tanaman herbal 5 jahe - defi in - administrator

20
 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalau kita bicara pengobatan herbal maka pikiran kita pasti melayang ke obat tradisional, jamu gendong, warung yang menyediakan jamu kemasan untuk obat sakit kepala atau masuk angin. Tidak salah memang sebab herbal memang masuk kategori obat tradisional. Di negara Asia lainnya terutama Cina, Korea dan India untuk penduduk pedesaan, obat herbal masuk dalam pilihan pertama untuk pengobatan, dinegara maju pun saat ini kecenderungan beralih kepengobatan tradisional terutama herbal menunjukan gejala peningkatan yang sangat signifikan. Dari hasil Susenas tahun 2007 menunjukan di Indonesia sendiri keluhan sakit yang diderita penduduk Indonesia sebesar 28.15% dan dari jumlah tersebut ternyata 65.01% nya memilih pengobatan sendiri menggunakan obat dan 38.30% lainnya memilih menggunakan obat tradisional, jadi kalau penduduk Indonesia diasumsikan sebanyak 220 juta jiwa maka yang memilih menggunakan obat tradisional sebanyak kurang lebih 23,7 juta jiwa, suatu jumlah yang sangat besar. Pengobatan tradisional sendiri menurut Undang-undang No 36/2009 tentang Kesehatan melingkupi bahan atau ramuan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian [galenik] atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan. Sesuai dengan pasal 100 ayat (1) dan (2), sumber obat tradisional yang sudah terbukti berkhasiat dan aman digunakan akan tetap dijaga kelestariannya dan dijamin Pemerintah untuk pengembangan serta pemeliharaan bahan bakunya. Indonesia sendiri yang terletak didaerah tropis memiliki keunikan dan kekayaan hayati yang sangat luar biasa, tercatat tidak kurang dari 30.000 jenis tanaman obat yang tumbuh di Indonesia walaupun yang sudah tercatat sebagai produk Fitofarmaka [bisa diresepkan] baru ada 5 produk dan produk obat herbal terstandar baru ada 28 produk. Terlihat potensi yang masih belum digali masih sangat besar dalam pengembangan obat herbal terutama yang merupakan produk herbal asli Indonesia.

Upload: wwwridlinenet

Post on 02-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tanaman Herbal 5 Jahe

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Kalau kita bicara pengobatan herbal maka pikiran kita pasti melayang ke obat

    tradisional, jamu gendong, warung yang menyediakan jamu kemasan untuk obat sakit kepala atau masuk angin. Tidak salah memang sebab herbal memang masuk kategori

    obat tradisional. Di negara Asia lainnya terutama Cina, Korea dan India untuk penduduk

    pedesaan, obat herbal masuk dalam pilihan pertama untuk pengobatan, dinegara maju pun saat ini kecenderungan beralih kepengobatan tradisional terutama herbal menunjukan gejala peningkatan yang sangat signifikan.

    Dari hasil Susenas tahun 2007 menunjukan di Indonesia sendiri keluhan sakit yang diderita penduduk Indonesia sebesar 28.15% dan dari jumlah tersebut ternyata 65.01% nya memilih pengobatan sendiri menggunakan obat dan 38.30% lainnya memilih menggunakan obat tradisional, jadi kalau penduduk Indonesia diasumsikan sebanyak 220 juta jiwa maka yang memilih menggunakan obat tradisional sebanyak kurang lebih 23,7 juta jiwa, suatu jumlah yang sangat besar.

    Pengobatan tradisional sendiri menurut Undang-undang No 36/2009 tentang Kesehatan melingkupi bahan atau ramuan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian [galenik] atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan. Sesuai dengan pasal 100 ayat (1) dan (2), sumber obat tradisional yang sudah terbukti berkhasiat dan aman digunakan akan tetap dijaga kelestariannya dan dijamin Pemerintah untuk pengembangan serta pemeliharaan bahan bakunya.

    Indonesia sendiri yang terletak didaerah tropis memiliki keunikan dan kekayaan hayati yang sangat luar biasa, tercatat tidak kurang dari 30.000 jenis tanaman obat yang tumbuh di Indonesia walaupun yang sudah tercatat sebagai produk Fitofarmaka [bisa diresepkan] baru ada 5 produk dan produk obat herbal terstandar baru ada 28 produk. Terlihat potensi yang masih belum digali masih sangat besar dalam pengembangan obat herbal terutama yang merupakan produk herbal asli Indonesia.

