(studi kasus bursa efek indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/yayan...
TRANSCRIPT
![Page 1: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/1.jpg)
PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN KARAKTERISTll( KEUANGAN PERUSAllilAN SEKTOR
PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR PROPERTI - REAL ESTAT
(Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)
Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAttARTA
Olen: Yayan Hermayandi
NIM:103081029211
da.ri · . ·;zn:;······:·-p:·······\················~. Tgl. ·. . : v::.\., .. Q:.fG ~ . • •. foduh ... ti10c:: .·:~:::Q::~r~~
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
![Page 2: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/2.jpg)
r- - --"~·--. ··~·- -·-·-·--····-·-~·~ ...
PEf~Pu::;-1 /\Kl\.AN l; fAMA j UIN SY /11·111) ,IAKAfn A .__ __ , _____ , ____ _
PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR
PROPERTI- REAL ESTAT (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilnm Sosial
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
/
Oleh:
Yayan Hermayandi NllV1:103081029211
Dibawah Bimbingan
Pembimbing II
~ ~
Prof. Dr. Ahmad R15do i, MM NIP: 150 317 955
Inda Yama Nasarudin, NIP: 150 31?' 593
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF JIIDAYATULLAH
![Page 3: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/3.jpg)
'
PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR
PROPERTI- REAL ESTAT (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
Oleh:
Yayan Hermayandi NIM:103081029211
Dibawah Bimbingan
Pembimbing II
~~ Prof. Dr. Ahmad Rod~ni, MM NIP: 150 317955
ludo Yama Nasarudin, SE, MAB NIP: 150 317 593
Penguji Ahli
Prof.Dr. Abdul Hamid, MS !\'IP: 131 474 891
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EICONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
![Page 4: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/4.jpg)
Harl ini Rabu 21 Mei Tahun Dua Ribu Delapan telah clilakukan Ujian Komprehensifatas nama Yayan Hennayandi NIM: 103081029211 denganjudul Skripsi: PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR PROPERTI.REAL ESTAT" (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia). Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat cliterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarja.'lll Ekonorni pada Jurusan Manjemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Mei 2008
Tim Penguji Ujian Kemprehensif
~ Pr()f, Dr. Ahmad Rodoni, MM Hervanto, SE, MSi
Sela·etaris Ketua
'
....
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
![Page 5: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/5.jpg)
YA YAN HERMAYANDI
Temp2.t, tanggal lahir : Lebak, 20 Februari 1986
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
A!amat : Kp. Parakanbeusi Rt.OJ Rw.01 Ds. Parakanbeusi
Kee. Bojongmanik Kab. Lebak - Banten 42363
Telepon : 0812 1050 8300
E-mail · yans [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL 2003 - 2008 : Jurusan Manajemen Keuangan, l'akultas Ekonomi &
Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
2000 - 2003 : SMU Negeri 1 Rangkasbitung
1997 - 2000
1991 - 1997
: SL TP Negeri I Bojongmanik
: SD Negeri l Parakanbcusi
PENGALAMAN ORGANISASI 2008 - : Kabid. Kewirausahaan GMII Prov. Banten
2006 - 2007
2005 - 2006
2004 -2005
: Wakabid ORSENBUD Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta
: Sekretaris Umwn Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat, Komisariat Fakultas Eko11omi & Ilmu Sosial
Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
: Kabid PTKP, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat, Komisariat Fakultas Ekonomi & Ilmu Sosial.
![Page 6: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/6.jpg)
ABSTRACT
This research has aim to analyzed comparative of market peiformance and financial characteristic al two group of stock sector in Indonesia Stock Exchange (!DX), that is trade sector and property - real estate sector. Data used are monthly time series daw since Jam;ary 2005 until December 2007. Based on the result of this study, market peiformance of trade sector hasn't different s!gnificant to property - real estate sector. Variables of Financial characteristic at both sectors that is excess return, PER, PBV, and DER haven't different significant and simultaneously or partially of variables haven't significant influence to market peiformance.
Keywords: Market performance, Excess return, PER, PBV, DER
![Page 7: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/7.jpg)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalis!s perbandingan market performance dan karakteristik keuangan pada dua kelompok sektor saham di Bursa Efek Indonesia, yaitu sektor perdagangan dengan sektor properti-real estat. Data yang digunakan adalah data time series secara bulanan dari bulan Januari 2005 sampai Desember 2007. Berdasarkan hasil pengujian, market perfonnance sektor perdagangan tidak rnemiliki perbedaan secara signifikan dengan sek1or property-real estat. Untuk variabei-variabel kara!cteristik keuangan yaitu, excess return, PER, PBV dan DER untuk kedua sektor tersebut tidak rnemiliki perbedaan secara signifikan dan baik secara bersama->ama atau parsial variabel-variabel tersebut tidak rnempunyai pengaruh secara signifikan terhadap market perfonnance.
Kata kunc1: Market Peiformance, Excess return, PER, PBV, DER
![Page 8: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/8.jpg)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji tetap terpanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
Semesta Alam, Tuhan Yang Maha Indah. Tuhan yang dengan kasih sayang-Nya
lah hingga kini penulis masih diberikan berbagai macan1 ni'mat, rahmat, karunia,
hidayah, dan inayah-Nya. Shalawat sena salam tentunya akan selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Saw, Sang Pemb~bas Manusia dari kejahiliyahan,
Seorang Reformis Sejati sepanjang hayatnya, Seorang yang hingga kini mudah
mudahan tetap menjadi idola dan tauladan bagi umatnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan penulis baik dalam
pengetahuan maupun dalam teknik penulisannya, oJeh karena itu dengan
kerendahan hati dan lapang dada penulis mengharapkan saran dan k.ritik yang
bersifat membangun dari semua pihak. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari
kontribusi berbagai pihak yang telah membanru selesainya skripsi ini. Dengan
sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak secara langsung, mendorong serta
memberikan inspirasi sehingga skripsi ini bisa selesai. Secara khusus penulis
ucapkan terima kasih kepada:
I. Ayahanda Salim Ibrahim dan lbunda Eti (aim) tercinta yang senantiasa
memberikan doa, bimbingan, kesabaran, keikhlasannya serta dorongan
semangat yang tak terhitung nilainya kepada penulis. Semoga Allah SWT
selalu memberikan hidayah serta rahmat-Nya pada Ayahanda atas segala
kebaikan yang di berikan kepada penulis dan semoga Allah SWT
menempatkan Ibunda tercinta (aim) di tempat yang terbaik di sisiNya.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen pembimbing I, yang telah
meluangkan waktu dan fikirannya dari proses review hingga selesai skripsi ini
meskipun ditengah kesibukannya tetapi beliau tidak pernah lelah untuk
memberikan solusi kepada penulis.
![Page 9: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/9.jpg)
3. Bapak lndo Yama Nasarndin, SE, MAB selaku dosen pembimbing JI, yang
telah membantu, meluangkan waktu serta fikirannya dan membimbing penulis
dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi <ian llmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayiitullah Jakarta.
5. Terima kasih pada seluruh Dosen, Karyawan dan Pctugas perpustakaan
Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial atas semua curahan ilmu, bantuan,
perhatian dan pelayanannya.
6. Teman-teman dan sahabat-sahabatku seperjuangan Bom2, Afiian Bhu, Aris
The Bo2toh, Y asser, Echo Blay, Jazi, Misbah, Piit, Ucuy, Evenk, Gandul,
Roger, Sufi, Oyag's, Nabiel, Akhyar, Tamplang dan The Zomblo's, serta
c:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per satu terima
kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan motivasinya kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini, dan semoga sukses untuk semuanya.
7. Kawan-kawan di HM!, HMB, GMII, !MALA, Efek-efek Community, yang
telah banyak memberikan pelajaran hidup berorganisasi bagi penulis, sekali
lagi terima kasih banyak kawan.
Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, karena
keterbatasan ruang dan waktu. Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya dan hanya iringan do'a yang dapat penulis berikan untuk setiap kebaikan
yang telah di berikan. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Amiin
Jakarta, 04 Desember 2008
Penulis
![Page 10: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/10.jpg)
DAFTARISI
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................. .
Abstract.................................................................................................... ii
Abstrak ..................................................................................................... iii
Kata Pengantar ... ...................................................................................... iv
Daftar lsi .................................................................................................. vi
Daftar Tabel ............................................................................................. ix
Daftar Garn bar.......................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. I .atar l:selakang Peneiitian ............................................ I
B. Perumusan Masalah ..................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat.. ................................................... 9
BAB II. TINJAUAN PUST AKA ...••.•.................•....•.••.....•.•.....•..• 11
A. Investasi dan Jenisnya.................................................. 11
B. Risiko, Return dan Hubungannya ................................. 14
C. Estimasi Risiko dan Return.......................................... 18
I. Range ..................................................................... 18
2. Mean Absolute Deviation ....................................... 18
3. Probability Of Negative Return .............................. 18
4. Semivariance ......................................................... 19
5. Standar Deviation .................................................. 19
D. Capital Aset Prising Model .......................................... 21
E. Market Performance .................................................... 23
F. Karakteristik Keuangan................................................ 24
I. Leverage Ratio ....................................................... 25
2. Market-based Ratio ................................................ 25
G. Analisis Sekuritas ........................................................ 26
H. Kerangka Pemikiran Teoritis Dan Hipotesis ................. 30
I. Penelitian Terdahulu .................................................... 37
![Page 11: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/11.jpg)
BAB Ill. METODE PENELITIAN ..........•.................•................... 41
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................ 41
B. Metode Penentuan Sampel.. ......................................... 41
C. Metode Pengumpulan Data .......................................... 42
D. Metode Analisis ........................................................... 43
1. Statistik Uji Dua Beda Rata-rata Untuk
Independent Sampel ............................................. 43
2. Pengaruh Karakteristik Keuanglill Terhadap
Market Perfonnance .. . . .. . . ...... .. . .. . . . .. . . ... .. ....... .. ...... 44
3. Uji Signifikansi. ..................................................... 46
E. Operasional V ariabel f•enelitian ............ ....................... 48
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...••••....••.•••••..••••.•••..•........ 51
A. Seki las Gambaran Umum dan Objek Penelitian ........... 51
1. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia.............. 51
2. Indeks Bursa Efek Indonesia.................................. 54
B. Hasil Analisa dan Pembahasan ..................................... 59
1. Market Perfonnance............................................... 62
a. Return Saham ................................................... 63
b. Expected Return Saham ................................... 65
c. Rata-rata Risk Free Rate ................................... 66
d. Excess Return .................................................. 67
e. Standard Deviasi Return................................... 68
f. Sharpe's Measure ............................................. 68
2. Uji lnferensi. .......................................................... 69
a. Uji Beda Dua Rata-rata Sharpe's Measure ........ 70
b. Uji Beda Dua Rata-rata Excess Return dan
Return Volatility .............................................. 72
c. Uji Beda Dua Rata-rata PER ............................ 74
d. Uji Beda Dua Rata-rata PBV ............................ 76
e. Uji Beda Dua Rata-rata DER ............................ 77
![Page 12: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/12.jpg)
3. Uj i Asurnsi Persarnaan Regresi ... ... ....... .. .... ..... .. .... 79
a. Uji Asurnsi Multikolinearitas ............................ 79
b. Uji Asurnsi Heteroskedastisitas ........................ 80
c. Uji Asurnsi Normalitas ..................................... 82
d. Uji Asumsi Otokorelasi .................................... 83
4. Hasil RegresL. ....................................................... 85
BAB V. KESIMPULA.'lf DAN IMPLIKASI. ..................•.•..•...•.... 91
A .. Kesirnpulan.................................................................. 91
B .. lmplikasi ...................................................................... 93
DAFfAR PUST AKA ...............•••••..........................•.•.........................•••• 94
LAMPIRAN-LAMPil<AN
![Page 13: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/13.jpg)
A. Latar Belakang
BABI
PENDAHULUAN
Investasi secara garis besar dapat dibagi dalam dua kelompok ya[tu
investasi dalam real asset dan investasi dalam financial asset. Ada banyak cara
investor untuk melakukan investasi dalam financial asset, salah satunya adalah
dengan me!akukan investasi di pasar modal. Dalam hat ini pasar modal
didefinisikan sel)agai suatu tempat berlangsungnya kegi[ tan yang berkaitan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek (UU No. 8/1995 Tentang Pasar Modal). Dengan
pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pasar modal mempunyai peran
yang strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan
wahana investasi bagi masyarakat.
Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual
belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah, publik authorities maupun perusahaan swasta
(Suad Husnan, 2001 : 3). Pasar modal menjadi altematif pendanaan dalam
mengembangkan perusahaan di Indonesia, karena melalui pasar modal, dana
dapat diperoleh dalam jumlah besar dibanding dana dari perbankan.
Perusahaan yang membutuhkan dana, menjual surat berharganya dalam
![Page 14: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/14.jpg)
bentuk saham di pasar modal, melalui penawaran perdana kepada publik atau
initial public offering (!PO) di pasar primer yang selanjutnya diperdagangkan
di paser sekunder. Bagi investor sendiri, pasar modal selain sebagai wahana
investasi juga merupakan upaya diversifikasi. Setiap investor dapat memilih
berbagai inv0stasi yang ada, di mana setiap jenis inves<.asi memiliki
karakteristik sendiri-sendiri dalam hal tingkat pengembalian (return) dan
risiko.
Hampir diseluruh penjuru dunia, disetiap negara, pasar modal menjadi
bahan pembicaraan, bahkan menjadi tolok ukur kemajuan dan gengsi suatu
pihak, dan tidak dapat dipungkiri bahkan pasar modal telah menjadi tolak ukur
atau benchmark perekonomian suatu negara. Pasar modal dijumpai hampir
disetiap negara karena, pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan
keuangan (Suad Husnan, 2001 :4). Dalam fungsi ekonominya pasar modal
menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang
mempunyai kelebihan dana) ke borrower (pihak yang memerlukan dana)
dengan menginvestasikan dana yang mereka miliki, lender mengharapkan
memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut dari sisi borrower,
tersedianya dana dari pihak luar lender memungkinkan mereka melakukan
investasi tanpa harus menunggu tersedinya dana hasil operasi perusahaan, dan
dalam fungsi keuangannya dilakukan dengan menyediakan dana tanpa harus
terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk
investasi tersebut (Suad Husnan, 1994 : 2).
![Page 15: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/15.jpg)
Para investor yang bertransaksi di lantai bursa bertujuan m.:nghimpun
dana dari keuntungan sebesar mungkin dari dirinya atau pun perusahaanya.
Agar dapat membuat suatu keputusan dalam memilih portofolio investasi yang
menguntungkan, investor memerlukan informasi. Suatu informasi memiliki
makna bila informas! tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di
pasar modal yang akan tercermin dalam indikator atau karakteristik pasar
seperti volume perciagangan, harga saham dan lain-lain. Di pasar modal
banyak sekali informasi yang ciapat di manfaatkan. Selain memiliki fungsi
ekonomi dan keuangan, pasar modal juga mempunyai beberapa daya tarik dari
berbagai lender maupun borrower adapun daya tarik pasar modal tersebut
antara lain :
I. Diharapkan pasar modal ini akan menjadi altematif penghimpun dana
selain sistem perbankan.
2. Pasar modal mempunyai beberapa pilihan investasi yang sesuai dengan
risiko mereka, seandainya tidak ada pasar modal para lender mungkin
hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan.
Selain kedua aspek yang mertjadi daya tarik tersebut, baik bagi lender
maupun borrower, faktor lain yang mempengaruhi permintaan maupun
penawaran adalah tingkat harga saham tersebut. Bila saham tersebut dinilai
terlalu tinggi oleh pasar, jumlah permintaanya akan berkurang. Harga saham
yang terlalu tinggi menyebabkan saham bersangkutan tidak liquid. Investor
jadi enggan membeli baik karena mereka berpikir sudah mencapai puncaknya
![Page 16: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/16.jpg)
maupur. karena biaya yang semakin tinggi. Agar saharn bisa liquid mala.
sebuah perusahaan go-public mempunyai pilihan menambah jumlah saham
untuk membuat harga lebih rendah untuk merangsang perdagangan. Biasanya
dengan penambahan jumlah saham maka secara otomatis harga saham akan
turun.
Sejak dibukanya pada tahun 1912 pasar modal di Indonesia mengalami
pasaug surut dalam perkembangannya tetapi kegiatan pasar modal Indonesia
resmi dimulai pada tahun 1997 sewaktu perusahaan PT. Semen Cibinong
menerbitkan sah~mny:i di Bursa Efek Jakarta yang kini Bursa Efek Indonesia
(BEi). Dalam perkembangannya kondisi ekonomi dan moneter tidak bisa
dilepaskan, tetapi pengaruh yang nampak nyata temyata berasal dari berbagai
kebijaksanaan pemerintah. Pemerintah membentuk BAPEPAM (Badan
Pengawas Pasar Modal) dan dalam Keputusan Menteri Keuangan RI nomor
503/KMK.01/1997, BAPEPAM berfungsi sebagai pembina, pengatur, dan
pengawas kegiatan pasar modal. Dengan dibentuknya BAPEPAM dan
dikeluarkannya beberapa deregulasi pemerintah pacia tahun 1987-1988 yang
berkaitan dengan pasar modal, aktivitas pasar modal menjadi meningkat. Hal
tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah perusahaan yang bergabung ke
dalam pasar modal, dan juga meningkatnya besar dana yang dihimpun.
Sejak Januari 1996, dalam rangka memberikan informasi yang lebih
lengkap kepada publik, Bursa Efek Indonesia (BEl) mengelompokkan semua
saham yang tercatat di BEi ke dalam sembilan sektor yang didasarkan pada
klasifikasi industri, yaitu sektor (I) pertanian, (2) pertambangan, (3) industri
![Page 17: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/17.jpg)
dasar dan kimia, (4) perdagangan, (5) industri barang konsumsi, (6) properti
dan real estat, (7) transportasi dan infrastruktur, (8) keuangan, dan \9)
perdagangan, jasa, dan investasi.
Keputusan investasi bagi seorang investor menyangkut masa akan
datang yang mengandung ketidakpastian, yang berarti mengandung !Insur
risiko bagi investor. Pengetahuan tentang risiko merupakan suatu hal yang
penting dimiliki oleh setiap investor maupun calon investor. Seorang investor
yang rasional sebelum mengambil keputusan investasi, paling tidak harus
mempertimbruigkan 2 (dua)hal, yaitu pendapatan yant diharapkan (expected
retun) dan risiko (risk) yang terkandung dari alternatif investasi yang
dilakukannya. Umumnya risiko selalu terdapat pada setiap altematif investasi,
tetapi besar kecilnya risiko tersebut tergantung pada jenis investasinya.
Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih
besar dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain seperti obligasi,
deposito dan tabungan. Hal ini disebabkan oleh pendapatan yang diharapkan
dari inveslasi pada saham bersifat tidak pasti, dimana pendapatan saham
terdiri dari dividen dan capital gain. esanggupan suatu perusahaan untuk
membayar dividen ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba, sedangkan capital gain ditentuntukan oleh fluktuasi harga
saham. Semakin besar risiko yang diambil maka semakin besar harapan return
yang akan diterima, sesuai dengan karakteristik saham yaitu high risk-high
return. Saham memberi kemungkinan untuk mendapatkan return yang tinggi,
tetapi juga bisa membuat investor mengalami kerugian besar.
![Page 18: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/18.jpg)
Berkaitan dengan klasifikasi sembilan sektor di BEi, setiap sektor
tentu memiliki karakteristik tersendiri, termasuk di dalamnya return dan juga
risikonya. Pakpahan (2002) seperti yang dikutip Namora (2006) mengamati
profil-profil risiko yang terjadi di masing-mcsing industri dengan
menggunakan indeks harga saham sektoral (IHSS) yang dike!uarkan oleh BEI,
dan disimpulkan bahwa volatilitas return memiliki kesamaan pola di mana
pada awal terjadinya krisis ekonomi mempunyai volatilitas yang tinggi dan
kemudian diikuti dengan volatilitas yang makin rendah pada tahun 1999
;ampai dengan 2001. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sektor aneka
industri dan sektor perdagangan memiliki volatilitas return yang paling
rendah. Sedangkan sektor properti dan pertanian merupakan dua sektor yang
paling tinggi volatilitasnya.
Dengan memperhatikan hasil penelitian tersebut, sektor perdagangan
dan sektor properti - real estat merupakan dua sektor yang berbeda volatilitas
returnnya sehingga menarik untuk diamati. Volatilitas return diukur
menggunakan deviasi standar dari return saham atau menggunakan beta
saham. Semakin tinggi volatilitas return, maka saham akan semakin berisiko.
Dengan mengetahui return dan risiko suatu saham, investor dapat mengetahui
tingkat market performance saham tersebut. Market performance saham
adalah risk adjusted return. Market performance yang menggabungkan return
dan risiko dapat dijadikan acuan dalam menentukan saham mana yang
mempunyai kinerja yang baik. Selain menggunakan ukuran market
performance, karakteristik keuangan suatu perusahaan yang berdasarkan pada
![Page 19: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/19.jpg)
rasio-rasio dari laporan keuangan, ciapat pula dijadikan acuan t1ntuk meniiai
perusahaan. Rasio-rasio yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan di
antaranya adalah leverdge, PER dan PB\/. Penelitian yang berkaitan dengan
pengukuran market performance dan karakteristik keuangan beberapa
perusahaan telah banyak di!akukan.
Namora (2006) dalam penelitiannya telah membandingkan market
performance dan karakteristik keuangan pada sektor aneka industri dengan
sektor properti dan real astate dengan periode penelitian dari tahun April 2005
- Maret 2006 dengan hasil bahwa Sharpe measure maupun excess return pada
kedua sektor tersebut mempenyai rnta - rata yang tidak berbeda, sedangkan
karakteristik keuangan (PER, PBV dan DER) baik secara parsial maupun
bersama-sama tidak mampu menjelaskan market performance pada kedua
saham sektor tersebut.
Dalam mengambil keputusannya, investor kerap kali juga dapat
menggunakan dan menganalisis laporan keuangan (financial statement) yang
telah dikeluarkan oleh perusahaan. Tujuan mengalisisnya adalah untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut berdasarkan
laporan-laporan keuangannya. Ou dan Penman (1989) juga Lev dan
Thiagarajan (1993) seperti yang dikutip Namora (2006) melakukan penelitian
dengan menggunakan analisis dari laporan keuangan perusahaan,
menyimpulkan bahwa beberapa informasi dari laporan keuangan mampu
menjelaskan kinerja suatu saham. Sedangkan penelitian Yarnest (2002)
menunjukan bahwa variabel kinerja keuangan perusahaan yang terdiri dari
![Page 20: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/20.jpg)
( EPS, EVA, ROE dan FL) secara bersama-sama (simultan) tidak rnempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Dari uraian-uraian di atas itulah, penelitian ini bermaksud
membandingkan market performance dan karakteristik keuangan perusahaan
sektor perdagangan, jasa dan investasi dengan sektor properti - real estate.
