strategi pemasaran sayuran pakcoy sehat (studi kasus kelompok wanita tani bina...
TRANSCRIPT
STRATEGI PEMASARAN SAYURAN PAKCOY SEHAT
(Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Bina Pertani
di Kampung Liman Benawi Kecamatan Trimurjo
Kabupaten Lampung Tengah)
(Skripsi)
Oleh:
GANDA SURYA NUGRAHA AJI
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
DHARMA WACANA METRO
2019
STRATEGI PEMASARAN SAYURAN PAKCOY SEHAT
(Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Bina Pertani
di Kampung Liman Benawi Kecamatan Trimurjo
Kabupaten Lampung Tengah)
Oleh:
GANDA SURYA NUGRAHA AJI
16210001.P
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Pertanian
Pada
Jurusan Agribisnis
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
DHARMA WACANA METRO
2019
ABSTRAK
STRATEGI PEMASARAN SAYURAN PAKCOY SEHAT
(Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Bina Pertani Di Kampung
Liman Benawi Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung
Tengah)
Oleh
Ganda Surya Nugraha Aji
Produk pertanian yang berkualitas namun juga aman bagi kesehatan dan lingkungan,
salah satunya produk hortikultura yang selalu dibutuhkan kehidupan sehari-hari. Prospek
usaha sayuran organik sebenarnya untuk selama 10 tahun ke depan, sangat prospektif
karena semakin tingkat kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi produk pertanian
terutama sayuran yang bebas bahan-bahan kimia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Strategi Pemasaran Sayuran Pakcoy Sehat (Studi Kasus kelompok Wanita
Tani Bina Pertani Di Kampung Liman Benawi Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung
Tengah). Adapun permasalahan yang akan dianalisis adalah sebagai berikut :
Bagaimanakah strategi pemasaran sayuran pakcoy sehat Kelompok Wanita Tani Bina
Pertani Di Kampung Lima Benawi Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel diambil dengan cara
non probability sampling yakni dengan sampling jenuh (sensus) dengan jumlah populasi
45 orang petani sayuran pakcoy, kemudian diambil jumlah sampel sebanyak 27
responden yang terdiri dari 24 orang petani pakcoy sehat, yang didalamnya terdapat ( 2
(dua) petani yang merangkap sebagai praktisi seperti ketua wanita tani pakcoy sehat, dan
agen pemasaran) dan 3 praktisi bertugas sebagai petugas penyuluh lapangan, pejabat
Dinas Pertanian Hortikultura Lampung Tengah serta konsumen. Dan alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan menggunakan teknik
analisis SWOT.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada matrik SWOT diperoleh koordinat yaitu
strategi Strenght-Opporturnities (SO) yang mana koordinat ini masuk pada kuadran I,
strategi yang digunakan yaitu, 1) Stok barang dengan kualitas baik harus tersedia secara
rutin sesuai dengan siklus pemasaran, 2) Tingkatkan pengembangan pasar bila
memungkinkan melalui media elektronik (online) dilakukan juga, 3) Pelayanan terhadap
konsumen dan mitra agar ditingkatkan.
Kata kunci : strategi pemasaran, sayuran pakcoy sehat.
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Sripsi : STRATEGI PEMASARAN SAYURAN PAKCOY
SEHAT (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Bina
Pertani Di Kampung Liman Benawi Kecamatan
Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah)
Nama Mahasiswa : Ganda Surya Nugraha Aji
No. Pokok Mahasiswa :16210001.P
Jurusan/Program Studi : Agribisnis
Menyetujui:
KOMISI PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Supriadi, M.P
NUPN. 9902702235
Zulkarnain, S.P.,M.E.P
NIDN. 0205058102
Ketua
Jurusan Agribisnis
Dr. Ismalia Afriani, S.P.,M.Si
NIP. 197504172005012001
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Ir. Supriadi, M.P
Penguji Utama : Dr. Ismalia Afriani, S.P.,M.Si
Anggota : Zulkarnain, S.P.,M.E.P
2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER)
Ir. Rakhmiati, M.T.A
NIP : 196304081989 03 2001
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 09 Januari 2019
RIWAYAT HIDUP
Ganda Surya Nugraha Aji dilahirkan pada tanggal 28
Agustus 1994 di 29 Banjarsari. Alamat asal RT 27/RW 06,
Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro,
Lampung. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan
Bapak Rubiyanto dan Ibu Rosnawati. Penulis merupakan anak ke satu dari tiga
bersaudara. Penulis telah menyelesaikan studi ;
1. TK Dharma Wanita, 29 Banjarsari, Metro pada tahun 1998-2000,
2. Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Banjarsari Metro pada tahun
2000-2006,
3. SMP Negeri 6 Metro, Lampung pada tahun 2004-2009,
4. SMK Negeri 2 Metro, Lampung pada tahun 2009-2012,
5. Tahun 2012, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Program Keahlian Manajemen
Agribisnis, Program Diploma Institut Pertanian Bogor.
6. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan program sarjana S1 di
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro
Jurusan/Program Studi Agribisnis.
MOTTO
"Barang siapa yang bersungguh sungguh, sesungguhnya kesungguhan
tersebut untuk kebaikan dirinya sendiri"
(Qs. Al-Ankabut: 6 )
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan Skripsi ini kepada:
1. Kedua orang tuaku, malaikat pelindungku didunia dari kecil hingga dewasa
ini melindungiku tanpamu aku bukanlah siapa-siapa di dunia ini, Ibuku
tersayang yang selalu senantiasa memberikan kasih sayangnya yang tak
terhingga sampai keinginan yang ku cita-citakan tercapai, Ayahku yang
tercinta dirimu tanpa lelah berjuang siang dan malam mencari nafkah untuk
keluarga, membiayai diriku hingga aku dapat menyelesaikan pendidikan
tinggi, ku persembahkan karya ini kepada Ayah dan Ibu yang telah
memberikan dukungan, kasih sayang dan cinta kasih yang tak terhingga yang
tiada mungkin aku dapat membalasnya, dengan hanya selembar kertas
bertulisan kata persembahan dan cinta ini. Semoga ini merupakan awal untuk
membuat Ayah dan Ibu bahagia, selama ini aku belum bisa berbuat yang
lebih. Untuk Ayahku Rubiyanto dan Ibuku Rosnawati terima kasih untuk
segala yang telah Ayah dan Ibu berikan kepadaku.
2. Adik-adikku, Unggul Beasisa Suziki dan Anisa Nabila Amin berkumpul
bersama kalian merupakan kebahagiaan tersendiri, semoga kalian menjadi
adik-adik yang sholeh dan sholehah terimakasih atas dukungan dan doa untuk
kakak.
3. Istriku, Kumala Eka Puspita dirimu adalah belahan jiwaku bidadari surgaku
dirimu pelengkap hidupku, tulang rusukku, serta makmumku didunia, cinta
dan kasih sayangmu memberikan dukungan, doa, serta motivasi
menyelesaikan skripsi ini.
4. Teman-teman di Kampus STIPER Dharma Wacana Metro, temen
seperjuangan Theo, Merry, Trio, Dinda, Erma, Indra, Ari dan Arif serta
temen-temen yang lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang selalu
memberikan dukungan, dorongan semangat serta memberikan motivasi.
5. Ibu Retno Sawitri, S.P dan Ibu Widarmi serta anggota Kelompok Wanita
Tani (KWT) Bina Pertani Liman Trimurjo Lampung Tengah yang tidak bisa
sebut satu persatu, atas kebaikan, keramah-tamahan, waktu serta tenaga
fikiran yang telah membantu, terima kasih.
6. Almamaterku yang kubanggakan serta dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro yang telah mendampingiku
hingga dapat menyelesaikan Program Sarjana (S1), terima kasih.
Terakhir, penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun
demikian , penulis tetap berusaha semampu untuk melakukan terbaik dan penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan. Harapan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna demi kemajuan ilmu
pengetahuan dimasa yang akan datang. Amin.
Metro, Januari 2019
GANDA SURYA NUGRAHA AJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, berkah dan hidayah-Nya, skripsi dengan judul “Strategi Pemasaran
Sayuran Pakcoy Sehat (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Bina Pertani di
Kampung Liman Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah ” ini dapat
diselesaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
7. Ir. Rakhmiati, M.T.A., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
(STIPER) Dharma Wacana Metro yang telah memberikan dukungan,
fasilitas, dan kemudahan-kemudahan dalam kegiatan di STIPER Dharma
Wacana Metro.
8. Dr. Ismalia Afriani, M.Si., selaku Ketua jurusan Agribisnis sekaligus Penguji
yang telah memberikan dukungan dan kemudahan-kemudahan dalam
kegiatan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro
serta kesediaannya untuk memberikan saran dan kritik dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
9. Ir. Supriadi, M.P., selaku Pembimbing I, atas segala bimbingan, bantuan,
motivasi dan saran yang sangat berarti hingga selesainya penulisan skripsi ini.
10. Zulkarnain, S.P,. M.E.P., selaku Pembimbing II, atas segala bimbingan,
bantuan, motivasi dan saran yang sangat berarti hingga selesainya penulisan
skripsi ini.
11. Seluruh Dosen dan Staf Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma
Wacana Metro yang telah membantu.
12. Seluruh instansi dan petani sayuran pakcoy sehat yang telah bekerjasama dan
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
13. Kedua Orang Tua tercinta yang dengan tulus selalu memberikan doa, kasih
sayang, dan semangat agar skripsi ini dapat terselesaikan.
14. Adik-adikku yang selalu mendoakan dan memberikan semangat dalam
mengerjakan skripsi ini.
15. Istriku yang selalu memberikan do’a, kecintaan, kasih sayang, dan perhatian
dalam menyelesaikan skripsi ini
16. Seluruh sahabat yang selalu membantu, mendoakan dan memberikan
semangat
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
semua. Amiin.
Metro, Januari 2019
GANDA SURYA NUGRAHA AJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................... iv
RIWAYAT HIDUP .......................................................................... v
MOTTO ............................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ...................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xi
I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 7
1.3 Tujuan .................................................................................. 11
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 11
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 12
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................... 12
2.1.1 Pertanian Organik ....................................................... 12
2.1.1.1 Keuntungan Pertanian Organik ...................... 15
2.1.2 Pakcoy ........................................................................ 17
2.1.3 Teori Strategi dan Pemasaran .................................... 18
2.1.4 Analisis SWOT .......................................................... 23
2.1.5 Analisis Lingkungan Organisasi ................................ 26
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................ 30
2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................. 35
III. METODE PENELITIAN ......................................................... 38
3.1 Definisi Operasional ............................................................ 38
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 40
3.3 Jenis dan Sumber Data ......................................................... 40
3.4 Populasi dan Sampel ............................................................ 41
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................... 42
3.6 Metode Analisis Data ........................................................... 43
3.6.1 Analisis SWOT .......................................................... 43
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 49
4.1 Gambaran Umum Kelompok ............................................... 49
4.1.1 Latar Belakang Kelompok ......................................... 49
4.1.2 Profil Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani .. 50
4.1.3 Identitas Responden ................................................... 50
4.2 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Organisasi ...... 52
4.2.1 Analisis Lingkungan Internal Organisasi ................... 52
4.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal Organisasi ................ 55
4.3 Analsis Strategi .................................................................... 59
4.3.1 Analisis Faktor Internal dan Eksternal Menggunakan
Matrik IFAS dan EFAS ............................................. 59
4.3.2 Perumusan Prioritas Strategi dengan Analisis SWOT 66
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 73
5.1 Kesimpulan .......................................................................... 73
5.2 Saran .................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... xii
LAMPIRAN ...................................................................................... xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Luas panen, produksi, dan produktivitas sawi menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung tahun 2017 ..................... 4
2. Luas panen, produksi, dan produktivitas sawi menurut
Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2017 ............ 5
3. Luas panen, produksi, dan produktivitas sawi menurut
Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2017 Lanjut. 6
4. Luas panen, produksi, dan produktivitas pakcoy
menurut desa/keluaran di Kecamatan Trimurjo tahun 2017 ....... 8
5. Luas lahan dan produksi pakcoy sehat dan anorganik
Di Kampung Liman Benawi Kecamatan Trimurjo Kabupaten
Lampung Tengah tahun 2018 ..................................................... 9
6. Rata – Rata harga jual pakcoy sehat dan pakcoy anorganik
tahun 2018 dari bulan Januari sampai September
di Kampung Liman Benawi, Kecamatan Trimurjo
Kabupaten Lampung Tengah ...................................................... 10
7. IFAS (Internal Factor Analisys Strategic) ................................. 46
8. EFAS (Eksternal Factor Analisys Strategic) .............................. 47
9. Strategi ........................................................................................ 48
10. Struktur Organisasi Kelompok ................................................... 52
11. Sebaran Tingkat Umur Responden
di kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi 53
12. Tingkat Pendidikan Responden di Kelompok Wanita Tani (KWT)
Bina Pertani Liman Benawi ........................................................ 54
13. Matrik Internal Factor Analisys Strategic (IFAS) ...................... 63
14. Matrik Eksternal Factor Analisys Strategic (EFAS) ................... 65
15. Pembobotan rating IFAS dan EFAS .......................................... 67
16. Tingkat Prioritas Strategi SWOT ................................................ 67
17. Matrik SWOT Strategi Pemasaran Sayuran Pakcoy Sehat
Pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani
Liman Benawi ............................................................................. 69
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Pemikiran ....................................................... 37
2. Grafik Analisis SWOT Sayuran Pakcoy Sehat
pada kelompok Wanita Tani (KWT)
Bina Pertani Liman Benawi (01) ................................................ 64
3. Grafik Analisis SWOT Sayuran Pakcoy Sehat
pada Kelompok Wanita Tani (KWT)
Bina Pertani Liman Benawi (02) ................................................ 65
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Halaman
1. Logo Kelompok Wanita Tani (KWT)
Bina Pertani Liman Benawi ........................................................ 78
2. Kuesioner Responden ................................................................. 79
3. Identitas Responden .................................................................... 83
4. Rekapitulasi Hasil Penelitian Responden
Bobot Faktor Internal .................................................................. 84
5. Rekapitulasi Hasil Penelitian Responden
Bobot Faktor Eksternal .............................................................. 85
6. Bobot Faktor Internal dan Eksternal ........................................... 86
7. Turun Lapang Di KWT Bina Pertani Liman Benawi
Trimurjo Lampung Tengah ......................................................... 88
8. Monitoring Bapak Zulkarnain,S.P,M.E.P di KWT
Bina Pertani Liman Benawi Trimurjo Lampung Tengah ........... 89
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian organik merupakan salah satu cara menghasilkan produk pertanian yang
berkualitas namun juga aman bagi kesehatan dan lingkungan, salah satunya
produk hortikultura yang mampu menghasilkan produk pertanian yang selalu
dibutuhkan oleh konsumen untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga akan lebih baik
bila penanaman dilakukan secara organik, masyarakat juga mulai menyadari
pentingnya hidup sehat dengan menjaga pola konsumsi terhadap makanan, banyak
gangguan kesehatan yang disebabkan karena pola makan yang tidak seimbang
dalam hal pemenuhan gizi (Sutanto, 2002). Hal tersebut menyebabkan
masyarakat lebih arif dan bijaksana dalam memilih makanan. Peningkatan
kesadaran masyarakat akan manfaat sayuran, menyebabkan permintaan akan
sayuran terus meningkat (Herawati, 2007).
Sayuran organik merupakan komoditas hortikultura yang banyak diminati untuk
dikembangkan pada pertanian organik saat ini. Keistimewaan dari sayuran
organik adalah mengandung antioksidan 10 – 50 % di atas sayuran non organik.
Kandungan nitrat dalam sayuran dan buah organik diketahui 25 % lebih rendah
2
dari non organik. Hal tersebut membuat sayuran organik layak dikonsumsi
(Isdiayanti, 2007).
