surrogate mother (2).docx

Upload: irwan-s-ik

Post on 22-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    1/46

    Surrogate Mother (Ibu Titipan)

    Memiliki anak adalah dambaan bagi setiap pasangan suami isteri, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa ada keadaan

    dimana seorang isteri tidak dapat mengandung karena adanya kelainan pada rahim sang isteri. Teknologi kedokteran

    telah menemukan program bayi tabung yang dalam perkembangannya dapat dilakukan dengan

    menggunakan surrogate mother.Surrogate mother adalah seorang wanita yang mengadakan perjanjian (gestational

    agreement) dengan pasangan suami isteri yang mana dalam

    perjanjian tersebut si wanita bersedia mengandung benih dari pasangan suami isteri infertil tersebut dengan suatu

    imbalan tertentu.

    Di Indonesia, peraturan mengenai bayi tabung diatur seara umum dalam pasal !" ## $o. %& Tahun !''% Tentang

    kesehatan dan eputusan Menteri esehatan $o. % * Menkes * +er * II * !''' tentang +enyelenggaraan teknologi

    eproduksi -uatan. Dari kedua peraturan tersebut dengan jelas dikatakan bahwa praktek surrogay dilarang

    pelaksanaannya di Indonesia, hal ini dipertegas dengan

    adanya sangsi pidana yang dapat dikenakan bagi yang melakukan (pasal % ## $o.%& Tahun !''% tentang

    esehatan). /kan tetapi jika si pasangan suami isteri melakukan praktek surrogay di luar negeri yang mengi0inkan

    praktek tersebut dan kemudian anak yang lahir dari praktek surrogay itu dibawa ke Indonesia maka akan

    menimbulkan permasalahan hokum mengenai status anak tersebut. ## $o. ! Tahun !'1 tentang +erkawinan tidak

    mengatur mengenai status anak yang lahir dari praktek surrogay, dan tidak ada peraturan yang dapat

    mengakomodasi apabila terjadi konflik, hal ini memang belum terjadi di Indonesia tetapi bukan berarti Indonesia

    dapat menutup mata atas permasalahan ini, karena permasalahan praktek surrogay dilarang di Indonesia.

    !. S#23/T4 M2T54 DITI$6/# D/I S43I 7I82S27I

    Menurut 4nsiklopedia

    Surrogate mother 9 a woman who agrees, usually by ontrat and for a fee, to bear a hild for a ouple who are

    hildless beause the wife is infertile or physially inapable of arrying a de:eloping fetus. 2ften the surrogate

    mother is the biologial mother of the hild, onei:ing it by means of artifiial insemination with sperm from the

    husband. In gestational surrogay, the wife is fertile but inapable of arrying a growing fetus; the hild is onei:ed

    by in :itro fertili0ation using the wife

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    2/46

    :agina wanita, pertama kali berhasil dipraktekkan pada tahun !'>.

    +embuahan in=:itro (In=?itro 7ertili0ation) pertama kali dilakukan oleh % dokter asal Inggris +atrik @. Steptoe dan

    obert 3. 4dwards pada sekitar tahun !'>=an. Dan bayi tabung pertama yang lahir di dunia adalah 8ouise -rown

    pada tahun !'. +ada awalnya teknologi ini ditentang oleh kalangan kedokteran dan agama. edua dokter itu

    dianggap mengambil alih peran Tuhan dalam meniptakan manusia (playing 3od). Tapi sekarang, teknologi ini telah

    banyak menolong pasangan suami istri yang ingin mempunyai anak.

    Tingkat keberhasilan teknologi pembuahan in=:itro ini memang tidak terlalu besar, biasanya hanya berkisar %>A.

    Itulah yang membuat sel telur yang diambil tidak hanya satu (biasanya sekitar "=!>), dan yang dikembalikan ke rahim

    setelah dibuahi juga lebih dari satu (biasanya sekitar %=1).

    %. S#23/T4 M2T54 DITI$6/# D/I S43I 7I82S27I 4-ID/$/$

    /wal berkembangnya inseminasi buatan bermula dari ditemukannya teknik pengawetan sperma. Sperma bisa

    bertahan hidup lama bila dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam airan nitrogen pada temperatur =&%!

    derajat 7ahrenheit.

    +ada mulanya program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri yang tidak mungkin memiliki

    keturunan seara alamiah disebabkan tuba falopii istrinya mengalami kerusakan yang permanen. $amun kemudian

    mulai ada perkembangan yang mana kemudian program ini diterapkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau

    kelainan lainnya yang menyebabkan tidak dimungkin untuk memperoleh keturunan.

    Dalam melakukan fertilisasi=in=:irto transfer embrio dilakukan dalam tujuh tingkatan dasar yang dilakukan oleh

    petugas medis, yaitu 9

    a. Istri diberi obat pemiu o:ulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur mengeluarkan sel telur yang

    diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru dihentikan setelah sel=sel telurnya matang.

    b. +ematangan sel=sel telur dipantau setiap hari melalui pemeriksaan darah Istri dan pemeriksaan ultrasonografi.

    . +engambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum (pungsi) melalui :agina dengan tuntunan ultrasonografi.

    d. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur tersebut dibuahi dengan sel sperma suaminya yang

    telah diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik.

    e. Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri kemudian dibiakkan di dalam lemari

    pengeram. +emantauan dilakukan !=%> jam kemudian dan keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    3/46

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    4/46

    teknologi memang ada, namun usaha pemikiran etis jauh dari usaha untuk memau dan teknologi. 6ika kita lihat

    betapa banyak dana, tenaga dan perhatian dikerahkan untuk menguasai daya=daya alam melalui ilmu dan teknologi,

    perlu kita akui bahwa hanya sedikit sekali dilakukan untuk merefleksikan serta mengembangkan kualitas etis dari

    usaha=usaha raksasa itu. Situasi di uni:ersitas=uni:ersitas dan institut=institut penelitian lainnya menerminkan

    keadaan ini 9 ilmu dan teknologi digalakkan dengan ara mengagumkan, tapi sedikit sekali perhatian diberikan

    kepada studi mengenai masalah=masalah etisnya.

    -ukan saja sedikit sekali perhatian untuk etika dalam masyarakat, melainkan juga perhatian itu hampir selalu

    terlambat datang. +emikiran etis hanya menyusul perkembangan ilmiah=teknologis. -aru setelah problem=problem

    etis timbul, etika sebagai ilmu mulai diikutsertakan. efleksi etis tentang persenjataan nuklir baru dimulai, setelah

    bom atom pertama diledakkan. efleksi etis tentang reproduksi artifisial baru dikembangkan, sesudah bayi tabung

    pertama telah lahir dan eksperimen=eksperimen sudah lama diadakan. +erkembangan ilmiah teknologis selalu

    mendahului pemikiran etis. ang ideal adalah bahwa pemikiran etis mendahului dan mengarahkan perkembangan

    ilmiah teknologis, tapi ita=ita itu rasanya masih mustahil untuk diwujudkan. $amun demikian, perlu diatat bahwa

    disini ada beberapa perkembangan yang menggembirakan dan membesarkan hati. Salah satu diantaranya adalah

    munulnya komisi=komisi etika. -anyak negara modern sudah menjadi kebiasaan luas bahwa rumah sakit=rumah

    sakit dan proyek=proyek penelitian biomedis mempunyai komisi etika yang mendampingi dan mengawasi rumah sakit

    atau proyek penelitian itu dari sudut etis. omisi etika seperti itu bisa menjadi semaam Ehati nuraniB, agar rumah

    sakit memberi pelayanan yang sungguh=sungguh manusiawi. omisi dapat dikonsultasi jika direksi dan staf etis

    mengalami keraguan etis dalam menjalankan tugasnya, dan komisi sendiri dapat mengambil inisiatif juga, jika

    menurut pendapatnya telah terjadi pristiwa yang dari segi moral menimbulkan tanda tanya. omisi etika untuk setiap

    penelitian ilmiah yang elibatkan manusia sudah menjadi rutin di banyak negara.

    omisi itu harus menyetujui ranangan penelitian dan akan mendampingi seluruh penelitian selama proyek

    berlangsung. +erhatian untuk segi etis penelitian menjadi suatu sektor penting diantara masalah=masalah etis yang

    disebabkan ilmu dan teknologi. Setelah lebih dulu dibuat eksperimen dengan binatang perobaan atau ditempuh

    ara eksperimentasi lain lagi, mau tidak mau timbul saatnya bahwa tidak bisa dihindari lagi mengadakan perobaan

    langsung kepada manusia untuk menobai obat, prosedur medis baru, atau sebagainya.

    +erobaan=perobaan ini selalu harus dilaksanakan demikian rupa sehingga martabat manusia tetap dihormati.

    Dalam hal ini kekejaman=kekejaman yang dilakukan dokter=dokter nasional=sosialis di 6erman waktu re0im 5itler

    merupakan peringatan tetap bagi seluruh umat manusia. Tidak pernah bisa diterima kemajuan ilmiah yang diperoleh

    dengan memperkosa martabat manusia.

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    5/46

    Suatu gejala lain yang menggembirakan adalah keikutsertaan etika dalam penelitian genetika tentang gen=gen

    manusia. Di /merika Serikat pada tanggal ! 2ktober !''> seara resmi dimulai proyek penelitian raksasa yang

    bertujuan mempelajari bentuk dan isi gen=gen manusia. +royek yang diberi nama resmi The 5uman 3enom +rojet.

    +rojet ini akan memetakan dan menentukan runtunan seluruh D$/ genom manusia. Melalui proyek besar ini lokasi

    yang tepat dan runtunan nukleotida yang menyusun sekitar & biliyun D$/ genom manusia akan diketahui dan

    dikataligkan. Telah didirikan suatu institut khusus, yaitu $ational @enter for 5uman 3enome esearh, yang akan

    melaksanakan penelitian ini dalam kerjasama dengan organisasi=organisasi lain dalam dan luar negeri. Diperkirakan

    penelitian ini dapat diselesaikan dalam jangka waktu !F tahun. The 5uman 3enome +rojet ini telah dinilai proyek

    ilmiah yang tidak kalah ambisiusnya dengan proyek /pollo dalam tahun !'">=an yang bertujuan membawa manusia

    ke bulan.Tidak mustahil, informasi yang diperoleh dari penelitian ini menyebabkan re:olusi baru dibidang ilmu=ilmu

    biomedis dimasa datang. /kan tetapi, penelitian genetis yang kompleks ini mempunyai banyak implikasi medis yang

    berat. -agaimana informasi yang diperoleh disini akan dimanfaatkanC +enelitian seperti ini selalu dibayangi

    kekhawatiran bahwa manusia tergoda untuk memanipulasi gen=gennya sendiri dan akhirnya berusaha meniptakan

    keturunan yang serba super. Tapi masih ada banyak penyalahgunaan lain lagi yang dimungkinkan dengan penelitian

    anggih ini. Tidak mudah disangkal, dengan memulai penelitian genetis seperti itu manusia memikul tanggungjawab

    moral itu diakui sepenuhnya. Dari permulaannya seluruh proyek ini didampingi oleh 4thial, 8egal and Soial

    Impliations +rogram, suatu program yang menyoroti implikasi moral, yuridis dan sosial dari proyek penelitian ini

    (yang konon diberi jatah & A dari seluruh budgetnya). Dengan demikian mungkin untuk pertama kali dalam sejarah

    suatu proyek ilmiah besar menyoroti juga aspek=aspek non ilmiah, khususnya aspek=aspek etis. 5al itu merupakan

    tanda yang menggembirakan. ita hanya dapat mengharapkan bahwa dengan itu kesulitan=kesulitan etis dalam

    wilayah penelitian yang rawan ini dapat diatasi dengan memuaskan.

    1. S#23/T4 M2T54 DITI$6/# D/I S43I /3/M/

    1.!. Islam

    /da Gadha, ada Godar, diantaranya ada ihktiar. Godha adalah ketetapan /llah yang masih menjadi rahasia$ya,

    sementara Godar adalah ketetapan /llah yang telah menjadi fakta kejadian. Ini bagian dari rukun iman.

