taksonomi media pembelajaran · pdf filefungsi media pembelajaran dalam proses belajar...
TRANSCRIPT
Taksonomi Media Pembelajaran
Makalah untuk dipresentasikan pada MK. Media Pembelajaran PAI, dengan dosen pembimbing Bapak Saiful Amien, M.Pd
DisusunOleh :
Rima ReonitaSanti (201210010311042)
NadhifatulMukarromah (201210010311039)
Mohammad FirmanMusthofaHadi (20121001311057)
AkhmadIzzuddin (201210010311035)
Prodi. Pendidikan Agama Islam
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
BAB I
A. Pendahuluan
Perangkat yang digunakan oleh guru dalam mengajar tidak saja
menggunakan buku paket dan gaya guru sebelum memulai pengajaran, akan tetapi
banyak perangkat yang diperlukan untuk menunjang suksesnya sebuah
pembelajaran. Hal yang penting dan perlu ditekankan adalah urgensi sebuah metode
yang tepat disertai dengan bantuan media pembelajaran yang memadai dalam
pembelajaran.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu
proses penyampaian pesan dari sumber pesan, melalui saluran atau perantara
tertentu, ke penerima pesan. Di dalam proses belajar mengajar pesan tersebut berupa
materi ajar yang disampaikan oleh dosen/guru, sedang saluran atau perantara yang
digunakan untuk menyampaikan pesan/materi ajar adalah media pembelajaran atau
disebut juga sebagai media instruksional.
Fungsi media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah untuk : (1)
memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis, (2) mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, (3) menghilangkan sikap pasif pada
subjek belajar, (4) membengkitkan motivasi pada subjek belajar. Untuk mendapatkan
gambaran yang agak rinci tentang macam-macam media pembelajaran, perlu
diadakan pembahasan seperlunya tentang taksonomi media pembelajaran(Asyar,
2012).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah taksonomi media berdasarkan rangsangan belajar?
2. Bagaimanakah taksonomi media berdasarkan fungsi pembelajaran?
3. Bagaimanakah taksonomi media menurut hirarki pemanfaatanya untuk
pendidikan?
4. Bagaimanakah taksonomi media berdasarkan indera yang terlibat?
BAB II
Dalam perjalanannya, perkembangan media pembelajaran mengikuti arus
perkembangan teknologi. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan adalah sistem
percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanistik. Kemudian teknologi audio visual
menggabungkan penemuan mekanistik dan elektronik untuk tujuan pembelajaran (Cecep,
Bambang: 2011). Seiring berjalannya waktu, maka banyak ditemukanlah media-media
pembelajaran baru yang inovatif dan efisien. Adapun pada kesempatan kali ini akan
dipaparkan taksonomi media pembelajaran dari beberapa pendekatan, yakni berdasarkan
Rangsangan Belajar, Fungsi Pembelajaran, Hirarki Pemanfaatanya untuk Pendidikan, serta
Indera yang Terlibat.
Sebelum membahas lebih jauh, kami akan mengemukakan pengertian dari
taksonomi itu sendiri.Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani tassein yang
berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan
sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu
(http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi).
A. Taksonomi Media Berdasarkan Rangsangan Belajar
Seiring berkembangnya zaman,mulailah bermunculan berbagai macam ilmu
pengetahuan yang diprakarsai oleh para ahli dalam dunia pendidikan, hal ini dapat
dibuktikan dengan beragam penemuan sehingga didapati berbagai teori tentang
pembelajaran.
Begitu juga dengan ditemukannya taksonomi pembelajaran berdasarkan
rangsangan belajar seperti yang dikemukakan oleh Edling, dalam upayanya ini ia
berpendapat bahwa seorang siswa, rangsangan belajar dan tanggapan merupakan
sebuah variabel kegiatan belajar menggunakan media(Yudhi, 2013).
Media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yang pertama
ialah kodifikasi subjektif visual, kedua adalah kodifikasi objektif audio, ketiga
kodifikasi subjektif audio dan keempat kodifikasi objektif visual, kelima pengalaman
langsung dengan orang dan terakhir adalah pengalaman langsung dengan benda. Hal
ini diperjelas seperti pada variabel berikut ini :
B. Taksonomi Media Berdasarkan Fungsi Pembelajaran
Taksonomi media pembelajaran yang kedua dikemukakan oleh Gagne
berdasarkan fungsi pembelajaran, Gagne membuat tujuh macam pengelompokan
media yaitu; benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar
diam, gambar gerak, film bersuara dan mesin belajar.
