studi pengakaran dan aklimatisasi planlet pisang …digilib.unila.ac.id/58934/9/skripsi tanpa bab...

52
STUDI PENGAKARAN IN VITRO DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG AMBON KUNING (Musa paradisiaca Linn.) (Skripsi) Oleh Emi Yunida FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 20-May-2020

37 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

STUDI PENGAKARAN IN VITRO DAN AKLIMATISASI PLANLETPISANG AMBON KUNING (Musa paradisiaca Linn.)

(Skripsi)

Oleh

Emi Yunida

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2019

Page 2: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

ABSTRAK

STUDI PENGAKARAN IN VITRO DAN AKLIMATISASI PLANLETPISANG AMBON KUNING (Musa paradisiaca Linn.)

Oleh

EMI YUNIDA

Pisang Ambon Kuning merupakan salah satu kultivar yang digemari masyarakat

Indonesia karena memiliki rasa manis dan aroma yang harum. Salah satu upaya

untuk meningkatkan produksinya yaitu dengan penyediaan bibit berkualitas

melalui teknik kultur jaringan. Penelitian ini terdiri dari 2 percobaan. Percobaan I

bertujuan untuk mempelajari pengaruh arang aktif, NAA atau IBA terhadap

pengakaran dan pertumbuhan in vitro tunas pisang Ambon Kuning. Eksplan

berupa tunas ditanam pada 6 media perlakuan yaitu MS 0, MS+2 g/l arang aktif,

MS+1 mg/l NAA, MS+2 mg/l NAA, MS+1 mg/l IBA, dan MS+2 mg/l IBA

selama 6 minggu. Percobaan dilaksanakan dalam Rancangan Acak Lengkap

(RAL) yang terdiri dari 3 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 3 botol berisi 1

eksplan per botol. Percobaan II bertujuan untuk mempelajari pengaruh media dan

pemupukan terhadap pertumbuhan planlet pisang Ambon Kuning selama

aklimatisasi. Percobaan ini dilaksanakan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL)

Page 3: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

Emi Yunida

dengan susunan perlakuan faktorial (3x2). Faktor pertama adalah tiga jenis

campuran media yaitu M1 (arang sekam : kompos : pasir malang : cocopeat), M2

(arang sekam : kompos : pasir malang) dan M3 (arang sekam : kompos). Faktor

kedua adalah pemupukan, yaitu P0 (tanpa pemupukan) dan P1 (dengan

pemupukan) yang terdiri dari 3 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 8 pot, masing-

masing berisi satu planlet. Keseragaman data diuji dengan uji bartlett, jika asumsi

terpenuhi dilakukan analisis ragam, kemudian dilanjutkan dengan uji beda nyata

terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil percobaan I menunjukkan bahwa semua

perlakuan menghasilkan 100% planlet hidup dan berakar. Planlet pisang Ambon

Kuning lebih responsif terhadap pemberian NAA dalam menghasilkan jumlah

akar dibandingkan pemberian arang aktif maupun IBA. Semua perlakuan

meningkatkan rata-rata panjang akar primer planlet, akar planlet terpanjang

diperoleh dari perlakuan MS+2 mg/l NAA dan MS+1 mg/l IBA. Percobaan II

menghasilkan 100% planlet teraklimatisasi dengan pertumbuhan yang berbeda-

beda. Pertumbuhan planlet terbaik dihasilkan oleh perlakuan M1 yang diikuti

dengan M2 dan M3. Perlakuan pemupukan meningkatkan pertumbuhan planlet

selama aklimatisasi. Tidak terdapat interaksi antara campuran media dan

pemupukan dalam pengaruhnya terhadap pertumbuhan planlet.

Kata kunci : Aklimatisasi, arang aktif, in vitro, IBA, media, NAA, pemupukan,pisang ambon kuning

Page 4: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

STUDI PENGAKARAN IN VITRO DAN AKLIMATISASI PLANLETPISANG AMBON KUNING (Musa paradisiaca Linn.)

Oleh

EMI YUNIDA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan AgroteknologiFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2019

Page 5: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

f. Dr. Ir. Sf'l Yusnalni. M.Si.I'IlP 196305081988112001

2. Ketua Jurusan Agroteknolagi

Dr. lr. Dwi Hapsoro, M.Sc.NIP_l961040219S6031003

-Prof. r, Ir. YusnJta, M.Sc.NIP196108031986032002

1. Komisi Pembimblng

MENYETUJm

: PertanlanFakultas

: Agrotel(nologi.Jurusan

Nomar Pokok MahasiSWa : 1514],2l203

: CErn})jlntdaNama Mahasiswa

: STUDI PENGAKARAN Ilf fIlTBO DANAKLIMATISASI P'LANLET PISANGAMBON KIJrljING (Muss paradis/seaLinn.)

Judttl Skripsi

Page 6: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 14 Agustus 2019

----

PengujiBukanPembimblng :AkarI My, S.P ... M.SI.

. ~

...ztt .....Anggota Pembirnbing : Dr. Jr. Dwl Hapsorol M.Sc•

Pemb'mbing Utama : Prof. Dr. Ir, YLlSnita, M.Sc.

1. Tim Pengujj

MEfIlIGESAHKAN

Page 7: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P
Page 8: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

Kupersembahkan karya sederhana ini

Teruntuk keluarga ku tercinta

Mamak, Bapak, Mbak-Adik tersayang, Semoga kita semua dapatkembali bersama di Syurga-Nya Allah kelak

Dan Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 9: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

Orang cerdas selalu menjaga ucapan dan hanya mengeluarkan kata-katapositif, orang tidak cerdas sangat suka mengeluarkan kata-kata yang merusak

reputasinya sendiri ~Djajendra

Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must KEEP MOVING

~ Albert Einstein

Succes is a journey, not a destination ~Ben Sweetland

Page 10: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

RIWAYAT PENULIS

Penulis dilahirkan di Labuhan Maringgai, Lampung Timur pada tanggal 18 Juni

1997, sebagai puteri kedua dari tiga bersaudara dari bapak Bagus Suroyo dan Ibu

Mafalda.

Pendidikan formal penulis diawali dari Taman Kanak-kanak (TK) Pertiwi

Labuhan Maringgai, Lampung Timur yang diselesaikan tahun 2003, Sekolah

Dasar (SD) diselesaikan di SDN 01 Labuhan Maringgai, Lampung Timur pada

tahun 2009, kemudian Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMPN

01 Labuhan Maringgai, Lampung Timur pada tahun 2012, dan Sekolah Menengah

Atas (SMA) di SMAN 01 Bandar Sribhawono, Lampung Timur diselesaikan pada

tahun 2015.

Pada tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Desa Mataram Baru Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2017.

Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Sayuran Organik CV

Eshan Abbasy di Kecamatan Caringin, Bogor, Jawa Barat selama 30 hari kerja

efektif.

Page 11: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Biologi 1, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, Bioteknologi Pertanian, Kultur

Jaringan dan Perbanyakan Tanaman. Penulis aktif di Organisasi Persatuan

Mahasiswa Agroteknologi (PERMA AGT) FP Unila sebagai anggota bidang

Pengembangan Masyarakat dan Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Lembaga

Studi Mahasiswa Pertanian (UKMF LS-Mata) FP Unila sebagai anggota bidang

Hubungan Masyarakat.

Page 12: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

nikmat, karunia, serta hidayah yang diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beriring salam senantiasa diberikan kepada

Nabi Muhammad SAW.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan baik materil,

ilmu, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini,

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

3. Ibu Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc., selaku dosen Pembingbing Utama penelitian.

Terimakasih atas ide, saran-saran, waktu, kesabaran, dan bimbingan yang

diberikan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc., selaku dosen Pembingbing Kedua yang

telah memberikan nasehat, bantuan, kesabaran dan kebaikan hati dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Akari Edy, S.P., M.Si., selaku dosen Penguji yang telah memberi

Page 13: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

saran, kritik, dan kebaikan hati dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Agustiansyah, S.P., M.Si., selaku Pembingbing Akademik atas

saran, nasehat, dan bimbingan selama penulis menempuh pendidikan.

7. Penulis menyampaikan Terimakasih yang sangat besar kepada keluarga

tersayang Ibunda Mafalda dan Ayahanda Bagus Suroyo, Ayunda Erlin

Gustina, S.Si., dan Adinda M. Yunus Ferdiansyah atas curahan kasih sayang

yang tiada tara, pendidikan moril, spiritual dan bantuan materil dalam

kehidupan penulis.

