struktuf fungsi jaringan dan organ.docx
TRANSCRIPT
Halaman Judul
LAPORAN PRAKTIKUM
PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR I
STRUKTUR FUNGSI JARINGAN DAN ORGAN
Disusun oleh :
Kelompok II
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
Halaman Pengesahan
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIKUM OBJEK FENOMENA DAN PERSOALAN BIOLOGI
Oleh
Kelompok II
Yogyakarta, 10 Oktober 2013
Anggota
No. Nama NIM
1. Wahyu Marliyani 13312241005
2. Endah Setyorini 13312241010
3. Firda Putri Darojati 13312241013
4. Annisa Fitri Sholikhah 13312241027
5. Esny Yanuartika 13312241037
diserahkan pada tanggal................................................................jam.....................
Mengetahui
Asisten
( )
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................i
Halaman Pengesahan.....................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii
A. Judul.....................................................................................................4
B. Tujuan Percobaan...............................................................................4
C. Dasar Teori..........................................................................................4
D. Metode Praktikum..............................................................................9
E. Data Hasil Observasi.........................................................................10
F. Pembahasan...........................................................................................11
G. Kesimpulan dan Saran......................................................................22
H. Lampiran............................................................................................23
I. Daftar Pustaka......................................................................................27
A. Judul
Struktuf Fungsi Jaringan dan Organ
B. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa dapat :
1. Mendiskripsikan beberapa spesifikasi di dalam sel – sel atau bagian – bagian sel dari
jaringan tertentu hewan/tumbuhan.
2. Menjelaskan struktur – struktur spesifik ( morfologis ataupun anatomis ) organ atau
jaringan hewan/tumbuhan yang hidup di lingkungan tertentu.
3. Menjelaskan adanya hubungan struktur – struktur spesifik tersebut dengan fungsi tertentu
bagi organisme yang bersangkutan.
C. Dasar Teori
Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai bentuk asal, fungsi, dan struktur yang
sama. Sel dan jaringan akan mengalami perkembangan hingga menjadi matang dalam suatu
proses yang disebut diferensiasi.
Setiap makhluk hidup mengalami proses tumbuh dan berkembang . Pada saat itu, sel
sel yang menyusun tubuh menjadi terspesialisasi untuk menjalankan berbagai fungsi hidup.
Beberapa sel diantaranya bergabung menjadi satu kesatuan membentuk jaringan. Jaringan
merupakan sekelompok sel yang memiliki bentuk, susunan dan fungsi yang sama. Pada
umumnya dikenal 2 tipe jaringan, yaitu jaringan sederhana tersusun dari satu tipe sel dan
jaringan kompleks tersusun dari banyak tipe sel. ( Bagod Sudjadi, 2007 : 41 )
1. Jaringan pada tumbuhan
Pada tumbuhan pembentukan sel dan diferensiasi berawal dari jaringan embrionik yang
disebut meristem. Seluruh jaringan tumbuhan berasal dari meristem.
Pada tahun 1875, Sach membagi jaringan tumbuhan menjadi tiga sistem jaringan, yaitu
sebagai berikut:
a. Sistem jaringan dermal, meliputi jaringan epidermis dan periderm. Berfungsi sebagai
lapisan pelindung terluar tubuh tumbuhan.
b. Sistem jaringan dasar, meliputi jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
Berfungsi untuk membentuk dasar bagi tubuh tumbuhan.
c. Sistem jaringan pembuluh, meliputi jaringan xilem dan floem. Berfungsi untuk
mengangkut air dan zat makanan pada tumbuhan.
Jaringan pada tumbuhan terdiri atas meristem, epidermis, pembuluh (xilem dan floem),
korteks (parenkim, kolenkim, dan sklerenkim), empulur, serta jari-jari empulur.
a. Jaringan Meristem
Jaringan meristem disusun oleh sel-sel yang selalu aktif membelah. Jaringan ini terdapat
pada titik sembuh dipucuk batang, kambium tumbuhan dikotil, dan ujung akar.
Jenis jaringan meristem
1. Berdasarkan letak
Meristem apikal terdapat pada ujung akar dan ujung batang.
Meristem interkalar terdapat diantara jaringan dewasa, misalnya dipangkal ruas
batang rumput-rumputan.
Meristem lateral terletak sejajar dengan keliling organ tempat jaringan tersebut
berada, misalnya kambium pembuluh dan kambium gabus (felogen).
2. Berdasarkan asal
Meristem primer, berkembang langsung dari sel embrionik. Pada dasarnya, ada
tiga jenis meristem primer, yaitu sebagai berikut:
- Protoderm, yaitu lapisan terluar dari jaringan yang sedang berkembang
(berasal dari meristem apikal).
- Prokambium, yaitu meristem yang membentuk jaringan pembuluh.
- Meristem dasar, yaitu meristem yang membentuk jaringan dasar.
Meristem sekunder, berkembang dari jaringan yang telah berdiferensiasi,
misalnya kambium.
Ciri-ciri jaringan meristem
1. Dinding selnya sangat tipis, kecuali pada dinding sel kambium pembuluh yang
sangat tebal pada saat tertentu.
2. Mengandung banyak protoplasma yang umumnya tidak mengandung cadangan
makanan dan kristal, kecuali pada sel felogen. Selain itu, didalam protoplasma
terdapat plastida dalam bentuk proplastida.
3. Kebanyakan meristem apikal mempunyai vakuola sel yang berukuran kecil, tetapi
ada pula yang besar, misalnya dikambium pembuluh.
b. Jaringan Epidermis
Epidermis merupakan lapisan sel terluar pada daun, bunga, buah dan biji, serta pada
batang dan akar sebelum tumbuhan mengalami penebalan sekunder, meskipun dari segi
ontogenis seragam, dari segi morfologi maupun fungsi sel epidermis tidak seragam. Selain sel
epidermis biasa , terdapat sel epidermis yang telah berkembang menjadi sel rambut, sel
penutup pada stomata, serta sel lain.
Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel. Pada beberapa tumbuhan sel protoderm
pada daun membelah dengan bidang pembelahan dengan permukaan , dan turunannya dapat
membelah lagi sehingga terjadi epidermis berlapis banyak.
Susunan sel epidermis
1. Dinding sel
Dinding sel epidermis beragam tebalnya pada tumbuhan yang berbeda dan ditemukan di
bagian yang berlainan pada tumbuhan yang sama.
Kutin, suatu senyawa bersifat lemak, merembes ke dinding sebelah luar, dan membentuk
lapisan terpisah, yakni kutikula dipermukaan luar epidermis. Kutikula umumnya tertutup oleh
bahan lilin yang merupakan lapisan datar atau membentuk batang atau filamin.
2. Protoplas
Protoplas pada epidermis umumnya mengandung leukoplas dan tidak memiliki kloroplas.
Pada beberapa pterydophyta , tumbuhan air, serta tumbuhan yang hidup ditempat teduh, bisa
ditemukan kloroplas.
Stomata
Stoma merupakan celah dalam epidermis yang dibatasi oleh dua sel epidermis yang
khusus, yaitu sel penutup. Dengan mengubah bentuknya , sel penutup mengatur pelebaran dan
penyempitan celah. Sel yang mengelilingi stoma dapat berbetuk sama atau berbeda denga sel
epidermis lainnya. Sel yang berbeda bentuk itu dinamakan sel tetangga, yang kadang kadang
berbeda juga isinya. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan
gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah.
Stoma terdapat pada semua bagian tumbuhan diatas tanah, tetapi paling banyak ditemukan
pada daun.
Stoma mulai berkembang menjelang aktivitas meristematik pada epidermis selesai, dan
terus berkembang selama beberapa waktu, disaat daun memanjang dan meluas karena
pembesaran sel.
Rambut atau trikoma
Rambut bersel satu atau bersel banyak dibentuk dari sel epidermims. Struktur yang lebih
besar dan pada seperti kutil dan duri yang tersusun oleh jaringan epidermis maupun jaringan
dibawah epidermis disebut emergens. Trikoma dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Trikoma yang tidak menghasilkan secret
- Rambut bersel satu atau bersel banyak dan tidak pipih. Misalnya pada
Lauraceae , Moraceae , dan Gossyoium.
- Rambut sisk yang memipih dan bersel banyak. Misalnya pada tangkai daun
durian.
- Rambut bercabang, bersel banyak. Misalnya rambut dibagian bawah daun
waru.
- Rambut akar merupakan pemanjangan sel epidermis dalam bidang yang
tegak lurus permukaan akar. Rambut akar memiliki vakuola besar dan
biasanya berdinding tipis.
2. Trikoma yang menghasilkan secret ( sekresi )
Trikoma sekresi dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik. Trikoma banyak yang
sederhana terdiri dari tangkai dengan kepala bersel satu atau bersel banyak. Misalnya pada
daun te,bakau.
Trikoma kelenjar yang menghasilkan secret yang ekntal dan lengket, dan iasanya terdiri
dari tangkai dan kepala bersel banyak dinamakan koleter. Trikoma seperti banyak ditemukan
berkelompok pada tunas muda, dan secret yang dihasilkannya menjaga tunas dari kekeringan .
Jenis trikoma kelenjar lain adealah kelenjar cerna yang terdapat pada tumuhan pemakan
serangga, misalnya Nepenthes.
Trikoma lain yang juga terspesialisasi adalah rambut gatal pada Urticha . Trikoma terdiri
dari sel panjang yang meiliki dasar yang lebar membengkak sedangkan bagian atasanya
sempit dan meruncung. Dinding bagian ujung yang runcing mengandung silika, sedangkan
bagian tepat dibawahnya mengandung kalsium. Bila rambut tersentuh ujung runcing yang
membuklat itu akan patah didaerah batas , sisanya yang berujung runcing dengan mudah
menembus kulit orang yang menyentuh tumbuhan tersebut. Di saat itulah kandungan rambut
(histamin dan asetil kolin) masuk ke kulit dan menimbulkan rasa gatal. (Esti b Hidayat ,
1995 : 75)
Rambut sekresi bersel satu dan bersel banyk yang menghasilkan nektar terdapat pada
bunga arau dibagian lain diluar bunga. Beberapa diantaranya tidak berkutikula, dan nektar
disekresikan secara berdifusi. Pada rambut lain, sel meiliki kutkula. Dalam hal itu, dinding
terluar dari sel kepala ramutyang bersangkutan perlahan lahan membengkak dan meluas
sehingga terbentuk lapisan lendir menyerupai kubah dibawah kutikula. Lapisan tersebut terus
meluas dan dengan demikian menekan lapisan bagian dalam dari dinding luar ke arah lumen
sel yang hampir seluruhnya rusak. Akhirnya, kutikula pecah dan zat lendir tempat
terkumpulnya nektar terbawa ke permukaan organ.
c. Jaringan Korteks
Korteks merupakan jaringan kompleks yang berasal dari perkembangan meristem dasar.
Bagian tersebut terbentuk dibawah epidermis, berupa silinder yang membentang ke arah
dalam menuju floem primer. Didalam korteks terdapat beberapa jenis jaringan sebagai
berikut:
1. Jaringan parenkim
Parenkim merupakan bagian utama sistem jaringan dasar yang terdapat pada berbagai
organ sebagai jaringan yang sinambung seperti pada korteks dan empulur batang, korteks
akar, serta jaringan dasar pada tangkai daun dan mesofil daun. ( Esti B hidayat , 1995 : 55).