Kemudian ketujuh kelompok media yang sudah disebutkan di atas dikaitkan
dengan kemampuan fungsi belajar yang dikembangkannya. Seperti halnya perilaku
belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu,
menilai prestasi dan pemberian umpan balik. Untuk penjelasan tersebut dapat
dimudahkan dengan table berikut ini :
MEDIA
Fungsi Demonst
rasi
Penyam
paian
lisan
Media
Cetak
Gamba
r Diam
Gamba
r
Gerak
Film
dengan
suara
Mesin
Pembela
jaran
Stimulus Ya Terbatas
Terbata
s Ya Ya Ya Ya
Pengarah
an
Perhatian
/ kegiatan
Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya
Kodi
fikasi
Subje
ktif
(audi
o)
Kodi
fikasi
Obje
ktif
(visu
al)
Peng
alam
an
Lang
sung
deng
an
Oran
g
Kodi
fikasi
Subje
ktif
(visu
al)
Kodi
fikasi
Obje
ktif
(audi
o)
Peng
alam
an
Lang
sung
deng
an
Bend
a
Isy
ara
t
M
eni
ng
kat
Isy
ara
t
M
eni
ng
kat
Kemamp
ugan
Terbatas
yang
diharapk
an
Terbatas Ya Ya Terbata
s
Terbata
s Ya Ya
Isyarat
Eksternal Terbatas Ya Ya
Terbata
s
Terbata
s Ya Ya
Tuntutan
Cara
Berpikir
Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya
Alih
Kemamp
uan
Terbatas Ya Terbata
s
Terbata
s
Terbata
s Terbatas Terbatas
Penilaian
Hasil Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya
Umpan
Balik Terbatas Ya Ya Tidak
Terbata
s Ya Ya
C. Taksonomi Media menurut Hirarki Pemanfaatanya untuk Pendidikan
Menurut Duncan, taksonomi media dilihat dari pemanfaatanya dalam
pendidikan, ia menjelaskan bahwa semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai,
semakin mahal biaya investasinya, semakin sulit pengadaannya, tetapi juga semakin
umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya.Dan sebaliknya, jika
semakin sederhana perangkat media yang digunakan maka biayanya akan semakin
murah, pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaannya lebih khusus, dan lingkup
sasarannya lebih terbatas. Dengan demikian, hirarki Duncan disusun menurut tingkat
kerumitan perangkat media yang dipergunakan.
Untuk melihat hirarki pemanfaatannya dalam pendidikan, bisa kita lihat dalam
bagan berikut :
“Personal”
Kelompok Realita
Reproduksi (Rekaman)
Reproduksi (Rekaman)
Kelompok
Reproduksi (Rekaman)
Kelompok Reproduksi (Rekaman)
Manuskrip, Diktat, Blibiografi, Referensi, Duplikat Gambar Pameran dinding (termasuk papan tulis), Spesimen, Model Epidiaskop, Buku teks, Buku kerja, Lembaran teks terprogram Pita audio, Cakram (piringan) Rekaman, Laboratorium bahasa (audio) Film bingkai, film rangkai, OHP, tutorial audio visual, laboratorium bahasa yang diperkaya, stereogram dan sistem proyeksi dengan polarisasi Film bisu, film gelang, film dengan suara magnetik, dan film dengan suara optik (build-in) Teks terprogram dengan peralatan, radio vision, tv siaran terbatas (cctv), sistem respon (sasaran), program siaran TVST langsung (live), sistem pembelajaran dengan komputer, siaran audio dan siaran TV
D. Taksonomi Media berdasarkan Indera yang Terlibat
Berdasarkan indera yang dirangsang dalam proses pembelajaran, jenis media
dapat dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu media visual, media audio, media
audiovisual dan multimedia (Asyhar, 2012). Hal tersebut dipertegas oleh pandangan
Rudi Bertz dalam Sadiman mengidentifikasikan ciri utama media menjaditiga unsur pokok, yaitu:
suara, visual, dan gerak. Media visual sendiridibedakan menjadi tiga, yaitu: gambar, garis, dan simbol,
yang merupakansuatu bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Di samping
ciritersebut, Bretz juga membedakan antara media siar (telecomunication) danmedia rekam
(recording), sehingga terdapat delapan klasifikasi media, yaitu:(1) media audio visual gerak, (2)
media audio visual diam, (3) media visualgerak, (4) media visual diam, (5) media
semi gerak, (6) media audio, dan (7)media cetak. Secara lengkap dapai dilihat pada
skema berikut ini (Sadiman, 2008).
