(studi kasus bursa efek indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/yayan...

125
PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN KARAKTERISTll( KEUANGAN PERUSAllilAN SEKTOR PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR PROPERTI - REAL ESTAT (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia) Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAttARTA Olen: Yayan Hermayandi NIM:103081029211 da.ri · . Tgl. ·. . : v::.\., .. Q:.fG . • •. foduh ... ti10c:: JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Upload: others

Post on 02-Feb-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN KARAKTERISTll( KEUANGAN PERUSAllilAN SEKTOR

PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR PROPERTI - REAL ESTAT

(Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)

Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAttARTA

Olen: Yayan Hermayandi

NIM:103081029211

da.ri · . ·;zn:;······:·-p:·······\················~. Tgl. ·. . : v::.\., .. Q:.fG ~ . • •. foduh ... ti10c:: .·:~:::Q::~r~~

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Page 2: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

r- - --"~·--. ··~·- -·-·-·--····-·-~·~ ...

PEf~Pu::;-1 /\Kl\.AN l; fAMA j UIN SY /11·111) ,IAKAfn A .__ __ , _____ , ____ _

PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR

PROPERTI- REAL ESTAT (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilnm Sosial

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Pembimbing I

/

Oleh:

Yayan Hermayandi NllV1:103081029211

Dibawah Bimbingan

Pembimbing II

~ ~

Prof. Dr. Ahmad R15do i, MM NIP: 150 317 955

Inda Yama Nasarudin, NIP: 150 31?' 593

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF JIIDAYATULLAH

Page 3: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

'

PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR

PROPERTI- REAL ESTAT (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Pembimbing I

Oleh:

Yayan Hermayandi NIM:103081029211

Dibawah Bimbingan

Pembimbing II

~~ Prof. Dr. Ahmad Rod~ni, MM NIP: 150 317955

ludo Yama Nasarudin, SE, MAB NIP: 150 317 593

Penguji Ahli

Prof.Dr. Abdul Hamid, MS !\'IP: 131 474 891

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EICONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

Page 4: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Harl ini Rabu 21 Mei Tahun Dua Ribu Delapan telah clilakukan Ujian Komprehensifatas nama Yayan Hennayandi NIM: 103081029211 denganjudul Skripsi: PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR PROPERTI.­REAL ESTAT" (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia). Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat cliterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarja.'lll Ekonorni pada Jurusan Manjemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Mei 2008

Tim Penguji Ujian Kemprehensif

~ Pr()f, Dr. Ahmad Rodoni, MM Hervanto, SE, MSi

Sela·etaris Ketua

'

....

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli

Page 5: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

YA YAN HERMAYANDI

Temp2.t, tanggal lahir : Lebak, 20 Februari 1986

Jenis kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

A!amat : Kp. Parakanbeusi Rt.OJ Rw.01 Ds. Parakanbeusi

Kee. Bojongmanik Kab. Lebak - Banten 42363

Telepon : 0812 1050 8300

E-mail · yans [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL 2003 - 2008 : Jurusan Manajemen Keuangan, l'akultas Ekonomi &

Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

2000 - 2003 : SMU Negeri 1 Rangkasbitung

1997 - 2000

1991 - 1997

: SL TP Negeri I Bojongmanik

: SD Negeri l Parakanbcusi

PENGALAMAN ORGANISASI 2008 - : Kabid. Kewirausahaan GMII Prov. Banten

2006 - 2007

2005 - 2006

2004 -2005

: Wakabid ORSENBUD Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta

: Sekretaris Umwn Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat, Komisariat Fakultas Eko11omi & Ilmu Sosial

Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

: Kabid PTKP, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat, Komisariat Fakultas Ekonomi & Ilmu Sosial.

Page 6: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

ABSTRACT

This research has aim to analyzed comparative of market peiformance and financial characteristic al two group of stock sector in Indonesia Stock Exchange (!DX), that is trade sector and property - real estate sector. Data used are monthly time series daw since Jam;ary 2005 until December 2007. Based on the result of this study, market peiformance of trade sector hasn't different s!gnificant to property - real estate sector. Variables of Financial characteristic at both sectors that is excess return, PER, PBV, and DER haven't different significant and simultaneously or partially of variables haven't significant influence to market peiformance.

Keywords: Market performance, Excess return, PER, PBV, DER

Page 7: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalis!s perbandingan market performance dan karakteristik keuangan pada dua kelompok sektor saham di Bursa Efek Indonesia, yaitu sektor perdagangan dengan sektor properti-real estat. Data yang digunakan adalah data time series secara bulanan dari bulan Januari 2005 sampai Desember 2007. Berdasarkan hasil pengujian, market perfonnance sektor perdagangan tidak rnemiliki perbedaan secara signifikan dengan sek1or property-real estat. Untuk variabei-variabel kara!cteristik keuangan yaitu, excess return, PER, PBV dan DER untuk kedua sektor tersebut tidak rnemiliki perbedaan secara signifikan dan baik secara bersama->ama atau parsial variabel-variabel tersebut tidak rnempunyai pengaruh secara signifikan terhadap market perfonnance.

Kata kunc1: Market Peiformance, Excess return, PER, PBV, DER

Page 8: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji tetap terpanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Semesta Alam, Tuhan Yang Maha Indah. Tuhan yang dengan kasih sayang-Nya

lah hingga kini penulis masih diberikan berbagai macan1 ni'mat, rahmat, karunia,

hidayah, dan inayah-Nya. Shalawat sena salam tentunya akan selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad Saw, Sang Pemb~bas Manusia dari kejahiliyahan,

Seorang Reformis Sejati sepanjang hayatnya, Seorang yang hingga kini mudah­

mudahan tetap menjadi idola dan tauladan bagi umatnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan penulis baik dalam

pengetahuan maupun dalam teknik penulisannya, oJeh karena itu dengan

kerendahan hati dan lapang dada penulis mengharapkan saran dan k.ritik yang

bersifat membangun dari semua pihak. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari

kontribusi berbagai pihak yang telah membanru selesainya skripsi ini. Dengan

sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak secara langsung, mendorong serta

memberikan inspirasi sehingga skripsi ini bisa selesai. Secara khusus penulis

ucapkan terima kasih kepada:

I. Ayahanda Salim Ibrahim dan lbunda Eti (aim) tercinta yang senantiasa

memberikan doa, bimbingan, kesabaran, keikhlasannya serta dorongan

semangat yang tak terhitung nilainya kepada penulis. Semoga Allah SWT

selalu memberikan hidayah serta rahmat-Nya pada Ayahanda atas segala

kebaikan yang di berikan kepada penulis dan semoga Allah SWT

menempatkan Ibunda tercinta (aim) di tempat yang terbaik di sisiNya.

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen pembimbing I, yang telah

meluangkan waktu dan fikirannya dari proses review hingga selesai skripsi ini

meskipun ditengah kesibukannya tetapi beliau tidak pernah lelah untuk

memberikan solusi kepada penulis.

Page 9: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

3. Bapak lndo Yama Nasarndin, SE, MAB selaku dosen pembimbing JI, yang

telah membantu, meluangkan waktu serta fikirannya dan membimbing penulis

dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi <ian llmu

Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayiitullah Jakarta.

5. Terima kasih pada seluruh Dosen, Karyawan dan Pctugas perpustakaan

Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial atas semua curahan ilmu, bantuan,

perhatian dan pelayanannya.

6. Teman-teman dan sahabat-sahabatku seperjuangan Bom2, Afiian Bhu, Aris

The Bo2toh, Y asser, Echo Blay, Jazi, Misbah, Piit, Ucuy, Evenk, Gandul,

Roger, Sufi, Oyag's, Nabiel, Akhyar, Tamplang dan The Zomblo's, serta

c:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per satu terima

kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan motivasinya kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini, dan semoga sukses untuk semuanya.

7. Kawan-kawan di HM!, HMB, GMII, !MALA, Efek-efek Community, yang

telah banyak memberikan pelajaran hidup berorganisasi bagi penulis, sekali

lagi terima kasih banyak kawan.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, karena

keterbatasan ruang dan waktu. Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar­

besarnya dan hanya iringan do'a yang dapat penulis berikan untuk setiap kebaikan

yang telah di berikan. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Amiin

Jakarta, 04 Desember 2008

Penulis

Page 10: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

DAFTARISI

Daftar Riwayat Hidup ............................................................................. .

Abstract.................................................................................................... ii

Abstrak ..................................................................................................... iii

Kata Pengantar ... ...................................................................................... iv

Daftar lsi .................................................................................................. vi

Daftar Tabel ............................................................................................. ix

Daftar Garn bar.......................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................ 1

A. I .atar l:selakang Peneiitian ............................................ I

B. Perumusan Masalah ..................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat.. ................................................... 9

BAB II. TINJAUAN PUST AKA ...••.•.................•....•.••.....•.•.....•..• 11

A. Investasi dan Jenisnya.................................................. 11

B. Risiko, Return dan Hubungannya ................................. 14

C. Estimasi Risiko dan Return.......................................... 18

I. Range ..................................................................... 18

2. Mean Absolute Deviation ....................................... 18

3. Probability Of Negative Return .............................. 18

4. Semivariance ......................................................... 19

5. Standar Deviation .................................................. 19

D. Capital Aset Prising Model .......................................... 21

E. Market Performance .................................................... 23

F. Karakteristik Keuangan................................................ 24

I. Leverage Ratio ....................................................... 25

2. Market-based Ratio ................................................ 25

G. Analisis Sekuritas ........................................................ 26

H. Kerangka Pemikiran Teoritis Dan Hipotesis ................. 30

I. Penelitian Terdahulu .................................................... 37

Page 11: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

BAB Ill. METODE PENELITIAN ..........•.................•................... 41

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................ 41

B. Metode Penentuan Sampel.. ......................................... 41

C. Metode Pengumpulan Data .......................................... 42

D. Metode Analisis ........................................................... 43

1. Statistik Uji Dua Beda Rata-rata Untuk

Independent Sampel ............................................. 43

2. Pengaruh Karakteristik Keuanglill Terhadap

Market Perfonnance .. . . .. . . ...... .. . .. . . . .. . . ... .. ....... .. ...... 44

3. Uji Signifikansi. ..................................................... 46

E. Operasional V ariabel f•enelitian ............ ....................... 48

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...••••....••.•••••..••••.•••..•........ 51

A. Seki las Gambaran Umum dan Objek Penelitian ........... 51

1. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia.............. 51

2. Indeks Bursa Efek Indonesia.................................. 54

B. Hasil Analisa dan Pembahasan ..................................... 59

1. Market Perfonnance............................................... 62

a. Return Saham ................................................... 63

b. Expected Return Saham ................................... 65

c. Rata-rata Risk Free Rate ................................... 66

d. Excess Return .................................................. 67

e. Standard Deviasi Return................................... 68

f. Sharpe's Measure ............................................. 68

2. Uji lnferensi. .......................................................... 69

a. Uji Beda Dua Rata-rata Sharpe's Measure ........ 70

b. Uji Beda Dua Rata-rata Excess Return dan

Return Volatility .............................................. 72

c. Uji Beda Dua Rata-rata PER ............................ 74

d. Uji Beda Dua Rata-rata PBV ............................ 76

e. Uji Beda Dua Rata-rata DER ............................ 77

Page 12: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

3. Uj i Asurnsi Persarnaan Regresi ... ... ....... .. .... ..... .. .... 79

a. Uji Asurnsi Multikolinearitas ............................ 79

b. Uji Asurnsi Heteroskedastisitas ........................ 80

c. Uji Asurnsi Normalitas ..................................... 82

d. Uji Asumsi Otokorelasi .................................... 83

4. Hasil RegresL. ....................................................... 85

BAB V. KESIMPULA.'lf DAN IMPLIKASI. ..................•.•..•...•.... 91

A .. Kesirnpulan.................................................................. 91

B .. lmplikasi ...................................................................... 93

DAFfAR PUST AKA ...............•••••..........................•.•.........................•••• 94

LAMPIRAN-LAMPil<AN

Page 13: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

A. Latar Belakang

BABI

PENDAHULUAN

Investasi secara garis besar dapat dibagi dalam dua kelompok ya[tu

investasi dalam real asset dan investasi dalam financial asset. Ada banyak cara

investor untuk melakukan investasi dalam financial asset, salah satunya adalah

dengan me!akukan investasi di pasar modal. Dalam hat ini pasar modal

didefinisikan sel)agai suatu tempat berlangsungnya kegi[ tan yang berkaitan

dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan efek (UU No. 8/1995 Tentang Pasar Modal). Dengan

pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pasar modal mempunyai peran

yang strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan

wahana investasi bagi masyarakat.

Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk

berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual

belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang

diterbitkan oleh pemerintah, publik authorities maupun perusahaan swasta

(Suad Husnan, 2001 : 3). Pasar modal menjadi altematif pendanaan dalam

mengembangkan perusahaan di Indonesia, karena melalui pasar modal, dana

dapat diperoleh dalam jumlah besar dibanding dana dari perbankan.

Perusahaan yang membutuhkan dana, menjual surat berharganya dalam

Page 14: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

bentuk saham di pasar modal, melalui penawaran perdana kepada publik atau

initial public offering (!PO) di pasar primer yang selanjutnya diperdagangkan

di paser sekunder. Bagi investor sendiri, pasar modal selain sebagai wahana

investasi juga merupakan upaya diversifikasi. Setiap investor dapat memilih

berbagai inv0stasi yang ada, di mana setiap jenis inves<.asi memiliki

karakteristik sendiri-sendiri dalam hal tingkat pengembalian (return) dan

risiko.

Hampir diseluruh penjuru dunia, disetiap negara, pasar modal menjadi

bahan pembicaraan, bahkan menjadi tolok ukur kemajuan dan gengsi suatu

pihak, dan tidak dapat dipungkiri bahkan pasar modal telah menjadi tolak ukur

atau benchmark perekonomian suatu negara. Pasar modal dijumpai hampir

disetiap negara karena, pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan

keuangan (Suad Husnan, 2001 :4). Dalam fungsi ekonominya pasar modal

menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang

mempunyai kelebihan dana) ke borrower (pihak yang memerlukan dana)

dengan menginvestasikan dana yang mereka miliki, lender mengharapkan

memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut dari sisi borrower,

tersedianya dana dari pihak luar lender memungkinkan mereka melakukan

investasi tanpa harus menunggu tersedinya dana hasil operasi perusahaan, dan

dalam fungsi keuangannya dilakukan dengan menyediakan dana tanpa harus

terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk

investasi tersebut (Suad Husnan, 1994 : 2).

Page 15: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Para investor yang bertransaksi di lantai bursa bertujuan m.:nghimpun

dana dari keuntungan sebesar mungkin dari dirinya atau pun perusahaanya.

Agar dapat membuat suatu keputusan dalam memilih portofolio investasi yang

menguntungkan, investor memerlukan informasi. Suatu informasi memiliki

makna bila informas! tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di

pasar modal yang akan tercermin dalam indikator atau karakteristik pasar

seperti volume perciagangan, harga saham dan lain-lain. Di pasar modal

banyak sekali informasi yang ciapat di manfaatkan. Selain memiliki fungsi

ekonomi dan keuangan, pasar modal juga mempunyai beberapa daya tarik dari

berbagai lender maupun borrower adapun daya tarik pasar modal tersebut

antara lain :

I. Diharapkan pasar modal ini akan menjadi altematif penghimpun dana

selain sistem perbankan.

2. Pasar modal mempunyai beberapa pilihan investasi yang sesuai dengan

risiko mereka, seandainya tidak ada pasar modal para lender mungkin

hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan.

Selain kedua aspek yang mertjadi daya tarik tersebut, baik bagi lender

maupun borrower, faktor lain yang mempengaruhi permintaan maupun

penawaran adalah tingkat harga saham tersebut. Bila saham tersebut dinilai

terlalu tinggi oleh pasar, jumlah permintaanya akan berkurang. Harga saham

yang terlalu tinggi menyebabkan saham bersangkutan tidak liquid. Investor

jadi enggan membeli baik karena mereka berpikir sudah mencapai puncaknya

Page 16: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

maupur. karena biaya yang semakin tinggi. Agar saharn bisa liquid mala.

sebuah perusahaan go-public mempunyai pilihan menambah jumlah saham

untuk membuat harga lebih rendah untuk merangsang perdagangan. Biasanya

dengan penambahan jumlah saham maka secara otomatis harga saham akan

turun.

Sejak dibukanya pada tahun 1912 pasar modal di Indonesia mengalami

pasaug surut dalam perkembangannya tetapi kegiatan pasar modal Indonesia

resmi dimulai pada tahun 1997 sewaktu perusahaan PT. Semen Cibinong

menerbitkan sah~mny:i di Bursa Efek Jakarta yang kini Bursa Efek Indonesia

(BEi). Dalam perkembangannya kondisi ekonomi dan moneter tidak bisa

dilepaskan, tetapi pengaruh yang nampak nyata temyata berasal dari berbagai

kebijaksanaan pemerintah. Pemerintah membentuk BAPEPAM (Badan

Pengawas Pasar Modal) dan dalam Keputusan Menteri Keuangan RI nomor

503/KMK.01/1997, BAPEPAM berfungsi sebagai pembina, pengatur, dan

pengawas kegiatan pasar modal. Dengan dibentuknya BAPEPAM dan

dikeluarkannya beberapa deregulasi pemerintah pacia tahun 1987-1988 yang

berkaitan dengan pasar modal, aktivitas pasar modal menjadi meningkat. Hal

tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah perusahaan yang bergabung ke

dalam pasar modal, dan juga meningkatnya besar dana yang dihimpun.

Sejak Januari 1996, dalam rangka memberikan informasi yang lebih

lengkap kepada publik, Bursa Efek Indonesia (BEl) mengelompokkan semua

saham yang tercatat di BEi ke dalam sembilan sektor yang didasarkan pada

klasifikasi industri, yaitu sektor (I) pertanian, (2) pertambangan, (3) industri

Page 17: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

dasar dan kimia, (4) perdagangan, (5) industri barang konsumsi, (6) properti

dan real estat, (7) transportasi dan infrastruktur, (8) keuangan, dan \9)

perdagangan, jasa, dan investasi.

Keputusan investasi bagi seorang investor menyangkut masa akan

datang yang mengandung ketidakpastian, yang berarti mengandung !Insur

risiko bagi investor. Pengetahuan tentang risiko merupakan suatu hal yang

penting dimiliki oleh setiap investor maupun calon investor. Seorang investor

yang rasional sebelum mengambil keputusan investasi, paling tidak harus

mempertimbruigkan 2 (dua)hal, yaitu pendapatan yant diharapkan (expected

retun) dan risiko (risk) yang terkandung dari alternatif investasi yang

dilakukannya. Umumnya risiko selalu terdapat pada setiap altematif investasi,

tetapi besar kecilnya risiko tersebut tergantung pada jenis investasinya.

Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih

besar dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain seperti obligasi,

deposito dan tabungan. Hal ini disebabkan oleh pendapatan yang diharapkan

dari inveslasi pada saham bersifat tidak pasti, dimana pendapatan saham

terdiri dari dividen dan capital gain. esanggupan suatu perusahaan untuk

membayar dividen ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba, sedangkan capital gain ditentuntukan oleh fluktuasi harga

saham. Semakin besar risiko yang diambil maka semakin besar harapan return

yang akan diterima, sesuai dengan karakteristik saham yaitu high risk-high

return. Saham memberi kemungkinan untuk mendapatkan return yang tinggi,

tetapi juga bisa membuat investor mengalami kerugian besar.

Page 18: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Berkaitan dengan klasifikasi sembilan sektor di BEi, setiap sektor

tentu memiliki karakteristik tersendiri, termasuk di dalamnya return dan juga

risikonya. Pakpahan (2002) seperti yang dikutip Namora (2006) mengamati

profil-profil risiko yang terjadi di masing-mcsing industri dengan

menggunakan indeks harga saham sektoral (IHSS) yang dike!uarkan oleh BEI,

dan disimpulkan bahwa volatilitas return memiliki kesamaan pola di mana

pada awal terjadinya krisis ekonomi mempunyai volatilitas yang tinggi dan

kemudian diikuti dengan volatilitas yang makin rendah pada tahun 1999

;ampai dengan 2001. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sektor aneka

industri dan sektor perdagangan memiliki volatilitas return yang paling

rendah. Sedangkan sektor properti dan pertanian merupakan dua sektor yang

paling tinggi volatilitasnya.

Dengan memperhatikan hasil penelitian tersebut, sektor perdagangan

dan sektor properti - real estat merupakan dua sektor yang berbeda volatilitas

returnnya sehingga menarik untuk diamati. Volatilitas return diukur

menggunakan deviasi standar dari return saham atau menggunakan beta

saham. Semakin tinggi volatilitas return, maka saham akan semakin berisiko.

Dengan mengetahui return dan risiko suatu saham, investor dapat mengetahui

tingkat market performance saham tersebut. Market performance saham

adalah risk adjusted return. Market performance yang menggabungkan return

dan risiko dapat dijadikan acuan dalam menentukan saham mana yang

mempunyai kinerja yang baik. Selain menggunakan ukuran market

performance, karakteristik keuangan suatu perusahaan yang berdasarkan pada

Page 19: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

rasio-rasio dari laporan keuangan, ciapat pula dijadikan acuan t1ntuk meniiai

perusahaan. Rasio-rasio yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan di

antaranya adalah leverdge, PER dan PB\/. Penelitian yang berkaitan dengan

pengukuran market performance dan karakteristik keuangan beberapa

perusahaan telah banyak di!akukan.

Namora (2006) dalam penelitiannya telah membandingkan market

performance dan karakteristik keuangan pada sektor aneka industri dengan

sektor properti dan real astate dengan periode penelitian dari tahun April 2005

- Maret 2006 dengan hasil bahwa Sharpe measure maupun excess return pada

kedua sektor tersebut mempenyai rnta - rata yang tidak berbeda, sedangkan

karakteristik keuangan (PER, PBV dan DER) baik secara parsial maupun

bersama-sama tidak mampu menjelaskan market performance pada kedua

saham sektor tersebut.