Selain itu, ada uga parenkim yang menjadi bagian dari jaringan pembuluh dan
berkembang dari prokambium , pada tubuh sekunder berkembang dari kambium pembuluh
serta kambium gabus. Parenkim terdiri dari sel hidup yang bermacam macam bentuk, sesuai
dengan fungsinya yang berbeda beda pula. Parenkim biasanya berupa jaringan yang selnya
tidak banyak menunjukkan spesialisasi dan dapat terlibat dalam berbagai fungsi fisiologi
tumbuhan.
Parenkim merupakan sel hidup, oleh karena itu jaringan ini aktif membelah meskipun
telah dewasa yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka serta regenerasi.
Bentuk dan susunan sel parenkim, banyak sel parenkim bersegi banyak dan garis
tengahnya dalam berbagai arah bidang hampir sama . Sel parenkim yang panjang terdapat
sebagai sel palisade pada daun, yang berbentuk benang terdapat pada batang tumbuhan yang
memiliki ruang antar sel yang mencolok besarnya.
Parenkim dewasa dapat pula tersusun amat rapat selnya seperti pada endosperm , atau
ditemukan sebagai jaringan dengan ruang antar sel yang luas seperti pada batang.
Ruan antar sel dapat terjadi secara sizogen atau lisigen . Pembentukan ruang antar sel
sizogen terjadi pada saat dinding primer dibentuk diantara dua sel anak yang baru lamela
tengah diantara kedua dinding baru berhubungan dengan dinding primer sel induk dan tidak
menyentuh lamela tengah antara dinding sel induk dan sel dengan dinding sel induk. Bagian
dinding sel induk yang berhadapan denga ruang kecil tersebut menjadi rusak sehingga
terbentuk ruang antar sel yang dapat meluas dengan terbentuknya ruang antar sel yang serupa
pada sel disebelumnya. Ruang antar sel dilapisi oleh senyawa yang berasal dari lamela tengah.
Ruang antar sel lisigen dibentuk dengan merusak sel induk.
Struktur sel parenkim beragam menurut fungsinya. Sel parenkim yang berfungsi dalam
fotosintesis berisi klorofil, jaringannya disebut klorenkim. Dalam cairan sel ditemukan,
karbohidrat terlarut dan senyawa nitrogen. Dalam akar bit gula ( betavulgaris ) misalnya
terdapat gula. Protein dan minyak terdapat dalam endosperm biji jarak ( Rinicus communis ) .
Pati merupakan cadangan makanan yang paling sering terdpat pada tumbuhan dan ditemukan
dalam endosperm, keping biji, umbi, dan buah.
Ada beberapa jenis jaringan parenkim, antara lain sebagai berikut:
1) Aerenkim, merupakan jaringan parenkim dengan rongga udara yang luas. Contohnya,
sel-sel parenkim pada batang tumbuhan air.
2) Klorenkim, merupakan jaringan parenkim yang mengandung kloroplas. Klorenkim
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
2. Jaringan kolenkim
Kolenkim merupakan jaringan mekanik yang bertugas menyokong tumbuhan . Bagian
tumbuhan yang tumbuh , dengan lambat mengalami pertumbuhan sedikit saja sehingga
dukungan oleh turgor dalam sel parenkim sudah cukup. Namun kebanyakan batang tumuh
dengan cepat dan bagian yang tumbuh itu sering menjadi panjang dan ramping. Struktur
seperti itu membutuhkan jaringan penyokong yang berfungsi disaat organ yang bersangkutan
tumbuh dan harus disusun oleh sel yang juga dapat memanjangkan dirinya sendiri.
Persyaratan ini dipenuhi oleh kolenkim.( Esti b hidayat, 1995 : 58 )
Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel memanjang yang menyerupai sel prokambium dan
berkembang dalam stadium awal promeristem. Sel kolenkim adalah sel hidup, bentuknya
sedikit memanjang, dan pada umumnya memiliki dinding yang tak teratur ketebalannya.
Berbeda dengan sel sklerenkim yang memiliki dinding sekunder, sel kolenkim hanya memilki
dinding primer, lunak, lentur tak berilignin. Sebaliknya , dinding sekunder pada skerenkim
bersama dengan diding primer, dapat berlignin ( mengandung zat kayu) dan karenanya
menjadi keras dan kaku.
Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun serta pada bagian bunga dan buah. Pada
akar, kolenkim bisa dibentuk ,terutama bila akar didedahkan pada cahaya. Kebanyakan
monokotil tidak ditemukan kolenkim jika sklerenkim dibentuk sejak tanaman muda. Biasanya
kolenkim terdapat langsung dibawah epidermis. Pada batang kolenkim bisa membentuk
silinder penuh atau tersusun menjadi berkar yang memanjang sejajar sumbu batang. Pada
daun , kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja, serta
terdapat pula sepanjang tepi daun.
Struktur daun susunan sel kolenkim beragam. Sel dapat berupa prisma pendek atau bisa
pula panjang seperti serat dengan ujung meruncing, namun antara kedua bentuk tersebut
terdapat bentuk peralihan. Menurut penebalan dindingnya , dibedakan menjadi tiga yaitu,
Kolenkim sudut, dengan penebalan memanjang pada sudut sel. Pada penampang
melintang, penampang sudut terlihat di tempat pertemuan tiga sel atau lebih.
Contohnya pada batang Solanum tuberosum dan pada Salvia .
Kolenkim papan, dengan penebalan terutama pada dinding Tngensial. Contohnya pada
korteks batang Sambucus nigra .