  • 2

    Tahun 2007 telah dicanangkan oleh pemerintah bahwa Jamu adalah Brand Indonesia, walau pada kenyataannya masih dianggap strata paling bawah dalam

    pengobatan karena belum teruji secara ilmiah. Dunia Kedokteran Indonesia sendiri secara perlahan mulai membuka diri

    menerima herbal sabagai pilihan untuk pengobatan, bukan sekedar sebagai pengobatan alternatif saja, ini terbukti dengan berdirinya beberapa organisasi seperti Badan Kajian Kedokteran Tradisional dan Komplementer Ikatan Dokter Indonesia pada Muktamar IDI XXVII tahun 2009, Persatuan Dokter Herbal Medik Indonesia [PDHMI], Persatuan Dokter Pengembangan Kesehatan Timur [PDPKT] dan beberapa organisasi sejenis lainnya.

    Ini semua menggambarkan dunia kedokteran walau masih belum terbuka lebar tetapi para pelakunya, yaitu para dokter mulai melihat potensi yang besar dan ternyata bisa dikembangkan dalam pengobatan berbasis obat herbal, tidak hanya untuk menangani penyakit yang ringan saja tetapi juga untuk mengatasi penyakit yang berat.

    Ketergantungan masyarakat terhadap obat konvensional kedokteran diharapkan bisa secara pasti diganti dengan masuknya obat herbal, saat ini ternyata

    95% bahan baku obat konvensional masih di import, berapa banyak devisa yang bisa dihemat bila peralihan ini berjalan mulus.

    Memasuki tahun 2010, Badan Litbang Depkes mempelopori suatu usaha yang sangat terpuji dan patut didukung penuh yaitu dengan membuat model Rumah Sehat atau Klinik Jamu, model ini akan menerapkan penggunaan jamu sebagai obat yang diberikan dokter untuk pasiennya, suatu terobosan yang didukung oleh

    kebijakan pemerintah dan akan diuji coba didaerah Jawa Tengah pada awal tahun 2010. Dipilihnya Jawa Tengah mungkin juga dengan pertimbangan saat ini banyak perusahaan Jamu dalam skala kecil sampai besar yang berlokasi di Jawa Tengah serta kebiasaan orang jawa meminum jamu sejak dulu.

    Bekerjasama dengan GP Jamu [Gabungan Pengusaha Jamu] sebagai penyedia kebutuhan obat herbal, Rumah Sehat ini akan dipimpin oleh Dokter sebagai

    penanggung jawab dan yang menggembirakan ternyata sudah cukup banyak para dokter yang berminat dan terdaftar untuk mempelajari serta mendalami pengobatan herbal.

    Memang masih memerlukan banyak persiapan, baik secara mental dari para dokter yang memberikan obat serta merubah persepsi pasien bahwa pengobatan herbal atau minum jamu itu ketinggalan jaman, kita harus bisa menerima kenyataan

  • 3

    bahwa jaman sudah berubah, mencontoh Cina yang dengan berani memberikan pilihan kepada pasien untuk menggunakan pengobatan dengan obat konvensional atau

    tradisional. Saatnya juga bagi perusahaan jamu yang peduli dengan khasiat serta mutu

    untuk mulai menerapka standar yang berlaku seperti GMP, SNI, CPOTB sampai HACCP agar keyakinan masyarakat atas mutu produk yang dihasilkan bisa diperoleh.

    Dukungan dari semua pihak, baik para pelaku petani yang diharapkan memberikan hasil olahan tanaman herbal dengan kualitas tinggi, keterlibatan dunia

    perguruan tingga dan swasta untuk melakukan uji coba khasiat obat herbal, kemudahan peraturan dan dukungan penuh pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan dan BPOM akan menjadikan Indonesia menjadi salah satu Negara terkemuka yang menghasilkan Obat Herbal bermutu tinggi dan menjadikan Pengobatan Tradisional terutama Herbal bukanlah sekedar Pengobatan Alternative belaka.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apakah pengertian dari tanaman herbal? 2. Bagaimana cara membudidayakan jahe sebagai tanaman herbal? 3. Makanan / minuman apa yang dapat dihasilkan dari jahe?

    C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian tanaman herbal.

    2. Mengetahui cara budidaya jahe sebagai tanaman herbal. 3. Memberikan contoh hasil olahan berupa makanan / minuman dari jahe.