    Salah satu yang sering menjadi kegundahan manusia terkait dengan Hodha dan Hodar adalah seputar jodoh, anak

    dan rejeki. hususnya seputar anak. Siapa yang tidak berkehendak dirinya diberi keturunan anak=anak yang insya

    allah akan menjadi penerus generasinya.$amun apa daya ada Hadha dan Hodar yang harus diterimanya dengan

    keihklasan, yaitu tidak dikaruniai keturunan. /dakah sebuah ikhtiar untuk itu, maka sebagaimana nasehat seorang

    ulama kepada diri saya terkait dengan masalah keyakinan, beliau berkata9 kalau kita sakit, yakin kepada obat

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    6/46

    adalah syirik, meninggalkan obat adalah haram, maka wajib kita berobat namun harus dilakukan dengan ara

    sunnah.

    Maka bagi yang belum dikarunai keturunan, ikhtiar perlu juga dilakukan, namun bila berhasil janganlah yakin kepada

    hasil ikhtiar, ini bisa berakibat syirik, jangan pula sampai tidak berikhtiar karena selama masih ada usaha terletak

    harapan, dan seandainyapun melakukan berbagai maam ikhtiar, maka tetap gunakan prinsip=prinsip syariat dan

    sunnah agar kita tetap dalam jalan yang diridhoi$ya.

    Salah satu bentuk ikhtiar adalah upaya lewat bantuan teknologi yang kemudian dikenal dengan bayi tabung. Masalah

    ini termasuk ke dalam bab fiHih kontemporer, sebuah kajian fiHih yang sedikit rumit, lantaran belum pernah terjadi di

    masa lampau. Sehingga para ulama di masa lalu tidak pernah menulisannya. #ntuk itu diperlukan ijtihad yang

    bersifat komprehensif, aktual serta tingkat kefaHihan yang mumpuni untuk menjawabnya.-erikut ini adalah petikan

    sejumlah pendapat seputar bayi tabung.

    Menurut 7atwa M#I (hasil komisi fatwa tanggal !& 6uni !''), Dewan +impinan Majelis #lama Indonesia

    memfatwakan sebagai berikut 9

    a. -ayi tabung dengan sperma lan o:um dari pasangan suami isteri yang sah hukumnya mubah (boleh), sebab hak

    ini termasuk ikhiar berdasarkan kaidahkaidah agama.

    b. -ayi tabung dari pasangan suami=isteri dengan titipan rahim isteri yang lain (misalnya dari isteri kedua dititipkan

    pada isteri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a0=0ari

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    7/46

    Dia menjadikan mandul siapa yang Dia dikehendaki. (GS. 1%9F>)

    $amun demikian ada fatwa lain yang dikeluarkan oleh Majelis Mujamma< 7iHih Islami. Majelis ini menetapkan

    sebagai berikut9

    +ertama9 8ima perkara berikut ini diharamkan dan terlarang sama sekali, karena dapat mengakibatkan perampuran

    nasab dan hilangnya hak orang tua serta perkara=perkara lain yang dikeam oleh syariat.

    a. Sperma yang diambil dari pihak lelaki disemaikan kepada indung telur pihak wanita yang bukan istrinya kemudian

    diangkokkan ke dalam rahim istrinya.

    b. Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada sperma yang diambil dari pihak lelaki yang bukan

    suaminya kemudian diangkokkan ke dalam rahim si wanita.

    . Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sepasang suami istri, kemudian diangkokkan ke

    dalam rahim wanita lain yang bersedia mengandung persemaian benih mereka tersebut.

    d. Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanita lain kemudian diangkokkan ke dalam

    rahim si istri.

    e. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorang suami dan istrinya, kemudian

    diangkokkan ke dalam rahim istrinya yang lain.

    edua9 Dua perkara berikut ini boleh dilakukan jika memang sangat dibutuhkan dan setelah memastikan keamanan

    dan keselamatan yang harus dilakukan, sebagai berikut9

    a. Sperma tersebut diambil dari si suami dan indung telurnya diambil dari istrinya kemudian disemaikan dan

    diangkokkan ke dalam rahim istrinya.

    b. Sperma si suami diambil kemudian di suntikkan ke dalam saluran rahim istrinya atau langsung ke dalam rahim

    istrinya untuk disemaikan.

    Seara umum beberapa perkara yang sangat perlu diperhatikan dalam masalah ini adalah aurat :ital si wanita harus

    tetap terjaga (tertutup) demikian juga kemungkinan kegagalan proses operasi persemaian sperma dan indung telur

    itu sangat perlu diperhitungkan. Demikian pula perlu diantisipasi kemungkinan terjadinya pelanggaran amanah dari

    orang=orang yang lemah iman di rumah=rumah sakit yang dengan sengaja mengganti sperma ataupun indung telur

    supaya operasi tersebut berhasil demi mendapatkan materi dunia. 2leh sebab itu dalam melakukannya perlu

    kewaspadaan yang ekstra ketat.

    Sementara itu Syaikh $ashiruddin /l=/lbani sebagai tokoh ahli sunnah wal jamaah berpendapat lain, beliau

    berpendapat sebagai berikut 9 ETidak boleh, karena proses pengambilan mani (sel telur wanita) tersebut

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    8/46

    berkonsekuensi minimalnya sang dokter (laki=laki) akan melihat aurat wanita lain. Dan melihat aurat wanita lain

    (bukan istri sendiri) hukumnya adalah haram menurut pandangan syariat, sehingga tidak boleh dilakukan keuali

    dalam keadaan darurat.

    Sementara tidak terbayangkan sama sekali keadaan darurat yang mengharuskan seorang lelaki memindahkan

    maninya ke istrinya dengan ara yang haram ini. -ahkan terkadang berkonsekuensi sang dokter melihat aurat suami

    wanita tersebut, dan ini pun tidak boleh.

    8ebih dari itu, menempuh ara ini merupakan sikap taklid terhadap peradaban orang=orang -arat (kaum kuffar)

    dalam perkara yang mereka minati atau (sebaliknya) mereka hindari. Seseorang yang menempuh ara ini untuk

    mendapatkan keturunan dikarenakan tidak diberi ri0ki oleh /llah berupa anak dengan ara alami (yang dianjurkan

    syariat), berarti dia tidak ridha dengan takdir dan ketetapan /llah Subhanahu wa Ta

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    9/46

    ianya dikira sebagai ara terhormat.

    +endapat lain pertama mengatakan hukumnya boleh (ja

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    10/46

    penghilangan nasab, yang telah diharamkan oleh ajaran Islam.

    Diriwayatkan dari /bu 5urairah / bahwa dia telah mendengar asulullah S/ bersabda ketika turun ayat li

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    11/46

    lain. Misalnya suaminya mandul, istrinya tidak, maka dengan adanya bank sperma, boleh memilih. Masih mending

    istrinya sendiri yang hamil. /da yang dikandung oleh wanita lain ini yang disebut dengan surrogate mother. Makin

    lama berkembang makin aneh=aneh. ang paling elaka lagi adalah pasangan suami istri yang tidak mau susah,

    lantas mengambil sperma orang lain, ditanam di orang lain, tapi waktu keluar bayi, karena sudah ada semaam

    perjanjian, bayi itu menjadi anak mereka.

    Dalam sebuah artikel ada seorang bernama /deley, ia membuat metode oots untuk mengetahui silsilah pribadinya

    karena orang tuanya menyembunyikan identitasnya. /khirnya ia bunuh diri karena menemukan dirinya adalah anak

    adopsi. Dari sini kita melihat isu yang lain, yaitu kloning, terutama pada manusia. ang non=human sudah lama

    dilakukan, yang pertama pada tumbuh=tumbuhan yang dikenal dengan ara stek atau angkok. Ini semua kloning,

    asal katanya lone.

    @abang atau ranting dikembangbiakkan atau dihidupkan kembali. Dari kloning kita kemudian masuk kepada geneti

    engineering. Ini menjadi suatu kesatuan, rekayasa genetika. ita mengenal adanya D$/, bagian dari kromosom dan

    gen. Sekedar penambahan informasi saja, manusia, laki=laki atau perempuan ditentukan oleh kromosom. romosom

    manusia itu semuanya 1" buah. anita OO, pria O. alau kromosom diumpamakan seperti buku, maka gen adalah

    informasi yang ada dalam buku tersebut, dengan sistem yang disebut double heliP. Isi dari gen ini disebut dengan

    protein D$/ (deoPyribonulei aid). Ini yang membentuk susunan gen. loning bermain=main dengan kromosom

    atau sel khususnya yang disebut dengan kromosom seks. Maka di dalam pembentukan awal hidup ini bukan saja

    mereka mau mempunyai anak, menentukan jenis kelaminnya laki=laki atau perempuan, namun juga akhirnya

    mengembangkan yang di luar kromosom seks, mau membuat manusia fotokopi. Main=main dengan gen ini membuat

    satu proyek yang disebut dengan genome projet. Ini suatu hal yang berkaitan dengan kloning dan geneti

    engineering.

    loning akhirnya mau membuat manusia fotokopi. ang lebih elaka lagi selain kloning yang paling baru adalah

    genome projet ini. 3enome ini dari kata gen dan naming, menamakan gen, atau gene mapping. Tujuan pertamanya

    sebenarnya baik, untuk penyakit=penyakit tertentu, seperti kanker=kanker tertentu yang ada kaitan dengan genetik,

    penyakit genetik. alau penyakit influen0a, muntaber, itu bukan genetik, itu disebabkan bakteri atau :irus. Tapi ada

    penyakit tertentu dari gen. 6adi kalau bisa diketahui mana gen yang salah, bisa diobati dengan terapi seara genetik.

    Saya pribadi melihat ide ini baik dan setuju. Tapi kemudian yang menyimpang adalah bukan lagi main=main dengan

    genetik, tapi playing 3od. alau dalam kloning kita mengenal proyek Dolly dan +olly. Tapi yang paling baru adalah

    proyek yang disebut /ndi. ang terjadi adalah satu embrio kera yang gennya dimanipulasi dengan ara D$/nya

    dimasuki dengan D$/ ubur=ubur. Maka lahirlah si /ndi ini, monyet yang jarinya mempunyai sisik seperti bebek atau

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    12/46

    katak. Dan mukanya liin berair, seperti kulit ubur=ubur, dan berwarna ungu. 5anya saja semua proses kloning

    mempunyai kelemahan yaitu aging proess=nya sangat epat. Sehingga life ePpetation. Tapi kemudian yang

    menyimpang adalah bukan lagi main=main dengan genetik, tapi playing 3od.

    F.&. 5indu

    etut ilamurti, S./g dari +arisada 5indu Dharma Indonesia (+D5I) dan -hikku Dhammasubho Mahathera dari

    onferensi Sangha /gung Indonesia (/SI), menyatakan9 Q4mbrio adalah mahluk hidup. Sejak bersatunya sel telur

    dan sperma, ruh -rahman sudah ada didalamnya, tanda=tanda kehidupan ini jelas terlihat. arena itu, menggunakan

    sel puna dari embrio sama dengan aborsi, pembunuhan.

    F.1. -udha

    Seara umum, definisi loning adalah proses memperbanyak materi biologi yang dapat menakup D$/, sel, tissue,

    organ, maupun organisme, dimana materi yang diperbanyak tersebut (lone) memiliki D$/ yang sama dengan

    induknya. arena D$/ (deoPyribonulei aid) menyimpan informasi genetik, maka lone memiliki informasi genetik

    yang sama dengan induknya. /da & jenis loning9

    a. D$/ @loning

    D$/ loning juga dikenal dengan sebutan moleular loning, reombinant D$/ tehnology, dan gene loning. Sesuai

    definisi yang diberikan di atas, maka materi biologi yang dilone dalam proses D$/ loning adalah D$/ itu sendiri.