Prospek usaha sayuran organik sebenarnya untuk selama 10 tahun ke depan,
sangat prospektif karena semakin tingkat kesadaran masyarakat untuk
mengkonsumsi produk pertanian terutama sayuran yang bebas bahan-bahan kimia.
Sayuran organik yang dibudidayakan secara alami maka sayuran tersebut
mengandung berbagai keunggulan dibandingkan dengan sayuran konvensional.
Salah satu keunggulan dari sayuran organik adalah sayuran aman dari residu
bahan kimia, sehingga dapat menunjang kesehatan. Hal ini membuat konsumen
beralih dari sayuran konvensional ke sayuran organik, sehingga dapat menjadikan
peluang pemasaran sayuran organik (Airine, 2010).
Sayuran organik merupakan produk yang aman bagi kesehatan sehingga sayuran
organik semakin berkembang. Gaya hidup sehat masyarakat yang mengubah pola
konsumsi masyarakat dari mengonsumsi sayuran konvensional menjadi sayuran
organik sehingga meningkatnya permintaan pada sayuran organik (Airine, 2010).
Jenis sayuran organik yang banyak sekali dminati oleh masyarakat sehat adalah
pakcoy. Sayuran pakcoy bila ditinjau dari aspek ekonomis dan bisnisnya layak
untuk dikembangkan atau diusahakan untuk memenuhi permintaan konsumen
yang semakin lama semakin tinggi, serta adanya peluang pasar. Harga jual pakcoy
lebih mahal dari pada jenis sawi lainnya (Haryanto dan Tina, 2012). Kelayakan
pengembangan budidaya pakcoy antara lain ditunjukkan oleh adanya keunggulan
komparatif kondisi wilayah tropis yang sangat cocok untuk komoditas tersebut,
3
disamping itu, umur panen pakcoy relatif pendek yakni 40-50 hari setelah tanam
dan hasilnya memberikan keuntungan yang memadai (Eko, 2007).
Sayuran pakcoy banyak mengandung serat, vitamin A, vitamin B, vitamin B2,
vitamin B6, vitamin C, kalium, fosfor, tembaga, magnesium, zat besi, dan protein
(Haryanto dan Tina, 2012). Kandungan gizi-gizi tersebut menyebabkan pakcoy
selain pangan bergizi juga berkhasiat untuk mencegah kanker, hipertensi, dan
penyakit jantung. Hal ini menarik minat konsumen terhadap pakcoy (Haryanto
dan Tina, 2012). Hal tersebut menjadi motivasi bagi petani untuk
membudidayakan dan memasarkan pakcoy agar lebih baik.
Salah satu provinsi yang menghasilkan pakcoy di Indonesia adalah provinsi
Lampung. Berdasarkan data Dinas Pertanian Hortikultura Provinsi Lampung
(2017) menyebutkan bahwa hampir seluruh kabupaten yang ada di Provinsi
Lampung menanam pakcoy, dari lima belas kabupaten yang ada di Provinsi
Lampung hanya Kabupaten Tulang Bawang Barat saja yang belum menanam
pakcoy. Hal tersebut dapat di lihat pada tabel 1.
4
Tabel 1. Luas panen, produksi, produktivitas sawi menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Lampung, tahun 2017.
No Kabupaten/kota Luas Panen
(Ha) Produksi (Kw) Produktivitas
1. Lampung Barat 432 56.673 131,18
2. Tanggamus 121 8.709 71,97
3. Lampung Selatan 69 6.769 98,10
4. Lampung Timur 98 235 2,39
5. Lampung Tengah 66 734 11,12
6. Lampung Utara 33 4.795 145,30
7. Way Kanan 1 1 1
8. TulangBawang 52 374 7,19
9. Pesawaran 209 2.909 13,91
10. Pringsewu 113 1.054 9,32
11. Mesuji 118 17.554 148,76
12. TulangBawang Barat 0 0 0
13. Pesisir Barat 1 2 2
14. Bandar Lampung 114 1.231 10,79
15. Metro 51 5.804 113,80
Lampung 1.478 106.844 51,12
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, 2017
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa produktivitas jenis sawi di Kabupaten
Lampung Tengah sebesar 11,12 %, dalam angka tersebut terdapat produktivitas
pakcoy sebesar 3 %. Jumlah ini masih rendah di bandingkan Kabupaten yang lain,
namun menempati urutan ke 8 (delapan) dengan jumlah produksi 734 kwintal.
Oleh karena itu untuk meningkatkan produksi pakcoy di Kabupaten Lampung
Tengah perlu dilakukan strategi pemasaran yang tepat.
5
Berdirinya usaha pakcoy yang dibentuk oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina
Pertani di Lampung Tengah menjadi peluang bisnis bagi pelaku usaha pakcoy
karena menggunakan teknik budidaya pakcoy tanpa menggunakan pestisida
kimia, yakni dengan menggunakan pupuk organik sebagai unsur hara yang
dibutuhkan pakcoy. Sehingga tidak terdapat residu bahan kimia berbahaya dalam
pakcoy tersebut, dan menghasilkan pakcoy yang sehat, berkualitas dan aman
dikonsumsi baik bagi kesehatan. KWT Bina pertani berperan sebagai fasilitator
bagi anggotanya menyediakan faktor produksi dan pasar bagi anggotanya. Untuk
wilayah pemasaran pakcoy tanpa pestisida kimia distribusi langsung ke pasar oleh
petani. Oleh sebab itu perlu adanya kegiatan pemasaran, agar jaminan pasar
terhadap pakcoy tanpa pestisida kimia terus berlanjut sehingga mencapai tujuan
dalam pasar sasaran serta harga yang diinginkan oleh petani. Sedangkan untuk
data kecamatan dapat di lihat di tabel 2.
Tabel 2. Luas panen, produksi, dan produktivitas sawi menurut kecamatan di
Kabupaten Lampung Tengah tahun 2017
No Kecamatan Luas Panen
(Ha) Produksi (Kw) Produktivitas
1. Padang Ratu - - -
2. Selagai Lingga - - -
3. Pubian - - -
4. Anak Tuha - - -
5. Anak Ratu Aji 11 162 11,72
6. Kalirejo - - -
7. Sendang Agung - - -
8. Bangunrejo - - -
9. Gunung Sugih - - -
10. Bekri - - -
11. Bumiratu Nuban - - -
12. Trimurjo 1 3 3
13. Punggur - - -
14. Kota Gajah - - -
15. Seputih Raman - - -
16. Terbanggi Besar 4 56 14
6
Lanjutan tabel 2. Luas panen, produksi, dan produktivitas sawi menurut
kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2017
No Kecamatan Luas Panen
(Ha) Produksi (Kw) Produktivitas
17. Seputih Agung - - -
18. Way Pengubuan - - -
19. Ters. Nunyai - - -
20. Seputih Mataram - - -
21. Bandar Mataram - - -
22. Seputih Banyak - - -
23. Way Seputih - - -
24. Rumbia - - -
25. Bumi Nabung - - -
26. Putra Rumbia - - -
27. Seputih Surabaya 50 513 10,28
28. Bandar Surabaya - - -
Lampung Tengah 66 734 11,12
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikuktura Kabupaten Lampung Tengah, 2017
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa salah satu penghasil pakcoy dari dua
puluh delapan Kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Tengah, hanya empat
Kecamatan yang menanam tanaman sayuran pakcoy, salah satunya Kecamatan
Trimurjo. Produktivitas pakcoy di Kecamatan Trimurjo yaitu sebesar 3 % dengan
luas panen 1 hektar dan produksi 3 kwintal angka tersebut lebih rendah dari 4
kecamatan lainnya tetapi memiliki keunggulan yaitu terdapat pakcoy ditanam
secara organik. Sehingga menjadi peluang pasar bagi petani pakcoy Trimurjo
untuk memenuhi minat masyarakat terhadap pakcoy, khusus pakcoy organik
(sehat) perlu dilakukan strategi pemasaran yang tepat.
Bahwa dalam strategi pemasaran, memasarkan barang merupakan suatu aktifitas
manusia atau organisasi yang meliputi penyaluran barang, baik itu antar organisasi
bisnis maupun antara organisasi dengan konsumen untuk mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui proses menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk dengan pihak lain (Kotler dan Armstrong, 2008).
7
Sehingga kegiatan pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan suatu usaha
untuk mendistribusikan barang dari produsen sampai ke konsumen dan
memenangkan persaingan. Strategi pemasaran yang diharapkan untuk pemasaran
sayuran pakcoy sehat yaitu harga menguntungkan bagi petani, akses pemasaran
mudah yang dilakukan oleh petani, dan resiko dari usaha tersebut kecil, serta
omset tinggi. Keberhasilan kegiatan pemasaran sangat ditentukan oleh strategi
pemasaran yang dijalankannya. Pelaksanaan strategi yang tepat dalam pemasaran
akan membawa suatu usaha pada posisi persaingan yang semakin kuat karena itu,
diperlukan strategi pemasaran yang tepat untuk memasarkan sayuran pakcoy sehat
1.2 Rumusan Masalah
Mata pencaharian penduduk di wilayah Kampung Liman Benawi Kecamatan
Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah pada umumnya petani padi (BPP, 2017).
Namun pada tanggal 9 November 2012 dusun II Kampung Liman Benawi
Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah membentuk Kelompok Wanita
Tani (KWT) Bina Pertani dengan komoditi diusahakan yaitu sayuran sehat
pakcoy, budidaya pakcoy sehat menggunakan bahan organik seperti pupuk
organik untuk nutrisinya, sehingga pakcoy bebas dari residu bahan kimia
berbahaya dan menghasilkan pakcoy yang sehat serta berkualitas. Kampung
Liman Benawi menjadi satu-satunya Desa di Kecamatan Trimurjo yang menanam
tanaman pakcoy, hal tersebut dapat terlihat pada tabel 3.
8
Tabel 3. Luas panen, produksi, dan produktivitas pakcoy menurut desa/kelurahan
di Kecamatan Trimurjo tahun 2017
No Desa/Kelurahan LuasPanen
(Ha) Produksi (Kw) Produktivitas
1. Adipuro - - -
2. Depok Rejo
3. Liman Benawi 1 3 3
4. Notoharjo - - -
5. Pujo Basuki - - -
6. Pujoasri - - -
7. Pujodadi - - -
8. Pujokerto - - -
9. Purwoadi - - -
10. Purwodadi - - -
11. Simbar Waringin - - -
12. Tempuran - - -
13. Trimurjo - - -
14. Untoro - - -
Trimurjo 1 3 3
Sumber: BPP Kecamatan Trimurjo 2017
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa salah satu desa yang memulai budidaya
pakcoy sehat adalah Kampung Liman Benawi Kecamatan Trimurjo. Kampung
Liman Benawi mempunyai tujuan untuk membuat kampung sayuran sehat. Tetapi
sebagian petani masih menanam pakcoy konvensional. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah petani yang menanam pakcoy sehat lebih besar yakni 24 petani dan
anorganik 21 petani. Sedangkan untuk produksi dapat dilihat pada tabel 4.
9
Tabel 4. Luas lahan dan produksi pakcoy sehat dan anorganik di Kampung
Liman Benawi Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah
tahun 2018
Dusun
Pakcoy sehat
Pakcoy konvensional (anorganik)
Luas lahan
(ha)
Produksi (kg) Luas lahan
(ha)
Produksi
(kg)
Dusun I - - - -
Dusun II 0,75 210 0,25 90
Dusun III - - - -
Dusun IV - - - -
Dusun V - - - -
Dusun VI - - - -
Jumlah 0,75 210 0,25 90
Sumber: KWT Bina Pertani Liman Benawi, 2018
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari jumlah enam dusun yang ada di
Kampung Liman Benawi hanya Dusun II saja yang menanam pakcoy. Dusun II
Kampung Liman Benawi juga sudah menanam pakcoy sehat. Produksi pakcoy
sehat di Dusun II mencapai 210 kg dengan luas panen 0,75 ha jumlah tersebut
lebih besar produksi dari pakcoy konvensional mencapai 90 kg dengan luas panen
0,25 ha. Untuk harga pakcoy sehat dan pakcoy konvensional (anorganik) di
Kampung Liman Benawi dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Rata – Rata harga jual pakcoy sehat dan pakcoy anorganik tahun 2018
dari bulan Januari sampai September di Kampung Liman Benawi,
Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah
No Bulan
Pakcoy sehat Pakcoy anorganik
( Rp/Kg ) ( Rp/Kg )
1 Januari 7.000 5.000
2 Februari 7.000 5.000
3 Maret 7.000 5.000
4 April 7.000 5.000
5 Mei 6.000 4.000
6 Juni 7.000 5.000
7 Juli 7.000 5.000
8 Agustus 7.000 5.000
9 September 7.000 5.000
Rata – rata harga jual 6.900 4.900
Sumber : KWT Bina Pertani Liman Benawi, 2018
10
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa harga pakcoy sehat dan anorganik
memiliki harga yang fluktuasi dari bulan Januari sampai September. Maka dilihat
dari bulan Januari sampai September 2018 rata-rata harga jual pakcoy sehat
sebesar Rp 6.900 dan pakcoy anorganik sebesar Rp 4.900. Harga pakcoy sehat
lebih tinggi dibandingkan harga pakcoy anorganik, hal tersebut karena
keunggulan dari pakcoy sehat aman dari residu bahan kimia sehingga dapat
menunjang kesehatan.
Tidaklah mudah mempertahankan jenis sayuran sehat karena bersaing produk
sejenis yang menggunakan budidaya konvensional, yang berdampak persaingan
antara produk sejenis. Kelompok Wanita Tani (KWT) juga memiliki
permasalahan sulit untuk memperluas pasar penjualan pakcoy sehat. Masalah ini
dapat menimbulkan resiko dan ketidakpastian bagi petani baik yang sifatnya
resiko produksi maupun resiko pasar (harga). Hal tersebut menuntut adanya
perubahan strategi pemasaran yang dilakukan oleh petani. Di tengah kesulitan
petani mengakses informasi pasar yang akurat dan kualitas produk pertanian,
perlu adanya strategi pemasaran yang tepat.
Oleh sebab itu, Kelompok Wanita Tani Bina Pertani memerlukan strategi
pemasaran yang tepat dan harus terus dijalankan agar apa yang telah diraihnya
dapat terus bertahan serta semakin menuju kearah peningkatan, baik dari segi
penjualan maupun pendapatan bagi petani. Pemanfaatan strategi pemasaran
diperlukan menyebarluaskan informasi, mempublikasikan dan memberikan
pemahaman masyarakat luas agar tetap menjadi pilihan utama bagi para
konsumen sehingga mereka tidak berpindah ke produk pesaing ataupun
sejenisnya.
11
Upaya mengatasi masalah dari penjelasan diatas akhirnya penulis ingin
mengetahui strategi apa saja yang dilaksanakan oleh Kelompok Wanita Tani
(KWT) Bina Pertani dalam memasarkan produk pakcoy sehat. Hal ini akan dikaji
dalam bentuk penulisan proposal berjudul : “Strategi Pemasaran Sayuran Pakcoy
Sehat (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Bina Pertani di Kampung Liman
Benawi Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah).
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian yaitu Untuk Mengetahui Strategi pemasaran sayuran pakcoy
sehat di Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Kampung Liman Benawi
Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Penelitian, sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya yang mempunyai
ketertarikan dengan masalah penelitian ini.
2. Penelitian ini, sebagai masukan bagi para petani pakcoy sehat untuk menjadi
bahan masukan dalam menentukan kebijakan pengambilan keputusan strategi
pemasaran yang tepat dalam usaha pertanian pakcoy organik.
3. Penelitian ini, sebagai bahan acuan penelitian menetapkan strategi pemasaran
sayuran pakcoy sehat.