  • 4

    BAB II PEMBAHASAN

    A. Pengertian Tanaman Herbal Tanaman herbal adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan

    sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit

    tertentu atau jika tidak mengandung zat aktif tertentu tapi mengandung efek resultan / sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati.

    Dalam penggunaan tanaman herbal sebagai obat bisa dengan cara diminum, ditempel, untuk mencuci/mandi, dihirup sehingga penggunaannya dapat memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan.

    B. Tanaman Herbal Jahe

    Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.

  • 5

    Manfaat jahe, berdasar sejumlah penelitian, antara lain: 1. Merangsang pelepasan hormon adrenalin, memperlebar pembuluh

    darah, sehingga darah mengalir lebih cepat dan lancar. Tubuh pun menjadi lebih hangat, kerja jantun memompa darah lebih ringan. Akibatnya, tekanan darah menjadi turun.

    2. Jahe mengandung dua enzim pencernaan yang penting. Pertama,

    protease yang berfungsi memecah protein. Kedua, lipase yang berfungsi memecah lemak. Kedua enzim ini membantu tubuh

    mencerna dan menyerap makanan. 3. Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang berguna

    bagi tubuh. Komponen yang paling utama adalah gingerol yang bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol diperkirakan juga membantu menurunkan kadar kolesterol.

    4. Memblok serotonin, yaitu senyawa kimia pembawa pesan. Senyawa ini

    menyebabkan perut berkontraksi, sehigga timbul rasa mual. Misalnya pada orang yang mengalami mabuk perjalanan. Jadi, untuk mencegah mabuk perjalanan, ada baiknya minum wedang jahe sebelum bepergian. Caranya: pukul-pukul jahe segar sepanjang 1 ruas jari, masukkan dalam satu gelas air panas. Beri madu secukupnya, lalu minum. Bisa juga menggunakan sepertiga sendok teh jahe bubuk, atau kalau tahan, makan dua kerat jahe mentah.

    5. Membuat lambung menjadi nyaman, dan membantu mengeluarkan angin. Bisa meringankan kram perut saat menstruasi atau kram akibat terlalu banyak mengkonsumsi makanan berlemak.

    6. Membantu tubuh melawan pilek dan flu. Jahe mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh

    radikal bebas di dalam tubuh. 7. Jahe merupakan pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan

    nyeri rematik, sakit kepala, dan migren. Caranya, minum wedang jahe 3 kali sehari. Bisa juga minum wedang ronde, mengulum permen jahe, atau menambahkan jahe saat Anda membuat soto, semur, atau rendang.

  • 6

    C. Pedoman Budidaya 1. Persyaratan Tumbuh

    Untuk budidaya jahe diperlukan lahan di daerah yang sesuai untuk pertumbuhannya. Untuk pertumbuhan jahe yang optimal diperlukan persyaratan iklim dan lahan sebagai berikut : iklim tipe A, B dan C (Schmidt & ferguson), ketinggian tempat 300 - 900 m dpl., temperatur rata-rata tahunan 25 - 30 C, jumlah bulan basah (> 100 mm/bl) 7 - 9 bulan per tahun, curah hujan per tahun 2 500 4 000 mm, intensitas cahaya matahari 70 - 100% atau agak ternaungi sampai terbuka, drainase tanah baik, tekstur tanah lempung sampai lempung liat berpasir, pH tanah 6,8 7,4. Pada lahan dengan pH rendah dapat diberikan kapur pertanian (kaptan) 1 - 3 ton/ha atau dolomit 0,5 - 2 ton/ha untuk meningkatkan pH tanah. Pada lahan dengan kemiringan > 3% dianjurkan untuk dilakukan pembuatan teras, teras bangku sangat dianjurkan bila kemiringan lereng cukup curam. Hal ini untuk menghindari terjadinya pencucian lahan yang mengakibatkan tanah menjadi tidak subur, dan benih jahe hanyut terbawa arus.

    Persyaratan lahan lainnya yang juga penting bagi penamaman jahe adalah lahan bukan merupakan daerah endemik penyakit tular tanah (soil borne diseases) terutama bakteri layu dan nematoda. Untuk menjamin kesehatan lahan, sebaiknya lahan yang digunakan bukan bekas jahe, atau tidak ada serangan penyakit bakteri layu dilahan tersebut dan hanya dua kali berturut-turut ditanami jahe. Tahun berikutnya dianjurkan pindah tempat untuk menghindari kegagalan panen karena kendala penyakit dan adanya gejala allelopati.

