Nya.

Page 10: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

x

Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga kesemuanya

ini dapat bernilai ibadah di sisi-Nya, Amin!

Sekian dan terimakasih.

“ Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh “

Makassar, 2014

SULKIPLI

Page 11: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

xi

DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi........................................................................ i

Halaman persetujuan .................................................................................. iii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah........................................... iv

Abstrak.......................................................................................................... iv

Kata Pengantar............................................................................................. vi

Daftar isi ...................................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

C. TujuanPenelitian ................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, KonsepdanTeori ............................................................. 8

B. Kerangka fikir ................................................................................... 21

C. Deskripsi FokusPenelitian ................................................................. 24

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................. 25

B. Jenis dan Tipe Penelitian ................................................................... 26

C. Sumber Data ..................................................................................... 26

D. Informan Penelitian ........................................................................... 27

E. TeknikPengumpulan Data ................................................................. 28

Page 12: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

xii

F. TeknikAnalisis Data .......................................................................... 28

G. Pengabsahan Data ............................................................................. 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum ............................................................................... 30

B. Strategi Komukasi Politik .................................................................. 36

C. Strategi Kampanye politik.................................................................. 53

D. Faktor-Faktor Pendukung Strategi Komunikasi politik ...................... 57

E. Faktor Faktor Penghambat Strategi Komunikasi Politik .................... 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 67

B. Saran .................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70

Page 13: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menghadapi pileg (Pemilihan Legislatif) periode 2014-2019, Parpol

(Partai Politik) peserta pemilu sudah mulai melakukan rekruitmen caleg (Calon

Legislatif).Namun sangat disayangkan, sistem rekruitmennya sangat minim

ideologi. Para pengurus parpol lebih mengutamakan popularitas yang tak

memiliki pendidikan politik.

Berkaca pada pileg periode 2009-2014, sebanyak 60% diduduki wajah-

wajah baru. Begitupun pada pileg 2014-2019, tak ada jaminan incumbent bisa

duduk kembali menjadi anggota DPRD. Tinggal bagaimana cara mereka bisa

kembali meraih simpatik calon pemilih (masyarakat) yang nota bene kurang

percaya karena janji-janji mereka saat kampanye banyak yang tidak terpenuhi.

Artinya, mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi dan kelompoknya

saja. Momen tersebut tentu saja dimanfaatkan oleh para pendatang baru melalui

pertemuan-pertemuan dengan para tokoh sekaligus menemui secara langsung

kepada calon pemilih. Disini, masyarakat dituntut piawai dalam menentukan

calon DPRD yang benar-benar pro rakyat.Jangan tergiur politik transaksional

yang hanya untuk kepentingan sesaat saja.

Strategi parpol dan caleg kompetisi antar partai politik (Parpol) dan calon

legislatif (Caleg) akan semakin panas dan ketat untuk merebutkan kembali suara

rakyat di-tengah kecenderungan apatisme politik dan golput. Terlebih apabila

Page 14: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

2

muncul berbagai produk kompetitif berupa konsep, program solutif serta gagasan

unik yang ditawarkan oleh rival-rival parpol atau caleg lainnya.

Elit politik yang kemudian akan menjadi bagian dalam sebuah proses

pemilihan umum, akan bersaing untuk memperoleh kedudukan sebagai seorang

pemimpin khususnya dalam sebuah daerah. Mereka akan berkompetisi untuk

memperoleh dukungan atau suara terbanyak dari rakyat sehingga dalam

perebutan kekuasaan ini, para aktor atau elit politik tersebut menggunakan

berbagai macam cara atau strategi. Begitupun dengan rakyat sebagai kelompok

orang yang akan dipimpin, tentu memiliki peran penting dalam sebuah pemilihan

umum, sehingga terjadi interaksi antar kedua unsur penting ini agar sistem

demokrasi yang dianut dapat benar-benar terwujud dalam sebuah pemilihan

umum kepala daerah dan dimaksudkan untuk meminimalisasi terjadinya

pembajakan otoritas dari rakyat oleh para wakil di lembaga-lembaga perwakilan.

Hal ini terjadi karena di dalam pemilihan umum secara langsung, rakyat dapat

menentukan pemimpin-pemimpin yang mereka kehendaki secara lebih

otonom.Meskipun dalam menetapkan pilihannya, rakyat tidak sepenuhnya

otonom.Hal-hal lain seperti ideologi, keyakinan, dan agama, kelas, kelompok dan

relasi-relasi lain, dapat berperan untuk memberikan pengaruh terhadap pilihan

rakyat. Tetapi adanya prosedur bahwa dapat menentukan pilihannya di bilik-bilik

pemungutan suara secara jujur dan adil, akan lebih memungkinkan para pemilih

lebih otonom.

Karenanya dibutuhkan sebuah strategi yang baik dalam berkampanye

berupa strategi pemasaran. Dulu dikenal dengan istilah marketing yakni produk

Page 15: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

3

sebagai raja.Salah satu ciri dari era ini adalah terjadinya komunikasi hanya satu

arah.Artinya, masyarakat tidak diberi ruang untuk komentar atau memberi

tanggapan. Dengan cara membagi-bagi brosur kepada calon pemilih.

Strategi kampanye politik yang digunakan harus benar-benar sesuai

dengan target yang ingin dicapai. Melalui kampanye politik, incumbent

melakukan pemasaran program agar membuat rakyat memilih dirinya sebagai

pemimpin di daerah. Dalam pemasaran program ini terdapat tahapan-tahapan

yang disusun terlebih dahulu melalui tim sukses yang dibentuk oleh incumbent.

Hal ini dimaksudkan agar sasaran dan tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana.

Secara kualitatif, para incumbent memang memiliki peluang yang lebih

besar dibanding calon lainnya karena ia sudah tentu popular dibanding pasangan

calon lainnya. Para incumbent juga memiliki investasi sosial politik yang cukup

besar yang diperlihatkannya selama ia menjabat sebagai anggota DPRDkab.

Gowa periode sebelumnya.Hal-hal inilah yang menjadi faktor pendukung

kemenangan para incumbent untuk kembali menjabat sebagai anggota DPRD

Kab.Gowa di daerah pemilihannya sendiri khususnya di daerah pemilihan 1

kecamatan SombaOpu Kabupaten Gowa.

Namun kemenangan para incumbent tidak begitu saja diterima oleh calon

legislatif lainnya. Mereka menganggap incumbent ini menggunakan cara-cara

yang menyimpan dari aturan, dimana incumbent menggunakan kekuasaannya

sebagai anggota DPRD yang terpilih saat periode sebelumnya.

Akan tetapi para incumbent yang bertarung di Dapil 1 kecamatan Somba

Opu tak serta merta harus merasa tenang karena lawan yang bakal dihadapi akan

Page 16: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

4

berusaha semaksimal mungkin untuk merebut simpati masyarakat agar mereka

bisa duduk menjadi anggota dewan yang baru, melalui strategi mereka masing-

masing tanpa memandang status lawan ( incumbent ).

Hal ini yang kemudian yang menjadi tantangan bagi seorang

incumbent.Mempertahankan dukungan dan kepercayaan dari masyarakat tidaklah

mudah karena membutuhkan cara-cara yang tepat untuk dapat

mengkomunikasikan program-program kerja yang disusun demi kemajuan hidup

masyarakat.Incumbent membutuhkan strategi yang tepat agar dapat

memenangkan pemilihan, selain itu strategi politik yang digunakan harus mampu

menampilkan perbedaan yang positif bagi incumbent agar kualitas dari

incumbent itu sendiri dapat terlihat jelas dibandingkan pesaing-

pesaingnya.Incumbent harus dapat menampilkan suatu hal yang dapat menjadi

keuntungan-keuntungan bagi masyarakat.

Secara faktual banyak daerah pemilihan yang sudah menjadi tempat atau

sarana incumbent untuk melakukan sosialisi secara tidak langsung dengan

memanfaatkan program kerja pemerintah.Tak terkecuali di daerah pemilihan 1

Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa sudah terjadi perang strategi oleh para

caleg untuk merebut hati masyarakat.Terlebih para incumbent yang bertarung

kembali guna untuk mempertahankan posisinya sebagai anggota Dewan Rakyat

Daerah. Dimana incumbent sendiri memiliki keuntungan dikarenakan mereka

mempunyai sarana atau akses yang lebih untuk merebut simpati masyarakat, itu

bisa dilihat dari banyaknya program- program pembangunan yang baru

terlaksana ketika moment pemilihan legislatif akan dilaksanakan. Jadi secara

Page 17: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

5

tidak langsung kebanyakan para incumbent sudah mensosialisasikan dirinya

kepada masyarakat melalui program-program tersebut

Akan tetapi para pesaing dari para incumbent tidak tinggal diam untuk

merebut simpati masyarakat dengan cara-cara atau strategi komunikasi politiknya

sendiri, dan membuat para incumbent harus menyusun strategi pilitik yang lebih

untuk mempertahankan posisinya.

Jadi sangat diperlukan strategi komunikasi politik yang sangat baik untuk

para incumbent jika masih ingin mempertahankan posisinya, itu dikarenakan

jatah kursi yang diperebutkan sangat terbatas, Baik itu incumbent maupun wajah-

wajah baru yang siap meramaikan dan bertarung untuk memperebutkan 10 buah

kursi di daerah pemilihan 1 yang tersedia di gedung rakyat kabupaten Gowa.

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah yakni

sebagai berikut :

1. Bagaimana komunikasi incumbent dalam pemilihan calon legislatif periode

2014-2019 ?

2. Bagaimana kampanye politik dapat membuat incumbent memperoleh

kemenangan dalam pemilihan calon legislatif periode 2014-2019 ?

Page 18: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui strategi komunikasi politik yang digunakan incumbent

dalam pemilihan calon legislatif Dapil 1 Kec. Somba Opu Kab. Gowa periode

2014-2019.

2. Untuk mengetahui yang digunakan dalam kampanye untuk kemenangan

incumbent dalam pemilihan calon legislatif Dapil 1 Kec. Somba Opu Kab.

Gowa periode 2014-2019.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat akademik

a. Sebagai bahan teoritis literatur atau bahan kajian dalam studi ilmu politik.

b. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi peneliti-peneliti yang ingin

mengetahui strategi komunikasi politik para incumbent dalam pemilihan

calon legislatif Dapil 1 Kec. Somba Opu Kab. Gowa periode 2014-2019.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam memilih dan

menentukan calon legislatifnya guna terciptanya interaksi politik yang

memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat selanjutnya.

b. Memberikan pendidikan politik kepada masyarakat sehingga kehidupan

berpolitik masyarakat lebih baik kedepannya, terutama dalam membentuk

sikap dan tingkah laku politik mereka.

c. Sebagai masukan bagi para kompetitor Pilcaleg di Kabupaten Gowa pada

periode berikutnya agar menjalankan amanah konstitusi dan menjunjung

Page 19: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

7

nilai-nilai demokrasi serta merealisasikan visi misi yang disosialisaikan

kepada masyarakat agar terciptanya sebuah keseimbangan sistem politik

yang baik di Kabupaten Gowa.

Page 20: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Konsep Dan Teori

1. Pengertian Strategi Politik

Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik, yaitu “stratos” yang artinya

tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Dengan demikian, strategi

dimaksudkan adalah memimpin tentara.Lalu muncul kata strategos yang artinya

pemimpin tentara pada tingkat atas.Jadi, strategi adalah konsep militer yang bisa

diartikan sebagai seni perang para jenderal, atau suatu rancangan yang terbaik

untuk memenangkan peperangan.

Seperti merumuskan strategi sebagai suatu seni yang menggunakan

sarana pertempuran untuk mencapai tujuan perang, sementara Anderson (2002)

merumuskan strategi sebagai seni yang melibatkan kemampuan

inteligensi/pikiran untuk membawa semua sumber daya yang tersedia untuk

mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan efisien.

Strategi kemudian dikembangkan oleh para praktisi yang menghasilkan gagasan

dan konsepsi yang didasari oleh keilmuwan masing-masing.

Strategi politik itu sendiri memiliki tujuan yakni untuk mewujudkan

segala rencana yang telah disusun. Ini kemudian menjadi satu fokus utama dalam

sebuah pemilihan yakni perolehan suara terbanyak sebagai bentuk kemenangan

untuk memperoleh kekuasaan. Kekuasaan inilah yang menjadi tujuan dari sebuah

Page 21: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

9

strategi karena merupakan kemenangan politik yang dapat digunakan dalam

sebuah sistem politik.

Perencanaan strategi politik merupakan suatu analisa yang jelas dari

keadaan kekuasaan, gambaran yang jelas mengenai tujuan akhir yang akan

dicapai dan pemusatan segala kekuatan untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

Dalam pendeskripsian strategi politik, maka penulis merasa perlu untuk

membatasi pada strategi politik yang digunakan untuk pemenanganpemilukada

dalam hal ini yakni strategi ofensif dan strategi defensif. Hal ini mengingat

bahwa pemaknaan terhadap strategi politik tidak hanya pada pemenangan

pemilukada saja tetapi juga tentang sebuah perencanaan untuk kinerja sistem

dalam struktur politik yang akan terbentuk. Kedua strategi inilah yang akan

digunakan sebagai unit analisa dalam hal pemilihan strategi politik.

a. Strategi Ofensif

Strategi ini dibutuhkan apabila partai politik ingin meningkatkan jumlah

pemilihnya, harus ada pandangan positif terhadap hal tersebut sehingga cara

yang dapat digunakan adalah melalui kampanye politik.

Strategi kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar,

bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tentu dengan

tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan.

Setiap kampanye politik adalah suatu usaha hubungan masyarakat.