Kolenkim lakuna, yang mirip dengan koelnkim sudut, namun banyak mengandung
ruang antar sel. Penebalan dinding terjadi disekitar ruang antar sel itu . Contoh pada
batang Ambrosia.
Kolenkim tampaknya berdaptasi , terutama untuk menyokong batang serta daun yang
sedang tumbuh. Dinding el emnebal amat dini ketika pucuk berkembang , namun penebalan
itu bersifat plastis dan mampu meluas. Oleh sebab itu, penebalanya tidak menghalangi
pemanjangan batang atau daun. Pada perkembangan selanjutnya, kolnkim dapat tetap
bertahan sebagai jaringan penyokong ( terjadi pada banyak macam daun dan pada batang
beberapa tumbuhan basah ) jika bagian organ tempat kolenkim berada tidak membentuk
sklerenkim. Dalam bagian tanaman yangs edang berkembang dan terdedah kepada tekanan
mekanik ( angina, pemberian bobot yang digantungkan pada ranting), maka penebalan diding
terjadi lebih awal serta diding menjadi tebal diobandingkan dengan bagian tanaman yang
tidak terpengaruh tekanan itu.
Kolenkim dewasa merupakan jaringan yang kuat dan lentur, terdiri dari sel panjang yang
saling timpa ( dapat mencapai panjang sampai 2 mm ) dengan dinding tebal tidak berlignin.
Pada tanaman tua, pada dinding sel kolenkim mengeras, atau berlignin serta berubah menjadi
sel sklerenkim.
3. Jaringan sklerenkim
Sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel dengan dinding sekunder yang tebal, yang
dapat berlignin atau tidak. Fungsi utama sklerenkim, adalah penyokong yang kadang kadang
juga pelindung. Sel sklerenkim bersifat kenyal ( elastis ), tidak seperti kolenkim yang bersifat
liat ( plastis ).Macam sel sklerenkim yaitu sebagai berikut:
Sklereid, terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Sering skereid
berhimpun menjadi kelompok sel keras diantara sel parenkim sekelilingnya. Sklereid
dapat dibagi menjadi empat macam yaitu,
- Brakislereid atau selbatu yang bentuknya hampir isodiametri, misalnya floem kulit
kayu pohon.
- Makroslereid yang berbentuk batang sering ditemukan dalam kulit biji, misalnya
pada leguminosae.
- Osteskereid yang berbentuk tullang dengan ujung-ujungnya yang membesar
kadang-kadang sedikit bercabang.
- Asteroskereid yang bercabang-cabang dan berbentuk bintang sering terdapat pada
daun.
Skereid biasanya dianggap tidak hidup setelah sel menjadi dewasa, namun
diketahui dalam skereid bisa terdapat protoplas hidup selama organ tempat sel
tersebut masih hidup
Serat
Serat terdapat diberbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Serat daoat ditemukan sendiri
sebagai idioblas, misalnya pada anak daun Cycas ( Pakis haji ). Namun serat lebih sering
ditemukan sebagai berkas, jaringan , atau berupa silinder berongga. Serat paling sering
ditemukan diantara jaringan pembuluh, namun disejumlah besar tumbuhan juga terdapat
dalam jaringan dasar.
Perkembangan sklereid bercabang serta sel serat yang panjang menimbulkan penyesuaian
diantara sel serta mengindikasikan kebebasan dari pengaruh sel disekelilingnya. Mula mula
bakal sel sklereid bercabang tidak berbeda dari sel parenkim disekitarnya. Namun selanjutnya,
cabang sel sklereid tumbuh memasuki ruang antar sel di hadapannya bahkan menyelinap di
antara sel lain.
4. Jaringan sekretori
Jaringan sekretori mirip jaringan parenkim yang mengandung protoplasma padat. Jaringan
tersebut, menyekresikan berbagai bahan misalnyagetah (resin) dan nektar.
d. Jaringan Pembuluh (Pengangkut)
Pada tumbuhan berpembulu, pengangkutan air serta garam tanah maupun hasil
fotosintesis dilakukan oleh jaringan pembuluh yang terdiri dari dua kelompok sel yang
asalnya sama, namun berbeda bentuk, struktur dinding, serta isi selnya . ( Esti b Hidayat ,
1995 : 76 ). Kedua kelompok tersebut adalah,
1. Xilem (pembuluh kayu) adalah jaringan yang berfungsi mengangkut air dari tanah serta
zat yang terlarut didalamnya.
2. Floem (pembuluh tapis) adalah yang berfungsi mengangkut hasil makanan hasil
fotosintesis.
Berkas pembuluh xilem ( pembuluh kayu ) terdiri atas bulu kayu, trakeid dan serabut
xilem. Bulu kayu adalah sel mati yang bentuknya memanjang berupa saluran. Saluran yang
satu denga saluran yang lain yang saling menyambung . Saluran ini berfungsi untuk
mengangkut air dan garam mineral dari akar ke seluruh tubuh tanaman. trakeid merupakan
komponen penyusun berkas pembuluh xilem yang tersusun atas sel-sel yang berbentuk lancip
dan panjang dengan dinding sel yang berlubang-lubang. Dinding trakeid memiliki pori untuk
meneruskan air dan mineral ke sel disekitarnya. Serabut kayu atau serabut xilem berbentuk
panjang dengan ujung-ujungnya saling berimpit. Serabut xilem ukurannya lebih kecil dan
lebih lancip daripada trakeid
Unsur-unsur xylem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:
Unsur trakeal terdiri dari trakea yang sel-selnya berbentuk tabung dan trakeid yang
sel-selnya lancip panjang, dinding selnya berlubang-lubang.
Serabut xilem yang terdiri dari sel-sel panjang dan ujungnya meruncing
Parenkim kayu yang berisi berbagai zat seperti cadangan makanan, tannin dan kristal.