    2. Bahan Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rosc.; Ginger) adalah tanaman herba tahunan

    yang tergolong famili Zingiberaceae, dengan daun berpasangpasangan dua-

    dua berbentuk pedang, rimpang seperti tanduk, beraroma. Selama ini di Indonesia, berdasarkan pada bentuk, warna dan aroma rimpang serta komposisi kimianya dikenal 3 tipe jahe, yaitu jahe putih besar, jahe emprit dan jahe merah. Jahe putih besar (Z. officinale var. officinarum) mempunyai rimpang besar berbuku, berwarna putih kekuningan dengan diameter 8,47 8,50 cm, aroma kurang tajam, tinggi dan panjang rimpang 6,20 11,30 dan

  • 7

    15,83 32,75 cm, warna daun hijau muda, batang hijau muda dengan kadar minyak atsiri didalam rimpang 0,82 2,8%.

    Jahe putih kecil (Z. officinale var. amarum) mempunyai rimpang kecil berlapis-lapis, aroma tajam, berwarna putih kekuningan dengan diameter 3,27 4,05 cm, tinggi dan panjang rimpang 6,38 11,10 dan 6,13 31,70 cm, warna daun hijau muda, batang hijau muda dengan kadar minyak atsiri 1,50 3,50%. Jahe merah (Z. officanale var. rubrum) mempunyai rimpang kecil berlapis, aroma sangat tajam, berwarna jingga muda sampai merah dengan diameter 4,20 4,26 cm, tinggi dan panjang rimpang 5,26 10,40 dan 12,33 12,60 cm, warna daun hijau muda, batang hijau kemerahan dengan kadar minyak atsiri 2,58 3,90%. Balittro telah melepas varietas unggul jahe putih besar (Cimanggu-1) dengan potensi produksi 17 - 37 ton/ha. Sedangkan calon varietas unggul jahe putih kecil dan jahe merah rata-rata potensi produksinya masing-masing untuk jahe putih kecil adalah 16 ton/ha dengan kadar minyak atsiri 1,7 3,8%, kadar oleoresin 2,39 8,87%. Sedangkan jahe merah potensi produksinya 22 ton/ha, kadar minyak atsiri 3,2 3,6%, kadar oleoresin 5,86 6,36%.

    3. Pembenihan Benih yang digunakan harus jelas asal usulnya, sehat dan tidak

    tercampur dengan varietas lain. Benih yang sehat harus berasal dari pertanaman yang sehat, tidak terserang penyakit. Beberapa penyakit penting

    pada tanaman jahe yang umum dijumpai, terutama jahe putih besar, adalah layu bakteri (Ralstonia solanacearum), layu fusarium (Fusarium oxysporum), layu rizoktonia (Rhizoctonia solani), nematoda (Rhodopolus similis) dan lalat rimpang (Mimergralla coeruleifrons, Eumerus figurans) serta kutu perisai (Aspidiella hartii). Rimpang yang telah terinfeksi penyakit tidak dapat digunakan sebagai benih karena akan menjadi sumber penularan penyakit di lapangan. Pemilihan benih harus dilakukan sejak pertanaman masih di lapangan.

    Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit atau tercampur dengan jenis lain, maka tanaman yang terserang penyakit dan tanaman jenis lain harus dicabut dan dijauhkan dari areal pertanaman. Pemilihan (penyortiran) selanjutnya dilakukan setelah panen, yaitu di gudang

  • 8

    penyimpanan. Pemeriksaan dilakukan untuk membuang benih yang terinfeksi hama dan penyakit atau membuang benih dari jenis lain. Rimpang yang akan digunakan untuk benih harus sudah tua minimal berumur 10 bulan. Ciri-ciri rimpang tua antara lain kandungan serat tinggi dan kasar, kulit licin dan keras tidak mudah mengelupas, warna kulit mengkilat menampakkan tanda bernas. Rimpang yang terpilih untuk dijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2 - 3 bakal mata tunas yang baik dengan bobot sekitar 25 - 60 g untuk jahe putih besar, 20 - 40 g untuk jahe putih kecil dan jahe merah.