Tugasnya adalah membujuk sejumlah pemberi suara yang sudah terdaftar untuk

mendukung calon. Kampanye yang berorientasi pada hubungan masyarakat,

berusaha merangsang perhatian orang kepada sang calon. Iamencoba

Page 22: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

10

meningkatkan identifikasi dan citra sang calon di antara kelompok pemberi

suara, menyebarluaskan pandangan sang calon tentang berbagai masalah penting,

dan mendorong para pemberi suara menuju ke tempat pemilihan untuk

memberikan suara kepada sang calon.

Strategi kampanye politik bertujuan untuk membentuk serangkaian

makna politis tertentu di dalam pikiran para pemilih.Serangkaian makna politis

yang terbentuk dalam pikiran para pemilih tersebut dimaksudkan untuk memilih

kontestan tertentu. Makna politis inilah yang menjadi output penting dari strategi

kampanye politik.

Strategi seperti ini perlu dipersiapkan sebuah kampanye pengantar untuk

menjelaskan kepada publik tentang penawaran mana saja yang lebih baik,

dibandingkan dengan penawaran partai-partai lainnya dan memanfaatkan situasi

dan kondisi yang terjadi dalam masyarakat.Misalnya hal-hal yang menjadi

kebutuhan masyarakat dalam mensejahterakan hidupnya, dapat menjadi kunci

untuk merumuskan strategi ini.Partai politik harus lihai dalam melihat celah yang

dapat membawa keuntungan bagi incumbent.

b. Strategi Defensif

Strategi defensif digunakan apabila partai pemerintah atau sebuah koalisi

pemerintahan yang terdiri atas beberapa partai ingin mempertahankan

mayoritasnya atau apabila perolehan suara yang dicapai sebelumnya ingin

dipertahankan. Strategi ini memanfaatkan koalisi yang dibangun oleh incumbent

sebagai salah satu cara untuk memelihara dukungan suara.

Page 23: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

11

Membangun koalisi partai harus memiliki perhitungan yang rasional,

misalnya seberapa besar kekuatan yang telah dimiliki oleh partai dan partai apa

yang akan diajak berkoalisi, bagaimana ideologi, kekuatan, dan kelemahan partai

dalam hal massa, serta apa tantangan dan keuntungan yang dapat diperoleh

dengan cara koalisi. Dalam kondisi seperti ini biasanya muncul broker partai

yang bisa menghubungkan kepentingan masing-masing partai. Koalisi juga

menghadirkan tawar menawar antarpribadi elite politik untuk mendapatkan

posisi dalam pemerintahan.

Hal inilah yang kemudian menempatkan strategi ini sebagai strategi yang

khas untuk mempertahankan mayoritas pemerintah yang kemudian akan

membuat partai politik untuk memelihara pemilih tetap mereka dan memperkuat

pemahaman para pemilih sebelumnya terhadap situasi yang berlangsung.

Terhadap partai oposisi yang menyerang, partai pemerintah akan berusaha

menaburkan perbedaan yang ada dan membuat perbedaan tersebut tidak dapat

dikenali lagi. Untuk itu, mereka menggunakan berbagai rincian strategi yang

berbeda.

2. Konsep Incumbent

Menurut Kamus Oxford, incumbent bermakna person holding an official

position. Dalam konteks politik, Wikipedia mengartikan incumbent sebagai the

holder of a political office.Istilah ini, menurut kamus online tersebut, digunakan

dalam pemilu untuk membedakan pertarungan antara pemegang jabatan dan

bukan pemegang jabatan.

Page 24: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

12

Dalam konteks pencalonan incumbent dalam sebuah pilkada, tentu

membutuhkan beberapa modal yang kemudian dapat menjadi satu kekuatan

dalam meraup dukungan atau suara masyarakat.Modal-modal tersebut yakni

modal sosial dan modal politik.

Modal sosial merupakan modal yang didapatkan oleh incumbent selama

menduduki suatu jabatan.Dalam artian, bagaimana selama masa jabatannya dia

membangun interaksi yang baik dengan masyarakat, baik itu masalah

pembangunan, pendidikan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kesejahteraan

masyarakat.

Melalui posisinya, para incumbent itu akan berusaha membuat kebijakan-

kebijakan yang diarahkan untuk memberi kesan kepada para pemilih bahwa

nereka menaruh perhatian yang besar kepada rakyat. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Anthony Downs, pemerintah akan berusaha memanfaatkan

kekuasaan yang dimilikinya, khususnya kekuasaan di dalam mengalokasikan dan

mendistribusikan kekuasaan, untuk memperoleh simpati dari para pemilih. Di

samping itu dimaksudkan sebagai langkah untuk memenuhi janji-janji yang

pernah diucapkan sebelum menjabat, orientasi kebijakan seperti itu dimaksudkan

sebagai bukti kepada para pemilih bahwa para incumbent itu memang layak

untuk dipilih.

Sementara itu, Jose Maria Maravall menjelaskan keberuntungan para

incumbent dalam konteks teori principal-agent dan kepolitikan

Machiavellian.Dalam pandangannya, secara teoritis, para incumbent itu bisa

terpilih kembali manakala mereka bisa memainkan perannya sebagai agent,

Page 25: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

13

yakni berusaha membuat kebijakan-kebijakan sesuai dengan preferensi para

pemilih. Relasi seperti ini merupakan salah satu ciri di dalam kehidupan

demokrasi

3. Calon Anggota Legislatif

Calon anggota legislatif adalah anggota partai politik yang namanya telah

ditetapkan secara resmi oleh penyelenggara pemilu sebagai calon anggota

legislatif untuk mengikuti pemilu legislatif di daerah pemilihan masing-

masing.Nama-nama calon anggota legislatif disusun dalam bentuk daftar calon

anggota legislatif, yang terdiri dari daftar calon legislatif sementara dan daftar

calon legislatif tetap.Daftar calon anggota DPR sementara/tetap ditetapkan oleh

KPU; daftar calon anggota DPRDprovinsi sementara/tetap ditetapkan oleh

KPUprovinsi, dan; daftar calon anggota DPRD kabupaten/kota sementara/tetap

ditetapkan oleh KPU kabupaten/kota.

Daftar calon anggota legislatif sementara ditetapkan setelah

penyelenggara pemilu memverfikasi pemenuhan persyaratan setiap nama bakal

calon anggota legislatif yang diajukan oleh partai politik. Pengumuman daftar

calon anggota legisaltif sementara bertujuan memberikan kesempatan kepada

pemilih untuk memastikan bahwa semua nama calon anggota legislatif benar-

benar telah memenuhi persyaratan. Atas laporan masyarakat, apabila

penyelenggara pemilu menemukan nama calon yang tidak memenuhi

persyaratan, maka nama calon tersebut dicoret dari daftar anggota legislatif

sementara dan tidak dimasukkan ke dalam daftar calon anggota legislatif tetap.

Apabila semua nama dalam daftar calon anggota legislatif sementara tidak ada

Page 26: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

14

yang tidak memenuhi persyaratan, maka daftar tersebut ditetapkan sebagai daftar

calon anggota legislatif tetap.

4. Fungsi Komunikasi Politik

Komunikasi Politik (political communication) adalah komunikasi yang

melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan

kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah.Dengan pengertian ini,

sebagai sebuah ilmu terapan.

Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara yang

memerintah dan yang diperintah. Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik

yang kongkrit sebenarnya telah dilakukan oleh siapa saja: mahasiswa, dosen,

tukang ojek, penjaga warung, dan seterusnya. Tidak heran jika ada yang

menjuluki Komunikasi Politik sebagai neologisme, yakni ilmu yang sebenarnya

tak lebih dari istilah belaka.

Dalam prakteknya, komunikasi politik sangat kental dalam kehidupan

sehari-hari.Sebab, dalam aktivitas sehari-hari, tidak satu pun manusia tidak

berkomunikasi, dan kadang-kadang sudah terjebak dalam analisis dan kajian

komunikasi politik.Berbagai penilaian dan analisis orang awam berkomentar

sosial terhadap suatu kebijakan pemerintah, ini merupakan contoh kekentalan

komunikasi politik. Sebab, sikap pemerintah untuk suatu kebijakan sudah melalui

proses komunikasi politik dengan mendapat persetujuan DPR.

Komunikator Politik pada dasarnya adalah semua orang yang

berkomunikasi tentang politik, mulai dari pembicaraan di warung kopi hingga

sidang parlemen untuk membahas konstitusi negara.

Page 27: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

15

Namun, yang menjadi komunikator utama adalah para pemimpin politik

atau pejabat pemerintah karena merekalah yang aktif menciptakan pesan politik

untuk kepentingan politis mereka. Komunikator politik utama memainkan peran

sosial yang utama, teristimewa dalam proses opini publik. Komunikator Politik

terdiri dari tiga kategori: Politisi, Profesional, dan Aktivis.

a. Politisi adalah orang yang bercita-cita untuk dan atau memegang jabatan

pemerintah, seperti aktivis parpol, anggota parlemen, menteri dan lain

sebagainya.

b. Profesional adalah orang yang menjadikan komunikasi sebagai nafkah

pencahariannya, baik di dalam maupun di luar politik, yang muncul akibat

revolusi komunikasi: munculnya media massa lintas batas dan perkembangan

sporadis media khusus (majalah internal, radio siaran dan lain sebagainya.)

yang menciptakan publik baru untuk menjadi konsumen informasi dan

hiburan. Terdiri dari jurnalis (wartawan, penulis) dan promotor (humas,

jurubicara, jurukampanyedan lain sebagainya.).

c. Aktivis

(1) Jurubicara (spokesman) bagi kepentingan terorganisasi, tidak memegang

atau mencita-citakan jabatan pemerintahan, juga bukan profesional dalam

komunikasi. Perannya mirip jurnalis.

(2) Pemuka pendapat (opinion leader) –orang yang sering dimintai petunjuk

dan informasi oleh masyarakat; meneruskan informasi politik dari media

massa kepada masyarakat. Misalnya tokoh informal masyarakat

kharismatis, atau siapa pun yang dipercaya publik.

Page 28: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

16

Komunikasi politik juga merupakan jalan mengalirnya informasi melalui

masyarakat dan melalui berbagai struktur yang ada dalam sistem politik (Mas’oed

dan Andrew, 1990:130).Fungsi dari komunikasi politik adalah struktur politik

yang menyerap berbagai aspirasi, pandangan, dan gagasan yang berkembang

dalam masyarakat dan menyalurkannya sebagai bahan dalam penentuan

kebijakan.Dengan demikian fungsi membawakan arus informasi balik dari

masyarakat ke pemerintah dan dari pemerintah ke masyarakat.

Fungsi komunikasi politik itu terutama dijalankan oleh media massa, baik

itu media cetak maupun media elektronik. Dengan demikian media emassa itu

memiliki peranan yang strategis dalam sistem politik.Berarti frekuensi dan

intensitas yang lebih besar.Di samping perasaan “sadar informasi” hal itu juga

didukung oleh tersedianya fasilitas yang memadai.

Kelancaran komunikasi politik akan sangat berpengaruh pada kemantapan

kehidupan politik. Terlambatnya saluran komunikasi politik dapat mengakibatkan

munculnya kecurigaan antara satu kelompok lain, antara satu pihak dengan pihak

lain. Atas dasar itu, keterbukaan politik ada batasnya, diperlukan dalam

pembinaan sistem politik.Maka dari itulah muncul fungsi komunikasi bagi

komunikasi politik untuk mempermudah jalannya sistem politik yang

ada.Menurut Sumarno (1993:28) fungsi komunikasi politik dapat dibedakan

kepada dua bagian.Pertama, fungsi komunikasi politik yang berada pada struktur

pemerintah (suprastruktur politik) atau disebut pula dengan istilah the

governmental political sphere, berisikan informasi yang menyangkut kepada

seluruh kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah.Isi komunikasi ditujukan

Page 29: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

17

kepada upaya untuk mewujudkan loyalitas dan integritas nasional untuk mencapai

tujuan negara yang lebih luas.

Menurut Mas’oed dan Andrew ada beberapa fungsi yang secara langsung

berkaitan dengan pembuatan dan pelaksanaan kebijakan di antaranya :

a. Fungsi Artikulasi Kepentingan

Upaya mewujudkan pola hubungan baru yang menampung seluruh

kepentingan melalui proses sintesis aspirasi banyak orang itulah yang

dinamakan artikulasi kepentingan. Dengan demikianartikulasi dapat juga

dikatakan sebagai suatu proses yang mengolah aspirasi masyarakat yang

beragam. Yang akan disaring dan dirumuskan secara teratur yang

selanjutnya dilanjutkan dalam kebijakan.

b. Fungsi Agregasi Kepentingan

Pendapat dan aspirasi seseorang atau sekelompok orang akan hilang ditelan

oleh hirukpikuk kehidupan modern apabila tidak dilakukan penggabungan

antara beberapa pendapat dan aspirasi yang sama. Fungsi menggabungkan

berbagai kepentingan yang hampir sama untuk disatukan dalam suatu

rumusan kebijakan lebih lanjut inilah yang dinamakan agregasi

kepentingan. Jadi dengan adanya agregasi kepentingan ini bukan lagi

kepentingan perorangan/individu yang muncul, akan tetapi kepentingan

masyarakat.

c. Fungsi Pembuatan Kebijakan

Fungsi ini merupakan fungsi yang dijalankan oleh legislatif.Untuk

menjalankan fungsi itu legislatif bekerjasama dengan lembaga

Page 30: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

18

eksekutif.Untuk melaksanakan badan perwakilan rakyat yang memiliki

sejumlah hak, seperti hak prakara (inisiatif), yaitu hak untuk mengajukan

rancangan undang-undang; hak amandemen, hak untuk mengubah

rancangan undang-undang; hak budget, yaitu hak untuk ikut menetapkan

anggaran belanja negara. Di samping itu, badan perwakilan rakyat memiliki

interplasiyaitu hak untuk meminta keterangan kepada pemerintahan dan

hak angket yaitu hak untuk melakukan penyelidikan serta hak untuk

mengajukan pertanyaan kepada pemerintahan.

d. Fungsi Penerapan Kebijakan

Fungsi penerapan kebijakan atau peraturan yang dijalankan oleh lembaga

eksekutif beserta jajaran birokrasinya.Fungsi penerapan tidak hanya

pembuatan rincian dan pedoman pelaksanaan peraturan.Malahan dalam

banyak hal harus membeberkan penafsiran atas peraturan tersebut sehingga

mudah dipahami dan ditaati oleh warga negara.

e. Fungsi Penghakiman Kebijakan

Fungsi ini untuk menyelesaikan pertikaian atau persengketaan yang

menyangkut persoalan peraturan, pelanggaran peraturan, dan penegakan

fakta-fakta yang perlu mendapatkan keadilan.