12
II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA
PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pertanian Organik
Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang holistik
(keseluruhan) dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan
produktivitas agroekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan
serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Menurut Akbar (2002),
pertanian organik adalah sistem pertanian yang menjaga keselarasan kegiatan
pertanian dan lingkungan dengan pemanfaatan proses alami secara maksimal,
tidak menggunakan pupuk buatan dan pestisida, tetapi sedapatnya memanfaatkan
limbah organik yang dihasilkan oleh kegiatan pertanian itu sendiri, sehingga
sering juga disebut sebagai pertanian sistem daur ulang.
Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia, karena
semua orang perlu makan setiap hari. Pertanian merupakan kegiatan campur
tangan manusia (pada tumbuhan asli maupun daur hidup tumbuhan) dalam
menanami lahan/tanah dengan tanaman yang akan menghasilkan sesuatu hasil
yang dapat dipanen (Sutanto, 2002). Campur tangan manusia dalam pertanian
13
moderan dirasa semakin jauh dalam bentuk masukan bahan kimia pertanian yang
akan merusak kondisi alam. Keberlanjutan sumber daya alam perlu dipikirkan
agar lahan pertanian tidak semakin rusak/sakit karena terlalu banyak menerima
input/masukan bahan kimia. Pertanian organik dikembangkan bagi alam sekitar
dengan ciri utama pertanian organik yaitu menggunakan varietas lokal, pupuk,
dan pestisida organik dengan tujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan
(Firmanto, 2011).
Pertanian organik menurut International Federation of Organic Agriculture
Movements/IFOAM (2005) didefinisikan sebagai sistem produksi pertanian yang
holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas
agroekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup,
berkualitas, dan berkelanjutan.
Pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan
mempercepat biodiversitas, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Tujuan yang
hendak dicapai dalam penggunaan sistem pertanian organik menurut IFOAM
antara lain; mendorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem usaha tani
dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna, tanah, tanaman serta
hewan; memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian
(terutama petani) dengan kehidupan yang lebih sesuai dengan hak asasi manusia
untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan dan kepuasan
kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman dan sehat, dan memelihara serta
meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan.
14
Pertanian organik menurut IFOAM merupakan sistem manajemen produksi
terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa
genetik, menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Pertanian organik di sisi lain
juga berusaha meningkatkan kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna,
dan manusia.
Penggunaan masukan di luar pertanian yang menyebabkan kerusakan sumber
daya alam tidak dapat dikategorikan sebagai pertanian organik, sebaliknya sistem
pertanian yang tidak menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti aturan
pertanian organik dapat masuk dalam kelompok pertanian organik, meskipun
agroekosistemnya tidak mendapat sertifikasi organik.
Kementerian Pertanian (2007) dalam Road Map Pengembangan Pertanian
Organik 2008-2015 mengemukakan, bahwa pertanian organik dalam praktiknya
dilakukan dengan cara, antara lain; menghindari penggunaan benih/bibit hasil
rekayasa genetika (GMO = genetically modified organism); menghindari
penggunaan pestisida kimia sintetis (pengendalian gulma, hama, dan penyakit
dilakukan dengan cara mekanis, biologis, dan rotasi tanaman); menghindari
penggunaan zat pengatur tumbuh (growth regulator) dan pupuk kimia sintetis
(kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan dipelihara dengan
menambahkan pupuk kandang dan batuan mineral alami serta penanaman legum
dan rotasi tanaman); dan menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan
aditif sintetis dalam makanan ternak.
15
Cara-cara pertanian organik di setiap negara bervariasi, akan tetapi pada dasarnya
pertanian organik mempunyai tujuan yang sama yaitu merupakan usaha
perlindungan tanah, penganekaragaman hayati, dan memberikan kesempatan
kepada binatang ternak dan unggas untuk merumput di alam terbuka (Kerr, 2008).
Penelitian yang dilakukan di beberapa negara yang membandingkan pertanian
organik dan pertanian konvensional sebagian besar menyatakan bahwa
keuntungan yang didapat dari pertanian organik lebih besar daripada keuntungan
yang diperoleh dari pertanian konvensional, hal ini disebabkan karena pertanian
organik tidak banyak menggunakan biaya untuk pembelian pupuk, pestisida
kimia, dan input pertanian lain, di samping itu produk organik dijual dengan harga
yang lebih tinggi dari produk pertanian konvensional (Greer et al., 2008).
Pertanian organik berdasarkan beberapa konsep dan definisi yang telah dijelaskan
di atas dapat disimpulkan sebagai sistem usahatani yang mengelola sumber daya
alam secara bijaksana, holistik, dan terpadu untuk memenuhi kebutuhan manusia
khususnya pangan dengan memanfaatkan bahan-bahan organik secara alami
sebagai “input dalam” pertanian tanpa “input luar” tinggi yang bersifat kimiawi,
sehingga mampu menjaga lingkungan serta mendorong terwujudnya pertanian
yang berkelanjutan dengan prinsip atau hubungan timbal balik.
2.1.1.1 Keuntungan Pertanian Organik
Perkembangan pertanian organik memiliki permasalahan pada aspek budidaya,
sarana produksi, pengolahan hasil, pemasaran, sumberdaya manusia,
kelembagaan, dan regulasi. Namun, penerapan pertanian organik juga memiliki
keuntungan terutama bagi petani yaitu:
16
1) Penerapan pertanian organik memungkinkan keseimbangan tanah terjaga
karena tidak adanya penggunaan pupuk anorganik, pestisida anorganik,
dan hormon pengatur tumbuh. Input anorganik diganti dengan
menggunakan pupuk organik seperti: pupuk kandang, pupuk hijau, dan
sisa tanaman.
2) Penggunaan pupuk organik dan pestisida organik dapat menghemat biaya
operasional karena petani mampu mengolahnya sendiri. Selain itu,
pengolahan tanah secara organik melalui pengolahan tanah secara
minimum (minimumtillage) juga dapat mengurangi biaya operasional.
3) Penggunaan pupuk dan pestisida organik dapat mengurangi resiko
keracunan akibat penggunaan bahan anorganik. Sehingga masyarakat
dapat mengkonsumsi makanan yang lebih sehat.
4) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan jaminan kesehatan produk
pertanian menaikkan jumlah yang ingin dibayar terhadap komoditi
tersebut. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Selain menguntungkan petani, pertanian organik juga menguntungkan konsumen
karena menghasilkan produk yang aman dan sehat untuk dikonsumsi. Pangan
organik sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena mampu mencegah
penyakit, membersihkan tubuh, mengistirahatkan organ tubuh, mengurangi berat
badan, menjadikan kulit lebih cerah, memperlambat proses penuaan, dan
membantu proses detoksifikasi.
17
Menurut Budiharsana (2005) yang diacu dalam Armidin (2007) terdapat beberapa
alasan yang menjadikan pangan organik sangat bermanfaat yaitu:
1) Hasil survei membuktikan bahwa makanan organik jauh lebih bermanfaat
untuk kesehatan.
2) Hasil riset Universitas Copenhagen menyimpulkan bahwa makanan organik
kaya akan antioksidan, melindungi dari resiko kanker, mencegah penuaan
dini, dan mencegah penumpukan toksin dalam tubuh.
3) Terbukti bahwa residu pestisida anorganik tidak akan pernah dapat dicuci
bersih sehingga mampu menimbulkan berbagai macam penyakit dalam tubuh.
2.1.2 Pakcoy
Menurut Sutirman (2011) pakcoy bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya
di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan
tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Daerah penanaman yang cocok
adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas
permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai
ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman pakcoy dapat tumbuh baik
di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat
diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada
kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Tanaman pakcoy
tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim
kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.
18
Adapun klasifikasi tanaman pakcoy adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Species : Brassica rapa L
(Eko 2007).
Pakcoy merupakan jenis sayuran hijau yang masih satu golongan dengan sawi.
Pakcoy juga sering disebut dengan sawi sendok karena bentuknya yang
menyerupai sendok. Pakcoy sering disebut dengan sawi manis atau sawi daging
karena pangkalnya yang lembut dan tebal seperti daging. Pakcoy biasa digunakan
untuk bahan sup atau sebagai penghias makanan ini berasal dari Cina (Alviani
2015).
2.1.3 Teori Strategi dan Pemasaran
Menurut Stephanie K. Marrus dalam Umar (2008), strategi didefinisikan sebagai
suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
agar tujuan tersebut dapat tercapai. Selain definisi strategi yang sifatnya umum,
ada juga definisi strategi yang bersifat lebih khusus. Menurut David (2006)
strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi adalah
tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan
sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Dengan demikian, strategi
hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang
19
terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola
konsumen membuat perusahaan atau organisasi perlu mencari kompetensi inti di
dalam bisnis yang dilakukan.
Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan 3 tipe strategi
(Rangkuti, 2005)
1. Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro
misalnya strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi
akuisisi, strategi pengembangan pasar dan strategi mengenai keuangan,
dan sebagainya.
2. Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi
misalnya apakah perusahan melakukan strategi pertumbuhan yang agresif
atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi
pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan
sebagainya.
3. Strategi bisnis sering disebut juga strategi bisnis secara fungsional karena
strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen misalnya
strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi,
strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan
keuangan.
Strategi adalah metode atau rencana yang dipilih untuk membawa masa depan
yang diinginkan, seperti pencapaian tujuan atau solusi untuk masalah. Menurut
Siagian (2004) menyatakan bahwa strategi adalah serangkaian keputusan dan
20
tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan
oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
tersebut.
Manajemen strategi adalah suatu tindakan manajerial yang mencoba untuk
mengembangkan potensi perusahaan didalam mengeksploitasi peluang bisnis
yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Pada
umunya perusahaan menempati posisi bersaing yang berbeda-beda. Dalam posisi
bersaing ada beberapa strategi yang bisa di terapkan (Rahmady, 2007).
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan
dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan
perusahaannya yaitu untuk memperoleh laba dari kegiatan perusahaannya.
Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan yang diinginkannya
bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menjalankan berbagai fungsi
pada bidang dalam perusahaan, seperti bidang pemasaran, keuangan, produksi,
dan manajemen maupun bidang-bidang lain yang dimilikinya, yang sekiranya
memiliki pengaruh penting dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan
perusahaan tersebut (Kotler, 2008).
Definisi pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau
organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Strategi Pemasaran adalah pola
pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya.
Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi,
bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran pemasaran (Kotler, 2008).
21
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi
adalah pada penentuan kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran dan pada
pemberian kepuasan yang diinginkan dengan lebih efektif dan efisien dari pada
pesaing (Kotler, 1993). Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan
kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan petani mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan
untuk mengembangkan hubungan pertukaran (Boyd , 2000).
Manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan program-program yang menyangkut
pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari produk, jasa dan
gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang
menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan petani (Boyd, 2000).
Sedangkan strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau
segmen pasar yang di jadikan target oleh perusahaan. Definisi strategi pemasaran
adalah sebagai berikut: “strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang
digunakan oleh perusahaan dengan harapan agar unit bisnis dapat mencapai tujuan
perusahaan (Kotler, 2001). Merancang strategi pemasaran yang kompetitif
dimulai dengan melakukan analisis terhadap pesaing. Perusahaan membandingkan
nilai dan kepuasan pelanggan dengan nilai yang diberikan oleh produk, harga,
promosi dan distribusi (marketing mix) terhadap pesaing dekatnya.
22
Menurut Radiosunu (2001), strategi pemasaran didasarkan atas lima konsep
strategi berikut:
a. Segmentasi pasar.
Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang mempunyai kebutuhan,
kebiasaan membeli dan reaksi yang berbeda-beda. Perusahaan tak mungkin dapat
memenuhi kebutuhan semua pembeli. Karena itu perusahaan harus
mengkelompok-kelompokkan pasar yang bersifat heterogen ke dalam satuan–
satuan pasar yang bersifat homogen.
b. Market positioning.
Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar keseluruhan. Maka prinsip
strategi pemasaran kedua adalah memilih pola spesifik pemusatan pasar yang
akan memberikan kesempatan maksimum kepada perusahaan untuk mendapatkan
kedudukan yang kuat. Dengan kata lain perusahaan harus memilih segmen pasar
yang dapat menghasilkan penjualan dan laba yang paling besar.
c. Targeting adalah strategi memasuki segmen pasar yang dijadikan sasaran
penjualan.
d. Marketing mix strategi.
Kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan perusahaan untuk
mempengaruhi tanggapan konsumen. Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi
pembeli adalah variabel-variabel yang berhubungan dengan product, place,
promotion dan price (4P).
23
e. Timing strategi.
Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan produk merupakan hal yang perlu
diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik. Terlebih
dulu harus dilakukan persiapan baik produksi.
2.1.4 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats dalam suatu
proyek atau bisnis usaha. Hal ini melibatkan penentuan tujuan usaha bisnis atau
proyek dan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang baik dan
menguntungkan untuk mencapai tujuan itu. Teknik ini dibuat oleh Albert
Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada
dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-
perusahaan Fortune 500 (Grewal & Levy, 2008).
Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan
sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah sebuah singkatan dari,
S adalah Strenght atau kekuatan, W adalah Weakness atau kelemahan, O adalah
Oppurtunity atau kesempatan, dan T adalah Threat atau ancaman. SWOT ini biasa
digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana
untuk melakukan suatu program kerja (Buchari Alma, 2008).
SWOT adalah singkatan dari kata-kata Strength (kekuatan perusahaan)
Weaknesses (kelemahan perusahaan), Opportunities (peluang bisnis) dan Threats
(hambatan untuk mencapai tujuan). Analisis SWOT adalah analisis yang terdiri
dari analisis lingkungan mikro yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan
24
kelemahan perusahaan, dan analisis lingkungan makro yang bertujuan untuk
mengetahui peluang dan ancaman bagi perusahaan. ”Menurut Kotler (2013)
mengemukakan bahwa analisis SWOT adalah evaluasi terhadap keseluruhan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Sedangkan Sutojo dan Kleinsteuber
(2002) bahwa analisis SWOT adalah menentukan tujuan usaha yang realistis,
sesuai dengan kondisi perusahan dan oleh karenanya diharapkan lebih mudah
tercapai.
Secara umum, manajemen strategi diawali dari tahap perumusan strategi, tahap
implementasi dan tahap evaluasi strategi (David, 1998). Tahap perumusan strategi
meliputi pernyataan misi, penetapan tujuan, identifikasi peluang dan ancaman,
serta kekuatan dan kelemahan. Analisis internal meliputi pemasaran dan
distribusi, manajemen, produksi dan operasi, permodalan dan keuangan, serta
pengembangan SDM. Analisis eksternal meliputi lingkungan industri dan
lingkungan makro. Setelah menganalisis faktor internal dan eksternal selanjutnya
di analisis menggunakan analisis SWOT.
Analisis Strengths Weaknesses Opportunities and Threats (SWOT) menurut
Rangkuti (2005) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Menurut Rangkuti (2005) beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam
mengambil keputusan antara lain :
25
1. Kekuatan (Strenght)
Kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan oleh perusahaan tersebut
seperti halnya keunggulan dalam produk yang dapat diandalkan, memiliki
keterampilan dan berbeda dengan produk lain. sehingga dapat membuat lebih kuat
dari para pesaingnya.
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain
relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani
oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus yang memberikan
keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan terdapat pada sumber
daya, keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli-pemasok, dan
faktor-faktor lain.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal sumber daya yang ada
pada perusahaan baik itu keterampilan atau kemampuan yang menjadi penghalang
bagi kinerja organisasi. Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif
perusahaan. Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen,
keterampilan pemasaran, dan citra merek dapat merupakan sumber kelemahan.
3. Peluang (opportunity)
Peluang adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan bagi suatu
perusahaan, serta kecenderungan-kecenderungan yang merupakan salah satu
sumber peluang.
26
4. Ancaman (Treats)
Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan dalam
perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi perusahaan yang
bersangkutan baik masa sekarang maupun yang akan datang.
2.1.5 Analisis Lingkungan Organisasi
Analisis lingkungan organisasi terbagi menjadi dua yaitu analisis lingkungan
internal dan analisis lingkungan eksternal.
A. Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal ini diperlukan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan didalam bersaing. Menurut David (2010) faktor-faktor strategis
internal yang dapat dianalisis yang dapat mempengaruhi kekuatan dan kelemahan
internal antara lain :
1. Stok Barang tersedia secara rutin, yaitu internal yang harus diperhatikan
kekuatan dan kelemahannya. Stok barang adalah produk yang yang
senantiasa tersedia untuk memenuhi permintaan konsumen.
2. Kualitas produk, kualitas produk memiliki inti pada upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan yang bertujuan untuk mengimbangi
harapan pelanggan.
3. Lokasi, pemilihan lokasi usaha yang strategis menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategis
lokasi usaha yang dipilih, semakin tinggi pula tingkat penjualan dan
berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah usaha. Lokasi yang strategis
diantaranya, lingkungan masyarakat, mudah terjangkau oleh konsumen, dan
transportasi umum mudah dalam mengakses jalan ke lokasi.
27
4. Pelayanan terhadap konsumen, salah satu hal yang terpenting dalam
memasarkan produk, dimana pelayanan yang baik akan menimbulkan
perasaan puas bagi konsumennya. Pelayanan yang dimaksud itu adalah
kegiatan yang dilaksanakan atau diselenggarakan oleh organisasi yang
menyangkut kepentingan dari pihak konsumen yang akan menimbulkan
kesan tersendiri.
5. Saluran distribusi, menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, maka
perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran distribusi harus
melakukan pertimbangan yang baik.
6. Kemasan, bagian terluar yang membungkus suatu produk dengan tujuan
untuk melindungi produk dari cuaca, guncangan, dan benturan-benturan
terhadap benda lain. Setiap bentuk barang yang membungkus suatu benda di
dalamnya dapat disebut dengan packaging atau kemasan sejauh hal tersebut
memang melindungi isinya.
7. Promosi, aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
8. Pendidikan petani, pendidikan merupakan salah satu faktor yang terpenting
yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi maupun perusahaan dan
sebagai kunci dalam menentukan perkembangan organisasi atau perusahaan.
28
B. Analsis Lingkungan Ekternal
Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengembangkan sebuah daftar
terbatas peluang yang dapat menguntungkan sebuah organisasi dan ancaman yang
harus dihindarinya. Menurut Kotler (2008) Analisis lingkungan eksternal
organisasi terdiri dari 2 (dua) komponen yaitu:
1. Analisis Lingkungan Makro
Lingkungan makro terdiri dari kekuatan sosial yang lebih besar yang
mempengaruhi lingkungan mikro, terdiri dari :
Lingkungan demografi, yaitu studi mengenai kependudukan
manusia yang menyangkut ukuran, kepadatan, usia, jenis
kelamin, rasa, pertumbuhan pasar, lapangan pekerjaan, jumlah
produksi dan data statistik lain.
Lingkungan ekonomi, terdiri dari faktor-faktor yang
mempengaruhi daya beli pola pengeluaran konsumen.
Lingkungan teknologi, kekuatan yang menciptakan teknologi,
produk, peluang pasar baru.
Lingkungan politik, terdiri dari hukum, badan pemerintahan ,
kelompok LSM yang mempengaruhi dan membatasi berbagai
organisasi dan individu didalam masyarakat tertentu.
Lingkungan budaya, terdiri dari institusi dan kekuatan lain
yang mempengaruhi siklus penjualan, persepsi, selera, perilaku
masyarakat.
2. Analisis Lingkungan Mikro
29
Lingkungan mikro terdiri dari pelaku yang dekat dengan organisasi dan
mempengaruhi kemampuan organisasi dalam melayani pelanggan, antara lain:
Pemasok, yaitu orang atau organisasi yang menyediakan
sumberdaya yang diperlukan oleh organisasi untuk
menghasilkan barang atau jasa.
Perantara pemasaran, yaitu organisasi yang membantu
organisasi kita dalam mempromosikan, menjual,
mendistribusikan produk/jasa organisasi ke pembeli akhir yang
meliputi penjual perantara organisasi distribusi fisik, agen jasa
pemasaran, dan perantara keuangan.
Masyarakat, yaitu kelompok yang mempunyai potensi
kepentingan atau kepentingan nyata atau pengaruh pada
kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan
Pesaing, yaitu organisasi yang menawarkan produk sejenis atau
produk subtitusi. Organisasi harus bisa meraih manfaat
strategis dengan menempatkan penawaran mereka lebih kuat
dibandingkan pesaing dalam pikiran konsumen.
30
2.2 Penelitian Terdahulu
No Judul/Tahun Tujuan Metode Analisis Hasil Penelitian
1. Strategi Pemasaran
Produk Olahan Wortel
(Studi Kasus Kelompok
Wanita Tani Kartini Di
Kawasan Rintisan
Agropolitan Kecamatan
Cipanas Kabupaten
Cianjur)
Desti Furi Purnama,
2009 (Skripsi, Institut
Pertanian Bogor)
1. Menganalisis faktor-
faktor lingkungan
internal dan eksternal
pemasaran usaha
pengolahan wortel KWT
Kartini.
2. Merumuskan strategi
pemasaran usaha
pengolahan wortel oleh
KWT Kartini.
3. Menentukan strategi
pemasaran prioritas
usaha pengolahan wortel
oleh KWT Kartini.
o Matrik IFE
dan Matrik
EFE
o Matrik
SWOT
o Berdasarkan analisis lingkungan internal pemasaran, usaha
pengolahan wortel KWT Kartini berada pada posisi rata-rata
dalam memanfaatkan kekuatan dan kelemahan usaha yang ada.
Kekuatan utama KWT Kartini terdapat pada variasi produk.
Adapun yang menjadi kelemahan utama KWT Kartini adalah
harga jual produk. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal
pemasaran, usaha pengolahan wortel KWT Kartini berada pada
posisi sedang dalam memanfaatkan peluang untuk mengatasi
ancaman yang dihadapi KWT Kartini. Peluang utama KWT
Kartini yaitu ketersediaan bahan baku. Adapun yang menjadi
ancaman utama KWT Kartini adalah biaya energi yang
meningkat.
o Hasil perumusan strategi pemasaran berdasarkan Matriks IE,
KWT Kartini berada pada kelompok usaha hold and maintain
strategy (strategi mempertahankan dan memelihara), sehingga
strategi yang dapat dilakukan adalah penetrasi pasar. Dengan
demikian diperoleh enam strategi aplikatif dari strategi
penetrasi pasar yang merupakan hasil dari Matriks SWOT
2. Strategi Pengembangan
Usaha Sayuran Organik
(Studi Kasus : Kelompok
Tani Putera Alam Desa
Sukagalih,
1. Mengidentifikasi faktor-
faktor internal dan
eksternal apa saja yang
menjadi kekuatan dan
kelemahan serta
Analisis
lingkungan
internal
(pendekatan
fungsional),
o Berdasarkan posisi pada matriks IE, kelompok tani berada pada
kuadran II. Inti strategi yang dapat diterapkan kelompok tani
Putera Alam adalah strategi growth and build (tumbuh dan
kembang), melalui strategi intensif atau strategi integrasi.
Prioritas strategi yang dapat direkomendasikan kepada
31
Kecamatan
Megamendung,
Kabuaten Bogor)
Retno Wijayanti, 2009
(Skripsi, Institut
Pertanian Bogor)
ancaman dan peluang
apa yang akan dihadapi
oleh kelompok tani
Putera Alam;
2. Merumuskan dan
memprioritaskan strategi
terbaik yang dapat
diterapkan dan
direkomendasikan
kepada kelompok tani
Putera Alam.
analisis
lingkungan
eksternal
(lingkungan
industri dan
lingkungan
makro), matriks
SWOT, dan
arsitektur
strategik
kelompok tani adalah sebagai berikut:
o Memperkuat dan mempertahankan daerah pemasaran yang
sudah ada (TAS : 6,327)
o Mempertahankan dan meningkatkan pelayanan terhadap
konsumen serta memperluas jaringan distribusi dan
pemasaran (TAS : 6,005)
o Mengoptimalkan upaya promosi produk, pendistribusian
produk, mengusahakan kemasan dan label produk untuk
meningkatkan serta mempertahankan loyalitas konsumen
(TAS : 5,887)
o Mempertahankan dan mempererat hubungan kerja sama
dengan pihak akademisi dan lembaga penelitian serta
pemerintah untuk menghasilkan benih yang berkualitas
(TAS : 5,646)
o Mengusahakan sertifikasi organik serta membuat kontrak
kerja sama secara jelas dan tertulis (TAS : 5,511)
o Memperbaiki dan meningkatkan kemampuan manajerial dan
teknik budidaya dengan mempelajari perkembangan
teknologi dan mengikuti pelatihan (TAS : 5,450)
o Melakukan riset pasar untuk memantau perkembangan
pemasaran produk,
o harga dan tingkat persaingan (TAS : 5,061).
3. Strategi Pengembangan
Usaha Sayuran Organik
Di Permata Hati Organic
Farm Kabupaten Bogor,
Jawa Barat
1. Mengidentifikasi faktor-
faktor lingkungan
internal dan eksternal
yang mempengaruhi
pengembangan usaha
sayuran organik
Permata Hati Organic
Matrik IFAS dan
EFAS serta
Analisis SWOT
o Berdasarkan analisis matriks IE, perusahaan Permata Hati
Organic Farm berada pada kuadran II. Inti strategi yang
diterapkan yaitu strategi grow and build (tumbuh dan
kembang), melalui strategi intensif yaitu penetrasi pasar,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk.
o Sedangkan hasil analisis SWOT menghasilkan sembilan
alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh Permata Hati
32
Firman Kamil
Rahcman., 2011 (Skripsi,
Institut Pertanian Bogor)
4. Analisis Strategi
Pemasaran Sayuran
Fresh Cut pada PT
Sayuran Siap Saji
Kabupaten Bogor
Trias Bani Rifat.,2016
(Skripsi, Institut
Pertanian Bogor)
Farm?
2. Merumuskan dan
memprioritaskan
stategi terbaik yang
dapat diterapkan dan
direkomendasikan
kepada Permata Hati
Organic Farm?
1 Mengidentifikasi faktor-
faktor eksternal dan
internal lingkungan
pemasaran sayuran fresh
cut PT Sayuran Siap Saji.
2 Merumuskan alternatif
strategi pemasaran bagi
sayuran fresh cut PT
Sayuran Siap Saji yang
sesuai dengan kondisi
Matrik IFAS dan
EFAS serta
Analisis SWOT
Organic Farm yaitu: 1) Mempertahankan kualitas produk
dan mutu pelayanan kepada konsumen dan distributor; 2)
Memperluas pasar untuk meningkatkan penjualan; 3)
Meningkatkan dan mengoptimalkan volume produksi
perusahaan dengan memanfaatkan teknologi dan informasi
di bidang pertanian; 4) Meningkatkan kemampuan
manajerial melalui pelatihan dan seminar; 5) Memperbaiki
kemasan dan label produk untuk mempertahankan dan
meningkatkan loyalitas konsumen dan distributor; 6)
Mengusahakan sertifikasi organik dengan memanfaatkan
modal pinjaman yang ditawarkan pemerintah atau lembaga
keuangan lain; 7) Mempertahankan dan meningkatkan
kerjasama dengan distibutor dan pemasok; 8) Melakukan
riset pasar untuk memantau perkembangan pemasaran
produk dan tingkat persaingan; 9) Melakukan diversifikasi
terhadap produk yang tidak terjual atau tidak layak jual
untuk meningkatkan keuntungan.
Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal, dapat
diketahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki
oleh PT Sayuran Siap Saji. Kekuatan yang dimiliki oleh PT Sayuran
Siap Saji adalah lokasi yang strategis, berpengalaman dalam bidang
pemrosesan sayur, bersertifikasi HACCP, kontinuitas produksi
sayuran potong, dan perusahaan sebagai market leader produk
sayuran potong. Adapun kelemahan yang dihadapi oleh PT Sayuran
Siap Saji adalah kegiatan promosi belum optimal, keterbatasan
lahan, kompetensi karyawan dan personel masih rendah, dan
penentuan harga produk yang lebih mahal. Sedangkan peluang yang
dimiliki oleh PT Sayuran Siap Saji adalah gaya hidup masyarakat
33
5. Strategi
Pengembangan
Komoditas Sayuran
Unggulan Kawasan
Agropolitan Kabupaten
Tanggamus
M.Rizky Adityas, 2017
(Skripsi, Universitas
Lampung)
lingkungan eksternal dan
internal pemasaran.
3 Menentukan prioritas
strategi pemasaran pada
sayuran fresh cut PT
Sayuran Siap Saji.
1. Menganalisis
pendapatan usahatani
kubis, cabai dan kacang
panjang di
kawasan agropolitan
Kabupaten Tanggamus.
2. Menganalisis efisiensi
pemasaran sayuran
unggulan di kawasan
agropolitan Kabupaten
Tanggamus.
3. Menyusun strategi
pengembangan usahatani
sayuran unggulan di
kawasan agropolitan
Kabupaten Tanggamus.
Analisis
lingkungan
internal
(pendekatan
fungsional),
analisis
lingkungan
eksternal
(lingkungan
industri dan
lingkungan
makro), matriks
SWOT, dan
arsitektur
strategik
untuk mengonsumsi sayuran, kepadatan penduduk suatu kota,
adanya peraturan pemerintah yang mengatur tentang bisnis pangan,
pemanfaatan internet untuk pemasaran, teknologi yang digunakan.
Adapun ancaman yang dimiliki PT Sayuran Siap Saji adalah inflasi
pada tahun 2016, adanya pesaing, keluhan dari pelanggan, investasi
dan perawatan mesin, faktor iklim dan cuaca, dan hama penyakit
tanaman.
Strategi prioritas yang diperlukan untuk pengembangan usahatani
sayuran di Kawasan Agropolitan Kabupaten Tanggamus, yaitu; (1)
memanfaatkan tenaga kerja secara efektif untuk meningkatkan
kualitas produk agar daya beli konsumen semakin tinggi, (2)
mengoptimalkan lokasi usahatani sebagai sentra agropolitan sayuran
agar memungkinkan adanya harga tetap sayur tingkat petani, (3)
meningkatkan kemampuan SDM agar tercapainya kemandirian
dalam berusahatani.
34
Penelitian yang akan dilaksanakan memiliki kemiripan dengan penelitian Desti Furi Purnama (2009), Retno Wijayanti (2009), Firman Kamil Rahcman
(2011), Trias Bani Rifat. (2016) dan M.Rizky Adityas (2017). Kemiripan terletak pada metode yang digunakan yaitu analisis l ingkungan internal,
analisis lingkungan eksternal, matriks SWOT. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat pada permasalahan (Pakcoy sehat), objek
dan lokasi. Penelitian ini menganalisis lingkungan internal dan eksternal kelompok tani yang menerapkan pemasaran pakcoy organik. Selanjutnya hasil
analisis tersebut digunakan sebagai informasi dalam merancang strategi pemasaran pakcoy organik di Kampung Liman Benawi.