    Kebutuhan benih per ha untuk jahe merah dan jahe emprit 1 1,5 ton, sedangkan jahe putih besar yang dipanen tua membutuhkan benih 2 - 3 ton/ha dan 5 ton/ha untuk jahe putih besar yang dipanen muda. Bagian rimpang yang terbaik dijadikan benih adalah rimpang pada ruas kedua dan ketiga. Sebelum ditanam rimpang benih ditunaskan terlebih dahulu dengan cara menyemaikan yaitu, menghamparkan rimpang di atas jerami/alang-alang tipis, di tempat yang teduh atau di dalam gudang penyimpanan dan tidak ditumpuk. Untuk itu biasa digunakan wadah atau rak-rak terbuat dari bambu atau kayu sebagai alas.

    Selama penyemaian dilakukan penyiraman setiap hari sesuai kebutuhan, untuk menjaga kelembaban rimpang. Benih rimpang bertunas dengan tinggi tunas yang seragam 1 - 2 cm, siap ditanam di lapangan dan dapat beradaptasi langsung, juga tidak mudah rusak. Rimpang yang sudah bertunas tersebut kemudian diseleksi dan dipotong menurut ukuran. Untuk mencegah infeksi bakteri, dilakukan perendaman didalam larutan antibiotik dengan dosis

    anjuran. Kemudian dikering anginkan.

    4. Persiapan Lahan Sebelum tanam dilakukan pengolahan tanah. Tanah diolah sedemikian

    rupa agar gembur dan dibersihkan dari gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah sedalam 30 cm, dibersihkan

    dari ranting-ranting dan sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk. Untuk tanah dengan lapisan olah tipis, pengolahan tanahnya harus hati-hati disesuaikan dengan lapisan tanah tersebut dan jangan dicangkul atau digarpu terlalu dalam sehingga tercampur antara lapisan olah dengan lapisan tanah bawah, hal ini dapat mengakibatkan tanaman kurang subur tumbuhnya. Setelah tanah diolah dan digemburkan, dibuat bedengan searah lereng (untuk tanah yang miring),

  • 9

    sistim guludan atau dengan sistim pris (parit). Pada bedengan atau guludan kemudian dibuat lubang tanam.

    5. Jarak Tanam Benih jahe ditanam sedalam 5 - 7 cm dengan tunas menghadap ke atas,

    jangan terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman jahe putih besar yang dipanen tua adalah 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40 cm, jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm.

    6. Pemupukan Pupuk kandang domba atau sapi yang sudah masak sebanyak 20

    ton/ha, diberikan 2 - 4 minggu sebelum tanam. Sedangkan dosis pupuk buatan SP-36 300 - 400 kg/ha dan KCl 300 - 400 kg/ha, diberikan pada saat tanam. Pupuk urea diberikan 3 kali pada umur 1, 2 dan 3 bulan setelah tanam

    sebanyak 400 - 600 kg/ha, masing-masing 1/3 dosis setiap pemberian. Pada umur 4 bulan setelah tanam dapat pula diberikan pupuk kandang ke dua

    sebanyak 20 ton/ha.

    7. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi

    dengan baik. a) Penyiangan gulma

    Sampai tanaman berumur 6 - 7 bulan banyak tumbuh gulma, sehingga penyiangan perlu dilakukan secara intensif secara bersih. Penyiangan setelah umur 4 bulan perlu dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran yang dapat menyebabkan masuknya

    benih penyakit. Untuk mengurangi intensitas penyiangan bisa digunakan mulsa tebal dari jerami atau sekam.

    b) Penyulaman Menyulam tanaman yang tidak tumbuh dilakukan pada umur 1 1,5 bulan setelah tanam dengan memakai benih cadangan yang sudah diseleksi dan disemaikan.

    c) Pembumbunan / pendangiran

  • 10

    Pembumbunan mulai dilakukan pada saat telah terbentuk rumpun dengan 4 - 5 anakan, agar rimpang selalu tertutup tanah. Selain itu, dengan dilakukan pembumbunan, drainase akan selalu terpelihara.

    d) Pengendalian organisme pengganggu tanaman Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai dengan keperluan. Penyakit utama pada jahe adalah busuk rimpang yang disebabkan oleh serangan bakteri layu (Ralstonia solanacearum). Sampai saat ini belum ada metode pengendalian yang memadai, kecuali dengan

    menerapkan tindakan-tindakan untuk mencegah masuknya benih penyakit, seperti penggunaan lahan sehat, penggunaan benih sehat, perlakuan benih sehat (antibiotik), menghindari perlukaan (penggunaan abu sekam), pergiliran tanaman, pembersihan sisa tanaman dan gulma, pembuatan saluran irigasi supaya tidak ada air menggenang dan aliran air tidak melalui petak sehat (sanitasi), inspeksi kebun secara rutin. Tanaman yang terserang layu bakteri segera dicabut dan dibakar untuk menghindari meluasnya serangan