Biaya investasi
tinggi
Pengadaan sulit
Bersifat umum
Lingkup sasaran luas
Biaya murah
Bersifat lebih spesifik
Pengadaan mudah
Lingkup sasaran luas
MEDIA
TRANSMISI
SU-
ARA
GAM
-BAR GARIS
SIM-
BOL
GE-
RAK
MEDIA
REKAMAN
AUDIO VISUAL GERAK
Film/Suara
Televisi (TV) Pita Video, Film
TV
Holografi
Gambar/Suara
AUDIO VISUAL DIAM
Slow-Scan TV
Time-Shared TV
TV Diam
Film
Rangkai/Suara
Film
Bingkai/Suara
Halaman/Suara
Buku Dengan
Audio
AUDIO SEMI GERAK
Tulisan Jauh
Rekaman
Tulisan Jauh
Audio Pointer
VISUAL GERAK
Film Bisu
VISUAL DIAM
Halaman Cetak
Film Rangkai
Seri Gambar
Microform
Arsip Video
SEMI GERAK
Teleautograph
AUDIO
Telepon Radio
Cakram
(piringan) Audio
Pita Audio
CETAK
Teletip
Pia Berlubang
Jika dilihat dari intensitasnya, indera yang paling berperan dalam perolehan
pengetahuan dan pengalaman adalah indera penglihatan dan pendengaran. Indera
penglihatan dan pendengaran ini terkadang berjalan secara bersamaan dan juga berjalan
secara terpisah. Media pembelajaran yang melibatkan indera pendengaran (telinga) dapat
disebut dengan media audio; sedangkan media pembelajaran yang melibatkan indera
penglihatan (mata) disebut dengan media visual; jika media pembelajaran melibatkan
keduannya, maka dapat disebut sebagai media audiovisual. Dalam suatu pembelajaran
tidak hanya menggunakan indera penglihatan dan pendengaran saja, akan tetapi dapat
menggunakan banyak indera, hal ini dapat disebut sebagai multimedia.
Maka dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media dapat dikelompokan
menjadi 4 bagian, yaitu : media audio, media visual, media audiovisual dan multimedia.
Hal ini seperti yang terlihat dalam gambar berikut:
Indera
yang
Terlibat
Nama
Media
Sifat
Pesan
Program
(Software)
Penyalur
(Hadware)
Peralatan
proyeksi
Pen-
dengaran
Media
Audio
Audio
verbal dan
nonverbal
Program Radio
- Siaran langsung
- Siaran tunda
(rekam)
Radio
Program Audio
Rekam:
- Sajian bahan
diskusi
- Entertain
(musik)
- Narasi
- Dongeng
- Darama, Poetry
- Pengemb.
Kosakata
- Belajar konsep
- Model (meniru
suara, Nada, dll.)
- dan lain-lain.
Alat-alat
Rekam:
- Phonograph
(Gramaphone)
- Audio Tape:
Open reel tapes
(rell-to-reel)
Cassete tapes
- Compact Disc
Pengliha
-tan
Media
Visual
Visual-
Verbal
Visual
Nonverbal
grafis
Tulisan Verbal
Sketsa, lukisan,
photo, grafik,
diagram, bagan,
peta
Buku
Majalah
Koran
Poster
Modul
Komik
Atlas
Papan Visual
Opaque
Projector
Transparasi OHP
Computer Digital
Projector
Visual
Nonver-bal-
Tiga
Dimensi
Model Maket
(miniatur)
Mock Up (alat
tiruan)
Specimen
(barang contoh)
Diorama
Pen-
dengaran
dan
Pengliha
-tan
Media
Audio
Visual
Verbal dan
Nonverbal,
terdengar
dan terlihat
Program audio
visual:
- Film
Dokumenter
- Docudokumenter
- Film Drama, dll.
Film 8 mm, 16
mm, 35 mm
Film
Projector
Video:
Pita Magnetik
Video Disc
Chips Memory
Digital
Projector
Televisi
Multiin-
dera
Multimedi
a
Penga-
laman
langsung
Komputer
Pengalaman Berbuat: Lingkungan
nyata dan karyawisata
Pengalaman Terlibat: Permainan
dan Simulasi, Bermain Peran dan
Forum Teater
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, bahwa media audio adalah media yang
menggunakan indera pendengaran dan hanya memanipulasi kemampuan suara. Media
audio ini berfungsi untuk menerima pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal audio dapat
berupa bahasa lisan atau kata-kata, dan pesan nonverbal audio berupa bunyi-bunyian dan
vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, music, dan lain-lain. Jenis-jenis media audio ini
adalah program radio baik siaran langsung maupun siaran tunda (rekam) yang disalurkan
melalui radio. Selain itu, program audio rekam seperti: sajian bahan diskusi, entertain
(musik), narasi, dongeng, drama, poetry, pengembangan kosakata, belajar konsep, model
(meniru suara, nada, dll.) yang disalurkan melalui alat-alat rekam: Phonograph
(Gramaphone), Audio Tape dan Compact Disc.