8. Keluarga besar Laboratorium Kultur Jaringan, Ibu Sri Ramadiana, S.P.,

M.Si., Hayane Adeline W., S.P., M.Si., Rahmadyah Hamiranti, S.P., Adi

Noor Prayogi, S.P., Dwi Setiawan, dan adik-adik Magang 2016 yang telah

memberi bantuan, perhatian, kebersamaan dan kebaikan hatinya.

9. Sahabat-sahabat penulis: Ayuk Rahwuni, Aisyah Nur Fadila, Ita Rizkiana,

Nona Melati M., Lia Hikmatul Maula, Yoga Adi Mursito, Marzuki Isnaini,

dan Siti Chairani, S.P. atas persahabatan, bantuan, motivasi dan

kebersamaannya.

10. Teman-teman kelas D tersayang: Linda Lauren, Andin Alvimaigawati, Linda

Sri Lestari, Romando Lumbanraja, Wahyu Bagus Riansyah, Erni Permata

Dewi, Winson H. Saragih, Dendhi Ficky Fernanda dan teman-teman lainnya

yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

11. Teman-teman, kakak-kakak dan adik di Jurusan Agroteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

12. Almamater tercinta Universitas Lampung

ii

Page 14: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan dan

bantuan yang telah diberikan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

seluruh pembaca.

Bandar Lampung, Agustus 2019Penulis,

Emi Yunida

iii

Page 15: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

iv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah......................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

1.3 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 5

1.4 Hipotesis ....................................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Pisang Ambon Kuning ..................................... 9

2.2 Perbanyakan Tanaman Pisang Secara In Vitro ............................ 11

2.3 Auksin ........................................................................................... 12

2.4 Faktor-Faktor Keberhasilan Aklimatisasi ..................................... 13

2.5 Media Tanam Untuk Aklimatisasi ............................................... 14

2.6 Pemupukan ................................................................................... 17

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Percobaan I: Pengaruh arang aktif, NAA atau IBA terhadappengakaran in vitro tunas pisang Ambon Kuning

3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................ 183.1.2 Metode Penelitian................................................................ 183.1.3 Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 193.1.4 Variabel yang Diamati......................................................... 22

Page 16: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

v

3.2 Percobaan II: Pengaruh campuran media danpemupukan terhadap pertumbuhan planlet pisangAmbon Kuning selama aklimatisasi

3.2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 223.2.2 Alat dan Bahan ..................................................................... 223.2.3 Metode Penelitian................................................................. 233.2.4 Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 233.2.5 Variabel yang Diamati.......................................................... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1 Percobaan I: Pengaruh arang aktif, NAA atau IBAterhadap pengakaran in vitro tunas pisang AmbonKuning

4.1.1.1 Perkembangan Umum Kultur Pisang AmbonKuning .......................................................................... 26

4.1.1.2 Rekapitulasi Analisis Ragam......................................... 274.1.1.3 Rata-rata Jumlah Akar Primer ....................................... 284.1.1.4 Rata-rata Panjang Akar Primer...................................... 29

4.1.2 Percobaan II: Pengaruh campuran media danpemupukan terhadap pertumbuhan planlet pisangAmbon Kuning selama aklimatisasi

4.1.2.1 Rata-rata Tinggi Tanaman ............................................. 314.1.2.2 Rata-rata Jumlah Daun .................................................. 334.1.2.3 Rata-rata Jumlah Akar Primer ....................................... 334.1.2.4 Rata-rata Panjang Akar Primer...................................... 354.1.2.5 Rata-rata Tingkat Kehijauan Daun ................................ 36

4.2 Pembahasan

4.2.1 Percobaan I: Pengaruh arang aktif, NAA atau IBAterhadap pengakaran in vitro tunas pisang AmbonKuning............................................................................... 39

4.2.2 Percobaan II: Pengaruh campuran media danpemupukan terhadap pertumbuhan planlet pisangAmbon Kuning selama aklimatisasi.................................. 41

4.2.3 Pembahasan Umum .......................................................... 43

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ....................................................................................... 46

5.2 Saran ............................................................................................. 46

Page 17: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

vi

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 48

LAMPIRAN............................................................................................... 51-63

Page 18: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar media perlakuan yang digunakan dalam penelitian.................. 20

2. Rekapitulasi analisis ragam pengaruh arang aktif, NAA,atau IBA terhadap pengakaran in vitro tunas pisang AmbonKuning.................................................................................................. 27

3. Rekapitulasi analisis ragam pengaruh campuran media danpemupukan terhadap pertumbuhan planlet pisang AmbonKuning selama aklimatisasi ................................................................. 31

4. Hasil pengamatan rata-rata tinggi tunas pisang ambonkuning in vitro umur 6 MSP ................................................................ 51

5. Analisis ragam untuk rata-rata tinggi tunas pisang ambonkuning in vitro umur 6 MSP ................................................................ 51

6. Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun tunas pisang ambonkuning in vitro umur 6 MSP ................................................................ 52

7. Analisis ragam untuk rata-rata jumlah daun tunas pisangambon kuning in vitro umur 6 MSP .................................................... 52

8. Hasil pengamatan rata-rata jumlah akar primer tunas pisangambon kuning in vitro umur 6 MSP .................................................... 53

9. Analisis ragam untuk rata-rata jumlah akar primer tunaspisang ambon kuning in vitro umur 6 MSP ......................................... 53

10. Uji BNT untuk rata-rata jumlah akar primer tunas pisangambon kuning in vitro umur 6 MSP .................................................... 54

11. Hasil pengamatan rata-rata panjang akar primer tunaspisang ambon kuning in vitro umur 6 MSP ......................................... 54

Page 19: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

viii

12. Analisis ragam untuk rata-rata panjang akar primer tunaspisang ambon kuning in vitro umur 6 MSP ......................................... 55

13. Uji BNT untuk rata-rata panjang akar primer tunas pisangambon kuning in vitro umur 6 MSP .................................................... 55

14. Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman pisang AmbonKuning umur 6 MSP ............................................................................ 56

15. Analisis ragam untuk rata-rata tinggi tanaman pisangAmbon Kuning umur 8 MSA .............................................................. 56

16. Uji BNT untuk rata-rata tinggi tanaman pisang ambonkuning terhadap media umur 8 MSA................................................... 57

17. Uji BNT untuk rata-rata tinggi tanaman pisang ambonkuning terhadap pupuk umur 8 MSA................................................... 57

18. Hasil pengamatan rata-rata jumlah daun pisang AmbonKuning umur 8 MSA ........................................................................... 58

19. Analisis ragam untuk rata-rata jumlah daun pisang AmbonKuning umur 8 MSA ........................................................................... 58

20. Uji BNT untuk rata-rata jumlah daun pisang ambon kuningterhadap media umur 8 MSA............................................................... 58

21. Hasil pengamatan rata-rata tingkat kehijauan daun pisangambon kuning umur 8 MSA ................................................................ 59

22. Analisis ragam untuk rata-rata tingkat kehijauan daunpisang Ambon Kuning umur 8 MSA ................................................... 59

23. Uji BNT untuk rata-rata tingkat kehijauan daun pisangambon kuning terhadap media umur 8 MSA....................................... 60

24. Uji BNT untuk rata-rata tingkat kehijauan daun pisangambon kuning terhadap pupuk umur 8 MSA....................................... 60

25. Hasil pengamatan rata-rata jumlah akar primer pisangambon kuning umur 8 MSA ................................................................ 60

26. Analisis ragam untuk rata-rata jumlah akar primer pisangAmbon Kuning umur 8 MSA .............................................................. 61

Page 20: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

ix

27. Uji BNT untuk rata-rata jumlah akar primer pisang ambonkuning terhadap media umur 8 MSA................................................... 61

28. Uji BNT untuk rata-rata jumlah akar primer pisang ambonkuning terhadap pupuk umur 8 MSA................................................... 61

29. Hasil pengamatan rata-rata panjang akar primer pisangambon kuning umur 8 MSA ................................................................ 62

30. Analisis ragam untuk rata-rata panjang akar primer pisangAmbon Kuning umur 8 MSA .............................................................. 62

31. Uji BNT untuk rata-rata panjang akar primer pisang ambonkuning terhadap media umur 8 MSA................................................... 63