Selanjutnya sektor perdagangan, jasa dan investasi disingkat penulisannya
menjadi sektor perdagangan sedangkan sektor properti - real estat disingkat
penulisannya meajadi sektor properti. Market performance yang digunakan
adalah ukura,. Sharpe (Sharpe's measure). Karakteristik keuangan yang
digunakan adalah PER, DER dan PBV.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar berlakang maka perumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
I. Apakah ada perbedaan market performance yang diukur dengan Sharpe's
measure antara sektor perdagangan dan sektor properti;
2. Apakah ada perbedaan karakteristik keuangan yang diukur dengan
leverage, PER, dan PBV antara sektor perdagangan dan sektor properti;
3. Bagaimana pengaruh karakteristik keuangan yang diukur dengan leverage,
PER, dan PBV terhadap market performance;
4. Saham-saham mana saja yang lebih unggul atau kalah unggul
dibandingkan IHSG berdasarkan Sharpe's measure?
![Page 21: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/21.jpg)
C. Tujuau dan Manfaat
Selain mencoba membandingkan kinerja keuangan antara sektor
perdagangan dengan sektor properti, penelitian ini juga membandingkan
karakteristik-karakteristik keuangan di antam kedua sektor industri tersebut.
Tujuan dari penelithn ini ada!ah sebagai berikut:
I. Untuk menganalisis perbedaan market performance sektor perdagangan
dan sektor properti.
2. Untuk menganalisis perbedaan karakteristik keuangan sektor perdagangan
dan sektor properti.
3. Untuk menganalisis pengaruh karakteristik keuangan terhadap market
performance.
4. Untuk menganalisis saham yang lebih unggul atau kalah unggul
dibandingkan IHSG berdasarkan Sharpe's measure.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:
I. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu atau mengaplikasikan berbagai teori yang telah
didapat pada perkuliahan terutama toeri-teori yang bersangkutan dengan
pasar modal dan akan memperkaya pengetahuan teoritis dan praktis
didalam mengevaluasi perusahaan go-publik terutama dilihat dari harga
saham serta karakteristik keuangan sehingga dapat membantu
pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan investasi.
![Page 22: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/22.jpg)
2. Akademisi
Sebagai bahan referensi tambahan untuk melakukan penelitian yang sama
serta diharapkan dapat menambah wawasan yang berkaitan dengan kinerja
saham.
![Page 23: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/23.jpg)
A. Investasi dan Jenisnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lnvestasi dalam arti luas, berarti mengorbankan dolar sekarang untuk
dolar pada masa depan, ada dua atribut berbeda yang me!ekat yaitu waktu dan
risiko (William F.Sharpe, 2005:1). Pac!a dasamya investasi merupakan
penundaan konsumsi atas sejumlah dana yang dilakukan pada saat ini untuk
digunakan dalam produksi atau ditanam dalam bidang tertentu selama suatu
periode waktu, dengan tujuan memperoleh keuntungan yang akan ditcrima di
masa mendatang. Contohnya, seorang investor membeli saham pada saat ini
dengan perkiraan di masa yang akan datang akan memperoleh keuntungan
atau manfaat yang lebih besar melalui penerimaan dividen atau kenaikan
harga saham (capital gain). Keuntungan ini merupakan imbalan atas waktu
dan risiko yang terkait dengan investasi, akibat ketidakpastian aliran dana
pada masa yang akan datang. Pemilik modal umumnya melakukan investasi
atas sejumlah dananya pada investasi nyata (real invesment) maupun investasi
keuangan (financial invesment).
lnvestasi pada real invesment dilakukan melalui barang modal yang
digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. Real
invesment berupa tanah, mesin, bangunan, dan lain-lain. lnvestasi pada
financial invesment dilakukan dengan memiliki surat berharga (deposito,
saham, obligasi, dan lain-lain.). Financial invesment tidak memberi kontribusi
![Page 24: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/24.jpg)
secara langsung terhadap proses produksi, tetapi memiliki manfaat yang akan
diperoleh dengan memegang financial investment tersebut. Financial
invesment adalah klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah aset dar!
penerbit surat berharga. lnvestasi dalam financial invesment dapat berupa
investasi langsung ataupun tidak langsung. Investasi langsung dilakukan
dengan rnembeli langsung aset keuangan dari suatu perusahaan, baik melalui
perantara ataupun tidak.
Dalam investasi langsung ada yang tidak dapat diperjual-belikan
seperti tat. mga:1, deposito, dan lain-lain. Namun ada pula yang dapat
diperjual-belikan di pasar uang (T-bill), di pasar modal (obligasi, saham), atau
pasar turunan (opsi dan future). Aset di pasar uang ini risiko gagalnya kecil,
jatuh tempo pendek, dan likuiditas tinggi. Sedangkan aset di pasar modal
sebaliknya. Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat berharga
dari perusahaan investasi yang memiliki portfolio aset keuangan perusahaan
perusahaan lain.
Menurut Sharpe (2005: IO), pemilik modal harus melalui beberapa
tahapan proses untuk mencapai keputusan investasi yang terbaik. Tahapan
tahapan tersebut adalah :
I. Menentukan Kebijakan Investasi
Kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investasi dan besar
kekayaan yang akan diinvestasikan. Tujuan investasi hams dinyatakan
baik dalam tingkat keuntungan (return) maupun risiko. Jumlah dana yang
diinvestasikan juga mempengaruhi return dan risiko yang ditanggung. Di
![Page 25: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/25.jpg)
samping itu dalam proses investasi perlu dipertimbangkan preferensi risiko
pemodal. Dalam hal ini mempengaruhi jenis sekuritas yang dipilih untuk
alokasi dana yang ada sehingga dapat diperkirakan distribusi dana pada
berbagai instrumen yang tersedia. Dengan menentukan tujuan investasi
dapat ditentukan pilihan instrumen investasi yang dilakukan.
2. Melakukan Analisis Sekuritas
Analisis sekuritas berarti menilai sekuritas secara individual atau
beberapa kelompok sekuritas, dan untuk mengidentifikasi
dignnakan dua filosofi berbeda, yaitu:
sekuritas
a. Untuk sekuritas yang mispriced (harga ter!alu tinggi atau terlalu
rendah) dapat dengan analisis teknikal atau analisis fundamental.
b. Untuk sekuritas dengan harga wajar, pemilihan sekuritas didasarkan
atas preferensi risiko para pemodal, pola kebutuhan kas, dan lain-lain.
3. Membentuk Portofolio
Dari basil evaluasi terhadap masing-masing sekuritas, dipilih aset-aset
yang akan dimasukkan dalam portofolio dan ditentukan proporsi dana
yang diinvestasikan pada masing-masing sekuritas tersebut. Dengan
demikian dapat mengurangi risiko yang harus ditanggung dan terbentuk
portofolio yang menawarkan return maksimum dengan risiko tcrtentu atau
minimum risiko dengan return tertentu.
![Page 26: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/26.jpg)
4. Merevisi Portofolio
Revisi atas portfolio berarti merubah portfolio dengan cara menambah atau
mengurangi saham dalam portfolio yang dianggap menarik atau tidak lagi
menarik.
5. Evaluasi Kinerja Portofolio
Evaluasi kinerja portofolio membandingkan kinerja yang diukur baik
dalam return yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung, terhadap
portofolio benchmark atau pasar.
B. Risiko, Return, dan Hubungaunya
Risiko terjadi akibat adanya unsur ketidakpastian dalam semua
investasi saham. Berapa hasil yang akan diperoleh dari investasi tidak
diketahui dengan pasti, sehingga investor hanya dapat memperkirakan besar
keuntungan yang diharapkan dan kemungkinan hasil yang sebenamya akan
menyimpang dari yang diharapkan. Jadi risiko dapat diartikan sebagai
kemungkinan return yang diperoleh menyimpang dari return yang diharapkan.
Perbedaan antara return yang diharapkan (return yang diantisipasi investor di
masa mendatang) dengan return yang benar-benar diterima (return yang
diperoleh investor) merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan
dalam proses investasi.
Beberapa sumb~r risiko yang berkaitan dengan besar risiko investasi di
antaranya adalah:
![Page 27: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/27.jpg)
I. Ris:ko Suku Bunga
Jika suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan suku
bunga, misalnya deposito akan naik. Ini dapat menarik minat investor
saham untuk memindahkan dana ke deposito, sehingga banyak yang akan
menjual saham dan harga saham akan turun. Oleh karena itu perubahan
suku bunga mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.
2. Risiko Pasar
Risiko ini terjadi karena adanya fluktuasi pasar (bull and bear market),
yang cenderung berpcngaruh secara sistematis terhadap semua
sekuritas.
3. Risiko Inflasi
Inflasi akan mengurangi daya beli uang, sehingga tingkat pengembalian
setelah disesuaikan dengan inflasi dapat menurunkan hasil investasi
tersebut.
4. Risiko Nilai Tukar
Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh nilai tukar mata uang asing
menjadi risiko dalam investasi.
5. Risiko Likuiditas
Semakin tidak likuid suatu sekuritas, semakin besar risiko yang dihadapi
perusahaan.
6. Risiko Negara
Risiko negara berkaitan dengan kondisi politik suatu negara.
![Page 28: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/28.jpg)
Dari berbagai j;;nis risiko investasi yar.g dikemukakan di atas, terdapat
persamaan satu dengan lainaya, sehingga dapat dikelompokkan meajadi dua
jenis yaitu :
I. Systematic risk
Systematic risk disebut juga risiko pasar, karena berkaitan dengan
perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Risiko ini terjadi
karena kejadian di luar kegiatan perusahaan, seperti inftasi, resesi, tingkat
bunga pasar, dan lain lain. Systematic risk disebut juga undiversiftab/e risk
karer a risiko ini tidak dapat dihilangkan atau diperkecil melalui
pembentukan po1tofolio.
2. Unsystematic risk
Unsystemic risk merupakan risiko spesifik perusahaan, karena tergantung
dari kondisi mikro perusahaan. Contoh unsystemic risk antara lain risiko
industri, financial leverage risk, operating leverage risk, dan Jain-lain.
Risiko ini dapat diminimalkan bahkan dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi investasi pada ban yak sekuritas (portofolio ), karena itu
disebut juga diversiftab/e risk. Sedangkan return dapat didefinisikan
sebagai tingkat keuntungan yang diperoleh atau diharapkan dari suatu
investasi selama satu periode waktu, yang akan diperoleh di masa
mendatang. Return merupakan kompensasi atas risiko yang harus
ditanggung oleh investor atas investasi yang dilakukannya.
![Page 29: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/29.jpg)
Sumber-sumber return yang merupakan faktor motivasi bagi investor
dalam berinvestasi adalah dividen, yaitu pendapatan yang diperoleh secara
periodik dari suatu investasi saham dan capital gain, yaitu perubahan harga
sekuritas bP,rupa kenaikan harga saham yang memberikan keuntungan bagi
investor. Mclalui investasi, investor b.:!rkeinginan untuk memperoleh
kcuntungan sebesar mungkin. Akan tetapi harus dipahami adanya hubungan
antara return dan risiko yang terkandung dalam suatu investasi.
Hubungan return dan risiko searah dan linier, artinya semakin be~ar
return yang diharapkan, maka semakln b~sar pula risiko yang harus
ditanggung. Dengan kata lain investor yang berharap mcmperoieh tingkat
keuntungan yang tinggi, berarti bersedia menanggung risiko yang tinggi pula.
Oleh karena itu tidak relevan mengharapkan keuntungan yang sebesar-
besarnya melalui investasi pada aset yang menawarkan return paling tinggi,
karena hams juga mempertimbangkan tingkat risiko yang hams ditanggung.
Risk/Return Tradeoff
law R•sk Htaher Rl5k
H1R:h Patert!tal Return
Standard Deviation ~or Risk)
Garn bar 2.1 Risk-return trade off Sumber: www.investopedia.com
![Page 30: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/30.jpg)
C. Estimasi Risiko dan Return
Menurur Radcliffe (1997, 217-218) seperti yang dikutip Namora (2006),
beberapa ukuran statistik yang dapat digunakan untuk menggambarkan suatu
risiko, di antara!lya adalBh :
I. Range
Range menunjukkan interval kem:.mgkinan return tertinggi dengan return
terendah. Perhitungannya di!akukan dengan cara mengurangi nilai real
reti.m tertinggi dengan yang terendah sehingga diperoleh suatu angka
interval. Kelemahan dalam m0nggunaka;:i cara ini adalah tidak dapat
menggambarkaP. kemungkinan-kemungkinan yang terdapat di antara
kedua ekstrem nilai tersebut, serta tidak menunjukkan perimbangan antara
kemungkinan terjadinya return tertinggi dengan return terendah. Dengan
kelemahan ini, range tidak dapat dipakai untuk membandingkan risiko
antara dua portofolio, karena portofolio yang memiliki range yang sama
tidak berarti memiliki risiko yang sama.
2. Mean absolute deviation
Mean absolute deviation menunjukkan kemungkinan perbedaan antara
return yang mungkin diterima dengan expected retum-nya. Meskipun cara
ini cukup rnasuk aka! untuk menunjukkan tingkat risiko suatu portofolio,
namun secara statistik cukup sulit digunakan. Selain itu sangat sulit untuk
rnengetahui hubungan atau correlation di antara return sekuritas.
3. Probability of negative return
![Page 31: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/31.jpg)
Probability of negative return menunjukkan kemungklnan persentase
return yang berada di bawah nilai no!. Meskipun sangat mudah dilakukan,
namun pt0rhitungan dengan cara ini tidak dapat mengetahui secara
menyeluruh aspekaspek dari suatu risiko.
4. Semivariance
Semivariance adalah perhitungan statistik yang menghitung variasi dari
return yang berada di bawah expected return-nya. Kelemahannya angka ini
tidak mencakup ketidakpastian ketika retJrn yang dihasilkan lebih besar
dari expectednya. Di samping sulit, perhitungan ini tidak dapat me!ihat
correlation antara return masing-masing saham.
5. Standard deviation
Standard deviation mengukur volatilitas dari return, cara ini sering
digunakan untuk mengukur risiko. Secara statistik metode standar deviasi
memiliki beberapa kelebihan diantaranya pengukurannya dilakukan
dengan cara menyebarkan return (memperhitungkan nilai yang terjadi di
atas dan di bawah expected return). Di samping itu standar deviasi juga
dapat digunakan dengan menggunakan data aktual return masa lalu (ex
post standard deviation) atau dar! estimasi potensial returnnya (ex ante
standard deviation).
Dalam melakukan estimasi return, harus dibedakan antara return
realisasi yaitu return yang telah terjadi dan return ekspetasi (expected return)
yaitu return yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa
![Page 32: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/32.jpg)
mendatang. Return realisasi yang dihitung berdasarkan data histori~ penting
sebagai salah satu ukuran kinerja suatu perusahaan. Rate of return saham yang
merupakan keuntungan dari capital gain dan dividen dalam periode tertentu
diperoleh dengan persamaan berikut :
R = (P, -P,_,)+D, I P,_,
............................ (2.i)
Dimana:
R, Rate of return (return realisasi) saham pada bu Ian ke-t
P, Harga saham pada bulan ke-t
P,_, Harga saham pada satu bulan sebelum bulan ke-t
D Dividen pada bulan ke-t
Return realisasi ini berguna sebagai dasar penentuan tingkat
keuntungan yang diharapkan (expected return). Expected return sangat
mungkin berlainan dengan return yang diterima, karena adanya suatu
ketidakpastian. Perhitungan expected return dapat dilakukan dengan
menggunakan rata-rata aritmatik dan rata-rata geometrik. Metode rata-rata
aritmatik dinyatakan dalam persamaan berikut :
E(R,) = :t ~ ..................................... (2.2) ;,,,1 n
Untuk metode rata-rata geometrik, persamaannya dinyatakan sebagai berikut:
E(R,) = ((! + R, XI+ R2 } •••• (! + R" )]!' - I ....................... (2.3)
Penggunaan perhitungan rata-rata aritmatik dan rata-rata geometrik
adalah tergantung pada tujuan investor. Rata-rata aritmatik diterapkan untuk
![Page 33: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/33.jpg)
mengukur kinerja rata-rata selama satu periode, dan merupakan cara yang
bagus untak memperkirakan expected return pada pei'iode beikutnya.
Sedangkan perhitungan rata-rata geometrik diguilakan untuk mengukur
perubahan kekayaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya (multiple
periods).
Rata-rata geometrik mengukur tingkat pertumbuhan majemuk
(compound rate of growth) selama period<: yang ditentukan. Pengembalian
rata-rata geometri mengukur suku bunga majemuk dari pertumbuhan nilai
piisar portofolio awal selama periode e~aluasi, dengan asurnsi seluruh
distribusi kas di investasikan kernbali pada portofolio (Frank J. Fabozzi,
2002:780). Hal ini sering digunakan c!alarn investasi dan keuangan untuk
merefleksikan tingkat pertumbuhan (growth rate) yang konsisten (steady) dari
dana yang telah diinvestasikan selama periode-periode sebelumnya. Mengacu
kepada kedua metode perhitungan tersebut, rnaka rata-rata geometrik
merupakan metode perhitungan yang sesuai untuk digunakan dalam penelitian
ini. Dengan kata lain, rata-rata aritmatik tidak digunakan.
D. Capital Aset Pricing Model
Capital asset pricing model (CAPM) di.pat digunakan untuk
menghitung besarnya risiko investasi dan return yang diisyaratkan (required
return). Model tersebut berdasarkan pada anggapan bahwa hanya systematic
risk yang merupakan risiko yang relevan. Kenyataan bahwa dalam setiap
investasi terdapat dua jenis risiko yaitu systematic risk dan unsystematic risk.
![Page 34: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/34.jpg)
Teori portofolio modem m;enunjukkan bahwa unsystematic risk dapat
dihilangkan melalui diversifikasi. Tetapi diversifikasi tetap tidak dapat
menyelesaikan masalah systematic risk, sehingga walaupun sebuah portofolio
ter~usun dari semua saham yang ada, tetap tidak dapat menghilangkan
systemic risk. Sharpe merumuskan CAPM sebagai hubungan antara risiko dan
required rnturn ke dalam rumus sebagai berikut:
Di mana:
rf
l"a =If+ /3,fm -rf) ......................................... (2.4)
= Required return sekuritas a
Return dari risk-free asset
Beta dari sekuritas a
Expected market return
Equity market premium
Dalam CAPM, beta merupakan satu-satunya ukuran risiko yang
relevan dari saham. Beta mengukur volatilitas relatif dari saham, yaitu yang
ditunjukkan oleh seberapa besar harga saham tersebut naik atau turun,
dibandingkan dengan naik atau turunnya harga-harga saham di pasar secara
keseluruhan. Jika harga sebuah saham bergerak tepat mengikuti pasar, maka
nilai beta saham tersebut adalah 1. Sebuah saham dengan beta 1,5 akan naik
harganya 15% jika indeks pasar naik 10%.
![Page 35: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/35.jpg)
E. Market Performance
Untuk melakukan penilaian terhadap kinerja suatu saham (market
performance), ban yak metode yang dapat digunakan. Salah satu contoh dari
beberapa metode konvensional yang sering digunakan untuk menghitung
market perfom1ance adalah dengan menggunakan Sharpe's measure. Sharpe's
measure tersebut dalam perhit'lngannya berdasarkan pada konsep CAPM.
Sharpe's measure dikembangkan oleh William Sharpe dan seringjuga disebut
dengan reward-to-variability ratio.
Sharpe's measure merupakan ukuran kinerja yang berdasarkan risikc
(risk-adjusted performance) dari suatu investasi, yaitu dengan membagi rata-
rata excess return sampel terhadap standar deviasi return sampel. Sharpe's
measure dirumuskan sebagai berikut:
(r;,- r1) s = ............................. (2.5) ()' p
Di mana:
r, = Return rata-rata portofolio selama periode penelitian.
r 1 = Rata-rata risk free selama periode penelitian.
a, = Standar deviasi portofolio selama periode penelitian.
Sharpe's measure membagi excess return dengan standar deviasi dari
portofolic selama periode pengukuran. Standar deviasi merupakan risiko
fluktuasi yang dihasilkan karena bernbah-ubahnya return yang dihasilkan dari
sub periode berikutnya selama selurnh periode. Dalam teori portofolio, standar
deviasi merupakan risiko total sebagai peajumlahan dari systematic risk atau
![Page 36: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/36.jpg)
market risk dan unsystematic risk. Dengan memperhitungkan risiko, maka
semakin tinggi nilai Sharpe's measure, semakin baik kinerja portofolio
tersebut, r.amun tanpa informasi lain tetap sulit bagi investor untuk
mengetahui apakah nilai Sharpe's measure 1,5 baik atau buruk. Oleh karena
itu perlu membanaingkannya dcngan portofolio lain sehingga baru d~pat
diketahui bagaimana risk- adjusted return relatif terhadap pilihan investasi
lain.
Di samping itu Sharpe's measure pada dasamya hanya menghasilkan
rm.king relatif kinerja portofolio, bukan ranking absolut, sehingga tidak dapat
dikatakan dengan pasti apakah perbedaan tersebut signifikan secara statistik
atau tidak. Oleh karena itu, sebagai benchmark akan digunakan Sharpe's·
measure dari IHSG. Dan untuk membedakan market performance antara
sektor perdagangan dan sektor properti digunakan statistik parametrik, yaitu
uj i beda dua rata-rata independent sa.npels.
F. Karakteristik Keuangan
Untuk menilai karakteristik keuangan suatu perusahaan, dapat
digunakan rasio-rasio keuangan, yaitu suatu nilai yang merupakan hasil bagi
dari dua ele:nen yang ada di laporan keuangan. Banyaknya rasio keuangan
yang dapat dibuat adalah sangat banyak, tetapi pada umumnya digunakan
beberapa rasio yang penting. Rasio-rasio tersebut dikelompok.kan ke dalam
enam kategori, yaitu liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio,
efficiency ratio, market-based ratio, dan tangibility ratios. Dalam penelitian ini
![Page 37: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/37.jpg)
tidak semua kelompok rasio tersebut digunakan untuk menganalisis. Adapun
rasio dan karakteristik keuangan yang digunakan adalah :
I. Leverage Ratio
Financial leverage atau Debt-equity ratio (DER) merupakan salah
satu rasio dalam kelompok leverage ratio. Financial leverage
menjelaskan bagaimana suatu perusahaan melakukan pembiayaan
keuangan melalui penggunaan utang (<lebt). Banyaknya utang yang
digunakan oleh perusahaan mempunyai pengaruh positif dan juga negatif
terhadap nilai perusahaan dan biaya uodal. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan me:ninta
keuntungan yang semakin tinggi. DER dapat dihitung dengan rum us:
R . Total Hu tang
Debt to Equity atw = ------Modal Sendiri
2. Market-based Ratio
Rasio yang digunakan da!am menilai pasar, di antaranya adalah
Price- Earning Ratio (PER) dan Price-Book Value (PBV) ratio. PER
merupakan rasio perbandingan antara harga pasar saham dengan laba per
lembar saham pada periode yang sama. Rasio ini merupakan salah satu
variabel yang dapat digunakan untuk menilai kewajaran harga sebuah
saham.