35
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran teoritis pada penelitian ini dapat dijelaskan pada gambar 2
bagan berikut:
Kampung Liman Benawi merupakan salah satu Kampung di Kecamatan Trimurjo
Kabupaten Lampung Tengah yang menjadi salah satu produsen pakcoy tanpa
menggunakan pestisida kimia. Tujuan pemasaran pakcoy tanpa pestisida kimia
yaitu agar produk dapat sampai ke tangan konsumen dan pihak produsen maupun
konsumen sama-sama memperoleh apa yang diharapkan. Permasalahan yang ada
di KWT Bina perluasan pasar penjualan pakcoy sehat, terdapat pesaing dengan
produk sejenis. Untuk menentukan alternatif strategi pemasaran pakcoy tanpa
pestisida diperlukan metode analisis yang tepat, diantaranya dengan
menggunakan tiga tahap formulasi strategi, yaitu pengumpulan data (input stage),
analisis (matching stage), dan pengambilan keputusan (decision stage)
Tahap input merupakan tahap awal untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal
dan eksternal yang berpengaruh terhadap pemasaran sayuran pakcoy sehat di
Kampung Liman Benawi. Faktor internal strategi pemasaran sayuran pakcoy sehat
yakni dengan melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk melakukan
strategi pemasaran. Kekuatan yang dimiliki KWT Bina Pertani adalah stok barang
tersedia secara rutin, kualitas produk yang baik, lokasi dekat dengan pasar,
memiliki waktu panen yang singkat, dan pihak petani bermitra dengan pihak
swasta dalam pengadaan pupuk cair organik serta pelayanan konsumen dengan
baik. Sedangkan kelemahan yang dimiliki yaitu harga pakcoy sehat lebih tinggi,
saluran distribusi terbatas, kemasan harus lebih menarik, kegiatan promosi yang
kurang optimal, penggunaan pestisida yang kurang maksimal, dan pendidikan
36
petani yang rendah. Faktor eksternal strategi pemasaran sayuran pakcoy sehat
terdiri dari peluang yakni media promosi online, masyarakat pola hidup sehat,
sistem pembayaran kontan, pemasaran langsung, pertumbuhan pasar, dan siklus
penjualan. Untuk ancaman yaitu penetapan harga, kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang perbedaan organik dengan konvensional, persaingan produk
sejenis, prosentase kerusakan pada pakcoy sehat, harga pupuk organik mengalami
kenaikan, ketersediaan bahan baku (benih pakcoy). Dengan demikian KWT Bina
Pertani tetap bertahan dan mampu bersaing dimasa yang akan datang.
Hasil analisis pada tahap ini ditampilkan dalam matriks Evaluasi Faktor Internal
(IFE) dan matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE). Pada tahap analisis faktor-
faktor internal dan eksternal yang diperoleh pada tahap input dipadukan untuk
memperoleh alternatif strategi yang layak untuk strategi pemasaran sayuran
pakcoy sehat di Kampung Liman Benawi. Alat analisis yang digunakan yaitu
matriks IE (InternalExternal) dan matriks SWOT (Strength, Weaknes,
Opportunity, and Threat). Untuk lebih jelasnya diagram alir kerangka pemikiran
dari penelitian ini akan diperlihatkan pada Gambar 1.
37
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran dibawah ini:
Permasalahan KWT Bina Pertani
Memperluas pasar penjualan pakcoy sehat
Pakcoy sehat bersaing dengan pakcoy konvensional
Strategi Pemasaran Sayuran Pakcoy Sehat
Pembobotan (Matriks IE) &
Matriks SWOT ; ST,SO,WO,
WT
Matriks EFE
Matriks IFE
Identifikasi Faktor Eksternal
Peluang
Media promosi online
Masyarakat pola hidup sehat
Sistem pembayaran kontan
Pemasaran langsung
Pertumbuhan pasar
Siklus Penjualan
Ancaman
Penetapan harga
Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang perbedaan
organik dengan konvensional
Persaingan produk sejenis
Prosentase kerusakan pada
pakcoy sehat
Harga pupuk organik cair
(POC) mengalami kenaikan
Ketersediaan bahan baku
(benih pakcoy)
Identifikasi Faktor Internal
Kekuatan
Stok barang tersedia secara
rutin
Kualitas produk baik
Lokasi dekat dengan pasar
Memiliki waktu panen singkat
Pihak petani bermitra dengan
swasta dalam pengadaan POC
(Pupuk Organik Cair)
Pelayanan terhadap konsumen
dengan baik
Kelemahan
Harga pakcoy sehat lebih
tinggi
Saluran distribusi terbatas
Kemasan harus lebih menarik
Kegiatan promosi yang kurang
optimal
Penggunaan pestisida alami
yang kurang maksimal
Pendidikan petani yang rendah
Prioritas Strategi Pemasaran
38
III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk mengenai variabel – variabel yang akan
diteliti, cara untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan
penelitian.
Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,
disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut
tercapai.
Strategi pemasaran ialah suatu rencana yang memungkinkan perusahaan
dalam memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki dengan sebaik-baiknya
untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang holistik
(keseluruhan) dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan
produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan
dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan
Sayuran organik merupakan komoditas hortikultura yang banyak diminati
untuk dikembangkan pada pertanian organik saat ini. Keistimewaan dari
39
Sayuran organik adalah mengandung antioksidan 10 – 50 % di atas
sayuran non organik. Kandungan nitrat dalam sayuran dan buah organik
diketahui 25 % lebih rendah dari yang non organik.
Pakcoy merupakan jenis sayuran hijau yang masih satu golongan dengan
sawi. Pakcoy juga sering disebut dengan sawi sendok karena bentuknya
yang menyerupai sendok. Pakcoy sering disebut dengan sawi manis atau
sawi daging karena pangkalnya yang lembut dan tebal seperti daging.
Pakcoy biasa digunakan untuk bahan sup atau sebagai penghias makanan
ini berasal dari Cina.
SWOT adalah singkatan dari kata-kata Strength (kekuatan perusahaan)
Weaknesses (kelemahan perusahaan), Opportunities (peluang bisnis) dan
Threats (hambatan untuk mencapai tujuan). Analisis SWOT analisis yang
terdiri dari analisis lingkungan mikro yang bertujuan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan analisis lingkungan makro yang
bertujuan untuk mengetahui peluang dan ancaman bagi perusahaan.
Kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan oleh perusahaan
tersebut seperti halnya keunggulan dalam produk yang dapat diandalkan,
memiliki keterampilan dan berbeda dengan produk lain. sehingga dapat
membuat lebih kuat dari para pesaingnya.
Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal sumber daya
yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan atau kemampuan yang
menjadi penghalang bagi kinerja organisasi.
40
Peluang adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan bagi suatu
perusahaan, serta kecenderungan-kecenderungan yang merupakan salah
satu sumber peluang.
Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan
dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi
perusahaan yang bersangkutan baik masa sekarang maupun yang akan
datang.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dusun II Kampung Liman Benawi Kecamatan
Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan, bahwa menurut BPP Kampung
Liman Benawi merupakan salah satu kampung yang memproduksi dan
memasarkan sayuran pakcoy sehat di Kabupaten Lampung Tengah. Waktu
penelitian berlangsung pada bulan oktober sampai dengan desember 2018.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer diambil langsung dari petani sayuran pakcoy sehat. Pengambilan data
primer dilakukan dengan metode survei yaitu suatu cara pengambilan data melalui
sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat
pengumpul data pokok. Sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber yang
memiliki keterkaitan dengan permasalahan penelitian seperti Ketua Kelompok
Tani, Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Tengah dan
literatur yang relevan.
41
3.4 Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh unit / individu pada suatu area
penelitian yang akan di jadikan objek penelitian, dalam hal ini adalah petani yang
menanam sayuran pakcoy sehat. Populasi merupakan seluruh data yang menjadi
pusat perhatian seorang peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang telah
ditentukan (Margono, 2004). Jumlah populasi yang menanam pakcoy sebanyak 45
petani pakcoy. Terdiri dari 24 petani pakcoy sehat (organik) dan 21 petani
konvensional (anorganik). Sedangkan jumlah sampel penelitian KWT Bina
Pertani adalah sebanyak 27 responden yang terdiri dari 24 orang petani pakcoy
sehat, yang didalamnya terdapat ( 2 (dua) petani yang merangkap sebagai praktisi
seperti ketua wanita tani pakcoy sehat, dan agen pemasaran) dan 3 praktisi
bertugas sebagai petugas penyuluh lapangan, pejabat Dinas Pertanian
Hortikultura Lampung Tengah serta konsumen (Kelompok Wanita Tani Bina
Pertani, 2018).
Sampel menurut Sugiyono (2006) adalah bagian dari populasi yang dipergunakan
sebagai sumber data yang sebenarnya. Dengan kata lain, sampel merupakan
bagian dari populasi. Metode pengambilan sampel diambil dengan cara non
probability sampling yakni dengan sampling jenuh (sensus) yaitu metode
penarikan sampel bila semua anggota populasi di jadikan sebagai sampel. Hali ini
sering dilakukan apabila jumlah populasi kecil, kurang dari 30 orang (Supriyanto
dan Machfudz, 2010).
42
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari dua yaitu dengan
pengumpulan data secara primer dan sekunder. Berikut ini penjelasan dari teknik
pengumpulan data tersebut :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung
peneliti dari hasil penelitian langsung untuk menjawab masalah atau tujuan
penelitian yang dilakukan dengan cara wawancara, observasi, kuesioner dan
diskusi. Adapun penjelasan sebagai berikut :
a) Wawancara adalah melakukan proses tanya jawab dengan beberapa objek
penelitian.
b) Observasi adalah melakukan pengamatan langsung mengenai kegiatan
strategi pemasaran sayuran pakcoy sehat yang dilakukan dan hal-hal
lainnya yang mendukung penelitian.
c) Kuesioner adalah memberikan pernyataan berupa kuesioner kepada
responden terpilih. Kuesioner terdiri dari kuesioner identifikasi eksternal
dan internal, pembobotan dan peningkatan, serta kuesioner untuk
penentuan prioritas strategi.
d) Diskusi adalah melakukan wawancara dan bertukar pikiran mengenai
permasalahan dan kondisi yang ada dengan pihak pengembang dan
pemasar pakcoy sehat.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dan kumpulkan dari pihak lain
(pihak eksternal). Data sekunder diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi
43
terkait seperti Badan Pusat Statistika dan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Lampung Tengah, serta monografi Kampung Liman Benawi,
Kecamatan Trimurjo. Jenis-jenis data yang digunakan dalam data sekunder ini
adalah jumlah petani yang menanam pakcoy sehat, dan data-data lain yang
diperlukan untuk menunjang penelitian.
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Analisis SWOT
Analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT, yakni metode untuk
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi yang
diperlukan. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 2010).
Untuk melakukan identifikasi pemasaran pakcoy sehat, dari data yang diperoleh
melalui survey dilapangan. Analisis SWOT dilakukan untuk mendapatkan
alternatif-alternatif strategi pemasaran pakcoy sehat di KWT Bina Pertani. Alat
yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis adalah matrik SWOT. Matrik
ini dapat menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
Analisis SWOT dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu pengumpulan data (input
stage), analisis (matching stage), dan pengambilan keputusan (decision stage)
1. Tahap Pertama
Analisis Internal Factor Analisysis Strategic (IFAS) digunakan untuk meringkas
dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area fungsional
bisnis yang kemudian diberikan pembobotan. Analisis Eksternal Factor Analisys
44
Strategic (EFAS) digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi peluang dan
ancaman yang kemudian diberikan pembobotan sama halnya dengan analisis
IFAS. IFAS dan EFAS dapat dikembangkan dalam lima langkah yaitu:
Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang tertera pada kolom 1.
Beri bobot masing-masing faktor mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai 0,0
(tidak penting).
Hitung rating masing-masing faktor dengan memberi skala mulai dari 4
(outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor internal
dan eksternal terhadap kondisi usaha yang bergerak. Adapun kriterianya
adalah jika rating 1 = kurang baik, 2 = agak baik, 3 = baik, 4 = sangat baik
untuk semua variabel. Misalnya peluang semakin besar ratingnya 3 dan
ancaman semakin besar ratingmya 1.
Kalikan bobot kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)
sampai dengan 1,0 (poor).
Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi pertanian yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana usaha tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internal dan
eksternalnya. Bentuk matrik IFAS (Internal Factor Analisysis Strategic) pada
Tabel dan EFAS (Eksternal Factor Analisys Strategic).
45
Tabel 6. IFAS (Internal Factor Analisysis Strategic)
Faktor Strategis
Internal
Bobot
(1)
Rating
(2)
Skor
Pembobotan
(3)= (1) X (2)
Kekuatan
Stok barang tersedia secara rutin
Kualitas produk baik
Lokasi dekat dengan pasar
Memiliki waktu panen singkat
Pihak petani bermitra dengan swasta dalam
pengadaan POC (Pupuk Organik Cair)
Pelayanan terhadap konsumen
dengan baik
Kelemahan
Harga pakcoy sehat lebih tinggi
Saluran distribusi terbatas
Kemasan harus lebih menarik
Kegiatan promosi yang kurang optimal
Penggunaan pestisida alami yang
kurang maksimal Pendidikan petani yang rendah
Total Skor Pembobotan
46
Tabel. 7. EFAS (Eksternal Factor Analisys Strategic)
Faktor Strategis
Eksternal
Bobot
(1)
Rating
(2)
Skor
Pembobotan
(3)= (1) X (2)
Peluang
Media promosi online
Masyarakat pola hidup sehat
Sistem pembayaran kontan
Pemasaran langsung
Pertumbuhan pasar
Siklus Penjualan
Ancaman
Penetapan harga
Kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang perbedaan organik dengan
konvensional
Persaingan produk sejenis
Prosentase kerusakan pada pakcoy sehat
Harga pupuk organik cair (POC)
mengalami kenaikan
Ketersediaan bahan baku (benih pakcoy)
Total Skor Pembobotan
2. Tahap Kedua
Data IFAS (Internal Factor Analisysis Strategic) dan data EFAS (Eksternal
Factor Analisys Strategic) yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan
model-model kuantitatif perumusan strategi dengan lengkap dan akurat. Alat yang
digunakan untuk menyusun strategi usahatani adalah matrik SWOT. Matrik ini
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
47
Tabel 8. Strategi sebagai berikut:
Internal
Eksternal
S Strength (kekuatan) W Weakness (kelemahan)
O Opportunities
(peluang)
Strategi S-O
Ciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan
peluang
Strategi W-O
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
T Threats (ancaman)
Strategi S-T
Ciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk
mengatasi ancaman
Strategi W-T
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti (2006)
Keterangan :
Strategi SO
Apabila didalam kajian terlihat peluang-peluang yang tersedia ternyata juga
memiliki posisi internal yang kuat, maka sektor tersebut juga memiliki posisi
internal yang kuat, maka sektor tersebut dianggap memiliki keunggulan
komparatif. Dua elemen eksternal dan internal yang baik ini tidak boleh
dilepaskan begitu saja, tetapi akan menjadi isu utama pemberdayaan
meskipun demikian proses pengkajiannya tidak boleh dilupakan adanya
berbagai kendala dan ancaman perubahan. Kondisi lingkungan yang terdapat
disekitarnya untuk digunakan sebagai usaha dalam mempertahankan
keunggulan komparatif tersebut.
Strategi ST
Kotak ini merupakan kajian yang mempertemukan interaksi antara ancaman
atau tantangan dari luar yang diidentifikasikan untuk memperlunak ancaman
atau tantangan tersebut, dan sedapat mungkin merubahnya menjadi sebuah
48
peluang bagi pemberdayaan selanjutnya. (Strategi ST : menggunakan
kekuatan untuk mengusir hambatan).
Strategi WO
Kotak ini merupakan kajian yang menuntut adanya kepastian dari berbagai
peluang dan kekurangan yang ada. Peluang yang besar disini akan dihadapi
oleh kurangnya kemampuan sektor untuk mengungkapnya. Pertumbuhan
harus dilakukan dengan hati-hati untuk memilih dan untuk menerima peluang
tersebut, khususnya dikaitkan dengan potensi kawasan. (Strategi WO :
menggunakan peluang untuk menghindari kelemahan).
Strategi WT
Merupakan tempat untuk menggali berbagai kelemahan yang akan dihadapi
oleh sektor dalam perkembangannya. Hal ini dapat dilihat dari pertemuan
antara ancaman dan tantangan dari luar dengan kelemahan yang terdapat
didalam kawasan. Strategi yang harus ditempuh adalah mengambil keputusan
untuk mengendalikan kerugian yang akan dialami dengan sedikit membenahi
sumberdaya internal yang ada. (Strategi WT : meminimalkan kelemahan dan
mengusir hambatan).