32. Uji BNT untuk rata-rata panjang akar primer pisang ambonkuning terhadap pupuk umur 8 MSA................................................... 63

Page 21: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kultur pisang Ambon Kuning pada 4 MST di mediaprakondisi .......................................................................................... 26

2. Penanaman eksplan di media perlakuan ............................................ 27

3. Rata-rata jumlah akar primer yang dihasilkan oleh tunaspisang ambon kuning in vitro umur 4 MSP pada mediayang ditambahkan Arang Aktif, NAA dan IBA ................................ 28

4. Rata-rata panjang akar primer tunas pisang ambon kuningin vitro pada 4 MSP di media perlakuan ........................................... 29

5. Pengaruh arang aktif, NAA atau IBA terhadap pengakarantunas pisang Ambon Kuning secara in vitro pada 4 MSP ................. 30

6. Pengaruh media tanam terhadap tinggi tanaman bibitpisang Ambon Kuning pada umur 8 MSA ........................................ 32

7. Pengaruh pemupukan Hyponex 2 g/l terhadap tinggitanaman bibit pisang Ambon Kuning pada umur 8 MSA ................. 32

8. Pengaruh media tanam terhadap jumlah daun bibit pisangAmbon Kuning pada umur 8 MSA.................................................... 33

9. Pengaruh media tanam terhadap jumlah akar pimer bibitpisang Ambon Kuning pada umur 8 MSA ........................................ 34

10. Pengaruh pemupukan Hyponex 2 g/l terhadap jumlah akarpimer bibit pisang Ambon Kuning pada umur 8 MSA ..................... 34

11. Pengaruh media terhadap panjang akar pimer bibit pisangAmbon Kuning pada umur 8 MSA.................................................... 35

12. Pengaruh pemupukan Hyponex 2 g/l terhadap panjangakar pimer bibit pisang Ambon Kuning pada umur 8 MSA.............. 36

Page 22: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

xi

13. Pengaruh media tanam terhadap tingkat kehijauan daunbibit pisang Ambon Kuning pada umur 8 MSA setelahaklimatisasi ........................................................................................ 36

14. Pengaruh pemupukan Hyponex 2 g/l terhadap tingkatkehijauan daun bibit pisang Ambon Kuning pada umur 8MSA setelah aklimatisasi .................................................................. 37

15. Tanaman pisang Ambon Kuning yang teraklimatisasi pada8 MSA................................................................................................ 38

16. Akar tanaman pisang Ambon Kuning yang teraklimatisasipada 8 MSA ....................................................................................... 38

Page 23: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Tanaman pisang merupakan salah satu tanaman tropis yang sangat populer dan

berkembang di Indonesia karena buahnya yang lezat dan kaya akan nutrisi

sehingga bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Tanaman ini berasal dari

Asia Tenggara dan berkontribusi besar dalam banyak sektor, terutama

perkembangan ekonomi pertanian di Indonesia. Berdasarkan data FAOSTAT

(2016), Indonesia menempati peringkat ke-3 negara penghasil pisang terbesar

dunia dengan total produksi 7.007.125 ton setelah India sebesar 29.135.000 ton

dan China sebesar 10.940.000 ton. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

(2017), produksi pisang Indonesia mengalami peningkatan dari 7.007.125 ton di

tahun 2016 mencapai 7.162.680 ton pada tahun 2017. Provinsi Lampung

menempati urutan ke-2 dengan kontribusi sebesar 1.462.423 ton setelah provinsi

Jawa Timur sebesar 1.960.129 ton dan diikuti oleh provinsi Jawa Barat sebesar

1.128.666 ton (BPS, 2017).

Buah pisang Ambon Kuning merupakan salah satu pisang yang digemari oleh

masyarakat Indonesia karena berukuran lebih besar dari buah pisang Ambon lain.

Kulit buah Ambon Kuning berwarna kuning, memiliki daging buah pulen dan

Page 24: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

2

mempunyai rasa manis legit serta aromanya harum sehingga cocok disajikan

sebagai hidangan buah segar (Yusnita, 2015).

Budidaya pisang oleh petani dilakukan secara konvensional yaitu menggunakan

tunas anakan maupun belahan bonggol. Namun, jumlah anakan yang diperoleh

dengan cara konvensional relatif sedikit dan sering kali tidak seragam tingkat

kedewasaannya sehingga untuk kepentingan komersial perbanyakan dengan cara

ini dinilai kurang tepat. Menurut Hapsoro dan Yusnita (2018), penerapan teknik

kultur jaringan dapat digunakan untuk produksi bibit yang sehat dalam jumlah

besar yang seragam tingkat kedewasaannya dengan waktu yang relatif singkat.

Bibit pisang dapat diperoleh melalui teknik kultur jaringan untuk budidaya dalam

skala besar.

Kultur jaringan merupakan teknik menumbuh kembangkan bagian tanaman yang

berupa sel, jaringan, organ, embrio, biji, atau tanaman utuh secara in vitro dalam

kondisi aseptik pada media buatan yang berisi nutrisi lengkap, sumber energi, dan

disertai dengan penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) serta dalam kondisi

lingkungan yang terkontrol suhu dan cahayanya. Perbanyakan dengan kultur

jaringan merupakan rangkaian proses yang dilakukan dengan melalui 5 tahap

berurutan, yaitu tahap 0 (pemilihan dan penanganan tanaman induk sebagai

eksplan), tahap 1 (inisiasi kultur atau culture establishment), tahap 2 (perbanyakan

propagul in vitro), tahap 3 (pemanjangan tunas sekaligus pengakaran), dan tahap 4

(aklimatisasi planlet) (Hapsoro dan Yusnita, 2018).

Agar tunas-tunas yang diperbanyak pada tahap 2 dapat diaklimatisasi, diperlukan

tahap pengakaran. Pengakaran pada kultur in vitro sangat menentukan

Page 25: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

3

keberhasilan aklimatisasi plantlet di rumah kaca. Pada tahap ini setiap individu

tunas dipisah-pisah dan dikulturkan di media pengakaran yang mengandung

auksin atau tanpa auksin dengan arang aktif (Hapsoro dan Yusnita, 2018). Santos

(2003) melaporkan bahwa auksin NAA dan IBA umum digunakan untuk tujuan

induksi perakaran in vitro. Auksin IBA merupakan hormon potensial yang

banyak direspon oleh berbagai tanaman. Selain auksin, di dalam kultur in vitro

arang aktif di samping menyerap senyawa toksik juga dapat memacu inisiasi akar.

Pada tahap 4, proses aklimatisasi merupakan tahap yang penting karena

mempengaruhi persentase tanaman yang hidup. Menurut Hapsoro dan Yusnita

(2018), aklimatisasi adalah proses pengadaptasian tanaman yang berasal dari

kultur in vitro ke lingkungan ex vitro. Tanaman tersebut sudah terbiasa hidup di

lingkungan in vitro dengan intensitas cahaya lampu rendah, kelembaban tinggi,

suhu relatif rendah (26o ± 2oC), aseptik, serta selalu mendapat suplai energi

berkecukupan yang akan menghadapi lingkungan ex vitro dengan intensitas

cahaya lebih tinggi, septik, serta harus dapat berfotosintesis (autotrof).

Keberhasilan dalam aklimatisasi planlet hasil kultur jaringan diantaranya

ditentukan oleh media tanam karena media berperan sebagai tempat tumbuh dan

berkembangnya tanaman, juga merupakan tempat penyimpanan atau sumber hara

bagi tanaman. Danial (2014) menyatakan bahwa media yang memiliki

kelembaban rendah dapat menyebabkan planlet rusak dan bahkan mati dalam

waktu yang relatif singkat. Menurut Yusnita (2010), media tanam yang

dibutuhkan untuk aklimatisasi planlet sebaiknya memiliki sifat porous, tidak

mudah terdekomposisi, mempunyai kemampuan dalam memegang air yang baik,

Page 26: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

4

mengandung unsur hara yang cukup tinggi, tidak menjadi sumber inokulum

cendawan patogen, dan mudah diperoleh dalam jumlah yang dibutuhkan. Media

tanam yang memiliki sifat tersebut di antaranya arang sekam, kompos, pasir

malang dan cocopeat.

Laju pertumbuhan planlet pisang Ambon kuning selama aklimatisasi dapat

ditingkatkan melalui penambahan unsur hara dengan pemupukan. Teknik

budidaya yang tepat terutama pemupukan pada fase vegetatif akan

memaksimalkan produksi buah pisang pada fase generatif tanaman pisang.