Pr ice Earning Ratio Harga Saham
Laba Per Saham
![Page 38: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/38.jpg)
Menurut Rodoni (2005:75) Rasio PBV dapatjuga digunakan untuk
semua jenis perusahaan kerena nilai buku dapat menjadi ukuran yang
rasional untuk menilai perusahaan dan dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan-perusahaan yang memiliki sta11dar akuntansi
yang sama dalam suatu scktor imdustri, bahkan pengukuran ini dapat
diterapkan pada perus~haan dengan pendapatan yang negatif atau bahkan
aliran kas yang negatif.
Rasio PB V dihitung de11gan membagi harga pasar per saham
dengan nilai buku perusahaan. R~sio ini menunjukkan seberapa jauh suatu .··
perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah
modal yang diinvestasikan. Semakin besar ras!o, semakin besar nilai pasar
(market value) dibandingkan nila! buku (book value).
Pr ice to Book Value Harga Saham
Nilai Buku Per Saham
G. Analisis Sekuritas
Analisis sekuritas termasuk ke dalam salah satu langkah dalam proses
investasi. Analisis sekuritas meliputi penilaian terhadap sekuritas secara
individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk ke dalam kategori
luas aset keuangan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Ada banyak
pendekatan terhadap analisis sekuritas, namun pendekatan tersebut dapat
dikategorikan ke dalam dua klasifikasi, yaitu analisis teknikal dan analisis
fundamental. Dalam bentuk yang paling sederhana, analisis teknikal meliputi
studi harga pasar saham dalam upaya meramalkan pergerakan harga masa
![Page 39: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/39.jpg)
depan untuk saharn perusahaan tertentu. Mula-mula, harga-harga masa lalu
dianalisis untuk menentukan tre11d utau pola pergerakan harga. Lalu harga
saham sekarang dianalisis untuk mengidentifikasi trend atau po la yang muncul
yang mirip dengan pola masa lalu. Pola sekarang yang cocok dengan masa
lalu diharapkan akan terulang kemba!i. Jadi dengan mengidentifikasi pola
yang m•Jncul, diharapkan dapat diramalkan dcngan tepat gerakan harga pada
masa depan untuk saham tersebut.
Dalam pengertian yang sederhana, analisis fundamental dimulai
dengan menaksir bahwa nilai sebenarnya (atau intrinsic) aset keuangan ;tu
sama dengan nilai sckarang (present value) dari semua aliran tunai yang
diharapkan diterima oleh pemi!ik aset itu. Jadi, analisis saham fundamentat'
berupaya meramalkan saat dan besarnya aliran tunai dan kemudian
mengkonversikan menjadi nilai sekarang (present value) dengan
menggunakan tingkat diskonto yang tepat. Lebih spesifik lagi, analis tidak
hanya harus memperkirakan tingkat diskonto saja, tetapi juga aliran dividen
dari suatu saham di masa depan, yang artinya meramalkan pendapatan per
lembar saham dan pembayaran dividen tunai (pay out ratio). Lebih jauh lagi,
tingkat diskonto harus diestimasi. Menurut Rodoni (2005:63) analisis
fundamental dilakukan untuk memperoleh nilai intrinsik ( intrinsic value )
suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini
(current market price).
Setelah nilai sesungguhnya (tme value) dari saham suatu pernsahaan
ditentukan, nilai tersebut dibandingkan dengan harga pasar dari saham
![Page 40: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/40.jpg)
i ... - ,,,,. ........ ,,.__.~,,·--·-·· -·-.--~·~·-~~.,,
I. fl.::. (;.y,A.t'\NUTAMA 1·
UIN SYJ\HID JAKARTA
tersebut dengan tujuan un-tu-k~m-eli~akah saham dihargai1 dengan tepat.
Saham yang memiliki true value lebih rendah dari harga pasar disebut
overvalued atau overpriced. Saham yang true value-nya lebih tinggi dari harga
pasar disebut undervalued atau underpriced.
Besamya perbedaan antara true value Jengan harga pasar juga
merupakan informasi yang penting karena keyakinan pendapat seorang analis
bahwa harga saham tertentu tidak tepat. Analis fundamental percaya bahwa
kasus kesalahan dalam penentuan harga akan dikoreksi oleh pasar pada masa
depan, artinya harga saham yang undervalued akan mengalami kenaikan nilai
(appreciatioa) yang luar biasa, sedangkan harga saham yang overvalued akan
mengalami penurunan nilai (depreciation) yang luar biasa.
Analisis fundamental memberikan perhatian terhadap kinerja masa lalu
(historical petformance) dari ekonomi, industri, dan perusahaan. Analisis
fundamental merupakan metode penilaian harga saham yang menggunakan
financial analysis, dan economic analysis, untuk memperkirakan pergerakan
harga saham. Informasi fundamental yang digunakan untuk dianalisis meliputi
laporan-laporan keuangan perusahaan, dan informasi non-financial seperti
perkiraan pertumbuhan permintaan produk-produk yang bersaing,
perbandingan industri, analisis terhadap pengaruh perubahan peraturan
(regu/asi) dan perubahan demografi, serta perubahan ekonomi secara luas. Hal
ini umumnya berbeda sekali dengan analisis teknikal yang menganalisis
pergerakan harga sekuritas tanpa mengacu kepada faktor-faktor di luar pasar
itu sendiri.
![Page 41: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/41.jpg)
Teori dasar dari analisis fundamental ini adalah bahwa untuk memperoleh
keunrungan (make money) dalam jangka panjang, seorang investor harus fokus
kepada perusahaan itu sendiri, bukan kepada pergerakan harga saham.
Langkah-langkah yang diambil dalam melakukan analisis fundamental pada
umumnya meliputi :
l. Analisis terhadap situasi makro-ekonomi, biasanya meliputi
indikatorindikator ekonomi secara nasional maupun intemasional, seperti
tingkat pertumbuhan gross domestic product (GDP), inflasi, tingkat suku
bunga, nilai tukar mata uang, produktivitas, dan harga energi atau bahan
bakar minyak (BBM).
2. Analisis terhadap industri yang meliputi total sales, tingkat harga,
pcngaruh persaingan produk, kompetisi di luar negeri, dan keluar
masuknya competitor dalam industri.
3. Analisis perusahaan secara individual yang meliputi unit penjualan, harga,
produk baru, keuntungan, dan kemungkinan untuk melalukan utang dan
ekuitas baru.
Oalam ha! menilai market performance suatu saham, penelitirm ini
mengaitkannya dengan informasi yang berasal dari eksternal berupa
pergerakan IHSG dan internal pe1 usahaan berupa karakteristik keuangan.
Karakteristik k~uangan tersebut berupa rasio-rasio keuangan yang bersumber
pada laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian, analisis yang
![Page 42: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/42.jpg)
digenakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatar. analisis
fundamental.
H. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Perumusan Hipotesis
Saham-saham perusahaan yang digunakan da!am penelitian ini, yaitu
yang bergerak di sektor perdagangan dan properti, pasti memiliki karakteristik
yang tertentu, yang mungkin relatif sama atau sangat berbeda. Karakteristik
karakteristik tersebut di antaranya meliputi return dan risiko, yang keduanya
merupakan komponen pengukur market performance. Pakpahan (2002) seperi
yang dikutip Namora (2006) meneliti profit risiko saharn pada berbagai sektor
industri, dan menyimpulkan bahwa sektoraneka industri dan perdagangan
memiliki risiko yang paling kecil dibandingkan sektor-sektor lainnya.
Sedangkan sektor properti merupakan sektor yang memiliki risiko terbesar
dibandingkan sektor-sektor lainnya. Dalarn pengukuran market performance
yang berdasarkan risiko (riskadjusted performace), semakin kecil risiko maka
semakin besar market performance tersebut dengan asumsi nilai return yang
tetap, dan demikian pula sebaliknya. Walaupun hasil penelitian Pakpahan
(2002) menunjukkan volatilitas return saham sektor properti lebih besar
daripada sektor perdagangan, namun Sharpe's measure kedua sektor tersebut
perlu diuji, mengingat nilai Sharpe's measure bukan terdiri dari volatilitas
return saja, melainkan terdapat excess return.
![Page 43: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/43.jpg)
Mer.gacu pada uraian-uraian di atas, maka dapat disusur. suatu
hipotesis bahwa sektor perdagangan memiliki Sharpe's measure yang berbeda
dibandingkan sektor properti.
Hipotesis satu : Sharpe's measure sektor perdagangan berbeda dibandingkan
Sharpe's measure sektor properti.
I. Perbedaan Karekteristik Keuangan
Dalam CAPM, required return tergantung hanya pada risiko yang
tidak terdiversifikasi (nondiversifiable risk) dari sebuah investasi.
Nondiversifiable risk yang ditanggung oleh pemegang saham dapat dibagi
me1tjadi dua bagian. Bagian utama dari nond1versifiable risk sering disebut
sebagai risiko bisnis (business risk) atau risiko operasi (operating risk).
Sedangkan bagian kedua dari nondiversifiab!e risk ada!ah risiko keuangan
(financial risk). Business risk merupakan risiko yang paling mendasar
dalam melakukan bisnis, tanpa terpengaruh pada bagaimana cara
perusahaan mengatur keuangannya. Business risk bersumber pada
bagaimana perusahaan melakukan operasi bisnisnya. Da!am beberapa
kasus, perusahaan tidak dapat mengontro! business risk yang mereka
mi!iki, karena business risk se!ain ditentukan oleh operating risk juga
dipengaruhi oleh karakteristik industri.
Operating risk yang terjadi pada industri yang berkarakteristik
defensive industfY, bisa jadi berbeda dengan operating risk pada cyclical
![Page 44: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/44.jpg)
industry. Defensive industry, dengan salah satu contoh produknya berupa
makanan, merupakan industri yang sedikit sekali dipengaruhi ol:!h faktor
resesi dan kesulitan ekonomi (economic adversity). Sedangkan cyclical
industry sangat terpengaruh oleh kondisi perekonomian, karena produk
yang diha:.ilkan berupa barang yang umur pemakaiannya dapat bertahan
lama, misalnya kendaraan dan peralatan rumah tangga. Pada saat kondisi
perekonomian bagus, penjualan produk tersebut dapat meningkat beberapa
kali lipat. Sedangkan pada masa kernlitan ekonomi, biasanya pelanggan
menunda pembeliannya, karena masih dapat menggunakan barang yang
lama sebagai pengganti.Financial risk bersumber pada bagaimana
perusahaan mengatur keuruigannya, yang tercermin pada struktur modal
(capital structure) yang dimiliki.
Struktur modal mengandung pengertian pada bagaimana cara
perusahaan melakukan pengaturan keuangan melalui kombinasi dari
penggunaan utang dan ekuitas. Karakteristik keuangan yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu PER, DER, dan PBV merupakan rasio-rasio
yang nilainya tergantung pada risiko yang dihadapi oleh sektor
perdagangan dan sektor properti. Risiko yang dimaksud adalah systematic
risk (nondiversifiable risk) dan unsystematic risk (diversiable risk).
Sektor perdagangan dan sektor properti merupakan dua sektor
industri yang berbeda dalam ha! domain bisnisnya termasuk risiko yang
dimilikinya. Sehingga dari uraian tentang risiko di atas maka dapat
disusun hipotesis sebagai berikut:
![Page 45: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/45.jpg)
Hipotesis dua : Sektor perdagangan memiliki DER yang berbeda dengan
sektor properti.
Dengan memperhatikan pada produk yang dihasilkannya,
perusahaan-perusahaan yang termasu~ ke dalam sektor pre>perti pada
umumnya dapat dikategorikan ke dalam cyclical industry. Akibatnya
sektor properti sangat peka terhadap faktor perekonomian, di mana suatu
saat penjualan produk properti akan tinggi, dan di waktu yang lain
penjualan produknya akan mcnurun dipcngaruhi kondisi pcrekonomian.
Sektor perdagangan terdiri dari berbagai industri yang berbeda, dan
menghasilkan produk yang berbeda-beda pula, misalnya produk barang
tekstil, sepatu dan otomotif serta komponennya.
Dengan demikian pada sektor tersebut ada beberapa perusahaan
yang termasuk ke dalam cyclical industy, dan ada pula yang termasuk ke
dalam defensive industry. Sehingga dapat dikatakan bahwa sektor
perdagangan dan sektor properti memiliki kepekaan yang berbeda.
Perbedaan kepekaan sektor perdagangan dihandingkan sektor properti
akan mengakibatkan perbedaan laba antara kedua sektor industri tersebut.
Harga suatu saham ditentukan arus kas yang diharapkan untuk waktu
mendatang. Analis saham akan memprediksi perbedaan arus kas yang
diharapkan berkaitan dengan perbedaan sektor industri. Sehingga dari
uraian-uraian di atas dapat susun hipotesis sebagai berikut :
![Page 46: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/46.jpg)
Hipotesis tiga · Sektor perdagangan memiliki PER yang berbeda
dengan sektor properti.
Hipotesis empat : Sektor perdagangan memiliki PBV yang berbeda
dengan SEktor properti.
2. Pengaruh leverage terhadap Shape's measure
Leverage merupakan financial risk yang dapat memberikan
pengaruh kepada besarnya required return suatu saham dan ni!Bi
perusahaan. Penggunaan i1tang akan meningkatkan nilai pcrusa'.caan
karena sifat dari biaya bunga yang berfungsi sebagai biaya untuk
mengurangi pajak (tax shield). Namun jika kewajiban membayar bungil ·
tidak terpenuhi maka perusahaan akan terancam kondisi keuangannya
(financial distress) yang pada akhirnya dapat menyebabkan kebangkrutan.
Kondisi keuangan perusahaan yang terancam bangkrut cenderung
akan menutupi keuntungan dari penggunaan utang (static trade-off theory).
Kondisi financial distress dapat mengurangi laba perusahaan sebagai
akibat dari besarnya kewajiban bunga yang harus dibayarkan kepada
pemegang bond. Dalam hal terjadinya kemungkinan bangkrut berkaitan
dengan jumlah utang yang besar mempunyai dampak negatifterhadap nilai
perusahaan.
Hubungannya dengan excess return, leverage bermanfaat dalam
bentuk tax shield sehingga dapat menaikkan excess return. Namun jika
leverage makin tinggi, maka manfaat tax shield dikalahkan oleh financial
![Page 47: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/47.jpg)
distress dan bankcruptcy cost sehingga dapat menurunkan excess return.
Penggunaan leverage akan menaikkan risiko perusahaan sehingga akan
menaikkan devia'i standar dari return, yang berarti akan menurunkan
Sharpe's measure. Dengan demikian leverage mempunyai pengaruh
tambahan (acljusted effe~t), yaitu pengaruh positif atau negatif terhadap
Sharpe's measure. Sehingga dapat disusun hipotesis sehagai berikut:
Hipotesis lima : Leverage mempunyai pengaruh terhadap Sharpe's
measure.
3. Pengaruh PER dan PBV terhadap Sharpe's measure
Pendekatan yang biasa digunakan dalarn memilih saham adalah
pendekatan yang menggolongkan suatu saham sebagai growth stock atau
value stock. Saham-saham yang tergolong ke dalam growth stock.,
umumnya diharapkan mempunyai pertumbuhan nilai (harga) dan
keuntungan ysng !ebih tinggi dibandingkan saham lain.
Investor berharap agar growth stock mempunyai kinerja yang
bagus di masa mendatang, sehingga investor bersedia untuk membayar
beberapa kali lipat untuk itu. Contoh saham yang tergolong growth stock
saat ini di antaranya Microsoft, Cisco System dan Intel. Perusahaan yang
termasuk growth stock, umumnya tidak membagikan dividen, karena
perusahaan memilih untuk menggunakan laba yang ditahan (retained
earning) dalam investasi kapital.
![Page 48: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/48.jpg)
Value stock umumnya mempunyai harga yang lebih rendah
dibandingkan saham-saham yang sejenis dalam industri yang sam11. Harga
yang lebih rendah tersebut merefleksikan reaksi investor terhadap
permasalahan-pennasalahan yang dihadapi perusahaan, seperti earning
yang mengecewakan, image negatif atau permasalahan h•Jkum yang
sedang dihadapi, yang semuanya itu berakibat diragukannya prospek
perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan yang masih baru dan
relatif belum diker.al oleh investor, termasuk ke dalam kelompok value
stock.
Ukuran utama yang biasanya digunakan :nendefinisikan growth
stock dan value stock adalah PER dan PBV. Growth stock umumnya·
memiliki PER dan PBV yang tinggi, yang artinya harga saham tersebut
relatif lebih tinggi dibandingkan nilai net asset perusahaan. Sebaliknya,
value stock mempunyai PER dan PBV yang rendah. Hubungannya dengan
harga saham, investor growth stock mempunyai risiko kerugian yang lebih
besar dibandingkan investor. value stock. Risiko ini dikarenakan harga
saham tersebut tinggi, dan dapat turun dengan tajam sehingga
menyebabkan kerugian yang besar.
Dari uraian di atas, yaitu tentang growth stock dan value stock,
maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis enam: PER mempunyai pengaruh terhadap Sharpe's measure.
Hipotesis tujuh: PBV mempunyai pengaruh terhadap Sharpe's measure.
![Page 49: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/49.jpg)
i. Pcnelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Namora (2006) tentang
"Perbandingan Market Performance dan Karakteristik Keuangan
Perusahaan Sektor Aneka Industri dengan Sektnr ProperJi-Rea/ Estat"
dengan periode penelitian satu tahun yaitu dari April 2005 - maret 2006
dengan hasi! menunjukan bahwa rata-rata Sharpe's Measure untuk sektor
aneka industri yaitu -0,271816 relatif berbeda dengan rata-rata Sahrpe's
Measure untuk sektor properti yaitu -0,218668 yang artinya rata-rata Sharpe's
Measure aneka industri lebih kccil dibandingkan dengan rata-rata Sharpe's
Measure properti, tetapi setelah di uji beda dua rata-rata independent sampels
maka diperoleh basil t-hitung untuk Sharpe's Measure dengan equal variance
asummed adalah -0,926 dengan nilai -p 0,359 oleh karena itu nilai-p untuk uji
dua sisi 0,359>0,05, maka kedua rata-rata populasi adalah identik artinya
sektor aneka industri mempunyai rata-rata sama dengan sektor properti. dan
selanjutnya pengujian terhadap karakteristik keuangan (PER,PBV dan DER)
dari hasil pengujian dua rata-rata independent sampels diperoleh bahwa semua
variabel yang dijui (PER, DER dan PBV) mempunyai rata-rata yang sama
antara sektor aneka industri dengan sell:or properti. Dan juga penelitian
Namora menunjukan bahwa Variabel PER,PBV dan DER secara bersama
sama maupun parsial tidak dapat menjelaskan Sharpe's Measure.
Njo Anastasia, dkk (2003) melakukan penelitian tentang "Analisis
Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti
![Page 50: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/50.jpg)
Di BEf' Dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa nilai F hitung lebih besar
dari nilai F tabel berarti masing-masing variabel i:Jebas
(ROA,ROE,PBV,DER,r) dan risiko sistematik secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap harga saham dengan Adjusted I<. Square 0,224 yang
artinya h:mya mampu menjelaskan 24,4% pola pergerakan harga saham
kelompok properti. Namun secara parsial dengan uji - t hanya book value
yang berpengaruh secara signifikan pada level 5 %, sedangkan variabel bebas
lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham properti.
Silvia Anggraeni dan Tc:o Sugiharto (2004) dalam penellciannya
tentang "Analisis Z Skor Untuk Penilaian Kinetja Keuangan Ser/a
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Perdagangan Di BEf' ·
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan
perdagangan dengan menggunakan analisis Z skor periode tahun 2001-2003
serta untuk mengctahui apakah kinerja keuangan menggunakan analisis Z skor
tersebut berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perdagangan, Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan penghitungan z skor
dibandingkan dengan standar yang ada untuk tahun 200 I diprediksi ada I 0
unit perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan yang sehat dan 6 unit
perusahaan diprediksi akan mengalami kebangkrutan sedangkan 4 unit
perusahaan lainnya mempunyai kinerja keuangan kurang sehat. Untuk tahun
2002 diprediksi ada & unit perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan
yang sehat dan 7 unit perusahaan diprediksi akan mengalami kebangkrutan
sedangkan 5 unit perusahaan lainnya mempunyai kinerja keuangan kurang
![Page 51: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/51.jpg)
sehat; sedangkan untuk tahun2003, diprediksi ada 7 unit perusahaan yang
mempunyai kinerja keuang2n yang sehat dan 7 unit perusahaan diprediksi
akan mengalami kebangkrutan sedangkan 6 unit perusahaan lainnya
mempunyai kinerja keuangan kurang sehat. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa kir.erja keuangan dengan menggunakan analisis z skor
tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perdagangan untuk tahun
2001-2003.
Ibnu Khazar melakukan penelitian tenlang "Ana/isis Pengaruh
Karakteristik Keuangan Terhadap Kinerja Berbasis Pasar Serta
Perbandingan Kine1fa Berbasis Pasar Pada Industri Mam!faktur Domestik.
Dan Multinasional Terbuka Di I.'ldonesia" Penelitian ini mempelajari
pengaruh karakteristik keuangan (assets turnover, divident payout ratio,
income ratio, leverage, net income margin, operating efficiency, price earning
ratio, return on assets dan return on equity) terhadap kinerja berbasis pasar
(market-based performance), secara sendiri-sendiri maupun secara bersama
sama. Selain itu, penelitian ini juga mempelajari adanya perbedaan kinerja
berbasis pasar antara industri manufaktur multinational (MNCs) dengan
industri manufaktur domestik (DMCs) yang go-public di Indonesia.