Dalam mengambil keputusannya, investor kerap kali juga dapat

menggunakan dan menganalisis laporan keuangan (financial statement) yang

telah dikeluarkan oleh perusahaan. Tujuan mengalisisnya adalah untuk

mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut berdasarkan

laporan-laporan keuangannya. Ou dan Penman (1989) juga Lev dan

Thiagarajan (1993) seperti yang dikutip Namora (2006) melakukan penelitian

dengan menggunakan analisis dari laporan keuangan perusahaan,

menyimpulkan bahwa beberapa informasi dari laporan keuangan mampu

menjelaskan kinerja suatu saham. Sedangkan penelitian Yarnest (2002)

menunjukan bahwa variabel kinerja keuangan perusahaan yang terdiri dari

Page 20: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

( EPS, EVA, ROE dan FL) secara bersama-sama (simultan) tidak rnempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Dari uraian-uraian di atas itulah, penelitian ini bermaksud

membandingkan market performance dan karakteristik keuangan perusahaan

sektor perdagangan, jasa dan investasi dengan sektor properti - real estate.

Selanjutnya sektor perdagangan, jasa dan investasi disingkat penulisannya

menjadi sektor perdagangan sedangkan sektor properti - real estat disingkat

penulisannya meajadi sektor properti. Market performance yang digunakan

adalah ukura,. Sharpe (Sharpe's measure). Karakteristik keuangan yang

digunakan adalah PER, DER dan PBV.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar berlakang maka perumusan masalahnya

adalah sebagai berikut:

I. Apakah ada perbedaan market performance yang diukur dengan Sharpe's

measure antara sektor perdagangan dan sektor properti;

2. Apakah ada perbedaan karakteristik keuangan yang diukur dengan

leverage, PER, dan PBV antara sektor perdagangan dan sektor properti;

3. Bagaimana pengaruh karakteristik keuangan yang diukur dengan leverage,

PER, dan PBV terhadap market performance;

4. Saham-saham mana saja yang lebih unggul atau kalah unggul

dibandingkan IHSG berdasarkan Sharpe's measure?

Page 21: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

C. Tujuau dan Manfaat

Selain mencoba membandingkan kinerja keuangan antara sektor

perdagangan dengan sektor properti, penelitian ini juga membandingkan

karakteristik-karakteristik keuangan di antam kedua sektor industri tersebut.

Tujuan dari penelithn ini ada!ah sebagai berikut:

I. Untuk menganalisis perbedaan market performance sektor perdagangan

dan sektor properti.

2. Untuk menganalisis perbedaan karakteristik keuangan sektor perdagangan

dan sektor properti.

3. Untuk menganalisis pengaruh karakteristik keuangan terhadap market

performance.

4. Untuk menganalisis saham yang lebih unggul atau kalah unggul

dibandingkan IHSG berdasarkan Sharpe's measure.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:

I. Bagi penulis

Dapat menerapkan ilmu atau mengaplikasikan berbagai teori yang telah

didapat pada perkuliahan terutama toeri-teori yang bersangkutan dengan

pasar modal dan akan memperkaya pengetahuan teoritis dan praktis

didalam mengevaluasi perusahaan go-publik terutama dilihat dari harga

saham serta karakteristik keuangan sehingga dapat membantu

pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan investasi.

Page 22: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

2. Akademisi

Sebagai bahan referensi tambahan untuk melakukan penelitian yang sama

serta diharapkan dapat menambah wawasan yang berkaitan dengan kinerja

saham.

Page 23: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

A. Investasi dan Jenisnya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

lnvestasi dalam arti luas, berarti mengorbankan dolar sekarang untuk

dolar pada masa depan, ada dua atribut berbeda yang me!ekat yaitu waktu dan

risiko (William F.Sharpe, 2005:1). Pac!a dasamya investasi merupakan

penundaan konsumsi atas sejumlah dana yang dilakukan pada saat ini untuk

digunakan dalam produksi atau ditanam dalam bidang tertentu selama suatu

periode waktu, dengan tujuan memperoleh keuntungan yang akan ditcrima di

masa mendatang. Contohnya, seorang investor membeli saham pada saat ini

dengan perkiraan di masa yang akan datang akan memperoleh keuntungan

atau manfaat yang lebih besar melalui penerimaan dividen atau kenaikan

harga saham (capital gain). Keuntungan ini merupakan imbalan atas waktu

dan risiko yang terkait dengan investasi, akibat ketidakpastian aliran dana

pada masa yang akan datang. Pemilik modal umumnya melakukan investasi

atas sejumlah dananya pada investasi nyata (real invesment) maupun investasi

keuangan (financial invesment).

lnvestasi pada real invesment dilakukan melalui barang modal yang

digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. Real

invesment berupa tanah, mesin, bangunan, dan lain-lain. lnvestasi pada

financial invesment dilakukan dengan memiliki surat berharga (deposito,

saham, obligasi, dan lain-lain.). Financial invesment tidak memberi kontribusi

Page 24: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

secara langsung terhadap proses produksi, tetapi memiliki manfaat yang akan

diperoleh dengan memegang financial investment tersebut. Financial

invesment adalah klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah aset dar!

penerbit surat berharga. lnvestasi dalam financial invesment dapat berupa

investasi langsung ataupun tidak langsung. Investasi langsung dilakukan

dengan rnembeli langsung aset keuangan dari suatu perusahaan, baik melalui

perantara ataupun tidak.

Dalam investasi langsung ada yang tidak dapat diperjual-belikan

seperti tat. mga:1, deposito, dan lain-lain. Namun ada pula yang dapat

diperjual-belikan di pasar uang (T-bill), di pasar modal (obligasi, saham), atau

pasar turunan (opsi dan future). Aset di pasar uang ini risiko gagalnya kecil,

jatuh tempo pendek, dan likuiditas tinggi. Sedangkan aset di pasar modal

sebaliknya. Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat berharga

dari perusahaan investasi yang memiliki portfolio aset keuangan perusahaan­

perusahaan lain.

Menurut Sharpe (2005: IO), pemilik modal harus melalui beberapa

tahapan proses untuk mencapai keputusan investasi yang terbaik. Tahapan­

tahapan tersebut adalah :

I. Menentukan Kebijakan Investasi

Kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investasi dan besar

kekayaan yang akan diinvestasikan. Tujuan investasi hams dinyatakan

baik dalam tingkat keuntungan (return) maupun risiko. Jumlah dana yang

diinvestasikan juga mempengaruhi return dan risiko yang ditanggung. Di

Page 25: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

samping itu dalam proses investasi perlu dipertimbangkan preferensi risiko

pemodal. Dalam hal ini mempengaruhi jenis sekuritas yang dipilih untuk

alokasi dana yang ada sehingga dapat diperkirakan distribusi dana pada

berbagai instrumen yang tersedia. Dengan menentukan tujuan investasi

dapat ditentukan pilihan instrumen investasi yang dilakukan.

2. Melakukan Analisis Sekuritas

Analisis sekuritas berarti menilai sekuritas secara individual atau

beberapa kelompok sekuritas, dan untuk mengidentifikasi

dignnakan dua filosofi berbeda, yaitu:

sekuritas

a. Untuk sekuritas yang mispriced (harga ter!alu tinggi atau terlalu

rendah) dapat dengan analisis teknikal atau analisis fundamental.

b. Untuk sekuritas dengan harga wajar, pemilihan sekuritas didasarkan

atas preferensi risiko para pemodal, pola kebutuhan kas, dan lain-lain.

3. Membentuk Portofolio

Dari basil evaluasi terhadap masing-masing sekuritas, dipilih aset-aset

yang akan dimasukkan dalam portofolio dan ditentukan proporsi dana

yang diinvestasikan pada masing-masing sekuritas tersebut. Dengan

demikian dapat mengurangi risiko yang harus ditanggung dan terbentuk

portofolio yang menawarkan return maksimum dengan risiko tcrtentu atau

minimum risiko dengan return tertentu.

Page 26: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

4. Merevisi Portofolio

Revisi atas portfolio berarti merubah portfolio dengan cara menambah atau

mengurangi saham dalam portfolio yang dianggap menarik atau tidak lagi

menarik.

5. Evaluasi Kinerja Portofolio

Evaluasi kinerja portofolio membandingkan kinerja yang diukur baik

dalam return yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung, terhadap

portofolio benchmark atau pasar.

B. Risiko, Return, dan Hubungaunya

Risiko terjadi akibat adanya unsur ketidakpastian dalam semua

investasi saham. Berapa hasil yang akan diperoleh dari investasi tidak

diketahui dengan pasti, sehingga investor hanya dapat memperkirakan besar

keuntungan yang diharapkan dan kemungkinan hasil yang sebenamya akan

menyimpang dari yang diharapkan. Jadi risiko dapat diartikan sebagai

kemungkinan return yang diperoleh menyimpang dari return yang diharapkan.

Perbedaan antara return yang diharapkan (return yang diantisipasi investor di

masa mendatang) dengan return yang benar-benar diterima (return yang

diperoleh investor) merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan

dalam proses investasi.

Beberapa sumb~r risiko yang berkaitan dengan besar risiko investasi di

antaranya adalah:

Page 27: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

I. Ris:ko Suku Bunga

Jika suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan suku

bunga, misalnya deposito akan naik. Ini dapat menarik minat investor

saham untuk memindahkan dana ke deposito, sehingga banyak yang akan

menjual saham dan harga saham akan turun. Oleh karena itu perubahan

suku bunga mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.

2. Risiko Pasar

Risiko ini terjadi karena adanya fluktuasi pasar (bull and bear market),

yang cenderung berpcngaruh secara sistematis terhadap semua

sekuritas.

3. Risiko Inflasi

Inflasi akan mengurangi daya beli uang, sehingga tingkat pengembalian

setelah disesuaikan dengan inflasi dapat menurunkan hasil investasi

tersebut.

4. Risiko Nilai Tukar

Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh nilai tukar mata uang asing

menjadi risiko dalam investasi.

5. Risiko Likuiditas

Semakin tidak likuid suatu sekuritas, semakin besar risiko yang dihadapi

perusahaan.

6. Risiko Negara

Risiko negara berkaitan dengan kondisi politik suatu negara.

Page 28: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Dari berbagai j;;nis risiko investasi yar.g dikemukakan di atas, terdapat

persamaan satu dengan lainaya, sehingga dapat dikelompokkan meajadi dua

jenis yaitu :

I. Systematic risk

Systematic risk disebut juga risiko pasar, karena berkaitan dengan

perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Risiko ini terjadi

karena kejadian di luar kegiatan perusahaan, seperti inftasi, resesi, tingkat

bunga pasar, dan lain lain. Systematic risk disebut juga undiversiftab/e risk

karer a risiko ini tidak dapat dihilangkan atau diperkecil melalui

pembentukan po1tofolio.

2. Unsystematic risk

Unsystemic risk merupakan risiko spesifik perusahaan, karena tergantung

dari kondisi mikro perusahaan. Contoh unsystemic risk antara lain risiko

industri, financial leverage risk, operating leverage risk, dan Jain-lain.

Risiko ini dapat diminimalkan bahkan dihilangkan dengan melakukan

diversifikasi investasi pada ban yak sekuritas (portofolio ), karena itu

disebut juga diversiftab/e risk. Sedangkan return dapat didefinisikan

sebagai tingkat keuntungan yang diperoleh atau diharapkan dari suatu

investasi selama satu periode waktu, yang akan diperoleh di masa

mendatang. Return merupakan kompensasi atas risiko yang harus

ditanggung oleh investor atas investasi yang dilakukannya.

Page 29: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Sumber-sumber return yang merupakan faktor motivasi bagi investor

dalam berinvestasi adalah dividen, yaitu pendapatan yang diperoleh secara

periodik dari suatu investasi saham dan capital gain, yaitu perubahan harga

sekuritas bP,rupa kenaikan harga saham yang memberikan keuntungan bagi

investor. Mclalui investasi, investor b.:!rkeinginan untuk memperoleh

kcuntungan sebesar mungkin. Akan tetapi harus dipahami adanya hubungan

antara return dan risiko yang terkandung dalam suatu investasi.

Hubungan return dan risiko searah dan linier, artinya semakin be~ar

return yang diharapkan, maka semakln b~sar pula risiko yang harus

ditanggung. Dengan kata lain investor yang berharap mcmperoieh tingkat

keuntungan yang tinggi, berarti bersedia menanggung risiko yang tinggi pula.

Oleh karena itu tidak relevan mengharapkan keuntungan yang sebesar-

besarnya melalui investasi pada aset yang menawarkan return paling tinggi,

karena hams juga mempertimbangkan tingkat risiko yang hams ditanggung.

Risk/Return Tradeoff

law R•sk Htaher Rl5k

H1R:h Patert!tal Return

Standard Deviation ~or Risk)

Garn bar 2.1 Risk-return trade off Sumber: www.investopedia.com

Page 30: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

C. Estimasi Risiko dan Return

Menurur Radcliffe (1997, 217-218) seperti yang dikutip Namora (2006),

beberapa ukuran statistik yang dapat digunakan untuk menggambarkan suatu

risiko, di antara!lya adalBh :

I. Range

Range menunjukkan interval kem:.mgkinan return tertinggi dengan return

terendah. Perhitungannya di!akukan dengan cara mengurangi nilai real

reti.m tertinggi dengan yang terendah sehingga diperoleh suatu angka

interval. Kelemahan dalam m0nggunaka;:i cara ini adalah tidak dapat

menggambarkaP. kemungkinan-kemungkinan yang terdapat di antara

kedua ekstrem nilai tersebut, serta tidak menunjukkan perimbangan antara

kemungkinan terjadinya return tertinggi dengan return terendah. Dengan

kelemahan ini, range tidak dapat dipakai untuk membandingkan risiko

antara dua portofolio, karena portofolio yang memiliki range yang sama

tidak berarti memiliki risiko yang sama.

2. Mean absolute deviation

Mean absolute deviation menunjukkan kemungkinan perbedaan antara

return yang mungkin diterima dengan expected retum-nya. Meskipun cara

ini cukup rnasuk aka! untuk menunjukkan tingkat risiko suatu portofolio,

namun secara statistik cukup sulit digunakan. Selain itu sangat sulit untuk

rnengetahui hubungan atau correlation di antara return sekuritas.

3. Probability of negative return

Page 31: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Probability of negative return menunjukkan kemungklnan persentase

return yang berada di bawah nilai no!. Meskipun sangat mudah dilakukan,

namun pt0rhitungan dengan cara ini tidak dapat mengetahui secara

menyeluruh aspekaspek dari suatu risiko.

4. Semivariance

Semivariance adalah perhitungan statistik yang menghitung variasi dari

return yang berada di bawah expected return-nya. Kelemahannya angka ini

tidak mencakup ketidakpastian ketika retJrn yang dihasilkan lebih besar

dari expectednya. Di samping sulit, perhitungan ini tidak dapat me!ihat

correlation antara return masing-masing saham.

5. Standard deviation

Standard deviation mengukur volatilitas dari return, cara ini sering

digunakan untuk mengukur risiko. Secara statistik metode standar deviasi

memiliki beberapa kelebihan diantaranya pengukurannya dilakukan

dengan cara menyebarkan return (memperhitungkan nilai yang terjadi di

atas dan di bawah expected return). Di samping itu standar deviasi juga

dapat digunakan dengan menggunakan data aktual return masa lalu (ex

post standard deviation) atau dar! estimasi potensial returnnya (ex ante

standard deviation).

Dalam melakukan estimasi return, harus dibedakan antara return

realisasi yaitu return yang telah terjadi dan return ekspetasi (expected return)

yaitu return yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa

Page 32: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

mendatang. Return realisasi yang dihitung berdasarkan data histori~ penting

sebagai salah satu ukuran kinerja suatu perusahaan. Rate of return saham yang

merupakan keuntungan dari capital gain dan dividen dalam periode tertentu

diperoleh dengan persamaan berikut :

R = (P, -P,_,)+D, I P,_,

............................ (2.i)

Dimana:

R, Rate of return (return realisasi) saham pada bu Ian ke-t

P, Harga saham pada bulan ke-t

P,_, Harga saham pada satu bulan sebelum bulan ke-t

D Dividen pada bulan ke-t

Return realisasi ini berguna sebagai dasar penentuan tingkat

keuntungan yang diharapkan (expected return). Expected return sangat

mungkin berlainan dengan return yang diterima, karena adanya suatu

ketidakpastian. Perhitungan expected return dapat dilakukan dengan

menggunakan rata-rata aritmatik dan rata-rata geometrik. Metode rata-rata

aritmatik dinyatakan dalam persamaan berikut :

E(R,) = :t ~ ..................................... (2.2) ;,,,1 n

Untuk metode rata-rata geometrik, persamaannya dinyatakan sebagai berikut:

E(R,) = ((! + R, XI+ R2 } •••• (! + R" )]!' - I ....................... (2.3)

Penggunaan perhitungan rata-rata aritmatik dan rata-rata geometrik

adalah tergantung pada tujuan investor. Rata-rata aritmatik diterapkan untuk

Page 33: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

mengukur kinerja rata-rata selama satu periode, dan merupakan cara yang

bagus untak memperkirakan expected return pada pei'iode beikutnya.

Sedangkan perhitungan rata-rata geometrik diguilakan untuk mengukur

perubahan kekayaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya (multiple

periods).

Rata-rata geometrik mengukur tingkat pertumbuhan majemuk

(compound rate of growth) selama period<: yang ditentukan. Pengembalian

rata-rata geometri mengukur suku bunga majemuk dari pertumbuhan nilai

piisar portofolio awal selama periode e~aluasi, dengan asurnsi seluruh

distribusi kas di investasikan kernbali pada portofolio (Frank J. Fabozzi,

2002:780). Hal ini sering digunakan c!alarn investasi dan keuangan untuk

merefleksikan tingkat pertumbuhan (growth rate) yang konsisten (steady) dari

dana yang telah diinvestasikan selama periode-periode sebelumnya. Mengacu

kepada kedua metode perhitungan tersebut, rnaka rata-rata geometrik

merupakan metode perhitungan yang sesuai untuk digunakan dalam penelitian

ini. Dengan kata lain, rata-rata aritmatik tidak digunakan.

D. Capital Aset Pricing Model

Capital asset pricing model (CAPM) di.pat digunakan untuk

menghitung besarnya risiko investasi dan return yang diisyaratkan (required

return). Model tersebut berdasarkan pada anggapan bahwa hanya systematic

risk yang merupakan risiko yang relevan. Kenyataan bahwa dalam setiap

investasi terdapat dua jenis risiko yaitu systematic risk dan unsystematic risk.

Page 34: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Teori portofolio modem m;enunjukkan bahwa unsystematic risk dapat

dihilangkan melalui diversifikasi. Tetapi diversifikasi tetap tidak dapat

menyelesaikan masalah systematic risk, sehingga walaupun sebuah portofolio

ter~usun dari semua saham yang ada, tetap tidak dapat menghilangkan

systemic risk. Sharpe merumuskan CAPM sebagai hubungan antara risiko dan

required rnturn ke dalam rumus sebagai berikut:

Di mana:

rf

l"a =If+ /3,fm -rf) ......................................... (2.4)

= Required return sekuritas a

Return dari risk-free asset

Beta dari sekuritas a

Expected market return

Equity market premium

Dalam CAPM, beta merupakan satu-satunya ukuran risiko yang

relevan dari saham. Beta mengukur volatilitas relatif dari saham, yaitu yang

ditunjukkan oleh seberapa besar harga saham tersebut naik atau turun,

dibandingkan dengan naik atau turunnya harga-harga saham di pasar secara

keseluruhan. Jika harga sebuah saham bergerak tepat mengikuti pasar, maka

nilai beta saham tersebut adalah 1. Sebuah saham dengan beta 1,5 akan naik

harganya 15% jika indeks pasar naik 10%.

Page 35: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

E. Market Performance

Untuk melakukan penilaian terhadap kinerja suatu saham (market

performance), ban yak metode yang dapat digunakan. Salah satu contoh dari

beberapa metode konvensional yang sering digunakan untuk menghitung

market perfom1ance adalah dengan menggunakan Sharpe's measure. Sharpe's

measure tersebut dalam perhit'lngannya berdasarkan pada konsep CAPM.

Sharpe's measure dikembangkan oleh William Sharpe dan seringjuga disebut

dengan reward-to-variability ratio.

Sharpe's measure merupakan ukuran kinerja yang berdasarkan risikc

(risk-adjusted performance) dari suatu investasi, yaitu dengan membagi rata-

rata excess return sampel terhadap standar deviasi return sampel. Sharpe's

measure dirumuskan sebagai berikut:

(r;,- r1) s = ............................. (2.5) ()' p

Di mana:

r, = Return rata-rata portofolio selama periode penelitian.

r 1 = Rata-rata risk free selama periode penelitian.

a, = Standar deviasi portofolio selama periode penelitian.

Sharpe's measure membagi excess return dengan standar deviasi dari

portofolic selama periode pengukuran. Standar deviasi merupakan risiko

fluktuasi yang dihasilkan karena bernbah-ubahnya return yang dihasilkan dari

sub periode berikutnya selama selurnh periode. Dalam teori portofolio, standar

deviasi merupakan risiko total sebagai peajumlahan dari systematic risk atau

Page 36: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

market risk dan unsystematic risk. Dengan memperhitungkan risiko, maka

semakin tinggi nilai Sharpe's measure, semakin baik kinerja portofolio

tersebut, r.amun tanpa informasi lain tetap sulit bagi investor untuk

mengetahui apakah nilai Sharpe's measure 1,5 baik atau buruk. Oleh karena

itu perlu membanaingkannya dcngan portofolio lain sehingga baru d~pat

diketahui bagaimana risk- adjusted return relatif terhadap pilihan investasi

lain.

Di samping itu Sharpe's measure pada dasamya hanya menghasilkan

rm.king relatif kinerja portofolio, bukan ranking absolut, sehingga tidak dapat

dikatakan dengan pasti apakah perbedaan tersebut signifikan secara statistik

atau tidak. Oleh karena itu, sebagai benchmark akan digunakan Sharpe's·

measure dari IHSG. Dan untuk membedakan market performance antara

sektor perdagangan dan sektor properti digunakan statistik parametrik, yaitu

uj i beda dua rata-rata independent sa.npels.