Pemupukan pada tanaman merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang

perlu dilakukan selama aklimatisasi sekaligus perbesaran bibit di nurseri untuk

memenuhi ketersedian unsur hara tanah yang dibutuhkan tanaman sehingga bibit

yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi. Pemupukan pada aklimatisasi

dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK atau pupuk organik cair

(Hapsoro dan Yusnita, 2018).

Pemilihan media tanam yang tepat dan penambahan unsur hara dapat

meningkatkan keberhasilan aklimatisasi dan pertumbuhan planlet selama

aklimatisasi. Hara yang dibutuhkan tanaman pisang untuk tumbuh dan

berproduksi diantaranya yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium. Pupuk majemuk yang

memiliki kandungan unsur N, P, dan K yang sama diduga dapat digunakan untuk

memacu pertumbuhan awal bibit. Untuk mengoptimalkan produksi bibit melalui

kultur jaringan, perlu dilakukan penelitian tentang pengakaran tunas in vitro dan

aklimatisasi planlet.

Page 27: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

5

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, penelitian ini dilakukan untuk

menjawab masalah yang dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh arang aktif, NAA, atau IBA terhadap pengakaran

dan pertumbuhan in vitro tunas pisang Ambon Kuning?

2. Bagaimanakah pengaruh media dan pemupukan terhadap pertumbuhan

planlet pisang Ambon Kuning selama aklimatisasi?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian dirumuskan

sebagai berikut:

1. Mempelajari pengaruh arang aktif, NAA, atau IBA terhadap pengakaran dan

pertumbuhan in vitro tunas pisang Ambon Kuning.

2. Mempelajari pengaruh media dan pemupukan terhadap pertumbuhan planlet

pisang Ambon Kuning selama aklimatisasi.

1.3 Kerangka Pemikiran

Tanaman pisang untuk kepentingan komersial dapat diperoleh melalui teknik

kultur jaringan karena beberapa keuntungan yang dimilkinya, yaitu dapat

menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu relatif singkat jika

dibandingkan dengan budidaya secara konvensional menggunakan tunas anakan

atau belahan bonggol.

Perbanyakan dengan kultur jaringan ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

tahap 0 (pemilihan dan penanganan tanaman induk sebagai eksplan) bertujuan

Page 28: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

6

untuk memperoleh sifat bibit yang sama dengan induknya. Tahap 1 (inisiasi

kultur atau culture establishment) bertujuan untuk mendapatkan kultur yang steril

tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme. Tahap 2 (multiplikasi tunas)

dilakukan untuk memperbanyak tunas dengan penambahan ZPT dalam media

kultur. Tahap selanjutnya adalah tahap 3 (pemanjangan tunas dan pengakaran)

dilakukan untuk mendapatkan planlet/tunas berakar yang siap untuk

diaklimatisasi. Tahap akhir dari kultur jaringan yaitu tahap 4 (aklimatisasi

planlet) dilakukan untuk mengondisikan planlet agar dapat hidup secara mandiri

pada lingkungan eksternal (Yusnita, 2003).

Dalam kultur in vitro, proses pengakaran tunas dapat diinduksi dengan

penggunaan formulasi media dan keseimbangan zat pengatur tumbuh yang tepat

(Syahid, 2005). Hapsoro dan Yusnita (2018) menyebutkan bahwa IBA, NAA,

atau IAA sering ditambahkan di media pengakaran pada konsentrasi 1-5 mg/l

untuk merangsang tunas supaya berakar lebih cepat. Santos (2003) melaporkan

auksin NAA dan IBA umum digunakan untuk tujuan induksi perakaran in vitro.

Selain auksin, penambahan arang aktif ke media juga dapat memperbaiki

pengakaran tunas. Hasil penelitian Sari (2015) menyebutkan bahwa penambahan

arang aktif dengan konsentrasi 2 g/l dapat meningkatkan jumlah dan panjang akar

karena cukup untuk mengkondisikan media menjadi gelap dan menstimulus

sintesis auksin endogen yang berperan pada akar.

Selain pengakaran pada kultur in vitro, pemilihan media tanam yang tepat sangat

mempengaruhi keberhasilan dalam proses aklimatisasi planlet. Media tanam yang

digunakan untuk aklimatisasi dapat dibuat dari campuran beberapa bahan media

Page 29: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

7

tanam, misalnya kompos, pasir, cocopeat, arang sekam, perlite, vermiculite, dan

sebagainya asalkan mempunyai sifat-sifat seperti gembur, aerasi sekaligus

drainase baik, tidak mengandung inokulum patogen tular tanah maupun biji

gulma, dan mengandung nutrisi cukup bagi planlet yang akan diaklimatisasi

(Hapsoro dan Yusnita, 2018). Hal ini juga diungkapkan oleh Andiani (2012)

bahwa media tanam yang baik yaitu media yang memiliki unsur hara yang cukup,

memiliki water holding (kemampuan mengikat air) yang tinggi, bertekstur remah

yang baik untuk pembentukan zona perakaran dan mudah dicampur dengan media

lain. Berdasarkan penelitian Yusnita (2013), Penggunaan media arang sekam :

kompos (1:1) menghasilkan jumlah akar sekunder, panjang dan bobot akar terbaik

pada aklimatisasi planlet sansevieria trifasciata. Hasil penelitian Danial (2014)

menunjukkan bahwa media aklimatisasi terbaik pada planlet pisang Ambon

Kuning yaitu media berupa campuran dari pasir malang : kompos (1:1). Cocopeat

mengandung unsur-unsur hara essensial, seperti kalium (K) dan fosfor (P) yang

tinggi, selain itu juga mengandung unsur nitrogen (N), kalsium (Ca), magnesium

(Mg), boron (B), klorin (Cl), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn), molibdenum

(Mo) dan seng (Zn). Selain itu, kelebihan cocopeat yaitu memiliki karakteristik

yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat (Abdurrosyid, 2019).

Selain media tanam, hal yang mempengaruhi pertumbuhan planlet adalah

pemupukan. Danial (2014) memperlihatkan bahwa pemupukan dengan NPK

(32:10:10) memberikan respon yang baik terhadap pertumbuhan planlet pisang

Ambon Kuning. Hyponex merupakan jenis pupuk daun komersial, pupuk ini

berbentuk kristal, mudah larut dalam air dan mengandung unsur makro yaitu N, P,

dan K. Hyponex hijau (20-20-20) merupakan pupuk anorganik makro berbentuk

Page 30: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

8

kristal untuk pertumbuhan vegetatif dengan perbandingan N-P-K seimbang

(Yasin, 2009).

1.4 Hipotesis

Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hipotesis

sebagai berikut:

1. Penambahan arang aktif, NAA atau IBA dapat meningkatkan perakaran tunas

pisang Ambon Kuning in vitro.

2. Campuran media tanam arang sekam, kompos, pasir malang, dan cocopeat

(1:1:1:1) memberikan pertumbuhan planlet pisang Ambon Kuning yang

terbaik.

3. Pemupukan dengan NPK (20:20:20) mampu meningkatkan pertumbuhan

planlet pisang Ambon Kuning selama aklimatisasi.

Page 31: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Pisang Ambon Kuning

Pisang merupakan salah satu buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber

vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Terdapat beberapa jenis pisang di

Indonesia, diantaranya adalah pisang ambon, pisang susu, pisang mas, pisang raja,

pisang tanduk, pisang kepok, pisang cavendish, dan masih banyak lagi jenis

pisang lainnya. Adapun manfaat buah pisang dalam kehidupan masyarakat antara

lain sebagai bahan pangan yang mengandung karbohidrat dan mineral, terutama

kalium. Batang pisang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan campuran

pupuk.

Pisang diklasifikasikan menurut Tjitrosoepomo (2013) sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Musales

Family : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa paradisiaca Linn.

Pisang Ambon Kuning memiliki kulit kuning keputihan dan memiliki keunggulan

yang terletak pada rasa buah yang manis dan beraroma harum. Panjang buahnya

Page 32: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

10

antara 15―20 cm, satu pohon dapat menghasilkan 7―10 sisir dengan jumlah

buah 100―150. Bentuk buah melengkung dengan pangkal meruncing. Daging

buah berwarna putih kekuningan. Umumnya buah pisang ini tidak mengandung

biji.