3. Tahap Ketiga
Pengambilan keputusan : analisis yang telah dilakukan kemudian mendapatkan
perumusan strategi dan melakukan pengambilan keputusan.
49
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kelompok
4.1.1 Latar Belakang Kelompok
Sekitar tujuh tahun, ibu-ibu rumah tangga didusun II Kampung Liman Benawi
Kecamatan Trimurjo memiliki kegiatan budidaya tanaman dan hobi membuat
ketrampilan. Untuk Kegiatan budidaya tanaman sayuran ini berlangsung sendiri-
sendiri di pekarangan rumah masing-masing dan dilahan sawah pada saat tidak
musim tanam padi. Sedangkan untuk pembuatan ketrampilan dilakukan pada saat
pertemuan kelompok yang dilakukan pada minggu ketiga setiap bulannya.
Hasil kegiatan ibu-ibu memasarkan sendiri hasil produksinya ke pasar terdekat.
Sebagian lagi sudah memiliki pelanggan yang datang membeli dirumah masing-
masing. Keadaan ini berlangsung fluktuatif, keterbatasan modal, perubahan
prilaku pasar juga sarana produksi menyebabkan kegiatan para ibu-ibu ini timbul
tenggelam.
50
Berangkat dari keadaan yang demikian, timbulah pemikiran dari sebagian para ibu
tersebut untuk membentuk suatu kelompok wanita tani. Keinginan mereka
sederhana, mereka ingin menggalang kekuatan dalam usaha bersama atas dasar
tolong-menolong, sehingga usaha yang selama ini mereka jalankan dapat
dipertahankan dan ditingkatkan secara keberlanjutan. Dengan demikian para ibu
bisa memperoleh penghasilan yang layak, terukur, periodik, dan
berkesinambungan.
4.1.2 Profil Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani
Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani berdiri pada tanggal 09 November
2012, memiliki jumlah anggota 45 orang, yang beralamat Dusun II, Kampung
Liman Benawi, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah.
Tabel 9. Struktur Organisasi Kelompok
No Nama Jabatan
1. Widarmi Ketua Kelompok
2. Purwati Sekretaris Kelompok
3. Supraptiyah Bendahara Kelompok
4. Parini Seksi Humas
5. Partini Seksi Infotek
Sumber : KWT Bina Pertani 2018
4.1.3 Identitas Responden
Untuk mengetahui latarbelakang dan identitas responden, maka perlu diketahui
berbagai hal yang berhubungan dengan keadaan responden, seperti : umur, tingkat
pendidikan terakhir dan pekerjaan. Pada uraian berikut ini disajikan informasi
yang berhubungan dengan keadaan identitas responden, pendidikan terakhir dan
pekerjaan.
51
1. Penggolongan Responden Berdasarkan Umur
Menurut Tirton (2007), komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis
kelamin, umur penduduk dikelompokkan menjadi tiga :
Umur 20 - 39 Tahun dinamakan usia muda.
Umur 40 - 60 Tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usai produktif.
Umur 65 Tahun ke atas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia jompo.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan diperoleh data responden yang berkaitan
dengan umur. Umur responden berbeda-beda antara 23 – 68 tahun. Dalam
penelitian ini umur responden diklasifikasikan berdasarkan kelompok. Tabel 10
berikut ini menyajikan sebaran tingkat umur responden.
Tabel 10. Sebaran Tingkat Umur Responden di kelompok Wanita Tani (KWT)
Bina Pertani Liman Benawi
No Golongan Umur
(Th) Jumlah
Persentase %
1. 23 – 32 6 22
2. 33 – 37 1 4
3. 38 – 43 7 26
4. 44 – 49 5 18
5. 50 – 55 5 18
6. 56 – 68 3 12
Jumlah 27 100
Berdasarkan tabel 10, menunjukan umur responden tertinggi berkisar 38 – 43
tahun sebanyak 7 dengan persentase 26 %. Sedangkan umur responden terendah
yakni pada usia 33 – 37 tahun sebanyak 1 responden dengan persentase 4 %. Data
tersebut menunjukkan bahwa petani sayur pakcoy sehat berada pada umur
produktif. Hal ini terlihat bahwa umur yang tergolong produktif masih memiliki
kemampuan fisik yang baik. Tentunya kontribusi berupa kerja yang diberikan
akan tetap stabil maupun meningkat. Selain itu, pengaruh umur yang tergolong
52
produktif juga mempengaruhi kemampuan pola pikir berupa manajemen yang
baik.
1. Penggolongan Reponden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Data tingkat pendidikan untuk mengetahui tolak ukur mata pencaharian responden
di KWT Bina Pertani, data singkat pendidikan terinci dijelaskan pada tabel 11.
Tabel 11. Tingkat Pendidikan Responden di Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina
Pertani Liman Benawi
No Pendidikan Jumlah Persentase %
1. SD/Sederajat 8 30
2. SLTP/Sederajat 11 41
3. SLTA/Sederajat 5 18
4. S1/Sarjana 3 11
Jumlah 27 100
Berdasarkan tabel 11, menunjukkan bahwa responden di kelompok Wanita Tani
(KWT) Bina Pertani Liman Benawi tingkat pendidikan responden tertinggi
sebanyak 11 responden dengan persentase 41% yang didominasi tingkat
pendidikan SLTP/Sederajat. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan petani
sayuran pakcoy sehat dalam mengadopsi perkembangan teknologi sudah baik.
4.2 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Organisasi
4.2.1 Analisis Lingkungan Internal Organisasi
Analisis lingkungan internal ini diperlukan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan bersaing organisasi dengan melakukan proses identifikasi terhadap
berbagai faktor-faktor yang ada dalam area organisasi. Meliputi : stok barang
tersedia secara rutin, kualitas produk, lokasi, pelayanan terhadap konsumen,
saluran distribusi, kemasan, promosi dan pendidikan petani.
53
Stok barang tersedia secara rutin
Kelompok wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi selama menjalankan
usaha selalu melakukan penambahan populasi produk sayuran pakcoy sehat untuk
senantiasa memenuhi stok dari sayuran pakcoy sehat tersebut demi memenuhi
permintaan dari konsumen.
Kualitas produk
Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi menghasilkan produk
sayuran pakcoy sehat yang memiliki residu bahan kimia sintetis yang rendah hal
ini dikarenakan proses pemeliharaannya menggunakan teknik organik yang proses
budidayanya tanpa bahan kimia sintetis.
Lokasi
Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi memilih lokasi di
Liman Benawi Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah karena lokasi tersebut
tempat mata pencaharian anggota KWT, tidak hanya itu lokasi ini mudah
terjangkau oleh konsumen yang ingin membeli langsung produk KWT dan
transportasi umum mudah dalam mengakses jalan ke lokasi ini.
Pelayanan terhadap konsumen
Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi satu-satuya kelompok
yang memasarkan produk sayuran pakcoy sehat, dimana pelayanan yang baik
akan menimbulkan perasaan puas bagi konsumennya.
Saluran distribusi
Distribusi memiliki peran yang penting dalam menyalurkan barang dari produsen
ke konsumen, distribusi yang terbatas membuat Kelompok Wanita Tani (KWT)
Bina Pertani Liman Benawi merasa kesulitan dalam memperkenalkan lebih luas
54
produk sayuran pakcoy sehat. Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani
melakukan distribusi ke Pasar Natar dan Pasar Branti di daerah Lampung Selatan.
Kemasan
Kemasan yang digunakan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani
Liman Benawi masih dengan ukuran yang besar, seperti pada saat distribusi
produk masih sangat sederhana yaitu plastik yang berukuran besar yang
didalamnya tersusun pakcoy sehat. tujuan untuk melindungi produk dari cuaca,
guncangan, dan benturan-benturan terhadap benda lain.
Promosi
Lambat laun berkembangnya teknologi informasi Kelompok wanita Tani (KWT)
Bina Pertani mempromosikan produk sayuran pakcoy sehat melalui berbagai
media seperti surat kabar / koran, mengikuti pameran bertemakan pertanian
organik, mengikuti lomba kampung wisata organik, melalui media sosial seperti
memiliki akun facebook sebagai media promosi serta promosi secara langsung
dengan bersosialisasi ke dusun-dusun lainnya secara rutin demi mempromosikan
sayuran pakcoy sehat.
Pendidikan petani
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang terpenting yang tidak dapat
dilepaskan dari sebuah organisasi maupun perusahaan dan sebagai kunci dalam
menentukan perkembangan organisasi atau perusahaan Kelompok Wanita Tani
(KWT) Bina Pertani Liman Benawi.
55
4.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal Organisasi
Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengembangkan sebuah daftar
terbatas dari peluang yang dapat menguntungkan sebuah organisasi dan ancaman
yang harus dihindari. Meliputi lingkungan makro (faktor demografi, ekonomi,
politik, dan budaya), lingkungan mikro (pemasok, perantara pemasaran,
pelanggan dan masyarakat), dan lingkungan industri (ancaman pendatang baru).
A. Lingkungan Makro
1. Faktor Demografi
Pertumbuhan Pasar
Perkembangan jumlah penduduk dan pertumbuhan pasar yang terus
berkembang akan berdampak positif pada peningkatan konsumsi
makanan yang memiliki vitamin dan mineral yang baik bagi kesehatan
serta merupakan peluang terhadap perkembangan usaha pemasaran
sayuran pakcoy sehat di Liman Benawi.
Jumlah Produksi
Respon positif dari masyarakat luar organisasi dapat berupa dukungan
terhadap peningkatan produksi dan memperluas pasar yang ada
dikarenakan bertambahnya jumlah penduduk serta pertumbuhan pasar
menjadikan peluang besar bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina
Pertani Liman Benawi.
2. Faktor Ekonomi
Kondisi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil, bisa terlihat
saat ini naiknya harga bahan bakar minyak (bbm), gas untuk bahan
memasak, sembako, sarana produksi pertanian (saprotan) yang selalu
56
mempengaruhi kenaikan-kenaikan harga barang lainnya secara umum.
Hal tersebut akan mempengaruhi penetapan harga untuk sayuran pakcoy
sehat.
3. Faktor Teknologi
Teknologi memiliki salah satu fungsi sebagai pemegang peran penting
dalam perkembangan suatu kegiatan usaha. Perkembangan teknologi
yang semakin cepat menuntut kalangan usaha lainnya mengamati dan
mengadopsi perkembangan teknologi untuk menunjang seluruh kegiatan
operasional usahanya seperti media promosi online. Hal tersebut dapat
menjadi ancaman bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani
Liman Benawi terjadinya ke khawatiran muncul produk sayuran pakcoy
sehat yang memiliki produk yang jauh lebih baik dari usaha mereka.
4. Faktor Politik
Peraturan dan kebijakan pemerintah baik pemerintah daerah atau pusat,
terutama peraturan pemerintah mengenai usaha di bidang pertanian yang
dimana ada pemetaan lokasi khusus bagi usaha pertanian yang dapat
mempengaruhi perkembangan Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina
Pertani Liman Benawi didalam menjalankan usahanya.
5. Faktor Budaya
Siklus Penjualan
Dewasa ini pertumbuhan jumlah penduduk telah banyak merubah
kebiasaan budaya masyarakat, dan pola hidup masyarakat sehat saat
ini. Bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani pertumbuhan
jumlah penduduk merupakan sebuah peluang, karena akan
57
mempengaruhi konsumsi dan permintaan masyarakat terhadap
sayuran pakcoy sehat sehingga berdampak positif terhadap siklus
penjualan sayuran pakcoy sehat.
Perilaku Masyarakat
Pola hidup masyarakat saat ini yang sudah mengabaikan kesehatan
yaitu suatu peluang bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina
Pertani untuk mengembangkan usaha yang bergerak dalam bidang
pertanian sehat. Masyarakat saat ini cenderung sudah melupakan
pola hidup sehat mereka, dikarenakan menganggap kuantitas lebih
penting dari pada kualitas.
B. Lingkungan Mikro
1. Pemasok
Bahan baku seperti pupuk organik untuk nutrisi bagi sayuran pakcoy sehat
dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani diperoleh dari kemitraan
dengan penyedian pupuk cair organik (POC), sehingga terkadang masih
sebagian anggota masih tergantung dengan membeli pupuk cair organik
(POC) ini.
2. Perantara Pemasaran
Selain dari memasarkan produk sayuran pakcoy sehat secara langsung
kepada konsumen yang berada didaerah pasar Trimurjo, tetapi sebagian
besar Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani melalui perantara
pemasaran atau dengan kata lain agen pemasaran. Perantara pemasaran
digunakan sekarang ini yaitu agen pemasaran dari anggota Kelompok
Wanita Tani (KWT) Bina Pertani di daerah Natar dan Branti Lampung
58
Selatan sehingga berpengaruh terhadap kenaikan harga sayuran pakcoy
sehat.
3. Masyarakat
Pengetahuan Masyarakat
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang apa itu produk sayuran
pakcoy sehat membuat masyarakat lebih memilih sayuran pakcoy
konvensional hal ini menjadi ancaman yang serius bagi Kelompok Wanita
Tani (KWT) Bina Pertani
Kebutuhan Konsumsi
Setelah masyarakat menyadari akan pola hidup sehat serta mengetahui
perbandingan sayuran pakcoy sehat dengan sayuran pakcoy konvensional,
masyarakat akan sadar pentingnya kebutuhan konsumsi makanan yang
sehat terutama makanan yang memiliki vitamin dan mineral serta serat
yang cukup seperti sayuran pakcoy.
4. Pesaing
Hadirnya pesaing dalam industri makanan sayuran pakcoy sehat dapat
menjadi suatu ancaman bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani
terhadap pasar yang dimiliki. Namun ancaman yang sebenarnya dari
Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani yaitu pesaing produk sejenis
sama ialah sayuran pakcoy yang di akui oleh produsen lain yang
menawarkan produk yang sama namun belum dapat dipastikan sayuran
pakcoy tanpa menggunakan pestida kimia sintetis.
59
4.3 Analisis Strategi
Setelah melakukan identifikasi faktor internal dan eksternal yang terdiri dari
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada pemasaran sayuran pakcoy sehat
pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi. Tahap
selanjutnya adalah menyusun table matrik Internal Factor Analisys Strategic
(IFAS) dan Eksternal Factor Analisys Strategic (EFAS). Tahap ini merupakan
tahap awal dalam merumuskan strategi pemasaran sayuran pakcoy sehat pada
Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi.
4.3.1 Analisis Faktor Internal dan Eksternal Menggunakan Matrik IFAS dan
EFAS
Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor Internal Faktor Analisys Strategic
(IFAS) dan Eksternal Factor Analisys Strategic (EFAS) diperoleh kekuatan dan
kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh Kelompok Wanita Tani
(KWT) Bina Pertani Liman Benawi. Faktor-faktor strategi internal dan eksternal
diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh konsumen, dan
petani pakcoy sehat. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan tabel
perhitungan untuk mendapatkan bobot masing-masing variabel internal dan
eksternal. Bobot yang digunakan merupakan hasil total pembobotan rata-rata dari
petani. Pemberian peringkat (rating) diperoleh dari petani yang sama, sehingga
diperoleh nilai dari faktor-faktor strategi internal dan eksternal. Dengan
memasukkan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Kemudian
diberi bobot dan peringkat maka diperoleh skor pembobotan.