F. Karakteristik Keuangan

Untuk menilai karakteristik keuangan suatu perusahaan, dapat

digunakan rasio-rasio keuangan, yaitu suatu nilai yang merupakan hasil bagi

dari dua ele:nen yang ada di laporan keuangan. Banyaknya rasio keuangan

yang dapat dibuat adalah sangat banyak, tetapi pada umumnya digunakan

beberapa rasio yang penting. Rasio-rasio tersebut dikelompok.kan ke dalam

enam kategori, yaitu liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio,

efficiency ratio, market-based ratio, dan tangibility ratios. Dalam penelitian ini

Page 37: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

tidak semua kelompok rasio tersebut digunakan untuk menganalisis. Adapun

rasio dan karakteristik keuangan yang digunakan adalah :

I. Leverage Ratio

Financial leverage atau Debt-equity ratio (DER) merupakan salah

satu rasio dalam kelompok leverage ratio. Financial leverage

menjelaskan bagaimana suatu perusahaan melakukan pembiayaan

keuangan melalui penggunaan utang (<lebt). Banyaknya utang yang

digunakan oleh perusahaan mempunyai pengaruh positif dan juga negatif

terhadap nilai perusahaan dan biaya uodal. Semakin tinggi rasio ini maka

semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan me:ninta

keuntungan yang semakin tinggi. DER dapat dihitung dengan rum us:

R . Total Hu tang

Debt to Equity atw = ------Modal Sendiri

2. Market-based Ratio

Rasio yang digunakan da!am menilai pasar, di antaranya adalah

Price- Earning Ratio (PER) dan Price-Book Value (PBV) ratio. PER

merupakan rasio perbandingan antara harga pasar saham dengan laba per

lembar saham pada periode yang sama. Rasio ini merupakan salah satu

variabel yang dapat digunakan untuk menilai kewajaran harga sebuah

saham.

Pr ice Earning Ratio Harga Saham

Laba Per Saham

Page 38: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Menurut Rodoni (2005:75) Rasio PBV dapatjuga digunakan untuk

semua jenis perusahaan kerena nilai buku dapat menjadi ukuran yang

rasional untuk menilai perusahaan dan dapat digunakan untuk

membandingkan perusahaan-perusahaan yang memiliki sta11dar akuntansi

yang sama dalam suatu scktor imdustri, bahkan pengukuran ini dapat

diterapkan pada perus~haan dengan pendapatan yang negatif atau bahkan

aliran kas yang negatif.

Rasio PB V dihitung de11gan membagi harga pasar per saham

dengan nilai buku perusahaan. R~sio ini menunjukkan seberapa jauh suatu .··

perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah

modal yang diinvestasikan. Semakin besar ras!o, semakin besar nilai pasar

(market value) dibandingkan nila! buku (book value).

Pr ice to Book Value Harga Saham

Nilai Buku Per Saham

G. Analisis Sekuritas

Analisis sekuritas termasuk ke dalam salah satu langkah dalam proses

investasi. Analisis sekuritas meliputi penilaian terhadap sekuritas secara

individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk ke dalam kategori

luas aset keuangan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Ada banyak

pendekatan terhadap analisis sekuritas, namun pendekatan tersebut dapat

dikategorikan ke dalam dua klasifikasi, yaitu analisis teknikal dan analisis

fundamental. Dalam bentuk yang paling sederhana, analisis teknikal meliputi

studi harga pasar saham dalam upaya meramalkan pergerakan harga masa

Page 39: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

depan untuk saharn perusahaan tertentu. Mula-mula, harga-harga masa lalu

dianalisis untuk menentukan tre11d utau pola pergerakan harga. Lalu harga

saham sekarang dianalisis untuk mengidentifikasi trend atau po la yang muncul

yang mirip dengan pola masa lalu. Pola sekarang yang cocok dengan masa

lalu diharapkan akan terulang kemba!i. Jadi dengan mengidentifikasi pola

yang m•Jncul, diharapkan dapat diramalkan dcngan tepat gerakan harga pada

masa depan untuk saham tersebut.

Dalam pengertian yang sederhana, analisis fundamental dimulai

dengan menaksir bahwa nilai sebenarnya (atau intrinsic) aset keuangan ;tu

sama dengan nilai sckarang (present value) dari semua aliran tunai yang

diharapkan diterima oleh pemi!ik aset itu. Jadi, analisis saham fundamentat'

berupaya meramalkan saat dan besarnya aliran tunai dan kemudian

mengkonversikan menjadi nilai sekarang (present value) dengan

menggunakan tingkat diskonto yang tepat. Lebih spesifik lagi, analis tidak

hanya harus memperkirakan tingkat diskonto saja, tetapi juga aliran dividen

dari suatu saham di masa depan, yang artinya meramalkan pendapatan per

lembar saham dan pembayaran dividen tunai (pay out ratio). Lebih jauh lagi,

tingkat diskonto harus diestimasi. Menurut Rodoni (2005:63) analisis

fundamental dilakukan untuk memperoleh nilai intrinsik ( intrinsic value )

suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini

(current market price).

Setelah nilai sesungguhnya (tme value) dari saham suatu pernsahaan

ditentukan, nilai tersebut dibandingkan dengan harga pasar dari saham

Page 40: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

i ... - ,,,,. ........ ,,.__.~,,·--·-·· -·-.--~·~·-~~.,,

I. fl.::. (;.y,A.t'\NUTAMA 1·

UIN SYJ\HID JAKARTA

tersebut dengan tujuan un-tu-k~m-eli~akah saham dihargai1 dengan tepat.

Saham yang memiliki true value lebih rendah dari harga pasar disebut

overvalued atau overpriced. Saham yang true value-nya lebih tinggi dari harga

pasar disebut undervalued atau underpriced.

Besamya perbedaan antara true value Jengan harga pasar juga

merupakan informasi yang penting karena keyakinan pendapat seorang analis

bahwa harga saham tertentu tidak tepat. Analis fundamental percaya bahwa

kasus kesalahan dalam penentuan harga akan dikoreksi oleh pasar pada masa

depan, artinya harga saham yang undervalued akan mengalami kenaikan nilai

(appreciatioa) yang luar biasa, sedangkan harga saham yang overvalued akan

mengalami penurunan nilai (depreciation) yang luar biasa.

Analisis fundamental memberikan perhatian terhadap kinerja masa lalu

(historical petformance) dari ekonomi, industri, dan perusahaan. Analisis

fundamental merupakan metode penilaian harga saham yang menggunakan

financial analysis, dan economic analysis, untuk memperkirakan pergerakan

harga saham. Informasi fundamental yang digunakan untuk dianalisis meliputi

laporan-laporan keuangan perusahaan, dan informasi non-financial seperti

perkiraan pertumbuhan permintaan produk-produk yang bersaing,

perbandingan industri, analisis terhadap pengaruh perubahan peraturan

(regu/asi) dan perubahan demografi, serta perubahan ekonomi secara luas. Hal

ini umumnya berbeda sekali dengan analisis teknikal yang menganalisis

pergerakan harga sekuritas tanpa mengacu kepada faktor-faktor di luar pasar

itu sendiri.

Page 41: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Teori dasar dari analisis fundamental ini adalah bahwa untuk memperoleh

keunrungan (make money) dalam jangka panjang, seorang investor harus fokus

kepada perusahaan itu sendiri, bukan kepada pergerakan harga saham.

Langkah-langkah yang diambil dalam melakukan analisis fundamental pada

umumnya meliputi :

l. Analisis terhadap situasi makro-ekonomi, biasanya meliputi

indikatorindikator ekonomi secara nasional maupun intemasional, seperti

tingkat pertumbuhan gross domestic product (GDP), inflasi, tingkat suku

bunga, nilai tukar mata uang, produktivitas, dan harga energi atau bahan

bakar minyak (BBM).

2. Analisis terhadap industri yang meliputi total sales, tingkat harga,

pcngaruh persaingan produk, kompetisi di luar negeri, dan keluar

masuknya competitor dalam industri.

3. Analisis perusahaan secara individual yang meliputi unit penjualan, harga,

produk baru, keuntungan, dan kemungkinan untuk melalukan utang dan

ekuitas baru.

Oalam ha! menilai market performance suatu saham, penelitirm ini

mengaitkannya dengan informasi yang berasal dari eksternal berupa

pergerakan IHSG dan internal pe1 usahaan berupa karakteristik keuangan.

Karakteristik k~uangan tersebut berupa rasio-rasio keuangan yang bersumber

pada laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian, analisis yang

Page 42: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

digenakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatar. analisis

fundamental.

H. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Perumusan Hipotesis

Saham-saham perusahaan yang digunakan da!am penelitian ini, yaitu

yang bergerak di sektor perdagangan dan properti, pasti memiliki karakteristik

yang tertentu, yang mungkin relatif sama atau sangat berbeda. Karakteristik­

karakteristik tersebut di antaranya meliputi return dan risiko, yang keduanya

merupakan komponen pengukur market performance. Pakpahan (2002) seperi

yang dikutip Namora (2006) meneliti profit risiko saharn pada berbagai sektor

industri, dan menyimpulkan bahwa sektoraneka industri dan perdagangan

memiliki risiko yang paling kecil dibandingkan sektor-sektor lainnya.

Sedangkan sektor properti merupakan sektor yang memiliki risiko terbesar

dibandingkan sektor-sektor lainnya. Dalarn pengukuran market performance

yang berdasarkan risiko (riskadjusted performace), semakin kecil risiko maka

semakin besar market performance tersebut dengan asumsi nilai return yang

tetap, dan demikian pula sebaliknya. Walaupun hasil penelitian Pakpahan

(2002) menunjukkan volatilitas return saham sektor properti lebih besar

daripada sektor perdagangan, namun Sharpe's measure kedua sektor tersebut

perlu diuji, mengingat nilai Sharpe's measure bukan terdiri dari volatilitas

return saja, melainkan terdapat excess return.

Page 43: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Mer.gacu pada uraian-uraian di atas, maka dapat disusur. suatu

hipotesis bahwa sektor perdagangan memiliki Sharpe's measure yang berbeda

dibandingkan sektor properti.

Hipotesis satu : Sharpe's measure sektor perdagangan berbeda dibandingkan

Sharpe's measure sektor properti.

I. Perbedaan Karekteristik Keuangan

Dalam CAPM, required return tergantung hanya pada risiko yang

tidak terdiversifikasi (nondiversifiable risk) dari sebuah investasi.

Nondiversifiable risk yang ditanggung oleh pemegang saham dapat dibagi

me1tjadi dua bagian. Bagian utama dari nond1versifiable risk sering disebut

sebagai risiko bisnis (business risk) atau risiko operasi (operating risk).

Sedangkan bagian kedua dari nondiversifiab!e risk ada!ah risiko keuangan

(financial risk). Business risk merupakan risiko yang paling mendasar

dalam melakukan bisnis, tanpa terpengaruh pada bagaimana cara

perusahaan mengatur keuangannya. Business risk bersumber pada

bagaimana perusahaan melakukan operasi bisnisnya. Da!am beberapa

kasus, perusahaan tidak dapat mengontro! business risk yang mereka

mi!iki, karena business risk se!ain ditentukan oleh operating risk juga

dipengaruhi oleh karakteristik industri.

Operating risk yang terjadi pada industri yang berkarakteristik

defensive industfY, bisa jadi berbeda dengan operating risk pada cyclical

Page 44: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

industry. Defensive industry, dengan salah satu contoh produknya berupa

makanan, merupakan industri yang sedikit sekali dipengaruhi ol:!h faktor

resesi dan kesulitan ekonomi (economic adversity). Sedangkan cyclical

industry sangat terpengaruh oleh kondisi perekonomian, karena produk

yang diha:.ilkan berupa barang yang umur pemakaiannya dapat bertahan

lama, misalnya kendaraan dan peralatan rumah tangga. Pada saat kondisi

perekonomian bagus, penjualan produk tersebut dapat meningkat beberapa

kali lipat. Sedangkan pada masa kernlitan ekonomi, biasanya pelanggan

menunda pembeliannya, karena masih dapat menggunakan barang yang

lama sebagai pengganti.Financial risk bersumber pada bagaimana

perusahaan mengatur keuruigannya, yang tercermin pada struktur modal

(capital structure) yang dimiliki.

Struktur modal mengandung pengertian pada bagaimana cara

perusahaan melakukan pengaturan keuangan melalui kombinasi dari

penggunaan utang dan ekuitas. Karakteristik keuangan yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu PER, DER, dan PBV merupakan rasio-rasio

yang nilainya tergantung pada risiko yang dihadapi oleh sektor

perdagangan dan sektor properti. Risiko yang dimaksud adalah systematic

risk (nondiversifiable risk) dan unsystematic risk (diversiable risk).

Sektor perdagangan dan sektor properti merupakan dua sektor

industri yang berbeda dalam ha! domain bisnisnya termasuk risiko yang

dimilikinya. Sehingga dari uraian tentang risiko di atas maka dapat

disusun hipotesis sebagai berikut:

Page 45: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Hipotesis dua : Sektor perdagangan memiliki DER yang berbeda dengan

sektor properti.

Dengan memperhatikan pada produk yang dihasilkannya,

perusahaan-perusahaan yang termasu~ ke dalam sektor pre>perti pada

umumnya dapat dikategorikan ke dalam cyclical industry. Akibatnya

sektor properti sangat peka terhadap faktor perekonomian, di mana suatu

saat penjualan produk properti akan tinggi, dan di waktu yang lain

penjualan produknya akan mcnurun dipcngaruhi kondisi pcrekonomian.

Sektor perdagangan terdiri dari berbagai industri yang berbeda, dan

menghasilkan produk yang berbeda-beda pula, misalnya produk barang

tekstil, sepatu dan otomotif serta komponennya.

Dengan demikian pada sektor tersebut ada beberapa perusahaan

yang termasuk ke dalam cyclical industy, dan ada pula yang termasuk ke

dalam defensive industry. Sehingga dapat dikatakan bahwa sektor

perdagangan dan sektor properti memiliki kepekaan yang berbeda.

Perbedaan kepekaan sektor perdagangan dihandingkan sektor properti

akan mengakibatkan perbedaan laba antara kedua sektor industri tersebut.

Harga suatu saham ditentukan arus kas yang diharapkan untuk waktu

mendatang. Analis saham akan memprediksi perbedaan arus kas yang

diharapkan berkaitan dengan perbedaan sektor industri. Sehingga dari

uraian-uraian di atas dapat susun hipotesis sebagai berikut :

Page 46: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Hipotesis tiga · Sektor perdagangan memiliki PER yang berbeda

dengan sektor properti.

Hipotesis empat : Sektor perdagangan memiliki PBV yang berbeda

dengan SEktor properti.

2. Pengaruh leverage terhadap Shape's measure

Leverage merupakan financial risk yang dapat memberikan

pengaruh kepada besarnya required return suatu saham dan ni!Bi

perusahaan. Penggunaan i1tang akan meningkatkan nilai pcrusa'.caan

karena sifat dari biaya bunga yang berfungsi sebagai biaya untuk

mengurangi pajak (tax shield). Namun jika kewajiban membayar bungil ·

tidak terpenuhi maka perusahaan akan terancam kondisi keuangannya

(financial distress) yang pada akhirnya dapat menyebabkan kebangkrutan.

Kondisi keuangan perusahaan yang terancam bangkrut cenderung

akan menutupi keuntungan dari penggunaan utang (static trade-off theory).

Kondisi financial distress dapat mengurangi laba perusahaan sebagai

akibat dari besarnya kewajiban bunga yang harus dibayarkan kepada

pemegang bond. Dalam hal terjadinya kemungkinan bangkrut berkaitan

dengan jumlah utang yang besar mempunyai dampak negatifterhadap nilai

perusahaan.

Hubungannya dengan excess return, leverage bermanfaat dalam

bentuk tax shield sehingga dapat menaikkan excess return. Namun jika

leverage makin tinggi, maka manfaat tax shield dikalahkan oleh financial

Page 47: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

distress dan bankcruptcy cost sehingga dapat menurunkan excess return.

Penggunaan leverage akan menaikkan risiko perusahaan sehingga akan

menaikkan devia'i standar dari return, yang berarti akan menurunkan

Sharpe's measure. Dengan demikian leverage mempunyai pengaruh

tambahan (acljusted effe~t), yaitu pengaruh positif atau negatif terhadap

Sharpe's measure. Sehingga dapat disusun hipotesis sehagai berikut:

Hipotesis lima : Leverage mempunyai pengaruh terhadap Sharpe's

measure.

3. Pengaruh PER dan PBV terhadap Sharpe's measure

Pendekatan yang biasa digunakan dalarn memilih saham adalah

pendekatan yang menggolongkan suatu saham sebagai growth stock atau

value stock. Saham-saham yang tergolong ke dalam growth stock.,

umumnya diharapkan mempunyai pertumbuhan nilai (harga) dan

keuntungan ysng !ebih tinggi dibandingkan saham lain.

Investor berharap agar growth stock mempunyai kinerja yang

bagus di masa mendatang, sehingga investor bersedia untuk membayar

beberapa kali lipat untuk itu. Contoh saham yang tergolong growth stock

saat ini di antaranya Microsoft, Cisco System dan Intel. Perusahaan yang

termasuk growth stock, umumnya tidak membagikan dividen, karena

perusahaan memilih untuk menggunakan laba yang ditahan (retained

earning) dalam investasi kapital.

Page 48: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Value stock umumnya mempunyai harga yang lebih rendah

dibandingkan saham-saham yang sejenis dalam industri yang sam11. Harga

yang lebih rendah tersebut merefleksikan reaksi investor terhadap

permasalahan-pennasalahan yang dihadapi perusahaan, seperti earning

yang mengecewakan, image negatif atau permasalahan h•Jkum yang

sedang dihadapi, yang semuanya itu berakibat diragukannya prospek

perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan yang masih baru dan

relatif belum diker.al oleh investor, termasuk ke dalam kelompok value

stock.

Ukuran utama yang biasanya digunakan :nendefinisikan growth

stock dan value stock adalah PER dan PBV. Growth stock umumnya·

memiliki PER dan PBV yang tinggi, yang artinya harga saham tersebut

relatif lebih tinggi dibandingkan nilai net asset perusahaan. Sebaliknya,

value stock mempunyai PER dan PBV yang rendah. Hubungannya dengan

harga saham, investor growth stock mempunyai risiko kerugian yang lebih

besar dibandingkan investor. value stock. Risiko ini dikarenakan harga

saham tersebut tinggi, dan dapat turun dengan tajam sehingga

menyebabkan kerugian yang besar.

Dari uraian di atas, yaitu tentang growth stock dan value stock,

maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis enam: PER mempunyai pengaruh terhadap Sharpe's measure.

Hipotesis tujuh: PBV mempunyai pengaruh terhadap Sharpe's measure.

Page 49: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

i. Pcnelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Namora (2006) tentang

"Perbandingan Market Performance dan Karakteristik Keuangan

Perusahaan Sektor Aneka Industri dengan Sektnr ProperJi-Rea/ Estat"

dengan periode penelitian satu tahun yaitu dari April 2005 - maret 2006

dengan hasi! menunjukan bahwa rata-rata Sharpe's Measure untuk sektor

aneka industri yaitu -0,271816 relatif berbeda dengan rata-rata Sahrpe's

Measure untuk sektor properti yaitu -0,218668 yang artinya rata-rata Sharpe's

Measure aneka industri lebih kccil dibandingkan dengan rata-rata Sharpe's

Measure properti, tetapi setelah di uji beda dua rata-rata independent sampels

maka diperoleh basil t-hitung untuk Sharpe's Measure dengan equal variance

asummed adalah -0,926 dengan nilai -p 0,359 oleh karena itu nilai-p untuk uji

dua sisi 0,359>0,05, maka kedua rata-rata populasi adalah identik artinya

sektor aneka industri mempunyai rata-rata sama dengan sektor properti. dan

selanjutnya pengujian terhadap karakteristik keuangan (PER,PBV dan DER)

dari hasil pengujian dua rata-rata independent sampels diperoleh bahwa semua

variabel yang dijui (PER, DER dan PBV) mempunyai rata-rata yang sama

antara sektor aneka industri dengan sell:or properti. Dan juga penelitian

Namora menunjukan bahwa Variabel PER,PBV dan DER secara bersama­

sama maupun parsial tidak dapat menjelaskan Sharpe's Measure.

Njo Anastasia, dkk (2003) melakukan penelitian tentang "Analisis

Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti

Page 50: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Di BEf' Dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa nilai F hitung lebih besar

dari nilai F tabel berarti masing-masing variabel i:Jebas

(ROA,ROE,PBV,DER,r) dan risiko sistematik secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap harga saham dengan Adjusted I<. Square 0,224 yang

artinya h:mya mampu menjelaskan 24,4% pola pergerakan harga saham

kelompok properti. Namun secara parsial dengan uji - t hanya book value

yang berpengaruh secara signifikan pada level 5 %, sedangkan variabel bebas

lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham properti.

Silvia Anggraeni dan Tc:o Sugiharto (2004) dalam penellciannya

tentang "Analisis Z Skor Untuk Penilaian Kinetja Keuangan Ser/a

Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Perdagangan Di BEf' ·

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan

perdagangan dengan menggunakan analisis Z skor periode tahun 2001-2003

serta untuk mengctahui apakah kinerja keuangan menggunakan analisis Z skor

tersebut berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perdagangan, Dari

hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan penghitungan z skor

dibandingkan dengan standar yang ada untuk tahun 200 I diprediksi ada I 0

unit perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan yang sehat dan 6 unit

perusahaan diprediksi akan mengalami kebangkrutan sedangkan 4 unit

perusahaan lainnya mempunyai kinerja keuangan kurang sehat. Untuk tahun

2002 diprediksi ada & unit perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan

yang sehat dan 7 unit perusahaan diprediksi akan mengalami kebangkrutan

sedangkan 5 unit perusahaan lainnya mempunyai kinerja keuangan kurang

Page 51: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

sehat; sedangkan untuk tahun2003, diprediksi ada 7 unit perusahaan yang

mempunyai kinerja keuang2n yang sehat dan 7 unit perusahaan diprediksi

akan mengalami kebangkrutan sedangkan 6 unit perusahaan lainnya

mempunyai kinerja keuangan kurang sehat. Hasil penelitian ini juga

menunjukkan bahwa kir.erja keuangan dengan menggunakan analisis z skor

tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perdagangan untuk tahun

2001-2003.

Ibnu Khazar melakukan penelitian tenlang "Ana/isis Pengaruh

Karakteristik Keuangan Terhadap Kinerja Berbasis Pasar Serta

Perbandingan Kine1fa Berbasis Pasar Pada Industri Mam!faktur Domestik.

Dan Multinasional Terbuka Di I.'ldonesia" Penelitian ini mempelajari

pengaruh karakteristik keuangan (assets turnover, divident payout ratio,

income ratio, leverage, net income margin, operating efficiency, price earning

ratio, return on assets dan return on equity) terhadap kinerja berbasis pasar

(market-based performance), secara sendiri-sendiri maupun secara bersama­

sama. Selain itu, penelitian ini juga mempelajari adanya perbedaan kinerja

berbasis pasar antara industri manufaktur multinational (MNCs) dengan

industri manufaktur domestik (DMCs) yang go-public di Indonesia.