    Dengan demikian, boleh dikatakan D$/ loning adalah jenis loning yang paling sederhana diantara ketiga jenis

    loning. Ilmuwan menggunakan reombinant D$/ tehnology untuk memproduksi protein (protein ePpression R

    purifiation) , mentransfeksi sel (transfetion) untuk mempelajari fungsi protein tersebut di dalam sel, dan untuk

    berbagai aplikasi biologi lainnya. arena proses D$/ loning sama sekali tidak merugikan makhluk hidup, maka D$/

    loning tentunya tidak bertentangan dengan etika -uddhis. D$/ loning merupakan teknik biologi yang digunakan

    seara luas dan bebas di laboratori=laborato ri biologi di seluruh dunia.

    b. Therapeuti @loning

    Therapeuti loning adalah proses loning tissue maupun organ, dimana hasil lone tissue*organ tersebut hanya

    akan digunakan untuk keperluan terapi medik. Therapeuti loning diawali dengan proses somati ell nulear

    transfer (S@$T), dimana nuleus (inti sel) dari o:um (sel telur) diganti dengan nuleus dari sel somatik yang akan

    dilone (induk). Sel somatik menakup sel=sel tubuh keuali sel reproduktif (sperma dan o:um). Dengan kata lain,

    S@$T terdiri dari & tahap, yakni !) melenyapkan* membuang nuleus o:um, %) mengambil nuleus somatik, &)

    menaruh nuleus somatik tersebut ke dalam o:um yang telah tak bernuleus. 6adi proses mikroskopik S@$T ini akan

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    13/46

    menghasilkan sel o:um yang nuleusnya berasal dari (telah diganti dengan) sel somatik. Sel o:um yang memiliki

    genetik yang sama dengan sel somatik (induk) ini kemudian akan berkembang menjadi blastoyst (tahap awal dalam

    pembuahan) yang mengandung stem ell, yakni sel yang mampu berkembang (differentiate) menjadi berbagai jenis

    sel tubuh. Stem ell inilah yang akan kemudian dibuat (indued) berkembang mejadi tissue maupun organ.

    Singkatnya, bila anda ingin mendapat jantung baru karena jantung lama anda telah rusak, maka ilmuwan akan

    mengambil sel tubuh anda (misalnya sel kulit anda), kemudian mengambil inti sel kulit anda tersebut dan

    memasukannya ke dalam sel o:um (dari pendonor wanita) yang telah dilenyapkan inti selnya terdahulu. emudian

    sel tersebut dibiarkan berkembang, dan stem ell yang dihasilkan akan diambil untuk dibuat tumbuh menjadi jantung

    baru anda.

    Manfaatnya sangat besar +asien yang mengalami kegagalan jantung, ginjal, dan organ penting lainnya dapat

    memperoleh organ baru. Mengapa kita tidak ukup mengambil organ dari pendonorC arena sangat sulit menari

    donor yang ook dengan kita (immunohistoompati bility). 2rgan yang tidak ook akan menyebabkan immune

    system kita menyerang organ tersebut karena tubuh kita menganggap organ tersebut sebagai asing. /kibatnya

    organ tersebut akan mengalami kegagalan. 6adi manfaat therapeuti loning itu jelas, yakni sebagai alternatif baru

    untuk terapi medik.

    alau belum terdapat kesepakatan antara para ilmuwan biologi dan kaum terpelajar -uddhis lainnya tentang

    therapeuti loning ini, akan tetapi jelas bahwa dalam -uddhisme sel=sel tubuh kita tak dianggap sebagai makhluk

    hidup. akni, tidak dikenal bahwa masing=masing sel, tissue, maupun organ di tubuh kita itu memiliki unsur batiniah

    (+ali9 nama). 6adi sel o:um dan sperma bukanlah termasuk makhluk hidup yang memiliki kesadaran. Tetapi setelah

    terjadinya pembuahan (bersatunya o:um dan sperma), maka terbentuklah seara perlahan=lahan sel=sel yang akan

    tumbuh menjadi fetus melalui proses yang dikenal sebagai embryogenesis. -ayi yang lahir tersebut memiliki unsur

    batiniah (nama) dan fisik (rupa). 6adi pertanyaannya adalah, EDi tahap mana dari embryogenesis ini mulai

    terbentuknya kesadaranCB

    +ertanyaan ini penting karena dalam pandangan -uddhis, makhluk hidup terdiri dari unsur batiniah (nama) dan fisik

    (rupa) (ef9 Samyutta $ikaya !%.%). 5ubungan antara unsur batiniah dan fisik ini adalah sangat erat dan tak bisa

    dipisahkan. Tanpa telinga dan sistem syaraf pendengaran, kita tak akan mampu mendengar. Tanpa kesadaran yang

    ukup kuat, misalnya sewaktu lagi tertidur, kita juga tak akan mampu mendengar suara=suara halus yang mampu kita

    dengar sewaktu kita terjaga. 6adi hubungan antara unsur batiniah dan fisik ini sangatlah erat dan sulit dipisahkan.

    Mereka saling membutuhkan. Tapi kapankah terbentuknya unsur batiniah ini dalam proses embryogenesisC

    Stem ell terbentuk sekitar 1=F hari setelah pembuahan (fertili0ation) . Dalam tahap ini, tidak ditemukan bukti=bukti

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    14/46

    adanya kesadaran. arena kesadaran sangat erat hubungannya dengan sistem syaraf, yakni tanpa sistem syaraf

    kesadaran kita tak akan berfungsi, maka patut kita teliti kapan mulai terbentuknya sistem syaraf dalam proses

    embryogenesis ini. +roses terbentuknya sistem syaraf dalam embryogenesis dikenal sebagai neurulation, dan

    prosesnya dimulai sekitar minggu ketiga setelah pembuahan (ef9 /m 6 Med 3enet @ Semin Med 3enet, !&F@(!)9 %=

    ). Ini adalah saat yang paling awal embryo tersebut dapat dikatakan memiliki sistem syaraf. Saat ini sistem

    syarafnya masih baru saja mulai terbentuk, dan tentunya masih jauh dari selesai. 2leh karena alasan inilah, maka

    tahap embryogenesis di hari 1=F post=fertili0ation itu masih belum dapat tergolong sebagai makhluk hidup. Dan

    pengambilan stem ell dari tahap embryogenesis ini seharusnya tak dianggap sebagai pembunuhan karena belum

    dapat tergolong sebagai makhluk hidup, yakni belum terdapat bukti telah terbentuknya kesadaran. Dari argumen ini,

    maka therapeuti loning, andaikata saja dilakukan di minggu pertama pembuahan, tak dapat disebut sebagai

    pembunuhan. Dengan sendirinya, praktek therapeuti loning seharusnya tak dianggap bertentangan dengan etika

    -uddhis.

    . eproduti:e loning

    eproduti:e loning adalah proses membuat organisme baru (lone) dimana D$/ lone tersebut memiliki identitas

    yang sama dengan D$/ induknya. +roses yang digunakan dalam reproduti:e loning adalah sama dengan proses

    therapeuti loning, akan tetapi embryo yang terbentuk tersebut dibiarkan berkembang di dalam rahim (surrogate

    mother).

    -erbagai manfaat reproduti:e loning antara lain, teraihnya ras unggul di dalam industri peternakan yang akan

    menghasilkan hewan=hewan dan produk hewan yang unggul, membangkitkan kembali speies yang telah punah,

    dst.

    -uddhisme berpendapat bahwa munulnya*terbentuk nya makhluk hidup bukanlah berasal dari hasil iptaan, akan

    tetapi berasal dari kegelapan batin (ef9 Samyutta $ikaya !%.%). arena kegelapan batin inilah, makhluk bertumimba

    lahir. Dengan lenyapnya kegelapan batin ini, maka lenyap juga tumimba lahir ini. Di sini tak dikenal adanya ego (roh,

    inti, keabadian mutlak), dan makhluk hidup terus bertumimba lahir dikarenakan kegelapan batin ini. /jaran ini dikenal

    juga sebagai hukum sebab akibat (+ali9 patiasamupada) , yakni terbentuknya segala sesuatu adalah karena

    adanya penyebab. Dengan berakhirnya penyebab tersebut, maka berakhir pula akibatnya. 2leh karena itu, konsep

    reproduti:e loning tidak dapat dikatakan bertentangan dengan ajaran -uddha. @loning sebenarnya bukanlah

    proses ilmiah yang aneh dalam pandangan -uddisme karena -uddhisme selalu memandang segala sesuatu

    sebagai rantaian sebab akibat. +roses loning hanya dapat berhasil setelah ilmuwan mengerti sebab akibatnya,

    yakni embryo dapat terbentuk dari hasil pembelahan sel o:um yang bernuleus diploid (% set kromosom). Dengan

    menyediakan kondisi yang ook untuk perkembangan embryo, maka tak heran bayi akan terbentuk. 6adi bila

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    15/46

    kondisi yang tepat ada, maka akan bersatulah unsur batiniah (nama) dan fisik (rupa) yang kemudian akan lahir

    menjadi seorang bayi.

    alau dalam aspek filsafat, reproduti:e loning tak bertentangan dengan ajaran -uddha, akan tetapi dalam aspek

    pragmati, reproduti:e loning masih mengalami banyak permasalahan teknis. -anyak bukti=bukti yang menunjukan

    bahwa lone memiliki abnormalitas yang belum jelas penyebabnya. Ilmuwan berpendapat bahwa inti sel yang

    diambil dari induk tersebut mungkin tak optimal untuk dipakai dalam loning karena semakin pendeknya telomere

    (ujung D$/ akan menjadi semakin pendek setiap kali sel membelah diri). -anyak lone yang tak dapat hidup

    sepanjang usia induk mereka. Maka ilmuwan seharusnya memikul tanggung jawab yang berat ini, dan seharusnya

    reproduti:e loning tidak dipraktekan, apalagi dalam skala besar, sampai setelah permasalahan teknis ini telah

    dapat ditanggani. Tetapi tentunya untuk menanggani permasalahan teknis ini diperlukan perobaan, eksperimen.

    Dan eksperimen=eksperimen ini tentunya memiliki keenderungan= keenderungan yang membentrok dengan etika

    -uddhis. Seandainya di masa depan proses loning ini sudah tak mengalami permasalahan teknis, maka

    reproduti:e loning mungkin akan dijadikan praktek masyarakat umum.

    Qthis Dhamma is ompared to a raft, for the purpose of rossing o:er, not for holding onto. ou should let go e:en of

    Dhammas, to say nothing of non=Dhammas. Q (Majjhima $ikaya %%)

    F. S#23/T4 M2T54 DITI$6/# D/I S43I 5##M

    F.!. +ermasalahan 5ukum +erdata yang Timbul Dalam Inseminasi -uatan (-ayi Tabung)

    Inseminasi buatan menjadi permasalahan hukum dan etis moral bila sperma*sel telur datang dari pasangan keluarga

    yang sah dalam hubungan pernikahan. 5al ini pun dapat menjadi masalah bila yang menjadi bahan pembuahan

    tersebut diambil dari orang yang telah meninggal dunia. +ermasalahan yang timbul antara lain adalah 9

    a. -agaimanakah status keperdataan dari bayi yang dilahirkan melalui proses inseminasi buatanC

    b. -agaimanakah hubungan perdata bayi tersebut dengan orang tua biologisnyaC /pakah ia mempunyai hak

    mewarisC

    . -agaimanakah hubungan perdata bayi tersebut dengan surogate mother=nya (dalam kasus terjadi penyewaan

    rahim) dan orang tua biologisnyaC Darimanakah ia memiliki hak mewarisC

    F.%. Tinjauan dari Segi 5ukum +erdata Terhadap Inseminasi -uatan (-ayi Tabung)

    a. 6ika benihnya berasal dari Suami IstriU 6ika benihnya berasal dari Suami Istri, dilakukan proses fertilisasi=in=:itro

    transfer embrio dan diimplantasikan ke dalam rahim Istri maka anak tersebut baik seara biologis ataupun yuridis

    mempunyai satus sebagai anak sah (keturunan genetik) dari pasangan tersebut. /kibatnya memiliki hubungan

    mewaris dan hubungan keperdataan lainnya.

    b. 6ika ketika embrio diimplantasikan ke dalam rahim ibunya di saat ibunya telah bererai dari suaminya maka jika

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    16/46

    anak itu lahir sebelum &>> hari pereraian mempunyai status sebagai anak sah dari pasangan tersebut. $amun jika

    dilahirkan setelah masa &>> hari, maka anak itu bukan anak sah bekas suami ibunya dan tidak memiliki hubungan

    keperdataan apapun dengan bekas suami ibunya. Dasar hukum ps. %FF #5+er.