Pengukuran kinerja perusahaan menggunakan pendekatan harga saham,
sehingga disebut dengan kinerja berbasis pasar (market-based performance).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa karakteristik keuangan (assets
turnover, divident payout ratio, income ratio, leverage, net income margin,
operating efficiency, price earning ratio, return on assets dan return on equity)
![Page 52: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/52.jpg)
secara bersama-sama mempunyai pengaruh positip yang signifikan terhadap
kinerja berbasis pasar. Akan tetapi sete!ah me!a!u! uji parsia! menunjukkan
dari 9 rasio keuangan yang merupakan cerminan karakteristik keuangan,
terdapat dua rasio keuangan yang tidak secara signifikan berpengaruh pada
kinerja berbasis pasar yaitu divident payout ratio dan income ratio, dua rasio
ini lebih banyak merupakan kibijakan manajemen. Semakin baik karakteristik
keuangan, maka semakin baik kineija berbasis pasar. Dari sembilan rasio
keuangan net income margin merupakan variabe! yang mempunyai pengaruh
dominan terhatlap kinerja berbasis pasar, artinya hipotesis 2 ditolak, karena
divident payout ratio merupakan kibijakan manajemen dan bukan cerminan
kinerja. Hasir pengujian atas hipotesis 3 mengkonfirmasikan bahwa kinerja
berbasis pasar industri manufaktur multinational (MNCs) adalah lebih baik
j ika di band ingkan dengan kinerja berbasis pasar industri manufaktur domestik
(DMCs).
![Page 53: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/53.jpg)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingknp Penelitia:1
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, di mana
pendekatan ini lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk
mendapatkan penaksiran kuantitatif yang kuat. Penelitian ini dilakukan pada
perusahaan sektor perd&gang m dan sektor properti yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dengan jangka waktu penclitian dari Desember 2004 sampai
dengan Desember 2007.
Penelitian tahap pertama menggunakan metode yang bersifat
komparatif; artinya membandingkan market performance dan karakteristik
keuangan pada dua sektor saham, yaitu saham sektor perdagangan dan saham
properti. Penelitian tahap kedua menggunakan metode inferensial untuk
menunjukkan pengaruh karakteristik keuangan terhadap market performance.
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penentuan sampel pada penelitian ini digunakan metode
stratified sampling. Penelitian ini menggunakan populasi berupa saham-saham
di BEi yang tergolong ke dalam sektor perdagangan dan properti. Dari
populasi tersebut selanjutnya diambil bebcrapa sampel. Sampel yang
![Page 54: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/54.jpg)
digunakan dalam penelitian ini adalah saliam-saham (perusahaan) yang
memenuhi kriteria sebagai berikut :
I. Perusahaan-perusahaan tersebut terdaftar di BE! dan termasuk ke dalam
kelompok saham perdagangan atau prop~rti.
2. Perusahaan sampel memiliki laporan keuangan yang lengkap selama
periode pengamatan.
3. Perusahaan sampel mempunyai kelengkapan data perdagangan selama
periode pengamatan.
C. Metode Pengumpu!an Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ciata sakunder,
yaitu data yang telah disediakan olch pihak ketiga, dalam arti tidak berasal
dari sumber langsung. Data yang diperoleh berasal dari berbagai sumber,
dan merupakan data cross sectional yaitu data sejumlah saham yang
termasuk ke dalam dua sektor saham, selama satu periode penelitian .
Sebagian besar data yang · digunakan didapatkan dari Bursa Efek
Indonesia. Data tersebut adalah harga penutupan saham, IHSG dan
dividen. Data lainnya yaitu data suku bunga bebas risiko (risk-free rate),
didapatkan dari tingkat suku bunga sertifikat bank Indonesia (SB!) yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia. Sedangkan data yang berhubungan
dengan karakteristik keuangan, yaitu data yang berupa rasio-rasio
keuangan (DER, PER, PBV) untuk kedua sektor saham tersebut,
![Page 55: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/55.jpg)
didapatkan dari lDX (Indonesia Stock Exchange) Statistic yang
diterbitkan BEi.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data bulanan. Data
diambil dari periode per 31 Desember 2004 - Desember 2007 adalah data
yang cigunakan untuk menghitung market perfonnance (Sha1Je's
measure), yaitu harga saham, dividen, dan tingkat suku bunga SB!, dan
juga data karakteristik keuangan yang berupa rasio DER, PER, dan PBV .
Selain itu, untuk mendukung analisis hasil penelitian maka dibutuhkan
penelitian kepustakaan (library research), penelitian kepustakflan ini berupa
data yang diambil dari beberapa literatur seperti buku-buku, jumai, majalah,
makalah, dan modul yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.
D. Metode Analisis
Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitn penelitian tahap pertama
membandingkan market performance dan karakteristik keuangan antara sektor
perdagangan dengan sektor properti. Penelitian tahap kedua adalah pengujian
pengaruh karakteristik keuangan terhadap market performance.
I. Statistik Uji Beda Dua Rata-rata untuk Independent Sampels
Untuk membandingkan market performance kedua kelompok
saham, yaitu kelompok perdagangan dan kelompok properti, dilakukan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Dilakukan perhitungan Sharpe's measure pada setiap saham;
![Page 56: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/56.jpg)
b. Dilakukan uji statistik, yaitu uji rata-rata clua sampel independen (t-
test),
c. Dari hasil uji statistik tersebut, selanjutnya diambil kesimpulan tentang
market performance kedua kelompok saham tersebut.
Dalam uji rata-rata dua sampel independen (t-tesi), digunakan rumus:
I ......................... (3.1)
Dimana:
s = )s,'(n, -1)+s,'(n2 -1) n1 +n2 -2
......................... (3.2)
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang berarti dari dua rata-rata
Sharpe's measure rnaka digunakan hipotesis sebagai berikut:
2. Pengaruh Karakteristik Keuangan terhadap Market Performance
Untuk menguji pengaruh karakteristik keuangan terhadap market
performance, dilakukan regresi tinier berganda di mana variabel terikatnya
adalah market performance, sedangkan variabel bebasnya adalah
karakteristik keuangan. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel terikat (market
performance) dengan variabel bebas (DER, PER dan PBV).
![Page 57: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/57.jpg)
Nilai Sharpe's measure sangat bervariasi antara satu kelas sekuritas
dengan kelas sekuritas yang lain, mi;,alnya antara saham dan obligasi.
Sekuritas-sekuritas di dalam satu kelaspun sangat bervariasi antara satu
dengan yang lain, misalnya antara satu saham dengan saham yang lain.
Oleh karena itu kinerja sah&m yang diukur denga'.1 Sharpe's measure
sering diranking untuk membedakan kinerja saham yang satu dengan yang
lain.
Dalam penelitian ini, regresi dilakukan pacla kedua sektor saham
dengan model regresi sebagai berikut:
Sharpe;= a+ /J,PER; + /J,PBV; + /J,DER; + e;
Dimana:
a = Intercept
P1 = Keofisien variabel PER
P2 = Koefisien variabel PBV
p3 = Koefisien variabel DER
e; = Faktor pengganggu yang nilainya kecil
= Saham i
........................... (3.3)
Analisis regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui besamya
koefisien regresi masing-masing variabel. Koefisien regresi ini
menunjukkan sensitivitas variable terikat, dalam ha! ini Sharpe's measure
masing-masing sektor saham, terhadap perubahan masing-masing variabel
bebas yang terdiri dari PER, PBV dan DER.
![Page 58: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/58.jpg)
Variabel terikat (Sharpe's measi•re) akan men!ngkat atau menurun
sebesar p, unit jika variabel PER meningkat atau menurun sebesar satu
unit. Hal yang sama akan terjadi jika variabel bebas lainnya meningkat
atau menurun satu unit, maka variabel terikat akan meningkat atau
menurun sebesar koefisien regresi variabel yang bersangkutan.
3. Uji Signifikansi
Uji signifikansi keseluruhan variabel secara serentak ditunjukkan
oleh bilangan F (Ftest). Sedangkan uji signifikansi terhadap kontribusi
masing-ma~ing variabel terikat ditunjukkan oleh besamya bilangan t (t
test).
a. Uji Kecukupan Model
Dalam uji kecukupan model ini (uji F), dipergunakan hipotesis
sebagai berikut :
Ho : p I = fo = p3 = 0, artinya semua variabel bebas secara simultan
tidak berpengaruh terhadap market performance.
Ha Ho tidak benar, artinya tidak semua variabel bebas secara
simultan tidak berpengaruh terhadap market performance.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan F-hitung dengan
F-tabel. Jika F-hitung lebih besar dari F-tabel, maka Ho ditolak dan
berarti pada tingkat kepercayaan tertentu ( dalam penelitian ini
digunakan tingkat kepercayaan dengan a = 0,05) variabel bebas secara
simultan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap market
performance.
![Page 59: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/59.jpg)
Adapun F-hitung dapat dicari dengan rumus :
R 2 /(k-- l) ........................... (3.4)
(1-R')/(n-k)
Keterangan :
R2 Koefo.ien detenninasi
n = Jtimlah variabel bebas
k = Jumlah sampel
Berdasarkan rumus (3.4) jelaslah bahwa uji kecukupan model juga
merupakan uji koefisien determinasi.
b. Uji Koefisien Regresi
Uji koefisien regresi (uji t) mengasumsikan bahwa pada saat
dilakukan pengujian suatu variabel bebas, tidak terjadi perubahan pada
variabel bebas lainnya. Di dalam uji t digunakan hipotesis sebagai
berikut:
Di mana H0 menunjukkan hipotesis nol, sedangkan Ha
menunjukkan hipotesis altematif; ~i menunjukkan koefisien variabel
bebas ke-i. Di dalam hipotesis nol, besarnya koefisien regresi
dinyatakan no! yang berarti tidak a<la hubungan yang signifikan antara
variabel bebas ke-i dengan variabel terikatnya. Bilangan t atau disebut
t-hitung dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
![Page 60: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/60.jpg)
_/3; () fh11u11g - Sep
1
.................................. '.''' 3.5
Dirnana:
{J; = Koefisien regresi variabel bebas ke-i
fJ = Nilai hipotesis nol
Sep, = Standar erroc variabel behas ke-i
Jika t-hitung lebih besar dari (aJ2 atau t-hitung lebih kecil dari
lw2 rnaka pada tingkat kepercayaan tertentu (a) Ho ditolak, yang
berarti variabel bebas yang diuji mempunyai pengaruh nyata terhadap
variabel terikat.
E. Operasionalisasl Variabel-variabel Penelitian
Untuk memudahkan pengertian dan menghindari kesalahan persepsi
dari masing-rnasing variabel penelitian, maka periu didefinisikan variabei-
variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini disertai cara pengukurannya.
Berikut ini dijelaskan definisi dari masing-masing variabel penelitian disertai
cara pengukurannya :
I. Debt-Equity Ratio (DER) merupakan variabel yang merupakan proxy dari
leverage, yang dihitung dari total debt dibagi ekuitas pada periode yang
sama.
2. Price-Earning Ratio (PER) merupakan rasio perbandingan antara harga
pqsar suatu saham dengan laba per lembar saham pada periode yang sama.
![Page 61: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/61.jpg)
3. Price-Book Value (PBV) ratio dihitung dengan membagi harga pasar per
saharn dengan nilai buku per saham pada periode yang sama.
4. Sharpe's Measure didapatkan dengan membagi rata-rata excess return
saharn terhadap standar deviasi return saham, dengan menggunakan
persamaan (2.5).
Dalam penelitian ini, market performance suatu saham dihitung
dengan menggunakan Sharpe's m<!asure. Meskipun banyak terdapat metode
yang digunakan dalam menghitung market performance, dalam penelitian ini
digunakan Sharpe's me.:.sure, seperti yang dirumuskan dalam rumus (2.5).
Untuk menghitung Sharpe's measure dilakukan !angkah-langkah
pengerjaan sebagai herikut :
1. Menghitung return saham yang diperoleh dengan menggunakan rumus
(2.1).
2. Menghitung return rata-rata saham, yaitu dengan metode perhitungan
ratarata geometrik menggunakan rumus (2.3).
3. Menghitung rata-rata risk-free rate, dalam hal ini suku bunga bulanan SBI
satu bulan selama tahun 2005 dengan menggunakan metode rata-rata
geometrik yaitu dengan rumus (2.3).
4. Menghitung excess return sah:im, yaitu dengan mengurangi return rata-rata
saham dengan rata-rata risk-free rate.
5. Menghitung standar deviasi return saham.
6. Membagi excess return saham dengan standar deviasi saham, sehingga
diperoleh nilai Sharpe's measure.
![Page 62: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/62.jpg)
Perhitungan tersebut diterapkan secara individual pada setiap saham di
dala'l1 sampel, baik yang tergolong ke dalam sektor perdagangan maupun
sektor properti. Sehingga pada akhimya diperoleh data cross sectional.
![Page 63: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/63.jpg)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Um um Objek Penelitian
l. Sejarah PT. Bursa Efek lndoaesia
Bursa Efek Indonesia (BE[) atau Indonesia Stock Exchange (/DX))
adalah sebuah Pasar Saham yang merupakan basil penggabungan Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya {BES), di mana Bursa
Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta Perusahaan basil
penggabungan usaha ini memulai operasinya pada I Desember 2007.
Keanggotaan dan Partisipan dan sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEi) menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated
Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual
yang digunakan sebelumnya Sistem JA TS ini sendiri direncanakan akan
digantikan sistem yang baru.
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang
diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal
mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
![Page 64: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/64.jpg)
seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah
kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi
yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana
mestinya.
Dengan perkembangan bursa Efek di Batavia, puda tanggal 11 januari
1925 di buka busa Efek Surabaya, kemudian di susul dengan pembukaan
bursa efek di Semarang pada tanggal l Agustus 1925. Sayang sckali,
aktifitas pasar modal di Indonesia terpaksa selumhnya terhenti akibat
terjadinya perang dunia ke dua. Sejak tahun 1956 pemerintah telah
mencoba !.mtuk mengaktifkan kembali pasar modal sebagai sarana
pembiayaan ekonomi. Pada awalnya,pemerintah mendorong pertumbuhan
pasar modal melalui pemerintah fasilitas perpajakan, baik kepada
pemsahaan-perusahaan yang go public maupun para investor serta
lembaga-lembaga penunjang yang terkait tennasuk broker dan dealer.
Fasilitas perpajakan kemudian di hapuskan setelah diberlakukan
peraturan perpajakan baru pada tahun 1983, sedangkan pajak penghasil
atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya di tunda
pemungutannya. Keadaan ini sudah tentu mengakibatkan iklim investasi di
pasar modal kurang menarik. Oleh karena itu kemudian pemerintah
berusaha mendorong kembali pertumbuhan pasar modal dengan
mengeluarkan paket-paket deregulasi, sepe1ti paket Desember 1987, paket
oktober 1988, dan paket desember 1988. Salah satu isi paket tersebut yang
teepenting adalah dinaikannya pajak pengahasilan atas bunga deposito dan
![Page 65: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/65.jpg)
tabungan berjangka lainnya sebcsar 15% final. Kebijaksanaan pengenaan
pajak final atas tabungan dimaksud ternyata berdampak sangat positif
tehadap pasar modal, karena pendapatan masyarakat pemodal menjadi
berkurang, sehingga mereka ce11derung mencari alternative lain dalam
menginvestasikm uangnya.
Tidak sampai tahun 1977, bursa saham kembali di buka dan ditangani
oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), institusi di bawah
Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar
saham pun mulai r•eningkat dengan perkembangan pada tahun 1990. pada
tahun 1991, bursa sahan yang dinais di asia. Swastanisasi bursa saham
menjadi PT. Bursa Efek Jakarta ini mengakibatkan beralihnya fungsi
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
Pada tanggal 13 juli 1992, Bursa Efek Jakarta (BEJ) diswastakan dan
mulai menjalankan pasar saham di Indonesia, sebuah awal pertumbuhan
baru setelah terhenti sejak didirikan pad awal abad ke 19. Tahun 1995
adalah Bursa Efek Jakarta meluncur Jakarta Automated Trading System
(JA TS), sebuah sistem perdagangan otomasi. Sistem baru ini dapat
memfasilitasi perdagangan saham dengan prekuensi yang lebih menjamin
kegiatan pasar yang Fair dan transparan disbanding sitem perdagangan
annual.
Tahun 2002 Bursa Efek Jakarta juga mulai menerapkan perdagangan
jarak jauh (remote trading), sebagi upaya meningkatkan akses pasar,
efisiensi pasar, kecepatan dan Frekuensi perdagangan.
![Page 66: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/66.jpg)
2. Indeks Bursa Efek Indouesia (BE[)
Dalam rangka memberikan informasi yang lengkap tentang
perkembangan bursa kepada publik, BEi telah menyebarkan data
pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu
indikator pergerakan ha~ga saham tersebut adalah indeks harga saham.
Saat ini, BE! mempunyai 4 macam indeks saham:
a. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen
kalkulasi indeks.
b. Indeks LQd5, menggunakan 45 saham terpilih sctelarnnelalui beberapa
tahapan seleksi.
c. Indeks Individual, yar.g merupakan indeks untuk masiag-masing
saham didasarkan harga dasar.
d. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap
sektor.
IHSG, Indeks Sektoral dan Indeks LQ45 menggunakan metode
perhitungan yang sama, yang membedakannya hanya jumlah saham yang
digunakan sebagai komponen dalam perhitungannya.
a. Indeks Harga Saham Gabuugan (IHSG)
Pada tanggal I April 1983, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
diperkenalkan untuk pertama kalinya sebagai indikator pergerakan
harga saham di BEi. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh
saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BE!. Hari dasar untuk
perhitungan IHSG adalah 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut,
![Page 67: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/67.jpg)
indeks ditetapkan dengan nilai dasar I 00 dan saham tercatat pada saat
itu berjulah 13 saham.
Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah nilai pasar dari total saham
yang tercatat pada tanggal I 0 Agusrus 1982. Juml<!h nilai pasar adalah
total perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang
berada dalam program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari
tersebut.
Formula perhitungan adalah sebagai berikut:
11-ISG = 2: (Harga Penutupan di Pasar Reguler x Jumlah Saham) x 100
Nilai Dasar
Perhitungan indeks dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan
perdagangan setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan
perhitungan IHSG dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam
beberapa menit, ha! ini dapat dilakukan setelah system perdagangan
otomasi diimplementasikan dengan baik.
u. Indeks LQ45
Indeks ini terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui
beberapa kriteria sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang
mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan
kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut.
Kriteria pemilihan saham indeks LQ45:
![Page 68: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/68.jpg)
Untuk masuk dalam pemilihan tersebut, sebuah saham hams
memenuhi kriteria tertentu dan lolos dari seleksi utama sebagai
berikut:
I. Masuk dalam top 60 dari total transaksi saham di pasar reguler
(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Masuk dalam ranking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi ]
pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).
3. Telah tercatat di BE! sekurang-kurangnya 3 bulan
4. Kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan
frekuensi danjumlah transaksi di pasar reguler.
c. Jakarta Islamic Index (Jll)
Dalam rangka mengakomodir investor yang tertarik berinvestasi,
BEJ dan Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan
sebuah indeks yang didasarkan pada Syariah Islam, dikenal dengan
nama Jakarta Islamic Index (JII).
d. Indeks Sektoral
lndeks Sektoral merupakan bagian dari ffISG. Semua perusahaan
yang tercatat di BEi diklasifikasikan ke dalam 9 sektor yang
didasarkan pada klasifikasi industri yang ditetapkan oleh NEJ yang
disebut JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial Classification).
Kesembilan sektor tersebut adalah:
Sektor Utama (industri yang menghasilkan bahan-bahan baku)
Sektor I, Pertanian
![Page 69: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/69.jpg)
Sektor 2, Pertambangan
Sektor Kedua (Industri Pengoluhan atau Manufaktur)
Sektor 3, lndustri Dasar dan Kimia
Sektor 4, Aneka Industri
Sektor 5, lndustri Barang Konsumsi
Sektor Ketiga (Jasa)
Sektor 6, Properti dan Real Estat
Sektor 7, Transportasi dan infrastruktur
Sektor ~, Keuangan
Sektor 9, Perdagangan, Jasa dan Investasi
Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 Janurai 1996 dengan
nilai dasar 100 untuk setiap sektor dan menggunakan hari dasar 28
Desember 1995. Disamping kesembilan sektor tersebut, BE!
menghitung indeks industri manufaktur atau pengolahan yang
merepresentasikan kumpulan saham yang diklasifikasi kedalam sektor
3, sektor 4, dan sektor 5.
Perkembangan ekonomi yang meningkat setelah periode krisis,
disertai kondisi politik dan keamanan yang semakin membaik
merupakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan industri
properti. Membaiknya kondisi ekonomi tersebut tercermin pula dari
indikator makro ekonomi seperti inflasi dan suku bunga yang lebih
rendah serta nilai tukar yang relatif lebih stabil dibandingkan pada
periode krisis tahun 1998. Pertumbuhan ekonomi juga mengalami
![Page 70: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/70.jpg)
perkembangan yang terns meningkat setelah pada tahun 1998
mengalami pertumbuhan negatif secara mendalam.
Namun demikian diakui bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut
relatif m'.lsih lamban dan proses pemulihan (recovery) ekonomi
Indonesia sejak hi sis I 0 tahun yang lalu masih be I urn normal kembali
sebagaimana periode pra-krisis. Bila dibandingkan dengan negara
tetangga lainnya, proses pemulihan ekonomi di Indonesia masih
tertinggal. Secara urutan, pertumbuhan sektor properti (bangunan)
terse but masih cukup baik setelah pertumbuhan : ertinggi pada sektor
pengangkman, listrik, keuangan dan perdagangan.
Bangkitnya kembali industri properti setelah mengalami kejatuhan
yang dalam di tahun 1998, dimulai sejak tahun 2000 dengan tingkat
pertumbuhan yang signifikan dan mengalami perkembangan yang
sangat pesat sampai saat ini.. Perkembangan yang signifikan
khususnya terjadi pada segmen shopping mall (pusat perbelanjaan)
yang mengalami peningkatan kapitalisasi sangat cepat khususnya sejak
tahun 2003. Meningkatnya pusat perbelanjaan tersebut terutama
didorong pula oleh ekspansi besar-besaran dari hypermarket di
sejumlah kota besar di Indonesia. Hadimya hypermarket di pusat-pusat
perbelanjaan juga merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen
untuk melakukan pembelian di pusat perbelanjaan sehingga
memberikan imbas pada outlet-outlet lain di lokasi tersebut. Masih
marak dan menariknya sektor perdagangan merupakan cerminan dari
![Page 71: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/71.jpg)
tingginya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang memang
memiliki popu!asi tinggi di dunia dan merupakan pasar yang
signifikan. Selain itu, konsumsi juga masih merupakan faktor utama
penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia dibandingkan faktor
investasi. Demikian pula dengan segmen apartemen dan perumahan di
Jabotabek mengalami peningkatan yang sangat signifikan ditahun
2003 dan 2004, yang menunjukkan bahwa daya beli masyarakat pada
periode tersebut semakin meningkat.