Pengukuran kinerja perusahaan menggunakan pendekatan harga saham,

sehingga disebut dengan kinerja berbasis pasar (market-based performance).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa karakteristik keuangan (assets

turnover, divident payout ratio, income ratio, leverage, net income margin,

operating efficiency, price earning ratio, return on assets dan return on equity)

Page 52: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

secara bersama-sama mempunyai pengaruh positip yang signifikan terhadap

kinerja berbasis pasar. Akan tetapi sete!ah me!a!u! uji parsia! menunjukkan

dari 9 rasio keuangan yang merupakan cerminan karakteristik keuangan,

terdapat dua rasio keuangan yang tidak secara signifikan berpengaruh pada

kinerja berbasis pasar yaitu divident payout ratio dan income ratio, dua rasio

ini lebih banyak merupakan kibijakan manajemen. Semakin baik karakteristik

keuangan, maka semakin baik kineija berbasis pasar. Dari sembilan rasio

keuangan net income margin merupakan variabe! yang mempunyai pengaruh

dominan terhatlap kinerja berbasis pasar, artinya hipotesis 2 ditolak, karena

divident payout ratio merupakan kibijakan manajemen dan bukan cerminan

kinerja. Hasir pengujian atas hipotesis 3 mengkonfirmasikan bahwa kinerja

berbasis pasar industri manufaktur multinational (MNCs) adalah lebih baik

j ika di band ingkan dengan kinerja berbasis pasar industri manufaktur domestik

(DMCs).

Page 53: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingknp Penelitia:1

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, di mana

pendekatan ini lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk

mendapatkan penaksiran kuantitatif yang kuat. Penelitian ini dilakukan pada

perusahaan sektor perd&gang m dan sektor properti yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia dengan jangka waktu penclitian dari Desember 2004 sampai

dengan Desember 2007.

Penelitian tahap pertama menggunakan metode yang bersifat

komparatif; artinya membandingkan market performance dan karakteristik

keuangan pada dua sektor saham, yaitu saham sektor perdagangan dan saham

properti. Penelitian tahap kedua menggunakan metode inferensial untuk

menunjukkan pengaruh karakteristik keuangan terhadap market performance.

B. Metode Penentuan Sampel

Dalam penentuan sampel pada penelitian ini digunakan metode

stratified sampling. Penelitian ini menggunakan populasi berupa saham-saham

di BEi yang tergolong ke dalam sektor perdagangan dan properti. Dari

populasi tersebut selanjutnya diambil bebcrapa sampel. Sampel yang

Page 54: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

digunakan dalam penelitian ini adalah saliam-saham (perusahaan) yang

memenuhi kriteria sebagai berikut :

I. Perusahaan-perusahaan tersebut terdaftar di BE! dan termasuk ke dalam

kelompok saham perdagangan atau prop~rti.

2. Perusahaan sampel memiliki laporan keuangan yang lengkap selama

periode pengamatan.

3. Perusahaan sampel mempunyai kelengkapan data perdagangan selama

periode pengamatan.

C. Metode Pengumpu!an Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ciata sakunder,

yaitu data yang telah disediakan olch pihak ketiga, dalam arti tidak berasal

dari sumber langsung. Data yang diperoleh berasal dari berbagai sumber,

dan merupakan data cross sectional yaitu data sejumlah saham yang

termasuk ke dalam dua sektor saham, selama satu periode penelitian .

Sebagian besar data yang · digunakan didapatkan dari Bursa Efek

Indonesia. Data tersebut adalah harga penutupan saham, IHSG dan

dividen. Data lainnya yaitu data suku bunga bebas risiko (risk-free rate),

didapatkan dari tingkat suku bunga sertifikat bank Indonesia (SB!) yang

diterbitkan oleh Bank Indonesia. Sedangkan data yang berhubungan

dengan karakteristik keuangan, yaitu data yang berupa rasio-rasio

keuangan (DER, PER, PBV) untuk kedua sektor saham tersebut,

Page 55: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

didapatkan dari lDX (Indonesia Stock Exchange) Statistic yang

diterbitkan BEi.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data bulanan. Data

diambil dari periode per 31 Desember 2004 - Desember 2007 adalah data

yang cigunakan untuk menghitung market perfonnance (Sha1Je's

measure), yaitu harga saham, dividen, dan tingkat suku bunga SB!, dan

juga data karakteristik keuangan yang berupa rasio DER, PER, dan PBV .

Selain itu, untuk mendukung analisis hasil penelitian maka dibutuhkan

penelitian kepustakaan (library research), penelitian kepustakflan ini berupa

data yang diambil dari beberapa literatur seperti buku-buku, jumai, majalah,

makalah, dan modul yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.

D. Metode Analisis

Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitn penelitian tahap pertama

membandingkan market performance dan karakteristik keuangan antara sektor

perdagangan dengan sektor properti. Penelitian tahap kedua adalah pengujian

pengaruh karakteristik keuangan terhadap market performance.

I. Statistik Uji Beda Dua Rata-rata untuk Independent Sampels

Untuk membandingkan market performance kedua kelompok

saham, yaitu kelompok perdagangan dan kelompok properti, dilakukan

tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Dilakukan perhitungan Sharpe's measure pada setiap saham;

Page 56: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

b. Dilakukan uji statistik, yaitu uji rata-rata clua sampel independen (t-

test),

c. Dari hasil uji statistik tersebut, selanjutnya diambil kesimpulan tentang

market performance kedua kelompok saham tersebut.

Dalam uji rata-rata dua sampel independen (t-tesi), digunakan rumus:

I ......................... (3.1)

Dimana:

s = )s,'(n, -1)+s,'(n2 -1) n1 +n2 -2

......................... (3.2)

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang berarti dari dua rata-rata

Sharpe's measure rnaka digunakan hipotesis sebagai berikut:

2. Pengaruh Karakteristik Keuangan terhadap Market Performance

Untuk menguji pengaruh karakteristik keuangan terhadap market

performance, dilakukan regresi tinier berganda di mana variabel terikatnya

adalah market performance, sedangkan variabel bebasnya adalah

karakteristik keuangan. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui

apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel terikat (market

performance) dengan variabel bebas (DER, PER dan PBV).

Page 57: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Nilai Sharpe's measure sangat bervariasi antara satu kelas sekuritas

dengan kelas sekuritas yang lain, mi;,alnya antara saham dan obligasi.

Sekuritas-sekuritas di dalam satu kelaspun sangat bervariasi antara satu

dengan yang lain, misalnya antara satu saham dengan saham yang lain.

Oleh karena itu kinerja sah&m yang diukur denga'.1 Sharpe's measure

sering diranking untuk membedakan kinerja saham yang satu dengan yang

lain.

Dalam penelitian ini, regresi dilakukan pacla kedua sektor saham

dengan model regresi sebagai berikut:

Sharpe;= a+ /J,PER; + /J,PBV; + /J,DER; + e;

Dimana:

a = Intercept

P1 = Keofisien variabel PER

P2 = Koefisien variabel PBV

p3 = Koefisien variabel DER

e; = Faktor pengganggu yang nilainya kecil

= Saham i

........................... (3.3)

Analisis regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui besamya

koefisien regresi masing-masing variabel. Koefisien regresi ini

menunjukkan sensitivitas variable terikat, dalam ha! ini Sharpe's measure

masing-masing sektor saham, terhadap perubahan masing-masing variabel

bebas yang terdiri dari PER, PBV dan DER.

Page 58: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Variabel terikat (Sharpe's measi•re) akan men!ngkat atau menurun

sebesar p, unit jika variabel PER meningkat atau menurun sebesar satu

unit. Hal yang sama akan terjadi jika variabel bebas lainnya meningkat

atau menurun satu unit, maka variabel terikat akan meningkat atau

menurun sebesar koefisien regresi variabel yang bersangkutan.

3. Uji Signifikansi

Uji signifikansi keseluruhan variabel secara serentak ditunjukkan

oleh bilangan F (Ftest). Sedangkan uji signifikansi terhadap kontribusi

masing-ma~ing variabel terikat ditunjukkan oleh besamya bilangan t (t­

test).

a. Uji Kecukupan Model

Dalam uji kecukupan model ini (uji F), dipergunakan hipotesis

sebagai berikut :

Ho : p I = fo = p3 = 0, artinya semua variabel bebas secara simultan

tidak berpengaruh terhadap market performance.

Ha Ho tidak benar, artinya tidak semua variabel bebas secara

simultan tidak berpengaruh terhadap market performance.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan F-hitung dengan

F-tabel. Jika F-hitung lebih besar dari F-tabel, maka Ho ditolak dan

berarti pada tingkat kepercayaan tertentu ( dalam penelitian ini

digunakan tingkat kepercayaan dengan a = 0,05) variabel bebas secara

simultan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap market

performance.

Page 59: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Adapun F-hitung dapat dicari dengan rumus :

R 2 /(k-- l) ........................... (3.4)

(1-R')/(n-k)

Keterangan :

R2 Koefo.ien detenninasi

n = Jtimlah variabel bebas

k = Jumlah sampel

Berdasarkan rumus (3.4) jelaslah bahwa uji kecukupan model juga

merupakan uji koefisien determinasi.

b. Uji Koefisien Regresi

Uji koefisien regresi (uji t) mengasumsikan bahwa pada saat

dilakukan pengujian suatu variabel bebas, tidak terjadi perubahan pada

variabel bebas lainnya. Di dalam uji t digunakan hipotesis sebagai

berikut:

Di mana H0 menunjukkan hipotesis nol, sedangkan Ha

menunjukkan hipotesis altematif; ~i menunjukkan koefisien variabel

bebas ke-i. Di dalam hipotesis nol, besarnya koefisien regresi

dinyatakan no! yang berarti tidak a<la hubungan yang signifikan antara

variabel bebas ke-i dengan variabel terikatnya. Bilangan t atau disebut

t-hitung dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 60: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

_/3; () fh11u11g - Sep

1

.................................. '.''' 3.5

Dirnana:

{J; = Koefisien regresi variabel bebas ke-i

fJ = Nilai hipotesis nol

Sep, = Standar erroc variabel behas ke-i

Jika t-hitung lebih besar dari (aJ2 atau t-hitung lebih kecil dari

lw2 rnaka pada tingkat kepercayaan tertentu (a) Ho ditolak, yang

berarti variabel bebas yang diuji mempunyai pengaruh nyata terhadap

variabel terikat.

E. Operasionalisasl Variabel-variabel Penelitian

Untuk memudahkan pengertian dan menghindari kesalahan persepsi

dari masing-rnasing variabel penelitian, maka periu didefinisikan variabei-

variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini disertai cara pengukurannya.

Berikut ini dijelaskan definisi dari masing-masing variabel penelitian disertai

cara pengukurannya :

I. Debt-Equity Ratio (DER) merupakan variabel yang merupakan proxy dari

leverage, yang dihitung dari total debt dibagi ekuitas pada periode yang

sama.

2. Price-Earning Ratio (PER) merupakan rasio perbandingan antara harga

pqsar suatu saham dengan laba per lembar saham pada periode yang sama.

Page 61: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

3. Price-Book Value (PBV) ratio dihitung dengan membagi harga pasar per

saharn dengan nilai buku per saham pada periode yang sama.

4. Sharpe's Measure didapatkan dengan membagi rata-rata excess return

saharn terhadap standar deviasi return saham, dengan menggunakan

persamaan (2.5).

Dalam penelitian ini, market performance suatu saham dihitung

dengan menggunakan Sharpe's m<!asure. Meskipun banyak terdapat metode

yang digunakan dalam menghitung market performance, dalam penelitian ini

digunakan Sharpe's me.:.sure, seperti yang dirumuskan dalam rumus (2.5).

Untuk menghitung Sharpe's measure dilakukan !angkah-langkah

pengerjaan sebagai herikut :

1. Menghitung return saham yang diperoleh dengan menggunakan rumus

(2.1).

2. Menghitung return rata-rata saham, yaitu dengan metode perhitungan

ratarata geometrik menggunakan rumus (2.3).

3. Menghitung rata-rata risk-free rate, dalam hal ini suku bunga bulanan SBI

satu bulan selama tahun 2005 dengan menggunakan metode rata-rata

geometrik yaitu dengan rumus (2.3).

4. Menghitung excess return sah:im, yaitu dengan mengurangi return rata-rata

saham dengan rata-rata risk-free rate.

5. Menghitung standar deviasi return saham.

6. Membagi excess return saham dengan standar deviasi saham, sehingga

diperoleh nilai Sharpe's measure.

Page 62: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Perhitungan tersebut diterapkan secara individual pada setiap saham di

dala'l1 sampel, baik yang tergolong ke dalam sektor perdagangan maupun

sektor properti. Sehingga pada akhimya diperoleh data cross sectional.

Page 63: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Um um Objek Penelitian

l. Sejarah PT. Bursa Efek lndoaesia

Bursa Efek Indonesia (BE[) atau Indonesia Stock Exchange (/DX))

adalah sebuah Pasar Saham yang merupakan basil penggabungan Bursa

Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya {BES), di mana Bursa

Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta Perusahaan basil

penggabungan usaha ini memulai operasinya pada I Desember 2007.

Keanggotaan dan Partisipan dan sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia

(BEi) menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated

Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual

yang digunakan sebelumnya Sistem JA TS ini sendiri direncanakan akan

digantikan sistem yang baru.

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia

merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial

Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu

didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah

kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,

perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang

diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal

mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor

Page 64: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah

kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi

yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana

mestinya.

Dengan perkembangan bursa Efek di Batavia, puda tanggal 11 januari

1925 di buka busa Efek Surabaya, kemudian di susul dengan pembukaan

bursa efek di Semarang pada tanggal l Agustus 1925. Sayang sckali,

aktifitas pasar modal di Indonesia terpaksa selumhnya terhenti akibat

terjadinya perang dunia ke dua. Sejak tahun 1956 pemerintah telah

mencoba !.mtuk mengaktifkan kembali pasar modal sebagai sarana

pembiayaan ekonomi. Pada awalnya,pemerintah mendorong pertumbuhan

pasar modal melalui pemerintah fasilitas perpajakan, baik kepada

pemsahaan-perusahaan yang go public maupun para investor serta

lembaga-lembaga penunjang yang terkait tennasuk broker dan dealer.

Fasilitas perpajakan kemudian di hapuskan setelah diberlakukan

peraturan perpajakan baru pada tahun 1983, sedangkan pajak penghasil

atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya di tunda

pemungutannya. Keadaan ini sudah tentu mengakibatkan iklim investasi di

pasar modal kurang menarik. Oleh karena itu kemudian pemerintah

berusaha mendorong kembali pertumbuhan pasar modal dengan

mengeluarkan paket-paket deregulasi, sepe1ti paket Desember 1987, paket

oktober 1988, dan paket desember 1988. Salah satu isi paket tersebut yang

teepenting adalah dinaikannya pajak pengahasilan atas bunga deposito dan

Page 65: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

tabungan berjangka lainnya sebcsar 15% final. Kebijaksanaan pengenaan

pajak final atas tabungan dimaksud ternyata berdampak sangat positif

tehadap pasar modal, karena pendapatan masyarakat pemodal menjadi

berkurang, sehingga mereka ce11derung mencari alternative lain dalam

menginvestasikm uangnya.

Tidak sampai tahun 1977, bursa saham kembali di buka dan ditangani

oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), institusi di bawah

Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar

saham pun mulai r•eningkat dengan perkembangan pada tahun 1990. pada

tahun 1991, bursa sahan yang dinais di asia. Swastanisasi bursa saham

menjadi PT. Bursa Efek Jakarta ini mengakibatkan beralihnya fungsi

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).

Pada tanggal 13 juli 1992, Bursa Efek Jakarta (BEJ) diswastakan dan

mulai menjalankan pasar saham di Indonesia, sebuah awal pertumbuhan

baru setelah terhenti sejak didirikan pad awal abad ke 19. Tahun 1995

adalah Bursa Efek Jakarta meluncur Jakarta Automated Trading System

(JA TS), sebuah sistem perdagangan otomasi. Sistem baru ini dapat

memfasilitasi perdagangan saham dengan prekuensi yang lebih menjamin

kegiatan pasar yang Fair dan transparan disbanding sitem perdagangan

annual.

Tahun 2002 Bursa Efek Jakarta juga mulai menerapkan perdagangan

jarak jauh (remote trading), sebagi upaya meningkatkan akses pasar,

efisiensi pasar, kecepatan dan Frekuensi perdagangan.

Page 66: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

2. Indeks Bursa Efek Indouesia (BE[)

Dalam rangka memberikan informasi yang lengkap tentang

perkembangan bursa kepada publik, BEi telah menyebarkan data

pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu

indikator pergerakan ha~ga saham tersebut adalah indeks harga saham.

Saat ini, BE! mempunyai 4 macam indeks saham:

a. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen

kalkulasi indeks.

b. Indeks LQd5, menggunakan 45 saham terpilih sctelarnnelalui beberapa

tahapan seleksi.

c. Indeks Individual, yar.g merupakan indeks untuk masiag-masing

saham didasarkan harga dasar.

d. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap

sektor.

IHSG, Indeks Sektoral dan Indeks LQ45 menggunakan metode

perhitungan yang sama, yang membedakannya hanya jumlah saham yang

digunakan sebagai komponen dalam perhitungannya.

a. Indeks Harga Saham Gabuugan (IHSG)

Pada tanggal I April 1983, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

diperkenalkan untuk pertama kalinya sebagai indikator pergerakan

harga saham di BEi. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh

saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BE!. Hari dasar untuk

perhitungan IHSG adalah 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut,

Page 67: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

indeks ditetapkan dengan nilai dasar I 00 dan saham tercatat pada saat

itu berjulah 13 saham.

Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah nilai pasar dari total saham

yang tercatat pada tanggal I 0 Agusrus 1982. Juml<!h nilai pasar adalah

total perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang

berada dalam program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari

tersebut.

Formula perhitungan adalah sebagai berikut:

11-ISG = 2: (Harga Penutupan di Pasar Reguler x Jumlah Saham) x 100

Nilai Dasar

Perhitungan indeks dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan

perdagangan setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan

perhitungan IHSG dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam

beberapa menit, ha! ini dapat dilakukan setelah system perdagangan

otomasi diimplementasikan dengan baik.

u. Indeks LQ45

Indeks ini terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui

beberapa kriteria sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang

mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan

kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut.

Kriteria pemilihan saham indeks LQ45:

Page 68: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Untuk masuk dalam pemilihan tersebut, sebuah saham hams

memenuhi kriteria tertentu dan lolos dari seleksi utama sebagai

berikut:

I. Masuk dalam top 60 dari total transaksi saham di pasar reguler

(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

2. Masuk dalam ranking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi ]

pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).

3. Telah tercatat di BE! sekurang-kurangnya 3 bulan

4. Kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan

frekuensi danjumlah transaksi di pasar reguler.

c. Jakarta Islamic Index (Jll)

Dalam rangka mengakomodir investor yang tertarik berinvestasi,

BEJ dan Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan

sebuah indeks yang didasarkan pada Syariah Islam, dikenal dengan

nama Jakarta Islamic Index (JII).

d. Indeks Sektoral

lndeks Sektoral merupakan bagian dari ffISG. Semua perusahaan

yang tercatat di BEi diklasifikasikan ke dalam 9 sektor yang

didasarkan pada klasifikasi industri yang ditetapkan oleh NEJ yang

disebut JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial Classification).

Kesembilan sektor tersebut adalah:

Sektor Utama (industri yang menghasilkan bahan-bahan baku)

Sektor I, Pertanian

Page 69: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Sektor 2, Pertambangan

Sektor Kedua (Industri Pengoluhan atau Manufaktur)

Sektor 3, lndustri Dasar dan Kimia

Sektor 4, Aneka Industri

Sektor 5, lndustri Barang Konsumsi

Sektor Ketiga (Jasa)

Sektor 6, Properti dan Real Estat

Sektor 7, Transportasi dan infrastruktur

Sektor ~, Keuangan

Sektor 9, Perdagangan, Jasa dan Investasi

Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 Janurai 1996 dengan

nilai dasar 100 untuk setiap sektor dan menggunakan hari dasar 28

Desember 1995. Disamping kesembilan sektor tersebut, BE!

menghitung indeks industri manufaktur atau pengolahan yang

merepresentasikan kumpulan saham yang diklasifikasi kedalam sektor

3, sektor 4, dan sektor 5.

Perkembangan ekonomi yang meningkat setelah periode krisis,

disertai kondisi politik dan keamanan yang semakin membaik

merupakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan industri

properti. Membaiknya kondisi ekonomi tersebut tercermin pula dari

indikator makro ekonomi seperti inflasi dan suku bunga yang lebih

rendah serta nilai tukar yang relatif lebih stabil dibandingkan pada

periode krisis tahun 1998. Pertumbuhan ekonomi juga mengalami

Page 70: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

perkembangan yang terns meningkat setelah pada tahun 1998

mengalami pertumbuhan negatif secara mendalam.

Namun demikian diakui bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut

relatif m'.lsih lamban dan proses pemulihan (recovery) ekonomi

Indonesia sejak hi sis I 0 tahun yang lalu masih be I urn normal kembali

sebagaimana periode pra-krisis. Bila dibandingkan dengan negara

tetangga lainnya, proses pemulihan ekonomi di Indonesia masih

tertinggal. Secara urutan, pertumbuhan sektor properti (bangunan)

terse but masih cukup baik setelah pertumbuhan : ertinggi pada sektor

pengangkman, listrik, keuangan dan perdagangan.

Bangkitnya kembali industri properti setelah mengalami kejatuhan

yang dalam di tahun 1998, dimulai sejak tahun 2000 dengan tingkat

pertumbuhan yang signifikan dan mengalami perkembangan yang

sangat pesat sampai saat ini.. Perkembangan yang signifikan

khususnya terjadi pada segmen shopping mall (pusat perbelanjaan)

yang mengalami peningkatan kapitalisasi sangat cepat khususnya sejak

tahun 2003. Meningkatnya pusat perbelanjaan tersebut terutama

didorong pula oleh ekspansi besar-besaran dari hypermarket di

sejumlah kota besar di Indonesia. Hadimya hypermarket di pusat-pusat

perbelanjaan juga merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen

untuk melakukan pembelian di pusat perbelanjaan sehingga

memberikan imbas pada outlet-outlet lain di lokasi tersebut. Masih

marak dan menariknya sektor perdagangan merupakan cerminan dari

Page 71: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

tingginya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang memang

memiliki popu!asi tinggi di dunia dan merupakan pasar yang

signifikan. Selain itu, konsumsi juga masih merupakan faktor utama

penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia dibandingkan faktor

investasi. Demikian pula dengan segmen apartemen dan perumahan di

Jabotabek mengalami peningkatan yang sangat signifikan ditahun

2003 dan 2004, yang menunjukkan bahwa daya beli masyarakat pada

periode tersebut semakin meningkat.