5. Efek Kampanye Politik

Menurut McQuail (1991:203) bahwa efek adalah suatu proses dimana

individu berubah untuk menolak perubahan sebagai efek terhadap pesan yang

dirancang untuk mempengaruhi pengetahuan sikap dan perilaku.

Page 31: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

19

Pada dasarnya, efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu.Dengan

demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan

media dan reaksi audience.Dari hal ini diharapkan muncul perilaku individu

yang diharapkan.

Efek dalam komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima

(komunikan/khalayak) sebagai akibat pesan yang diterima baik secara langsung

maupun melalui media massa. Ada tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu

kognitif. Afektif, dan konatif.

a. Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya

informative bagi dirinya.

b. Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi

massa bukan hanya sekedar memberitahu pada khalayak agar menjadi tahu

tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang

diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya efek afektif dari komunikasi massa adalah :

Suasana emosional

Dapat disimpulkanbahwa respons kita terhadap sebuah film, iklan,

ataupun sebuah informasi, akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita.

Skema kognitif

Skema kognitif merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang

menjelaskan tentang alur peristiwa.

Page 32: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

20

Faktor presdisposisi individual

Factor ini menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh

yang ditampilkan dalam media massa.

c. Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam

bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

Stamm dan Bowes dalam Nuruddin (2007:206) menjelaskan efek terbagi

dua bagian dasar yaitu efek primer meliputi terpaan, perhatian, pemahaman,

sedangkan efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan

pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih).

Schramm dalam Arifin (1998:40) menjelaskan efek dalam komunikasi

adalah terjadinya perubahan pendapat, sikap, atau perilaku khalayak, akibat

pesan yang menyentuhnya.

Sebuah efek lahir melalui beberapa tahapan proses yang terjadi dalam

diri komunikan. Proses ini merupakan komunikasi antarpersonal yang terjadi

untuk merespon stimulus. Bulaeng (2002:53) menjelaskan jika stimulus yang

diterima dari komunikator kepada komunikan akan melalui proses pengenalan.

Di tahap ini stimulus akan dikenali oleh komunikan yang kemudian dilanjutkan

ke tahap panalaran dan perasaan. Tahap ini stimulus mengalami penalaran

yaitu sebuah proses untuk menguji stimulus apakah rasional untuk diterima

atau tidak. Proses ini melibatkan perasaan komunikan dalam memilih apakah

rangsangan cocok dan diterima oleh dirinya. Jika stimulus cocok maka

Page 33: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

21

akanlahirlah efek yang merupakan bentuk dari respon balik (feedback) atas

stimulus yang diberikan.

Page 34: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

22

B. Kerangka Pikir

Beberapa calon legislatif terpilih untuk masa jabatan 2009-2014.Calon

legislatif ini merupakan incumbent dalam pemilihan calon legislatif daerah

pemilihan 1 Kecamatan Somba Opu di Kabupaten Gowa periode 2014-2019.

Dalam bersaing untuk memperoleh kembali kursi di daerah pemilihan 1

kecamatan Somba Opu di Kabupaten Gowa, incumbent tentu akan memasang

strategi politik yang menjadi kebutuhan utama untuk bersaing dalam pemilihan

calon legislatif anggota DPRD di Kabupaten Gowa. Di dalam politik, strategi ini

digunakan guna memenangkan persaingan sehingga dapat memperoleh kekuasaan

dan dukungan dari masyarakat.Karena itu, dalam menyusun strategi dibutuhkan

rencana yang matang sehingga tujuan yang telah ditetapkan sejak awal dapat

tercapai.

Dengan menyusun konsep strategi terlebih dahulu, tentu akan

memudahkan incumbent. Hal ini dapat menjadi mudah bagi incumbent karena

telah memiliki kendaraan politik yang dapat digunakan untuk membantu

perencanaan strategi, seperti partai politik. Maka dari itu diperlukan yang

namanya strategi door to door, Kegiatan sosial dan kampanye politik dimana

ketiga strategi ini wajib dimainkan oleh para politisi utamanya incumbent dalam

menghadapi pilcaleg dan selain dari itu peran partai politik yang jadi penentu

untuk mendongkrak suara para incumbent sejauh mana partai politik ini

membantu incumbent dan peranannya dalam membangun komunikasi politik

terhadap partai lain. Dan pada akhirnya kita akan menilai efektivitas strategi

komunikasi politik incumbent begitupun partainya.

Page 35: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

23

Bagan Kerangka Pikir

Komunikasi Politik Caleg Incumbent

Menghadapi Pilcaleg Periode 2014-2019

Dapil 1 Kecamatan Somba Opu

Kabupaten Gowa

Efektivitas Strategi

Strategi Ofensif

1. Kampanye terbuka

2. Media

Strategi Defensif

1. Dialog Tertutup

2. Door to door

Faktor Pendukung

1. Partai Politik

2. Partisipasi Konstituen

3. Media

Faktor Penghambat

1. Masalah Finansial

2. Kinerja Tim Pemenangan

4. Media

Page 36: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

24

C. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Strategi komunikasi Politik

Strategi Komunikasi politik yang dilakukan anggota DPRD

merupakan kontrak antara wakil dan konstituennya.Kontrak politik ini

merupakan hubungan di antara berbagai pikiran yang hidup di tengah

masyarakat.Kontrak politik antara wakil dan konstituennya ini biasanya

memperlihatkan bentuk-bentuk tertentu pula. Dalam melakukan

komunikasi politik dengan konstituennya, anggota DPRD menjalankannya

dalam bentuk komunikasi yaitu tatap muka, dialog dan kunjungan

kelapangan.

2. Melakukan kegiatan sosial

Kegiatan sosial yang dilakukan oleh anggota DPRD Kabupaten Gowa

daerah pemilihan I merupakan massal terhadap Konstituen. Pada kegiatan

ini caleg sebaiknya memposisikan diri sebagai pelaksana atau pendukung

kegiatan tersebut.

Sama seperti kegiatan yang bersifat massal, kegiatan sosial ini berguna

untuk para caleg melakukan hubungan kedekatan emosional secara

individu sehingga menciptakan rasa saling memiliki, mengetahui kondisi

dan potensi konstituennya.

3. Door to Door

Door to Door adalah bentuk atau wujud hubungan calon anggota dewan

dengan konstituennya secara personal. Yang dilakukan oleh anggota

DPRD Kabupaten Gowa Daerah Pemilihan IV yaitu silaturahmi,

Page 37: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

25

menyanyakan kabar dan memperoleh masukan/aspirasi langsung dari

konstituennya. Pola hubungan langsung (sangat personal) yang terjalin

antara caleg dengan konstituennya melalui kegiatan door to door, jelas

sangat efektif untuk mendengar keluh kesah konstituen dan menunjukkan

perhatian langsung caleg terhadap kondisi faktual yang terjadi di

masyarakat.

Page 38: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juli - September 2014.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan, alasan penentuan lokasi adalah

DPRD merupakan anggota legislasi yang di percayakan oleh konstituen

untuk menjadi perwakilan setiap daerah. DPRD merupakan perwakilan yang

menyuarakan aspirasi masyarakat di daerah masing-masing pemilihan.

Dimana tugas dan kewenangannya adalah melakukan regulasi, membuat

ketetapan-ketetapan, dan menyuarakan aspirasi rakyat.

B. Tipe dan Jenis Penelitian

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif

menggambarkan secara umum tentang situasi atau fenomena sosial secara

detail.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif suatu jenis

penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informandi

lokasi penelitian.

Page 39: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

27

C. Sumber Data

1. Data Primer dikumpulkan melalui hasil wawancara langsung dengan pihak

yang menjadi obyek dalam penelitian.

2. Data sekunder adalah pengumpulan data yang di lakukan dengan

mengumpulkan dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian.

D. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah dapil I Kec. Somba Opu Kabupaten Gowa ada 4 Incumbent yang

terpilih untuk periode 2014-2019 Tokoh Masyarakat 4 dan tokoh pemuda 2

berbagai dari :

No. Nama Partai Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Sahir Dg. Pasang

Andi Hikma Kumala Idjo, S.Sos.

Abd. Haris Tappa

Drs. H. Abd. Latif Hafid

Tokoh Masyarakat

Tokoh Pemuda

PPP

PDIP

PAN

PKB

-

-

1 Orang

1 Orang

1 Orang

1 Orang

4 Orang

2 Orang

Jumlah 10 Orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kombinasi teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

Page 40: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

28

1. Teknik observasi adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan data

dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian,

hal yang diamati adalah kegiatan strategi komunikasi politik yang

dilakukan incumbent di dapil 1 Kecamatan Somba Opu

2. Wawancara yaitu mengumpulkan data dengan cara mewawancarai

informan atau pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi

berkaitan dengan studi ini. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk

mendapatkan tambahan informasi dan gagasan yang berkaitan dengan

penelitian ini.

3. Dokumentasi yaitu dengan cara menelaah dokumen melalui kajian

literature dan undang-undang, dokumen, surat-surat keputusan, majalah

dan surat kabar yang berkaitan dengan strategi komunikasi politik

incumbent dalam menghadapi pilcaleg.

F. Keabsahan Data

Triangulasi bermakna silang yakni mengadakan pengecekan akan kebenaran

data yang akan dikumpulkan dari berbagai sumber data, dengan menggunakan

tehnik pengumpulan data yang lain, serta pengecekan pada waktu yang berbeda.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek pada sumber lain

keabsahan data yang telah diperoleh sebelumnya.

Page 41: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

29

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode bermakna data yang diperoleh dari satu sumber dengan

menggunakan metode atau teknik tertentu, diuji keakuratan atau ketidak

akuratannya.

3. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu berkenaan dengan waktu pengambilan data, apabila data

yang diperoleh tetap sama meskipun dalam waktu yang berbeda.

Page 42: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Histori Politik Kabupaten Gowa dan Kandidat Terpilih Dapil 1

Dalam khasanah sejarah nasional, nama Gowa sudah tidak asing lagi. Mulai

abad ke-15, Kerajaan Gowa merupakan kerajaan maritim yang besar

pengaruhnya di perairan Nusantara. Bahkan dari kerajaan ini juga muncul nama

pahlawan nasional yang bergelar Ayam Jantan dari Timur, Sultan Hasanuddin,

Raja Gowa XVI yang berani melawan VOC Belanda pada tahun-tahun awal

kolonialisasinya di Indonesia. Kerajaan Gowa memang akhirnya takluk kepada

Belanda lewat Perjanjian Bungaya. Namun meskipun sebagai kerajaan, Gowa

tidak lagi berjaya, kerajaan ini mampu memberi warisan terbesarnya, yaitu

Pelabuhan Makassar. Pelabuhan yang kemudian berkembang menjadi Kota

Makassar ini dapat disebut anak kandungnya, sedangkan Kerajaan Gowa sendiri

merupakan cikal bakal Kabupaten Gowa sekarang.

Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal

dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat

kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata,

Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan,

komunitas lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan Gowa. Cerita dari

pendahulu di Gowa dimulai oleh Tumanurung sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi

tradisi Makassar lain menyebutkan empat orang yang mendahului datangnya

Tumanurung, dua orang pertama adalah Batara Guru dan saudaranya.

Page 43: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

31

Memerintah pada awal abad ke-16, di Kerajaan Gowa bertakhta Karaeng

(Penguasa) Gowa ke-9, bernama Tumapa'risi' Kallonna. Pada masa itu salah

seorang penjelajah Portugis berkomentar bahwa "daerah yang disebut Makassar

sangatlah kecil". Dengan melakukan perombakan besar-besaran di kerajaan,

Tumapa'risi' Kallonna mengubah daerah Makassar dari sebuah konfederasi antar-

komunitas yang longgar menjadi sebuah negara kesatuan Gowa. Dia juga

mengatur penyatuan Gowa dan Tallo kemudian merekatkannya dengan sebuah

sumpah yang menyatakan bahwa apa saja yang mencoba membuat mereka saling

melawan (ampasiewai) akan mendapat hukuman Dewata. Sebuah perundang-

undangan dan aturan-aturan peperangan dibuat, dan sebuah sistem pengumpulan

pajak dan bea dilembagakan di bawah seorang syahbandar untuk mendanai

kerajaan. Begitu dikenangnya raja ini sehingga dalam cerita pendahulu Gowa,

masa pemerintahannya dipuji sebagai sebuah masa ketika panen bagus dan

penangkapan ikan banyak.

Dalam sejumlah penyerangan militer yang sukses penguasa Gowa ini

mengalahkan negara tetangganya, termasuk Siang dan menciptakan sebuah pola

ambisi imperial yang kemudian berusaha ditandingi oleh penguasa-penguasa

setelahnya di abad ke-16 dan ke-17. Kerajaan-kerajaan yang ditaklukkan oleh

Tumapa'risi' Kallonna diantaranya adalah Kerajaan Siang, serta Kerajaan Bone,

walaupun ada yang menyebutkan bahwa Bone ditaklukkan oleh Tunipalangga.