    . 6ika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami, maka seara yuridis status anak itu adalah

    anak sah dari pasangan penghamil, bukan pasangan yang mempunyai benih. Dasar hukum ps. 1% ## $o. !*!'1

    dan ps. %F> #5+er. Dalam hal ini Suami dari Istri penghamil dapat menyangkal anak tersebut sebagai anak sah=

    nya melalui tes golongan darah atau dengan jalan tes D$/. (-iasanya dilakukan perjanjian antara kedua pasangan

    tersebut dan perjanjian semaam itu dinilai sah seara perdata barat, sesuai dengan ps. !&%> dan !&& #5+er).

    !) 6ika salah satu benihnya berasal dari donor

    a. 6ika Suami mandul dan Istrinya subur, maka dapat dilakukan fertilisasi=in=:itro transfer embrio dengan persetujuan

    pasangan tersebut. Sel telur Istri akan dibuahi dengan Sperma dari donor di dalam tabung petri dan setelah terjadi

    pembuahan diimplantasikan ke dalam rahim Istri. /nak yang dilahirkan memiliki status anak sah dan memiliki

    hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya sepanjang si Suami tidak menyangkalnya dengan melakukan

    tes golongan darah atau tes D$/. Dasar hukum ps. %F> #5+er.

    b. 6ika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami maka anak yang dilahirkan merupakan

    anak sah dari pasangan penghamil tersebut. Dasar hukum ps. 1% ## $o. !*!'1 dan ps. %F> #5+er.

    %) 6ika semua benihnya dari donor

    a. 6ika sel sperma maupun sel telurnya berasal dari orang yang tidak terikat pada perkawinan, tapi embrio

    diimplantasikan ke dalam rahim seorang wanita yang terikat dalam perkawinan maka anak yang lahir mempunyai

    status anak sah dari pasangan Suami Istri tersebut karena dilahirkan oleh seorang perempuan yang terikat dalam

    perkawinan yang sah.

    b. 6ika diimplantasikan ke dalam rahim seorang gadis maka anak tersebut memiliki status sebagai anak luar kawin

    karena gadis tersebut tidak terikat perkawinan seara sah dan pada hakekatnya anak tersebut bukan pula anaknya

    seara biologis keuali sel telur berasal darinya. 6ika sel telur berasal darinya maka anak tersebut sah seara yuridis

    dan biologis sebagai anaknya.

    Dari tinjauan yuridis menurut hukum perdata barat di Indonesia terhadap kemungkinan yang terjadi dalam program

    fertilisasi=in=:itro transfer embrio ditemukan beberapa kaidah hukum yang sudah tidak rele:an dan tidak dapat

    mengo:er kebutuhan yang ada serta sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang ada khususnya mengenai

    status sahnya anak yang lahir dan pemusnahan kelebihan embrio yang diimplantasikan ke dalam rahim ibunya.

    Seara khusus, permasalahan mengenai inseminasi buatan dengan bahan inseminasi berasal dari orang yang

    sudah meninggal dunia, hingga saat ini belum ada penyelesaiannya di Indonesia. +erlu segera dibentuk peraturan

    perundang=undangan yang seara khusus mengatur penerapan teknologi fertilisasi=in=:itro transfer embrio ini pada

    manusia mengenai hal=hal apakah yang dapat dibenarkan dan hal=hal apakah yang dilarang.

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    17/46

    F.&. asus Inseminasi -uatan di /merika Serikat

    Mary -eth hitehead sebagai ibu pengganti (surrogate mother) yang berprofesi sebagai pekerja kehamilan dari

    pasangan illiam dan 4li0abeth Stern pada akhir tugasnya memutuskan untuk mempertahankan anak yang

    dilahirkannya itu. Timbul sengketa diantara mereka yang kemudian oleh +engadilan $ew 6ersey, ditetapkan bahwa

    anak itu diserahkan dalam perlindungan ayah biologisnya, sementara Mrs. Mary -eth hitehead (ibu pengganti)

    diberi hak untuk mengunjungi anak tersebut.

    F.1. $egara 8ain

    $egara yang memberlakukan hukum Islam sebagai hukum negaranya, tidak diperbolehkan dilakukannya inseminasi

    buatan dengan donor dan dan sewa rahim. $egara Swiss melarang pula dilakukannya inseminasi buatan dengan

    donor. Sedangkan 8ybia dalam perubahan hukum pidananya tanggal Desember !'% melarang semua bentuk

    inseminasi buatan. 8arangan terhadap inseminasi buatan dengan sperma suami didasarkan pada premis bahwa hal

    itu sama dengan usaha untuk mengubah ranangan iptaan Tuhan.

    sumber

    !. -arnett 6. #S Italian 4Pperts +lan to @lone 5umansB.4=mail9 http9**daily news. yahoo.om*h*nm*%>>!>&>'*ts*italy=

    kloning=d=%.html.

    %. ilmut I, Shnieke,/4.Mhir6, ind /6,@ampbell 5S.?iable offspring deri:ed from fetal and adult mammalian

    ells,$ature,!''';&F9!>=&.

    &. Stillman 6. 5uman loning tehniHues.http9**a.psu.edu*Jgsg !>'*Hs * em >!>>%.html.

    1. 4ibert, D.M. 5uman kloning, Myths. Medial -enefits and @onstitutional ights.# R I Maga0ine, inter !'''

    4dition.

    F. 5uman loning 7oundation. The benefits of human kloning. Internet9 http9 ** www.

    humanloning.org*benefits.htm,!''.

    ". ert0 D@.+roposed anadian E5uman reproduti:e and geneti tehnologies

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    18/46

    atB.Internet9**www.geneletter.org*>!'*anadian.ht,!''.

    . -eardsley, T., Marh, & !'', / @lone in Sheeps @lothing, http9**www.siam.om *artile. fmCartile

    IDV>>>'->D=-D1>=!@F'= -%>'4@F4D'7 R page $umberV!RatIDV1.

    . oslin @loning TehniHues, http9**home.hawaii.rr.om*johns*art.htm

    '. 5onolulu @loning TehniHues, http9**home.hawaii.rr.om*johns*aht.htm

    !>. obinson -/. 4thial aspets of human loning. http9 **www. religioustolerane. org*kloning.htm.8ast updated

    !''',7eb=%1.

    !!. 5anafiah M6. -eberapa Isu -ioetika Dalam 2bstetri Dan 3inekologi, +idato +urnabakti Sebagai 3uru -esar

    Tetap 7=#S#,%>>&9&=.

    !%. Shannon T/. /n Introdution to -ioethis (+engantar -ioetika), diterjemahkan oleh -ertens . +enerbit +T.

    3ramedia +ustaka #tama, 6akarta9!=", !&!=1&.

    !&. @asartelli + +oll9Most /merians Say loningis rong.Internet9 http9 **prineton.edu*+oll.html,!''.

    !1. Samil S. Masalah -ioetik dalam rekayasa 3enetika edokteran, +ertemuan $asional II -ioetika dan

    5umaniora. -andung &! 2ktober W % $opember %>>%.

    !F. The /merian @ollege of 2bstetriians and 3yneologists. 4this in 2bstetris and 3yneology, ashington D@,

    %>>%.

    !". DiPon, +atrik. /:ailable from9 http9**www.human loning latest news. htm.%>>&.

    !. Subiyanto, 4tika dalam Teknologi eproduksi -uatan. +ertemuan $asional II -ioetika dan 5umaniora, -andung,

    &! 2kt.=% $o:.%>>%.

    !. -ertens, ., 4tika 9 Seri 7ilsafat Seri 9 !F. 3ramedia +ustaka #tama, 6akarta, !''&

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    19/46

    !'. Sofyan Mustika., et all (ed), -idan Menyongsong Masa Depan, ++ I-I, 6akarta, %>>&

    Perkembangan teknologi di bidang kedokteran, telah menemukan metode baru yaitu

    inseminasi buatan yang dikenal dengan sebutanin vitro fertilization(program bayi

    tabung). Teknologi kedokteran ini ditemukan pada tahun 1970-an yang

    dikembangkandengan tujuan untuk mengatasi masalah bagi pasangan suami istri yang

    tidak bisa mendapatkan keturunan (mandul). Sejalan dengan pembuahanin virto

    fertilization(IVF)yang semakin pesat, muncul idesurrogate mother(ibu

    pengganti/sewa rahim/gestational agreement) yaitu wanita yang bersedia disewa

    rahimnya, dengan suatu perjanjian untuk mengandung, melahirkan, dan menyerahkan

    kembali bayinya dengan imbalan sejumlah materi kepada pasangan suami istri yang

    tidak bisa mempunyai keturunan karena istri tersebut tidak bisa mengandung.

    Ditinjau dari aspek teknologi dan ekonomi proses surrogate mother ini cukup

    menjanjikan terhadap penanggulangan beberapa kasus infertilitas, tetapi ternyata

    proses ini terkendala oleh aturan perundang-undangan yang berlaku serta

    pertimbangan etika, norma-norma yang berlaku di Indonesia. Begitu juga dengan

    perjanjian yang dibuat, apakah bisa berlaku berdasarkan hukum perikatan nasional,terlebih-lebih objek yang diperjanjikan sangatlah tidak lazim, yaitu rahim, baik sebagai

    benda maupun difungsikan sebagai jasa.

    Prakteksurrogate motheratau lazim diterjemahkan dalam Bahasa

    Indonesia dengan ibu pengganti/sewa rahim tergolong metode atau upaya kehamilan di

    luar cara yang alamiah. Dalam hukum Indonesia, praktek ibu pengganti secara implisit

    tidak diperbolehkan. Dalam pasal 127 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (UU

    Kesehatan) diatur bahwa upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan

    oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan:a) hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan

    ditanamkandalam rahim istri dari mana ovum berasal;

    b) dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk

    itu;

    c) pada fasilitas pelayanan kesehatan tertntu.

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    20/46

    Hal ini berarti bahwa metode atau kehamilan di luar cara alamiah selain yang diatur

    dalam pasal 127 UU Kesehatan, termasuk ibu pengganti (surrogate mother), secara

    hukum tidak dapat dilakukan di Indonesia. Larangan ini juga termuat dalam pasal 16 UU

    Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (lama), yang menegaskan bahwa kehamilan

    di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk membantu suami

    istri mendapat keturunan, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :

    73/Menkes/Per/II/1999 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi Reproduksi

    Buatan : Pasal 4, juga menegaskan bahwa pelayanan teknologi reproduksi buatan

    hanya dapat diberikan kepada pasangan suami istri yang terikat perkawinan yang sah

    dan sebagai upaya terakhir untuk memperoleh keturunan serta berdasarkan suatu

    indikasi medik. Dari kedua peraturan perundang-undangan tersebut, terdapat

    kesamaan yang menegaskan bahwa bayi tabung yang diperbolehkan hanya kepada

    pasangan suami isteri yang sah, lalu menggunakan sel sperma dan sel telur dari

    pasangan tersebut yang kemudian embrionya ditanam dalam rahim isteri bukan wanita

    lain atau menyewa rahim. Bagi masyarakat yang hendak melakukannya

    (surrogate mother), diancam sangsi pidana (pasal 82 UU No. 23 Tahun 1992). Hal ini

    dilakukan untuk menjamin status anak tersebut sebagai anak sah dari pasangan suami

    isteri tersebut.

    Bentuk-bentuk Penyewaan Rahim

    1. Benih isteri (ovum) disenyawakan dengan benih suami (sperma), kemudian

    dimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Kaedah ini digunakan dalam keadaan isterimemiliki benih yang baik, tetapi rahimnya dibuang kerana pembedahan, kecacatan yang

    terus, akibat penyakit yang kronik atau sebab-sebab yang lain.

    2. Sama dengan bentuk yang pertama, kecuali benih yang telah disenyawakan

    dibekukandan dimasukkan ke dalam rahim ibu tumpang selepas kematian pasangan

    suami isteri itu.