Seperti halnya xilem, floem terdiri dari berbagai jens sel, dan dari segi perkembangan
dibedakan menjadi floem primer dan floem sekunder.
Floem primer berdiferensiasi dari prokambium. Sebagaimana dalam xilem primer, dalam
floem primer terdapat protofloem dan metafloem. Protofloem berbentuk seaktu organ yang
ditempatinya mengalami pemanjangan. Metafloem berdiferensiasi kemudian dan pada
tumbuhan yang tidak mengalami penebalan sekunder merupakan satu-satunya floem yang
berfungsi pada tumbuhan dewasa.
2.Organ Tumbuhan
Dari berbagai jaringan tersebut dapat ditemukan pada organ tumbuhan, misalnya akar,
batang, dan daun.
a. Akar
Akar merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi menyerap air dan garam mineral dari
dalam tanah. Tidak semua akar dapat mengisap zat-zat makanan, tetapi hanya bagan tertentu
saja yaitu bagian yang belum diliputi gabus dan bagian yang belum tua.
Bagian-bagian akar yaitu sebagai berikut:
Meristem apical, terdapat dibagian ujung akar, merupakan titik awal pertumbuhan
akar. Pembelahan meristem apikal membentuk daerah pemanjangan, kemudian daerah
diferensiasi.
Kaliptra, merupakan tudung akar atau bagian yang menutupi meristem apikal. Kaliptra
berfungsi sebagai sarung pelindung akar. Tudung akar berasal dari meristem apikal
dan terdiri dari sel-sel parenkim.
Struktur anatomi akar dari luar kedalam dalah sebagai beriku:
1. Epidermis (lapisan luar/kulit luar)
2. Korteks (lapisan pertama/kulit pertama)
3. Endodermis (lapisan antara korteks dan stele)
4. Stele (silinder pusat, yaitu lapisan tengah akar)
Berdasarkan strukturnya, secara umum terdapat 2 macam akar, yaitu akar tunggang dan
akar serabut.Fungsi akar yaitu antara lain sebagai berikut:
Menyerap air dan unsur hara dalam tanah
Memperkokoh berdirinya batang tanaman
Tempat menyimpan cadangan makanan
Bernafas (respirasi)
Alat perbanyakan secara vegetatif
b. Batang
Struktur batang lebih kompleks dibangdingkan dengan akar. Batang ada yang tumbuh
diatas tanah dan dibawah tanah. Batang yang tumbuh didalam tanah berfungsi untuk
menyimpan cadangan makanan.
Fungsi batang antara lain sebagai berikut:
Sebagai alat transportasi air, mineral dan bahan-bahan makanan.
Merupakan tempat tumbuhnya cabang, daun, dan bunga.
Mendukung tubuh tumbuhan.
Batang tumbuhan tersusun dari tiga sistem jaringan, yaitu:
Epidermis
Korteks
endodermis
Jenis batang pada tumbuhan angiospermae ada tiga, yaitu :
1. Tipe lunak berair (herbaseus atau terna). Contoh : kaktus
2. Tipe berkayu (lignosus). Contoh : pohon mangga, pohon beringin, pohon jati.
3. Tipe rumput (kalmus). Contoh : tanaman padi.
Beberapa spesies tumbuhan memiliki batang yang mengalami bentuk fungsi yang
beragam. Modifikasi batang antara lain sebagai berikut :
Rhizoma
Stolon
Runner
Umbi batang (tube)
Umbi lapis (bulb)
Umbi kormus (corm)
c. Daun (Folium)
Pada daun terjadi peristiwa fotosintesi. Fotosintesis untuk memasak bahan makanan
penyusun energi bagi tumbuhan ini dilakukan pada bagian daun yang disebut klorofil.
Stomata berupa pori – pori kecil terdapat di epidermis atas dan bawah daun.
Pada tumbuhan darat jumlah stomata pada epidermis bawah daun lebih banyak daripada
epidermis atas daun. Hal ini merupakan adaptasi tumbuhan untuk meminimalisasi hilangnya
air dari daun. Celah stomata terbentuk apabila sepasang sel penjaga stomata mengerut. Sel
penjaga ini mengatur ukuran stomata yang berperan penting dalam petukaran gas (CO2 dan
O2) yang terdapat d idalam daun dengan lingkungan liar. Selain itu, stomata juga berperan
dalam pengaturan hilangnya air dari tumbuhan.sistem jaringan dasar pada daun disebut
mesofil. Pada daun tumbuhan dikotil, mesofilnya terdiferensiasi menjadi jaringan pagar dan
bunga karang.
Jaringan pagar dapat mengandung lebih dari 80% kloroplas daun, sedangkan jaringan
bunga karang merupakan tempat pertukaran gas karena sel-selnya tersusun longgar dengan
ruang interseluler yang banyak. Tulang-tulang daun yang mengandung berkas pembuluh
tersebar diseluruh mesofil. Satu berkas pembuluh tersusun atas xylem dan floem yang
dikelilingi sel-sel parenkim berdinding tebal yang disebut dengan seludah pembuluh.
Berkas pembuluh yang terdapat pada daun tersambung secara kontinu dengan berkas
pembuluh yang terdapat pada batang. Hal ini memungkinkan tersalurkannya air dan mineral
terlarut dari tanah ke daun dan juga memungkinkan tersalurnya hasil fotosintesis dari daun ke
bagian tumbuhan lainnya.
d. Bunga
Bunga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan yang dapat menghasilkan alat kelamin
jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik). Kelengkapan bunga terdiri atas tangkai,
dasar bunga (reseptakel), kelopak (sepal), mahkota (petal), dan organ kelamin. Organ kelamin
betina berupa putik (pistil; karpel). Putik tersusun dari kepala putik (stigma), tangkai putik
(stilus), dan indung telur (ovarium). Organ kelamin jantan berupa benang sari (stamen) yang
tersusun dari kepala sari (anter) dan tangkai sari (filamen).