Dinamika politik di Kabupaten ini memang cukup luas hal ini dikarenakan

Kabupaten ini merupakan kerajaan pertama Sulawesi Selatan. Karena abad

sekarang ini bukan lagi system kerajaan maka segala urusan-urusan pemerintahan

Page 44: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

32

dipegang langsung oleh seorang bupati. Hal ini erat kaitannya dengan lahirnya

beberapa tokoh di daerah ini menandakan bahwa dinamika politik di Kabpuaten

Gowa begitu kencang. Dilihat saat ini dari hasil pemilihan anggota Legislatif saja

tahun 2014 dapil 1 melahirkan beberapa nama diantaranya adalah:

Nama : A. Hikmawati A. Kumala Idjo

Kota Kelahiran : Sungguminasa

Tanggal Lahir : 10/12/1967

Status Perkawinan : Kawin

Pendidikan Terakhir : SMA

Jabatan : Anggota DPRD Gowa

Partai / Fraksi : PDIP

Nama : Abdul Haris Tappa

Kota Kelahiran : Sungguminasa

Tanggal Lahir : 17/04/1968

Status Perkawinan : Kawin

Pendidikan Terakhir : S1

Jabatan : Anggota DPRD Gowa

Partai / Fraksi : PAN

Nama : Drs. H. Abd. Latief Hafid

Kota Kelahiran : Sungguminasa

Tanggal Lahir : 12/08/1949

Page 45: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

33

Status Perkawinan : Kawin

Pendidikan Terakhir : S1

Jabatan : Anggota DPRD Gowa

Partai / Fraksi : PKB

Nama : Syahrir Dg. Pasang

Kelahiran : Sungguminasa

Tanggal Lahir : 13/05/1972

Status Perkawinan : Kawin

Pendidikan Terakhir : SMA

Jabatan : Anggota DPRD Gowa

Partai / Fraksi : PPP

2. Motivasi Mencalonkan kembali Diri Menjadi Anggota DPRD Kabupaten

Gowa Periode 2014-2019

Pemilu 2014 akan menjadi saksi sejarah, bagaimana partai peserta

pemilu akan bertarung memperebutkan kursi legislatif. Beragam strategi dan

teknik kampanye akan dilancarkan agar mendapatkan sebanyak-banyaknya

kursi. Tidak heran, jika muncul bertebaran baliho, spanduk, dan di media

cetak yang memuat brand dari caleg.

Berbagai motivasi yang bermacam-macam juga dilontarkan oleh para

calon legislatif. Motivasi merupakan salah satu alternative untuk menarik

perhatian dari konstituen. Karena dari situlah konstituen bisa menilai apa

Page 46: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

34

sebenarnya yang melatarbelakangi mereka untuk mencalonkan diri sebagai

anggota dewan. Beberapa hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

mengenai motivasi para anggota legislative ketika mereka mencalonkan diri

menjadi caleg. Berikut adalah petikan wawancara yang dilakukan oleh peneliti

terhadap salah satu anggota DPRD Kab. Gowa dapil 1 inisial A.H. mengenai

motivasi beliau mencalonkan diri sebagai anggota DPRD:

“Motivsai saya menjadi anggota DPRD yakni bagaimana menjadi wakil rakyat

yang selama ini tidak merasa terwakili, jadi masih banyaknya keinginan

masyarakat yang belum tersalurkan. Selain itu saya juga ingin

memperjuangkan hak rakyat yang ada”. (Wawancara 20 Agustus 2014)

Berisinial A.H. yang menggunakan kendaraan Partai Amanat Nasional

penjelasan wawancara di atas mengungkapkan bahwa keinginan untuk menjadi

anggota DPRD tidak lah mudah. Salah satu upaya untuk membangun visi

beliau adalah memperjuangkan hak rakyat. Keinginan dari beliau tentunya

tertuang dari kegiatan yang dilakukan dalam kunjungan kerja anggota DPRD

Kab Gowa dapil 1 ini.

Pendapat lain di ungkapkan oleh S.P. yang menggunakan partai

Persatuan Pembangunan. Peneliti melakukan wawancara berkaitan dengan

alasan beliau tampil sebagai anggota DPRD Kab. Gowa berikut adalah petikan

wawancaranya :

“Saya ingin membantu masyarakat untuk menyalurkan segala aspirasi mereka,

dan ingin melihat masyarakat gowa lebih sejahtera”.(Wawancara 20 Agustus

2014)

Banyaknya aspirasi masyarakat yang tidak tersalurkan oleh para

anggota dewan sebelumnya, maka S.P. berinisiatif ingin menyalurkan segala

Page 47: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

35

aspirasi masyarakat sehinnga masyarakat tidak kecewa atas kinerja dari para

anggota DPRD.

Motivasi yang sama dengan inisial S.P. dilontarkan juga oleh anggota

DPRD wakil dari PDIP, H.K. Berikut petikan wawancara :

“Keinginan masyarakat yang belum tersalurkan. Selain itu saya juga ingin

memperjuangkan hak rakyat yang ada”.

Suatu kebutuhan masyarakat akan hal pokok kehidupannya demi

mencapai suatu tujuan kehidupan yang sejahtera diungkapkan oleh A.U. Makin

meningkatnya jumlah masyarakat yang kurang mampu, mengakibatkan beliau

ingin memperjuangkan hak mereka untuk mendapatkan suatu kehidupan yang

sejahtera. Begitupun juga hasil wawancara peneliti dengan inisial A.L. berikut

petikan wawancaranya:

“Banyak hal yang harus saya lakukan termasuk pengawasan yang merupakan

hak anggota DPRD, penganggaran, legislasi, dimana pengawasan di sini

tentunya bagaimana pembangunan yang berjalan bisa dinikmati masyarakat

khususnya konstituen dari pada kami sendiri. Itulah motivasi saya. Dimana

memperbaiki dan melanjutkan yang sudah ada sebagai anggota dewan”.

(Wawancara 20 Agustus 2014)

Lebih menekankan kepada suatu tugas selaku anggota DPRD yakni

melakukan pengawasan. Di mana dalam hal ini pengawasan dalam

pembangunan sebagai contoh perbaikan jalan-jalan yang sudah rusak. Sehingga

dengan melanjutkan dan memperbaiki yang sudah ada itu, masyarakat bisa

menikmatinya.

3. Perolehan Jumlah Suara Masing-masing Anggota DPRD Dapil I

Page 48: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

36

Hasil akhir dari pemilihan anggota DPRD dapil I kabupaten Gowa,

kecamatan Somba Opu dalam pemilihan umum periode 2014-2019.

Perolehan Jumlah Suara Anggota DPRD Dapil I

a. Syahrir dg. Pasang = 3615suara

b. Abd. Haris Tappa = 1798suara

c. Hikmawati A.idjo = 4792 suara

d. H.Abd. Latief Hafid = 1067 suara

(Sumber KPU Gowa Tahun 2014)

B. Strategi Komunikasi Politik Para Incumbent Caleg Anggota DPRD

Kabupaten Gowa Terhadap Konstituen di Daerah Pemilihannya.

1. Strategi Ofensif

Strategi politik pada dasarnya juga membutuhkan perencanaan yang

matang agar kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dapat dihindari. Hal inilah

yang menjadi landasan dalam perencanaan strategi incumbent. Setelah

membentuk tim pemenangan, maka strategi selanjutkan dilaksanakan oleh tim

pemenangan tersebut. Dalam strategi politik dilihat dari konteks aktivitas politik,

membutuhkan adanya pemasaran politik.

Dari konteks aktivitas politik, pemasaran politik dimaksudkan adalah

penyebarluasan informasi tentang kandidat, partai, dan program yang dilakukan

oleh para aktor politik melalui saluran-saluran komunikasi tertentu yang ditujukan

kepada sasaran tertentu dengan tujuan mengubah wawasan, pengetahuan, sikap,

dan perilaku para calon pemilih sesuai dengan keinginan pemberi informasi.

Page 49: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

37

Seperti yang dikemukakan oleh Bruce I. Newman dan Richard M. Perloff dalam

tulisannya, mendefinisikan pemasaran politik sebagai aplikasi prinsip-prinsip

pemasaran dalam kampanye politik yang beraneka ragam individu, organisasi,

prosedur-prosedur, dan melibatkan analisis, pengembangan, eksekusi, dan strategi

manajemen kampanye oleh kandidat, partai politik, pemerintah, pelobi,

kelompok-kelompok tertentu yang bisa digunakan untuk mengarahkan opini

publik terhadap ideologi mereka.

a. Kampanye Terbuka

Salah satu cara atau strategi yang digunakan dalam memasarkan program-

program politiknya adalah melalui kampanye politik. Kampanye politik

merupakan sebuah bentuk komunikasi politik yang terorganisasi dalam waktu

tertentu. Istilah kampanye berasal dari bahasa Inggris yaitu campaign. Secara

umum, kampanye diartikan sebagai suatu kegiatan komunikasi verbal dan

nonverbal secara persuasif. Rogers dan Storey (1987) menyatakan bahwa

kampanye merupakan serangkaian kegiatan komunikasi antar organisasi dengan

tujuan menciptakan dampak tertentu, terhadap sebagian besar khalayak sasaran

secara berkelanjutan dalam periode tertentu.

Begitupula dalam pemilihan calon legislatif di daerah pemilihan 1

Kecamatan Somba Opu Kab. Gowa, kampanye politik dibutuhkan oleh incumbent

guna membentuk dan membina opini publik yang positif agar dapat terpilih

kembali sebagai anggota legislatif di Kab. Gowa.

Page 50: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

38

Kegiatan kampanye politik ini, diawali dengan pembentukan sebuah tim

pemenangan yang memiliki peranan untuk merancang, melaksanakan, dan

mengawasi jalannya kampanye politik tersebut. Merancang sebuah proses

kampanye politik dilakukan secara matang, artinya tahapan-tahapan kampanye

politik tersebut harus sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Sehingga

dalam pelaksanaan kampanye politik tersebut, dapat terstruktur dengan baik dan

dapat dipahami oleh masyarakat. Tim pemenangan yang efektif adalah memilih

orang-orang yang dapat memahami dan menguasai perencanaan dan penggunaan

media komunikasi karena komunikator menjadi sumber dan kendali semua

aktivitas komunikasi. Oleh karena itu, jika suatu proses kampanye tidak berhasil

dengan baik, kesalahan utama bersumber dari komunikator (juru kampanye).

Sebagai pelaku utama dalam aktivitas komunikasi, komunikator memegang

peranan yang sangat penting dikarenakan komunikasi politik yang dijalankan oleh

juru kampanye merupakan sebuah fondasi dalam menjalankan strategi kampanye.

Berikut adalah petikan wawancara dengan ketua tim pemenangan

incumbent inisial S.P. dari PPP :

“Sebelum menjalankan kampanye politik, sebagai langkah awal dibentuk tim

pemenangan yang anggotanya berasal dari semua anggota calon legislatif dari

partai politik yang siap bekerja sama dalam kampanye tersebut”(Wawancara

21 Agustus 2014)

Seperti yang dipaparkan sebelumnya bahwa kehadiran partai politik

memperkuat dan memperbesar peluang incumbent untuk dapat terpilih kembali,

yang mana dalam partai siap berkoalisi ini memiliki anggota dalam jumlah

banyak. Ini dapat memudahkan koalisi partai politik untuk membentuk sebuah tim

Page 51: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

39

agar rencana atau konsep yang ingin dijalankan dapat terorganisir dengan baik.

Melihat incumbent bersaing dengan calon-calon legislatif lainnya yang juga

diusung oleh partai politik lain dengan jumlah massa yang tidak sedikit. Untuk itu

dapat disimpulkan bahwa ada product yang dihasilkan oleh koalisi partai politik

sebagai bentuk penggabungan kekuatan. Ini merupakan sebuah bentuk efektifitas

karena merekalah yang akan merencanakan dan menggerakkan kampanye untuk

memasarkan calon yang diajukan partai politik. Tim pemenangan yang berasal

dari koalisi partai merancang sebuah strategi pemasaran sehingga keunggulan-

keunggulan yang dimiliki incumbent baik itu semasa menjabat pada periode

sebelumnya, maupun yang akan dilaksanakan pada periode berikutnya.

Atas dasar inilah maka kampanye politik membutuhkan penyampaian

yang baik, apakah melalui media maupun secara langsungsehingga mampu

“memelihara” pemilih yang dulunya memberikan dukungan suara kepada

incumbent agar tidak mengubah pandangan positifnya pada saat proses pemilihan

berlangsung dan membentuk pemilih baru untuk mendukung incumbent.

Berikut adalah hasil wawancara dengan informan yang merupakan ketua

tim kampanye incumbent dari partai PDIP mengenai langkah awal dari kampanye

politik yang dilaksanakan:

“Sebagai langkah awal dalam strategi politik yang digunakan, kami

banyak turun ke masyarakat untuk menyampaikan keberhasilan-

keberhasilan pembangunan yang dilakukan incumbent selama menjabat

pada periode pertama, termasuk pemilih sebelumnya kami datangi untuk

kembali yang berinisial H.K. Kami menyampaikannya ke masyarakat

secara langsung melalui media seperti stiker, leaflet, brosur, dan

pamphlet”(Wawancara 21 Agustus 2014)

Page 52: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

40

Dapat digambarkan bahwa tim pemenangan yang dibentuk mengatur

jalannya kampanye dengan membentuk sebuah tim kampanye agar tujuan untuk

mempengaruhi khalayak dapat tercapai. Tim kampanye memiliki tanggung jawab

untuk memasarkan incumbent sehingga citra positif yang telah dibangun di mata

masyarakat pada periode sebelumnya, senantiasa mempengaruhi dan

mengarahkan khalayak untuk memilih incumbent.