    OPT. Hama yang cukup signifikan adalah lalat rimpang Mimergralla coeruleifrons (Diptera, Micropezidae) dan Eumerus figurans (Diptera, Syrpidae), kutu perisai (Aspidiella hartii) yang menyerang rimpang mulai dari pertanaman dan menyebabkan

    penampilan rimpang kurang baik serta bercak daun yang disebabkan oleh cendawan (Phyllosticta sp.). Serangan penyakit ini apabila terjadi pada tanaman muda (sebelum 6 bulan) akan menyebabkan penurunan produksi yang cukup signifikan. Tindakan mencegah perluasan penyakit ini dengan menyemprotkan fungisida segera setelah terlihat ada serangan (diulang setiap minggu sekali), sanitasi tanaman sakit, inspeksi secara rutin.

    8. Pola Tanam Untuk meningkatkan produktivitas lahan, jahe dapat ditumpangsarikan

    dengan tanaman pangan seperti kacang-kacangan dan tanaman sayuran, sesuai dengan kondisi lahan.

  • 11

    9. Panen Panen untuk konsumsi dimulai pada umur 6 sampai 10 bulan. tetapi,

    rimpang untuk benih dipanen pada umur 10 - 12 bulan. Cara panen dilakukan dengan membongkar seluruh rimpangnya menggunakan garpu, cangkul, kemudian tanah yang menempel dibersihkan. Dengan menggunakan varietas unggul jahe putih besar (Cimanggu-1) dihasilkan rata-rata 27 ton rimpang segar, calon varietas unggul jahe putih kecil (JPK 3; JPK 6) dengan cara budidaya yang direkomendasikan, dihasilkan rata-rata 16 ton/ha rimpang segar dengan kadar minyak atsiri 1,7 3,8%, kadar oleoresin 2,39 8,87%. Sedangkan jahe merah 22 ton/ha dengan kadar minyak atsiri 3,2 3,6%, kadar oleoresin 5,86 6,36%. Mutu rimpang dari varietas unggul Cimanggu-1 dan calon varietas unggul jahe putih kecil dan jahe merah, memenuhi standar Materia Medika Indonesia (MMI).

    Berdasarkan standar perdagangan, mutu rimpang jahe segar dikatagorikan sebagai berikut:

    Mutu I : bobot 250 g/rimpang, kulitnya tidak terkelupas, tidak mengandung benda asing dan kapang;

    Mutu II : bobot 150 - 249 g/rimpang, kulitnya tidak terkelupas, tidak mengandung benda asing dan kapang;

    Mutu III : bobot sesuai hasil analisis, kulit yang terkelupas

    maksimum 10%, benda asing maksimum 3%, kapang maksimum 10%

    10. Pasca Panen Tahapan pengolahan jahe meliputi penyortiran, pencucian, pengirisan,

    pengeringan, pengemasan dan penyimpanan. Setelah panen, rimpang harus

    secepatnya dibersihkan untuk menghindari kotoran yang berlebihan serta mikroorganisme yang tidak diinginkan. Rimpang dibersihkan dengan

    disemprot air yang bertekanan tinggi, atau dicuci dengan tangan. Setelah pencucian, rimpang dianginanginkan untuk mengeringkan air pencucian. Untuk penjualan segar, jahe dapat langsung dikemas.

    Tetapi bila diinginkan dalam bentuk kering atau simplisia, maka perlu dilakukan pengirisan rimpang setebal 1 4 mm. Untuk mendapatkan simplisia dengan tekstur menarik, sebelum diiris rimpang direbus beberapa menit

  • 12

    sampai terjadi proses gelatinisasi Rimpang yang sudah diiris, selanjutnya dikeringkan dengan energi surya atau dengan pengering buatan/oven pada

    suhu 36 46 C. Bila kadar air telah mencapai sekitar 8 - 10%, yaitu bila rimpang bisa dipatahkan, pengeringan telah dianggap cukup. Selain itu, dikenal jahe kering gelondong (jahe putih kecil dan jahe merah) yang diproses dengan cara rimpang jahe utuh ditusuk-tusuk agar air keluar sebagian, kemudian dijemur dengan energi matahari atau dioven sampai kering atau kadar air mencapai 8 - 10%. Rimpang kering dapat dikemas dalam peti,

    karung atau plastik yang kedap udara, dan dapat disimpan dengan aman, apabila kadar airnya rendah. Ruang penyimpan harus diperhatikan sanitasinya, berventilasi baik, dengan suhu ruangan yang rendah dan kering untuk mencegah pencemaran oleh mikroba dan hama gudang.