Pisang memilki akar yang berpangkal pada umbi batang, pelepah daun tumbuh

berimpitan dan saling melekat sehingga terlihat seperti batang. Struktur ini

disebut dengan batang semu. Batang pisang sebenarnya terletak dalam tanah yang

berupa umbi batang. Tinggi batang semu ini berkisar 3,57,5 m tergantung

jenisnya. Batang semu ini terbentuk dari pelepah daun yang saling menelungkup

dan menutupi dengan kuat dan kompak sehingga dapat berdiri tegak seperti

batang tanaman. Pada bagian atas batang semu, terdapat bagian yang

menghasilkan daun dan suatu saat akan tumbuh bunga pisang (jantung)

(Oputu, 2012).

Daun pisang berbentuk lanset memanjang dan terletak menyebar. Bagian

bawahnya berlilin dan tidak memiliki tulang-tulang dipinggir daun sehingga

mudah robek oleh hembusan angin yang keras. Daun ini diperkuat oleh tangkai

daun yang panjangnya berkisar 30-40 cm. Tanaman pisang memiliki tipe bunga

berumah satu, tersusun dalam 2 baris melintang. Bunga betina berada dibawah

bunga jantan. Buah pisang akan tumbuh setelah keluarnya bunga dan akan

terbentuk sisir pertama, kemudian memanjang lagi membentuk sisir kedua, ketiga

dan seterusnya. Jantung pisang perlu dihilangkan karena sudah tidak

menghasilkan sisir lagi (Oputu, 2012).

Page 33: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

11

2.2 Perbanyakan Tanaman Pisang Secara In Vitro

Kultur jaringan merupakan teknik menumbuhkembangkan bagian tanaman in

vitro secara aseptik pada media kultur yang berisi hara lengkap dan penambahan

zat pengatur tumbuh (ZPT) dengan kondisi lingkungan terkendali untuk tujuan

tertentu. Prinsip dasar kultur jaringan adalah teori totipotensi sel, yaitu setiap sel

hidup tanaman yang memiliki perangkat fisiologis dan genetis yang lengkap dapat

tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh pada kondisi yang sesuai. Kultur

jaringan dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif dengan

cepat. Teknik perbanyakan ini dalam pelaksanaannya tidak tergantung musim,

tidak memerlukan tempat yang luas, dan dapat digunakan untuk memperbanyak

tanaman true-to-type dalam jumlah besar dengan waktu relatif singkat (Hapsoro

dan Yusnita, 2018).

Menurut Hapsoro dan Yusnita (2018), perbanyakan melalui kultur jaringan

dilakukan dalam lima tahapan, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap 0, pemilihan dan penanganan tanaman induk sebagai eksplan.

Pemilihan eksplan sebagai bahan tanaman awal pengulturan adalah kesehatan

tanaman induk, bagian tanaman yang digunakan sebagai eksplan, umur

fisiologis, dan cara sterilisasi eksplan.

2. Tahap 1, pembuatan kultur awal yang aseptik (culture establishment).

Tahapan ini bertujuan untuk mendapatkan kultur yang aseptik dan bahan

tanaman yang siap untuk diperbanyak pada tahap selanjutnya.

3. Tahap 2, perbanyakan propagul. Pada tahap ini, eksplan aseptik yang sudah

menunjukkan pertumbuhan awal pada Tahap 1 disubkultur ke media baru

Page 34: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

12

untuk memperbanyak bahan tanaman atau propagul.

4. Tahap 3, pemanjangan dan pengakaran tunas. Pada tahap ini, setiap individu

tunas dipisah-pisah dan dikulturkan di media pengakaran yang mengandung

auksin atau tanpa auksin dengan arang aktif.

5. Tahap 4, aklimatisasi planlet ke lingkungan eksternal. Planlet dipindahkan ke

media aklimatisasi, prinsipnya ialah memberikan intensitas cahaya rendah

dengan kelembaban nisbi tinggi kemudian berangsur-angsur intensitas cahaya

dinaikkan dan kelembabannya diturunkan.

2.3 Auksin

Auksin merupakan golongan ZPT yang sering digunakan dalam kultur jaringan

untuk menginduksi akar. Zat pengatur tumbuh golongan auksin seperti NAA,

IAA, IBA, dan 2,4-D berfungsi dalam meningkatkan tekanan osmotik,

permeabilitas sel, mengurangi tekanan pada dinding sel, meningkatkan plastisitas

dan mengembangkan dinding sel, serta meningkatkan sintesis protein. Disamping

itu auksin berperan menstimulir pemanjangan dan pembesaran sel. Dalam

hubungannya dengan permeabilitas sel, auksin meningkatkan difusi masuknya air

ke dalam sel. Kombinasi auksin dengan sitokinin akan menstimulir pembelahan

sel dan memengaruhi lintasan diferensiasi. Pemberian auksin NAA dan 2,4-D

mampu menstimulir sintesis protein dalam jaringan tanaman yang dapat

menyebabkan meningkatnya permeabilitas dinding sel, sehingga merangsang

pembelahan dan pemanjangan sel yang akan memengaruhi pertambahan tinggi

planlet. Pemanjangan batang terjadi karena adanya proses pembelahan,

Page 35: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

13

pemanjangan dan pembesaran sel-sel baru yang terjadi pada meristem apikal dan

ruas batang, yang menyebabkan tanaman bertambah tinggi (Widiastoety, 2014).

2.4 Faktor-faktor Keberhasilan Aklimatisasi

Aklimatisasi adalah pemindahan tanaman dari lingkungan steril (in vitro)

kelingkungan semisteril sebelum dipindahkan ke lapangan. Aklimatisasi

merupakan saat paling kritis dalam perbanyakan tanaman secara kultur in vitro

karena peralihan dari heterotrof ke autotrof. Organisme heterotrof adalah

organisme yang kebutuhan makanannya memerlukan satu atau lebih senyawa

karbon organik, makanannya tergantung pada hasil sintesis organisme lain.

Sedangkan organisme autotrof adalah organisme yang membuat makanannya dari

zat-zat anorganik (Darmono, 2003).

Penanganan bibit pada tahap aklimatisasi yang kurang baik dapat mengakibatkan

kematian. Oleh karena itu, faktor-faktor yang perlu diperhatikan saat bibit

dikeluarkan dari kondisi steril ke semisteril antara lain sebagai berikut:

1) Lingkungan sekitar tempat penanaman harus dijaga, kelembapan harus tinggi

(±85%), suhu relatif rendah (27-29oC).

2) Naungan diperlukan agar intensitas cahaya matahari dan butiran-butiran air

hujan yang deras berkurang.

3) Bibit dalam keadaan sehat dan kuat dengan perakaran yang baik.

4) Bibit harus dalam keadaan bersih dari media agar, terutama akarnya.

Page 36: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

14

Faktor-faktor yang menyebabkan kematian bibit saat penanganan aklimatisasi

antara lain sebagai berikut:

1) Terjadinya proses transpirasi yang tinggi sehingga dapat menyebabkan

hilangnya kandungan air dalam jaringan tanaman

2) Bibit belum atau kurang mampu melakukan proses fotosintesis

3) Terjadinya busuk atau kontaminasi oleh mikroorganisme (Darmono, 2003).

2.5 Media Tanam Aklimatisasi

Media tanam merupakan komponen penting dalam budidaya tanaman sebagai

tempat tumbuh, berakar dan berkembang. Bahan campuran media tanam yang

digunakan dalam aklimatisasi planlet harus memiliki peranan khusus. Menurut

Andiani (2012) Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih media untuk

dijadikan campuran adalah kualitas dari bahan tersebut, sifat kimia atau fisiknya,

tersedia di pasaran, murah, mudah cara penggunaanya, dapat digunakan untuk

berbagai macam tanaman, tidak membawa hama dan penyakit, mempunyai

drainase dan kelembaban yang baik, mempunyai pH yang sesuai dengan jenis

tanaman dan mengandung unsur hara yang mendukung pertumbuhan tanaman.

Media tanam yang biasa digunakan dalam proses aklimatisasi planlet diantaranya

yaitu arang sekam, kompos, pasir malang dan cocopeat.