Tim kampanye yang dibentuk harus memiliki kemampuan untuk

menjalankan setiap tahapan dari sebuah kampanye politik. Karena kampanye

merupakan sebuah bentuk komunikasi dari calon pemimpin kepada masyarakat

yang akan memilihnya. Karena itu, kampanye politik membutuhkan sarana

penyampaian agar dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa tim kampanye telah melakukan suatu

langkah awal yang juga merupakan tahapan dalam pelaksanaan sebuah kampanye

politik yang dirumuskan oleh Assifi dan French. Tahapan tersebut yakni

menganalisis khalayak, merumuskan tujuan, memilih media, dan mengembangkan

pesan.

Tim kampanye yang telah merencanakan kampanye politik, memilih untuk

mengawali kampanye politik dengan menggunakan sarana media yakni media

format kecil. Media ini dianggap efektif dalam mengkomunikasikan keunggulan-

keunggulan incumbent kepada masyarakat karena media format kecil terdiri atas

berbagai macam media tetapi bentuknya lebih kecil dan isinya lebih terfokus pada

satu macam informasi serta mudah menarik perhatian orang. Meskipun isi dari

Page 53: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

41

media ini sederhana, namun diharapkan mampu membentuk pandangan positif

terhadap incumbent serta pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan

baik.

Tahapan kampanye seperti yang dijelaskan merupakan sebuah kampanye

politik yang dirancang secara sadar dan merupakan bagian dari aktivitas

komunikasi yang ditujukan untuk memengaruhi orang lain agar memiliki

wawasan, sikap dan perilaku sesuai dengan kehendak atau keinginan penyebar

atau pemberi informasi dan juga dimaksudkan untuk memobilisasi dukungan

terhadap suatu hal atau seorang kandidat. Seperti yang dikemukakan oleh Imawan

bahwa kampanye merupakan upaya persuasif untuk mengajak orang lain yang

belum sepaham atau belum yakin pada ide-ide yang kita tawarkan, agar mereka

bersedia bergabung dan mendukungnya.

Selain menggunakan media sebagai alat komunikasi tertulis kepada

masyarakat, tim pemenangan incumbent juga menyampaikan program-program

kerjanya melalui pesan-pesan politik dalam bentuk kampanye seperti yang

dikemukakan oleh incumbent inisial A.H. sebagai berikut:

“Kami menyelenggarakan kampanye dalam dua bentuk yakni kampanye

dialogis yang mana kami menyiapkan juru kampanye untuk berdialog

dengan masyarakat, dan kampanye terbuka yang mana masyarakat

mendengarkan langsung pidato dari kami selaku calon kepala daerah.

Kedua bentuk kampanye ini tujuannya untuk meyakinkan masyarakat akan

cita-cita politik yang kami bawa serta keberhasilan-keberhasilan yang

telah kami lakukan saat menjabat di periode pertama.”(Wawancara 21

Agustus 2014).

Page 54: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

42

Seperti pada konsep sebelumnya bahwa incumbent dalam bersaing pada

pemilihan kepala daerah membutuhkan modal sosial yang diperoleh semasa

menjabat sebelumnya. Modal sosial ini berkaitan dengan sejauh mana incumbent

membangun interaksi antara dirinya dan masyarakat sebagai calon pemilih.

Interaksi yang tercipta merupakan sebuah bentuk komunikasi yang positif yang

berkaitan dengan program-program politik incumbent sewaktu menjabat

sebelumnya. Program-program inilah yang membantu membentuk citra positif

incumbent di mata masyarakat guna mendapat kepercayaan dalam bentuk

dukungan suara pada saat proses pemilihan berlangsung.

Demikian bahwa salah satu sasaran dari kampanye politik adalah

memelihara dan menyegarkan kembali loyalitas para “pengikut setia” incumbent

agar tetap memilih sesuai dengan kesetiaan itu. Penyegaran dan pemeliharaan

inilah yang diwujudkan dalam dua bentuk yakni kampanye dialogis yang

bertujuan membangun interaksi yang lebih dekat dengan masyarakat sehingga

terjalin komunikasi yang positif. Selain itu kampanye juga dinyatakan dalam

bentuk pidato yang memaparkan realisasi dari kinerja incumbent pada masa

jabatan selanjutnya serta program-program yang akan kembali dilaksanakan guna

kesejahteraan masyarakat.

Realisasi kinerja yang dimaksud adalah dalam bidang pembangunan

sarana dan prasarana. Dimana sebagai wilayah pemekaran, Kabupaten Konawe

Selatan membutuhkan banyak penataan dalam segala aspek. Inilah yang dilakukan

incumbent saat menjabat pada periode pertama, pembangunan bidang pendidikan,

Page 55: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

43

kesehatan, pemerintahan, maupun sarana penunjang aktivitas masyarakat seperti

jalanan umum dan pasar tradisional.

Berikut hasil petikan wawancara dengan salah seorang Tokoh masyarakat

masyarakat yang memiliki hak pilih dalam pilcaleg di Kab. Gowa :

“Saya sebagai masyarakat sangat mendukung pencalonan kembali Imran

karena dianggap berhasil melaksanakan kinerjanya sebagai anggota DPRD

pada periode lalu seperti dalam bidang pembangunan fisik di daerah Kab.

Gowa maupun dalam bidang pendidikan. Sedangkan respon masyarakat

terhadap usaha tim pemenangan inisial A.H. sangat positif khususnya di

wilayah saya terbukti masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses

kampanye yang dilakukan oleh tim pemenangan PAN”(Wawancara 21

Agustus 2014).

Dapat dipahami bahwa sebagai salah satu calon dalam pemilihan kepala

daerah, incumbent harus memiliki kedekatan dengan masyarakat yang akan

dipimpinnya. Kedekatan ini dapat dibangun melalui realisasi program-program

kerjanya saat menjabat sebelumnya. Ini dikarenakan incumbent dapat menjadi

sebuah jabatan strategis ketika berkeinginan untuk kembali bertarung dalam

kompetisi pemilihan kepala daerah yakni saat menjabat pada periode sebelumnya,

mereka memanfaatkan jaringan birokrasi dan infrastruktur dalam memikat

masyarakat agar saat kembali mencalonkan diri dapat terpilih.

Kedekatan inilah yang menjadi keyakinan bagi incumbent sehingga

melakukan komunikasi secara langsung kepada masyarakat sebagai calon pemilih

karena pemilukada merupakan satu bentuk kompetisi politik. Kompetisi yang

mengharuskan incumbent sebagai salah satu kompetitor untuk menggalang

dukungan suara, baik golongan pemilih yang sudah ada maupun membentuk

golongan pemilih baru.

Page 56: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

44

Keikutsertaan masyarakat dalam proses kampanye menunjukkan

kesadaran politik mereka sudah mulai tumbuh karena sebagai masyarakat

terutama yang memiliki hak memilih, menjadi objek utama bagi kompetitor dalam

sebuah pemilihan umum karena dapat menjadi sebuah kesempatan untuk lebih

mendekatkan diri kepada masyarakat dan meyakinkan mereka untuk kembali

memilih incumbent dalam proses pemilihan. Berikut adalah petikan wawancara

incumbent dari PKB inisial A.L. sebagai Berikut :

“Kami mencalonkan diri karena yakin akan terpilih kembali, melihat fakta

bahwa jarang incumbent yang kalah dalam pertarungan pemilihan umum.

karena incumbent memiliki kesempatan dalam membangun kedekatan

dengan masyarakat”(21 Agustus 2014).

Memperkuat konsep sebelumnya yakni salah satu modal yang dimiliki

oleh incumbent adalah modal sosial maka dalam pemilihan legislatif Kecamatan

Somba Opu Kabupaten Gowa, incumbent sebagai salah satu kompetitor memiliki

modal ini. Saat menjabat sebelumnya mereka merealisasikan kebijakan-kebijakan

politik yang dianggap bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini dilakukan untuk

mempersiapkan dukungan suara saat pemilihan kepala daerah untuk kedua kalinya

agar pemilih yang sebelumnya memberikan dukungannya maupun yang tidak

mendukung, agar menggunakan hak pilihnya untuk memilih incumbent.

Strategi ini sejalan dengan salah satu konsep strategi politik yang telah

dipaparkan sebelumnya yakni strategi ofensif, dimana partai politik berusaha

untuk meningkatkan jumlah pemilihnya yang salah satunya melalui kampanye

pemilu. Kampanye ini bertujuan untuk membentuk pandangan positif dari

Page 57: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

45

masyarakat terhadap calon kepala daerah sehingga mampu memperluas dukungan

terhadap incumbent di samping dukungan yang telah ada.

b. Media

Media massa merupakan sasaran empuk bagi kontestan peserta Pemilu,

baik itu calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, partai politik, atau ratusan

calon anggota legislatif yang berlomba-lomba merebut kursi. Di tengah godaan

kepentingan kontestan pemilu, media massa ditantang untuk menjaga integritas

profesionalismenya. Karena meski porsi berita mengenai pemilu yang disajikan

media massa sangat banyak tapi belum berarti media massa telah ikut

mensukseskan pemilu. Karena itu tema berita yang diangkat oleh media massa

harus obyektif. Godaan bagi media massa memang sangat besar dalam pemilu.

Besarnya ruang yang tersedia di media massa merupakan lahan subur bagi mereka

untuk bekerjasama dengan tim sukses pemilu. Karena bagaimanapun juga tidak

dapat dipungkiri bahwa media ’hidup’ dari iklan yang bisa diperoleh dari sebuah

partai peserta pemilu. Sehingga kadang sangat jelas sekali terlihat bahwa sebuah

media dalam pemberitaannya didominasi partai-partai tertentu.

Namun terlepas dari hal itu, kembali pada fungsi pers yaitu sebagai media

informasi, kontrol sosial dan hiburan, juga media pendidikan. Dan media dapat

menjadi sarana yang efektif dalam memajukan pendidikan pemilih dengan

menyuguhkan kepada pemilih tentang bagaimana kapan dan dimana harus

mencoblos, menyediakan informasi yang dibutuhkan pemilih untuk memahami

ciri-ciri dari isu-isu, program dan rencana partai-partai maupun watak daripada

calon legislatif. Sehingga masyarakat dapat mengetahui siapa saja yang bisa

Page 58: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

46

dipilih oleh rakyat, apa saja janji mereka sehingga masyarakat bisa memilih

tokoh-tokoh yang dianggap paling cocok memimpin dan menjadi wakil rakyat.

Disamping itu, media juga dapat berperan secara kritis dalam pendidikan

kepentingan umum dan dalam meningkatkan peran serta pemilih secara

kelompok, seperti di negara-negara tertentu wanita yang memiliki minat memilih

yang lebih rendah. Karena itu media dapat mem-push golongan-golongan tertentu

tersebut untuk ikut terlibat dalam pemilu. Media juga bersama masyarakat dan tim

pemantau pemilu dapat memantau pemilu agar bisa berjalan dengn jujur dalam

peliputan kampanye melalui berita dan informasi.

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan beberapa anggota dewan

perwakilan rakyat khususnya Dapil I mengenai penggunaan media ketika mereka

melakukan kampanye untuk mendapatkan kursi.

Penggunaan media dalam kampanye politik dilakukan oleh salah satu

kandidat dari PPP, inisial S.P. berikut hasil wawancaranya :

“waktu pemilihan kemarin sebagian besar menggunakan media luar ruang

seperti pemasangan baliho, membuat kartu-kartu nama, poster-poster yang

ditempel di rumah warga dll”.(Wawancara 21 Agustus 2014)

Selain inisial S.P. lain halnya dengan inisial H.K. Beliau menggunakan

hampir semua media baik media cetak maupun media elektronik. Berikut petikan

wawancaranya :

“Dalam hal ini pemasangan baliho, stiker, pembatan iklan di surat kabar

tribun, iklan di radio Gama, dan juga di TVRI karena menurut saya hal

tersebut bisa menunjang untuk konstituen mengenal kita.”(Wawancara 21

Agustus 2014)

Page 59: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

47

Penggunaan media luar ruang yang dilakukan oleh inisial S.P. juga

dilakukan oleh inisial A.H. Berikut hasil wawancara :

“Saya melakukan pemasangan baliho, pembuatan pamphlet, stiker, kartu

nama. Namun menurut saya penggunaan media tersebut hanya membantu

10% untuk pemungutan suara “(Wawancara 21 Agustus 2014)

Karena media luar ruang seperti Baliho,stiker, Pamflet merupakan media

yang tidak terlalu banyak memakan biaya dan sangat sederhana untuk dilakukan.

Sehingga sebagian dari caleg banyak yang menggunakan media tersebut untuk

menunjang terpilihnya mereka menjadi anggota dewan.

Adapun dari hasil wawancara kami dari anggota DPRD yang sama sekali

tidak menggunakan media sama sekali. Beliau adalah inisial A.L. berikut petikan

wawancaranya :

“Saya tidak menggunakan media apa pun. Saya hanya menjalankan

strategi dengan melalui ceramah dari mesjid ke mesjid”.(Wawancara 21

Agustus 2014)

Mengandalkan ceramah dari satu mesjid ke mesjid lain itulah yang beliau

lakukan. Dan hasilnya beliau bisa terpilih mewakili daerah pemilihannya untuk

menjalankan tugasnya sebagai anggota DPRD periode 2014-2019.

2. Strategi Defensif

Strategi politik seperti yang dikatakan sebelumnya, membutuhkan

perencanaan yang matang agar kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dapat

dihindari. Hal ini dimaksudkan agar perbedaan antara incumbent dan pasangan

calon yang lain dapat terlihat jelas sehingga output penting dari sebuah strategi

kampanye politik dapat diperoleh.