B. Hasil Analisa dan Pembahasan
Pada bagian ini dilakukan analisis menggunakan metodc penelitian
yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis ini dilengkapi dengan
perhitungan-perhitungan dan pengttjian statistik, sebagai bahan untuk
melakukan pembahasan.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini dimulai dari pemilihan
populasi, yang dilanjutkan dengan memberikan kriteria-kriteria terhadap
populasi tersebut, sehingga diperoleh sekumpulan sampel, dengan penjelasan
sebagai berikut :
I. Populasi dari penelitian ini adalah semua saham yang terdaftar di BEI
dan diklasifikasikan ke dalam sektor properti dan perdagangan.
2. Teknik pemilihan sampel adalah stratified sampling dan kriteria
pemilihan sampel mengikuti beberapa tahap seperti disajikan dalam
tabel 4.1
![Page 72: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/72.jpg)
Tube! 4.1 Tahapan Pemilihan Sampel
Kriteria Saham Properti Perdagangan
Terdaftar di BEi dan mempunyai data
perdagangan pada Januari 2005 - Desember 44 70
2007
Data perdagangan tidak lengkap tiga tahun
penuh pada Januan 2005 - Desember 2007 (18) (I I)
Mempunyai kelengkapan data perdagangan
selama tiga tahun penuh pada Januari 2005 -25 59
Desember 2007
T!dak memiliki laporan keuangan per 31 I - -Desember 2005, 2006 dan 2007
Memiliki laporan keuangan per 31 Desember
2005, 2006 dan 2007 serta kelengkapan data 26 59
perdagangan pada Januari 2005 - Desember
2007. ..
Sumber · Website BE! dan !DX Sta/1s/1c
Dari tahapan-tahapan tersebut, diperoleh sampel untuk sektor properti
dan sektor perdagangan yang memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan,
untuk sektor properti jumlahnya 26 perusahaan dan sektor perdagangan
jumlahnya 59 perusahaan.
Selanjutnya dari sejumlah perusahaan tersebut, diurutkan sesuai
dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar, lalu dipilih masing-masing sektor IO
perusahaan yang nilai kapitalisasi pasamya terbesar sebagai sampel yang
![Page 73: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/73.jpg)
mewakili masing-masing sektor tersebut. Urituk sampel yang mewakili sektor
properti sebagaimana diperlihatkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Sampel Saham Sektor Properti
No Nama Perusahaan I 1 Bakrieland Developmen!Tbk
2 Lippe Karawaci Tbk
3 Ciputra Development Tbk
4 Jaya Real Property Tbk 5 Pakuwon Jati Tbk
6 Summarecon Agung Tbk
7 Kawasan lndustri Jababeka Tbk
8 Dharmala lntiland Tbk
9 .· Adhi Karya (Persero) Tbk 10 Suryainti Permata Tbk Sumber: Pengolahan data
Sedangkan saham-saham sektor perdagangan yang termasuk ke dalam
sampel diperlihatkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Sampel Saham Sektor Perdagangan
1 United Tractors Tbk
2 Bakrie & Brother Tbk
3 Plaza Indonesia Realtv Tbk 4 Ramayana Lestari Tbl< 5 Aneka Kimia Rava Tbk 6 Mataharl Putra Prima Tbk 7 Jakarta Int'! Hotel & Dev. Tbk
8 :3urva Citra Media Tbk
9 Pembanaunan Java Ancol Tbk 10 Enseval Putra Meaatradina Tbk
Sumber: Pengolahan data
![Page 74: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/74.jpg)
1. Markt!t Performance
Market Perfonnance dihitung dengan menggunakan Sharpe's measure,
yaitu market perfonnance maasing-masing saham pada Januari 2005 -
Desember 2007. data yang digunakan dalam perhitungan Sharpe's
measure ini adala'1 harga penutupan saham, dividen, dan suku bunga SBI.
Perhitungan Sharpe measure menggunakan rumus (2.5), dan menggunakan
tahapan-tahapan sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya. berikut ini
diberikan contoh perhitungan Sharpe measure untuk salah satu saham,
yaitu saham PT. Lippo Karawaci Tbk. Data harg •. penutupan saham dan
dividen disajikan pada Tabel 4.4
Tabd4.4 Harga dan Dividen Saham PT. Lippo Karawaci Tbk.
Perlode Harga Dividen
Dec-04 1625 Jan-05 1510 Februari 1510 Maret 1500 April 1480 Mei 1470 Jllni 1470 Juli 1630 Aaustus 1620 10.00 September 1630 Oktober 1650 Nooember 1680 Desember 1750 Jan-06 1800 Februari 1820 Maret 1980 Aoril 1950 Mei '1780 Juni 1720 Juli 900 Agustus 880 Seotember 900
![Page 75: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/75.jpg)
Poriode Harga Dividen
Oktober 910 Nooember 1010 Desember 1070 9.99 Jan-07 1020 Februari 1000 Maret 1030 Aoril 1280 Mei 1540 Juni 1520 Juli 1760 Agustus 1800 Seotember 1790 Oktober 1760 Nopember 168() Desember 690 4.62 .. Suniber: /DX Stat1st1c
Berikut ini adalah perhitungan Sharpe's measure dengan menggunakan
tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
a. Return Saham
Dengan mcnggunakan data yang ada di Tabel 4.4 return saharn
dihitung dengan menggunakan rumus 2.1, sehingga return saharn Lippo
Karawaci untuk bulan Agustus 2005,dapat dihitung sebagai berikut:
(H arg a Agu«-os - H arg a Juu--0s )+ Dividen Agmt-os RAgust-05 = H
argaJuu-os
R _ (1620 -1630) + 10 O,OO% Agrist-05 - l 63Q
Dengan cara yang sama, dihitung juga return pada bulan lainnya,
sehingga diperoleh return perbulan secara lengkap dalam satu tahun
sebagaimana disajikan pad a Tabel 4.5.
![Page 76: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/76.jpg)
Ti.be! 4.5 Return Bulanan Saham Lippo Karawaci
Peri ode Harga Dividan return Dec-04 1625 Jan-OG 1510 -7.08% Februari 1510 0.00% Maret 1500 -0.66% Aoril 1480 -1.33% Mei 1470 -0.68% Juni 1470 0.00% Juli 1630 10.88% Agustus 1620 10.00 0.00% Seotember 1630 0.62% Oktober 1650 1.23% ~mber 1680 1.82% Desember 1750 4.17% Jan-06 1800 2.86% Februari 1820 1.11% Maret 1980 s.79'}0 I Aoril 1950 -1.52% Mei 1780 -8.72% Juni 1720 -3.3/% Juli 900 -47.67% Agustus 880 -2.22% Seotember 900 2.27% Oktober 910 1.11% Nooember 1010 10.99% Desember 1070 9.99 6.93% Jan-07 1020 -4.67% Februari 1000 -1.96% Maret 1030 3.00% April 1280 24.27% Mei 1540 20.31% Juni 1520 -·J.30% Juli 1760 15.79% Aaustus 1800 2.27% September 1790 -0.56% Oktober 1760 -1.68% Nooember 1680 -4.55% Desember 690 4.62 -58.65%
Sumber: Pengolahan data
Data harga, dividen dan return bulanan untuk semua saham secara
lengkap tersaj i pada lampiran.
![Page 77: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/77.jpg)
i>. Expected Return Saharn
Expected Return saham dihitung dengan menggunakan rata-rata
geometric, yaitu menggunakan rumus 2.3.
Tabel 4.6 Perhitungan Expected Return saham Lippo Karawaci
Periode Harga Dividen Return (R1) Relative Return
1Ri+1) Dec-04 1625 Jan-05 1510 -7.08% 92.92<70 Februari 1510 0.00% 100.00% Maret 1500 -0.66% 99.34% Aoril 1480 -1.33% 98.67% Mei 1470 -0.68% 99.32% Juni .· 1470 0.00% 100.00% Juli 1630 10.88% 110.88% Aaustus 1620 10.00 0.00% 100.00% Seotember 1630 0.62% 100.62% Oktober 1650 1.23% 101.23% N'member 1680 1.82% 101.82% Desember 1750 4.17% 104.17% Jan-06 1800 2.86% 102.86% Februari 1820 1.11% 101.11% Maret 1980 8.79% 108.79% Aoril 1950 -1.52% 98.48% Mei 1780 -8.72% 91.28% Juni 1720 -3.37% 96.63% Juli 900 -47.67% 52.33% Aaustus 880 -2.22% 97.78% Seotember 900 2.27% 102.27% Oktober 910 1.11% 101.11% Nopember 1010 10.99% 110.99% Desember 1070 9.99 6.93% 106.93% Jan-07 1020 -4.67% 95.33% Febru11ri 1000 -1.96% 98.04% Maret 1030 3.00% 103.00% Aoril 1280 24.27% 124.27% Mei 1540 20.31% 120.31% Juni 1520 -1.30% 98.70% Juli 1760 15.79% 115.79% Aaustus 1800 2.27% 102.27% Seotember 1790 -0.56% 99.44% Oktober 1760 -1.68% 98.32% Nopember 1680 -4.55% 95.45% Desember 690 4.62 -58.65% 41.35%
Sumber : Pengolahan data
![Page 78: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/78.jpg)
36
TI(R, +1}= 92,92%* 100,00%*99,34%*98,67%*99,32%* 100,00%• i=!
110,88%* 100,00%* 100,62%* 101,23%* 10 l,82%' I 04,
l 7%* 102,86%* 101, 11%*108,79%*98,48%*9!,28%*9
6,63%*52,33%*97,78%*102,27%*10!,1 !%110,99%*!
06,93%*95,33%*98,04%* 103,00%* 124,27%* I 20,31 %
*98,70%* 115,79%* I 02,27%*99,44%*98,32%*95,45%
*41,35%
= 43,41%
, 36 )1/36 l1J(R, +i) = (43,41 % )"" = (0,4341 )°'0211
( '6 )1/36 g (R, + 1) - I= 0,9771 -I= -2,29%
Dengan demikian, dari perhitungan di atas diperoleh expected return
untuk saham Lippo Karawaci -2,29%. Data expected return untuk semua
saham secara lengkap tersaji pada lampiran-lampiran.
c. Rata-rata risk-free rate ( SBI )
Dengan menggunakan data SB! pada Tabet 4.7 dan menggunkan
cara perhitungan yang sama dengan perhitungan expected return, dan
diperoleh risk-free rate sebesar 0,98%.
![Page 79: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/79.jpg)
Tabel 4.7
Tingkat Suku Bunga 36 Bulan SB! (Januari 2005 - Desember 2007)
No Pariode Rate (year) (%)
1 Jan-05 7.42 2 Februari 7.43 3 Maret 7.44 4 Aoril 7.70 5 Mei 7.95 6 Juni 8.25 7 .Juli 8.50 8 Agustus 8.75 9 Seoternber 10.00 10 Oktober 11.00 11 Nopember 12.25 12 Desember 12.75 13 Jan-06 12.75 -14 Februari 12.75 15 Maret 12.75 .. -16 April 12.75 17 Mei 12.50 18 Juni 12.25 19 Juli 12.25 20 Agustus 11.75 21 Seotember 11.25 22 Oktober 10.75 23 Nooember 10.25 24 Desember 9.75 25 Jan-07 9.50 26 Februari 9.25 27 Mao·et 9.00 28 Aoril 9.00 29 Mei 8.75 30 Juni 8.50 31 Juli 8.25 32 Aaustus 8.25 33 Seotember 8.25 34 Oktober 8.25 35 Nooember 8.25 36 Desember 8.00
Surnber: Website Bl
d. Excess Return
Excess return merupakan selisih antara expected return terhadap rata-
rata risk-free rate. Sehingga siperoleh excess return = -2,29% - 0,98%
= -3,27%
![Page 80: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/80.jpg)
e. Standar Deviasi Return
Dengan menggunakan bantuan program pengolah lembar kerja
(spreed sheet) Microsoft Excel, diperoleh standar deviasi return saham
Lippo Karawaci sebcsar 0, 1469.
f. Sharpe's Measure
Dengan menggunakan hasil-hasil perhitungan di atas, Sharpe's
measure dapat diperoleh dengan membagi excess return dengar.
standar deviasi return, sehingga diperoleh :
-3,27 Sharpe's mea.sure(!.ippo Ka:nwaci} =
0,1469 -0,2226
Hasil perhitungan Sharpe's measure untuk saham-saham lainnya
disajikan pada Lampiran.
Jika dibandingkan dengan Sharpe's measure pembandingnya, yaitu
Sharpe's measure dari IHSG, beberapa saham dapat dikatakan lebih
unggul atau kalah unggul dibandingkan saham lainnya. Dari
perhitungan pada Lampiran , diperoleh nilai Sharpe's measure IHSG
sebesar 0,3540. Dengan menggunakan Sharpe's measure IHSG sebagai
tolak ukur (benchmark), diketahui bahwa untuk kategori saham
properti, saham Suryainti Permata Tbk dengan nilai Sharpe's measure
sebesar 0,276 l merupakan saham yang lebih unggul dibandingkan
saham-saham lainnya dalam sektor properti. Sedangkan saham Lippo
Karawaci Tbk merupakan saham yang memiliki Sharpe's measure
![Page 81: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/81.jpg)
paling kecil dibandingkan saham yang lain dalam sektor tersebut, yaitu
-0,2226.
Dalam sektor perdagangan, saham United Tractors Tbk merupakan
saham yang paling unggul dalam hal Sharpe's measure dibandingkan
saham-saham lain di sektor yang sama, denga.'1 nilai Sharpe's measure
sebesar 0,3906. Sedangkan saham Plaza Indonesia Realty Tbk
merupakan saham yang paling kecil nilai Sharpe's measure-nya yaitu -
0, 1862. yang berarti saham Plaza Indonesia Realty Tbk merupakan
sah m yang kalah ungggul dalam Sharpe's measure dibandingkan
saham lain di sektor yang sama.
Pada Lampiran menggambarkan perbandingan Sharpe's measure
antara Properti, Perdaganagn dan IHSG. Dengan menggunakan IHSG
sebagai benchmark, dari lampiran tersebut terlihat bahwa semua
saham, baik dalam sektor properti maupun perdagangan, memiliki
Sharpe measure lebih kecil dibandingkan dengan Sharpe's measure
benchmark. Sehingga dapat dikatakan bahwa seeara umum, kedua
sektor tersebut memiliki market performance yang tidak bagus.
2. Uji Inferensi ( Uji t)
Pada bagian ini, akan dilakukan pengujian terhadap rata-rata Sharpe's
measure, excess return, return volatility, PER, PBV dan DER untuk sektor
properti dan perdagangan.
![Page 82: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/82.jpg)
a. Uji Beda Dua Rata-rata Sharpe's Measure
Tabet 4.8 berisi ringkasan statistik deskriptif Sharpe's measure
untuk kedua sektor saham yaitu saham sektor properti dan
perdagangan.
Tabel 4.8 Ringkasan Statistik DeskriptifSharpe Measure
Group Statlstlcs
Std. Error Sector N Mean Std. Deviation Mean
Sharpe's Properti 10 .051124 .1342814 .0424635 measure
Perdagangan 10 .023513 .1491302 .0471591
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS
Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa rata-rata Sharpe measure untuk
sektor properti yaitu, 0,051124 relatif berbeda dengan rata-rata
Sharpe's measure untuk sektor perdagangan yaitu, 0,023513. Dalam
ha! ini rata-rata Sharpe's measure properti lebih besar di bandingkan
rata-rata Sharpe's measure perdagangan. Namun, perbedaan Sharpe's
measure ini perlu diuji secara statistik untuk mengetahui apakah
perbedaan tersebut signifikan.
Selanjutnya dengan mengunakan SPSS diperoleh output berupa
hasil pengujian beda dua rata-rata independent sampels, seperti terlihat
pada Tabel 4.9
![Page 83: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/83.jpg)
Tabel 4.9 Hasil Uji Rai:a-rata Sampel lndependen Sahrpe's Measure
Independent Samples Test
:..evene's TestfC'r Equality of Variances t-test for Equality of Means
I 95% Confiticoce lnlaM1I of tho
Mean Difference Sig. (2- Oiffere!l<: Std. Error
F Sig. t df ""'ed) e Difference Lower Upper
Sharpe's Equal measuro variances .02-1 .a es .435 18 .669 .0276113 .0634597 -.1057126 .1609351
assumed
Equal variances not .435 17.806 .669 .0276113 .0634597 -.1058170 .1610356 assume1
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS
Untuk mengetahui apakah rata-rata Sharpe's measure properti dan
perdagangan adalah berbeda secara signifikan atau tidak, digunakan
hipotesis sebagai berikut:
Ho: Kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata populasi
Sharpe's measure sektor properti dan perdagangan adalah sama).
H1 : Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata populasi
Sharpe's measure sektor properti dan perdagangan adalah
berbeda).
Dalam hal ini dilakukan uji dua sisi, karena akan di uji apakah
berbeda atau tidak berbeda secara signifikan.
Pada Tabel 4.9 terlihat t-hitung untuk Sharpe's measure dengan
equal variance assumed adalah 0,435 dengan niali-p 0,669. Oleh
karena nilai-p untuk uji dua sisi 0,669 > 0,05, maka Ho diterima,
artinya sektor properti mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor
perdagangan.
![Page 84: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/84.jpg)
b. Uji Beda Dua Rata-rala Excess Return dan Return Volatility
Sharpe's measure terdiri dari komponen pembilang yaitu excess
return dan komponen penyebut yaitu return volatility. Waiaupun
Sharpe's measure tidak berbeda antara kedua sektor industri, perlu
dilakukan pcngujian baik terhadap excess return maupun return
volatility.
Tabel 4.10 Berisi ringkasan statistik deskriptif excess return untuk
kedua sektor saham tersebut.
Tabel 4.10 Ringkasan Statistik Deskriptif Excess R~turn
Group StatisUc:i
Std. Error
Sector N Mean Std. Deviatioi1 Mean
Excess Properti 10 .965561 2.3362290 .7387805
Return Perdagangan 10 .383015 2.4429380 .7725248
Sumber : Pengolahan Data dengan SPSS
Pada Tabei 4.10 terlihat bahwa rata-rata excess return untuk sektor
properti, yaitu 0,965561 relatif lebih besar dibandingkan rata-rata
excess return untuk sektor perdagangan, yaitu 0,383015. Adapun
output pengujian uji rata-rata sampel independen tersebut tersaji pada
Tabel 4.11.
![Page 85: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/85.jpg)
Tabet 4.11 Has ii Uj i Rata-rata Sampel lndependen Excess Return
Independent Samples Test
Levene's Test for Eq•1a!ity 01
Variance$ t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval Of the Dttforonce
Sig. (2~ Mean Std. Error F Sig. t df '.alled) Olffetenc6 Difference Lower Uw>r
Equal variances .071 .793 .545 18 .592 .5825457 1.11689206 ·1.6631731 2.8282645
Excess assumed
Return Equal variances not .545 17.964 .592 .5825457 1.0689200 ·1.6634938 2.6285852 assumed
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS
Pada Tabet 4. t I teriihat bahwa t-hitung untuk excess return uengan
equal variance assumed adatah 0,545 dengan nialai-p 0,592. Oleh
karena nilai-p untuk uji dua sisi 0,592 > 0,05, maka Ho diterima, atau
kedua rata-rata excess return sektor properti dan perdagangan ada!ah
sarna, artinya excess return sektor properti mempunyai rata-rata yang
sama dengan sektor perdagangan. Berikut disajikan rata-rata standar
deviasi return (return volatility) untuk sektor properti dan sektor
perdagangan.
Tabel 4.12
Ringkasan Statistik Deskriptif Return Volatility
Group Statistics
Sector N Mean Sid. Deviation Std. Error Mean
Return Properti 10 .177013 .0279019 .0088234 Volatility Perdagangan 10 .196770 .1962366 .0620555
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS
Pada Tabel 4.12 terlihat bahwa return volatility untuk sektor
properti, yaitu 0, 177013 relatif lebih kecil dibandingkan rata-rata
![Page 86: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/86.jpg)
return volatility untuk sekt01 perdagangan yatiu 0, 196770. Adapun
output pengujian rata-rata tersebut tersaji pada Tabel 4.13
Tabel 4.13 Hasil Uj i Rata-rata Sampel Independen Return Volatility
Independent Samples Test
Levere's Test for Equality of
Variances I-test for Equality of Means
95% Confidence Interval Sig. (2- Mean Std. Error of the Difference
F $lg. t df tailed) Oiffertlnce Oifferonc~ Lower Upper
~etum t.qual variances 3.410 .081 -.315 18 .756 -.0197567 .0626796 -.1514416 .1119262 Volatility assumed
Equaf variances -.315 9.364 .760 -.0197567 .0626796 -.1607126 .1211992 not assumed
Su1nber: ~0engolahan Data dengan SPSS
Selanjutnya dilakukan analisis apakah rata-rata return volatility
properti dan perdagangan adalah berbeda secara signi fikan atau tidak.
Da!am ha! ini digunakan hipotesis yang sama dengan hipotesis
pengujian beda dua rata-rata sampel independen untuk Sharpe's
measure.
Pada Tabel 4.13 terlihat t-hitnug untuk return volatility dengan
equal variance assumed adalah -0,315 dengan probabilitas 0,756. Oleh
karena nilai-p unmk uji dua sisi 0, 756 > 0,05, maka Ho diterima, atau
kedua rata-rata return volatility sektor properti dan perdagangan
adalah sama, artinya return volatility sektor properti mempunyai rata-
rata yang sama dengan sektor perdagangan.
c. Uji Beda Dua Rata-rata PER
Ringkasan statistik deskriptif untuk niali PER dapat dilihat pada
Tabel 4.14 berikut ini :
![Page 87: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/87.jpg)
Tabel 4.14
Ringkasan Statistik Deskriptif PER
Group Statistics
Sector N I Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PER Properti 10 1.748100 8.2651281 2.6136630
Perdagangan 10 2.775800 33.0699554 10.4576381
Sumber: Pengo/ahan Data dengan SPSS
Pada Tabet 4.14 terlihat bahwa rata-rata PER untuk sektor properti
yaitu 1.748100 relatif lebih kecil dibandingkan rata-rata PER sektor
perdagangan, yaitu 2. 775800.