    3. Ovum isteri disenyawakan dengan sperma lelaki lain (bukan suaminya) dan

    dimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Keadaan ini apabila suami mandul dan isteri

    ada halangan atau kecacatan pada rahimnya tetapi benih isteri dalam keadaan baik.

    4. Sperma suami disenyawakan dengan ovum wanita lain, kemudian dimasukkan ke

    dalam rahim wanita lain. Keadaan ini berlaku apabila isteri ditimpa penyakit pada ovari

    dan rahimnya tidak mampu memikul tugas kehamilan, atau isteri telah mencapai tahap

    putus haid (menopause).

    5. Sperma suami dan ovum isteri disenyawakan, kemudian dimasukkan ke dalam rahim

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    21/46

    isteri yang lain dari suami yang sama. Dalam keadaan ini isteri yang lain sanggup

    mengandungkan anak suaminya dari isteri yang tidak boleh hamil.

    Sewa Rahim dalam Tinjauan Hukum Perdata

    Sewa menyewa rahim pada prakteknya sangat berhubungan dengan hukum perjanjian

    atau perikatan. Menurut pasal 1313 KUH Perdata, perjanjian didefinisikan sebagai

    sesuatu perbuatan dimana seseorang atau beberapa orang mengikatkan dirinya

    kepada seorang atau beberapa orang lain. Dengan kata lain masing-masing orang yang

    mengadakan perjanjian mempunyai keterikatan, mengikatkan diri pada sebuah

    perjanjian. Kemudian pada pasal 1233 KUH Perdata, perikatan ditegaskan sebagai

    sesuatu yang dilahirkan karena perjanjian maupun undang-undang. Karena itu,

    berdasarkan kedua pasal tersebut semua yang tercantum atau diperjanjikan merupakan

    undang-undang bagi mereka dan termasuk kepada unsur perjanjian.

    Selain itu, untuk mengetahui sahnya suatu perjanjian maka persyaratan dari suatu

    perjanjian harus dipenuhi oleh para pihak. Dalam pasal 1320 syarat sahnya suatu

    perjanjian meliputi bebarapa hal antara lain :

    1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya.

    2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.

    3. Suatu pokok persoalan tertentu.

    4. Suatu sebab yang tidak terlarang.

    Menurut Desriza Ratman, perjanjian pada praktik surrogate mother dianggap tidak sahjika tidak memenuhi salah satu persyaratan tersebut, antara lain persyaratan tentang

    adanya sebab yang halal. Surrogate mother dinyatakan tidak sah dengan alasan

    tersebut dengan dalil sebagai berikut :

    1. Melanggar peraturan perundang-undangan yang ada (hukum positif):

    a. UU RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 127 ayat (1) yang berbunyi:

    upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami-istri

    yang sah dengan ketentuan:

    1) Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan

    dalam rahim istri dari mana ovum berasal;

    2) Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk

    itu;

    3) Pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.

    b. Permenkes RI No.73/Menkes/PER/II/1999 tentang Penyelenggaraan Pelayanan

    Teknologi Reproduksi Buatan.

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    22/46

    1) Pasal 4 : Pelayanan teknologi reproduksi buatan hanya dapat diberikan kepada

    pasangan suami isteri yang terikat perkawinan yang sah dan sebagai upaya akhir untuk

    memperoleh keturunan serta berdasarkan pada suatu indikasi medik.

    2) Pasal 10 :

    (1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini

    dapat dikenakan tindakan administratif.

    (2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa

    peringatan sampai dengan pencabutan izin penyelenggaraan pelayanan teknologi

    reproduksi buatan.

    c. SK Dirjen Yan Medik Depkes RI tahun 2000 tentang Pedoman Pelayanan Bayi

    Tabung di RS, terdapat 10 pedoman:

    1) Pelayanan teknologi buatan hanya dapat dilakukan dengan sel telur dan sperma

    suami istri yang bersangkutan; (pedoman no.1)

    2) Pelayanan reproduksi buatan merupakan bagian dari pelayanan infertilitas sehingga

    kerangka pelayanan merupakan bagian dari pengelolaan pelayanan infertilitas secara

    keseluruhan; (pedoman no.2)

    3) Dilarang melakukan surrogacy dalam bentuk apapun; (pedoman no.4)

    2. Bertentangan dengan kesusilaan:

    a. Tidak sesuai dengan norma moral dan adat istiadat atau kebiasaan umumnya

    masyarakat Indonesia atau di lingkungannya.

    b. Bertentangan dengan kepercayaan yang dianut salah satu agama (Islam) karena

    terdapat unsur pokok yang mengharamkan praktik surrogate mother, yaitu unsur zina.

    3. Bertentangan dengan ketertiban umum:

    a. Akan menjadi pergunjingan di dalam masyarakat sehingga wanita surrogate besar

    kemungkinan akan dikucilkan dari pergaulan.

    b. Terlebih lagi bila status dari wanita surrogate mother adalah gadis atau janda.

    4. Point 1,2, dan 3 diperkuat dengan pasal 1339 KUH Perdata, yang berbunyi

    perjanjian-perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan sengaja tegas

    dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian,

    diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang-undang sehingga pasal ini

    menyatakan bahwa dalam menentukan suatu perjanjian, para pihak tidak hanya terikat

    terhadap apa yang secara tegas disetujui dalam perjanjian tersebut, tetapi juga terikat

    oleh kepatutan, kebiasaan, dan undang-undang.

    5. Bertentangan juga terhadap pokok-pokok perjanjian atau perikatannya itu sendiri, di

    mana rahim itu bukanlah suatu benda (hukum kebendaan) dan tidak dapat disewakan

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    23/46

    (hukum sewa-menyewa) yang terdapat pada Kitab Undang-undang Hukum Perdata

    (KUH Perdata).

    Sewa Rahim ditinjau dari Hak Asasi Anak

    Anak adalah makhluk Tuhan yang memiliki hak sebagaimana hak yang dimiliki orang

    dewasa. Hak anak setara dengan hak orang dewasa. Akan tetapi dalam kasus

    penyewaan rahim anak diperlakukan sebagaimana barang atau benda yang dapat

    berpindah dari ibu yang satu ke ibu yang lain. Hak anak untuk mendapatkan kasih

    sayang dari ibu yang melahirkan hilang karena tergerus oleh perjanjian orang dewasa,

    yang satu bermotif ekonomi dan yang lainya bermaksud memenuhi segala macam

    keinginannya yang tidak mampu ia dapatkan. Akibat dari tarik menarik dua kehendak

    ini, anak dijadikan sebagai obyek perdagangan.

    Praktek sewa rahim atau ibu pengganti tidak disadari sudah menghancurkan masa

    depan kehidupan manusia. Bagaimana mungkin seorang ibu tega memberikan bayi

    yang dikandung dan dilahirkannya kepada orang lain, padahal ia sudah

    mempertaruhkan nyawanya sendiri. Hanya ada satu jawaban jika itu terjadi yaitu motif

    ekonomi. Latar belakang ekonomilah yang paling kuat melandasi praktek sewa rahim

    tersebut, sehingga untuk mengadakan perjanjian tidak mempertimbangkan akibat-

    akibat yang mungkin akan dialaminya kelak, baik bagi dirinya sediri maupun bagi bayi

    yang akan dilahirkannya kelak.

    Dalam kasus sewa rahim terdapat sederet pelanggaran terhadap hak asasi anak. Haktersebut dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa pelanggaran :

    1. Penelantaran :

    a. Anak kehilangan kasih sayang, anak yang dilahirkan oleh si ibu sewa tidak

    mendapatkan kasih sayang dari ibu kandungnya sendiri.

    b. Anak tidak mengetahui orang tuanya, dibesarkan dan diasuh oleh orang tuanya

    sendiri.

    c. Anak disuramkan asal usulnya.

    d. Anak dipisahkan dari ibu kandungnya.

    2. Perlakuan salah :

    a. Anak berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum antara lain tidak dilahirkan di

    luar pernikahan sah, baik menurut agama maupun negara.

    b. Anak dieksploitasi secara ekonomi.

    c. Anak membawa beban psikologi yang berat.

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    24/46

    Dalam prakteknya, sewa rahim atau ibu pengganti membuka peluang lebar adanya

    anak yang dilahirkan di luar nikah. Seorang gadis atau janda yang bersedia untuk

    melahirkan tanpa nikah dan hanya disewa rahimnya saja, dapat membawa dampak

    buruk serta penderitaan terhadap masa depan anak, di antaranya adalah :

    1. Anak terlahir dengan status anak di luar nikah.

    2. Anak kehilangan hak waris orang tua kandungnya.

    3. Anak mendapat stigma buruk di masyarakat.

    4. Anak tersebut dapat disangkal oleh orang tua kandungnya maupun oleh orang tua

    titipan.

    Mengenai point 4 di atas tadi, Penulis berpendapat bahwa dalam pelaksanaannya anak

    yang dihasilkan dari proses sewa rahim, sangat memungkinkan adanya penolakan atau

    sangkalan dari dua pihak sekaligus. Pertama dari orang tua kandung, kedua dari orang

    tua biologis. Di bawah ini akan Penulis kemukakan beberapa kemungkinan terjadinya

    penolakan anak :

    1. Jika anak terlahir dari ibu kandung (yang disewa rahimnya) dan status ibu tersebut

    tidak terikat oleh suatu perkawinan yang sah, maka anak yang dilahirkannya itu dapat

    ditolak oleh ayah biologisnya (penitip sperma), apalagi jika anak tersebut terlahir dalam

    keadaan cacat, dengan dalil bahwa anak tersebut bukan anaknya karena tidak terlahir

    dalam ikatan perkawinan yang sah. Pasal 42 UU Perkawinan No. 1 tahun 1974

    menyatakan bahwa anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai

    akibat perkawinan yang sah. Kemudian pasal 250 KUH Perdata menyatakan bahwa

    anak yang dilahirkan atau dibesarkan selama perkawinan, memperoleh si suami

    sebagai ayahnya.

    2. Jika anak terlahir dari ibu kandung (yang disewa rahimnya) dan status ibu tersebut

    terikat oleh suatu perkawinan yang sah, maka anak yang dilahirkannya itu dapat ditolak

    oleh suami dari ibu tersebut. Dengan dalil pasal 44 UU Perkawinan No. 1 tahun 1974

    yang berbunyi :

    1) Seorang suami dapat menyangkal sahnya anak yang dilahirkan oleh istrinya bila ia

    dapat membuktikan bahwa istrinya telah berzina dan anak itu akibat daripada

    perzinaan.

    2) Pengadilan memberikan keputusan tentang sah/tidaknya anak atas permintaan pihak

    yang berkepentingan.

    Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwasanya begitu menderitanya anak yang

    dilahirkan melalui praktek sewa rahim atau ibu pengganti. Anak dapat kehilangan

    statusnya sesaat setelah dilahirkan sekaligus kehilangan hak-haknya sebagai manusia.

    Perdebatan di seputar sewa menyewa rahim atau ibu pengganti menjadi perdebatan

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    25/46

    panjang di kalangan masyarakat. Hal ini antara lain disebabkan karena hukum bayi

    tabung, tidak ada pembahasannya dalam nash maupun kitab-kitab klasik. Ada dua

    kelompok sehubungan dengan permasalahan ini, yaitu kelompok yang mendukung atau

    membolehkan dan kelompok yang menolak atau mengharamkan. Di antara pendapat-

    pendapat tersebut adalah :

    a. Pendapat yang menolak atau mengharamkan yaitu :

    1. Ibrahim Hosein, mantan Ketua Fatwa MUI mengatakan bahwa inseminasi buatan dan

    bayi tabung dengan sperma dan sel telur berasal dari pasangan suami istri. Proses

    kehamilan tidak dalam rahim wanita atau sel telur dari donor, atau benihnya dari

    pasangan suami isteri, tetapi embrio itu diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain,

    maka pelaksanaan inseminasi buatan dan bayi tabung demikian itu tidak dapat

    dibenarkan oleh hukum Islam.