Helaian mahkota bunga mempunyai warna yang mencolok dan beranekaragam untuk
menarik perhatian serangga pengisap madu yang membantu proses penyerbukan.
2.Jaringan pada Hewan
D. Metode Praktikum
a. Tempat dan Waktu Praktikum
Tempat :Laboratorium Biologi
Waktu : Kamis, 10 Oktober 2013
Jam : 11.30 – 12.40
b. Bentuk Kegiatan
Observasi dan diskusi
c. Alat dan Bahan
Alat :
Mikroskop
Silet tajam
Pipet
Pinset
Object glass dan cover glass
Bahan :
Daun Hydrilla sp.
Struktur morfologi dan anatomis batang kangkung darat dan air atau padi
Struktur morfologis kaki katak hijau ( Crana sp. )
Struktur morfologis kaki katak darat ( Bufo sp. )
Daun jagung atau tembakau
d. Langkah Kerja
E. Data Hasil Observasi
No Objek yang diamati Keterangan
Mengamati struktur anatomis daun Hydrilla sp.
Mengamati struktur morfologis tangkai daun eceng gondok. kemudian mengamati anatomisnya dengan membuat sayatan melintang setipis
mungkin ( tipis dan dapat tembus cahaya ), meletakkan irisan tersebut pada object glass. menetesi sedikit air dan menutup dengan cover glass. mengamati struktur parenkimnya di bawah mikroskop dan menggambar
hasil pengamaytan disertai catatan perbesarannya.
Mengamati struktur morfologis batang kangkung air dan darat atau padi. kemudian mengamati anatomisnya dengan membuat sayatan melintang
setipis mungkin ( tipis dan dapat tembus cahaya ), meletakkan irisan tersebut pada object glass, menetesi sedikit air dan menutup dengan
cover glass. mengamati struktur jaringan parenkimnya di bawah mikroskop dan menggambar hasil pengamatan disertai catatan
perbesarannya.
Mengamati struktur kaki katak darat. memfokuskan pengamatan pada struktur kaki bagian punggung kaki dan telapak kaki serta jari - jarinya.
Mencatat hasi pengamatan.
Menarik kesimpulan berdasarkan kegiatan.
1. Kaki katak darat Morfologi :
- Warna punggung
kuning
- Warna kaki hijau belang
putih
- Permukaan kulit
berbintil – bintil, basah
- Kaki depan tidak
berselaput
- Jumlah jari kaki depan
ada 4
- Ujung jari berwarna
hitam
- Kaki belakang terdiri
dari 5 jari dan
berselaput, ada satu jari
yang panjang
2. Kaki katak hijau Morfologi :
- Struktur kulit halus
- Jari – jari kaki lebih
panjang daripada katak
darat
- Kaki lebih panjang dari
katak darat
- Ada selaput kaki
- Memiliki ruas jari :
Ruas jari pertama ada 2
Ruas jari kedua ada 3
Ruas jari ketiga ada 3
Ruas jari keempat ada 2
Ruas jari kelima ada 2
3 Tumbuhan Hydrilla sp. Morfologi :
- Daun berbentuk
majemuk
- Warna daun hijau
transparan
- Tepi daun tidak rata
( bergerigi )
- Tulang daun sejajar
4. Daun jagung Morfologi :
- Terdapat bulu – bulu
pada bagian atas daun
- Bagian bawah daun
halus
- Tulang daun sejajar
- Bentuk daun
memanjang
Anatomis daun jagung bagian
atas :
- Tulang daunnya beruas
- Terdapat kumparan
yang tidak beraturan
Anatomis daun jagung bagian
bawah :
- Tulang daunnya beruas
- Terdapat kumparan
yang tidak beraturan
5. Eceng gondok Morfologi :
- Akar serabut
- Batang tidak berkayu
- Tangkai daun
menggelembung
- Tangkai daun tidak
bercabang
- Daun lebar dan tebal
- Permukaan daun halus
- Tulang daun
melengkung
- Bentuk daun jantung
- Daun dan tangkai
berwarna hijau
Anatomis :
- Epidermis
- Parenkim
- Stomata
- Xylem
6. Kangkung darat Morfologi :
- Batang lebih besar
- Batang berwarna hijau
muda
- Batang keras
- Batang bercabang
7. Kangkung air Morfologi :
- Batang lebih kecil
- Batang hujau muda
- Batang bercabang
- Batang sedikit lembek
F. Pembahasan
Observasi yang bertopik struktuf fungsi jaringan dan organ, memiliki tujuan agar
mahasiswa dapat mendiskripsikan beberapa spesifikasi di dalam sel – sel atau bagian – bagian
sel dari jaringan tertentu hewan/tumbuhan, menjelaskan struktur – struktur spesifik
( morfologis ataupun anatomis ) organ atau jaringan hewan/tumbuhan yang hidup di
lingkungan tertentu, serta dapat menjelaskan adanya hubungan struktur – struktur spesifik
tersebut dengan fungsi tertentu bagi organisme yang bersangkutan.
. Observasi dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Oktober 2013, pukul 11.30 - 12.40
dengan lokasi yang digunakan di dalam Laboratorium Biologi dan di depan Laboratorium
Biologi.
Adapaun alat yang digunakan dalam observasi tersebut yaitu alat tulis, kamera,
mikroskop, silet tajam, pipet, pinset, object glass dan cover glass. Sedangkan bahan yang
diobservasi meliputi daun Hydrilla sp., struktur morfologi dan anatomis batang kangkung
darat dan air atau padi, truktur morfologis kaki katak hijau ( Crana sp. ), struktur morfologis
kaki katak darat ( Bufo sp. ), dan daun jagung atau tembakau.