B. Hasil Analisa dan Pembahasan

Pada bagian ini dilakukan analisis menggunakan metodc penelitian

yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis ini dilengkapi dengan

perhitungan-perhitungan dan pengttjian statistik, sebagai bahan untuk

melakukan pembahasan.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini dimulai dari pemilihan

populasi, yang dilanjutkan dengan memberikan kriteria-kriteria terhadap

populasi tersebut, sehingga diperoleh sekumpulan sampel, dengan penjelasan

sebagai berikut :

I. Populasi dari penelitian ini adalah semua saham yang terdaftar di BEI

dan diklasifikasikan ke dalam sektor properti dan perdagangan.

2. Teknik pemilihan sampel adalah stratified sampling dan kriteria

pemilihan sampel mengikuti beberapa tahap seperti disajikan dalam

tabel 4.1

Page 72: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Tube! 4.1 Tahapan Pemilihan Sampel

Kriteria Saham Properti Perdagangan

Terdaftar di BEi dan mempunyai data

perdagangan pada Januari 2005 - Desember 44 70

2007

Data perdagangan tidak lengkap tiga tahun

penuh pada Januan 2005 - Desember 2007 (18) (I I)

Mempunyai kelengkapan data perdagangan

selama tiga tahun penuh pada Januari 2005 -25 59

Desember 2007

T!dak memiliki laporan keuangan per 31 I - -Desember 2005, 2006 dan 2007

Memiliki laporan keuangan per 31 Desember

2005, 2006 dan 2007 serta kelengkapan data 26 59

perdagangan pada Januari 2005 - Desember

2007. ..

Sumber · Website BE! dan !DX Sta/1s/1c

Dari tahapan-tahapan tersebut, diperoleh sampel untuk sektor properti

dan sektor perdagangan yang memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan,

untuk sektor properti jumlahnya 26 perusahaan dan sektor perdagangan

jumlahnya 59 perusahaan.

Selanjutnya dari sejumlah perusahaan tersebut, diurutkan sesuai

dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar, lalu dipilih masing-masing sektor IO

perusahaan yang nilai kapitalisasi pasamya terbesar sebagai sampel yang

Page 73: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

mewakili masing-masing sektor tersebut. Urituk sampel yang mewakili sektor

properti sebagaimana diperlihatkan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Sampel Saham Sektor Properti

No Nama Perusahaan I 1 Bakrieland Developmen!Tbk

2 Lippe Karawaci Tbk

3 Ciputra Development Tbk

4 Jaya Real Property Tbk 5 Pakuwon Jati Tbk

6 Summarecon Agung Tbk

7 Kawasan lndustri Jababeka Tbk

8 Dharmala lntiland Tbk

9 .· Adhi Karya (Persero) Tbk 10 Suryainti Permata Tbk Sumber: Pengolahan data

Sedangkan saham-saham sektor perdagangan yang termasuk ke dalam

sampel diperlihatkan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Sampel Saham Sektor Perdagangan

1 United Tractors Tbk

2 Bakrie & Brother Tbk

3 Plaza Indonesia Realtv Tbk 4 Ramayana Lestari Tbl< 5 Aneka Kimia Rava Tbk 6 Mataharl Putra Prima Tbk 7 Jakarta Int'! Hotel & Dev. Tbk

8 :3urva Citra Media Tbk

9 Pembanaunan Java Ancol Tbk 10 Enseval Putra Meaatradina Tbk

Sumber: Pengolahan data

Page 74: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

1. Markt!t Performance

Market Perfonnance dihitung dengan menggunakan Sharpe's measure,

yaitu market perfonnance maasing-masing saham pada Januari 2005 -

Desember 2007. data yang digunakan dalam perhitungan Sharpe's

measure ini adala'1 harga penutupan saham, dividen, dan suku bunga SBI.

Perhitungan Sharpe measure menggunakan rumus (2.5), dan menggunakan

tahapan-tahapan sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya. berikut ini

diberikan contoh perhitungan Sharpe measure untuk salah satu saham,

yaitu saham PT. Lippo Karawaci Tbk. Data harg •. penutupan saham dan

dividen disajikan pada Tabel 4.4

Tabd4.4 Harga dan Dividen Saham PT. Lippo Karawaci Tbk.

Perlode Harga Dividen

Dec-04 1625 Jan-05 1510 Februari 1510 Maret 1500 April 1480 Mei 1470 Jllni 1470 Juli 1630 Aaustus 1620 10.00 September 1630 Oktober 1650 Nooember 1680 Desember 1750 Jan-06 1800 Februari 1820 Maret 1980 Aoril 1950 Mei '1780 Juni 1720 Juli 900 Agustus 880 Seotember 900

Page 75: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Poriode Harga Dividen

Oktober 910 Nooember 1010 Desember 1070 9.99 Jan-07 1020 Februari 1000 Maret 1030 Aoril 1280 Mei 1540 Juni 1520 Juli 1760 Agustus 1800 Seotember 1790 Oktober 1760 Nopember 168() Desember 690 4.62 .. Suniber: /DX Stat1st1c

Berikut ini adalah perhitungan Sharpe's measure dengan menggunakan

tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.

a. Return Saham

Dengan mcnggunakan data yang ada di Tabel 4.4 return saharn

dihitung dengan menggunakan rumus 2.1, sehingga return saharn Lippo

Karawaci untuk bulan Agustus 2005,dapat dihitung sebagai berikut:

(H arg a Agu«-os - H arg a Juu--0s )+ Dividen Agmt-os RAgust-05 = H

argaJuu-os

R _ (1620 -1630) + 10 O,OO% Agrist-05 - l 63Q

Dengan cara yang sama, dihitung juga return pada bulan lainnya,

sehingga diperoleh return perbulan secara lengkap dalam satu tahun

sebagaimana disajikan pad a Tabel 4.5.

Page 76: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Ti.be! 4.5 Return Bulanan Saham Lippo Karawaci

Peri ode Harga Dividan return Dec-04 1625 Jan-OG 1510 -7.08% Februari 1510 0.00% Maret 1500 -0.66% Aoril 1480 -1.33% Mei 1470 -0.68% Juni 1470 0.00% Juli 1630 10.88% Agustus 1620 10.00 0.00% Seotember 1630 0.62% Oktober 1650 1.23% ~mber 1680 1.82% Desember 1750 4.17% Jan-06 1800 2.86% Februari 1820 1.11% Maret 1980 s.79'}0 I Aoril 1950 -1.52% Mei 1780 -8.72% Juni 1720 -3.3/% Juli 900 -47.67% Agustus 880 -2.22% Seotember 900 2.27% Oktober 910 1.11% Nooember 1010 10.99% Desember 1070 9.99 6.93% Jan-07 1020 -4.67% Februari 1000 -1.96% Maret 1030 3.00% April 1280 24.27% Mei 1540 20.31% Juni 1520 -·J.30% Juli 1760 15.79% Aaustus 1800 2.27% September 1790 -0.56% Oktober 1760 -1.68% Nooember 1680 -4.55% Desember 690 4.62 -58.65%

Sumber: Pengolahan data

Data harga, dividen dan return bulanan untuk semua saham secara

lengkap tersaj i pada lampiran.

Page 77: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

i>. Expected Return Saharn

Expected Return saham dihitung dengan menggunakan rata-rata

geometric, yaitu menggunakan rumus 2.3.

Tabel 4.6 Perhitungan Expected Return saham Lippo Karawaci

Periode Harga Dividen Return (R1) Relative Return

1Ri+1) Dec-04 1625 Jan-05 1510 -7.08% 92.92<70 Februari 1510 0.00% 100.00% Maret 1500 -0.66% 99.34% Aoril 1480 -1.33% 98.67% Mei 1470 -0.68% 99.32% Juni .· 1470 0.00% 100.00% Juli 1630 10.88% 110.88% Aaustus 1620 10.00 0.00% 100.00% Seotember 1630 0.62% 100.62% Oktober 1650 1.23% 101.23% N'member 1680 1.82% 101.82% Desember 1750 4.17% 104.17% Jan-06 1800 2.86% 102.86% Februari 1820 1.11% 101.11% Maret 1980 8.79% 108.79% Aoril 1950 -1.52% 98.48% Mei 1780 -8.72% 91.28% Juni 1720 -3.37% 96.63% Juli 900 -47.67% 52.33% Aaustus 880 -2.22% 97.78% Seotember 900 2.27% 102.27% Oktober 910 1.11% 101.11% Nopember 1010 10.99% 110.99% Desember 1070 9.99 6.93% 106.93% Jan-07 1020 -4.67% 95.33% Febru11ri 1000 -1.96% 98.04% Maret 1030 3.00% 103.00% Aoril 1280 24.27% 124.27% Mei 1540 20.31% 120.31% Juni 1520 -1.30% 98.70% Juli 1760 15.79% 115.79% Aaustus 1800 2.27% 102.27% Seotember 1790 -0.56% 99.44% Oktober 1760 -1.68% 98.32% Nopember 1680 -4.55% 95.45% Desember 690 4.62 -58.65% 41.35%

Sumber : Pengolahan data

Page 78: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

36

TI(R, +1}= 92,92%* 100,00%*99,34%*98,67%*99,32%* 100,00%• i=!

110,88%* 100,00%* 100,62%* 101,23%* 10 l,82%' I 04,

l 7%* 102,86%* 101, 11%*108,79%*98,48%*9!,28%*9

6,63%*52,33%*97,78%*102,27%*10!,1 !%110,99%*!

06,93%*95,33%*98,04%* 103,00%* 124,27%* I 20,31 %

*98,70%* 115,79%* I 02,27%*99,44%*98,32%*95,45%

*41,35%

= 43,41%

, 36 )1/36 l1J(R, +i) = (43,41 % )"" = (0,4341 )°'0211

( '6 )1/36 g (R, + 1) - I= 0,9771 -I= -2,29%

Dengan demikian, dari perhitungan di atas diperoleh expected return

untuk saham Lippo Karawaci -2,29%. Data expected return untuk semua

saham secara lengkap tersaji pada lampiran-lampiran.

c. Rata-rata risk-free rate ( SBI )

Dengan menggunakan data SB! pada Tabet 4.7 dan menggunkan

cara perhitungan yang sama dengan perhitungan expected return, dan

diperoleh risk-free rate sebesar 0,98%.

Page 79: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Tabel 4.7

Tingkat Suku Bunga 36 Bulan SB! (Januari 2005 - Desember 2007)

No Pariode Rate (year) (%)

1 Jan-05 7.42 2 Februari 7.43 3 Maret 7.44 4 Aoril 7.70 5 Mei 7.95 6 Juni 8.25 7 .Juli 8.50 8 Agustus 8.75 9 Seoternber 10.00 10 Oktober 11.00 11 Nopember 12.25 12 Desember 12.75 13 Jan-06 12.75 -14 Februari 12.75 15 Maret 12.75 .. -16 April 12.75 17 Mei 12.50 18 Juni 12.25 19 Juli 12.25 20 Agustus 11.75 21 Seotember 11.25 22 Oktober 10.75 23 Nooember 10.25 24 Desember 9.75 25 Jan-07 9.50 26 Februari 9.25 27 Mao·et 9.00 28 Aoril 9.00 29 Mei 8.75 30 Juni 8.50 31 Juli 8.25 32 Aaustus 8.25 33 Seotember 8.25 34 Oktober 8.25 35 Nooember 8.25 36 Desember 8.00

Surnber: Website Bl

d. Excess Return

Excess return merupakan selisih antara expected return terhadap rata-

rata risk-free rate. Sehingga siperoleh excess return = -2,29% - 0,98%

= -3,27%

Page 80: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

e. Standar Deviasi Return

Dengan menggunakan bantuan program pengolah lembar kerja

(spreed sheet) Microsoft Excel, diperoleh standar deviasi return saham

Lippo Karawaci sebcsar 0, 1469.

f. Sharpe's Measure

Dengan menggunakan hasil-hasil perhitungan di atas, Sharpe's

measure dapat diperoleh dengan membagi excess return dengar.

standar deviasi return, sehingga diperoleh :

-3,27 Sharpe's mea.sure(!.ippo Ka:nwaci} =

0,1469 -0,2226

Hasil perhitungan Sharpe's measure untuk saham-saham lainnya

disajikan pada Lampiran.

Jika dibandingkan dengan Sharpe's measure pembandingnya, yaitu

Sharpe's measure dari IHSG, beberapa saham dapat dikatakan lebih

unggul atau kalah unggul dibandingkan saham lainnya. Dari

perhitungan pada Lampiran , diperoleh nilai Sharpe's measure IHSG

sebesar 0,3540. Dengan menggunakan Sharpe's measure IHSG sebagai

tolak ukur (benchmark), diketahui bahwa untuk kategori saham

properti, saham Suryainti Permata Tbk dengan nilai Sharpe's measure

sebesar 0,276 l merupakan saham yang lebih unggul dibandingkan

saham-saham lainnya dalam sektor properti. Sedangkan saham Lippo

Karawaci Tbk merupakan saham yang memiliki Sharpe's measure

Page 81: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

paling kecil dibandingkan saham yang lain dalam sektor tersebut, yaitu

-0,2226.

Dalam sektor perdagangan, saham United Tractors Tbk merupakan

saham yang paling unggul dalam hal Sharpe's measure dibandingkan

saham-saham lain di sektor yang sama, denga.'1 nilai Sharpe's measure

sebesar 0,3906. Sedangkan saham Plaza Indonesia Realty Tbk

merupakan saham yang paling kecil nilai Sharpe's measure-nya yaitu -

0, 1862. yang berarti saham Plaza Indonesia Realty Tbk merupakan

sah m yang kalah ungggul dalam Sharpe's measure dibandingkan

saham lain di sektor yang sama.

Pada Lampiran menggambarkan perbandingan Sharpe's measure

antara Properti, Perdaganagn dan IHSG. Dengan menggunakan IHSG

sebagai benchmark, dari lampiran tersebut terlihat bahwa semua

saham, baik dalam sektor properti maupun perdagangan, memiliki

Sharpe measure lebih kecil dibandingkan dengan Sharpe's measure

benchmark. Sehingga dapat dikatakan bahwa seeara umum, kedua

sektor tersebut memiliki market performance yang tidak bagus.

2. Uji Inferensi ( Uji t)

Pada bagian ini, akan dilakukan pengujian terhadap rata-rata Sharpe's

measure, excess return, return volatility, PER, PBV dan DER untuk sektor

properti dan perdagangan.

Page 82: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

a. Uji Beda Dua Rata-rata Sharpe's Measure

Tabet 4.8 berisi ringkasan statistik deskriptif Sharpe's measure

untuk kedua sektor saham yaitu saham sektor properti dan

perdagangan.

Tabel 4.8 Ringkasan Statistik DeskriptifSharpe Measure

Group Statlstlcs

Std. Error Sector N Mean Std. Deviation Mean

Sharpe's Properti 10 .051124 .1342814 .0424635 measure

Perdagangan 10 .023513 .1491302 .0471591

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS

Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa rata-rata Sharpe measure untuk

sektor properti yaitu, 0,051124 relatif berbeda dengan rata-rata

Sharpe's measure untuk sektor perdagangan yaitu, 0,023513. Dalam

ha! ini rata-rata Sharpe's measure properti lebih besar di bandingkan

rata-rata Sharpe's measure perdagangan. Namun, perbedaan Sharpe's

measure ini perlu diuji secara statistik untuk mengetahui apakah

perbedaan tersebut signifikan.

Selanjutnya dengan mengunakan SPSS diperoleh output berupa

hasil pengujian beda dua rata-rata independent sampels, seperti terlihat

pada Tabel 4.9

Page 83: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Tabel 4.9 Hasil Uji Rai:a-rata Sampel lndependen Sahrpe's Measure

Independent Samples Test

:..evene's TestfC'r Equality of Variances t-test for Equality of Means

I 95% Confiticoce lnlaM1I of tho

Mean Difference Sig. (2- Oiffere!l<: Std. Error

F Sig. t df ""'ed) e Difference Lower Upper

Sharpe's Equal measuro variances .02-1 .a es .435 18 .669 .0276113 .0634597 -.1057126 .1609351

assumed

Equal variances not .435 17.806 .669 .0276113 .0634597 -.1058170 .1610356 assume1

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS

Untuk mengetahui apakah rata-rata Sharpe's measure properti dan

perdagangan adalah berbeda secara signifikan atau tidak, digunakan

hipotesis sebagai berikut:

Ho: Kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata populasi

Sharpe's measure sektor properti dan perdagangan adalah sama).

H1 : Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata populasi

Sharpe's measure sektor properti dan perdagangan adalah

berbeda).

Dalam hal ini dilakukan uji dua sisi, karena akan di uji apakah

berbeda atau tidak berbeda secara signifikan.

Pada Tabel 4.9 terlihat t-hitung untuk Sharpe's measure dengan

equal variance assumed adalah 0,435 dengan niali-p 0,669. Oleh

karena nilai-p untuk uji dua sisi 0,669 > 0,05, maka Ho diterima,

artinya sektor properti mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor

perdagangan.

Page 84: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

b. Uji Beda Dua Rata-rala Excess Return dan Return Volatility

Sharpe's measure terdiri dari komponen pembilang yaitu excess

return dan komponen penyebut yaitu return volatility. Waiaupun

Sharpe's measure tidak berbeda antara kedua sektor industri, perlu

dilakukan pcngujian baik terhadap excess return maupun return

volatility.

Tabel 4.10 Berisi ringkasan statistik deskriptif excess return untuk

kedua sektor saham tersebut.

Tabel 4.10 Ringkasan Statistik Deskriptif Excess R~turn

Group StatisUc:i

Std. Error

Sector N Mean Std. Deviatioi1 Mean

Excess Properti 10 .965561 2.3362290 .7387805

Return Perdagangan 10 .383015 2.4429380 .7725248

Sumber : Pengolahan Data dengan SPSS

Pada Tabei 4.10 terlihat bahwa rata-rata excess return untuk sektor

properti, yaitu 0,965561 relatif lebih besar dibandingkan rata-rata

excess return untuk sektor perdagangan, yaitu 0,383015. Adapun

output pengujian uji rata-rata sampel independen tersebut tersaji pada

Tabel 4.11.

Page 85: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Tabet 4.11 Has ii Uj i Rata-rata Sampel lndependen Excess Return

Independent Samples Test

Levene's Test for Eq•1a!ity 01

Variance$ t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval Of the Dttforonce

Sig. (2~ Mean Std. Error F Sig. t df '.alled) Olffetenc6 Difference Lower Uw>r

Equal variances .071 .793 .545 18 .592 .5825457 1.11689206 ·1.6631731 2.8282645

Excess assumed

Return Equal variances not .545 17.964 .592 .5825457 1.0689200 ·1.6634938 2.6285852 assumed

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS

Pada Tabet 4. t I teriihat bahwa t-hitung untuk excess return uengan

equal variance assumed adatah 0,545 dengan nialai-p 0,592. Oleh

karena nilai-p untuk uji dua sisi 0,592 > 0,05, maka Ho diterima, atau

kedua rata-rata excess return sektor properti dan perdagangan ada!ah

sarna, artinya excess return sektor properti mempunyai rata-rata yang

sama dengan sektor perdagangan. Berikut disajikan rata-rata standar

deviasi return (return volatility) untuk sektor properti dan sektor

perdagangan.

Tabel 4.12

Ringkasan Statistik Deskriptif Return Volatility

Group Statistics

Sector N Mean Sid. Deviation Std. Error Mean

Return Properti 10 .177013 .0279019 .0088234 Volatility Perdagangan 10 .196770 .1962366 .0620555

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS

Pada Tabel 4.12 terlihat bahwa return volatility untuk sektor

properti, yaitu 0, 177013 relatif lebih kecil dibandingkan rata-rata

Page 86: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

return volatility untuk sekt01 perdagangan yatiu 0, 196770. Adapun

output pengujian rata-rata tersebut tersaji pada Tabel 4.13

Tabel 4.13 Hasil Uj i Rata-rata Sampel Independen Return Volatility

Independent Samples Test

Levere's Test for Equality of

Variances I-test for Equality of Means

95% Confidence Interval Sig. (2- Mean Std. Error of the Difference

F $lg. t df tailed) Oiffertlnce Oifferonc~ Lower Upper

~etum t.qual variances 3.410 .081 -.315 18 .756 -.0197567 .0626796 -.1514416 .1119262 Volatility assumed

Equaf variances -.315 9.364 .760 -.0197567 .0626796 -.1607126 .1211992 not assumed

Su1nber: ~0engolahan Data dengan SPSS

Selanjutnya dilakukan analisis apakah rata-rata return volatility

properti dan perdagangan adalah berbeda secara signi fikan atau tidak.

Da!am ha! ini digunakan hipotesis yang sama dengan hipotesis

pengujian beda dua rata-rata sampel independen untuk Sharpe's

measure.

Pada Tabel 4.13 terlihat t-hitnug untuk return volatility dengan

equal variance assumed adalah -0,315 dengan probabilitas 0,756. Oleh

karena nilai-p unmk uji dua sisi 0, 756 > 0,05, maka Ho diterima, atau

kedua rata-rata return volatility sektor properti dan perdagangan

adalah sama, artinya return volatility sektor properti mempunyai rata-

rata yang sama dengan sektor perdagangan.

c. Uji Beda Dua Rata-rata PER

Ringkasan statistik deskriptif untuk niali PER dapat dilihat pada

Tabel 4.14 berikut ini :

Page 87: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Tabel 4.14

Ringkasan Statistik Deskriptif PER

Group Statistics

Sector N I Mean Std. Deviation Std. Error Mean

PER Properti 10 1.748100 8.2651281 2.6136630

Perdagangan 10 2.775800 33.0699554 10.4576381

Sumber: Pengo/ahan Data dengan SPSS

Pada Tabet 4.14 terlihat bahwa rata-rata PER untuk sektor properti

yaitu 1.748100 relatif lebih kecil dibandingkan rata-rata PER sektor

perdagangan, yaitu 2. 775800.