    2. Asy-Syaikh Ali At-Thantawi menyatakan bahwa bayi tabung yang menggunakan

    wanita pengganti itu jelas tidak dibenarkan, karena menurut beliau rahim wanita

    bukanlah panci dapur yang isinya bisa dipindahkan sekehendak hati dari yang satu ke

    yang lainnya, karena rahim wanita yang mengandung memiliki andil dalam proses

    pembentukan dan penumbuhan janin yang mengkonsumsi zat makanan dari darah

    ibunya.

    b. Pendapat yang membolehkan penggunaan sewa rahim, yakni:

    1. Ali Akbar menyatakan bahwa : menitipkan bayi tabung pada wanita yang bukan

    ibunya boleh, karena si ibu tidak menghamilkannya, sebab rahimnya mengalami

    gangguan, sedangkan menyusukan anak wanita lain dibolehkan dalam Islam, malah

    boleh diupahkan. Maka boleh pulalah memberikan upah kepada wanita yang

    meminjamkan rahimnya.

    2. H. Salim Dimyati berpendapat : bayi tabung yang menggunakan sel telur dan sperma

    dari suami istri yang sah, lalu embrionya dititipkan kepada ibu yang lain (ibu pengganti),

    maka apa yang dilahirkannya tidak lebih hanya anak angkat belaka, tidak ada hakmewarisi dan diwarisi, sebab anak angkat bukanlah anak sendiri, tidak boleh disamakan

    dengan anak kandung. Pendapat di atas menyamakan status anak yang dilahirkan

    melalui sewa rahim dengan anak angkat, yang tidak mempunyai hak untuk mewarisi

    dan diwarisi.

    Sewa Rahim Menurut Pandangan Hukum Islam

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    26/46

    Diskursus tentang Penentuan Orang yang Paling Berhak Atas Anak.

    Selain perdebatan di masyarakat umum, ada pula perdebatan di kalangan ulama yang

    yang mempersoalkan siapa sesungguhnya ibu yang paling berhak atas pengakuan

    terhadap si anak. Mengenai masalah ini, menarik kiranya Penulis tampilkan tulisannyaRadin Seri Nabahah bt. Ahmad Zabidi dalam sebuah makalah yang berjudul

    Penyewaan Rahim Menurut Hukum Islam, mengenai penentuan nasab anak terhadap

    ibu yang sebenarnya :

    Pendapat pertama :

    Termasuk golongan ini antaranya, Dr. Muhammad Naim Yasin, Dr. Abdul Hafiz Hilmi,

    Dr. Mustafa Al-Zarqa, Dr. Zakaria Al-Bari, Dr. Muhammad As-Surtowi Dekan Fakultas

    Syariah University Jordan dan lain-lain. Mereka berpendapat bahwa anak dinasabkan

    kepada si ibu pemilik benih, manakala ibu yang mengandung dan melahirkan itu

    seumpama ibu susuan yang tidak dinasabkan anak padanya, sekedar dikuatkan atas

    hukum penyusuan. Pendapat ini dibina di atas asas bahwa perseyawaan benih di

    antara benih suami istri yang diikat oleh ikatan perkawinan yang sah, maka janin itu

    dinasabkan kepada mereka. Manakala ibu tumpang tersebut berfungsi sebagai ibu

    susuan karena ibu susuan memberi minum susunya, lebih-lebih lagi ibu tumpang

    dimana anak tersebut mendapat makanan dari darahnya sejak awal pembentukan

    hingga sempurna kejadian sebagai seorang bayi dan lahir. Oleh karena itu, ibu tumpang

    tersebut dihukumkan sebagai ibu susuan.Di samping itu, ciri-ciri diri manusia dan sifat yang diwarisinya ditentukan oleh mani dan

    benih ibu bapaknya, bukan ibu yang mengandung dan melahirkannya, kerena ibu

    tumpang hanya tempat bergantung dan numpang membesar. Hujah ini juga merupakan

    hujah kebanyakan doktor.

    Pendapat kedua :

    Menurut sebahagian besar para ulama dan pengkaji di antaranya Sheikh Abdullah bin

    Zaid Ali Mahmud, Dr. Muhammad Yusuf Al-Muhammadi, Sheikh Muhammad Al-Khudri,Qadi Mahkamah Agung di Riyadh dan lain-lain. Mereka berpendapat bahwa ibu

    sebenarnya adalah seseorang yang mengandungkan bayi dan melahirkannya,

    manakala ibu pemilik benih itu seumpama ibu susuan. Mereka berpendapat bahwa

    anak dinasabkan kepada ibu yang melahirkannya karena nasab anak ditentukan

    berdasarkan tiga perkara yaitu wanita yang melahirkannya, pengakuan suami, dan

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    27/46

    saksi. Tiga hal itu, menjadikan seorang ibu yang melahirkan anak tersebut akan dapat

    mewarisi harta, dan anak itu dinasabkan kepada suaminya, keranaXYZ[\] ^]_]Y(anak

    adalah untuk suami) berdasarkan kaedah syara yang diambil dari hadis Rasulullah saw.

    Diskursus Mengenai Nasab dari Jalur Bapak.

    Kemudian diskursus yang lainnya mengenai Nasab anak dari jalur Bapak, Bapak yang

    mana yang berhak dinasabkan oleh anak tersebut. Di bawah ini kembali Penulis

    tampilkan tulisannya Radin Seri Nabahah bt. Ahmad Zabidi dalam sebuah makalah

    yang berjudul Penyewaan Rahim Menurut Hukum Islam mengenai masalah tersebut :

    Dalam persoalan ini, para ulama terbagi kepada 2 pendapat besar yaitu :

    Pendapat pertama :

    Golongan ini berpendapat bahwa anak dinasabkan kepada suami ibu tumpang pemilik

    rahim yang melahirkan anak tersebut, sekalipun beliau tidak memiliki hubungan apa-

    apa dilihat dari sudut genetik. Mereka berhujah bersandarkan hadis Rasulullah saw :

    :Z`]Y Zc\] X YZ[\] ^]_]Y c \ \ Y \ q]Y Y v c

    Artinya : Anak dinasabkan kepada bapaknya, dan bagi pezina terhalang.

    Hadis ini merupakan dalil nas yang digunakan untuk menentukan hukuman seorang

    hakim dan merupakan kaedah umum syara dalam menetapkan haramnya pernikahan

    dan cara untuk menentukan nasab bagi seseorang anak. Oleh karena itu, apabila ibu

    tumpang mempunyai suami kemudian melahirkan anak dari rahimnya, ini berarti anak

    tersebut dinasabkan kepada suami dari isteri yang melahirkan anak tersebut, sekalipun

    tidak memiliki hubungan genetik.

    Pendapat kedua :

    Termasuk dalam golongan ini ialah Al-Mujamma Al-Fiqhi Al-Islami yang berpusat di

    Makkatul Mukarramah, dan lain-lain antaranya Sheikh Mustafa Az-Zarqa, Dr.

    Muhammad Naim Yasin, Dr. Muhammad Al-hafiz Hilmi, dan Dr Hashim Jamil. Golongan

    ini berpendapat bahwa anak yang dilahirkan dinasabkan kepada suami wanita pemilik

    benih yang disewakan tadi, dan tidak dinasabkan kepada suami pemilik rahim. Ini

    adalah kerana penyewaan rahim dilakukan di atas dasar persenyawaan benih di antara

    kedua suami isteri, kemudian benih yang telah disenyawa tadi dimasukkan ke dalam

    rahim wanita lain. Oleh karena itu, janin tersebut terbina dari benih keduanya yang

    memiliki ikatan perkawinan yang sah. Justeru, anak itu dinasabkan kepada mereka

    berdua selagi kedudukan mereka dalam keadaan ini. Walaupun penyewaan rahim ini

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    28/46

    haram dari segi syara, tapi tidak menjadi penghalang bagi dinasabkannya anak itu

    kepada mereka, karena pengharaman ini adalah disebabkan mereka menggunakan

    rahim wanita lain yang tidak benar secara shari. Hal ini dikarenakan dari segi saintifik,

    janin yang telah disenyawakan tidak terkesan dari rahim selain tumpang dalam

    memberikan makanan untuk tumbuh menjadi besar, sedangkan sifat-sifat genetik

    berasal dari pemilik benih asal ovum dan sperma tadi. Hal tersebut diumpamakan

    seperti kedua ibu bapak yang memberi makanan anaknya dengan makanan yang

    haram sehingga dewasa, kedua-dua ibu bapaknya berdosa, tetapi hal ini tidak sampai

    memutuskan hubungan antara mereka.

    Pendapat ketiga :

    Golongan ini berpendapat bahwa pemilik benih tidak memiliki hak apapun, dan

    benihnya dianggap sia-sia. Mereka berhujah dengan kisah anak Zamah karena

    Rasulullah saw telah meletakkan bahwa anak itu adalah anak Zamah sekalipun jelas

    bahawa dia bukan anak Zamah dari segi zahirnya berdasarkanXYZ[\] ^]_]Y. Dalam hal

    ini, hakikat penentuan hukum berdasarkan kepada zahir karena hakikat sebenarnya

    hanya Allahlah yang tahu. Pendapat ini mengatakan bahwa tidak ada nilai bagi pemilik

    benih ataupun mani dalam beberapa keadaan karena penentuannya mestilah

    berdasarkan kepada penentuan shari yang sah. Hujah ini dijawab bahwa keadaan

    penyewaan rahim berbeda dengan kisah anak Zamah karena dalam kisah anak

    Zamah tersebut, janin itu terhasil daripada percampuran air mani antara dua orang

    lelaki dan perempuan tanpa ikatan yang sah, oleh sebab itu anak itu tidak dinasabkankepada lelaki itu (Atabah). Sedangkan dalam penyewaan rahim, persenyawaan benih

    berlaku antara dua orang pasangan suami istri yang diikat oleh ikatan yang sah, maka

    anak itu dinasabkan kepada mereka.

    Syarat-syarat terjadinya Penyewaan Rahim

    Dr. Yusuf Al-Qardhawi berpendapat bahwa syarat-syarat penyewaan rahim jika hukum

    ini sampai diberlakukan dan demi untuk mengurangi kemudaratan serta meringankan

    antara lain sebagai berikut :1. Ibu tumpang itu mestilah wanita yang bersuami, bukan anak dara atau janda.

    2. Wanita itu juga wajib mendapatkan keizinan suaminya, kerana kehamilan akan

    menghalangnya daripada menyempurnakan beberapa hak suaminya sepanjang tempoh

    kehamilan dan nifas seperti hubungan seks dan sebagainya.

    3. Wajib bagi ibu tumpang beriddah dari suaminya, bimbang

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    29/46

    4. masih terdapat benih yang disenyawakan pada rahimnya yang akan menyebabkan

    berlaku percampuran nasab

    5. Nafkah ibu tumpang, kos rawatan dan penjagaannya

    6. sepanjang tempoh kehamilan dan nifas adalah

    7. tanggungjawab suami pemilik benih, atau wali selepasnya, kerana janin tersebut

    membesar daripada darahnya. Justeru, wajib bagi bapa tersebut membayar kadar

    kehilangan darah itu.

    8. Thabit kesemua hukum penyusuan pada ibu tumpang dengan menggunakan qias

    aula kerana ibu tumpang lebih berat tanggungannya daripada ibu susuan, kecuali

    suami ibu tumpang tersebut tidak dikira sebagai bapa susuan kepada bayi itu. Ini

    kerana bapa susuan dikira sebagai bapa bagi anak susuannya kerana susu itu terhasil

    apabila ibu susuan itu melahirkan anak hasil hubungan mereka suami isteri, berbeza

    dengan suami ibu tumpang yang tidak memiliki apa-apa hubungan dengan bayi yang

    dilahirkan.

    9. Ibu tumpang berhak untuk menyusukan bayi itu jika beliau ingin berbuat demikian

    kerana membiarkan susu pada badannya akan memudaratkan fizikal, sebagaimana

    perasaannya juga terkesan apabila anak itu diambil daripadanya kerana Allah

    menjadikan penyusuan itu berkaitan dengan proses kelahiran

    10. Akhirnya, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi menyatakan pendapatnya bahawa wajar bagi ibu

    tumpang ini mendapat keistimewaan yang lebih berbanding ibu susuan, seumpama

    nafkah daripada anak ini kepada ibu yang melahirkannya sekiranya beliau

    berkemampuan dan ibunya berhajat kepada nafkah kelak.