Langkah kerja observasi ini yang pertama adalah mengamati struktur anatomis daun
Hydrilla sp., kemudian mengamati struktur morfologis tangkai daun eceng gondok dan
mengamati struktur anatomisnya dengan membuat sayatan melintang setipis mungkin ( tipis
dan dapat tembus cahaya ), selanjutnya meletakkan irisan tersebut pada object glass dan
ditetesi sedikit air kemudian ditutup dengan cover glass. Setelah itu mengamati struktur
parenkimnya di bawah mikroskop dan menggambar hasil pengamatan disertai catatan
perbesarannya. Langkah tersebut diulang untuk mengamati struktur anatomis daun jagung,
daun kangkung, dan daun tembakau.
Adapun hasil pengamatan terhadap objek yang telah berhasil teramati oleh praktikan
adalah sebagai berikut:
1. Hydrilla sp.
Berdasarkan literatur Hydrilla sp. Merupakan tumbuhan akuatik yang memiliki rimpang
menjalar, daun tegak atau mengambang dengan bentuk daun yang bervariasi dari yang
berbentuk garis sampai bulat dengan atau tanpa tangkai daun. Berakar serabut, batang beruas-
ruas dengan ditempeli daun, daun tumbuh melingkar pada setiap ruas batang, tepi daun
bergerigi dengan ukuran daun kecil memanjang.
Berdasarkan pengamatan yang praktikan lakukan struktur morfologis dari
Hydrilla sp. Adalah :
a. Daun (Folium)
Dari hasil pengamatan ciri-ciri daun hydrilla sp. adalah :
Berdaun majemuk (Folium Compositum)
Pada tumbuhan Hydrilla sp., tangkainya bercabang-cabang, dan baru
pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya sehingga disini pada
satu tangaki terdapat lebih dari satu helaian daun.
Warna daun hilau transparan
Warna hijau yang dimiliki Hydrilla sp. ini mengandung kloroplas yang
membantunya dalam proses fotosintesis. Warna daun ini berhubungan
dengan persediaan air dan makanan serta penyinaran sinar matahari.
Tepi daun tidak rata atau bergerigi (serratus)
b. Batang (Caulis)
Dari hasil pengamatan ciri-ciri batang Hydrilla sp. adalah :
Warna batang hijau
Warna hijau pada batang Hydrilla sp. ini menunjukkan bahwa
tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang berumur pendek. Kerena,
pada umumnya batang tidak berwarna hijau.
Berdasarkan struktur morfologis dari Hydrilla sp.tersebut, praktikan hanya sebatas
mengamati struktur morfologis daun dan batang dari Hydrilla sp. karena Hydrilla sp. yang
praktikan gunakan hanya memiliki struktur morfologis batang dan daun.
2. Kangkung Air (Ipoema aquatica)
Pada pengamatan ini, kami mengamati bagian organ pada tumbuhan kangkung air. Kangkung
air (Ipomoea aquatica) adalah tumbuhan akuatik yang sering digunakan orang sebagai
sayuran. Kangkung termasuk dalam keluarga Kangkung-kangkungan (Family
Convolvulaceae). Berikut adalah klasifikasi kangkung air dalam taksonomi tumbuhan.
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Convolvulales
Famili : Convolvulacae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea aquatica
a. Struktur Akar
Anatomi: Pada struktur akar kangkung masih terdapat empulur. Seperti struktur akar
tumbuhan yang lain, akar kangkung juga memiliki epidermis, endodermis, korteks, serta
pembuluh pengangkut (xylem dan floem). Tipe berkas pengangkut radial, tipe tetra arch
dengan rongga-rongga udara pada daerah korteks. Kangkung merupakan salah satu tumbuhan
yang berakar serabut.
Morfologi: Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-
cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga
100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih.
b. Struktur Batang
Anatomi: Batang terdiri atas peridermis, korteks dan stele. Berkas pengangkut tipe
bikolateral, dimana terdapat floem luar, xilem dan floem dalam. Batang kangkung tersusun
atas sel aerinkim atau parenkim aerob, batang kangkung berwarna hijau sehingga
mengandung kloroplas. Hal ini membuktikan bahwa batang kangkung juga melakukan
fotosintesis. Pada batang kangkung empulurnya mengalami perombakan(tidak terdapat
empulur) sehingga bagian tengahnya berlubang dan dibatasi oleh ruas (buku), hal ini
mendukung fungsinya sebagai tumbuhan air yang memiliki kemampuan untuk mengapung.
Morfologi: Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air
(herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang
banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan merayap (menjalar). Warna batangnya lebih
hijau pekat daripada warna daun.
c. Struktur Daun
Anatomi: Bagian permukaan bawah daun banyak terdapat stomata bertipe parasitik, hal
ini disesuaikan dengan habitatnya di air. Pada daun juga banyak terdapat klorplas yang
didalamnya terdapat klorofil untuk berfotosintesis. Daun terdiri atas epidermis atas, mesofil
dan epidermis bawah. Stoma tipe panerofor, parasitic dengang 2 sel tetangga. Pada kangkung
dimana aerasi menjadi masalah terdapat aerenkim pada akar yang nampak mencolok (besar)
dan adanya rongga pada daerah empulur batang yang diduga terkait dengan aerasi internal
Morfologi: Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di
ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk
daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua,
dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda.
3. Enceng gondok (Euchornia crassipes)
Berdasarkan literatur, enceng gondok termasuk tumbuhan air yang memiliki stolon di
ketiak daun, berakar serabut, batangnya tidak berkayu, menggembung, tidak beruas-ruas,
permukaan halus, dan berwarna hijau.