60
Tabel 12. Matrik Internal Faktor Analisysis Strategic (IFAS)
Faktor –Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor
Pembobotan
Kekuatan
- Stok Barang tersedia secara rutin 23,30 4,00 0,98
- Kualitas produk baik 4,98 3,19 0,16
- Lokasi dekat dengan pasar 6,56 3,26 0,21
- Memiliki waktu panen singkat 5,66 3,22 0,18
- Pihak petani bermitra dengan swasta
dalam pengadaan Pupuk Organik Cair
(POC)
8,60 2,59
0,22
- Pelayanan terhadap konsumen baik 8,14 3,33 0,27
1,98
Kelemahan
- Harga pakcoy sehat lebih tinggi 4,30 2,78 0,12
- Saluran distribusi terbatas 11,99 2,44 0,29
- Kemasan harus lebih menarik 1,58 3,04 0,05
- Kegiatan promosi yang kurang optimal 2,71 2,85 0,08
- Penggunaan pestisida alami yang
kurang maksim al 11,99 2,44
0,29
- Pendidikan petani yang rendah 10,18 2,52 0,26
Total 100 1,09
Berdasarkan tabel 12. Menunjukkan hasil perhitungan dari matrik IFAS bahwa
kekuatan utama kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi
adalah stok barang tersedia secara rutin dengan skor 0,98, karena untuk memenuhi
permintaan konsumen petani sayuran pakcoy sehat selalu menyediakan stok untuk
dijual secara rutin guna memberikan sayuran pakcoy sehat kepada konsumen dan
dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen serta membuat konsumen
memiliki kesetiaan yang sangat tinggi terhadap sayuran pakcoy sehat.
Faktor strategi internal yang merupakan salah satu kelemahan utama yang dimiliki
oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani adalah salah satunya saluran
distribusi terbatas dengan skor 0,29. Hal ini menunjukkan bahwa butuh adanya
perluasan pasar untuk menjual sayuran pakcoy sehat kepada konsumen.
61
Hasil analisis matrik IFAS untuk kekuatan mendapat skor 1,98 dan kelemahan
mendapatkan skor 1,09. Sehingga diperoleh total nilai pada posisi internal rata-
rata yang dilihat dari bobot yaitu 3.07. Hal ini menunjukan bahwa skor kekuatan
pada pemasaran sayuran pakcoy sehat Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina
Pertani Liman Benawi sangat baik dibandingkan kelemahannya.
Berdasarkan penilaian skor yang telah disusun, total skor pemasaran sayuran
pakcoy sehat Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi sebesar
3,07 termasuk dalam kategori sangat baik, yaitu diatas rata-rata dari rating yang
telah ditetapkan. Kelemahan pemasaran sayuran pakcoy sehat pada Kelompok
Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi harus lebih diperhatikan agar
nantinya bisa diperkecil. Dari hasil tersebut KWT Bina Pertani harus
mengindikasikan bahwa lemahnya posisi internal dalam mengatasi kelemahan
yang ada dengan kekuatan yang dimilikinya.
62
Tabel 13. Matrik Eksternal Faktors Analisys Strategic (EFAS)
Faktor –Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor
Pembobotan
Peluang
- Media promosi online 7,82 3,33 0,26
- Masyarakat pola hidup sehat 5.21 3,22 0,17
- Sistem pembayaran kontan 6.16 3,26 0,20
- Pemasaran langsung 6.16 3,26 0,20
- Pertumbuhan pasar 9.72 2,59 0,25
- Siklus penjualan 23,70 4,00 0,95
Total 2,03
Ancaman
- Penetapan harga 5,21 2,78 0,14
- Kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang perbedaan organik dengan
konvensional
13,98 2,41
0,34
- Persaingan produk sejenis 0,95 3,04 0,03
- Prosentase kerusakan pada pakcoy sehat 3,55 2,85 0,10
- Harga pupuk organik cair (POC)
mengalami kenaikan
6,16
2,74
0,17
- Ketersediaan bahan baku (benih pakcoy) 11,37 2,52 0,29
Total 100 1,07
Berdasarkan tabel 13. Menunjukkan hasil perhitungan dari matrik EFAS bahwa
salah satu peluang utama yang dimiliki oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina
Pertani Liman Benawi adalah siklus penjualan dengan skor 0,95. Selama ini siklus
penjualan sayuran pakcoy sehat terbilang lancar dikarenakan stok produk sayuran
pakcoy sehat tersedia secara rutin dan kesadaran konsumen yang semakin
berkembang akan pola hidup sehat keuntungan tersendiri bagi Kelompok Wanita
Tani (KWT) Bina Pertani untuk menarik konsumen agar membeli produk sayuran
pakcoy sehat dan meningkatkan penjualan.
Faktor strategi eksternal yang merupakan ancaman utama dari Kelompok Wanita
Tani (KWT) Bina Pertani adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
perbedaan organik dengan konvensional dengan skor 0,34. Sebagai produsen
sayuran pakcoy sehat yang memproduksi sayuran pakcoy dengan pupuk organik
63
tentu menjadikan penilaian baik terhadap produk ini, masyarakat saat ini belum
bisa membedakan antara pakcoy sehat dengan pakcoy konvensional, karena
dilihat dari sepintas tidak ada perbedaan yang signifikan hal tersebut akan
berdampak buruk bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani.
Hasil analisis matrik EFAS untuk peluang mendapatkan skor 2,03 dan ancaman
mendapatkan skor 1,07. Sehingga diperoleh total nilai eksternal rata-rata yaitu
sebesar 3,1. Hal ini menandakan bahwa skor peluang yang dimiliki Kelompok
Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi lebih besar dari pada
ancamannya.
Berdasarkan penilaian skor yang telah disusun, total skor pemasaran sayuran
pakcoy sehat pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi
sebesar 3,1 termasuk kategori pemasaran yang sangat baik yaitu berada di atas
rata-rata nilai dari rating yang telah ditetapkan. Dengan demikian, KWT Bina
Pertani harus mengindikasikan bahwa KWT mampu merespon dengan baik faktor
eksternal dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matrik IFAS dan matrik EFAS maka dapat
diketahui posisi sayuran pakcoy sehat pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina
Pertani Liman Benawi saat ini. Oleh sebab itu pemetaan posisi usaha sayuran
pakcoy sehat pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi
sangat penting dalam pemilihan strategi yang ditetapkan. Berdasarkan hasil
analisis yang telah dilakukan, total nilai pada matrik IFAS untuk kekuatan dan
kelemahan sebesar 3,07, yang artinya faktor internal berada di atas rata-rata.
64
Sedangkan total nilai matrik EFAS untuk peluang dan ancaman yaitu sebesar 3,1
yang artinya faktor eksternal berada di atas rata-rata.
Analisis SWOT digunakan untuk mengindentifikasi berbagai faktor untuk
merumuskan strategi. Berdasarkan data faktor-faktor internal dan eksternal
didapatkan skor pembobotan sebagai berikut : faktor kekuatan = 1,98 faktor
kelemahan = 1,09, faktor peluang = 2,03, dan faktor ancaman = 1,07. Skor
pembobotan selanjutnya diplotkan pada gambar analisis diagram SWOT yang
terdiri dari 4 Kuadran yaitu :
Gambar 2 . Grafik Analisis SWOT Sayuran Pakcoy Sehat pada Kelompok Wanita
Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi (01)
Dari Perpotongan keempat garis faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman, maka dapat didapatkan koordinat (0,89 ; 0,96) yaitu :
Skor kekuatan – skor kelemahan ; skor peluang – skor ancaman
2 2
1,98 – 1,09 ; 2,03 – 1,07
2 2
0,45; 0,48
Peluang
Kelemahan Kekuatan
Ancaman
II
I III
IV
2,03
1,98
1,09
1,07
65
Gambar 3. Grafik Analisis SWOT Sayuran Pakcoy Sehat pada Kelompok Wanita
Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi (02)
Analisis SWOT yang dilakukan sebelumnya dapat digunakan sebagai dasar dalam
penentuan strategi pemasaran sayuran pakcoy sehat pada Kelompok Wanita Tani
(KWT) Bina Pertani Liman Benawi. Matrik SWOT ini dibangun berdasarkan
hasil analisis faktor-faktor strategis internal maupun eksternal yang terdiri dari
berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Hasil analisis pada
matrik SWOT diperoleh koordinat (0,45 ; 0,48) yang mana koordinat ini masuk
pada kuadran I, posisi ini menandakan bahwa usaha sayuran pakcoy sehat pada
Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi yang kuat dan
berpeluang. Rekomendasi strategi yang harus diberikan adalah progresif yang
artinya usaha Sayuran Pakcoy Sehat pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina
Pertani Liman Benawi dalam kondisi yang terbaik sehingga sangat
memungkinkan untuk terus melakukan ekspansi usaha yang ditandai penciptaan
pasar baru, memperbesar pertumbuhan pasar dan meraih kemajuan secara optimal.
III I
II IV
Peluang
Kekuatan Kelemahan
Ancaman
0,48
0,45
66
4.3.2 Perumusan Prioritas Strategi dengan Analisis SWOT
Perumusan prioritas dan keterkaitan antar strategi berdasarkan pembobotan rating
hasil SWOT, maka dilakukan interaksi kombinasi strategi internal dan eksternal,
yang dijelaskan sebagai berikut:
Interaksi kombinasi strategi SO merupakan strategi menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang, jika pemasaran Sayuran Pakcoy Sehat pada
Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani berada pada posisi ini maka
pendukung pemasaran Sayuran Pakcoy Sehat kedepannya.
Interaksi kombinasi strategi WO merupakan strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan peluang, jika usaha pemasaran Sayuran
Pakcoy Sehat pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman
Benawi berada pada posisi ini maka masalah internal strategi pemasaran
Sayuran Pakcoy Sehat dapat diusahakan dengan memanfaatkan peluang
yang ada.
Interaksi kombinasi strategi ST merupakan strategi yang menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman, jika usaha pemasaran Sayuran Pakcoy
Sehat pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani berada pada posisi
strategi yang dilakukan adalah kekuatan untuk mengatasi ancaman yang
dihadapi oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi.
Interaksi kombinasi strategi WT merupakan strategi yang meminimalkan
kelemahan utnuk memanfaatkan ancaman. Apabila usaha pemasaran
Sayuran Pakcoy Sehat pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani
67
Liman Benawi sedang berada saat yang tidak menguntungkan. Hal ini
karena usaha pemasaran Sayuran Pakcoy Sehat menghadapi kelemahan
internal. Berdasarkan interaksi kombinasi tersebut, kemudian digabungkan
dalam matrik pembobotan rating IFAS dan EFAS seperti Tabel 14.
Tabel 14. Pembobotan rating IFAS dan EFAS
S = 1,98
W = 1,09
O = 2,03
SO = 4.01
ST = 3,05
T = 1,07
WO = 3,12
WT = 2,16
Berdasarkan hasil pembobotan rating hasil kuesioner SWOT, maka dapat disusun
prioritas strategi berdasarkan kombinasi strategi yang paling tinggi sampai dengan
paling rendah , dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 15. Tingkat Prioritas Strategi SWOT
Prioritas Strategi
Bobot Nilai
I
Strengh-Opportunity (SO)
4,01
II
Weakness-Opportunity (WO)
3,12
III
Strenght-Threat (ST)
3,05
IV
Weakness-Threat (WT)
2,16
68
Hasil interaksi IFAS dan EFAS yang menghasilkan alternatif strategi yang
mendapatkan bobot tertinggi adalah Strengh-Opportunity (SO)dengan skor 4,01,
diterjemahkan sebagai strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang, Strategi untuk pemasaran Sayuran Pakcoy Sehat bobot kekuatan lebih
besar dari pada kelemahan dan bobot peluang lebih besar dari pada ancaman
dalam pemasaran Sayuran Pakcoy Sehat pada Kelompok Wanita Tani (KWT)
Bina Pertani Liman Benawi.
Tujuan dari tahap analisis terhadap faktor-daktor strategi (matrik SWOT) adalah
utnuk menghasilkan alternatif strategi yang layak. Berdasarkan analisis faktor
internal dan eksternal organisasi, maka dapat disusun beberapa alternatif strategi
berdasarkan analisis matrik SWOT. Hasil dari analisis matrik SWOT pada
pemasaran Sayuran Pakcoy Sehat pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina
Pertani Liman Benawi dapat dilihat pada tabel 16. Berikut ini.
69
Tabel 16. Matrik SWOT Strategi Pemasaran Sayuran Pakcoy Sehat pada
Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi
Internal Faktor Analisis
Strategi (IFAS) Kekuatan (S)
1. Stok barang
tersedia secara
rutin
2. Kualitas produk
baik
3. Lokasi dekat
dengan pasar
4. Memiliki waktu
panen singkat
5. Pihak petani
bermitra dengan
swasta dalam
pengadaan POC
6. Pelayan terhadap
konsumen
dengan baik
Kelemahan (W)
1. Harga pakcoy sehat lebih
tinggi
2. Saluran distribusi
terbatas
3. Kemasan harus lebih
menarik
4. Kegiatan Promosi yang
kurang optimal
5. Penggunaan pestisida
alami yang kurang
maksimal
6. Pendidikan petani yang
rendah
Eksternal
Faktor Analisis
Strategi (EFAS)
Strategi S-O
1. Stok barang tersedia
secara rutin, kualitas
produk baik dan lokasi
dekat dengan pasar serta
media promosi online
sehingga kebutuhan
masyarakat pola hidup
sehat akan kebuthuhan
sayuran pakcoy sehat
dapat terpenuhi
(S1,S2,S3,O1,O2)
2. Adanya pelayanan yang
baik terhadap konsumen
dan kualitas produk yang
baik akan berpengaruh
terhadap siklus penjualan
yang semakin meningkat
dengan adanya kebutuhan
masyarakat pola hidup
sehat (S6,S2,O6,O2)
3. Pihak petani bermitra
dengan swasta dalam
pengadaan POC dengan
memanfaatkan waktu
panen singkat sayuran
pakcoy sehat dan
pertumbuhan pasar yang
semakin berkembang
petani dapat memasarkan
langsung ke konsumen
(S5,S4,O5,O4)
Strategi W-O
1. Harga pakcoy sehat yang
lebih tinggi dan saluran
distribusi terbatas serta
Kegiatan promosi yang
kurang optimal akan bisa
teratasi pada saat siklus
penjualan meningkat dan
pemasaran langsung dengan
adanya kebutuhan konsumsi
masyarakat pola hidup sehat
(W1,W2,W4,06,04,02)
2. Pendidikan petani yang
rendah dengan seiring
pertumbuhan pasar, siklus
penjualan yang baik dan
sistem pembayaran yang
kontan akan
meminimalisasikan
kelemahan (W6,O5,O6,O3,)
3. Penggunaan pestisida alami
yang kurang maksimal dan
kemasan yang harus lebih
menarik pada sayuran pakcoy
sehat bisa teratasi dengan
kesadaran masyarakat pola
hidup sehat (W5,W3,O2)
Peluang (O)
1. Media promosi
online
2. Masyarakat pola
hidup sehat
3. Sistem
pembayaran
kontan
4. Pemasaran
langsung
5. Pertumbuhan pasar
6. Siklus penjualan
70
Ancaman (T)
1. Penetapan harga
2. Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang perbedaan
organik dengan konvensional
3. Persaingan produk sejenis
4. Prosentase kerusakan pada
pakcoy sehat
5. Harga pupuk organik cair
mengalami kenaikan
6. Ketersediaan bahan baku
(Benih Pakcoy)
Strategi S-T
1. Melakukan stok barang
secara rutin dan kualitas
produk baik dengan melihat
ketersediaan bahan baku
(Benih Pakcoy), adanya
penetapan harga ,persaingan
produk sejenis
(S1,S2,T6,T1,T3)
2. Pelayanan terhadap
konsumen yang baik dan
prosentase kerusakan pada
pakcoy sehat berpengaruh
pada pihak petani bermitra
dengan swasta dalam
pengadaan POC serta
kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang
perbedaan organik dengan
konvensional (S6,T4,S5,T2)
3. Kualitas produk baik, adanya
lokasi dekat dengan pasar,
terdapat harga pupuk organik
cair yang mengalami
kenaikan tidak akan
mempengaruhi KWT Bina
Pertani (S2,S3,T5)
Strategi W-T
1. Menambah saluran distribusi
untuk lebih memperkenalkan
produk yang dihasilkan dan
memperbaiki kemassan
supaya menarik
konsumen,agar masyarakat
mengetahui tentang
perbedaan organik dan
konvensional (W2,W3,T2)
2. Memberikan pelatihan dan
pendidikan kepada petani,
supaya berinovasi dalam hal
penggunaan kemasan pada
produk dan pengetahuan
promosi barang untuk
menghadapi tantangan
persaingan produk yang
sejenis (W3,W4,W6,T3)
1. Strategi S-O (Strenghts-Opportunities)
Strategi adalah untuk memanfaatkan seluruh kekuatan untuk mengambil dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi yang dapat digunakan yaitu
pertama, Stok barang tersedia secara rutin, kualitas produk baik dan lokasi dekat
dengan pasar serta media promosi online sehingga kebutuhan masyarakat pola
hidup sehat akan kebutuhan sayuran pakcoy sehat dapat terpenuhi. Kedua,
Adanya pelayanan yang baik terhadap konsumen dan kualitas produk yang baik
akan berpengaruh terhadap siklus penjualan yang semakin meningkat dengan
adanya kebutuhan masyarakat pola hidup sehat. Ketiga, Pihak petani bermitra
71
dengan swasta dalam pengadaan POC dengan memanfaatkan waktu panen singkat
sayuran pakcoy sehat dan pertumbuhan pasar yang semakin berkembang petani
dapat memasarkan langsung ke konsumen.