Adapun outp:.tt penguj ian rata-rata sampet independen tersaji pada

Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Hasil Uji Rata-rata Sampet lndependen PER

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t.fest fur Equality of Means --·-·-95% Confidence lntelVSI of

Sig. (2· Moon Std. t:rror .. the i;i_~ererr<::e . .. ··---F Sig. t df taUG<:I) Difference Difference Lower Upper

PER Equal variances 2.249 .151 -.953 18 .353 -10.2770000 10.ns3056 -32.9234807 12.3694807 assumed

Equal variances -.953 10.120 .363 -10.2770000 10.TI93056 -34.2552458 13.7022458 not assumed

Swnber: Pengolahan Data dengan SPSS

Selanjutnya dilakukan analisis apakah rat-rata PER properti dan

perdagangan adalah berbeda secara signifikan atau tidak. Datam hal ini

digunakan hipotesis yang sama dengan hipotesis pengujian beda dua

rata-rata sampel independen untuk Sharpe's measure.

Pada Tabet 4.15 terlihat bahwa t-hitung untuk PER dengan equal

assumed adalah -0,953 dengan nilai-p 0,353. Oleh karena nilai-p untuk

Page 88: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

uji dua sisi 0,353 > 0,05, maka Ho diterima, artinya PER sektor

properti mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor perdagangan.

d. Uji Beda Dua Rata-rata PBV

Ringkasan statistik deskriptif untuk niatai PBV dapat dilihat pada

Tabet 4. t 6 berikut ini :

Tabet 4.16 Ringkasan Statistik Deskriptif PBV

Group Statistics

Sector ill Mean Std. Deviation Std. Error Mean

[Prooerti 10 2.480000 1.5331667 .4348299

Perdagangan 10 1.985000 1.0176361 .3218048

Sumber: Pengo/ahan Data dengan SPSS

Pada Tabet 4.16 terlihat bahwa rata-rata PBV untuk sektor properti

yaitu 2.480000 relatif lebih besar dibandingkan rata-rata PBV sektor

perdagangan, yaitu 1.985000. Adapun output pengujian rata-rata sampel

independen tersaji pada Tabet 4.17.

Tabet 4.17

Hasil Uji Rata-rata Sampel Independen PBV

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t·test for Equality of Means

95% Confidence Interval

Sig. (2· Mean Std. Error of the Differenc.e

F Sig. ( df tailed) Difference Difference Lower Upper

PBV Equal variances .704 .412 .851 10 .406 .4950000 .5619092 ·.7275459 1.7175459 assumed

Equal variances .651 15.641 .406 .4950000 .5619092 -.7408969 1.7308969 not assumed

Sumber: Pengolahan Data dengan SPSS

Page 89: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Pada Tabel 4.17 terlihat bahwa t-hirung untuk PBV dengan equal

assumed adalah 0,85 i dengan nilai-p 0,405. Oleh karena nilai-p untuk uji

dua sisi 0,405 > 0,05, maka Ho diterima, artinya PBV sektor p~operti

mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor perdagangan.

e. Uji Beda Dua Rata-rata DER

Ringkasan statistik deskriptif untuk nialai DER dapat dilihat pada

Tabel 4.18 berikut ini:

Tabel 4.18

Ringkasan Statistik DeskriptifDER

Group Statistics

Sector N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

DER Properti 10 3.2560 5.34302 1.68961

Perdagangan 10 1.0000 .46500 .15337

Sumher: Pengo/ahan Data dengan SPSS

Pada Tabel 4.18 terlihat bahwa rata-rata DER untuk sektor properti

yaitu 3,2560 relatif lebih besar dibandingkan rata-rata DER sektor

perdagangan, yaitu l,0000. Adapun output pengujian rata-rata sampel

independen tersaji pada Tabel 4.19.

Page 90: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Tabel 4.19

Hasil Uji Rata-rata Sampel lndependen Return Volatility

Independent Samples Test

Levenc's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means 95% Cor.fideoce

lnteival c;f the

s;g. c2- Mean Std. Erro~ Difference

F Sig. t df tailed) Diffe,ence Difference i..o-.ver Um.er DER Equal variances 5.396 .032 1.330 18 .20V 2.25600 1.69656 -1.30834 5.82034 assurned

Equal variances 1.330 9.148 .216 2.25600 1.09656 -1.5724?. 6.08442 not assumed

Sumber: Pengo/ahan Data dengan SPSS

Pada Tabel 4.19 terlihat bahwa t-hitung untuk DER dengan equal

assumed ad:ilah 1,330 dengan nilai-p 0,200. Oleh karena nilai-p untuk uji

dua sisi 0,200 > 0,05, maka Ho diterima, artinya PBV scktor properti

mempunyai rata-rata yang sama dengan sektor perdagangan.

Ringkasan hasil pengujian rata-rata sampcl independen dari semua

variabel yang di uji disajikan pada tabel 4.20. Dari hasil pengujian dua

rata-rata, diperoleh bahwa semua variabel yang di uji yaitu (Sharpe

Mi:asure, excess return, return volatility, PER, PBV dan DER) mempunyai

rata-rata yang sama, antara sektor properti dengan sektor perdagangan.

Sharpe's Measure

DER

PER

PBV

Tabel 4.20

Ringkasan Hasil Uj i Rata-rata

Has ii Uj i Dua Keterangan

Rata-rata

I-10 diterima Tidak mendukung hipotesis satu

Ho diterima Tidak mend\lkung hipotesis dua

Ho diterima Tidak mendukung hipotesis tiga

Ho diterima Tidak mendukung hipotesis empat

Sumber : Pengo/ahan data dengan SPSS

Page 91: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

C. Uji Asuresi Persamaau Regresi

Menurut Gujarati (1995), asumsi yang mendasari model regresi adalah

sebagai berikut :

I. Rata-rata kesalahan persamaan ada!ah sama dengan nol.

2. Tidak ada masalah autokorelasi.

3. Kesalahan peramalan tidak berkorelasi dengan variable bebas X.

4. Antar variable bebas tidak saling berkorelasi (tidak ada multikolinear).

5. Tidak ada kesalahan spesifikasi model.

Pada bagian ini akan di lakukan uji persamaan regresi, menggunaka.'1

asumsi-asumsi tersebut.

1. Uji Asumsi Multikolinearitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk melihat apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi

yang baik seharnsnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya.

Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabet 4.21.

Tabet 4.21

Nilai Varians Inflation Faktor (VIF)

Collinearity Statistics Model Tolerance

1 PER .961

PBV .437

DER .448 a. Dependent Vanable: Sharpe Measure

Sun1ber: fiasil Pengujian-peng1~fian Hipotesis

VIF

1.040

2.288

2.231

Page 92: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah

nilai VIF ( Varians Inflation Factor) dan tolerance yang mendekati

satu. Nilai VIF mendekati satu menunjukan tidak terjadinya

multikolinieritas, sedangkan j ika VIF mendekati lima maka terdapat

persoala!! miltikolinieritas der::gan variable bebas lainnya. Nilai VIF ini

dapat diperoleh dengan menggunakan persamaaa!l :

VIF= l/l(l-R2) •••••••••••••••••••••••• (4.1)

Pada model persamaan regresi tersebut, terlihat bahwa nilai VIF

dan tolerance dari setiap variab~I nilainya mendekati satu. Hal tersebut

menunjukan bahwa di antara dua variabe! bebas tidak sating

berhubungan satu sama lain.

b. Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model

regresi yang dibentuk terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari

satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut

homoskedastisitas. Sedangkan jika variance berbeda, disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan analisis

grafik scatterplot dengan Sharpe measure sebagai variabel terikatnya.

Menurnt Singgih (2000), deteksi adanya heteroskedastisitas dilihat

dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik tersebut, dimana sumbu

Page 93: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

X adalah Y (Sharpe's measure) yang tel ah diprediksi, dan sumbu Y adalah

nilai residualnya (Y prediksi - Y sesungguhnya). Dasar pengarnbilan

keputusan adalah jika titik-titik pada output tersebut membentak suatu

pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas.

Dari analisis Gambar 4. l terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak, tidak membentuk suatu pola yang jelas, dan tersebar di atas maupun

di bawah angka no! pada sum bu Y. hal ini berarti tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi yang

dibentuk layak untuk memprediksi market perfonnance berdasarkan

variabel bebas yang dipilih.

~ .. , .. .. , /!}_

0

... • !! ' ~ • .. , /,; tr c 0 11 • f!-1 .. • "' , .

. ;

0

""' 0 0

~"o 0

0 0

n

Gambar4.2

Scatterplot

Scatterplot

DependentVllJiltble: Shorpe

0

0 0

; ; Regression Standardized Predlrted Value

Sumber: Pengolahan data SPSS

0

Page 94: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

c. Uji Asumsi Normalitas

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model

rcgresi variabel bebas, variabel terikat atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi

d!lta norma! atau mendekati nor.nal.

Pengujian ini dilakukan dengan analisis grafik Normal P-P Plot of

regression Standardized Residual. Menurut Singgih (2000), dengan

melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal, dapat diambil

keputusan sebagai berikut :

I. J ika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal maka regresi tidak memenuhi asumsi

nonnalitas.

Seperti terlihat pada Gambar 4.2, titik-titik tersebar di sekitar garis

diagonal dan penyebaranya mengikuti arah garis diagonal tersebut.

Maka dapat dikatakan bahwa model yang dibentuk memenuhi asumsi

normalitas dan layak digunakan untuk memprediksi Sharpe's measure.

Page 95: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Gambar4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Normal P.P Plot of Regression standardized Residual

.0 e "­En.

" 0 .,, .. -~a. "­" UJ

a.

Dependant Variable: Sharpe

DD C.4

Observed Cum Prob

4. Uji Asumsi Ot\lk(lrel<1si

0

C.B

Pada bagian ini pengujian ditujukan untuk melihat apakah sebuah

model regresi tinier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan

pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji adanya gejala otokorelasi

pada regresi digunakan konstanta Durbin-Watson, dengan rumus:

' L (e,.1 -e, )2

d = ~'-~'--,,--­L, e,2 t=<I

Keterangan :

............................ (4.2)

e, : Nilai residual observasi ke-t

e1•1 : Nilai residual observasi ke-(t-1)

Page 96: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

e1_1 : Nilai residual observasi kc-(t-1)

t : J umlah observasi

Kriterio Pengujian

0 < d <dL

dL:S d :S du

Tabel 4.22 Kriteria Durbin Watson

Kesimpulan

Terjadi Otokorelasi positif

TP,rjadi keragu-raguan, titlak ada keputusan

du:Sd:S4-du Tidak terjadi Otokorelas1 positif atau negative

4-du:Sd:S4-dL Terjadi keragu-rliguan, tidak ada keputlisan

4 - dL:S d :S 4 Terjadi Oto~orelasi negative ... Sumber: Elwnometn.':a, Agus Wytarp (2005)

Pengujian asumsi terlihat dari nilai Durbin - Watson pada Tabel

Model Summary ( Tabel 4.23), dan diperoleh nilai d = 1,369. Sedangkan

dari tabel Durbin Watson dengan k = 3 n=20 dan a= 0,05, diperoleh nilai

dL = 1,00 dan dU = 1,65.

Tabel 4.23 Tabel Model Summary

Model Summary"

Std. Enur Change Statistics Adjusted of the Dulbln-R Square Sig. F

Model R R Square R Square Estilnate Change FChange df1 df2 Change Walson

1 .296. .087 -.OB4 .14454 .087 .510 3 16 .681 1.357

a. Predictors: {Cons!ant), DER, PER, PBV

b. Dependent Variable: Sharpe

Sumber: Pengo/ahan data SPSS

Dari angka-angka tersebut dapat diketahui bahwa nilai d berada pada

daerah dL :S d :S du, karena 1,00 :S l,357 :S 1,65, sehingga dapat diambil

kesimpulan terjadi keragu-raguan (inconclusive) berkaitan dengan

otokorelasi dan tidak didapatkan suatu keputusan tentang adanya

Page 97: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

otokorelasi. Artinya bisa saja terdapat otokorelasi atau iidak, seharusnya

pengujian dilanjutkan dengan menjalankan run-test, tapi karena masalah

otokorelasi jarang terjadi pada data cross-sectional, maka !idak perlu

dilakukan penguj ian lebih Ian jut.

4. Hasil Rergresi

Hasil analisis regresi linier berganda dengan variabel terikat Sharpe's

measure dan tiga variabel bebas yang terdiri dari PER, PBV, DER

menghasilkan intercept dan koefisien regresi sebagaimana tercantum pada

Tabel 4.24.

Tabel 4.24 Koefisien regresi

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .011 .087 .128 .899

PER .000 .001 -.041 -.166 .870

PBV .006 .039 .052 .145 .887

DER .009 .013 .247 .692 .499

a. Dependent Variable: Sharpe Sumber: Pengolahan data dengan SPSS

Dengan hasil tersebut dapat dituliskan persamaan regresinya sebagai

berikut:

Sharpe~ 0,011+0,000 PER+ 0,006 PBV + 0,009 DER ... (4.3)

Pada bagian selanjutnya, akan dilakukan pengujian kecukupan model

atas persamaan regresi tersebut. Jika dari uji kecukupan model didapatkan

Page 98: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

bahwa Sharpe measure dapat di jelaskan oleh variabel , PBV dan DER tetapi

PER tidak dapat menjelaskan Sharpe's measure.

Intercept bemilai 0,011 dapat diinterpretasikan bahwajika seluruh variabel

bebasnya bemilai nol, maka besarnya Sharpe's measure adalah sama dengan

nilai intercept tersebut, yaitu 0,011.

Koefisien regresi PER sebesar 0,000 memberikan gambaran bahwa PER

tidak dapat menjelaskan Sharpe's measure.

Nilai koefisien regresi untuk PBV sebesar 0,006, artinya PBV mempunyai

pengaruh yang positifterhadap Sharpe's measure. Dalam hal ini, jika variabel

PBV meningkat satu unit, dengan asumsi variabe! lainnya constan (ceterus

paribus), maka nilai Sharpe's measure akan meningkat sebesar 0,06 unit.

Sebaliknya, jika PBV turun sebesar satu unit maka Sharpe's measure akan

turun sebesar 0,06 unit.

Nilai koefisien regresi untuk DER adalah 0,009, artinya bahwa jika DER

meningkat satu unit, dengan asumsi variabel yang lainnya konstan, maka

Sharpe's measure akan meningkat sebesar 0,09 unit. Jika DER turun satu unit

maka Sharpe's measure turun 0,09 unit.

I. Uji Kecukupan Model

Pada bagian ini akan diuji nilai R2, ~tandar error, F-statistic dan

significant level. Nilai adjusted R2 menunjukan bagaimana model yang

dibentuk dengan variabel -variabel bebas dimasukan secara besamaan,

dapat menjelaskan variabel teikat. Sedangkan standard error menunjukan

tingkat penyimpangn dari model yang dibentuk.

Page 99: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Pada bagia11 model summary sepcrti terlihat pada Tabel 4.23, nilai R2

sebesar 0,87. Hal ini menunjukan 8, 7 % Sharpe measure dapat dijelaskan

oleh variabel PBV dan DER. Sedangkan sisanya (100% - 8,7% = 91,3%)

dijelaskan oleh sebab-sebab lain.

Nilai tes F dan significant level bertujuan w.enguji ap3kah variabel-

variabel bebas yang dipilih benar-benar berhubungan dengan Sharpe's

measure sebagai variabel terikat.

Uj i hipotesis dilakukan dengan melihat F-hitung atau p-value sebagai

daerah kritis yang dapat dilihat pada Tabel 4.25. Jika F-hitung > F-tabr 1

atau nilai-p < 0,05 maka Ho ditolak atau model signifikan.

Sum of

Tabel 4.25 Tabel Anova

ANOVA•

Madel Squares df Mean Square

1 Regression .032 3 .011

Residual .334 16 .021

Total .366 19

a. Predictors: (Constant), DER, PER, PBV

b. Dependent Variable: Sharpe

Sumber: Pengolahan data dengan SPSS

F Sig.

.510 .681 8

Pada Tabel 4.25 terlihat bahwa nilai F-hitung adalah 0,5 JO, dengan

tingkat probabilitas (nilai-p) sebesar 0,681. karena nilai-p > 0,05 maka Ho

diterima. Artinya model yang dibentuk adalah tidak signifikan. Dalam hal

ini, variabel-variabel bebas (PER, PBV dan DER) secara simultan tidak

berpengaruh terhadap market performance.

Page 100: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Bagian uji statistic-! digunakan untuk menguji signifikansi bebas,

apakah variabel-variabel bebas tersebut secara parsial memiliki

pengaruh terhadap model regresi. Dari uji statistik-t tersebut, pada

Tabel 4.26 terlihat bahwa nilai .. p PER, PBV dan DER masing-masing

adalah 0,870; 0,887; 0,499. Nilai·p masing-masing variabel ini lebih

besar dari tingkat signifikansi 0,05.

Tabel 4.26 Output Uji-t

Coefticients11

Model T Sig.

1 (Constant) .128

PER -.166

PBV .145

DER .692

b. Dependent Variable: Sharpe Measure

Sumber: Pengolahan data dengan SPSS

.899

.870

.887

.499

Dengan demikian hipotesis Ho pada uji statistik-t gaga! ditolak,

atau dengan kata lain masing-masing variabel PER, PBV dan DER

tidak dapat digunakan untuk memprediksi market perfonnance.

Variabel-variabel tersebut secara sendiri-sendiri atau parsial tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap market performance pada

tingkat signifikansi lima persen.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi yang

mengaitkan PER, PBV dan DER dengan Sharpe's measure

memberikan hasil pengujian yang menyatakan bahwa variabel PER,

PBV dan DER secara bersama-sama maul'll!l.-.12-afsial tidak dapat .. . I

Page 101: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

menj0laskan Sharpt:'s measure. Dengan demikiar1 <lapat dinyatakan

bahwa hasil penelitian tidak mendukung hipotesis lima, hipotesis

enam, dan hipoteisi tujuh sebagaimana tersaji pada Tabel 4.27.

Tabel 4.27 Keputusan Hipotesis lima - Hipotesis tujuh

Hipotesis Keputusan Kesimpulan

Hipotesis Leverage tidak mempunyai lima Ho diterima "pcngaruh" terhadap Sharpe's

measure Hipotesis PER tidak mempunyai "pengaruh" en am Ho diterima terhadap Sharpe's measure

Hipotesis PBV tidak mempunyai "penga;i.1h" tujuh Ho diterima terhadap Sharpe's measure

Sumber : Hasil Pengujian-pe11gujian Hipotesis

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Namora (2000) dalam menganlisis pengaruh Variabel PER, PBV

dan Laverage terhadap market performance. Namora (2006)

menyimpulkan bahwa PER, Size dan Laverage tidak mempengaruhi

market performance, baik secara bersama-sama maupun secara parsial.

Namora (2006) juga menyimpulkan jika digunakan data pengamatan

yang jumlahnya lebih banyak (pooled regression), hanya variabel PER

yang berpengaruh secara signifikan terhadap return, namun dengan

koefisien yang relatif kecil.

Lebih lanjut, jika dilakukan analisis terhadap hasil penelitian ini

dan didukung oleh hasil penelitian Namora (2006), maka dapat

diperkirakan bahwa rasio-rasio keuangan yang bersumber pada laporan

keuangan perusahaan belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh investor

Page 102: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusar. investa3i di

pasar modal Indonesia.

Page 103: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

A. KESIMPULAN

BABV

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Setelah dilakukan analisis data mengenai analisis terhadap market

performance dan karakteristik keuangan perusahaan properti dan

perdagagangan maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

I. Penelitian ini menciapatkan basil bahwa baik Sharpe's measure maupun

excess return pada kedua sel<tor tersebut mempunyai rata-rata yang ti .fak

berbeda secara signifikan. Begitu pula return volatility pada kedua sektor

tersebut juga tidak mempunyai rata-rata yang tidak berbeda secara

signifikan.

2. Penelitian ini juga meneliti perbedaan karakteristik keuangan perusahaan

sektor properti dengan perusahaan sektor perdagangan. Karakteristik­

karakteristik keuangan tersebut adalah PER, PBV dan DER. Dari basil uji

dua rata-rata sampel independen, disimpulkan bahwa :

I. PER sektor propetti mempunyai rata-rata yang tidak berbeda dengan

PER sektor perdagangan.

2. PBV sektor properti mempunyai rata-rata yang tidak berbeda dengan

PBV sektor perdagangan.

3. DER sektor properti mempunyai rata-rata yang tidak berbeda dengan

DER sektor perdagangan.

Page 104: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

3. Dari hasil penelitian ini juga disimpulkan bahwa karakteristik keuangan

(PER, PBV dan DER), baik secara parsial maupun bersama-sama, tidak

mampu menjelaskan market performance pada saham sektor properti

maupun sektor perdagangan.

4. Dan hasil penelitian ini juga menyimpulbn bahwa dengan menggunakan

pembanding berupa Sharpe's measure IHSG, diperoleh :

I. Saham Suryainti Permata Tbk memiliki Sharpe's measure yang paling

tinggi dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor properti.

2. Saham Lippo Karawaci Tbk memiliki Sharpe's mea•ure yang paling

rendah dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor Properti.

3. Saham United Tractors Tbk memiliki Sharpe's measure yang paling

tinggi dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor perdagangan.

4. Saham Plaza Indonesia Realty Tbk memiliki Sharpe's measure yang

paling rendah dibandingkan saham-saham lainnya dalam sektor

perdagangan.

Page 105: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

B. IMPLIKASI

1. Dalam penilaian kinerja dari suatu portofolio dengan menggnnakan

sharpe's measure investor tidak dapat menilai hasil dari sharpe measure

sebagai ukuran kinerja portofolio yang absolut, tetapi diperlukan

diperlukan infom1asi-informasi lain untuk mengetahui apakah hasil nilai

sharpe's measure baik atau buruk.

2. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa variabel-variabel karakteristik

keuangan yaitu PER, DER dan PBV tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja pasar. Oleh karena itu investor sebagai

pengambil keputusan diharapkan memanfatkan rasio-rasio keuangan diatas

yang bersumber dari keuangan perusahaan dengan sepenuhnya sebagai

bahan pertimbangan.

Page 106: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

DAFfARPUSTAKA

Anastasia, Njo; dkk "Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sitematik Terhadap Harga Saham Properti di BE.!'. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.5 Nopember 2003.

Anggraeni, Silvia; sugiharto, Toto "Analisis Z Skor Untuk Penilaian Kinetja Keuangan Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Perdaganagn di BEJ". Majalah Ekonomi dan Komputer No.3 Tahun XII -2004. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Fabozzi, J, Frank "Manajemen Investasi ", Salemba Empat, Jakarta, 2000.

Investopedia. "Financial Concec>ts: The Risk/Return Trade Off', "http://www.investopedia.com/university /cocepts/cocepts I .asp", diakses 24 Maret 2008.