2.5.1 Arang Sekam

Arang sekam merupakan media yang diperoleh dari pembakaran sekam yang

tidak sempurna (sebelum berubah menjadi abu). Arang sekam digunakan dalam

campuran media sangat ringan (berat jenis = 0.2 kg/l), kasar sehingga sirkulasi

Page 37: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

15

udara tinggi (banyak pori), berwarna coklat kehitaman sehingga dapat

mengabsorpsi sinar matahari dengan efektif, dapat mengurangi pengaruh penyakit

khususnya bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media arang sekam

menghasilkan pertambahan tinggi tanaman dan jumlah daun terbaik pada planlet

Anthurium hasil aklimatisasi (Marliana dan Rusnandi, 2007). Media tanam arang

sekam berfungsi sebagai deodorizer, yaitu penyerap bau tidak sedap dan racun

dari hasil dekomposisi pada ruang perakaran, di samping itu arang mempunyai

daya serap air yang tinggi (Andiani, 2012).

2.5.2 kompos

Kompos merupakan media organik dari hasil pelapukan jaringan atau bahan-

bahan tanaman atau limbah organik pengolahan pabrik atau sampah organik yang

sengaja dibuat manusia, tingkat kandungan hara kompos sangat ditentukan oleh

bahan dasar, cara pengomposan, dan cara penyimpanan. Kompos berperan

sebagai materi humus pengikat kelembaban bila dicampur dengan tanah, kompos

akan menambah bahan organik sehingga dapat meningkatkan sifat fisik tanah,

meningkatkan infiltrasi air, meningkatkan aerasi tanah, menurunkan erosi, dan

menyediakan hara bagi tanaman (Poerwanto, 2003).

2.5.3 Pasir Malang

Pasir adalah silika murni dengan ukuran partikel antara 0.5 – 2 mm. Umumnya

pasir digunakan sebagai media campuran (mixes) sebagai salah satu bahan

komposisi media tanam. Pasir ditambahkan ke dalam media tanam untuk

meningkatkan porositas media, tetapi pasir yang terlalu halus dapat menghalangi

Page 38: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

16

lubang-lubang drainase (Poerwanto, 2003). Pasir seharusnya difumigasi dan

dipasteurisasi sebelum digunakan karena mengandung biji rumput liar dan

berbagai patogen yang berbahaya. Pasir tidak menyediakan banyak unsur hara

dan secara kimia pasir merupakan bagian dari media yang tidak bereaksi

(Andiani, 2012). Pasir sangat bagus digunakan sebagai media tanam Sansevieria

karena selain porositasnya tinggi, pasir mempunyai kapasitas tukar kation yang

rendah sehingga sangat lambat dalam melepaskan unsur hara. Komposisi media

tanam campuran pasir dan kompos memberikan pengaruh yang baik terhadap

pertumbuhan vegetatif pada pembibitan tanaman asparagus. Pasir malang

merupakan salah satu media tanam yang banyak digunakan pada tanaman yang

menyukai iklim kering.

2.5.4 Cocopeat (Serbuk Sabut Kelapa)

Serbuk sabut kelapa (cocopeat) merupakan media hasil penghancuran sabut

kelapa. Sabut kelapa adalah bagian mesokarp dari buah kelapa yang sudah

matang. Sabut kelapa dapat dimanfaatkan sebagai media tanam karena

mengandung unsur kalium dan fosfor. Serbuk sabut kelapa banyak diproduksi

terutama di Sri Langka, Philipina, Indonesia, Meksiko, Costa Rica dan Guyana.

Serbuk sabut kelapa banyak digunakan untuk media tanam, karena mempunyai

kapasitas memegang air yang baik, dapat mempertahankan kelembaban (80%),

kaya akan unsur hara, akan tetapi mudah terdekomposisi jika terus menerus

terkena air (Sulianta dan Yonathan, 2009). Serbuk sabut kelapa memiliki

kapasitas tukar kation dan porositas yang baik, mempunyai C/N ratio rendah yang

mempercepat N tersedia dan mereduksi karbon.

Page 39: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

17

2.6 Pemupukan

Pemupukan merupakan proses memberikan tambahan unsur-unsur hara pada

tanah, baik secara langsung atau tak langsung agar dapat memenuhi kebutuhan

nutrisi pada tanaman. Pemberian pupuk terhadap tanaman dapat dilakukan

melalui media tanam yang diserap oleh akar maupun pemberian melalui daun

dengan menggunakan pupuk daun. Hyponex merupakan jenis pupuk daun

komersial, pupuk ini berbentuk kristal, mudah larut dalam air dan mengandung

unsur makro yaitu N, P, dan K. Hyponex terdiri dari tiga jenis yaitu Hyponex

hijau (20-20-20), pupuk anorganik makro berbentuk kristal untuk pertumbuhan

vegetatif dengan perbandingan N-P-K seimbang, Hyponex merah (25-5-20),

pupuk anorganik makro berbentuk kristal untuk perkembangan vegetatif memiliki

kandungan N dan K besar sedangan P kecil, dan Hyponex biru (10-40-15) pupuk

anorganik dengan kandungan phosfor tinggi berbentuk kristal berfungsi untuk

pertumbuhan generatif (Lingga, 2004).

Page 40: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

18

III. BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan studi pembiakan in vitro pisang Ambon Kuning untuk

optimalisasi pengakaran tunas in vitro dan aklimatisasi planlet. Penelitian ini

terdiri dari 2 percobaan, yaitu:

1. Percobaan I: Pengaruh arang aktif, NAA, atau IBA terhadap pengakaran dan

pertumbuhan planlet in vitro pisang Ambon Kuning.

2. Percobaan II: Pengaruh campuran media dan pemupukan dengan larutan NPK

(20:20:20) terhadap pertumbuhan planlet pisang Ambon Kuning selama

aklimatisasi.

3.1 Percobaan I: Pengaruh arang aktif, NAA, atau IBA terhadappengakaran in vitro tunas pisang Ambon Kuning.

3.1.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan JuliSeptember 2018 di Laboratorium Ilmu

Tanaman, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3.1.2 Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang

terdiri dari 3 ulangan. Percobaan ini disusun secara faktor tunggal, yaitu dengan 6

Page 41: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

19

jenis media perlakuan (MS 0, MS+AC, MS+NAA 1 dan 2 mg/l, dan MS+IBA (1

dan 2 mg/l). Setiap satuan percobaan terdiri dari 3 botol kultur dengan 1 eksplan

per botol. Homogenitas data diuji menggunakan uji Bartlett dan jika asumsi

terpenuhi dilanjutkan analisis ragam dengan pemisahan nilai tengah menggunakan

uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%.

3.1.3 Pelaksanaan Penelitian

a. Sterilisasi Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat diseksi (pinset, scalpel dan

keramik) kapas, dan botol kultur. Alat diseksi disterilisasi dengan cara dibungkus

dengan kertas dan dimasukkan ke dalam plastik tahan panas. Kapas disterilisasi

dengan cara dimasukkan kedalam botol kultur steril dan ditutup dengan plastik

tahan panas yang diikat dengan karet. Peralatan tersebut disterilisasi

menggunakan autoklaf Tommy pada suhu 121oC dan tekanan 1,2 kg/cm2 selama

30 menit.

Sterilisasi botol kultur dilakukan melalui 2 tahap. Tahap pertama dilakukan

sterilisasi botol kontam menggunakan autoklaf Budenberg selama 30 menit pada

suhu 121oC dan tekanan 1,2 kg/cm2. Selanjutnya agar, sisa tanaman, dan

label dibersihkan dari dinding botol, kemudian botol direndam selama satu malam

dalam air yang telah ditambahkan detergen 2 g/l dan 100 ml/l desinfektan berupa

larutan pemutih komersial yang mengandung NaOCl 5,25%. Tahap kedua, botol

dicuci seluruh bagiannya menggunakan sabut dan sunlight hingga bersih lalu

dibilas di bawah air mengalir. Setelah itu, botol direndam dalam air panas selama

Page 42: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

20

15 menit, kemudian botol ditiriskan lalu ditutup plastik tahan panas dan diikat

dengan karet. Selanjutnya botol tersebut disterilisasi tahap akhir menggunakan

autoklaf Tommy selama 30 menit pada suhu 121oC dan tekanan 1,2 kg/cm2.