  • 13

    BAB III HASIL OLAHAN

    Olahan jahe memang sudah bermacam-macam saat ini mengingat dari sekian jenis jahe masing-masing memiliki manfaat khasnya tersendiri, dan dalam makalah ini akan kami

    berikan beberapa contoh makanan / minuman hasil dari olahan jahe. 1. Makanan

    KUE JAHE KENARI

    Bahan-bahan/bumbu-bumbu: 200 gram margarin

    75 gram gula palem, dihaluskan

    50 gram gula tepung

    1 butir telur utuh

    1 kuning telur

    275 gram tepung terigu protein sedang

    30 gram maizena

    25 gram susu bubuk

    1 sendok teh baking powder

    1/2 sendok teh bumbu spekuk

    1 sendok teh bubuk jahe 1 kuning telur untuk olesan

    40 gram kenari iris panjang untuk taburan Cara membuat :

    Kocok margarin, gula palem, dan gula tepung 2 menit. Masukkan telur. Kocok rata.

  • 14

    Tambahkan tepung terigu, maizena, susu bubuk, baking powder,

    bumbu spekuk, dan bubuk jahe sambil diayak dan diaduk rata. Giling tipis adonan setebal 1/2 cm. Cetak sesuai selera. Letakkan di

    loyang yang dioles tipis margarin.

    Oles kuning telur. Tabur kenari.

    Oven 35 menit dengan suhu 140 derajat Celcius sampai matang.

    RESEP KUE KERING COOKIES JAHE

    Bahan: Mentega tawar 100 gram

    Batang vanilla, ambil bijinya Brown sugar 175 gram

    Telur ayam 1 butir

    Madu 1 sendok makan

    Tepung terigu serbaguna 200 gram, ayak

    Jahe bubuk 1 sendok makan, ayak

    Baking powder sendok teh

    Soda kue sendok teh, ayak

    Gula pasir 100 gram

    Cara Membuat Kue Kering: Langkah pertama, panaskan oven sampai dengan suhu 160 C.

  • 15

    Kemudian Anda dapat menggunakan baking pape untuk mengalasi loyang kue kering, setelah itu sisihkan.

    Langkah kedua, kocok mentega, vanilla, dan brown sugar menggunakan mixer dengan kecepatan sedang sampai lembut. Setelah itu, tambahkan telur dan madu, aduk hingga rata menggunakan bantuan spatula. Kemudian masukkan tepung, jahe, dan soda kue, aduk sampai rata.

    Langkah ketiga, ambil 1 sendok teh adonan, kemudian bentuk bulat, setelah itu gulingkan ke dalam gula. Tempatkan di atas loyang yang

    telah disiapkan pada langkah pertama tadi, tekan sedikit pada bagian atas menggunakan jari. Ulangi langkah tersebut sampai adonan habis.

    Tertakhir, panggang kue sampai matang kurang lebih selama 15 menit. Setelah itu angkat, dan dinginkan.

    Resep kue kering diatas dapat dibuat menjadi 35 buah kue. Cukup banyak jika untuk sajian camilan sehari-hari dirumah. Jika Anda ingin membuat lebih banyak lagi, bisa menambahkan bahan sesuai dengan perbandingan resep diatas. Anda juga bisa mencoba resep kue kering cookies karamel sebagai alternatif lain dalam membuat cookies.

    2. Minuman JAHE KOLANG KALING

  • 16

    Bahan yang dibutuhkan : 1 liter air

    250 ml santan kental

    100 gr jahe, bersihkan, memarkan Garam sedikit

    Gula Jawa sedikit

    Gula pasir sedikit

    Kolang-kaling secukupnya, iris

    2 lembar daun pandan, simpulkan

    Cara membuat Es Jahe kolang kaling : Didihkan air, masukkan garam, gula jawa, daun pandan, jahe, dan gula

    pasir.

    Aduk-aduk rata lalu saring.

    Jerang lagi, masukkan santan, aduk hingga mendidih.