Page 60: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

48

Dalam kegiatan komunikasi politik dapat menggunakan berbagai bentuk

spesialisasi komunikasi seperti propaganda, jurnalistik, retorika, public relations,

publicity. Yang paling sering digunakan diantara bentuk kegiatan tersebut yaitu

propaganda politik, terutama pada waktu kampanye pemilihan kandidat presiden

atau pemilihan wakil-wakil rakyat. Di dalam kegiatan kampanye dibantu pula oleh

kegiatan melalui pers yaitu dengan menggunakan news item, editorial dan

advertensing politik.

Dalam kegiatan komunikasi internasional maka bentuk kegiatan public

relations merupakan bentuk yang paling disenangi. karena public relations

menempatkan komunikan (individu, kelompok, bangsa) pada posisi yang sama.

Hal ini sesuai ketentuan yang tertuang dalam Piagam PBB.

Propaganda Politik, Propaganda Dalam Sistem Politik, Kampanye Politik,

Kemampuan Beretorika Propaganda politik sangat bergantung kepada sistem

politik tempat propaganda itu dilakukan.

Propaganda sebagai penggunaan simbol-simbol untuk memanipulasi

perasaan orang agar berbuat sesuatu sesuai kehendak yang berpropaganda. Empat

instrumen kebijaksanaan baik dalam masa perang atau waktu damai, yaitu

propaganda, diplomasi, senjata dan ekonomi. Propaganda pada negara-negara

totaliter sangat berbeda dengan propaganda pada negara-negara demokrasi.

Propaganda komunis sesuai karakter ideologinya yaitu tidak

memperhatikan etika moral, tidak menghargai hak-hak asasi manusia.

Propaganda negara-negara liberal selalu berdasar nilai-nilai asasi. Situasi

ketenteraman dan perdamaian selalu melatarbelakangi kegiatan propaganda

Page 61: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

49

negara-negara demokrasi. Dalam wacana politik dasawarsa belakangan ini isu

ideologi bergeser ke isu hak-hak asasi manusia. Kegiatan propaganda politik lebih

tinggi tingkat intensitas penggunaannya yaitu pada waktu kampanye pemilihan

kandidat presiden, pemilihan wakil-wakil rakyat, pada waktu menyebarkan ide-

ide baru atau segala objek yang bersifat baru.

Bentuk Spesialisasi Public Relations : Karakter, Mengembangkan Sistem

Demokrasi, Mengembangkan Sistem Umpan Balik, Public Relations Dalam

Infrastruktur Public relations sebagai bentuk kegiatan yang sering digunakan baik

dalam kegiatan secara struktural maupun secara fungsional. Public relations

merupakan kegiatan yang paling demokratis, karena selain komunikasi bersifat

dua arah juga dalam hal orientasinya lebih memperhatikan kondisi komunikan.

Dalam kegiatan komunikasi internasional, khususnya dalam transaksi

komunikasi, maka public relations merupakan bentuk kegiatan yang sangat

disenangi, karena tidak tampak kecenderungan sikap saling mendominasi.

Kegiatan public relations menempatkan komunikan (individu, kelompok,

bangsa/negara) pada tangga utama sebagai subjek dan bukan hanya sebagai objek.

Empat sasaran utama public relations, yaitu: menumbuhkan pengertian khalayak

(public understanding), menumbuhkan dukungan khalayak (public support),

menumbuhkan kerja sama khalayak (public cooperation), dan menumbuhkan

kepuasan publik (public confidence).

Sementara itu untuk mengetahui strategi anggota DPRD Kab. Gowa dapil

satu pada saat Pilkada 2009 dengan beberapa cara seperti sosialisasi dalam

bentuk kunjungan kerja di masyarakat. Di mana masih banyak keinginan dan

Page 62: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

50

harapan masyarakat yang merasa tidak terwakili kemudian dengan forum

silaturahmi ini sebagai jembatan untuk mengetahui keingan besar masyarakat

dapil 1.

a. Door to door

Maka dari itu untuk mengetahui strategi yang digunakan berikut petikan

wawancara penelitian dengan anggota DPRD Dapil 1 menyangkut hal tersebut.

Wawancara pertama dilontarkan oleh inisial A.H. :

“Strategi yang saya gunakan yakni melalui dakwah dari mesjid ke mesjid,

saya menggunakan cara tersebut untuk membangun komunikasi dengan

konstituen. Selain itu saya juga melakukan door to door untuk saling

sharing dengan para pemilih saya”.(Wawancara 21 Agustus 2014)

Hasil wawancara di atas menandakan bahwa hubungan-hubungan

komunikasi politik yang dibangun oleh anggota DPRD di atas adalah dengan jalan

ceramah dari Masjid ke Masjid sekaligus Door To Door. Tentunya cara dan upaya

anggota DPRD Kab. Gowa dapil 1 dengan melakukan komunikasi dua arah yakni

agar tercipta hubungan silaturahmi yang baik.

Salah satu upaya untuk memajukan masyarakat lain hal yang dilakukan

oleh inisial S.P. selaku anggota DPRD Dapil 1 Kab. Gowa yakni

“Ada beberapa strategi yang saya lakukan, yakni saya melakukan

Pembukaan pasar murah keliling, yang menjual sembako dengan harga

yang murah ke masyarakat. Selain itu saya Door to door juga saya lakukan

karena saya bisa langsung berinteraksi dengan konstituen.”(Wawancara 21

Agustus 2014)

Untuk jualan kesejahteraan masyarakat memang terbilang absurd namun

cukup populis sebagai salah satu jualan untuk membangun pencitraan di

Page 63: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

51

masyarakat. Kegiatan-kegiatan di masa reses inilah salah satu kegiatan penting

dalam memajukan kesejahteraan masyarakat.

Dari hasil wawancara di atas masih ada juga anggota DPRD dari dapil satu

yang mewakili kaum perempuan. Keinginan untuk tampil di pentas politik

Kabupaten Gowa menjadi satu tekat untuk merubah wajah Kab.Gowa sebagai

cita-cita ideal masuk ke parlemen. Berikut adalah hasil wawancara dengan

Hasniati Hayat berkenaan mengenai strategi jitu yang digunakan dalam

memenangkan pemlihan anggota DPRD Kab. Gowa dapil 1. Strategi yang

dijalankan oleh incumbent yang berinisial H.K. dalam hal ini adalah pendekatan

kepada perempuan, karena dia adalah seorang perempuan maka kami pun sempat

menanyakan hal itu. Berikut petikan wawancaranya.

“Saya melakukan pendekatan khususnya pada perempuan. Dimana masih

adanya masyarakat Gowa khususnya ibu-ibu yang tidak tahu

membaca(buta aksara)”.(Wawancara 21 Agustus 2014)

Salah satu upaya meraih simpatik kamu perempuan beliau mengajak

perempuan untuk melihat system pendidikan. Tentunya strategi ini cukup populis

dimasyarakat mengenai buta aksara. Karena menurut beliau masih ada saja kaum

perempuan yang mengalami keterbelakangan pendidikan. Berikut diperkuat hasil

wawancara kami pada seorang tokoh masyarakat mengenai keberhasilan beliau.

Pendekatan khusus dengan konstituen itu sebagian besar calon legislatif

melakukannya. Karena dengan melakukan pendekatan secara langsung para caleg

bisa menilai apa yang diinginkan oleh konstituennya. Selain itu, konstituen juga

bisa melihat seperti apa para calon legislatif. Sehingga mereka bisa mengambil

Page 64: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

52

suatu keputusan pada saat pemilihan. Strategi ini sangat efektif untuk dilakukan,

sama halnya dengan salah satu kandidat yang kami wawancarai mengenai

strateginya. Berikut petikan wawancara dengan inisial A.L. :

“Saya melihat strategi yang paling menonjol itu untuk mendapatkan

perhatian dari masyarakat yakni dengan bersosialisasi langsung dengan

konstituen agar adanya komunikasi dua arah antara kami dengan

konstituen”. (Wawancara 21 Agustus 2014)

Dari pemilihan narasumber di atas bisa dilihat berbagai macam strategi

kampanye pada saat pra pemilihan anggota DPRD Kab. Gowa Dapil 1. Strategi

ini tentunya tidak berlaku secara perorangan melainkan secara tim, sehingga untuk

menentukan strategi apa yang tepat digunakan tentunya hasil keputusan tim

sukses dalam pemilihan. Dari beberapa stretegi yang dihasilkan ada yang

menggunakan media massa, ada juga yang menggunakan door to door atau dari

rumah kerumah. Selain penggunaan media massa, ada pula yang menngunakan

stretegi gambar berupa baliho, spanduk dan segalah macamnya. Namun lain pula

pendapat kaum perempuan yang cenderung menggunakan program

memperjuangkan kamu perempuan pada aspek pendidikannya. Karena aspek

pendidikan sangat menyentuh di masyarakat utamanya kaum perempuan. Selain

itu upaya tatap muka langsung ke masyarakat sangat efektif dalam

mengkampanyekan kandidat baik forum-forum silaturahmi maupun tatap muka

secara massal.

b. Dialog tertutup

Komunikasi politik merupakan komunikasi yang bersifat berkepanjangan

antara calon legislatif dengan konstituen, dalam membangun suatu hubungan

Page 65: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

53

antara konstituen kita dapat melihat suatu tindakan yang lebih nampak untuk

mengetahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap pemilihan calon legislatif di

Kab. Gowa. Adapun strategi yang bisa kita lakukan adalah dialog tertutup kepada

konstituen dan tim pemenagan tersebut. Adapun hasil wawancara dari Partai

Persatuan Pembangunan inisial S.P. mengenai dialog tertutup berikut hasil

wawancaranya:

“Untuk mengetahui kinerja tim dalam memenangkan salah satu dari partai

kita harus melakukan tatap muka atau melakukan dialog tertutup, karna

setiap pergerakan yang kita lakukan dapat terorganisir”(Wawancara 21

Agustus 2014)

Setelah melihat dari lapangan penulis mewawancarai inisial H.K. dari PDIP

tentang dialog tertutup berikut hasil wawancara tersebut :

“Saya melakukan dialog tertutup kepada konstituen itu hanya bisa dapat

informasi dari konstituen lainnya sekalian saya bisa jadikan tim

sukses”(Wawancara 21 Agustus 2014)

Memperkuat konsep sebelumnya yakni salah satu modala yang harus ditanamkan

oleh incumbent adalah modal sosial, salah satu kegiatan yang harus dikerjakan

setiap melakukan suatu tindakan kita perlu dialog tertutup terhadap konstituen,

berikut petikan wawanca Abd. Haris Tappa dari PAN :

“Alasan saya untuk memilih dialog tertutup kepada konstituen salah satu

strategi yang cukup memaksimalkan kondisi dilapangan sehubungan untuk

memperkuat kepercayaan kontituen terhadap incumbent”

C. Bagaimana Strategi kampanye politik dapat membuat incumbent

memperoleh kemenangan dalam pemilihan calon legislatif periode 2014-

2019

Kampanye merupakan kegiatan mempersuasi pemilih yang bertujuan

untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas. Pemilihan legislatif sebagai

Page 66: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

54

salah satu event pemilu yang secara serentak diadakan di seluruh Indonesia

ikut meramaikan dinamika politik khususnya pada pemilu 2009. Para caleg

yang ikut serta dalam pemilihan legislatif tentunya memiliki cara kampanye

yang berbeda dengan caleg lainnya. Kampanye yang merupakan sarana untuk

pencapaian cita-cita politik. strategi menjadi akan menjadi sangat penting guna

pemenangan pemilu serta cita-cita yang diinginkan caleg dan partai partai

pengusung untuk kedepannya. Pada pemilu 2009, partai-partai dan para caleg

bersaing ketat untuk mendpatkan kursi legislatif serta target-target tertentu

yang diinginkan. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

strategi kampanye yang dilakukan oleh para mayoritas caleg dalam pemilu

legislatif 2009, sehingga berhasil mendapatkan kursi di legislatif.

Dewasa ini, fenomena-fenomena baru yang unik mengenai

pelaksanaan kampanye itu sendiri. Banyak pergeseran pola pikir masyarakat

maupun para politisi dalam menyikapi event 5 tahunan tersebut. Pergeseran itu

sendiri banyak dipengaruhi oleh kemajuan zaman maupun kondisi sosial

ekonomi yang terus berkembang. Fenomena kampanye antara lain juga dapat

di ketahui melalui:

1. Adanya temuan perbedaan dana kampanye yang tersedia (yang dilaporkan)

dengan dana kampanye yang digunakan; (Tidak bermanfaat bagi

rakyat/manfaat sesaat bersifat generik dan investasi politik bagi

pengusaha)

2. Kampanye ternyata memerlukan dana yang luar biasa besar (Apakah

makin dana besar untuk kampanye makin efektif?).

Page 67: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

55

Karena hal-hal tersebut diatas lah yang juga dapat dibaca oleh masyarakat

sebagai sebuah temuan fakta baru yang akan menjadikan perubahan persepsi

tersendiri bagi masyarakat sebagai objek kampanye secara utuh. Oleh karena

itu, maka rasa tidak puas publik kepada kampanye menurut Lipsitz

menyarankan kampanye diarahkan pada diskusi yang lebih substansial tentang

isu-isu kampanye, memeperbaharui cara peliputan kampanye, sampai

mengusulkan agar para kandidat/politisi mendatangani codes of conduct (tata

cara bertingkah laku dalam kampanye) yang mengharuskan wacana kampanye

yang lebih humanis tidak provokatif. Berikut hasil wawancara mengenai

strategi kampanye politik dari partai persatuan pembangunan yang berinisial

S.P. berikut wawancaranya:

“Dalam kampanye politik yang saya gunakan adalah salah satu

strategi yang di perioritaskan untuk mengimbangi jalannya strategi

dalam mendapat dukungan dari masyarakat, kampanye politik

tersebuat saya sampaikan keinginan untuk membangun daerah Kab.