b. Pembuatan Media

Media dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah media MS (Murashige

and Skoog, 1962). Penelitian ini menggunakan dua jenis media, yaitu media

prakondisi dan media perlakuan. Media prakondisi ditujukan untuk

menyeragamkan pertumbuhan eksplan dan untuk mendapatkan eksplan yang

bebas dari kontaminasi. Media prakondisi terdiri dari garam-garam MS, 200 mg/l

asam askorbat, 150 mg/l asam sitrat dan penambahan ZPT berupa

benzylaminopurine (BAP) sebanyak 1 mg/l. Setelah 4 MST eksplan steril dengan

respon yang baik dan sesuai kriteria dipindah ke media perlakuan. Media

perlakuan terdiri dari media MS dengan penambahan arang aktif dan ZPT berupa

auksin NAA dan IBA pada media dasar MS yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Daftar media perlakuan yang digunakan dalam penelitian

Perlakuan Arang aktif NAA IBAMS 0 - - -

MS + AC 2 g/l - -MS + NAA - 1 mg/l -MS + NAA - 2 mg/l -MS + IBA - - 1 mg/lMS + IBA - - 2 mg/l

Page 43: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

21

c. Penanaman Eksplan

Eksplan yang digunakan berupa tunas pisang Ambon Kuning yang sebelumnya

telah melalui tahap multiplikasi tunas dengan penambahan berbagai konsentrasi

BA (0-5 mg/l). Eksplan berasal dari anakan pedang yang ditanam dengan riwayat

subkultur yaitu, 4 minggu di media prakondisi (MS + 5 mg/l BA), 4 minggu di

media induksi scalp (MS + 3 mg/l TDZ), dan induksi tunas selama 9 minggu di

media MS yang mengandung 0-5 mg/l BA. Penanaman eksplan dilakukan dengan

menggunakan alat diseksi didalam Laminar air Flow Cabinet (LAFC). Tunas

yang telah memiliki daun dipotong batang semunya hingga tunas hanya memiliki

panjang 2 cm dari bonggol. Tunas-tunas tersebut ditanam ke media prakondisi

(MS + BA 1 mg/l) untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam dan

steril.

Subkultur ke media perlakuan dilakukan setelah eksplan berumur 4 minggu

setelah tanam (MST). Eksplan yang akan disubkultur diseleksi berdasarkan

homogenitasnya dan dipastikan steril. Eksplan diambil dari botol kultur dan

diperlakukan sama pada saat penanaman yaitu dipotong batang semunya hingga

memiliki panjang 2 cm dari bonggol. Setelah itu eksplan ditanam pada media

perlakuan yaitu MS 0, MS dengan penambahan arang aktif 2 g/l, MS dengan

penambahan NAA 1 dan 2 mg/l, MS dengan IBA 1 dan 2 mg/l. Selanjutnya

kultur diinkubasi pada ruang kultur dengan intensitas cahaya 1.000-2.000 lux

lampu cool white flourescent dan fotoperiodesitas 24 jam terang dengan suhu

26oC ±2oC.

Page 44: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

22

3.1.4 Variabel yang Diamati

Pengamatan dilakukan pada saat eksplan berumur 6 minggu setelah perlakuan

(MSP). Variabel yang diamati yaitu persentase tunas berakar, jumlah daun, tinggi

tanaman, jumlah akar primer, dan panjang akar primer. Persentase tunas berakar

dihitung dengan rumus berikut.

Persentase tunas berakar = Jumlah tunas berakarJumlah tunas keseluruhan 100%Jumlah daun dihitung berdasarkan daun yang telah membuka, tinggi tanaman

diukur dari pangkal batang hingga daun terpanjang, jumlah akar primer dihitung

akar yang muncul dari pangkal batang/bonggol, dan panjang akar primer diukur

dari pangkal batang hingga akar terpanjang.

3.2 Percobaan II: Pengaruh campuran media dan pemupukan terhadappertumbuhan planlet pisang Ambon Kuning selama aklimatisasi

3.2.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 hingga Februari 2019 di

rumah kaca Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan Agroteknologi, Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung.

3.2.2 Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pot plastik berdiameter 8,2

cm dan plastik sungkup. Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini

adalah planlet pisang Ambon Kuning yang telah siap diaklimatisasi yaitu planlet

Page 45: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

23

yang memiliki 3-4 helai daun dengan tinggi planlet 13-16 cm dan jumlah akar

primer berkisar 7-10 helai yang memiliki panjang 10-13 cm. Sedangkan bahan

lainnya yaitu media tanam arang sekam dan pasir malang yang telah dicuci dan

direndam dengan larutan fungisida, kompos, dan cocopeat.

3.2.3 Metode Penelitian

Percobaan ini dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok (RAL) yang

terdiri dari 3 ulangan perlakuan dan disusun secara faktorial (3x2). Faktor

pertama adalah berbagai kombinasi media tanam untuk aklimatisasi planlet yaitu:

M1 (arang sekam, kompos, pasir malang, dan cocopeat dengan perbandingan

1:1:1:1), M2 (arang sekam, kompos, dan pasir malang dengan perbandingan

1:1:1), dan M3 (arang sekam dan kompos dengan perbandingan 1:1). Faktor

kedua adalah pemupukan dengan NPK (20:20:20) yaitu: P0 (tanpa pemupukan)

dan P1 (dengan pemupukan). Setiap satuan unit percobaan terdiri dari 8 planlet,

masing-masing ditanam pada pot plastik berdiamer 8,2 cm. Homogenitas data

diuji menggunakan uji Bartlett dan jika asumsi terpenuhi dilanjutkan analisis

ragam dengan pemisahan nilai tengah menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT)

pada taraf 5%.

3.2.4 Pelaksanaan Penelitian

a. Aklimatisasi

Prinsip dari aklimatisasi ialah memberikan intensitas cahaya rendah dengan

kelembaban nisbi tinggi kemudian berangsur-angsur intensitas cahaya dinaikkan

Page 46: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

24

dan kelembabannya diturunkan. Planlet-planlet dalam botol yang telah siap

diaklimatisasi dikeluarkan dari ruang kultur kemudian dilakukan penguatan

(hardening) selama 3 hari dengan cara meletakkan kultur di suhu ruang dengan

penerangan intensitas cahaya matahari tidak langsung.

Planlet yang telah di hardening dikeluarkan dari dalam botol dengan hati-hati agar

daun dan akarnya tidak rusak. Kemudian planlet dicuci hingga bersih dibawah air

mengalir, terutama bagian akar agar bersih dari sisa-sisa media yang menempel.

Planlet direndam dalam larutan fungisida dengan konsentrasi 2 g/l selama 10-15

menit lalu dikeringanginkan. Planlet ditanam dalam pot gelas plastik berdiameter

8,2 cm yang telah berisi media perlakuan dan dilakukan penyungkupan dengan

plastik transparan. Bibit-bibit pisang tersebut diletakkan di rumah kaca yang

dilengkapi dengan paranet dan lantainya dialasi dengan sekam yang telah dicuci

bersih dan direndam larutan fungisida. Sungkup plastik dibuka saat planlet

tampak kuat dan kokoh setelah berumur 2 minggu.

b. Pemupukan

Pemberian pupuk NPK (20:20:20) dilakukan pada saat bibit-bibit pisang berumur

4 minggu sebanyak 10 ml per tanaman dengan konsentrasi 2 g/l sesuai perlakuan.

Pemberian perlakuan pemupukan dilakukan sebanyak 4 kali hingga minggu ke-8.

Pemupukan dilakukan pada saat sore hari seminggu sekali dengan cara menyiram

ke tanaman sebanyak 10 ml yang telah diukur menggunakan gelas ukur. Bibit-

bibit tersebut selanjutnya dipindahkan ke polybag berukuran 12 x 24 cm dengan

menggunakan media campuran tanah (top soil), kompos, dan sekam (1:1:1) untuk

pembesaran bibit.

Page 47: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

25

3.2.5 Variabel yang Diamati

Pengamatan dilakukan pada planlet yang telah berumur 8 minggu setelah

pemindahan ke kondisi ex vitro. Adapun variabel yang diamati adalah persentase

planlet yang hidup, tinggi tanaman, jumlah daun, tingkat kehijauan daun, jumlah

akar primer dan panjang akar primer. Persentase planlet yang hidup dihitung

dengan rumus berikut.

Persentase planlet hidup = Jumlah planlet hidupJumlah planlet keseluruhan 100%Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang hingga ujung daun tertinggi, jumlah

daun dihitung berdasarkan daun yang telah membuka, panjang akar diukur

berdasarkan 3 akar terpanjang, tingkat kehijauan daun pisang diamati dengan

menggunakan alat SPAD. Daun yang diukur adalah daun nomor 3 yang telah

membuka, diukur bagian pangkal, tengah, dan ujung kemudian dirata-ratakan.