Hartono, "SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian", Edisi ke-2, Pustaka Pelajar, Y ogyakarta, 2008.

Hamid, Abdul, "Buku Panduan Penulisan Skripsi ", Cetakan I, l'EIS UIN Press, Jakarta, 2005.

Husnan, Suad. "Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas", Edisi Ketiga, UPP AMK YKPN, 2001.

Namora. "Perbandingan Market Performance Dan Karakteristik Keuangan Perusahaan Sektor Aneka lndustri Dengan Sektor Prope11i - Real Estat", Thesis Program Studi Magister Managament Universitas Pelita Harapan, 2006.

Nugroho, Bhuono Agung, "Strategi Jitu Memilih Metode Statisiik Penelitian dengan SPSS'', Edisi Pertama, CV Andi Offset, Yogyai<arta, 2005.

Rodoni, Ahmad. "Analisis Teknikal dan Fundamental pada Pasar Modal (Disertai Hasil Penelitian)", Cetakan Pertama. Center for Social Economics Studies (CSES) Press, Jakarta, 2005.

Sarwoko. "Dasar-dasar Ekonometrikd'. Penerbit Andi, Edisi Pertama, 2005.

Sharpe, William F. ; Alexander, Gordon J. ; Bailey, Jeffery V. "brvestasi", Edisi Keenam, Jilid I . PT lndeks Kelompok Gramedia, 2005.

Page 107: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Sugiyono, "Metode Penelitian Eisnis'', CV Alfabeta, Bandung, 2005.

Yarnest. "Analisis Pengaruh Variabel Kil'elja Keuangan Perusahaan Terhcdap Return Saham (Studi di Bursa Efek Surabaya)". Jurnal Ekonomi Tahun 6, Nomor 3. 2002.

Page 108: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

LAMP IRAN

Page 109: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Nilai Kapitalisasi Pasar Saham Sektor Properti Property

No Nama Perusahaan Kapltalisasi (Trlllun Rp) 1 Bakrieland DeveloomentTbk 12, 165,572 2 Linno Karawaci Tbk 11,938.485 3 Ciputra Development Tbk 5,821,131 4 Java Real Property Tbk 4,207,500 5 Pakuwon Jati Tbk 3,858,943 6 Summarecon Aqunq Tbk 3,759,328 7 Kawasan lndustri Jababeka Tbk 3,'169,601 8 Dharm:ila lntiland Tbk 2,892,073 9 Adhi Karva (Persero) Tbk _2,449795 10 Suryain!i Permata Tbk 2, 103,482 11 Ciputra Surva Tbk 1,939,288 12 Duta Anaaada Realty Tbk 1,545, 151 13 Dula Pertiwi Tbk 1,262,625 14 Modernland Realty Ltd. Tbk 1,208,754 15 Surya Semesta lntarnusa Tbl< 967,612 16 !ndonesia Prima Prooertv Tbk 828,875 17 Suryamas Dutamakmur Tbk 562,936 18 Linno Cikaranq Tbk 445.440 19 Bhuwanatala lndah Permai Tbk 137,610 20. Roda Pananon Haraoan 1 bk 100,470 21 Kridaoerdana lndahgraha Tbk 83,950 22 Bintana Mitra Semestarava Tbk 50,064 23 Ristia Bintana Mahkataseiati T 49,662 24 Ciptojaya Kontrin~oreksa Tbk 46,746 25 Makassar Tourism Dev. Tbk 45,692 26 Panca Wiratama Sakti Tbk 12,375

Nilai Kapitalisasi Pasar Saham Sektar Perdagangan

No Nama Perusahaan Kapitalisasi (Triliun Rp)

1 United Tractors Tbk 31,082,539 2 Bakrie & Brot~er Tbk 7,821,381 3 Plaza Indonesia Realtv Tbk 6,390,000 4 Ramavana Lestari Tbk 6,004,400 5 Aneka Kimia Rava Tbk 4,305,600 6 Matahari Putra Prima Tbk 3,251,226 7 Jakarta lnt'I Hotel & Dev. Tbk 1,930,039 8 Surya Citra Media Tbk 1,780,125 9 Pembanounan Java Ancel Tbk 1,760,000 10 Enseval Putra Meaatradinq Tbk 1,755,600 11 Tunas Ridean Tbk 1,729,800 12 Jakarta Setiabudi lnternasional Tbk 1,715,685 13 Hero Suoermarket Tbk 1,482,390 14 Mitra AdiPerkasa Tbk 1, 162,000

Page 110: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

15 Fast Food Indonesia Tbk 1,093,313 16 Alfa Retailindo Tbk 982,800 17 lndosiar Ka;va Media Tbk 891,270 18 Astra Graohia Tbk 795,780 19 AGIS tbk 732,031 20 Multinolar Tbk 692,086 21 Sona Tooas Tourism lndusirv Tbk 662,400 22 Hexindo Adinerkasa Tbk 621,600 23 lntearasi Teknoloai Tbk 397,940 24 Metrodata Electronic Tbk 375,714 25 Panorama Sentrawisata Tbk 356,000 23 Laut&n Luas Tbk 343,200 27 Tiaaraksa Satria Tbk 293,918 28 Abdi Banasa Tbk 254,960 29 Hotel Sahid Jaya Tbk 251,328 . 30 lntraco Penta Tbk 237,60S 31 Centrin Online Tbk 232,921 32 Linne E-NET Tbk 207,077 33 Ania Exnress To'1r & Travel Service Tb'< 145,350 34 Mas Murni Indonesia Tbk 128,980 35 Pudiiadi & Sons Est ate Tbk ·116,753

36 DI/\ iacorn lntrabumi Tbk 110,400

37 Wicaksana Overseas Tbk 109.130

38 Te moo Inti Media Tbk 100,050

39 Tira Austenite Tbk 94,080

40 Pudiiadi Prestiae Limited Tbk 89,600

41 Pioneerindo Gourmet International Tbk 88,323

42 Mellenium Pharmacon lnt'I Tbk 71,344

43 Limas Centric Indonesia Tbk 66,967 44. Rime Catur Lestari Tbk 61,200

45 Sue i Samaoersada Tbk 60,681

46 Fortune Indonesia Tbk 58,618

47 Gema Grahasarana Tbk 56,000

48 Bavu Buana Tbk 45,919

49 Jasuindo Tiaa Perkasa Tbk 44,242

50 Metro Suoermarket Realtv Tbk 41,331

51 Wahana Phenix Mandiri Tbk 39,000

52 Asia Grain International Tbk 36,138

53 Pool Advista Indonesia Tbk . 29,000

54 lndoexchanae Tbk 20,853

55 Inter Delta Tbk 19,615

56 Perdana Banaun Pusaka Tbk 15,960

57 Akbar lndo Makmur Stimec Tbk 14,850

58 Toke Gununa Aouna Tbk 13,000

59 Mas Murni Tbk (Saham Preferen\ 3,600

Page 111: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Karakteristik Keuangan Sektor Properti

No Ssham PER PBV DER

1 Bakrieland DeveloomentTbk 19.05 0.97 0.61 2 Linno Karawaci Tbl: 21.57 2.51 1.53 3 Cio utra Develoo men: Tbk 11.49 2.74 2.53 4 Jaya Real Prooen'I Tbk 30.28 2.39 0.65 5 Pakuwon Jati Tbi: 9.06 1.29 2.20 6 Summarecon Agung Tbk 17.02 2.62 1.10 7 Kawasan lndustr. Jababeka Tbk 25.81 1.28 0.27 8 Dhannala lntiland Tbk 8.99 5.82 17.78 g Adhi Karva (Perserol Tbk 25.19 4.13 5.56 10 Survainti Permata Tbk 6.35 1.05 0.25

Karakteristik Keuangan Sektor Perdagangan

No Sa ham PER PBV DER -1 United Tractors Tbk 15.05 4.03 1.54 2 Bakrie & Brother Tbk 15.28 1.05 0.75 3 Plaza Indonesia Realty Tbk 32.56 2.45 0.47 4 Ram8vana Lestari Tbk 25.23 3.31 0.54 5 Aneka Kimia Rava Tbk 13.85 1.80 1.11 6 Matahari Putra Prima Tbk 19.49 1.12 1.35 7 Jakarta lnt'I Hotel & Dev. Tbk 119.83 1.02 1.66 8 Surva Citra Media Tbk 13.87 1.23 0.73 9 Pembanounan Java Ancol Tbk 14.07 l.92 0.37 10 Enseval Putra Meoatradino Tbk 8.35 1.92 1.48

Page 112: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

~o Perlode rate (year) % Rate Month No Periode Harga Return Relative Return

1 Jan-05 7.42 0.62 1 oec-04 1001).233 2 Februari 7.43 0.62 2 Jan-OS 1045.435 4.52% 104.52% 3 Maret 7.44 0.62 3 Februari 1073.828 2.72% 102.72% 4 April 7.70 0.64 4 Maret 1080.165 0.59% 100.59% 5 Mei 7.95 0.66 5 Aoril 1029.613 -4.68% 95.32% 6 Juni 8.25 0.69 6 Mei 1088.169 5.69% 105.69% 7 Juli 8.5C 0.71 7 Juni 1122.376 3.14% 103.14% 8 Aaustus. 8.75 0.73 8 Juli 1182.301 5.34% 105.34% 9 Seotember 10.00 0.83 9 A.Qustus 1050.090 -11.18% 88.82% 10 Oktober 11.00 0.92 10 September 1079.275 2.78% 102.78% 11 Nooember 12.25 ·1.02 11 Oktober 1066.224 -1.21% 98.79% 12 Desember 12.75 1.06 12 Nopembar 1095.641 2.85% 102.85% 13 Jan-OS 12.75 1.06 13 Desember 1162.635 6.02% 106.02% 14 Februari 12.75 1.06 14 Jan-06 1232.321 5.99% 105.99% 15 Maret 12.75 1.06 15 Februari 1230.664 -0.13% 99.87% 16 April 12.75 1.06 16 Maret 1322.974 7.50% 107.50% 17 Mei 12.50 1.04 17 Aoril 1464.406 10.69% 110.69% 18 Juni 12.25 1.02 18 Mei 1329.996 -9.18% 90.82% 19 Juli 12.25 1.02 19 Juni 1310.263 -1.48% 98.52% 20 Aaustus. 11.75 0.98 20 Juli 1351.649 3.16% 103.16% 21 Seotember 11.25 0.94 21 A~ustus 1431.262 5.89% 105.89% 22 Oktober 10.75 0.90 22 September 1534.615 7.22% 107.22% 23 Nopember 10.25 0.85 23 Oktober 1582.626 3.13% 103.13% 24 Desember 9.75 0.81 24 Nooember 1718.961 8.61% 100.61% 25 Jan-07 9.50 0.79 25 Desember 1805.523 5.04% 105.04% 26 Februari 9.25 0.77 26 Jan-07 1757.258 -2.67% 97.33% 27 Maret 9.00 0.75 27 Februart 1740.971 -0.93% 99.07% 28 Aoril 9.00 0.75 28 Maret 1830.924 5.17% 105.17% 29 Mei 8.75 0.73 29 April 1999.167 9.19% 109.19% 30 Juni 8.50 0.71 30 Mei 2084.324 4.26% 104.26% 31 Juli 8.25 0.69 31 Juni 2139.278 2.64% 102.64% 32 Aaustus. 8.25 0.69 32 Juli 2348.673 9.79% 109.79% 33 September 8.25 0.69 33 Aaustus 2194.3~9 -6.57% 93.43% 34 Oktober 8.25 0.69 34 Seotember 2359.206 7.51% 107.51% 35 Nooember 8.25 0.69 35 Oktober 2643.487 1205% 112.05% 36 Desember B.00 0.67 36 Nooember 2688.332 1.70% ~01.70%

37 Desember 2745.826 2.14% 102.14%

Page 113: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Expected Return, Standar Deviasi Return dan Sharpe's Measure Sektor Properti

No Sa ham Expected Risk Free Excess Deviasi Sharpe return Rate Return Return Measure

1 Sakrieland DeveloomentTbk 2.232698 0.98 1.25~698 0.189981 0.085938 2 Linno Karawaci Tuk -2.291262 0.98 -3.271262 0.146946 -0.222617 ~ Ciputra Develooment Tbk 1.789401 0.98 0.809401 0.186789 0.043332

4 Java Real Prooer.v Tbk 0.129875 0.98 -0.850125 0.195873 -0.043402 5 Pakuwon Jati Tbk 0.765238 0.98 -0.214762 0.228921 -0.009382 6 Summarecon AQunQ Tbk 1.871341 0.98 0.891341 0.138936 0.064155 7 Kawasan lndustri Jababeka Tbk 1.944064 0.98 0.964064 0.148454 0.064940 8 Dharmala intiland Tbk 4.510313 0.98 3.530313 0.173609 0.203348 9 Adhi Karva IPersero\ Tbk 2.112835 0.98 1.132835 0.164657 0.083800 10 Survainti Permata Tbk 6.391105 0.98 5.411105 0.195962 0.276131

Expected Return, Star.dar Deviasi Return dan Sharp~·s Measure Sektor Perdagangan

No Sa ham Expected Risk Free Excess Doviasi Sharpe

return Rate ReturG Return Measure

1 United Tractors Tbk 4.599480 0.98 3.619480 0.092649 0.390868 2 Bakrie & Brother Tbk 5.657001 0.98 4.677001 0.740767 0.083137

I 3 Plaza Indonesia Realtv Tbk -3.136430 0.98 -4.116430 0.221045 -0.186226

4 Ramavana Lestari Tbk 0.488106 0.98 -0.491894 0.092070 -0.053426

5 Aneka Kirnia Rava Tbk 0.742028 0.98 -0.237972 0.155475 -0.015306

6 'Matahari Putra Prima Tbk 0.682349 0.98 -0.297651 0.108672 -0.027:190

7 Jakarta lnt'I Hotel & Dev. Tbk 2.306704 0.98 1.326704 0.158918 0.083483

8 Surva Citra Media Tbk 1.281340 0.98 0.301340 0.110537 0.027261

9 Pembangunan Java Ancol Tbk -0.028488 0.98 -1.008488 0.190166 -0.053032

10 Enseval Putra Meaatradina Tbk 1.038083 0.98 0.058063 0.097398 0.005961

Expected Return. Standar Deviasi Return dan Sharpe's Measure IHSG

Expected Risk Free Excess Deviasi Sharpe

IHSG return Rate Return Return Measure

2.84485044 0.98 1.86485044 0.05267474 0.354031286

Page 114: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per
Page 115: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Periode Harga Dlviden Return Relative Return Perlocle Harga Dlviden Return Relative Return

!C-04 280 Dec-04 1625 n.()5 265 -5.36% 94.64% Jan-05 1510 -7.08% 92.92%

'bruari 245 -7.55% 92.45% Februari 1510 0.00% 100.00% aret 370 51.02% 151.02% Maret 1500 -0.66% 99.34% iril 2SO -24.32% 75.68% Anril 1480 -1.33% 98.67% 3j 320 14.29% 114.29% ~. 1470 -0.68% 99.32% ni 315 -1.56% 98.44% Juni 1470 0.00% 100.00% Ii 325 3.17% 103.17% Juli 1630 10.88% 110.88% -1ustus 250 -23.08% 76.92% Ac;ustus 1620 10.00 0.00% 100.00% >ptember 165 -34.00% 66.00% Sentember 1630 0.62% 100.a2% dober 160 -3.03% 96.97% Oktober 1650 1.23% 101.23% member 155 -3.13% 96.88% Nonember 1680 1.e2% 101.82% 3sember 165 6.45% 106.45% Desember 1750 4.17% 104.17% 1n-OS 160 -3.03% 96.97% Jan-06 1800 2.86% 102.86% ~bruari 155 -3.13% 96.88% Februan 1820 1.11% 101.11% aret 170 9.68% 109.68% Maret 1980 8.79% 108.79% iril 180 5.88% 105.88% Anni 1950 -1.52% 98.48% 3j 185 2.78% 102.78% Mei 1780 -e.12% 91.28% ni 155 -16.22% 83.78% Juni 1720 -3.37% 96.63% iii 165 6.45% 106.45% Juli 900 -47.67% 52.33% iustus 165 0.00% 100.00% Aaustus 880 -2.22% 97.78% >ptember 150 -9.09% 90.91% Seotember 900 2.27% 102.27% <tober 150 0.00% 100.00% Oktober 910 1.11% 101.11% ipember 135 -10.00% 90.00% Nonember 1010 10.99% 110.99% 3sember 195 44.44% 144.44% Desember 1070 9.99 6.93% 106.93% in-07 205 5.13% 105.13% Jan-07 1020 -4.67% 95.33% •bruari 235 14.63% 114.63% Februar! 1000 -1.96% 98.04% aret 230 -2.13% 97.87% Maret 1030 3.00% 103.00% >ril 240 4.35% 104.35% Anni 1280 24.27% 124.27% 9i 315 31.25% 131.25% Mei 1540 20.31% 120.31% 1ni 330 4.76% 104.76% Jun; 1520 -1.30% 96.70% Iii 490 48.48% 148.48% Juli 1760 15.79% 115.79% iustus 395 -19.39% 80.61% Aaustus 1800 2.27% 102.27% >Ptember 530 34.18% 134.18% Sentember 1790 -0.56% 99.4.\% <lobar 590 11.32% 111.32% Oktober 1760 -1.68% 98.32% ioember 610 3.39% 103.39% Nonember 1680 -4.55% 95.45% :sember 620 1.64% 101.64% Desember 690 4.62 -58.65% 41.35%

Page 116: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Peri ode Harga Dividen Return Relative Return Peri ode Harga Dividen Return t<te1auve n:e'lun1

Dec-04 470 Dec-04 1500 Jan-05 425 -9.57% 90.43% Jan-05 1700 13.33% 113.33% Februari 415 -2.35% 97.65% Februari 2000 17.65% 117.65% Maret 650 56.63% 156.63% Maret 2525 2625% 126.25% April 550 -15.38% 84.62% IADril 2475 -1.98% 98.02% Mei 550 0.00% 100.00% Mei 2400 -3.03% 96.97% Juni 620 12.73% 11:2.73% Juni 2350 25.00 -1.04% 98.96% Juli 600 -3.23% 96.77% ,Juli 2350 0.00% 100.00% Aoustus 350 -41.67% 58.33% Aoustus 1730 -26.38% 73.62% Seotember 320 -8.57% 91.43% Seotember 1900 9.83% 109.83% Oktober 275 -14.06% 85.94% Oktober 1900 0.00% 100.00% Nooember 280 1.82% 101.82% Nooembsr 1900 0.00% 100.00% Desember 300 7.14% 107.14% Desember 1890 -0.53% 99.47% Jan-06 445 48.33% 148.33% Jan-06 1900 0.53% 100.53% Februari 420 -5.62% 94.38% Februari 1900 0.00% 100.00% Maret 435 3.57% 103.57% Maret 2300 21.05% 121.05% Anril 455 4.60% 104.60% Aoril 3375 46.74% 146.74% Mei 465 2.20% 102.20% Mei 3800 12.59% 112.59% Juni 440 -5.38% 94.62% Juni 3600 -5.26% 94.74% Juli 460 4.55% 104.55% Juli 3300 35.0u -7.36% 92.64% Aaustus 590 28.26% 128.26% Aoustus 580 -82.42% 17.58% Seetember 610 3.39% 103.39% September 640 10.34% 110.34% Oktober 580 -4.92% 95.08% Oktober 740 15.63o/o 115.63% Nooember 650 12.07% 112.07% Mooember 830 12.16% 112.16% Desember 760 16.92% 116.92% Jan-07 800 5.26% 105.26%

Desember 1030 24.10% 124.10~-Jan-07 1000 -2.91% 97.09%

Februari 840 s.00°10 105.00% Februari 1100 10.00% 110.00% Maret 920 9.52% 109.52% Maret 1160 5.45% 105.45% Anril 970 5.43% 105.43% Aoril 1510 30.17% 130.17% Mei 960 -1.03% 98.97% Mei I 1620 7.28% 107.28% Juni 900 -6.25% 93.75% Juni 1550 9.00 -3.77% 96.23% Juli 920 2.22% 102.22% Juli 1580 1.94% 101.94% Aaustus 760 -17.39% 82.61% Aaustus 1500 -5.06% 94.94% ,September 930 22.37% 122.37% Seoternber 1480 -1.33% 98.67% :oktober 890 -4.30% 95.70% Oktober 1500 1.35% 101.35% iNooember 650 -26.97% 73.03% Nooember 1520 1.33% 101.33% iDesember 890 36.92% 136.92% Desember 1530 0.66% 100.66%

Page 117: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Periode Harga Dividen Return Relative Return ec-04 380

I Perio~ Harga Dividen Ratum ReiatlYe Return

Dec-04 625 m-05 380 0.00% 100.00% Jan-OS 690 10.40%. 110.40% ebruari 400 5.26% 105.26% Februari 900 30.43%. 130.43% iaret 510 27.50% 127.50% Maret 980 8.89% 108.89% nril 440 -13.73% ' 86.27% Aoril 870 -11.22%. 88.78% lei 470 6.82% 106.82% Mei 960 10.34% 110.34% Jni 500 6.38% 106.38% Juni 1030 7.29%. 107.29% Jli 455 -9.00% 91.00% Juli 1050 15.00 3.40%. 103.40% austus 450 -1.10% 98.90% eotember 485 7.78% 107.78%

6qustus 770 -26.67%. 73.33% Seotember 740 -3.90% 96.10%

>klober 420 -13.40% 86.60% Oktober 730 -1.35%. 98.65% ooember 420 0.00% 100.00% Nooember 740 1.37°A:t 101.37% esember 465 10.71% 11:0.71%

i an..06 420 -9.68% 90.32% Desember 750 1.35%. 101.35% Jan-06 870 16.00% 116.00%

ebruari 500 19.05% 11'9.05% Februsri 850 -2.30%. 97.70% laret 500 0.00% 100.00% Maret 1030 21.18% 121.18% pril 430 -14.00% 86.00% Aoril 1250 21.36%. 121.36%. lei 520 20.93% 120.93% Mei 12~0 -3.20% 96.80% Jni 490 -5.77% 94.23% Juni 1170 -3.31% 96.69%. Jli 490 0.00% 100.00% Juli 930 15.00 -19.23%. 80.77% austus 470 -4.08% 95.92% Aaustus 9W -2.15% 97.85% eDtember 460 -2.13% 97.87% 1ktober 510 10.87% 11!0.87%

.§eptembor 1100 20.88% 120.es% Oktober 1180 7.27% 107.27%.