2. Strategi S-T (Strenghts-Treathts)
Strategi ini adalah untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk
mengatasi ancaman. Strategi yang dapat digunakan pertama, Melakukan stok
barang secara rutin dan kualitas produk baik dengan melihat ketersediaan bahan
baku (Benih Pakcoy), adanya penetapan harga ,persaingan produk sejenis. Kedua,
Pelayanan terhadap konsumen yang baik dan prosentase kerusakan pada pakcoy
sehat berpengaruh pada pihak petani bermitra dengan swasta dalam pengadaan
POC serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perbedaan organik dengan
konvensional. Ketiga, Kualitas produk baik, adanya lokasi dekat dengan pasar,
terdapat harga pupuk organik cair yang mengalami kenaikan tidak akan
mempengaruhi KWT Bina Pertani.
3. Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatkan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi yang dapat digunakan yaitu yang
pertama, Harga pakcoy sehat yang lebih tinggi dan saluran distribusi terbatas serta
Kegiatan promosi yang kurang optimal akan bisa teratasi pada saat siklus
penjualan meningkat dan pemasaran langsung dengan adanya kebutuhan
konsumsi masyarakat pola hidup sehat. Kedua, Pendidikan petani yang rendah
dengan seiring pertumbuhan pasar, siklus penjualan yang baik dan sistem
pembayaran yang kontan akan meminimalisasikan kelemahan. Ketiga,
Penggunaan pestisida alami yang kurang maksimal dan kemasan yang harus lebih
72
menarik pada sayuran pakcoy sehat bisa teratasi dengan kesadaran masyarakat
pola hidup sehat.
4. Strategi W-T (Weaknesses-Treathts)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan organisasi yang bersifat melindungi dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Strategi
yang dapat dilakukan yaitu pertama, Menambah saluran distribusi untuk lebih
memperkenalkan produk yang dihasilkan dan memperbaiki kemasan supaya
menarik konsumen, agar masyarakat mengetahui tentang perbedaan organik dan
konvensional. Kedua, Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada petani,
supaya berinovasi dalam hal penggunaan kemasan pada produk dan pengetahuan
promosi barang untuk menghadapi tantangan persaingan produk yang sejenis.
Berdasarkan hasil pembobotan nilai tertinggi adalah strategi Strenght-
Opportunities (SO) terletak pada kuadran I. Pada kuadran ini menandakan bahwa
usaha Sayuran Pakcoy Sehat pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani
Liman Benawi yang kuat serta berpeluang. Tingginya strategi nilai prioritas SO
bukan berarti strategi lain yang memiliki nilai rendah tidak bermanfaat dan tidak
perlu diterapkan. Tetapi, apabila ingin mendapatkan hasil yang maksimal strategi
SO, WO, dan WT harus ikut dilaksanakan.
73
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis posisi berada pada kuadran I (S-O) sehingga dominan pada
kekuatan dan peluang artinya prospek perkembangan baik. Rekomendasi strategi
yang dapat dilaksanakan Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi
yaitu:
1. Stok barang dengan kualitas baik harus tersedia secara rutin sesuai dengan
siklus pemasaran.
2. Tingkatkan pengembangan pasar bila memungkinkan melalui media
elektronik (online) dilakukan juga.
3. Pelayanan terhadap konsumen dan mitra agar ditingkatkan.
74
5.2 Saran
Kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi hendaknya
perlu mendalami untuk mengatasi masalah pendidikan petani yang rendah dan
Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani diharapkan membuat pelatihan yang
mengarah ke pengetahuan serta keahlian untuk para anggota KWT Bina Pertani
sehingga anggota dapat menjalankan kegiatan dengan lebih kreatif, inovatif serta
mampu bersaing dengan produsen lainnya memperluas pangsa pasar, distribusi
produk sayuran pakcoy sehat, memperbaiki kemasan lebih menarik,dan kegiatan
promosi bisa dioptimalkan.
75
DAFTAR PUSTAKA
Airine, T. 2010. Analisis Perilaku Konsumen Sayuran Organik (Studi Kasus :
Giant Botani Square, Kota Bogor, Jawa Barat). [Skripsi]. Bogor: Fakultas
Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Akbar, F. 2002. Analisis Kelayakan Investasi Head Lettuce dengan Sistem
Pertanian Organik. Studi Kasus PT. Austindo Mitra Sarana Farm
Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu
Sosial Ekonimi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB, Bogor.
Alma, Buchari, 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Keempat CV. Alpha Beta:
Bandung
Alviani, P. 2015. Bertanam hidroponik Untuk Pemula Cara Bertanam Cerdas di
Lahan Terbatas. Jakarta: Bibit Publisher
Armidin RP. 2007. Strategi pengembangan usaha gerai pangan organic
vegetables, Kemang Timur, Jakarta Selatan [Skripsi]. Bogor: Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Budiharsana RS. 2005. Strategi social marketing pangan organik sebagai bagian
gaya hidup sehat. Prosiding Workshop Masyarakat Pertanian Organik
Indonesia (Maporina), 73-76. Jakarta: (21-22 September 2018).
Boyd H , Walker O. C dan J.C. Larrenche. 2000. Manajemen Pemasaran : Suatu
Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global edisi Kedua. Erlangga :
Jakarta.
David FR. 2006. Manajemen Strategis : Konsep, Edisi 10. Salemba Empat.
Jakarta.
David, Fred R. (2010). Manajemen Strategis Konsep, Buku 1, Edisi 12. Jakarta.
Salemba Empat
Departemen Pertanian. 2007. Road Map Pengembangan Pertanian Organik 2008-
2015. pphp.deptan.go.id. (10 Oktober 2018).
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Lampung. 2017.
Luas Panen dan Produksi sawi 2017. Provnsi Lampung.
76
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Lampung Tengah.
2017. Luas Panen dan Produksi sawi 2017. Kabupaten Lampung Tengah
Eko, M. 2007.Budidaya Tanaman Sawi(Brassica juncea). Jakarta: Penebar
Swadaya
Firmanto, B. H. 2011. Sukses Bertanam Padi Secara Organik. Bandung : Angkasa
Fresco LO, 1986. Cassava in Shifting Cultivation: a Systems Approach to
Agricultural Technology Development in Africa. KIT, Amnsterdam.
Greer. 2008. Comparison Of The Financial Performance Of Organic And
Conventional Farms. Journal of Organic Systems – Vol.3 No.2, 2008.
http://www.organic-systems.org/journal/Vol_3(2)/pdf/18-28_ Greer_et
_al. pdf [19 Oktober 2018].
Grewal dan Levy. 2008 . Marketing New York : MC –Graw Hill
Haryanto, E., dan Tina S.2012. Sawi dan Selada. Jakarta: Penebar Swadaya.
Herawati. Budidaya Sayuran. Javalitera. Jogjakarta. 2012.
Hernanto, F. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
IFOAM. 2005. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik. In: IFOAM General assembly,
2005 Adelaide. 1-4. (9 Oktober 2018)
Jim, Kerr. (2008). Pangan Pro dan Kontra Pangan Modern. Solo : Tiga Serangkai.
(9 Oktober 2018)
Kinnear,T (1991).Marketing Research. An Applied Approach, 4 Ed.Mc Grow
Hill, USA
Kotler P. 1992. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi
dan Pengendalian edisi ke Tujuh. Fakultas Ekonomi Univarsitas
Indonesia: Jakarta.
Kotler,P. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.
Kotler, Philip. dan Amstrong, Gary. 2008 Prinsip-prinsip pemasaran. Jilid I. Edisi
Keduabelas. Jakarta: Erlangga.
Isdiayanti. 2007. Analisis Usahatani Sayuran Organik di Perusahaan Matahari
Farm Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Margono.(2004). Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta.
Radiosunu. 2001. Manajemen Pemasaran; Suatu Pendekatan Analisis, Edisi
77
Kedua, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Rahmady Radiany dan Andi Sularso. 2007. Konsentrasi Pemasaran. Surabaya:
Badan Penerbit Mahardhika
Rangkuti F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21.PT
GramediaPustaka Utama. Jakarta.
Siagian, S.P. 2004. Manajemen Sumber Daya Mikrobiologi Untuk Mahasiswa
Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sutanto, R., 2002. Penerapan Pertanian Organik. Permasyarakatan dan
Pengembangannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Sutawi, M.P., 2002. Manajemen Agribisnis. Bayu media. UMM Perss. Malang.
Sutirman. 2011, Budidaya Tanaman Sayuran Sawi di Dataran Rendah Kabupaten
Serang Provinsi Banten. Banten
Sutojo,S dan F. Kleinsteuber. 2002. Strategi Pemasaran. Jakarta: PT Damar Mulia
Pustaka
Tohir, KA. 1991. Seutas Pengetahuan Usahatani Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta.
PB Triton. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Tugu Publisher
Umar H. 2008. Strategic Management in Action.PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
78
LAMPIRAN
79
Lampiran 1. Logo Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani Liman Benawi
Trimurjo Lampung Tengah
80
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian pemilihan Strategi Pemasaran yang sesuai
KUESIONER PENELITIAN
PEMILIHAN STRATEGI PEMASARAN YANG SESUAI
UNTUK PAKCOY SEHAT
Judul Penelitian : Strategi Pemasaran Sayuran Pakcoy Sehat (Studi Kasus
Kelompok Wanita Tani Bina Pertani di Kampung Liman
Benawi Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ..............................................................................................
Umur : ..............................................................................................
Pendidikan Terakhir : ..............................................................................................
Jabatan : ..............................................................................................
Tanggal Pengisian : ..............................................................................................
Alamat : ..............................................................................................
Saya memohon Bapak/Ibu dapat memberikan informasi secara objektif dan benar,
karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah.
Peneliti :
Ganda Surya Nugraha Aji
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN ( STIPER )
DHARMA WACANA METRO
2018
81
A. Aspek Pengembangan Pakcoy Sehat
Petunjuk :
Berilah tanggapan terhadap faktor-faktor dibawah ini, dengan tanda centang (√)
pada pilihan yang menurut anda sesuai terdapat 4 alternatif jawaban yang dipilih,
yaitu :
Keterangan :
SS = Sangat Setuju (4)
S = Setuju (3)
KS = Kurang Setuju (2)
TS = Tidak Setuju (1)
Analisis Rumusan Strategi
Faktor-Faktor Penentu Penilaian
Kekuatan (Strenght) SS S KS TS
1. Stok barang tersedia secara rutin
2. Kualitas produk baik
3. Lokasi dekat dengan pasar
4. Memiliki waktu panen singkat
5. Pihak petani bermitra dengan swasta
dalam pengadaan POC (Pupuk Organik
Cair)
6. Pelayanan terhadap konsumen
dengan baik
82
Faktor-Faktor Penentu Penilaian
Kelemahan (Weakness) SS S KS TS
1. Harga pakcoy sehat lebih tinggi
2. Saluran distribusi terbatas
3. Kemasan harus lebih menarik
4. Kegiatan promosi yang kurang optimal
5. Penggunaan pestisida alami yang kurang
maksimal
6. Pendidikan petani yang rendah
Faktor-Faktor Penentu Penilaian
Peluang (Opportunities) SS S KS TS
1. Perkembangan teknologi
2. Masyarakat pola hidup sehat
3. Sistem pembayaran kontan
4. Pemasaran langsung
5. Pertumbuhan pasar
6. Siklus Penjualan
83
Faktor-Faktor Penentu Penilaian
Ancaman (Threats) SS S KS TS
1. Penetapan harga
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang perbedaan organik dengan
konvensional
3. Persaingan produk sejenis
4. Prosentase kerusakan pada pakcoy sehat
5. Harga pupuk organik cair (POC)
mengalami kenaikan
6. Ketersediaan bahan baku (benih pakcoy)
84
Lampiran 4. Rekapitulasi Hasil Penelitian responden Bobot Faktor Internal
No. Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Rata-rata Ket
1Stok Barang tersedia secara
rutin4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00 S
2 Kualitas produk baik 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,19 S
3 Lokasi dekat dengan pasar 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3,26 S
4Memiliki waktu panen
singkat3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3,22 S
5
Pihak petani bermitra
dengan swasta dalam
pengadaan POC
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2,59 S
6Pelayanan terhadap
konsumen dengan baik4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3,33 S
1Harga pakcoy sehat lebih
tinggi2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2,78 W
2 Saluran distribusi terbatas 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2,44 W
3Kemasan harus lebih
menarik3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3,04 W
4Kegiatan Promosi yang
kurang optimal2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2,85 W
5Penggunaan pestisida alami
yang kurang maksimal3 3 2 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 1 1 3 3 1 3 3 2 2 3 2,44 W
6Pendidikan petani yang
rendah3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2,52 W
2,97
Keterangan :
S = Strenght
W = Weakness
SS = Sangat Setuju (4)
S = Setuju (3)
KS = Kurang Setuju (2)
TS = Tidak Setuju (1)
Rata-rata (Benchmark)
Faktor-faktor Internal Bobot Penilaian Responden-responden
85
Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Penelitian responden Bobot Faktor Eksternal
No. Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Rata-rata Ket
1 Media Promosi Online 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3,33 O
2 Masyarakat Pola hidup sehat 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3,22 O
3 Sistem pembayaran kontan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3,26 O
4 Pemasaran Langsung 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3,26 O
5 Pertumbuhan Pasar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2,59 O
6 Siklus Penjualan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00 O
1 Penetapan harga 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2,78 T
2
Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang
perbedaan organik dengan
konvensional
2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2,41 T
3 persaingan produk sejenis 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3,04 T
4Prosentase kerusakan pada
pakcoy sehat2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2,85 T
5Harga pupuk organik cair
mengalami kenaikan3 3 4 4 4 3 3 3 4 1 3 3 4 1 3 3 4 2 1 2 3 1 1 3 2 2 4 2,74 T
6Ketersediaan bahan baku
(Benih Pakcoy)3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2,52 T
3,00
Keterangan :
O = Oppurtunities
T = Threats
SS = Sangat Setuju (4)
S = Setuju (3)
KS = Kurang Setuju (2)
TS = Tidak Setuju (1)
Rata-rata (Benchmark)
Faktor-faktor Eksternal Bobot Penilaian Responden-responden
86
Lampiran 6 Bobot Faktor Internal dan Eksternal
87
88
Lampiran 7. Turun Lapang Di KWT Bina Pertani Liman Benawi Trimurjo
Lampung Tengah
89
Lampiran 8. Monitoring Bapak Zulkarnain,S.P,M.E.P di KWT Bina Pertani
Liman Benawi Trimurjo Lampung Tengah