Page 48: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

46

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Semua perlakuan yang dicobakan menghasilkan 100% planlet hidup dan

berakar dengan tinggi planlet dan jumlah daun yang tidak berbeda satu sama

lain. Pemberian NAA pada konsentrasi 1 atau 2 mg/l di media MS

meningkatkan rata-rata jumlah akar planlet pisang Ambon Kuning dan semua

perlakuan meningkatkan rata-rata panjang akar planlet pisang Ambon Kuning.

2. Tiga jenis campuran media dan pemupukan yang dicobakan menghasilkan

100% planlet yang teraklimatisasi dengan pertumbuhan bibit pisang Ambon

Kuning yang berbeda-beda. Media M1 menghasilkan pertumbuhan bibit

pisang Ambon Kuning terbaik diikuti oleh media M2 dan M3. Pemupukan

NPK (20:20:20) menggunakan larutan hyponex 2 g/l mampu meningkatkan

pertumbuhan bibit pisang Ambon Kuning pada saat aklimatisasi.

5.2 Saran

Pada Percobaan I, pemberian NAA pada media dasar MS dalam pengakaran tunas

menghasilkan jumlah akar primer terbanyak tetapi yang menghasilkan akar

Page 49: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

47

terpanjang yaitu pemberian IBA atau arang aktif, sehingga disarankan untuk

mengkombinasikan antara NAA dengan arang aktif, atau NAA dengan IBA ke

dalam media pengakaran untuk melihat pengaruhnya terhadap pengakaran tunas

secara in vitro.

Planlet pisang Ambon Kuning yang diaklimatisasi menghasilkan pertumbuhan

yang cukup baik di rumah kaca hingga berumur 8 minggu. Namun, untuk

mendapatkan pertumbuhan yang lebih baik saat di pembibitan setelah dipindahkan

ke polibag, sebaiknya bibit dipindahkan ke lapang agar mendapat cahaya matahari

yang cukup.

Page 50: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

48

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrosyid. 2019. Manfaat Cocopeat Untuk Pertanian.Https://www.kampustani.com/manfaat-cocopeat-untuk-pertanian/.Diakses pada tanggal 22 Juli 2019.

Agustiansyah, Jamaludin, Yusnita, dan Hapsoro, D. 2018. NAA lebih efektifdibanding IBA untuk pembentukan akar pada cangkok jambu bol(Syzygium malaccense (L.) Merr & Perry). Jurnal Hortikultura Indonesia.9(1) : 1-9.

Andiani, N. 2012. Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi GA3

Terhadap Inisiasi dan Pertumbuhan Tunas Sansevieria trifaciata Prain‘Laurentii’. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anwar, N. 2007. Pengaruh media multiplikasi terhadap pembentukan akar padatunas in vitro nenas (Ananas comocus (L.) Merr.) cv. Smooth Cayenne dimedia pengakaran. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2017. Produksi Tanaman Buah-buahan Pisang MenurutProvinsi (Ton) 2017. https://www.bps.go.id/site/resultTab. Diakses padatanggal 10 Desember 2018.

Danial, E. 2014. Perbanyakan In Vitro Tanaman Pisang Ambon Kuning danRaja Bulu. Thesis. Universitas Lampung.

Darmono, W. 2003. Menghasilkan Anggrek Silangan. Penebar Swadaya.Jakarta.

FAOSTAT. 2016. Food and Agriculture Organization of The United Nations:Statistic Division. http://www.fao.org/faostat/en/#data/QC. Diakses pada10 Desember 2018.

Hapsoro, D. dan Yusnita. 2018. Kultur Jaringan Teori dan Praktik. CV AndiOffset. Yogyakarta.

Page 51: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

49

Irawan, A. dan Kafiar, Y. 2015. Pemanfaatan cocopeat dan arang sekam padisebagai media tanam bibit cempaka (Elmerrillia ovalis). Jurnal Pros SemNas Masy Biodiv Indon. 1 (4) : 805 – 808.

Jihadiyah, K. 2018. Efektivitas Beberapa Auksin (IBA, IAA dan NAA) TerhadapInduksi Akar Tanaman Tin (Ficus carica L.) Melalui Teknik Setek Mikro.Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim. Malang.

Khajehpour, G., Eizadeh, J. V., Khajehpour, N. 2014. Effect of differentconcentrations of IBA (Indolebutyric Acid) hormone and cutting season onthe rooting of the cuttings of olive (Olea europea var. Manzanilla).International Journal of Advanced Biological and Biomedical Research.12(2): 2920-2924.

Lingga, P. dan Marsono. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.Jakarta.

Marliana, N. dan Rusnandi. 2007. Teknik Aklimatisasi Planlet anthurium padaBeberapa Media Tanam. Buletin Teknik Pertanian. 12(1) : 38-40.

Muliawan, L. 2009. Pengaruh Media Semai Terhadap Pertumbuhan Pelita(Eucalyptus pellita F.Muell). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Oputu, A. 2012. Efektifitas Getah Pisang Dalam Penyembuhan Luka. Makalah.Universitas Negeri Gorontalo.

Pierik, R. L. M. 1997. In Vitro Culture of Higher Plants. Kluwer AcademicPublishers, Dordrecht. The Netherlands.

Purwantiningsih,W. 2007. Kultur batang pisang (Musa paradisiaca L. cv. rajasere) secara in vitro dengan perbandingan konsentrasi NAA - BAP danpemberian anti oksidan. Skripsi. Universitas Ahmad Dahlan.Yogyakarta.

Purwanto, R. 2003. Pengelolaan Tanah dan Pemupukan Kebun Buah-Buahan.Program studi hortikultura, Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Santos, C.V., Brito, G., Pinto, G., Fosiseca, M. and Henrique, P. 2003. In vitroplantlet regeneration of Olea eruopaea spp. Journal scientia hort. 97: 83-87.

Sari, I. D., Suwirmen., dan Nasir, N. 2015. Pengaruh konsentrasi thidiazuron(tdz) dan arang aktif pada subkultur tunas pisang ambon kapok hijau(Musa paradisiaca L.). Jurnal of Natural Science. 4(3) : 280-289.

Sulianta F. dan Yonathan R. 2009. Tanaman Indoor Anti Polutan – RumahCantik dan Sehat dengan Tanaman Indoor. Andi Publishing. Jakarta.

Page 52: STUDI PENGAKARAN DAN AKLIMATISASI PLANLET PISANG …digilib.unila.ac.id/58934/9/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-09-23 · Tahun 2018 Penulis melaksanakan Praktik Umum (P

50

Syahid, S.F., Rostiana, O. dan Miftahurohmah. 2005. Pengaruh NAA dan IBAterhadap perakaran purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk.) in vitro.Jurnal Penelitian Tanaman Industri. 11(4): 146-151.

Tjitrosoepomo, G. 2013. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press.Yogyakarta.

Widiastoety, D. 2014. Pengaruh auksin dan sitokinin terhadap pertumbuhanplanlet anggrek mokara. Jurnal Hortikultura. 24(3) : 230-238.

Yasin, Y.Y. 2009. Penggunaan Pupuk Daun dan Retardan PaclobutrazolTerhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah (Capsicumannuum). Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Yusnita. 2003. Kultur Jaringan: Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien.Agromedia Pustaka. Jakarta.

Yusnita. 2010. Perbanyakan in Vitro Tanaman Anggrek. Universitas LampungPress. Bandar Lampung.

Yusnita., Wahyuningsih, T., Sulistiana, P., dan Hapsoro, D. 2013. Perbanyakanin vitro Sansevieria trifasciata ‘Lorentii’: regenerasi tunas, pengakaran,dan aklimatisasi planlet. Jurnal Agronomi Indonesia. 41(1) : 70-76.

Yusnita. 2015. Kultur Jaringan Tanaman Pisang. CV Anugrah Utama Raharja.Bandar Lampung.

Yusnita., Jamaludin., Agustiansyah., dan Hapsoro, D. 2018. A combination ofIBA and NAA resulted in better rooting and shoot sprouting than singleauxin on Malay apple [Syzygium malaccense (L.) Merr. & Perry] stemcuttings. Jurnal Agrivita. 40(1): 80-90.