    Rasakan, jika kurang manis tambahkan gula. Sajikan di gelas saji dengan diberi buah kolang-kaling yang sudah

    diiris tipis dan es batu

    ES APEL JAHE

    Bahan yang dibutuhkan : 500 ml sari buah apel

    100 ml sirup jahe

    The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart y our computer, and then open the file again. If the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again.

  • 17

    2 buah apel, potong dadu

    1 buah jeruk lemon, ambil airnya Es batu secukupnya

    Daun mint secukupnya

    Cara Membuat Es Apel Jahe Campur potongan apel dan air jeruk lemon, sisihkan. Campur semua bahan.

    Beri es batu.

    KOPI JAHE ARAB

    Bahan membuat kopi jahe arab 1 Kg Kopi

    1 Kg jahe 10 Butir Cengkeh

    1 Batang Kayu manis

    25 Kapulaga

    2 lbr Daun Pandan

    1 buah jeruk wangi Cara membuat kopi jahe arab spesial

    Jahe diiris tipis-tipis lalu dijemur sampai kering kurang lebih 2 hari. Kopi Arabica disanggrai sampai berwarna Merah keclokatan, kurang

    lebih 40menit (jangan sampai gosong).

    The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart y our computer, and then open the file again. If the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again.

  • 18

    Jahe yang telah dijemur kering disanggrai sampai berwarna coklat muda atau sampai kira-kira kelihatan matang. Dalam menyanggrai, jahe jangan dicampur dengan kopinya.

    Kayu manis dan cengkeh disanggrai bersama sekitar 20 menit.

    Kapulaga dikupas kecil-kecil bijinya beserta kulitnya. Semua bahan siap dicampur.

    Sajikan dengan air panas dengan perbandingan 1 sendok makan kopi dan 2sendok makan gula, atau sesuai selera anda tambahkan daun

    pandang yang telah disiapkan.

  • 19

    BAB III PENUTUP

    A. Kesimpulan Tanaman obat adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat

    sebagai obat. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya

    tanaman obat untuk keluarga dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual.

    Tanaman yang dipelihara di pekarangan rumah tidak memerlukan perawatan khusus, baik sebagai bumbu dapur atau bahan obat. Perlakuan khusus dalam budi daya tanaman obat dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang optimum. Kegiatan pemupukan dan pengandalian

    hama penyakit tanaman perlu dilakukan. Kegiatan ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi yang terkandung dalam pupuk atau pestisida.

    Pemakaian bahan kimiawi dapat mencemari lingkungan, baik tanah maupun air, dan yang paling berbahaya residu yang dihasilkan akan terakumulasi dalam produk tanaman yang dihasilkan. Untuk itu, perlu diperkenalkan sistem budi daya yang tidak tergantung pada bahan-bahan kimia. Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian

    organik. Dalam budi daya tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk organik untuk menambah unsur hara mineral yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik yang

    digunakan di antaranya adalah pupuk kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur, dan serasah daun. Selain itu, sebagai bahan pengendali hama penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang terdapat di sekitar rumah, seperti tanaman babadotan (Ageratum conyzoides), sirsak, lantana, dan daun tembakau.

    B. Saran Penyusun menyarankan pada para pembaca sekalian untuk semakin

    menggalakkan penggunaan tanaman obat karena melihat bahwa tanaman obat

    memiliki fungsi dan khasiat yang lebih ampuh dibandingkan dengan obat-obatan kimia. Selain itu juga tanaman obat lebih mudah didapat dan diolah dengan teknologi yang lebih sederhana serta pembudidayaannya juga tidak membutuhkan banyak biaya.

  • 20

    DAFTAR PUSTAKA

    http://afidatulwahyuni.wordpress.com/2012/08/09/pengertian-tanaman-herbal/ http://tanamanherbal.wordpress.com/ http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/04/22/aneka-jenis-tanaman-obat-obatan-serta-

    khasiatnya/

    http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_obat_keluarga http://anekaflora.org/cara-budidaya-jahe-merah/ http://ilmujahe.blogspot.com/2014/01/8-olahan-dari-jahe.html http://www.sajiansedap.com/recipe/detail/14709/kue-jahe-kenari#.VAMqXUCJCho http://gemahgemilang.blogspot.com/2013/04/resep-membuat-kue-kering-cookies-jahe.html http://cara-memasak.com/jahe-kolang-kaling http://cara-memasak.com/membuat-es-apel-jahe http://cara-memasak.com/cara-membuat-kopi-jahe-arab