    Posisi Sewa Rahim atau Ibu Pengganti di Indonesia.

    Walaupun teknologi kedokteran di bidang infertilisasi semakin canggih, akan tetapi

    untuk dapat diwujudkan di Indonesia masih sangat beresiko, baik dari aspek

    perundang-undangannya, aspek sosial budayanya, kultur agamanya, maupun kesiapan

    mentalnya. Dalam Peraturan Mentri Kesehatan No. 73 tahun 1999 pasal 10 butir 1 dan

    2, memang teknologi reproduksi mempunyai peluang untuk terlaksananya praktek sewa

    rahim walaupun hanya ditujukan kepada pasangan suami istri yang sah dan sebagai

    upaya akhir untuk memperoleh keturunan serya berdasarkan pada suatu indikasi

    medik, namun Penulis berpendapat bahwa Indonesia tidak cukup siap untuk

    menerapkan teknologi kedokteran tersebut. Hal ini bukan saja kultur budaya bangsa

    Indonesia yang masih menganggap tabu akan tetapi terutama disokong oleh

    perangkat aturan yang tidak siap, jauh dari tertib. Menerima praktek sewa rahim ini

    berarti merubah sederet pasal-pasal yang terdapat dalam perundang-undangan yang

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    30/46

    berlaku. Untuk membenahi hak-hak anak di luar nikah pun selama 35 tahun tidak ada

    satu pun draf yang berhasil digolkan sebagai undang-undang, padahal masalah

    tersebut merupakan amanat dari undang-undang, lihat pasal 43 butir 2 UU Perkawinan

    No. 1 tahun 1974, apalagi ditambah dengan masalah baru yang melibatkan diskursus

    panjang tentang nasab, waris, pelanggaran hak asasi manusia, dll. Setidaknya ada

    beberapa pasal yang dapat dijadikan rujukan sebagai dasar penolakan adanya sewa

    rahim tersebut antara lain adalah :

    1. UU RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan 127 ayat (1).

    2. Permenkes RI No.73/Menkes/PER/II/1999, pasal 4 dan 10.

    3. SK Dirjen Yan Medik Depkes RI tahun 2000 tentang Pedoman Pelayanan Bayi

    Tabung di RS.

    4. Kesusilaan dan Ketertiban Umum.

    5. Pasal 1339 KUH Perdata.

    MUI memberikan fatwa dalam masalah bayi tabung atau sewa rahim ini (hasil komisi

    fatwa tanggal 13 Juni 1979), yang menyatakan bahwa Dewan Pimpinan Majelis Ulama

    Indonesia memfatwakan sebagai berikut :

    a. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah

    hukumnya mubah (boleh, berdasarkan kaidah agama).

    b. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain (misalnya

    dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah

    Sadd az-zariah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannyadengan masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang

    mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan

    sebaliknya).

    c. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia

    hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zariah, sebab hal ini akan

    menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab

    maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.

    d. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan suami isteri

    yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin antar

    lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan berdasarkan kaidah Sadd az-

    zariah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina sesungguhnya.

    The Internasional Islamic Center for Population Studies and research, Cairo-Mesir,

    November 2000 :

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    31/46

    a. In Vitro Fertilization diperbolehkan kecuali menggunakan sperma, ovum atau embrio

    dari donor.

    b. Pre-Implantation Genetic Diagnosis (PGD) diperbolehkan untuk alasan medik, untuk

    menghindari penyakit keturunan.

    c. Penelitian-penelitian untuk pematangan folikel, pematangan oosit invirto

    diperbolehkan.

    d. Implantasi embrio pada suami yang sudah meninggal belum mempunyai keputusan

    tetap.

    e. IVF pada wanita menapause dilarang karena mempunyai risiko yang tinggi terhadap

    kesehatan ibu dan bayinya.

    f. Tansplantasi uterus masih dalam pertimbangan; diperbolehkan untuk mengadakan

    penelitian pada binatang.

    g. Penggunaan sel tunas (stem cell) untuk tujuan pengobatan (Therapeutic cloning)

    masih dalam perdebatan, diminta untuk dapat disetujui.

    h. Reproduktive cloning atau duplikasi manusia tidak diperbolehkan.

    Fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Mujamma Fiqih Islamic: Lima perkara berikut ini

    diharamkan dan terlarang sama sekali karena dapat mengakibatkan percampuran

    nasab dan hilangnya hak orang tua serta perkara-perkara lain yang dikecam oleh

    syariat:

    a. Sperma yang diambil dari pihak lelaki disemaikan kepada indung telur pihak wanita

    yang bukan istrinya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya.

    b. Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada sperma yang diambil

    dari pihak lelaki yang bukan suaminya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si

    wanita.

    c. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sperma suami istri,

    kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita lain yang bersedia mengandung

    persemaian benih mereka tersebut.

    d. Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanita lain

    kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si istri.

    e. Sperma dari indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorang suami dan

    istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya yang lain.

    Suami dan istri atau salah satu dari keduanya dianjurkan untuk memanfaatkan

    kemajuan ilmu pengetahuan, demi membantu mereka dalam mewujudkan kelahiran

    anak. Namun, disyaratkan spermanya harus milik sang suami dan sel telur milik sang

    istri, tidak ada pihak ketiga diantara mereka. Misalnya, dalam masalah sewa rahim. Jika

    sperma berasal dari laki-laki lain baik diketahui maupun tidak, maka ini diharamkan.

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    32/46

    Begitu pula jika sel telur berasal dari wanita lain, atau sel telur milik sang istri, tapi

    rahimnya milik wanita lain, ini pun tidak diperbolehkan. Ketidakbolehan ini dikarenakan

    cara ini akan menimbulkan sebuah pertanyaan yang membingungkan, Siapakah sang

    ibu bayi dari bayi tersebut, apakah si pemilik sel telur yang membawa karakteristik

    keturunan, ataukah yang mederita dan menanggung rasa sakit karena hamil dan

    melahirkan? Padahal, ia hamil dan melahirkan bukan atas kemauannya sendiri. Selain

    ibu tumpang anak persenyawaan in vitro juga kemungkinan membawa penyakit

    penyakit pada ibu tumpang. Sama sepeti patogen yang memasuki badan embrio

    berkemungkinan tidak dipastikan benar bebas dari kuman dan virus yang mana akan

    mengubah serba sedikit genetik bayi. Disamping sebab kesehatan emosi ibu tumpang

    juga harus diketahui apakah ia benar ikhlas atau pun terpaksa menjadi ibu tumpang.

    Emosi yang tidak stabil akan menggangu emosi anak yang dikandung, selain itu, ibu

    tumpang juga harus diberikan rawatan sepenuhnya sebelum mengandung dan selepas

    mengandung. Ibu tumpang yang sakit melahirkan anak, kemungkinan akan

    menyebabkan emosinya terus terganggu, dengan beban pikiran bahwa anaknya itu

    akan diberikan pada orang, setiap ibu mempunyai perasaan yang tersendiri dan tidak

    pernah ada ibu yang tidak menyayangi anaknya.

    Para ahli fiqh sendiri berbeda pendapat jika hal ini benar-benar terjadi. Di antara mereka

    ada yang berpendapat bahwa ibu sang bayi tersebut adalah si pemilik sel telur, dan

    para ahli fiqih lebih condong kepada pendapat ini. Ada juga yang berpendapat bahwa

    ibunya adalah wanita pemilik ilmu pengetahuan dan teknologi. Bayi tabung dengansperma dan ovum yang diambil dari pasangan suami istri yang sah dibenarkan oleh

    Islam, selama mereka berdua dalam ikatan perkawinan yang sah. Tetapi kalau bayi

    tabung tersebut dari hasil bantuan donor sperma atau ovum dari orang lain yang tidak

    ada hubungan perkawinan yang sah atau dari pembuahan percampuran ovum dan

    sperma suami istri yang sah, kemudian dimasukkan ke dalam rahim orang lain (sewa

    rahim), maka hukumnya haram sama dengan zina dan kedudukan bayi tersebut sama

    dengan anak zina. Demikian pula jika sperma suami dan ovum dari salah seorang istri

    yang dimasukkan ke dalam rahim istrinya yang lain, maka hukumnya tetap haram,

    karena terkait dengan masalah warisan dan nasab dari sebelah ibu, yang mana ibunya,

    istri yang pertama atau yang kedua dan seterusnya. Perbuatan tersebut tergolong zina

    dan menyulitkan hukum Islam dalam masalah :

    1. Mengacaukan hukum Islam untuk menentukan wali anak perempuan dari hasil

    inseminasi dan bayi tabung bila ia dikawinkan.

    2. Menyulitkan hukum Islam untuk menentukan hak-hak anak tersebut dalam urusan

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    33/46

    perwarisan dsb.

    3. Nabi Salallahu alaihi wassallam mengharamkan penempatan nutfah pada rahim

    perempuan yang bukan istrinya.

    Kedudukan ibu senantiasa dikaitkan dengan tugasnya sebagai seorang yangmengandung dan melahirkan, seperti yang ditegaskan Al-Quran di dalam beberapa

    ayat, misalnya surat Al-Mujadallah ayat 2, ibu-ibu mereka tidak lain adalah perempuan

    yang melahirkan mereka, surat Al-Anfal [8]: 15 ibunya mengandung dengan susah

    payah dan melahirkan dengan susah payah juga dan surat Al-Baqoroh [2]: 233, Ia

    tudharra walidatun bi waladiha (janganlah seorang ibu menderita karena anaknya).

    PENGERTIAN PENYEWAAN RAHIM

    Penyewaan rahim dalam bahasa Arab dikenali dengan berbagai nama, diantaranya xY

    , , , ,xcz{Y Z|}~ {c]Y xZ]Y q]Y xY \ q]Y xY Z|}]Ytetapi lebih dikenali sebagaiZ|}]Y zZ]Ydan\ q]Y xYmanakala dalam bahasa Inggeris pula dikenali sebagai surrogate mother.

    Menggunakan rahim wanita lain untuk mengandungkan benih wanita (ovum) yang telah

    disenyawakan dengan benih lelaki (sperma) (yang kebiasaannya suami isteri), dan janin

    itu dikandung oleh wanita tersebut sehingga dilahirkan. Kemudian anak itu diberikan

    semula kepada pasangan suami isteri itu untuk memeliharanya dan anak tersebut dikira

    anak mereka dari sudut undang-undang. Kaedah ini dikenali dengan sewa rahim karena

    lazimnya pasangan suami isteri yang ingin memiliki anak ini akan membayar sejumlah

    wang kepada ibu tumpang atau syarikat yang menguruskan kerja mencari ibu tumpang(si penyewa rahim) yang sanggup mengandungkan anak percantuman benih mereka

    dan dengan syarat ibu tumpang tersebut akan menyerahkan anak tersebut setelah

    dilahirkan atau pada masa yang dijanjikan.

    SEBAB ATAU TUJUAN PENYEWAAN RAHIM

    Terdapat beberapa sebab yang akan menyebabkan sewa rahim dilakukan, antaranya:

    1) Seseorang wanita tidak mempunyai harapan untuk mengandung secara biasa kerana

    ditimpa penyakit atau kecacatan yang menghalangnya dari mengandung dan

    melahirkan anak.2) Rahim wanita tersebut dibuang kerana pembedahan Wanita tersebut ingin memiliki

    anak tetapi tidak mau memikul bebanan kehamilan, melahirkan dan menyusukan anak

    dan ingin menjaga kecantikan tubuh badannya dengan mengelakkan dari terkesan

    akibat kehamilan.

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    34/46

    3) Wanita yang ingin memiliki anak tetapi telah putus haid (menopause) Wanita yang

    ingin mencari pendapatan dengan menyewakan rahimnya kepada orang lain.

    C. BENTUK-BENTUK PENYEWAAN RAHIM

    Bentuk pertama:Benih isteri (ovum) disenyawakan dengan benih suami(sperma), kemudian dimasukkan

    ke dalam rahim wanita lain. Kaedah ini digunakan dalam keadaan isteri memiliki benih

    yang baik , tetapi tetapi rahimnya dibuang kerana pembedahan , kecacatan yang teruk,

    akibat penyakit yang kronik atau sebab-sebab yang lain.