oDPmber 670 31.37% 131.37% Nooember 1150 -2.54% 97.46% 1esember 680 1.49% 101.49% Desember 1170 1.74% 101.i'4% an..07 870 27.94% 127.94% Jan..07 1270 8.55%. 108.55% ebruari 900 3.45% 103.45% Februari 1350 6.30% 106.30% laret 1060 17.78% 11:7.78% Maret 11~0 -17.78% 82.22% oril 1160 9.43% 109.43% Aoril 1180 6.31%. 106.31% lei 1330 14.66% 11!4.66% Mei 1560 32.20% 132.20% uni 1600 20.30% 120.30% Juni 1260 13.00 -18.40% 81.60% uli 2900 81.25% 181.25% Juli 1530 21.43%. 121.43% gustus 3000 3.45% 103.45% Anustus 1430 -6.54% 93.46% eotember 500 -83.33% 1:6.67% Sentember 14~0 -1.40%. 98.60% 1ktober 500 0.00% 100.00% Oktober 1350 A.26%. 95.74%. !ooember 485 -3.00% 97.00% Nonember 1080 ·20.00% 80.00% 1esember 500 3.09% 103.09% . Deserr1ber 1170 8.33%. 108.33%

Page 118: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Periode Harga Dividen Return !Relative Return Periode I Harga Dividen Kewm rt.tnn1uiru nvr.u1 11

>ec-04 115 Dec-04 190 'an-05 125 8.70% 108.70% Jan-OS 235 23.68% 123.68% 'ebruari 130 4.00% 104.00% Februari 250 6.38% 106.38% Aaret 145 11.54% 1111.54% Maret 360 44.00% 144.00% \pril 115 -20.69% 79.31% Aoril 325 -9.72% 90.28% Aei 125 8.70% 106.70% Mei 320 -1.54% 98.46% iuni 125 0.00% 100.00% Juni 3~5 -1.56% 98.44% luli 125 0.00% 100.00% Juli 290 -7.94% 92.06% \austus 90 -28.00% 72.00% Aoustus 205 -29.31% 70.69% >eotember 100 11.11% 11'1.11% Seotember 165 -19.51% 80.49% )ktober 90 -10.00% 90.00% O!ctober 185 12.12% 112.12% ~ooember 85 -5.56% 94.44% Nooember 185 0.00% 100.00% lesember 90 5.88% 105.88% Desember 185 0.00% 100.00% lan-06 90 0.00% 100.00% Jan-OS 220 18.92% 118.92% 'ebruari 110 22.22% 122.22% Februari 2~0 -4.55% 95.45% Aaret 140 27.27% 127.27% Maret 2no 0.00% 100.00% \oril 155 10.71% 110.71% Anril 235 11.90% 111.90% Aei 120 -22.58% 77.42% Mei 2~5 -8.51% 91.49% I uni 130 8.33% 108.33% Juni 190 -11.63% 88.37% luli 130 0.00% 100.00% Juli 190 0.00% 100.00% \austus 125 -3.85°/o 96.15% Aaustus 200 5.26% 105.26% >eotember 125 0.00% 100.00% Seotember 195 -2.50% 97.50% )ktober 120 -4.00% 96.00% Oktober 2fi0 7.69% 107.69% fopember 125 4.17% 104.17% Nonember 200 -4.76% 95.24% )esember 155 24.00% 124.00% Desember 250 25.00% 125.00% lan-07 166 7.10% 107.10% Jan-07 2fl0 -16.00% 84.00% 'ebruari 179 ·7.83% 107.83% Februari 215 2.38% 102.38% ~aret 220 22.91% 122.91% Maret 2rn -2.33% 97.67% \oril 195 -11.36% 88.64% Aoril 245 16.67% 116.67% ~ei 225 15.38% 11!5.38% Mei 330 34.69% 134.69% I uni 215 -4.44% 95.56% ! Juli 265 23.26% 123.26%

Juni 420 27.27% 127.27% Juli 590 40.48% 140.48%

>.austus 220 -16.98% 83.02% Aoustus 500 -15.25% 84.75% >eotember 285 29.55% 129.55% Sentember 670 34.00% 134.00% )ktober 240 -15.79% 84.21% Oktober 700 4.48% 104.48% ~ooember 194 -19.17% 80.83% Nooember 880 25.71% 125.71% )esember 230 16.56% 11'8.56% Desember 930 5.68% 105.68%

Page 119: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Periode Harga Dividen Return Relative Return Perlode Harga Diviclen I Ra tum Re1anve Return

Dec-04 675 Dec-04 2~5 I Jan-05 940 39.26% 139.26% Februari 1030 9.57% 109.57%

d~- 230 6.98% 106.98% Februari 265 15.22% 115.22%

Maret 880 -14.56% 85.44% Maret 400 50.94% 150.94% April 730 -17.05% 82.95% Mei 810 10.96% 11'0.96%

bE!!!__ 335 -16.25% 83.75% Mei 350 4.48% 104.46%

Juni 830 20,00 4.94% 104.94% Juni 370 5.71% 105.71% Juli 770 -7.23% 92.77% Juli 370 0.00% 100.00% AQustus 535 -30.52% 69.48% Aoustus 220 -40.54% 59.46% Seetember 550 2.80% 102.80% September 2W -4.55% 95.45% Oktober 530 -3.64% 96.36% Oktober 185 -11.90% 88.10% Nonember 530 0.00% 100.00% Non ember 190 2.70% 102.70% Desember 720 35.85% 135.85% Desember 190 0.00% 100.00% Jan-06 810 12.50% 11'2.50% Jan-06 235 23.68% 123.68% Februari 810 0.00% 100.00% Februari 230 -2.13% 87.87% Maret 840 3.70% 103.70% Maret 235 2.17% 102.17% April 920 9.52% 109.52% April 240 :?..13% 102.13% Mei 740 -19.57% 80.43% Mei 190 -20.83% 79.17% Juni 660 -10.81% 89.19% Juni 180 -5.26% 94.74% Juli 600 12.98 -7.12% 92.88% Juli 190 5.56% 105.56% Agustus 510 -15.00% 85.00% Aaustus 225 16.42% 118.42% September 610 19.61% 11:9.61% Seotember 335 48.69% 148.89% Oktober 700 14.75% 114.75% Oktober 365 14.93% 114.93% Nopember 810 15.71% 1t5.71% Nooember 375 -2.60% 97.40% Desember 800 -1.23% 98.77% Desember 590 57.33% 157.33% Jan-07 810 1.25% 101.25% Jan-07 540 -8.47% 91.53% Februari 710 -12.35% 87.65% Februari 540 0.00% 100.00% Maret 750 5.63% 105.63% Maret 560 3.70% 103.70% ' Anril 870 16.00% 116.00% April 750 33.93% 133.93% Mei 1010 16.09% 116.09% Mei 980 30.67% 130.67% Juni 1100 6.91% 108.91% Juni 1140 16.33% 116.33% Juli 1520 10:61 39.15% 139.15% Juli 1320 15.79% 115.79% AQustus 1230 -19.08% 80.92% Aaustus 1380 4.55% 104.55% September 1250 1.63% 101.63% Sep!ember 15~0 9.42% 109.42% Oktober 1560 24.80% 124.80% Oktober 1540 1.99% 101.99% Nooember 1370 -12.18% 87.82% Desember 1360 -0.73% 99.27%

~ember 1940 25.97% 125.97% Desemher 2000 3.09% 103.09%

Page 120: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per
Page 121: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Periode Harga Divlclen Return Relative Return Peri:>de Harga Dividen Return Relative Return -c-04 2275 Dec-04 40

1-05 2850 25.27% 125.27% Jan-05 40 0.00% 100.00% oruari 3025 6.14% 106.14% Februari 40 0.00% 100.00% ret 2875 -4.96% 95.04% Maret 215 437.SO~b 537.50% ril 2950 2.61% 102.61% IAnril 125 -41.86% 58.14% ~ i 3275 11.02% 111.02% Mei 105 -16.CO% 84.00% 1i 3725 35 14.81% 114.81% Juni 120 14.29% 114.29% i 4450 19.46% 119.46% Juli 140 16.67% 116.67% ustus 3875 -12.92% 87.08% Aoustus 95 -32.14% 67.86% otember 3875 0.00% 100.00% l:'eotember 100 5.26% 105.26% tober 3700 -4.52% 95.48% Oktober 110 10.00% 110.00% pember 3600 -2.70% 97.30% Nooember 105 -4~55% 95.45% sember 3675 2.08% 102.08% Desember 120 14.29% 114.29% n-06 3825 4.08% 104.08% Jan-06 130 8.33% 108.33% bruari 3975 3.92% 103.92% Februari 130 0.00% 100.00% tr et 4500 13.21% 113.21% Maret 170 30.77% 130.77% ril 5450 21.11% 121.11% Anril 170 0.00% 100.00% ~i 5400 -0.92% 99.08% Mei 170 0.00% 100.00% 1i 5400 110 2.04% 102.04% Juni 150 -11.76% 88.24% i 5600 3.70% 103.70% Juli 170 13.33% 113.33% ustus 5750 2.68% 102.63% Aaustus 165 -2.94% 97.06% otember 6050 5.22% 105.22% Seotember 150 -9.09% 90.91% :tober 6550 45 9.01% 109.01% Oktober 155 3.33% 103.33% pember 6450 -1.53% 98.47% Nooember 130 -16.13% 83.87% ,sember 6550 1.55% 101.55% Desember 155 19.23% 119.23% n-07 6750 3.05% 103.05% Jan-07 172 10.97% 110.97% bruari 6950 2.96% 102.96% Februari 182 5.81% 105.81% iret 7400 6.47% 106.47% Maret 187 2.75% 102.75% ril 7900 6.76% 106.76% Anril 240 28.34% 128.34% !i 7550 -4.43% 95.57% Mei 300 25.00% 125.00% ni 8250 85 10.40% 110.40% Juni 295 -1.67% 98.33% Ii 8600 4.24% 104.24% Juli 305 3.39% 103.39% ustus 8100 -5.81% 94.19% Aaustus 270 -11.48% 88.52% ptember 8200 1.23% 101.23% Seotember 300 11.11% 111.11% :tober 10950 60 34.27% 134.27% Oktober 315 5.00% 105.00% 'pember 11250 2.74% 102.74% Nooember 295 -6.35% 93.65% 'sember 10900 -3.11% 96.89% Desember 290 -1.69% 95.31%

Page 122: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

''

Periode Harga Divlden Return Relative Return Periode Harga Dlviden Return Relative Return

ac-04 5700 Dac-04 775 in--05 5700 0.00% 100.00% Jan--05 700 ·1.94% 98.01:\% •bruari 5700 0.00% 100.00% Februari 780 2.63% 102.63% are! 5700 0.00% 100.00% Maret 780 0.00% 100.00% iril 5700 0.00% 100.00% Aoril 770 ·1.28% 98.72% ei 5700 0.00% 100.00% Mei 820 6.49% 106.49% 1ni 5700 0.00% 100.00% Juni 900 9.76% 109.76% iii 5700 0.00% 100.00% Juli 870 30 0.00% 100 00% lUS!US 5700 13 0.23% 100.23% Aaustus 820 -5.75% 94.25% mtember 5700 0.00% 100.00% SsDtember 780 -4.88% 95.12% <lober 5700 0.00% 100.00% Oktober 720 -7.69% 92.31% )Dember 5700 0.00% 100.00% Nopamber 720 0.00% 100.00% 3:Sember 5700 0.00% 100.00% Desembar 810 12.50% 112.50% tn--06 5700 0.00% 100.00% Jan--06 .~50 4.94% 104.94% ~bruari 5700 0.00% 100.00% Februar. 730 -14.12% 85.88% are! 5700 0.00% 100.00% Maret 800 9.59% 109.59% lril 5900 3.51% 103.51% Aorit 910 1375% 113.75% ei 5900 0.00% 100.00% Mei 760 -16.48% 83.52% 1ni 5900 0.00% 100.00% Juni 700 ·1.32% 98.68% Iii 5900 0.00% 100.00% Juli 790 22 8.27% 108.27% iustus 6400 12.5 8.69% 108.69% Aaustus 780 ·1.27% 96.73% iptember 7000 9.38% 109.38% Seotember 880 12.82% 112.82% <lober 10000 42.86% 142.86% Oktober 840 -4.55% 95.45% )Dember 10500 5.00% 105.00% Nooember 830 ·1.19% 98.81% esember 1100 ·89.52% 10.48% Desember 870 4.82% 104.82% in--07 1110 0.91% 100.91% Jan.07 860 ·1.15% 98.85% ~bruari 1050 -5.41% 94.59% Februari 770 -10.47% 89.53% are! 1100 4.76% 104.76% Maret 810 5.19% 105.19% lril 1100 0.00% 100.00% April 800 ·1.23% 98.77% ei 1200 9.09% 109.09% Mei 770 ·3.75% 96.25% 1ni 1300 8.33% 108.33% Juni 1010 22 34.03% 134.03% tli 1300 0.00% 100.00% Juli 980 ·2.97% 97.03% iustus 1000 1.25 ·22.98% 77.02% Aoustus 850 -13.27% 86.73% iotember 1000 0.00% 100.00% SeD!ember 850 0.00% 100.00% ,<tober 1000 0.00% 100.00% Oktober 880 3.53% 103.53% >Dember 1000 0.00% 100.00% Nooember 860 -2.27% 97.73% 9sember 1800 80.00% 180.00% Desember 850 ·1.16% 98.84%

Page 123: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Periode Harga Dividen Return Relatlw RetLirn Perlode Harga Dividen Return Relative Return --

•c-04 1150 Dec-04 575 n-05 1100 -4.35% 95.65% Jan-05 650 13.04% 113.04% 1bruari 1100 0.00% 100.00% Februari 670 3.C8% 103.08% iret 1180 7.27% 107.27% Maret 860 -1.49% 98.51% >ril 1220 3.39% 103.39% Anril 580 -12.12% 87.88% :!i 1150 40 -2.46% 97.54% Mei 570 -1.72% 98.28% ni 1200 4.35% 104.35% Juni 590 14 5.96% 105.96% Ii 1280 6.67% 106.67% Juli 720 22.03% 122.03% 1ustus 1210 -5.47% 94.53% Anustus 800 11.11% 111.11% •otember 1350 11.57% 111.57% Sentember 840 5,00% 105.00% <tober 1530 13.33% 113.33% Oktober 860 2.38%- 102.38% >Pember 1590 3.92% 103.92% Nonember 1020 18.60% 118.60% !Sember 1480 -6.92% 93.08% Desember 960 -5.88% 94.12% ,n-06 1550 4.73% 104.73% Jan-06 930 -3.13% 96.88% 1bruari 1500 -3.23% 96.77% Februari 790 -15.05% 84.95% are! 1690 12.67% 112.67% Maret 1030 30.38% 130.38% >ril 1880 11.24% 111.24% Anril 970 25 -3.40% so.60% __ 3j 1770 -5.85% 94.15% Mei 720 -25.77% 74.23% ni 1740 -1.69% 98.31% Juni 750 4.17% 104.17% Ii 1680 -3.45% 96.55% Juli 820 9.33% 109.33% 1ustus '1750 4.17% 104.17% Aoustus 760 -7.32% 92.68% •Plember 1740 60 2.86% 102.86% Seotember 830 9.21% 109.21% ct ob er 2050 17.82% 117.82% Oktober 730 -12.05% 87.95% member 2200 7.32% 107.32% Nonember 740 1.37% 101.37% •sember 2725 23.86% 123.86% Desember 800 8.11% 108.11% in-07 2575 -5.50% 94.50% Jan-07 710 -11.25% 88.75% ibruari 3150 22.33% 12233% Februari 700 -1.41% 98.59% .::" aret 3000 -4.76% 95.24% Maret 690 -1.43% 98.57% >ril 3325 10.83% 110.83% Anni 710 2.&0% 102.90% si 4075 22.56% 122.56% ~i •;"60 10.4 8.51% 108.51% :;·.

ni 4100 65 2.21% 10221% Juni 810 6.58% 106.58% ;:

Ii 1100 -73.17% 26.83% ;ustus 1070 -2.73% 97.27% •Ptember 1170 9.35% 109.35% <lob er 1160 -0.85% 99.15%

Juli 780 -3.70% 96.30% Aaustus 800 2.56% 102.56% Seotember 770 -3,75% 96.25% Oktober 750 -2.60% 97.40%

4)

"4 /"-,

p :{~ "~ ;,>

member 1210 4.31% 104.31% Nonember 650 ·13.33% 86.67% ~sember 1380 14.05% 114.05% Desember 690 G.15% 106.15%

Page 124: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

--- -

Periode Harga Dividen Return Relative Return Periode Harga DlvhJen Return Relative Return

ic-04 440 Dec-04 725 in-05 455 3.41% 103.41% Jan-05 770 6.21% 106.21% 'bruari 445 -2.20% 97.80% Februari 770 0.00% 100.00% aret 760 70.79% 170.79% Maret 710 -7.79% 92.21% >ril 630 -17.11% 82.89% Aoril 700 -1.41% 98.59% ~i 690 9.52% 109.52% Mei 610 -12.86% 87.14% ni 650 -5.80% 94.20% Juni 650 35 12.30% 112.30% -Ii 640 -1.54% 98.46% Juli 790 21.54% '121.54% 1ustus 500 -21.88% 78.13% Arlustus 730 -7.59% 92.41% >ptember 505 1.00% 101.00% Sentember 660 -9.59% 90.41% <lob er 460 -8.91% 91.09% O!<tober 710 7.58% 107.58% member 490 6.52% 106.52% Nonember 630 -11.27% 88.73% ~sember 495 1.02% 101.02% Desember 640 25 5.56% 105.56% n-06 540 9.09% 109.09% Jan-06 620 -3.13% 96.88% 1bruari 560 3.70% 103.70% Februari 610 -1.61% 98.39% iret 570 1.79% 101.79% Maret 670 9.84% 109.84% >ril 680 19.30% 119.30% Aoril 700 4.48% 104.48% ~i 550 -19.12% 80.88% Mei 640 -8.57% 91.43% ni 485 -11.82% 88.18% Juni 640 50.16 7.84% 107.84% Ii 480 -1.03% 98.97% Juli 600 -6.25% 93.75% 1ustus 530 10.42% 110.42% Aaustus 650 8.33% 108.33% 'ptember 560 5.66% 105.66% Seotember 820 26.15% 128.15% <lob er 620 10.71% 110.71% Oktober 820 0.00% 100.00% >Pember 620 0.00% 100.00% Nonember 800 -2.44% 97.56% !Sember 690 11.29% 111.29% Desember 800 8 1.00% 101.00% n-07 650 -5.80% 94.20% Jan--07 800 0.00% 100.00% bruari 630 -3.06% 96.92% Februari 800 0.00% 100.00% iret 690 9.52% 109.52% Maret 950 18.75% 118.75% •ril 790 14.49% 114.49% Aoril 950 0.00% 100.00% ~i 830 5.06% 105.06% Mei 990 4.21% 104.21% ni 810 -2.41% 97.59% Juni 950 -4.04% 95.96% Ii 1110 37.04% 137.04% Juli 960 1.()5% 101.05% 1ustus 1050 -5.41% 94.59% Arlustus 880 20 -6.25% 93.75% 1otember 1090 3.81% 103.81% Sentember 730 -'17.05% 82.95% :tober 1050 -3.87% 96.33% Oktober 990 35.62% 135.62% >Dember 1000 -4.76% 95.24% Nonember 900 -9.09% 90.91% •sember 1000 0.00% 100.00% Desember 940 4.44% 104.44%

Page 125: (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/17092/1/YAYAN HERMAYANDI-FEB.pdfc:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per

Periode Harga DMden Return Relative Return Periode Harga D!viden R">turn Relatiwe Return

ic-04 1225 Dec-04 550 'n-05 1140 -6.94% 93.06% Jan-05 5eo 5.45% 105.45% ibruari 1250 9.65% 109.65% Februari 700 20.69'h 120.69% 3ret 1280 2.40% 102.40% Maret 680 -2.86% 97.14% iril 1200 -6.25~~ 93.75% April 670 -1.47% 98.53% ei 1160 50 0.83% 100.83% Mei 720 7.46% 107.46% 1ni 1160 0.00% 100.00% Juni 710 -1.39% 98.61% Iii 1070 -7.76% 92.24% Juli 700 -1.41% 98.59% iustus 850 -20.56% 79.44% Agustus 640 -8.57% 91.43% ~ptember 940 10.59% 110.59% September 620 -3.13% 96.88% kt ob er 990 5.32% 105.32% Oktoter 570 -8.06% 91.94% opember 920 -7.07% 92.93% Nopember 580 1.75% 101.75% esember 900 -2.17% 97.83% Desember 7EO 29.31% 129.31% m-06 900 0.00% 100.00% Jan-06 700 -6.67% 93.33% ~bruari 910 1.11% 101.11% Februari 730 4.29% 104.29% aret 1050 15.38% 115.38% Maret 820 12.:33% 112.33% oril 1940 84.76% 184:16% Aoril 890 8.54% 106.54% ei 1890 61 0.57% 100.57% Mei 730 -17.98% 82.02% ini 1740 -7.94% 92.06% Juni 700 -4.11% 93.89% Jli 880 -49.43% 50.57% Juli 650 -7.14% 92.86% gustus 860 -2.27% 97.73% Aaustus 630 5 -2.31% 97.69% eptember 1140 32.56% 132.56% Seotember 670 6.35% 106.35% ktober 1050 -7.89% 92.11% Oktober 720 7.46% 107.46% ooember 960 -8.57% 91.43% Nooember 620 -13.89% 86.11% esember 1020 6.25% 106.25% Desember 650 4.84% 104.84% an-07 1000 -1.96% 98.04% Jan--07 620 -4.52% 95.38% ebruari 1020 2.00% 102.00% Februari 590 -4.C\4% 95.16% laret 1090 6.86% 106.86% Maret 700 18.64% 118.64% oril 1250 14.68% 114.68% April 750 7.14% 107.14% lei 1290 3.20% 103.20% Mei 860 14.67% 114.67% uni 1330 31.5 5.54% 105.54% Juni 900 25 7.56% 107.56% uli 1260 -5.26% 94.74% Juli 930 3.33% 103.33% ,gustus 1150 -8.73% 91.27% Agustus 840 -9.68% 90.32% >eptember 1240 7.83% 107.83% September 850 1.19% 101.19% >ktober 1080 -12.90% 87.10% Oktober 800 -5.88% 94.12% lopember 1030 -4.63% 95.37% Nopember 790 -1.25% 98.75% >esember 1100 6.80% 106.80% Desember 770 -2.53% 97.47%