Adapun outp:.tt penguj ian rata-rata sampet independen tersaji pada
Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Hasil Uji Rata-rata Sampet lndependen PER
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t.fest fur Equality of Means --·-·-95% Confidence lntelVSI of
Sig. (2· Moon Std. t:rror .. the i;i_~ererr<::e . .. ··---F Sig. t df taUG<:I) Difference Difference Lower Upper
PER Equal variances 2.249 .151 -.953 18 .353 -10.2770000 10.ns3056 -32.9234807 12.3694807 assumed
Equal variances -.953 10.120 .363 -10.2770000 10.TI93056 -34.2552458 13.7022458 not assumed
Swnber: Pengolahan Data dengan SPSS
Selanjutnya dilakukan analisis apakah rat-rata PER properti dan
perdagangan adalah berbeda secara signifikan atau tidak. Datam hal ini
digunakan hipotesis yang sama dengan hipotesis pengujian beda dua
rata-rata sampel independen untuk Sharpe's measure.
Pada Tabet 4.15 terlihat bahwa t-hitung untuk PER dengan equal
assumed adalah -0,953 dengan nilai-p 0,353. Oleh karena nilai-p untuk
![Page 88: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/88.jpg)
uji dua sisi 0,353 > 0,05, maka Ho diterima, artinya PER sektor
properti mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor perdagangan.
d. Uji Beda Dua Rata-rata PBV
Ringkasan statistik deskriptif untuk niatai PBV dapat dilihat pada
Tabet 4. t 6 berikut ini :
Tabet 4.16 Ringkasan Statistik Deskriptif PBV
Group Statistics
Sector ill Mean Std. Deviation Std. Error Mean
[Prooerti 10 2.480000 1.5331667 .4348299
Perdagangan 10 1.985000 1.0176361 .3218048
Sumber: Pengo/ahan Data dengan SPSS
Pada Tabet 4.16 terlihat bahwa rata-rata PBV untuk sektor properti
yaitu 2.480000 relatif lebih besar dibandingkan rata-rata PBV sektor
perdagangan, yaitu 1.985000. Adapun output pengujian rata-rata sampel
independen tersaji pada Tabet 4.17.
Tabet 4.17
Hasil Uji Rata-rata Sampel Independen PBV
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t·test for Equality of Means
95% Confidence Interval
Sig. (2· Mean Std. Error of the Differenc.e
F Sig. ( df tailed) Difference Difference Lower Upper
PBV Equal variances .704 .412 .851 10 .406 .4950000 .5619092 ·.7275459 1.7175459 assumed
Equal variances .651 15.641 .406 .4950000 .5619092 -.7408969 1.7308969 not assumed
Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS
![Page 89: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/89.jpg)
Pada Tabel 4.17 terlihat bahwa t-hirung untuk PBV dengan equal
assumed adalah 0,85 i dengan nilai-p 0,405. Oleh karena nilai-p untuk uji
dua sisi 0,405 > 0,05, maka Ho diterima, artinya PBV sektor p~operti
mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor perdagangan.
e. Uji Beda Dua Rata-rata DER
Ringkasan statistik deskriptif untuk nialai DER dapat dilihat pada
Tabel 4.18 berikut ini:
Tabel 4.18
Ringkasan Statistik DeskriptifDER
Group Statistics
Sector N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
DER Properti 10 3.2560 5.34302 1.68961
Perdagangan 10 1.0000 .46500 .15337
Sumher: Pengo/ahan Data dengan SPSS
Pada Tabel 4.18 terlihat bahwa rata-rata DER untuk sektor properti
yaitu 3,2560 relatif lebih besar dibandingkan rata-rata DER sektor
perdagangan, yaitu l,0000. Adapun output pengujian rata-rata sampel
independen tersaji pada Tabel 4.19.
![Page 90: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/90.jpg)
Tabel 4.19
Hasil Uji Rata-rata Sampel lndependen Return Volatility
Independent Samples Test
Levenc's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means 95% Cor.fideoce
lnteival c;f the
s;g. c2- Mean Std. Erro~ Difference
F Sig. t df tailed) Diffe,ence Difference i..o-.ver Um.er DER Equal variances 5.396 .032 1.330 18 .20V 2.25600 1.69656 -1.30834 5.82034 assurned
Equal variances 1.330 9.148 .216 2.25600 1.09656 -1.5724?. 6.08442 not assumed
Sumber: Pengo/ahan Data dengan SPSS
Pada Tabel 4.19 terlihat bahwa t-hitung untuk DER dengan equal
assumed ad:ilah 1,330 dengan nilai-p 0,200. Oleh karena nilai-p untuk uji
dua sisi 0,200 > 0,05, maka Ho diterima, artinya PBV scktor properti
mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor perdagangan.
Ringkasan hasil pengujian rata-rata sampcl independen dari semua
variabel yang di uji disajikan pada tabel 4.20. Dari hasil pengujian dua
rata-rata, diperoleh bahwa semua variabel yang di uji yaitu (Sharpe
Mi:asure, excess return, return volatility, PER, PBV dan DER) mempunyai
rata-rata yang sama, antara sektor properti dengan sektor perdagangan.
Sharpe's Measure
DER
PER
PBV
Tabel 4.20
Ringkasan Hasil Uj i Rata-rata
Has ii Uj i Dua Keterangan
Rata-rata
I-10 diterima Tidak mendukung hipotesis satu
Ho diterima Tidak mend\lkung hipotesis dua
Ho diterima Tidak mendukung hipotesis tiga
Ho diterima Tidak mendukung hipotesis empat
Sumber : Pengo/ahan data dengan SPSS
![Page 91: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/91.jpg)
C. Uji Asuresi Persamaau Regresi
Menurut Gujarati (1995), asumsi yang mendasari model regresi adalah
sebagai berikut :
I. Rata-rata kesalahan persamaan ada!ah sama dengan nol.
2. Tidak ada masalah autokorelasi.
3. Kesalahan peramalan tidak berkorelasi dengan variable bebas X.
4. Antar variable bebas tidak saling berkorelasi (tidak ada multikolinear).
5. Tidak ada kesalahan spesifikasi model.
Pada bagian ini akan di lakukan uji persamaan regresi, menggunaka.'1
asumsi-asumsi tersebut.
1. Uji Asumsi Multikolinearitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk melihat apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi
yang baik seharnsnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya.
Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabet 4.21.
Tabet 4.21
Nilai Varians Inflation Faktor (VIF)
Collinearity Statistics Model Tolerance
1 PER .961
PBV .437
DER .448 a. Dependent Vanable: Sharpe Measure
Sun1ber: fiasil Pengujian-peng1~fian Hipotesis
VIF
1.040
2.288
2.231
![Page 92: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/92.jpg)
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah
nilai VIF ( Varians Inflation Factor) dan tolerance yang mendekati
satu. Nilai VIF mendekati satu menunjukan tidak terjadinya
multikolinieritas, sedangkan j ika VIF mendekati lima maka terdapat
persoala!! miltikolinieritas der::gan variable bebas lainnya. Nilai VIF ini
dapat diperoleh dengan menggunakan persamaaa!l :
VIF= l/l(l-R2) •••••••••••••••••••••••• (4.1)
Pada model persamaan regresi tersebut, terlihat bahwa nilai VIF
dan tolerance dari setiap variab~I nilainya mendekati satu. Hal tersebut
menunjukan bahwa di antara dua variabe! bebas tidak sating
berhubungan satu sama lain.
b. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model
regresi yang dibentuk terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Sedangkan jika variance berbeda, disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan analisis
grafik scatterplot dengan Sharpe measure sebagai variabel terikatnya.
Menurnt Singgih (2000), deteksi adanya heteroskedastisitas dilihat
dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik tersebut, dimana sumbu
![Page 93: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/93.jpg)
X adalah Y (Sharpe's measure) yang tel ah diprediksi, dan sumbu Y adalah
nilai residualnya (Y prediksi - Y sesungguhnya). Dasar pengarnbilan
keputusan adalah jika titik-titik pada output tersebut membentak suatu
pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas.
Dari analisis Gambar 4. l terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak, tidak membentuk suatu pola yang jelas, dan tersebar di atas maupun
di bawah angka no! pada sum bu Y. hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi yang
dibentuk layak untuk memprediksi market perfonnance berdasarkan
variabel bebas yang dipilih.
~ .. , .. .. , /!}_
0
... • !! ' ~ • .. , /,; tr c 0 11 • f!-1 .. • "' , .
. ;
0
""' 0 0
~"o 0
0 0
n
Gambar4.2
Scatterplot
Scatterplot
DependentVllJiltble: Shorpe
0
0 0
; ; Regression Standardized Predlrted Value
Sumber: Pengolahan data SPSS
0
![Page 94: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/94.jpg)
c. Uji Asumsi Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model
rcgresi variabel bebas, variabel terikat atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi
d!lta norma! atau mendekati nor.nal.
Pengujian ini dilakukan dengan analisis grafik Normal P-P Plot of
regression Standardized Residual. Menurut Singgih (2000), dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal, dapat diambil
keputusan sebagai berikut :
I. J ika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal maka regresi tidak memenuhi asumsi
nonnalitas.
Seperti terlihat pada Gambar 4.2, titik-titik tersebar di sekitar garis
diagonal dan penyebaranya mengikuti arah garis diagonal tersebut.
Maka dapat dikatakan bahwa model yang dibentuk memenuhi asumsi
normalitas dan layak digunakan untuk memprediksi Sharpe's measure.
![Page 95: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/95.jpg)
Gambar4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Normal P.P Plot of Regression standardized Residual
.0 e "En.
" 0 .,, .. -~a. "" UJ
a.
Dependant Variable: Sharpe
DD C.4
Observed Cum Prob
4. Uji Asumsi Ot\lk(lrel<1si
0
C.B
Pada bagian ini pengujian ditujukan untuk melihat apakah sebuah
model regresi tinier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan
pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji adanya gejala otokorelasi
pada regresi digunakan konstanta Durbin-Watson, dengan rumus:
' L (e,.1 -e, )2
d = ~'-~'--,,--L, e,2 t=<I
Keterangan :
............................ (4.2)
e, : Nilai residual observasi ke-t
e1•1 : Nilai residual observasi ke-(t-1)
![Page 96: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/96.jpg)
e1_1 : Nilai residual observasi kc-(t-1)
t : J umlah observasi
Kriterio Pengujian
0 < d <dL
dL:S d :S du
Tabel 4.22 Kriteria Durbin Watson
Kesimpulan
Terjadi Otokorelasi positif
TP,rjadi keragu-raguan, titlak ada keputusan
du:Sd:S4-du Tidak terjadi Otokorelas1 positif atau negative
4-du:Sd:S4-dL Terjadi keragu-rliguan, tidak ada keputlisan
4 - dL:S d :S 4 Terjadi Oto~orelasi negative ... Sumber: Elwnometn.':a, Agus Wytarp (2005)
Pengujian asumsi terlihat dari nilai Durbin - Watson pada Tabel
Model Summary ( Tabel 4.23), dan diperoleh nilai d = 1,369. Sedangkan
dari tabel Durbin Watson dengan k = 3 n=20 dan a= 0,05, diperoleh nilai
dL = 1,00 dan dU = 1,65.
Tabel 4.23 Tabel Model Summary
Model Summary"
Std. Enur Change Statistics Adjusted of the Dulbln-R Square Sig. F
Model R R Square R Square Estilnate Change FChange df1 df2 Change Walson
1 .296. .087 -.OB4 .14454 .087 .510 3 16 .681 1.357
a. Predictors: {Cons!ant), DER, PER, PBV
b. Dependent Variable: Sharpe
Sumber: Pengo/ahan data SPSS
Dari angka-angka tersebut dapat diketahui bahwa nilai d berada pada
daerah dL :S d :S du, karena 1,00 :S l,357 :S 1,65, sehingga dapat diambil
kesimpulan terjadi keragu-raguan (inconclusive) berkaitan dengan
otokorelasi dan tidak didapatkan suatu keputusan tentang adanya
![Page 97: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/97.jpg)
otokorelasi. Artinya bisa saja terdapat otokorelasi atau iidak, seharusnya
pengujian dilanjutkan dengan menjalankan run-test, tapi karena masalah
otokorelasi jarang terjadi pada data cross-sectional, maka !idak perlu
dilakukan penguj ian lebih Ian jut.
4. Hasil Rergresi
Hasil analisis regresi linier berganda dengan variabel terikat Sharpe's
measure dan tiga variabel bebas yang terdiri dari PER, PBV, DER
menghasilkan intercept dan koefisien regresi sebagaimana tercantum pada
Tabel 4.24.
Tabel 4.24 Koefisien regresi
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .011 .087 .128 .899
PER .000 .001 -.041 -.166 .870
PBV .006 .039 .052 .145 .887
DER .009 .013 .247 .692 .499
a. Dependent Variable: Sharpe Sumber: Pengolahan data dengan SPSS
Dengan hasil tersebut dapat dituliskan persamaan regresinya sebagai
berikut:
Sharpe~ 0,011+0,000 PER+ 0,006 PBV + 0,009 DER ... (4.3)
Pada bagian selanjutnya, akan dilakukan pengujian kecukupan model
atas persamaan regresi tersebut. Jika dari uji kecukupan model didapatkan
![Page 98: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/98.jpg)
bahwa Sharpe measure dapat di jelaskan oleh variabel , PBV dan DER tetapi
PER tidak dapat menjelaskan Sharpe's measure.
Intercept bemilai 0,011 dapat diinterpretasikan bahwajika seluruh variabel
bebasnya bemilai nol, maka besarnya Sharpe's measure adalah sama dengan
nilai intercept tersebut, yaitu 0,011.
Koefisien regresi PER sebesar 0,000 memberikan gambaran bahwa PER
tidak dapat menjelaskan Sharpe's measure.
Nilai koefisien regresi untuk PBV sebesar 0,006, artinya PBV mempunyai
pengaruh yang positifterhadap Sharpe's measure. Dalam hal ini, jika variabel
PBV meningkat satu unit, dengan asumsi variabe! lainnya constan (ceterus
paribus), maka nilai Sharpe's measure akan meningkat sebesar 0,06 unit.
Sebaliknya, jika PBV turun sebesar satu unit maka Sharpe's measure akan
turun sebesar 0,06 unit.
Nilai koefisien regresi untuk DER adalah 0,009, artinya bahwa jika DER
meningkat satu unit, dengan asumsi variabel yang lainnya konstan, maka
Sharpe's measure akan meningkat sebesar 0,09 unit. Jika DER turun satu unit
maka Sharpe's measure turun 0,09 unit.
I. Uji Kecukupan Model
Pada bagian ini akan diuji nilai R2, ~tandar error, F-statistic dan
significant level. Nilai adjusted R2 menunjukan bagaimana model yang
dibentuk dengan variabel -variabel bebas dimasukan secara besamaan,
dapat menjelaskan variabel teikat. Sedangkan standard error menunjukan
tingkat penyimpangn dari model yang dibentuk.
![Page 99: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/99.jpg)
Pada bagia11 model summary sepcrti terlihat pada Tabel 4.23, nilai R2
sebesar 0,87. Hal ini menunjukan 8, 7 % Sharpe measure dapat dijelaskan
oleh variabel PBV dan DER. Sedangkan sisanya (100% - 8,7% = 91,3%)
dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
Nilai tes F dan significant level bertujuan w.enguji ap3kah variabel-
variabel bebas yang dipilih benar-benar berhubungan dengan Sharpe's
measure sebagai variabel terikat.
Uj i hipotesis dilakukan dengan melihat F-hitung atau p-value sebagai
daerah kritis yang dapat dilihat pada Tabel 4.25. Jika F-hitung > F-tabr 1
atau nilai-p < 0,05 maka Ho ditolak atau model signifikan.
Sum of
Tabel 4.25 Tabel Anova
ANOVA•
Madel Squares df Mean Square
1 Regression .032 3 .011
Residual .334 16 .021
Total .366 19
a. Predictors: (Constant), DER, PER, PBV
b. Dependent Variable: Sharpe
Sumber: Pengolahan data dengan SPSS
F Sig.
.510 .681 8
Pada Tabel 4.25 terlihat bahwa nilai F-hitung adalah 0,5 JO, dengan
tingkat probabilitas (nilai-p) sebesar 0,681. karena nilai-p > 0,05 maka Ho
diterima. Artinya model yang dibentuk adalah tidak signifikan. Dalam hal
ini, variabel-variabel bebas (PER, PBV dan DER) secara simultan tidak
berpengaruh terhadap market performance.
![Page 100: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/100.jpg)
Bagian uji statistic-! digunakan untuk menguji signifikansi bebas,
apakah variabel-variabel bebas tersebut secara parsial memiliki
pengaruh terhadap model regresi. Dari uji statistik-t tersebut, pada
Tabel 4.26 terlihat bahwa nilai .. p PER, PBV dan DER masing-masing
adalah 0,870; 0,887; 0,499. Nilai·p masing-masing variabel ini lebih
besar dari tingkat signifikansi 0,05.
Tabel 4.26 Output Uji-t
Coefticients11
Model T Sig.
1 (Constant) .128
PER -.166
PBV .145
DER .692
b. Dependent Variable: Sharpe Measure
Sumber: Pengolahan data dengan SPSS
.899
.870
.887
.499
Dengan demikian hipotesis Ho pada uji statistik-t gaga! ditolak,
atau dengan kata lain masing-masing variabel PER, PBV dan DER
tidak dapat digunakan untuk memprediksi market perfonnance.
Variabel-variabel tersebut secara sendiri-sendiri atau parsial tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap market performance pada
tingkat signifikansi lima persen.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
mengaitkan PER, PBV dan DER dengan Sharpe's measure
memberikan hasil pengujian yang menyatakan bahwa variabel PER,
PBV dan DER secara bersama-sama maul'll!l.-.12-afsial tidak dapat .. . I
![Page 101: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/101.jpg)
menj0laskan Sharpt:'s measure. Dengan demikiar1 <lapat dinyatakan
bahwa hasil penelitian tidak mendukung hipotesis lima, hipotesis
enam, dan hipoteisi tujuh sebagaimana tersaji pada Tabel 4.27.
Tabel 4.27 Keputusan Hipotesis lima - Hipotesis tujuh
Hipotesis Keputusan Kesimpulan
Hipotesis Leverage tidak mempunyai lima Ho diterima "pcngaruh" terhadap Sharpe's
measure Hipotesis PER tidak mempunyai "pengaruh" en am Ho diterima terhadap Sharpe's measure
Hipotesis PBV tidak mempunyai "penga;i.1h" tujuh Ho diterima terhadap Sharpe's measure
Sumber : Hasil Pengujian-pe11gujian Hipotesis
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Namora (2000) dalam menganlisis pengaruh Variabel PER, PBV
dan Laverage terhadap market performance. Namora (2006)
menyimpulkan bahwa PER, Size dan Laverage tidak mempengaruhi
market performance, baik secara bersama-sama maupun secara parsial.
Namora (2006) juga menyimpulkan jika digunakan data pengamatan
yang jumlahnya lebih banyak (pooled regression), hanya variabel PER
yang berpengaruh secara signifikan terhadap return, namun dengan
koefisien yang relatif kecil.
Lebih lanjut, jika dilakukan analisis terhadap hasil penelitian ini
dan didukung oleh hasil penelitian Namora (2006), maka dapat
diperkirakan bahwa rasio-rasio keuangan yang bersumber pada laporan
keuangan perusahaan belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh investor
![Page 102: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/102.jpg)
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusar. investa3i di
pasar modal Indonesia.
![Page 103: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/103.jpg)
A. KESIMPULAN
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Setelah dilakukan analisis data mengenai analisis terhadap market
performance dan karakteristik keuangan perusahaan properti dan
perdagagangan maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
I. Penelitian ini menciapatkan basil bahwa baik Sharpe's measure maupun
excess return pada kedua sel<tor tersebut mempunyai rata-rata yang ti .fak
berbeda secara signifikan. Begitu pula return volatility pada kedua sektor
tersebut juga tidak mempunyai rata-rata yang tidak berbeda secara
signifikan.
2. Penelitian ini juga meneliti perbedaan karakteristik keuangan perusahaan
sektor properti dengan perusahaan sektor perdagangan. Karakteristik
karakteristik keuangan tersebut adalah PER, PBV dan DER. Dari basil uji
dua rata-rata sampel independen, disimpulkan bahwa :
I. PER sektor propetti mempunyai rata-rata yang tidak berbeda dengan
PER sektor perdagangan.
2. PBV sektor properti mempunyai rata-rata yang tidak berbeda dengan
PBV sektor perdagangan.
3. DER sektor properti mempunyai rata-rata yang tidak berbeda dengan
DER sektor perdagangan.
![Page 104: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/104.jpg)
3. Dari hasil penelitian ini juga disimpulkan bahwa karakteristik keuangan
(PER, PBV dan DER), baik secara parsial maupun bersama-sama, tidak
mampu menjelaskan market performance pada saham sektor properti
maupun sektor perdagangan.
4. Dan hasil penelitian ini juga menyimpulbn bahwa dengan menggunakan
pembanding berupa Sharpe's measure IHSG, diperoleh :
I. Saham Suryainti Permata Tbk memiliki Sharpe's measure yang paling
tinggi dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor properti.
2. Saham Lippo Karawaci Tbk memiliki Sharpe's mea•ure yang paling
rendah dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor Properti.
3. Saham United Tractors Tbk memiliki Sharpe's measure yang paling
tinggi dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor perdagangan.
4. Saham Plaza Indonesia Realty Tbk memiliki Sharpe's measure yang
paling rendah dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor
perdagangan.
![Page 105: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/105.jpg)
B. IMPLIKASI
1. Dalam penilaian kinerja dari suatu portofolio dengan menggnnakan
sharpe's measure investor tidak dapat menilai hasil dari sharpe measure
sebagai ukuran kinerja portofolio yang absolut, tetapi diperlukan
diperlukan infom1asi-informasi lain untuk mengetahui apakah hasil nilai
sharpe's measure baik atau buruk.
2. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa variabel-variabel karakteristik
keuangan yaitu PER, DER dan PBV tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja pasar. Oleh karena itu investor sebagai
pengambil keputusan diharapkan memanfatkan rasio-rasio keuangan diatas
yang bersumber dari keuangan perusahaan dengan sepenuhnya sebagai
bahan pertimbangan.
![Page 106: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/106.jpg)
DAFfARPUSTAKA
Anastasia, Njo; dkk "Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sitematik Terhadap Harga Saham Properti di BE.!'. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.5 Nopember 2003.
Anggraeni, Silvia; sugiharto, Toto "Analisis Z Skor Untuk Penilaian Kinetja Keuangan Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Perdaganagn di BEJ". Majalah Ekonomi dan Komputer No.3 Tahun XII -2004. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Fabozzi, J, Frank "Manajemen Investasi ", Salemba Empat, Jakarta, 2000.
Investopedia. "Financial Concec>ts: The Risk/Return Trade Off', "http://www.investopedia.com/university /cocepts/cocepts I .asp", diakses 24 Maret 2008.
Hartono, "SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian", Edisi ke-2, Pustaka Pelajar, Y ogyakarta, 2008.