    Bentuk kedua:

    Sama dengan bentuk yang pertama, kecuali benih yang telah disenyawakan

    dibekukandan dimasukkan ke dalam rahim ibu tumpang selepas kematian pasangan

    suami isteri itu.

    Bentuk ketiga:

    Ovum isteri disenyawakan dengan sperma lelaki lain (bukan suaminya) dan dimasukkan

    ke dalam rahim wanita lain.Keadaan ini apabila suami mandul dan isteri ada halangan

    atau kecacatan pada rahimnya tetapi benih isteri dalam keadaan baik.

    Bentuk keempat:

    Sperma suami disenyawakan dengan ovum wanita lain, kemudian dimasukkan ke

    dalam rahim wanita lain. Keadaan ini berlaku apabila isteri ditimpa penyakit pada ovari

    dan rahimnyatidak mampu memikul tugas kehamilan, atau isteri telah mencapai

    tahap putus haid (menopause).Bentuk Kelima :

    Sperma suami dan ovum isteri disenyawakan , kemudian dimasukkan ke dalam rahim

    isteri yang lain dari suami yang sama. Dalam keadaan ini isteri yang lain sanggup

    mengandungkan anak suaminya dari isteri yang tidak boleh hamil.

    D. HUKUM PENYEWAAN RAHIM MENURUT ISLAM

    Dalam Islam,hukum penyewaan rahim adalah HARAM, hal ini berlandaskan

    berdasarkan dalil-dalil dibawah ini:

    a) Tidak adanya hubungan perkawinan antara pemilik sperma dengan pemilik rahim

    Hal yang selalu diulangi di dalam Islam adalah adanya anak selalu dilandasi melalui

    proses perkawinan yang sah antara suami isteri yang tercakup di dalamnya rukun dan

    segala syarat.Maka di dalam proses sewa rahim tersebut jelaslah bahwa antara pemilik

    sperma dan pemilik rahim tidak memiliki hubungan perkawinan yang jelas. Dalil syariat

    telah menetapkan bahwa seorang anak hanya akan lahir dari perkawinan yang sah dan

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    35/46

    keturunan baik lelaki dan perempuan adalah merupakan rahmat dari sebuah

    perkawinan.(surat Radu 38 dan surat Nahlu 72)

    b) Adanya ikatan syari(nikah) antara hak melakukan pembuahan di dalam rahim

    seseorang dan hak melakukan jima'( menggauli) dengan pemilik rahim.

    Di dalam fiqih Islam terdapat Qaidah, Siapa saja yang berhak melakukan jima dengan

    seorang perempuan maka perempuan berhak hamil dari hasil hubungan tersebut. Maka

    jelaslah bahwa barang siapa yang tidak berhak untuk melakukan hubungan intim

    dengan seorang perempuan maka perempuan tidak berhak menjadikan dirinya hamil.

    Dan hak menggauli hanya ada pada suami isteri.

    Bagaimana jika perempuan tempat tumpangan pembuahan adalah isteri kedua dari

    seorang laki laki???? Jika suami memiliki dua orang isteri lalu dia menggauli isteri

    pertama kemudian hasil pencampuran ovum dan sperma dengan isteri pertama

    diletakkan pada isteri kedua maka dalam keadaan ini hal tersebut tetap dilarang dan

    dihukum haram karena akan menimbulkan pertentangan antara isteri pertama dan

    kedua sedangkan pertentangan itu dilarang di dalam Islam ( Surat Al-Anfal ayat 46) Jika

    kedua isteri telah bersepakat? Bangaimana jawabannyaKesepakatan ini nantinya

    akan membawa penyesalan di dalm diri kedua isteri tersebut dan ini juga memisahkan

    antara anak dan isteri padahal hal itu sangatlah terlarang.

    c) Tidak sah rahim itu menjadi barang jual beli.

    Di dalam Islam terdapat hal hal yang dibenarkan oleh syariat untuk dijadikan barang jual

    beli, namun ada juga yang tidak boleh diperjual belikan diantaranya adalah isteri.

    Seorang isteri tidak boleh diperjual belikan dan termasuk di dalamnya rahim isteri.

    Karena kita hanya dapat memamfaatkan isteri itu bagi diri kita saja dan tidak boleh

    menjadikan manfaat yang dibawa isteri itu terhadap orang lain. Seperti menjual isteri

    atau menjual rahimnya saja.

    Maka tidak bolehnya disewa rahim bagi yang bukan suami adalah agar nasab

    seseorang tetap terjaga karena memerhatikan nasab merupakan salah satu asas dari

    kehiupan bersyariat. Adanya proses sewa rahim yang demikian itu menunjuki kepada

    makna zina, bukan zina hakikat tetapi zina secara maknawi dan pelaku zina dalam

    model sewa rahim ini tidak diberlakukan hukuman had karena zina hakikat itu hanya

    dianggap zina jika bertemu dua kelamin yang berbeda.

    d) Syariat Islam mengharamkan segala hal yang membawa kepada persilisihan diantara

    manusia

    Islam selalu melarang adanya perselisihan diantara manusia, maka sewa rahim itu akan

    membawa manusia berselisih dan tidak jelas nasabnya seperti perselisihan antara dua

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    36/46

    orang perempuan yang mana yang menjadi ibu si anak dan juga pertentangan di dalm

    warisan.

    e) Syariat melarang percampuran nasab.

    Dengan sebab penyewaan rahim itu maka nasab anak akan tercampur dan susah untuk

    menelitinya apalagi jika sekiranya perempuan yang disewa rahimnya memiliki suami

    maka akan terjadi perselisihan anak dari hasil sewa rahim yang terlahir atau anak dari

    suami sebenarnya.

    Seperti dikisahkan cerita menarik yang terjadi di Jerman , seorang perempuan yang

    tidak bisa hamil bersepakat dengan perempuan lainnya untuk melakukan kehamilan

    terhadap hasil hubungannnya dengan suaminya, kemudian perempuan yang disewa

    rahim tadi hamil dan melahirkan dengan membayar 27 mark jerman. Kemudian setelah

    lama maka diteliti rupanya anak yang lahir adalah anak dari hasil hubungan perempuan

    yang disewa rahimnya dengan suaminya, bukan anak dari suami isteri yang membayar

    tadi.

    f) Penyewaan rahim akan mengakibatkan terlantarnya anak dan menyebabkan orang

    tua melepaskan tanggung jawab.

    Dengan adanya proses penyewaan rahim maka antara orang tua saling melepaskan

    tanggung jawab dan akan menjadikan anak tersebut kehilangan pelindung dan

    pendidik. Maka hal ini sangat dilarang oleh agama juga undang undang negara

    melarang seorang orang tua melepaskan tanggung jawabnya karena anak adalah

    amanah dan akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah Swt. Lalu kepada siapa

    sang anak di beri nasab??? Jika perempuan yang disewa rahimnya tidak memilki suami

    maka anak tadi dinasab langsung kepada suami dari perempuan pemilik ovum. Namun

    jika perempuan yang disewa rahimnya memilki suami maka kembali harus diteliti

    melalui test DNA lelaki mana yang berhak menjadi ayahnya, apakah pemilik sperma

    dari suami perempuan pertama atau lelaki isteri perempuan yang disewa rahimnya.

    E. PANDANGAN ULAMA MENGENAI PENYEWAAN RAHIM

    Para Ulama bersepakat tentang pengharaman sewa rahim dalam keadaan berikut:

    1) Menggunakan rahim wanita lain selain isteri

    2) Percampuran benih antara suami dan wanita lain

    3) Percampuran benih isteri dengan lelaki lain,

    4) Memasukkan benih yang disenyawakan selepas kematian suami isteri,

    Adapun bentuk Bentuk penyewaan rahim yang tidak disepakati pengharamannya oleh

    para ulama ialah sperma suami dan ovum isteri yang disenyawakan , kemudian

    dimasukkan ke dalam rahim isteri yang lain bagi suami yang sama. Keadaan ini berlaku

    apabila berlaku hajat seperti rahim isteri tidak dapat berfungsi atau dibuang akibat

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    37/46

    pembedahan, tetapi ovumnya baik. Para ulama berselisih pendapat tentang perkara ini

    dan terbagi kepada 2 golongan:

    Golongan pertama : Golongan yang mengharamkan

    Golongan ini berpendapat bahwa penyewaan rahim bentuk ini adalah haram

    sepertimana bentuk yang lain. Mereka berhujah dengan mengatakan bahawa ia akan

    membawa banyak masalah dan ada kemungkinan isteri (ibu tumpang) tersebut hamil

    dalam keadaan suaminya telah bersama dengannya. Keadaan ini akan menyebabkan

    kekeliruan tentang siapa ibu sebenar anak tersebut.

    Golongan kedua : Golongan yang mengharuskan

    Mereka berpendapat penyewaan rahim bagi bentuk ini adalah harus kerana kedua-dua

    wanita tersebut adalah isteri bagi suami yang sama dan isteri yang lain secara sukarela

    mengandungkan anak bagi madunya. Dalam keadaan ini , bapak anak tersebut telah

    pasti dan ikatan kekeluargaan wujud dalam lingkungan yang baik, begitu juga tidak

    wujud pencampuran nasab dari sudut suami dan isteri jika sikap berhati-hati diambil kira

    bagi memenuhi syarat-syarat yang menjamin tidak berlaku percampuran nasab. Oleh

    sebab itu, Al- Mujamma Al-Fiqhi li Rabitoh Al-Alam al-Islami secara majority

    mengharuskan penyewaan rahim bentuk ini dalam daurah ketujuhnya, dengan syarat

    pengawasan yang betul betul sempurna agar tidak berlaku percampuran benih, kerana

    kesilapan dalam percampuran benih dengan yang lain akan member kesan kepada

    generasi demi generasi. Mereka juga mensyaratkan untuk tidak menggunakan kaedah

    ini melainkan ketika adanya hajat.

    Berikut juga dicantumkan beberapa fatwa atau aturan yang terkait dengan hukum

    penyewaan rahim:

    1. Indonesia melarang penyewaan rahim, hal ini termuat dalam UU Nomor 23 Tahun

    1992 tentang kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 73 tahun 1992

    tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi Reproduksi Buatan.

    2. Pakar hukum Universitas Indonesia (UI) Rudi Satrio mengatakan anak hasil bayi

    tabung merupakan anak sah. Namun jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita

    lain yang bersuami, maka secara yuridis status anak itu adalah anak sah dari pasangan

    penghamil, bukan pasangan yang mempunyai benih. Dasar hukum ps. 42 UU No.

    1/1974 dan pasal 250 KUH Perdata.

    3. Frans Hendra Winata, anggota Komisi Hukum Nasional dan Dosen Universitas Pelita

    Harapan mengatakan penyewaan rahim melanggar hukum perkawinan dan dapat

    dikategorikan hukum pidana dengan pasal perselingkuhan

    4. MUI pada 13 Juni 1979 mengeluarkan fatwanya bahwa MUI tidakmelarang setiap

    orang mendapatkan keturunan dengan cara bayi tabung. Tapi,cara tersebut tidak

  • 7/24/2019 Surrogate Mother (2).docx

    38/46

    dengan penyewaan rahim

    5. Anggota Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Komisi Fatwa MUI Setiawan Budi

    Utomo menyatakan, teknik inseminasi alias pembuahan buatandibenarkan menurut

    Islam akan tetapi jika ditanam dibenih wanita lain yang tidak ada hubungan perkawinan,

    maka hukumnya sama dengan zina.

    6. Penyewaan rahim baik dengan suka rela atau dengan imbalan berupa materi dan

    dengan tujuan apapun di hukumi haram dalam islam menurutImam Al Barmawy dalam

    kitabnya yang berjudul Hasyiyah Al Barmawy Ala Syarhi Ghoyati Libni Qosim Al Ghuzzy

    (selesai th. 1074 H.) dan pendapat Imam Romly (W. 1004 H.)

    BAB III

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Setelah kami gali,