Dari pengamatan yang praktikan lakukan, hasil pengamatan berupa struktur
morfologis dari Enceng gondok (Euchornia crassipes) adalah organ akar, batang, dan daun.
Srtuktur anatomi penampang melintang tangkai daun menunjukkan adanya epidermis,
jaringan aerenkim dengan triklosklereidanya sebagai penguat dan lakuna dan berkas
pengangkut tersebut. Aerenkim terlihat tersusun oleh sel-sel yang melengkung terutama pada
perlakuan limbah pengecoran logam. Hal ini di duga terjadi akibat kurangnya ketegangan sel-
sel akibat kerja enzim selulase saat hormon etilen bekerja.
struktur anatomi penampang melintang akar seperti hidrofit lain eceng gondok terutama
reduksi bagian elemen trakheanya. reduksi terjadi pada tingkat lignifikasinya. Kambium tidak
ada atau mereduksi dan parenkim korteks, endodermis menyimpan O2 secukupnya.
a. Akar
Bagian akar eceng gondok ditumbuhi dengan bulu-bulu akar yang berserabut berfungsi
sebagai pegangan atau jangkar tanaman. Peranan akar sebagian besar untuk menyerap zat-zat
yang diprlukan tanaman dari dalam air. Pada ujung akar terdapat kantong akar yang mana di
bawah sinar matahari kantong akar ini berwarna merah, susunan akarnya dapat
mengumpulkan lumpur atau partikel-partikel yang terlarut dalam air.
b. Daun
Daun tergolong dalam mikrofita yang terletak di atas permukaan air, yang didalamnya
terdapat lapisan rongga udara yang berfungsi sebagai alat pengapung tanaman. Zat hijau daun
(klorofil) eceng gondok terdapat dalam sel epidermis, dipermukaan akar atas daun dipenuhi
oleh mulut daun (stomata) dan bulu daun. Rongga udara yang terdapat dalam akar, batang,
dan daunselain sebagai alat penampung, juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan O2 dari
proses fotosintesis. Oksigen hasil dari fotosintesis ini digunakan untuk respirasi tumbuhan
dimalam hari dengan menghasilkan CO2 yang akan terlepas kedalam air.
c. Tangkai
Tangkai eceng gondok berbentuk bulat menggelembung yang didalamnya penuh
dengan udara yang berperan untuk mengapungkan tanaman dipermukaan air. Lapisan terluar
petiole adalah lapisan epidermis, kemudian dibagian bawahnya terdapat jaringan pengangkut
(xilem dan floem). Rongga – rongga udara dibatasi oleh dinding penyekat berupa selaput tipis
berwarna putih.
G. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Dari observasi yang telah dilakukan dan diperoleh hasil observasi, praktikan dapat
menyampaikan kesimpulan bahwa:
1. Didalam sel hewan dan sel tumbuhan terdapat kesamaan dimana pada keduanya
terdapat nukleas, mitokondria, membrane sel, reticulum endoplasma, badan golgi, dan
ribosom. Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel sebagai pelindung dan pembatas sel.
Sedangkan pada sel hewan tidak memiliki dinding sel. Didalam setiap sel terdapat
organel-organel yang mendukung fungsi sel secara keseluruhan sebagai unit struktural
dan fungsional penyusun hidup.
2. Pada tumbuhan terdapat organ-organ penting, yaitu akar, batang, dan, daun. Pada akar
terdapat jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan xilem. Pada batang terdapat
jaringan korteks, endodermis, xilem, dan floem. Sedangkan pada daun terdapat jaringan
seperti epidermis, parenkim, xilem, dan floem.
3. Sel, jaringan dan organ adalah penyusun tubuh makhluk hidup yang memiliki
spesifikasi yang berhubungan dengan struktur dan fungsinya dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya, pada batang enceng gondok (Eichornia crassipes) terdapat rongga-
rongga udara pada jaringan parenkim, yaitu sesuai dengan habitatnya yang berada
dilingkungan berair yang berfungsi untuk mengurangi penguapan. Bagian kaki belakang
dari katak darat (Bufo sp.) yang mempermudah katak melompat serta untuk menghindar
dari musuh lebih cepet.
b. Saran
Dalam praktikum mengobservasi tentang objek, fenomena, dan persoalan biologi, kami
memberikan saran beberapa hal, antara lain:
1. Sebelum melakukan observasi, praktikan harus mempelajari dan memahami
mengenai struktur fungsi jaringan dan organ pada tumbuhan dan hewan.
2. Saat melakukan observasi pada objek kajian biologi, observasi harus dilakukan
dengan seksama dan menggunakan mikroskop dengan benar.
3. Pada proses penulisan laporan, praktikan harus menggunakan referensi buku-buku,
serta menggunakan jurnal yang tepat dan sesuai dengan struktur fungsi jaringan dan
organ pada tumbuhan dan hewan.
H. Daftar Pustaka
Campbell, Neil A, dkk. 2010. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Gembong Tjitrosoepomo. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada Press.
Repository.ipb.ac.id/bitsstream/handle/123456789/3466/Bo8tw1.pdf. Diunduh pada
tanggal 17 September 2013 pukul 15.41 WIB.
Biologi Dasar I. Yogyakarta: FMIPA
Sri Mulyani. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisinus.
Widowati, Asri dan Ekosari R. 2012. Petunjuk Praktikum
Harun Yahya. 2002. Keajaiban Pada Semut. Bandung: Dzikra.
http://blog.ub.ac.id/abdullahelg10/2011/09/16/anatomi-dan-fisiologi-ikan-nila/
http://hendronoprin.blogspot.com/2010/01/kupu-kupu.html
I. Lampiran