Gowa khususnya dapil 1 Kecamatan Somba Opu”(Wawancara 23

Agustus 2014)

Melakukan strategi kampanye politik merupakan salah satu strategi

yang di perioritaskan bagi para calon incumbent dalam pemilihan calon

legislatif, target dan visi misi mereka secara langsung menyampaikan kepada

konstituen sehingga antara komunikasi caleg dengan konstituen berjalan

sesuai apa yang kita inginkan dalam membangun Kabupaten Gowa ini. Selain

caleg yang berinisial S.P. juga melontarkan hasisl wawancara mengenai

kampanye politik dari PDIP yang berinisial H.K. berikut hasil petikan

wawancaranya :

Page 68: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

56

“Untuk melakukan strategi kampanye politik saya melakukan

bertahap setiap titik daerah pemilihan saya karena untuk

menyampaikan suatu keinginan harus terstruktur sehingga proses

kampanye tersebut akan terlaksana dengan baik”(Wawancara 23

Agustus 2014)

Setelah melihat dari pernyataan incumbent yang berinisial H.K.

merupakan strategi kampanye politik yang menciptakan hubungan emosional

antara calon legislatif dengan konstituen sehingga program-program kerjanya

kedepan dapat terlaksana dengan baik. Setelah H.K. di wawancarai tentang

kampanye politik maka incumbent selanjut dari partai Amanat Nasional yang

berinisial A.H. berikut hasil wawancaranya:

“Kami mempunyai berbagai macam strategi untuk menarik

simpatisan masyarakat, tapi yang di utamakan adalah strategi

kampanye politik karena menarik simpatisan konstituen itu harus

melakukan berbagai cara untuk meraih kekuasaan

politik”(Wawancara 23 Agustus 2014)

Pertarungan politik merupakan persaiangan yang begitu sulit untuk

mencapai suatu kekuasaan dalam hal ini kampanye politik merupakan senjata

utama dalam menghadapi pemilihan calon legislatif tersebut. Berikut petikan

wawancara mengenai kampanye politik dari partai kebangkitan bangsa yang

berinisial A.L. berikut hasil wawancara:

“Setelah kita survei di daerah pemilihan kami tentu kita bisa

menyimpulkan keinginan konstituen dan dalam strategi kampanye

politik akan kita tampung aspirasi masyarakat dalam membangun

daerah pemilihan kami”(Wawancara 23 Agustus 2014)

Sesuai apa yang di katakan oleh A.L dalam wawancara mengenai

kampanye politik merupakan startegi yang mengumpulkan keinginan

masyarakat sehingga apa yang kita selama ini perjuangkan dapat terwujud.

Page 69: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

57

D. Faktor-faktor Pendukung Komunikasi Politik yang dihadapi Para

Incumbent caleg DPRD Kabupaten Gowa di daerah pemilihannya.

1. Partai Politik

Partai politik dapat didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang

terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-

cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik

dan merebut kedudukan politik guna mempengaruhi pengambilan keputusan atau

kebijakan pada suatu sistem politik.

Pembentukan partai politik berdasarkan atas prinsip-prinsip demokrasi,

yakni pemerintahan yang dipimpin oleh mayoritas melalui pemilihan umum.

Untuk menciptakan pemerintahan yang mayoritas, diperlukan partai-partai yang

dapat digunakan sebagai kendaraan politik untuk ikut dalam pemilihan umum.

Melalui partai politik, rakyat berhak menentukan, siapa yang akan menjadi wakil

mereka serta siapa yang akan menjadi pemimpin yang menentukan kebijakan

umum. Berikut adalah komentar hasil wawancara dari pengamat Politik mengenai

Partai menjadi rekan politik dalam pemilihan calon legislatif:

“Dalam setiap proses pilcaleg termasuk sebelum menentukan sikap apakah

untuk berkoalisi, partai politik melakukan survei independen. Dan dalam

pemilihan calon legislatif , hasil survei menunjukkan bahwa hampir pasti

semua incumbent akan terpilih lagi dalam konteks masih di dukung oleh

masyarakat di Somba Opu, atas pertimbangan itulah partai politik berhak

memilih siapa yang diperioritaskan”(Wawancara 23 Agustus 2014)

Sejalan dengan definisi yang dikemukakan oleh Carr yang mengatakan

bahwa partai politik adalah suatu organisasi yang berusaha untuk mencapai dan

memelihara pengawasan terhadap pemerintah, maka hasil wawancara di atas

Page 70: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

58

menunjukkan bahwa partai politik menjalankan salah satu prinsip dasar dari

partai politik yakni mencalonkan anggota untuk pemilihan umum dengan label

partai, mengambil bagian dalam pemilihan umum, mengajukan calon yang

disepakati. Untuk itu sebagai perkumpulan yang terorganisir, Partai politik

memiliki tahapan-tahapan untuk menghasilkan calon pemimpin yang dapat

mengakomodir kepentingan-kepentingan partai politik. Artinya sebagai suatu

organisasi politik, partai politik ingin membangun sebuah kekuatan mayoritas

agar semua cita-cita politiknya dapat terakomodir sehingga survei yang dilakukan

sebagai langkah awal koalisi, bertujuan untuk melihat sejauh mana kekuatan atau

peluang bagi incumbent untuk dapat terpilih kembali.

Hal ini sejalan pula dengan teori Arend Lijphard yang menyatakan bahwa

salah satu bentuk koalisi yaitu minimal winning coalition, dimana prinsip

dasarnya adalah maksimalisasi kekuasaan, melihat jumlah kursi partai politik

yang diperoleh di parlemen. Dukungan massa yang dinilai masih mayoritas dapat

menjadi sebuah acuan untuk berkoalisi sehingga tujuan atau kepentingan partai

politiknya dapat tercapai. Berdasarkan teori ini, maka dalam memilih pasangan

untuk berkoalisi tentu memiliki pandangan tersendiri. Seberapa besar peluang

yang akan dicapai oleh ketika akan berkoalisi dengan sebuah partai,karena pada

dasarnya koalisi partai politik berlandaskan kepentingan. Kepentingan yang

memuat unsur-unsur manfaat, apakah dapat memberikan keuntungan atau

sebaliknya.

Page 71: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

59

2. Partisipasi Konstituen

Partisipasi konstituen adalah salah satu kegiatan yang perlu kita pahami

setiap menjalankan pesta demokrasi dalam hal ini pemilihan calon legislatif yang

terjadi di Kab. Gowa. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepedulian

masyarakat dalam memilih salah satu calon legislatif di daerah pemilihannya,

berikut petikan wawancara dari salah satu Tokoh masyarakat yang ada di daerah

pemilihan 1 Kec. Somba Opu Kab. Gowa :

“Saya sebagai tokoh masyarakat yang ada di dapil 1 Kec. Somba Opu

sangat senang melihat warga yang sedang bergotong royong untuk datang

ke TPS masing untuk memilih calon legislatifnya” (Wawancara 23

Agustus 2014)

Hasil wawancara diatas menggambarkan partisipasi konstituen terhadap

jalannya pesta demokrasi dalam pemilihan calon legislatif itu cukup tinngi tingkat

parsipasinya konstituen.

E. Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Politik yang dihadapi Para

Incumbent caleg DPRD Kabupaten Gowa di daerah pemilihannya.

1. Financial

Berbicara politik, tak bisa dipisahkan dengan para komunikator politik

yang mempunyai peran penting untuk merancang dunia satu ini. Berbagai

macam lobi dilakukan untuk menghidupkan dan meramaikan panggung politik.

Setiap komunikator politik mempunyai peran dan bagian masing-masing tak

beda dengan sandiwara yang dimainkan oleh aktor film untuk menghibur para

penonton. Momentum adalah kesempatan emas bagi mereka untuk merancang

strategi kekuatan politik dalam memerankan sesuai dengan bagiannya masing-

Page 72: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

60

masing. Pasalnya, selincah apapun seorang politisi, ia akan menggunakan

momentum dengan sebaik-baiknya karena kalau tidak maka tidak akan

mendapatkan peran dalam dunia itu. Setiap komunikator politik ulung

mempunyai momentum masing-masing. Soekarno bisa menjadi politisi ulung

karena bisa memainkan momentum dengan baik pada zamannya, meskipun

pada akhirnya juga terkubur oleh momentum itu sendiri. Soeharto bisa

memainkan peran politiknya begitu lihai seolah-olah aktor politik tanpa

dibatasi ruang dan waktu, namun akhirnya jatuh ke lubang hitam politik yang

selama ini dirancangnya sendiri.

Tak heran sebagian orang menyimpulkan bahwa politik itu warnanya

abu-abu. Politik tidak mengenal lawan maupun kawan namun yang ada adalah

kepentingan. Tak ada keabadian di dunia satu ini namun kekinian yang selalu

diutamakan. Hadirnya partai sengaja diciptakan untuk mengantar mereka

menuju posisi penting di negeri ini. Tak peduli berbagai warna partai yang

ditampilkan untuk mencitrakan mesin politiknya. Yang pasti, kebijakan-

kebijakan partai dijalankan oleh pengemudi yang ada di dalamnya demi

kekuasaan. Namun yang lebih utama dalam penempatan komunikasi politik

adalah pesan kampanye yang kadang sering mangalami hambatan. Skenario

politik yang dirancang oleh salah seorang kandidat atau tim tidak selamanya

berjalan dengan mulus berikut beberapa hasil wawancara peneliti dengan

kandidat. Seperti yang dituturkan oleh inisial S.P. Sebai berikut:

“Hambatan yang saya alami yakni penguatan kepercayaan kepada

masyarakat karena banyaknya saingan calon legislatif membuat

kita harus betul-betul melakukan pendekatan kepada

masyarakat.”(Wawancara 23 Agustus 2014)

Page 73: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

61

Salah satu poin penting yang disampaikan oleh S.P. dalam

wawancaranya bahwa membangun kepercayaan itu sangat penting. Sebab

banyaknya jualan-jualan politik dan janji politik bertebaran diseluruh kandidat.

Apalagi pertarungannya sangat banyak kandidat yang ikut serta dalam kanca

politik. Kepercayaan biasanya menjadi hambatan utama dalam

menyelenggarakan prosesi kampanye.

Selain hambatan yang dialami oleh kandidat yang berinisial S.P.

adapula hambatan lain yang dirasakan oleh kandidat inisial A.H. Peneliti

mencoba mewawancarai kandidat berikut petikannya.

“Dalam sisi financial, karena ada beberapa masyarakat yang ingin

memilih kita sebagai anggota dewan jika kita memiliki uang yang

banyak tanpa melihat kemampuan yang dimiliki”.(Wawancara 23

Agustus 2014)

Dari sebagian besar masyarakat memang pemilihan anggota DPRD

uang menjadi salah satu point penting. Kalau tidak ada uang maka hambatan

tersebut sangat besar, tidak bisa dipungkiri masyarakat memilih berdasarkan

upeti. Trand Money Politic salah satu faktor sehingga seorang kandidat bisa

dipilih dalam pemilihan anggota DPRD. Lain pula yang dirasakan oleh

kandidat yang mewakili kaum perempuan yaitu H.K. sebagai berikut:

“Adanya aturan khusus buat caleg perempuan, sehingga kita harus

bekerja keras untuk mendapatkan suara yang banyak, selain itu

banyaknya calon juga yang mengakibatkan kita harus menguatkan

suara ke konstituen agar tidak terpecah”.(Wawancara 23 Agustus

2014)

Petikan wawancara diatas salah satu kendala penting seorang

perempuan untuk maju pada pentas politik. Aturan main menjadi salah satu

Page 74: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

62

varibel yang bisa saja menghambat seseorang untuk tampil. Aturan-aturan itu

pula yang bisa saja menghambat kandidat untuk ikut serta dalam setiap

pemilihan.

Hambatan lain juga disebutkan oleh A.L. Berikut hasil wawancara :

“Terlalu banyaknya partai, dan caleg sehingga masyarakat seakan-akan

tidak melihat lagi program yang dijual oleh partai dan caleg. Terus terag

masyarakat itu sangant terpengaruh oleh biaya-biaya logstiknya itu”.

Point penting dalam setiap pagelaran pemilihan baik pemilihan kepala

daerah maupun pemilihan anggota legistlatif seorang kandidat harus

menghitung dengan pasti hambatan-hambatannya. Dari pemaparan wawancara

yang dilakukan oleh peneliti ditemukan adanya hambatan-hambatan dalam

komunikasi politik. Beberapa diantaranya adalah hambatan utama masalah

keuangan atau financial atau cost politic memang sudah mewabah

dimasyarakat bahwa seluruh kandidat memiliki keuangan yang cukup untuk

membiayai kampanyenya. Sehingga hal itu menjadi sebuah kebiasaan, dan jika

kandidat tidak menghitung pengeluaran keuangan maka biasa saja dia

mengalami kegagalan. Selain hasil temuan diatas bahwa meyakinkan

masyarakat itu juga sangat penting selain membangun kepercayaan agar

konstituen tidak beralih ke kandidat lain. Karena dalam setiap pemilihan semua

kandidat mempresentasekan janji-janji yang sangat ideal. Lain pula hambatan

yang dirasakan oleh kandidat yang mewakili kaum perempuan, biasanya

mereka mengalami pembatasan melalui aturan main. Dalam hal ini bahwa

aturan-aturan menjadi seorang wakil rakyat didasarkan atas norma-norma yang

berlaku

Page 75: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

63

2. Kinerja Tim Pemenangan tentang Strategi

Konstituen sejatinya merupakan pemilih yang memiliki loyalitas dan

identitas kepartaian yang tinggi. Konstituen sebagai basis massa parpol memiliki

rasionalitas dan perilaku beragam. Konstituen lah penentu para caleg untuk

mendapatkan satu kursi di DPRD. Tanpa konstituen mereka bukanlah siapa-siapa.