Hamid, Abdul, "Buku Panduan Penulisan Skripsi ", Cetakan I, l'EIS UIN Press, Jakarta, 2005.
Husnan, Suad. "Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas", Edisi Ketiga, UPP AMK YKPN, 2001.
Namora. "Perbandingan Market Performance Dan Karakteristik Keuangan Perusahaan Sektor Aneka lndustri Dengan Sektor Prope11i - Real Estat", Thesis Program Studi Magister Managament Universitas Pelita Harapan, 2006.
Nugroho, Bhuono Agung, "Strategi Jitu Memilih Metode Statisiik Penelitian dengan SPSS'', Edisi Pertama, CV Andi Offset, Yogyai<arta, 2005.
Rodoni, Ahmad. "Analisis Teknikal dan Fundamental pada Pasar Modal (Disertai Hasil Penelitian)", Cetakan Pertama. Center for Social Economics Studies (CSES) Press, Jakarta, 2005.
Sarwoko. "Dasar-dasar Ekonometrikd'. Penerbit Andi, Edisi Pertama, 2005.
Sharpe, William F. ; Alexander, Gordon J. ; Bailey, Jeffery V. "brvestasi", Edisi Keenam, Jilid I . PT lndeks Kelompok Gramedia, 2005.
![Page 107: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/107.jpg)
Sugiyono, "Metode Penelitian Eisnis'', CV Alfabeta, Bandung, 2005.
Yarnest. "Analisis Pengaruh Variabel Kil'elja Keuangan Perusahaan Terhcdap Return Saham (Studi di Bursa Efek Surabaya)". Jurnal Ekonomi Tahun 6, Nomor 3. 2002.
![Page 108: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/108.jpg)
LAMP IRAN
![Page 109: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/109.jpg)
Nilai Kapitalisasi Pasar Saham Sektor Properti Property
No Nama Perusahaan Kapltalisasi (Trlllun Rp) 1 Bakrieland DeveloomentTbk 12, 165,572 2 Linno Karawaci Tbk 11,938.485 3 Ciputra Development Tbk 5,821,131 4 Java Real Property Tbk 4,207,500 5 Pakuwon Jati Tbk 3,858,943 6 Summarecon Aqunq Tbk 3,759,328 7 Kawasan lndustri Jababeka Tbk 3,'169,601 8 Dharm:ila lntiland Tbk 2,892,073 9 Adhi Karva (Persero) Tbk _2,449795 10 Suryain!i Permata Tbk 2, 103,482 11 Ciputra Surva Tbk 1,939,288 12 Duta Anaaada Realty Tbk 1,545, 151 13 Dula Pertiwi Tbk 1,262,625 14 Modernland Realty Ltd. Tbk 1,208,754 15 Surya Semesta lntarnusa Tbl< 967,612 16 !ndonesia Prima Prooertv Tbk 828,875 17 Suryamas Dutamakmur Tbk 562,936 18 Linno Cikaranq Tbk 445.440 19 Bhuwanatala lndah Permai Tbk 137,610 20. Roda Pananon Haraoan 1 bk 100,470 21 Kridaoerdana lndahgraha Tbk 83,950 22 Bintana Mitra Semestarava Tbk 50,064 23 Ristia Bintana Mahkataseiati T 49,662 24 Ciptojaya Kontrin~oreksa Tbk 46,746 25 Makassar Tourism Dev. Tbk 45,692 26 Panca Wiratama Sakti Tbk 12,375
Nilai Kapitalisasi Pasar Saham Sektar Perdagangan
No Nama Perusahaan Kapitalisasi (Triliun Rp)
1 United Tractors Tbk 31,082,539 2 Bakrie & Brot~er Tbk 7,821,381 3 Plaza Indonesia Realtv Tbk 6,390,000 4 Ramavana Lestari Tbk 6,004,400 5 Aneka Kimia Rava Tbk 4,305,600 6 Matahari Putra Prima Tbk 3,251,226 7 Jakarta lnt'I Hotel & Dev. Tbk 1,930,039 8 Surya Citra Media Tbk 1,780,125 9 Pembanounan Java Ancel Tbk 1,760,000 10 Enseval Putra Meaatradinq Tbk 1,755,600 11 Tunas Ridean Tbk 1,729,800 12 Jakarta Setiabudi lnternasional Tbk 1,715,685 13 Hero Suoermarket Tbk 1,482,390 14 Mitra AdiPerkasa Tbk 1, 162,000
![Page 110: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/110.jpg)
15 Fast Food Indonesia Tbk 1,093,313 16 Alfa Retailindo Tbk 982,800 17 lndosiar Ka;va Media Tbk 891,270 18 Astra Graohia Tbk 795,780 19 AGIS tbk 732,031 20 Multinolar Tbk 692,086 21 Sona Tooas Tourism lndusirv Tbk 662,400 22 Hexindo Adinerkasa Tbk 621,600 23 lntearasi Teknoloai Tbk 397,940 24 Metrodata Electronic Tbk 375,714 25 Panorama Sentrawisata Tbk 356,000 23 Laut&n Luas Tbk 343,200 27 Tiaaraksa Satria Tbk 293,918 28 Abdi Banasa Tbk 254,960 29 Hotel Sahid Jaya Tbk 251,328 . 30 lntraco Penta Tbk 237,60S 31 Centrin Online Tbk 232,921 32 Linne E-NET Tbk 207,077 33 Ania Exnress To'1r & Travel Service Tb'< 145,350 34 Mas Murni Indonesia Tbk 128,980 35 Pudiiadi & Sons Est ate Tbk ·116,753
36 DI/\ iacorn lntrabumi Tbk 110,400
37 Wicaksana Overseas Tbk 109.130
38 Te moo Inti Media Tbk 100,050
39 Tira Austenite Tbk 94,080
40 Pudiiadi Prestiae Limited Tbk 89,600
41 Pioneerindo Gourmet International Tbk 88,323
42 Mellenium Pharmacon lnt'I Tbk 71,344
43 Limas Centric Indonesia Tbk 66,967 44. Rime Catur Lestari Tbk 61,200
45 Sue i Samaoersada Tbk 60,681
46 Fortune Indonesia Tbk 58,618
47 Gema Grahasarana Tbk 56,000
48 Bavu Buana Tbk 45,919
49 Jasuindo Tiaa Perkasa Tbk 44,242
50 Metro Suoermarket Realtv Tbk 41,331
51 Wahana Phenix Mandiri Tbk 39,000
52 Asia Grain International Tbk 36,138
53 Pool Advista Indonesia Tbk . 29,000
54 lndoexchanae Tbk 20,853
55 Inter Delta Tbk 19,615
56 Perdana Banaun Pusaka Tbk 15,960
57 Akbar lndo Makmur Stimec Tbk 14,850
58 Toke Gununa Aouna Tbk 13,000
59 Mas Murni Tbk (Saham Preferen\ 3,600
![Page 111: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/111.jpg)
Karakteristik Keuangan Sektor Properti
No Ssham PER PBV DER
1 Bakrieland DeveloomentTbk 19.05 0.97 0.61 2 Linno Karawaci Tbl: 21.57 2.51 1.53 3 Cio utra Develoo men: Tbk 11.49 2.74 2.53 4 Jaya Real Prooen'I Tbk 30.28 2.39 0.65 5 Pakuwon Jati Tbi: 9.06 1.29 2.20 6 Summarecon Agung Tbk 17.02 2.62 1.10 7 Kawasan lndustr. Jababeka Tbk 25.81 1.28 0.27 8 Dhannala lntiland Tbk 8.99 5.82 17.78 g Adhi Karva (Perserol Tbk 25.19 4.13 5.56 10 Survainti Permata Tbk 6.35 1.05 0.25
Karakteristik Keuangan Sektor Perdagangan
No Sa ham PER PBV DER -1 United Tractors Tbk 15.05 4.03 1.54 2 Bakrie & Brother Tbk 15.28 1.05 0.75 3 Plaza Indonesia Realty Tbk 32.56 2.45 0.47 4 Ram8vana Lestari Tbk 25.23 3.31 0.54 5 Aneka Kimia Rava Tbk 13.85 1.80 1.11 6 Matahari Putra Prima Tbk 19.49 1.12 1.35 7 Jakarta lnt'I Hotel & Dev. Tbk 119.83 1.02 1.66 8 Surva Citra Media Tbk 13.87 1.23 0.73 9 Pembanounan Java Ancol Tbk 14.07 l.92 0.37 10 Enseval Putra Meoatradino Tbk 8.35 1.92 1.48
![Page 112: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/112.jpg)
~o Perlode rate (year) % Rate Month No Periode Harga Return Relative Return
1 Jan-05 7.42 0.62 1 oec-04 1001).233 2 Februari 7.43 0.62 2 Jan-OS 1045.435 4.52% 104.52% 3 Maret 7.44 0.62 3 Februari 1073.828 2.72% 102.72% 4 April 7.70 0.64 4 Maret 1080.165 0.59% 100.59% 5 Mei 7.95 0.66 5 Aoril 1029.613 -4.68% 95.32% 6 Juni 8.25 0.69 6 Mei 1088.169 5.69% 105.69% 7 Juli 8.5C 0.71 7 Juni 1122.376 3.14% 103.14% 8 Aaustus. 8.75 0.73 8 Juli 1182.301 5.34% 105.34% 9 Seotember 10.00 0.83 9 A.Qustus 1050.090 -11.18% 88.82% 10 Oktober 11.00 0.92 10 September 1079.275 2.78% 102.78% 11 Nooember 12.25 ·1.02 11 Oktober 1066.224 -1.21% 98.79% 12 Desember 12.75 1.06 12 Nopembar 1095.641 2.85% 102.85% 13 Jan-OS 12.75 1.06 13 Desember 1162.635 6.02% 106.02% 14 Februari 12.75 1.06 14 Jan-06 1232.321 5.99% 105.99% 15 Maret 12.75 1.06 15 Februari 1230.664 -0.13% 99.87% 16 April 12.75 1.06 16 Maret 1322.974 7.50% 107.50% 17 Mei 12.50 1.04 17 Aoril 1464.406 10.69% 110.69% 18 Juni 12.25 1.02 18 Mei 1329.996 -9.18% 90.82% 19 Juli 12.25 1.02 19 Juni 1310.263 -1.48% 98.52% 20 Aaustus. 11.75 0.98 20 Juli 1351.649 3.16% 103.16% 21 Seotember 11.25 0.94 21 A~ustus 1431.262 5.89% 105.89% 22 Oktober 10.75 0.90 22 September 1534.615 7.22% 107.22% 23 Nopember 10.25 0.85 23 Oktober 1582.626 3.13% 103.13% 24 Desember 9.75 0.81 24 Nooember 1718.961 8.61% 100.61% 25 Jan-07 9.50 0.79 25 Desember 1805.523 5.04% 105.04% 26 Februari 9.25 0.77 26 Jan-07 1757.258 -2.67% 97.33% 27 Maret 9.00 0.75 27 Februart 1740.971 -0.93% 99.07% 28 Aoril 9.00 0.75 28 Maret 1830.924 5.17% 105.17% 29 Mei 8.75 0.73 29 April 1999.167 9.19% 109.19% 30 Juni 8.50 0.71 30 Mei 2084.324 4.26% 104.26% 31 Juli 8.25 0.69 31 Juni 2139.278 2.64% 102.64% 32 Aaustus. 8.25 0.69 32 Juli 2348.673 9.79% 109.79% 33 September 8.25 0.69 33 Aaustus 2194.3~9 -6.57% 93.43% 34 Oktober 8.25 0.69 34 Seotember 2359.206 7.51% 107.51% 35 Nooember 8.25 0.69 35 Oktober 2643.487 1205% 112.05% 36 Desember B.00 0.67 36 Nooember 2688.332 1.70% ~01.70%
37 Desember 2745.826 2.14% 102.14%
![Page 113: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/113.jpg)
Expected Return, Standar Deviasi Return dan Sharpe's Measure Sektor Properti
No Sa ham Expected Risk Free Excess Deviasi Sharpe return Rate Return Return Measure
1 Sakrieland DeveloomentTbk 2.232698 0.98 1.25~698 0.189981 0.085938 2 Linno Karawaci Tuk -2.291262 0.98 -3.271262 0.146946 -0.222617 ~ Ciputra Develooment Tbk 1.789401 0.98 0.809401 0.186789 0.043332
4 Java Real Prooer.v Tbk 0.129875 0.98 -0.850125 0.195873 -0.043402 5 Pakuwon Jati Tbk 0.765238 0.98 -0.214762 0.228921 -0.009382 6 Summarecon AQunQ Tbk 1.871341 0.98 0.891341 0.138936 0.064155 7 Kawasan lndustri Jababeka Tbk 1.944064 0.98 0.964064 0.148454 0.064940 8 Dharmala intiland Tbk 4.510313 0.98 3.530313 0.173609 0.203348 9 Adhi Karva IPersero\ Tbk 2.112835 0.98 1.132835 0.164657 0.083800 10 Survainti Permata Tbk 6.391105 0.98 5.411105 0.195962 0.276131
Expected Return, Star.dar Deviasi Return dan Sharp~·s Measure Sektor Perdagangan
No Sa ham Expected Risk Free Excess Doviasi Sharpe
return Rate ReturG Return Measure
1 United Tractors Tbk 4.599480 0.98 3.619480 0.092649 0.390868 2 Bakrie & Brother Tbk 5.657001 0.98 4.677001 0.740767 0.083137
I 3 Plaza Indonesia Realtv Tbk -3.136430 0.98 -4.116430 0.221045 -0.186226
4 Ramavana Lestari Tbk 0.488106 0.98 -0.491894 0.092070 -0.053426
5 Aneka Kirnia Rava Tbk 0.742028 0.98 -0.237972 0.155475 -0.015306
6 'Matahari Putra Prima Tbk 0.682349 0.98 -0.297651 0.108672 -0.027:190
7 Jakarta lnt'I Hotel & Dev. Tbk 2.306704 0.98 1.326704 0.158918 0.083483
8 Surva Citra Media Tbk 1.281340 0.98 0.301340 0.110537 0.027261
9 Pembangunan Java Ancol Tbk -0.028488 0.98 -1.008488 0.190166 -0.053032
10 Enseval Putra Meaatradina Tbk 1.038083 0.98 0.058063 0.097398 0.005961
Expected Return. Standar Deviasi Return dan Sharpe's Measure IHSG
Expected Risk Free Excess Deviasi Sharpe
IHSG return Rate Return Return Measure
2.84485044 0.98 1.86485044 0.05267474 0.354031286
![Page 114: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/114.jpg)
![Page 115: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/115.jpg)
Periode Harga Dlviden Return Relative Return Perlocle Harga Dlviden Return Relative Return
!C-04 280 Dec-04 1625 n.()5 265 -5.36% 94.64% Jan-05 1510 -7.08% 92.92%
'bruari 245 -7.55% 92.45% Februari 1510 0.00% 100.00% aret 370 51.02% 151.02% Maret 1500 -0.66% 99.34% iril 2SO -24.32% 75.68% Anril 1480 -1.33% 98.67% 3j 320 14.29% 114.29% ~. 1470 -0.68% 99.32% ni 315 -1.56% 98.44% Juni 1470 0.00% 100.00% Ii 325 3.17% 103.17% Juli 1630 10.88% 110.88% -1ustus 250 -23.08% 76.92% Ac;ustus 1620 10.00 0.00% 100.00% >ptember 165 -34.00% 66.00% Sentember 1630 0.62% 100.a2% dober 160 -3.03% 96.97% Oktober 1650 1.23% 101.23% member 155 -3.13% 96.88% Nonember 1680 1.e2% 101.82% 3sember 165 6.45% 106.45% Desember 1750 4.17% 104.17% 1n-OS 160 -3.03% 96.97% Jan-06 1800 2.86% 102.86% ~bruari 155 -3.13% 96.88% Februan 1820 1.11% 101.11% aret 170 9.68% 109.68% Maret 1980 8.79% 108.79% iril 180 5.88% 105.88% Anni 1950 -1.52% 98.48% 3j 185 2.78% 102.78% Mei 1780 -e.12% 91.28% ni 155 -16.22% 83.78% Juni 1720 -3.37% 96.63% iii 165 6.45% 106.45% Juli 900 -47.67% 52.33% iustus 165 0.00% 100.00% Aaustus 880 -2.22% 97.78% >ptember 150 -9.09% 90.91% Seotember 900 2.27% 102.27% <tober 150 0.00% 100.00% Oktober 910 1.11% 101.11% ipember 135 -10.00% 90.00% Nonember 1010 10.99% 110.99% 3sember 195 44.44% 144.44% Desember 1070 9.99 6.93% 106.93% in-07 205 5.13% 105.13% Jan-07 1020 -4.67% 95.33% •bruari 235 14.63% 114.63% Februar! 1000 -1.96% 98.04% aret 230 -2.13% 97.87% Maret 1030 3.00% 103.00% >ril 240 4.35% 104.35% Anni 1280 24.27% 124.27% 9i 315 31.25% 131.25% Mei 1540 20.31% 120.31% 1ni 330 4.76% 104.76% Jun; 1520 -1.30% 96.70% Iii 490 48.48% 148.48% Juli 1760 15.79% 115.79% iustus 395 -19.39% 80.61% Aaustus 1800 2.27% 102.27% >Ptember 530 34.18% 134.18% Sentember 1790 -0.56% 99.4.\% <lobar 590 11.32% 111.32% Oktober 1760 -1.68% 98.32% ioember 610 3.39% 103.39% Nonember 1680 -4.55% 95.45% :sember 620 1.64% 101.64% Desember 690 4.62 -58.65% 41.35%
![Page 116: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/116.jpg)
Peri ode Harga Dividen Return Relative Return Peri ode Harga Dividen Return t<te1auve n:e'lun1
Dec-04 470 Dec-04 1500 Jan-05 425 -9.57% 90.43% Jan-05 1700 13.33% 113.33% Februari 415 -2.35% 97.65% Februari 2000 17.65% 117.65% Maret 650 56.63% 156.63% Maret 2525 2625% 126.25% April 550 -15.38% 84.62% IADril 2475 -1.98% 98.02% Mei 550 0.00% 100.00% Mei 2400 -3.03% 96.97% Juni 620 12.73% 11:2.73% Juni 2350 25.00 -1.04% 98.96% Juli 600 -3.23% 96.77% ,Juli 2350 0.00% 100.00% Aoustus 350 -41.67% 58.33% Aoustus 1730 -26.38% 73.62% Seotember 320 -8.57% 91.43% Seotember 1900 9.83% 109.83% Oktober 275 -14.06% 85.94% Oktober 1900 0.00% 100.00% Nooember 280 1.82% 101.82% Nooembsr 1900 0.00% 100.00% Desember 300 7.14% 107.14% Desember 1890 -0.53% 99.47% Jan-06 445 48.33% 148.33% Jan-06 1900 0.53% 100.53% Februari 420 -5.62% 94.38% Februari 1900 0.00% 100.00% Maret 435 3.57% 103.57% Maret 2300 21.05% 121.05% Anril 455 4.60% 104.60% Aoril 3375 46.74% 146.74% Mei 465 2.20% 102.20% Mei 3800 12.59% 112.59% Juni 440 -5.38% 94.62% Juni 3600 -5.26% 94.74% Juli 460 4.55% 104.55% Juli 3300 35.0u -7.36% 92.64% Aaustus 590 28.26% 128.26% Aoustus 580 -82.42% 17.58% Seetember 610 3.39% 103.39% September 640 10.34% 110.34% Oktober 580 -4.92% 95.08% Oktober 740 15.63o/o 115.63% Nooember 650 12.07% 112.07% Mooember 830 12.16% 112.16% Desember 760 16.92% 116.92% Jan-07 800 5.26% 105.26%
Desember 1030 24.10% 124.10~-Jan-07 1000 -2.91% 97.09%
Februari 840 s.00°10 105.00% Februari 1100 10.00% 110.00% Maret 920 9.52% 109.52% Maret 1160 5.45% 105.45% Anril 970 5.43% 105.43% Aoril 1510 30.17% 130.17% Mei 960 -1.03% 98.97% Mei I 1620 7.28% 107.28% Juni 900 -6.25% 93.75% Juni 1550 9.00 -3.77% 96.23% Juli 920 2.22% 102.22% Juli 1580 1.94% 101.94% Aaustus 760 -17.39% 82.61% Aaustus 1500 -5.06% 94.94% ,September 930 22.37% 122.37% Seoternber 1480 -1.33% 98.67% :oktober 890 -4.30% 95.70% Oktober 1500 1.35% 101.35% iNooember 650 -26.97% 73.03% Nooember 1520 1.33% 101.33% iDesember 890 36.92% 136.92% Desember 1530 0.66% 100.66%
![Page 117: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/117.jpg)
Periode Harga Dividen Return Relative Return ec-04 380
I Perio~ Harga Dividen Ratum ReiatlYe Return
Dec-04 625 m-05 380 0.00% 100.00% Jan-OS 690 10.40%. 110.40% ebruari 400 5.26% 105.26% Februari 900 30.43%. 130.43% iaret 510 27.50% 127.50% Maret 980 8.89% 108.89% nril 440 -13.73% ' 86.27% Aoril 870 -11.22%. 88.78% lei 470 6.82% 106.82% Mei 960 10.34% 110.34% Jni 500 6.38% 106.38% Juni 1030 7.29%. 107.29% Jli 455 -9.00% 91.00% Juli 1050 15.00 3.40%. 103.40% austus 450 -1.10% 98.90% eotember 485 7.78% 107.78%
6qustus 770 -26.67%. 73.33% Seotember 740 -3.90% 96.10%
>klober 420 -13.40% 86.60% Oktober 730 -1.35%. 98.65% ooember 420 0.00% 100.00% Nooember 740 1.37°A:t 101.37% esember 465 10.71% 11:0.71%
i an..06 420 -9.68% 90.32% Desember 750 1.35%. 101.35% Jan-06 870 16.00% 116.00%
ebruari 500 19.05% 11'9.05% Februsri 850 -2.30%. 97.70% laret 500 0.00% 100.00% Maret 1030 21.18% 121.18% pril 430 -14.00% 86.00% Aoril 1250 21.36%. 121.36%. lei 520 20.93% 120.93% Mei 12~0 -3.20% 96.80% Jni 490 -5.77% 94.23% Juni 1170 -3.31% 96.69%. Jli 490 0.00% 100.00% Juli 930 15.00 -19.23%. 80.77% austus 470 -4.08% 95.92% Aaustus 9W -2.15% 97.85% eDtember 460 -2.13% 97.87% 1ktober 510 10.87% 11!0.87%
.§eptembor 1100 20.88% 120.es% Oktober 1180 7.27% 107.27%.