Sedangkan media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Jenis
media visual ini diantaranya media visual-verbal, yaitu media yang memuat pesan-pesan
verbal (pesan linguistic berbentuk tulisan). Media visual-nonverbal-grafis yaitu media
yang memuat pesan nonverbal berupa simbol-simbol visual (gambar, grafik, diagram).
Media visual non verbal- tiga dimensi, yaitu media yang mempunyai 3 dimensi seperti
model, miniature, mock up. Jenis media visual yang pertama dan kedua bisa dibuat dalam
bentuk media cetak seperti buku, majalah, koran, modul, komik, poster dan atlas. Bisa juga
dibuat di atas papan visual seperti papan tulis dan papan pamer (display board), dan bisa
dibuat dalam bentuk tayangan, yakni melalui projectable aids atau alat-alat yang mampu
memproyeksikan pesan-pesan visual, seperti apaque projector, OHP (overhead projector),
digital projector (biasa disebut sebagai LCD atau Infocus).
Media audio visual adalah media yang menggunakan indera pendengaran dan
penglihatan sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui media
dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang terlihat layaknya media visual juga pesan
verbal dan nonverbal yang terdengar layaknya media audio di atas. Pesan visual yang
terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual seperti film
documenter, film docudokumenter, film drama, dan lain-lain. Semua program tersebut
dapat disalurkan melalui peralatan seperti film, video, dan juga televise dan dapat
disambungkan pada alat proyeksi (projectable aids).
Sedangkan multimedia yakni media yang melibatkan berbagai indera dalam proses
pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan
pengalaman secara langsung bisa melalui computer dan internet, bisa juga melalui
pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. Termasuk dalam pengalam berbuat adalah
lingkungan nyata dan karyawisata, sedangkan termasuk dalam pengalaman terlibat adalah
permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater (Yudhi, 2013).
BAB III
A. Kesimpulan
Taksonomi Media merupakan pengelompokkan suatu media atau teknologi
yang berhubungan dengan pendidikan. Setelah mengetahui berbagai macam
taksonomi atau klasifikasi dari berbagai penjelasan di atas, maka kesimpulan yang
dapat kita ambil adalah sebagai berikut,
Taksonomi media berdasarkan rangsangan belajar yakni menempatkan media
sebagai bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yang pertama ialah kodifikasi
subjektif visual, kedua adalah kodifikasi objektif audio, ketiga kodifikasi subjektif
audio dan keempat kodifikasi objektif visual, kelima pengalaman langsung dengan
orang dan terakhir adalah pengalaman langsung dengan benda.
Untuk taksonomi media berdasarkan fungsi pembelajaran, kami mengambil
pendapat dari Gagne yang membuat tujuh macam pengelompokan media yaitu; benda
untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak,
film bersuara dan mesin belajar.
Taksonomi media menurut hirarki pemanfaatanya untuk pendidikan menurut
Duncan, ia menyusun menurut tingkat kerumitan perangkat media yang dipergunakan
serta menjelaskan bahwa semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin
mahal biaya investasinya, semakin sulit pengadaannya, tetapi juga semakin umum
penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya. Dan sebaliknya, jika semakin
sederhana perangkat media yang digunakan maka biayanya akan semakin murah,
pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaannya lebih khusus, namun lingkup
sasarannya lebih terbatas. Dengan demikian, hirarki Duncan disusun menurut tingkat
kerumitan perangkat media yang dipergunakan.
Rudi Bertz berpendapat bahwa taksonomi media berdasarkan indera yang
terlibat, yakni berupa indera penglihatan, pendengaran dan gerak. Indera yang
dimaksud terdiri dari tiga unsur pokok yang digunakan sebagai dasar setiap media,
meliputi suara, visual, dan gerak. Unsur suara merupakan unsur yang menggunakan
indera pendengaran dan unsur visual menggunakan indera penglihatan.
Sekian dari kami, kurang lebihnya kami mohon ma’af. Wassallahu’alaa
nabiyyina Muhammad.
DAFTAR PUSTAKA
Asyhar, Rayandra, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Jakarta, Referensi,
2012.
Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran, Bogor, Ghalia Indonesia,
2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi.
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta, Referensi, 2013.
Sadiman, Arief dkk,Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta,
Rajawali Press, 2008.