Oleh karenanya untuk menari perhatian daripada konstituen itu sendiri setiap

caleg memiliki cara yang berbeda-beda.

Setiap individu pasti mempunyai pendapatnya masing-masing mengenai

para caleg nya. Berikut adalah wawancara peneliti dengan beberapa konstituen

yang notabennya adalah pemilih dari anggota dewan yang sudah mendapatkan

tempat di DPRD pada periode 2014-2019 khususnya Dapil 1 Kecamatan Somba

Opu.

Pemilih dari kandidat inisial A.H. merupakan salah satu tokoh masyarakat

yang berinisial M yang merupakan pendukung dari caleg Partai amanat Nasional.

“Menurut saya strategi yang dilakukan sudah cukup maksimal. Saya

tertarik memilih A.H. karena saya sudah sering mendengar ceramah-

ceramahnya apalagi ketika bulan ramadhan dan khotbah jumat. Disitulah

saya mengenal beliau. Dan ketika saya tahu bahwa beliau mencalonkan

diri saya berinsiatif untuk memilihnya karena saya ingin perubahan yang

terjadi pada masyarakat ini. Saya pun mengajak keluarga saya istri dan

anak saya untuk ikut memilih beliau. Alhamdulillah beliau duduk di

DPRD .mudah2an beliau bisa menjadi jembatan bagi kami untuk

menyampaikan aspirasi dari masyarakat kecil”.

Pendapat inisial M diatas mengungkapkan bahwa ceramah-ceramah atau

Khutbah di masjid yang dilakukan oleh inisial A.H berjalan dengan baik.

Page 76: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

64

Disinilah peran vital komunikasi sebagai salah satu strategi membangun opini

publik. Pencitraan yang dilakukan dengan nuansa religi salah satu trend utama di

masyarakat. Selain itu bahwa metode dakwah cukup bagus untuk membangun

komunikasi politik di tingkatan grass root.

Narasumber berikutnya merupakan tokoh masyarakat yang berada di dapil

S.P. dia adalah Tokoh pemuda berikut petikan wawancaranya:

“Saya sebelumnya tidak mengenal bapak syahir dg.pasang. tapi suatu

ketika saya melihat adanya mobil keliling menjual sembako dengan harga

yang murah. Dan saat itu saya melihat bapak memberikan beberapa

obrolan-obrolan singkat dan dari situ saya memiliki keinginan untuk

memilih beliau. Saya juga sering melihat baliho bapak syahir, dan juga

kami dibagikan stiker-stiker. Karena saya yakin beliau bisa menjadi

anggota DPRD yang mengerti nasib rakyat kecil”.(Wawancara 23 Agustus

2014)

Hasil wawancara diatas mengindikasikan bahwa pertama kali narasumber

belum sama sekali mengenal yang berinisial S.P. Beliau dikenal setelah beliau

memasang tanda di baliho sebagai salah satu untuk memperkenalkan beliau.

Wawancara ini mengindikasikan bahwa sosialisasi kandidat itu sangatlah penting

untuk di prropagandakan. Baik itu dalam kegiatan-kegiatan pasar murah atau pun

kegiatan-kegiatan yang menyentuh masyarkat.

Begitu juga yang dikatakan oleh pemilih dari inisial H.K. salah satu upaya

meraih simpatik kamu perempuan beliau mengajak perempuan untuk melihat

system pendidikan. Tentunya strategi ini cukup populis dimasyarakat mengenai

buta aksara. Karena menurut beliau masih ada saja kaum perempuan yang

mengalami keterbelakangan pendidikan. Berikut diperkuat hasil wawancara kami

Page 77: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

65

pada seorang tokoh masyarakat yang berinisial S mengenai keberhasilan beliau.

Berikut petikan wawancaranya.

“Pendapatnya mengenai strategi yang digunakan calon legislatif: Saya

melihat ketulusan hati yang berinisial H untuk memberantas buta aksara

dikalangan ibu-ibu. Karena beliau sudah mengabdikan dirinya sebelum

mencalonkan diri sebagai anggota DPRD. Jadi saya tertarik untuk

memilihnya. Menurut saya strategi yang digunakan di media seperti

radio sangat membantu untuk memperkenalkan diri. Sehingga orang

bisa memilihnya”. (Wawancara 23 Agustus 2014)

Berkaitan dengan kaum perempuan pernyatan ibu S salah satu

pernyataan yang memperkuat bahwasanya perjuangan buta aksara untuk

perempuan sangat penting. Selain itupula bahwa perempuan harus punya

kemampuan untuk mensosialisakan diri melalui media.

Wawancara berikutnya oleh salah satu pemilih dari kandidat yang

berinisial A.L. yang berprofesi Tokoh Masyarakat, Berikut hasil wawancara kami:

“Saya memilih bapak karena saya sudah kenal sebelumnya. Sekali waktu

sy mengikuti acara pertemuan diskusi antara bapak dengan warga sekitar

rumah kami untuk sekedar berbincang-bicang membicarakan apa yang

menjadi keinginan kami sebgai masyarakat gowa. Dan saat itu saya sudah

tertarik dengan beliau dan memilih beliau pada pemilu kemarin”.

(Wawancara 23 Agustus 2013)

Selain itu ada juga pemilih dari kandidat yang berinisial A.L. yang sempat

kami wawancarai. Dia adalah salah satu Tokoh Pemuda. Berikut wawancaranya :

“Saya tertarik untuk memilih beliau karena sebelumnya saya memang

sudah mengenal beliau. Selain dengan pernahnya saya mengikuti diskusi

langsung dengan bapak, maka pada akhirnya saya percaya kan untuk

bapak duduk menjadi anggota dewan dengan menyumbangkan suara saya

pada pemilu”. (Wawancara 23 Agustus 2014)

Page 78: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

66

Yang terakhir wawancara dengan pemilih dari kandidat berinisial H.K.

yang merupakan Tokoh Pemuda Berikut wawancaranya :

“Saya memilih ibu karena saya teman dengan anaknya. Kebetulan kami

bersahabat. Tapi bukan karena itu karena saya melihat strategi yang bapak

yusuf gunakan sangat bagus. Dia membangun relasi yang bermula dari

keluarga kecilnya untuk mendapatkan suara. Selain itu juga saya kebetulan

pernah hadir di acara temu langsung antara ibu H.K. selaku calon legislatif

dengan konstituen. Dari situ saya sudah bisa menilai beliau, sehingga saya

tertarik untuk memilih bapak yusuf. Karena dengan temu langsung menurut

saya sangat efektif karena kami bisa saling tukar pikiran, dan bisa mengenal

lebih dekat dengan calon legislatif”.(Wawancara 23 Agustus 2014)

Page 79: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian ini saya selaku peneliti mencoba menggaris bawahi atau

mencoba menyimpulkan sesuai dengan hasil penelitian. Dari kesimpulan peneliti

maka kesimpulan itu saya bagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Strategi Komunikasi Politik para incumbent dalam menghadapi pemilihan

legislatif didaerah pemilihan 1 Kec. Somba Opu Kabupaten Gowa.

Dari pemilihan narasumber di atas bisa dilihat berbagai macam strategi

kampanye pada saat pra pemilihan anggota DPRD Kab. Gowa Dapil 1. Strategi

ini tentunya tidak berlaku secara perorangan melainkan secara tim, sehingga untuk

menentukan strategi apa yang tepat digunakan tentunya hasil keputusan tim

sukses dalam pemilihan. Dari beberapa strategi yang dihasilkan yang paling

banyak mendapatkan respon positif konstituen yakni jika para caleg melakukan

temu secara langsung menemui konstituen dengan melakukan diskusi ataupun

kegiatan kemasyarakatan lainnya karena dengan begitu maka akan terjadi

komunikasi dua arah antara para caleg dengan konstituen. Ada juga yang

menggunakan door to door atau dari rumah kerumah. Selain itu ada juga

penggunaan media massa, ada pula yang menngunakan stretegi gambar berupa

baliho, spanduk dan segalah macamnya yang menjadi pendukung kampanye.

Namun lain pula pendapat kaum perempuan yang cenderung menggunakan

program memperjuangkan kaum perempuan pada aspek pendidikannya. Karena

aspek pendidikan sangat menyentuh di masyarakat utamanya kaum perempuan.

Page 80: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

68

Namun upaya tatap muka langsung ke masyarakat sangat efektif dalam

mengkampanyekan kandidat baik forum-forum silaturahmi maupun tatap muka

secara massal.

2. Faktor-faktor pendukung strategi komunikasi politik para incumbent yang

dihadapi anggota DPRD Kabupaten Gowa dengan konstituen di daerah

pemilihannya.

Strategi komunikasi politik para incumbent adalah salah satu faktor pendukung

yang bisa memenangkan dalam pemilihan calon legislatif, dalam hal ini partai

politik merupakan salah satu pendukung untuk memenangkan pemilihan tersebut

selanjutnya partisipasi konstituen merupakan strategi yang perlu di utamakan

karena merupakan strategi yang bisa menciptakan proses demokrasi terlaksana

dengan baik.

3. Faktor-faktor penghambat komunikasi politik yang dihadapi anggota DPRD

Kabupaten Gowa dengan konstituen di daerah pemilihannya.

Point penting dalam setiap pagelaran pemilihan baik pemilihan kepala

daerah maupun pemilihan anggota legistlatif seorang kandidat harus menghitung

dengan pasti hambatan-hambatannya. Dari pemaparan wawancara yang dilakukan

oleh peneliti ditemukan adanya hambatan-hambatan dalam komunikasi politik.

Beberapa diantaranya adalah hambatan utama masalah keuangan atau financial

atau cost politic memang sudah mewabah dimasyarakat bahwa seluruh kandidat

meliki keuangan yang cukup untuk membiayai kampanyenya. Sehingga hal itu

menjadi sebuah kebiasaan, dan jika kandidat tidak menghitung pengeluaran

Page 81: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

69

keuangan maka biasa saja dia mengalami kegagalan. Selain hasil temuan diatas

bahwa meyakinkan masyarakat itu juga sangat penting selain membangun

kepercayaan agar konstituen tidak beralih ke kandidat lain. Karena dalam setiap

pemilihan semua kandidat mempresentasekan janji-janji yang sangat ideal. Lain

pula hambatan yang dirasakan oleh kandidat yang mewakili kaum perempuan,

biasanya mereka mengalami pembatasan melalui aturan main. Dalam hal ini

bahwa aturan-aturan menjadi seorang wakil rakyat didasarkan atas norma-norma

yang berlaku. Makanya aturan itu biasanya menjadi jebakan seorang kandidat

perempuan untuk tidak bisa tampil pada setiap pagelaran.

B. Saran

Sebaiknya setiap kandidat pada pemilihan legislatif harus bisa memahami

seperti apa konstituennya. Dengan cara melakukan pendekatan secara langsung

kepada konstituen. Agar apa yang diinginkan bisa tercapai sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh masing-masing kandidat untuk bisa terpilih menjadi anggota

dewan.

Page 82: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

70

DAFTAR PUSTAKA

ArifinAnwar. 2011. Komunikasi Politik. Yogyakarta :Graha Ilmu.

Anderson, P.O., Konoben, J.E., dan Troutman, W.G. (2002). Handbook of

Clinical Drug Data. Edisi X. New York: McGraw-Hill. Hal. 20-21.

Budiardjo, Miriam. 1989. Dasar-dasar Ilmu Politik.Jakarta : PT Gramedia.

Bulaeng, Andi. 2002. Teori Manejemen Riset Komunikasi. Narendra, Jakarta

Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik. Jakarta : Rajawali Pers.

Firmanzah, 2007.Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas.Jakarta :

Yayasan Obor Indonesia.

Huntington, Samuel P., 2004. Tertib Politik pada Masyarakat yang Sedang

Berubah.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Irawan, Prasetya, 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu

Sosial.Jakarta : DIA FISIP UI.

Lijphard, Arend, 1995. Sistem Pemerintahan Parlementer dan

Presidensial.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Marijan, Kacung, 2006. Demokratisasi di Daerah (Pelajaran dari Pilkada Secara

Langsung).Surabaya : Pustaka Eureka.

Martin, A.N., Swarbrick, J., dan Cammarata, A. (1983). Physical Pharmacy. Edisi III.

Philadelphia: Lea & Febiger. Hal. 614. Universitas

Moleong, Lexy J, 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Mas’oed Mochtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi.

Jakarta: Pustaka LP3S.

McQuail, Denis. 1991. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Edisi Kedua.

Alih bahasa Agus Dharmawan. Dan Amirudin. Jakarta : Erlangga.

Pito, Toni Andrianus, Efriza, Kemal Fasyah, 2006. Mengenal Teori-Teori Politik

dari Sistem Politik sampai Korupsi.Bandung : Penerbit Nuansa.

Rogers, E. M., & Storey J. D. (1987). Communication Campaign. Dalam C. R.

Berger & S.H. Chaffe (Eds.), Handbook of Communication Science. New

Burry Park, CA:Sage.

Page 83: STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARA INCUMBENT DALAM

71

Sahdan, Gregorius, 2008. Politik Pilkada : Tantangan Merawat

Demokrasi.Yogyakarta : The Indonesian Power for Democracy.

Sumarno. 1993. Fungsi Komunikasi Politik. Bandung : Sinar Baru.

Sastroatmodjo, Sudijono, 1995. Perilaku Politik. Semarang :IKIP Semarang

Press.

Schroder. 2004. Strategi Politik. Jakarta : Friedrich NaumannStiftung.

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung : CV Alfabeta.

Varma. 2001. Teori Politik Modern.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.