oDPmber 670 31.37% 131.37% Nooember 1150 -2.54% 97.46% 1esember 680 1.49% 101.49% Desember 1170 1.74% 101.i'4% an..07 870 27.94% 127.94% Jan..07 1270 8.55%. 108.55% ebruari 900 3.45% 103.45% Februari 1350 6.30% 106.30% laret 1060 17.78% 11:7.78% Maret 11~0 -17.78% 82.22% oril 1160 9.43% 109.43% Aoril 1180 6.31%. 106.31% lei 1330 14.66% 11!4.66% Mei 1560 32.20% 132.20% uni 1600 20.30% 120.30% Juni 1260 13.00 -18.40% 81.60% uli 2900 81.25% 181.25% Juli 1530 21.43%. 121.43% gustus 3000 3.45% 103.45% Anustus 1430 -6.54% 93.46% eotember 500 -83.33% 1:6.67% Sentember 14~0 -1.40%. 98.60% 1ktober 500 0.00% 100.00% Oktober 1350 A.26%. 95.74%. !ooember 485 -3.00% 97.00% Nonember 1080 ·20.00% 80.00% 1esember 500 3.09% 103.09% . Deserr1ber 1170 8.33%. 108.33%
![Page 118: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/118.jpg)
Periode Harga Dividen Return !Relative Return Periode I Harga Dividen Kewm rt.tnn1uiru nvr.u1 11
>ec-04 115 Dec-04 190 'an-05 125 8.70% 108.70% Jan-OS 235 23.68% 123.68% 'ebruari 130 4.00% 104.00% Februari 250 6.38% 106.38% Aaret 145 11.54% 1111.54% Maret 360 44.00% 144.00% \pril 115 -20.69% 79.31% Aoril 325 -9.72% 90.28% Aei 125 8.70% 106.70% Mei 320 -1.54% 98.46% iuni 125 0.00% 100.00% Juni 3~5 -1.56% 98.44% luli 125 0.00% 100.00% Juli 290 -7.94% 92.06% \austus 90 -28.00% 72.00% Aoustus 205 -29.31% 70.69% >eotember 100 11.11% 11'1.11% Seotember 165 -19.51% 80.49% )ktober 90 -10.00% 90.00% O!ctober 185 12.12% 112.12% ~ooember 85 -5.56% 94.44% Nooember 185 0.00% 100.00% lesember 90 5.88% 105.88% Desember 185 0.00% 100.00% lan-06 90 0.00% 100.00% Jan-OS 220 18.92% 118.92% 'ebruari 110 22.22% 122.22% Februari 2~0 -4.55% 95.45% Aaret 140 27.27% 127.27% Maret 2no 0.00% 100.00% \oril 155 10.71% 110.71% Anril 235 11.90% 111.90% Aei 120 -22.58% 77.42% Mei 2~5 -8.51% 91.49% I uni 130 8.33% 108.33% Juni 190 -11.63% 88.37% luli 130 0.00% 100.00% Juli 190 0.00% 100.00% \austus 125 -3.85°/o 96.15% Aaustus 200 5.26% 105.26% >eotember 125 0.00% 100.00% Seotember 195 -2.50% 97.50% )ktober 120 -4.00% 96.00% Oktober 2fi0 7.69% 107.69% fopember 125 4.17% 104.17% Nonember 200 -4.76% 95.24% )esember 155 24.00% 124.00% Desember 250 25.00% 125.00% lan-07 166 7.10% 107.10% Jan-07 2fl0 -16.00% 84.00% 'ebruari 179 ·7.83% 107.83% Februari 215 2.38% 102.38% ~aret 220 22.91% 122.91% Maret 2rn -2.33% 97.67% \oril 195 -11.36% 88.64% Aoril 245 16.67% 116.67% ~ei 225 15.38% 11!5.38% Mei 330 34.69% 134.69% I uni 215 -4.44% 95.56% ! Juli 265 23.26% 123.26%
Juni 420 27.27% 127.27% Juli 590 40.48% 140.48%
>.austus 220 -16.98% 83.02% Aoustus 500 -15.25% 84.75% >eotember 285 29.55% 129.55% Sentember 670 34.00% 134.00% )ktober 240 -15.79% 84.21% Oktober 700 4.48% 104.48% ~ooember 194 -19.17% 80.83% Nooember 880 25.71% 125.71% )esember 230 16.56% 11'8.56% Desember 930 5.68% 105.68%
![Page 119: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/119.jpg)
Periode Harga Dividen Return Relative Return Perlode Harga Diviclen I Ra tum Re1anve Return
Dec-04 675 Dec-04 2~5 I Jan-05 940 39.26% 139.26% Februari 1030 9.57% 109.57%
d~- 230 6.98% 106.98% Februari 265 15.22% 115.22%
Maret 880 -14.56% 85.44% Maret 400 50.94% 150.94% April 730 -17.05% 82.95% Mei 810 10.96% 11'0.96%
bE!!!__ 335 -16.25% 83.75% Mei 350 4.48% 104.46%
Juni 830 20,00 4.94% 104.94% Juni 370 5.71% 105.71% Juli 770 -7.23% 92.77% Juli 370 0.00% 100.00% AQustus 535 -30.52% 69.48% Aoustus 220 -40.54% 59.46% Seetember 550 2.80% 102.80% September 2W -4.55% 95.45% Oktober 530 -3.64% 96.36% Oktober 185 -11.90% 88.10% Nonember 530 0.00% 100.00% Non ember 190 2.70% 102.70% Desember 720 35.85% 135.85% Desember 190 0.00% 100.00% Jan-06 810 12.50% 11'2.50% Jan-06 235 23.68% 123.68% Februari 810 0.00% 100.00% Februari 230 -2.13% 87.87% Maret 840 3.70% 103.70% Maret 235 2.17% 102.17% April 920 9.52% 109.52% April 240 :?..13% 102.13% Mei 740 -19.57% 80.43% Mei 190 -20.83% 79.17% Juni 660 -10.81% 89.19% Juni 180 -5.26% 94.74% Juli 600 12.98 -7.12% 92.88% Juli 190 5.56% 105.56% Agustus 510 -15.00% 85.00% Aaustus 225 16.42% 118.42% September 610 19.61% 11:9.61% Seotember 335 48.69% 148.89% Oktober 700 14.75% 114.75% Oktober 365 14.93% 114.93% Nopember 810 15.71% 1t5.71% Nooember 375 -2.60% 97.40% Desember 800 -1.23% 98.77% Desember 590 57.33% 157.33% Jan-07 810 1.25% 101.25% Jan-07 540 -8.47% 91.53% Februari 710 -12.35% 87.65% Februari 540 0.00% 100.00% Maret 750 5.63% 105.63% Maret 560 3.70% 103.70% ' Anril 870 16.00% 116.00% April 750 33.93% 133.93% Mei 1010 16.09% 116.09% Mei 980 30.67% 130.67% Juni 1100 6.91% 108.91% Juni 1140 16.33% 116.33% Juli 1520 10:61 39.15% 139.15% Juli 1320 15.79% 115.79% AQustus 1230 -19.08% 80.92% Aaustus 1380 4.55% 104.55% September 1250 1.63% 101.63% Sep!ember 15~0 9.42% 109.42% Oktober 1560 24.80% 124.80% Oktober 1540 1.99% 101.99% Nooember 1370 -12.18% 87.82% Desember 1360 -0.73% 99.27%
~ember 1940 25.97% 125.97% Desemher 2000 3.09% 103.09%
![Page 120: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/120.jpg)
![Page 121: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/121.jpg)
Periode Harga Divlclen Return Relative Return Peri:>de Harga Dividen Return Relative Return -c-04 2275 Dec-04 40
1-05 2850 25.27% 125.27% Jan-05 40 0.00% 100.00% oruari 3025 6.14% 106.14% Februari 40 0.00% 100.00% ret 2875 -4.96% 95.04% Maret 215 437.SO~b 537.50% ril 2950 2.61% 102.61% IAnril 125 -41.86% 58.14% ~ i 3275 11.02% 111.02% Mei 105 -16.CO% 84.00% 1i 3725 35 14.81% 114.81% Juni 120 14.29% 114.29% i 4450 19.46% 119.46% Juli 140 16.67% 116.67% ustus 3875 -12.92% 87.08% Aoustus 95 -32.14% 67.86% otember 3875 0.00% 100.00% l:'eotember 100 5.26% 105.26% tober 3700 -4.52% 95.48% Oktober 110 10.00% 110.00% pember 3600 -2.70% 97.30% Nooember 105 -4~55% 95.45% sember 3675 2.08% 102.08% Desember 120 14.29% 114.29% n-06 3825 4.08% 104.08% Jan-06 130 8.33% 108.33% bruari 3975 3.92% 103.92% Februari 130 0.00% 100.00% tr et 4500 13.21% 113.21% Maret 170 30.77% 130.77% ril 5450 21.11% 121.11% Anril 170 0.00% 100.00% ~i 5400 -0.92% 99.08% Mei 170 0.00% 100.00% 1i 5400 110 2.04% 102.04% Juni 150 -11.76% 88.24% i 5600 3.70% 103.70% Juli 170 13.33% 113.33% ustus 5750 2.68% 102.63% Aaustus 165 -2.94% 97.06% otember 6050 5.22% 105.22% Seotember 150 -9.09% 90.91% :tober 6550 45 9.01% 109.01% Oktober 155 3.33% 103.33% pember 6450 -1.53% 98.47% Nooember 130 -16.13% 83.87% ,sember 6550 1.55% 101.55% Desember 155 19.23% 119.23% n-07 6750 3.05% 103.05% Jan-07 172 10.97% 110.97% bruari 6950 2.96% 102.96% Februari 182 5.81% 105.81% iret 7400 6.47% 106.47% Maret 187 2.75% 102.75% ril 7900 6.76% 106.76% Anril 240 28.34% 128.34% !i 7550 -4.43% 95.57% Mei 300 25.00% 125.00% ni 8250 85 10.40% 110.40% Juni 295 -1.67% 98.33% Ii 8600 4.24% 104.24% Juli 305 3.39% 103.39% ustus 8100 -5.81% 94.19% Aaustus 270 -11.48% 88.52% ptember 8200 1.23% 101.23% Seotember 300 11.11% 111.11% :tober 10950 60 34.27% 134.27% Oktober 315 5.00% 105.00% 'pember 11250 2.74% 102.74% Nooember 295 -6.35% 93.65% 'sember 10900 -3.11% 96.89% Desember 290 -1.69% 95.31%
![Page 122: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/122.jpg)
''
Periode Harga Divlden Return Relative Return Periode Harga Dlviden Return Relative Return
ac-04 5700 Dac-04 775 in--05 5700 0.00% 100.00% Jan--05 700 ·1.94% 98.01:\% •bruari 5700 0.00% 100.00% Februari 780 2.63% 102.63% are! 5700 0.00% 100.00% Maret 780 0.00% 100.00% iril 5700 0.00% 100.00% Aoril 770 ·1.28% 98.72% ei 5700 0.00% 100.00% Mei 820 6.49% 106.49% 1ni 5700 0.00% 100.00% Juni 900 9.76% 109.76% iii 5700 0.00% 100.00% Juli 870 30 0.00% 100 00% lUS!US 5700 13 0.23% 100.23% Aaustus 820 -5.75% 94.25% mtember 5700 0.00% 100.00% SsDtember 780 -4.88% 95.12% <lober 5700 0.00% 100.00% Oktober 720 -7.69% 92.31% )Dember 5700 0.00% 100.00% Nopamber 720 0.00% 100.00% 3:Sember 5700 0.00% 100.00% Desembar 810 12.50% 112.50% tn--06 5700 0.00% 100.00% Jan--06 .~50 4.94% 104.94% ~bruari 5700 0.00% 100.00% Februar. 730 -14.12% 85.88% are! 5700 0.00% 100.00% Maret 800 9.59% 109.59% lril 5900 3.51% 103.51% Aorit 910 1375% 113.75% ei 5900 0.00% 100.00% Mei 760 -16.48% 83.52% 1ni 5900 0.00% 100.00% Juni 700 ·1.32% 98.68% Iii 5900 0.00% 100.00% Juli 790 22 8.27% 108.27% iustus 6400 12.5 8.69% 108.69% Aaustus 780 ·1.27% 96.73% iptember 7000 9.38% 109.38% Seotember 880 12.82% 112.82% <lober 10000 42.86% 142.86% Oktober 840 -4.55% 95.45% )Dember 10500 5.00% 105.00% Nooember 830 ·1.19% 98.81% esember 1100 ·89.52% 10.48% Desember 870 4.82% 104.82% in--07 1110 0.91% 100.91% Jan.07 860 ·1.15% 98.85% ~bruari 1050 -5.41% 94.59% Februari 770 -10.47% 89.53% are! 1100 4.76% 104.76% Maret 810 5.19% 105.19% lril 1100 0.00% 100.00% April 800 ·1.23% 98.77% ei 1200 9.09% 109.09% Mei 770 ·3.75% 96.25% 1ni 1300 8.33% 108.33% Juni 1010 22 34.03% 134.03% tli 1300 0.00% 100.00% Juli 980 ·2.97% 97.03% iustus 1000 1.25 ·22.98% 77.02% Aoustus 850 -13.27% 86.73% iotember 1000 0.00% 100.00% SeD!ember 850 0.00% 100.00% ,<tober 1000 0.00% 100.00% Oktober 880 3.53% 103.53% >Dember 1000 0.00% 100.00% Nooember 860 -2.27% 97.73% 9sember 1800 80.00% 180.00% Desember 850 ·1.16% 98.84%
![Page 123: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/123.jpg)
Periode Harga Dividen Return Relatlw RetLirn Perlode Harga Dividen Return Relative Return --
•c-04 1150 Dec-04 575 n-05 1100 -4.35% 95.65% Jan-05 650 13.04% 113.04% 1bruari 1100 0.00% 100.00% Februari 670 3.C8% 103.08% iret 1180 7.27% 107.27% Maret 860 -1.49% 98.51% >ril 1220 3.39% 103.39% Anril 580 -12.12% 87.88% :!i 1150 40 -2.46% 97.54% Mei 570 -1.72% 98.28% ni 1200 4.35% 104.35% Juni 590 14 5.96% 105.96% Ii 1280 6.67% 106.67% Juli 720 22.03% 122.03% 1ustus 1210 -5.47% 94.53% Anustus 800 11.11% 111.11% •otember 1350 11.57% 111.57% Sentember 840 5,00% 105.00% <tober 1530 13.33% 113.33% Oktober 860 2.38%- 102.38% >Pember 1590 3.92% 103.92% Nonember 1020 18.60% 118.60% !Sember 1480 -6.92% 93.08% Desember 960 -5.88% 94.12% ,n-06 1550 4.73% 104.73% Jan-06 930 -3.13% 96.88% 1bruari 1500 -3.23% 96.77% Februari 790 -15.05% 84.95% are! 1690 12.67% 112.67% Maret 1030 30.38% 130.38% >ril 1880 11.24% 111.24% Anril 970 25 -3.40% so.60% __ 3j 1770 -5.85% 94.15% Mei 720 -25.77% 74.23% ni 1740 -1.69% 98.31% Juni 750 4.17% 104.17% Ii 1680 -3.45% 96.55% Juli 820 9.33% 109.33% 1ustus '1750 4.17% 104.17% Aoustus 760 -7.32% 92.68% •Plember 1740 60 2.86% 102.86% Seotember 830 9.21% 109.21% ct ob er 2050 17.82% 117.82% Oktober 730 -12.05% 87.95% member 2200 7.32% 107.32% Nonember 740 1.37% 101.37% •sember 2725 23.86% 123.86% Desember 800 8.11% 108.11% in-07 2575 -5.50% 94.50% Jan-07 710 -11.25% 88.75% ibruari 3150 22.33% 12233% Februari 700 -1.41% 98.59% .::" aret 3000 -4.76% 95.24% Maret 690 -1.43% 98.57% >ril 3325 10.83% 110.83% Anni 710 2.&0% 102.90% si 4075 22.56% 122.56% ~i •;"60 10.4 8.51% 108.51% :;·.
ni 4100 65 2.21% 10221% Juni 810 6.58% 106.58% ;:
Ii 1100 -73.17% 26.83% ;ustus 1070 -2.73% 97.27% •Ptember 1170 9.35% 109.35% <lob er 1160 -0.85% 99.15%
Juli 780 -3.70% 96.30% Aaustus 800 2.56% 102.56% Seotember 770 -3,75% 96.25% Oktober 750 -2.60% 97.40%
4)
"4 /"-,
p :{~ "~ ;,>
member 1210 4.31% 104.31% Nonember 650 ·13.33% 86.67% ~sember 1380 14.05% 114.05% Desember 690 G.15% 106.15%
![Page 124: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/124.jpg)
--- -
Periode Harga Dividen Return Relative Return Periode Harga DlvhJen Return Relative Return
ic-04 440 Dec-04 725 in-05 455 3.41% 103.41% Jan-05 770 6.21% 106.21% 'bruari 445 -2.20% 97.80% Februari 770 0.00% 100.00% aret 760 70.79% 170.79% Maret 710 -7.79% 92.21% >ril 630 -17.11% 82.89% Aoril 700 -1.41% 98.59% ~i 690 9.52% 109.52% Mei 610 -12.86% 87.14% ni 650 -5.80% 94.20% Juni 650 35 12.30% 112.30% -Ii 640 -1.54% 98.46% Juli 790 21.54% '121.54% 1ustus 500 -21.88% 78.13% Arlustus 730 -7.59% 92.41% >ptember 505 1.00% 101.00% Sentember 660 -9.59% 90.41% <lob er 460 -8.91% 91.09% O!<tober 710 7.58% 107.58% member 490 6.52% 106.52% Nonember 630 -11.27% 88.73% ~sember 495 1.02% 101.02% Desember 640 25 5.56% 105.56% n-06 540 9.09% 109.09% Jan-06 620 -3.13% 96.88% 1bruari 560 3.70% 103.70% Februari 610 -1.61% 98.39% iret 570 1.79% 101.79% Maret 670 9.84% 109.84% >ril 680 19.30% 119.30% Aoril 700 4.48% 104.48% ~i 550 -19.12% 80.88% Mei 640 -8.57% 91.43% ni 485 -11.82% 88.18% Juni 640 50.16 7.84% 107.84% Ii 480 -1.03% 98.97% Juli 600 -6.25% 93.75% 1ustus 530 10.42% 110.42% Aaustus 650 8.33% 108.33% 'ptember 560 5.66% 105.66% Seotember 820 26.15% 128.15% <lob er 620 10.71% 110.71% Oktober 820 0.00% 100.00% >Pember 620 0.00% 100.00% Nonember 800 -2.44% 97.56% !Sember 690 11.29% 111.29% Desember 800 8 1.00% 101.00% n-07 650 -5.80% 94.20% Jan--07 800 0.00% 100.00% bruari 630 -3.06% 96.92% Februari 800 0.00% 100.00% iret 690 9.52% 109.52% Maret 950 18.75% 118.75% •ril 790 14.49% 114.49% Aoril 950 0.00% 100.00% ~i 830 5.06% 105.06% Mei 990 4.21% 104.21% ni 810 -2.41% 97.59% Juni 950 -4.04% 95.96% Ii 1110 37.04% 137.04% Juli 960 1.()5% 101.05% 1ustus 1050 -5.41% 94.59% Arlustus 880 20 -6.25% 93.75% 1otember 1090 3.81% 103.81% Sentember 730 -'17.05% 82.95% :tober 1050 -3.87% 96.33% Oktober 990 35.62% 135.62% >Dember 1000 -4.76% 95.24% Nonember 900 -9.09% 90.91% •sember 1000 0.00% 100.00% Desember 940 4.44% 104.44%
![Page 125: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per](https://reader031.vdocuments.net/reader031/viewer/2022013019/5e489e60f6c2f72e00312582/html5/thumbnails/125.jpg)
Periode Harga DMden Return Relative Return Periode Harga D!viden R">turn Relatiwe Return
ic-04 1225 Dec-04 550 'n-05 1140 -6.94% 93.06% Jan-05 5eo 5.45% 105.45% ibruari 1250 9.65% 109.65% Februari 700 20.69'h 120.69% 3ret 1280 2.40% 102.40% Maret 680 -2.86% 97.14% iril 1200 -6.25~~ 93.75% April 670 -1.47% 98.53% ei 1160 50 0.83% 100.83% Mei 720 7.46% 107.46% 1ni 1160 0.00% 100.00% Juni 710 -1.39% 98.61% Iii 1070 -7.76% 92.24% Juli 700 -1.41% 98.59% iustus 850 -20.56% 79.44% Agustus 640 -8.57% 91.43% ~ptember 940 10.59% 110.59% September 620 -3.13% 96.88% kt ob er 990 5.32% 105.32% Oktoter 570 -8.06% 91.94% opember 920 -7.07% 92.93% Nopember 580 1.75% 101.75% esember 900 -2.17% 97.83% Desember 7EO 29.31% 129.31% m-06 900 0.00% 100.00% Jan-06 700 -6.67% 93.33% ~bruari 910 1.11% 101.11% Februari 730 4.29% 104.29% aret 1050 15.38% 115.38% Maret 820 12.:33% 112.33% oril 1940 84.76% 184:16% Aoril 890 8.54% 106.54% ei 1890 61 0.57% 100.57% Mei 730 -17.98% 82.02% ini 1740 -7.94% 92.06% Juni 700 -4.11% 93.89% Jli 880 -49.43% 50.57% Juli 650 -7.14% 92.86% gustus 860 -2.27% 97.73% Aaustus 630 5 -2.31% 97.69% eptember 1140 32.56% 132.56% Seotember 670 6.35% 106.35% ktober 1050 -7.89% 92.11% Oktober 720 7.46% 107.46% ooember 960 -8.57% 91.43% Nooember 620 -13.89% 86.11% esember 1020 6.25% 106.25% Desember 650 4.84% 104.84% an-07 1000 -1.96% 98.04% Jan--07 620 -4.52% 95.38% ebruari 1020 2.00% 102.00% Februari 590 -4.C\4% 95.16% laret 1090 6.86% 106.86% Maret 700 18.64% 118.64% oril 1250 14.68% 114.68% April 750 7.14% 107.14% lei 1290 3.20% 103.20% Mei 860 14.67% 114.67% uni 1330 31.5 5.54% 105.54% Juni 900 25 7.56% 107.56% uli 1260 -5.26% 94.74% Juli 930 3.33% 103.33% ,gustus 1150 -8.73% 91.27% Agustus 840 -9.68% 90.32% >eptember 1240 7.83% 107.83% September 850 1.19% 101.19% >ktober 1080 -12.90% 87.10% Oktober 800 -5.88% 94.12% lopember 1030 -4.63% 95.37% Nopember 790 -1.25% 98.75% >esember 1100 6.80% 106.80% Desember 770 -2.53% 97.47%